kajian dan pemetaan rupabumi kota tangerang

55
Tiar Pandapotan Purba, Heru Sunarko [2012] Penyusunan Kajian dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang Sebagai salah satu anggota persatuan bangsa-bangsa (PBB) adalah sebuah kehormatan bangsa dan kewajiban bagi bangsa Indonesia untuk turut serta dalam kelompok kerja United Nations Conferenes on Standardization of Geographical Names (UNCSGN) di bawah UN-ECOSOC yang bertugas untuk melakukan pembakuan nama rupabumi terutama untuk wilayah Indonesia- Asia Pasifik. Dokumen ini adalah bentuk peranserta dari Kota Tangerang untuk menjalankan fungsi dari PPNR (Panitia Pembakuan Nama Rupabumi) dalam skala nasional. Semoga bermanfaat. [Type the company name] [Type the company address] [Type the phone number] [Type the fax number]

Upload: tiar-pandapotan-purba

Post on 30-Jul-2015

608 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

TIAR PANDAPOTAN PURBA, HERU SOENARKO

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Tia

r P

and

apo

tan

Pu

rba,

Her

u S

un

ark

o

[20

12

]

Pe

ny

usu

na

n K

aji

an

da

n P

em

eta

an

R

up

ab

um

i K

ota

Ta

ng

era

ng

Sebagai salah satu anggota persatuan bangsa-bangsa (PBB) adalah sebuah kehormatan bangsa dan kewajiban bagi bangsa Indonesia untuk turut serta dalam kelompok kerja United Nations Conferenes on Standardization of Geographical Names (UNCSGN) di bawah UN-ECOSOC yang bertugas untuk melakukan pembakuan nama rupabumi terutama untuk wilayah Indonesia-Asia Pasifik. Dokumen ini adalah bentuk peranserta dari Kota Tangerang untuk menjalankan fungsi dari PPNR (Panitia Pembakuan Nama Rupabumi) dalam skala nasional. Semoga bermanfaat.

[Type the company name] [Type the company address]

[Type the phone number] [Type the fax number]

Page 2: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 2 dari 55

Kata Pengantar

Puji syukur kepada TUHAN, oleh karena hikmat dan kuasaNya Laporan Draft Akhir

Penyusunan Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Wilayah Kota Tangerang dapat disusun sesuai

dengan syarat kerangka acuan kerja.

Laporan Draft Akhir Pekerjaan Kajian dan Pemetaan Rupabumi Wilayah Kota Tangerang

berisi mengenai latar belakang permasalahan yang dihadapi pemerintah kota Tangerang

dalam perkembangan otonomi daerah. Pemekaran-pemekaran yang terjadi berdampak

terhadap permasalahan administrasi di wilayah kota. Untuk itu pekerjaan ini menjadi penting

untuk dilaksanakan guna mencapai tertib administrasi di pemerintahan. Selain itu isu utama

yang sangat penting adalah pembakuan nama rupabumi yang telah dikaji untuk ditetapkan

oleh Panitia Pembakuan Nama Rupabumi (PPNR) yang dibentuk ditingkat wilayah kota,

provinsi, nasional hingga di UN-CSGN-ECOSOC.

Kegiatan ini penting dilakukan agar integrasi wilayah baik itu dalam skala lokal, nasional dan

internasional semakin kuat dan tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun. Dengan

melakukan kegiatan pembakuan nama rupabumi dengan pendekatan gazeetir maka

diharapkan kegiatan ini dapat terus dilakukan kepada semua unsur rupabumi lainnya yang

prioritas.

Gazetir dapat dilakukan pengkinian informasinya secara berkala, untuk itu diharapkan

laporan ini menjadi sebuah awal pijakan bagi dinas/SKPD terkait untuk terus melakukan

kegiatan penamaan dan pembakuan unsur rupabumi.

Kota Tangerang, Juli 2012

Ketua Panitia Penamaan Rupabumi /PPNR Kota Tangerang

________________________________

Page 3: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 3 dari 55

Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan ......................................................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 5

1.2 Tujuan Dan Sasaran Pekerjaan ........................................................................................... 5

1.3 Sasaran Kegiatan ................................................................................................................ 6

1.4 Produk Akhir ........................................................................................................................ 6

1.5 Ruang Lingkup Pekerjaan ................................................................................................... 6

1.5.1 Ruang Lingkup Substansi .................................................................................................7

1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah Pekerjaan ..................................................................................7

1.6 Metodologi Pekerjaan ........................................................................................................ 8

1.7 Kerangka Berfikir Pekerjaan .............................................................................................. 10

1.8 Kerangka Berfikir Mikro Pekerjaan .................................................................................... 11

1.9 Kerangka Berfikir Makro Pekerjaan .................................................................................. 12

1.10 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ...................................................................................... 13

Bab 2 Profil Wilayah Kota Tangerang .......................................................................................... 16

2.1. Sejarah Tangerang ......................................................................................................... 16

2.2. Asal Mula Penduduk Kota Tangerang ........................................................................... 18

2.3. Profil Kota Tangerang ................................................................................................... 20

Bab 3 Rupabumi Kota Tangerang ................................................................................................ 32

3.1. Unsur Alami ....................................................................................................................33

3.2. Unsur Buatan ..................................................................................................................33

Bab 4 Gazetir Instansi Kota Tangerang ...................................................................................... 38

4.1 Gazetir Instansi Pusat Pemerintah Kota Tangerang ......................................................... 38

3.2 Gazetir Lokasi Instansi Pemerintah Kecamatan ................................................................ 43

3.3 Gazetir Lokasi Instansi Pemerintah Kelurahan ................................................................. 44

Page 4: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 4 dari 55

Bab 5 Penutup .............................................................................................................................. 50

Lampiran Daftar Unsur Rupabumi ............................................................................................... 52

Daftar Unsur Rupabumi Skala 1:25.000 Dan 1:50.000 ............................................................. 52

Page 5: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 5 dari 55

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejalan dengan perkembangan Otonomi daerah dimana dimungkinkannya pemekaran

wilayah guna efektifitas pelayanan publik secara maksimal, akan berimbas kepada

berubahnya pola dan nama pengadministrasian wilayah yang merupakan dampak

langsung dari pergantian administrasi kepemerintahan daerah beserta jajaran

dibawahnya, dalam hal pemekaran wilayah di kabupaten kota, dengan terbentuknya

wilayah administratif kecamatan dan kelurahan baru misalnya, tentu akan memerlukan

pola dan nama pengadministrasian wilayah kecamatan dan kelurahan yang baru pula.

Pemberian dan pembakuan nama unsur geografis di wilayah kabupaten dan kota ini

menjadi suatu pekerjaan yang sangat penting untuk dilaksanakan karena merupakan

suatu titik akses langsung dan intuitif terhadap sumber informasi lain, yang dapat

membantu untuk pengambilan keputusan bagi para pembuat kebijakan serta membantu

kerjasama diantara organisasi di tingkat kabupaten dan kota maupun tingkat nasional.

Penamaan rupabumi suatu daerah kabupaten kota harus memiliki keunikan yang

menunjukan identitas daerah, letak geografis yang pasti dan memiliki batas wilayah yang

jelas.

Tanpa adanya pembakuan dalam penggunaan nama rupabumi, akan terjadi kerancuan

dan kekacauan pada alur sistem kepemerintahan di daerah dan pada kehidupan sosial

dan ekonomi di masyarakat.

1.2 TUJUAN DAN SASARAN PEKERJAAN

Kegiatan pembakuan nama rupabumi bertujuan untuk menciptakan sinergitas,

kesinambungan dan koordinasi yang berkelanjutan antara Pemerintah, Propinsi dan

Kabupaten/Kota guna memantapkan data dan informasi akurat mengenai nama

rupabumi baik untuk kepentingan daerah, propinsi, dan pembangunan nasional.

Page 6: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 6 dari 55

Pembakuan nama rupabumi dilakukan dengan tujuan :

a) Mewujudkan tertib administrasi di bidang pembakuan nama rupabumi di Kota

Tangerang;

b) Menjamin tertib administrasi di Kota Tangerang;

c) Mewujudkan data dan informasi akurat mengenai nama rupabumi di di Kota

Tangerang, baik untuk kepentingan pembangunan daerah maupun pembangunan

tingkat nasional.

d) Menunjang adanya gasetir nasional sehingga ada kesamaan pengertian mengenai

nama rupabumi di Kota Tangerang dan di lndonesia pada umumnya;

1.3 SASARAN KEGIATAN

Adapun sasaran yang akan dicapai dalam pekerjaan ini, untuk mencapai empat (4) tujuan

diatas adalah sebagai berikut :

a) Teridentifikasinya unsur-unsur rupa bumi di wilayah kota Tangerang

b) Teridentifikasinya permasalahan-permasalahan pemetaan di wilayah kota Tangerang

terhadapa pedoman pembakuan nama rupa bumi

c) Teridentifikasinya nama, sejarah dan lokasi rupa bumi di wilayah kota tangerang

1.4 PRODUK AKHIR

Gezetir lokasi instansi di wilayah Kota Tangerang

1.5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Adapun ruang lingkup pekerjaan terbagi atas dua (2), yang pertama ruang lingkup

substansi pekerjaan yang berisi cakupan substansi pembahasan yang dikaji dan

dipaparkan dalam pelaporan. Yang kedua adalah ruang lingkup wilayah pekerjaan yaitu

lokasi dimana pekerjaan dilakukan.

Page 7: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 7 dari 55

1.5.1 RUANG LINGKUP SUBSTANSI

Ruang lingkup susbtansi pekerjaan terdiri atas ; (i) rupabumi Kota Tangerang, yaitu

keseluruhan topomini yang ada di Kota Tangerang lengkap dengan elemen, posisi,

lokasi dan berbagai informasi yang diperlukan. (ii) Gazetir atau yang disebut dengan

Gazetteer, daftar nama unsur rupabumi baku yang dilengkapi dengan informasi

tentang jenis elemen, posisi geografis, lokasi wilayah administrasi, dan berbagai

informasi lain yang diperlukan didalam pekerjaan ini dibatasi hanya : LOKASI

INSTANSI PEMERINTAHAN KOTA TANGERANG. (iii) Kajian Genealogi adalah kajian

nama lokasi sejarahnya, turunannya, asalnya. Baik itu menggunakan teknik dari mulut

ke mulut atau rekaman lain yang menunjukkan adanya hubungan yang ditampilkan

dalam bentuk bagan atau juga narasi yang baik.

1.5.2 RUANG LINGKUP WILAYAH PEKERJAAN

Ruang lingkup wilayah pekerjaan dibatas oleh administrasi wilayah pemerintahan

Kota Tangerang.

Page 8: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 8 dari 55

1.6 METODOLOGI PEKERJAAN

Metodologi pekerjaan terdiri atas ;

a) Pengumpulan data dasar

Data dasar yang digunakan adalah Peta Rupabumi dijital skala 1:25.000 s/d

1:50.000 yang diterbitkan oleh Badan Geospasial Indonesia/Bakosurtanal, dan

atau yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Kota Tangerang mencakup wilayah

(1) Kecamatan Tangerang, (2) Kecamatan Karawaci, (3) Kecamatan Jatiuwung, (4)

Kecamatan Cibodas, (5) Kecamatan Periuk, (6) Kecamatan Neglasari, (7)

Kecamatan Batu Ceper, (8) Kecamatan Benda, (9) Kecamatan Cipondoh, (10)

Kecamatan Pinang, (11) Kecamatan Ciledug, (12) Kecamatan Larangan, (13)

Kecamatan Karangtengah. Peta ini digunakan sebagai data dasar dalam

pengumpulan nama-nama jalan di kedua wilayah kecamatan tersebut.

b) Pengumpulan data penunjang

Page 9: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 9 dari 55

Pengumpulan data penunjang berupa peta-peta dari Bakosurtanal, dari Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah dan sumber lain yang dapat menjadi acuan.

c) Kajian sejarah,asal kata, asal bahasa, pengucapan dan genealogi

d) Penyusunan basis data

Penyusunan basis data gazetir lokasi instansi pemerintahan kota tangerang, dari

level kota, kecamatan, kelurahan, hingga desa. Disimpan dalam basis data digital

yang dapat dilakukan pemutakhiran kapan saja.

e) Input data

Setelah dilakukan penyusunan basis data digital, maka dilakukan input atau

pemasukan data dan pengintegrasian dengan peta yang ada. Dan melakukan

proses verifikasi dan valid.

Page 10: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 10 dari 55

1.7 KERANGKA BERFIKIR PEKERJAAN

INPUT PROSES OUTPUT

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR

Kajian Kebijakan dan Pedoman :

1. Resolusi PBB no 4 tahun 1967 tentang

Pembakuan Nama Unsur Geografi di

Negara-negara anggota PBB.

2. Resolusi PBB no 15 tahun 1987 tentang

otoritas pembentukan dan pembakuan

nama unsur geografi nasional bagi

negara-negara anggota PBB yang belum

memiliki/melakukannya.

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah.

4. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun

2006 tentang Tim Nasional Pembakuan

Nama Rupabumi;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

39 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum

Pembakuan Nama Rupa Bumi;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

35 Tahun 2009 tentang Pedoman

Pembentukan Panitia Pembakuan Nama

Rupabumi.

7. UU No 4/2011 Geospasial dan PP Tingkat

Ketelitian Peta PP No 10/2000

8. PERDA no 36 Tahun 2002 tentang RTRW

Provinsi Banten

9. PERDA No 23 Tahun 2000 tentang RTRW

Kota Tangerang

10. Pedoman Prinsip, Kebijakan, dan

Prosedur Pemberian Nama Rupabumi

Data dan Informasi :

1. Peta Bakosurtanal terupdate skala 1 juta s/d 10.000;

2. Peta sejarah masa kerajaan/kesultanan Banten

3. Peta sejarah colonial belanda 4. Peta RTRW Provinsi dan RTRW Kota

Tangerang 5. Sejarah Banten, Tangerang, dan lainnya

yang memiliki nilai budaya dunia, nasional local terkait secara spasial/keruangan/unsur geografis.

A. Analisis perubahan batas

unsur geografis;

1. Proses tumpang tindih

(overlay).

B. Analisis unsur dan

pembakuan nama ;

1. Kajian Genealogi, Asal bahasa,

pengucapan, dll

2. Prinsip pemberian nama;

3. Kebijakan pemberian nama;

4. Perkembangan pendapatan

asli daerah;

5. Prosedur pemberian nama;

Alat analisis/metoda;

1. Peta Bakosurtanal; 2. Perangkat lunak

ArcGIS/Mapinfo; 3. Perangkat keras komputer; 4. Rapat (Conterpart Meeting)

antara pemberi pekerjaan, PPNR dan Pelaksana Pekerjaan;

5. Survey Lapangan;

LAPORAN KAJIAN DAN PEMETAAN RUPA BUMI KOTA TANGERANG

1. PENDAHULUAN; 2. GAMBARAN UMUM KOTA

TANGERANG; 3. UNSUR UNSUR RUPA BUMI

KOTA TANGERANG; 4. GAZETIR LOKASI INSTANSI

KOTA TANGERANG 5. PEMBAKUAN NAMA UNSUR

RUPA BUMI DAN GAZETIR LOKASI INSTANSI

Page 11: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 11 dari 55

1.8 KERANGKA BERFIKIR MIKRO PEKERJAAN

Menjawab Tujuan 1 Pekerjaan;

1. Kajian Genealogi

2. Kajian dan Analisis

menggunakan pedoman prinsip,

kebijakan dan prosedur

pembakuan nama;

Menjawab Tujuan 2 Pekerjaan;

1. Kajian dan Analisis

menggunakan pedoman prinsip,

kebijakan dan prosedur

pembakuan nama;

2. Proses verifikasi lapangan

mendapatkan bukti lapangan

dan permasalahan.

Menjawab Tujuan 3 Pekerjaan;

1. Kajian dan analisis teknokratis

dengan Sistem Informasi

Geografis;

2. Proses verifikasi lapangan

mendapatkan bukti lapangan

dan permasalahan;

Menjawab Tujuan 4 Pekerjaan;

1. Melakuan rapat counterpart

dengan Pemberi Pekerjaan,

PPNR dan Konsultan Pelaksana;

2. Pembakuan nama rupabumi

wilayah Kota Tangerang;

3. Memberikan rekomendasi

kepada PPNR Nasional.;

1. PENDAHULUAN;

2. GAMBARAN UMUM KOTA

TANGERANG;

3. UNSUR UNSUR RUPA BUMI

KOTA TANGERANG;

4. GAZETIR LOKASI INSTANSI

KOTA TANGERANG

5. PEMBAKUAN NAMA UNSUR

RUPA BUMI GAZETIR

LOKASI INSTANSI

TUJUAN KEGIATAN

KAJIAN DAN PEMETAAN

RUPABUMI KOTA TANGERANG

Page 12: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 12 dari 55

1.9 KERANGKA BERFIKIR MAKRO PEKERJAAN

Page 13: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 13 dari 55

1.10 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

No Uraian

Minggu ke -

Bulan Ke -1 Bulan Ke -2 Bulan Ke -3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

I TAHAP PERSIAPAN

1.1 Penyiapan Administrasi Proyek

1.2 Pemantapan Metodologi dan Rencana Kerja

1.3 Pengumpulan data-data spasial dan non spasial

1.4 Persiapan Penyusunan Daftar List Nama Unsur Rupabumi

II TAHAP SURVEY

2.1 Survey di Kecamatan Tangerang dan Karawaci

2.2 Survey di Kecamatan Jatiuwung dan Cibodas

2.3 Survey di Kecamatan Periuk dan Neglasari

2.4 Survey di Kecamatan Batu Ceper dan Benda

2.5 Survey di Kecamatan Cipondoh dan Pinang

2.6 Survey di Kecamatan Ciledug dan Larangan, Karangtengah

Page 14: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 14 dari 55

No Uraian

Minggu ke -

Bulan Ke -1 Bulan Ke -2 Bulan Ke -3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

III TAHAP ANALISIS

3.1 Analisis berdasarkan pedoman Prinsip, Kebijakan dan Prosedur Pembakuan Nama Rupabumi.

3.2 Analisis Sosiologi/budaya sejarah pemberian nama, pengucapan, asal kata.

3.3 Analisis Tumpang tindih/overlay.

IV TAHAP AKHIR dan PEMBAKUAN UNSUR

4.1

Penetapan definitive batas administrasi wilayah desa, kelurahan, kecamatan dan wilayah kota.

4.2 Gasetir rupabumi kota tangerang.

4.3 Gasetir lokasi instansi kota tangerang.

4.4 Pembakuan nama unsur dan lainnya.

V PELAPORAN & SEMINAR

7.1 Laporan Pendahuluan

7.2 Laporan Akhir

Page 15: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 15 dari 55

No Uraian

Minggu ke -

Bulan Ke -1 Bulan Ke -2 Bulan Ke -3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

7.3 Rapat Koordinasi & Counterpart

Page 16: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 16 dari 55

BAB 2 PROFIL WILAYAH KOTA TANGERANG

2.1. SEJARAH TANGERANG

Dulu bernama Tanggeran

Menurut tradisi lisan yang menjadi pengetahuan masyarakat Tangerang, nama daerah

Tengerang dulu dikenal dengan sebutan Tanggeran yang berasal dari bahasa Sunda

yaitu tengger dan perang. Kata “tengger” dalam bahasa Sunda memiliki arti “tanda”

yaitu berupa tugu yang didirikan sebagai tanda batas wilayah kekuasaan Banten dan

VOC, sekitar pertengahan abad 17. Oleh sebab itu, ada pula yang menyebut Tangerang

berasal dari kata Tanggeran (dengan satu g maupun dobel g). Daerah yang dimaksud

berada di bagian sebelah barat Sungai Cisadane (Kampung Grendeng atau tepatnya di

ujung jalan Otto Iskandar Dinata sekarang). Tugu dibangun oleh Pangeran Soegiri, salah

satu putra Sultan Ageng Tirtayasa. Pada tugu tersebut tertulis prasasti dalam huruf Arab

gundul dengan dialek Banten, yang isinya sebagai berikut:

Bismillah peget Ingkang Gusti

Diningsun juput parenah kala Sabtu

Ping Gasal Sapar Tahun Wau

Rengsena Perang nelek Nangeran

Bungas wetan Cipamugas kilen Cidurian

Sakebeh Angraksa Sitingsung Parahyang-Titi

Terjemahan dalam bahasa Indonesia :

Dengan nama Allah tetap Maha Kuasa

Dari kami mengambil kesempatan pada hari Sabtu

Tanggal 5 Sapar Tahun Wau

Sesudah perang kita memancangkan Tugu

Page 17: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 17 dari 55

Untuk mempertahankan batas Timur Cipamugas

(Cisadane) dan Barat yaitu Cidurian

Semua menjaga tanah kaum Parahyang

Sedangkan istilah “perang” menunjuk pengertian bahwa daerah tersebut dalam

perjalanan sejarah menjadi medan perang antara Kasultanan Banten dengan tentara

VOC. Hal ini makin dibuktikan dengan adanya keberadaan benteng pertahanan

kasultanan Banten di sebelah barat Cisadane dan benteng pertahanan VOC di sebelah

Timur Cisadane. Keberadaan benteng tersebut juga menjadi dasar bagi sebutan daerah

sekitarnya (Tangerang) sebagai daerah Beteng.Hingga masa pemerintahan kolonial,

Tangerang lebih lazim disebut dengan istilah “Beteng”.

Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, sekitar tahun 1652, benteng

pertahanan kasultanan Banten didirikan oleh tiga maulana (Yudhanegara, Wangsakara

dan Santika) yang diangkat oleh penguasa Banten. Mereka mendirikan pusat

pemerintahan kemaulanaan sekaligus menjadi pusat perlawanan terhadap VOC di

daerah Tigaraksa. Sebutan Tigaraksa, diambil dari sebutan kehormatan kepada tiga

maulana sebagai tiga pimpinan (tiga tiang/pemimpin). Mereka mendapat mandat dari

Sultan Agung Tirtoyoso (1651-1680) melawan VOC yang mencoba menerapkan monopoli

dagang yang merugikan Kesultanan Banten.Namun, dalam pertempuran melawan VOC,

ketiga maulana tersebut berturut-turut gugur satu persatu.

Perubahan sebutan Tangeran menjadi Tangerang terjadi pada masa daerah Tangeran

mulai dikuasai oleh VOC yaitu sejak ditandatangani perjanjian antara Sultan Haji dan VOC

pada tanggal 17 April 1684. Daerah Tangerang seluruhnya masuk kekuasaan

Belanda.Kala itu, tentara Belanda tidak hanya terdiri dari bangsa asli Belanda (bule)

tetapi juga merekrut warga pribumi di antaranya dari Madura dan Makasar yang di

Page 18: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 18 dari 55

antaranya ditempatkan di sekitar beteng. Tentara kompeni yang berasal dari Makasar

tidak mengenal huruf mati, dan terbiasa menyebut “Tangeran” dengan “Tangerang”.

Kesalahan ejaan dan dialek inilah yang diwariskan hingga kini.

Sebutan “Tangerang” menjadi resmi pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945.

Pemerintah Jepang melakukan pemindahan pusat pemerintahan Jakarta (Jakarta Ken)

ke Tangerang yang dipimpin oleh Kentyo M Atik Soeardi dengan pangkat Tihoo Nito

Gyoosieken seperti termuat dalam Po No. 34/2604.Terkait pemindahan Jakarta Ken

Yaskusyo ke Tangerang tersebut, Panitia Hari Jadi Kabupaten Tangerang kemudian

menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahir pemerintahan Tangerang yaitu pada

tanggal 27 Desember 1943.Selanjutnya penetapan ini dikukuhkan dengan Peraturan

Daerah Tingkat II Kabupaten Tangerang Nomor 18 Tahun 1984 tertanggal 25 Oktober

1984.

2.2. ASAL MULA PENDUDUK KOTA TANGERANG

Latar belakang penduduk yang mendiami Tangerang dalam sejarahnya dapat diketahui

dari berbagai sumber antara lain sejumlah prasasti, berita-berita Cina, maupun laporan

perjalanan bangsa kulit putih di Nusantara.

“Pada mulanya, penduduk Tangeran boleh dibilang hanya beretnis dan berbudaya

Sunda. Mereka terdiri atas penduduk asli setempat, serta pendatang dari Banten,

Bogor, dan Priangan. Kemudian sejak 1526, datang penduduk baru dari wilayah pesisir

Kesultanan Demak dan Cirebon yang beretnis dan berbudaya Jawa, seiring dengan

proses Islamisasi dan perluasan wilayah kekuasaan kedua kesultanan itu. Mereka

menempati daerah pesisir Tangeran sebelah barat”.

Orang Banten yang menetap di daerah Tangerang diduga merupakan warga campuran

etnis Sunda, Jawa, Cina, yang merupakan pengikut Fatahillah dari Demak yang

Page 19: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 19 dari 55

menguasai Banten dan kemudian ke wilayah Sunda Calapa. Etnis Jawa juga makin

bertambah sekitar tahun 1526 tatkala pasukan Mataram menyerbu VOC. Tatkala

pasukan Mataram gagal menghancurkan VOC di Batavia, sebagian dari mereka menetap

di wilayah Tangeran.

Orang Tionghoa yang bermigrasi ke Asia Tenggara sejak sekitar abad 7 M, diduga juga

banyak yang kemudian menetap di Tangeran seiring berkembangnya Tionghoa-muslim

dari Demak. Di antara mereka kemudian banyak yang beranak-pinak dan melahirkan

warga keturunan. Jumlah mereka juga kian bertambah sekitar tahun 1740. Orang

Tionghoa kala itu diisukan akan melakukan pemberontakan terhadap VOC. Konon

sekitar 10.000 orang Tionghoa kemudian ditumpas dan ribuan lainnya direlokasi oleh

VOC ke daerah sekitar Pandok Jagung, Pondok Kacang, dan sejumlah daerah lain di

Tangeran. Di kemudian hari, di antara mereka banyak yang menjadi tuan-tuan tanah

yang menguasai tanah-tanah partikelir.

Penduduk berikutnya adalah orang-orang Betawi yang kini banyak tinggal di perbatasan

Tangerang-Jakarta. Mereka adalah orang-orang yang di masa kolonial tinggal di Batavia

dan mulai berdatangan sekitar tahun 1680. Diduga mereka pindah ke Tangeran karena

bencana banjir yang selalu melanda Batavia.

Menurut sebuah sumber, pada tahun 1846, daerah Tangeran juga didatangi oleh orang-

orang dari Lampung. Mereka menempati daerah Tangeran Utara dan membentuk

pemukiman yang kini disebut daerah Kampung Melayu (Thahiruddin, 1971).

Di jaman kemerdekaan dan Orde Baru, penduduk Tangerang makin beragam etnis.

Berkembangnya industri di sana, mengakibatkan banyak pendatang baik dari Jawa

maupun luar Jawa yang akhirnya menjadi warga baru. Menurut sensus penduduk tahun

1971, penduduk Tangerang berjumlah 1.066.695, kemudian di tahun 1980 meningkat

Page 20: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 20 dari 55

menjadi 1.815.229 dan hingga tahun 1996 tercatat mencapai 2.548.200 jiwa. Rata-rata

pertumbuhan per-tahunnya mencapai 5,23% per tahun.

Untuk sekedar memetakan persebaran etnis-etnis di Tangerang, dapat disebutkan di sini

bahwa daerah Tangerang Utara bagian timur berpenduduk etnis Betawi dan Cina serta

berbudaya Melayu Betawi. Daerah Tangerang Timur bagian selatan berpenduduk dan

berbudaya Betawi.Daerah Tangeran Selatan berpenduduk dan berbudaya Sunda.

Sedang daerah Tangeran Utara sebelah barat berpenduduk dan berbudaya Jawa.

Persebaran penduduk tersebut di masa kini tidak lagi bisa mudah dibaca mengingat

banyaknya pendatang baru dari berbagai daerah. Maka, apabila ingin mengetahui

persebaran etnis di Tangerang, tentunya dibutuhkan studi yang lebih mendalam.

2.3. PROFIL KOTA TANGERANG

a) Kondisi Geografis

Kota Tangerang yang terbentuk pada tanggal 28 Februari 1993 berdasarkan Undang-

Undang No. 2 Tahun 1993, secara geografis terletak pada 106’36 – 106’42 Bujur Timur

(BT) dan 6’6 - 6 Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah 183,78 Km2 (termasuk luas

Bandara Soekarno-Hatta sebesar 19,69 km2). Secara administrasi Kota Tangerang terdiri

dari 13 Kecamatan dan 104 Kelurahan (Gambar 3.3).

Kota Tangerang berada pada ketinggian 10 - 30 meter di atas permukaan laut (dpl),

dengan bagian utara memiliki rata-rata ketinggian 10 meter dpl seperti Kecamatan

Neglasari, Kecamatan Batuceper, dan Kecamatan Benda. Sedangkan bagian selatan

memiliki ketinggian 30 meter dpl seperti Kecamatan Ciledug dan Kecamatan Larangan.

Adapun batas administrasi Kota Tangerang adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Kecamatan Teluknaga dan Kecamatan Sepatan,

Kabupaten Tangerang.

Page 21: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 21 dari 55

Sebelah selatan : Kecamatan Curug, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Pondok

Aren, Kota Tangerang Selatan.

Sebelah timur : DKI Jakarta.

Sebelah Barat : Kecamatan Pasar Kemis dan Cikupa, Kabupaten

Tangerang.

Memperhatikan posisi geografis, maka Kota Tangerang memiliki letak strategis karena

berada di antara DKI Jakarta, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang. Sesuai

dengan Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang Pengembangan Jabotabek

(Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi), Kota Tangerang merupakan salah satu daerah

penyangga Ibukota Negara DKI Jakarta.

Page 22: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 22 dari 55

Posisi strategis tersebut menjadikan perkembangan Kota Tangerang berjalan dengan

pesat. Pada satu sisi, menjadi daerah limpahan dari berbagai kegiatan di Kota Jakarta, di

sisi lainnya Kota Tangerang menjadi daerah kolektor pengembangan wilayah Kabupaten

Tangerang sebagai daerah dengan sumber daya alam yang produktif. Pesatnya

perkembangan Kota Tangerang, didukung pula dari tersedianya sistem jaringan

transportasi terpadu dengan wilayah Jabodetabek, serta aksesibilitas dan konektivitas

berskala nasional dan internasional yang baik sebagaimana tercermin dari keberadaan

Bandara International Soekarno-Hatta, Pelabuhan International Tanjung Priok, serta

Pelabuhan Bojonegara sebagai gerbang maupun outlet nasional. Kedudukan

geostrategis Kota Tangerang tersebut telah mendorong bertumbuhkembangnya

aktivitas industri, perdagangan dan jasa yang merupakan basis perekonomian Kota

Tangerang saat ini.

b) Kondisi Kondisi Topografis

Secara topografi, Kota Tangerang sebagian besar berada pada ketinggian 10-30 m di atas

permukaan laut (dpl), sedangkan bagian utaranya (meliputi sebagian besar Kecamatan

Benda) ketinggiannya rata-rata 10 m dpl, sedang bagian selatan memiliki ketinggian 30 m

dpl. Selanjutnya Kota Tangerang mempunyai tingkat kemiringan tanah 0-3% dan sebagian

kecil (yaitu di bagian selatan kota) kemiringan tanahnya antara 3-8% berada di Kelurahan

Parung Serab, Kelurahan Paninggilan Selatan dan Kelurahan Cipadu Jaya.

Disamping itu wilayah Kota Tangerang dilalui oleh 3 (tiga) aliran sungai yaitu sungai

Cisadane, kali Angke dan kali Cirarab dengan panjang daerah yang dilalui 32 kilometer

ditambah dengan rata-rata curah hujan yang tinggi yaitu 2.494,60 mm per bulan selama

210 hari, hal ini mengakibatkan hampir setiap tahun terdapat daerah-daerah yang dilalui

aliran sungai tersebut mengalami genangan air dengan luas 180,5 ha tersebar di 49 lokasi

Page 23: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 23 dari 55

pada kawasan pemukiman dan jalan. Daerah genangan air tersebut antara lain di

Kecamatan Larangan, Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Cipondoh, Kecamatan

Pinang dan Kecamatan Periuk. Dari aspek penggunaan lahan memperlihatkan bahwa

Kota Tangerang merupakan daerah perkotaan (urbanized area). Hal ini ditunjukkan

dengan luas wilayah yang sudah terbangun mencapai 48 % ( 8. 510 Ha), sedangkan

sisanya sekitar 52 % ( 9.220 Ha) belum terbangun. Lahan yang telah terbangun tersebut

pemanfaatannya meliputi: permukiman, industri, perdagangan dan perkantoran.

c) Profil Demografi

Karakteristik penduduk yang meliputi usia, tempat tinggal dan tingkat pendidikan sangat

mempengaruhi kebijakan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kota

Tangerang dan wilayah sekitarnya menjadikan pertumbuhan penduduk tidak hanya

dipengaruhi dari kelahiran (fertilitas), tetapi juga dari perpindahan (migrasi). Hal ini tidak

terlepas dari posisi Kota Tangerang sebagai hinterland DKI Jakarta.

Jumlah penduduk/sumberdaya manusia yang berkualitas merupakan modal

pembangunan yang berharga, namun demikian bila kualitasnya kurang baik ditambah

dengan pertumbuhan yang tidak terkendali maka akan menjadikan permasalahan dalam

pelaksanaan pembangunan. Jumlah penduduk Kota Tangerang adalah Pertumbuhan

penduduk dalam kurun waktu tahun 2000-2007 cukup fluktuatif antara 0,64 % sampai

dengan 4,62%. Seiring dengan pertambahan penduduk dengan luas wilayah yang tetap

maka tingkat kepadatan akan semakin bertambah.

Informasi tentang jumlah penduduk serta komposisi penduduk menurut umur, jenis

kelamin, pendidikan, tempat tinggal, pekerjaan dan lain-lain, penting diketahui terutama

untuk mengembangkan perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan

ekonomi, sosial, politik, lingkungan dan lainnya, yang terkait dengan peningkatan

kesejahteraan manusia.

Page 24: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 24 dari 55

Grafik Jumlah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

Sumber : RPIJM Kota Tangerang, 2010

Berdasarkan grafik terlihat bahwa kepadatan penduduk Kota Tangerang mengalami

kecenderungan meningkat pada periode tahun 2001 hingga 2008 dengan total jumlah

penduduk pada tahun 2008 adalah 1.531.666 jiwa.

Grafik Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang Tahun 2000-2007

Sumber : RPIJM Kota Tangerang, 2010

Page 25: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 25 dari 55

Perhitungan kepadatan penduduk per km² dilakukan pada area Kota Tangerang dengan

luas cakupan 164.55 km² (tahun 2000 – 2007) yang sudah dikurangi dengan luas bandara.

Grafik Kepadatan Penduduk Per Km² Kota Tangerang Tahun 2000-2007

Sumber : RPIJM Kota Tangerang, 2010

d) Jumlah Rumah Tangga

Pengertian rumah tangga lebih mengacu pada sisi ekonomi, sedangkan keluarga lebih

mengacu pada hubungan kekerabatan, fungsi sosial dan lain sebagainya.

Grafik Jumlah Rumah Tangga Kota Tangerang Tahun 2000-2007

Sumber : RPIJM Kota Tangerang, 2010

Page 26: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 26 dari 55

Dari gambar di atas terlihat bahwa jumlah rumah tangga juga ikut berkembang seperti

halnya jumlah penduduk Kota Tangerang. Pada tahun 2000 jumlah rumah tangga sebesar

348.234 dan pada tahun 2007 menjadi 398.626.

Kepadatan penduduk Kota Tangerang cenderung mengalami peningkatan selama

periode tahun 2000 hingga 2007. Pada tahun 2007, total jumlah penduduk mencapai

1.575.140 jiwa, dengan komposisi 790.404 jiwa (50,18%) penduduk laki-laki dan 784.736

jiwa (49,82%) perempuan. Selama kurun waktu 2000-2007, rata-rata laju pertumbuhan

penduduk mencapai 2,62% per tahun. Capaian rata-rata laju pertumbuhan penduduk

tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan capaian Provinsi Banten 2,20%, DKI

Jakarta 1,20%, maupun Nasional 1,30% pada periode yang sama. Pertambahan jumlah

penduduk ini disebabkan karena beberapa hal seperti natalitas (kelahiran) dan migrasi

(perpindahan) dari luar wilayah Kota Tangerang ke dalam wilayah Kota Tangerang.

Selama periode 2002-2007, pertumbuhan penduduk Kota Tangerang, ditandai oleh rata-

rata kelahiran bayi hidup sebesar 29.428 jiwa per tahun, rata-rata kematian 778 jiwa per

tahun, rata-rata migrasi masuk 16.300 jiwa per tahun, serta rata-rata migrasi keluar 230

Page 27: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 27 dari 55

jiwa per tahun. Dari kondisi diatas menunjukkan, bahwa tingkat kelahiran merupakan

faktor utama yang mendorong tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kota Tangerang,

disusul oleh faktor migrasi masuk.

Terkait dengan pertumbuhan penduduk, maka pada tahun 2007, Kecamatan Larangan

dengan luas wilayah 9,40 Km2, merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk

terbesar, mencapai 14.902 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk

terbesar terdapat di Kecamatan Karawaci yaitu 171.966 jiwa.

e) Ruang Terbuka Hijau

Lokasi RTH di Kota Tangerang tidak tersebar secara menyeluruh di dalam kota, hanya

didominasi pada kecamatan tertentu. Jumlah RTH paling banyak berada di Kecamatan

Tangerang sebanyak 55 buah, selebihnya berada di Kecamatan Karawaci (3 buah),

Kecamatan Neglasari (2 buah), Kecamatan Benda (1 buah).

LUAS RTH TAHUN

2004 2005 2006 2007 2008

Luas ruang ter-buka hijau (m2)

18.063.302 18.063.302 18.063.302 18.063.302 18.063.302

Luas taman kota ( m2)

17.798.729 17.840.973 17.850.093 17.862.693 18.050.702

Luas hutan kota ( m2) 12.600 12.600 12.600 12.600 12.600

Sumber : RPIJM Kota Tangerang, tahun 2010.

f) Perumahan

Selama periode tahun 2004-2008, Jumlah rumah layak huni di Kota Tangerang semakin

meningkat setiap tahunnya, yang mengindikasikan bahwa pembangunan perumahan di

Kota Tangerang cukup berhasil. Hingga tahun 2008 sebesar 99,3% rumah di Kota

Tangerang telah tergolong layak huni.

Page 28: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 28 dari 55

KONDISI 2004 2005 2006 2007 2008

Luas Perumahan Tertata (Km2) 6.067 6.089 6.122,8 6.163,8 6.163,8

Rumah Layak Huni (unit) 246.009 254.619 264.803 275.395 286.411

Rumah Tidak Layak Huni (unit) 2.102 2.102 2.057 2.047 2.037

Sumber : RPIJM Kota Tangerang, tahun 2010.

g) Air bersih

Pelayanan air bersih melalui sistem perpipaan diperoleh dari pelayanan PDAM Kabupaten

Tangerang dengan kapasitas 740 l/det dan 42.546 sambungan, PDAM Kota Tangerang

dengan kapasitas 235 l/det dan 12.528 sambungan dan sebagian oleh swasta (21.850).

Hingga tahun 2008 sebesar 79,88% penduduk Kota Tangerang telah menggunakan air

bersih. Dari persentase tersebut sarana air bersih yang paling banyak digunakan

penduduk adalah sumur pompa (54,92%) dan sambungan langsung PDAM (21,92%).

h) Pemakaman

Hingga tahun 2008, jumlah tempat pemakaman umum di Kota Tangerang mencapai 148

unit. Pengembangan yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang lebih kepada upaya

pembangunan fisik dan pengembangan administratif. Pembangunan kegiatan fisik

berupa pematangan lahan TPU, pembangunan saluran drainase, WC Umum, peningkatan

jalan lingkungan dan jalan setapak di lingkungan pemakaman serta pemagaran batas

pemisah antara TPU Muslim dan TPU Non Muslim. Luas wilayah pemakaman di Kota

Tangerang mencapai …Ha.

i) Jaringan jalan

Jalan merupakan sarana transportasi utama di Kota Tangerang, selain kereta api.

Berdasarkan klasifikasinya, sebagian besar jalan di Kota Tangerang merupakan jalan yang

Page 29: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 29 dari 55

dikelola oleh pemerintah kota, selain itu terdapat pula jalan negara dan jalan provinsi.

Apabila dilihat dari tipe perkerasannya, maka sebagian besar jalan yang terdapat di Kota

Tangerang sudah dalam kondisi beraspal. Meskipun masih dijumpai jalan dengan

perkerasan paving block, beton, tanah, dan penetrasi, namun jumlahnya tidak terlalu

besar dan letaknya tidak pada jalan-jalan utama.

Panjang jalan 2004 2005 2006 2007 2008

- Jalan Utama 88.012,10 95.513,95 101.636,20 116.661,66 118.067

- Jalan Kolektor 44.006,05 46.256,97 50.818,10 62.948,06 62.948

- Jalan Lingkungan 220.030,25 231.284,87 254.090,20 361.747,08 361.747

- Jalan perumahan 528.072,60 555.083,68 609.817,20 782.895,36 829.921,56

j) Drainase

Sistem jaringan drainase di Kota Tangerang dibagi menjadi 2 (dua), yaitu sistem drainase

makro/drainase alam, yaitu sungai yang berfungsi sebagai badan air penerima dan sistem

drainase mikro meliputi saluran primer, sekunder, dan tersier dengan total panjang

saluran sekitar 192.763 m.

Sistem drainase makro Kota Tangerang meliputi 4 (empat) buah sungai yaitu: Sungai

Cisadane, Sungai Angke, Sungai Cirarab dan Sungai Sabi. Keempat sungai tersebut

mempunyai daerah tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke sebelah Utara dan

berakhir di Laut Jawa. Selain sungai yang berfungsi sebagai badan air penerima, terdapat

juga Situ Cipondoh yang berfungsi sebagai tandon air seluas 120 Ha.

Page 30: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 30 dari 55

k) Tempat Pembuangan Sampah Akhir

Terkait dengan penanganan sampah, Kota Tangerang mempunyai 2 buah TPA, yaitu TPA

Rawa Kucing yang merupakan TPA eksisting, dan TPA Jatiwaringin yang sedang dalam

tahap persiapan untuk dioperasionalkan. Luas area kawasan TPA di Rawakucing seluas

…Ha. Sedangkan di TPA Jatiwaringin seluas…Ha.

Page 31: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 31 dari 55

Peta Kota Tangerang

Page 32: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 32 dari 55

BAB 3 RUPABUMI KOTA TANGERANG

Unsur Rupabumi adalah bagian permukaan bumi yang berada di atas yang dapat dikenali

identitasnya sebagai unsur alam dan/atau unsur buatan manusia. Unsur rupabumi terdiri dari

tiga unsur yaitu unsur fisik, unsur buatan, dan unsur administrasi.

Unsur fisik adalah unsur yang berada di permukaan daratan, lautan dan di bawah permukaan

laut yang identitasnya dapat dikenali. Contoh, antara lain: gunung, pegunungan, bukit,

dataran tinggi, gua, lembah, danau, sungai, muara, samudera, laut, selat, teluk, pulau,

kepulauan, tanjung, semenanjung, gunung bawah laut (seamount), palung. Unsur buatan

manusia adalah unsur berupa infrastruktur yang merupakan fasilitas umum, sosial, ekonomi

dan budaya. Contoh, antara lain: bandara, bendungan, waduk, jembatan, terowongan,

mercu suar, kawasan permukiman, kawasan industri, kawasan hutan, candi, tugu. Unsur

administrasi adalah wilayah fungsional dari instansi pemerintahan, dengan batas

administrasi yang jelas. Contoh, antara lain: desa, kecamatan, kota, kabupaten, provinsi.

Setiap tempat di dalam rupabumi mempunyai nama tersendiri. Nama Rupabumi adalah

nama diri dari unsur rupabumi. Nama Unsur Rupabumi terdiri dari 2 elemen, yaitu elemen

generik dan elemen spesifik. Elemen generik adalah nama yang menerangkan dan/atau

menggambarkan bentuk umum suatu unsur rupabumi dalam bahasa Indonesia atau bahasa

daerah, sebagai contoh: sungai (dalam Bahasa Indonesia), krueng (sungai dalam bahasa

Aceh), bulu (gunung dalam bahasa Bugis), dolok ( gunung dalam bahasa Batak).

Elemen spesifik adalah nama diri dari elemen generik yang sudah disebutkan sebelumnya,

sebagai contoh: Merapi adalah nama spesifik dari elemen generik yang berupa gunung,

Bogor adalah nama spesifik dari elemen generik yang berupa wilayah administrasi kota.

Endonim adalah nama diri unsur rupabumi dalam bahasa resminya. Contoh : Nederland, New

Zealand , Jakarta, Bandung, Wina. Sedangkan Eksonim adalah nama diri unsur rupabumi

dalam bahasa Indonesia untuk sebuah nama diri unsur rupabumi yang berada di luar

Page 33: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 33 dari 55

Indonesia. Contoh: Negeri Belanda adalah eksonim Bahasa Indonesia untuk Nederland dan

Selandia Baru eksonim dalam Bahasa Indonesia uuntuk New Zealand.

Rupabumi Kota Tangerang dibentuk oleh unsur alami dan buatan. Yang dimaksud

denganunsur alami adalah unsur-unsur bentuk bumi yang telah ada tanpa adanya campur

tangan manusia dalam terbentuknya unsur tersebut. Sebagai contoh adalah gunung, sungai,

danau/waduk alami, pulau, laut, tanjung. Sedangkan unsur buatan dapat terdiri atas jalan,

jembatan, dll.

3.1. UNSUR ALAMI

Sungai yang melintasi di Kota Tangerang adalah sungai sungai Cidurian, Cisadane, Cirarap,

Sabi dan Angke, serta beberapa situ, yakni Situ Cipondoh, Situ Bubulak dan Situ Cangkringan

Sungai ini memiliki panjang…… KM. Dengan anak sungai yang bercabang sebanyak buah.

Sungai Cisadane berasal dari kata Ci Sadane yang merupakan salah satu sungai besar di Pulau

Jawa yang bermuara ke Laut Jawa. Hulu sungai ini berada di Gunung Salak, melintas di sisi

barat Kabupaten Bogor, terus ke arah Kabupaten Tangerang. Ci Sadane pada bagian hilir

cukup lebar dan dapat dilayari oleh kapal kecil. Pada abad ke-16 Tangerang telah menjadi

salah satu pelabuhan yang berada di tepi sungai ini (disebut oleh Tome Pires sebagai

Tamgaram), namun kemudian kalah oleh perkembangan Banten dan Batavia. Dalam tata

bahasanya Ci disebut dengan Sungai. Ci adalah penggunaan bahasa lokal/budaya setempat.

Memiliki makna yang sama namun asal bahasa yang berbeda seperti Air, Ai, Kali, Batang,

Wai, Brang, Jeh, Nanga, Krueung, Ie, dll.

3.2. UNSUR BUATAN

Unsur buatan didalam pembentukan rupa bumi sangat berperan, terutama di wilayah Kota

Tangerang. Dengan perkembangan penduduk yang sangat tinggi kepadatan penduduknya

sudah mencapai 9572/km2 pada tahun 2007 dengan jumlah penduduk pada tahun 2008

Page 34: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 34 dari 55

mencapai 1.531.666 jiwa. Dengan bertambahnya penduduk tentu kebutuhan terhadap

sarana dan prasarana kota Tangerang juga bertambah dan merubah bentuk rupabumi Kota

Tangerang. Apalagi dengan fungsi dan peran Kota Tangerang dalam konstelasi

pengembangan Jakarta-Bogor-Tangerang-Depok-Bekasi (JABODETABEK).

Unsur-unsur yang membentuk rupabumi Kota Tangerang terdiri atas berbagai unsur

diantaranya ;

1) Garis pantai;

2) Laut;

a. Kontur laut

b. Batu karang

c. Terumbu

d. Beting karang

e. Penahan ombak

f. Dermaga

g. Menara suar

h. Stasiun pasang surut

i. Sungai

j. Terusan, saluran air

k. Danau

l. Waduk atau bendungan

m. Mata air

n. Sungai musiman

o. Air terjun

p. Jeram

q. Rawa

r. Empang/tambak

s. Penggaraman

t. Bending/bendungan

u. Penahan ombak

v. Pelabuhan internasional

w. Pelabuhan nasional

x. Pelabuhan lokal

3) Permukiman;

a. Daerah permukiman

b. Ibukota Negara

c. Ibukota provinsi

d. Ibukota kabupaten

e. Kota lainnya

4) Bangunan;

5) Kantor Pemerintahan;

a. Provinsi

b. Kabupaten/Kota

c. Kecamatan

d. Kelurahan

6) Fasilitas umum;

a. Pendidikan

b. Rumah sakit

c. Polisi

Page 35: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 35 dari 55

d. Pasar

e. Pelayanan pos

7) Tempat peribadatan;

a. Masjid

b. Gereja

c. Vihara

d. Pura

8) Tempat Pemakaman;

a. Tempat pemakaman umum

b. Taman makam pahlawan

c. Islam

d. Kristern

e. Cina

9) Pembangkit Listrik;

a. PLTA

b. PLTU

c. PLTD

d. PLTN

10) Bangunan bersejarah

11) Menara

12) Tempat menarik (pariwisataa)

13) Tambang

14) Menara air

15) Tangki bahan bakar

16) Sumber/sumur;

a. Sumber alam gas

b. Sumber air panas

c. Sumber bahan bakar

17) Kawat tegangan tinggi

18) Pipa bahan bakar

19) Pipa gas

20) Jaringan penghubung;

a. Jalan tol

b. Jalan arteri

c. Jalan kolektor

d. Jalan local

e. Jalan lain

f. Jalan setapak

g. Jalan kereta api

h. Bandar udara

i. Pelabuhan

j. Terowongan

k. Bandar udara perintis

21) Batas administrasi;

a. Batas Negara

b. Batas provinsi

c. Batas kabupaten/kota

d. Batas kecamatan

e. Batas desa

f. Batas landasan kontinen,

belum diratifikasi

g. Maksimum batas landasan

kontinen

h. Batas ZEE

i. Batas ZEE Indonesia

j. Batas laut territorial

Page 36: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 36 dari 55

k. Batas laut territorial

kesepakatan

l. Batas laut territorial perlu

kesepakatan

22) Relief;

a. Titik tinggi

b. Kontur

c. Tebing

d. Bukit/gundukan

e. tanggul

23) Sawah irigasi

24) Sawah tadah hujan

25) Kebun/perkebunan

26) Hutan

27) Semak belukar

28) Tegal/lading

29) Rumput/tanah kosong

30) Hutan rawa

31) Galian

32) Pasir

33) Pasir pasut

a). Bandara Internasional Soekarno Hatta (SOETTA)

Bandara Internasional Soekarno Hatta, merupakan unsur pembentuk wilayah rupabumi Kota

Tangerang. Didalam gazetirnya unsur pelabuhan udara ini memiliki kode 11938 yang

dikategorikan sebagai lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas

landas pesawat udara, naik turun penumpang dan atau bongkar muat pos, serta dilengkapi

dengan fasilitas penerbangan Bandar udara. Bandar Udara Soekarno Hatta memiliki luas 18

km2 hampir sama dengan luas kecamatan yang ada di Kota Tangerang.

b). Jalan

Jalan merupakan pembentuk rupabumi unsur buatan, ada banyak klasifikasi jalan

pembentuk rupabumi di wilayah Kota Tangerang. Diantaranya jalan Nasional dan Propinsi.

Jalan Tol Sukarno-Hatta, Jalan Daan Mogot, Jalan Gatot Subroto, Jalan Thamrin dan Jalan

Jendral Sudirman merupakan jalan negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan

Kota Jakarta dan Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer. Jalan

Cokroaminoto, Jalan M. Toha, Jalan Maulana Hasanudin, Jalan Kisamaun, Jalan Perintis

Page 37: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 37 dari 55

Kemerdekaan, Jalan Raden Saleh dan Jalan Raden Patah yang menghubungkan Kota

Tangerang dan Jakarta diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder. Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 555,6 km yang statusnya terdiri dari jalan negara, jalan propinsi dan jalan

kota. Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi fungsi jalan yang ada meliputi:

1) Arteri primer : 30,35 km

2) Kolektor primer : 71,65 km

3) Arteri sekunder : 27,46 km

4) Kolektor sekunder : 102,77 km

5) Lokal : 323,36 km

Page 38: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 38 dari 55

BAB 4 GAZETIR INSTANSI KOTA TANGERANG

Gazetir instansi kota tangerang yang disampaikan pada bab IV adalah detail mengenai informasi lengkap tentang nama,

kode/jenis unsure, posisi/koordinat, informasi nama, dan nomor peta, pengucapan, asal bahasa, genealogi/sejarah, aksessibilitas.

4.1 GAZETIR INSTANSI PUSAT PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Tabel Gazetir Lokasi Instansi Pusat Pemerintah Kota Tangerang

No Nama Gedung

Pemerintah Alamat

Kecamatan/Kelurahan

Kode Pos

Kode/Jenis Unsur

Posisi Koordinat Geografis

Kajian Genealogi

No Peta

Pengucapan Asal

bahasa

a b c d e f g h i j k

1 Kantor Dinas Kesbanglinmas

Jl. Nyi Mas Melati, Sukarasa, Tangerang

Tangerang 15111

2 Dinas Ketenagakerjaan

Jl. Perintis Kemerdekaan No.1 Cikokol Tangerang

3 Sekretariat DPRD

4 Dinas Kebersihan Dan Pertamanan

5 Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata Dan

Jl. KS Tubun No.1 Gd

Page 39: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 39 dari 55

No Nama Gedung

Pemerintah Alamat

Kecamatan/Kelurahan

Kode Pos

Kode/Jenis Unsur

Posisi Koordinat Geografis

Kajian Genealogi

No Peta

Pengucapan Asal

bahasa

a b c d e f g h i j k

Kebudayaan Cisadane Lantai IV

6 Sekretariat Kpu Kota Tangerang

Jl. Nyimas Melati NO. 16 Kota Tangerang

Tangerang 15111

7 Sekretariat Korpri Kota Tangerang

Gd. Puspem lantai V Jl. Satria Sudirman No. 1 Kota Tangerang

Tangerang 15111

8 Kantor Litbang Dan Statistik

Gd. Puspem lantai IV Jl. Satria Sudirman No. 1 Kota Tangerang

Tangerang/Suka Asih

15111

9 Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Keluarga Berencana (BPMKB )

Gd. Cisadane Lt. IV Jl. KS. Tubun No. 1 Kota Tangerang

Karawaci 15112

10 Dinas Pemadam Kebakaran

Jl. KS Tubun No.96 A Kota Tangerang

Karawaci 15112

11 Kantor Arsip Daerah

Jl. Jend Ahmad Yani No. 7 Kota Tangeang

Tangerang/Suka Asih

15111

12 Kantor Perpustakaan Umum Daerah

Jl. Perintis Kemerdekaan

Tangerang/Cikokol

15117

Page 40: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 40 dari 55

No Nama Gedung

Pemerintah Alamat

Kecamatan/Kelurahan

Kode Pos

Kode/Jenis Unsur

Posisi Koordinat Geografis

Kajian Genealogi

No Peta

Pengucapan Asal

bahasa

a b c d e f g h i j k

No. 1 Cikokol -Tangerang

13 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT)

Gd. Puspem Lt I Jln.Satria Sudirman No. 1 Kota Tangerang

Tangerang/Suka Asih

15111

14 Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Jl. KS.Tubun No. 1 Gd. Cisadane Lt. 2 Kota Tangerang

Karawaci 15112

15 Satuan Polisi Pamong Praja

Jl. Daan Mogot No.67 Kota Tangerang

Tangerang/Suka Asih

15111

16 Dinas Informasi Dan Komunikasi

Jl. Satria Sudirman.n0 1.Gedung Puspem Lt.IV Kota Tangerang

Tangerang/Suka Asih

15111

17 Dinas Perhubungan Jl.Sintanala No. 1 Kota Tangerng

Neglasari 15121

18 Dinas Sosial

Jl. Perintis Kemerdekaan No. 1 Cikokol -Tangerang

19 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Dan Koperasi

Gd. Puspem Lt III Jln.Satria

Tangerang/Suka Asih

15111

Page 41: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 41 dari 55

No Nama Gedung

Pemerintah Alamat

Kecamatan/Kelurahan

Kode Pos

Kode/Jenis Unsur

Posisi Koordinat Geografis

Kajian Genealogi

No Peta

Pengucapan Asal

bahasa

a b c d e f g h i j k

Sudirman No. 1 Kota Tangerang

20 Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Bplh )

Gd. Puspem lantai IV Jl. Satria Sudirman No. 1 Kota Tangerang

Tangerang/Suka Asih

15111

21 Dinas Kesehatan

Jl. Daan Mogot No. 69 Kota Tangerang

Tangerang/Suka Asih

15111

22 Dinas Pendidikan

Jl. KS Tubun No 1 Gd. Cisadane Lt 2 Tangerang

Karawaci 15112

23 Dinas Pertanian Jl. KS Tubun No.1 Kota Tangerang

Karawaci 15112

24 Dinas Tata Kota

Gd. Puspem Lt 3 Jln.Satria Sudirman No. 1 Kota Tangerang

Benda 15123

25 Dinas Pekerjaan Umum (PU)

Jl. KS. Tubun No. 96 Rt. 01/04 Kel. Koang Jaya - Karawaci.

Karawaci 15112

26 Sekretariat Daerah Gd. Puspem Jl. Satria

Tangerang 15111

Page 42: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 42 dari 55

No Nama Gedung

Pemerintah Alamat

Kecamatan/Kelurahan

Kode Pos

Kode/Jenis Unsur

Posisi Koordinat Geografis

Kajian Genealogi

No Peta

Pengucapan Asal

bahasa

a b c d e f g h i j k

Sudirman No. 1

27 Bappeda

Gd. Puspem lantai IV Jl. Satria Sudirman No. 1

Tangerang 15111

28 Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (DPKAD)

Jl. Satria Sudirman No. 1 Gedung Puspem Lt.1

Tangerang 15111

29 Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan (BKPP)

Jl. KS Tubun No.1 Gd Cisadane Lantai III

Karawaci 15112

30 Inspektorat

Jl. KS Tubun No. 40 Pintu Air 10, Kel. Koang Jaya, Kec. Karawaci

Karawaci 15112

Page 43: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 43 dari 55

3.2 GAZETIR LOKASI INSTANSI PEMERINTAH KECAMATAN

Tabel Gazetir Lokasi Instansi Pemerintah Kecamatan Kota Tangerang

No Nama

Kecamatan Nama Kantor

Kecamatan Kode/Jenis

Unsur Kajian

Genealogi

Posisi Koordinat Geografis

No Peta Pengucapan Asal

Bahasa

a b c d e f g h i

1 Tangerang

2 Karawaci

3 Jatiuwung

4 Cibodas

5 Periuk

6 Neglasari

7 Batu Ceper

8 Benda

9 Cipondoh

10 Pinang

11 Ciledug

12 Larangan

13 Larantengah

Page 44: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 44 dari 55

3.3 GAZETIR LOKASI INSTANSI PEMERINTAH KELURAHAN

Tabel Gazetir Lokasi Instansi Pemerintah Kelurahan Kota Tangerang

No Nama Kecamatan Nama Kelurahan Nama Kantor

Kelurahan

Kajian Genealogi Posisi Koordinat Geografis

Kode Pos

Kode/Jenis Unsu

r

No Peta

Pengucapan

Asal Bahasa

a b c d e f g h i j k

1 Tangerang Suka Asih suka mengasihi 15111 Indonesia

1.1 Sukarasa 15111 Indonesia

1.2 Cikokol Cikokol adalah air tempat tumbuhan pakis tumbuh

15117 Sunda

1.3 Kelapa Indah Gabungan dari nama buah dan sifat

15117 Indonesia

1.4 Babakan Berasal dari kata "Ngebabakan" membuka kampung baru

15118 Sunda

1.5 Sukasari 15118 Indonesia

1.6 Buaran Indah nama daerah 15119 Tidak diketahui

1.7 Tanah Tinggi Nama permukaan bumi dan nama sifat

15119 Indonesia

2 Karawaci Koang Jaya Koang adalah layang-layang hias

15112 Betawi

2.1 Nambo Jaya Nambo berarti dasar sungai tua yang sudah ditinggalkan. Artinya sungainya sudah berpindah Artinya, sungainya sudah berpindah aliran. Jadi nama tempat yang memakai kata

15112 Sunda

Page 45: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 45 dari 55

No Nama Kecamatan Nama Kelurahan Nama Kantor

Kelurahan

Kajian Genealogi Posisi Koordinat Geografis

Kode Pos

Kode/Jenis Unsu

r

No Peta

Pengucapan

Asal Bahasa

a b c d e f g h i j k

nambo, pastilah daerahnya lebih rendah dari tempat di sekitarnya

2.2 Pabuaran Tumpeng 15112

2.3 Pasar Baru 15112

2.4 Bugel 15113

2.5 Gerendeng 15113

2.6 Marga Sari Marga adalah sekumpulan dusun

15113

2.7 Suka Jadi 15113

2.8 Cimone 15114

2.9 Pabuaran 15114

2.10 Sumur Pancing (Pacing)

15114

2.11 Bojong Jaya Bojong bkn bhs ind 15115

2.12 Karawaci Karawaci bkn bhs ind 15115

2.13 Cimone Jaya 15116

2.14 Karawaci Baru 15116

2.15 Nusa Jaya 15116

3 Jatiuwung Alam Jaya 15133

3.1 Keroncong 15134

3.2 Pasir Jaya 15135

3.3 Jatake 15136

3.4 Manis Jaya 15136

3.5 Gandasari 15137

4 Cibodas Jatiuwung 15134

4.1 Cibodas 15138

4.2 Cibodas Baru 15138

4.3 Cibodas Sari 15138

4.4 Uwung Jaya 15138

Page 46: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 46 dari 55

No Nama Kecamatan Nama Kelurahan Nama Kantor

Kelurahan

Kajian Genealogi Posisi Koordinat Geografis

Kode Pos

Kode/Jenis Unsu

r

No Peta

Pengucapan

Asal Bahasa

a b c d e f g h i j k

4.5 Panunggangan Barat

15139

5 Periuk Periuk Periuk adalah alat untuk menanak nasi, dibuat dr tanah atau logam

15131

5.1 Periuk Jaya 15131

5.2 Gebang Raya Gebang adalah jenis palem yg tingginya dapat mencapai 15-20 m, hati batangnya dapat digunakan untuk makanan babi; Corypha utan

15132

5.3 Sangiang Jaya 15132

5.4 Gembor 15133

6 Neglasari Karang Anyar 15121

6.1 Karang Sari 15121

6.2 Selapajang Jaya 15127

6.3 Kedaung Baru 15128

6.4 Kedaung Wetan 15128

6.5 Mekar Sari 15129

6.6 Neglasari 15129

7 Batu Ceper Batu Jaya 15121

7.1 Batu Sari 15121

7.2 Batu Ceper 15122

7.3 Kebon Besar 15122

7.4 Poris Gaga 15122

7.5 Poris Gaga Baru 15122

7.6 Poris Jaya 15122

8 Benda Belendung 15123

8.1 Jurumudi 15124

Page 47: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 47 dari 55

No Nama Kecamatan Nama Kelurahan Nama Kantor

Kelurahan

Kajian Genealogi Posisi Koordinat Geografis

Kode Pos

Kode/Jenis Unsu

r

No Peta

Pengucapan

Asal Bahasa

a b c d e f g h i j k

8.2 Jurumudi Baru 15124

8.3 Benda 15125

8.4 Pajang 15126

9 Cipondoh Poris Plawad 15141

9.1 Poris Plawad Indah 15141

9.2 Poris Plawad Utara 15141

9.3 Gondrong 15146

9.4 Kenanga 15146

9.5 Ketapang pohon besar, daunnya lebar, buahnya bertempurung keraskulitnya untuk menyamak kulit, bijinya dapat dibuat minyak

15147 Indonesia

9.6 Petir 15147

9.7 Cipondoh 15148

9.8 Cipondoh Indah 15148

9.9 Cipondoh Makmur 15148

10 Pinang/ Penang

Cipete 15142

10.1 Pakojan 15142

10.2 Panunggangan 15143

10.3 Panunggangan Timur

15143

10.4 Panunggangan Utara

15143

10.5 Kunciran 15144

10.6 Kunciran Indah 15144

10.7 Kunciran Jaya 15145

10.8 Nerogtog 15145

Page 48: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 48 dari 55

No Nama Kecamatan Nama Kelurahan Nama Kantor

Kelurahan

Kajian Genealogi Posisi Koordinat Geografis

Kode Pos

Kode/Jenis Unsu

r

No Peta

Pengucapan

Asal Bahasa

a b c d e f g h i j k

10.9 Pinang Pinang adalah umbuhan berumpun, berbatang lurus spt lilin, tangkai daun yg melekat pd batang berbentuk spt lembaran kulit, buah yg tua berwarna kuning kemerah-merahan untuk kawan makan sirih dsb

15145 Indonesia

10.10 Sudimara Pinang

11 Ciledug Sudimara Barat 15151

11.1 Sudimara Jaya 15151

11.2 Sudimara Selatan 15151

11.3 Sudimara Timur 15151

11.4 Tajur Tajur adalah tampak memanjang

15152

11.5 Paninggilan 15153

11.6 Paninggilan Utara 15153

11.7 Parung Serab 15153

12 Larangan Gaga Gaga adalah ladang 15154 Indonesia

12.1 Larangan Indah 15154

12.2 Larangan Selatan 15154

12.3 Larangan Utara Larangan adalah perintah (aturan) yg melarang suatu perbuatan

15154 Indonesia

12.4 Cipadu Cipadu nama daerah 15155 Indonesia

12.5 Cipadu Jaya 15155

12.6 Kreo Kreo nama daerah 15156 Indonesia

12.7 Kreo Selatan 15156

13 Karangtengah Karang Mulya 15157

Page 49: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 49 dari 55

No Nama Kecamatan Nama Kelurahan Nama Kantor

Kelurahan

Kajian Genealogi Posisi Koordinat Geografis

Kode Pos

Kode/Jenis Unsu

r

No Peta

Pengucapan

Asal Bahasa

a b c d e f g h i j k

13.1 Karang Tengah 15157

13.2 Karang Timur 15157

13.3 Pondok Pucung 15158

13.4 Padurenan Pedurenan nama daerah 15159 Sunda

13.5 Parung Jaya Parung adalah jeram 15159 Indonesia

13.6 Pondok Bahar 15159

Page 50: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 50 dari 55

BAB 5 PENUTUP

Sejalan dengan perkembangan Kota Tangerang selama 10 (sepuluh) tahun terakhir yang

cukup dinamis, telah mendorong adanya pemekaran wilayah yang bertujuan untuk

mengefektifitkan pelayanan publik secara maksimal. Pada satu sisi dinamika pengembangan

wilayah (pemekaran) dapat mendorong pelayanan publik yang baik. Namum, pada sisi lain

akan berimbas kepada berubahnya pola dan nama pengadministrasian wilayah yang

merupakan dampak langsung dari pergantian administrasi kepemerintahan daerah beserta

jajaran dibawahnya, dalam hal pemekaran wilayah di kabupaten kota, dengan terbentuknya

wilayah administratif kecamatan dan kelurahan baru.

Kondisi tersebut tentu akan memerlukan pola dan nama pengadministrasian wilayah

kecamatan dan kelurahan yang baru pula. Pemberian dan pembakuan nama unsur geografis

di wilayah kabupaten dan kota ini menjadi suatu pekerjaan yang sangat penting untuk

dilaksanakan karena merupakan suatu titik akses langsung dan intuitif terhadap sumber

informasi lain, yang dapat membantu untuk pengambilan keputusan bagi para pembuat

kebijakan serta membantu kerjasama diantara organisasi di tingkat kabupaten dan kota

maupun tingkat nasional. Penamaan rupabumi suatu daerah kabupaten kota harus memiliki

keunikan yang menunjukan identitas daerah, letak geografis yang pasti dan memiliki batas

wilayah yang jelas.

Tanpa adanya pembakuan dalam penggunaan nama rupabumi, akan terjadi kerancuan dan

kekacauan pada alur sistem kepemerintahan di daerah dan pada kehidupan sosial dan

ekonomi di masyarakat. Untuk itu informasi mengenai nama rupabumi atau gasetir secara

terus menerus direvisi karena merupakan acuan untuk berbagai keperluan. Gasetir dapat

berupa gasetir singkat (concise gazetteer),yaitu gasetir yang memuat informasi unsur

rupabumi secara singkat seperti nama, kode/jenis unsur, posisi/koordinat,informasi nama

dan nomor peta. Sedangkan gasetir lengkap(complete gazetteer) memuat informasi unsur

Page 51: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 51 dari 55

rupabumi secara lengkap seperti nama, kode/jenis unsur,posisi/koordinat, informasi nama

dan nomor peta, pengucapan, asal bahasa, genealogi/sejarah, aksesibilitas, potensi dan

informasi lain. Jika diperlukan dapat ditambah dengan informasi relevan lain yang lebih detil.

Laporan kajian dan pemetaan rupabumi ini, belum sempurna dan masih diperlukan kegiatan

surveI untuk mendapatkan informasi spasial dan non spasial termasuk kajian sejarah,

pengucapan, asal kata dan informasi lainnya yang sangat mendukung dalam

mempertahankan nama dan makna sejarah dibaliknya. Diharapkan laporan kajian ini menjadi

awal nota penetapan pembakuan nama rupabumi khusus instansi pemerintah di Kota

Tangerang. Dengan demikian dapat segera ditandatangani oleh kepala pemerintahan yaitu

walikota. Kelanjutan dari pekerjaan ini adalah membuat program/kegiatan yang sama untuk

rupabumi lainnya agar lengkap dan terintegrasi dengan baik didalam system data base di

dinas terkait.

Page 52: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 52 dari 55

LAMPIRAN DAFTAR UNSUR RUPABUMI

DAFTAR UNSUR RUPABUMI SKALA 1:25.000 DAN 1:50.000

No Unsur Tema Jenis Kode

a b c d e

1 Bangunan Bersejarah Gedung dan bangunan umum Titik 116.200

2 Batas Desa Administrasi Linier 550.000

3 Batas Kecamatan Administrasi Linier 540.000

4 Batas Kodya/Kabupaten

Administrasi Linier 530.000

5 Batas Negara Administrasi Linier 510.000

6 Batas Propinsi Administrasi Linier 520.000

7 Batu Karang Hidrologi Areal 632.100

8 Bendungan Gedung dan bangunan lain Linier 124.600

9 Beting karang Hidrologi Areal 632.300

10 Budaya Gedung dan bangunan umum Titik 116.000

11 Bukit Pasir Hidrologi Areal 634.500

12 Daerah Administrasi lainnya

Toponimi Titik 945.000

13 Danau Hidrologi Areal 620.000

14 Dermaga Komunikasi Areal 211.000

15 Empang Hidrologi Areal 634.200

16 Garis Kontur Garis Kontur Linier Tinggi

17 Garis Pantai Garis Pantai Linier 631.100

18 Gereja Gedung dan bangunan umum Titik 112.120

19 Ibu Kota Kecamatan Toponimi Titik 933.000

20 Ibu Kota Kabupaten Toponimi Titik 934.000

21 Ibu Kota Propinsi Toponimi Titik 931.000

22 Jalan arteri dua jalur Toponimi Titik 932.000

23 Jalan arteri satu jalur Komunikasi Linier 221.120

24 Jalan kereta api rangkap

Komunikasi Linier 221.110

25 Jalan kereta api tunggal

Komunikasi Linier 222.100

26 Jalan kolektor Komunikasi Linier 222.200

27 Jalan lain Komunikasi Linier 221.200

28 Jalan layang Komunikasi Linier 221.500

29 Jalan lokal Komunikasi Linier 221.700

30 Jalan lori Komunikasi Linier 221.300

Page 53: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 53 dari 55

No Unsur Tema Jenis Kode

a b c d e

31 Jalan setapak Komunikasi Linier 222.300

32 Jembatan Gedung dan bangunan lain Titik 221.600

33 Jembatan titian Gedung dan bangunan lain Titik 241.400

34 Kabuapten/Kodya Toponimi Titik 943.000

35 Kantor Bupati Gedung dan bangunan umum Titik 113.300

36 Kantor Camat Gedung dan bangunan umum Titik 113.400

37 Kantor Gubernur Gedung dan bangunan umum Titik 113.100

38 Kantor Lurah/Kepala Desa

Gedung dan bangunan umum Titik 113.500

39 Kantor Pemerintah Gedung dan bangunan umum Titik 113.000

40 Kantor Polisi Gedung dan bangunan umum Titik 111.100

41 Kantor Pos Gedung dan bangunan umum Titik 115.200

42 Kantor telepon Gedung dan bangunan umum Titik 115.300

43 Kantor walikota Gedung dan bangunan umum Titik 113.200

44 Kawat listrik teganggan tinggi

Utiliti Linier 710.000

45 Kawat telepon;telegram

Utiliti Linier 720.000

46 Kecamatan Toponimi Titik 944.000

47 Kota lainnya Toponimi Titik 935.000

48 Kuburan Gedung dan bangunan umum Titik 112.200

49 Kuburan Cina Gedung dan bangunan umum Titik 112.230

50 Kuburan Hindu Gedung dan bangunan umum Titik 112.240

51 Kuburan Islam Gedung dan bangunan umum Titik 112.210

52 Kuburan Kristen Gedung dan bangunan umum Titik 112.220

53 Lapangan Terbang Komunikasi Areal 231.000

54 Mata air Hidrologi Titik 616.000

55 Menara

Gedung dan bangunan terbatas

Titik 124.100

56 Menara suar Gedung dan bangunan lain Titik 124.400

57 Mesjid Gedung dan bangunan umum Titik 112.110

58 Nama unsur lainnya Toponimi Titik 951.000

59 Pasar Gedung dan bangunan umum Titik 114.100

60 Pasir pantai Hidrologi Areal 634.300

61 Pelabuhan antar pulau

komunikasi Areal 213.000

62 Pelabuhan nelayan Komunikasi Areal 214.000

63 Pelabuhan samudra Komunikasi Areal 212.000

64 Pemukiman

Gedung dan bangunan terbatas

Areal 121.000

65 Penahan ombak Gedung dan bangunan lain Linier 124.500

66 Pengaraman Hidrologi Areal 634.400

67 Perairan Toponimi Titik 911.000

68 Perairan lainnya Toponimi Titik 912.000

69 Perhentian Gedung dan bangunan lain Titik 245.000

70 Pertambangan dan energi

Gedung dan bangunan terbatas

Titik 123.000

Page 54: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 54 dari 55

No Unsur Tema Jenis Kode

a b c d e

71 Pipa air Utiliti Linier 750.000

72 Pipa bahan bakar Utiliti Linier 730.000

73 Pipa gas Utiliti Linier 740.000

74 PLTA

Gedung dan bangunan terbatas

Titik 123.500

75 PLTD

Gedung dan bangunan terbatas

Titik 123.700

76 PLTN

Gedung dan bangunan terbatas

Titik 123.800

77 PLTU

Gedung dan bangunan terbatas

Titik 123.600

78 Propinsi Toponimi Titik 942.000

79 Pura Gedung dan bangunan umum Titik 112.130

80 Rawa Hidrologi Areal 634.100

81 Rumah Sakit/Puskesmas

Gedung dan bangunan umum Titik 115.100

82 Rumah terpencar

Gedung dan bangunan terbatas

Titik 121.100

83 Relief Toponimi Titik 192.100

84 Relief lainnya Toponimi Titik 922.000

85 Sekolah Gedung dan bangunan umum Titik 116.100

86 Sipon/gorong-gorong Gedung dan bangunan lain Titik 241.500

87 Social Gedung dan bangunan umum Titik 115.000

88 Stasiun pasang surut Gedung dan bangunan lain Titik 124.700

89 Stasiun Gedung dan bangunan lain Titik 244.000

90 Sumber air panas

Gedung dan bangunan terbatas

Titik 123.400

91 Sumber gas alam

Gedung dan bangunan terbatas

Titik 123.300

92 Sumur bahan bakar

Gedung dan bangunan terbatas

Titik 123.200

93 Sungai Hidrologi Linear 610.000

94 Sungai lebar Hidrologi Areal 610.100

95 Sungai lebar musiman Hidrologi Areal 613.010

96 Sungai musiman Hidrologi Linier 613.000

97 Talang Gedung dan bangunan lain Titik 247.000

98 Tambang

Gedung dan bangunan terbatas

Titik 123.100

99 Tambangan Gedung dan bangunan lain Titik 242.000

100 Tangki air

Gedung dan bangunan terbatas

Titik 124.200

101 Tangki bahan bakar

Gedung dan bangunan terbatas

Titik 124.300

102 Tempat yang menarik Gedung dan bangunan umum Titik 116.300

103 Terminal Bis Gedung dan bangunan lain Titik 246.600

104 Terowongan Komunikasi Linier 248.000

105 Terumbu Hidrologi Areal 632.200

Page 55: Kajian Dan Pemetaan Rupabumi Kota Tangerang

Halaman 55 dari 55

No Unsur Tema Jenis Kode

a b c d e

106 Terusan/saluran air Hidrologi Linier 614.000

107 Titik astronomi Titik kontrol Titik 423.000

108 Titik gaya berat Titi kontrol Titik 426.000

109 Titik gps Titi kontrol Titik 424.200

110 Titik tinggi Titi kontrol Titik Nilai

111 Titik tinggi godesi Titik kontrol Titik 425.000

112 Titik triangulasi Titi kontrol Titik 422.000

113 Titik triangulasi primer Titi kontrol Titik 422.100

114 Titik triangulasi sekunder

Titi kontrol Titik 422.200

115 Titik triangulasi tersier Titi kontrol Titik 422.300

116 Tonggak kilomter Gedung dan bangunan lain Titik 243.000

117 vihara Gedung dan bangunan umum Titik 112.140