kajian penurunan beta karoten selama pembuatan flakes ubi jalar

51
 KAJIAN PENURUNAN BETA KAROTEN SELAMA PEMBUATAN FLAKES UBI JALAR (Ipomoea batatas Lam) DALAM BERBAGAI SUHU PEMANGGANGAN 1.1. Latar Belakang  Secara umum masyarakat Indonesia kurang memperhatikan asupan vitamin A dalam tubuhnya. Manusia harus memenuhi kecukupan zat gizi vitamin A dalam tubuhnya untuk menghindari gangguan akibat kekurangan vitamin A. Menurut Siswono (2004), terdapat sekitar 40 % - 60% anak yang berusia 12-23 bulan, tidak mengkonsumsi vitamin A dengan cukup dari makanan sehari-hari. Orang dewasa juga banyak yang mengalami gangguan akibat kekurangan vitamin A seperti gangguan mata. Sementara, menurut ahli gizi, bentuk aktif vitamin A terdiri dari retinol, retinal, retinoic acid. Sumber vitamin A (retinol) adalah hati, makanan yang berasal dari hewan. Sumber pro vitamin A (karoten) adalah sayuran hijau, sayuran berwarna kuning, daging buah yang berwarna kuning. Menurut Almatsier (2003), dari data WHO (1991) di antara anak   anak prasekolah di seluruh dunia diperkirakan terdapat sebanyak 6   7 juta kasus baru xeroftalmia (gangguan mata) tiap tahun, dan kurang lebih di antaranya menderita kerusakan kornea. Oleh sebab itu, untuk menanggulangi kekurangan vitamin A dapat dilakukan intervensi berbasis makanan, suplementasi vitamin A, fortifikasi bahan makanan dengan vitamin A dan intervensi kesehatan masyarakat . Sumber vitamin A banyak terdapat pada sayuran dan buah   buahan serta ubi   ubian, salah satunya adalah ubi jalar. Ubi jalar juga dapat dijadikan alternatif makanan sumber karoten. Beta karoten adalah bentuk provitamin A yang paling aktif, yang terdiri atas dua molekul retinol yang saling berkaitan (Almatsier, 2003). Menurut Juanda dan Cahyono (2000), jenis ubi jalar

Upload: christa-kurniawan

Post on 18-Jul-2015

452 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

KAJIAN PENURUNAN BETA KAROTEN SELAMA PEMBUATAN FLAKES

UBI JALAR (Ipomoea batatas Lam) DALAM BERBAGAI SUHU

PEMANGGANGAN

1.1.  Latar Belakang 

Secara umum masyarakat Indonesia kurang memperhatikan asupan vitamin A dalam

tubuhnya. Manusia harus memenuhi kecukupan zat gizi vitamin A dalam tubuhnya untuk 

menghindari gangguan akibat kekurangan vitamin A. Menurut Siswono (2004), terdapat sekitar

40 % - 60% anak yang berusia 12-23 bulan, tidak mengkonsumsi vitamin A dengan cukup dari

makanan sehari-hari.

Orang dewasa juga banyak yang mengalami gangguan akibat kekurangan vitamin A

seperti gangguan mata. Sementara, menurut ahli gizi, bentuk aktif vitamin A terdiri dari retinol,

retinal, retinoic acid. Sumber vitamin A (retinol) adalah hati, makanan yang berasal dari hewan.

Sumber pro vitamin A (karoten) adalah sayuran hijau, sayuran berwarna kuning, daging buah

yang berwarna kuning.

Menurut Almatsier (2003), dari data WHO (1991) di antara anak  –  anak prasekolah di

seluruh dunia diperkirakan terdapat sebanyak 6  – 7 juta kasus baru xeroftalmia (gangguan mata)

tiap tahun, dan kurang lebih di antaranya menderita kerusakan kornea. Oleh sebab itu, untuk 

menanggulangi kekurangan vitamin A dapat dilakukan intervensi berbasis makanan,

suplementasi vitamin A, fortifikasi bahan makanan dengan vitamin A dan intervensi kesehatan

masyarakat.

Sumber vitamin A banyak terdapat pada sayuran dan buah  – buahan serta ubi  – ubian,

salah satunya adalah ubi jalar. Ubi jalar juga dapat dijadikan alternatif makanan sumber karoten.

Beta karoten adalah bentuk provitamin A yang paling aktif, yang terdiri atas dua molekul retinol

yang saling berkaitan (Almatsier, 2003). Menurut Juanda dan Cahyono (2000), jenis ubi jalar

Page 2: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

yang mengandung beta karoten tinggi adalah varietas ubi yang mempunyai warna daging ubi

 jingga kemerah – merahan, sedangkan varietas yang daging umbinya berwarna kuning atau putih

memiliki kandungan beta karoten lebih rendah.

Sampai saat ini, pemanfaatan ubi jalar masih sangat sederhana yaitu dalam bentuk ubi

rebus, kolak ubi, ubi goreng, ubi bakar padahal ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai macam

bentuk olahan makanan. Ubi jalar juga dapat diolah menjadi bentuk tepung atau pasta ubi jalar

yang merupakan bahan baku setengah jadi yang dapat diolah lebih lanjut. Di Indonesia

penggunaan tepung ubi jalar belum berkembang di masyarakat karena tepung dan produk 

olahannya masih terbatas digunakan dalam lingkup penelitian (Sarwono, 2005).

Masyarakat Indonesia dapat mengoptimalkan ubi jalar sebagai makanan sarapan yaitu

flakes ubi jalar (sweet potato flakes). Pemanfaatan ubi jalar sebagai makanan sarapan yaitu flakes

ubi jalar dapat membantu meningkatkan pendapatan petani ubi jalar. Flakes ubi jalar (sweet 

  potato flakes) sudah dikembangkan di Institut Pertanian Bogor (IPB), bahkan sudah dikemas

dengan baik agar lebih menarik. Flakes umumnya dikonsumsi oleh masyarakat menengah ke atas

dan banyak disukai masyarakat tua dan muda, sehingga flakes ubi jalar dapat membantu asupan

beta karoten dalam tubuh untuk mengurangi gangguan mata.

Proses pembuatan flakes meliputi tahapan – tahapan mulai dari bahan baku yaitu ubi jalar

hingga menjadi flakes ubi jalar. Tahapan  –  tahapan tersebut adalah pengeringan selama

pembuatan tepung ubi jalar, pengukusan adonan, hingga pemanggangan. Tahapan proses

tersebut berpotensi dapat menurunkan kadar beta karoten yang terkandung pada ubi jalar.

Menurut Mann (1997), pengukusan menghasilkan kerusakan β karoten yang lebih kecil

dibandingkan dengan perebusan.

Page 3: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

Suhu pemanggangan dapat mempengaruhi flakes yang dihasilkan seperti warna, aroma,

rasa, dan kerenyahan. Proses pemanggangan bertujuan untuk menurunkan kadar air yang dapat

menurunkan kandungan karotenoid dalam bahan makanan. Menurut Bonnie dan Choo (1999)

dikutip Hervan (2006), penurunan karotenoid tersebut berkaitan erat dengan tingkat

ketidakjenuhan karotenoid yang sangat tinggi, sehingga sangat mudah terdegradasi akibat

oksidasi dan proses pemanasan Vitamin A tahan terhadap panas, cahaya, dan alkali, tetapi tidak 

tahan terhadap asam dan oksidasi (Almatsier, 2003).

Proses pemanggangan flakes ubi jalar dapat dilakukan dengan berbagai variasi suhu

pemanggangan. Semakin tinggi suhu pemanggangan maka waktu pemanggangan akan semakin

singkat. Penurunan beta karoten akibat perlakuan sebelum pemanggangan, setelah

pemanggangan, cara pemanggangan, dan alat pemanggangan merupakan faktor  –  faktor yang

nilainya tetap, sehingga dapat diasumsikan sebagai konstanta. Oleh karena itu, suhu

pemanggangan sangat berpengaruh terhadap penurunan beta karoten.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diketahui berapa besar penurunan kandungan beta

karoten selama pembuatan flakes ubi jalar dalam berbagai suhu pemanggangan.

1.2. Identifikasi Masalah 

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

berapa besar penurunan beta karoten selama proses pembuatan flakes ubi jalar ( sweet potato

 flakes) dalam berbagai suhu pemanggangan.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan kandungan beta karoten

selama proses pembuatan flakes ubi jalar (sweet potato flakes) dalam berbagai suhu

pemanggangan.

Page 4: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar penurunan beta karoten

selama proses pembuatan flakes ubi jalar (sweet potato flakes) dalam berbagai suhu

pemanggangan.

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian 

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengembangan

ubi jalar merah sebagai salah satu alternatif untuk menambah penganekaragaman makanan

sarapan, meningkatkan nilai ekonomis ubi jalar merah sebagai sumber beta karoten, sehingga

dapat meningkatkan minat petani untuk menanam ubi jalar merah dan meningkatkan hasil

produksi ubi jalar merah.

Ubi Jalar ( Ipomoea batatas Lam) 

2.1.1. Botani Ubi Jalar

Ubi jalar (  Ipomoea batatas Lam)termasuk ke dalam famili Convolvulaceae yang sudah

umum dibudidayakan. Ubi jalar termasuk tanaman dikotiledon (biji berkeping dua) dapat

berbunga, berbuah, dan berbiji (Sarwono, 2005). Menurut Lingga dkk (1986), jenis  –  jenis ubi

 jalar dapat digolongkan berdasarkan kekerasan umbi (umbi keras dan umbi lunak), warna daging

umbi (putih, merah, kuning, ungu), dan berdasarkan umurnya (ubi jalar berumur pendek (dapat

dipanen pada umur 4 – 6 bulan) dan ubi jalar berumur panjang (dapat dipanen pada umur 8  – 9

bulan).

Ubi jalar memiliki batang yang panjang menjalar dan daun berbentuk jantung hingga

bundar yang bertopang tangkai daun tegak (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Bentuk umbinya

mirip kentang dan rasanya manis sehingga ubi jalar di Italia disebut Sweet Potato (kentang

Page 5: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

manis). Di Indonesia ubi jalar dikenal dengan nama ketela rambat, tela nedri (Jawa), atau boled

(sunda). Gambar ubi utuh dan potongan melintang ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 1.

Menurut Juanda dan Cahyono (2000), berdasarkan warna dagingnya, ubi jalar dibedakan

menjadi beberapa tipe yaitu :

1.  Ubi Jalar Putih, yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging ubi berwarna putih, antara lain

Kultivar Tembakur Putih, Tembakur ungu, Taiwan 45 dan MLG 12659  – 20 P.

2.  Ubi Jalar Kuning, yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging ubi berwarna kuning,

kuning muda atau putih kekuning - kuningan, antara lain kultivar lapis 34, South Queen

27, Kawagoya, Cican 16, dan TIS 5125 – 27.

3.  Ubi Jalar Jingga / Merah, yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging ubi berwarna jingga

muda hingga jingga antara lain kultivar Puerto Rico, Gedang, Daya, Borobudur,

Prambanan, Ciceh 32, Mendut, TIS 3290 – 3, Aceh Merah.

4.  Ubi Jalar Ungu, yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging ubi berwarna ungu hingga

ungu muda.

Page 6: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

 

Gambar1. Ubi Utuh dan Potongan Melintang Ubi Jalar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998) 

Ubi jalar merah memiliki perbedaan dengan ubi jalar yang lainnya. Tekstur ubi jalar

merah memang lebih berair dan kurang masir (sandy) daripada ubi jalar putih, tapi lebih lembut.

Rasanya tidak semanis yang putih padahal kadar gulanya tidak berbeda. Ubi jalar merah yang

memiliki daging umbi berwarna merah merupakan sumber vitamin C dan β karoten (provitamin

A) yang sangat baik (Sarwono, 2005). Ubi jalar berdaging putih mengandung vitamin A yang

 jumlahnya lebih sedikit.

Keragaman sifat tanaman ubi jalar dapat dibedakan berdasarkan warna daging umbi,

tekstur daging umbi, kekerasan umbi, umur panen umbi. Menurut Juanda dan Cahyono (2000),

varietas ubi jalar yang termasuk varietas unggul memiliki kriteria sebagai berikut :

1.  Produktivitasnya tinggi, yaitu memiliki daya hasil di atas 25 ton/hektar.

2.  Daya adaptasinya luas atau stabil pada berbagai tekanan lingkungan.

Page 7: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

3.  Daya tahan terhadap hama dan penyakit tinggi.

4.  Masa panen pendek, yaitu antara 3 – 4 bulan.

5.  Tekstur umbi masir dan memiliki rasa manis.

6.  Umbi memiliki kandungan gizi tinggi dan serat kasar rendah.

7.  Karakter tanaman sesuai dengan kebutuhan industri.

2.1.2. Komposisi Kimia Ubi Jalar

Pemanfaatan ubi jalar terutama sebagai bahan pangan sumber kalori. Oleh karena itu,

sebagian besar komoditas ubi jalar diperdagangkan dalam bentuk ubi segar. Nilai gizi ubi jalar

dibandingkan padi, kentang, dan kedelai dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Dan Kandungan Kalori Ubi Jalar, Padi, Dan Kentang (Per 100 Gram Bahan)

Zat gizi  Ubi jalar Padi  Kentang 

Karbohidrat (g) 27,36 79,89 30,57

Air (g) 70 13 67

Serat (g) 0,3 0,5 0,1

Protein (g) 2,3 6,5 2,3

Fe (mg) 1,0 0,6 0,7

Ca (mg) 46 15 7Vitamin A (IU) 7,1 0 0

Vitamin B1 (mg) 0,08 0,11 0,07

Vitamin B2 (mg) 0,05 0,24 0,04

Niasin (mg) 0,9 1,4 1,0

Vitamin C (mg) 2,0 0 7

Kalori (Kal) 113 354 75

Sumber : Sarwono, 2005 

Kandungan air, kalori, dan vitamin A ubi jalar lebih tinggi dibandingkan padi dan

kentang. Jenis ubi jalar yang mengandung vitamin A yang tinggi adalah ubi jalar merah. Oleh

karena itu, ubi jalar merah dapat diolah menjadi produk olahan dengan kandungan beta karoten

yang tinggi. Makin pekat warna jingganya. makin tinggi kadar betakarotennya yang merupakan

bahan pembentuk vitamin A dalam tubuh.

Page 8: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jal

Ubi jalar merupakan sumber vitamin dan mineral sehingga cukup baik untuk memenuhi

gizi dan kesehatan masyarakat. Vitamin yang terkandung dalam ubi jalar adalah Vitamin A,

Vitamin C, thiamine (Vitamin B1), dan riboflavin (Vitamin B2), sedangkan mineral yang

terkandung dalam ubi jalar adalah zat besi (Fe), fosfor (P), kalsium (Ca), dan natrium (Na).

Kandungan gizi lainnya yang terdapat dalam ubi jalar adalah protein, lemak, serat kasar, kalori,

dan abu (Juanda dan Cahyono, 2000). Kandungan gizi jenis  – jenis ubi jalar segar dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan Gizi Dan Kalori (Dalam Tiap 100 Gram) Daging Ubi Jalar SegarKomponen  Ubi Jalar Putih  Ubi Jalar merah  Ubi Jalar

Kuning 

Protein (g) 1,80 1,80 1,10

Lemak (g) 0,70 0,70 0,40

Karbohidrat (g) 27,90 27,90 32,30

Kalsium (mg) 30,0 30,0 57,00

Fosfor (mg) 49,00 49,00 52,00

Zat besi (mg) 0,70 0,70 0,70

Natrium (mg) - - 5,00

Kalium (mg) - - 393,00

Niasin (mg) - - 0,60

Vitamin A (SI) 60,00 7700,00 900,00

Vitamin B1 (mg) 0,90 0,90 0,10

Vitamin B2 (mg) - - 0,04

Vitamin C (mg) 22,9 35,00

Air (g) 68,5 68,5 -

Kalori (Kal) 123,00 123,00 136,00

Bagian yang dapatdimakan

86,00 86,00 -

Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI dikutip Rukmana (1997) 

Kandungan gizi ubi jalar berbeda  – beda menurut jenisnya terutama kandungan vitamin

A dan beta karoten. Ubi jalar juga mengandung vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C. Ubi jalar

merah mengandung vitamin A dan beta karoten yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis

ubi jalar yang lain.

Page 9: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jal

Menurut Miller (1949) dikutip Gross (1991), selama penyimpanan terjadi perubahan

kandungan karoten dalam ubi jalar. Dari 14 kultivar ubi jalar, kandungan β karoten meningkat

setelah satu bulan penyimpanan pada suhu penyimpanan 240C, terjadi penurunan setelah 4 bulan

penyimpanan. Menurut Ezell dan Wilcox (1952) dikutip Gross (1991), suhu penyimpanan

mempengaruhi kandungan karoten ubi jalar yaitu penyimpanan pada 100C  –  12,8

0C

menyebabkan penurunan sedangkan penyimpanan pada 15,60C dan 21

0C menimbulkan

peningkatan kandungan karoten.

Menurut Kays (1985) dalam Bouwkamp (1985), proses pemanggangan ubi jalar

menyebabkan kehilangan karoten sebesar 31,4%. Suhu yang disarankan untuk pemanggangan

adalah 2000C, namun penggunaan suhu pemanggangan 165

0C selama 15 menit dapat

meminimalisir kehilangan karotenoid dan β Karoten (Yusianti, 1999). 

Menurut Collins dan Walter (1985), komposisi kimia ubi jalar terdiri dari :

a)  Karbohidrat

Pada saat dipanen ubi jalar mengandung antara 16  –  40% bahan kering. Dari jumlah

tersebut, sekitar 75  –  90% adalah karbohidrat yang mengandung pati, gula, selulosa,

hemiselulosa, dan pektin. Pati ubi jalar terdiri dari 60  – 70% amilopektin dan sisanya amilosa.

Pektin, selulosa, dan hemiselulosa diklasifikasikan sebagai serat makanan. Peningkatan

konsumsi serat makanan akan menurunkan kemungkinan timbulnya penyakit kanker usus,

diabetes, penyakit hati, dan penyakit saluran pencernaan.

b) 

Protein

Kandungan protein ubi jalar berkisar antara 1,3  –  10% (% berat kering). Kebanyakan ubi

  jalar hanya menyediakan sejumlah kecil asam amino essensial. Protein ubi jalar disebut

Page 10: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

ipomoein, yang selama penyimpanan dikonversi menjadi polipeptida yang mempunyai sifat fisik 

dan kimia yang berbeda. Protein ubi jalar juga kekurangan asam amino sulfur dan lisin.

c)  Vitamin

Vitamin pada ubi jalar yang terbanyak adalah beta karoten (provitamin A) dan asam askorbat

(vitamin C). Ubi jalar yang berdaging jingga akan mengandung beta karoten lebih banyak 

dibandingkan ubi jalar yang berumbi putih. Kandungan Vitamin C ubi jalar cukup tinggi yaitu

berkisar 25  –  50 mg per 100g, sedangkan thiamin, riboflavin, dan niasin sedikit sekali.

Kandungan vitamin E ubi jalar mencapai 4 mg per 100 g.

d)  Mineral

Mineral terbanyak dalam ubi jalar adalah Kalium (K). Kandungan mineral lain adalah Na, P,

Ca, Mg, S, Fe dan mineral lainnya dalam jumlah rendah.

e)  Lemak 

Lemak dalam ubi jalar merupakan komponen minor yang berkisar antara 0,29  –  2,7%

(basis kering). Asam lemak yang utama terdiri dari linoleat, linolenat, palmitat, dan stearat.

Lemak yang ada dalam ubi jalar terdiri dari tiga fraksi yaitu non – fosfolipid, sepalin, dan lesitin.

2.1.3. Tepung Ubi Jalar

Tepung adalah bentuk hasil pengolahan bahan melalui proses penggilingan atau penepungan.

Proses penggilingan ukuran bahan diperkecil dengan cara diremuk yaitu bahan ditekan dengan

gaya mekanis dari alat penggiling. Tekanan mekanis pada proses penggilingan diikuti dengan

peremukan bahan dan energi yang dikeluarkan sangat dipengaruhi oleh kekerasan bahan dan

kecenderungan bahan untuk dihancurkan (Hubeis, 1984).

Page 11: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

Pengolahan ubi jalar menjadi tepung dapat meningkatkan nilai tambah pendapatan

produsen dan menciptakan industri pedesaan. Tepung ubi jalar merupakan bahan baku industri

setengah jadi, mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri pangan

yang fungsinya dapat mensubtitusi terigu (Antarlina dan Utomo, 1999).

Proses pembuatan tepung dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari jenis

umbi-umbian itu sendiri. Pengolahan ubi jalar menjadi tepung ditujukan untuk memperpanjang

masa simpan ubi jalar dan untuk memudahkan dalam penanganan selanjutnya . 

Ubi jalar yang akan dibuat tepung, sebaiknya dipanen pada umur optimal, dan bebas

serangan hama bongkeng (Sarwono, 2005). Pada proses pembuatan tepung ubi jalar, perlu dipilih

dahulu jenis umbi yang sesuai dengan kegunaannya. Setiap varietas ubi jalar memiliki

karakteristik tertentu.

Tepung ubi jalar tersebut dapat dibuat secara langsung dari ubijalar yang dihancurkan dan

kemudian dikeringkan, tetapi dapat pula dibuat dari gaplek ubijalar yang dihaluskan (digiling)

dengan tingkat kehalusan ± 80 mesh (Suprapti, 2003). Kandungan Gizi Tepung Ubi Jalar dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi Kimia dan Sifat Fisik Tepung Ubijalar 

Komponen dan Sifat Fisik Tepung Ubijalar

Air (%)

Protein (%)

Lemak (%)

Karbohidrat (%)Abu (%)

Derajat Putih (%)Waktu Gelatinisasi (menit)

Suhu Gelatinisasi (oC)

Waktu Granula Pecah (menit)

Suhu Granula Pecah (oC)

Viskositas Puncak (BU)

7,00

2,11

0,53

84,742,58

74,4332,5

78,839,5

90,0

1815

Sumber: Antarlina dan Utomo (1997) 

Page 12: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui sifat fisik dan sifat kimia tepung ubi

  jalar. Di Indonesia tepung ubi jalar belum banyak diproduksi, oleh karena itu hingga saat ini

belum ada ketetapan baku dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan untuk mutu tepung

ubi jalar, sehingga untuk menentukan mutu tepung ubi jalar dilakukan pendekatan beberapa

kriteria mutu dari tepung gaplek ubi kayu. Kriteria mutu tepung ubi jalar dapat dilihat pada Tabel

4

Tabel 4. Kriteria Mutu Tepung Ubijalar 

Kriteria Tepung ubijalar

Kadar air (maks)

Keasaman (maks)

Kadar pati (min)

Kadar serat (maks)

Kadar abu (maks)

HCN (maks)

15%

4 ml 1 N NaOH/100 g

55%

3%

2%

-

Sumber : Antarlina (1993) dikutip Antarlina dan Utomo (1999) 

Dari hasil penelitian Antarlina, (1993) yang dikutip Antarlina dan Utomo (1999) ternyata

bahwa pada kadar air 7% tepung ubi jalar mengandung 2,91% protein; 0,54% lemak; 1,95%

serat kasar; 2,07% abu; 60% pati; dan energi 367 Kalori. Standar mutu tepung ubi jalar diatas

dapat disimpulkan bahwa kadar air 15% sudah memenuhi standar mutu tepung ubi jalar yang

baik dengan keasaman, kadar pati yang cukup tinggi dan kadar serat dan kadar abu yang lebih

sedikit dibandingkan kadar air. Tepung ubi jalar juga tidak mengandung HCN. Proses pembuatan

tepung ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 13: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

 

Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar (Antarlina dan Utomo, 1999) 

Page 14: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

2.2. Karotenoid 

Karotenoid adalah kelompok senyawa yang tersusun dari unit isoprene atau turunannya.

Karotenoid terdiri dari dua jenis yaitu karoten (atom oksigen dalam molekulnya), dan xantofil

(mempunyai atom oksigen dalam molekul) (Muchtadi, 1992)

Sebagian besar sumber vitamin A banyak terdapat dalam bahan  – bahan nabati. Tubuh

manusia mempunyai kemampuan mengubah sejumlah besar karoten menjadi vitamin A yaitu di

dalam mukosa dinding usus kecil manusia. Di dalam tanaman terdapat beberapa jenis karoten,

namun yang lebih banyak ditemukan adalah - karoten, - karoten dan - karoten dan

beberapa kriptoxantin (Winarno, 1997).

Karotenoid mengambil nama dari pigmen utama wortel ( Daucus carota).. Menurut Man

(1997), karotenoid dalam makanan biasanya dari jenis semua trans dan hanya kadang – kadang

terdapat senyawa mono  –   cis atau di  –   cis. Karotenoida adalah prekusor vitamin A dan biasa

disebut sebagai provitamin A (Andarwulan dan koswara, 1992). Menurut Man (1997), jenis

karotenoida yang terpenting adalah β karoten yang dijumpai hampir di semua jenis sayuran, serta

memiliki aktivitas vitamin A paling tinggi. Rumus struktur β karoten dapat dilihat pada Gambar 

3.

Gambar 3. Struktur Kimia Beta Karoten (Mann, 1997) 

Karotenoid sebagai provitamin A secara umum mempunyai sifat fisik dan kimia sebagai

berikut: larut dalam lemak, larut dalam kloroform, benzena, karbondisulfida dan petroleum eter,

Page 15: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

namun sukar larut dalam alkohol, sensitif terhadap oksidasi, autooksidasi dan sinar, stabil

terhadap panas di dalam udara bebas oksigen (Adim, 2006).

Karoten sangat sensitif terhadap oksidasi, auto oksidasi, dan cahaya tetapi stabil terhadap

panas dalam atmosfer bebas oksigen. Karoten bersifat lebih stabil dibandingkan vitamin A dan

umumnya cukup stabil selama pengolahan pangan. Pengukusan menghasilkan kerusakan β

karoten yang lebih kecil dibandingkan dengan perebusan. Pemanasan pada suhu yang tidak 

terlalu tinggi untuk waktu singkat dapat menguraikan kompleks karotenoida menjadi karotenoida

bebas, sehingga mudah diserap oleh sistem pencernaan dan lebih mudah teroksidasi (Mann,

1997).

Coultate dan Davies (1996) mengemukakan bahwa tubuh manusia mempunyai

kemampuan mengkonversi karoten menjadi vitamin A. Konversi karoten menjadi vitamin A

sebagian besar terjadi di dalam hati dan sebagian kecil di dalam usus halus. Pembentukan retinin

dan retinol (vitamin A) dari β-karoten disajikan pada Gambar 4.

Page 16: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

 β-karoten 

Retinin 

Retinol (vitamin A) 

Gambar 4. Pembentukan Retinin dan Vitamin A dari β-karoten (Grob, 1963 dikutip Man de, 1997) 

Satuan takaran untuk vitamin A yang digunakan adalah International Unit (IU) atau

Satuan Internasional (SI). Saat ini satuan takaran SI diganti dengan Retinol Equivalen (RE),

karena satuan ini lebih tepat serta dapat memberikan gambaran keadaan sesungguhnya, termasuk 

pertimbangan masalah penyerapan karoten di dalam tubuh serta derajat konversinya menjadi

vitamin A. Satu Retinol Ekuivalen (RE) setara dengan 1µg retinol (3,33 IU), setara dengan 6 µg

β – karoten (10 IU) dan setara dengan 12 µg karotenoid (10 IU) (Winarno,1997). Tahun 1967

FAO / WHO menganjurkan istilah Retinol Ekuivalen (RE) sebagai unit pengukuran vitamin A

(Almatsier, 2003).

Page 17: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

Menurut Winarno (1997), jumlah kebutuhan vitamin A yang dianjurkan (Widya Karya

Nasional, 1978) adalah 1200 – 2400 IU bagi bayi dan anak  – anak di bawah umur 10 tahun, dan3500  –  4000 IU untuk orang dewasa. Berdasarkan National Health Interview Survey (1992),

rata-rata asupan beta karoten bagi laki-laki 2,9 mg/hari, sedangkan untuk wanita rata-rata 2,5

mg/hari. Untuk menurunkan risiko penyakit kronis, diperlukan 3-6 mg/hari (Cindiwaty, 2005).

Pemanasan pada suhu yang tidak terlalu tinggi dalam waktu singkat dapat menyebabkan

isomerisasi beberapa ikatan trans menjadi cis. Analisis kuantitatif β karoten dengan metode

AOAC no. 45. 104 tahun 2000 maka yang terukur adalah total dari isomer trans dan cis. Menurut

Gregory (1996) dalam Fennema (1996), isomerisasi thermal yang terjadi dalam pengalengan

sayuran dan buah  –  buahan yaitu sekitar 40% 13-cis- β karoten dan 30% 9-cis- β karoten.

Isomerisasi termal yang terjadi pada pengalengan sayur dan buah dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Isomer β karoten pada buah, sayur, ubi segar dan setelah pemanasan  

Produk Keadaan Persentase total β karoten 

13-cis All-trans 9-cis

Ubi jalar Segar 0,0 100,0 0,0

Ubi jalar Pengalengan 15,7 75,4 8,9

Wortel Segar 0,0 100,0 0,0

Wortel Pengalengan 19,1 72,8 8,1

Squash Segar 15,3 75,0 9,7

Squash Pengalengan 22,0 66,6 11,4

Bayam Segar 8,8 80,4 10,8

Bayam Pengalengan 15,3 58,4 26,3

Mentimun Segar 10,5 74,9 14,5

Pikel mentimun Pasteurisasi 7,3 72,9 19,8

Tomat Segar 0,0 100,0 0,0

Tomat Pengalengan 38,8 53,0 8,2

Peach Segar 9,4 83,7 6,9

Peach Pengalengan 6,8 79,9 13,3

Alpukat Dehidrasi 9,9 75,9 14,2

Alpukat Pengalengan 17,7 65,1 17,2

Nectarine Segar 13,5 76,6 8,0

Pulm Segar 15,4 76,7 8,0Sumber : Menurut Gregory (1996) dalam Fennema (1996) 

Menurut tabel di atas, isomerisasi yang terjadi pada ubi jalar mengubah kandungan all-

trans β karoten, 9-cis β karoten, dan 13 – cis - β karoten. Ubi jalar segar terdapat 100% all trans

β karoten, setelah mengalami pemanasan pada proses pengalengan menjadi 15,7% 13 -cis-β

Page 18: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

karoten, 75,4% all-trans β karoten, dan 8,9% 9-cis-β karoten. Isomer cis mempunyai aktivitas

vitamin A yang lebih rendah dari isomer trans (Klaui dan Bauernfeind, 1981 dalam Bauernfeind,

1981).

Karotenoid akan rusak selama proses pengeringan dan pemanggangan. Makin tinggi suhu

dan makin lama waktu pemanggangan yang diberikan maka akan semakin banyak zat warna

yang rusak dan akan mudah teroksidasi (Desrosier, 1988). Menurut Bonnie dan Choo (1999)dikutip Hervan (2006), karotenoid merupakan senyawa alami yang tingkat ketidakjenuhannya

sangat tinggi sehingga sangat mudah terdegradasi akibat oksidasi dan proses pemanasan.

2.3. Flakes Flakes merupakan salah satu jenis breakfast sereal (makanan sarapan) yang berbentuk 

pipih (flaked). Flakes adalah suatu produk pangan yang praktis karena bentuknya pipih, ringan,

dan mudah penyiapannya untuk dikonsumsi.

Flakes dapat dikonsumsi dengan cara menambahkan susu cair atau dikonsumsi langsung

seperti makanan ringan. Menurut Vail et al (1978), Recommended Dietary Allowance (RDA)

menyarankan bahwa campuran susu dan sereal sarapan harus dapat mensuplai protein sekitar 15

 –  22% untuk anak berusia 8  –  10 tahun. Penerimaan konsumen terhadap produk flakes pada

umumnya didasarkan pada eating quality pada produk tersebut meliputi warna, aroma, rasa,

kerenyahan, kemampuan flakes untuk tidak menjadi basah / lunak ketika di dalam susu (Daniels,

1974).

Produk makanan sarapan biasanya dibuat dari serealia seperti jagung, gandum, beras, oat,

barley (Kent dan Evers, 1994). Produk makanan sarapan dapat juga dibuat dari biji utuh, partikel

 –  partikel besar atau tepung (Fizzel, Croccodilli, dan Chante, 1992). Menurut Muchtadi dkk 

(1988), bahan dasar yang dibutuhkan dalam pembuatan makanan sarapan adalah yang banyak 

mengandung pati seperti biji  – bijian (serealia), umbi  – umbian maupun tepung pati. Makanan

sarapan berbentuk flakes dapat dibuat dari biji  – bijian atau tepung yang diaglomerasi sehingga

berbentuk pellet. Tepung tersebut dicampur dengan air dan penambah rasa seperti gula, garam,

Page 19: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

dan malt. Menurut Guy (1995), jumlah air yang ditambahkan ke dalam tepung pada pembuatan

makanan sarapan merupakan hal yang penting.

Menurut Matz (1959), perubahan yang terjadi selama pembuatan flakes adalah pati akan

tergelatinisasi dan kemungkinan terjadi hidrolisis ringan, terjadinya reaksi pencoklatan yang

kemungkinan disebabkan oleh interaksi antara protein dan gula.

Pemanggangan menurunkan kadar air menjadi lebih kecil dari sebelumnya serta

memberikan tekstur yang renyah, warna, aroma, dan flavor yang khas. Proses pemanggangan

menyebabkan terjadinya proses dekstrinasi, karamelisasi gula sehingga terbentuk warna cokelat

keemasan dan flakes menjadi renyah karena penurunan air menjadi sekitar 3  – 5% (Matz, 1959).

Menurut Penelitian Herliana (2006), karakteristik yang diinginkan produk  flakes ubi kayu 

yaitu kekerasan berkisar 262,5 gf, kadar air berkisar 3-5%, daya rehidrasi berkisar 60,18%,

peningkatan kandungan gula reduksi dari 0,0769% menjadi 0,176% - 0,187%, berwarna kuning

kecoklatan, tekstur tetap renyah setelah direndam di dalam susu selama 1 menit, aroma khas

 flake yang kuat, berasa agak gurih, dengan rendemen berkisar 93,93% - 95,51%.

2.3.1. Klasifikasi Flakes 

Menurut Kent (1983), flakes dapat diklasifikasikan berdasarkan cara pengolahan, bentuk 

produknya atau sajiannya, dan bahan baku yang digunakan. Flakes ini dapat dibuat dari butir

serealia utuh ataupun serealia yang telah dihilangkan kulit dedak (bran) atau bagian lembaga

bijinya (germ) (Vail et al, 1978).

Menurut Tribelhorn (1991), flakes yang ada di pasaran saat ini dapat dikategorikan menjadi lima

 jenis, yaitu :

Page 20: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

1.  Serealia tradisional yang memerlukan pemasakan, adalah sereal yang dijual di pasaran dalam

bentuk bahan mentah yang telah diproses. Biasanya dalam bentuk sereal yang biasa dikonsumsi

panas.

2.  Serealia panas instan, yaitu sereal yang dijual dalam bentuk biji-bijian atau serbuk yang telah

dimasak dan hanya memerlukan air mendidih dalam persiapannya.

3.  Serealia siap santap, yaitu produk yang telah diolah dan direkayasa menurut jenis dan

bentuknya, diantaranya  flaked, puffed, dan shredded. 

4.   Ready to eat cereal mixes, yaitu produk sereal yang diolah bersama biji-bijian, kacang-

kacangan, dan buah kering.

5.  Bermacam produk serealia yang tidak dapat dikategorikan dengan keempat jenis diatas karena

proses khusus atau kegunaan akhirnya. Contoh dari jenis ini adalah cereal nuggets dan makanan

bayi.

Flakes merupakan salah satu jenis Ready to eat cereal, yang relatif praktis, dapat

dikonsumsi langsung dengan cara menambahkan susu, atau dikonsumsi langsung seperti

makanan ringan.

Flakes cereals umumnya berbentuk pipih ( flaked ), serpihan (shredded ), produk ekstrusi

(extruded ), maupun produk yang mengembang ( puffed ) yang biasanya dilapisi dengan gula dan

diperkaya dengan mikronutrien atau buah-buahan untuk meningkatkan nutrisi.

Prinsip pengolahan serealia siap makan terdiri dari pembentukan tekstur yang renyah dengan

cara pengeringan produk yang telah tergelatinisasi hingga tercapai kadar air 3% sampai 5%,

sehingga tekstur menjadi renyah dan perubahan cita rasa akibat terjadinya dekstrinisasi,

gelatinisasi dan karamelisasi pati pada sereal tersebut (Matz, 1959).

Page 21: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

Serealia flakes siap makan yang berbentuk pipih ( flaked ) dibuat dengan cara memasak serealia

dan bahan pencita rasa sehingga terbentuk pasta yang kemudian dibentuk pipih dan dipanggang.

Serealia sarapan yang bentuknya mengembang ( puffed ) dibuat dengan memanaskan serealia pada

tekanan tinggi, sehingga pada saat tekanan dilepaskan secara mendadak, uap dalam sereal akan

memaksa keluar dan menyebabkan produk mengembang. Serealia siap makan dapat dibuat dari

satu jenis serealia atau campuran beberapa jenis serealia yang dibalut dengan bumbu seperti

minyak, garam, atau gula. Sebagian besar serealia siap makan setelah mengalami proses utama

seperti pembentukan emping, butiran atau pengembangan, perlu dilanjutkan dengan

pemanggangan, pelapisan dan pemberian aroma (Vail et al., 1978).

2.3.2. Proses Pembuatan Flakes 

Flakes merupakan produk makanan yang berbentuk lembaran tipis dengan tekstur

renyah. Tekstur flakes akan renyah bila kadar air diturunkan menjadi 3-5%. Flakes merupakan

produk pangan yang mudah disajikan dan biasanya dikonsumsi dengan penambahan susu,

sehingga dapat meningkatkan nilai gizi dari flake selain sebagai penambah cita rasa (Sutanto,

2001 dikutip oleh Herliana, 2006).

Bila tepung serealia dikombinasikan dengan sedikit air dan dimasak, bahan tersebut dapat

dibentuk menjadi agregat-agregat kecil atau pellet yang dapat dirubah lagi dengan gilingan untuk 

menghasilkan flakes serupa. Pada pemasakan tersebut pati yang semula berbentuk kristalin

berukuran besar mengalami proses gelatinisasi agar mudah dicerna dan mudah dikembangkan

menjadi tekstur yang diinginkan (Muchtadi dkk, 1988).

Beberapa variasi proses pengolahan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk 

 flakes. Selain metode pemasakan flakes secara tradisional dengan menggunakan pemasakan

dengan tekanan, pemasakan dapat pula dilakukan dengan cara yang lebih modern yaitu dengan

Page 22: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

pemasakan ekstrusi, kemudian dibentuk  pellet , dipipihkan dan dipanggang seperti pada

pemasakan dengan menggunakan tekanan (Kent dan Evers, 1994).

Pellet umumnya diturunkan kadar airnya sebelum dicetak sehingga bahan menjadi lentur,

tidak lengket, serta mudah dicetak. Flakes biasanya dikeringkan atau dipanggang untuk 

menimbulkan aroma dan kadang – kadang menghasilkan sedikit efek menggelembung ( puffing).

Hasil akhir akan berupa produk dengan kadar air rendah, getas, serta renyah (Muchtadi dkk,

1988).

Menurut Matz (1959), proses pembuatan flakes menyebabkan beberapa perubahan, diantaranya :

gelatinisasi pati dan kemungkinan terjadi hidrolisa ringan, reaksi pencoklatan, dekstrinasi dan

karamelisasi gula sebagai hasil pemanggangan pada suhu tinggi. Flakes menjadi renyah sebagai

hasil reduksi kadar air yang cukup tinggi.

Proses pembuatan flakes meliputi pencampuran bahan dan bumbu, pemanasan, pendinginan,

pembentukan lembaran, pencetakan, dan pemanggangan. Sebelum dicetak, flakes umumnya

diturunkan kadar airnya sehingga bahan menjadi lentur, tidak lengket serta mudah dicetak.

Setelah itu flakes dikeringkan atau dipanggang untuk menimbulkan aroma dan kadang-kadang

menghasilkan sedikit efek menggelembung ( puffing). Hasil akhir akan berupa produk dengan

kadar air rendah, getas, serta renyah. Proses flaking dapat dilihat pada Gambar 4.

Proses Pembuatan Flakes :

1.  Pencampuran bahan

Tepung, gula, garam, air dicampur untuk membentuk adonan. Penambahan gula dan garam

untuk memberikan rasa terhadap flakes.

2.  Pemanasan

Page 23: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

Pemanasan dilakukan agar terjadi proses gelatinisasi yang sempurna sehingga dapat

menghasilkan adonan yang kompak dan mudah dibentuk lembaran pada proses pencetakan

flakes.

3.  Pendinginan

Pendinginan dilakukan untuk menyeimbangkan kadar air adonan sehingga adonan lebih mudah

dicetak.

4.  Pembentukan lembaran dan pencetakan

Pembentukan lembaran dan pencetakan dilakukan untuk memperoleh ukuran yang seragam dan

ketebalan yang sama. Ukuran flakes berbentuk oval dengan panjang 2 cm, lebar 1 cm, dan tebal

1 mm.

5.  Pemanggangan.

Pemanggangan dilakukan untuk menurunkan kadar air flakes menjadi kadar air 3  – 5%.

Pemanggangan dapat mempengaruhi karakteristik produk akhir yang meliputi warna, aroma, dan

kerenyahan. Pemanggangan corn flakes biasanya dilakukan pada suhu 1500C selama 30 menit.

Page 24: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

 

Page 25: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

 

Gambar 5. Diagram Proses Pembuatan Flakes (Kent dan Evers, 1994) 

2.4. Pemanggangan 

Pemanggangan adalah suatu cara untuk menurunkan kadar air yang terdapat dalam suatu

bahan makanan dengan menguapkannya menggunakan energi panas. Salah satu tujuan

pemanggangan adalah mengurangi kadar air bahan sehingga memberikan kerenyahan pada

produk makanan tersebut.

Pemanggangan flakes ubi jalar sangat berpengaruh terhadap kerenyahan flakes ubi jalar.

Kerenyahan pada produk flakes disebabkan terjadinya penguapan air dalam adonan flakes pada

saat dipanaskan sehingga kadar air menjadi rendah, selain itu kandungan amilopektin yang tinggi

dapat menyebabkan flakes yang dihasilkan bersifat renyah, porous, dan ringan (Sutanto, 2001).

Semakin tinggi suhu pemanggangan, maka lama pemanggangan semakin singkat,

begitupun juga sebaliknya. Proses pemanggangan dilakukan dengan pemanasan dalam suhu

Page 26: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

tinggi yang dapat dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu tertentu. Pemanggangan dapat

menurunkan kadar air bahan sesuai dengan kadar air yang diinginkan produk tersebut.

Pemanggangan juga dapat menurunkan kadar β karoten bahan makanan. Menurut

Winarno (1997), sifat β karoten yaitu sangat sensitif terhadap oksidasi, auto oksidasi, dan cahayatetapi stabil terhadap panas dalam atmosfer bebas oksigen. Pemanggangan berhubungan dengan

panas dan oksidasi, karena selama pemanggangan terjadi pemanasan dan oksidasi akibat

senyawa tidak jenuh dalam karotenoid.

Kerangka Pemikiran 

Flakes ubi jalar (sweet potato flakes) merupakan makanan sarapan dengan bentuk flaked

(pipih) dan banyak mengandung beta karoten. Sweet potato flakes ini dapat dijadikan alternatif 

sebagai makanan sumber karoten. Ubi jalar yang mempunyai daging umbi kemerah  – merahan

mengandung karoten yang paling tinggi, maka varietas yang digunakan adalah ubi jalar merah.

Sampai saat ini, belum ada penelitian berapa penurunan kandungan β karoten flakes ubi jalar 

selama proses pembuatan flakes ubi jalar.

Pemanasan pada suhu yang tidak terlalu tinggi dalam waktu singkat dapat menyebabkan

isomerisasi beberapa ikatan trans menjadi cis. Menurut Gregory (1996) dalam Fennema (1996),

dalam ubi jalar segar terdapat 100% all  –   trans β –karoten dan terjadi perubahan struktur β

karoten setelah mengalami pemanasan pada proses pengalengan yaitu menjadi 15,7% 13-cis-β

karoten, 75,4% all-trans β karoten, dan 8,9% 9-cis-β karoten. 

Proses pemanggangan dapat menurunkan kadar air bahan makanan. Tekstur  flakes akan

renyah apabila kadar air  flakes diturunkan sekitar 3-5%. Kerenyahan pada produk makanan

sarapan merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Proses pemanggangan yang tepat

dapat menghasilkan sweet potato flakes yang mengandung karoten tinggi. Suhu yang digunakan

dalam proses pemanggangan flakes berkisar antara 140 – 2000C (Hoseney, 1989).

Page 27: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

Daniel (1974) mengemukakan karakteristik flakes yang baik meliputi warna, aroma , rasa

kerenyahan sangat renyah, dan kemampuan flakes untuk tidak menjadi lunak ketika di dalam

susu. Hal  –  hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan flakes adalah jumlah

penambahan air, lama pengukusan, dan proses pemanggangan yang meliputi suhu

pemanggangan.

Pada percobaan pendahuluan tahap pertama, dilakukan penambahan air dalam adonan

sebanyak 70%, 80%, dan 90% dari berat bahan. Penambahan air dilakukan sedikit demi sedikit

sambil diaduk hingga kalis. Jumlah penambahan air yang paling tepat adalah 80% karena

menghasilkan adonan yang kalis dan bisa dibentuk menjadi adonan flakes, sedangkan

penambahan air 70% menghasilkan adonan yang kurang kalis sehingga susah dibentuk untuk 

penanganan selanjutnya dan penambahan air 90% menghasilkan adonan yang terlalu lunak.

Berdasarkan percobaan pendahuluan tahap pertama dimana jumlah penambahan air

sebanyak 80% dari berat bahan, maka pada percobaan pendahuluan tahap kedua ditentukan lama

pengukusan adonan. Lama pengukusan yang dicoba adalah 10, 15, dan 20 menit. Proses

pengukusan dilakukan dalam dandang pada suhu 90  –  950C. Lama pengukusan yang paling

tepat adalah 20 menit karena menghasilkan adonan yang tergelatinisasi sempurna, sedangkan

lama pengukusan 10 menit dan 15 menit menghasilkan adonan yang belum tergelatinisasi

sempurna.

Selanjutnya dilakukan percobaan pendahuluan tahap ketiga yaitu penentuan suhu

pemanggangan. Pada percobaan ini dibuat flakes ubi jalar dengan penambahan airnya 80%, lama

pengukusan 20 menit, dan suhu pemanggangan yang divariasikan yaitu 1100C, 1200C, 1300C,

1400C, dan 150

0C. Flakes yang diperoleh diuji secara hedonik. Hasil percobaan menghasilkan

suhu pemanggangan yang baik adalah 1200C, 1300C, 1400C karena menghasilkan flakes yang

Page 28: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

renyah, warna merah, aroma ubi jalar dan rasa yang manis, sedangkan yang dipanggang pada

suhu 1100C kurang renyah dan suhu 1500C flakes yang diperoleh gosong dan berwarna coklat.

Maka pada percobaan utama akan menggunakan suhu pemanggangan 1200C, 125

0C, 130

0C,

1350C, 1400C.

3.2. Hipotesis 

Berdasarkan kerangka pikiran di atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

terdapat hubungan yang erat antara suhu pemanggangan dengan penurunan kandungan β karotenflakes ubi jalar.

Waktu dan Tempat Percobaan 

Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Laboratorium Keteknikan

Pengolahan Pangan, Laboratorium Gizi dan Penilaian Indera dan Laboratorium Kimia Pangan,

Program Studi Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Industri Pangan, Fakultas Teknologi

Industri Pertanian, Jatinangor serta di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian UPP-SDA

Hayati Universitas Padjadjaran, Laboratorium Kimia Singaperbangsa, Universitas Padjadjaran.

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2008 dan percobaan utama

dilaksanakan pada bulan April 2009.

4.2 Bahan dan Alat Percobaan 

Bahan-bahan yang digunakan adalah Ubi Jalar Merah varietas Aceh Merah, natrium metabisulfit,

gula pasir, garam, dan air. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis kimia adalah aquades,

aseton, heksan, MgCO3, MgO : Supercel, Na2SO4.

Alat yang digunakan meliputi : pengering kabinet, oven, kompor gas, dandang / kukusan,

alat penyawut, ayakan (shieve) 60 mesh, roller noodles / pasta bike, baskom, mangkuk, gelas

ukur 100 ml, sendok, pisau, stopwatch, alumunium foil, cetakan bentuk oval ukuran 2,5 x 1,5 cm,

Page 29: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

loyang. Alat-alat yang digunakan untuk analisis: timbangan analitik, desikator, chromameter 

Minolta CR-300. erlenmeyer, tabung evaporator, labu ukur 100ml, buret, alat kolom, dan cawan

kadar air.

4.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan analisis deskriptif 

dan dilanjutkan dengan analisis regresi dan korelasi untuk meramalkan (memprediksi) variabelterikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui.

Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan dengan 2 kali ulangan.

Perlakuan yang dicoba adalah:

A : Suhu Pemanggangan 1200C ± 1

0C

B : Suhu Pemanggangan 1250C ± 1

0C

C : Suhu Pemanggangan 1300C ± 10C

D : Suhu Pemanggangan 1350C ± 1

0C

E: Suhu Pemanggangan 1400C ± 10C

Hubungan antara suhu pemanggangan dengan penurunan kandungan karoten selamaproses pemanggangan dapat diketahui dengan uji regresi menggunakan software analisis statistik 

SPSS. Pada penelitian ini variabel bebas (X) adalah suhu pemanggangan dan variabel terikat (Y)adalah kriteria pengamatan.

Analisis yang digunakan dipilih dari beberapa model regresi yang dapat mewakili hasilpengamatan, yaitu model regresi yang memiliki nilai R2 (koefisien determinasi) ≥ 0,75 dengankoefisien korelasi (r) yang tinggi. Perhitungan nilai R

2dilakukan dengan menggunakan rumus:

Keeratan hubungan antara variabel X (kadar beta karoten ubi jalar) dan variabel Y

(kriteria pengamatan) ditentukan dengan koefisien korelasi (r) yang dihitung denganmenggunakan rumus:

Keterangan:

Page 30: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

  Nilai r negatif (-), menyatakan korelasi tak langsung yang artinya jika variabel X (suhu

pemanggangan) semakin besar, maka akan menyebabkan variabel Y (kriteria pengamatan)

semakin kecil.

  Nilai r positif (+), menyatakan korelasi langsung yang artinya jika variabel X (suhu

pemanggangan) semakin besar, maka akan menyebabkan variabel Y (kriteria pengamatan)

semakin besar pula.

Berikut adalah persamaan matematik dari beberapa model regresi yang digunakan (Sudjana,

1996):Linier : Ŷi = a + bXi

Logaritmik  : Ŷi = a + bLogXi 

Kuadratik  : Ŷi = a + bXi + cXi2

 Kubik  : Ŷi = a + bXi + cXi

2+ dXi

Eksponensial : Ŷi = aebXi 

dimana:

Ŷi = nilai Y (respon yang dicatat) pada kadar beta karoten ke- ia = intercept  

b = angka arah atau koefisien regresi menunjukkan angka laju peningkatan atau penurunan variabel

terikat yang didasarkan pada variabel bebas. Bila b (+) maka naik dan bila b (-) maka terjadipenurunan.

c = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan laju perubahan rata-rata Ŷi jika Xi2 berubah

pada keadaan variabel lain tetap. Bila c positif (+) maka untuk setiap perubahan X i2

sebesar 1

satuan, Ŷi rata-rata bertambah sebesar c, bila c negatif (-) maka untuk setiap perubahan Xi2

 sebesar 1 satuan, Ŷi rata-rata berkurang sebesar c.

d = angka arah atau koefisien regresi menunjukkan laju perubahan rata-rata Ŷi  jika Xi3

berubah pada

keadaan variabel lain tetap. Bila d positif (+) maka untuk setiap perubahan X i3

sebesar 1 satuan,

Ŷi rata-rata bertambah sebesar d, bila negatif (-) maka untuk setiap perubahan X i3 sebesar 1

satuan, Ŷi rata-rata berkurang sebesar d.

e = 2,71828

Xi = variabel bebas (kadar beta karoten)

4.4  Pelaksanaan Percobaan 

4.4.1 Percobaan Pendahuluan

Percobaan pendahuluan meliputi beberapa tahap yaitu :

1.  Penentuan jumlah penambahan air pada adonan flakes.

2.  Penentuan lama pengukusan adonan  flakes sehingga menghasilkan adonan yang tergelatinisasi

sempurna dan mudah dicetak.

Page 31: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

3.  Penentuan suhu pemanggangan yang tepat agar menghasilkan flakes yang mempunyai

karakteristik yang baik dan disukai panelis. Prosedur pelaksanaan percobaan pendahuluan dan

hasil pengamatannya dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.4.2. Penelitian Utama

Penelitian utama akan dilakukan pembuatan sweet potato  flakes dengan berbagai variasi

suhu pemanggangan yang terdiri dari dua tahap yaitu :

1. Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar (Antarlina dan Utomo, 1999)

a)  Pencucian I

Pencucian I dilakukan untuk membersihkan ubi jalar dari tanah atau kotoran yang melekat pada

kulit ubi jalar.

b)  Pengupasan kulit

Pengupasan kulit ubi jalar menggunakan pisau stainless steel untuk menghilangkan lapisan kulit.

c)  Pencucian II

Pencucian dilakukan sebanyak dua kali, pencucian II bertujuan untuk membersihkan kotoran dan

getah yang banyak mengandung senyawa fenol pada permukaan ubi jalar.

d)  Pemotongan

Pemotongan adalah proses pengecilan ukuran untuk memperluas permukaan sehingga

mempercepat proses pengeringan. Ukuran potongannya adalah lebar = 0,2 – 0,5 cm, panjang = 1

 – 5 cm, tebal = 1 – 3 mm.

e) 

Perendaman dalam larutan Natrium Metabisulfit 0,5% (b/v) selama 10 menit

Ubi jalar yang telah dikupas mengalami proses pencoklatan yang disebabkan oleh adanya enzim

fenolase, oleh karena itu dilakukan perendaman dalam larutan Natrium Metabisulfit 0,5% (b/v)

selama 10 menit untuk mencegah terjadinya proses pencoklatan.

Page 32: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

f)  Penirisan

Setelah direndam dalam larutan Natrium Metabisulfit, potongan ubi jalar dicuci air bersih

kemudian ditiriskan selama ± 5 menit.

g)  Pengeringan

Pengeringan dilakukan dengan suhu 600C selama 24 jam. Potongan ubi jalar dikeringkan hingga

mencapai kadar air 7 – 8%.

h)  Penggilingan

Penggilingan dilakukan untuk menghaluskan ubi jalar menjadi partikel  –  partikel kecil

menggunakan alat Hammer Mill.

i)  Pengayakan

Pengayakan menggunakan ayakan thyler sebesar 60 mesh

2.  Proses Pembuatan Flakes Ubi Jalar

1.  Pencampuran bahan

Tepung ubi jalar, gula, garam, air dicampur untuk membentuk adonan. Penambahan gula dan

garam untuk memberikan rasa terhadap flakes. Formulasi yang digunakan adalah Tepung 100

gram, air 80%, gula 10%, garam 2 % dari berat adonan.

2.  Pemanasan

Pemanasan dilakukan dengan cara pengukusan pada suhu 90 – 950C selama 20 menit agar terjadi

proses gelatinisasi yang sempurna sehingga dapat menghasilkan adonan yang kompak dan

mudah dibentuk lembaran pada proses pencetakan flakes.

3.  Pendinginan

Pendinginan dilakukan untuk mengurangi udara panas pada adonan sehingga adonan lebih

mudah dicetak.

Page 33: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

4.  Pembentukan lembaran dan pencetakan

Pembentukan lembaran dan pencetakan dilakukan untuk memperoleh ukuran yang seragam dan

ketebalan yang sama. Ukuran flakes berbentuk oval dengan panjang 2 cm, lebar 1 cm, dan tebal

1 mm.

5.  Pemanggangan.

Pemanggangan dilakukan menggunakan oven cabinet dryer selama 20 menit dengan suhu sesuai

perlakan. Pemanggangan dilakukan untuk menurunkan kadar air flakes menjadi kadar air 3 –  

5%. Pemanggangan dapat mempengaruhi karakteristik produk akhir yang meliputi warna, aroma,

dan kerenyahan. Suhu pemanggangan yang digunakan adalah sesuai perlakuan yaitu 120

0

C,

1250C, 130

0C, 135

0C, 140

0C.

6.  Pendinginan

Pendinginan yang dilakukan setelah pemanggangan dilakukan untuk mengurangi uap air untuk 

pengemasan.

7.  Pengemasan

Pengemasan dilakukan menggunakan plastik HDPE sehingga produk tetap renyah pada saat

dikonsumsi.

4.5. Kriteria Pengamatan 

Pengamatan utama yang dilakukan :

1.  Rendemen (Apriyantono et al., 1989)

2. 

Kadar air metode oven (AOAC, 1990)

Bahan yang dianalisis :

  Ubi jalar segar

  Tepung ubi jalar

Page 34: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

  Flakes ubi jalar (Sweet Potato Flakes)

3.  Kandungan β karoten metode spektofotometri (AOAC no.45. 104, 2000)

Bahan yang dianalisis :

  Ubi jalar segar

  Tepung ubi jalar

  Adonan Flakes ubi jalar (Sweet Potato Flakes) setelah pengukusan

  Flakes ubi jalar (Sweet Potato Flakes) setelah pemanggangan

4.  Warna bahan (sistem warna Hunter Lab) diukur dengan menggunakan chromameter Minolta

CR-300.

Bahan yang dianalisis :

  Ubi jalar segar

  Tepung ubi jalar

  Flakes ubi jalar (Sweet Potato Flakes)

Prosedur analisis dapat dilihat pada Lampiran 3

Page 35: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

 

Gambar 6. Diagram Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar (Antarlina dan Utomo, 1999) 

Page 36: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

 

Page 37: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

 

Gambar 7. Diagram Proses Pembuatan Flakes ubi jalar  (Modifikasi Kent dan Evers, 1994) 

Rendemen Flakes Ubi Jalar 

Berdasarkan hasil penelitian pembuatan flakes ubi jalar yang dihasilkan memiliki

rendemen yang cukup besar. Rendemen flakes ubi jalar dihitung berdasarkan berat ubi jalar utuh

sebelum dikupas. Hasil analisis rendemen flakes ubi jalar disajikan pada Lampiran 4. Hasil

penurunan rendemen pada tiap tahap disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6.Rendemen Ubi Jalar Sesudah Dikupas, Ubi Jalar Kering, Tepung Ubi Jalar, Adonan Flakes Ubi

Jalar, dan Flakes Ubi Jalar

Tahap pengolahan Bahan yang dihasilkan Rata – rata (%)

Pencucian dan pengupasan Ubi jalar sesudah dikupas 72,19

Pengecilan ukuran dan

pengeringan

Ubi jalar kering 17,10

Penggilingan danpengayakan

Tepung ubi jalar 10,57

Pencampuran tepung ubi

 jalar, garam, gula, dan air

Adonan flakes ubi jalar 19,76

Pemanggangan adonan Flakes ubi jalar 10,40

*) Berdasarkan ubi jalar segar sebelum dikupas 

Tabel 6 di atas menunjukkan penurunan berat dari ubi jalar segar hingga menjadi produk 

ubi jalar. Rendemen flakes ubi jalar rata  – rata terhadap ubi jalar segar sebelum dikupas adalah

10,40% artinya adalah setiap 100 g ubi jalar menghasilkan 10,40 g flakes ubi jalar.

Page 38: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

Ubi jalar setelah dikupas mengalami penurunan bobot hingga 72,19% dari berat ubi jalar

sebesar 100%. Penurunan bobot berat tersebut diakibatkan karena kulit yang menempel pada ubi

 jalar dikupas dan dibuang sehingga menurunkan berat bahan.

Ubi jalar yang sudah dikupas dikeringkan dalam oven cabinet dryer pada suhu 60 0C

selama 24 jam hingga menjadi ubi jalar kering. Ubi jalar kering mengalami penurunan bobot

bahan sehingga rendemen yang dihasilkan adalah 17,10%. Penurunan bobot bahan tersebut

diakibatkan adanya proses pengeringan yang dapat mengurangi kadar air pada bahan sehingga

bahan lebih ringan.

Ubi jalar kering yang dihasilkan kemudian digiling dan diayak untuk menghasilkan

tepung ubi jalar. Rendemen tepung ubi jalar berdasarkan bobot ubi jalar segar sebesar 10,57%.

Penurunan bobot tersebut dikarenakan adanya tepung ubi jalar yang tidak lolos ayakan pada 80

mesh. Proses penggilingan dapat mengubah partikel menjadi lebih kecil dan sangat mudah

menyerap air. Penyerapan air tersebut dapat menyebabkan penggumpalan sehingga partikelnya

menyatu dan tidak bisa lolos ayakan. Selama proses pengayakan masih ada yang tidak lolos

ayakan karena adanya penggumpalan tepung ubi jalar dan adanya serat kasar yang tidak tergiling

sehingga tidak lolos ayakan.

Rendemen adonan flakes ubi jalar mengalami peningkatan dari tepung ubi jalar menjadi

19,76% dengan penambahan gula, garam, dan air. Adonan flakes ubi jalar tersebut digiling tipis

dan dibentuk kemudian dipanggang untuk mengurangi kadar air pada adonan flakes dan agar

produk flakes ubi jalar lebih renyah. Rendemen flakes ubi jalar yang dihasilkan sebesar 10,40%.

Penurunan bobot bahan pada tiap tahap tersebut akibat dari proses pengolahan seperti

pengupasan, pengecilan ukuran, pengeringan, penggilingan, dan pemanggangan. Proses

Page 39: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

pengeringan dan pemanggangan dapat menurunkan kadar air bahan yang dapat mengurangi

bobot bahan.

Menurut Apriyantono dkk (1989), rendemen flakes ubi jalar dihitung berdasarkan berat

tepung ubi jalar yang digunakan terhadap flakes ubi jalar yang dihasilkan setelah proses

pemanggangan. Berdasarkan hasil penelitian, rata  –  rata rendemen flakes ubi jalar terhadap

tepung ubi jalar yang digunakan adalah 98,39% yang artinya adalah setiap 100 kg tepung ubi

  jalar dapat menghasilkan 98,39 kg flakes ubi jalar, sedangkan rata –  rata rendemen flakes ubi

  jalar terhadap adonan flakes ubi jalar adalah 52,63% yang artinya adalah setiap 100 kg adonan

flakes ubi jalar menghasilkan 52,63 kg flakes ubi jalar.

5.2. Kadar air ubi jalar segar, tepung ubi jalar, dan flakes ubi jalar 

Hasil analisis kadar air ubi jalar segar dan tepung ubi jalar disajikan pada Tabel 7,kadar

air flakes ubi jalar (basis kering) disajikan pada Tabel 8.

Tabel 7. Kadar Air Rata – rata Ubi Jalar Segar Dan Tepung Ubi Jalar (% bk)

Bahan Kadar air rata – rataUbi jalar segar 300,17

Tepung ubi jalar 3,71

Tabel 8. Kadar Air Flakes Ubi Jalar (% bk) dari Setiap Perlakuan Suhu Pemanggangan

Perlakuan Kadar air rata – rata flakes ubi jalar

A (120 ± 1) 5,57

B (125 ± 1) 5,35

C (130 ± 1) 5,12

D (135 ± 1) 4,45

E (140 ± 1) 3,90

Kadar air rata – rata tepung ubi jalar yaitu sekitar 3,71% dry basis, mengalami penurunan

kadar air rata  –  rata ubi jalar segar dari 300,17% hingga 3,71%. Hal itu dikarenakan adanya

penguapan air pada ubi jalar segar pada saat pengeringan dan penggilingan, sehingga kadar air

Page 40: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

tepung ubi jalar menurun. Penguapan air tersebut terjadi karena adanya panas. Data pengamatan

dapat dilihat pada lampiran 5.

Berdasarkan hasil penelitian, flakes ubi jalar yang dipanggang pada suhu 1200C

menghasilkan kadar air paling tinggi yaitu sekitar 5,57% basis kering, sedangkan flakes ubi jalar

yang dipanggang pada suhu 1400C menghasilkan kadar air paling rendah yaitu 3,90% basis

kering. Penurunan kadar air tersebut tidak signifikan karena pada proses pembuatan flakes ubi

  jalar ditambahkan gula dan garam yang bersifat higroskopis sehingga mudah menyerap air.

Berdasarkan hasil penelitian, semakin tinggi suhu pemanggangan maka kadar air semakin rendah

akibatnya semakin tinggi suhu pemanggangan maka semakin banyak air yang teruapkan.

Kadar air rata – rata perlakuan 1200C, 125

0C, 130

0C, 135

0C, 140

0C berkisar antara 5,57%

- 3,90% (Lampiran 5), artinya kadar air yang tertinggal pada bahan selama pemanggangan

sekitar 5,57% - 3,90%. Menurut Matz (1959), kadar air pada flakes yaitu sekitar 3  – 5% basis

basah, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan.

Kadar air flakes ubi jalar lebih tinggi daripada kadar air tepung ubi jalar. Hal tersebut

dikarenakan pada proses pembuatan flakes ubi jalar terdapat proses penambahan air pada adonan

flakes ubi jalar dan proses pengukusan yang dapat menyerap air.

Berdasarkan uji regresi dengan menggunakan software SPSS 15.0 maka hubungan antara

kadar air (%) dry basis dengan suhu pemanggangan merupakan model regresi linear dengan nilai

R2  ≥ 0,75. Perhitungan dan model kurva secara lengkap tercantum pada lampiran 8. Gambar

kurva regresi linear kadar air %bk terhadap suhu pemanggangan disajikan pada gambar 8.

Page 41: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

 

Gambar 8. Kurva Regresi Linear Hubungan Suhu Dengan [kadar air] Flakes Ubi Jalar (% bk)

Gambar 8 di atas menunjukkan hubungan regresi linear antara [kadar air] dengan suhu

pemanggangan. Kadar air flakes ubi jalar mempunyai persamaan regresi linear y = -0,0848x +

15,902

Berdasarkan persamaan di atas maka dapat dibuat hubungan antara [kadar air] dengan

suhu pemanggangan (T) adalah sebagai berikut : [kadar air] = -0,0848 (T) + 15,902.

Berdasarkan persamaan di atas diketahui bahwa (a) = -0,0848 dan (b) = 15,902. Nilai koefisien

regresi (a) menunjukkan bahwa terdapat hubungan linear negatif antara [kadar air] flakes ubi

  jalar dengan suhu pemanggangan flakes ubi jalar, setiap kenaikan suhu 10C, rata  –  rata [kadar

air] turun sebesar 0,0848%.

Keeratan hubungan antara suhu pemanggangan terhadap kadar air flakes ubi jalar dapat

dilihat dari nilai koefisien korelasi (r) = 0,887. Besarnya hubungan tersebut diketahui dari nilai

determinasi (r2) = 0,786, berarti 78,60% penurunan kadar air flakes ubi jalar dipengaruhi oleh

besarnya suhu pemanggangan, sedangkan 21,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain seperti

luas permukaan bahan yang tidak rata, pindah panas pada bahan, penggilingan (adanya panas).

Page 42: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

 

5.3. Kandungan β – Karoten 

Hasil analisis kandungan β – Karoten rata – rata ubi jalar segar, tepung ubi jalar, adonan

flakes ubi jalar setelah pengukusan disajikan pada Tabel 9 dan flakes ubi jalar disajikan pada

Tabel 10.

Tabel 9. Data Kandungan β  – Karoten Bahan

Bahan  Kandungan β – karoten

(µg/g) bk Penurunan β – karoten

(%) bk 

Ubi jalar segar 6115,65 -

Tepung ubi jalar 1367,18 77,64

Adonan flakes ubi jalar setelah

pengukusan

863,40 36,85

Penurunan β  –  karoten terjadi pada tiap proses pengolahan. Provitamin A yaitu β –  

karoten akan rusak pada suhu di atas 1600C, maka proses pemanasan dianjurkan dibawah suhu

tersebut agar β –  karoten tidak rusak. Penurunan tersebut terjadi akibat adanya proses oksidasi

dan pemanasan yang menyebabkan isomerisasi beberapa ikatan trans β –  karoten menjadi cis β –  

karoten. Penurunan β  –  karoten selama pengeringan ubi jalar hingga menjadi tepung ubi jalar

sebesar 77,64% yaitu dari 6115,65 µg/g dry basis menjadi 1367,18 µg/g dry basis. Penurunan

kadar β – karoten tersebut dikarenakan oleh adanya proses oksidasi kimia pada bahan pada saat

proses pengeringan dan penggilingan. Selama pengeringan dan penggilingan, terdapat oksigen

yang cukup banyak sehingga terjadi proses oksidasi. Proses oksidasi tersebut dapat mengurangi β

 –  karoten bahan, karena β – karoten tidak tahan terhadap oksigen.

Pengukusan dapat menurunkan β - karoten sekitar 36,85% karena proses pengukusan

terjadi pemutusan sebagian ikatan molekul β –  karoten sehingga penurunan β – karoten cukup

besar. Proses penggilingan terjadi proses oksidasi karena adanya oksigen dari panas, tetapi

proses penggilingan terjadi tidak lama seperti pada proses pengukusan.

Page 43: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

Tabel 10. Data Kandungan β – karoten Flakes Ubi Jalar

Bahan Flakes Ubi jalar  Kandungan Rata –  

rata β  – karoten

(μg/g) dry basis 

Penurunan β –  

karoten (%) bk 

Suhupemanggangan

(0C)

120 ± 1 745,12 13,68

125 ± 1 620,49 28,11130 ± 1 595,31 31,03

135 ± 1 527,38 38,91

140 ± 1 467,44 45,83

*) penurunan β – karoten berdasarkan adonan flakes ubi jalar setelah pengukusan 

Semakin tinggi suhu pemanggangan flakes ubi jalar maka semakin tinggi penurunan β  –  

Karoten flakes ubi jalar. Pemanggangan pada suhu 120 ± 10C menghasilkan flakes ubi jalar

dengan penurunan kadar β  – Karoten paling rendah yaitu sekitar 13,68%, sedangkan pada suhu

pemanggangan 140 ± 10C menghasilkan penurunan β  –  Karoten paling tinggi yaitu sekitar

45,83%. Penurunan kadar β –  karoten tersebut disebabkan karena semakin tinggi suhu yang

digunakan maka sebagian ikatan molekul β –  karoten putus yang mengubah trans β –  karoten

menjadi cis β –   karoten sehingga kadar β –  karoten tersebut akan turun dan terjadi proses

oksidasi senyawa tidak jenuh yang terdapat pada karotenoid. Pemanasan pada suhu yang tidak 

terlalu tinggi untuk waktu singkat dapat menguraikan kompleks karotenoida menjadi karotenoida

bebas, sehingga mudah diserap oleh sistem pencernaan dan lebih mudah teroksidasi (Mann,

1997)

Menurut Bonnie dan Choo (1999) yang dikutip oleh Hervan (2006), karotenoid

merupakan senyawa alami yang tingkat ketidakjenuhannya sangat tinggi karena jumlah ikatan

rangkap dua sekitar setengah dari seluruh jumlah ikatan sehingga sangat reaktif, akibatnya sangat

mudah terdegradasi akibat oksidasi dan proses pemanasan. Oleh sebab itu, semakin tinggi suhu

pemanggangan flakes ubi jalar maka semakin tinggi penurunan kandungan β  – Karoten flakes

ubi jalar.

Page 44: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

Berdasarkan uji regresi dengan menggunakan software SPSS 15.0 maka hubungan antara

kandungan β  –  Karoten dengan suhu pemanggangan merupakan model eksponensial dengan

persamaan y = 10221,67(e)-0,022x

. Namun demikian, fungsi eksponensial tersebut dapat diubah

ke bentuk linear dengan mengkonversi seluruh nilai [β  –  Karoten] menjadi ln [β  –  Karoten].

Perhitungan dan penentuan model kurva secara lengkap tercantum pada Lampiran 9 dan Gambar

9.

Gambar 9. Kurva Regresi Linear Hubungan Suhu Pemanggangan Dengan ln [β  – Karoten] FlakesUbi Jalar 

Gambar di atas menunjukkan hubungan regresi linear antara ln [β  –  Karoten] dengan

suhu pemanggangan. Penurunan kandungan β  – Karoten mempunyai persamaan regresi linear y

= -0,021x + 9,185

Berdasarkan persamaan di atas maka dapat dibuat hubungan antara ln [β  –  Karoten]

dengan suhu pemanggangan (T) adalah sebagai berikut:

ln [β  – Karoten] = -0,021(T) + 9,185 

Page 45: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

Nilai koefisien regresi (a) = -0,021 dan (b) = 9,185. Nilai koefisien regresi (a) = -0,021

menunjukkan bahwa terdapat hubungan linear negatif antara ln [β  –  Karoten] dengan suhu

pemanggangan, setiap kenaikan 10C maka ln [β  –  Karoten] Turun sebesar 0,021%. Keeratan

hubungan antara suhu pemanggangan terhadap ln [β  – Karoten] flakes ubi jalar dapat dilihat dari

nilai koefisien korelasi r = 0,883. Besarnya hubungan tersebut diketahui dari nilai determinasi

(r2) = 0,779, artinya 77,90% penurunan ln [β  –  Karoten] dipengaruhi oleh besarnya suhu

pemanggangan, sedangkan 22,10% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain misalnya oksidasi

kimia pada saat penggilingan dan pengeringan, pengukusan, perendaman dalam larutan Natrium

Metabisulfit.

Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (1978) yang dikutip Winarno

(1997), kebutuhan vitamin A per hari yang dianjurkan untuk anak-anak di bawah 10 tahun

adalah sebesar 1200  –  2400 IU, dan untuk orang dewasa sebesar 3500  –  4000 IU. Dengan

konversi 1 Retinol Ekivalen (RE) atau 10 IU (  International Unit ) adalah sebesar 6 μg beta-

karoten, maka anak-anak membutuhkan 720  –   1440 μg beta-karoten / hari dan orang dewasa

membutuhkan 2100 –  2400 μg beta-karoten / hari. Flakes ubi jalar pada suhu pemanggangan 120

± 10C mengandung β  – Karoten rata – rata 745,12 µg/g maka baik dikonsumsi sekitar 0,97 – 1,93

gram/ hari bagi anak  – anak dan 2,82 – 3,22 gram / hari bagi dewasa. Flakes ubi jalar pada suhu

pemanggangan 140 ± 10C mengandung β –  karoten rata  –  rata 467,44 µg/g maka baik 

dikonsumsi 1,54 – 3,08 gram/hari bagi anak  – anak dan 4,49 – 5,13 gram/hari bagi dewasa.

Kelebihan vitamin A dalam tubuh dapat disimpan dalam hati. Namun terlalu banyak 

mengonsumsi vitamin A dapat menyebabkan hipervitaminosis, yaitu bila mengonsumsi 75.000  –  

500.000 IU setiap hari. Sedangkan kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan dalam

penglihatan (Winarno, 1997).

Page 46: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

 

5.4. Warna Ubi Jalar Segar, Tepung Ubi Jalar, dan Flakes Ubi Jalar

Hasil analisis menunjukkan terjadi perubahan warna pada setiap tahapan proses

pengolahan flakes ubi jalar. Data hasil penelitian pada Tabel 11 dan Tabel 12.

Tabel 11. Warna Rata – rata Ubi Jalar Segar dan Tepung Ubi Jalar

Bahan Parameter a/b ∆E *) Deskripsi

L a b

Ubi jalarsegar

80,92 24,07 28,59 0,84 --- Jingga agak kemerahandan cerah

Tepung

ubi jalar

64,99 9,66 19,61 0,49 23,29 Jingga kurang

kemerahan dan kurang

cerah

*) Terhadap Ubi Jalar Segar 

Berdasarkan penelitian di atas, terjadi perubahan warna selama pengeringan pada proses

pembuatan tepung ubi jalar secara kuantitatif perubahan warna tersebut meliputi penurunan

kecerahan warna ubi jalar (L) dari 80,92 menjadi 64,99 atau turun sekitar 19,69%, penurunan

intensitas warna merah (a) dari 24,07 menjadi 9,66 atau turun 59,87%, dan penurunan intensitas

warna kuning (b) dari 28,59 menjadi 19,61 atau turun 31,41%. Perubahan warna tersebut

diakibatkan oleh pemanasan pada proses pengeringan dan penggilingan. Proses pemanasan dapat

mengubah ikatan trans β –   karoten menjadi cis β –  karoten yang mengurangi pigmen yang

terdapat pada ubi jalar sehingga intensitas warna merah pada ubi jalar semakin berkurang. Proses

penggilingan, terjadi proses oksidasi sehingga dapat mengurangi pigmen yang terdapat pada ubi

 jalar. Perubahan ini berhubungan dengan penurunan β –karoten, dan isomerisasi trans β – karoten

menjadi cis β – karoten. Penurunan tingkat warna merah juga dapat disebabkan oleh perendaman

dalam larutan Natrium Metabisulfit. Natrium Metabisulfit bersifat memucatkan warna bahan

sehingga mengurangi warna merah.

Page 47: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

 

Tabel 12. Warna Flakes Ubi Jalar

Perlakuan (0C)  Parameter  a/b  ∆E *)  ∆E **)  Deskripsi  GambarL  a  b A 

120 ± 1 51,21  23,81  27,75  0,86  21,38  29,74  Jingga

kemerahan

dan cerah

(+++) 

B 125 ± 1 

49,99  23,15  26,66  0,86  21,41  31,01  Jingga

kemerahan

dan cerah

(++) 

C 130 ± 1 

47,84  20,16  25,23  0,80  20,89  33,48  Jinggakemerahan

dan agak 

cerah (+) 

D 135 ± 1 

46,83  18,55  24,46  0,75  20,79  34,81  Kuning

Kecoklatan

dan agak 

gelap 

E 140 ± 1  45,45  17,45  24,12  0,72  21,52  36,38  Kuningkecoklatan

dan gelap 

*) Terhadap Tepung Ubi Jalar **) Terhadap Ubi Jalar segar 

Berdasarkan hasil penelitian, semakin tinggi suhu pemanggangan maka nilai tingkat

kecerahan, warna merah, dan warna kuning semakin menurun. Proses pemanggangan merupakan

proses yang menggunakan panas yang dapat mengakibatkan penurunan pigmen merah atau

kuning pada makanan. Nilai a/b dapat dijadikan parameter terhadap perbandingan warna merah

dan kuning. Menurut Inazu dan Makino (1998) dikutip oleh Hervan (2006), secara visual

kerusakan karotenoid ditandai dengan pudarnya warna merah sedangkan secara kuantitatif dapat

Page 48: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

dilihat dari penurunan nilai rasio a/b, semakin tinggi rasio a/b maka kandungan β –  karoten

semakin tinggi. Oleh sebab itu, maka perlu diketahui nilai a/b dari flakes ubi jalar.

Nilai rasio a/b atau rasio intensitas warna merah dengan intensitas warna kuning selama

pengeringan dan penggilingan turun dari 0,84 menjadi 0,49 atau turun sebesar 41,67%.

Penurunan nilai rasio a/b tersebut juga diakibatkan adanya proses oksidasi pada saat

pemanggangan sehingga dapat menurunkan pigmen yang terdapat pada ubi jalar. Menurut Mann

(1997), proses pemanasan dapat mengubah trans β –  karoten menjadi cis β – karoten yang dapat

mengurangi pigmen merah pada bahan sehingga mengurangi warna merah atau kuning pada

bahan.

Semakin besar suhu pemanggangan maka nilai a/b semakin turun, hal ini sejalan dengan

 penurunan β –karoten. Semakin besar suhu pemanggangan, maka kandungan β – karoten semakin

kecil. Pemanggangan pada suhu 120 ± 10C dan 125 ± 10C menghasilkan nilai a/b paling tinggi

yaitu 0,86 dan pemanggangan pada suhu 140 ± 10C menghasilkan nilai a/b paling rendah yaitu

0,72.

Analisis untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi pada proses pengolahan dapat

dilihat dari ∆E. Hasil analisis menunjukkan terjadi perubahan warna keseluruhan pada proses

pengeringan dan penggilingan meliputi perubahan tingkat kecerahan (L), intensitas warna merah

(a), intensitas warna kuning (b) yaitu sebesar 23,29, karena pada proses pengeringan dan

penggilingan terjadi proses oksidasi sehingga terjadi perubahan warna secara keseluruhan.

Semakin tinggi suhu pemanggangan, maka tingkat kecerahan (L), intensitas warna merah

(a), dan intensitas warna kuning (b) semakin rendah dan kandungan β – karoten akan semakin

turun. Flakes ubi jalar yang dihasilkan pada perlakuan 1200C, 125

0C, 130

0C, 135

0C, 140

0C

Page 49: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

mengalami penurunan kecerahan (L), intensitas warna merah (a), dan intensitas warna kuning

(b). Penurunan tersebut terjadi akibat adanya proses pemanasan pada saat pemanggangan.

Pemanggangan pada suhu 120 ± 10C menghasilkan flakes ubi jalar dengan nilai L, a, b,

paling tinggi yaitu L = 51,21, a = 23,81, dan b = 27,75, sedangkan pemanggangan pada suhu 140

± 10C menghasilkan flakes ubi jalar dengan nilai L, a, b paling rendah yaitu L = 45,45, a = 17,45,

b = 24,12. Hal ini menunjukkan semakin tinggi suhu pemanggangan maka nilai L, a, b semakin

rendah dengan adanya oksigen bebas yang menguraikan pigmen karoten.

Semakin kecil perbedaan warna keseluruhan maka warnanya semakin mirip. Flakes ubi

  jalar pada perlakuan 135

0

C menghasilkan ∆E*) paling kecil, sedangkan flakes ubi jalar pada

perlakuan 1400C menghasilkan ∆E*) paling besar, artinya perlakuan 140

0C perbedaan warnanya

paling jauh dengan tepung ubi jalar dibandingkan dengan perlakuan 1200C, 1250C, 1300C,

1350C, dan 1400C. Perlakuan 1350C warnanya paling mendekati warna tepung ubi jalar.

Perlakuan 1400C menghasilkan ∆E**) paling besar yang artinya perbedaan warna dengan

ubi jalar segar sangat jauh berbeda, dan paling jauh di antara perlakuan 1200C, 1250C, 1300C,

1350C, sedangkan perlakuan 120

0C menghasilkan ∆E**) paling kecil yang artinya perbedaan

warna sangat mendekati warna ubi jalar segar karena perlakuan 1200C menggunakan suhu yang

paling rendah dibandingkan perlakuan 1250C, 130

0C, 135

0C, 140

0C sehingga perubahan

warnanya tidak terlalu besar. Perubahan warna tersebut juga dapat terjadi karena adanya oksidasi

bahan pada saat proses pemanggangan yang dapat menguraikan pigmen likopen (merah) pada

karoten. Pigmen likopen (merah) bersifat tidak tahan panas sehingga mudah sekali terurai

apabila terkena panas.

Semakin tinggi suhu pemanggangan yang digunakan maka semakin rendah pula nilai a/b.

Berdasarkan hal tersebut, maka mencoba untuk mencari hubungan antara kandungan β – karoten

Page 50: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

dan suhu pemanggangan dengan nilai a/b. Hubungan nilai a/b dengan suhu pemanggangan

adalah model regresi linear dengan persamaan y = -0,0078x + 1,812. Kurva hubungan antara

nilai a/b dengan suhu pemanggangan disajikan pada Gambar 10.

Gambar10. Kurva Regresi Linear Hubungan Antara Nilai a/b Dengan Suhu Pemanggangan

Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat dibuat hubungan antara nilai a/b dengan suhu

pemanggangan, yaitu : nilai a/b = -0,007(T)  –  1,773. Nilai koefisien regresi (a) = -0,007

menunjukkan bahwa terdapat hubungan linear negatif antara β –  a/b dengan nilai suhu

pemanggangan, setiap kenaikan suhu sebesar 10C maka nilai a/b flakes ubi jalar turun sebesar

0,007. Nilai (b) berarti nilai a/b adalah sebesar 1,773.

Keeratan hubungan antara nilai a/b flakes ubi jalar dengan suhu pemanggangan dapat

dilihat dari nilai kefisien korelasi (r) = 0,723. Besarnya hubungan tersebut diketahui dari nilai

determinasi (r2) = 0,523, artinya penurunan nilai a/b dipengaruhi oleh besarnya suhu

pemanggangan adalah 52,30% sedangkan 47,70% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yaitu

pindah panas bahan, proses oksidasi saat pemanggangan, pengeringan, dan perendaman dalam

larutan Natrium metabisulfit.

Page 51: Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar

5/16/2018 Kajian Penurunan Beta Karoten Selama Pembuatan Flakes Ubi Jalar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kajian-penurunan-beta-karoten-selama-pembuatan-flakes-ubi-jala

  Nilai R ≤ 0,75 maka pengaruh suhu pemanggangan terhadap penurunan nilai a/b tidak 

 begitu besar. Nilai b ≠ 0 sehingga model regresi linear sangat berati terhadap hubungan nilai a/b

dan suhu pemanggangan.

Kurva di atas menunjukkan hubungan antara nilai a/b flakes ubi jalar dengan suhu

pemanggangan. Hubungan tersebut mempunyai persamaan regresi linear y = -0,007x + 1,773

http://bakulpangan.blogspot.com/2011/10/kajian-penurunan-beta-karoten-selama.html