kajian indeks massa tubuh (ikt) dan pertambahan berat badan … ii... · 6 tabel 1 komposisi...

23
TINJAUAN PUSTAKA Tumbuh Kembang Kehamilan Pertumbuhan terjadi apabila sel bertambah banyak atau bertambah besar ukurannya. Ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat adalah bobot badan atau tinggi badan (Myers 1992). Pertumbuhan (growth ) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ dan tubuh. Proses pertumbuhan tersebut terjadi dalam tiga tahap, yaitu hiperplasia (bertambahnya jumlah sel), hiperplasia dan hipertrofi (bertambahnya jumlah, ukuran, dan kematangan sel), dan hipertrofi (bertambahnya ukuran dan kematangan sel). Perkembangan ( development ) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Papalia dan Olds (1989) menyatakan bahwa perkembangan manusia adalah perubahan secara kuantitatif dan kualitatif pada seseorang. Perubahan kuantitatif adalah perubahan yang terjadi seperti tinggi badan, berat badan dan umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Sedangkan kualitatif adalah perubahan pada berbagai macam struktur atau organisasi, seperti perubahan alami pada intelegensi atau dalam cara berpikir. Proses tumbuh kembang kehamilan dimulai dari tahap konsepsi sampai lahir. Pertambahan berat badan selama selama hamil mencerminkan dinamika tumbuh kembang kehamilan (Whitney 1998). Komponen pertambahan berat badan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu produk konsepsi dan pertumbuhan jaringan maternal (ibu). Produk konsepsi mencakup fetus (janin), plasenta dan cairan amniotik. Secara rata-rata janin mewakili 25% pertumbuhan berat badan total ibu, plasenta 5% dan cairan amniotik 6%. Jaringan maternal mencakup uterus, jaringan mammae, darah, cairan ekstraseluler, dan cadangan (simpanan) lemak. Ekspansi jaringan maternal mencapai 2/3 dari total pertambahan berat badan ibu pada minggu ke-20. Pertambahan uterus dan jaringan mammae mewakili 10%, volume darah 10% dari pertambahan berat badan total, cairan ekstraseluler 10.4% dan 32% (WHO 1980; 1985 dalam Rosso 1990). Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan seperti pada Tabel 1.

Upload: truonghuong

Post on 05-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuh Kembang Kehamilan

Pertumbuhan terjadi apabila sel bertambah banyak atau bertambah besar

ukurannya. Ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat adalah bobot badan

atau tinggi badan (Myers 1992). Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah

perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ dan tubuh.

Proses pertumbuhan tersebut terjadi dalam tiga tahap, yaitu hiperplasia

(bertambahnya jumlah sel), hiperplasia dan hipertrofi (bertambahnya jumlah,

ukuran, dan kematangan sel), dan hipertrofi (bertambahnya ukuran dan

kematangan sel). Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan

(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Papalia dan Olds

(1989) menyatakan bahwa perkembangan manusia adalah perubahan secara

kuantitatif dan kualitatif pada seseorang. Perubahan kuantitatif adalah perubahan

yang terjadi seperti tinggi badan, berat badan dan umur tulang dan keseimbangan

metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Sedangkan kualitatif adalah

perubahan pada berbagai macam struktur atau organisasi, seperti perubahan alami

pada intelegensi atau dalam cara berpikir.

Proses tumbuh kembang kehamilan dimulai dari tahap konsepsi sampai

lahir. Pertambahan berat badan selama selama hamil mencerminkan dinamika

tumbuh kembang kehamilan (Whitney 1998). Komponen pertambahan berat

badan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu produk konsepsi dan pertumbuhan

jaringan maternal (ibu). Produk konsepsi mencakup fetus (janin), plasenta dan

cairan amniotik. Secara rata-rata janin mewakili 25% pertumbuhan berat badan

total ibu, plasenta 5% dan cairan amniotik 6%. Jaringan maternal mencakup

uterus, jaringan mammae, darah, cairan ekstraseluler, dan cadangan (simpanan)

lemak. Ekspansi jaringan maternal mencapai 2/3 dari total pertambahan berat

badan ibu pada minggu ke-20. Pertambahan uterus dan jaringan mammae

mewakili 10%, volume darah 10% dari pertambahan berat badan total, cairan

ekstraseluler 10.4% dan 32% (WHO 1980; 1985 dalam Rosso 1990). Komposisi

pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan seperti pada Tabel 1.

Page 2: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

6

Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan

Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

Jaringan Tubuh Minggu ke-10

Minggu ke-20

Minggu ke-30

Minggu ke-40

Komponen Maternal

Simpanan Lemak

Cairan Interstitial

Darah

Uterus

Kelenjar mammae

310

0

100

140

45

2050

30

600

320

180

3480

80

1300

600

360

3345

1680

1250

970

405

Total (1) 592 3180 5820 7650

Komponen Janin

Fetus

Cairan Amniotik

Plasenta

5

30

20

300

350

170

1500

750

430

3400

800

650

Total (2) 55 820 2680 4850

Total (1)-(2) 650 4000 8500 12500

Sumber : WHO (1980; 1985) dalam Rosso (1990)

Perubahan fisiologis selama kehamilan menggambarkan perkembangan

janin dalam kandungan setiap minggu. Pada trimester pertama yang berawal dari

konsepsi sampai minggu ke-12 dimana pada tahap ini tanda-tanda kehamilan

belum nampak. Perut ibu belum membesar meskipun sebenarnya telah terbentuk

bakal janin (embrio). Periode ini merupakan masa penyesuaian ibu terhadap

kehamilannya, dimana terjadi penurunan selera makan (morning sickness) yang

diakibatkan perubahan hormonal dan faktor emosi. Salah satu hasil penelitian di

Bogor menunjukkan bahwa rata-rata pertambahan berat badan ibu hamil pada

akhir trimester pertama adalah sebesar 1.0 kg (Husaini & Husaini 1986).

Memasuki trimester kedua (minggu ke-12 sampai minggu ke-28),

perubahan-perubahan tubuh ibu mulai nampak, seperti perut tampak menonjol,

wajah membulat, serta buah dada membesar. Perubahan-perubahan tersebut

mengakibatkan berat badan ibu bertambah. Selera makan menjadi normal

kembali bahkan semakin meningkat. Akibat yang mungkin ditimbulkan karena

kekurangan gizi pada tahap ini adalah bobot bayi lahir di bawah normal.

Kenaikan berat badan normal pada trimester kedua sebesar 3-8 kg. Pertambahan

Page 3: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

7

berat badan merupakan perpaduan antara bertambahnya jumlah makanan yang

dikonsumsi, bobot janin, plasenta, peningkatan suplai darah ke janin, penimbunan

lemak, bertambahnya volume cairan, serta terjadinya pembesaran organ tubuh

(rahim dan payudara). Pada usia kehamilan 6 bulan, gerakan janin di dalam rahim

mulai terasa. Semakin mendekati masa persalinan, gerakan janin semakin kuat

dan keras (Ganong 1987).

Pada periode kehamilan ketiga (minggu ke-28 sampai ke-40), proses

kehamilan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan ini

ditandai dengan semakin sempitnya ruang janin dan ujung rahim mencapai ujung

tulang rusuk akibatnya bertambahnya bobot dan ukuran janin. Namun kekurangan

gizi pada periode ini menyebabkan bayi lahir kecil, ibu kurang sehat dan lemah

sehingga tidak mampu melaksanakan persalinan dengan sempurna. Rata-rata

pertambahan berat badan yang dicapai pada akhir triwulan ketiga pada penelitian

di Bogor adalah sebesar 3.8 kg (Husaini & Husaini 1986).

Perkembangan janin merupakan suatu proses yang rumit. Misalnya sistem-

sistem utama secara keseluruhan (sistem yang berhubungan dengan jantung,

pernapasan, pencernaan dan saluran kemih) yang terbentuk dan mulai berfungsi

pada akhir bulan ketiga, pada saat mana janin sudah menjadi mahkluk hidup.

Dalam banyak hal, tiga bulan pertama ini merupakan saat-saat yang paling kritis

dalam pembentukan dan perkembangannya, karena hampir semua organ terbentuk

pada saat-saat ini pula (Robert 2002). Proses perkembangan janin terjadi secara

bertahap sesuai dengan umur kehamilan (Tabel 2).

Pertambahan berat badan total selama kehamilan (total weght gain) adalah

berat badan sesaat sebelum melahirkan dikurangi berat badan sesaat sebelum

konsepsi, sedangkan pertambahan berat badan netto selama kehamilan (net weight

gain) adalah pertambahan berat badan total dikurangi berat badan bayi lahir. Laju

pertambahan berat berat badan per minggu adalah berat badan yang bertambah

pada periode waktu tertentu dibagi dengan lamanya periode waktu tersebut (dalam

minggu) (IOM 1990).

Page 4: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

8

Tabel 2 Perkembangan janin sesuai umur kehamilan

Umur Perkembangan Minggu I • Terjadi pertemuan antara sel telur dan sperma (konsepsi)

• Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk sel berbentuk bola

• Bola sel akan terus berkembang dan bergerak turun ke dinding rahim melalui saluran fallopi.

Minggu ke-2 • Bola sel tumbuh membentuk embrio kecil yang dibungkus oleh selaput pelindung amnion (amnion sac). Selaput pelindung ini berisi cairan amnion.

• Zat-zat gizi dan oksigen mulai diangkut menuju embrio melalui organ istimewa (ari-ari)

• Tulang belakang, jantung, sistem pernafasan, bakal tungkai, dan tangan mulai terbentuk

• Embrio tampak seperti monster kecil Minggu ke-4 • Panjang janin mencapai 2-2,5 cm

• Bakal lengan, tangan, jari-jari tangan, tungkai, kaki, dan jari-jari kaki mulai terbentuk

• Wajah dan tulang belakang mulai muncul dan berkembang.

• Rongga perut mulai terbentuk • Kepala, rangka, dan jaring-jaringan otak mulai

berkembang • Jantung mulai berdetak • Otak embrio mulai terbentuk

Minggu ke-6 • Embrio berkembang membentuk janin Minggu ke-9 • Panjang janin mencapai 10 cm

• Lengan, tangan, jari-jari tangan, tungkai, kaki, dan jari-jari kaki mulai terbentuk (kuku sudah mulai terbentuk)

• Saluran kencing dan organ-organ lainnya mulai berkembang dan berfungsi, namun masih sulit terdeteksi.

Minggu ke-12 • Panjang janin mencapai 23-28 cm • Mata, telinga, hidung, dan mulut sudah mulai terbentuk

sempurna • Rambut dan organ-organ kelamin luar mulai terbentuk • Gerakan janin di dalam perut sudah dapat dirasakan • Janin mampu menelan dan tidur

Minggu ke-20 • Panjang janin sekitar 30-35 cm • Alis dan bulu mata mulai tumbuh. Mata mulai membuka • Sidik jari tangan dan kaki mulai berkembang

Minggu ke-26 • Panjang janin mencapai 38-40cm • Lapisan lemak mulai terbentuk • Janin mampu mengisap ibu jari, cegukan, mendengar

suara, melihat cahaya, dan merasakan sentuhan • Jika kondisi janin sehat, kemungkinan besar dapat

bertahan hidup di luar rahim tanpa bantuan medis Minggu ke-30 • Panjang janin mencapai 45-55 cm

• Paru-parunya telah berkembang secara sempurna Minggu ke-32 • Kuku jari telah tumbuh mencapai ujung jari

• Gerakkan janin sangat aktif, namun sangat terbatas

Page 5: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

9

karena masih dalam tahap pertumbuhan Minggu ke-40 - ke-42 Masa persiapan persalinan

Sumber : Mandleco (2004)

Penelitian yang dilakukan di Jawa Tengah (Winkvist dkk 2002)

menunjukkan bahwa pertambahan berat badan selama kehamilan adalah 8,3 ± 3,6

kg. Rata-rata pertambahan berat badan ibu hamil di Jawa Tengah pada trimester I

adalah 0.96 kg, trimester II 4.08 kg dan trimester III 3.12 kg. Namun hasil

penelitian Abrams, Carmichael dan Selvin (1995) yang dilakukan di California

menunjukkan bahwa rata-rata pertambahan berat badan ibu hamil lebih besar

dibandingkan penelitian di Jawa Tengah pada setiap trimesternya dengan rata-rata

pertambahan berat badan pada trimester I adalah 2.03 kg, trimester II 6.76 kg dan

trimester III 6.22 kg.

Perkiraan laju pertambahan berat badan pada tiap trimester masa kehamilan

adalah trimester I = 1.3-1.8 kg (0.36 kg/minggu); trimester II = 5.5-6.4 kg (0.45

kg/minggu); trimester III = 3.6-4.5 (0.36-0.4 kg/minggu) (Zeisel 2002). Beberapa

studi yang tersebar di berbagai negara menunjukkan bahwa pertambahan berat

badan total ibu selama kehamilan (gestational weight gain) berada pada rentang 8-

14 kg. Lebarnya pertambahan berat badan total ini disebabkan sangat

bervariasinya kondisi ibu (misalnya tinggi badan, kondisi sosial ekonomi, tingkat

konsumsi pangan). Menurut Rosso (1990), anjuran pertambahan berat badan

selama kehamilan adalah 12.5 kg, sementara IOM (1990) menganjurkan 11 kg

untuk pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan. Rata-rata

pertambahan berat badan yang dianjurkan selama kehamilan bagi ibu yang

memiliki IMT normal adalah sekitar 9-12 kg (Bardosono 2006).

Periode kritis tumbuh kembang janin terjadi pada akhir bulan ketiga sampai

lahir. Pertumbuhan janin terhambat, bayi prematur, dan BBLR merupakan

dampak dari malnutrisi, kelainan kongenital, infeksi intrauterin, insufisiensi

plasenta, ibu yang merokok dan peminum alkhol selama hamil (Villavieja dkk

1989). Pertumbuhan janin dan kesehatan maternal sangat tergantung pada

pertambahan berat badan yang cukup selama kehamilan (Whitney 1998).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan total ibu selama

kehamilan adalah status gizi ibu sebelum hamil, asal etnis, umur dan paritas,

Page 6: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

10

aktivitas fisik, status sosial ekonomi dan kebiasaan konsumsi selama kehamilan

(merokok dan minum alkohol) (IOM 1990).

Indeks Massa Tubuh (IMT)

Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok

orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorption) dan penggunaan

(utilization) zat gizi (Riyadi 2001). Status gizi seseorang akan mencapai optimal,

apabila kebutuhan gizinya dapat dipenuhi dari konsumsi pangannya. Status gizi

ibu sebelum hamil sangat dipengaruhi oleh zat gizi yang telah dikonsumsi pada

saat lampau, untuk itulah maka konsumsi pangan dan gizi sangat mempengaruhi

terhadap pertambahan berat badan selama kehamilan dan status gizi bayi lahir.

Pengukuran antropometri yang direkomendasikan untuk menentukan status

gizi remaja dan dewasa adalah indeks massa tubuh (IMT). IMT menurut umur

diperoleh dari perhitungan sederhana berat badan individu (kg) dengan kuadrat

tinggi badan (m2).

2)m(BadanTinggi)kg(BadanBerat

IMT =

IMT digunakan juga untuk penilaian faktor resiko berbagai penyakit yang

berkaitan dengan kelebihan berat badan. Di negara-negara industri, IMT pada

remaja berhubungan positif signifikan dengan tekanan darah diastol atau dengan

kata lain IMT berhubungan dengan tekanan darah. Seseorang dengan IMT diatas

ambang batas aman mempunyai resiko memiliki tekanan darah dia stol yang tinggi

(Riyadi 2003). Standar indeks massa tubuh untuk masyarakat Asia-Pasifik yang

ditetapkan oleh Komite Obesitas Asia Pasifik dilakukan berdasarkan faktor resiko

dan morbiditas (WHO 2000) adalah sebagai berikut:

Tabel 3 Klasifikasi IMT menurut kriteria Komite Obesitas Asia Pasifik

Kategori IMT (kg/m2) Resiko Penyakit Kurus (underweight) < 18.5 Rendah Normal (ideal) 18.5 – 22.9 Rata-rata Overweight = 23 At risk 23.0 – 24.9 Meningkat Obes I 25.0 – 29.9 Sedang Obes II 30 Berbahaya

Sumber : WHO (2000)

Page 7: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

11

Di Indonesia khususnya, cara pemantauan dan batasan berat badan normal

orang dewasa belum jelas mengacu pada patokan tertentu (Supriasa dkk 2001).

Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan

pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Akhirnya

diambil kesimpulan nilai titik batas IMT yang direkomendasikan untuk Indonesia

adalah seperti pada Tabel 4 dan 5.

Tabel 4 Nilai titik batas yang direkomendasikan untuk remaja dan dewasa

Kategori IMT Nilai titik batas Kurus Sekali < 17.0 Kurus 17.0 – 18.4 Normal 18.5 – 24.9 Gemuk 25.0 – 27 Obes > 27

Sumber : Depkes (1994)

Tabel 5 Nilai titik batas yang direkomendasikan untuk remaja dan dewasa

Kategori IMT Nilai titik batas Kurus < 18.5 Normal 18.5 – 25 Gemuk sehat > 25 Obes I > 27 Obes II = 30

Sumber : Depkes (2002)

Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan

masyarakat, salah satu diantaranya adalah resiko melahirkan bayi dengan BBLR

(Depkes 2003). Berat badan sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama

hamil berpengaruh terhadap kesehatan dan pertumbuhan janin dalam kandungan.

Pertambahan berat badan selama hamil disesuaikan dengan indikator IMT,

misalnya bila berat badan ibu sebelum hamil adalah normal, maka kenaikan berat

badan ibu sebaiknya antara 9-12 kg. Berat badan sebelumnya adalah berlebih,

maka kenaikan berat badannya cukup antara 6-9 kg. Bila sebelum kehamilan berat

badan ibu adalah kurang, maka kenaikan berat badan sebaiknya antara 12-15 kg

Jika ibu mengandung bayi kembar dua atau lebih, maka kenaikan berat badan

selama kehamilan harus lebih banyak lagi, tergantung dari jumlah bayi yang

dikandung (Poernomo 2006).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jenifer (2004) menunjukkan bahwa

pertambahan berat badan bayi berasosiasi kuat dengan IMT ibu sebelum hamil,

Page 8: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

12

dalam hal ini berkaitan dengan durasi menyusui dan waktu yang tepat dalam

pemberian makanan pendamping ASI. Status gizi sebelum hamil termasuk

kategori kurus maupun obes mempunyai masa pemberian ASI yang relatif singkat

dibandingkan dengan IMT ibu yang sebelum hamil adalah normal. Menurut Alton

(2005) bahwa IMT sebelum hamil merupakan standar pertambahan berat badan

selama hamil untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan

bayi yang optimal. Lebih lanjut dikatakan bahwa IMT sebelum hamil termasuk

kurus serta pertambahan berat badan yang tidak cukup dapat meningkatkan resiko

melahirkan bayi dengan prematur dan BBLR.

Indeks massa tubuh (IMT) sebelum hamil dan pertambahan berat badan

selama kehamilan secara normal menggambarkan hubungan yang positif

signifikan dengan status gizi bayi lahir. Siega-Riz et al (1996) menyatakan bahwa

IMT sebelum hamil < 19.8 mempunyai kemungkinan dua kali lebih besar

melahirkan prematur, meskipun pertambahan berat badan selama hamil sama

dengan ibu yang mempunyai IMT sebelum hamil normal. Wanita yang bertambah

berat badannya 80% dari acuan pertambahan berat badan selama hamil (12.5 kg),

memiliki bayi yang berat lahirnya lebih tinggi dari ibu yang pertambahan beratnya

di bawah batas tersebut (FAO/WHO 1985). Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa berat bayi lahir akan meningkat seiring dengan meningkatnya pertambahan

berat badan ibu selama kehamilan. Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang

dilakukan para peneliti lainnya (Devadas & Chandy 1980; Calandra & Abel

1981; Fawzi & Forman 1997). Hubungan antara IMT sebelum hamil dengan

pertambahan berat badan ibu selama kehamilan seperti pada Tabel 5.

Tabel 6 Anjuran pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan menurut IMT

Kategori Indeks Massa Tubuh Anjuran Pertambahan Berat Badan (kg) Kurus (IMT < 19.8) 12.5-18.0 Normal (IMT 19.8-25) 11.5-16.0 Gemuk(IMT 26.-29) 7.0-11.5 Obes (> 29) 7.0

Sumber : IOM (1990)

Page 9: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

13

Masalah Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil

Masa kehamilan trimester pertama atau saat kehamilan mencapai 1-3 bulan,

adalah masa penyesuaian tubuh ibu terhadap awal kehamilannya. Pada masa ini

ibu hamil memasuki masa anabolisme yaitu masa untuk menyimpan zat gizi

sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap setiap hari untuk cadangan

persediaan pada trimester berikutnya. Dalam keadaan ini biasanya ibu hamil

mengalami mual, muntah-muntah, dan tidak berselera makan, sehingga asupan

makanan perlu diatur. Makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk kering, porsi

kecil, dan frekuensi pemberian yang sering. Jika diperlukan, bisa mengkonsumsi

suplemen vitamin dan mineral untuk menunjang pertumbuhan janin. Namun, hal

itu perlu konsultasi dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu (Soekirman 2006).

Keadaan demikian menyebabkan bayi yang lahir sekarang ini tidak memenuhi

potensi genetiknya dalam tubuh dan berkembang selain karena faktor utama tidak

tercukupnya penyediaan zat makanan juga faktor sosial dan atau biologis

(Linder 1992).

Banyak kepercayaan, kebiasaan dan adat istiadat yang berhubungan dengan

makanan ibu selama kehamilan. Ada kebiasaan yang menyehatkan dan ada juga

kebiasaan yang merugikan kehamilan. Ada kebiasaan yang melarang ibu makan

ikan dan daging, sehingga banyak ibu hamil menderita kekurangan protein hewani

dan akhirnya melahirkan bayi kecil dan kurang gizi serta perkembangan otaknya

tidak sempurna. Kebiasaan ini salah dan tidak boleh ditiru, karena dalam keadaan

hamil, ibu membutuhkan hampir dua kali lebih banyak protein dibandingkan

ketika ibu hamil tidak usah besar, karena anak yang ukurannya besar susah

dilahirkan. Berbagai nasehat dari orangtua, dari dukun atau sesepuh keluarga

melarang ibu hamil makan banyak. Akibat banyak makanan yang menjadi

pantangan selama hamil, makanan bergizi tidak lagi menjadi menu hariannya.

Hal ini berdampak buruk terhadap kesehatan ibu serta pertumbuhan dan

perkembangan janin (Nadesul 1996).

Pada wanita hamil tertentu timbul gejala ngidam yaitu ibu menginginkan

makanan-makanan tertentu yang dapat berasal dari bahan makanan atau bukan

bahan makanan. Wanita hamil yang menginginkan mengkonsumsi sesuatu yang

bukan berasal dari makanan disebut pica. Pica umumnya dikenal di antara wanita

Page 10: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

14

Amerika turunan Afrika dan sering diasosiasikan dengan anemia kekurangan zat

besi. Pica adalah suatu kebudayaan unik yang menggambarkan hikayat bangsa

tersebut ratusan tahun yang lalu yang percaya bahwa makan ”bahan” tertentu

dapat menghilangkan enek dan memperoleh bayi yang sehat serta memudahkan

kelahiran, namun ternyata tidak terbukti (Soekirman 2006). Menurut Giardino

(2002) mendefinisikan pica sebagai suatu kebiasaan mangkonsumsi bahan yang

tidak mempunyai nilai gizi atau non nutritif. Secara umum faktor- faktor penyebab

pica adalah orangtua atau kondisi psikopatologi, depresi lingkungan, epilepsi,

kerusakan otak, retardasi mental dan gangguan pertumbuhan.

Selama kehamilan, prevalensi anemia meningkat dari trimester pertama ke

trimester ketiga, keadaan ini terjadi karena volume plasma ibu meningkat sebagai

akibat adanya reaksi fisiologi yang normal pada ibu hamil. Meskipun massa sel

darah merah juga meningkat selama kehamilan, tetapi peningkatannya tidak

sejalan dengan peningkatan volume plasma (Ladipo 2000). Sebagian besar hasil

penelitian membuktikan bahwa anemia pada ibu hamil meningkatkan resiko

melahirkan bayi dengan BBLR. Masalah gizi pada ibu hamil yang paling banyak

dijumpai di Indonesia adalah anemia dengan prevalensi 40% pada tahun 2001

(Depkes 2003). Masalah anemia merupakan masalah gizi mikro terbesar dan

tersulit diatasi di seluruh dunia (Soekirman 2000).

Manifestasi dari masalah gizi makro pada ibu hamil yang kekurangan energi

kronik (KEK) adalah berat badan bayi baru lahir rendah (BBLR). Masalah gizi

makro adalah masalah yang utamanya disebabkan kekurangan atau

ketidakseimbangan asupan energi dan protein. Ibu hamil yang menderita KEK

mempunyai risiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau risiko

melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Pada keadaan ini banyak ibu

yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan angka kematian

ibu dan anak. Data Susenas pada tahun 1999 menunjukkan bahwa ibu hamil yang

mengalami resiko KEK adalah 27,6%. Selain bumil KEK yang masih cukup

tinggi juga terdapat wanita usia subur yang menderita kekurangan energi kronis

(KEK) pada tahun 2002, yaitu sebanyak 17,6 persen dari populasi atau sejumlah

11,7 juta orang, meskipun jumlah tersebut turun dari 24,9 persen pada tahun 1999

(Depkes 2003).

Page 11: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

15

Perubahan fisiologis kehamilan dapat secara drastis menganggu kebutuhan

insulin, dan kehamilan dapat meningkatkan proses terjadinya gangguan pembuluh

darah yang menyertai diabetes melitus (DM). Kebutuhan insulin rendah pada

awal trimester I, dan mulai meningkat pada akhir trimester I bersamaan dengan

peningkatan penggunaan glukosa dan cadangan glikogen oleh ibu dan janin. Ibu

hamil yang menderita diabetes mudah terkena preeklampsia, keracunan kehamilan

(toksemia), dan polihidramnios (kelebihan cairan amniotik). Efek DM pada bayi

dalam kandungan antara lain keguguran, kematian bayi dalam kandungan (karena

asidosis, keracunan kehamilan, dan terlalu banyak air ketuban) dan kematian bayi

setelah lahir (As’ad 2002).

Peningkatan tekanan darah (Pregnancy Induced Hypertension) merupakan

bentuk hipertensi yang timbul pada akhir-akhir kehamilan. Tanda-tanda PIH yaitu

sakit kepala/pusing, penglihatan kabur, dan berat badan meningkat secara tiba-

tiba. Adanya edema pada PIH menyebabkan pembengkakan pada muka, tangan,

kaki, dan mata kaki (Soekirman 2006). Preklampsia-eklampsia merupakan

penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan.

Preeklampsia adalah hipertensi dengan kadar protein urin meningkat dan edema

akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

Eklampsia adalah timbulnya kejang pada penderita preeklampsia yang disusul

koma (Sudhaberata 2001). Preeklampsia berat dan eklampsia masih merupakan

salah satu penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia

(Abidin 2006).

Hipoksia dan sianosis merupakan dampak dari kelainan jantung yang

diderita oleh ibu selama kehamilan. Hal ini berdampak buruk terhadap kualitas

kehamilan, terutama janin yang dikandung misalnya abortus, prematur, janin akan

menderita hipoksia dan gawat janin dalam persalinan, sehingga neonatus lahir

mati atau dengan nilai Apgar yang rendah. Komplikasi prematuritas dan BBLR

pada penderita jantung dalam kehamilan lebih sering terjadi pada ibu dengan

volume plasma pada usia kehamilan 32 minggu dan partus kala 1 yang lebih

rendah. Nifas juga merupakan masa yang berbahaya dan mengancam keselamatan

ibu. Setiap infeksi, baik pada alat kandungan maupun yang lain- lain, dapat

menyebabkan endokarditis bakterial (As’ad 2002).

Page 12: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

16

Di Indonesia angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)

mengalami penurunan, namun demikian pada kenyataannya angka tersebut masih

cukup tinggi. Angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2003 adalah 307 per 100 000

kelahiran hidup, jauh menurun bila dibandingkan AKI 1990 yaitu 450 per 100 000

kelahiran hidup. Pada kurun waktu yang sama juga angka kematian bayi (AKB)

mengalami penurunan dari 51 per 1000 kelahiran hidup menjadi 35 per 1000

kelahiran hidup (WKNPG 2004). Hasil survei menunjukkan bahwa komplikasi

penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah karena pendarahan, hipertensi

selama kehamilan, infeksi, partus lama dan komplikasi keguguran. Sedangkan

AKB yang baru lahir disebabkan asfiksia, infeksi dan berat bayi lahir rendah

(Azwar 2005).

Tingginya angka kelahiran berat badan lahir rendah merupakan manifestasi

keadaan masyarakat yang buruk yang dapat mengakibatkan gangguan terutama

pada bayi menyebabkan gangguan kecerdasan yang tidak bisa dipulihkan. Oleh

karena itu akhir-akhir ini pemerintah dan lembaga kesehatan internasional

menaruh perhatian yang tinggi pada pengentasan masalah gizi dan kesehatan ibu

hamil sedini mungkin agar ”reproduksi sosial” melahirkan sumberdaya manusia

yang berkualitas (UNICEF 1997).

Hambatan pertumbuhan janin pada hampir 50% kasus disebabkan gizi ibu

yang buruk yang ditandai oleh rendahnya pertambahan berat badan ibu hamil dan

berat badan ibu sebelum hamil. Sebanyak 30% ibu hamil di Asia Tenggara dan

10-20% dibagian lain, mempunyai postur tubuh pendek dan berat badan rendah,

melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu kurang dari 2500

gram. Menurut Depkes (2003) bahwa selama periode tahun 1990-2000 terdapat

2-17% bayi. Jika proporsi ibu hamil 2.5% dari total penduduk maka diperkirakan

355 000-710 000 BBLR dari 5 juta bayi lahir per tahun. Keadaan ini disebabkan

pendeknya periode kehamilan (kurang dari 37 minggu) atau gangguan

pertumbuhan intrauterin (janin kecil dengan umur kehamilan cukup). Bayi BBLR

memiliki kesempatan kecil untuk bertahan hidup dan ketika bertahan mereka

mudah terkena penyakit, retardasi pertumbuhan dan gangguan perkembangan

mental (Norton 1994).

Page 13: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

17

Berdasarkan laporan yang diperoleh dari Puskesmas se-Kota Ambon, maka

jumlah bayi di bawah umur 1 (satu) tahun yang meninggal pada tahun 2001

adalah 1.5/1000 KLH, tahun 2002 sebanyak 10.7/1000 KLH, tahun 2003

5.5/1000, tahun 2004 4.2/1000 KLH dan pada tahun 2005 6.3/1000KLH.

Penyebab utama kematian bayi berdasarkan laporan Puskesmas dan RS adalah

BBLR dan penyebab lainnya. Jumlah BBLR pada lima periode terakhir yakni

pada tahun 2001 mencapai 178 dari 7903 kelahiran hidup, tahun 2002 dari 5616

kelahiran hidup terdapat 90 bayi dengan BBLR, kemudian pada tahun 2003 dari

5524 kelahiran hidup terdapat 127 bayi BBLR, dan pada tahun 2004 terdapat 109

bayi BBLR dari 4725 bayi yang lahir hidup, serta pada tahun 2005 terdapat 144

BBLR dari 4823 kelahiran hidup (Gambar 1).

0

2

4

6

8

10

12

Jum

lah

2001 2002 2003 2004 2005

Tahun

Angka Kematian Bayi Di Kota Ambon Tahun 2001-2005 (Per 1000 KLH)

0

20

40

60

80

100

120

Jum

lah

2001 2002 2003 2004 2005

Tahun

Angka Kematian Ibu di Kota Ambon Tahun 2001-2005 (Per 100.000 KLH)

Gambar 1 AKB, AKI, dan BBLR di Kota Ambon Periode 2001-2005. Sumber : Dinkes Kota Ambon (2006)

0

50

100

150

200

Jum

lah

2001 2002 2003 2004 2005

Tahun

Angka Kelahiran Bayi dengan BBLR di Kota Ambon Tahun 2001-2005

Page 14: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

18

Kebutuhan dan Kecukupan Gizi Ibu Hamil

Masa kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan kualitas

sumberdaya manusia di masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat

ditentukan oleh kondisi saat janin masih dalam kandungan. Jika keadaan

kesehatan dan status gizi ibu hamil baik, maka janin yang dikandungnya akan baik

juga. Kekurangan pada saat hamil akan mempengaruhi keadaan fisik dan mental

anak hingga dewasa (Jalal & Atmojo 1998)

Kebutuhan gizi ibu meningkat selama hamil karena terjadi peningkatan

dalam volume darah, plasenta, uterus, kelenjar susu dan lemak. Hal ini sangat

penting untuk pertumbuhan janin. Ketidakcukupan zat gizi pada awal trimester

pertama dapat menyebabkan keguguran dan kelainan bawaan (IOM 1990).

Sementara intik makanan selama hamil menurun pada trimester pertama

kahamilan dan meningkat kembali mulai bulan keempat. Untuk menjaga kondisi

janin pada trimester I, status gizi ibu selama hamil harus diperhatikan. Beberapa

faktor yang mempengaruhi intik makanan selama hamil adalah hormon, aliran gizi

untuk janin, pengeluaran energi ekstra dan penurunan aktivitas fisik. Hormon

progesteron meningkat pada pertengahan masa gestasi sehingga dapat

menstimulasi nafsu makan (Rosso 1990).

Pemindahan zat makanan ke dalam fetus dipengaruhi oleh mekanisme

endokrin reproduksi, aliran darah dan konsentrasi relatif dari zat makanan dalam

sirkulasi fetus mela lui ibu. Plasenta merupakan tempat merupakan tempat utama

untuk pertukaran metabolik di antara ibu dan janin. Permeabilitas plasenta adalah

selektif bahkan untuk zat-zat yang berhubungan erat seperti antibodi terhadap

virus dan bakteri, antibodi terhadap virus lebih mudah melalui plasenta

(sebagai igG) ketimbang antibodi terhadap bakteri (biasanya igM). Kebanyakan

pemindahan kalsium, zat besi, dan imunoglobulin ke janin terjadi di dalam

trimester terakhir, dengan akibat bayi yang dilahirkan secara prematur mungkin

mempunyai kebutuhan yang luar biasa akan kalsium dan zat besi dan kerentanan

yang luar biasa terhadap infeksi (Linder 1992).

Selain intik energi dan protein, beberapa zat gizi mikro diperlukan terutama

untuk produksi enzim, hormon, pengaturan proses biologis untuk pertumbuhan

dan perkembangan, fungsi imun dan sistem reproduksi. Defisiensi zat gizi mikro

Page 15: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

19

sering dijumpai terutama pada masa pertumbuhan cepat, kehamilan dan menyusui.

Intik zat gizi mikro yang rendah pada saat kehamilan dapat meningkatkan resiko

terhadap ibu dan outcome kelahiran yang merugikan. Oleh karena itu

direkomendasikan untuk pemberian suplemen zat gizi mikro selama kehamilan

seperti besi, asam folat, seng, vitamin A, kalsium dan iodium

(Ladipo 2000).

Banyak penelitian membuktikan bahwa vitamin A mempunyai peran yang

penting terhadap ketahanan penyakit infeksi. Defisiensi vitamin A juga

menyebabkan ketidaknormalan myelin (Dhopeshwarkar 1983). Vitamin C

mendukung otak memanfaatkan protein dan vitamin B kompleks untuk

pembentukan sel myelin dan neurotransmiter. Defisiensi vitamin C dan asam

folat akan mengakibatkan kelainan yang disebut spina bifida, suatu keadaan

dimana tulang ubun-ubun tidak menutup. Zat besi diperlukan untuk pembentukan

energi, pengangkutan oksigen darah serta penyusunan neurotransmiter dan DNA.

Bayi yang lahir dari ibu yang anemia akan mengalami defisiensi besi dengan

akibat disfungsi otak dan gangguan perbanyakkan jumlah sel otak. Anemia gizi

besi pada ibu hamil berakibat luas, antara lain resiko berat bayi yang dilahirkan

rendah, pendarahan ibu, infeksi setelah lahir dan partus lama. Angka kecukupan

zat gizi yang dianjurkan bagi ibu hamil seperti pada Tabel 6.

Tabel 7 Tingkat kecukupan energi dan zat gizi ibu hamil yang dianjurkan

Angka kecukupan zat gizi yang dianjurkan per hari Energi dan zat gizi Trimester I Trimester II Trimester III

Energi (Kkal) 2080 2200 2200 Protein (g) 67 67 67 Kalsium (mg) 950 950 950 Phosphor (mg) 600 600 600 Zat besi (Fe) (mg) 26 35 39 Vitamin A 800 800 800 Vitamin C 85 85 85 Vitamin B1 (mg) 1,3 1,3 1,3 Vitamin B2 (mg) 1,4 1,4 1,4 Vitamin B3 (mg) 18 18 18 Vitamin B6 (mg) 1,7 1,7 1,7 Vitamin B12 (mg) 2,6 2,6 2,6 Asam Folat (µg) 600 600 600 Yodium (µg) 200 200 200 Seng (mg) 11 13,5 19,1

Sumber : WKNPG VIII (2004)

Page 16: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

20

Tumbuh Kembang Bayi Lahir

Tumbuh kembang adalah proses yang berkelanjutan sejak didalam

kandungan sampai dewasa, yang terjadi secara bersama-sama. Pertumbuhan anak

adalah proses perubahan jasmani secara kuantitatif berupa pertambahan ukuran

dan struktur tubuh (Anwar 2002). Perkembangan merupakan hasil proses

pematangan organ-organ tubuh yang berlangsung menurut pola dan arah tertentu.

Pengukuran tingkat perkembangan lebih difokuskan pada tahap perkembangan

mental dan psikomotorik (Bayley 1993). Apabila seorang anak dalam

pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan), maka akan

mengalami kelambatan dalam perkembangan aspek lainnya, seperti

kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelebihan emosional

(Jusuf 2000). Kualitas sumberdaya manusia (SDM) hanya bakal optimal jika gizi

dan kesehatan pada beberapa tahun pertama kehidupannya di masa bayi baik dan

seimbang. Secara global, tercapainya keadaan gizi dan kesehatan yang baik serta

seimbang ini merupakan salah satu tujuan utama Millennium Development Goals

(MDG) 2015 yang dirancang UNICEF (Soenardi 2006)

Berat badan bayi lahir sangat ditentukan oleh kondisi ibu. Penyakit yang

diderita seorang ibu hamil, misalnya infeksi paru-paru, bisa mempengaruhi

kondisi janin. Darah si ibu akan tersuplai ke tubuh janin sehingga bayi menderita

penyakit atau kelainan organ tubuh. Inilah yang menyebabkan bayi menjadi kurus.

Penyebab lainnya adalah kurangnya asupan nutrisi yang dikonsumsi ibu saat

hamil. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin

tersebut akan mengalami kurang gizi dan lahir dengan berat badan rendah yang

mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya

(As’ad 2002). Penilaian status gizi bayi lahir dapat ditentukan secara langsung

melalui antropometri yakni berat badan dan panjang badan serta penilain adaptasi

neonatal dengan menggunakan skor Apgar, yang semua itu sangat dipengaruhi

oleh asupan gizi ibu selama kehamilan yang diekspresikan melalui pertambahan

berat badan ibu.

Pengukuran pertumbuhan bayi sebagai manifestasi pertumbuhan dalam

kandungan adalah ukuran bayi saat lahir yaitu : berat badan, panjang badan

(kepala sampai tumit) dan lingkar kepala (Barker et al., 1993). Penilaian status

Page 17: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

21

gizi bayi lahir, selain dinilai dari berat badan lahir, panjang badan lahir dan

lingkar kepala, juga dapat dinilai berdasarkan Z-skor dengan menggunakan indeks

berat badan menurut umur (BB/U) dan panjang badan menurut umur (PB/U)

(WHO 1995). Rendahnya nilai BB/TB (wasting) sering digunakan sebagai

indikator kekurangan gizi akut, rendahnya nilai PB/U (stunting) sebagai indikator

kekurangan gizi kronik serta rendahnya nilai BB/U dapat digunakan sebagai

indikator kekurangan gizi kronik maupun akut (Gibson 1990). Menurut ukuran

standar WHO (1995) dikatakan normal bila Z-skor dari -2 SD sampai 2 SD,

underweight dan stunting bila Z-skor < -2 SD sedangkan untuk underweight berat

dan stunting berat bila Z-skor < -3 SD atau dengan kata lain kategori gizi kurang

bila Z-skor <-3 SD sampai -2 SD dan gizi buruk bila Z-skor < -3 SD. Ukuran

standar lain yang sering digunakan untuk menilai status gizi bayi lahir yang

normal adalah BB dan PB yakni masing-masing 2500-4000 g dan 44-53 cm

(Marjono 1999).

Perkembangan bayi baru lahir dilakukan melalui penilaian skor Apgar untuk

menentukan keadaan bayi pada menit ke 1 dan ke 5 sesudah lahir. Nilai pada

menit pertama : untuk menentukan seberapa jauh diperlukan tindakan resusitasi.

Nilai ini berkaitan dengan keadaan asidosis dan kelangsungan hidup. Nilai pada

menit kelima : untuk menilai prognosis neurologik. Ada pembatasan dalam

penilaian Apgar ini, yaitu : (1). Resusitasi segera dimulai bila diperlukan, dan

tidak menunggu sampai ada penilaian pada menit pertama.2. Keputusan perlu-

tidaknya resusitasi maupun penilaian respons resusitasi dapat cukup dengan

menggunakan evaluasi frekuensi jantung, aktifitas respirasi dan tonus

neuromuskular, daripada dengan nilai Apgar total. Hal ini untuk menghemat

waktu. Skor Apgar 7-10 untuk kategori bayi dalam kondisi sehat dan tidak

memerlukan tindakan istimewah; skor 4-6 pada pemeriksaan fisik akan terlihat

frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis,

reflek iritabilitas tidak ada; skor 0-3 pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi

jantung kurang dari 100 kali permenit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan

kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada. (Nanda 2001). Berikut ini skor

Apgar dan hubungannya dengan prognosis menurut US Collaborative Perinatal

Page 18: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

22

Project untuk katogori cacat jangka panjang pada bayi yang berhasil hidup, atau

mati pada masa neonatal (Tabel 7).

Tabel 8 Sistem pengukuran skor Apgar pada bayi baru lahir

Karakteristik Skor 0 Skor 1 Skor 2 Penampilan Nadi Seringai pada pembersihan jalan napas Aktivitas Upaya bernafas (respirasi effort)

Putih 0

0 0 0

Biru < 100 kali /menit Sering Fleksi spontan Hembusan nafas

Merah jambu > 100 kali/menit Batuk, bersin Aktif Teratur, menangis

Skor : dinilai pada 1 dan 5 menit (Habel 1988) Keterangan : 0-3 pada 1 menit : asfiksia berat dan 5 menit : resiko palsi serebral; resiko

kematian 44 % dan resiko cacat (5%) jika hidup 4-6 pada 1 menit : asfiksia sedang sampai berat 7-10 pada 1 menit : tidak ada asfiksia yang berarti.

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tumbuh Kembang Bayi Lahir

Dari keseluruhan masa tumbuh kembang anak, pertumbuhan janin di dalam

kandungan merupakan masa perkembangan yang paling penting. Berawal dari dua

sel (sel telur dan sperma) berubah menjadi suatu bayi yang dapat tersenyum,

menangis, dan melakukan hal-hal lainnya; yang berarti dari kedua sel ini

perlahan- lahan mulai terbantuk tangan, kaki, kepala, tubuh, mata, hidung, mulut,

telinga, dan organ-organ bayi. Apabila tiba-tiba terjadi gangguan atau

penyimpangan pada masa ini, maka menimbulkan resiko bayi lahir dengan

keterbelakangan mental sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan otak yang

kurang sempurna (Nadesul 2006).

Adapun faktor- faktor yang berhubungan dengan tumbuh kembang bayi

lahir terbagi dalam dua faktor yaitu : (1) faktor lingkungan sebelum lahir dan (2)

faktor lingkungan setelah lahir. Faktor lingkungan sebelum lahir antara lain intik

gizi ibu pada waktu hamil, pengaruh mekanis (trauma waktu lahir dan cairan

ketuban yang sedikit), penggunaan obat-obatan dan zat toksin, endokrin, radiasi,

infeksi, stres, morbiditas dan anoksia embrio. Faktor lingkungan setelah lahir

menggambarkan keberhasilan bayi baru lahir setelah melewati masa transisi dari

suatu sistem yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu

sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatis

bayi itu sendiri. Faktor lingkungan setelah lahir meliputi gizi anak, penyakit-

Page 19: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

23

penyakit, gangguan hormon, perumahan, kebersihan, stimulasi, stres, kasih

sayang, stabilitas rumah tangga, adat istiadat, dan sebagainya

(Soetjiningsih 2000).

Menurut WHO (1978) faktor resiko kehamilan yang mempunyai hubungan

dengan tumbuh kembang bayi lahir terbagi menjadi menjadi tiga hal utama antara

lain :

1. Resiko sebelum terjadinya konsepsi (umur, pend idikan, status sosial,

paritas, jarak kelahiran, dan pernah mempunyai janin atau bayi lahir mati)

2. Resiko pada masa kehamilan (pernah mengalami komplikasi pada

persalinan terdahulu, pendarahan, anemia, berat badan, tekanan darah, posisi

janin, kehamilan ganda, kehamilan > 9 bulan, proteinuria)

3. Resiko saat persalinan (persalinan lama, jumlah pendarahan, dan

pertolongan persalinanan).

Seiring dengan berkembangnya penelitian yang berhubungan dengan

obstetri ginekologi maka beberapa para ahli mengemukakan bahwa karakteristik

ibu hamil yang diduga berhubungan dengan tumbuh kembang bayi lahir dapat

dibedakan menjadi dua golongan yakni faktor sosio demografi dan faktor medik

obstetri. Faktor sosio demografi antara lain meliputi : umur ibu dan nomor urut

anak yang dilahirkan, pendidikan ibu, status ibu (cerai, meninggal, madu), status

ekonomi, perokok berat atau pecandu narkotika. Sedangkan faktor medik obstetri

mencakup : riwayat kesehatan yang diketahui pada kunjungan pertama ke tempat

pemeriksaan, pengamatan kesehatan selama kehamilan, keadaan pada waktu

melahirkan dan keadaan gizi ibu (Husaini 1990).

Faktor riwayat kesehatan kehamilan antara lain : pernah menderita sakit

kuning, tuberkolosis, tipus atau ginjal yang kronis sebelum hamil, pernah aborsi

atau keguguran sebelumnya, pernah melahirkan bayi kurang bulan, pernah

melahirkan bayi BBLR, eklampsia, jarak kehamilan kurang dari 6 bulan, serta

kehamilan ketiga dalam waktu dua tahun terakhir. Pengamatan kesehatan selama

kehamilan meliputi pemeriksaan kadar Hb (< 11 g ; terendah 9.5 g), tekanan darah

(> 150/90 mmHg), protein dalam urin positif, terjadi pendarahan, dan eklampsia.

Hal-hal yang mencakup dalam pengamatan pada waktu melahirkan adalah :

proses partus lama, bayi lahir tidak segera nangis, bayi lahir biru, ketuban pecah

Page 20: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

24

dini, sebelum melahirkan keluar darah segar, setelah melahirkan terjadi

pendarahan, dan tungkai bengkak. Keadaan gizi ibu meliputi berat badan sebelum

hamil (< 45.0 kg), tinggi badan (< 150 cm), pertambahan berat badan tidak

adekuat (< 1 kg/bulan) dan pertambahan berat badan berlebihan (> 1 kg/bulan)

selama kehamilan (Arisman 2002). Ibu hamil yang mengalami satu atau lebih

faktor resiko diatas, maka akan berdampak terhadap kualitas janin yang

dikandung dan pada akhirnya terjadi gangguan tumbuh kembang bayi lahir.

Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam penyediaan

lingkungan yang mendukung kesehatan dan tumbuh kembang bayi lahir. Menurut

Pudjiadi (2001) bahwa lingkungan yang bersih merupakan faktor yang berperan

dalam mempengaruhi pertumbuhan bayi. Sanitasi lingkungan yang buruk baik

dari keluarga maupun lingkungan itu sendiri dapat menciptakan kondisi yang

tidak sehat, sehingga berpeluang besar terhadap munculnya berbagai penyakit

infeksi terutama untuk kelompok ibu hamil yang sangat rentan karena pada

akhirnya akan menganggu tumbuh kembang bayi yang dilahirkan. Hal ini

diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Suhardjo dan Riyadi (1990)

yang juga menyatakan adanya hubungan timbal balik antara infeksi bakteri, virus

dan parasit dengan gizi kurang. Lebih lanjut menurut Sediaoetomo (1996) bahwa

penyakit infeksi dari investasi cacing dapat memberikan hambatan utilisasi zat

gizi yang menjadi dasar timbulnya penyakit kurang gizi pada ibu hamil. Infeksi,

intrauterine yang menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH (Toxoplasmosis,

Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex). Infeksi lain yang dapat

menyebabkan penyakit pada janin adalah varisella, Coxsackie, Echovirus,

malaria, HIV, polio, campak, Listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus influensa,

dan virus hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat merusak

janin (Prawirohardjo 1987)

Berbagai faktor penyebab yang secara tidak langsung yang berkaitan dengan

tumbuh kembang bayi lahir adalah yang disebut sebagi faktor sosio demografi

antara lain : pendidikan orang tua, pekerjaan, pendapatan, dan besar keluarga.

Dari sekian banyak faktor antara yang mempengaruhi kematian ibu dan bayi,

menurut Utomo (1985) adalah pendidikan ibu. Tingkat pendidikan ibu

berpengaruh terhadap tingkat pengertiannya pada perawatan kesehatan dan

Page 21: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

25

higiene, perlunya pemeriksaan kehamilan dan pasca persalinan, serta

kesadarannya terhadap kesehatan anak dan keluarganya. Disamping itu

pendidikan berkaitan erat dengan faktor sosial ekonomi lainnya seperti

pendapatan, pekerjaan, kebiasaan hidup, makanan dan tempat tinggal. Penduduk

dengan pendidikan rendah biasanya berpendapatan rendah, bertempat tinggal di

lingkungan miskin dan buruk sehingga resiko kesakitan dan kematian yang tinggi.

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor penting yang ikut

menentukan keadaan gizi anak. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan

orang tua dengan keadaan gizi anak yaitu : 1) Tingkat pendidikan kepala rumah

tangga secara langsung atau tidak langsung menentukan keadaan ekonomi rumah

tangga, 2) pendidikan istri disamping modal utama dalam perekonomian rumah

tangga juga berperan dalam menyusun pola makanan untuk rumah tangga

(Tarwotjo & Soekirman 1988). Tingkat pendidikan yang dimiliki ibu hamil juga

berperan penting dalam kepedulian ibu terhadap janin yang dikandungnya.

Sajogyo dkk (1994) menyatakan bahwa secara tidak langsung pengetahuan

gizi ibu akan mempengaruhi status gizi anak. Tetapi berdasarkan penelitian

Schafer, dkk (1993), pengetahuan gizi yang baik tidaklah selalu diikuti oleh

perilaku gizi yang baik. Hal ini disebabkan oleh rendahnya daya beli dan

ketersediaan waktu ibu untuk menyiapkan makanan. Menurut Hardinsyah (1986),

tingginya status ekonomi seseorang belum dapat menjamin tercapainya keadaan

gizi yang baik bila tidak disertai dengan pengetahuan gizi yang baik pula.

Pengetahuan ibu terhadap gizi dan permasalahannya sangat berpengaruh terhadap

status gizi keluarga (Suhardjo 1989). Ibu hamil yang memiliki pengetahuan gizi

yang baik akan mampu memilih jenis makanan yang tepat untuk dirinya dan

janinnya baik dari segi kuantitas maupun kualitas makanan yang dikonsumsi.

Selain pengetahuan gizi, pengetahuan kesehatan kehamilan juga perlu bagi ibu

hamil. Dengan demikian pengetahuan gizi dan kesehatan merupakan salah satu

faktor protektif dalam mempertahankan kualitas kehamilan.

Pendapatan keluarga mempunyai peran yang penting terutama dalam

memberikan efek terhadap taraf hidup mereka. Efek disini lebih berorientasi pada

kesejahteraan dan kesehatan, dimana perbaikan pendapatan akan meningkatkan

tingkat gizi masyarakat. Pendapatan akan menentukan daya beli terhadap pangan

Page 22: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

26

dan fasilitas lain (pendidikan, perumahan, kesehatan, dll) yang dapat

mempengaruhi status gizi.

Sajogyo dkk (1994) bahwa pendapatan keluarga mempunyai peran yang

penting terutama dalam memberikan efek terhadap taraf hidup mereka. Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Kartika dkk (2002) bahwa faktor pendapatan

berkorelasi positif dengan tumbuh kembang anak dalam hal ini terkait dengan

pemenuhan asupan energi dan zat gizi terutama protein. Pendapatan menyebabkan

daya beli yang rendah sehingga tidak mampu membeli makanan dalam jumlah

yang diperlukan, keadaan ini sangat berbahaya untuk kesehatan keluarga dan

akhirnya dapat berakibat buruk terhadap keadaan status gizi terutama bagi ibu

hamil, menyusui, dan anak balita.

Banyaknya anggota keluarga akan mempengaruhi konsumsi pangan.

Suhardjo (1989) mengatakan bahwa ada hubungan nyata antara besar keluarga

dan kurang gizi pada masing-masing keluarga. Jumlah anggota keluarga yang

semakin besar tanpa diimbangi dengan meningkatnya pendapatan dapat

menyebabkan distribusi pangan dan gizi semakin tidak merata. Pangan yang

tersedia untuk satu keluarga yang besar mungkin hanya cukup untuk keluarga

yang besarnya setengah dari keluarga tersebut. Keadaan yang demikian tidak

cukup untuk mencegah timbulnya gangguan gizi pada keluarga besar.

Dalam kaitannya dengan pengeluaran rumah tangga baik pangan maupun

non pangan, Harper (1988) mencoba menghubungkan dua variabel utama yakni

besar keluarga dengan konsumsi pangan, yakni menunjukkan bahwa keluarga

miskin dengan jumlah anak yang banyak akan lebih sulit untuk memenuhi

kebutuhan pangannya, jika dibandingkan keluarga dengan jumlah anak sedikit.

Lebih lanjut dikatakan bahwa keluarga dengan konsumsi pangan yang kurang

dapat menimbulkan defisiensi gizi terutama pada ibu hamil dan menyusui, bayi

dan anak balitanya. Rachmawati (2004) menyatakan bahwa pengeluaran keluarga

untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan ibu hamil seperti pemeriksaan

kehamilan serta persalinan untuk kelurga miskin masih sangat rendah. Hal ini

terbukti bahwa besar keluarga serta tingkat pendapatan keluarga juga menentukan

kualitas kehamilan dan persalinan. Saat ini fasilitas yang tersedia bagi keluarga

miskin adalah Kartu Sehat sebagai alternatif pemecahan berbagai masalah

Page 23: Kajian Indeks Massa Tubuh (IKT) dan Pertambahan Berat Badan … II... · 6 Tabel 1 Komposisi pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan Pertambahan Berat (g) pada Komposisi

27

kesehatan terutama dalam menangani masalah-masalah yang terkait dengan

kehamilan misalnya komplikasi kehamilan (pereklampsia berat dan eklampsia)

serta upaya peningkatan pemeriksaan selama kehamilan sehingga pada akhirnya

bayi yang dilahirkan dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

normal (Depkes 1998).