kajian persepsi masyarakat untuk perencanaan … · sebagai salah satu syarat untuk memperoleh...

81
KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN TATA RUANG BERBASIS DAERAH ALIRAN SUNGAI (Studi Kasus DAS Ciliwung Bagian Hulu di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor) AGUS MUHAMMAD ARIFIN DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Upload: dangthu

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN

TATA RUANG BERBASIS DAERAH ALIRAN SUNGAI

(Studi Kasus DAS Ciliwung Bagian Hulu di Kecamatan Cisarua,

Kabupaten Bogor)

AGUS MUHAMMAD ARIFIN

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN

TATA RUANG BERBASIS DAERAH ALIRAN SUNGAI

(Studi Kasus DAS Ciliwung Bagian Hulu di Kecamatan Cisarua,

Kabupaten Bogor)

AGUS MUHAMMAD ARIFIN

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 3: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

RINGKASAN AGUS MUHAMMAD ARIFIN. Kajian Persepsi Masyarakat untuk Perencanaan Tata Ruang Berbasis Daerah Aliran Sungai (Studi Kasus DAS Ciliwung Bagian Hulu di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor). Dibimbing oleh M. BUCE SALEH.

Pemanfaatan sumber daya alam dalam wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) telah menunjukkan peningkatan yang sejalan dengan pertambahan penduduk, baik secara kuantitas maupun kualitas maka pemanfaatan tersebut akan mendorong terjadinya perubahan kondisi lingkungan. Salah satu faktor pendorong terjadinya perubahan kondisi lingkungan adalah melalui peranan masyarakat sebagai bagian dari unsur pengelola sumber daya alam. Karakteristik fisik yang berupa pola penggunaan lahan, bentuk jaringan sungai, kondisi tanah, topografi dan ketinggian tempat merupakan karakteristik DAS yang sifatnya dapat dipengaruhi oleh kegiatan manusia (Dewan Riset Nasional Kelompok II, Sumber Daya Alam dan Energi, 1994). Untuk dapat mendeskripsikan pendapat masyarakat terhadap perencanaan tata ruang, maka dapat dilakukan pendekatan melalui kajian terhadap persepsi masyarakat dalam menentukan pola ruang kawasan dengan dibantu oleh beberapa alat (tools) berupa foto-foto objek dan peta kawasan (citra Ikonos) yang dapat dilihat (secara visual) oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini mengkaji persepsi masyarakat untuk penerapan tipe-tipe penutupan/penggunaan lahan, mengidentifikasi kemungkinan penyimpangan fungsi kawasan, serta merancang dan memetakan persepsi masyarakat untuk perencanaan tata ruang berbasis DAS.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2008 dengan menggunakan teknik penarikan contoh secara purposive sampling, yaitu memilih secara sengaja terhadap 30 responden yang bertempat tinggal di lokasi penelitian dengan letak yang berdekatan dengan objek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan teknologi Penginderaan Jauh (Inderaja) dan Sistem Informasi Geografis (SIG), observasi dan pemotretan, wawancara dan studi pustaka. Analisis data menggunakan metode penskalaan dan analisis spasial dengan teknologi SIG.

Melalui kajian terhadap persepsi masyarakat, jenis penutupan/penggunaan lahan yang menjadi prioritas untuk diterapkan di lokasi penelitian adalah pertanian, kemudian kebun campuran, perkebunan, dan hutan. Sedangkan pemukiman dan kawasan industri kurang dan tidak mendapat persetujuan dari masyarakat. Luas penyimpangan penggunaan lahan ditemukan di kawasan lindung 16,60% maupun budidaya 25,82%. Kedua model spasial yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengevaluasi gap penggunaan lahan existing dan menjadi data masukan bagi rancangan perencanaan tata ruang. Model spasial tersebut dapat merubah gap penggunaan lahan existing dan perubahan tersebut mengarah kepada kondisi lingkungan yang positif. Hasil rancangan akhir kawasan diperoleh luas kawasan lindung berupa hutan meningkat 16,52%, kawasan pertanian berupa lahan pertanian meningkat 2,63%, kawasan pedesaan berupa pemukiman meningkat 19,18%, kawasan perkebunan berupa perkebunan teh meningkat 26,83%, dan kawasan tanaman tahunan berupa kebun campuran meningkat 49,34% dari masing-masing penutupan/penggunaan lahan existing-nya.

Kata kunci: Daerah Aliran Sungai, persepsi, penutupan/penggunaan lahan

Page 4: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

SUMMARY

AGUS MUHAMMAD ARIFIN. People Perception Study for Planology Planning based on Drainage Basin Area (Case Study in Ciliwung Basin Area Hilt Part at District Cisarua, Regency Bogor). Under Supervision of M. BUCE SALEH. Natural resources utilization in Drainage Basin Area (DAS) showed increasing comparable with citizen increasing, quantity and quality. Therefore, the utilization will support the change of environmental condition. One of the factors is people participation as apart of resource management elements. There are some physical characteristics like pattern of land use, river network form, soil condition, topography and altitude. The characteristics of basin area can be influenced by human activity (Dewan Riset Nasional Kelompok II, Sumber Daya Alam dan Energy 1994). To describe the people opinion about planology planning so the aproachment of studying about people perception in area space pattern determination which be helped by any tools like object photographs and map of area (Ikonos image) which can be seen (visual effect), can be done. The objectives of this research are to study the people perception about the application of land cover/use types, to identify the probability of area function deviation and to design and map the people perception about planology planning based on basin area. This research was done in May until July 2008 by using purposive sampling technique, that choose 30 respondents that live near the research location. Data collection was done by remote sensing and Geographical Information System (GIS) technology, observation and photography, interview and GIS literature studying. Data is presented in essay (descriptive), tabular, graphic and chart and map. Based on the studying about people perception, the prime priority of land cover/use which be applied are agriculture, mixture garden, usual garden and forest. While settlement and industrial area didn’t get approvement from people. The large of land use deviation is found in protected forest area 16,60% and cultivated area 25,82%. Both special models which be produced can be used to evaluate existing land use gap and become input data for space arrangement planning design. This spacial models can change existing land use gap and the change tends to positive environmental condition. The results of final area planning are large of protected forest area increases 16,52%, agricultural area increases 2,63%, village settlement area increases 19,18%, tea garden area increases 26,8% and annual plantation such as mixture garden are increases 49,34% from each existing land cover/use. Keywords: basin area, perception, land cover/use

Page 5: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

Rabb, hamba mau tanya kenapa langit pucat biru s'dangkan jingga buat awan bersemu Rabb, hamba mau tanya adakah alam Kau cipta dengan batas s'perti umur hamba yang kian terbatas Rabb, hamba bersimpuh di hadapan alam nan elok s'moga hamba masih nikmati esok

_Senjakala,Bogor ‘08_

...Kupersembahkan karya ilmiah ini untuk mamah dan Almarhum Bapakku serta kakak dan kedua adikku tercinta...

Page 6: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Kajian Persepsi

Masyarakat untuk Perencanaan Tata Ruang Berbasis Daerah Aliran Sungai (Studi

Kasus DAS Ciliwung Bagian Hulu di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor)

adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing

dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau

lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2008

Agus Muhammad Arifin

NRP. E14103049

Page 7: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

Judul Penelitian : Kajian Persepsi Masyarakat untuk Perencanaan Tata

Ruang Berbasis Daerah Aliran Sungai (Studi Kasus DAS

Ciliwung Bagian Hulu di Kecamatan Cisarua, Kabupaten

Bogor)

Nama Mahasiswa : Agus Muhammad Arifin

NRP : E14103049

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. M. Buce Saleh, MS

NIP. 131 284 620

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kehutanan

Dr. Ir. Hendrayanto, M.Agr

NIP. 131 578 788

Tanggal Lulus :

Page 8: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat

Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga karya

ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul skripsi yang dipilih pada penelitian yang

dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2008 adalah Kajian Persepsi

Masyarakat untuk Perencanaan Tata Ruang Berbasis Daerah Aliran Sungai (Studi

Kasus DAS Ciliwung Bagian Hulu di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor).

Skripsi ini merupakan hasil pembahasan secara ilmiah terhadap

perkembangan teknologi Penginderaan Jauh (Inderaja) dan Sistem Informasi

Geografis (SIG) dalam berbagai aspek pendekatan pengaplikasian yang

diharapkan dapat berguna dalam pemanfaatannya di dunia kehutanan masa kini

dan yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat menjadi salah satu bagian dari

ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi umat manusia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. M. Buce Saleh, MS

selaku dosen pembimbing atas segala arahan dan nasehat bagi penulis. Selain itu,

penghargaan penulis disampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, MS

dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) IPB yang telah membantu

menyediakan citra satelit Ikonos, Bapak Muchtar selaku Kasie. Perekonomian

Kecamatan Cisarua atas bantuan data dan perijinan penelitian, Bapak Badri selaku

Ketua Kelompok Tani di Desa Tugu Utara, dan Kang Saepul selaku Ketua

Kelompok Tani Bunga Wortel atas masukan dan bantuannya dalam proses

pengambilan data penelitian. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan terutama

kepada mamah, bapak (Alm.), kakak, dan kedua adikku, atas ikhlasnya lantunan

do’a dan putihnya kasih sayang selama ini.

Bogor, Agustus 2008

Penulis

Page 9: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 18 Agustus 1984

dari pasangan Bapak Baban Sobandi (Alm.) dan Ibu Iis Sari Hayati. Penulis

merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Pendidikan penulis diawali pada tahun 1991-1997 di SDN Sukarasa 1 dan

kemudian melanjutkan ke SLTPN 1 Ujung Jaya pada tahun 1997-2000. Pada

tahun 2003 penulis lulus dari SMUN 1 Majalengka dan pada tahun yang sama

penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa

Baru (SPMB). Penulis memilih Departemen Manajemen Hutan, Fakultas

Kehutanan dan pada semester 6 (enam) memilih minat pada Laboratorium

Perencanaan Hutan.

Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di sejumlah organisasi

kemahasiswaan yaitu sebagai anggota dan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) Merpati Putih IPB tahun 2003-2005, Ketua Komisi Advokasi dan

Kesejahteraan Mahasiswa di Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa

(DPM-KM) IPB tahun 2004-2005, anggota Badan Pekerja Suksesi dan PEMIRA

Majelis Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (MPM-KM) IPB tahun

2004-2005, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Profesi Forest Management

Students Club (Himpro FMSC) tahun 2005-2006, Ketua Badan Pengawas Himpro

FMSC tahun 2006-2007, dan Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa/Pengurus

Cabang Sylva Indonesia Fakultas Kehutanan IPB tahun 2006-2007, serta sejumlah

kepanitiaan kegiatan kemahasiswaan IPB di tahun 2004-2007. Selain itu penulis

juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu Ukur Hutan (IUH) pada

tahun 2006 serta melakukan kegiatan Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan

(P3H) di Kampus Getas, Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2006 dan kegiatan

Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Diamond Raya Timber (PT. DRT), Propinsi

Riau pada tahun 2007.

Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis menyelesaikan skripsi

dengan judul Kajian Persepsi Masyarakat untuk Perencanaan Tata Ruang Berbasis

Daerah Aliran Sungai (Studi Kasus DAS Ciliwung Bagian Hulu di Kecamatan

Cisarua, Kabupaten Bogor) dengan dibimbing oleh Dr. Ir. M. Buce Saleh, MS.

Page 10: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrahmaanirrahiim…

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur hanya kepada Allah Swt. atas segala nikmat yang

dikaruniakan semenjak terlahir ke dunia hingga detik ini. Shalawat serta salam

semoga senantias tercurahlimpahkan kepada qudwah hasanah manusia sepanjang

jaman, Rasulullah Saw., keluarga, sahabat, dan ummatnya yang istiqomah meniti

jalan panjang perjuangan mengharap ridha Allah Swt.

Terselesaikannya karya ilmiah ini tidak terlepas dari keberadaan penulis

sebagai makhluk sosial, dimana beberapa aktivitas penulis sering dibantu oleh

pihak-pihak lain. Untuk itu pada kesempatan ini meskipun tak banyak yang dapat

dilakukan oleh penulis sebagai wujud penghargaan terhadap pihak-pihak yang

telah membantu hingga terselesaikannya karya ilmiah ini selain menghaturkan

ungkapan rasa terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, mamah Iis Sari Hayati, atas kasih sayang, nasehat hidup,

ikhtiar dan lantunan do’a yang tak pernah putus hingga tak terhitung tetesan

air mata dan keringat. Bapak Baban Sobandi (Alm.), atas segala nilai hakikat

perjuangan hidup.

2. Kakak dan kedua adik, a Asep, neng Asiah, dan Hilman atas ikhlasnya do’a,

putihnya kasih sayang, dan tulusnya senyuman. Semoga Allah senantiasa

membimbing kita menjadi anak yang shaleh dan berbakti kepada orang tua.

3. Bapak Dr. Ir. M. Buce Saleh, MS selaku dosen pembimbing atas segala

kesabaran dan keikhlasan dalam memberikan bimbingan dan nasehat bagi

penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Surdiding Ruhendi, M.Sc selaku dosen penguji dari

Departemen Hasil Hutan dan Ibu Ir. Siti Badriyah Rushayati, M.Si selaku

dosen penguji dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

atas saran perbaikan dan nasehat yang disampaikan kepada penulis.

5. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) IPB yang telah membantu

memberikan data berupa citra satelit IKONOS.

Page 11: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

6. Hadi Broto, S.Hut yang telah ikhlas membantu penulis menuntaskan amanah

akademis ini. Allah bersama orang-orang yang sabar.

7. Oki H., Dewi R., Nurqolbi, Herry T., Septi W., dan Heru Santoso yang telah

ikhlas komputer, laptop, dan kamera dijitalnya dipinjamkan untuk

mengerjakan penelitian ini serta bantuan lainnya. Serta Ahmad Zamhari, M.

Setyawan A., dan Iskandar Kadamto yang telah menyumbangkan pemikiran

singkat terkait aplikasi software-nya.

8. Seluruh Saudara/i seperjuangan, khususnya Rotan 40, Fakultas Kehutanan IPB

atas lantunan do’a dan dukungan moral maupun materil selama masa studi

penulis.

9. Murobbi dan crew di lingkaran kecilku atas segala transfer energi dan

pencerahan hati memaknai titian jalan hidup. Kita perlu berhenti sejenak.

10. Seluruh teman-teman seperjuangan menuntut ilmu, baik di keluarga besar

MNH 40 maupun Fakultas Kehutanan, atas pertemanan baik selama

beraktivitas yang tak mungkin dapat disebutkan satu persatu.

11. Seluruh rekan-rekan yang pernah berjuang bersama di UKM MP, DPM/MPM

KM, FMSC dan BEM-E / PC. Sylva Indonesia kabinet The Navigators atas

persahabatan dan pengalaman hidup dalam menunaikan amanah.

12. Keluarga Besar Asrama Sylvalestari, Pondok Al-Izzah, dan terutama Wisma

Madinah dan Dar E’Syabaab atas kekeluargaan dan pengertiannya selama

hidup dalam satu atap.

13. Lembaga penyalur beasiswa bagi penulis selama masa studi, yaitu POM IPB,

LAZ Al-Hurriyyah, Himpunan Alumni Fahutan IPB, DIKTI dengan beasiswa

PPE (Peningkatan Prestasi Ekstrakulikuler), dan BANK Ekspor Indonesia

dalam membantu dana penelitian.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan dan kerja

samanya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan studi di IPB.

Sesungguhnya Allah SWT. akan memudahkan urusan hamba-Nya yang

senantiasa memudahkan kesulitan saudaranya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Page 12: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................................................................. 1 1.2 Tujuan ......................................................................................... 3 1.3 Manfaat ........................................................................................ 4 1.4 Ruang Lingkup ............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi ...................................................................................... 5 2.2 Penataan Ruang ........................................................................... 7 2.3 Lahan dan Penutupan/Penggunaan lahan .................................... 8 2.4 Daerah Aliran Sungai .................................................................. 8 2.5 Penginderaan Jauh ....................................................................... 9 2.6 Citra Ikonos ................................................................................. 10 2.7 Sistem Informasi Geografis ......................................................... 12

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu....................................................................... 14 3.2 Bahan dan Alat .......................................................................... 14 3.3 Metode Pengambilan Data........................................................... 14 3.4 Metode Penarikan Contoh ........................................................... 15 3.5 Metode Analisis Data .................................................................. 15

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas............................................................................. 23 4.2 Kondisi Fisik .............................................................................. 24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengetahuan Umum Masyarakat ................................................. 29 5.2 Penutupan/Penggunaan Lahan..................................................... 30 5.3 Pemanfaatan Ruang Kawasan ..................................................... 33 5.4 Perencanaan Tata Ruang ............................................................. 41 5.5 Faktor-Faktor Pertimbangan dalam Penggunaan Lahan ............. 50

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan.................................................................................. 52 6.2 Saran ............................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 54 LAMPIRAN ...................................................................................................... 56

Page 13: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

iii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Spesifikasi Ikonos ....................................................................................... 11

2. Tingkat persepsi berdasarkan interval nilai tanggapan ............................... 17

3. Pembagian wilayah dan luasan DAS Ciliwung Bagian Hulu ..................... 23

4. Kondisi iklim di Kecamatan Cisarua .......................................................... 24

5. Pembagian wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu berdasarkan topografi

dan bentuk wilayah...................................................................................... 26

6. Pengertian DAS berdasarkan persepsi masyarakat ..................................... 29

7. Bobot per jenis penutupan/penggunaan lahan secara umum di Kecamatan Cisarua berdasarkan persepsi masyarakat ............................ 33

8. Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/penggunaan lahan di kawasan hutan.......................................... 34

9. Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/penggunaan lahan di kawasan pertanian.................................... 35

10. Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/penggunaan lahan di kawasan perdesaan. ................................. 36

11. Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/penggunaan lahan di kawasan perkebunan................................ 38

12. Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/penggunaan lahan di kawasan tanaman tahunan. ...................... 39

13. Tingkat persepsi masyarakat terhadap keberadaan sempadan sungai......... 40

14. Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/penggunaan lahan di kawasan sempadan sungai. ...................... 41

15. Penggunaan lahan existing Kecamatan Cisarua berdasarkan rencana pemanfaatan ruang kawasan (RTRW) Kabupaten

Bogor 2000-2010......................................................................................... 42

16. Hasil analisis perbedaan terhadap masing-masing kawasan....................... 43

17. Luas dan jenis penutupan/penggunaan lahan pada rancangan akhir kawasan .............................................................................................. 48

18. Bobot relatif faktor-faktor pertimbangan penggunaan lahan berdasarkan penilaian masyarakat ................................................................................... 50

Page 14: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

iv

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Citra satelit Ikonos lokasi penelitian.......................................................... 25

2. Tingkat persepsi masyarakat terhadap kelas penutupan/ penggunaan lahan di Kecamatan Cisarua .................................................. 31

3. Tingkat persepsi masyarakat terhadap pemilihan jenis penutupan/penggunaan lahan..................................................................... 32

4. Tingkat persepsi masyarakat terhadap prioritas pertama penerapan jenis penutupan/penggunaan lahan pada lokasi terpilih............................. 45

5. Persentase luas masing-masing kawasan pada penggunaan lahan existing yang sesuai dan rancangan akhir kawasan.................................... 46

6. Peta rancangan akhir kawasan Kecamatan Cisarua berdasarkan persepsi masyarakat ................................................................................... 49

Page 15: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

v

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Identitas responden ....................................................................................... 57

2. Karakteristik responden ................................................................................ 59

3. Tingkat persepsi masyarakat terhadap tipe-tipe jenis penutupan/ penggunaan lahan ......................................................................................... 60

4. Daftar pertanyaan wawancara ....................................................................... 61

5. Contoh foto-foto penutupan/penggunaan lahan sebagai alat bantu visual.... 66

Page 16: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang secara

topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan

menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai

utama (Asdak, 2004). DAS sebagai unit pengelolaan sumber daya alam, di

dalamnya terdapat sumber daya yang diurus (governed) oleh instansi-instansi

publik sektoral pemerintah dan pemerintah otonom kabupaten, kota, dan propinsi.

Masyarakat atau swasta, baik masyarakat sebagai individu, kelompok, maupun

perusahaan merupakan unsur-unsur pengelola yang diatur oleh kepentingan

pembangunan sektoral dan wilayah. Ukuran keberhasilan pengelolaan DAS ini

adalah pemanfaatan sumber daya alam yang ada mampu menopang kesejahteraan

rakyat/masyarakat dalam jangka panjang.

Peningkatan jumlah penduduk berimplikasi pada peningkatan kebutuhan

lahan untuk mewadahi berbagai aktivitas manusia dalam melangsungkan

kehidupannya. Di sisi lain, ketersediaan lahan tersebut relatif terbatas. Jika dalam

perkembangannya antara kebutuhan dan ketersediaan lahan tidak diatur dengan

baik, maka akan terjadi berbagai benturan kepentingan antar aktivitas yang

berdampak pada persaingan dalam penggunaan lahan. Hal ini akan

mengakibatkan terjadinya pergeseran pemanfaatan lahan yang tidak sesuai lagi

dengan kaidah penataan ruang dan daya dukungnya.

Pemanfaatan sumber daya alam dalam wilayah DAS telah menunjukkan

peningkatan yang sejalan dengan pertambahan penduduk tersebut. Secara

kuantitas maupun kualitas maka pemanfaatan tersebut akan menyebabkan

terjadinya perubahan kondisi lingkungan. Akibat yang ditimbulkan oleh adanya

perubahan tersebut sebagian besar telah mengarah kepada kondisi lingkungan

yang negatif, misalnya terjadi kerusakan lingkungan seperti adanya kejadian

banjir dan longsor. Pada dasarnya telah disusun suatu Rencana Tata Ruang dan

Wilayah (RTRW) yang selayaknya akan mendukung terhadap perbaikan ataupun

mempertahankan kondisi lingkungan yang ada.

Page 17: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

2

Sebagai kesatuan wilayah yang bersifat kompleks, DAS dipengaruhi oleh

karakteristik fisik variabel meteorologinya. Karakteristik fisik yang berupa pola

penggunaan lahan, bentuk jaringan sungai, kondisi tanah, topografi, dan

ketinggian tempat merupakan karakteristik DAS yang sifatnya dapat dipengaruhi

oleh kegiatan manusia. Sedangkan variabel meteorologi yang meliputi curah

hujan, suhu, kelembaban, radiasi matahari, dan kecepatan angin bersifat sangat

berubah-ubah tergantung kondisi klimatnya (Dewan Riset Nasional Kelompok II,

Sumber Daya Alam dan Energi, 1994).

Salah satu faktor pendorong terjadinya perubahan kondisi lingkungan dapat

disebabkan melalui peranan masyarakat dengan melakukan perubahan pola

penutupan/penggunaan lahan sebagai komponen ruang yang ada, dimana hal

tersebut akan berpengaruh terhadap karakteristik fisik DAS. Masyarakat

merupakan bagian tidak terpisahkan dari unsur pengelola sumberdaya alam.

Untuk dapat mendeskripsikan peranan masyarakat terhadap perencanaan tata

ruang, maka dapat dilakukan pendekatan melalui kajian terhadap persepsi

masyarakat dalam menentukan pemanfaatan sumber daya alam.

Persepsi masyarakat dapat dijadikan data dan informasi untuk memperoleh

pola penutupan/penggunaan lahan yang ideal menurut masyarakat yang kemudian

dapat digunakan untuk mengkaji hubungannya dengan kondisi penutupan/

penggunaan lahan yang ada. Persepsi masyarakat ini akan lebih mudah digali dan

terukur arahannya sesuai target yang diinginkan dengan dibantu oleh beberapa

alat (tools) berupa foto-foto objek dan peta kawasan (citra Ikonos) yang dapat

dilihat (secara visual) oleh masyarakat. Data dan informasi yang diperoleh untuk

selanjutnya juga diharapkan dapat diaplikasikan ke dalam suatu perencanaan tata

ruang yang selayaknya mampu secara komprehensif berpijak pada aspek

perlindungan kawasan disertai dengan tetap memperhatikan aspek psikologi dan

sosio kultural masyarakat sebagai unsur pengelola dan pengguna sumber daya

alam sehingga ketersediaan sumber daya alam dapat berkelanjutan.

Perlunya penelitian mengenai persepsi terhadap lingkungan adalah untuk

mencapai secara optimal kualitas lingkungan yang baik, yakni kualitas lingkungan

yang sesuai dengan persepsi masyarakat yang menggunakannya. Kualitas

lingkungan seyogyanya dipahami secara subjektif, yakni dikaitkan dengan aspek-

Page 18: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

3

aspek psikologis dan sosio kultural masyarakat. Dengan demikian, kualitas

lingkungan harus didefinisikan secara umum sebagai lingkungan yang memenuhi

preferensi imajinasi ideal seseorang atau sekelompok orang. Pandangan ini

menyempurnakan pandangan sebelumnya yang mengartikan kualitas lingkungan

hanya dari aspek fisik, biologi, dan kimia (Haryadi & Setyawan 1995 dalam

Harihanto 2001).

Penelitian melalui kajian terhadap persepsi masyarakat ini dilaksanakan

dengan studi kasus DAS Ciliwung Bagian Hulu di Kecamatan Cisarua, Kabupaten

Bogor, Propinsi Jawa Barat. Hal ini dikarenakan DAS Ciliwung Bagian Hulu

merupakan hulu dari salah satu DAS yang tergolong dalam kategori kritis dan

letaknya strategis dengan berbatasan langsung (hinter land) terhadap wilayah DKI

Jakarta yang berada di daerah hilir, sedangkan Kecamatan Cisarua sendiri

memiliki keterwakilan kondisi penutupan/penggunaan lahan di DAS Ciliwung

Bagian Hulu. Semua data dan informasi yang ada kemudian dapat dianalisis dan

diolah lebih lanjut dengan menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis

(SIG) yang mampu lebih cepat dan praktis dalam melakukan perencanaan tata

ruang.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengkaji persepsi masyarakat untuk penerapan tipe-tipe penutupan/

penggunaan lahan pada lokasi penelitian.

2. Mengidentifikasi kemungkinan penyimpangan fungsi kawasan di lokasi

penelitian.

3. Merancang dan memetakan persepsi masyarakat untuk perencanaan tata

ruang berbasis DAS di lokasi penelitian.

Page 19: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

4

1.3 Manfaat

Perencanaan tata ruang berbasis DAS melalui metode penelitian ini

diharapkan mampu menjadi masukan, baik berupa data dan informasi yang

dihasilkan maupun metode sumber data, bagi para pengambil kebijakan dalam

melakukan perencanaan tata ruang wilayah DAS. Perencanaan tata ruang ini

diharapkan mampu secara optimal mencapai kualitas lingkungan yang baik

disertai dengan tetap memperhatikan aspek psikologi dan sosio kultural

masyarakat sebagai bagian dari unsur pengelola sumber daya alam.

1.4 Ruang Lingkup

Informasi perencanaan tata ruang berbasis DAS yang disajikan pada

penelitian ini dibatasi pada perencanaan pola ruang wilayah DAS Ciliwung

Bagian Hulu di Kecamatan Cisarua. Informasi perencanaan pola ruang tersebut

yaitu distribusi peruntukan ruang dalam wilayah yang meliputi peruntukan ruang

untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

Page 20: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi

Muchtar (1998) menyatakan bahwa persepsi adalah proses penginderaan

dan penafsiran rangsangan suatu objek atau peristiwa yang diinformasikan,

sehingga seseorang dapat memandang, mengartikan, dan menginterpretasikan

rangsangan yang diterimanya sesuai dengan keadaan dirinya dan lingkungan

dimana ia berada, sehingga ia dapat menentukan tindakannya. Langevelt (1996)

dalam Harihanto (2001) mengatakan bahwa persepsi berhubungan dengan

pendapat dan penilaian individu terhadap suatu stimulus yang akan berakibat

terhadap motivasi, kemauan, dan perasaan suatu stimulus tersebut. Stimulus dapat

berupa benda, isyarat, informasi, maupun situasi dan kondisi tertentu. Akibat

adanya stimulus, individu akan memberikan reaksi (respon) berupa penerimaan

atau penolakan terhadap stimulus tersebut.

Menurut Sudrajat (2003) dalam Yuwono (2006), persepsi merupakan

produk atau hasil proses psikologi yang dialami seseorang setelah menerima

stimuli yang mendorong tumbuhnya motivasi untuk memberikan respon

melakukan atau tidak melakukan suatu kegiatan. Persepsi dapat berupa kesan,

penafsiran, atau penilaian berdasarkan pengalaman yang diperoleh. Dalam

hubungan ini, persepsi merupakan hasil dari suatu proses pengambilan keputusan

tentang pemahaman seseorang kaitannya dengan suatu objek, stimuli, atau

individu yang lain.

Menurut Nurdin (2003), persepsi yang dimiliki seseorang berbeda karena

pengaruh berbagai faktor, mulai dari pengalaman, latar belakang, lingkungan

dimana dia tinggal, juga motivasi dan lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi seseorang akan menyebabkan seseorang dalam menginterpretasikan

sesuatu mempunyai perbedaan pendapat.

Sadli (1976) dalam Yuwono (2006) mengatakan bahwa ada empat faktor

yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu :

1. Faktor objek rangsangan

Ciri khas faktor ini terdiri dari :

Page 21: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

6

a. Nilai, yaitu ciri-ciri dari rangsangan seperti nilai bagi subjek yang

mempengaruhi cara rangsangan tersebut dipersepsi.

b. Arti emosional, yaitu sampai seberapa jauh rangsangan tertentu merupakan

sesuatu yang mempengaruhi persepsi individu yang bersangkutan.

c. Familiaritas, yaitu pengenalan yang berkali-kali dari suatu rangsangan yang

mengakibatkan rangsangan tersebut dipersepsi lebih akurat.

d. Intensitas, yaitu ciri-ciri yang berhubungan dengan derajat kesadaran

seseorang mengenai rangsangan tersebut.

2. Faktor pribadi

Faktor pribadi yang dapat memberikan persepsi berbeda seperti tingkat

kecerdasan, minat, emosional, dan lain-lainnya.

3. Faktor pengaruh kelompok

Dalam suatu kelompok manusia, respon orang lain akan memberikan arah

terhadap tingkah laku seseorang.

4. Faktor latar belakang kultural

Orang dapat memberikan suatu persepsi yang berbeda terhadap suatu objek

karena latar belakang kultural yang berbeda.

Menurut Siagian (1995) dalam Nurdin (2003), faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut :

1. Diri seseorang yang bersangkutan

Apabila seseorang melihat dan berusaha memberi interpretasi tentang apa

yang telah dilihatnya, pendapatnya akan dipengaruhi oleh sikap, motif,

kepentingan, dan harapan.

2. Sasaran persepsi

Sasaran persepsi dapat berupa benda atau peristiwa. Dalam persepsinya

seseorang biasanya membuat generalisasi dengan menggolongkan dari

sekelompok orang, benda, atau peristiwa yang memiliki karakteristik serupa.

3. Situasi

Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi. Istilah

persepsi muncul sangat diperlukan.

Alasan perlunya penelitian mengenai persepsi terhadap lingkungan adalah

untuk mencapai secara optimal kualitas lingkungan yang baik, yakni kualitas

Page 22: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

7

lingkungan yang sesuai dengan persepsi masyarakat yang menggunakannya.

Kualitas lingkungan seyogyanya dipahami secara subjektif, yakni dikaitkan

dengan aspek-aspek psikologis dan sosio kultural masyarakat. Dengan demikian,

kualitas lingkungan harus didefinisikan secara umum sebagai lingkungan yang

memenuhi preferensi imajinasi ideal seseorang atau sekelompok orang.

Pandangan ini menyempurnakan pandangan sebelumnya yang mengartikan

kualitas lingkungan hanya dari aspek fisik, biologi, dan kimia (Haryadi &

Setyawan 1995 dalam Harihanto 2001).

2.2 Penataan Ruang

Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang,

yang dimaksud dengan ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang

lautan, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan

wilayah tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan

memelihara kelangsungan hidupnya. Tata ruang merupakan wujud struktur ruang

dan pola ruang, sedangkan penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan

tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

unsur terikat padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

administrasi dan atau aspek fungsional. Penataan ruang berdasarkan fungsi utama

kawasan terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya. Perencanaan tata

ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang

meliputi penyusunan dan penetapan tata ruang, sedangkan yang dimaksud dengan

pola ruang adalah distribusi peruntukkan ruang dalam suatu wilayah yang

meliputi peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukkan ruang untuk

fungsi budidaya.

Kawasan-kawasan yang termasuk dalam kawasan lindung menurut Undang-

Undang Nomor 26 Tahun 2007 dibedakan menjadi empat kawasan, yaitu kawasan

yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, kawasan perlindungan

setempat, kawasan suaka alam dan cagar budaya, dan kawasan rawan bencana.

Sedangkan yang termasuk dalam kawasan budidaya adalah kawasan peruntukkan

hutan produksi, kawasan peruntukkan hutan rakyat, kawasan peruntukkan

Page 23: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

8

pertanian, kawasan peruntukkan perikanan, kawasan peruntukkan pertambangan,

kawasan peruntukkan pemukiman, kawasan peruntukkan industri, kawasan

peruntukkan pariwisata, kawasan tempat beribadah, kawasan pendidikan, dan

kawasan pertahanan keamanan.

Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang

wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan

Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan:

a. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.

b. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan

sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia.

c. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif

terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

2.3 Lahan dan Penutupan/Penggunaan Lahan

Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup

pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, hidrologi termasuk

keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh

terhadap penggunaan lahan (Sitorus 2004). Pengertian tentang penutupan dan

penggunaan lahan penting untuk berbagai kegiatan perencanaan dan pengelolaan

yang berhubungan dengan permukaan bumi. Penutupan lahan berkaitan dengan

jenis kenampakan yang ada di permukaan bumi, sedangkan penggunaan lahan

berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu (Lillesand & Kiefer

1997).

2.4 Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang secara

topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan

menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai

utama. Wilayah daratan tersebut dinamakan daerah tangkapan air (DTA atau

catchment area) yang merupakan suatu ekosistem dengan unsur utamanya terdiri

atas sumberdaya alam (tanah, air, dan vegetasi) dan sumberdaya manusia sebagai

pemanfaat sumberdaya alam (Asdak 2004).

Page 24: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

9

Lee (1998) mengatakan bahwa daerah tangkapan air meliputi semua titik

yang terletak di atas elevasi (ketinggian tempat) stasiun penakar dan di dalam

batas topografi atau igir (topographic divide) yang memisahkan daerah-daerah

tangkapan beragam cukup besar dengan komposisi dan struktur lapisan batuan di

bawahnya.

Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004, disebutkan bahwa Daerah

Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan sebagai satu kesatuan dengan sungai

dan anak-anak sungai yang berfungsi untuk menampung, menyimpan, dan

mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami.

Sedangkan batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai

dengan daerah perairan yang masih terpengaruh oleh aktivitas daratan.

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan kesatuan wilayah bersifat

kompleks yang dipengaruhi oleh karakteristik fisik variabel meteorologinya.

Karakteristik fisik yang berupa pola penggunaan lahan, bentuk jaringan sungai,

kondisi tanah, topografi, dan ketinggian tempat merupakan karakteristik DAS

yang sifatnya dapat dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Sedangkan variabel

meteorologi yang meliputi curah hujan, suhu, kelembaban, radiasi matahari, dan

kecepatan angin bersifat sangat berubah-ubah tergantung kondisi klimatnya

(Dewan Riset Nasional Kelompok II, Sumberdaya Alam dan Energi 1994).

2.5 Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh (inderaja) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh

informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang

diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau

fenomena yang dikaji (Lillesand & Kiefer 1997). Inderaja saat ini tidak hanya

terbatas sabagai alat pengumpulan data mentah, tetapi juga mencakup pemrosesan

data mentah secara manual dan otomatis, dan analisis citra serta penyajian hasil

yang diperoleh.

Pengumpulan data dari jarak jauh dapat dilakukan dalam berbagai bentuk,

salah satunya dengan sensor energi elektromagnetik. Menurut Lillesand dan

Kiefer (1997), secara umum proses dan elemen yang terkait di dalam sistem

Page 25: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

10

penginderaan jauh dengan energi elektromagnetik untuk sumber daya alam

meliputi dua proses utama, yaitu pengumpulan data dan analisis data.

Elemen proses pengumpulan data meliputi :

1. Sumber energi.

2. Perjalanan energi melalui atmosfer.

3. Interaksi antara energi dengan kenampakan di muka bumi.

4. Sensor wahana pesawat terbang dan/atau satelit.

5. Hasil pembentukan data dalam bentuk piktorial dan/atau bentuk numerik.

Elemen proses analisis data meliputi :

1. Pengujian data dengan menggunakan alat interpretasi dan alat pengamatan

untuk menganalisis data piktorial, dan/atau komputer untuk menganalisis data

sensor numerik.

2. Biasanya dalam bentuk peta, tabel, dan suatu bahasa tertulis atau laporan.

3. Memanfaatkannya untuk proses pengambilan keputusan.

Tujuan utama penginderaan jauh ialah untuk mengumpulkan data sumber

daya alam dan lingkungan. Dibandingkan pengumpulan data secara konvensional,

penginderaan jauh mempunyai keunggulan di antaranya mampu memberikan data

yang unik yang tidak tidak bisa diperoleh menggunakan sarana lainnya,

mempermudah pekerjaan lapangan, dan mampu memberikan data yang lengkap

dalam waktu yang relatif singkat dan dengan biaya yang relatif murah (Lo 1995).

Menurut Lintz Jr. dan Simonett (1976) dalam Lo (1995), dalam pengenalan

objek yang tergambar pada citra terdapat tiga rangkaian kegiatan, yaitu :

1. Deteksi, yaitu pengamatan atas adanya suatu objek.

2. Identifikasi, yaitu upaya mencirikan objek yang telah dideteksi dengan

menggunakan keterangan yang cukup.

3. Analisis, yaitu pengumpulan data lebih lanjut.

2.6 Citra Ikonos

Citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau oleh sensor

lainnya (Hornby 1974 dalam Hildanus 2002). Sedangkan kata Ikonos berasal dari

bahasa Yunani (Greek) yaitu “Eye-Koh-Nos” yang artinya sama dengan

citra/image. Ikonos merupakan nama satelit sekaligus sensor yang digunakan

Page 26: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

11

untuk merekam gambar/objek permukaan bumi. Satelit Ikonos mengorbit bumi

pada orbit Sun-Synchronous. Satelit tersebut mengitari bumi 14 kali per hari, atau

setiap 98 menit. Satelit Ikonos yang diluncurkan September 1999 mengorbit pada

ketinggian 681 km dengan deklinasi 98,1 derajat pada waktu crossing 10.30 am.

(Pike & Brown 1999 dalam Hildanus 2002).

Pita spektral 1, 2, dan 3 dari citra Ikonos multispektral secara berurutan

mengukur reflektansi spektrum elektromagnetik pada bagian biru, hijau, dan

merah. Pita-pita tersebut untuk mengukur karakteristik spektral yang tampak oleh

mata. Pita 4 mengukur reflektansi spektrum elektromagnetik pada bagian

inframerah dekat dan sangat membantu dalam mengklasifikasi vegetasi (Nasa

Commercial Remote Sensing Programme 2001 dalam Hildanus 2002).

Tabel 1 Spesifikasi Ikonos

Waktu peluncuran 24 September 1999 (11:21:08 am. PDT) Lokasi peluncuran Vandenberg Air Force Base, California Resolusi Resolusi setiap pita spektral :

a. Pankromatik : 1 meter (nominal < 26º off nadir) b. Multispektral : 4 meter (nominal < 26º off nadir)

Respon spektral citra a. Pankromatik : 0,45-0,90 mikron

b. Multispketral: Pita 1 : Biru 0,45-0,52 mikron Pita 2 : Hijau 0,52-0,60 mikron Pita 3 : Merah 0,63-0,69 mikron Pita 4 : Inframerah dekat 0,79-0,90 mikron (sama dengan Landsat pita 1-4)

Lebar Swath dan ukuran Scene a. Lebar Swath: 13 km pada nadir b. Area of interest: Citra tunggal 13 km x

13 km

Ketinggian (Altitude) 423 mil/681 kilometer

Inklinasi (Inclination) 98,1º

Kecepatan 4 mil per detik/7 kilometer per detik

Descending nodal crossing time 10:30 am.

Dilanjutkan pada halaman berikutnya.

Page 27: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

12

Lanjutan Tabel 1

Revisit frequency 2,9 hari pada resolusi 1 meter; 1,5 hari pada resolusi 1,5 meter. Nilai-nilai tersebut untuk target pada lintang 40º. Waktu revisit lebih sering untuk lintang lebih tinggi dan jarang untuk lintang dekat khatulistiwa

Waktu orbit 98 menit

Tipe orbit Sun-Synchronous Sumber : Pike dan Brown (1999) dalam Hildanus (2002)

2.7 Sistem Informasi Geografis

Secara harfiah, Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat diartikan sebagai:

“Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data

geografis, dan sumber daya manusia yang bekerja secara efektif untuk

menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola,

memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam

suatu informasi berbasis geografis” (Puntodewo 2003).

Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format: yaitu

data vektor dan data raster. Dalam data vektor, bumi direpresentasikan sebagai

suatu mosaik dari garis (arc/line), polygon (daerah yang dibatasi garis yang

berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik/point (node yang mempunyai

label), dan nodes (titik perpotongan antara dua buah garis). Data raster merupakan

data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jarak jauh. Pada data raster, objek

geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut pixel (picture

element). Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran

pixelnya.

Masing-masing format data memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan

format data sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia,

volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, dan kemudahan dalam

analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam

lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komposisi matematik. Sementara

data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan

Page 28: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

13

presisi lokasi yang lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematik

(Puntodewo 2003).

Namun, untuk keperluan pemodelan dan analisis spasial tingkat lanjut, data

raster lebih cocok digunakan daripada data vektor. Data raster memiliki struktur

data yang sederhana (seperti bilangan matrik sederhana) sehingga mudah

dimanipulasi dengan fungsi-fungsi matematis sederhana (Prahasta 2001 dalam

Setiyanto 2005).

Page 29: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

14

BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Tempat pelaksanaan penelitian adalah DAS Ciliwung Bagian Hulu di

Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penelitian

dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2008.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa :

1. Data dijital citra satelit Ikonos multispektral tahun 2003 untuk wilayah Sub

DAS Hulu Ciliwung dengan resolusi spasial 4m x 4m.

2. Peta dijital batas adminitrasi Kabupaten Bogor tahun 2005.

3. Peta dijital RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2000-2010.

4. Peta dijital penggunaan lahan (land use) Kabupaten Bogor Tahun 2005.

Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Seperangkat komputer (Personal Computer) dengan dilengkapi software

Arc/View Ver. 3.2 dan Microsoft Office 2003 (MS Word dan MS Excel).

2. Kuesioner beserta foto-foto penutupan/penggunaan lahan.

3. Laptop.

4. Kamera dijital.

5. Kalkulator.

6. Alat tulis.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :

1. Data primer, berupa :

a. Peta dijital yang dibuat melalui Sistem Informasi Geografis (SIG).

b. Foto-foto tipe penutupan/penggunaan lahan melalui pemotretan dengan

menggunakan kamera dijital.

c. Persepsi masyarakat melalui wawancara secara terstruktur dengan

menggunakan kuisioner dan wawancara bebas atau semi terstruktur yang

Page 30: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

15

dilakukan tanpa kuesioner mengenai hal-hal yang masih berhubungan

dengan penelitian. Pelaksanaan wawancara dibantu dengan alat-alat (tools)

berupa foto-foto penutupan/penggunaan lahan hasil pemotretan di kawasan

Kecamatan Cisarua disertai penampakan kawasan yang ada melalui citra

satelit Ikonos beresolusi tinggi yang ditampilkan dengan menggunakan

laptop, sehingga masyarakat dengan mudah mengenali objek penelitian

yang berhubungan dengan proses wawancara.

2. Data sekunder, berupa :

a. Data spasial yang digunakan, yaitu:

1) Citra Ikonos tahun 2003 dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH)

IPB.

2) Peta dijital batas administrasi Kabupaten Bogor, peta dijital RTRW

Kabupaten Bogor 2000-2010, dan peta dijital penggunaan lahan (land use)

Kabupaten Bogor Tahun 2005 dari Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bogor.

b. Data keadaan umum lokasi penelitian dan pustaka melalui studi literatur

yang berasal dari instansi terkait, jurnal/karya ilmiah, dan internet.

3.4 Metode Penarikan Contoh

Teknik penarikan contoh dalam penelitian ini dilakukan secara purposive

sampling, yakni memilih secara sengaja terhadap 30 responden dengan kriteria

responden bertempat tinggal di lokasi penelitian, letaknya berdekatan dengan

objek penelitian, dan pada rentang usia produktif 15-60 tahun. Pembagian jumlah

responden per Desa/Kelurahan secara quota sampling dengan proporsional

berdasarkan perbandingan jumlah penduduk Desa/ Kelurahan dengan jumlah

penduduk total di Kecamatan Cisarua.

3.5 Metode Analisis Data

Beberapa tahapan yang dilakukan dalam analisis data pada penelitian ini

meliputi pengolahan awal citra, penentuan persepsi, dan perencanaan tata ruang.

Page 31: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

16

3.5.1 Pengolahan awal citra (pre image processing)

Relief permukaan bumi yang begitu kompleks tidak bisa direkam secara

sempurna oleh sensor penginderaan jauh. Oleh karena itu, data yang direkam pada

umumnya masih mengandung distorsi yang dapat menyebabkan terjadinya

penurunan kualitas data/citra yang diperoleh. Maka untuk menghilangkan

kesalahan data sebelum dilakukan analisa lebih lanjut perlu dilakukan pra

pengolahan citra yang nantinya akan menghasilkan citra yang telah dikoreksi

secara geometrik.

1. Koreksi Geometrik

Rektifikasi adalah teknik koreksi geometris untuk memproyeksikan data

pada suatu bidang sehingga mempunyai proyeksi yang sama dengan peta. Atas

dasar acuan yang digunakan, rektifikasi dapat dibedakan atas :

a. Rektifikasi citra ke citra (image to image rectification)

b. Rektifikasi citra ke peta (image to map rectification)

2. Mozaik

Mozaik merupakan suatu proses penggabungan dari dua data citra yang

terpisah. Tahap ini sangat penting untuk menampilkan visualisasi citra lokasi

penelitian secara untuk.

3. Cropping

Cropping atau pemotongan citra dilakukan dengan membatasi lokasi

penelitian untuk lebih memfokuskan pengamatan pada lokasi penelitian.

4. Interpretasi Visual Citra Satelit

Analisis visual (interpretasi secara visual citra satelit) merupakan suatu

kegiatan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi obyek-obyek yang ada di

permukaan bumi yang tampak pada citra dengan mengenalinya atas dasar

karakteristik spasial. Pendekatan ini melibatkan analis (interpreter) untuk

mendapatkan informasi yang terekam pada citra dengan cara interpretasi visual.

Keberhasilan ini sangat bergantung kepada analis di dalam mengeksploitir secara

selektif obyek-obyek yang tampak pada citra.

Beberapa tahapan yang dilaksanakan pada proses interpretasi visual citra

satelit lokasi penelitian ini adalah :

a. Deliniasi

Page 32: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

17

b. Editing (mengidentifikasi kesalahan dan memperbaiki kesalahan)

c. Atributing

3.5.2 Penentuan Persepsi

Penentuan persepsi responden terhadap prioritas jenis penutupan/

penggunaan lahan dalam perencanaan tata ruang dilakukan dengan melakukan

sejumlah pernyataan melalui kuesioner dengan alat bantu visual berupa foto dan

citra Ikonos. Variabel dan pernyataan tersebut ditentukan sesuai bentuk

penutupan/penggunaan lahan yang telah ada. Metode yang digunakan yaitu

metode rating yang dijumlahkan atau penskalaan Likert (Mueller, 1996), yaitu

merupakan metode penskalaan pernyataan sikap/persepsi yang menggunakan

distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya.

Responden akan diminta untuk menyatakan kesetujuan atau

ketidaksetujuannya terhadap isi pernyataan dalam lima kategori jawaban, yaitu

“Sangat Tidak Setuju” (STS), “Tidak Setuju” (TS), “Tidak Dapat Menentukan”

atau “Entahlah” (E), “Setuju” (S), dan “Sangat Setuju” (SS). Dari masing-masing

kategori jawaban akan diberi nilai tergantung dari tingkat kategori jawabannya.

Pemberian nilai dari 0 sampai 4 berdasarkan tingkat kategori jawaban tersebut,

dengan nilai terbesar untuk kategori jawaban persetujuan adalah Sangat Setuju

(SS) dengan nilai 4 dan yang terkecil adalah Sangat Tidak Setuju (STS) dengan

nilai 0.

Hasil dari kuesioner dicari nilai rata-rata dari tiap butir pernyataan dengan

menjumlahkan nilai dari tiap jawaban dan membaginya dengan jumlah responden,

untuk kemudian dapat dibuat menjadi model spasial sehingga dapat diperoleh

nilai yang menggambarkan tingkat persepsi responden. Interval nilai rata-rata dari

pernyataan/tanggapan untuk tingkat persepsi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Tingkat persepsi berdasarkan interval nilai tanggapan

Interval nilai tanggapan Tingkat Persepsi

3,00 - 4,00 Tinggi

2,00 - 2,99 Sedang

0,00 - 1,99 Rendah

Page 33: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

18

Proses untuk memperoleh nilai rata-rata dan model spasial sehingga menjadi

urutan prioritas dalam penerapan jenis penutupan/penggunaan lahan berdasarkan

persepsi masyarakat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :

1. Skor Rata-Rata Per Jenis Penutupan/Penggunaan Lahan

Skor rata-rata per jenis penutupan/penggunaan lahan diperoleh dari

perbandingan antara nilai skor persepsi dikalikan dengan jumlah responden

pemilih pada nilai skor persepsi tersebut dan dibagi dengan jumlah responden

secara keseluruhan. Secara matematis, penentuan skor rata-rata per jenis

penutupan/penggunaan lahan diformulasikan dengan rumus (1).

( ) ( ) ( )1 1 2 2 5 5J

S x n S x n ... S x nS

N+ + +

=∑

............ (1)

dimana ;

JS = Skor rata-rata per jenis penutupan/penggunaan lahan

iS = Nilai skor persepsi ke-i

in = Jumlah responden pemilih pada nilai skor persepsi ke-i

N∑ = Jumlah total responden

2. Pemodelan Spasial

Model spasial untuk penerapan jenis penutupan/penggunaan lahan pada tiap

lokasi terpilih diperoleh melalui dua formulasi. Model spasial pertama merupakan

tanggapan masyarakat terhadap perubahan penggunaan lahan pada masing-masing

fungsi kawasan, sedangkan model kedua merupakan tanggapan masyarakat

terhadap penggunaan lahan pada masing-masing fungsi kawasan berdasarkan

preferensi umum mereka bagi wilayah Kecamatan Cisarua.

Model pertama dibangun untuk mengkaji tingkat persepsi masyarakat

(prioritas) terhadap penerapan jenis penutupan/penggunaan hanya pada masing-

masing fungsi kawasan yang mengalami perubahan penggunaan lahan dari fungsi

kawasan seharusnya. Sedangkan model kedua dibangun untuk mengkaji

penerapan penggunaan lahan pada masing-masing fungsi kawasan berdasarkan

preferensi umum masyarakat bagi wilayah Kecamatan Cisarua, sehingga akan

terlihat gambaran penutupan/penggunaan lahan secara keseluruhan di wilayah

Page 34: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

19

DAS Ciliwung Bagian Hulu di Kecamatan Cisarua berdasarkan persepsi

masyarakat tersebut.

Model pertama diperoleh melalui perbandingan antara nilai skor persepsi

terhadap penerapan jenis penutupan/penggunaan lahan pada masing-masing

fungsi kawasan dikalikan dengan jumlah responden pemilih pada nilai skor

persepsi tersebut dan dibagi dengan jumlah responden secara keseluruhan. Secara

matematis, pemodelan spasial pertama diformulasikan dengan rumus (2).

( ) ( ) ( )1 1 2 2 5 5LP

S x n S x n ... S x nS

N+ + +

=∑

............ (2)

dimana ;

LPS = Skor rata-rata pada tiap lokasi terpilih

iS = Nilai skor persepsi ke-i

in = Jumlah responden pemilih pada nilai skor persepsi ke-i

N∑ = Jumlah total responden

Sedangkan pemodelan spasial kedua diperoleh melalui perkalian antara skor rata-

rata pada tiap lokasi terpilih dengan bobot per jenis penutupan/penggunaan lahan,

secara matematis diformulasikan dengan rumus (3).

LPLP JS S x W= ……………… (3)

dimana ;

LPS = Skor rata-rata terbobot pada tiap lokasi terpilih

LPS = Skor rata-rata pada tiap lokasi terpilih

Wj = Bobot per jenis penutupan/penggunaan lahan

Dimana bobot (Wj) diperoleh dengan membagi skor rata-rata per jenis

penutupan/penggunaan lahan (persamaan 1) dengan interval tertinggi persepsi

masyarakat, yaitu 4. Secara matematis diformulasikan dengan persamaan (4).

JSWj4

= ………………… (4)

dimana ;

Wj = Bobot per jenis penutupan/penggunaan lahan

JS = Skor rata-rata per jenis penutupan/penggunaan lahan

Page 35: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

20

3. Penentuan Bobot Secara Kualitatif

Penentuan bobot secara kualitatif bagi urutan prioritas faktor-faktor yang

dipertimbangkan oleh masyarakat dalam melakukan proses perubahan

penggunaan lahan dilakukan berdasarkan penilaian responden (masyarakat)

terhadap proses penggunaan lahan. Bobot masing-masing peubah diperoleh dari

hasil wawancara. Penentuan bobot ini menggunakan metode rangking dimana

setiap peubah dinilai berdasarkan tingkat kepentingan/prioritas yang berpengaruh

terhadap proses penggunaan lahan. Tingkat kepentingan/prioritas yang

berpengaruh direpresentasikan dalam bentuk skor dimana peubah yang memiliki

tingkat kepentingan/prioritas yang berpengaruh paling kecil diberi skor paling

rendah dan sebaliknya. Secara matematis, penentuan bobot secara kualitatif

menggunakan metode rangking yang diformulasikan dengan rumus (5) (Jaya,

2006). n

jkik

ji nm

jkiii

rW

r=

∑ ∑ ………… (5)

dimana ;

jiW adalah bobot dari indikator ke-i dan kriteria ke-j, jkir adalah rangking

dari indikator ke-i dan kriteria ke-j untuk responden ke-k, m dan n secara berturut-

turut adalah jumlah indikator dan responden.

3.5.3 Perencanaan Tata Ruang

Perencanaan tata ruang dilakukan dengan analisis kemungkinan

penyimpangan fungsi kawasan, analisis perbedaan, dan rancangan akhir kawasan.

Analisis kemungkinan penyimpangan fungsi kawasan (lindung dan budidaya)

dilakukan dengan metode tumpang susun (overlay) antara peta RTRW dengan

peta penggunaan lahan (land use) existing. Dari analisis ini akan diketahui

persentase kemungkinan penyimpangan ruang kawasan lindung dan kawasan

budidaya wilayah DAS Ciliwung bagian Hulu di Kecamatan Cisarua.

Analisis perbedaan kawasan merupakan kegiatan untuk mengetahui

kawasan yang sesuai dan tidak sesuai. Analisis ini merupakan tindak lanjut dari

analisis spasial terhadap kemungkinan penyimpangan fungsi kawasan. Kawasan

Page 36: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

21

yang sesuai yaitu kawasan yang memberikan fungsi sama dengan rencana

pemanfaatan ruang (RTRW), gap positif adalah kawasan yang seharusnya

memberikan fungsi sesuai dengan RTRW namun masih dapat digunakan sesuai

dengan RTRW, dan gap negatif adalah kawasan yang seharusnya memberikan

fungsi sesuai dengan RTRW namun ternyata tidak dapat digunakan sesuai dengan

RTRW.

Sedangkan rancangan akhir kawasan diperoleh dari hasil analisis perbedaan.

Kawasan yang termasuk dalam rancangan akhir kawasan adalah kawasan yang

sesuai dan kawasan gap positif yang dapat digunakan sesuai fungsi kawasan

berdasarkan persepsi masyarakat melalui 2 (dua) model spasial yang diperoleh.

Kemudian kawasan-kawasan tersebut didijit untuk memperoleh peta rancangan

akhir kawasan.

Secara teknis, kegiatan analisis dilakukan melalui metode analisis spasial

dengan bantuan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) ArcView Ver.

3.2. Secara garis besar tahapan dalam analisis spasial untuk mengetahui

kemungkinan penyimpangan fungsi utama kawasan terdiri dari 4 (empat) tahap,

yaitu:

1. Tumpang Susun (Overlay) Data Spasial

Dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis

(SIG) ArcView Ver. 3.2. dapat dilakukan overlay dengan mudah. Software

tambahan (extension) Geoprocessing yang terintegrasi dalam software ArcView

Ver. 3.2. atau extension X-Tools yang ditambahkan ke dalam extension software

ArcView sangat berperan dalam proses ini. Di dalam extension ini terdapat

beberapa fasilitas overlay dan fasilitas lainnya seperti: union, dissolve, merge,

clip, intersect, dan asign.

2. Editing Data Atribut

Editing data atribut pada intinya adalah menambah kolom (field) baru pada

atribut theme hasil overlay, hanya dilakukan apabila diperlukan.

3. Analisis Tabular

Analisis tabular ini pada prinsipnya adalah analisis terhadap atribut dari

theme hasil overlay, yang sebelumnya telah melewati tahap pengolahan dan

editing data atributnya.

Page 37: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

22

4. Penyajian Data Spasial

Data secara umum adalah representasi fakta dari dunia nyata (real world).

Data dapat disajikan dalam berbagai bentuk, antara lain:

a. Bentuk uraian (deskriptif)

b. Bentuk tabular

c. Bentuk grafik dan diagram

d. Bentuk peta

Penyajian data dalam bentuk uraian (deskriptif), bentuk tabular, bentuk

grafik, dan bentuk diagram dapat dilihat dalam pembahasan sedangkan penyajian

data dalam bentuk peta pada dasarnya dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah

kartografis yang pada intinya menekankan pada kejelasan informasi tanpa

mengabaikan unsur estetika dari peta sebagai sebuah karya seni. Kaidah-kaidah

kartografis yang diperlukan dalam pembuatan suatu peta diaplikasikan dalam

proses visualisasi data spasial dan penyusunan tata letak (layout) suatu peta.

Page 38: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

23

BAB IV

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas

Penentuan batas wilayah DAS Ciliwung bagian Hulu didasarkan pada

bentang alam dan administrasi. Luas DAS Ciliwung bagian Hulu adalah 14.876 ha

terbagi ke dalam 4 (empat) Sub DAS yaitu :

a. Sub DAS Ciesek seluas 2.452,78 ha

b. Sub DAS Hulu Ciliwung seluas 4.593,03 ha

c. Sub DAS Cibogo Cisarua seluas 4.110,34 ha

d. Sub DAS Ciseuseupan Cisukabirus seluas 3.719,85 ha

Tabel 3 Pembagian wilayah dan luasan DAS Ciliwung Bagian Hulu

No. Kecamatan Sub DAS Ciesek

Sub DAS Hulu

Ciliwung

Sub DAS Cibogo Cisarua

Sub DAS Ciseuseupan Cisukabirus

Total

1 Ciawi 0 0 83,76 1.261,02 1.344,782 Cisarua 233,8 3.739,95 2.962,48 0 6.936,233 Megamendung 2.218,98 835,08 1.064,10 1.868,52 6.004,684 Sukaraja 0 0 0 221,47 221,475 Kota Bogor Timur 0 0 0 368,84 368,84

Sumber: www.pu.go.id/ditjen_ruang/WebSite%20Ciliwung/Ciliwung_Hulu.htm

Kecamatan Cisarua terletak pada koordinat geografis 106º52'30" sampai

107º00'00" Bujur Timur dan 06º37'30" sampai 06º45'00" Lintang Selatan di

wilayah administrasi Pemerintahan Daerah Tingkat II (Pemerintah Kabupaten)

Bogor, Propinsi Jawa Barat. Dengan Luas 6.936,23 ha, Kecamatan Cisarua

dibatasi oleh beberapa wilayah yaitu di sebelah utara berbatasan dengan

Kecamatan Megamendung dan Kecamatan Jonggol, di sebelah selatan berbatasan

dengan Kecamatan Ciawi dan Kabupaten Cianjur, di sebelah barat berbatasan

dengan Kecamatan Sukaraja (di Kotamadya Bogor) dan Kecamatan Ciawi, dan di

sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur.

Wilayah Kecamatan Cisarua seluas 6.936,23 ha meliputi areal pemukiman

seluas 920,97 ha (13,27%), sawah seluas 1.240,85 ha (17,89%), kebun campuran

seluas 317,37 ha (4,57%), tegalan seluas 216,68 ha (3,12%), semak belukar seluas

Page 39: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

24

229,97 ha (3,31%), perkebunan teh seluas 1.713,07 ha (24,70%), hutan dan

perkebunan teh seluas 17 ha (0,24%), dan hutan seluas 2.280,32 ha (32,87%).

4.2 Kondisi Fisik

Iklim. Data iklim untuk daerah DAS Ciliwung Bagian Hulu diperoleh dari

Stasiun Pengamat Hujan Katulampa.

Tabel 4 Kondisi iklim di Kecamatan Cisarua

Stasiun CH Rata-rata Tahunan (mm)

Bulan Basah Per tahun

Bulan Kering Per tahun

Tipe Iklim

Katulampa 3.336 11 1 A

Gunung

Mas 3.319 12 1 A

Selawangi 2.785 9 1 A Sumber : Data Curah Hujan PU Pengairan Kabupaten Bogor, 1997 dalam Sukmono 2004

Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Bagian Hulu termasuk di Kecamatan

Cisarua mempunyai curah hujan rata-rata 2.929-4.956 mm/th. Perbedaan bulan

basah dan kering sangat mencolok yaitu 10,9 bulan basah per tahun dan hanya 0,6

bulan kering per tahun. Tipe iklim DAS Ciliwung Bagian Hulu (termasuk

Kecamatan Cisarua) menurut sistem klasifikasi Schmidt dan Ferguson (1951)

yang didasarkan pada besarnya curah hujan, yaitu bulan basah (>100 mm) dan

bulan kering (<60 mm) adalah termasuk ke dalam Tipe A yang mencirikan bahwa

daerah tersebut sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropika.

Tanah dan Geologi. Jenis-jenis tanah yang ada di Kecamatan Cisarua

meliputi Aluvial Kelabu, Andosol Coklat dan Regosol Coklat, Andosol Coklat,

Latosol Coklat, Latosol Coklat Kemerahan, dan Latosol Coklat Kemerahan dan

Latosol Coklat. Ini didasarkan atas Peta Tanah Tinjau untuk Kabupaten Bogor dan

Kotamadya Bogor skala 1 : 250.000 dari Pusat Penelitian Tanah Bogor.

Page 40: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

25

Gambar 1 Citra satelit Ikonos lokasi penelitian.

Page 41: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

26

Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Bagian Hulu dibangun oleh formasi

geologi vulkanik komplek utama Gunung Salak dan komplek Gunung Pangrango.

Deskripsi litologi kawasan Ciliwung Bagian Hulu adalah tufa glas ihitnik kristal,

tufa pumice, breksi fumice, dan batu pusiran tufa sedangkan kondisi fisiografi

daerah kawasan DAS Ciliwung Bagian Hulu merupakan daerah pegunungan,

berbukit dan terdiri atas daerah lungur vulkan tua dan muda. Bahan induk tanah

yang terdapat di DAS Ciliwung Bagian Hulu adalah berupa tufa vulkanik dan

derivatifnya merupakan dasar pembentukan tanah.

Jenis tanah Latosol Coklat dan Latosol Coklat Kemerahan adalah jenis

tanah yang dominan. Adanya percampuran bahan vulkanik tua dan yang lebih

muda memungkinkan terbentuknya jenis-jenis tanah lain yang berasosiasi dengan

Latosol antara lain adalah tanah Andosol dan Regosol. Jenis tanah Latosol dan

asosiasinya memiliki sifat tanah yang baik yaitu tekstur liat berdebu hingga

lempung berliat, struktur granular dan remah, kedalaman efektif umumnya 90 cm,

dan agak tahan terhadap erosi, serta sifat tanah pada dasarnya tergolong baik pada

pH tanah agak netral dan kandungan bahan organiknya biasanya rendah atau

sedang.

Topografi dan Bentuk Wilayah. Berdasarkan bentuk topografinya,

wilayah Kecamatan Cisarua bervariasi antara bentuk datar, landai, agak curam,

curam sampai dengan sangat curam. Pembagian wilayah DAS Ciliwung Bagian

Hulu berdasarkan topografi dan bentuk wilayah diklasifikasikan ke dalam bentuk

kelas lereng seperti disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Pembagian wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu berdasarkan topografi

dan bentuk wilayah

Kelas lereng (%) Luas (%) 0-3 (datar) 8,47 0-8 (datar) 13,91

8-15 (landai) 11,73 15-25 (agak curam) 9,78

25-40 (curam) 15,99 > 40 (sangat curam) 40,12

Jumlah 100,00 Sumber : www.pu.go.id/ditjen_ruang/WebSite%20Ciliwung/Ciliwung_Hulu.htm

Page 42: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

27

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat lihat bahwa wilayah kelerengan di atas

15% dan 40% (40,12%) sangat menyebar luas dan mendominasi wilayah DAS

Ciliwung Bagian Hulu. Kondisi tersebut mempunyai potensi erosi yang sangat

besar sehingga dalam perlakuannya perlu memperhatikan kaidah-kaidah

konservasi tanah, baik vegetatif maupun teknik sipil.

Daerah Aliran Sungai. Kecamatan Cisarua merupakan salah satu wilayah

tempat terdapatnya hulu dari Sungai Ciliwung yang merupakan bagian dari

kondisi tata air di wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu. Kondisi ini dibentuk dari

beberapa aliran air dari berbagai hulu sungai yang mengalir melalui anak-anak

sungai dan selanjutnya bergabung ke dalam suatu tangkapan sungai utama yaitu

Sungai Ciliwung.

Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung mempunyai potensi menimbulkan

banjir, hal ini akibat beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti keadaan

topografi, kemunduran daerah resapan air di kawasan Ciliwung, intensitas hujan

yang cukup tinggi dan bentuk DAS Ciliwung yang seperti corong dimana bagian

hulu DAS Ciliwung yang luas dan lebar mengalir ke hilir seperti menyerupai pipa.

Pengendalian banjir tersebut hanya dapat diatasi dengan pengendalian run-off di

kawasan hilir, tengah, dan hulu. Di wilayah bagian hulu Ciliwung (DAS Ciliwung

Hulu), pengendalian aliran permukaan merupakan salah satu prioritas yang

ditangani melalui program kegiatan jangka pendek dan panjang RLKT

(Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah).

Kependudukan. Jumlah penduduk di Kecamatan Cisarua adalah 78.415

jiwa, terdiri dari 39.283 jiwa laki-laki dan 39.132 jiwa perempuan. Berdasarkan

kelas umur penduduk jumlah penduduk terdiri atas kelas umur 0-15 tahun

sebanyak 25.856 jiwa, kelas umur 16-55 tahun sebanyak 45.402 jiwa, dan kelas

umur lanjut usia (>55 tahun) adalah sebanyak 7.157 jiwa. Keadaan penduduk

demikian menunjukkan bahwa jumlah penduduk tidak produktif lebih kecil yaitu

33.013 jiwa dari jumlah penduduk yang produktif 45.402 jiwa. Hal ini

mengakibatkan beban tanggungan tenaga produktif yang cukup besar yaitu

sebesar 72,71%.

Dengan perimbangan kependudukan tersebut dimana sex ratio sebesar 1,00

dan beban tanggungan tenaga produktif sebesar 72,71% merupakan suatu kondisi

Page 43: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

28

pendidikan yang perlu mendapat perhatian. Hal ini menunjukkan bahwa peluang

kerja untuk laki laki dan perempuan relatif sama serta beban tanggungan tenaga

produktif yang cukup besar akan sangat berpengaruh kepada kesempatan kerja di

wilayah Kecamatan Cisarua dan bertendensi untuk memanfaatkan sumberdaya

alam yang ada untuk keperluan pemenuhan kebutuhan hidup.

Dengan jumlah penduduk 78.415 jiwa, berbagai macam mata pencaharian

penduduk sangat beragam dan yang paling besar adalah bermata pencaharian

sebagai buruh tani sejumlah 3.851 jiwa, kemudian petani sejumlah 2.806 jiwa,

pedagang sejumlah 3.587 jiwa, PNS/TNI sejumlah 2.183 jiwa, industri kecil

sejumlah 719 jiwa, tukang kayu sejumlah 1.031 jiwa, angkutan sejumlah 1.104

jiwa, dan peternakan sejumlah 274 jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa

ketergantungan penduduk akan sumberdaya alam berupa tanah/lahan demikian

besar dimana penghidupan penduduk didominasi oleh pemanfaatan sumberdaya

alam berupa tanah/lahan.

Page 44: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

29

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengetahuan Umum Masyarakat

5.1.1 Pengertian dan Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS)

Pertimbangan yang digunakan oleh masyarakat dalam mempersepsikan

terkait dengan DAS didasarkan pada pengamatan dan kenyataan yang mereka

alami sehari-hari. Sebagian besar masyarakat mempersepsikan bahwa yang

dimaksud dengan DAS adalah kawasan yang meliputi sungai dan daratan.

Pengertian ini mereka sampaikan terkait keberadaan DAS, dalam hal ini DAS

Ciliwung, sebagai kawasan yang berfungsi untuk menyerap air dan

mengalirkannya ke sungai. Dan hanya sebagian kecil dari masyarakat yang

mempersepsikan bahwa pengertian DAS adalah sungai saja, hal ini dikarenakan

menurut mereka yang dimaksud dengan DAS Ciliwung adalah aliran sungai

Ciliwung itu sendiri.

Tabel 6 Pengertian DAS berdasarkan persepsi masyarakat

Pengertian DAS Frekuensi Persentase (%)

Sungai dan daratan 21 70

Sungai saja 9 30

Jumlah 30 100 Sumber : Data primer hasil penelitian (diolah)

Sebagian besar masyarakat (70%) mengatakan bahwa pengertian DAS

meliputi kawasan sungai dan daratan (Tabel 6). Hal ini memberikan gambaran

bahwa menurut masyarakat keberadaan daratan dan sungai dalam suatu DAS

merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Sehingga sudut pandang terhadap

pengelolaan DAS akan memperhatikan dua aspek tersebut, yaitu aliran sungai

maupun kawasan daratannya.

5.1.2 Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS)

Masyarakat yang menyatakan bahwa DAS Ciliwung Bagian Hulu saat

sekarang berada dalam kondisi rusak 46,67%, agak rusak 43,33%, dan baik 10%.

Page 45: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

30

Hal ini dilihat dari keadaan tutupan lahan, infiltrasi air, erosi atau bencana, dan

endapan atau sedimentasinya.

Masyarakat menggolongkan kondisi DAS Ciliwung Bagian Hulu dalam

kategori rusak karena lahan bervegetasi (pepohonan dan pertanian) sangat

berkurang/sedikit, airnya kotor, banyak limbah/sampah sehingga sungai ini ibarat

kantung sampah terpanjang bagi masyarakat, dan banyak pinggiran sungai

dibenteng sehingga aliran air jadi deras dan tidak berkelok-kelok lagi.

Masyarakat yang menggolongkan kondisi DAS Ciliwung Bagian Hulu

dalam kategori agak rusak beralasan bahwa masih terdapat pepohonan walaupun

sedikit untuk penyerapan air, sudah tercemar oleh sampah dan limbah

peternakan/Taman Safari sehingga tidak bisa untuk minum tapi masih bisa untuk

pertanian dan mandi cuci kakus (MCK), ketika pagi airnya masih bening tapi

siang hari sudah menjadi keruh, dan pada sebagian kawasan hulu sungai Ciliwung

sudah dibangun dam-dam pengendali. Sedangkan masyarakat yang

menggolongkan DAS Ciliwung Bagian Hulu dalam kategori baik beralasan bahwa

menurut mereka air sungai Ciliwung masih bersih/bening dan belum tercemar

sehingga masih bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di Kecamatan Cisarua untuk

pertanian dan MCK.

5.2 Penutupan/Penggunaan Lahan

5.2.1 Kelas Penutupan/Penggunaan Lahan

Kelas penutupan/penggunaan lahan bagi kawasan Ciliwung Bagian Hulu di

Kecamatan Cisarua berdasarkan persepsi masyarakat adalah dominan vegetasi

pertanian (skor 3,40), dominan pohon (skor 3,37), dan kawasan terbangun (skor

1,67). Tingkat persepsi masyarakat terhadap kelas penutupan/penggunaan lahan

dengan dominan vegetasi pertanian dan dominan pohon berada pada kategori

tinggi, sedangkan kawasan terbangun pada kategori rendah (Gambar 2).

Page 46: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

31

Gambar 2 Tingkat persepsi masyarakat terhadap kelas penutupan/

penggunaan lahan Keinginan masyarakat terhadap kelas penutupan/penggunaan lahan dengan

persentase 40% dominan vegetasi pertanian, 40% dominan pohon, dan 20%

kawasan terbangun dilandasi dengan alasan bahwa kawasan puncak harus segera

didorong untuk dihijaukan kembali. Dihijaukan kembali disini merupakan dampak

dari kegelisahan masyarakat akan perubahan lingkungan di kawasan puncak yang

dirasakan oleh mereka cukup menurun dari segi kualitasnya. Kesegaran udara

yang segar bergeser menjadi gerah, kualitas air sungai yang tidak lagi jernih,

lahan pertanian yang bergeser menjadi pemukiman terutama villa atau wisma,

bencana alam seperti banjir yang kini bisa mencapai kawasan puncak bahkan di

hulu sungai Ciliwung (Desa Tugu Utara), dan penurunan kualitas lingkungan

lainnya menjadi pertimbangan mereka bahwa komposisi kelas

penutupan/penggunaan lahan harus memiliki persentase besar bagi vegetasi

dibandingkan bangunan.

Pergeseran lahan budidaya pertanian ke bentuk bangunan menjadi hal yang

dilematis bagi masyarakat. Di satu sisi pembangunan tersebut memberikan

penghasilan bagi sebagian masyarakat melalui proses jual beli dan menjadi

lapangan kerja sebagai penjaga villa, penginapan, atau wisma. Namun di sisi lain

sebagian masyarakat memandang hal tersebut menimbulkan kerugian, seperti

berkurangnya kenyamanan iklim puncak menjadi panas dan tanahnya kering,

banyak sampah yang dibuang ke sungai sehingga mengakibatkan pendangkalan

dan banjir, dan lahan pertanian sebagai mata pencaharian masyarakatpun

berkurang. Kearifan lokal masyarakat agraris di kawasan puncak telah bergeser ke

arah masyarakat metropolis. Sehingga hal tersebut disikapi oleh masyarakat

Page 47: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

32

dengan berkeinginan menghijaukan kembali kawasan puncak dan

mempertahankan kawasan bervegetasi yang ada seperti kebutuhan mereka.

5.2.2 Jenis Penutupan/Penggunaan Lahan

Salah satu karakteristik fisik DAS yang sifatnya dapat dipengaruhi oleh

kegiatan manusia adalah penggunaan lahan. Dalam menentukan jenis penutupan/

penggunaan lahan, masyarakat mempertimbangkan kondisi dimana lahan

pertanian semakin berkurang dan bergeser menjadi pemukiman terutama villa dan

wisma yang bertambah banyak. Mereka berpandangan bahwa kondisi Kecamatan

Cisarua sekarang sudah cukup berkembang dalam sektor pembangunan

dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Namun ada beberapa hal yang berakibat

kurang baik bagi mereka dan lingkungan, yakni kualitas air sungai Ciliwung yang

berkurang, penggundulan hutan baik untuk kayu bakar maupun lahan pertanian

dan pemukiman, lahan pertanian yang berubah menjadi bangunan, serta adanya

kejadian bencana alam di wilayah Kecamatan Cisarua. Tingkat persepsi

masyarakat terhadap pemilihan jenis penutupan/penggunaan lahan di Kecamatan

Cisarua disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Tingkat persepsi masyarakat terhadap pemilihan jenis penutupan/

penggunaan lahan Melalui Gambar 3 dapat diketahui bahwa jenis penutupan/penggunaan lahan

yang menjadi prioritas untuk diterapkan di lokasi penelitian berdasarkan persepsi

masyarakat adalah lahan pertanian, kemudian kebun campuran, perkebunan, dan

hutan. Sedangkan pemukiman dan kawasan industri menjadi hal yang kurang dan

Page 48: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

33

tidak mendapat persetujuan dari masyarakat untuk diterapkan di lokasi

penelitian.

Jenis penutupan/penggunaan lahan berupa dominan vegetasi pertanian dan

dominan pohon merupakan hal yang menjadi prioritas untuk diterapkan

sebagaimana kebutuhan masyarakat saat ini. Lahan untuk dijadikan mata

pencaharian dan kondisi lingkungan yang hijau menjadi faktor pendukung bagi

masyarakat memilih jenis penutupan/penggunaan lahan tersebut. Pergeseran

penggunaan lahan yang terjadi disikapi oleh masyarakat dengan memberikan

respon positif terhadap jenis penutupan/penggunaan lahan yang mendukung

perbaikan kondisi lingkungan dan atau mempertahankan kondisi lingkungan yang

positif.

5.3 Pemanfaatan Ruang Kawasan

Kawasan yang dipilih didasarkan pada rencana pemanfaatan ruang (RTRW

Kabupaten Bogor 2000-2010) dengan mempertimbangkan keadaan DAS

Ciliwung Bagian Hulu di lokasi penelitian. Lokasi terpilih tersebut adalah

kawasan lindung (hutan lindung), pertanian, pemukiman, perkebunan, tanaman

tahunan, dan sempadan sungai. Bobot yang digunakan untuk memformulasikan

model spasial kedua disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Bobot per jenis penutupan/penggunaan lahan di Kecamatan Cisarua

berdasarkan persepsi masyarakat

Jenis penutupan/penggunaan lahan Skor Bobot Lahan pertanian 3,37 0,84 Kebun campuran 3,20 0,80 Perkebunan 3,17 0,79 Hutan 3,13 0,78 Pemukiman 2,40 0,60 Industri 0,97 0,24 Sumber : Data primer hasil penelitian (diolah)

5.3.1 Kawasan Hutan (Hutan Lindung)

Menurut Keppres No. 32 Tahun 1992, disebutkan bahwa kawasan hutan

lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan

Page 49: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

34

perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata

air, pencegah banjir, dan erosi serta memelihara kesuburan tanah. Di Kecamatan

Cisarua sendiri, berdasarkan RTRW Kabupaten Bogor 2000-2010 terdapat

keputusan yang menetapkan bahwa di kawasan ini terdapat kawasan lindung

berupa hutan lindung.

Tabel 8 Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/

penggunaan lahan di kawasan hutan

Model Pertama Model Kedua Jenis Skor Tk. persepsi Skor Tk. persepsi

Hutan 3,83 T 3,02 T Kebun campuran 2,90 S 2,32 S Perkebunan 2,13 S 1,69 R Lahan pertanian 1,83 R 1,54 R Pemukiman 1,10 R 0,66 R Industri 0,50 R 0,12 R Sumber : Data primer hasil penelitian (diolah)

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa dengan kedua model spasial yang

digunakan, masyarakat memberikan persetujuan jenis penutupan/penggunaan

lahan yang diterapkan pada kawasan hutan adalah diperuntukkan bagi hutan.

Dengan tingkat persepsi tinggi masyarakat mendukung kawasan hutan

diperuntukkan bagi hutan maupun dihutankan kembali. Kemudian masyarakat

menyatakan kurang setuju penerapan kebun campuran dan perkebunan, serta tidak

setuju terhadap penerapan pertanian, pemukiman, dan kawasan industri di lahan

hutan (model pertama). Sedangkan pada model kedua kekurangsetujuan adalah

hanya pada kebun campuran dan terhadap jenis penggunaan lahan lainnya

masyarakat menyatakan tidak setuju.

Masyarakat setuju bahwa kawasan hutan yang ada tetap dipertahankan,

hutan yang gundul dihutankan kembali, serta fungsi kawasan hutan dapat kembali

berjalan sebagaimana mestinya sehingga penutupan lahan berupa hutan menjadi

prioritas utama untuk diterapkan di kawasan hutan. Perbaikan kualitas

leingkungan menjadi hal yang mendasar bagi masyarakat untuk mendukung

keberadaan hutan lindung, sehingga kejadian bencana alam yang pernah terjadi

Page 50: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

35

diharapkan tidak akan pernah terulang kembali serta iklim puncak kembali

membaik.

5.3.2 Kawasan Pertanian

Penjelasan pasal 5 ayat 2 pada UU No. 26 Tahun 2007, disebutkan bahwa

yang termasuk dalam kawasan budidaya salah satunya adalah kawasan

peruntukkan pertanian. Di Kecamatan Cisarua terdapat kawasan yang telah

ditetapkan sebagai kawasan budidaya dengan kawasan peruntukkan pertanian,

kawasan pertanian ini berupa kawasan pertanian lahan basah dan lahan kering.

Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penggunaan lahan pada

kawasan pertanian disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/

penggunaan lahan di kawasan pertanian

Model Pertama Model Kedua Jenis Skor Tk. persepsi Skor Tk. Persepsi

Lahan pertanian 3,70 T 3,11 T Kebun campuran 2,33 S 1,87 R Perkebunan 1,70 R 1,34 R Hutan 1,47 R 1,14 R Pemukiman 1,43 R 0,86 R Industri 0,33 R 0,08 R Sumber : Data primer hasil penelitian (diolah)

Masyarakat menyatakan setuju terhadap penggunaan lahan berupa pertanian

untuk diterapkan di kawasan pertanian (Tabel 9). Masyarakat menyetujui

penggunaan lahan ini dengan beralasan bahwa lahan pertanian harus tetap

dipertahankan keberadaannya karena merupakan penopang perekonomian utama

masyarakat yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Kondisi

dimana semakin berkurangnya lahan pertanian yang berubah menjadi peruntukkan

lain seperti pemukiman akan menyebabkan mata pencaharian masyarakat

setempat menjadi sulit bahkan hilang dan besar kemungkinan akan meningkatkan

jumlah pengangguran.

Tingkat persepsi sedang (kurang setuju) untuk kebun campuran (model

pertama), didukung dengan alasan bahwa jenis penggunaan lahan ini selain tetap

bisa menghasilkan komoditi pertanian bagi masyarakat juga akan membantu

Page 51: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

36

perbaikan kondisi lingkungan dengan adanya vegetasi pohon. Akan tetapi secara

umum keinginan masyarakat untuk penerapan lahan pertanian tetap menjadi

prioritas dibandingkan dengan kebun campuran (model kedua). Jenis penggunaan

lahan berupa perkebunan, hutan, pemukiman, dan industri berada pada tingkat

persepsi rendah, baik model spasial pertama maupun kedua. Masyarakat

memandang bahwa perkebunan hanya akan mempekerjakan sebagian kecil

masyarakat untuk menjadi tenaga kerja di perusahaan perkebunan, berbeda

dengan pertanian yang bisa menyerap lebih banyak pekerja.

Sedangkan pembangunan hutan akan sah-sah saja bila diterapkan di lahan

pemerintah, namun bila di lahan milik masyarakat maka hal tersebut tentunya

merugikan mereka dari segi ekonomis kecuali jika pemerintah membeli lahan

mereka untuk dihutankan karena alasan ekologis, maka hal tersebut masih bisa

dipertimbangkan. Baik melalui model spasial pertama maupun kedua dapat dilihat

bahwa masyarakat menginginkan keberadaan lahan pertanian dipertahankan atau

bahkan ditingkatkan.

5.3.3 Kawasan Perdesaan

Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, disebutkan bahwa yang

dimaksud dengan kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan

utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat pemukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,

pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Tingkat persepsi masyarakat terhadap

penerapan jenis penggunaan lahan pada kawasan perdesaan disajikan pada Tabel

10.

Tabel 10 Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/

penggunaan lahan di kawasan perdesaan

Model Pertama Model Kedua Jenis Skor Tk. persepsi Skor Tk. Persepsi

Lahan pertanian 3,40 T 2,86 S Pemukiman 3,27 T 1,96 R Kebun campuran 2,90 S 2,32 S Perkebunan 2,07 S 1,63 R Hutan 1,67 R 1,30 R Industri 0,70 R 0,08 R

Page 52: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

37

Sumber: Data primer hasil penelitian (diolah)

Berdasarkan model pertama dapat dilihat bahwa masyarakat menyetujui

jenis penggunaan lahan pada kawasan perdesaan adalah berupa lahan pertanian

dan pemukiman (model pertama). Menurut mereka, karakteristik ruang kawasan

perdesaan selayaknya dialokasikan untuk lahan pertanian dan pemukiman. Hal

yang menjadi catatan disini, pemukiman yang disetujui oleh masyarakat adalah

berupa pemukiman desa/perkampungan bukan berupa villa/wisma/bungalou

(Lampiran 3).

Kepentingan yang mendasari pemukiman desa adalah dinamisnya

pertumbuhan masyarakat ke depan, sehingga masih diperlukan alokasi ruang

untuk pembangunan pemukiman masyarakat setempat. Namun berdasarkan

preferensi umum, seperti tampak pada model kedua, masyarakat kurang

mendukung adanya pemukiman dikarenakan tingkat kepadatan pemukiman sudah

tinggi bagi mereka (terutama villa/wisma/bungalou) sehingga kebun campuran

menjadi alternatif penggantinya. Kedua model spasial menghasilkan tingkat

persepsi yang berbeda, sehingga akan berbeda pula jenis penerapan penggunaan

lahan pada kawasan perdesaan antara berdasarkan perubahan penggunaan lahan

dengan preferensi umum masyarakat di Kecamatan Cisarua.

5.3.4 Kawasan Perkebunan

Kawasan perkebunan merupakan salah satu dari jenis kawasan peruntukkan

pertanian yang terdapat di Kecamatan Cisarua dan telah ditetapkan dalam RTRW

Kabupaten Bogor 2000-2010 berupa perkebunan teh. Sifat kekhasan dari

Kecamatan Cisarua yang berada di kawasan puncak dengan ketinggian dan

tingkat kelerengan pada kategori tinggi mendukung penetapan adanya kawasan

ini. Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/penggunaan

lahan pada kawasan perkebunan disajikan pada Tabel 11.

Kawasan perkebunan yang ada di Kecamatan Cisarua, terutama di Desa

Citeko, ada yang telah dijarah oleh warga setempat untuk kemudian dijual kepada

pendatang dengan tujuan dibangun villa. Menurut responden seharusnya hal ini

tidak dilakukan, karena dengan adanya perkebunan teh justru lebih

menguntungkan bagi kehidupan masyarakat dan juga lingkungan. Sehingga lahan

Page 53: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

38

perkebunan yang belum dijadikan bangunan, masih dalam bentuk tanah kosong

dan tegalan, lebih baik dikembalikan fungsinya menjadi perkebunan lagi. Hal ini

dapat dilihat melalui tingkat persepsi masyarakat, baik pada model pertama

maupun kedua yang berada pada kategori tingkat persepsi tinggi.

Tabel 11 Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/ penggunaan lahan di kawasan perkebunan

Model Pertama Model Kedua Jenis Skor Tk. persepsi Skor Tk. Persepsi

Perkebunan 3,90 T 3,08 T Hutan 3,43 T 2,68 S Kebun campuran 2,73 S 2,19 S Lahan pertanian 1,73 R 1,46 R Pemukiman 1,00 R 0,60 R Industri 0,17 R 0,04 R Sumber: Data primer hasil penelitian (diolah)

Hutan merupakan jenis penutupan lahan yang juga disetujui untuk

diterapkan di lahan perkebunan (model pertama). Namun berdasarkan preferensi

bagi keseluruhan wilayah, masyarakat menilai bahwa nilai kepentingan

perkebunan lebih tinggi dibandingkan hutan, sehingga tingkat persepsi masyarakat

terhadap hutan turun menjadi kategori sedang (model kedua). Kebun campuran,

lahan pertanian, pemukiman, dan industri menjadi prioritas yang berada di bawah

perkebunan dan hutan untuk diterapkan di kawasan perkebunan.

5.3.5 Kawasan Tanaman Tahunan

Kawasan tanaman tahunan termasuk dalam kawasan peruntukkan pertanian

yang ditetapkan sebagai bagian dari kawasan budidaya di Kecamatan Cisarua.

Dalam RTRW Kabupaten Bogor 2000-2010, di Kecamatan Cisarua dialokasikan

seluas 148,13 ha (2,05% dari luas Kecamatan Cisarua) untuk kawasan budidaya

berupa kawasan tanaman tahunan. Jenis penutupan/penggunaan lahan yang layak

diterapkan pada kawasan tanaman tahunan menurut masyarakat dapat dilihat dari

tingkat persepsi mereka seperti disajikan pada Tabel 12.

Kebun campuran menjadi prioritas pertama yang dapat diterapkan pada

kawasan tanaman tahunan. Selain dapat bermanfaat secara ekonomis dengan

Page 54: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

39

memberikan hasil antara berupa komoditas pertanian, masyarakatpun menilai

bahwa kebun campuran dapat mendukung dari aspek ekologis untuk

mempertahankan kondisi lingkungan yang baik ataupun memperbaikinya.

Tabel 12 Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/

penggunaan lahan di kawasan tanaman tahunan

Model Pertama Model Kedua Jenis Skor Tk. Persepsi Skor Tk. Persepsi

Kebun campuran 3,43 T 2,75 S Lahan pertanian 2,97 S 2,49 S Hutan 2,70 S 2,11 S Perkebunan 2,20 S 1,74 R Pemukiman 2,10 S 1,26 R Industri 0,50 R 0,12 R Sumber: Data primer hasil penelitian (diolah)

Pada dasarnya masyarakat berkeinginan untuk kawasan pertanian di wilayah

mereka dipertahankan atau kawasan yang terbengkalai dikembalikan fungsinya

bagi pertanian, bukan untuk bangunan. Kepadatan pemukiman yang ada sudah

dirasakan cukup terutama bagi pemukiman para pendatang berupa villa/bungalou.

5.3.6 Kawasan Sempadan Sungai

5.3.6.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Sempadan Sungai

Bentuk jaringan sungai merupakan karakteristik fisik DAS yang sifatnya

dapat dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Masyarakat menilai keberadaan

sempadan sungai difungsikan sebagai kawasan perlindungan bagi aliran sungai

sehingga akan terhindar dari bencana. Tingkat kepentingan keberadaan sempadan

sungai cukup beragam dari persepsi masyarakat yang didapat. Tingkat

kepentingan keberadaan sempadan sungai ini didasarkan kepada karakteristik

yang ada pada sungai, yaitu bentuk pinggiran dan aliran sungainya.

Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai

dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai,

kondisi fisik pinggir dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai. Pada

Tabel 13 dapat dilihat bahwa tingkat persepsi masyarakat terhadap keberadaan

sempadan sungai dengan karakteristik sungai memiliki aliran deras dan pinggiran

Page 55: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

40

terjal berada pada kategori tinggi (skor 3,93 dan 3,53). Masyarakat menilai bahwa

sungai dengan karakteristik tersebut sangat rentan untuk terkena bencana alam

seperti longsor dan banjir, sehingga sangat penting bila sungai seperti itu memiliki

sempadan sungai yang mampu untuk melindungi aliran sungai dan kawasan

sekitarnya dengan terhindar dari bentuk penggunaan lahan yang dapat

mengganggu kelestarian fungsi sungai.

Tabel 13 Tingkat persepsi masyarakat terhadap keberadaan sempadan sungai

Karakteristik Sungai Skor Tk. Persepsi Aliran deras 3,93 T Pinggiran terjal 3,53 T Alur belokan 2,97 S Aliran tenang 2,77 S Pinggiran landai 2,57 S

Sumber: Data primer hasil penelitian (diolah)

Sedangkan tingkat persepsi masyarakat terhadap keberadaan sempadan

sungai yang memiliki karateristik sungai dengan alur belokan, aliran tenang, dan

pinggiran landai berada pada kategori sedang (Tabel 13). Masyarakat bersikap

netral karena menurut mereka karakteristik sungai tersebut tidak mengharuskan

adanya sempadan sungai meskipun tetap perlu untuk memiliki kawasan

perlindungan aliran sungai dan kawasan sekitarnya.

5.3.6.2 Jenis Penutupan/Penggunaan Lahan di Kawasan Sempadan Sungai

Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/

penggunaan lahan berupa hutan di kawasan sempadan sungai menempati prioritas

pertama pada kategori tinggi (model pertama). Masyarakat menyatakan bahwa

fungsi perlindungan hutan di kawasan sempadan sungai sangat bermanfaat untuk

perbaikan kondisi lingkungan, sehingga besar kemungkinan bencana banjir dan

longsor yang pernah datang tidak akan terulang kembali. Tingkat persepsi

masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/penggunaan lahan di kawasan

sempadan sungai disajikan pada Tabel 14.

Page 56: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

41

Tabel 14 Tingkat persepsi masyarakat terhadap penerapan jenis penutupan/ penggunaan lahan di kawasan sempadan sungai

Model Pertama Model Kedua Jenis Skor Tk. persepsi Skor Tk. persepsi

Hutan 3,33 T 2,60 S Kebun Campuran 2,23 S 1,79 R Lahan pertanian 2,23 S 1,88 R Perkebunan 2,10 S 1,66 R Pemukiman 0,97 R 0,58 R Industri 0,37 R 0,09 R Sumber: Data primer hasil penelitian (diolah)

Kedua model spasial menunjukkan keinginan masyarakat terhadap

pembangunan hutan di kawasan sempadan sungai tetap berada pada prioritas

pertama dibandingkan dengan jenis penggunaan lahan lainnya. Namun tingkat

persepsi yang berubah dari tinggi ke sedang, dikarenakan preferensi umum

masyarakat menempatkan jenis penutupan lahan berupa hutan pada urutan ke

empat (bobot ke empat) setelah pertanian, kebun campuran, dan perkebunan

(Tabel 7). Kesadaran masyarakat dalam memandang pentingnya kawasan

perlindungan sungai diikuti dengan jenis penutupan/penggunaan lahan pada

kawasan tersebut dengan berupa hutan dapat dijadikan acuan untuk lebih

memprioritaskan kawasan sempadan sungai sebagai kawasan yang harus

dilindungi dengan penggunaan lahan berupa vegetasi pepohonan.

5.4 Perencanaan Tata Ruang

5.4.1 Analisis Kemungkinan Penyimpangan Fungsi Kawasan

Hasil overlay antara peta rencana pemanfaatan ruang dalam RTRW

Kabupaten Bogor 2000-2010 dan peta penggunaan lahan tahun 2005 di

Kabupaten Bogor, menunjukkan seluas 1.968,61 (83,40%) kawasan lindung di

Kecamatan Cisarua dalam RTRW Kabupaten 2000-2010 yang penggunaan lahan

existing-nya berupa hutan lebat. Selain itu, pada kawasan yang dialokasikan

sebagai kawasan lindung terdapat penyimpangan penggunaan lahan berupa selain

hutan lebat seluas 391,75 ha (16,60%).

Selain terjadi penyimpangan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung,

pada kawasan budidaya pun terjadi beberapa penyimpangan pemanfaatan ruang

Page 57: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

42

dari RTRW yang telah ditetapkan. Pada kawasan pertanian terjadi penyimpangan

seluas 140,77 ha (6,44% dari luas kawasan pertanian). Penyimpangan yang terjadi

pada kawasan perdesaan adalah seluas 195,52 ha (19,18% dari luas kawasan

perdesaan).

Pada kawasan perkebunan terjadi penyimpangan penggunaan lahan seluas

525,07 ha (33,52% dari luas kawasan perkebunan). Sedangkan pada kawasan

tanaman tahunan terjadi penyimpangan penggunaan lahan seluas 90,99 ha

(61,43% dari luas kawasan tanaman tahunan). Secara umum, luas penyimpangan

yang terjadi pada kawasan lindung dan budidaya dapat dilihat selengkapnya pada

Tabel 15 (yang dicetak tebal).

Tabel 15 Penggunaan lahan existing Kecamatan Cisarua berdasarkan rencana pemanfaatan ruang kawasan (RTRW Kabupaten Bogor 2000-2010)

Rencana pemanfaatan ruang kawasan (ha)* Penggunaan lahan

Lindung Pertanian Perdesaan Perkebunan Tanaman tahunan

Hutan Lebat 1.968,61 0,00 0,00 0,00 0,00Kebun Campuran 99,07 17,60 68,72 313,66 47,97Hutan Belukar 76,05 0,00 0,00 20,61 0,00Perkebunan Besar 0,00 0,00 0,00 1.041,45 0,00Sawah 1x Padi/Tahun 0,00 328,47 14,89 0,00 9,18Sawah 2x Padi/Tahun 0,00 96,02 138,67 0,00 0,00Tegalan 1,89 1.588,76 88,15 7,30 0,00Perkampungan 0,42 49,05 409,99 23,44 5,66Perkampungan Jarang/Villa/ Bungalow 1,52 18,95 89,38 52,03 3,01Emplasemen Tetap 0,00 0,00 6,54 29,39 0,00Kuburan 0,00 0,58 7,72 0,00 0,07Rumput 0,00 58,86 38,64 47,29 82,25Semak 212,80 13,33 156,88 31,35 0,00Sungai/Danau/Setu/ Waduk 0,00 14,85 0,00 0,00 0,00

Total 2.360,35 2.186,46 1.019,57 1.566,52 148,13 *Luas didasarkan pada perhitungan di peta dan cetak tebal menunjukkan luas penyimpangan Sumber: BAPPEDA Kab. Bogor (2005), diolah

Page 58: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

43

5.4.2 Analisis Perbedaan

Analisis perbedaan kawasan merupakan kegiatan untuk mengetahui luas

kawasan yang sesuai yaitu kawasan yang memberikan fungsi sama dengan

rencana pemanfaatan ruang (RTRW), luas kawasan yang seharusnya memberikan

fungsi sesuai dengan RTRW namun masih dapat digunakan sesuai dengan RTRW

(gap positif), dan luas kawasan yang seharusnya memberikan fungsi sesuai

dengan RTRW namun ternyata tidak dapat digunakan sesuai dengan RTRW (gap

negatif). Analisis ini merupakan tindak lanjut dari analisis spasial terhadap

kemungkinan penyimpangan fungsi kawasan. Hasil analisis untuk masing-masing

kawasan, yaitu kawasan lindung, pertanian, perdesaan, perkebunan, dan tanaman

tahunan disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16 Hasil analisis perbedaan terhadap masing-masing kawasan

Analisis perbedaan (ha)* Jenis penutupan/penggunaan lahan Sesuai Positif Negatif

Kawasan lindung Hutan Lebat 1.968,61 - -Kebun Campuran - 99,07 -Hutan Belukar - 76,05 -Tegalan - 1,89 -Perkampungan - - 0,42Perkampungan Jarang/Villa/Bungalou - - 1,52Semak - 212,80 -

Total 1.968,61 389,81 1,94Kawasan pertanian Kebun Campuran 17,60 - -Sawah 1x Padi/Tahun 328,47 - -Sawah 2x Padi/Tahun 96,02 - -Tegalan 1.588,76 - -Perkampungan - - 49,05Perkampungan Jarang/Villa/Bungalou - - 18,95Kuburan - - 0,58Rumput - 58,86 -Semak - 13,33 -Sungai/Danau/Setu/waduk - - 14,85

Total 2.030,85 72,19 83,43

Dilanjutkan pada halaman berikutnya.

Page 59: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

44

Lanjutan Tabel 16. Analisis perbedaan (ha)* Jenis penutupan/penggunaan lahan

Sesuai Positif Negatif Kawasan perdesaan Kebun Campuran 68,72 - -Sawah 1x Padi/Tahun 14,89 - -Sawah 2x Padi/Tahun 138,67 - -Tegalan 88,15 - -Perkampungan 409,99 - -Perkampungan Jarang/Villa/Bungalou 89,38 - -Emplasemen Tetap 6,54 - -Kuburan 7,72 - -Rumput - 38,64 -Semak - 156,88 -

Total 824,06 195,52 0Kawasan perkebunan Kebun Campuran - 313,66 -Hutan Belukar - 20,61 -Perkebunan Besar 1.041,45 - -Tegalan - 7,30 -Perkampungan - - 23,44Perkampungan Jarang/Villa/Bungalou - - 52,03Emplasemen Tetap - - 29,39Rumput - 47,29 -Semak - 31,35 -

Total 1.041,45 420,21 104,86Kawasan tanaman tahunan Kebun Campuran 47,97 - -Sawah 1x Padi/Tahun 9,18 - -Perkampungan - - 5,66Perkampungan Jarang/Villa/Bungalou - - 3,01Kuburan - - 0,07Rumput - 82,25 -

Total 57,15 82,25 8,74 *Luas didasarkan pada perhitungan di peta Sumber: BAPPEDA Kab. Bogor (2005), diolah

Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui luas kawasan yang sesuai untuk

masing-masing kawasan adalah kawasan lindung 1.968,61 ha, pertanian 2.030,85

ha, perdesaan 824,06 ha, perkebunan 1.041,45 ha, dan tanaman tahunan 57,15 ha.

Luas kawasan yang termasuk dalam gap positif untuk kawasan lindung 389,81 ha,

Page 60: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

45

pertanian 72,19 ha, perdesaan 195,52 ha, perkebunan 420,21 ha, dan tanaman

tahunan 82,25 ha. Sedangkan luas kawasan yang termasuk dalam gap negatif

untuk kawasan lindung 1,94 ha, pertanian 83,43 ha, perdesaan 0 ha, perkebunan

104,86 ha, dan tanaman tahunan 8,74 ha.

5.4.3 Rancangan Akhir Kawasan

Rancangan akhir kawasan diperoleh dari hasil analisis perbedaan. Kawasan

yang termasuk dalam rancangan akhir kawasan adalah kawasan yang sesuai dan

kawasan gap positif yang dapat digunakan sesuai fungsi kawasan (RTRW) dengan

didasarkan pada persepsi masyarakat melalui 2 model spasial yang diperoleh.

Jenis penutupan/penggunaan lahan yang dijadikan data untuk melakukan

rancangan akhir kawasan adalah urutan (prioritas) pertama dari kedua model

spasial. Tingkat persepsi masyarakat dari kedua model spasial disajikan pada

Gambar 4.

Model Pertama Model Kedua

Gambar 4 Tingkat persepsi masyarakat terhadap prioritas pertama penerapan jenis penutupan/penggunaan lahan pada lokasi terpilih.

Kedua model spasial menunjukkan bahwa masyarakat berpersepsi sama

terhadap jenis penutupan/penggunaan lahan yang menjadi prioritas untuk

diterapkan pada masing-masing kawasan yang mengalami perubahan penggunaan

lahan maupun berdasarkan preferensi umum masyarakat terhadap penerapan

penutupan/penggunaan lahan di Kecamatan Cisarua (Gambar 4). Namun terjadi

perubahan tingkat persepsi masyarakat, seperti pada kawasan tanaman tahunan di

model pertama yang menunjukkan tingkat persepsi masyarakat terhadap

penerapan kebun campuran berada pada kategori tinggi sedangkan pada model

Page 61: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

46

spasial kedua dengan jenis penggunaan lahan yang sama memiliki tingkat persepsi

masyarakat berbeda yaitu pada kategori sedang.

Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat persepsi masyarakat akan

lebih mendekati penerapan penggunaan lahan sesuai dengan RTRW dengan

menggunakan model spasial pertama dibandingkan dengan model spasial kedua.

Meskipun secara urutan prioritas dalam penerapan jenis penutupan/penggunaan

lahan pada lokasi terpilih yang mengalami perubahan pengggunaan lahan maupun

berdasarkan preferensi umum masyarakat bagi wilayah Kecamatan Cisarua adalah

tetap sama yaitu pada urutan prioritas pertama.

Hasil yang sama menunjukkan bahwa masyarakat memandang antara

masing-masing lokasi yang mengalami perubahan penggunaan lahan dengan

keadaan secara umum wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu di Kecamatan Cisarua

merupakan satu kesatuan pengelolaan yang tidak dapat dipisahkan. Sebuah

perencanaan tata ruang yang baik tentunya akan memperhatikan distribusi pola

ruang secara menyeluruh pada suatu wilayah, tidak hanya pada satu titik lokasi

saja. Kesadaran seperti inilah yang dapat dilihat dari tingkat persepsi masyarakat

yang tampak pada kedua model spasial yang dihasilkan.

Kedua model spasial tersebut dapat diterapkan sebagai rancangan untuk

perencanaan tata ruang DAS Ciliwung bagian Hulu di Kecamatan Cisarua

sekaligus mengevaluasi terjadinya perubahan penggunaan lahan yang ada.

Penerapan kedua model spasial terhadap kedua hal tersebut dapat didekati dengan

melihat perbedaan persentase luas pada masing-masing kawasan seperti disajikan

pada Gambar 5.

Gambar 5 Persentase luas masing-masing kawasan pada penggunaan lahan

existing yang sesuai dan rancangan akhir kawasan.

Page 62: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

47

Urutan prioritas pertama jenis penutupan/penggunaan lahan berdasarkan

model spasial yang didapat dapat diterapkan sebagai jenis penutupan/penggunaan

lahan pada penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kawasan peruntukkan

berdasarkan rencana pemanfaatan ruang (RTRW) yang telah ditetapkan

pemerintah dengan tetap memperhatikan sosio kultural masyarakat setempat.

Model spasial yang dihasilkan dapat menjadi data untuk dimasukkan ke dalam

rancangan perencanaan tata ruang yang berimplikasi terhadap perubahan

persentase luas kawasan pada rancangan akhir kawasan dengan penggunaan lahan

existing-nya (Gambar 5).

Terkait hal evaluasi, maka dapat digambarkan bahwa kejadian perubahan

penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan yang telah ditetapkan

merupakan hal yang tidak berbanding lurus dengan persepsi masyarakat. Persepsi

masyarakat melalui kedua model spasial menghasilkan penerapan jenis

penutupan/penggunaan lahan yang mendukung terhadap pembangunan

lingkungan ke arah yang positif, seperti tampak pada peningkatan persentase luas

kawasan pada rancangan akhir kawasan (Gambar 5). Dapat dijelaskan bahwa

masyarakat menginginkan penggunaan lahan yang ada mengikuti penetapan

fungsi kawasan oleh pemerintah dan bukan sebaliknya. Kejadian perubahan

penggunaan lahan yang ada dirasakan oleh masyarakat telah mengarah kepada hal

yang negatif terhadap kualitas lingkungan.

Dari hasil analisis diperoleh luas rancangan akhir wilayah DAS Ciliwung

Bagian Hulu di Kecamatan Cisarua untuk kawasan lindung berupa hutan menjadi

2.358,42 ha (99,92%) meningkat 16,52%, kawasan pertanian berupa kebun

campuran, sawah, dan tegalan menjadi 2.103,04 ha (96,19%) meningkat 2,63%,

perdesaan berupa pemukiman menjadi 694,89 ha (68,16%) meningkat 19,18%

dan lahan pertaniannya tetap 310,43 ha (30,45%), perkebunan berupa perkebunan

teh menjadi 1.461,66 ha (93,31%) meningkat 26,83%, dan tanaman tahunan

berupa kebun campuran menjadi 130,22 ha (87,91%) meningkat 49,34% dari luas

awal penggunaan lahan yang ada (land use existing) pada masing-masing fungsi

kawasan. Secara terperinci mengenai luas dan jenis penutupan/penggunaan lahan

pada rancangan akhir kawasan terhadap masing-masing kawasan disajikan pada

Tabel 17.

Page 63: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

48

Tabel 17 Luas dan jenis penutupan/penggunaan lahan pada rancangan akhir kawasan

Rencana pemanfaatan ruang kawasan (ha)* Penggunaan lahan

Lindung Pertanian Perdesaan Perkebunan Tanaman tahunan

Hutan lebat 2.358,42 0,00 0,00 0,00 0,00Kebun campuran 0 17,60 68,72 0 130,22Hutan belukar 0 0,00 0,00 0 0,00Perkebunan besar 0,00 0,00 0,00 1.461,66 0,00Sawah 1x padi/tahun 0,00 328,47 14,89 0,00 9,18Sawah 2x padi/tahun 0,00 96,02 138,67 0,00 0,00Tegalan 0 1.660,95 88,15 0 0,00Perkampungan 0,42 49,05 605,51 23,44 5,66Perkampungan Jarang/Villa/ Bungalow 1,52 18,95 89,38 52,03 3,01Emplasemen tetap 0,00 0,00 6,54 29,39 0,00Kuburan 0,00 0,58 7,72 0,00 0,07Rumput 0,00 0 0 0 0Semak 0 0 0 0 0,00Sungai/Danau/Setu/Waduk 0,00 14,85 0,00 0,00 0,00

Total 2.360,35 2.186,46 1.019,57 1.566,52 148,13 *Luas didasarkan pada perhitungan di peta Cetak tebal menunjukkan kawasan yang dikonversi ke bentuk penggunaan lahan lain berdasarkan persepsi masyarakat Sumber: BAPPEDA Kab. Bogor (2005), diolah

Gap pada masing-masing fungsi kawasan akibat dari adanya penyimpangan

penggunaan lahan dapat dirubah penggunaan lahannya melalui model spasial yang

dihasilkan dari persepsi masyarakat. Perubahan penggunaan lahan yang

diterapkan menunjukkan peningkatan luas kawasan mengikuti penetapan dari

masing-masing fungsi kawasan. Secara aspek ekologis, maka persepsi masyarakat

tersebut dapat mengarahkan penggunaan lahan menuju pembangunan kawasan

yang tetap memperhatikan kualitas lingkungan yang positif.

Pemetaan rancangan perencanaan tata ruang dilakukan melalui pengubahan

gap penggunaan lahan existing dengan penggunaan lahan yang sesuai berdasarkan

persepsi masyarakat. Lokasi-lokasi yang mengalami perubahan penggunaan lahan

berdasarkan persepsi masyarakat dapat disimak pada peta rancangan akhir

kawasan seperti disajikan pada Gambar 6.

Page 64: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

49

Gambar 6 Peta rancangan akhir kawasan lokasi penelitian.

Page 65: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

50

5.5 Faktor-Faktor Pertimbangan dalam Penggunaan Lahan

Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh masyarakat dalam melakukan

proses perubahan penggunaan lahan diperoleh melalui metode rangking

berdasarkan penilaian yang diberikan oleh 30 responden pada setiap peubah.

Bobot relatif setiap peubah dihitung berdasarkan perbandingan jumlah rangking

suatu peubah menurut penilaian responden dengan rangking total (Tabel 18).

Tabel 18 Bobot relatif setiap peubah berdasarkan penilaian masyarakat

Faktor pertimbangan Jumlah Bobot Persentase (%)

Kebutuhan Ekonomi 213 0,16 16,23

Ketersediaan Air 213 0,16 16,23

Kejadian Bencana Alam 194 0,15 14,79

Jarak dari Jalan/Sungai 148 0,11 11,28

Harga Tanah 132 0,10 10,06

Kenyamanan Iklim Mikro 129 0,10 9,83

Kepemilikan Lahan 120 0,09 9,15

Kemudahan Perijinan 104 0,08 7,93

Tingkat Beban Pajak 59 0,04 4,50

Total 1.312 1,00 100,00 Sumber: Data primer hasil penelitian (diolah)

Menurut penilaian masyarakat, kebutuhan ekonomi dan ketersediaan air

memiliki bobot yang paling tinggi yaitu 16,23%. Masyarakat menilai bahwa

faktor kebutuhan ekonomi adalah hal utama yang akan menjadi pertimbangan

dalam melakukan perubahan penggunaan lahan karena akan berhubungan dengan

kebutuhan pokok dalam kelangsungan hidup mereka. Sama dengan kebutuhan

ekonomi, faktor ketersediaan air pun menjadi prioritas utama karena kebutuhan air

menurut mereka tidak akan bisa ditangguhkan dalam kelangsungan proses

kehidupan.

Faktor kejadian bencana alam memiliki bobot 14,79% dan jarak dari jalan/

sungai 11,28% dengan didasari oleh kenyataan bahwa daerah puncak sudah tidak

terhindarkan lagi dari musibah bencana alam, seperti kejadian banjir di bulan Mei

Page 66: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

51

2008 telah sampai menggenangi masjid At-Ta’awwun di Desa Tugu Utara hingga

mencapai setinggi lutut. Kejadian ini adalah banjir pertama yang melanda wilayah

Desa Tugu Utara yang juga merupakan lokasi hulu bagi sungai Ciliwung di

Kecamatan Cisarua.

Bobot yang cukup tinggi juga terdapat pada peubah harga tanah 10,06% dan

kepemilikan lahan 9,83%. Kedua faktor ini terkait dengan terjadinya laju

perubahan status lahan milik masyarakat setempat menjadi lahan milik pendatang

yang semakin tinggi akibat proses jual beli. Pada saat sekarang ini bisa dikatakan

bahwa lahan luas yang ada di Kecamatan Cisarua mayoritas menjadi hak milik

pendatang bukan lagi milik masyarakat setempat. Dalam melakukan penggunaan

lahan, masyarakat akan mempertimbangkan apakah lahan itu milik mereka

pribadi, milik pendatang (tanah garapan), ataukah lahan milik pemerintah.

Sehingga jenis penggunaan lahan pun akan berbeda tergantung pada hak

kepemilikan lahannya.

Sedangkan bobot untuk peubah kenyamanan iklim mikro 9,15%,

kemudahan perijinan 7,93%, dan tingkat beban pajak 4,50% lebih didasarkan

bahwa ketiga faktor tersebut tidak terlalu dirasakan penting untuk

dipertimbangkan oleh masyarakat. Faktor iklim yang hampir sama di seluruh

wilayah puncak dan tidak terlalu banyak berubah, membuat masyarakat tidak

terlalu memperhitungkan ruang kawasan yang akan dimanfaatkan oleh mereka.

Kemudahan membangun bagi masyarakat, baik setempat maupun pendatang,

dikarenakan belum berjalannya sistem perijinan dan beban pajak secara

transaparan membuat faktor pertimbangan ini dirasakan menjadi prioritas akhir

bagi masyarakat dalam melakukan proses perubahan penggunaan lahan. Wajar

saja bilamana di kawasan puncak ini berkembang cukup cepat dalam hal

pembangunan pemukiman termasuk villa/bungalou para pendatang. Seperti telah

disampaikan diawal bahwa mayarakat merasakan lahan pertanian yang ada sudah

menuju ke arah yang tidak memadai lagi bagi mereka untuk dijadikan sumber

utama mata pencaharian karena bergeser menjadi pemukiman.

Page 67: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

52

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Melalui kajian terhadap persepsi masyarakat ini dapat diketahui bahwa jenis

penutupan/penggunaan lahan yang menjadi prioritas untuk diterapkan di

lokasi penelitian adalah lahan pertanian, kemudian kebun campuran,

perkebunan, dan hutan. Sedangkan pemukiman dan kawasan industri menjadi

hal yang kurang dan tidak mendapat persetujuan dari masyarakat untuk

diterapkan di lokasi penelitian.

2. Sebagaimana ditemukan pada penelitian ini, penyimpangan penggunaan

lahan ditemukan baik di kawasan lindung maupun budidaya. Pada kawasan

lindung terjadi penyimpangan penggunaan lahan seluas 391,75 ha (16,60%

dari luas kawasan lindung dalam RTRW Kabupaten Bogor 2000-2010).

Sedangkan pada kawasan budidaya terjadi penyimpangan seluas 1.270,50 ha

(25,82% dari luas kawasan budidaya dalam RTRW Kabupaten Bogor 2000-

2010). Nilai penyimpangan tersebut terjadi di kawasan pertanian 6,44%,

perdesaan 19,18%, perkebunan 33,52%, dan tanaman tahunan 61,43% dari

masing-masing luas kawasan peruntukkannya.

3. Persepsi masyarakat melalui dua model spasial yang dihasilkan dapat

digunakan untuk mengevaluasi gap pada penggunaan lahan yang ada dan

menjadi masukan data untuk merancang perencanaan tata ruang berdasarkan

preferensi imajinasi ideal masyarakat. Model spasial tersebut dapat merubah

gap penggunaan lahan existing dan perubahan tersebut mengarah kepada

kondisi lingkungan yang positif.

4. Hasil rancangan akhir kawasan berdasarkan persepsi masyarakat untuk

perencanaan tata ruang, diperoleh luas kawasan lindung berupa hutan

meningkat 16,52%, kawasan pertanian berupa lahan pertanian meningkat

2,63%, kawasan perdesaan berupa pemukiman meningkat 19,18%, kawasan

perkebunan berupa perkebunan teh meningkat 26,83%, dan kawasan tanaman

tahunan berupa kebun campuran meningkat 49,34% dari masing-masing

penggunaan lahan existing-nya.

Page 68: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

53

5. Berdasarkan persepsi masyarakat, prioritas utama yang dipertimbangkan

dalam penggunaan lahan adalah kebutuhan ekonomi dan ketersediaan air,

selanjutnya disusul dengan kejadian bencana alam, jarak dari jalan/sungai,

harga tanah, kepemilikan lahan, kenyamanan iklim mikro, kemudahan

perijinan, dan tingkat beban pajak.

6.2 Saran 1. Berdasarkan hasil penelitian ini, masyarakat Kecamatan Cisarua cukup

rasional dalam mempertimbangkan penutupan/penggunaan lahan. Oleh

karena itu, persepsi masyarakat harus dipertimbangkan dalam melakukan

perencanaan wilayah, apakah tutupan lahan akan dialokasikan dominan

vegetasi pertanian, dominan pohon, atau kawasan terbangun.

2. Mengingat di beberapa lokasi ditemukan adanya beberapa indikator

penyimpangan penggunaan lahan, penelitian ini mengharapkan hasil yang

dicapai dapat dijadikan sebagai masukan jika pemerintah menyusun RTRW

yang baru.

3. Untuk memperoleh hasil yang komprehensif, maka disarankan untuk

mengkolaborasikan hasil kajian persepsi masyarakat dengan kajian biofisik

dalam merancang perencanaan tata ruang.

Page 69: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

54

DAFTAR PUSTAKA

Aliati, A. S. 2007. Kajian Kawasan Lindung untuk Penataan Ruang yang Ramah Lingkungan (Studi Kasus di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Asdak, Chay. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Dewan Riset Nasional Kelompok II, Sumberdaya Alam dan Energi. 1994.

Kebutuhan Riset dan Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Air di Indonesia. Jakarta : Dewan Riset Nasional.

Harihanto. 2001. Persepsi, Sikap, dan Perilaku Masyarakat Terhadap Air Sungai:

Kasus Program Kali Bersih di Kaligareng, Jawa Tengah. [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Intitut Pertanian Bogor.

Hildanus. 2002. Kajian Penggunaan Data Ikonos dan Landsat untuk Evaluasi

Hutan Hujan Tropika Dataran Rendah. [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Jaya, I. N. S. 2006. Teknik-Teknik Pemodelan Spasial dalam Pengelolaan

Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Fakultas Kehutan IPB. Bogor. Lillesand, T. M. dan R. W. Kiefer. 1997. Penginderaan Jauh dan Interpretasi

Citra. Cetakan Ketiga. Gadjah Mada University. Yogyakarta. Lee, Richard. 1988. Hidrologi Hutan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Lo, C. P. 1995. Penginderaan Jauh Terapan. Universitas Indonesia. Jakarta. Muchtar, T. 1998. Hubungan Karakteristik Elit Formal dan Elit Informal Desa

dengan Persepsi dan Tingkat Partisipasi Mereka dalam Program P3DT di Kabupaten Sukabumi [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Mueller, D. J. 1996. Mengukur Sikap Sosial; Pegangan untuk Peneliti dan

Praktisi. [Terjemahan dari Eddy S. K.]. Bumi Aksara. Jakarta. Nurdin, M. S. 2003. Persepsi dan Sikap Siswa SMUN 69 Pulau Pramuka

Terhadap Pelestarian Pemanfaatan Ekosistem Sumberdaya Pesisir dan Lautan. [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Pemerintah Kabupaten Bogor. 2000. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor

17 Tahun 2000 Tentang Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor 2000-2010. Bogor.

Page 70: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

55

Pemerintah Republik Indonesia. 1992. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1992 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 1997. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1997

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia No.

26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Jakarta. Puntodewo. 2003. Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan Sumberdaya

Alam. www.cifor.cgiar.org/publications/pdf_files/Books/SIGeografis/SIG-part-1.pdf [17 Juni 2008].

Setyanto. 2005. Analisis Karaktersitik Biofisik dan Hidrograf Aliran di Daerah

Tangkapan Air Cipopokol Sub DAS Cisadane Hulu. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Sitorus, S. R. P. 2004. Pengembangan Sumberdaya Lahan Berkelanjutan.

Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Sukmono, A. G. 2004. Klasifikasi Penutupan Lahan Menggunakan Citra Satelit

Ikonos di Kecamatan Cisarua. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Kondisi Umum Daerah Aliran Sungai

Ciliwung. www.pu.go.id/ditjen-ruang/Website%20Ciliwung/Ciliwung-Hulu.htm [6 Mei 2008].

Yuwono, S. 2006. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan

Hutan Rakyat Pola Kemitraan di Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Page 71: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

56

LAMPIRAN

Page 72: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

57

Lampiran 1 Identitas Responden

No. Nama Jenis Kelamin Umur Pendidikan Terakhir Alamat Pekerjaan Status dalam

keluarga

Jumlah anggota keluarga (orang)

Lama wawancara

(menit)

Kepemilikan lahan

1 H. Zaenal L 30 SLTP/Pesantren Cisarua Pedagang/pengkalan Mitan Kepala keluarga 3 26 Tidak 2 Yoyoh Maesaroh P 50 SD Leuwimalang Buruh Tani IRT 5 35 Tidak

3 Ujang L 43 Pesantren Cisarua Swasta Single 0 45 Numpang di kakak

4 H. Kholil L 55 SD Leuwimalang Swasta Kepala keluarga 14 45 Tidak 5 Adang L 43 SMA Leuwimalang Security/Swasta Kepala keluarga 4 28 Tidak 6 Sri Purnama P 17 SMP Jogjogan Pelajar SMA Anak 4 bersaudara 26 Tidak 7 Dedeh Kurniasih P 39 SMP Jogjogan IRT/suami buruh bangunan IRT 4 53 Tidak 8 M. Encep Nasrullah L 23 SLTP/Persamaan SMA Jogjogan Aparat Desa Kepala keluarga 1 59 Tidak 9 Gugun L 40 SMP Cilember Swasta/kerja di villa Kepala keluarga 1 50 Tidak

10 Asikin L 55 SD Leuwimalang Buruh/tukang bangunan Kepala keluarga 6 35 Tidak 11 H. Ahmad L 52 SD/Pesantren Jogjogan Buruh tani Kepala keluarga 8 24 Tidak 12 Encep A. L 40 SMP Batulayang Swasta Kepala keluarga 7 15 Tidak 13 Dido P 32 SMP Batulayang IRT/suami buruh bangunan IRT 3 14 Tidak 14 Budi HR. L 48 SD Batulayang Wiraswasta Kepala keluarga 5 44 Tidak 15 H. Ma'mun L 55 SMP Batulayang Swasta/BPD Kepala keluarga 6 55 Tidak 16 Mahfudin L 53 SD Cilember Karyawan swasta Kepala keluarga 4 30 Tidak

17 Saeful Rahman L 32 PT Citeko Petani/Poktan Single 0 54 Ladang dan punya ternak

18 Badri L 59 SD Tugu Utara Petani/Poktan Kepala keluarga 5 48 Lahan untuk pabrik/pekarangan

19 Rudi L 23 SMA Tugu Utara Petani Kepala keluarga 2 20 Lahan garapan 20 Erlan L 56 SMP Tugu Selatan Petani Kepala keluarga 8 34 Ladang 21 Kari L 60 SD Tugu Utara Buruh tani Kepala keluarga 7 25 Tidak 22 Kholil L 37 SD Tugu Selatan Petani Kepala keluarga 3 21 Lahan garapan

Dilanjutkan ke halaman berikutnya.

Page 73: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

58

Lanjutan lampiran 1

No. Nama Jenis Kelamin Umur Pendidikan Terakhir Alamat Pekerjaan Status dalam

keluarga

Jumlah anggota keluarga (orang)

Lama wawancara

(menit)

Kepemilikan lahan

23 Asep L 21 SMP Tugu Utara Buruh bangunan Single 0 15 Tidak 24 Cepi Hamid Suhendi L 38 SMEA Tugu Utara Staff Desa Kepala keluarga 6 35 Tidak 25 Mulyadi L 34 SD Cibeureum Pedagang Kepala keluarga 3 24 Tidak 26 Karma L 60 SD Tugu Selatan Petani Kepala keluarga 4 32 Lahan garapan 27 Aca W. L 58 SD Citeko Petani Kepala keluarga 3 38 Ladang 28 Mada L 50 SD Kopo Buruh di perkebunan/peternak Kepala keluarga 5 43 Lahan garapan 29 Uus L 40 SD Kopo Buruh di perkebunanPetani Kepala keluarga 3 20 Lahan garapan 30 Yayah P 48 SD Cibeureum IRT/Peternak IRT 3 40 Lahan garapan

Page 74: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

59

Lampiran 2 Karakteristisk Responden

Distribusi responden berdasarkan Desa/Kelurahan

No. Desa/Kelurahan Frekuensi Persentase (%) 1 Tugu Utara 5 16,66 2 Tugu Selatan 3 10,00 3 Cibeureum 2 6,67 4 Citeko 2 6,67 5 Batulayang 4 13,33 6 Cisarua 2 6,67 7 Jogjogan 4 13,33 8 Leuwimalang 4 13,33 9 Cilember 2 6,67

10 Kopo 2 6,67 Total 30 100,00

Sumber: Data primer hasil penelitian (diolah)

Distribusi responden berdasarkan kepemilikan lahan

Kepemilikan Lahan Frekuensi Persentase (%) Lahan Milik/Pekarangan 4 13,33 Lahan Garapan 6 20,00 Tidak Memiliki 20 66,67

Total 30 100,00 Sumber: Data primer hasil penelitian (diolah)

Distribusi responden berdasarkan kelompok umur

Umur Produktif Frekuensi Persentase (%) 15-25 4 13,33 26-35 4 13,33 36-45 9 30,00 46-55 10 33,33 56-60 3 10,00 Total 30 100,00

Sumber: Data primer hasil penelitian (diolah)

Distribusi responden berdasarkan mata pencaharian

Mata Pencaharian Frekuensi Persentase (%) Petani 10 33,33 Swasta 7 23,33 Pedagang 2 6,67 Buruh bangunan 4 13,33 Buruh tani 3 10,00 Pegawai Desa 3 10,00 Belum bekerja 1 3,33

Total 30 100,00 Sumber: Data primer hasil penelitian (diolah)

Page 75: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

60

Lampiran 3 Tingkat persepsi masyarakat terhadap tipe-tipe penutupan/ penggunaan lahan

Tipe penutupan/penggunaan lahan Skor Tk. Persepsi

Pemukiman

Pemukiman desa 3.53 T

Villa/Wisma 2.47 S

Perumahan 1.17 R

Pertanian

Tegalan 3.23 T

Sawah 3.10 T

Perikanan 2.43 S

Peternakan 1.97 R

Perkebunan

Teh 3.37 T

Pisang 2.97 S

Kebun campuran

Vegetasi pertanian dengan pohon penghasil buah 3.67 T

Vegetasi pertanian dengan pohon penghasil kayu 3.10 T

Hutan

Hutan lindung 3.60 T

Hutan produksi/hutan rakyat 2.40 S

Sumber: Data primer hasil penelitian (diolah)

Page 76: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

61

Lampiran 4 Daftar pertanyaan wawancara KUISIONER PENELITIAN

KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN TATA RUANG BERBASIS DAERAH ALIRAN SUNGAI

(Studi Kasus DAS Ciliwung bagian Hulu di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor) No. Responden : …. Tanggal : … Juni 2008 Waktu : Pkl. …...... s/d ……… WIB Lokasi Penelitian

1. Desa : ………………….. 2. Kecamatan : Cisarua 3. Kabupaten : Bogor

I. Identitas Responden

1. Nama : ..............................................................................................................

2. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan 3. Umur : ....... Tahun 4. Pendidikan Terakhir :

.............................................................................................................. 5. Alamat :

.............................................................................................................. 6. Pekerjaan

Utama : .............................................................................................................. Sampingan : ..............................................................................................................

7. Status dalam keluarga : ..............................................................................................................

8. Jumlah anggota keluarga : ……………. Jiwa II. Persepsi Responden 2.1 Pengertian dan Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS)

1. Apa pengertian DAS menurut Bapak/Ibu? Jawaban : ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................

2. Apa fungsi atau manfaat dari keberadaan DAS bagi Bapak/Ibu? Jawaban : ....................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................

2.2 Kualitas Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Hulu Ciliwung

1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu terkait gambaran kondisi/kualitas dari Sub DAS Hulu Ciliwung pada saat sekarang ini? a) Baik, dengan dicirikan :

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................ b) Agak rusak, dengan dicirikan :

................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................. c) Rusak, dengan dicirikan :

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................ 2. Apa menurut Bapak/Ibu kerugian yang akan dirasakan oleh masyarakat ketika

Sub DAS Hulu Ciliwung mengalami kerusakan? ................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................

Page 77: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

62

2.3 Tata Ruang Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Hulu Ciliwung A. Persepsi visual masyarakat terhadap penerapan penggunaan lahan

1. Dari beberapa kelas penggunaan lahan di bawah ini, manakah menurut Bapak/Ibu yang penting penerapannya di kawasan Sub DAS Hulu Ciliwung? (Card#1)

Persepsi Visual

Kelas penggunaan lahan Sangat setuju Setuju Netral Tidak setuju

Sangat tidak setuju

Dominan pohon Dominan vegetasi pertanian Kawasan terbangun

2. a. Faktor-faktor apa saja yang akan dipertimbangkan oleh Bapak/Ibu dalam melakukan proses perubahan penggunaan lahan? (L1*)

b. Bila dilakukan prioritas, maka bagaimana menurut Bapak/Ibu urutan prioritas faktor-faktor tersebut? (L2**)

L1* L2** Faktor-faktor pertimbangan Kejadian bencana alam Ketersediaan air Kenyamanan iklim mikro Kemudahan perijinan Kebutuhan ekonomi Kepemilikan lahan Harga tanah Jarak dari jalan atau sungai Tingkat beban pajak Lainnya, sebutkan : ……………………….. Lainnya, sebutkan : ………………………..

Ket : * dengan memberikan tanda checklist (√) ** dengan memberikan nomor urut 1,2,3,...dst B. Persepsi visual masyarakat dalam pemilihan jenis penutupan/penggunaan lahan di

kawasan Sub DAS Hulu Ciliwung 1. Dari beberapa jenis penutupan/penggunaan lahan di bawah ini, manakah yang

menurut Bapak/Ibu cocok untuk diterapkan di kawasan Sub DAS Hulu Ciliwung? (Card#2)

Persepsi Visual Jenis penutupan/penggunaan

lahan Sangat setuju Setuju Netral Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

Pemukiman Lahan pertanian Perkebunan Kebun campuran Lahan hutan Kawasan industri

2. Dari jenis penggunaan lahan berupa pemukiman, jenis pemukiman apa yang menurut Bapak/Ibu cocok untuk diterapkan di kawasan Sub DAS Hulu Ciliwung? (Card#3)

Persepsi Visual

Jenis penggunaan lahan Sangat setuju Setuju Netral Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

Pemukiman desa Villa/Wisma Perumahan

Page 78: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

63

3. Dari jenis penggunaan lahan berupa lahan pertanian, jenis lahan pertanian apa yang menurut Bapak/Ibu cocok untuk diterapkan di Sub DAS Hulu Ciliwung? (Card#4)

Persepsi Visual

Jenis penggunaan lahan Sangat setuju Setuju Netral Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

Sawah Ladang Perikanan Peternakan

4. Dari jenis penggunaan lahan berupa perkebunan, jenis perkebunan apa yang menurut Bapak/Ibu cocok untuk diterapkan di kawasan Sub DAS Hulu Ciliwung? (Card#5)

Persepsi Visual

Jenis penggunaan lahan Sangat setuju Setuju Netral Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

Perkebunan teh Perkebunan pisang

5. Dari jenis penutupan/penggunaan lahan berupa kebun campuran, jenis kebun campuran apa yang menurut Bapak/Ibu cocok untuk diterapkan di kawasan Sub DAS Hulu Ciliwung? (Card#6)

Persepsi Visual Jenis penutupan/penggunaan

lahan Sangat setuju Setuju Netral Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

Pertanian dengan pohon penghasil kayu

Pertanian dengan pohon penghasil buah

6. Dari jenis penutupan lahan berupa lahan hutan, jenis hutan apa yang menurut Bapak/Ibu cocok untuk diterapkan di kawasan Sub DAS Hulu Ciliwung? (Card#7)

Persepsi Visual

Jenis penutupan lahan Sangat setuju Setuju Netral Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

Hutan lindung Hutan produksi/ht. rakyat

C. Persepsi visual masyarakat dalam pemilihan jenis penutupan/penggunaan lahan

yang kemudian penerapannya ditempatkan pada lokasi tertentu di kawasan Sub DAS Hulu Ciliwung 1. Kawasan hutan

Menurut Bapak/Ibu jenis penutupan/penggunaan lahan yang cocok diterapkan pada lokasi tersebut adalah? (Card #8 plus A)

Persepsi Visual Jenis penutupan/penggunaan

lahan Sangat setuju Setuju Netral Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

Pemukiman Lahan pertanian Perkebunan Kebun campuran Lahan hutan Kawasan industri

Page 79: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

64

2. Kawasan pertanian Menurut Bapak/Ibu jenis penutupan/penggunaan lahan yang cocok diterapkan pada lokasi tersebut adalah? (Card #8 plus B)

Persepsi Visual Jenis penutupan/penggunaan

lahan Sangat setuju Setuju Netral Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

Pemukiman Lahan pertanian Perkebunan Kebun campuran Lahan hutan Kawasan industri

3. Kawasan perdesaan Menurut Bapak/Ibu jenis penutupan/penggunaan lahan yang cocok diterapkan pada lokasi tersebut adalah? (Card #8 plus B)

Persepsi Visual Jenis penutupan/penggunaan

lahan Sangat setuju Setuju Netral Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

Pemukiman Lahan pertanian Perkebunan Kebun campuran Lahan hutan Kawasan industri

4. Tipe kawasan sekitar aliran sungai (kawasan kanan-kiri sungai/sempadan sungai)

a. Menurut Bapak/Ibu apakah perlu dibuat sempadan pada kanan-kiri sungai yang memiliki karakteristik berikut? (Card #9A)

Persepsi Visual

Karakteristik sungai Sangat setuju Setuju Netral Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

Aliran air sungai : a. Arus tenang b. Arus deras

Pinggiran sungai : a. Terjal b. Landai c. Alur belokan

b. Menurut Bapak/Ibu jenis penutupan/penggunaan lahan yang cocok diterapkan pada kawasan sekitar aliran sungai yang perlu dibuatkan sempadannya adalah?

(Card #9B) Persepsi Visual Jenis

penutupan/penggunaan lahan

Sangat setuju Setuju Netral Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

Pemukiman Lahan pertanian Perkebunan Kebun campuran Lahan hutan Kawasan industri

Page 80: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

65

5. Kawasan perkebunan Menurut Bapak/Ibu jenis penutupan/penggunaan lahan yang cocok diterapkan pada lokasi tersebut adalah? (Card #10)

Persepsi Visual Jenis penutupan/penggunaan

lahan Sangat setuju Setuju Netral Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

Pemukiman Lahan pertanian Perkebunan Kebun campuran Lahan hutan Kawasan industri

6. Kawasan tanaman tahunan Menurut Bapak/Ibu jenis penutupan/penggunaan lahan yang cocok diterapkan pada lokasi tesebut adalah?

Persepsi Visual Jenis penutupan/penggunaan

lahan Sangat setuju Setuju Netral Tidak

setuju

Sangat tidak setuju

Pemukiman Lahan pertanian Perkebunan Kebun campuran Lahan hutan Kawasan industri

Page 81: KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT UNTUK PERENCANAAN … · Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan ... lahan yang menjadi prioritas untuk

66

Lampiran 5 Contoh foto-foto penutupan/penggunaan lahan sebagai alat bantu visual

Hutan Perkebunan teh

Pertanian lahan basah Pertanian lahan kering

Kebun campuran Sempadan sungai

Pemukiman Pabrik pengolahan teh