kajian pustaka a. pembelajaran matematikaeprints.umm.ac.id/48138/41/bab ii.pdf · yang berangkai,...

12
6 KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika Pembelajaran yaitu suatu proses dua arah, di mana mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik (Hermawan, 2014). Pembelajaran dapat diartikan juga sebagai bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Menurut Lefudin (2017) pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol kemudian diterapkan pada situasi nyata (Fitri, dkk, 2014) Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru dan peserta didik untuk memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol kemudian diterapkan pada situasi nyata. Kurikulum 2013 dalam Permendiknas No. 59 Tahun 2014 menyatakan tujuan pembelajaran matematika agar siswa memiliki kemampuan koneksi matematis yang baik yang akhirnya dapat digunakan dalam menyelesaikan pemecahan masalah matematis. B. Model Pembelajaran Structure Numbered Heads 1. Pengertian Model Pembelajaran Structure Numbered Heads Teknik Structure Numbered Heads merupakan modifikasi dari Kepala Bernomor yang dikembangkan oleh Spencer Kagan. Menurut Lie (2010), penugasan diberikan kepada peserta didik berdasarkan nomer terhadap tugas yang berangkai, masing-masing peserta didik dalam kelompok memiliki tugas

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematikaeprints.umm.ac.id/48138/41/BAB II.pdf · yang berangkai, masing-masing peserta didik dalam kelompok memiliki tugas . 7 yang berbeda dan model

6

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran yaitu suatu proses dua arah, di mana mengajar dilakukan

oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta

didik (Hermawan, 2014). Pembelajaran dapat diartikan juga sebagai bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik. Menurut Lefudin (2017) pembelajaran adalah

setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang

mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses

yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam

konteks kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami

arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol kemudian diterapkan pada

situasi nyata (Fitri, dkk, 2014)

Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika

adalah suatu proses sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan

evaluasi yang dilakukan oleh guru dan peserta didik untuk memahami arti dan

hubungan-hubungan serta simbol-simbol kemudian diterapkan pada situasi

nyata. Kurikulum 2013 dalam Permendiknas No. 59 Tahun 2014 menyatakan

tujuan pembelajaran matematika agar siswa memiliki kemampuan koneksi

matematis yang baik yang akhirnya dapat digunakan dalam menyelesaikan

pemecahan masalah matematis.

B. Model Pembelajaran Structure Numbered Heads

1. Pengertian Model Pembelajaran Structure Numbered Heads

Teknik Structure Numbered Heads merupakan modifikasi dari Kepala

Bernomor yang dikembangkan oleh Spencer Kagan. Menurut Lie (2010),

penugasan diberikan kepada peserta didik berdasarkan nomer terhadap tugas

yang berangkai, masing-masing peserta didik dalam kelompok memiliki tugas

Page 2: KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematikaeprints.umm.ac.id/48138/41/BAB II.pdf · yang berangkai, masing-masing peserta didik dalam kelompok memiliki tugas . 7 yang berbeda dan model

7

yang berbeda dan model Structure Numbered Heads ini memudahkan

pembagian tugas. Dengan model ini, peserta didik belajar melaksanakan

tanggung jawab pribadinya dengan saling keterkaitan dengan anggota

kelompoknya. Model ini memberikan kesempatan peserta didik untuk saling

membangikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat,

selain itu model ini juga mendorong peserta didik untuk meningkatkan kerja

sama (Hosnan, 2014).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran Structure Numbered Heads merupakan sebuah model belajar

kelompok dimana peserta didik diberi nomor dan setiap nomor mendapatkan

tugas yang berbeda dan nantinya dapat bergabung dengan kelompok lain yang

bernomor sama untuk saling membangikan ide-ide dan mempertimbangkan

jawaban yang paling tepat. Structure Numbered Heads dapat menumbuhkan

sikap tanggungjawab pada peserta didik dan mendorong peserta didik untuk

berpartisipasi aktif. Melalui kepala bernomot struktur, peserta didik dituntut

untuk ikut andil dalam keseluruhan pembelajaran, dimulai dari perencanaa,

perumusah maalah, penyelidikan, analisi sampai membuat kesimpulan yang

nantinya digunakan dalam memecahkan masalah yang diberikan.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Structure Numbered Heads

Berdasarkan uraian mengenai definisi model pembelajaran Structure

Numbered Heads sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik model

pembelajaran Structure Numbered Heads adalah sebagai berikut:

a) Model pembelajaran yang bersifat tim atau kelompok

Model pembelajaran Structure Numbered Heads membutuhkan adanya

pembentukan tim atau kelompok pada saat pembelajaran. Sehingga dapat

membuat peserta didik berpartisipasi aktif dan saling bekerja sama dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan.

b) Penugasan diberikan kepada peserta didik berdasarkan nomer

Pada saat pembelajaran, peserta didik mendapatkan tugas sesuai dengan

nomor yang sudah diberikan sebelumnya sehingga setiap peserta didik

akan mendapatkan tugas yang berbeda dengan anggota kelompoknya.

Page 3: KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematikaeprints.umm.ac.id/48138/41/BAB II.pdf · yang berangkai, masing-masing peserta didik dalam kelompok memiliki tugas . 7 yang berbeda dan model

8

Karakteristik yag diharapkan peserta didik setelah penerapan model

pembelajaran Structure Numbered Heads adalah: 1) Dapat menciptakan kerja

sama dalam kelompok, 2) Dapat membuat peserta didik aktif pada saat

pembelajaran, 3) Dapat mengembangkan sikap tanggung jawab peserta didik

dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, dan 4) Dapat mengembangkan

kemampuan kognitifnya melalui penugasan untuk menganalisa informasi dan

menyelesaikan tugas dengan tugas yang berbeda setiap peserta didik dalam

kelompok.

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Structure Numbered Heads

Menurut Hanafiah & Suhana (2009), langkah-langkah atau prosedur

pembelajaran dengan menggunakan model Structure Numbered Heads adalah

sebagai berikut :

a) Pembentukan kelompok, peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok

secara acak yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.

b) Penomoran, setiap peserta didik dalam kelompok mendapat nomor yang

berbeda tetapi sama dengan nomor anggota kelompok yang lain.

c) Penugasan, diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomor yang

diberikan. Misalnya peserta didik nomor 1 bertugas mencatat soal dan

nomor dua mengerjakan soal dan nomor 3 melaporkan hasil pekerjaan.

d) Diskusi, selain diskusi dengan kelompok, guru juga mengadakan

kerjasama antar kelompok. Peserta didik diminta keluar dari kelompoknya

dan bergabung bersama beberapa peserta didik bernomor sama dari

kelompok lain. Dalam kesempatan ini peserta didik dengan tugas yang

sama bisa saling membantu dan mencocokkan hasil kerja sama mereka.

e) Presentasi, guru memanggil nomor peserta didik secara acak dan meminta

peserta didik tersebut untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan

kelas dan kelompok lain bisa memberi tanggapan.

f) Evaluasi, guru memberikan umpan balik atas pembelajaran yang diberikan

dan membuat kesimpulan dari hasil diskusi kelompok.

Page 4: KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematikaeprints.umm.ac.id/48138/41/BAB II.pdf · yang berangkai, masing-masing peserta didik dalam kelompok memiliki tugas . 7 yang berbeda dan model

9

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Structure Numbered

Heads

Setelah mengkaji hasil peneliatian oleh Supriyono (2013) dan Irha (2017)

diperoleh bahwa dalam penerapan model Structure Numbered Heads juga

memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan: a) Memudahkan dalam

pembagian tugas, b) Memudahkan peserta didik belajar melaksanakan

tanggung jawab pribadinya yang saling berkaitan dengan rekan

sekelompoknya, c) Setiap peserta didik menjadi siap semua, d) Dapat

melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, dan e) Peserta didik yang pandai

dapat mengajari peserta didik yang kurang pandai. Kekurangan : a) Tidak

semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

Setelah mengkaji penelitian yang dilakukan oleh Irha (2017) tentang

penerapan model pembelajaran Structure Numbered Heads dapat disimpulkan

bahwa peserta didik masih menggunakan pola pencatatan yang masih

tradisional. Oleh karena itu, perlu adanya strategi pembelajaran yang dapat

membantu mengoptimalkan aktivitas dan mengubah pola pencatatan peserta

didik yang masih tradisional dalam pembelajaran matematika yaitu strategi

Mind Mapping.

Pada penelitian ini, langkah Structure Numbered Heads yang digunakan

adalah sebagai berikut:

a. Pembentukan kelompok, yaitu membentuk kelompok yang terdiri dari 4

peserta didik.

b. Penomoran, yaitu membagikan nomor kepala kepada setiap peserta

didik.

c. Penugasan, yaitu memberikan tugas kelompok kepada setiap individu

sesuai dengan nomor kepala yang sudah dibagikan sebelumnya.

d. Diskusi, yaitu peserta didik saling diskusi dengan anggota kelompok

masing-masing atau dengan anggota kelompok lain yang mendapatkan

nomor kepala sama.

Page 5: KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematikaeprints.umm.ac.id/48138/41/BAB II.pdf · yang berangkai, masing-masing peserta didik dalam kelompok memiliki tugas . 7 yang berbeda dan model

10

e. Presentasi, yaitu peserta didik mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya.

f. Evaluasi, yaitu peseta didik membuat kesimpulan bersama guru.

C. Strategi Mind Mapping

1. Pengertian Mind Mapping

Menurut Swadarma (2013) Mind Mapping merupakan cara mencatat

untuk mengeluarkan ide, pemahaman dan gagasan yang dituliskan di atas

selembar kertas. Mind Mapping juga dapat mengembangkan gaya belajar

visual dengan menggunakan teknik penyaluran gagasan menggunakan kata

kunci bebas, simbol, gambar dan menggambarkan secara kesatuan dengan

menggunakan teknik pohon.

Menurut Natriani & Ramlah (2015) Mind Mapping (peta pikiran) juga

dapat diartikan sebagai suatu strategi yang dirancang untuk membantu peserta

didik dalam proses belajar, menyimpan informasi berupa materi pelajaran

yang diterima oleh siswa pada saat pembelajaran, dan membantu peserta didik

menyusun inti-inti yang penting dari materi pelajaran ke dalam bentuk peta,

grafik maupun penggunaan simbol sehingga siswa lebih mudah mengingat

pelajaran tersebut. Melalui Mind Mapping, peserta didik tidak lagi dituntut

untuk selalu mecatat tulisan yang ada di papan tulis atau yang didiktekan oleh

guru secara keseluruhan. Peserta didik akan mengetahui inti masalah,

kemudian membuat peta pikirannya masing-masing sesuai dengan

pemahaman mereka.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Mind Mapping adalah suatu

cara mencatat untuk mengeluarkan ide, pemahaman dan peserta didik, yang

kemudian peserta didik menyusun inti-inti yang penting dari materi pelajaran

ke dalam bentuk peta, grafik maupun penggunaan simbol gambar dan

menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon sehingga

peserta didik lebih mudah mengingat pelajaran tersebut.

2. Karakteristik Mind Mapping

Meninjau dari beberapa definisi maka karakteristik strategi Mind mapping

yaitu sebagai berikut :

Page 6: KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematikaeprints.umm.ac.id/48138/41/BAB II.pdf · yang berangkai, masing-masing peserta didik dalam kelompok memiliki tugas . 7 yang berbeda dan model

11

a. Strategi Belajar Mandiri

Strategi ini lebih menekankan pada pembelajaran yang bersifat mandiri

dan berpusat pada peserta didik.

b. Membutuhkan Pemahaman Materi Secara Menyeluruh

Dalam menyusun sebuah Mind Mapping dibutuhkan pemahaman materi

secara menyeluruh sehingga peserta didik dapat mencari poin-poin dari

topik materi dan menghubungkan dengan poin inti.

c. Menekankan pada Pemahaman Peserta Didik dalam Mencatat Materi

Strategi ini merupakan startegi yang efektif dalam pembelajaran karna

dapat memvisualkan pemikiran berdasarkan sudut pandang mereka

terhadap suatu topik yang diberikan kemudian menata poin-poin dari topik

tersebut dan menentukan relasinya terhadap poin inti yang kemudian

menyusunnya sesuai dengan pemahaman mereka.

Dengan adanya karakteristik setelah penerapan strategi Mind mapping, di

harapkan agar dapat mengembangkan karakteristik yang ada pada setiap

peserta didik yaitu: 1) Peserta didik dapat berpikir secara mandiri 2) Peserta

didik dapat belajar mengaitkan konsep-konsep, 3) Peserta didik dapat

menyusun inti-inti yang penting dari materi pelajaran 4) Dapat meningkatkan

daya ingat peserta didik, 5) Peserta didik dapat mengembangkan

pemahamannya.

3. Langkah-langkah Mind Mapping

Menurut Huda (2015) menjelaskan bahwa langkah pembelajaran Mind

Mapping terdiri dari beberapa langkah, diantaranya adalah:

a) Memahami poin-poin, peserta didik menyimak poin-poin atau kata kunci

dari pembelajaran tersebut.

b) Mengunpulkan informasi, peserta didik mengumpulkan informasi yang

berkaitan dengan materi dari beberapa sumber

c) Memetakan ide dan informasi yang didapat, peserta didik menyusun

gagasan dan informasi yang telah dikaji dan disesuaikan dengan informasi

melalui pemetaan yang di buat untuk bisa diakses pada satu lembar saja.

Page 7: KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematikaeprints.umm.ac.id/48138/41/BAB II.pdf · yang berangkai, masing-masing peserta didik dalam kelompok memiliki tugas . 7 yang berbeda dan model

12

d) Menunjukkan relasi, yaitu menunjukan jaringan-jaringan dan relasi-relasi

di antara berbagai poin/ gagasan terkait.

e) Menyampaikan hasil pemetaan, peserta didik menyampaikan hasil

pemetaan yang sudah disusunnya. Guru meminta peserta didik yang lain

untuk menanggapi hasil pemetaan yang di sampaikan.

f) Evaluasi dan mereview pelajaran untuk mempersiapkan tes atau ujian,

peserta didik mengevaluasi dan mereview hasil pemetaan berdasarkan

tanggapan yang disampaikan peserta didik lain yang disampaikan pada

saat presentasi.

Selain langkah-langkah pembelajaran, Sebelum membuat sebuah peta

pikiran diperlukan beberapa bahan, yaitu kertas kosong tak bergaris, pena, dan

pensil warna. Buzan (2011) mengemukakan ada tujuh langkah untuk membuat

mind mapping yaitu sebagai berikut: 1) Memulai dari bagian tengah kertas

kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, 2) Menggunakan gambar

atau foto untuk ide sentral, 3) Menggunakan warna yang menarik, 4)

Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan

cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua dan

seterusnya, 5) Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus

seperti cabang-cabang pohon, 6) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap

garis, dan 7) Menggunakan gambar.

Gambar 2.1 Contoh Mind Mapping

Page 8: KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematikaeprints.umm.ac.id/48138/41/BAB II.pdf · yang berangkai, masing-masing peserta didik dalam kelompok memiliki tugas . 7 yang berbeda dan model

13

4. Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping

Setelah mengkaji hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Prabaningrum

(2014), diperoleh bahwa dalam penerapan Mind Mapping juga memiliki

kekurangan dan kelebihan. Berikut kelebihan dan kekurangan Mind Mapping

dalam pembelajaran:

Kelebihan :a) Mengubah pola pencatatan peserta didik yang masih

tradisional, b) Peserta didik dapat menuangkan idenya secara bebas tetapi

tetap sesuai dengan materi dan lengkap, c) Melatih daya ingat peserta didik, d)

Peserta didik dapat membuat catatan yang lebih menarik, padat dan jelas, e)

Membantu peserta didik untuk melihat gambaran dari suatu topik secara

menyeluruh, dan f) Membantu mengembangkan kemampuan berpikir peserta

didik dalam memahami suatu topik dan mencari solusi suatu permasalahan.

Kekurangan : a) Untuk membuat sebuah Mind Mapping yang baik dan

menarik, tetap membutuhkan waktu belajar yang relatif lama, dan b) Mind

Mapping Peserta didik bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa

dan menilai Mind Mapping yang dibuat peserta didik.

Pada penelitian ini, strategi Mind Mapping dilakukan pada tahap diskusi

kelompok saat penerapan model pembelajaran Structure Numbered Heads.

D. Langkah-langkah Model Pembelajaran Structure Numbered Heads dengan

strategi Mind Mapping

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Structure Numbered Heads

dengan menggunakan strategi Mind Mapping adalah sebagai berikut:

Page 9: KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematikaeprints.umm.ac.id/48138/41/BAB II.pdf · yang berangkai, masing-masing peserta didik dalam kelompok memiliki tugas . 7 yang berbeda dan model

14

Berdasarkan Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 maka model pembelajaran Structure

Numbered Heads dapat digabung dengan strategi Mind Mapping. Berikut

adalah gabungan dari model pembelajaran Structure Numbered Heads dapat

digabungkan dengan strategi Mind Mapping.

Mind Mapping

1. Memahami poin-poin

2. Mengumpulkan informasi

3. Memetakan poin-poin

4. Menunjukkan relasi

5. Menyampaikan hasil pemetaan

6. Evaluasi dan mereview pelajaran

Structure Numbered Heads

1. Membentuk kelompok

2. Penomoran

3. Penugasan

4. Diskusi

5. Presentasi

6. Evaluasi

(Sumber: Shoimin, 2014)

(Sumber: Shoimin, 2014)

(Sumber: Suhana, 2009)

(Sumber: Suhana, 2009) Tabel 2.2 Sintaks Structure Numbered

Heads

Struktur Numbered Heads

1. Membentuk kelompok

2. Penomoran

3. Penugasan

4. Diskusi

5. Presentasi

6. Evaluasi

Tabel 2.2 Sintaks Struktur Numbered

Heads

Tabel 2.1 Sintaks Mind Mapping

Tabel 2.1 Sintaks Mind Mapping

Page 10: KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematikaeprints.umm.ac.id/48138/41/BAB II.pdf · yang berangkai, masing-masing peserta didik dalam kelompok memiliki tugas . 7 yang berbeda dan model

15

Tabel 2.3 Gabungan model pembelajaran Structure Numbered

Heads dengan strategi Mind Mapping

Berdasarkan tabel di atas , dapat diuraikan langkah-langkah gabungan dari

model pembelajaran Structure Numbered Heads dengan menggunakan strategi

Mind Mapping disajikan dalam bentuk bagan berikut:

N

O

Langkah-langkah Structure

Numbered Heads

Mind

Mapping

1 Membentuk kelompok √ -

2 Penomoran √ -

3 Penugasan √ √

4 Diskusi √ √

5 Presentasi √ √

6 Evaluasi √ √

Page 11: KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematikaeprints.umm.ac.id/48138/41/BAB II.pdf · yang berangkai, masing-masing peserta didik dalam kelompok memiliki tugas . 7 yang berbeda dan model

16

Gambar 2.2 Tahapan Pembelajaran Structure Numbered Heads Dengan Strategi

Mind Mapping

E. Aktivitas Belajar

1. Pengertian Aktivitas Belajar

Menurut Yulianti, dkk (2014), menyatakan aktivitas belajar merupakan

segala kegiatan yang melibatkan antara fisik dan pikiran peserta didik dalam

Page 12: KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematikaeprints.umm.ac.id/48138/41/BAB II.pdf · yang berangkai, masing-masing peserta didik dalam kelompok memiliki tugas . 7 yang berbeda dan model

17

mendapatkan pengetahuan, pengalaman belajar serta mencapai tujuan dalam

suatu pembelajaran. Menurut Vellayati (2017) Adanya aktivitas belajar dapat

menjadikan pembelajaran menjadi lebih aktif.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala

kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi yang melibatkan fisik serta

pikiran peserta didik dalam mendapatkan pengetahuan, dan pengalaman

sehingga tercapainya tujuan pembelajaan.

2. Jenis-jenis aktivitas belajar

Menurut Sardiman (2011), menggolongkan beberapa jenis-jenis aktivitas

dalam belajar yang digolongkan oleh adalah sebagai berikut:

a) Visual activities, yaitu membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi dan

percobaan,

b) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, wawancara,

diskusi dan mengeluarkan pendapat,

c) Listening activities, seperti mendengarkan, uraian, percakapan dan pidato,

d) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan dan angket,

e) Drawing activities, yaitu menggambar, membuat grafik, peta dan diagram,

f) Motor activities, seperti melakukan percobaan, bermain, berkebun dan

beternak,

g) Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal dan

menganalisis,

h) Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,

berani, tenang dan gugup.