kajian potensi ekosistem mangrove sebagai...

16
KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI PENCADANGAN KAWASAN KONSERVASI DI DUSUN NUAN DESA MATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS Zainal Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] Khodijah Ismail Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] Febrianti Lestari Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, [email protected] ABSTRAK Zainal. 2017. Kajian Potensi Ekosistem Mangrove Sebagai Pencadangan Kawasan Konservasi di Dusun Nuan Desa Matak Kabupaten Kepulauan Anambas, Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si. Pembimbing II: Dr. Febrianti Lestari, M.Si. Penelitian tentang Kajian Potensi Ekosistem Mangrove Sebagai Pencadangan Kawasan Konservasi di Dusun Nuan Desa Matak Kabupaten Kepulauan Anambas dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2016, dilatarbelakangi oleh adanya ekosistem mangrove yang berpotensi sebagai pencadangan kawasan konservasi untuk melindungi ekosistem mangrove dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam, mikro organisme dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekologi ekosistem mangrove dan potensi sosial masyarakat, sebagai pencadangan kawasan konservasi. Parameter penelitian yaitu parameter ekologi ekosistem mangrove dan parameter sosial karakteristik dan partispasi masyarakat. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan rekomendasi sebagai pencadangan kawasan konservasi kepada pihak pengelola agar menjadi bahan pertimbangan dalam mengelola sumberdaya pesisir Dusun Nuan Kabupaten Kepulauan Anambas. Pengamatan ditentukan secara purposive sampling, metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, kuesioner, wawancara dan dokumentasi, yaitu pengamatan secara langsung di lokasi penelitian dan pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. Dari hasil pengamatan mangrove yang ditemukan di Dusun Nuan sebanyak 9 jenis, 6 jenis mangrove sejati dan 3 jenis mangrove ikutan. Mangrove

Upload: lyphuc

Post on 07-Mar-2019

264 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI

PENCADANGAN KAWASAN KONSERVASI DI DUSUN NUAN DESA

MATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

Zainal

Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,

[email protected]

Khodijah Ismail

Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,

[email protected]

Febrianti Lestari

Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,

[email protected]

ABSTRAK

Zainal. 2017. Kajian Potensi Ekosistem Mangrove Sebagai Pencadangan

Kawasan Konservasi di Dusun Nuan Desa Matak Kabupaten Kepulauan

Anambas, Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Manajemen Sumberdaya

Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja

Ali Haji. Pembimbing I: Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si. Pembimbing II:

Dr. Febrianti Lestari, M.Si.

Penelitian tentang Kajian Potensi Ekosistem Mangrove Sebagai

Pencadangan Kawasan Konservasi di Dusun Nuan Desa Matak Kabupaten

Kepulauan Anambas dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2016,

dilatarbelakangi oleh adanya ekosistem mangrove yang berpotensi sebagai

pencadangan kawasan konservasi untuk melindungi ekosistem mangrove dari

kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam, mikro organisme dan lain-lain.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekologi ekosistem mangrove

dan potensi sosial masyarakat, sebagai pencadangan kawasan konservasi.

Parameter penelitian yaitu parameter ekologi ekosistem mangrove dan parameter

sosial karakteristik dan partispasi masyarakat. Dari hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan informasi dan rekomendasi sebagai pencadangan kawasan

konservasi kepada pihak pengelola agar menjadi bahan pertimbangan dalam

mengelola sumberdaya pesisir Dusun Nuan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Pengamatan ditentukan secara purposive sampling, metode pengumpulan

data dilakukan dengan observasi lapangan, kuesioner, wawancara dan

dokumentasi, yaitu pengamatan secara langsung di lokasi penelitian dan

pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait.

Dari hasil pengamatan mangrove yang ditemukan di Dusun Nuan

sebanyak 9 jenis, 6 jenis mangrove sejati dan 3 jenis mangrove ikutan. Mangrove

Page 2: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

sejati yaitu, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apicullata, Aegiceras floridum,

Sonneratia alba, Rhizophora mucronata, Xylocarpus granatum dan Mangrove

ikutan yaitu, Scaevola taccada, Nypa fruticans dan Pandanus pandanus. Potensi

ekologi ekosistem mangrove di Dusun Nuan di peroleh persentase sebesar 63.33%

(cukup berpotensi). Partispasi masyarakat diperoleh nilai persentase sebesar

73,26% (baik).

Kata kunci: Konservasi, Mangrove, Dusun Nuan, Desa Matak, Kabupaten

Kepulauan Anambas

ABSTRACT

Zainal. 2017. Study Potential For Backup Mangrove Ecosystem Conservation

Areas in Nuan Hamlet Matak village Anambas Island, Thesis.

Tanjungpinang: Management of fishing resources Department, Faculty of

Marine Sciences and Fisheries, University of Maritim Raja Ali Haji.

Advisor: Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si. Co-advisor: Dr. Febrianti

Lestari, M.Si.

Research on Mangrove Ecosystem Study Potential For Backup

Conservation Area in Nuan Hamlet Matak village Anambas Island conducted

between July and August 2016, motivated by the mangrove ecosystem as a

potential reserve conservation area to protect mangrove ecosystems from damage

caused by natural factors, micro-organisms and others. This study aims to

determine the potential of mangrove ecosystem ecology and social potential of the

community, as a backup conservation area. Parameter research that parameter

mangrove ecosystem ecology and social parameters and characteristics of public

participation. From the results of this study are expected to provide information

and recommendations as a backup conservation area to the manager in order to be

considered in managing coastal resources Nuan Hamlet Anambas Island.

Observations determined by purposive sampling, methods of data

collection done by field observations, questionnaires, interviews and

documentation, namely direct observation in the study site and the retrieval of

data from agencies or institutions.

From the observation of mangrove found in Hamlet Nuan many as 9 types,

6 species of true mangroves and mangrove species followup 3. Mangrove true

that, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apicullata, Aegiceras floridum,

Sonneratia alba, Rhizophora mucronata, Xylocarpus granatum and mangrove

followup ie, Scaevola taccada, Nypa fruticans and Pandanus pandanus. Potential

ecological mangrove ecosystem in the hamlet Nuan obtained a percentage of

63.33% (potent enough). Public participation percentage value obtained 73.26%

(excellent).

Keywords: Conservation, Mangrove, Nuan Hamlet, Village Matak, Anambas

Island

Page 3: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

3

PENDAHULUAN

Konservasi merupakan salah

satu pendekatan untuk mewujudkan

pembangunan wilayah pesisir yang

berkelanjutan.Konservasi adalah

upaya pelestarian lingkungan, tetapi

tetap memperhatikan, manfaat yang

dapat di peroleh pada saat itu dengan

tetap mempertahankan keberadaan

setiap komponen lingkungan untuk

pemanfaatan, masa depan. Konservasi

adalah suatu bentuk kegiatan yang

memanfaatkan keaslian lingkungan

alam, dimana terjadi interaksi antara

lingkungan alam dan aktivitas

rekreasi, konservasi dan

pengembangan, serta antara penduduk

dan wisatawan.sehingga masyarakat

setempat dapat ikut serta menikmati

keuntungan dari kegiatan konservasi

tersebut melalui pengembangan

potensi-potensi lokal yang dimiliki

Dusun Nuan Desa Matak

Kabupaten Kepulauan Anambas

merupakan desa yang terletak di

wilayah pesisir. Desa ini memiliki

potensi konservasi yang besar berupa

ekosistem mangrove. Meskipun

Dusun Nuan memiliki banyak jenis

mangrove namun belum diteliti lebih

lanjut dari aspek-aspek yang

mendukung daerah ini untuk

dikembangkan menjadi kawasan

konservasi ekosistem mangrove,

sehingga data dan informasinya masih

bersifat umum. Sedangkan untuk

pengembangan konservasi suatu

daerah diperlukan kajian mendalam

dari berbagai aspek. Oleh karena itu,

perlu dilakukannya penelitian

mengenai potensi ekosistem mangrove

di Dusun Nuan sehingga dapat

dikembangkan menjadi kawasan

konservasi yang mendukung

kelestarian alam dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya.

Rumusan Masalah

Dusun Nuan yang terdapat di

Kabupaten Kepulauan Anambas yang

dikawatirkan akan terbengkalai karena

belum diketahuinya potensi ekosistem

mangrove. Sehingga perlu adanya

informasi mengenai potensi mangrove

yang ada di daerah tersebut.

Dusun Nuan yang memiliki

berbagai macam jenis mangrove yang

belum di manfaatkan oleh pemerintah

setempat memerlukan perhatian

khusus untuk melindungi ekosistem

dari kerusakan yang disebabkan oleh

faktor alam, mikro organisme dan

lain-lain. Sehingga perlu dilakukan

penelitian mengenai potensi ekosistem

mangrove sebagai kawasan konservasi

mangrove.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu

:

1. Untuk mengetahui potensi

ekologi ekosistem

mangrove untuk

pencadangan kawasan

konservasi di Dusun Nuan,

Desa Matak, Kabupaten

Kepulauan Anambas.

2. Untuk mengetahui potensi

sosial masyarakat di Dusun

Nuan, Desa Matak,

Kabupaten Kepulauan

Anambas.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini

adalah memberi informasi mengenai

potensi ekosistem mangrove dan

potensi sosial masyarakat sebagai

kawasan konservasi di Dusun Nuan,

Desa Matak, Kabupaten Kepulauan

Page 4: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

4

Anambas. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam pengelolaan

sumberdaya pesisir secara

berkelanjutan, dan dapat menjadi

bahan informasi untuk penelitian lebih

lanjut.

TINJAUAN PUSTAKA

Kawasan Konservasi

Kawasan konservasi di

Indonesia tidak didefinisikan secar

spesifik, adapun kawasan suaka alam

dalam UU No. 5 Tahun 1990 adalah

kawasan dengan ciri khas tertentu,

baik di darat maupun di perairan yang

mempunyai fungsi pokok sebagai

kawasan pengawetan keanekaragaman

tumbuhan dan satwa serta

ekosistemnya yang juga berfungsi

sebagai wilayah sistem penyangga

kehidupan.

Keppres No. 32 Tahun 1990,

memberikan pengertian tentang

Kawasan Lindung adalah kawasan

yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian Lingkungan

Hidup yang mencakup sumber alam,

sumber daya buatan dan nilai sejarah

serta budaya bangsa guna kepentingan

Pembangunan berkelanjutan.

Berdasarkan Keppres No. 32 Tahun

1990 kawasan lindung meliputi ;

1. Kawasan yang memberikan

perlindungan kawasan

bawahannya, terdiri dari

kawasan hutan lindung, bergambut

dan resapan air.

2. Kawasan perlindungan setempat,

terdiri dari sempadan pantai,

sempadan sungai, kawasan

sekitar danau/waduk dan kawasan

sekitar mata air.

3. Kawasan suaka alam dan cagar

budaya, yakni kawasan suaka

alam, kawasan suaka alam laut dan

perairan, kawasan pantai berhutan

bakau, taman nasional, taman

hutan raya dan taman wisata alam

dan kawasan cagar budaya dan

ilmu pengetahuan, serta kawasan

rawan bencana.

Selanjutnya IUCN dalam Wikipedia

(2013), membedakan aneka macam

kawasan yang dilindungi ke dalam

enam kategori, yakni.

Strict Nature Reserve

Yakni suatu wilayah daratan atau

lautan yang dilindungi karena

memiliki keistimewaan atau

merupakan perwakilan ekosistem,

kondisi geologis atau fisiologis, dan

atau spesies, tertentu, yang penting

bagi ilmu pengetahuan atau

pemantauan lingkungan.

Wilderness Area

Wilayah daratan atau lautan yang

masih liar atau hanya sedikit diubah,

yang masih memiliki atau

mempertahankan karakter dan

pengaruh alaminya, tanpa adanya

hunian yang permanen atau signifikan;

dilindungi dan dikelola untuk

mempertahankan kondisi alaminya.

National Park

Wilayah daratan dan lautan yang

masih alami, yang ditunjuk untuk

melindungi integritas ekologis dari

satu atau beberapa ekosistem di

dalamnya, untuk kepentingan sekarang

dan generasi mendatang;

menghindarkan / mengeluarkan

kegiatan-kegiatan eksploitasi atau

okupasi yang bertentangan dengan

tujuan-tujuan pelestarian kawasan;

menyediakan landasan bagi

kepentingan-kepentingan spiritual,

Page 5: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

5

ilmiah, pendidikan, wisata dan lain-

lain, yang semuanya harus selaras

secara lingkungan dan budaya.

Natural Monument

Wilayah yang memiliki satu atau

lebih, kekhasan atau keistimewaan

alam atau budaya yang merupakan

nilai yang unik atau luar biasa; yang

disebabkan oleh sifat kelangkaan,

keperwakilan, atau kualitas estetika

atau nilai penting budaya yang

dipunyainya.

Habitat/Species Management Area

Wilayah daratan atau lautan yang

diintervensi atau dikelola secara aktif

untuk memelihara fungsi-

fungsi habitat atau untuk memenuhi

kebutuhan spesies tertentu.

Protected Landscape/Seascape

Wilayah daratan atau lautan, dengan

kawasan pesisir di dalamnya, di mana

interaksi masyarakat dengan

lingkungan alaminya selama bertahun-

tahun telah membentuk wilayah

dengan karakter yang khas, yang

memiliki nilai-nilai estetika, ekologis,

atau budaya yang signifikan, kerap

dengan keanekaragaman hayati yang

tinggi. Menjaga integritas hubungan

timbal-balik yang tradisional ini

bersifat vital bagi perlindungan,

pemeliharaan, dan evolusi wilayah

termaksud.

Ekosistem Mangrove

Menurut Bengen (2004).

Mangrove merupakan komunitas

vegetasi pantai tropis dan sub tropis

yang didominasi oleh beberapa jenis

pohon ( seperti Avicennia, Sonneratia,

Rhizopora, Bruguiera, Ceriops,

Lumnitzera, Exoecaria, Xylocarpus,

Aegiceras, Scyphypora, dan Nypa )

yang mampu tumbuh dan berkembang

pada daerah pasang surut lumpur.

Menurut Dahuri (2003).

Mangrove merupakan tipe hutan

tropika dan subtropika yang khas,

tumbuh di sepanjang pantai atau

muara sungai yang dipengaruhi oleh

pasang surut air laut. Mangrove

banyak dijumpai di wilayah pesisir

dan terlindung dari gempa ombak dan

daerah yang landai.Mangrove tumbuh

optimal di wilayah pesisir yang

memiliki muara sungai besar dan delta

yang aliran airnya banyak

mengandung lumpur. Sedangkan di

wilayah yang tidak bermuara sungai

pertumbuhan vegetasi mangrove tidak

optimal. Mangrove sulit tumbuh di

wilayah pesisir yang terjal dan

berombak besar dengan arus pasang

surut kuat karena kondisi ini tidak

memungkinkan terjadinya

pengendapan lumpur yang di perlukan

sebagai substrat bagi pertumbuhannya.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Juli – Agustus 2016 yang

berlokasi di Dusun Nuan, Desa Matak,

Kecamatan Palmatak, Kabupaten

Kepulauan Anambas, Provinsi

Kepulauan Riau, pada koordinat

3°18'04.4"N 106°14'08.6"E -

3°17'36.7"N 106°14'18.0"E. Peta

lokasi penelitian di sajikan pada

Gambar 2.

Page 6: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

6

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian di

Dusun Nuan, Desa Matak, Kecamatan

Palmatak, Kabupaten Kepulauan

Anambas.

Alat dan Bahan

Penelitian menggunakan alat

dan bahan seperti pada Tabel 1

Tabel 1. Alat dan Bahan No Nama Alat dan

Bahan

Fungsi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

GPS

Kamera Alat tulis kantor

(ATK)

Sekop kecil

Pisau

Tali rapia Papan pasut (tide

staff)

Roll meter Multi tester

Current meter

Buku

identifikasi mangrove

Menentukan titik

koordinat Dokumentasi foto

Kuisioner dan

dokumentasi data Pengambilan sampel

Pengambilan sampel

Penanda lokasi Pengukuran pasang surut

Pengukuran panjang Pengukuran pH

Pengukuran kecepatan

arus Mengidentifikasi jenis

mangrove

Sumber dan Metode Pengumpulan

Data

Sumber data terdiri dari data

primer dan data sekunder serta

dikelompokkan menjadi tiga variabel

meliputi parameter perairan, parameter

ekologi, dan parameter tanggapan

masyarakat setempat. Data primer

diperoleh sendiri dari lokasi penelitian

yang dipilih. Sedangkan data sekunder

berasal dari instansi pemerintah,

lembaga terkait, literatur dan lain-lain.

Metode pengumpulan data dilakukan

dengan observasi lapangan, kuesioner,

wawancara dan dokumentasi, yaitu

pengamatan secara langsung di lokasi

penelitian dan pengambilan data dari

instansi atau lembaga terkait untuk

menganalis kesesuaian kawasan.

Jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil

dari penelitian ini berupa data angka

yang didapat dari hasil pengukuran

dilokasi penelitian. Adapun variabel

dan instrumen yang akan digunakan

dalam penelitian ini terdapat pada

tabel, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2. Variabel Penelitian

N

o

Jenis

data

Variable Instrumen

1. Primer

Parameter Perairan

Pasang surut

pH Kecepatan

arus

Parameter Ekosistem

Mangrove

Jenis mangrove

Kerapatan

jenis mangrove

Ketebalan

mangrove Kealamiahan

Objek biota

Substrat Kemiringan

pantai

Jarak dari sungai

Papan

pasut Multi tester

Current

meter

ATK Kamera

Roll meter

Skop kecil Pisau

2. Skund

er

Kondisi Umum Wilayah

Kondisi

Geografis Demografi

(Kependuduka

n) Kreteria Khas

Dokumenta

si

3.

Parameter Sosial

Karakteristik

Masyarakat

Kuisioner

Page 7: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

7

Partispasi

Masyarakat

Kriteria Objektif

Tabel 3. Matriks kesesuaian lahan

konservasi hutan mangrove

N

o

Param

eter

B

o

b

o

t

S

1

S2 S3 N Kete

rang

an

1 Ketebal

an

mangro

ve (m)

2

0

>

50

0

>200-

500

50-

200

<50 Nilai

Skor

:

Kela

s

S1=

3

Kela

s

S2=

2

Kela

s

S3=

1

Kela

s

N=0

Nilai

Mak

s:

300

2 Kerapat

an

mangro

ve

(100m2)

2

0

>

15

>10-

15

5-10 <5

3 Jenis

mangro

ve

(spesies

)

1

0

>

5

3-5 1-2 0

4 Kealam

iahan

1

0

Al

a

m

i

Alam

i

denga

n

tamba

han

Laha

n

rehab

ilitas

Buat

an

5 Obyek

biota

(jumlah

jenis

biota)

1

0

>

4

3-4 2 Sala

h

satu

biot

a

6 Substrat

dasar

5 L

u

m

pu

r

be

rp

as

ir

Pasir

berlu

mpue

Pasir Ber

batu

7 Kemiri

ngan

(%)

5 <

10

10-25 25-45 >45

8 Jarak

dari

sungai

(km)

5 <

0.

5

>0.5-

1

>1-2 >2

9 Pasang

surut

(m)

5 0-

1

>1-2 >2-5 >5

1 pH 5 6- 5-<6

dan

4<5

dan

<4

dan

0 7 >7-8 >8-9 >9

1

1

Kecepat

an arus

(m/dt)

5 <

0.

3

0.3-

0.4

0.41-

0.5

>0.5

Sumber : Wardhani (2011), Hutabarat

(2009), Khomsin (2005)

A. Prosedur

penelitian/pengumpulan data

Adapun prosedur penelitian

yang akan dilakukan dalam 2 tahap

yaitu sebagai berikut :

Tahapan pertama menetapkan

responden

Responden yang diambil

dalam penelitian ini berasal dari

masyarakat setempat , sampel yang

diambil adalah 30 orang. meliputi 4

kunci informan yaitu kepala desa,

tokoh masyarakat pria dan wanita, dan

tokoh pemuda, wawancara dilakukan

secara terbuka jenis dan pertanyaan

yang diajukan berdasarkan informasi

yang di perlukan oleh peneliti. Kunci

informan ini dipilih untuk mewakili

masyarakat Dusun Nuan.

1. Tahapan kedua pengukuran

parameter

Sesuai jenis data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini,

yaitu data primer dan data

sekunder, maka dalam penelitian

ini menggunakan 2 teknik

pengumpulan data yaitu:

a. Tehnik wawancara dan

pengamatan langsung

di lokasi penelitian dan

pencacatan dengan

sistematik tentang

kondisi alam tentang

gejala yang di alami.

b. Tehnik dokumentasi

dengan melakukan

pengumpulan data

Page 8: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

8

berdasarkan dokumen-

dokumen yang ada baik

berupa laporan, catatan,

berkas, atau pun bahan-

bahan terulis lainnya

yang merupakan

dukumen resmi yang

relepan dalam

penelitian ini.

Pengukuran potensi ekologi

ekosistem mangrove

1. Kerapatan mangrove Dilakukan dengan cara mencatat

jumlah individu yang ditemukan pada

setiap plot disetiap perairan, untuk

rumus mengukur kerapatan mangrove

menggunakan rumus sebagai berikut:

Kerapatan (K) =

Jumlah individu suatu jenis x 10000

Luas petak pengamatan (m2)

Kerapatan Relatif (Kr) =

Kerapatan suatu jenis x 100

Kerapatan seluruh jenis

2. Jenis mangrove

Prosedur pengamatan dan

pengambilan data mangrove dengan

membuat petak contoh (plot) transek

quadran dengan bentuk bujur sangkar

ukuran luas 10 x 10 m2, dengan

jumlah plot sebanyak 6 unit 200 meter

horizontal sepanjang garis pantai.

Mengidentifikasi nama jenis-jenis

tumbuhan mangrove yang belum

diketahui dengan cara mengambil

sebagian/potongan dari ranting,

lengkap dengan bunga dan daunnya.

Menghitung jumlah jenis dan tegakan

mangrove yang ditemukan (Fachrul,

2007).

Gambar 4. Contoh penentuan garis

transek dan plot

3. Ketebalan mangrove

Pengukuran ketebalan / lebar

mangrove dilakukan secara manual

dengan cara diukur dengan

menggunakan roll meter. Tebal

mangrove diukur dari garis terluar ke

arah laut tegak lurus ke arah darat

hingga vegetasi mangrove terakhir.

4. Kealamiahan

Pengukuran parameter

kealamiahan dilakukan untuk melihat

campur tangan manusia pada

ekosistem yang bersangkutan.

Pengukuran dilakukan secara langsung

di lokasi penelitian.

Table 4. Indikator kealamiahan

No. Indikator Skor Keterangan

1.

2.

3.

4.

Alami

Alami dengan

tambahan

Lahan rehabilitasi

Buatan

3

2

1

0

Tanpa campur

tangan

manusia Campur

tangan

manusia Sebagian

campur

tangan manusia

Sepenuhnya

campur tangan

manusia

5. Objek biota

Data objek biota dikumpulkan dari

pengamatan langsung dilapangan dan

wawancara dengan

masyarakat/nelayan sekitar guna

mendapatkan informasi biota yang

mungkin tidak ditemukan atau dilihat

pada saat pengamatan secara

Page 9: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

9

langsung. Pengamatan objek biota

untuk melihat ada atau tidak biota

yang telah ditetapkan pada kriteria

penilaian objek biota berdasarkan

kriteria penilaian pada tabel matriks

kesesuaian.

Pengumpulan data biota diamati

secara langsung di lapangan, biota

yang ditemukan dilakukan

pengambilan gambar/foto sampling

biota untuk kemudian diidentifikasi

berdasarkan jurnal-jurnal yang

berhubungan dengan penelitian ini.

6. Substrat dasar Pengambilan sampel substrat

dilakukan di tiap plot 10m x 10m pada

saat surut, dimana dalam tiap-tiap

plot/petak 10m x 10m terdapat 3 titik

sampling. Sampel substrat diambil

dengan menggunakan tangan atau

skop yang ditancapkan ke substrat,

substrat yang telah diambil

dikeringkan lalu diukur dengan cara

mengayak dengan menggunakan

anyakan bertingkat.

Jumlah sedimen yang akan diayak

khususnya yang sebagian besar terdiri

dari pasir diperlukan sekitar 100 gram.

Bila melebihi 100 gram bisa

menyebabkan over loading sehingga

bisa berakibat timbulnya sumbatan

sebagian atau seluruhnya dari lubang

mesh (Wibisono, 2010).

Rumus :

Persen Berat i =

berat ukuran I x 100

berat total sampel

Ukuran butir sedimen ditentukan

berdasarkan skala menurut

Wentworth, seperti yang tertera pada

tabel 5.

Tabel 5. Ukuran besar butir untuk

sedimen menurut skala Wentworth

Nama Partikel Diameter

Partikel (mm)

Gravel

(krikil)

Boulder Cobbles (bongkah)

Pebbles (krikil)

Granules (butir)

>265 64 – 265

4 – 64

2 – 4

Sand

(pasir)

Very coarse sand

(sangat kasar)

Coarse sand (kasar)

Medium sand

(sedang)

Fine sand (halus)

Very fine sand

(sangat halus)

1 – 2

0,5 – 1

0,25 – 0,5 0,125 – 0,25

0,0625 – 0,125

Mud Silt (lumpur) 0,004 – 0,0625 (1/256 – 1/16)

Clay (lempung) < 0,004

(< 1/156)

7. Kemiringan pantai

Saribun (2007) data kemiringan

pantai diukur menggunakan waterpass,

siku-siku, meteran dan kayu range

sepanjang 2 meter. Langkah pertama,

kayu range diletakkan secara

horizontal diatas pasir tepat pada batas

pantai teratas dan pastikan kayu range

telah horizontal menggunakan

waterpass, kemudian hitung

ketinggian antara ujung kayu range

dengan permukaan pasir

menggunakan meteran dan pastikan

meteran tegak lurus menggunakan

siku-siku. Kemiringan pantai dapat

diketahui dengan menghitung sudut

yang dibentuk antara garis horizontal

dan vertikal. Dilakukan pengulangan

pengukuran sebanyak 3 kali dari batas

pantai teratas yang terdapat vegetasi

sampai batas pantai tersentuh air.

Dimana : tan α =Y

X

α = arc tanY

X

Keterangan:

α = Sudut yang dibentuk (o)

Page 10: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

10

Y = Ketinggian Total pantai (1+2+3+…)

Jarak garis tegak lurus antara ujung

kayu range dengan permukaan pasir. X = Lebar total pantai (a+b+c+…) Jarak

horizontal kayu range dari batas pantai

teratas sampai batas pantai tersentuh air.

8. Jarak dari sungai

Jarak dari sungai ke mangrove di

ukur secara manual menggunakan roll

meter, pengukuran dilakukan dari

vegetasi mangrove ke sungai

berdasarkan jarak terdekat dan jarak

terjauh.

Analisis Data

Analisis Kesesuaian Kawasan

untuk Konservasi Mangrove

Analisis kesesuaian (suitability

analysis) lahan dimaksudkan untuk

mengetahui kesesuaian lahan secara

spasial dengan menggunakan konsep

evaluasi lahan. Penentuan kesesuaian

lahan dilakukan dengan cara :

a. Penetapan persyaratan

(Parameter dan kriteria),

pembobotan dan skoring. Untuk

penetapan persyaratan, pembobotan,

dan skoring dilakukan berdasarkan

parameter dan kriteria kesesuaian

kawasan menurut Yulianda, ( 2007).

Keterangan:

Kategori S1 = Sesuai

Kategori S2 = Cukup Sesuai

Kategori S3 = Sesuai bersyarat

Kategori N = Tidak Sesuai

b. Nilai suatu lahan ditentukan

berdasarkan rumus Indeks

kesesuaian kawasan menurut

Yulianda (2007), sebagai berikut :

Keterangan:

IKK : Indeks Kesesuaian

Kawasan

Ni : Nilai Parameter ke-i

N maks : Nilai maksimum dari suatu

kategori kawasan

konservasi

c. Standar Nilai Kelayakan

Untuk mengetahui kategori

kelayakan maka perlu dilakukan

skoring kualitatif. Dalam penelitian

ini akan diukur dengan

menggunakan kategori kelayakan

sebagai berikut :

Tabel 6. Kategori kesesuaian

kawasan Nilai

kelayakan

%

Kategori

kesesuaian

Keterangan

80 – 100 Sangat sesuai Sangat

berpotensi

60 - < 80 Cukup Sesuai Cukup

berpotensi

35 - < 60 Sesuai Bersyarat Berpotensi bersyatrat

< 35 Tidak sesuai Tidak

berpotensi

Tabel 7. Interpretasi skor

parameter sosial

No Angka Kategori

1 80,01%-100% Sangat baik

2 60,01%-80% Baik

3 40,01%-60% Sedang

4 20,01%-40% Buruk

5 00,00%-20% Sangat Buruk

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Jenis Mangrove yang dijumpai

di lokasi penelitian

Jenis-jenis mangrove yang

dijumpai pada lokasi penelitian IKK = Σ[Ni/Nmaks] x 100%

Page 11: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

11

beranekaragam mulai dari jenis

mangrove yang sejati hingga

mangrove ikutan. Mangrove yang

dijumpai secara lengkap terdiri dari 9

jenis. Jenis-jenis mangrove yang

dijumpai dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jenis-jenis mangrove No. Nama Jenis Nama

Lokal

Kategori Jumlah

Jenis

1.

2.

3.

4.

5.

6

.

7.

8.

9.

Bruguiera

gymnorrhiza

Rhizophora

apicullata

Aegiceras

floridum

Sonneratia

alba

Rhizophora

mucronata

Xylocarpus

granatum

Scaevola

taccada

Nypa

fruticans

Pandanus

pandanus

Putut

Bakau

putih

Teruntung

Prapat

Bakau

hitam

Nyiri

Batang

lampung

Nipah

Pandan

Sejati

Sejati

Sejati

Sejati

Sejati

Sejati

Ikutan

Ikutan

Ikutan

26

39

26

21

18

9

9

11

10

169

Gambar jenis mangrove yang dijumpai

pada lokasi penelitian

1. Bruguiera gymnorrhiza

Marga : Malpighiales

Family : Rhizophoraceae

Genus : Bruguiera

Spesies : Bruguiera gymnorrhiza

2. Rhizophora apicullata

Marga : Malpighiales

Family : Rhizophoraceae

Genus : Rhizopora

Spesies : Rhizophora apicullata

3. Aegiceras floridum

Page 12: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

12

Marga : Ericales

Family : Primulaceae

Genus : Aegiceras

Spesies : Aegiceras floridum

4. Sonneratia alba

Marga : Myrtales

Family : Lythraceae

Genus : Sonneratia

Spesies : Sonneratia alba

5. Rhizophora mucronata

Marga : Malpighiales

Family : Rhizophoraceae

Genus : Rhizopora

Spesies : Rhizophora mucronata

6. Xylocarpus granatum koen

Marga: Sapindales

Famili: Meliaceae

Genus: Xylocarpus

Spesies: Xylocarpus granatum koen

Page 13: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

13

7. Scaevola taccada

Marga : Asterales

Famili : Goodeniaceae

Genus : Scaevola

Spesies : Scaevola taccada

8. Nypa fruticans

Marga : Arecales

Family : Arecaceae

Genus : Nypa

Spesies : Nypa fruticans

9. Pandanus pandanus

Marga : Pandanales

Family : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Spesies : Pandanus pandanus

A. Potensi Ekologi ekosistem

mangrove di Dusun Nuan

Tabel 21. Matriks kesesuaian

ekologi mangrove sebagai kawasan

konservasi

No Parameter Bobot Keterangan Nilai

Skor

Bobot

x

Skor

1

Ketebalan

mangrove

(m)

20 <50 N =

0 0

2

Kerapatan

mangrove

(100m2)

20 >10-15 S2 =

2 40

3

Jenis

mangrove

(spesies)

10 >5 S1 =

3 30

4 Kealamiahan 10

Alami

dengan

Tamabahan

S2 =

2 20

5

Obyek biota

(jumlah jenis

biota)

10 >4 S1 =

3 30

6 Substrat

dasar 5

Pasir

berlumpur

S2 =

2 10

7 Kemiringan

(%) 5 <10

S1 =

3 15

8 Jarak dari

sungai (km) 5 <0.5

S1 =

3 15

Page 14: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

14

9 Pasang surut

(m) 5 >1-2

S2 =

2 10

10 pH 5 5-<6 dan

>7-8

S2 =

2 10

11 Kecepatan

arus (m/dt) 5 0.3-0.4

S2 =

2 10

Total Nilai 190

Persentase Nilai 63.33

Hasil dari Tabel 21

menunjukan bahwa persentasi

kesesesuaian diperoleh sebesar

63,33%. Persentase tersebut

menunjukan bahwa potensi ekologi

mangrove di Dusun Nuan cukup

sesuai sebagai kawasan konservasi.

B. Potensi Sosial Masyarakat

Khusus masyarakat pesisir

potensi sosial sangat dipengaruhi oleh

pengetahuan dan kepercayaan.

Pengetahuan lokal yang berakar kuat

menjadi salah satu faktor penyebab

terjaminnya kelangsungan hidup.

persentase pendidikan masyarakat di

Dusun Nuan sebesar 52% yang

bersekolah dari pendidikan dasar

sampai Sekolah Menengah Atas,

sedangkan sisa 48%nya tidak pernah

sekolah, dengan, mata pencarian

masyarakat Dusun Nuan dominan

sebagai nelayan berbudaya melayu

100% yang secara teologis memiliki

kepercayaan yang kuat bahwa laut

memiliki kekuatan magis sehingga

perlu perlakuan khusus terhadap

lingkungan pantai, laut dan darat, agar

keselamatan dan hasil tangkapannya

semakin terjamin. Mangrove di

manfaatkan sebagai tempat mencari

biaota laut oleh warga setempat,

kondisi mangrove yang baik di

kawasan ini disebabkan adanya

pantang larang menebang bakau juga

di terapkan secara turun temurun,

kebiasaan warga setiap minggu

terhadap mangrove di sini ialah

gotong-royong menyusuri bawah

bakau untuk membersihkan sampah-

sampah yang terjebak karena bawaan

air laut. Solidaritas masyarakat Dusun

Nuan Sangat tinggi, warga juga

memiliki hubungan yang erat antara

satu sama lain seperti hubungan

keluarga sendiri. Warga senang

dengan adanya penelitian ini dan

berharap adanya perubahan yang lebih

baik untuk Dusun Nuan.

Tabel 22. Penilaian Partispasi

Masyarakat Dusun Nuan N

o

Atri

but

Kategori P

n

T S B S

*

B

N

m

a

ks

1

.

Pema

hama

n

Kons

ervas

i

Sangat

Paham

Paham

Sedang

Tidak

Paham

Sangat

Tidak

Paham

5

4

3

2

1

3

1

2

1

0

5

0

3

,

4

3

3 1

0,

2

9

15

2

.

Perse

tujua

n

Atas

Renc

ana

Pemb

angu

nan

Sangat

Setuju

Setuju

Sedang

Tidak

Setuju

Sangat

Tidak

Setuju

5

4

3

2

1

1

3

1

1

3

1

2

4

,

0

4

3 1

2,

1

2

15

3

.

Hara

pan

Atas

Reali

sasi

Progr

am

Sangat

Berharap

Berharap

Sedang

Tidak

Berharap

Sangat

Tidak

Berharap

5

4

3

2

1

1

5

8

3

2

2

4

,

0

5

1 4,

0

5

5

4

.

Mina

t

Terli

bat

Sangat

Berminat

Berminat

Sedang

Tidak

Berminat

Sangat

Tidak

5

4

3

2

1

8

5

1

1

3

3

3

,

3

9

3 1

0,

1

7

15

Page 15: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

15

Berminat

Jumlah 3

6,

6

3

50

Persentase Nilai 73,26

%

Interpretasi Skor Baik

Keterangan : Pn : Penilaian

T : Total

Responden

S : Skor

B : Bobot

Nmaks : Nilai Maksimum

Hasil dari Tabel 22

menunjukan bahwa persentasi

partispasi masyarakat diperoleh

sebesar 73,26%.

Persentase menunjukan bahwa

sikap masyarakat terhadap

pembangunan kawasan konservasi di

nyatakan baik.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mangrove yang ditemukan di

Dusun Nuan adalah 9 jenis, 6 jenis

mangrove sejati dan 3 jenis mangrove

ikutan. Mangrove sejati yaitu,

Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora

apicullata, Aegiceras floridum,

Sonneratia alba, Rhizophora

mucronata, Xylocarpus granatum dan

Mangrove ikutan yaitu, Scaevola

taccada, Nypa fruticans dan Pandanus

pandanus. Dengan kerapatan relatif

11,10%, ketebalan mangrove 19,5 m,

potensi ekologi ekosistem mangrove

di Dusun Nuan cukup berpotensi, di

peroleh nilai akhir total sebesar 190

dengan nilai persentase 63.33%.

Sikap penerimaan dan

tanggapan masyarakat mengenai

pembangunan kawasan konservasi

cukup baik, meskipun pemahaman

mengenai ekosistem mangrove dan

pemahaman tentang konservasi masih

kurang. Dengan melakukan penjelasan

mengenai pengertian ekosistem

mangrove dan konservasi (menurut

bahasa) kepada masyarakat.

Masyarakat mengerti dan berharap

kebijakan pengelolaan ekosistem

mangrove dapat segera terealisasi dan

dapat ikut serta di dalam kegiatan

pengelolaan ekosistem mangrove

sebagai kawasan konservasi, partispasi

masyarakat diperoleh nilai persentase

sebesar 73,26%.

B. Saran

Saran dari penelitian ini adalah

agar melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai analisis kesesuaian kawasan

konservasi mengenai ekosistem

mangrove, selain penelitian lebih

lanjut diharapkan bagi pengelola

wilayah pesisir agar dilakukan

penyuluhan mengenai sumberdaya

pesisir terutama ekosistem mangrove

agar masyarakat setempat memahami

makna dan fungsi ekosistem

mangrove, sehingga keberadaan

ekosistem mangrove di Dusun Nuan

terus berkembang dan lestari.

DAFTAR PUSTAKA

Bengen, D.G. 2004. Pedoman Teknis

Pengenalan dan Pengelolaan

Ekosistem Mangrove. PKSPL.

Institut Pertanian Bogor.

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman

Hayati Laut. Aset

Pembangunan Berkelanjutan

Indonesia. PT. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta

Page 16: KAJIAN POTENSI EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pengambilan data dari instansi atau lembaga terkait. ... dengan

16

Fachrul, Melati Ferianita. 2007.

Metode Sampling Bioekologi.

Jakarta: Bumi Aksara

Hutabarat, A. A. F., Yulianda, A.,

Fahrudin, S., & Harteti, K.

(2009). Pengelolaan pesisir

dan laut secara terpadu.

Pusdiklat Kehutanan

Departemen Kehutanan RI.

SECEM-Korea International

Coorporation Agency. Bogor.

Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun

1990 Tentang Pengelolaan

Kawasan Lindung.

Khomsin (2005). Studi perencanaan

konservasi kawasan mangrove

di pesisir selatan Kabupaten

Sampang dengan teknologi

penginderaan jauh dan sistem

informasi geografis.

Pertemuan Ilmiah Tahunan

MAPIN XIV. Pemanfaatan

Efektif Penginderaan Jauh

Untuk Peningkatan

Kesejahteraan Bangsa. Institut

Teknologi Sepuluh November

Surabaya, 14 – 15 September

2005.

Saribun, D. S. 2007. “Pengaruh Jenis

Penggunaan Lahan Dan Kelas

Kemiringan Lereng Terhadap

Bobot Isi, Porositas Total, Dan

Kadar Air Tanah Pada Sub-

Das Cikapundung Hulu”.

Bandung : Jurusan Ilmu Tanah

Universitas Padjadjaran

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990

Tentang Konservasi Sumber

Daya Alam Hayati Dan

Ekosistemnya.

Wardhani, M. K. (2011). Analisis

keberlanjutan kawasan potensi

wisata pantai di pesisir selatan

Kabupaten Bangkalan. Tesis.

Sekolah Pascasarjana Institut

Pertanian Bogor.

Wikipedia. 2013. Kawasan Yang

Dilindungi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ka

wasan_yang_dilindungi.

(diakses pada 5 Juni 2015 jam

15.57 wib).

Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari

Sebagai

Alternatif Pemanfaatan

Manajemen Sumberdaya

Perairan. Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan.

InstitutPertanian Bogor. Bogor