kajian pendidikan tenaga kesehatan di indonesia ... · pdf file• besarnya pelayanan obat...
TRANSCRIPT
Kajian Pendidikan Tenaga Kesehatan di Indonesia
& Implikasinya di Lapangan Andreasta Meliala
Laksono Trisnantoro
Pointers
Tantangan global: Ekonomi: ASEAN community
Kesehatan: kompetisi tenaga kesehatan
Tantangan lokal: Isu 2 polar dan keadilan dalam penerapan JKN
Situasi Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan & Persepsi Mahasiswa
Strategi: Pengembangan kebijakan yang spesifik untuk 2 polar (standardisasi dan fleksibilitas)
Redefinisi standar SDMK (menjadi standar optimal dari sisi kuantitas dan kualitas)
Sinkronisasi antara produksi dan utilisasi SDMK (user involvement)
Penguatan manajer SDMK daerah
Tantangan Global
Health System Performance (Maternal-Child Mortality)
Country Level of M-C MR Remarks
low mid High
Brunei, Singapore, Malaysia, Thailand
X early, rapid downward trends
Indonesia, Vietnam, Phillipines X sustained by Vietnam but faltering in the Philippines and Indonesia
Laos, Cambodia, Myanmar X high initial rates with a downward trend
Source: Acuin et al. 2011 (Lancet 2011: 377; 51625)
Alasan utama mengapa dokter dan dokter spesialis menjadi
isu penting
Market Mechanism: International Patient and Revenues
Country Number of International Patient
Treated
Revenues (USD)
Remarks
Thailand 1,250,000 2.4 Billion 86.2 Million came form ASEAN patients
Malaysia 400,000 90.5 Million Estimated to be doubled within 5-10 years
Singapore 370,000 725.8 Million Target: 1 million foreign patients in 2012
Sources: UN ESCAP/2009; Pocock & Phua/2011; Kasikorn Research/2012; Chee/2010
Production: Thai Specialist (1964-2012)
Courtesy of Dr Piya Hanvoravongchai
Production (2): Indonesian Medical Specialist
(Sources: AIPKI, 2013)
Ratios
(Source: Kanchanachitra et al. 2011)
Production
Schools: Thai & Indonesia
Tantangan Lokal: Isu Keadilan di Era JKN
5 12 13 13 13 14 14 15 16 16
25 29 29 34 38 39 40 45 50
66 67
98 109
117 127 130 135
229 236
482 530
580 640
0 100 200 300 400 500 600 700
SULAWESI BARAT
MALUKU UTARA
KALIMANTAN TENGAH
GORONTALO
MALUKU
BENGKULU
PAPUA
SULAWESI TENGGARA
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
PAPUA BARAT
SULAWESI TENGAH
KEPULAUAN RIAU
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN BARAT
JAMBI
NUSA TENGGARA BARAT
KALIMANTAN TIMUR
NUSA TENGGARA TIMUR
LAMPUNG
SULAWESI UTARA
SUMATERA BARAT
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
RIAU
SUMATERA SELATAN
DI YOGYAKARTA
SULAWESI SELATAN
BALI
BANTEN
SUMATERA UTARA
JAWA TENGAH
JAWA TIMUR
JAWA BARAT
DKI JAKARTA
Pediatrician in Hospital, 2013
6 10 13 16 16 17 18 20 21 22
34 37 38
46 50 55 61 61 64
79 96
113 124
133 168 168 173
239 312
542 640
739 740
0 100 200 300 400 500 600 700 800
SULAWESI BARAT
MALUKU UTARA
MALUKU
PAPUA
PAPUA BARAT
KALIMANTAN TENGAH
BENGKULU
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
GORONTALO
SULAWESI TENGGARA
KEPULAUAN RIAU
SULAWESI TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
NUSA TENGGARA TIMUR
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TIMUR
NUSA TENGGARA BARAT
LAMPUNG
JAMBI
SULAWESI UTARA
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
SUMATERA BARAT
DI YOGYAKARTA
RIAU
SULAWESI SELATAN
BALI
SUMATERA SELATAN
BANTEN
SUMATERA UTARA
JAWA TENGAH
JAWA BARAT
JAWA TIMUR
DKI JAKARTA
OB-Gyn in Hospital, 2013
Pencapaian Sejauh ini: Ketersediaan (WHS, 2013; BPPSDM, 2012) Negara SDMK per 10,000 populasi
Physician Nurse & Midwife
Pharmacist
PH profes-sionals
CHW
Indonesia 2.0 13.8 1.0 1.8 --
Malaysia 12.0 32.8 3.1 -- --
Brunei 13.6 70.2 1.0 -- --
Vietnam 12.2 10.1 0.7 -- --
Singapore 19.2 63.9 3.9 -- --
Dampaknya di Era JKN
Apa yang akan terjadi di DIY dan di NTT dalam waktu 2014 2019?
Skenario Optimis sesuai dengan Road Map
Skenario Pessimis dengan berbagai tingkatan.
Pesimis 1
Pesimis 2
Pesimis 3
Pesimis 4
Pencapaian Universal Coverage
2014 2015 2016 2017 2018 2019
DIY
NTT
Zero
Skenario Optimis
3 dimensi UC menurut WHO tercapai
Pencapaian Universal Coverage
2014 2015 2016 2017 2018 2019
DIY
NTT
Zero
Skenario Pesimis 4
Apakah mungkin terjadi skenario seperti ini? Bagaimana ceritanya?
Pencapaian Sejauh ini: SDMK menjadi akar masalah
Changing Demand: Data menunjukkan bahwa konfigurasi, formasi, dan formulasi SDMK belum memadai untuk mengatasi masalah kesehatan
yang terjadi saat ini. Secara konsep, kompetensi dan kapasitas SDMK perlu ditingkatkan dan disesuaikan dengan beban penyakit di masing-masing
area
Health financing: JKN meningkatkan jumlah pasien dan meningkatkan program pelayanan kesehatan, serta menuntut kualitas pelayanan yang
terukur. JKN juga menerapkan mekanisme pembiayaan yang baru. Situasi ini menimbulkan kebutuhan akan jenis SDMK yang baru, menuntut reformulasi formasi dan konfigurasi SDMK di institusi pelayanan kesehatan, yang tertulis dengan tegas pada suatu regulasi
Pharmaceutical: Besarnya pelayanan obat dan perubahan teknologi medis menuntut adanya formasi dan konfigurasi SDMK yang baru,
dengan jumlah dan tingkat kompetensi yang memadai.
MCH: Kenaikan MMR membutuhkan SDMK dengan kompetensi yang tinggi
Gizi: Laporan dari topic Gizi menunjukkan adanya kebutuhan tenaga gizi dengan kompetesi dan kapasitas yang memadai
Institutional analysis: Pemangku kepentingan dalam kebijakan dan manajemen SDMK sangat banyak, sehingga perlu kejelasan peran dan
tanggungjawab, serta koordinator utama MSDMK di Indonesia
Supply side readiness: Laporan SSR menunjukkan bahwa banyak insitusi pelayanan kesehatan yang kekurangan tenaga kesehatan
Menilik Situasi Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Profil Kajian
Inisiator: WHO-SEARO
Supervisor: WHO-SEARO, AAAH
Negara: Indonesia, India, Korea Utara, Thailand, Bhutan, Mongolia, (SEARO country)
Instrumen: dikembangkan bersama oleh perwakilan setiap negara
Indonesia: Tim peneliti adalah anggota asosiasi profesi dan asosiasi institusi pendidikan
Difasilitasi oleh BPPSDM Kementerian Kesehatan RI (focal point)
Sampel Institusi Pendidikan
No Profession Total
1 Nursing Schools 753
2 Midwifery 728
3 Public Health 176
4 Nutrition 44
5 Environmental Health 36
6 Medical Schools 72
Grand Total 1809
Lingkup Kajian Variables Spectrum Remarks
Professions Public Health Medical Public Health, Nutrition,
Environmental Health, Midwifery, Nursing, Medical
Schools ownership Public Private 31/27 (58 in total)
Degree Diploma Bachelor 27/31
Accreditation status Not accredited Fully accredited 2/56 (Incl. expired)
Accreditation level C A Grading (lowest to highest): C-B-A C: 19/ B: 24/ A: 12
Locations Rural Urban Low density & high density of population
Subjects Student Staff 1,460/240
Temuan Tingkat Makro: National Context
Link antara National Education System dengan National Health System masih belum jelas
Pada tingkat undang-undang: Hubungan antara UU sistem pendidikan nasional dengan UU yang berhubungan
dengan tenaga kesehatan masih dibatasi oleh kesenjangan yang lebar
Tata kelola institusi yang bervariasi: Owner Executive Accreditor
Kesenjangan antara konsep dan operasionalisasi sistem penjaminan mutu Accreditation Competency test
Temuan Tingkat Organisasi
Mekanisme tata kelola: Seragam untuk institusi publik Bervariasi untuk institusi privat
Pengelolaan keuangan: Sumber:
Government Subsidy (public) Entrepreneurship (privat)
Akreditasi: Bervariasi mulai dari: tidak terakreditasi, expired, terakreditas C,
terakreditas B, terakreditas A
Variations (2): Curriculum
Curriculum: General review: every 4-5 years Most recent up-dating:
2008 to 2013
Reason behind: Suggestion from external reviewer Endorsed by students Accreditation process
Additional topics: Health system UHC Information & Communication Technology etc
Variasi Versi Kurikulum
0
1
2
3
4
5
6
2008 2009 2010 2011 2012 2013 Not Mentioned
Recent Curricullum Update
Medical
Midwifery
Nursing
Public Health
Nutritionist
Environment Health
Pemutakhiran Kurikulum
0
1
2
3
4
5
6
Annualy Every 2 y Every 3 y Every 4 y Every 5 y Every 6 y Every 7 y Every 11 y Not Mentioned Based onstakeholdersrequirment
Unscheduledas needed
Update Frequency
Medical
Midwifery
Nursing
Public Health
Nutritionist
Environment Health
Model Pembelajaran
Model Pembelajaran (2)
Compulsory Program Development
Medical Midwifery Nursing Public Health Nutritionist Environment Health