kajian kebijakan pertambangan mineral dan batubara

Upload: romariosebastian

Post on 28-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    1/20

    Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral dan Batubara

    Abstrak

    Dari pembahasan ini kita dapat mengetahui bahwa ada beberapa

    kajian mengenai pertambangan min eral dan batu bara dan juga kita dapat

    mengetahui bahwa ada beberapa pendukung agar pemanfaatan dari batu bara

    itu dapat di gunakan di masa depan.

    Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Kajian Kebijakan

    Pertambangan Mineral dan Batubara adalah melaksanakan kajian tekno

    ekonomi dan regulasi di bidang pertambangan mineral dan batubara, di mana

    kegiatannya merupakan paduan !sinergi" dari aspek teknologi, ekonomi, sosial,

    dan budaya untuk meningkatkan optimalisasi, e#siensi dan efekti$itas dalam

    pengembangan mineral dan batubara.

    Sebagai unsur pendukung dalam kegiatan litbang di lingkungan

    Puslitbang tekM%&A, Kelompok ini diharapkan mampu memberi masukan

    mengenai aspek keekonomian dan kebijakan mineral dan batubara bagi

    Kelompok lain di Puslitbang tekM%&A. Dalam spektrum yang lebih luas, hasil

    kajian Kelompok ini dapat memberikan arah bagi stakeholders dalampengusahaan mineral dan batubara, serta memberikan masukan tentang

    aspek kebijakan kepada Pemerintah.

    'ntuk mendukung kebijakan pemanfaatan batubara di masa

    depan,mun(ulah berbagai kajian, yaitu dantaranya, Kajian regulasi pen(airan

    batubara, Kajian pengadaan stok nasional batubara berikut kemungkinan

    pembentukan badan usahanya, )$aluasi kelayakan pengusahaan kokas, karbon

    aktif, dan gasi#er, )$aluasi kelayakan pengusahaan kokas, karbon aktif, dan

    gasi#er, Analisis kebutuhan briket di berbagai daerah*sentrasentra 'KM, Studi

    perubahan persepsi dan perilaku masyarakat dan 'KM terhadap penggunaan

    briket batubara, )$aluasi kelayakan harga batubara untuk proses pen(airan

    batubara, Analisis potensi kebutuhan batubara, kokas, dan gasi#er,dan yang

    terakhir adalah Analisis potensi kebutuhan batubara, kokas, dan gasi#e.

    Kata Kunci:mineral,batubara,kajian

    http://www.tekmira.esdm.go.id/newtek2/index.php/component/content/article/111-backup-cat/2-litbang-kajian-kebijakan-pertambangan-mineral-dan-batubara.htmlhttp://www.tekmira.esdm.go.id/newtek2/index.php/component/content/article/111-backup-cat/2-litbang-kajian-kebijakan-pertambangan-mineral-dan-batubara.html
  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    2/20

    KATA PENGHANTAR

    Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia nya serta

    hidayahnya sehingga kita dapat melakukan aktifitas sehari hari dengan aik!Penyusun juga

    mengu"apkan shala#at dan salam kepada aginda esar Nai $uhammad SAW yang telah

    mema#a kita kepada kemajuan dunia sehingga makalah dengan judul %Keijakan Pertamangan&

    Penulis menyadari ah#a dalam makalah ini masih anyak kekurangan yang terletak di

    dalamnya!'leh karena itu(penyusun mengharapkan kritik dan saran demi keaikan yang akan

    datang

    Akhirnya(sem)ga makalah ini dapat memerikan manfaat agi semua yang memutuhkan

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    3/20

    DA+A& %S%

    ABS&AK ...........................................................................................

    .......................... %

    KAAP)-/A-A& .......................................................................................................

    ..............

    DA+A&

    %S% .........................................................................................................

    .............

    0.P)-DA/'1'A- ...............................................................................................

    ........................0

    0.0. 1atar

    Belakang .............................................................................................................

    ...........0

    0.2. &uang

    1ingkup ..............................................................................................................

    ..........3

    0,4.

    ujuan ...................................................................................................

    ......................3

    0.3.

    Saran ..................................................................................................

    ........................3

    2.Pembahasan

    2.0.Sumberdaya dan 5adangan Mineral1ogam ............................................................................3

    2.2. Kebijakan Peningkatan -ilaiambah ........................................................................... 6

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    4/20

    0. P)-DA/'1'A-

    0.0 1atar Belakang

    %ndonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memilikiberbagai sumber daya komoditas tambang !mineral dan batubara" di samping(adangannya (ukup besar juga karena kualitasnya sangat baik sehinggamenjadi in(aran para in$estor dari luar negeri dan in$estor lokal !dalamnegeri". Sebagai (ontoh data sumber daya dan (adangan bauksit masingmasing 727,7 ton Al dan 070,7 juta ton Al, sumber daya dan (adangan nikel0.607,8 juta ton -i dan 888,0 juta ton -i, sumber daya dan (adangan besi0.9:3,6 juta ton +e dan :6,8 juta +e, dan sumber daya dan (adangan tembagamasingmasing 79,: juta ton 5u dan 33,0 juta ton 5u. Selain itu, jenis mineralyang dimiliki ternyata bernilai ekonomi tinggi dan dibutuhkan oleh beberapaindustri hilir, seperti mesin dan suku (adang otomotif, kontruksi, badanpesawat terbang, komponen dan perangkat elektronik dan peralatan rumahtangga. Beberapa di antaranya tembaga, emas, perak, bauksit, nikel, besi danmangan. Mineral tersebut sudah diusahakan baik oleh perusahaan pemerintah!B'M-", swasta nasional,maupun internasional. Pada saat ini, komoditas hasil tambang di %ndonesia dijual ke pasaraninternasional dalam bentuk yang ber$ariasi. Beberapa produk tambang

    diekspor dalam bentuk bijih, seperti bauksit, besi, nikel, dan mangan, sebagianlagi dalam bentuk konsentrat dan logam seperti tembaga. Pengolahandan*atau pemurnian mineral !dalam bentuk konsentrat atau logam" di

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    5/20

    %ndonesia masih terbatas dilakukan oleh perusahaan berskala besar terhadapmineral unggulan, seperti nikel dan tembaga. Sedangkan perusahaan berskala

    ke(il, dengan berbagai alasan, hanya mampu mengekspor komoditas mineraldalam bentuk material kasar*wantah. Pada sisi lain, industri pengguna mineraldi dalam negeri yang membutuhkan bahan baku hasil olahan !setengah jadiatau bahan jadi" komoditas hasil tambang terus tumbuh dan berkembang. /alini mengakibatkan impor bahan baku tersebut mengalami peningkatan daritahun ke tahun, yang pada akhirnya banyak menyedot de$isa negara,mengurangi daya tahan dan daya saing industri lokal, serta merugikan negarakarena nilai tambah atas pengolahan atau pemurnian komoditas tambangdiambil oleh negara lain !pengimpor". Dari kondisi di atas (ukup ironis, di satusisi %ndonesia yang memiliki sumber daya mineral yang (ukup besar, dikenalsebagai pengekspor mineral !dalam bentuk bahan mentah", tetapidi sisi lainmenjalankan peran sebagai negara pengimpor mineral !dalam bentukbahansetengah jadi dan bahan jadi". erlebih lagi, baik ekspor maupun impordari tahun ketahun(enderung meningkat baik dari segi jumlah maupun nilai.Bukan tidak mungkin, de$isanegara yang kesedot lebih besar daripadaperolehan de$isa dari menjual komoditi yang diekspor. /al ini karena komoditiyang diimpor lebih mahal daripada yang diekspor, yang notabene komodititersebut juga berasal dari %ndonesia.Pengaturan mengenai perlunya dilakukanpeningkatan nilai tambah komoditas mineral danbatubara telah diatur dalam'ndang'ndang -omor 3 ahun 2;;9 !'' -o 3*2;;9" tentang PertambanganMineral dan Batubara, yang kemudian dijabarkan dalam pasalpasal Peraturan

    Pemerintah -omor 24 ahun 2;0; !PP -o 24*2;0;" yang mengamanatkankepada pemegang i

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    6/20

    Se(ara umum kebijakan peningkatan nilai tambah mineral danbatubara seperti pada Dalam rangka dukungan pelaksanaan peningkatan nilai

    tambah mineral sebagai amanah yang terkandung dalam '' -o. 3*2;;9tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, serta dikaitkan dengan koridorekonomi %ndonesia, yaitu Masterplan Perluasan dan Per(epatan Pembangunan)konomi %ndonesia !MP4)%", akan dilakukan Pengkajian eknoekonomi danKebijakan Peningkatan -ilai ambah Bauksit, -ikel, Besi, Mangan danembaga*Anode Slime, dengan dasar pertimbangan sebagai berikut =

    P&>S)S-%1A% AMBA/ambar 0.0 = Kebijakan Peningkatan -ilai ambah

    0" Bauksit diekspor 0;;? dalam bentuk bijih dan mengimpor alumina 0;;?untuk bahanbaku pabrik pengolahan aluminium !P. %nalum" di dalam negeri. Ada ren(anapembangunan pabrik pengolahan bauksit, yaitu Smelting rade Alumina !SA"diMempawah dan 5hemi(al rade Alumina di ayan, Kalimantan Barat oleh P

    Anekaambang, dan ren(ana pembangunan SA di Ketapang oleh P /arita PrimaAbadiMineral. Perlu upaya pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian ataucustomplant di area sekitar penambangan bauksit !KP*%'P". entunya memerlukanin$estasiyang sangat besar dan perlu dukungan infrastuktur antara lain energi listrikyang sangatbesar.

    2" Bijih nikel baru sebagian ke(il yang diolah menjadi ferronikel dan nikelmatte, sedangkan

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    7/20

    sebagian besar masih diekspor dalam bentuk bijih. Perlu adanya in$estasiuntuk

    pengembangan industri dan custom plant pengolahan ferro nikel atau produkolahanlainnya, misalnya minimal untuk pemrosesan crude ferro nickel !80;? -i",yangKajian Tekno-ekonomi dan Kebijakan Peningkatan ilai Tambah !auksit, ikel,!ijih !esi,selanjutnya dapat diproses menjadi ferronikel seperti yang dilakukan P Anekaambang.

    4" Besi diekspor dalam bentuk bijih dan mengimpor pelet untuk bahan bakuindustribesi*baja di dalam negeri. >leh karena itu, perlu upaya membangun industripengolahan dan pemurnian besi untuk menghubungkan mata rantai industrihulu hilirberbasis mineral besi. Ada upaya ke arah itu, seperti ren(ana yang dilakukanPKrakatau Steel, P Aneka ambang dan Pemerintah Daerah melalui "onitVenturemembentuk P Meratus @aya %ron and Steel !P M@%S" dengan bahan baku daritambang tambang marginal di Kalimantan Selatan untuk mendirikan pabrikpengolahan sponge

    iron.

    3" Mangan diekspor sebagian besar dalam bentuk bijih dan mengimpor produkolahandari mangan untuk bahan baku industri besi*baja di dalam negeri. Perlupembangunanpabrik pengolahan seperti yang dirintis di Kupang- oleh P. Setia 1estariPermaidalam pembangunan yang bertahap untuk memproduksi mangan kimiaberteknologitinggi.

    8" Konsentrat tembaga produk P +reeport %ndonesia dan P -ewmont -usaenggarasebagian besar !6;?" di ekspor dan 4;? diolah oleh Smelting resik menjadikatodatembaga, sementara anode slime yang mengandung unsur ikutan yang bernilaiekonomi diolah di luar negeri.

    0.2 &uang 1ingkup&uang lingkup kegiatan kajian ekno )konomi dan Kebijakan Peningkatan -ilai ambah

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    8/20

    Bauksit, -ikel, Bijih Besi, Mangan dan Anode Slime untuk tahap pertama !2;00"meliputi =

    Analisis Pasar = ambaran 'mum pasar Potensi pemasokan dan permintaan dalam dan luar negeri Analisis Potensi )konomi Potensi peningkatan nilai tambah Potensi peningkatan penerimaan negara Analisis Kebijakan yang diperlukan0.4 ujuanMelakukan kajian keekonomian dan kebijakan peningkatan nilai tambah bauksit, nikel,bijihbesi, mangan dan anode slime, untuk mendukung kebijakan pelaksanaan kewajibanpengolahan dan pemurnian di dalam negeri.

    0.3 Sasarana" Diketahuinya kondisi pasar mineral utama dan mineral* unsur ikutan dari bauksit,nikel, bijih besi, mangan dan anode slime,b" Diketahuinya nilai keekonomian atau nilai tambah dari bauksit, nikel, bijih besi,mangandan anode slime dalam rangka optimalisasi penerimaan negara,(" Mendukung kebijakan pemerintah tentang peningkatan nilai tambah.

    %%. Pembahasan

    Pada bagian ini akan dibahas tinjauan kondisi pertambangan di %ndonesia saatini dan arahpengembangan ke depan, tinjauan pustaka terkait dengan potensi sumberdaya dan(adangan,perkembangan tingkt produksi dan ekspor, serta perkembangan haraga mineral logamterutamamenyangkut mineral bauksit, nikel, besi, mangan dan tembaga !konsentrat dan abodeslime".

    2.0 Sumberdaya dan 5adangan Mineral 1ogam

    Di Sektor Pertambangan, %ndonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengankandungan

    mineral. Sehingga %ndonesia menempati posisi produsen terbesar kedua untukkomoditas timah,posisi terbesar keempat untuk komoditas tembaga, posisi kelima untuk komoditasnikel, posisiterbesar ketujuh untuk komoditas emas dan posisi kedelapan untuk komoditasbatubara.Berdasarkan data dari Pusat Sumber Daya eologi, hingga tahun 2;0; telahdiidenti#kasibeberapa mineral logam baik dari sisi sumberdaya maupun dari sisi (adangan !abel2.0".Disisi lain, saat ini kondisi pertambangan %ndonesia dinilai masih belum dapat meraihpeluang,dimana kegiatan eksplorasi hanya 2? dari eksplorasi dunia. >leh karena itu, kondisi iniperlu

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    9/20

    segera diperbaiki, mengingat jika tidak ada kegiatan eksplorasi maka produksi mineral%ndonesia

    akan menghadapi kesulitan dalam mempertahankan kelangsungannya. >leh karenaitupemetaan di Sektor Pertambangan ini penting dilakukan mengingat peranannya yangpentingdalam memberi manfaat bagi pembangunan nasional.

    Saat ini %ndonesia memiliki sumber daya dan (adangan bauksit sangat besar dengan

    rin(ian,sumber daya hipotetik sebesar 4;,44 juta ton, terduga 8,;; juta ton, indikasi

    sebesar 68,;7 juta ton, dan sumber daya terukur sebesar :2:,44 juta ton, sedangkan

    jumlah (adangan diketahui men(apai 0;6,62 juta ton tereka dan 008,64 juta ton

    terbukti !total keseluruhan 0,07 miliar ton" dengan kadar Al2>4 berkisar 26 88persen.Sumber daya dan (adangan bauksit %ndonesia tersebar di Propinsi Kepulauan

    &iau, PropinsimBangka Belitung dan Propinsi Kalimantan Barat, dengan rin(ian =

    0" &iau =a" anjung Pinang !kandungan Al2>4 08,;8 C 8:,0;?",b" P.Bulan, P.Bintan !kandungan Si>2 3,9?, +e2>4 0;,2?, i>2 ;,:?, Al2>4 83,3?",(" P.1obang !kepulauan &iau", P.Kijang !kandungan Si>2 2,8?, +e2>4 2,8?, i>2

    ;,28?, Al2

    >4

    70,8?, /2

    > 44?". Sumber daya dan (adanga buksit di Kepulauan&iau, merupakan akhir pelapukan lateriti( setempat.d" Selain ditempat tersebut terdapat juga di daerah lain yaitu, alang, a(opek,

    anah

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    10/20

    Merah,dan Searang.

    2" Kalimantan Barat =a" ayan dan sekitarnya, ipe endapan laterit. 5adangan 87; juta ton kadar Al2>4 264;?

    b" Sandai, ipe endapan laterit. 5adangan 98 juta ton kadar Al2>4 29.3 ?(" Air 'pas E &iam, ipe endapan laterit. 5adangan 9; juta ton kadar Al 2>4 2:48?

    d" Kendawangan, ipe endapan laterit. 5adangan 9: juta ton kadar Al2>4 40 ?e" Kab. Sambas, Ke(. Sei &aya, 5adangan 2 juta ton, kadar A12>4 3684?f" Kab. Ketapang dan Sanggau , Mungguk Pasir, Kusik, Simpang Dua, P.Kunyit, Balai Bekuak, Pantah, S. Dawak, S. Semandang . Deposit terdapat pada kedalaman 2 m

    dengan ketebalan antara 0,8 2 m.

    4" Bangka Belitung = Sigembir. Sumber daya bauksit di Kalimantan Barat telah diselidiki dan meliputi tiga daerahyaituKendawangan, Air 'pas, Sandai @ago dan Sungai Kapuas !ayan, Munggu Pasir, Pantas,SimpangDua". Di daerah Kendawangan, laterit alumina terdapat di dekat pantai. Sumber dayayangditemukan (ukup besar seperti di daerah lainya. Di daerah Sandai@ago, walaupuneksplorasitidak dilanjutkan, Sumber daya yang terbukti menunjukkan bahwa daerah inimerupakansumber laterit alumina (ukup tinggi untuk ditambang se(ara besarbesaran

    'ntuk (adangan yang (ukup besar ditemukan di daerah Sungai Kapuas. )ndapanbatuan didaerah ini berserakan di bukitbukit setinggi 4; 3; meter dan merupakan

    sisa erosi yangmemiliki lerenglereng landai. /asil penelitian terbaru menunjukkan

    bahwa (adangan bauksit didaerah Kalimantan berupa (adangan tereka men(apai

    9;,:7 juta ton, dan (adangan terbukti men(apai 0;:,04 juta ton sehingga total

    (adangan men(apai 2;; juta ton.Sementara itu, sumber daya bauksit di Propinsi

    Kepulauan &iau sebagian besar berada di daerahPulau Bintan dimana sumber dayaterukur sebesar 037,29 juta ton dan sumber daya terdugasebesar 8,;0 juta ton, lihat

    abel 2.4 !Pusat Sumber #a$a %eologi, &''(".

    Dari data yang disampaikan Direktorat @enderal Mineral dan Batubara,

    Kementerian )SDM, ada03 lokasi di tiga pro$insi !Propinsi Kepulauan &iau, Propinsi

    Kalimantan Barat dan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung", yang memiliki deposit

    bauksit. Data dari Kementerian )SDM dan Pusat Sumber Daya eologi, menyebutkan,

    sumber daya bauksit di %ndonesia sebanyak94:.436.783,;; ton, (adangan sebanyak

    224.387.;06,;; ton sehingg total sumber daya dan (adangan men(apai0.070.:;4.760,;; ton, selengkapnya lihat abel 0 !Pusat Sumber #a$a%eologi, &''(".

    Sementara itu, Antam selaku produsen bauksit terbesar dan tertua di %ndonesia

    dalamlaporannya menyebutkan, (adangan dan sumberdaya yang dimilikinya di tahun

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    11/20

    2;;: sebesar 2;0.2;;.;;; ton kemudian terjadi peningkatan (adangan dansumberdaya di tahun 2;;9

    sebesar 64 persen atau 4;3.2;;.;;; ton. Sementara (adangan terbukti dan terkirasebanyak6;.9;;.;;; ton di tahun 2;;: kemudian mengalami kenaikan sebanyak 36 persen ditahun 2;;9,menjadi 0;3.8;;.;;; ton. Kenaikan jumlah (adangan sumberdaya dan (adanganterbukti danterkira milik Antam tersebut, karena adanya kegiatan eksplorasi yang terus dilakukandibeberapa wilayah di Kalimantan Barat. )ksplorasi yang dilakukan P. Antam, karenatambangbauksit di Kijang, sejak 2;;9 lalu sudah tidak berproduksi lagi.

    @ika dibandingkan dengan negaranegara lainnya di dunia yang memiliki sumber dayadan(adangan bauksit, maka %ndonesia merupakan negara dengan (adangan bauksit no :terbesar didunia dengan jumlah 0,07 miliar ton. -egara terbesar (adangannya adalah uineasebesar :,7;miliar ton, diikuti oleh Australia sebanyak 6,9; miliar ton, Fietnam sebesar 8,3; miliarton,

    @amaika dan Brasil dengan dengan jumlah yang sama sebesar 2,8; miliar ton, 5hinasebesar2,4; miliar ton, serta %ndia dengan (adangan sebesar 0,3; miliar ton

    Sumber bahan baku untuk industri besi baja di %ndonesia dapat diklasi#kan menjaditiga jenisyaitu =0. Bijih besi metasomatik dengan deposit sebesar 42;.372.700 ton yang tersebar di1ampung, Sumatera Barat, Belitung, Kalimantan Selatan, analang, Pleihari.Bijih besi metasomatik adalah bijih besi magnetithematit dengan kadar yang sangatber$ariasi dari 28? +e 76? +e.2. Besi besi lateritik dengan deposit yang sangat besar 0.490.237.74; ton yangtersebar diKalimantan Selatan, Pomalaa, /almahera. Bijih besi lateritik merupakan hasilpelapukan

    sehingga banyak didominasi oleh mineralmineral gutit dan mengandung nikel. Kadarbijih besi lateritik juga ber$ariasi umumnya berkadar sekitar 3;? +e dengankandungannikel men(apai ;,8?. Bijih besi latertik dapat juga ditingkatkan kadarnya denganberbagaima(am teknologi peningkatan kadar. )urgi dan *rest +ploration )imited !5rest, 0978"mengembangkan teknik magnetiing roasting untuk mengubah sifat diamagnetik darimineral besi hematit menjadi feromagnetik. Dilaporkan bahwa teknik ini (ukupberhasiluntuk meningkatkan kadar besi dari kadar 4;? +e menjadi 78? +e. 5hinamengembangkan teknik h$drophobic .oculation untuk meningkatkan kadar bijihhematitberkadar 4;? +e dan 88? Si>2 menjadi 7;? +e. %ndia mengembangkan teknik Gotasikolom untuk meningkatkan kadar besi menghasilkan konsentrat berkadar 76? +e dan2?

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    12/20

    Si>2HAl2>4 dengan perolehan men(apai :89;?. Demikian halnya dengan mangan, unsur yang melimpah di kerak bumi. -amun

    hanya jarangditemukan dalam konsentrasi (ukup tinggi untuk membentuk deposit bijih mangan.Sumberdaya mangan dunia saat ini diperkirakan hampir men(apai 8 miliar ton, kandunganmangandalam bijih tersebut berkisar antara 2;?83?. 1ebih dari :;? sumber mangan duniaberada diAfrika Selatan !:;,64?" dan 'kraina !0;,39?", sisanya berada di negara 5ina,Australia, Bra

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    13/20

    Ada dua dasar hukum dalam peningkatan nilai tambah, yaitu peraturan yang terkaitlangsung

    dengan peningkatan nilai tambah dan peraturan yang mendukung upaya untukpeningatan nilaitambah.

    2.4.0 Peraturan tentang Peningkatan -ilai ambah Mineral dan Batubara0" 'ndang'ndang -omor 3 ahun 2;;9'ndangundang -omor 3 ahun 2;;9 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,mengamanatkan peningkatan nilai tambah =a" Pasal 8 ayat !0" = I'ntuk kepentingan nasional, Pemerintah setelah berkonsultasidengan Dewan Perwakilan &akyat &epublik %ndonesia dapat menetapkan kebijakanpengutamaan mineral dan*atau batubara untuk kepentingan dalam negeri.JKajian Tekno-ekonomi dan Kebijakan Peningkatan ilai Tambah !auksit, ikel, !ijih !esi, /angan dan Anode Slime

    &'0028b" Pasal 98 huruf (= pemegang %'P dan %'PK wajib meningkatkan nilai tambah(" Pasal 0;2= pemegang %'P dan %'PK wajib meningkatkan nilai tambah dalampelaksanaan penambangan, pengolahan*pemurnian, dan pemanfaatan minerbad" Pasal 0;4 ayat !0" = IPemegang %'P dan %'PK >perasi Produksi wajib melakukanpengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri.Je" Pasal 06; = Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam pasal 079 yangsudah berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana dimaksud dalam Pasal0;4 ayat !0" selambatlambatnya 8 !lima" tahun sejak 'ndang'ndang inidiundangkan.

    2" Peraturan Pemerintah -omor 24 ahun 2;0;Peraturan Pemerintah -omor 24 ahun 2;0; tentang Pelaksanaan Kegiatan 'sahaPertambangan Mineral dan Batubaraa" Pasal 94 = pemegang %'P >perasi Produksi dan %'PK >perasi Produksi mineral wajibmelakukan pengolahan*pemurnian untuk meningkatkan nilai tambah, langsung ataukerja sama dengan perusahaan pemegang %'P dan %'PK lainnya

    b" Pasal 93= pemegang %'P >perasi Produksi dan %'PK >perasi Produksibatubarawajib melakukan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah, langsung ataukerja sama dengan perusahaan pemegang %'P dan %'PK lainnya(" Pasal 98 = komoditas tambang yang ditingkatkan nilai tambahnya adalah mineral

    logam, bukan logam, batuan, atau batubarad" Pasal 97 = ketentuan tentang tata (ara peningkatan nilai tambah mineral danbatubaradiatur dengan Peraturan Menteri.

    4" Peraturan Menteri )nergi dan Sumber Daya Mineral -omor 28 ahun 2;;:Peraturan Menteri )nergi dan Sumber Daya Mineral -omor 28 ahun 2;;: tentang

    ata5ara Penetapan Kebijakan Pembatasan Produksi Pertambangan Mineral -asional=Kajian Tekno-ekonomi dan Kebijakan Peningkatan ilai Tambah !auksit, ikel, !ijih !esi, /angan dan Anode Slime&'00

    27

    a" Pasal 3 ayat !2"= Kebijakan pembatasan produksi pertambangan mineral nasionaltertentu, antara lain dapat berupa timah, nikel, besi, emas, atau tembaga.b" Pasal 7= Kebijakan pembatasan produksi pertambangan mineral tertentu nasionaluntuk

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    14/20

    jangka waktu 8 !lima" tahun dan dapat die$aluasi setiap tahun. )$aluasi didasarkanatas

    kajian terhadap asas konser$asi, kapasitas produksi nasional, optimalisasi penerimaannegara, peningkatan nilai tambah, kebutuhan ekspor, pasokan dalam negeri dan dayadukung %ingkungan.

    3" Peraturan Menteri )nergi dan Sumber Daya Mineral -omor 43 ahun 2;;9Peraturan Menteri )nergi dan Sumber Daya Mineral -omor 43 ahun 2;;9tentangPengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara untuk Kepentingan Dalam-egeri=a" Pasal 2 ayat !0"= badan usaha pertambangan mineral dan batubara harusmengutamakan pemasokan kebutuhan mineral dan batubara untuk kepentingandalam negerib" Pasal 7 ayat !0"= pemerintah !Menteri )nergi dan Sumber Daya Mineral"

    meren(anakankebutuhan mineral dan batubara untuk kepentingan dalam negeri untuk masa satutahun(" Pasal 9= harga mineral dan batubara yang dijual di dalam negeri menga(u padahargapatokan mineral dan batubara, baik untuk penjualan langsung !spot" atau penjualan

    jangka tertentu !term".

    2.4.2 Peraturan Pendukung !erkait Solusi Peningkatan -ilai ambah"0" 'ndangundang -omor 28 ahun 2;;6 tentang Penanaman Modala. Pasal 4 ayat !2"= tujuan penyelenggaraan penanaman modal, antara lain untuk=

    a" Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasionalb" Men(iptakan lapangan kerja(" Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasionald" Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasionale" Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakandana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negerif" Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    4. K)S%MP'1A- DA- &)K>M)-DAS%

    40 Kesimpulan

    0. %ndonesia memiliki sumber daya dan (adangan mineral logam yang (ukup besardan dikenalsebagai Imining (ountryJ, seperti halnya (adangan bijih bauksit 069,8;3 juta ton akanhabis,bijih nikel 867,903 juta ton, bijih besi 0;7,;4; juta ton, bijih mangan 3,;6: juta ton,dantembaga 3,070 milyar ton. 'mur tambang diperkirakan untuk bauksit sekitar 22tahun, nikel4; tahun, besi 09 tahun, mangan 26 tahun, dan tembaga 30 tahun. Sebagian besarmineraltersebut diproduksi dan kemudian diekspor dalam bentuk bahan mentah, sedangkanprodukmelalui pengolahan !nilai tambah" masih terbatas pada mineral unggulan !tembaga,nikel"

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    15/20

    dan dilakukan oleh perusahan besar. Sedangkan di sisi lain %ndonesia dikenal sebagainegara

    pengimpor bahan baku industri pengguna mineral !setengah jadi atau jadi", yang bisajadikomoditi tersebut berasal dari %ndonesia. Kenyataan memang membuktikan,penerimaannegara dari subsektor pertambangan mineral dan batubara mengalami peningkatanse(arasigni#kan, seperti untuk tahun 2;0; men(apai &p. 73.442,6 meningkat 24,;:? daritahunsebelumnya. Memang, mengekspor komoditi dalam bentuk material kasar, bongkahanatauwantah !raw material" telah menghasilkan de$isa bagi negara, tetapi mengimporkomoditi

    dalam bentuk bahan setengah jadi atau bahan jadi juga menyedot de$isa negara yangbukantidak mungkin lebih besar daripada sekedar memperoleh de$isa dari menjual komoditiyangdiekspor. /al ini disebabkan harga komoditi yang diimpor lebih mahal daripada yangdiekspor, yang notabene komoditi tersebut juga berasal dari %ndonesia. +alsafahditerbitkannya '' -o. 3*2;;9 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaipengganti 'ndang'ndang -o. 00 ahun 0976 entang Pokokpokok 'sahaPetambanganadalah adanya perubahan paradigma terhadap pengelolaan sumber daya alam, yangsemula

    produk tambang mineral danbatubara !minerba" diekspor dalam bentuk materialkasar*wantah !raw " menjadi bahan baku industri hasil olahan yang bernilai tambah.Sesuaidengan penjelasan pasal 98 ayat !2" PP -o.24*2;0;, peningkatan nilai tambahbertujuanuntuk meningkatkan dan mengoptimalkan nilai tambang, tersedianya bahan baku didalamnegeri, serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan penerimaan negara. @elasdariKajian Tekno-ekonomi dan Kebijakan Peningkatan ilai Tambah !auksit, ikel, !ijih !esi, /angan dan Anode Slime2011

    080tujuan tersebut bahwa, dalam pengertian sempit, peningkatan nilai tambahsebenarnyadiarahkan untuk keuntungan bagi seluruh pemangku kepentingan, yaitu bagiperusahaantambanga berupa peningkatan nilaijual sebuah tambang" perusahaan industrimanufakturberupa ketersediaan bahan baku yang berasal dari dalam negeri domestik yangdiharapkanlebih murah dan terjamin masyarakat luas berupa ketersediaan lapangan kerja dankesempatan berusaha baru akibat dibangunnya pabrik pengolahan*pemurnian danbagipemerintah berupa peningkatan penerimaan negara. Dalam pengertian yang lebih

    luas,peningkatan nilai tambah pada dasarnya bermuara kepada upaya peningkatanketahanannegara, baik di bidang industri maupun energi.

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    16/20

    2. Adanya ke(enderungan peningkatan kebutuhan dunia terhadap alumina sebagai

    akibatdari semakin pesatnya pembangunan di negaranegara berkembang maupun negaramaju, tentunya menjadi suatu keuntungan bagi %ndonesia. Maka sangat tepat danberalasan jika ke depannya ren(ana pembangunan fasilitas pengolahan danpemurnianbauksit di %ndonesia !khususnya di Kalimantan Barat" dapat diwujudkan dandimatangkan. Se(ara simulasi perhitungan, nilai tambah dari bijih bauksit menjadialumina'S L 208,40 per ton dan dari alumina menjadi aluminium ingot sebesar 'S L 280,026per tonatau berturutturut sekitar 24 kali dan 26 kali dari hanya menambang saja. Apabilaren(ana

    proyek SA dan 5A P Antam dan P /arita Prima Mineral dapat terealisasi, makaakanter(ipta nilai tambah sekitar 'S L 8:0,427 juta di antaranya berupa penerimaannegara 'S L0;;,;78 juta. -amun apabila tidak terealisasi, maka pemerintah akan kehilanganpendapatandari pajak dan royalti sekitar 'S L 34,3;: juta.

    4. Dari gambaran potensi pasar nikel dunia memberikan prospek yang positif bagitumbuhnyaindustri pengolahan bijih nikel di %ndonesia. /al ini dapat mendukung P Aneka

    ambangyang akan melakukan pengembangan pabrik pengolahan +e-i di /almahera imur,danpabrik pengolahan -P% di Mandiolo, serta P eda Bay akan melakukan pembangunanpabrik pengolahan -ikel /idroksida di /almahera engah. Berdasarkan pendekatanperhitungan simulasi, besarnya nilai tambah +e-i dengan $olume penjualan 63,3;;ton,harga &p 39.384.93;*ton, adalah &p 0,469 triliun atau &p 0:.847.:60 per ton.Sedangkan padaproses pengolahan bijih nikel menjadi nikel mate dengan tingkat produksi 77,:9;.;;ton,Kajian Tekno-ekonomi dan Kebijakan Peningkatan ilai Tambah !auksit, ikel, !ijih !esi, /angan dan Anode Slime2011

    082harga &p 0;0.;34.;;;*ton, maka nilai tambah yang diperoleh sebesar &p 2,29; triliunatau &p43.238.026 per ton. Apabila diasumsikan jumlah produksi bijih nikel saat ini sebesar0;,: jutaton tersebut di atas diolah menjadi +e-i dan -ikel mate dengan komposisi +e-i 82?dan-ikel mate 3:?, maka nilai tambah masingmasing yang ter(ipta &p 0,949 triliun dan&p4,262 triliun sehingga totalnya sebsar &p 8,200 triliun dan di antaranya berupapenerimaan

    negara sebesar &p 2,:78 triliun. -amun apabila belum bisa diolah,maka pada saatkebijakanpeningkatan nilai tambah diberlakukan 2;03, maka penerimaan negara yang hilangadalah

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    17/20

    sebesar &p 0,066 triliun.

    3. Berdasarkan data historis periode 2;;02;0;, hingga kini nera(a perdagangan bijihbesi tetapde#sit bahkan potensial meningkat. /al tersebut disebabkan produksi bijih besidiekporsedangkan pellet !sponge*pig iron" dan s(rab sebagai bahan baku industri besi bajamengimpor dari luar negeri dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan bijihbesisebagai bahan bakunya. Demikian halnya dengan yang terjadi pada pola pemasokandankebutuhan besi baja di %ndonesia yang (enderung terus meningkat, bahkan tahuntahunmendatang diperkirakan akan terjadi kelebihan permintaan. Demikian pula melihat

    adanyapeningkatan nilai tambah dari pengolahan bijih besi menjadi pellet sekitar 0; kalidibandingkan hanya menambang saja, hal ini menjadikan dorongan kuat untukmerealisasikan ren(ana pembangunan pabrik pengolahan bijih besi. &en(anapembangunanpengolahan bijih besi yang ada telah sejalan dan dapat terintegrasi baik ke sisi hulu!penambangan" maupun ke sisi hilir !industri besi baja". Se(ara hitungan dari ren(anapendirian pabrik pengolahan bijih besi yang ada akan ter(ipta nilai tambah sekitar 'SL496,447 di antaranya sebagai penerimaan negara sekitar 'SL 0;7,39; juta. etapiapabila

    sebaliknya, tahun 2;03 pabrik pengolahan bijih besi belum operasional, maka akanberdampak terhadap kehilangan pendapatan negara dari royalti penambangan sekitar'S L3,6: juta artau sekitar &p. 34,;4 milyar.

    8. -usa enggra imur merupakan salah satu perhatian dunia internasional terkaitpengelolaantambang mangan. Pasalnya, kebutuhan mangan untuk besi baja di 5ina dan Koreamulaimenipis. Perkembangan ekspor mangan - pada tahun 2;;9 ter(atat 20.647 ton,tetapipada tahun 2;0; naik menjadi 6:.3:9 ton, berarti naik sebesar 270,0;? dalam satu

    tahun.Kajian Tekno-ekonomi dan Kebijakan Peningkatan ilai Tambah !auksit, ikel, !ijih !esi, /angan dan Anode Slime2011

    084P. AB mining salah satu perusahaan yang beren(ana akan mendirikan pabrikpengolahanmangan di Kabupaten Kupang, dengan kapasitas produksi sekitar 8.;;;7.;;;ton*bulandengan kebutuhan bijih mangan 0;.;;;02.;;; ton*bulan. @enis produk yang akandihasilkanadalah feromangan dan silika mangan, produknya dikirim ke Korea Selatan dan diolahlanjut

    oleh P. /unday AB. )nergi yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan ini sekitar2;M tegangan minimum 22.9;; K$. Berdasarkan simulasi perhitungan , untuk usaha

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    18/20

    penambangan mangan skala 08;.;;; per tahun dengan harga jual 'S L 039, akandidapat

    nilai tambah sekitar 'S L 020,34 dan penerimaan negara 46,826 per ton. Sehinggakalaukebijakan peningkatan diberlakukan tahun 2;03 dan belum ada pabrik pengolahan,makapemerintah akan kehilangan penerimaan negara sebesar 'S L 8,729 ribu untuktingkatproduksi 08;.;;; ton mangan per tahun.

    7. Peranan %ndonesia dalam kan(ah dunia, berdasarkan tingkat produksi tambangtembagasekitar 0 juta ton !6;? P +reeport %ndonesia dan 4;? P -ewmont -usa enggara"menduduki peringkat ke 8 !lima" dari 2; -egara teratas. 6;? produk tambang

    tembagaberupa konsentrat tersebut diekspor dan 4;?nya diolah oleh P Smelting. Pabriktersebutmampu mengolah 787.;;; ton*tahun konsentrat tembaga untuk menghasilkan2;;.;;;ton*tahun katoda tembaga, sedangkan emas dan perak hanya diproses setengah jadidalambentuk anode slime dan langsung dijual ke pembeli di luar negeri. Bahan baku lainyangdibutuhkan adalah 9:.;;; ton*tahun pasir silika, 34.;;; ton*tahun batukapur dan24.;;;

    ton*tahun batubara serta oksigen kaya berkadar sekitar 8;? !enriched o$gen"./ingga kini,untuk memenuhi permintaan logam tembaga katoda di pasar %ndonesia dan Asia,padatahun 2;0; produksi tembaga katoda meningkat menjadi 283.;;; ton*tahun. -ilaitambangtembaga se(ara nyata meningkat dari bijih tembaga diolah menjadi konsentrattembagasekitar 'S L :.843 per ton, di antaranya berupa penerimaan negara 'S L 4.227 perton. -ilaitambah dari pengolahan dan pemurnian konsentrat menjadi tembaga katoda danproduk

    sampingnya adalah sekitar 'S L 2.620 per ton, dimana pendapatan negaradiantaranyasekitar 'S L 627 per ton.

    8.2 &ekomendasi

    'ntuk terwujudnya program peningkatan nilai tambah dari sektor pertambanganmineral danbatubara sesuai dengan tujuan dari '' -o.3 ahun 2;;9 entang PertambanganMineral danBatubara diperlukan =

    0. %ntensi#kasi dan ekstensi#kasi pen(arian sumber daya mineral. %ntensi#kasi dapatdilakukanpada wilayahwilayah potensial yang sudah ada kegiatan eksplorasi sebelumnya dan

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    19/20

    ekstensi#kasi dilakukan pada wilayahwlayah yang potensial, tetapi hanyaberdasarkan data

    geologi atau singkapansingkapan yang mun(ul ke permukaan

    2. >ptimalisasi sistem informasi pertambangan terpadu, mulai dari tingkatkabupaten*kota,pro$insi, sampai tingkat pusat. Adanya Sistem %nformasi ini diharapkan juga akanmemberikan nilai tambah terhadap data, yaitu menjadi informasi, dan dapat jugadikembangkan lebih jauh untuk dijadikan sebagai pengetahuan. Sistem ini jugadiharapkandapat menghilangkan perlakuan bahwa data masih dianngap sebagai komoditas

    4. Peningkatan koordinasi diantara para pemangku kepentingan, baik antara lembagapemerintah se(ara sektoral maupun antara lembaga pemerintah dengan pihak swasta

    !perusahaan", yang merupakan prasyarat dalam merealisasikan kebijakan programpeningkatan nilai tambah tambang. Seperti halnya untuk menetapkan batasan yangpastitentang proses pengolahan, yaitu berupa penetapan batasan dan spesi#kasi dariproduktambang yang dapat diekpor

    3. Pen(iptaan iklim in$estasi yang lebih kondusif, karena pembangunan pabrikpengolahanmineral memerlukan in$estasi yang sangat besar, sarat dengan teknologi tinggi yangkebanyakan masih harus diimpor, pengembalian modal (ukup lama, dan beresiko.

    %nisiatifatau kegiatan diperlukan dilakukan untuk men(iptakan iklim usaha yang kondusifsepertipemberian insentif dengan paket yang telah ada dan dalam kasus tertentu, tidakmenutupkemungkinan pemerintah mengeluarkan paket kebijakan insentif baru sejauhpembangunansektor usaha tersebut memberi manfaat lebih bagi negara dan masyarakat

    8. Peningkatan peran litbang daik lembaga litbang maupun perguruan tinggi untukmengikutiperkembangan iptek dalam rangka penguasaan teknologi, serta menggali

    pemanfaatannyasehingga risiko mengadopsi kemajuan iptek dapat diperke(ilKajian Tekno-ekonomi dan Kebijakan Peningkatan ilai Tambah !auksit, ikel, !ijih !esi, /angan dan Anode Slime2011

    088

    7. Penyediaan dan peningkatan infrastruktur #sik seperti sarana dan prasaranaperhubunganserta penyedian energi sebagai sarat utama di dalam pembangunan smelter.Sedangkan non#sik berupa data dan informasi penyediaan peraturan, dan bahkan pola pikir !mindset"

    dalam mengelola pertambangan minerba

    6. Pemanfaatan kerja sama bilateral dan multilateral, seperti AS)A-, A+A, A+5A, danlainlain,

  • 7/25/2019 Kajian Kebijakan Pertambangan Mineral Dan Batubara

    20/20

    %ndonesia juga perlu mengembangkan kerja sama dengan negara lain se(ara bilateral.Kerja

    sama %ndonesia dengan @epang, Korea, %ndia, dan lainlain akan sangatmenguntungkanuntuk memperluas pangsa pasar komoditas hasil tambang, terutama hasil pengolahansebagai dampak langsung dari kebijakan %ndonesia menerapkan kewajibanpeningkatan nilaitambah mineral dan batubara