kajian an ekonomi regio ional jawa timur jawa … · pembayaran di jawa timur baik pada triwulan...

146
KAJIAN KAJIAN KAJIAN KAJIAN KANTOR N EKONOMI REGIO N EKONOMI REGIO N EKONOMI REGIO N EKONOMI REGIO JAWA TIMUR JAWA TIMUR JAWA TIMUR JAWA TIMUR TRIWULAN IV - 2013 PERWAKILAN BANK IND WILAYAH IV ONAL ONAL ONAL ONAL DONESIA

Upload: trancong

Post on 03-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

KAJIANKAJIANKAJIANKAJIAN

KANTOR

AN EKONOMI REGIOAN EKONOMI REGIOAN EKONOMI REGIOAN EKONOMI REGIO

JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR

TRIWULAN IV - 2013

R PERWAKILAN BANK IND

WILAYAH IV

IONALIONALIONALIONAL

NDONESIA

Page 2: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Penerbit :Penerbit :Penerbit :Penerbit : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Kajian Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011 psw. 8301/8258 Fax : 031-3554178 Email : [email protected] Bahan soft copy dari kajian ini dapat di download pada web BI (http://www.bi.go.id)

Page 3: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Kantor Kantor Kantor Kantor PerwakiPerwakiPerwakiPerwaki

Misi Kantor Misi Kantor Misi Kantor Misi Kantor KantoKantoKantoKanto

“Mendukung pen

perbankan dan

memberikan saran

rangka mendukung

Visi Visi Visi Visi Kantor PerwakKantor PerwakKantor PerwakKantor Perwak

“Menjadi kantor

peningkatan peran

diberikan.”

MisiMisiMisiMisi Bank IndonesiaBank IndonesiaBank IndonesiaBank Indonesia

“ Mencapai dan m

kestabilan moneter

nasional yang berkes

Visi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia

“Menjadi bank sent

melalui penguatan n

stabil.“

Nilai Nilai Nilai Nilai –––– Nilai StrategiNilai StrategiNilai StrategiNilai Strategi

Kompetensi – Intergr

Visi, Misi dan Nilai StrategisVisi, Misi dan Nilai StrategisVisi, Misi dan Nilai StrategisVisi, Misi dan Nilai Strategis

Bank IndonesiaBank IndonesiaBank IndonesiaBank Indonesia

Visi dan MisiVisi dan MisiVisi dan MisiVisi dan Misi

kilan Bank Indonesia Wilayah IV kilan Bank Indonesia Wilayah IV kilan Bank Indonesia Wilayah IV kilan Bank Indonesia Wilayah IV

tor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IVtor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IVtor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IVtor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

ncapaian kebijakan Bank Indonesia di

sistem pembayaran secara efisien da

n kepada Pemda dan lembaga terkait lainn

ng pembangunan ekonomi daerah.”

akilan Bank Indonesia Wilayah IVakilan Bank Indonesia Wilayah IVakilan Bank Indonesia Wilayah IVakilan Bank Indonesia Wilayah IV::::

Bank Indonesia yang dapat dipercaya

ran dalam menjalankan tugas-tugas Ban

ia :ia :ia :ia :

memelihara kestabilan nilai rupiah melal

r dan sistem keuangan untuk mendukun

esinambungan.“

ia :ia :ia :ia :

ntral yang kredibel secara nasional maup

nilai-nilai strategis serta pencapaian inflasi

gis :gis :gis :gis :

gritas – Transparansi – Akuntabilitas – Keber

V (Jawa Timur)V (Jawa Timur)V (Jawa Timur)V (Jawa Timur)

IVIVIVIV::::

i bidang moneter,

dan optimal serta

nya di daerah dalam

di daerah melalui

ank Indonesia yang

lalui pemeliharaan

ng pembangunan

upun internasional

si yang rendah dan

ersamaan.

Page 4: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

i

KATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur

Triwulan IV - 2013 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajian triwulanan

ini disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi stakeholders eksternal maupun

internal yang berkaitan dengan perkembangan perekonomian, perbankan dan sistem

pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan.

Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan perekonomian daerah

Provinsi Jawa Timur didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh dari berbagai

pihak seperti perbankan dan instansi di lingkungan pemerintah daerah, BUMN maupun

swasta. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan penghargaan dan terima

kasih yang sebesar-besarnya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama

ini dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan

masukan dan saran untuk lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat

memberikan kemanfaatan yang maksimal.

Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah selalu memberikan kekuatan dan

kemudahan kepada kita semua dalam memberikan kontribusi yang terbaik bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur pada khususnya dan Indonesia pada

umumnya.

Surabaya, 17 Februari 2014

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

WILAYAH IV (JAWA TIMUR)

Dwi Pranoto Direktur Eksekutif

Page 5: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GRAFIK iv

RINGKASAN EKSEKUTIF ix

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR xiii

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR xiv

DAFTAR ISTILAH xv

DAFTAR SINGKATAN xviii

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1

1.1 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2013 1

1,2 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TW. IV 2013 3

1.2.1 SISI PERMINTAAN 4

a. Konsumsi 5

b. Investasi 8

c. Ekspor - Impor 10

c.1 Ekspor Impor Antar Daerah 10

c.2 Ekspor Impor Luar Negeri 11

1.2.2 SISI PENAWARAN 12

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 14

b. Sektor Industri Pengolahan 16

c. Pertanian 18

d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 19

e. Bangunan 20

f. Pengangkutan dan Komunikasi 21

BOKS 1

BOKS 2

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 30

2.1 KONDISI UMUM 30

2.2 INFLASI BULANAN (mtm) 31

2.3 INFLASI TRIWULAN (qtq) 35

2.4 INFLASI TAHUNAN (yoy) 39

2.5 INFLASI MENURUT KOTA 41

2.6 DISAGREGASI INFLASI 43

BOKS 3 DAMPAK BENCANA BANJIR DI JAWA TIMUR

ii

DAFTAR ISI

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR UNGGULAN JAWA PASCA IMPLEMENTASI ACFTA

DAYA SAING DAERAH

Page 6: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN &SISTEM PEMBAYARAN 51

3.1 PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM 51

3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIF 54

3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK) 54

3.1.3. KREDIT 57

3.1.4 KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) 61

3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN 64

3.2.1. RISIKO KREDIT 64

3.3 PERBANKAN SYARIAH 65

3.4 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 68

3.5 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 70

3.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 73

3.6.1 TRANSAKSI KEUANGAN TUNAI (qtq) 73

3.6.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI (qtq) 78

3.6.3 TRANSAKSI KEUANGAN TUNAI (yoy) 82

3.6.4 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI (yoy) 85

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 88

4.1 UMUM 88

4.2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR 89

4.2.1 Pendapatan Daerah 89

4.2.2 Belanja Daerah 92

4.2.3 Realisasi Belanja Daerah 94

BAB 5 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 96

5.1 UMUM 96

5.2 KETENAGAKERJAAN 96

5.2.1 Data Ketenagakerjaan Jawa Timur 96

5.2.2 Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) 100

5.3 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN 101

5.3.1 Kesejahteraan Petani 102

5.3.2 Kesejahteraan Nelayan 104

5.4 PROFIL KEMISKINAN JAWA TIMUR 106

BAB 6 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA 109

6.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 109

6.2 PERKIRAAN INFLASI JATIM 111

6.3 PROSPEK EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2014 112

6.4 PROSPEK INFLASI JAWA TIMUR TAHUN 2014 113

iii

Page 7: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Jawa Timur 1

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Jawa Timur 2

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Jawa Timur 2

Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Sisi Penawaran (yoy) 13

Tabel 2.1 Inflasi Triwulan III Tahun 2012 & Triwulan IV 2013 di Jawa Timur (mtm) 31

Tabel 2.2 Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq) 36

Tabel 2.3 Stok Beras dan Penyaluran Raskin 37

Tabel 2.4 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang 39

Tabel 2.5 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur (%yoy) 41

Tabel 2.6 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Triwulan IV - 2013 (%yoy) 42

Tabel 2.7Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Triwulan IV-2013

(%yoy)43

Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan ( Bank Umum & BPR ) di Jawa Timur 51

Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur 52

Tabel 3.3 Perkembangan NPL per Kelompok Bank 64

Tabel 3.4 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur 68

Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat Di Surabaya 70

Tabel 3.6 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow-Outflow) Kantor Bank Indonesia 74

Tabel 3.7 Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw.IV - 2013 81

Tabel 3.8 Perkembangan Inflow dan Outflow Provinsi Jatim Tahunan 83

Tabel 3.9 Perkembangan UTLE Jawa timur Tahunan 84

Tabel 3.10 Perkembangan UPAL Jawa Timur Tahunan 85

Tabel 3.11 Perkembangan Transaksi RTGS Jatim Tahunan 86

Tabel 3.12 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Jatim Tahunan 86

Tabel 4.1 Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur 2013 (Juta Rupiah) 89

Tabel 4.2 Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Prov.Jatim Triwulan 2013 (juta Rupiah) 91

Tabel 4.3 Anggaran Belanja Daerah Prov.Jawa Timur Tahun 2013 93

Tabel 4.4 Realisasi Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 95

Tabel 5.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 - 2013) 97

Tabel 5.2Perkembangan Penggunaan Reanaga Kerja Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU Jawa

Timur101

Tabel 5.3 Garis Kemiskinan, Jumlah & Presentase Penduduk Miskin Menurut Daerah 107

Tabel 5.4Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Jawa

Timur Menurut Daerah108

Tabel 6.1 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko 111

iv

DAFTAR TABEL

Page 8: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Grafik 1.1Pertumbuhan Kredit Bank Umum per sektor (yoy) Provinsi Jawa Timur 3

Grafik 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi 4

Grafik 1.3 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur 4

Grafik 1.4 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 4

Grafik 1.5 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 4

Grafik 1.6 Indeks Penjualan Eceran 5

Grafik 1.7 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 5

Grafik 1.8 Penjualan Mobil Baru di Jawa Timur 6

Grafik 1.9 Penjualan Motor baru di Jawa Timur 6

Grafik 1.10 Indeks kondisi Ekonomi saat ini (IKE) 6

Grafik 1.11 Kredit Konsumsi 7

Grafik 1.12 Dana Simpanan Perbankan Perorangan 7

Grafik 1.13 Survei Konsumen Kondisi saat ini 7

Grafik 1.14 Survei Konsumen Ekspektasi Masyarakat 7

Grafik 1.15 Perkembangan Jumlah Proyek Investasi 8

Grafik 1.16 Perkembangan Nilai Investasi 8

Grafik 1.17 Perkembangan PMTB 9

Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Investasi 9

Grafik 1.19

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.19 Perkembangan Volume Penjualan Semen 9

Grafik 1.20 Perkembangan Penjualan Truk 9

Grafik 1.21 Perkembangan Impor Barang Modal 10

Grafik 1.22 Komponen Impor Barang Modal 10

Grafik 1.23 Perkembangan Ekspor Impor Antar Daerah 10

Grafik 1.24 Pengiriman Barang Melalui Angkutan Laut 10

Grafik 1.25 Perkembangan Net Ekspor Luar negeri 12

Grafik 1.26 Komoditas Ekspor Unggulan Jatim 12

Grafik 1.27 Perkembangan Net Ekspor Komoditas Unggulan 12

Grafik 1.28 Harga Kertas dan Minyak Sawit Internasional 12

Grafik 1.29 Pertumbuhan Tiga sektor Utama 13

Grafik 1.30 Pertumbuhan Sektor Pendukung 13

Grafik 1.31 Pertumbuhan Sektor pendukung 13

Grafik 1.32 Utilisasi kapasitas produksi 14

Grafik 1.33 Utilisasi kapasitas produksi sektoral 14

Grafik 1.34 Indeks realisasi Usaha 14

Grafik 1.35 Indeks realisasi Usaha Sektoral 14

Grafik 1.36 Pertumbuhan Subsektor PHR 15

Grafik 1.37 TPK Hotel Berbintang dan Jumlah Wisman 15

Grafik 1.38 Lama Wisatawan Menginap di Hotel 15

Grafik 1.39 Konsumsi Listrik Golongan Bisnis 15

Grafik 1.40 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan 16

Grafik 1.41 Perkembangan Impor Bahan Baku dan Barang Modal 17

Page 9: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Grafik 1.42 Konsumsi Listrik Golongan industri 17

Grafik 1.43 Pertumbuhan Subsektor Pertanian 18

Grafik 1.44 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi 19

Grafik 1.45 Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jatim 19

Grafik 1.46 Luas Lahan Puso di Jatim 19

Grafik 1.47 Pertumbuhan Subsektor Keuangan 20

Grafik 1.48 Perkembangan Kredit Perbankan di Jatim 20

Grafik 1.49 Volume Penjualan semen di Jatim 21

Grafik 1.50 Rata-Rata Pembangunan Properti Residensial 21

Grafik 1.51 Rata-Rata Penjualan Properti Residensial 21

Grafik 1.52 Arus Penumpang di Tanjung Perak 22

Grafik 1.53 Arus Barang di Tanjung Perak 22

Grafik 1.54 Penumpang Domestik di Bandara Juanda 22

Grafik 1.55 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 22

Grafik 2.1 Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy) 30

Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Jawa Timur 30

Grafik 2.3 Disagregasi Inflasi Jawa Timur 30

Grafik 2.4 Perbandingan Inflasi di Kawasan Jawa (yoy) 30

Grafik 2.5 Inflasi per Kelompok Barang (mtm) 32

Grafik 2.6 Inflasi Oktober 2013 per Kelompok Barang 32

Grafik 2.7 Inflasi November 2013 per Kelompok Barang 32Inflasi November 2013 per Kelompok Barang 32

Grafik 2.8 Inflasi Desember 2013 per Kelompok Barang 32

Grafik 2.9 Inflasi Sub Kelompok Bahan Bakar, Penerangan dan Air (mtm) 34

Grafik 2.10 Inflasi (mtm) Bumbu dan Sayur 35

Grafik 2.11 Inflasi (mtm) Beras, Daging dan Telur 35

Grafik 2.12 Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan 36

Grafik 2.13 Perbandingan Inflasi Sub kelompok Bahan Makanan 36

Grafik 2.14 Harga Beras Internasional dan Lokal 37

Grafik 2.15 Inflasi Beras Jawa Timur 37

Grafik 2.16 Inflasi Sub Kelompok Bumbu-Bumbuan 38

Grafik 2.17 Produksi Bumbu-Bumbuan di Jatim 38

Grafik 2.18 Inflasi Sub Kelompok Daging, Telur dan hasilnya 39

Grafik 2.19 Inflasi Tahunan (yoy) Sub Kelompok 2012 - 2013 40

Grafik 2.20Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Makanan Jadi, Sandang dan Tranpor

(yoy) 2010-2013 40

Grafik 2.21 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan Tahun 2012 - 2013 40

Grafik 2.22 Inflasi (yoy) Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 40

Grafik 2.23 Perbandingan Inflasi Tahunan (mtm) 42

Grafik 2.24 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) 7 Kota di Jawa Timur 42

Grafik 2.25 Inflasi Jatim per Komponen (yoy) 43

Grafik 2.26 Perbandingan Inflasi Jatim & Rata-Ratanya (yoy) 43

Grafik 2.27 Perbandingan – Disagregasi Inflasi Jawa Timur (mtm) 44

Grafik 2.28 Disagregasi Inflasi (mtm) Jawa Timur 44

Grafik 2.29 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable (mtm) 46

Page 10: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Grafik 2.30 Inflasi Inti – Manufacturing & Services (mtm) 46

Grafik 2.31 Inflasi Inti Traded Konstruksi dan Non Konstruksi (yoy) 47

Grafik 2.32 Inflasi Inti Traded Food dan Non Food (yoy) 47

Grafik 2.33 Indeks Keyakinan & Ekspektasi Konsumen 47

Grafik 2.34 Ekspektasi Harga yang Akan Datang 47

Grafik 2.35 Sub Kelompok Penyumbang Inflasi Administered Price 48

Grafik 3.1 Perkembangan LDR 53

Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank 53

Grafik 3.3 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy) 54

Grafik 3.4 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq) 54

Grafik 3.5 Perkembangan Total Aset Bank Umum 54

Grafik 3.6 Proporsi Aset Bank Umum 54

Grafik 3.7 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 55

Grafik 3.8 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 56

Grafik 3.9 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq) 56

Grafik 3.10 Perkembangan DPK per Jenis Simpanan 56

Grafik 3.11 Komposisi DPK Bank Umum (%) 56

Grafik 3.12 Perbandingan Suku Bunga Simpanan - BI Rate 58

Grafik 3.13 Pertumbuhan Kredit (yoy) 58

Grafik 3.14 Pertumbuhan Kredit (qtq) 59

Grafik 3.15 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 59Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 59

Grafik 3.16 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank 59

Grafik 3.17 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan(y-o-y) 59

Grafik 3.18 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (q-t-q) 60

Grafik 3.19 Proporsi Kredit Sektoral 60

Grafik 3.20 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy) 61

Grafik 3.21 Perbandingan Suku Bunga Kredit & BI Rate 62

Grafik 3.22 Perkembangan Kredit UMKM 62

Grafik 3.23 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank 63

Grafik 3.24 5 Besar Provinsi Penyalur KUR 65

Grafik 3.25 Perkembangan Penyaluran KUR di Jatim 65

Grafik 3.26 Perkembangan NPL Bank Umum 66

Grafik 3.27 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan 66

Grafik 3.28 Sektor dengan Penyaluran Kredit Terbesar (Juta Rupiah) 66

Grafik 3.29 Perkembangan indikator Perbankan Syariah (qtq) 66

Grafik 3.30 Perkembangan indikator Perbankan Syariah (yoy) 67

Grafik 3.31 Proporsi DPK Perbankan Syariah di Jatim 67

Grafik 3.32 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yoy) 67

Grafik 3.33 Perkembangan Pembiayaan Syariah per jenis pengunaan 69

Grafik 3.34 Pangsa Pembiayaan Syariah per jenis pengunaan 69

Grafik 3.35Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)

Perbankan Syariah di Jawa Timur 69

Grafik 3.36 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%-yoy) 69

Grafik 3.37 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%-qtq) 69

Grafik 3.38 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan (yoy) 71

Grafik 3.39 Proporsi Kredit BPR PerJenis Penggunaan 71

Page 11: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Grafik 3.40 Perkembangan LDR & NPL BPR 71

Grafik 3.41 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (yoy) 71

Grafik 3.42 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq) 72

Grafik 3.43 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya 72

Grafik 3.44Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq) 72

Grafik 3.45Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di Surabaya

(qtq) 74

Grafik 3.46 Proporsi Kredit Perjenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya 74

Grafik 3.47 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di Surabaya 76

Grafik 3.48 Perkembangan Arus Uang Tunai (inflow - out flow) dalam juta rupia 77

Grafik 3.49 Perkembangan Net Flow Jawa Timur 77

Grafik 3.50 Pemusnahan Uang Kartal Tidak Layak Edar (UTLE) 77

Grafik 3.51 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 79

Grafik 3.52 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 79

Grafik 3.53 Pertumbuhan Transaksi RTGS (QTQ) 80

Grafik 3.54 6 Kota Dengan Aktivitas Transaksi Outgoing RTGS Terbesar Tw I 2013 80

Grafik 3.55 6 Kota Dengan Aktivitas Transaksi Incoming RTGS Terbesar Tw I 2013 80

Grafik 3.56 Perkembangan Transaksi Kliring di Jatim 80

Grafik 3.57 Tolakan Transaksi Kliring di Jatim 82

Grafik 3.58 Nominal UTLE di Jawa Timur 84

Grafik 3.59 Nominal UTLE pada temuan UPAL di JawaTimur 85

Grafik 4.1 Perkembangan APBD Provinsi Jatim 89Grafik 4.1 Perkembangan APBD Provinsi Jatim 89

Grafik 4.2 Proporsi Anggaran Pendapatan Daerah Jatim 90

Grafik 4.3Realisasi Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 (Juta

Rupiah) 92

Grafik 4.4 Proporsi Anggaran Belanja Tidak langsung Prov. Jatim 93

Grafik 4.5 Proporsi Anggaran Belanja Langsung Prov. Jatim 94

Grafik 4.6 Realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung 95

Grafik 4.6 Realisasi Anggaran Belanja Langsung 95

Grafik 5.1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral 97

Grafik 5.2 Penyerapan Tenaga Kerja 98

Grafik 5.3 Komposisi Tenaga Kerja Formal 98

Grafik 5.4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal 98

Grafik 5.5 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama 101

Grafik 5.6 Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral 101

Grafik 5.7Perubahan NTP Jatim, Indeks harga yang diterima (lt), Indeks harga yang

dibayar (lb) 2012 - 2013 102

Grafik 5.8 Subsektor NTP Jatim (%) 104

Grafik 5.9 Perkembangan Subsektor NTP Jatim (yoy) 104

Grafik 5.10Perubahan NTN Jatim, Indeks harga yg diterima (lt), dan Indeks harga yang

dibayar (lb) 2012-2013 105

Grafik 5.11 Perkembangan Penduduk Miskin di Jawa Timur (%) 106

Grafik 6.1 Indeks Ekspetasi Konsumen (IEK) 109

Grafik 6.2 Indeks Ekspetasi Penghasilan 109

Grafik 6.3 Estimasi realisasi usaha Tw.IV-2013 110

Grafik 6.4 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw.IV-2013 110

Page 12: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

RingkasanRingkasanRingkasanRingkasan EksekutifEksekutifEksekutifEksekutif

Page 13: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

ix

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

TRIWULAN IV – 2013

Assesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro Ekonomi

Pada triwulan IV-2013, perekonomian Jawa Timur (Jatim) tumbuh

6,21% (yoy), lebih rendah dari perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Wilayah IV (Jawa Timur) di kisaran 6,25% - 6,50% (yoy). Angka ini juga

lebih rendah 0,3% dari pertumbuhan triwulan sebelumnya, yaitu sebesar

6,5% (yoy). Namun, pertumbuhan ekonomi Jatim masih di atas angka

pertumbuhan ekonomi nasional (5,78%).

Dari sisi permintaan, perlambatan ekonomi lebih disebabkan oleh

penurunan kinerja perdagangan luar negeri terutama untuk negara tujuan

China dan India. Di sisi lain, masih tumbuhnya konsumsi masyarakat Jawa

Timur dan transaksi perdagangan antar daerah menjadi faktor penahan

penurunan kinerja ekspor luar negeri. Komponen lainnya yaitu investasi

swasta dan belanja pemerintah masih tumbuh stabil.

Dari sisi penawaran, kinerja sektor Industri, Bangunan, Jasa serta

sektor Pengangkutan & Komunikasi menahan laju perlambatan sektor

lainnya. Optimisme mengiringi perbaikan kinerja sektor industri di tengah

masih kuatnya konsumsi domestik khususnya di wilayah Jawa. Sementara

itu, perlambatan yang terjadi pada sektor pertanian dan Perdagangan, Hotel

dan Restoran (PHR) dominan mendorong laju pertumbuhan ekonomi pada

level yang lebih rendah.

Assesmen InflasiAssesmen InflasiAssesmen InflasiAssesmen Inflasi

Inflasi Jatim terkoreksi pada akhir tahun 2013, yaitu mencapai

7,59% (yoy) turun dibandingkan triwulan sebelumnya (7,78%) dan

lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional (8,38%). Demikian

pula secara triwulanan, inflasi Jatim juga turun dari 3,72% (qtq)

menjadi 0,73%.

Walaupun menurun, namun masih di atas sasaran inflasi

nasional 4,5% + 1%, yang disebabkan oleh peningkatan inflasi

kelompok administered price (14,91%) dan volatile foodss (12,76%).

Sedangkan inflasi kelompok core inflation relatif stabil sebesar 4,13%.

Kinerja ekonomi Jatim meningkat sebesar 6,21% (yoy), lebih rendah dibandingkan nasional (5,78%).

Inflasi IHK pada triwulan IV-2013, secara tahunan, mencapai sebesar 7,59% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan nasional (8,38%).

Page 14: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

x

Sumbangan inflasi terbesar masih diberikan oleh kelompok

administered price (2,68%), disusul kemudian oleh volatile foods

(2,54%) dan kelompok core inflation (2,38%). Pelaksanaan kebijakan

pemerintah terkait penyesuaian harga komoditas tertentu seperti

Bahan Bakar Minyak, tarip listrik, Upah Minimum Kota (UMK), cukai

rokok dan bahan bakar rumah tangga, dan fluktuasi produksi

(termasuk di dalamnya kendala impor hortikultura di awal tahun)

merupakan penyebab utama tingginya inflasi pada 2 (dua) kelompok

tersebut.

Secara historis, inflasi Jatim selalu sejalan dengan nasional

dengan tingkat inflasi yang relatif lebih tinggi. Namun pada tahun

2013, inflasi Jatim berada pada level di bawah inflasi nasional dan di

urutan kedua terendah untuk kawasan Jawa. Realisasi inflasi di

kawasan Jawa mulai dari yang terendah yaitu DIY (7,32%), Jawa

Timur (7,59%), Jawa Tengah (7,99%), Jawa Barat (9,15%) dan

tertinggi terjadi pada Provinsi Banten (9,65%).

Assesmen PerbankanAssesmen PerbankanAssesmen PerbankanAssesmen Perbankan

Sampai dengan Triwulan IV tahun 2013, kinerja perbankandi

Jawa Timurbaik Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

masih terus menunjukkan perkembangan positif. Hal tersebut

tercermin dari indikator total aset, kredit dan DPK yang tumbuh

dengan baik serta didukung oleh tingkat risiko kredit yang rendah

(kurang dari 5%) dan stabil.Aset Bank Umum dan BPR tetap tumbuh

tinggi yaitu sebesar18,8% (yoy) hingga mencapai Rp 429,98 triliun

pada Triwulan IV 2013. Kredit tumbuh sebesar 26,71% (yoy) dari

sebesar Rp 291,26 triliun pada Triwulan III 2013 menjadi sebesar Rp

310,96 triliun pada Triwulan IV 2013. Demikian pula dengan Dana

Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum dan BPR di Jawa Timur yang mencatat

pertumbuhan sebesar 15,9% (yoy) menjadi sebesar Rp 340,96 triliun

pada periode laporan.

Sementara itu, perkembangan transaksi sistem pembayaran di

wilayah Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia di Jawa Timur yang

meliputi KPw BI Wilayah IV, Malang, Jember dan Kediri pada Triwulan

II-2013 menunjukkan peningkatan, baik untuk transaksi tunai maupun

transaksi non-tunai. Transaksi tunai mengalami net-outflow sebesar

Rp. 3,44 triliun. Kondisi tersebut cukup berbeda apabila dibandingkan

Kinerja perbankan di Jawa Timur masih terus menunjukkan perkembangan positif dengan pertumbuhan kredit mencapai 26,71% (yoy), bahkan lebih tinggi dari tahun 2012.

Page 15: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

xi

triwulan sebelumnya yang mencatat net inflow sebesar Rp 729,32

miliar (Triwulan III 2013). Net outflow yang terjadi pada periode ini

disebabkan oleh peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat pada

momen liburan natal dan tahun baru. Selain itu, tingginya realisasi

anggaran belanja pemerintah daerah di akhir tahun juga turut

mendorong peningkatan kebutuhan uang kartal masyarakat Jawa

Timur pada periode laporan.

Hal serupa juga ditunjukkan oleh transaksi non-tunai melalui

sistem BI-RTGS yang tumbuh mencapai 5,93% (qtq) dan Sistem Kliring

Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang mencapai Rp. 44,39 triliun atau

menurun sebesar -14,19% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya.

Prospek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Tw IProspek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Tw IProspek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Tw IProspek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Tw I 2012012012014444

Pada triwulan I 2014, pertumbuhan ekonomi Jatim

diproyeksikan tumbuh pada rentang pertumbuhan

6,2% s.d 6,6% (yoy). Perekonomian Jawa Timur triwulan ini

diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencatat pertumbuhan pada level 6,2% (yoy).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur

masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor.

Hasil survei konsumen menunjukkan bahwa ekspektasi penghasilan

masyarakat di triwulan I 2014 cenderung meningkat sebagaimana

tercermin pada hasil survei konsumen. Pulihnya perekonomian negara

maju serta mulai meredanya tekanan pada perekonomian negara

mitra dagang Jawa Timur di triwulan I 2014 diperkirakan mampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya dari ekspor luar

negeri. Perkiraan meredanya tekanan nilai tukar rupiah juga menjadi

salah satu pendorong perbaikan neraca perdagangan Jawa Timur,

sehingga perekonomian wilayah Jabagtim diperkirakan mampu

tumbuh positif pada triwulan I-2014.

Sementara itu, pada triwulan I-2014, kinerja investasi

diperkirakan sedikit melambat. Hasil quick survey dan liaison

menunjukkan bahwa pelaksanaan Pemilu 2014 membuat investor

melakukan wait and see dan menunda keputusan investasi 6-12 bulan

ke depan. Tekanan di sektor industri berupa kenaikan UMK dan

rencana kenaikan tarif listrik industri diperkirakan berpotensi menahan

realisasi investasi.

Ekonomi Jatim pada Tw I-2014 diperkirakan tumbuh pada rentang pertumbuhan 6,2% s.d 6,5%

Page 16: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

xii

Di sisi penawaran, kinerja pertanian di triwulan I-2014

diperkirakan meningkat terbatas seiring dengan adanya pergeseran

panen di beberapa daerah akibat terendamnya lahan sawah.

Sementara itu, kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran juga

diperkirakan meningkat seiring dengan kembali pulihnya konsumsi

rumah tangga serta semakin majunya kota tujuan wisata alam seperti

Malang, Banyuwangi dan Jember yang menarik wisatawan domestik

maupun internasional. Pelaksanaan Pemilu 2014 serta relatif tingginya

agenda bisnis di awal tahun berpotensi meningkatkan kinerja

subsektor perdagangan, hotel, dan restoran. Perbaikan sisi penawaran

tercermin dalam hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang

menunjukkan peningkatan ekspektasi realisasi usaha dan penyerapan

tenaga kerja pelaku usaha.

Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking

beberapa indikator harga, maka inflasi kota Jawa Timur pada Tw

I-2014 diperkirakan secara tahunan (yoy) berada di kisaran 6,71% s/d

6,90%.

Pada awal 2014 terjadi banjir di beberapa wilayah di Jawa

Timur yang merusak 5,95% dari total lahan yang telah

ditanami(mayoritas adalah lahan padi). Hal ini menyebabkan petani

harus menanam ulang sawah yang terendam sehingga berpotensi

pada berkurangnya produksi beras dan pergeseran masa panen.

Berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga sampai dengan minggu

ke-2 Februari 2014 tidak terdapat kenaikan harga yang signifikan

untuk sub kelompok sayur-sayuran maupun bumbu-bumbuan.

Kenaikan harga terjadi pada beras (0,92%) dan cabe rawit (3,45%).

Selain banjir, pada minggu ke-2 Februari juga terjadi erupsi

Gunung Kelud yang menyebabkan rusaknya lahan pertanian padi,

cabe rawit, jagung, kedelai, nanas dan tomat. Hal ini berpotensi

meningkatkan inflasi kelompok bahan makanan pada awal 2014.

Meskipun demikian, diproyeksi tekanan inflasi tersebut berdampak

pada bulan Januari dan Februari 2014 sehingga di akhir Tw I-2014,

dampak tersebut telah termoderasi oleh dimulainya masa panen raya

dan inflasi kelompok ini relatif stabil.

Sampai dengan Tw I-2014 pendorong inflasi kelompok ini

adalah kenaikan harga bahan bakar rumah tangga (LPG 12 kg) yang

Inflasi Jatim pada Tw I-2014 diperkirakan berada pada kisaran 6,71% s.d 6,90% (yoy).

Page 17: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

xiii

meningkat Rp1.000/kgdan menyumbang inflasi bulan Januari 2014

sebesar 0,21%. Tidak terdapat rencana pemerintah untuk menaikkan

harga komoditas lain pada Tw I-2014. Kenaikan selanjutnya adalah

Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang akan dilaksanakan pada Mei 2014,

sehingga pada Tw I-2014 inflasi kelompok ini diperkirakan stabil dan

cenderung turun.

Inflasi kelompok ini diproyeksi meningkat di akhir Tw I-2014

seiring dengan adanya Pemilu pada April 2014 yang memicu tingginya

ekspektasi masyarakat. Harga komoditas internasional yang belum

stabil serta masih lemahnya nilai tukar Rupiah juga menjadi salah satu

pemicu relatif meningkatnya inflasi kelompok ini.

Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 201Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 201Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 201Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2014444

Di sepanjang tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Jatim

diproyeksikan tumbuh pada rentang 6,4% s.d 6,8% (yoy). Perkiraan

pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2014 ini lebih tinggi dibandingkan

tahun 2013 (6,2%, yoy). Pertumbuhan ini diyakini masih yang

tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Jawa.

Dari sisi permintaan, penopang utama pertumbuhan

ekonomi masih berasal dari konsumsi masyarakat seiring tingginya

daya beli dan dominannya proporsi usia produktif di Jawa Timur.

Selain itu, konsumsi rumah tangga dan Pemerintah pada tahun 2014

didorong oleh kenaikan permintaan akibat pelaksanaan Pemilu 2014.

Sementara itu, kenaikan tarif komponen pembentuk biaya produksi di

tahun 2013 terindikasi berdampak pada kinerja sektor riil Jawa Timur

di sepanjang tahun 2014. Tekanan di dunia usaha diperkirakan

memperlemah kinerja investasi. Namun demikian, adanya realisasi

beberapa proyek infrastruktur Pemerintah seperti mulai beroperasinya

Teluk Lamong, rencana pembangunan empat buah smelter serta Tol

Trans Jawa diperkirakan mampu menahan laju perlambatan investasi

tersebut. Pembaikan perekonomian global dan regional sepanjang

tahun ini secara optimis mampu meningkatkan ekspor Jawa Timur di

tahun 2014.

Di sisi penawaran, hampir seluruh sektor mampu tumbuh

positif dibanding tahun 2013, kecuali sektor bangunan dan sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Pada tahun 2014,

tekanan sektor industri pengolahan mampu dikompensasi dengan

Ekonomi Jatim Tahun 2014 diperkirakan tumbuh pada rentang 6,4% s.d 6,8% (yoy)

Page 18: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

xiv

tingginya permintaan pra dan pasca Pemilu, sehingga masih tumbuh

positif. Sementara itu, sektor bangunan dan sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan diperkirakan relatif melambat. Adanya

kebijakan pengetatan kepemilikan rumah berpotensi untuk menahan

pertumbuhan sektor konstruksi. Di sisi lain, kebijakan peningkatan

suku bunga acuan dan pembatasan penyaluran kredit oleh bank

berpotensi memperlambat pertumbuhan sektor keuangan, terutama

subsektor bank. Secara keseluruhan faktor tersebut mampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur lebih tinggi

dibandingkan dengan capaian di tahun sebelumnya.

Pada akhir tahun 2014, inflasi Jawa Timur diproyeksikan

berada di kisaran 4,84% - 5,34% atau kembali pada sasaran nasional

yang sebesar 4,5% + 1%.

Tekanan berkurang seiring dengan tidak adanya kendala impor

hortikultura. Meskipun demikian, produksi lokal diproyeksikan

berkurang sebagai dampak terjadinya bencana alam di awal tahun

2014 seperti banjir di beberapa daerah di Jawa Timur serta erupsi

Gunung Kelud.

Inflasi relatif stabil karena tidak adanya rencana kenaikan

harga BBM. Tekanan kenaikan harga LPG 12 kg di awal tahun dan

kenaikan BBM di Tw III-2013 diproyeksi termoderasi di Tw III-2014

melalui penyesuaian indeks base year IHK. Namun perlu diwaspadai

rencana kenaikan tarif tenaga listrik yang akan dilaksanakan pada Mei

2014 termasuk pula dampak lanjutannya terhadap kelompok inflasi

lainnya.

Tekanan inflasi berpotensi meningkat karena ekspektasi

masyarakat dengan adanya Pemilu pada April 2014 dan penyesuaian

UMP. Adanya Pemilu tahun 2014 meningkatkan ekspektasi

masyarakat akan tingginya aktivitas perekonomian sehingga dapat

mendorong kenaikan harga. Selain itu, tingkat harga komoditas

internasional yang masih berfluktuatif dan adanya titik keseimbangan

baru Rupiah juga berpotensi meningkatkan biaya produksi industri

yang sebagian bahan bakunya impor sehingga menjadi salah satu

sumber kenaikan harga.

inflasi Jatim pada tahun 2014 diperkirakan secara tahunan berada di kisaran 4,84% s.d 5,34%

Page 19: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

JAWA TIMUR 130,58 131,75 134,29 135,50 139,39 139,55 144,74 145,79

- Kota Surabaya 130,32 131,39 133,80 135,02 138,95 139,09 144,18 145,17

- Kota Malang 130,51 131,63 134,34 135,89 139,65 140,14 145,31 146,65

- Kota Kediri 129,34 130,90 134,04 134,62 138,00 138,82 144,47 145,45

- Kota Jember 131,12 132,22 134,39 135,86 139,66 139,33 144,83 145,65

- Kota Probolinggo 133,59 135,90 139,28 140,56 144,54 137,07 141,63 142,29

- Kota Madiun 134,42 135,20 137,51 138,20 142,52 144,58 150,44 151,75

- Kota Sumenep 128,26 129,81 132,63 133,44 137,77 142,10 147,45 148,59

LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)

JAWA TIMUR 3,97 4,63 4,50 4,50 6,75 5,93 7,78 7,59

- Kota Surabaya 4,19 4,69 4,29 4,37 6,63 5,86 7,76 7,52

- Kota Malang 3,80 4,44 4,58 4,60 7,01 6,46 8,16 7,92

- Kota Kediri 4,34 5,06 5,26 4,63 6,70 6,05 7,79 8,05

- Kota Jember 2,46 4,12 4,40 4,49 6,51 5,38 7,77 7,21

- Kota Probolinggo 3,19 4,66 5,55 5,88 8,20 5,59 8,02 7,98

- Kota Madiun 3,36 3,93 3,91 3,51 6,04 6,39 7,22 7,52

- Kota Sumenep 5,10 5,46 6,06 5,06 7,42 5,10 6,76 6,62

PDRB Harga Konstan (Milliar Rp) 95.330.557 98.085.149 100.427.099 99.823.633 101.592.876 104.838.963 106.972.444 106.024.163

- Pertanian 15.982.668 14.177.715 13.591.281 10.712.279 16.210.298 14.378.586 13.851.750 10.889.462

- Pertambangan dan Penggalian 1.893.917 2.120.466 2.160.927 2.225.952 1.949.636 2.177.323 2.270.837 2.299.832

- Industri Pengolahan 23.409.626 23.871.800 24.936.426 25.799.205 24.618.463 25.452.321 26.272.724 27.153.725

- Listrik, gas, dan air bersih 1.257.835 1.320.473 1.310.535 1.349.589 1.328.343 1.381.232 1.371.165 1.405.760

- Bangunan 2.893.702 3.224.522 3.314.209 3.408.133 3.132.579 3.564.182 3.594.584 3.714.675

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 30.081.571 31.799.848 32.958.742 33.535.338 32.903.774 34.637.806 35.766.969 36.122.757

- Pengangkutan dan komunikasi 6.945.037 7.627.427 7.949.406 8.119.044 7.707.809 8.393.503 8.800.228 8.936.202

- Keuangan, persewaan, dan jasa 5.156.525 5.439.472 5.544.158 5.662.313 5.594.390 5.865.905 5.954.027 6.041.520

- Jasa 2.145.164 8.503.427 8.661.415 2.996.662 8.147.583 8.988.106 9.090.159 9.460.230

Pertumbuhan (yoy)

- Pertanian 2,76 4,68 4,36 1,95 1,42 1,42 1,92 1,65

- Pertambangan dan Penggalian 5,09 1,66 1,01 1,11 2,91 2,34 4,72 3,19

- Industri Pengolahan 6,23 5,74 7,21 6,17 5,16 6,62 5,36 5,25

- Listrik, gas, dan air bersih 7,07 6,69 5,25 5,90 5,61 4,60 4,63 4,16

- Bangunan 10,18 5,58 6,84 6,10 8,26 10,53 8,46 8,99

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,69 10,61 9,79 10,13 9,38 8,92 8,52 7,72

- Pengangkutan dan komunikasi 13,17 8,05 8,79 9,10 10,98 10,04 10,70 10,06

- Keuangan, persewaan, dan jasa 7,76 8,92 8,18 7,20 8,49 8,24 7,39 6,70

- Jasa 4,75 4,96 4,63 4,97 5,68 5,72 4,95 4,98

Pertumbuhan PDRB (yoy ) 7,27 7,31 7,41 7,09 6,57 6,90 6,51 6,21

2012 2013

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR

LAMPIRAN

INDIKATOR

xviii

Page 20: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

A. Perbankan

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Bank Umum :

Total Asset (Rp. Triliun) 304,22 322,89 342,66 353,60 362,32 379,47 406,88 420,52

DPK (Rp. Triliun) 252,81 262,25 273,66 289,09 287,82 293,80 313,69 335,31

- Tabungan (Rp. Triliun) 109,95 116,20 122,89 134,22 130,08 133,15 140,54 130,19

- Giro (Rp. Triliun) 42,85 43,54 46,07 47,67 46,57 45,98 51,85 53,34

- Deposito (Rp. Triliun) 100,00 102,50 104,70 107,20 111,16 114,67 121,31 151,77

Kredit (Rp. Triliun) - Bank Pelapor 192,75 210,06 223,51 239,48 245,21 265,35 284,35 304,11

- Modal Kerja 112,31 123,45 129,66 139,52 142,72 153,43 165,97 181,17

- Investasi 26,13 28,75 31,21 33,72 33,43 38,62 41,56 43,96

- Konsumsi 54,32 57,86 62,64 66,25 69,06 73,31 76,82 78,98

Non Performing Loan (NPL-Gross) 2,96 2,73 2,64 2,60 2,26 2,12 2,02 1,75

Loan to Deposit Ratio - LDR (%) 76,25% 80,10% 85,07% 82,84% 85,20% 90,32% 90,64% 90,70%

Kredit UMKM (Triliun Rp)-Bank Pelapor 63,21 68,87 63,65 68,53 70,40 78,65 79,16 83,26

NPL UMKM Gross (%) 4,22 3,82 3,68 3,63 3,89 3,56 3,59 3,29

BPR :

Total Asset (Rp. Triliun) 6,98 7,35 8,01 8,33 8,57 8,97 9,39 9,46

DPK (Rp. Triliun) 4,18 4,39 4,74 4,89 4,98 5,09 5,30 5,41

- Tabungan (Rp. Triliun) 1,33 1,35 1,47 1,57 1,61 1,60 1,65 1,74

- Deposito (Rp. Triliun) 2,85 3,03 3,27 3,32 3,38 3,50 3,65 3,67

Kredit (Rp. Triliun) 5,15 5,57 5,81 5,94 6,19 6,70 6,92 6,85

- Modal Kerja 3,36 3,63 3,78 3,80 4,11 4,48 4,62 4,62

- Investasi 0,16 0,17 0,20 0,28 0,20 0,23 0,26 0,25

- Konsumsi 1,64 1,77 1,83 1,85 1,88 1,99 2,05 1,99

Non Performing Loan (NPL-Gross) 4,29% 4,14% 4,24% 3,39% 3,84% 3,88% 4,28% 4,00%

Loan to Deposit Ratio - (LDR) % 123,38% 127,08% 123% 121% 124% 131% 131% 127%

SYARIAH :

Total Asset (Rp. Triliun) 12,01 13,14 14,08 16,57 17,27 18,74 19,23 21,45

DPK (Rp. Triliun) 9,32 9,88 10,59 12,39 13,27 13,95 14,03 16,91

- Giro (Rp. Triliun) 0,84 0,88 0,88 1,39 1,25 1,30 0,78 0,99

- Tabungan (Rp. Triliun) 4,90 5,08 5,43 4,83 4,97 5,29 5,81 6,50

- Deposito (Rp. Triliun) 3,58 3,92 4,28 6,18 7,04 7,35 7,44 9,43

Pembiayaan (Rp. Triliun) 8,93 10,03 10,68 11,99 12,67 13,81 14,09 15,01

- Modal Kerja 3,60 4,16 4,54 5,08 5,40 5,95 6,26 6,86

- Investasi 1,51 1,75 1,89 2,29 2,31 2,58 2,51 2,77

- Konsumsi 3,83 4,12 4,25 4,61 4,96 5,27 5,32 5,39

Non Performance Financing (NPF) % 1,36 1,43 1,63 1,43 1,91 1,97 2,5 2,59

Financing to Deposit Ratio (FDR) % 95,77 101,59 100,80 96,72 95,50 98,97 100,43 86,76

B. SISTEM PEMBAYARAN

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Inflow (Rp. Triliun) 12,70 20,08 14,91 9,99 15,99 11,35 18,78 10,98

Outflow (Rp. Triliun) 6,52 12,08 14,30 11,53 8,16 11,77 18,05 14,42

Pemusnahan Uang (Rp- Triliun) 4,76 5,10 0,29 0,88 1,67 3,28 5,02 4,61

Nominal Transaksi RTGS 122,21 182,77 185,10 197,88 184,12 220,10 210,82 200,00

Volume Transaksi RTGS 141.322 172.750 146.738 189.920 121.530 170.050 171.756 160.000

Nominal Kliring Kredit (Rp. Triliun) 44,05 46,32 38,59 46,11 36,69 49,46 51,73 44,39

Volume Kliring Kredit (juta lembar) 1,40 1,40 1,28 1,29 1,30 1,38 1,35 1,06

Tolakan Kliring (Rp. Juta) 632.814 638.541 637.615 979.293 964.720 774.711 964.847 707.567

Tolakan Kliring (lembar) 20.065 19.361 23.280 21.770 25.418 21.488 25.638 18.731

2012

2012201220122012INDIKATOR

INDIKATOR2013

2013

LAMPIRAN

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR

Page 21: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Bab 1Bab 1Bab 1Bab 1

PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONAL

Page 22: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

1

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

1111 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

1.1.1.1.1.1.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 201Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 201Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 201Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2013333

Kinerja perekonomian Jawa Timur (Jatim) pada tahun 2013 mencapai 6,55% (yoy),

melambat dibanding 2012 (7,22%), namun tetap lebih tinggi dari ekonomi nasional yang

berada pada level 5,78%. Sebagaimana diinformasikan pada tabel berikut, pertumbuhan

ekonomi Jatim dalam kurun waktu 8 tahun terakhir cenderung lebih tinggi dibandingkan

nasional, kecuali pada tahun 2007 yang sedikit berada di bawah nasional. Jika diukur lebih

lanjut, kinerja perekonomian Jatim terus meningkat, sedangkan nasional mulai mengalami

perlambatan di tahun 2012.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Jawa Timur

WILAYAHWILAYAHWILAYAHWILAYAH 2005200520052005 2006200620062006 2007200720072007 2008200820082008 2009200920092009 2010201020102010 2011201120112011 2012201220122012 2013*2013*2013*2013*

NASIONAL 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 5.78

JAWA TIMUR 5.84 5.80 6.11 6.16 5.01 6.68 7.22 7.27 6.55 Sumber: BPS Jawa Timur

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga, pemerintah dan kinerja investasi swasta

Jatim menjadi sumber pendorong pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi rumah tangga di

tahun 2013 didorong perbaikan daya beli masyarakat seiring bertambahnya kelompok usia

produktif. Di sisi lain, pertumbuhan belanja investasi pemerintah dan swasta pun meningkat di

tengah upaya percepatan pembangunan infrastruktur guna meningkatkan minat investor luar

dan dalam negeri, khususnya pada sektor industri pengolahan. Namun, transaksi perdagangan

Jawa Timur mengalami penurunan akibat melambatnya ekspor impor dalam negeri, sedangkan

luar negeri relatif tumbuh membaik. Di sisi lain, minat investasi relatif membaik dengan

diselesaikannya beberapa proyek infrastruktur besar semisal Jalan Tol Mojokerto – Kertosono,

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pacitan, Sistem Penyediaan Air Minum (SPA),

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) serta Penyelesaian Tahap IV Jalan

Lintas Selatan (JLS). Dengan diresmikannya PLTU Pacitan menambah supply listrik di Jawa Timur

sehingga mendorong kondisi surplus energi yang berpotensi meningkatkan minat investasi

khususnya pembangunan pabrik Smelter di tahun 2014.

Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan kredit perbankan pada kegiatan konsumtif masih

lebih rendah dibandingkan penyaluran kredit ke sektor produktif. Hal ini searah dengan

Page 23: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

2

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

kebijakan Bank Indonesia yang menginginkan adanya peningkatan kredit pada sektor

produktif, sedangkan pertumbuhan kredit konsumtif diharapkan melaju pada level stabil

dengan tingkat prudential yang lebih baik.

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Jawa Timur

Sumber: BPS Jawa Timur

Dari sisi penawaran, Dari sisi penawaran, Dari sisi penawaran, Dari sisi penawaran, perlambatan ekonomi disebabkan menurunnya kinerja 3 (tiga) perlambatan ekonomi disebabkan menurunnya kinerja 3 (tiga) perlambatan ekonomi disebabkan menurunnya kinerja 3 (tiga) perlambatan ekonomi disebabkan menurunnya kinerja 3 (tiga)

sektor utama. sektor utama. sektor utama. sektor utama. Menurunnya luas lahan dan pergeseran musim tanam turut mempengaruhi

tingkat produktivitas hasil tani sehingga pada akhirnya menekan pertumbuhan sektor

pertanian. Di sisi lain, belum membaiknya transaksi ekspor impor luar negeri dan penurunan

marjin dunia usaha akibat kenaikan biaya produksi turut mempengaruhi perlambatan sektor

industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProvinsi Jawa Timur

Sumber: BPS Jawa Timur

Ditinjau dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit perbankan di Jawa timur kepada sektor-

sektor utama secara umum terjaga stabil. Meskipun pertumbuhan kredit kepada sektor

pertanian sejak triwulan III 2013 mencatat perlambatan, namun diharapkan kondisinya terus

Komponen Sisi Permintaan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Konsumsi 6.44 5.16 8.20 5.56 6.61 4.73 6.91

Konsumsi Rumah Tangga 6.29 4.61 7.82 5.04 7.17 5.17 7.38

Konsumsi Pemerintah 8.25 11.59 12.40 10.44 1.26 0.24 2.27

Konsumsi Lemb. Nirlaba 4.94 1.54 5.34 8.54 7.79 5.74 4.15

Investasi (PMBT) 2.71 5.86 5.22 7.13 9.67 5.39 6.67

Ekspor 5.63 5.86 0.44 5.38 11.11 11.55 6.47

Ekspor (Luar Negeri) 6.65 9.11 8.31 8.45 11.81 3.53 3.45

Ekspor (Dalam Negeri) 4.86 3.37 (12.12) 9.75 9.55 20.50 9.08

Impor 5.33 3.52 2.44 7.28 7.55 9.82 5.38

Impor (Luar Negeri) 2.43 4.61 6.77 12.30 9.37 12.62 2.39

Impor (Dalam Negeri) 7.62 2.70 (5.79) 8.50 10.82 2.49 8.30

PDRB 5.89 6.16 5.01 6.68 7.22 7.27 6.55

KOMPONEN SISI PENAWARAN 2009 2010 2011 2012 2013

1. PERTANIAN 3.92 2.23 2.53 3.49 1.59

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 6.92 9.18 6.08 2.32 3.30

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 2.80 4.32 6.06 6.34 5.59

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 2.72 6.43 6.25 6.21 4.74

5. BANGUNAN 4.25 6.64 9.12 7.05 9.08

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 5.58 10.67 9.81 10.06 8.61

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 12.98 10.08 11.43 9.65 10.43

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 5.30 7.27 8.18 7.91 7.68

9. JASA-JASA 5.76 4.34 5.08 5.06 5.32

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.01 6.68 7.22 7.27 6.55

Page 24: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOM

PPPP

membaik mengingat optim

Sementara itu penyaluran

mencatat pertumbuhan ya

upaya peningkatan penge

perbankan, utamanya pad

dukungan pembiayaan da

ketahanan pangan daerah.

1.21.21.21.2 Pertumbuhan EkonomPertumbuhan EkonomPertumbuhan EkonomPertumbuhan Ekonom

Perekonomian JawPerekonomian JawPerekonomian JawPerekonomian Jaw

IV 2013. Pertumbuhan eIV 2013. Pertumbuhan eIV 2013. Pertumbuhan eIV 2013. Pertumbuhan e

(yoy) dibanding triwulan (yoy) dibanding triwulan (yoy) dibanding triwulan (yoy) dibanding triwulan

pertumbuhan nasional ypertumbuhan nasional ypertumbuhan nasional ypertumbuhan nasional y

ekonomi lebih disebabkan

negara tujuan China dan In

dan transaksi perdagangan

negeri. Komponen lainnya

Dari sisi penawaDari sisi penawaDari sisi penawaDari sisi penawa

Pengangkutan & KomunPengangkutan & KomunPengangkutan & KomunPengangkutan & Komun

mengiringi perbaikan kine

khususnya di wilayah Jawa

PHR dominan mendorong

MI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Reg

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.11.11.11.1 Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy)Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy)Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy)Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy)

Prov.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa Timur

imisme pelaku usaha atas peningkatan produks

n kredit kepada sektor industri pengolahan da

yang relatif sama dan lebih stabil. Terkait denga

gelolaan risiko pada sektor utama masih me

ada sektor pertanian. Hal tersebut diperlukan

dalam pengembangan sektor pertanian dalam

h.

mi Jawa Timur Tahun Triwulan IV 2013mi Jawa Timur Tahun Triwulan IV 2013mi Jawa Timur Tahun Triwulan IV 2013mi Jawa Timur Tahun Triwulan IV 2013

wa Timur menginwa Timur menginwa Timur menginwa Timur mengindikasikan terjadinya perlamdikasikan terjadinya perlamdikasikan terjadinya perlamdikasikan terjadinya perlam

ekonomi pada triwulan ini sebesar 6,2% ( ekonomi pada triwulan ini sebesar 6,2% ( ekonomi pada triwulan ini sebesar 6,2% ( ekonomi pada triwulan ini sebesar 6,2% (

n sebelumnya (6,5%, yoy), namun tetap lebihn sebelumnya (6,5%, yoy), namun tetap lebihn sebelumnya (6,5%, yoy), namun tetap lebihn sebelumnya (6,5%, yoy), namun tetap lebih

yang tercatat sebesaryang tercatat sebesaryang tercatat sebesaryang tercatat sebesar 5,78%. 5,78%. 5,78%. 5,78%. Dari sisi per

an oleh penurunan kinerja perdagangan luar n

India. Di sisi lain, masih tumbuhnya konsumsi m

an antar daerah menjadi faktor penahan penuru

a yaitu investasi swasta dan belanja pemerintah

aran, aran, aran, aran, kinerja sektor Industri, Bangunankinerja sektor Industri, Bangunankinerja sektor Industri, Bangunankinerja sektor Industri, Bangunan

unikasi menahaunikasi menahaunikasi menahaunikasi menahan laju perlambatan sektorn laju perlambatan sektorn laju perlambatan sektorn laju perlambatan sektor

nerja sektor industri di tengah masih kuatny

a. Sementara itu, perlambatan yang terjadi pad

g laju pertumbuhan ekonomi pada level yang

3

gional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan IV– 2013

ksi usaha di tahun 2014.

dan sektor perdagangan

gan hal tersebut di atas,

enjadi tantangan dunia

n mengingat pentingnya

m rangkat peningkatan

ambatan pada triwulan ambatan pada triwulan ambatan pada triwulan ambatan pada triwulan

(yoy), menurun 0,3% (yoy), menurun 0,3% (yoy), menurun 0,3% (yoy), menurun 0,3%

bih tinggi dibandingkan ih tinggi dibandingkan bih tinggi dibandingkan ih tinggi dibandingkan

ermintaan, , , , perlambatan

r negeri terutama untuk

i masyarakat Jawa Timur

runan kinerja ekspor luar

h masih tumbuh stabil.

n, Jasa serta sektor n, Jasa serta sektor n, Jasa serta sektor n, Jasa serta sektor

or lainnya. or lainnya. or lainnya. or lainnya. Optimisme

nya konsumsi domestik

ada sektor pertanian dan

g lebih rendah. Tibanya

Page 25: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

4

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.2222

Perkembangan Pertumbuhan EkonomPerkembangan Pertumbuhan EkonomPerkembangan Pertumbuhan EkonomPerkembangan Pertumbuhan Ekonomi i i i

ProProv.Jawa Timurv.Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.3333

Struktur Perekonomian Prov. Jawa TimurStruktur Perekonomian Prov. Jawa TimurStruktur Perekonomian Prov. Jawa TimurStruktur Perekonomian Prov. Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim

musim tanam kelompok bahan makanan serta tertundanya panen tanaman perkebunan (akibat

hadirnya musim hujan lebih awal) menyebabkan penurunan produksi sektor pertanian. Di sisi

lain, masih belum membaiknya kinerja perdagangan luar negeri mempengaruhi transaksi

ekspor impor Jawa Timur di tengah membaiknya transaksi perdagangan dalam negeri.

1.2.1.Sisi Permintaan1.2.1.Sisi Permintaan1.2.1.Sisi Permintaan1.2.1.Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan, , , , pertumbuhan pada triwulan ini masih didorong oleh kinerja

konsumsi masyarakat, ekspor antar daerah, investasi swasta dan belanja pemerintah.

Sedangkan transaksi perdagangan luar negeri mengalami penurunan, terutama untuk negara

tujuan China dan India.

GrafikGrafikGrafikGrafik1.1.1.1.4444

Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim

GrafikGrafikGrafikGrafik1.1.1.1.5555

Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim

6,41

5,87

5,83

4,33

5,01

5,42

6,53

7,14 7,17 7,29 7,29

7,27

7,30 7,42

7,106,57

6,90

6,51

6,21

6,22 6,25

5,28

4,14 4,27

5,60

6,29 5,81

6,81

6,45

6,52

6,50 6,36 6,16

6,03

5,81

5,58

5,50

3

4

5

6

7

8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV**

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jawa Timur Indonesia Tren-Jawa Timur

%

y

o

y

0%

20%

40%

60%

80%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012 2013

JASA

KEUANGAN

ANGKUT &

KOM

PHR

BANGUNAN

LGA

INDUSTRI

TAMBANG

PERTANIAN

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah

gKonsumsi (rhs) g_Konsumsi Pemerintah (rhs)

T

r

i

l

i

u

n

R

p

%

Y

O

Y

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Net Ekspor Luar Negeri Net Ekspor Antar Pulau

g_Net Ekspor Luar Negeri (rhs) g_Net Ekspor Antar Pulau (rhs)

R

P

T

R

I

L

I

U

N

%

Y

O

Y

Page 26: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

5

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

GrafikGrafikGrafikGrafik1.1.1.1.6666

Indeks PeIndeks PeIndeks PeIndeks Penjualan njualan njualan njualan EceranEceranEceranEceran

a. Konsumsia. Konsumsia. Konsumsia. Konsumsi

Konsumsi rumah tangga tumbuh meningkat pada triwulan IV-2013. Hal ini didukung

oleh stabilnya pendapatan rumah tangga serta tingginya permintaan barang dan jasa di akhir

tahun pada season Natal dan menjelang tahun baru. Peningkatan tersebut dikonfirmasi oleh

meningkatnya omset riil penjualan, terutama peralatan rumah tangga, bahan bangunan (atau

konstruksi) serta pakaian dan perlengkapannya (Grafik 1.6). Faktor tersebut mendorong

konsumsi rumah tangga meningkat menjadi 8,2% (yoy), meningkat sebesar 0,7% (yoy)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, peningkatan belanja masyarakat terindikasi

oleh hasil Survei Penjualan Eceran (yang dilakukan KPwBI Wil.IV) dengan meningkatnya indeks

omset riil khususnya pada jenis barang untukmemenuhi kebutuhan Natal dan Tahun Baru. Di

sisi lain, konsumsi listrik rumah tangga pun tumbuh lebih tinggi dari angka pada triwulan II dan

III 2013. Kedua indikator ini mengkonfirmasi peningkatan belanja masyarakat di

triwulan IV 2013.

Namun, berdasarkan angka yang diperoleh dari laporan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa

Timur atas kinerja pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Triwulan IV 2013 diperoleh

informasi bahwa angka penjualan baik mobil maupun motor tumbuh melambat dibandingkan

dengan Triwulan III 2013. Perlambatan ini diduga akibat shifting belanja masyarakat ke jenis

kendaraan Low Cost Green Car (LCGC), dengan kondisi barang yang belum dapat segera

dipenuhi mengingat tingginya pesanan barang. Dugaan ini diperkuat dari indeks Ketepatan

Waktu Pembelian Barang Tahan Lama (hasil Survei Konsumen KPwBI Wilayah IV), yang

mengalami peningkatan sebesar 4,58 poin dari 100,6 menjadi 105,2 (lihat grafik 1.10). Kinerja

GrafikGrafikGrafikGrafik1.1.1.1.7777

Konsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah Tangga

-

100

200

300

400

500

600

-

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Omset Riil Peralatan Rumah Tangga

Pakaian & Perlengkapannya Makanan, Minuman, Tembakau

Alat Tulis Konstruksi

Barang Budaya dan Rekreasi

Indeks

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

20%

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Kons. Listrik RT Pertumbuhan

Sumber : PLN (diolah)

Kwh %

Page 27: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

6

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.8888 Penjualan Mobil Baru di Jawa TimurPenjualan Mobil Baru di Jawa TimurPenjualan Mobil Baru di Jawa TimurPenjualan Mobil Baru di Jawa Timur

Gambar Gambar Gambar Gambar 1.1.1.1.10101010 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) –––– Survei KonsumenSurvei KonsumenSurvei KonsumenSurvei Konsumen

penjualan kendaraan bermotor diperkirakan akan membaik pada triwulan I 2014 seiring

dipenuhinya ribuan pesanan secara bertahap baik jenis LCGC maupun Low Multi Purpose

Vehicle (LMPV).

Sementara itu, pertumbuhan simpanan perorangan sebagai salah satu sumber

pembiayaan konsumsi masyarakat masih sama dengan pola-pola triwulan sebelumnya yaitu

masih relatif rendah. Namun secara keseluruhan pertumbuhannya mengalami perbaikan

dibandingkan di awal tahun. Sumber pembiayaan eksternal lainnya yang penting bagi

masyarakat adalah kredit konsumsi perbankan yang selama triwulan IV 2013tumbuh

melambat, melanjutkan penurunan angka sebelumnya pada triwulan III 2013. Perlambatan ini

merupakan dampak dari pemberlakuan kebijakan Loan to Value (LTV) progresif (Oktober 2013)

dan kenaikan suku bunga kredit konsumsi pasca kenaikan BI Rate sebagai suku bunga acuan

sejak Juni 2013. Menurunnya realisasi Kredit Kepemilikan Rumah untuk tipe di atas 70 menjadi

salah satu penyebab penurunan pertumbuhan kredit konsumsi di Jawa Timur pada

periode laporan.

Gambar Gambar Gambar Gambar 1.1.1.1.9999 Penjualan Motor Baru di Jawa TimurPenjualan Motor Baru di Jawa TimurPenjualan Motor Baru di Jawa TimurPenjualan Motor Baru di Jawa Timur

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan Mobil Pribadi g Mobil

Sumber : Dinas Pendapatan Jatim (diolah)

(%, yoy)(unit)

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan Sepeda Motor g Sepeda Motor (rhs)

Sumber : Dinas Pendapatan Jatim (diolah)

(%, yoy)(unit)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Penghasilan Saat Ini

Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

INDEKS

Page 28: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

7

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.11114444

Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen –––– Ekspektasi MasyarakatEkspektasi MasyarakatEkspektasi MasyarakatEkspektasi Masyarakat

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.11113333

Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen –––– Kondisi Saat IniKondisi Saat IniKondisi Saat IniKondisi Saat Ini

Gambar Gambar Gambar Gambar 1.1.1.1.11112222

Dana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan Perorangan

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.11111111

Kredit KonsumsiKredit KonsumsiKredit KonsumsiKredit Konsumsi

Indikator lainnya yang turut mendukung kenaikan konsumsi masyarakat tercermin

pada hasil Survei Konsumsi (yang dilakukan KpwBI Wilayah IV) dengan meningkatnya

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) (lihat grafik 1.13). Kenaikan indeks ini lebih dominan

didorong oleh membaiknya persepsi masyarakat atas kondisi ekonomi saat ini dibandingkan

dengan faktor ekspektasinya. Perbaikan pendapatan dan ketersediaan lapangan kerja

mendorong meningkatnya keyakinan masyarakat dalam mengkonsumsi barang tahan lama

sehingga secara keseluruhan mendorong peningkatan IKK. Sebaliknya, perlambatan

ekspektasi didorong kekhawatiran masyarakat atas ketersediaan lapangan pekerjaan dan

tingkat penghasilan di tahun 2014 mengingat dominannya pengaruh variabel PEMILU atas

kinerja sektor usaha, khususnya sektor konstruksi. Namun demikian, keseluruhan nilai

indeks masih di atas 100. Hal ini mencerminkan masyarakat cenderung optimis karena nilai

bersih di atas 100 sama dengan jumlah responden yang merasa optimis lebih besar

dibandingkan dengan jumlah responden yang merasa pesimis.

aya

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan, diolah

0510152025303540

-

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

2012 2013

Rp

Ju

ta

Modal Kerja Investasi Konsumsi

G Modal Kerja (yoy) G Investasi (yoy) G Konsumsi (yoy)

%

y

o

y

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Ekspektasi penghasilan 6 bulan y.a.d.

Kondisi ekonomi Indonesia 6 bulan y.a.d. Ketersediaan lapangan kerja 6 bl yad

INDEKS

(10)

-

10

20

30

40

50

60

-

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

gDPK Perorangan gGiro Perorangan (rhs)

gTab Perorangan (rhs) gDep Perorangan (rhs)%yoy

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

(INDEKS)

Page 29: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

8

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.16161616 Perkembangan Nilai InvestasiPerkembangan Nilai InvestasiPerkembangan Nilai InvestasiPerkembangan Nilai Investasi

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.15151515 Perkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek Investasi

b. Investasib. Investasib. Investasib. Investasi

Pada triwulan IV-2013, kegiatan investasi di Jawa Timur mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Investasi di triwulan ini tumbuh sebesar 7,7% (yoy),

meningkat 1,2% (yoy) dibandingkan dengan triwulan III-2013. Peningkatan investasi di

triwulan ini terutama didorong oleh peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA). Investasi

PMA di wilayah Jabagtim pada triwulan IV-2013 meningkat 57% menjadi 1.368,7 juta USD,

sementara kinerja Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) cenderung turun sebesar 31%

menjadi Rp 6.529,1 Miliar (Grafik 1.16).

Tertariknya investor asing terhadap pasar investasi negara berkembang merupakan

salah satu faktor pendorong relatif tingginya investasi asing di Jatim. Selain itu, perekonomian

yang relatif stabil dan tumbuh di atas level nasional serta kemudahan izin investasi turut

mendukung peningkatan PMA. Berbagai rangkaian kegiatan business meeting dengan calon

investor asing berupa penawaran proyek infrastruktur dan potensi berinvestasi di Jawa Timur

direspon positif dengan dibentuknya kerjasama (MoU) antara beberapa negara dengan

Gubernur Jawa Timur. Langkah ini dinilai efektif terlihat dari berlanjutnya hubungan bilateral

dengan pengajuan rencana investasi beberapa PMA di sepanjang tahun 2013. Apabila dilihat

secara tahunan, investasi di tahun 2013 meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya,

dengan dominasi padajenis investasi berbentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),

lihat grafik 1.16.

Perbaikan kinerja investasi juga terindikasi dari volume penyaluran kredit investasi

yang memiliki tren peningkatan (Grafik 1.18Berdasarkan hasil liaison, investasi wilayah

Jabagtim di triwulan IV-2013 banyak dilakukan melalui peremajaan mesin produksi, sehingga

impor barang modal cenderung meningkat (Grafik 1.21).

-100%

0%

100%

200%

300%

-

50

100

150

200

250

300

350

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Proyek PMA Jumlah Proyek PMDN

Perubahan Jumlah Proyek PMA Perubahan Jumlah Proyek PMDN

(%, yoy)(Unit

Proyek)

-500%

0%

500%

1000%

1500%

2000%

2500%

3000%

3500%

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Nilai Proyek PMA (USD million) Nilai Proyek PMDN (Rp miliar)

g Nilai Proyek PMA g Nilai Proyek PMDN

(%, yoy)(USD

Million)

Page 30: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

9

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Gambar1.1Gambar1.1Gambar1.1Gambar1.19999

Perkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan Semen

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.20202020

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Penjualan TrukPenjualan TrukPenjualan TrukPenjualan Truk

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan, diolah

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.18181818

Perkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit Investasi

Gambar1.1Gambar1.1Gambar1.1Gambar1.17777

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan PMTBPMTBPMTBPMTB

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

Sumber: BPS Jawa Timur

Indikator lainnya mengindikasikan hal yang sama, yaitu indikator tingkat

pertumbuhan penjualan semen dan penjualan truk. Meningkatnya kebutuhan

pembangunan investasi fisik di Jawa Timur terindikasi melalui pertumbuhan penjualan

semen, meskipun belum levelnya belum setinggi di tahun 2012. Giatnya kegiatan investasi

turut dikonfirmasi oleh berlanjutnya perbaikan kinerja penjualan truk (sebagai salah satu

kendaraan usaha).

Meskipun kebijakan tarif impor mesin sebesar 0% telah dihapuskan, namun kinerja

kelompok impor barang modal masih tumbuh stabil. Pesta demokrasi di tahun 2014

menjadi faktor utama penyebab ekspansi terbatas sektor industri pengolahan. Sebagaimana

turut dikonfirmasi dari hasil kegiatan liaison (KPwBI Wilayah IV) bahwa ekspansi investasi

cenderung meningkat pada kelompok non fisik berupa pembelian mesin baik yang

bertujuan sebagai pengganti maupun peningkatan kapasitas produksi. Sedangkan ekspansi

berupa investasi fisik (mis: bangunan dan tanah) tumbuh melambat mengingat masih

tingginya aksi wait & see pelaku usaha di tahun 2014 mendatang.

0510152025303540

-

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

2012 2013

Rp

Ju

ta

Modal Kerja Investasi Konsumsi

G Modal Kerja (yoy) G Investasi (yoy) G Konsumsi (yoy)

%

y

o

y

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pembentukan Modal Tetap Bruto gPMTB (rhs)

T

r

i

l

i

u

n

R

p

%

Y

O

Y

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan Semen g_Penjualan Semen

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (diolah)

(%, yoy)(ribu sak)

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan Truk g Truk

Sumber : Dinas Pendapatan Jatim (diolah)

(%,yoy)(unit)

Page 31: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

10

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Gambar1.Gambar1.Gambar1.Gambar1.21212121

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Impor Barang ModalImpor Barang ModalImpor Barang ModalImpor Barang Modal

Gambar1.Gambar1.Gambar1.Gambar1.22222222

Komponen Impor Barang ModalKomponen Impor Barang ModalKomponen Impor Barang ModalKomponen Impor Barang Modal

Gambar1.Gambar1.Gambar1.Gambar1.23232323

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan EksporEksporEksporEkspor----Impor Antar DaerahImpor Antar DaerahImpor Antar DaerahImpor Antar Daerah

Gambar1.Gambar1.Gambar1.Gambar1.24242424

Pengiriman Barang Melalui Angkutan LautPengiriman Barang Melalui Angkutan LautPengiriman Barang Melalui Angkutan LautPengiriman Barang Melalui Angkutan Laut

c. Ekspoc. Ekspoc. Ekspoc. Eksporrrr––––ImporImporImporImpor

c. 1. Ekspor Impor c. 1. Ekspor Impor c. 1. Ekspor Impor c. 1. Ekspor Impor Antar DaerahAntar DaerahAntar DaerahAntar Daerah

Net ekspor perdagangan antar daerah di wilayah Jabagtim pada triwulan IV-2013

mengalami peningkatan. Hal ini terutama didukung oleh posisi Jawa Timur sebagai hub

antara wilayah Indonesia Bagian Barat dengan Indonesia Bagian Timur. Net ekspor

perdagangan antar daerah pada triwulan ini meningkat sebesar 26,2% dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya (Grafik 1.23). Hal ini terindikasi dari peningkatan volume barang yang

dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Perak sejak bulan September hingga akhir tahun 2013

(Grafik 1.24). Tingginya permintaan barang dari KTI, terutama untuk komoditas pangan,

seperti beras dan Jagung serta komoditas hasil industri makanan dan minuman pada hari raya

Natal dan menjelang tahun baru mengkonfirmasi kenaikan ini. Pembangunan beberapa

pelabuhan di Jawa Timur, seperti Teluk Lamong, Pelabuhan Socah dan Pelabuhan Tanjung

Wangi di Banyuwangi diperkirakan semakin meningkatkan konektivitas dan perdagangan

antar daerah di wilayah Jabagtim di tahun 2014.

Sumber: Bank Indonesia

-80%

-30%

20%

70%

120%

170%

220%

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010 2011 2012 2013

Vol Barang g Jml Barang (rhs)Ribu Ton %, yoy

Sumber : BPS (diolah)

-10.00%

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

-5,000,000.00

0.00

5,000,000.00

10,000,000.00

15,000,000.00

20,000,000.00

25,000,000.00

30,000,000.00

35,000,000.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

Ekspor Antar Daerah Impor Antar Daerah

Net Ekspor Antar Daerah g Ekspor Antar Daerah (Rhs)

g Impor Antar Daerah (Rhs)

Juta (Rp)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

0

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

Capital Goods

g_Capital Goods

(%, yoy)(USD juta)

271

548 7

8

45

33

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

60

70

-

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013

Kendaraan (U/ Industri) Peralatan Ind. Kend. Pribadi

Mesin g Impor Mesin (rhs)

(USD juta) (%, yoy)

Page 32: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

11

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

c. 2. Ekspor Impor Luar Negeric. 2. Ekspor Impor Luar Negeric. 2. Ekspor Impor Luar Negeric. 2. Ekspor Impor Luar Negeri

Kinerja ekspor luar negeri di wilayah Jabagtim pada triwulan IV 2013 menunjukkan

perlambatan yang relatif signifikan dikarenakan pelemahan perekonomian negara mitra

dagang, terutama China dan India. Pada triwulan ini, ekspor menurun sebesar 19,7%

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 1.25). Selain itu, perlambatan kinerja

ekspor juga didorong atas tingginya import content atas barang ekspor di wilayah Jabagtim

yang diperparah dengan semakin terdepresiasinya Rupiah. Ekspor wilayah Jabagtim

didominasi oleh empat komoditas unggulan, yaitu minyak goreng (animal, vegetable, fats and

oil) , kertas (paper and paperboard), bahan kimia organik (organic chemicals), serta mutiara

dan batu perhiasan (pearl, precious and semi prec. stone).

Berkembangnya industri pengolahan di wilayah ini berkontribusi terhadap

peningkatan nilai tambah atas komoditas ekspornya, misalnya minyak goreng yang menjadi

komoditas dengan net ekspor terbesar. Minyak sawit mentah yang diperoleh dari Kawasan

Timur Indonesia (KTI) diolah menjadi minyak goreng dan diekspor dengan pangsa terbesar di

Asia (India, China, dan Pakistan).Seluruh komoditas tersebut mengalami net ekspor, kecuali

bahan kimia organik yang masih mengalami net impor (Grafik 1.27). Pergerakan harga

minyak sawit internasional dan kertas (lihat Grafik 1.28) turut mempengaruhi kinerja ekspor

Jawa Timur, mengingat tingginya nilai ekspor kedua komoditas ini dari Jawa Timur. Namu,

perlu diperhatikan terkait terbatasnya hutan tanaman industri kertas di Sumatera dan Jawa

Timur merupakan kendala utama dalam perkembangan industri kertas dalam 5 (lima) tahun

mendatang.

Kinerja impor di Triwulan IV 2013 menunjukkan peningkatan, sebagaimana

ditunjukkan dengan net ekspor yang semakin besar pada Grafik 1.25. Impor Jatim yang

sebagian besar didominasi oleh barang modal menunjukkan tingginya sektor usaha di Jawa

Timur dalam melakukan ekspansi skala usahanya. Berdasarkan klasifikasi HS 2 Digit, impor

Jatim di Triwulan IV 2013 yang tertinggi adalah nuclear reactor, boilers machine dan

mechanic application serta iron and steel. Perkembangan industri kendaraan bermotor,

peralatan mekanik rumah tangga dan industri pengolahan akan mendorong permintaan

impor Jatim terhadap bahan baku mesin tersebut.

Page 33: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

12

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Gambar1.Gambar1.Gambar1.Gambar1.25252525

Perkembangan Net Ekspor Luar NegeriPerkembangan Net Ekspor Luar NegeriPerkembangan Net Ekspor Luar NegeriPerkembangan Net Ekspor Luar Negeri

Gambar1.Gambar1.Gambar1.Gambar1.26262626

Komoditas Ekspor Unggulan JKomoditas Ekspor Unggulan JKomoditas Ekspor Unggulan JKomoditas Ekspor Unggulan Jatimatimatimatim

Gambar1.Gambar1.Gambar1.Gambar1.27272727

Perkembangan Net Ekspor Komoditas UnggulanPerkembangan Net Ekspor Komoditas UnggulanPerkembangan Net Ekspor Komoditas UnggulanPerkembangan Net Ekspor Komoditas Unggulan

Gambar1.Gambar1.Gambar1.Gambar1.28282828

Harga Kertas dan Minyak Sawit InternasionalHarga Kertas dan Minyak Sawit InternasionalHarga Kertas dan Minyak Sawit InternasionalHarga Kertas dan Minyak Sawit Internasional

1.2.1.2.1.2.1.2. SISI PENAWARANSISI PENAWARANSISI PENAWARANSISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan IV 2013 secara

keseluruhan masih didominasi oleh tiga sektor utama, yaitu Sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran (PHR), Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Pertanian. Kontribusi masing-masing

sektor tersebut terhadap PDRB Jawa Timur triwulan IV 2013 sebesar 34,85% (PHR), 25,46%

(Industri Pengolahan), dan 9,82% (Pertanian). Kontribusi ketiga sektor utama tersebut terhadap

PDRB Jawa Timur mencapai 70,13%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan proporsi

ketiganya pada Triwulan III 2013 yang tercatat sebesar 70,81%. Penurunan proporsi ini

didorong oleh kontribusi sektor pertanian yang menurun 2,52% dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Sektor ekonomi di Jawa Timur sebagian besar mengalami perlambatan pada triwulan IV

2013, terutama sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel dan restoran,

serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sementara itu, sektor yang mengalami

pertumbuhan positif adalah sektor bangunan dan sektor jasa-jasa. Secara keseluruhan di tahun

-15.00%

-10.00%

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

-5,000,000.00

0.00

5,000,000.00

10,000,000.00

15,000,000.00

20,000,000.00

25,000,000.00

30,000,000.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

Ekspor LN Impor LN Net Ekspor

g Ekspor Luar Negeri (Rhs) g Impor Luar Negeri (Rhs)

Juta (Rp)

0.00

500.00

1,000.00

1,500.00

2,000.00

2,500.00

3,000.00

3,500.00

4,000.00

Jan

'11

Mrt

'11

Me

i'1

1

Jul'

11

Se

p'1

1

No

v'1

1

Jan

'12

Mrt

'12

Me

i'1

2

Jul'

12

Se

p'1

2

No

v'1

2

Jan

'13

Mrt

'13

Me

i'1

3

Jul'

13

Se

p'1

3

No

v'1

3

Animal or vegt. fats and oils Organic chemicals

Paper and paperboard Pearls,precious and semi prec.stone

(Juta USD)

80

280

480

680

880

1080

Jan

Fe

b

Mar

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oc

t

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Mar

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oc

t

No

v

De

c

Jan

2012 2013 2014

Palm Oil Price Paper Price

USD per Ton-1000.00

-500.00

0.00

500.00

1000.00

1500.00

2000.00

2500.00

3000.00

Animal or vegt. fats and oils Organic chemicals

Paper and paperboard Pearls,precious and semi prec.stone

(Juta

USD)

Page 34: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

13

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

2013, kinerja sektor utama dan pendukung juga mengalami perlambatan dibanding tahun

sebelumnya. Kondisi eksternal yang belum membaik menjadi salah satu faktor utama

pendorong perlambatan tersebut.

Tabel.1.Tabel.1.Tabel.1.Tabel.1.4444 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Sisi Penawaran (%, yoy)

Salah satu indikator perkembangan kegiatan usaha di Jawa Timur, yaitu hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

justru masih menunjukkan adanya optimisme dunia usaha di tengah perlambatan. Utilisasi

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.29292929 Pertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor Utama

GrafGrafGrafGrafik 1.3ik 1.3ik 1.3ik 1.30000 Pertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor Pendukung

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.31111 Pertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor Pendukung

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

Sumber: BPS Jatim, diolah

Sumber: BPS Jatim, diolah

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 TOTAL 2012 TOTAL 2013 TOTAL

Pertanian Industri Pengolahan Perdagangan, Hotel, Restoran

%, yoy

0

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 TOTAL 2012 TOTAL 2013 TOTAL

Jasa-Jasa Pengangkutan & Komunikasi

Keu, Persewaan & Jasa Perush.

%, yoy

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 TOTAL 2012 TOTAL 2013 TOTAL

Listrik, Gas, Air Bersih Pertambangan & Penggalian Bangunan

%, yoy

I II III IV I II III IV I II III IV

1. PERTANIAN 2.82 3.35 2.06 1.64 2.53 2.76 4.68 4.36 1.95 3.49 1.42 1.42 1.92 1.65 1.59

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 10.34 5.44 4.55 4.85 6.08 5.13 2.01 1.37 1.24 2.32 2.91 2.34 4.72 3.19 3.30

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6.66 6.08 5.60 5.96 6.06 6.23 5.74 7.21 6.17 6.34 5.16 6.62 5.36 5.25 5.59

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.22 7.05 5.17 5.65 6.25 7.07 6.69 5.25 5.90 6.21 5.61 4.60 4.63 4.16 4.74

5. BANGUNAN 7.42 10.98 8.90 8.99 9.12 10.18 5.58 6.84 6.10 7.05 8.26 10.53 8.46 8.99 9.08

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 9.60 9.47 10.44 9.69 9.81 9.69 10.61 9.79 10.13 10.06 9.38 8.92 8.52 7.72 8.61

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 12.37 12.14 11.61 9.85 11.43 13.17 8.05 8.79 9.10 9.65 10.98 10.04 10.70 10.06 10.43

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 8.21 8.50 8.17 7.87 8.18 7.76 8.52 8.18 7.20 7.91 8.49 8.24 7.39 6.70 7.68

9. JASA-JASA 3.89 4.48 5.96 5.82 5.08 5.18 4.94 4.63 5.50 5.06 5.68 5.72 4.95 4.98 5.32

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 7.17 7.29 7.29 7.11 7.22 7.27 7.30 7.42 7.10 7.27 6.57 6.90 6.51 6.21 6.55

LAPANGAN USAHA TOTAL2013

TOTAL2012

TOTAL2011

Page 35: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

14

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.32222 Utilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas Produksi

kapasitas produksi cenderung meningkat, terutama di sektor industri pengolahan. Ekspektasi

terhadap meredanya tekanan Rupiah menjadi salah satu faktor optimisme tersebut.

a.a.a.a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR)Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR)Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR)Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR)

Pada triwulan IV 2013, sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami perlambatan

dari 8,52% (yoy) menjadi 7,72% (yoy). Penurunan kinerja terjadi di semua subsektor, terutama

subsektor perdagangan yang tumbuh menurun dari 8,39% (yoy) pada triwulan sebelumnya

menjadi 7,47% (yoy) di triwulan IV 2013. Selanjutnya, diikuti oleh subsektor hotel yang

menurun dari 8,51% (yoy) menjadi 8,26% (yoy) dan subsektor restoran yang menurun dari

9,20% (yoy) menjadi 8,94% (yoy) sebagaimana ditunjukkan oleh Grafik 1.36).

Tekanan dari faktor eksternal akibat perlambatan kinerja negara mitra dagang

menyumbang pelemahan pada subsektor perdagangan.Ekspor Jawa Timur yang cenderung

melambat di triwulan ini juga mengkonfirmasi perdagangan yang melambat. Sementara itu,

pelemahan subsektor hotel dan restoran didorong oleh pelemahan ekonomi domestik di Jawa

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.34444 Indeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi Usaha

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.35555 Indeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha Sektoral

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.33333 Utilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi Sektoral

-27.23

7.05

22.1

-0.45

-18.91

11.35

22.32

25.86

-1.85

21.623.29

4.15

1.1

19.5518.54

6.47

-1.46

20.88

11.6

15.81

6.43

26.35

8.49

35.87

12.65

31.82

16.30

12.71

2.60

37.72

9.0311.97

14.10627402

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Indeks Realisasi UsahaSBT (%)

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

-4.00

1.00

6.00

11.00

16.00

21.00

26.00

31.00

36.00

41.00

68

70

72

74

76

78

80

82

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

% SBT

Kapasitas Produksi Terpakai (Persen) Perkembangan Kegiatan Usaha-Skala Kanan

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

Total Pertanian

Pertambangan Industri Pengolahan

Listrik Gas Air Bersih% SBT

Page 36: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

15

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Timur. Adanya tekanan inflasi, suku bunga dan depresiasi nilai tukar di triwulan ini yang

menekan perekonomian domestik turut mengonfirmasi perlambatan sektor perdagangan, hotel

dan restoran. Daya beli masyarakat mengalami tekanan dan berdampak pada terbatasnya

permintaan barang dan jasa. Selain itu, pengeluaran masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan

sekunder seperti rekreasi juga mengalami penurunan, yang berdampak pada menurunnya

tingkat okupansi hotel baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara di wilayah di Jawa

Timur pada triwulan ini.

Menurunnya konsumsi listrik di triwulan ini juga mengindikasikan terbatasnya

produktivitas sektor usaha bisnis di Jawa Timur (Grafik 1.39). Ke depan, kinerja sektor ini

diperkirakan optimis meningkat seiring dengan semakin majunya kota tujuan wisata alam

seperti Malang, Banyuwangi dan Jember yang menarik wisatawan domestik maupun

internasional. Selain itu, adanya pelaksanaan Pemilu 2014 serta relatif tingginya agenda bisnis

di awal tahun berpotensi meningkatkan kinerja subsektor perdagangan, hotel, dan restoran.

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.39393939

Konsumsi Listrik Golongan BisnisKonsumsi Listrik Golongan BisnisKonsumsi Listrik Golongan BisnisKonsumsi Listrik Golongan Bisnis

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

11.00

12.00

I II III IV I II III IV

2012 2013

Perdagangan H o t e l Restoran

%, yoy

-10

0

10

20

30

40

50

60

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2011 2012 2013

TPK Hotel Berbintang(%) gJumlah Wisman Melalui Juanda (%,yoy)

%, yoy

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

2009 2010 2011 2012 2013

Asing Indonesia TOTAL

Sumber : BPS (diolah)

Hari

-20-15-10-505101520253035

0

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

2011 2012 2013

Konsumsi Listrik Bisnis gKonsumsi Listrik Bisnis-Skala Kanan

%,yoyKwh

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.38383838

Lama Wisatawan Menginap di HotelLama Wisatawan Menginap di HotelLama Wisatawan Menginap di HotelLama Wisatawan Menginap di Hotel

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.36363636

Pertumbuhan Subsektor PHRPertumbuhan Subsektor PHRPertumbuhan Subsektor PHRPertumbuhan Subsektor PHR

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.33337777

TPK Hotel Berbintang dan Jumlah WismanTPK Hotel Berbintang dan Jumlah WismanTPK Hotel Berbintang dan Jumlah WismanTPK Hotel Berbintang dan Jumlah Wisman

Sumber: BPS Jatim , diolah Sumber: BPS Jatim , diolah

Page 37: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

16

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

b. Sektor Industri Pengolahanb. Sektor Industri Pengolahanb. Sektor Industri Pengolahanb. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan tumbuh terbatas dengan kinerja sebesar 5,25% (yoy) pada

triwulan IV 2013. Tertekannya sektor ini dipicu oleh menurunnya sub sektor semen dan barang

galian logam yang menurun dari 11,98% (yoy) menjadi 5,72% (yoy). Meskipun demikian, sub

sektor industri ini masih berkontribusi besar terhadap pertumbuhan sektor industri pengolahan

secara keseluruhan. Selanjutnya, perlambatan yang relatif dalam juga terjadi di subsektor

makanan dan minuman yang turiun sebesar 0,3% dari 5,91% (yoy) menjadi 5,61% (yoy),

Grafik 1.40.

Berdasarkan rilis data industri manufaktur, industri di Jawa Timur masih optimis dan

diperkirakan mengalami kenaikan. Pada triwulan IV 2013, pertumbuhan produksi industri

manufaktur besar dan sedang secara tahunan pada 2013 meningkat sebesar 5,58% dibanding

tahun 2012. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri bahan kimia dan

barang dari bahan kimia (14,09 persen), Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik (10,23

persen), dan Industri Furnitur (9,97 persen). Sementara itu, industri peralatan listrik yang

merupakan kelompok industri manufaktur mikro dan kecil mengalami peningkatan di triwulan

ini.

Tertekannya kinerja sektor industri pengolahan turut dikonfirmasi oleh penurunan impor

bahan baku dan modal (Grafik 1.41). Kenaikan biaya produksi akibat faktor dalam negeri

(kenaikan Upah Minimum Kota, peningkatan suku bunga) dan faktor luar negeri (depresiasi

nilai tukar), turut menjadi beban sektor usaha, yang mengakibatkan penurunan pendapatan

sektor korporasi. Hal ini turut dikonfirmasi dari hasil liaison yang menyatakan tergerusnya

marjin usaha sejak bulan Agustus 2013 pasca depresiasi nilai tukar sehingga mengakibatkan

kenaikan biaya bahan baku.

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.41.41.41.40000 PertumbuhaPertumbuhaPertumbuhaPertumbuhan n n n Sektor Indusri PengolahanSektor Indusri PengolahanSektor Indusri PengolahanSektor Indusri Pengolahan

Sumber: BPS Jatim , diolah

-10

-5

0

5

10

15

20

I II III IV I II III IV

2012 2013

Industri Pengolahan Mamin dan Tembakau

Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki Kertas dan Barang Cetakan

Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet Semen dan Barang Galian bukan Logam

Logam dasar besi dan baja

%, yoy

Page 38: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

17

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Konsumsi listrik industri di triwulan IV 2013 mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Hal ini turut mendukung indikasi perlambatan di sektor industri pengolahan. Perlambatan

permintaan pasar akibat turunnya konsumsi rumah tangga di triwulan IV 2013 menjadi salah

satu faktor penurunan daya beli terhadap produk yang dihasilkan industri.

Ke depan, kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan mengalami peningkatan

sebagai dampak atas pelaksanaan Pemilu 2014 khususnya industri makanan dan minuman,

industri percetakan dan tekstil. Faktor risiko yang perlu dicermati terkait kinerja industri

pengolahan adalah beberapa kebijakan Pemerintah seperti kenaikan UMK dan kenaikan tarif

listrik industri. Berdasarkan hasil quick survey, sebanyak 54%-58% pelaku usaha merespon

kenaikan UMK dengan menaikkan harga jual. Sementara 15%-18% sektor usaha akan

melakukan rasionalisasi tenaga kerja, terutama industri padat karya. Peningkatan harga

komoditas bahan baku internasional juga berpotensi menekan industri, terutama industri

yang memiliki kandungan impor tinggi.

Di sisi lain, peningkatan Tarif Dasar Listrik (TDL) di 2014 untuk industri menengah

dengan daya > 200 kVa dan 30.000 kVa ke atas masing-masing sebesar 38,9% dan 64,7%

menjadi faktor risiko. Beban tarif listrik tersebut secara signifikan turut menambah biaya

produksi industri menengah di Jawa Timur hingga 48%-50% dari total biaya produksi. Selain

itu, peningkatan iuran Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang harus ditanggung perusahaan juga

semakin tinggi dan akan menekan kinerja sektor industri pengolahan. Di sisi lain, naiknya

harga baja internasional hingga mencapai 15-20% akan turut menekan kinerja sektor industri

pengolahan , terutama industri logam dan transportasi. Namun, dengan masih kuatnya

permintaan dan momen Pemilu 2014, diharapkan kinerja sektor industri pengolahan dapat

terjaga.

Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.42222

Konsumsi Listrik Golongan IndustriKonsumsi Listrik Golongan IndustriKonsumsi Listrik Golongan IndustriKonsumsi Listrik Golongan Industri

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

80

280

480

680

880

1080

1280

1480

123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112

2009 2010 2011 2012 2013

Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan

Kwh

Sumber : PLN (diolah)

%

Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.41111

Perkembangan Impor Bahan Baku dan Barang ModalPerkembangan Impor Bahan Baku dan Barang ModalPerkembangan Impor Bahan Baku dan Barang ModalPerkembangan Impor Bahan Baku dan Barang Modal

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

-

500,000,000

1,000,000,000

1,500,000,000

2,000,000,000

2,500,000,000

3,000,000,000

3,500,000,000

4,000,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2011 2012 2013

Capital Goods Intermediate Goods

Consumption Goods g_Capital Goods-Skala Kanan

g_Intermediate Goods-Skala Kanan g_Consumption Goods-Skala Kanan

USD % , yoy

Page 39: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

18

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

c. Pertanianc. Pertanianc. Pertanianc. Pertanian

Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Jawa Timur mengalami perlambatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2013, sektor pertanian melambat dari

1,92% (yoy) menjadi 1,65% (yoy). Perlambatan tersebut terutama disumbang oleh

perlambatan di subsektor tanaman perkebunan dan tanaman bahan makanan.Hal ini

dikonfirmasi dari indikator luas lahan panen padi dan jagung yang menurun di triwulan IV 2013

(Grafik 1.44 dan Grafik 1.45).

Penurunan kinerja sektor ini disebabkan karena pola siklikal tanaman padi yang sedang

berada pada masa tanam, sehingga panen baru dapat dilakukan pada tiga-empat bulan ke

depan. Namun demikian, masih terdapat beberapa wilayah yang mengalami panen gadu,

khususnya padi dan palawijaya serta panen sub kelompok bumbu-bumbuan di sentra produksi

Malang dan Probolinggo.

Banjir yang terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur, khususnya di sepanjang sungai

Bengawan Solo dan Kali Lamong berpengaruh terbatas terhadap kinerja sub sektor tanaman

bahan makanan.Sebanyak kurang lebih 9000 ha sawah tergenang, yang sebagian besar sedang

ditanami padi yang baru memasuki masa tanam. Walaupun luas lahan yang terendam banjir

relatif besar, namun tingkat kerusakan dan puso yang terjadi tidak terlalu besar. Hal ini karena

mayoritas tanaman padi baru memasuki usia tanam kurang dari 40 hari. Oleh karena itu,

dampak banjir tidak secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja sektor pertanian.

Kinerja pertanian di triwulan I 2014 diperkirakan meningkat terbatas seiring dengan

adanya pergeseran panen di beberapa daerah akibat terendamnya lahan sawah. Kinerja

pertanian di triwulan I 2014 diperkirakan meningkat terbatas seiring dengan adanya pergeseran

panen di beberapa daerah akibat terendamnya lahan sawah.

Sumber: BPS Jatim , diolah

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

I II III IV I II III IV

2012 2013

Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan

Peternakan Perikanan

%, yoy

Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.43333

Pertumbuhan Subsektor PertanianPertumbuhan Subsektor PertanianPertumbuhan Subsektor PertanianPertumbuhan Subsektor Pertanian

Page 40: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

19

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.44444444 Luas Lahan Tanam dan Panen PadiLuas Lahan Tanam dan Panen PadiLuas Lahan Tanam dan Panen PadiLuas Lahan Tanam dan Panen Padi

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.45454545 Luas Lahan Tanam & Panen Jagung di Jawa TimurLuas Lahan Tanam & Panen Jagung di Jawa TimurLuas Lahan Tanam & Panen Jagung di Jawa TimurLuas Lahan Tanam & Panen Jagung di Jawa Timur

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.46464646

Luas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa Timur

d. Keuangan, Persewaan, dan Jasad. Keuangan, Persewaan, dan Jasad. Keuangan, Persewaan, dan Jasad. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Kinerja sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mengalami perlambatan di

triwulan IV 2013. Kinerja pada triwulan ini melambat dari 7,39% (yoy) menjadi 6,70% (yoy).

Perlambatan ini disebabkan oleh perlambatan hampir seluruh sub sektornya, kecuali sub sektor

lembaga keuangan bukan bank. Beberapa kebijakan berupa peningkatan BI rate yang

mendorong peningkatan suku bunga pinjaman dan simpanan menjadi faktor utama

terhambatnya pertumbuhan subsektor bank. Sementara itu, adanya pembatasan kepemilikan

rumah melalui kebijakan Loan to Value (LTV) dan tingginya harga properti turut mendorong

pelemahan sektor sewa bangunan.

(2,000)

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Luas Puso Padi (Ha) Luas Puso Jagung (Ha)

gLuas Puso Padi (%) gLuas Puso Jagung (%)

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)

Ha

%

(60)(40)(20)-20 40 60 80 100 120 140 160

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2010 2011 2012 2013

Luas Panen Padi (Ha) Luas Tanam Padi (Ha)gLuas Panen Padi (%) gLuas Tanam Padi (%)

Sumber : Dinas Pertanian Prov. Jatim (diolah)

%

Ribu Ha

(80)

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

900,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Luas Panen Jagung (Ha) Luas Tanam Jagung (Ha)

gLuas Panen Jagung (%) gLuas Tanam Jagung (%)

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)

Ha

%

Page 41: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

20

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Penyaluran kredit sektor perbankan masih relatif tinggi di tengah perlambatan

pertumbuhan subsektor bank pada triwulan IV 2013. Diperkirakan, subsektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan mampu tumbuh positif kembali di triwulan I 2014 seiring

dengan pelaksanaan Pemilu 2014 yang meningkatkan arus transaksi baik melalui bank maupun

non bank. Sementara itu, faktor risiko yang perlu mendapat perhatian adalah adanya

pembatasan target kredit yang diperkirakan dapat menekan kembali pertumbuhan sektor ini.

e. Bangunane. Bangunane. Bangunane. Bangunan

Kinerja sektor bangunan di triwulan IV 2013 mengalami pertumbuhan dari

sebelumnya8,46% (yoy) menjadi 8,99% (yoy). Beberapa indikator yang mengkonfirmasi

perlambatan kinerja sektor bangunan antara lain data penjualan semen yang menunjukkan

peningkatan pada triwulan IV 2013. Tingginya penjualan semen tersebut menunjukkan relatif

besarnya proyek pembangunan yang dilaksanakan di Jawa Timur.

Sumber peningkatan kinerja sektor bangunan di triwulan ini berasal dari tingginya

pembangunan proyek-proyek infrastruktur, misalkan pembangunan Teluk Lamong, Jalan Tol

Trans Jawa serta ekspansi pembangunan pabrik di Jawa Timur di akhir tahun. Sementara itu,

pembangunan properti residensial, khususnya rumah tinggal pada triwulan ini menunjukkan

perlambatan. Hal ini dikonfirmasi dengan menurunnya pembangunan dan penjualan properti

residensial di Jawa Timur.

Adanya kebijakan loan to value, pelarangan indent pembelian rumah serta semakin

tingginya harga properti seperti yang diindikasikan dari hasil Survei Harga Properti Residensial

(SHPR) mendorong perlambatan ini.Peningkatan penjualan semen tersebut dikonfirmasi data

dari hasil Survei Harga Properti dan Residensial (SHPR).Pertumbuhan volume penjualan semen

pada triwulan IV-2013meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.Sementara itu,

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.48484848

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Kredit Perbankan di JatimKredit Perbankan di JatimKredit Perbankan di JatimKredit Perbankan di Jatim

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.47474747

Pertumbuhan Sub Sektor KeuanganPertumbuhan Sub Sektor KeuanganPertumbuhan Sub Sektor KeuanganPertumbuhan Sub Sektor Keuangan

0

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV

2012 2013

Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank

Sewa Bangunan Jasa Perusahaan

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

0.0

50.0

100.0

150.0

200.0

250.0

300.0

350.0

400.0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2012 2013

Kredit LB Kredit LP gKredit LB gKredit LP

%, yoyTriliun Rp

Page 42: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

21

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Grafik 1.49Grafik 1.49Grafik 1.49Grafik 1.49 Volume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen diiii Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur

rata-rata pembangunan properti residensial di Jawa Timur cenderung stabil dengan penjualan

yang meningkat, khususnya pada properti residensial tipe kecil.

Grafik 1.50Grafik 1.50Grafik 1.50Grafik 1.50 RataRataRataRata----Rata Pembangunan Properti ResidensialRata Pembangunan Properti ResidensialRata Pembangunan Properti ResidensialRata Pembangunan Properti Residensial

Grafik 1.51Grafik 1.51Grafik 1.51Grafik 1.51 RataRataRataRata----RaRaRaRata Penjualan Properti Residensial ta Penjualan Properti Residensial ta Penjualan Properti Residensial ta Penjualan Properti Residensial

f. f. f. f. Pengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan Komunikasi

Kinerja sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada periode laporan mengalami

perlambatan dibandingkan dengan sektor lainnya. Pada triwulan IV 2013, sektor ini melambat

dari 10,70% menjadi 10,06%. Perlambatan terbesar terjadi di subsektor komunikasi yang

melambat sebesar 1,0% (yoy), sementara subsektor angkutan melambat sebesar 0,23% (yoy).

Perlambatan pada subsektor ini disebabkan karena kembali ke pola normalnya setelah

mengalami peak season pada triwulan sebelumnya akibat hari raya Idul Fitri. Hal ini

terkonfirmasi dengan penurunan yang cukup dalam pada angkuta kereta api dan angkutan

penyeberangan laut. Pasca lebaran, jumlah penumpang dengan jarak yang relatif jauh

43

26 24

16

21

30

1412

15,9

23

30

27

42

31

39

23

15

7 9 8 9 10

6 9

9,8

17 17 18

23 23 23

19

5 3 4 4 4 3 4

3

5,8

9 8 7

9 11 10

8

22

16

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2010 2011 2012 2013

KECIL MENENGAH

BESAR Grand Total

41

25

23

21

35

27

13 12

14

10

25

21

31

25

34

18

14

6 9 7 7 8 7

9

9 9 9

10

16

1213 12

4 2

3 4 3 2 3 3

5

5

5 5 6 6 6 6

16

8

9 8 10

10

7

7 9

8

12 11

16

12

14

11

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2010 2011 2012 2013

KECIL MENENGAH

BESAR Grand Totalunit unit

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan Semen g_Penjualan Semen

(ribu sak)(%, yoy)

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (diolah)

Page 43: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

22

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.1.1.1.55554444

Penumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara Juanda

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.55555555

Penumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara Juanda

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....55553333

Arus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung Perak

mengalami penurunan, sehingga kinerja di kedua moda transportasi ini cenderung menurun.

Ke depan, potensi peningkatan subsektor ini, terutama komunikasi diperkirakan masih relatif

kuat dengan beragamnyaproduk smartphonedan perang tarif operator di pasaran semakin

tinggi. Hal ini mendorong pengeluaran komunikasi masyarakat semakin tinggi.

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.51.51.51.52222

Arus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung Perak

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

-20

30

80

130

180

230

280

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jml Penumpang g Jml Penumpang (rhs)

Ribu Orang % yoy

Sumber : BPS Provinsi Jatim

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Vol Barang g Jml Barang (rhs)

Ribu Ton % yoy

Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jml Penumpang Domestik g Jml Penumpang Domestik (rhs)

Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)

% yoyRibu Orang

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

50

100

150

200

250

300

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jml Penumpang Intl gPenumpang Intl (rhs)

Ribu Orang% yoy

Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)

Page 44: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

23

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

BOKS 1

DAYA SAING DAERAH

Komposisi sektor produktif utama di Kawasan Jawa didominasi oleh 3 (tiga) sektor

yaitu sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor Industri Pengolahan dan sektor

Pertanian. Terkait isu daya saing, kami melakukan pengukuran pada 2 (dua) sektor utama

yaitu sektor Industri Pengolahan dan sektor Pertanian.Hasil pengukuran daya saing sektoral

di Kawasan Jawa dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ) mengindikasikan

peringkat daya saing masing – masing Provinsi. Pada metode ini dilakukan perbandingan

antar periode yaitu tahun 2007 untuk mewakili periode sebelum krisis 2008 dan tahun 2013

guna mewakili kondisi terkini.

Pada grafik 1, terindikasi bahwa Provinsi Jawa Tengah unggul pada sektor pertanian

dengan nilai LQ mencapai 1,5, disusul Provinsi Jawa Timur (1,2) dan Daerah Istimewa

Yogyakarta pada level 1,1. Sisanya, yaitu Provinsi Jawa Barat dan Banten memiliki

keunggulan lebih rendah dari 1. Hal ini mengindikasikan lemahnya daya saing kedua

provinsi ini, meskipun nilainya relatif membaik dibandingkan tahun 2007.

Grafik 1. Daya Saing Pertanian Jawa Grafik 2. Daya Saing Industri Jawa

Selanjutnya, pada grafik 2, terindikasi bahwa daya saing sektor industri pengolahan

di Provinsi Banten merupakan tertinggi dibandingkan lainnya, yang disusul oleh Provinsi

Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan provinsi DIY memiliki daya saing

terendah (di bawah 1). Potret atas kedua sektor ini memberikan rekomendasi untuk

pengembangan sektor unggulan daerah, semisal DIY, sebaiknya tidak memaksakan untuk

pengembangan sektor industri namun dapat lebih fokus pada upaya optimalisasi kinerja

Jabar

Jateng

DIY

Jatim

Banten

KAWASAN

JAWA

-

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

2007 2013*

Jabar

Jateng

DIY

Jatim

Banten

KAWASAN

JAWA

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

2007 2013*

Page 45: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

24

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Pengukuran daya saing tingkat

kabupaten di wilayah Jawa Timur

dengan menggunakan analisis

Tipologi Klassen diinformasikan

melalui grafik 3. Melalui analisis

tersebut diperoleh informasi

bahwa 55% kabupaten di Jatim

terklasifikasi sebagai daerah relatif

tertinggal. Sedangkan sisanya

(45%) merupakan daerah cepat

Berdasarkan analisis Klassen, hanya Kab.

Jember yang tergolong daerah cepat maju &

cepat tumbuh (dari wil. Tapal Kuda). Guna

mendorong ekonomi wilayah ini dapat

dikembangkan agroindustri dengan

menggunakan hasil pertanian setempat serta

pengembagan sektor pariwisata melalui Jember

Fashion Carnaval. Sementara itu, tingginya

indeks Kab. Bojonegoro dikarenakan turut

menghitung pendapatan migas (Blok Cepu).

sektor pertanian. Hasil analisis ini mengindikasikan relatif stagnannya daya saing industri

Jatim yang tidak bergerak pada level 1,1 selama 6 (enam) tahun.

Grafik 3.Tipologi KlassenKabupaten di Jawa Timur

relatif tertinggal dan daerah ini pun terklasifikasi pada wilayah Tapal Kuda yang termasuk

daerah tertinggal. Pemprov Jatim telah berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi

wilayah Tapal Kuda yang meliputi Kabupaten di Madura, Kab. Bondowoso, Kab. Situbondo, Kab.

Jember, Kab. Probolinggo, dan Kab. Pasuruan. Grafik 4.Tipologi KlassenKotamadya di Jawa Timur

Hal yang perlu menjadi perhatian utama saat ini adalah Kabupaten Sampang karena

memiliki Indeks Klassen terendah. Melalui analisis tipologi ini diperoleh irisan karakteristik

daerah dimana daerah yang terklasifikasi cepat maju dan cepat tumbuh merupakan kawasan

Page 46: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

25

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

industri dan atau daerah pariwisata yang memiliki nilai tambah sehingga berkarakter daya saing

lebih tinggi dibandingkan daerah yang terkonsentrasi pada sektor pertanian. Sebagai informasi,

sub sektor industri tembakau di Kediri dikelompokkan pendapatannya di tingkat kotamadya,

sehingga indeks Kabupaten Kediri tergolong rendah dibandingkan daerah industri lainnya.

Page 47: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

26

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

BOKS 2

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR UNGGULAN JAWA

PASCA IMPLEMENTASI ACFTA

Di era globalisasi, keterkaitan industri antar dan inter negara menjadi hal yang tidak

dapat dihindari. Guna mendorong daya saing antar negara, beberapa negara bersepakat

untuk mendukung perdagangan bebas antara Cina dengan negara ASEAN (Indonesia,

Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam).

Perjanjian perdagangan bebas ASEAN dengan China dalam skema ASEAN-China Free

Trade Agreement (ACFTA) yang didasarkan pada perjanjian komprehensif kerjasama

ekonomi ASEAN China tahun 2002, dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu dengan jadwal

penurunan tarif:

1. Early harvest package untuk sektor yang sudah siap khususnya produk pertanian dan

perikanan (2004 – 2006);

2. Normal Track tahun 2005 – 2010 (normal track pertama) dan selesai tahun 2012

(normal track kedua);

3. Untuk produk yang dikategorikan sensitif (sensitive list) dijadwalkan selesai tahun 2018.

Analisis Intra Industry Trade (IIT)

Dengan adanya liberarisasi perdagangan maka akan menciptakan daya saing antar

produk. Selain itu pola perdagangan antar negara dapat diidentifikasikan melalui

keterkaitan perdagangan yang dapat tercermin dari nilai Intra Industry Trade (IIT). Nilai IIT

masing-masing komoditi akan menunjukkan tingkat integrasi. Integrasi yang tinggi

menunjukkan keterkaitan yang erat diantara negara-negara yang melakukan perdagangan

tersebut. Nilai IIT yang tinggi (mendekati 1) perdagangan tersebut bersifat dua arah (two-

way trade) dan nilai IIT yang kecil (mendekati 0) menunjukkan keterkaitan yang bersifat satu

arah (one-way trade).

Analisis IIT berikut dilakukan berdasarkan 3 (tiga) ekspor unggulan Kawasan Jawa

tahun 2009, yaitu kelompok industri kimia, logam serta industri alat komunikasi. Namun,

Page 48: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

27

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

struktur tiga besar ini bergeser menjadi industri kimia, makanan serta barang hasil olahan

kayu. Pada tabel 1 dapat dilihat, ekspor kimia di tahun 2013 mengalami penurunan

dibandingkan 2009. Pada tahun 2009, industri kimia termasuk kelompok industri beralur

perdagangan intra-industry karena memiliki transaksi ekspor impor ke negara China yang

hampir setara. Dengan adanya perdagangan intra industry memungkinkan biaya produksi

lebih murah karena adanya differensiasi produk sehingga biaya produksi rata-rata menjadi

lebih murah. Tetapi pada tahun 2013, nilai IIT industri kimia menurun menjadi 0.18 yang

mencerminkan alur perdagangan satu arah, sehingga industri kimia di jawa hanya menjadi

importir dari Cina

Tabel 1. Nilai Intra Industry Trade (IIT) Ekspor Unggulan Kawasan Jawa Tahun 2009 dan 2013

Demikian pula untuk manufaktur ekspor terbesar lainnya di tahun 2009, yaitu

industri logam serta industri radio, televisi dan komunikasi pun terus menurun di tahun

2013. Kedua industri ini memiliki daya saing lebih rendah dibandingkan dengan industri

makanan dan kayu. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa beberapa komoditas

unggulan Kawasan Jawa kalah bersaing dengan produk Cina. Namun, pemberlakuan ACFTA

mendorong daya saing produk dalam negeri untuk menjadi produk ekspor andalan dalam

negeri (meliputi industri makanan dan hasil olahan kayu).

Faktor Pendorong Lemahnya Daya Saing Industri

Dalam kenyataannya, kebanyakan produk Indonesia kalah bersaing dengan produk

China yang dapat disebabkan :

1. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap Industri Kecil Menengah (IKM) yang

merupakan 90% dari total industri.

Ekspor Impor IIT Ekspor Impor IIT

Kimia & turunannya 662,65 277,37 0,59 1093,88 10792,25 0,18

Logam 269,55 165,39 0,76 279,84 5190,98 0,1

Radio, TV & Alat Komunikasi 170,26 822,21 0,34 198,08 6626,74 0,06

Kelompok Industri

2009 2013

Page 49: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

28

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

Tabel 2. Perbandingan Daya Saing Industri Tekstil Indonesia vs Cina

No Indicator Indonesia China

1 Bahan Baku Masih diimpor Dalam Negeri & Impor

Kebijakan pemerintah yang

berpihak pada industri padat karya

menyebabkan inefisiensi produksi

industri tekstil.

-

2 Tenaga

kerja/buruh

Jam kerja : 40 jam/ minggu 44-48 jam/minggu

Hari kerja pertahun : 337 hari 347- 350 hari

Labor cost : US$ 0.66/jam US$ 0.55-0.85/jam

3 Energi/ Listrik Tarif : US$ 0.08 / kWh Tarif : US$ 0.09/ kWh

Supply tidak kontinyu sehingga

ada penambahan biaya (tidak

ekonomis untuk perusahaan)

Supply stabil

4 Mesin dan

peralatan

industry

>20 tahun dan baru 6% dilakukan

program restrukriasi mesin dari

pemerintah tahun 2007

<10 tahun dan telah

melakukan peremajaan

mesin sejak tahun 2000

5 Suku bunga

pinjaman

14% 6 %

2. Minimnya insentif biaya pengurusan Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap

produk UMKM.

3. Masih minimnya penggunaan produk dalam negeri (kalah bersaing dengan strategi

branding dan harga produk impor).

Namun, industri dalam negeri dapat bernafas lega dengan disahkannya Undang –

Undang Perdagangan mengingat keberpihakannya yang tinggi pada produk hasil industri

dalam negeri. Selain itu, concern pemerintah daerah guna mendorong substitusi impor

bahan baku juga terus digaungkan melalui berbagai forum. Ke depan, daya saing industri

Page 50: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

29

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV– 2013

unggulan Kawasan Jawa berpotensi terus meningkat jikalau dapat dilakukan linkage antara

industri dan UMKM. Industri harus terus didorong untuk dapat menjadi capital intensive

dan UMKM berkarakter labour intensive guna mendorong daya saing hasil industri dalam

negeri.

Page 51: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Bab 2Bab 2Bab 2Bab 2

PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI

JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR

Page 52: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

30

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

2222 PERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASI

2.12.12.12.1 KONDISI KONDISI KONDISI KONDISI UMUUMUUMUUMUMMMM

Inflasi Jatim terkoreksi pada akhir tahun 2013, yaitu mencapai 7,59% (yoy) turun

dibandingkan triwulan sebelumnya (7,78%) dan lebih rendah dibandingkan inflasi nasional

(8,38%). Demikian pula secara triwulanan, inflasi Jatim juga turun dari 3,72% (qtq) menjadi

0,73%.

Walaupun menurun, namun masih di atas sasaran inflasi nasional 4,5% + 1%, yang

disebabkan oleh peningkatan inflasi kelompok administered price (14,91%) dan volatile

foodss (12,76%). Sedangkan inflasi kelompok core inflation relatif stabil sebesar 4,13%.

Sumbangan inflasi terbesar masih diberikan oleh kelompok administered price (2,68%),

disusul kemudian oleh volatile foods (2,54%) dan kelompok core inflation (2,38%).

Pelaksanaan kebijakan pemerintah terkait penyesuaian harga komoditas tertentu seperti

Bahan Bakar Minyak, tarip listrik, Upah Minimum Kota (UMK), cukai rokok dan bahan bakar

rumah tangga, dan fluktuasi produksi (termasuk di dalamnya kendala impor hortikultura di

awal tahun) merupakan penyebab utama tingginya inflasi pada 2 (dua) kelompok tersebut.

Grafik 2.3. Grafik 2.3. Grafik 2.3. Grafik 2.3. Disagregasi Inflasi Jawa Timur (yoy)

Grafik 2.4. Grafik 2.4. Grafik 2.4. Grafik 2.4. Perbandingan Inflasi di Kawasan Jawa (yoy)

Grafik 2.1. Grafik 2.1. Grafik 2.1. Grafik 2.1. Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy)

Grafik 2.2Grafik 2.2Grafik 2.2Grafik 2.2.... Perkembangan Inflasi Jawa Timur

Page 53: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

31

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

Secara historis, inflasi Jatim selalu sejalan dengan nasional dengan tingkat inflasi yang

relatif lebih tinggi. Namun pada tahun 2013, inflasi Jatim berada pada level di bawah inflasi

nasional dan di urutan kedua terendah untuk kawasan Jawa. Realisasi inflasi di kawasan

Jawa mulai dari yang terendah yaitu DIY (7,32%), Jawa Timur (7,59%), Jawa Tengah

(7,99%), Jawa Barat (9,15%) dan tertinggi terjadi pada Provinsi Banten (9,65%).

2.22.22.22.2 INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)

Sepanjang triwulan IV-2013, pergerakan harga di Jatim diwarnai dengan dua bulan

inflasi dan satu bulan deflasi. Tekanan inflasi terjadi pada bulan November dan Desember

masing-masing sebesar 0,19% dan 0,60% (mtm), sedangkan deflasi terjadi di bulan Oktober

(-0,06%). Terjadinya inflasi pada Desember 2013 utamanya didorong oleh tingginya

permintaan karena perayaan Natal dan Tahun Baru 2014 serta telah berakhirnya musim

panen dan dimulainya musim tanam. Hal ini diindikasikan melalui kenaikan harga tomat

sayur (55,52%), telur ayam ras (6,27%), daging sapi (2,48%) dan cabe rawit (20,92%),

dimana kenaikan harga telur ayam ras dan daging sapi karena tingginya permintaan,

sedangkan kenaikan harga tomat sayur dan cabe rawit karena faktor musim tanam dan

tingginya curah hujan sehingga mengurangi produksi. Kondisi ini menyebabkan inflasi

kelompok bahan makanan meningkat menjadi 1,56% dan menjadi penyumbang utama

inflasi Jawa Timur. Kenaikan inflasi tersebut tertahan oleh kelompok pendidikan, rekreasi dan

olahraga yang mengalami deflasi 0,28%.

Walaupun merupakan penyumbang utama pada Desember 2013, namun berdasarkan

rata-rata inflasi selama triwulan IV-2013, kelompok bahan makanan (0,24%) masih

mengalami inflasi yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perumahan, air, listrik,

gas dan bahan bakar (0,52%), kelompok makanan, minuman, rokok dan tembakau (0,38%)

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.1111 Inflasi Triwulan III Tahun 2013 & Triwulan IV Tahun 2013 di Jawa Timur (mtm)

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

JulJulJulJul AugAugAugAug SepSepSepSep OctOctOctOct NovNovNovNov DecDecDecDec

Umum 2.96 0.98 -0.24 1.23 -0.06 0.19 0.60 0.24

1 Bahan Makanan 5.76 0.93 -2.25 1.48 -1.09 -0.11 1.56 0.12

2 Mamin, Rokok & Tembakau 1.25 0.51 0.54 0.77 0.43 0.31 0.39 0.38

3 perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 0.50 0.65 0.40 0.52 0.55 0.66 0.34 0.52

4 Sandang -0.95 3.31 3.29 1.88 -1.21 -0.28 0.21 -0.43

5 Kesehatan 0.41 0.19 0.36 0.32 -0.03 0.20 0.31 0.16

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.20 1.72 0.15 0.69 1.04 0.26 -0.28 0.34

7 Transpor, Komunikasi 8.06 0.27 -0.45 2.63 0.52 0.07 0.50 0.36

Rata-RataRata-RataRata-RataRata-RataNoNoNoNo Kelompok BarangKelompok BarangKelompok BarangKelompok BarangTw III-2013Tw III-2013Tw III-2013Tw III-2013

Rata-RataRata-RataRata-RataRata-RataTw IV-2013Tw IV-2013Tw IV-2013Tw IV-2013

Page 54: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

32

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,36%). Hal ini karena inflasi

bahan makanan masih dapat termoderasi melalui fluktuasi harga pangan yang berbanding

lurus dengan tingkat produksi, sedangkan inflasi 3 (tiga) kelompok lainnya lebih disebabkan

kenaikan harga yang ditentukan Pemerintah (administered price) yang tidak dapat

termoderasi, seperti tarif tenaga listrik, cukai rokok, bensin dan bahan bakar rumah tangga.

Berdasarkan grafik inflasi bulanan di atas (untuk bulan Oktober, November dan Desember

2013), tampak bahwa pendorong utama inflasi bulanan untuk triwulan IV-2013 adalah

administered price yang berdampak pada peningkatan harga secara signifikan pada

kelompok transportasi, kelompok makanan minuman, rokok dan tembakau dan kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar. Sedangkan kelompok bahan makanan baru

meningkat pada akhir tahun 2013 karena faktor seasonal.

Perkembangan inflasi bulanan secara ringkas selama Tw IV-2013 adalah sebagai berikut :

1.1.1.1. Bulan Bulan Bulan Bulan Oktober Oktober Oktober Oktober 2013201320132013

- Pada Oktober 2013, Jatim mengalami deflasi sebesar 0,06% dengan pendorong utama

masih normalnya konsumsi masyarakat, masih berlangsungnya musim panen dan

berlanjutnya pelemahan harga emas internasional. Faktor penahan laju inflasi pada

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.5555. . . . Inflasi per Kelompok Barang Tw IV-2013 (mtm)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.6666.... Inflasi Oktober 2013 per Kelompok Barang (mtm)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.7777.... Inflasi November 2013 per Kelompok Barang (mtm)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.8888.... Inflasi Desember 2013 per Kelompok Barang (mtm)

Page 55: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

33

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

periode ini adalah kelompok bahan makanan dan sandang yang masing-masing

mengalami deflasi sebesar -1,09% (mtm) dan -1,21%(mtm).

- Sub kelompok bumbu-bumbuan dan sayur-sayuran mengalami deflasi terbesar yaitu -

3,56% (mtm) dan -3,75%(mtm) sebagai dampak masih terpenuhinya permintaan

masyarakat melalui pasokan hasil panen di triwulan III yang terindikasikan dari

penurunan harga bawang merah dan tomat sayur masing-masing sebesar -13,86%

dan -37,01%. Potensi peningkatan harga daging sapi karena momen Hari Raya Idul

Adha memang terbukti dimana harga daging sapi meningkat sebesar 2,28%, namun

peningkatan tersebut mampu diredam oleh penurunan harga daging ayam ras sebesar

-9,04% sehingga secara total sub kelompok daging dan hasil-hasilnya masih

mengalami deflasi sebesar -2,68% (mtm).

- Pendorong utama inflasi secara bulanan pada Oktober 2013 adalah kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga (1,04%) dan kelompok perumahan, air, listrik, gas

dan bahan bakar (0,55%). Hal ini tercermin dari peningkatan biaya akademi/perguruan

tinggi sebesar 2,89% atau menyumbang 0,044%, dengan kenaikan tertinggi terjadi di

Sumenep (11,81%).

2.2.2.2. Bulan Bulan Bulan Bulan November November November November 2013201320132013

- Berbeda dengan Oktober 2013, pada bulan ini inflasi mulai meningkat menjadi 0,19%

(mtm) atau sesuai dengan pola normalnya yang memang akan meningkat menjelang

akhir tahun. Inflasi utamanya didorong oleh kenaikan harga tarif listrik yang

merupakan penyesuaian ke-empat selama tahun 2014 dan menyumbang inflasi

sebesar 0,088%. Sedangkan penahan inflasi masih dari kelompok bahan makanan (-

0,11%) dan kelompok sandang (-0,28%).

- Kelompok administered price menjadi penyumbang utama peningkatan inflasi

November 2013 yaitu naik dari 0,14% (Okt 2013-mtm) menjadi 0,63% melalui

berlanjutnya peningkatan tarif listrik dan cukai rokok, sedangkan kelompok volatile

foods masih mengalami deflasi sebesar 0,01%. Walaupun mengalami deflasi, namun

perlu pula diperhatikan potensi inflasi kelompok ini, yang mulai tercermin dari

peningkatan harga di sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya

(0,27%), buah-buahan (1,57%) dan ikan segar (0,64%). Kenaikan harga apel (5,65%)

dan kelapa (4,63%) disebabkan curah hujan yang tinggi di daerah Malang sehingga

mempengaruhi kualitas dan daya tahan hasil panen, serta proses panen yang lebih sulit

untuk komoditas kelapa. Sedangkan kenaikan harga komoditas jeruk utamanya karena

pelemahan nilai tukar Rupiah sehingga mempengaruhi harga komoditas jeruk impor.

Page 56: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

34

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

Secara historis, komoditas beras mengalami titik terendah panen pada akhir tahun

karena baru dimulainya musim tanam, yang akan dipanen pada bulan Januari-Februari

tahun selanjutnya. Kondisi tersebut menyebabkan harga beras meningkat sebesar

0,29% pada November 2013.

- Inflasi kelompok core inflation melambat dari 0,23% (Okt 2013) menjadi 0,15% (Nov

2013) yang masih didorong oleh penurunan harga emas perhiasan sebesar -1,15%.

3.3.3.3. Bulan Bulan Bulan Bulan DesemberDesemberDesemberDesember 2013201320132013

- Inflasi akhir tahun 2013 meningkat menjadi 0,60%. Angka inflasi bulanan tersebut

searah namun lebih tinggi dari pola inflasi 5 (lima) tahun terakhir dengan rata-rata

0,40% (mtm). Tekanan inflasi bulanan terutama bersumber dari kelompok volatile

foods melalui kenaikan harga kelompok bahan makanan (1,56%-mtm) khususnya sub

kelompok sayur-sayuran (11,12%), bumbu-bumbuan (4,47%), telur (3,03%) dan ikan

segar (1,95%).

- Tingginya tekanan inflasi pada Desember 2013 berasal dari 2 (dua) faktor yaitu faktor

permintaan dan produksi. Faktor permintaan karena adanya Natal dan Tahun Baru

2014 sehingga mendorong peningkatan konsumsi dan mobilitas masyarakat,

sedangkan faktor produksi karena berlalunya masa panen dan dimulainya masa tanam

sehingga jumlah pasokan di masyarakat tidak melimpah.

- Kelompok volatile foods mengalami inflasi sebesar 1,76% (mtm), dengan dorongan

utama pada sub kelompok sayur-sayuran (m11,12%), bumbu-bumbuan (4,47%) dan

telur,susu dan hasil-hasilnya (3,03%). Kenaikan harga tomat sayur yang mencapai

angka 55,52% (mtm) sekaligus menjadi penyumbang utama inflasi dengan

sumbangan sebesar 0,089% disebabkan minimnya ketersediaan komoditas ini di pasar

karena salah satu sentra produksi tomat di Kediri masih mengalami masa tanam

sehingga mendorong harga menjadi tinggi. Selain komoditas tomat sayur, cabe rawit

dan bawang merah juga menyumbang inflasi di Jawa Timur masing-masing sebesar

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.9999.... Inflasi sub Kelompok Bahan Bakar, Penerangan dan Air (mtm)

Page 57: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

35

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

0,039% dan 0,023%. Kenaikan harga yang tinggi pada komoditas cabe tersebut

disebabkan penurunan produktivitas di salah satu sentra produksi (Kediri) dari yang

ditargetkan sebesar 4.165 kuintal/hektar menjadi 1.395 kuintal/hektar.

- Di sisi lain, tekanan inflasi dari kelompok volatile foods juga disumbang oleh komoditas

daging sapi. Walaupun sub kelompok daging dan hasil-hasilnya mengalami deflasi

sebesar -0,18% (mtm) namun komoditas daging sapi mengalami kenaikan harga

sebesar 2,48% dan menyumbang inflasi sebesar 0,04%. Hal ini telah diprediksi

sebelumnya mengingat tidak seimbangnya produksi daging sapi dengan tingkat

konsumsi masyarakat.

- Secara bulanan, inflasi kelompok inti meningkat pada periode laporan, yaitu dari

0,15% (mtm-November 2013) menjadi 0,28% (Desember 2013). Sumber utama

tekanan berasal dari domestik sebagai dampak lanjutan kebijakan harga energi dan

pelemahan nilai tukar Rupiah.

- Inflasi administered price tercatat sebesar 0,45% (mtm), dengan sumbangan utama

berasal dari peningkatan tarif kereta api sebesar 8,70% dan bahan bakar rumah

tangga sebesar 1,57%.

2.3.2.3.2.3.2.3. INFLASI TRIWULANAN INFLASI TRIWULANAN INFLASI TRIWULANAN INFLASI TRIWULANAN (qtq)(qtq)(qtq)(qtq)

Pada Tw IV-2013, laju inflasi Jatim secara triwulanan mencapai 0,73% (qtq), turun

dibandingkan periode sebelumnya (Tw III-2013) yang sebesar 3,72%. Semua kelompok

mengalami penurunan inflasi, dengan penurunan terbesar pada kelompok sandang (1,23%),

kelompok bahan makanan (-6,97%), kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan

(-6,78%) dan kelompok bahan makanan (-4,00%). Penurunan tersebut karena telah

berlalunya second round effect kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), masih

berlanjutnya penurunan harga emas internasional dan tingkat konsumsi masyarakat yang

tidak setinggi pada saat Hari Raya Idul Fitri.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.10101010 Inflasi (mtm) Bumbu dan Sayur

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.11111111 Inflasi (mtm) Beras, Daging dan Telur

Page 58: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

36

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

Sedangkan berdasarkan sumbangannya, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar memberikan sumbangan terbesar sebesar 0,32% disusul oleh kelompok

makanan, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,21% yang dipicu peningkatan tarip

listrik dan cukai rokok yang selalu terjadi setiap triwulan.

Walaupun sempat mengalami anomali di awal tahun 2013, pola sumbangan inflasi

telah kembali pada pola normalnya yaitu meningkat pada akhir tahun. Hal ini karena dampak

inflasi volatile foods yang meningkat signifikan di awal tahun telah termoderasi seiring

dengan kembali lancarnya impor hortikultura dan berlangsungnya masa panen raya.

Analisis lebih lanjut dilakukan terhadap kelompok bahan makanan mengingat

kelompok ini memiliki volatilitas besar dan pada musim-musim tertentu seiring dengan

ketersediaan pasokan dan permintaan, serta menjadi penyumbang utama inflasi Jawa Timur,

khususnya untuk sub kelompok padi-padian, bumbu-bumbuan dan daging. Perkembangan

inflasi beberapa komoditas yang mempengaruhi inflasi Jatim adalah sebagai berikut :

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.2222 Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq)

Sumber : BPS, data diolah

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.12121212 Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.13131313 Perbandingan Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan

Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV

Umum 0.89 1.93 0.91 2.87 0.11 3.72 0.73 0.70 0.89 1.93 0.91 2.87 0.11 3.72 0.73

1 Bahan Makanan 0.90 2.55 1.62 9.34 -2.36 4.34 0.34 0.12 0.20 0.58 0.37 2.26 -0.56 1.03 0.08

2 Mamin, Rokok & Tembakau 1.90 2.59 0.79 1.73 0.89 2.31 1.13 0.23 0.35 0.48 0.15 0.32 0.16 0.42 0.21

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 1.18 0.68 0.97 1.84 0.97 1.57 1.57 0.14 0.25 0.14 0.20 0.38 0.20 0.32 0.32

4 Sandang -0.48 3.61 0.31 -1.66 -4.37 5.69 -1.28 0.07 -0.03 0.25 0.02 -0.11 -0.27 0.36 -0.08

5 Kesehatan 0.54 0.86 0.68 0.98 1.11 0.97 0.47 0.02 0.03 0.04 0.03 0.04 0.05 0.04 0.02

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.27 3.56 0.32 0.32 0.18 2.08 1.02 0.02 0.02 0.32 0.03 0.03 0.02 0.18 0.09

7 Transpor, Komunikasi 0.40 0.80 0.79 0.25 3.32 7.87 1.09 0.07 0.07 0.14 0.14 0.04 0.58 1.42 0.20

Sumbangan Inflasi QTQSumbangan Inflasi QTQSumbangan Inflasi QTQSumbangan Inflasi QTQ

2012201220122012 20132013201320132012201220122012NoNoNoNo Kelompok BarangKelompok BarangKelompok BarangKelompok Barang 2013201320132013

Inflasi QTQInflasi QTQInflasi QTQInflasi QTQ

Page 59: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

37

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BerasBerasBerasBeras

Pada Tw IV-2013 ini, komoditas beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Jawa

Timur mengalami penurunan harga dari 5,34% (Sep 2013-qtq) menjadi 0,74%. Hal ini

sejalan dengan tingkat harga beras internasional yang mengalami penurunan harga dari

USD$ 495,42/mt menjadi USD$ 427,60//mt. Penurunan inflasi dan harga beras internasional

tersebut tidak serta merta sejalan dengan tingkat harga di Jawa Timur. Beberapa pasar justru

mengalami kenaikan harga beras yaitu dari Rp11.671/kg (Sep 2013) menjadi Rp11.792/kg

(Des 2013). Kenaikan harga tersebut lebih dipicu oleh aspek distribusi dan struktur pasar

karena produksi beras di Jawa Timur masih surplus.

Untuk memastikan ketersediaan beras di masyarakat, Bulog sebagai salah satu

lembaga buffer memastikan pasokan beras di Jawa Timur cukup dan memadai. Hal ini

tercermin dari jumlah stok beras Bulog dan tingkat penyaluran Raskin yang terus meningkat

selama 3 (tiga) tahun terakhir.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.14141414 Harga Beras Internasional dan Lokal s.d. Tw IV-2013

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.15151515 Inflasi Beras Jawa Timur (qtq)

Sumber : BPS Jatim dan Bloomberg (diolah)

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Penyaluran Raskin 2011 2012 2013

Stok total 182.089 477.776 628.025

Raskin Reguler 600,564 588,160 514,344

Raskin 13 51,025 42,862

Raskin 14 42,862

Raskin 15 42,862

Total 600,564 639,185 642,930

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.3333 Stok Beras dan Penyaluran Raskin

Sumber : Bulog, data diolah

Page 60: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

38

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BumbuBumbuBumbuBumbu----BumbuanBumbuanBumbuanBumbuan

Inflasi bumbu-bumbuan pada Tw IV-2013 masih menunjukkan trend yang rendah

yaitu turun dari 2,96% (Tw III-2013) menjadi -1,63% (Tw IV-2013).

Walaupun secara kumulatif inflasi kelompok bumbu-bumbuan stabil. Namun

berdasarkan komoditasnya terdapat fluktuasi inflasi. Sebagai contoh pada akhir tahun

bawang merah dan cabe merah mengalami inflasi masing-masing sebesar 3,05% dan

28,44% (qtq), namun tertahan oleh deflasi cabe rawit yang mencapai 22,18%. Hal ini

menyebabkan inflasi sub kelompok bumbu-bumbuan masih mengalami deflasi pada akhir

2013.

Sedangkan dari sisi produksi, terdapat peningkatan produksi untuk komoditas

bawang merah dan cabe merah dimana masing-masing meningkat 19,07% dan 7,91%.

Sedangkan cabe rawit mengalami penurunan produksi sebesar 16,19%. Gangguan terbesar

terhadap produksi komoditas bumbu-bumbuan adalah curah hujan yang tinggi sehingga

beberapa tanaman menjadi tidak dapat dipanen dan produksi menjadi turun. Permasalahan

lainnya adalah komoditas ini merupakan komoditas yang tidak tahan lama sehingga tidak

dapat disimpan untuk memenuhi permintaan masyarakat ketika kondisi shortage.

PeternakanPeternakanPeternakanPeternakan

Inflasi sub kelompok daging dan hasil-hasilnya pada Tw IV-2013 turun dari 10,53%

(Tw III-2013) menjadi -3,20% (Tw IV-2013). Penurunan tersebut didorong oleh deflasi daging

ayam ras dan telur ayam ras masing-masing sebesar -13,97% dan -4,01%. Sedangkan

daging sapi masih mengalami inflasi sebesar 7,84%.

Penurunan inflasi tersebut karena tingkat permintaan masyarakat pada Tw IV-2013

lebih rendah dibandingkan Tw III-2013 sehingga mendorong tingginya pasokan dan koreksi

harga. Sedangkan dari sisi supply, ketersediaan daging sapi relatif terbatas karena tidak

semua populasi sapi di Jawa Timur siap untuk dipotong. Berdasarkan sensus pertanian tahun

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.16161616 Inflasi Sub Kel. Bumbu-Bumbuan (qtq)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.17171717 Produksi Bumbu-Bumbuan di Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah) Sumber : Dinas Pertanian Jatim (diolah)

Page 61: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

39

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

2013 terdapat penurunan jumlah sapi di Jawa Timur dari 5,1 juta ekor menjadi 3,8 juta ekor,

sedangkan di lain sisi jumlah penduduk relatif meningkat sehingga berpotensi menimbulkan

shortage. Sedangkan dari data dari Dinas Peternakan Jawa Timur, beberapa sentra daging

sapi di Jawa Timur antara lain Tuban, Lumajang, Magetan, Madura dan Malang

mengkonfirmasi tidak meratanya produksi daging sapi yang tercermin dari rata-rata

pertumbuhan 5 (lima) tahun terakhir konsumsi daging sapi (kisaran 2,5%) yang lebih tinggi

dari produksinya (kisaran 2,4%).

2.4.2.4.2.4.2.4. INFLASI TAHUNAN INFLASI TAHUNAN INFLASI TAHUNAN INFLASI TAHUNAN (yoy)(yoy)(yoy)(yoy)

Inflasi Jawa Timur tahun 2013 secara tahunan mencapai 7,59% lebih tinggi

dibandingkan realisasi 2012 yang mencapai 4,50%. Peningkatan inflasi tersebut didorong

oleh banyak faktor yaitu fluktuasi produksi yang menyebabkan kenaikan harga bahan

makanan, penetapan harga oleh Pemerintah antara lain BBM, tarip listrik, Upah Minimum

Kota (UMK), cukai rokok dan bahan bakar rumah tangga, serta pelemahan nilai Rupiah dan

pergerakan harga komoditas internasional.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.18181818 Inflasi Sub Kel. Daging, Telur dan Hasil-Hasilnya (qtq)

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.4444 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang

Sumber: BPS, data diolah

Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV

Umum 4.63 4.50 4.50 6.75 5.92 7.78 7.59 3.97 4.63 4.50 4.50 6.75 5.92 7.78 7.59

1 Bahan Makanan 6.14 6.65 5.74 14.98 11.27 13.20 11.78 0.90 1.38 1.50 1.30 3.62 2.66 3.13 2.78

2 Mamin, Rokok & Tembakau 6.32 6.69 6.71 7.18 6.12 5.83 6.19 0.93 1.17 1.24 1.25 1.32 1.13 1.06 1.13

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 3.29 3.18 3.54 4.75 4.53 5.46 6.09 0.58 0.70 0.67 0.74 0.99 0.95 1.12 1.26

4 Sandang 6.27 3.99 4.53 1.72 -2.25 -0.29 -1.88 0.61 0.42 0.27 0.31 0.11 -0.14 -0.02 -0.12

5 Kesehatan 1.83 2.43 2.60 3.10 3.69 3.80 3.59 0.13 0.09 0.11 0.12 0.14 0.17 0.17 0.16

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 6.26 4.51 4.43 4.50 4.40 2.91 3.63 0.57 0.56 0.41 0.40 0.39 0.39 0.25 0.31

7 Transpor, Komunikasi 1.86 1.87 2.43 2.26 5.23 12.61 12.94 0.29 0.33 0.32 0.42 0.38 0.91 2.28 2.34

Sumbangan Inflasi YOYSumbangan Inflasi YOYSumbangan Inflasi YOYSumbangan Inflasi YOY

2012201220122012 2013201320132013 2012201220122012 2013201320132013NoNoNoNo Kelompok BarangKelompok BarangKelompok BarangKelompok Barang

Inflasi YOYInflasi YOYInflasi YOYInflasi YOY

Page 62: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

40

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

Berdasarkan kelompoknya, secara tahunan pendorong inflasi tahun 2013 adalah

kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (12,94%-yoy) dan kelompok bahan

makanan (11,78%) yang sekaligus juga menjadi penyumbang terbesar inflasi. Kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar juga secara perlahan meningkat (6,09%) di

tahun 2013 sebagai dampak peningkatan tarip listrik yang dilakukan bertahap setiap

triwulan. Penahan inflasi tahun 2013 adalah kelompok sandang (-1,88%) seiring dengan

pelemahan harga emas internasional. Walaupun mengalami deflasi, namun penurunan harga

emas semakin kecil sehingga berpotensi mengalami inflasi ke depannya.

Tingginya inflasi kelompok bahan makanan utamanya berasal dari sub kelompok

bumbu-bumbuan (26,12%), sayur-sayuran (20,26%) dan buah-buahan (16,84%).

Sedangkan berdasarkan komoditasnya, pendorong inflasi secara tahunan adalah bawang

merah (114,30%), beras (6,43%), daging sapi (16,17%) dan daging ayam ras (13,19%).

Tekanan inflasi pada kelompok bahan makanan diperkirakan masih akan berlanjut sampai

dengan awal tahun 2014 karena faktor cuaca (curah hujan tinggi dan banjir) serta minimnya

musim panen.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.20202020 Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Makanan Jadi, Sandang

dan Tranpor (yoy) 2010-2013

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.19191919 Inflasi Tahunan (yoy) Sub Kelompok 2012 - 2013

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.21212121 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan Tahun

2012 - 2013

GrafikGrafikGrafikGrafik 2.2.2.2.22222222 Inflasi (yoy) Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa

Keuangan

Page 63: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

41

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

Selain kelompok bahan makanan, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa

keuangan juga mengalami kenaikan signifikan khususnya sub kelompok transport (17,99%).

Kenaikan bensin sebesar 44,44% direspon dengan kenaikan inflasi bensin secara kumulatif

sebesar 42,90%. Kenaikan tersebut diikuti oleh kenaikan tarif lainnya antara lain angkutan

dalam kota (31,12%) dan angkutan luar kota (21,89%). Dampak kenaikan harga BBM ini

baru akan termoderasi pada awal Tw III-2014 seiring dengan telah hilangnya dampak tahun

base year IHK.

2.5.2.5.2.5.2.5. INFLASI INFLASI INFLASI INFLASI MENURUT KOTAMENURUT KOTAMENURUT KOTAMENURUT KOTA

Dari 7 (tujuh) kota yang masuk dalam perhitungan inflasi nasional, dibandingkan

dengan Tw III-2013, rata mengalami kenaikan di kisaran 0,4% - 0,9%. Sedangkan secara

tahunan, inflasi tertinggi terjadi di Kota Kediri (8,05%), disusul Probolinggo (7,96%), Malang

(7,92%), Surabaya dan Madiun (7,52%), Jember (7,21%) dan Sumenep (6,63%).

Tingginya inflasi di tujuh kota secara tersebut, disebabkan kondisi perubahan harga

dari kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi dan kelompok perumahan.

Kabupaten Jember mengalami inflasi kelompok bahan makanan tertinggi (2,63%-mtm),

sebagai dampak peningkatan harga dari sub kelompok sayur-sayuran dan bumbu-bumbuan.

Kota Madiun mengalami kenaikan cukup tinggi untuk sub kelompok makanan jadi (1,02%)

dan perumahan (0,64%). Secara umum, tingginya inflasi kelompok bahan makanan tersebut

karena masih berlangsungnya periode tanam dan tingginya permintaan masyarakat karena

adanya Natal dan Tahun Baru 2014. Di samping itu, curah hujan dan ombak yang cukup

tinggi turut mempengaruhi penurunan pasokan beberapa komoditas bahan makanan seperti

cabe rawit, cabe merah dan ikan laut.

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.5555 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur

Sumber: BPS, Data diolah.

Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV

Jatim 0.89 1.93 0.91 2.87 0.11 3.72 0.73 4.63 4.50 4.50 6.75 5.93 7.78 7.59

Surabaya 0.82 1.83 0.91 2.90 0.11 3.66 0.69 4.69 4.29 4.37 6.61 5.86 7.75 7.52

Malang 0.86 2.05 1.15 2.78 0.35 3.69 0.92 4.44 4.58 4.60 7.01 6.46 8.17 7.92

Kediri 1.20 2.40 0.43 2.51 0.60 4.07 0.68 5.06 5.26 4.63 6.69 6.05 7.78 8.05

Jember 0.84 1.65 1.09 2.81 -0.25 3.95 0.57 4.12 4.40 4.49 6.53 5.38 7.77 7.21

Sumenep 1.21 2.17 0.61 3.26 -0.53 3.33 0.46 5.46 6.06 5.06 7.44 5.59 6.79 6.63

Probolinggo 1.73 2.49 0.92 2.83 0.03 4.05 0.87 4.66 5.55 5.88 8.19 6.39 8.02 7.96

Madiun 0.58 1.71 0.50 3.14 -0.31 3.77 0.77 3.93 3.91 3.51 6.04 5.10 7.23 7.52

WilayahWilayahWilayahWilayah

Inflasi Triwulanan (qtq)Inflasi Triwulanan (qtq)Inflasi Triwulanan (qtq)Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Tahunan (yoy)Inflasi Tahunan (yoy)Inflasi Tahunan (yoy)Inflasi Tahunan (yoy)

2012201220122012 2013201320132013 2012201220122012 2013201320132013

Page 64: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

42

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

Inflasi tahunan terendah periode ini terjadi di Kabupaten Sumenep yaitu sebesar

6,78% (yoy). Penyumbang utama rendahnya inflasi tersebut selain penurunan harga

komoditas telur ayam ras yang cukup tinggi (-22,27%) juga karena penurunan harga sub

kelompok minuman yang tidak beralkohol (-0,77%) melalui deflasi pada komoditas gula

pasir (-9,53%). Selain komoditas di atas, faktor penyebab rendahnya inflasi Kabupaten

Sumenep juga berasal dari sub kelompok ikan segar (0,87%) karena Kabupaten Sumenep

merupakan kabupaten yang sebagian masyarakatnya mendapatkan penghasilan sebagai

nelayan sehingga pasokan ikan segar merupakan hal yang umum terjadi ketika cuaca sedang

baik.

Sedangkan berdasarkan kelompok barang penyumbang inflasi, sumber tekanan

inflasi di ketujuh kota tahun 2013 ini bersumber dari 2 (dua) kelompok utama yaitu

kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Hal

ini karena tingginya bobot kedua kelompok tersebut dalam konsumsi masyarakat yang

mencapai 24% dan 18%.

Kelompok BarangKelompok BarangKelompok BarangKelompok Barang JatimJatimJatimJatim SurabayaSurabayaSurabayaSurabaya MalangMalangMalangMalang KediriKediriKediriKediri JemberJemberJemberJember SumenepSumenepSumenepSumenep ProbolinggoProbolinggoProbolinggoProbolinggo MadiunMadiunMadiunMadiun

Umum 7.59 7.52 7.92 8.05 7.21 6.63 7.96 7.18

Bahan Makanan 2.78 12.17 13.18 8.21 11.14 7.79 11.96 9.38

Mamin, Rokok & Tembakau 1.13 6.55 4.46 7.26 3.04 5.38 9.51 7.69

Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 1.26 6.12 5.71 5.91 4.86 5.62 4.11 11.20

Sandang -0.12 -2.65 0.67 0.30 -0.33 1.57 -2.97 -7.32

Kesehatan 0.16 4.23 1.72 5.64 2.71 4.95 4.28 -2.12

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.31 3.08 1.07 6.10 5.73 4.77 4.29 14.36

Transpor, Komunikasi 2.34 11.69 15.30 15.38 13.65 10.69 12.74 19.08

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.24242424 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy)

7 Kota di Jawa Timur

Tabel 2.6Tabel 2.6Tabel 2.6Tabel 2.6 Inflasi 7 kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa

Triwulan IV-2013 (% yoy)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.23232323 Perbandingan Inflasi Tahunan (mtm)

7 Kota di Jawa Timur

Sumber : BPS, data diolah

Page 65: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

43

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

2.6.2.6.2.6.2.6. DISAGREGASIDISAGREGASIDISAGREGASIDISAGREGASI INFLASIINFLASIINFLASIINFLASI

Berdasarkan disagregasinya, secara tahunan inflasi Jatim terutama didorong oleh

peningkatan harga kelompok administered price dan volatile foods pada tingkat 14,91% dan

12,76%, sedangkan kelompok core inflation relatif stabil sebesar 4,13% (yoy). Sumbangan

inflasi terbesar masih diberikan oleh kelompok administered price (2,68%), disusul kemudian

oleh volatile foods (2,54%) dan kelompok core inflation (2,38%). Pelaksanaan kebijakan

pemerintah terkait penyesuaian harga komoditas tertentu dan fluktuasi produksi (termasuk di

dalamnya kendala impor hortikultura di awal tahun) merupakan penyebab utama tingginya

inflasi pada 2 (dua) kelompok tersebut.

Pada grafik 2.27 di atas, tampak bahwa tingginya inflasi pada tahun 2013 utamanya

disebabkan oleh lonjakan inflasi kelompok administered price dan volatile foods yang

melebihi pola normalnya. Inflasi kelompok administered price seharusnya berada di kisaran

2% - 4%, sedangkan kelompok volatile foods di kisaran 6% - 9%. Jika inflasi kedua

kelompok tersebut secara tahunan dapat kembali pada pola normalnya, maka inflasi Jawa

Timur akan sejalan dengan sasaran inflasi nasional yaitu 4,5% + 1%.

Sumber : BPS, data diolah

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.7777 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur Per Kelompok Barang & Jasa

Triwulan IV-2013 (% yoy)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.22225555 Inflasi Jatim per Komponen (yoy)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.26262626 Perbandingan Inflasi Jatim & Rata-Ratanya (yoy)

Kelompok BarangKelompok BarangKelompok BarangKelompok Barang JatimJatimJatimJatim SurabayaSurabayaSurabayaSurabaya MalangMalangMalangMalang KediriKediriKediriKediri JemberJemberJemberJember SumenepSumenepSumenepSumenep ProbolinggoProbolinggoProbolinggoProbolinggo MadiunMadiunMadiunMadiun

Umum 7.59 7.52 7.92 8.05 7.21 6.63 7.96 7.18

Bahan Makanan 0.66 2.72 3.43 2.06 3.09 2.55 3.30 2.23

Mamin, Rokok & Tembakau 0.21 1.20 0.86 1.32 0.49 0.82 1.77 1.48

Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 0.26 1.27 1.13 1.26 1.04 1.08 0.88 2.47

Sandang -0.01 -0.17 0.03 0.02 -0.02 0.12 -0.18 -0.39

Kesehatan 0.01 0.19 0.07 0.26 0.12 0.21 0.19 -0.11

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.03 0.27 0.10 0.47 0.40 0.27 0.29 1.14

Transpor, Komunikasi 0.42 2.19 2.55 2.76 2.28 1.62 1.92 3.12

Page 66: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

44

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

Sedangkan berdasarkan disagregasi bulanan, inflasi Jatim terutama didorong oleh

inflasi kelompok volatile foods sebesar 1,76% (mtm) dan administered price sebesar 0,45%.

Sedangkan inflasi kelompok core inflation relatif stabil di kisaran 0,28%. Peningkatan inflasi

kelompok volatile foods disebabkan oleh peningkatan permintaan dan belum optimalnya

proses produksi (faktor seasonal). Sedangkan inflasi kelompok administered price lebih

karena kenaikan harga bensin non subsidi (Pertamax) serta bahan bakar rumah tangga (LPG

12 kg) sebagai bentuk antisipasi masyarakat menjelang keputusan kenaikan harga oleh

pemerintah pada 1 Januari 2014.

Volatile foodsVolatile foodsVolatile foodsVolatile foods

Kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 1,76% (mtm) atau 12,76% (yoy),

meningkat dibandingkan November 2013 yang mengalami deflasi -0,01% (mtm) atau

12,63% (yoy) dan menyumbang inflasi Jatim sebesar 2,54% (yoy).

Secara bulanan, tekanan inflasi pada kelompok ini utamanya didorong oleh sub

kelompok sayur-sayuran (mtm : 11,12% dan yoy : 20,26%), bumbu-bumbuan (mtm : 4,47%

dan yoy : 26,12%) dan telur,susu dan hasil-hasilnya (mtm : 3,03% dan yoy : 5,67%).

Kenaikan harga tomat sayur yang mencapai angka 55,52% (mtm) sekaligus menjadi

penyumbang utama inflasi dengan sumbangan sebesar 0,089% disebabkan minimnya

ketersediaan komoditas ini di pasar karena salah satu sentra produksi tomat di Kediri masih

mengalami masa tanam sehingga mendorong harga menjadi tinggi. Harga diperkirakan

terkoreksi pada Januari 2014 seiring mulai dipanennya beberapa komoditas sayuran. Saat ini,

di Kediri terdapat 400 ha tomat yang berumur 1 bulan. Umur tanam tomat rata-rata 60 hari,

dan akan habis dipanen selama 90 hari. Jika iklim masih normal, maka panen tomat dengan

luas tanam 400ha akan terjadi di bulan Januari. Selain Kediri, masih ada daerah lainnya yang

Grafik Grafik Grafik Grafik 2.2.2.2.27272727 Perbandingan – Disagregasi Inflasi Jawa Timur (mtm)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.28282828 Disagregasi Inflasi (mtm) Jawa Timur

Page 67: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

45

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

juga akan panen seperti Tulungagung, Bojonegoro, dan Malang, sehingga pada bulan

Januari s.d Maret 2014 harga tomat diprediksi akan turun karena pasokan melimpah.

Selain komoditas tomat sayur, cabe rawit dan bawang merah juga menyumbang inflasi

di Jawa Timur masing-masing sebesar 0,039% dan 0,023%. Kenaikan harga yang tinggi

pada komoditas cabe tersebut disebabkan penurunan produktivitas di salah satu sentra

produksi (Kediri) dari yang ditargetkan sebesar 4.165 kuintal/hektar menjadi 1.395

kuintal/hektar. Penurunan produktivitas tersebut karena mayoritas lahan di Kediri adalah

tadah hujan, sehingga adanya anomali cuaca dan gangguan hama menyebabkan banyak

petani mengalami gagal panen, petani cabai merah banyak yang beralih kepada komoditas

lainnya (cabai kecil dan tomat) dan luasan lahan tanam cabai merah setiap tahun semakin

berkurang, sehingga mempengaruhi jumlah produksi cabai merah. Sedangkan kenaikan

harga bawang merah dikarenakan masih dimulainya musim tanam komoditas ini antara lain

di Nganjuk dan Probolinggo.

Di sisi lain, tekanan inflasi dari kelompok volatile food juga disumbang oleh komoditas

daging sapi. Walaupun sub kelompok daging dan hasil-hasilnya mengalami deflasi sebesar -

0,18% (mtm) namun komoditas daging sapi mengalami kenaikan harga sebesar 2,48% dan

menyumbang inflasi sebesar 0,04%. Hal ini telah diprediksi sebelumnya mengingat tidak

seimbangnya produksi daging sapi dengan tingkat konsumsi masyarakat. Sedangkan

populasi sapi yang ada di Jawa Timur tidak semuanya dapat dipotong sehingga pasokan

daging melalui impor menjadi penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Di sisi lain,

rendahnya margin yang diperoleh peternak sapi (di kisaran Rp500.000 per ekor sapi)

menyebabkan kurangnya perhatian peternak untuk menggiatkan pengembangbiakan sapi.

Selain itu, berdasarkan informasi dari APFINDO (Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot

Indonesia) terdapat arus keluar sapi hidup dari daerah ini untuk memenuhi tingginya

permintaan daging sapi dari DKI Jakarta dan Jawa Barat, sehingga semakin mengurangi

populasi sapi di wilayah Jawa Timur.

Demikian pula dengan kondisi ketersediaan sapi di beberapa sentra produksi seperti di

Kabupaten Sumenep yang turun dari 362.227 ekor (2011) menjadi 333.770 ekor sapi (2013).

Kondisi ini menjadi potensi risiko ke depannya yang akan terus meningkatkan harga

komoditas daging sapi. Tingginya inflasi komoditas daging sapi ini tertahan oleh penurunan

harga komoditas daging ayam ras yang pada periode laporan mengalami deflasi sebesar

3,38% (mtm) serta sub kelompok buah-buahan melalui penurunan harga komoditas apel (-

4,44%), alpukat (-12,31%) dan semangka (-4,68%).

Page 68: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

46

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

Core InflationCore InflationCore InflationCore Inflation

Sumber utama tekanan berasal dari domestik sebagai dampak lanjutan kebijakan harga

energi. Sedangkan dari sisi eksternal, peningkatan dimulai pada triwulan III 2013 seiring

dengan pelemahan nilai tukar Rupiah selama triwulan III 2013 akibat derasnya capital

outflow semenjak menguatnya isu tapering – off dari The Fed. Tekanan pelemahan nilai

tukar rupiah meningkat meskipun masih dapat dimitigasi oleh penurunan harga komoditas

global. Rupiah pada Desember 2013 kembali mengalami depresiasi (di kisaran 9,21% mtm

atau rata-rata Rp12.270,- per USD). Dampak depresiasi nilai tukar ini terlihat pada inflasi

kelompok industri yang secara bulanan menunjukkan tren meningkat seperti kelompok

elektronik, otomotif, makanan minuman dan emas perhiasan.

Analisis lebih lanjut terkait inflasi inti (core) dengan mengeluarkan komoditas emas

perhiasan, menunjukkan laju inflasi yang lebih rendah dengan angka sebesar 4,13% (yoy),

dibandingkan memasukkan komoditas ini dalam kelompok inti dengan laju inflasi yang lebih

tinggi mencapai angka 4,68% (yoy). Hal tersebut mencerminkan bahwa pengaruh

pergerakan harga emas di pasar internasional diiringi dengan depresiasi nilai tukar rupiah

berpengaruh besar terhadap laju inflasi di kelompok inti secara keseluruhan.

Berdasarkan pembentuknya, kelompok inti tradable mengalami peningkatan yang lebih

besar yaitu dari 0,18% (mtm) menjadi 0,43% (mtm) atau stabil di tingkat 4,45% (yoy).

Peningkatan inflasi inti tradeable tersebut jika diuraikan lebih dalam secara tahunan lebih

dikarenakan kenaikan harga dari kelompok core traded-konstruksi antara lain dalam bentuk

peningkatan harga batu bata/batu tela (19,98%-yoy), pasir (15,88%) dan cat kayu (12,88%)

yang menjadi komponen sektor properti, sehingga sektor properti masih menjadi faktor yang

berperan penting dalam menggerakkan inflasi inti di Jawa Timur.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.29292929 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable (mtm)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.30303030 Inflasi Inti – Manufacturing & Services (mtm)

Page 69: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

47

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

Dari faktor ekspektasi, konsumen masih optimis terhadap perkembangan

perekonomian di Jawa Timur, tercermin dari peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen dari

122,07 (November 2013) menjadi 123,94 pada Desember 2013. Hal ini diperkirakan

merupakan dampak dari tingginya aktivitas ekonomi di penghujung tahun 2013 dan adanya

Pemilu di April 2014 yang diikuti dengan peningkatan pengeluaran pemerintah. Kondisi ini

diyakini turut mendorong persepsi konsumen dan pedagang terhadap peningkatan harga

pada tiga dan enam bulan ke depan.

Administered PriceAdministered PriceAdministered PriceAdministered Price

Inflasi administered price tercatat sebesar 0,45% (mtm) atau 14,91% (yoy) dan menyumbang

inflasi Jawa Timur sebesar 2,68% (yoy). Inflasi ini turun dibandingkan November 2013 yang

mencapai 0,63% (mtm) atau 14,56% (yoy). Sumbangan utama peningkatan inflasi periode

ini berasal dari peningkatan tarif kereta api sebesar 8,70% dan bahan bakar rumah tangga

sebesar 1,57%. Adanya rencana peningkatan harga LPG 12 kg pada tahun 2014

menyebabkan masyarakat mulai meningkatkan pembelian sebagai antisipasi terjadinya

kenaikan. Peningkatan permintaan tersebut menyebabkan turunnya jumlah persediaan

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.31313131 Inflasi Inti Traded Konstruksi dan Non Konstruksi (yoy)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.32323232 Inflasi Inti Traded Food dan Non Food (yoy)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33333333 Indeks Keyakinan & Ekspektasi Konsumen

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.34343434 Ekspektasi Harga yang Akan Datang

120

130

140

150

160

170

180

190

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112

2010 2011 2012 2013

Ekspektasi konsumen terhadap harga 3 bulan yang akan datang

Ekspektasi konsumen terhadap harga 6 bulan yang akan datang

Indeks

0

50

100

150

200

250

2010 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

Perubahan harga umum 3 bulan yad

Perubahan harga umum 6 bulan yad

Indeks

Page 70: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

48

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

sehingga mendorong kenaikan harga LPG. Sedangkan kenaikan harga bensin lebih

disebabkan karena peningkatan harga Pertamax yang dimasukan dalam komoditas ini.

Grafik Grafik Grafik Grafik 2222....35353535

Sub Kelompok Penyumbang Inflasi Administered Price

Page 71: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

49

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BOKS BOKS BOKS BOKS 3333

Dampak Bencana Banjir di JDampak Bencana Banjir di JDampak Bencana Banjir di JDampak Bencana Banjir di Jawa Timurawa Timurawa Timurawa Timur

Peta Bencana Banjir

Pada awal tahun 2014 sejumlah daerah di Indonesia mengalami banjir yang cukup parah

seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Manado. Di Jawa Timur, curah hujan memang tinggi

namun banjir yang terjadi tidak sebesar di wilayah lain. Berdasarkan peta potensi banjir

BMKG tampak bahwa Jawa Timur memang mengalami banjir di beberapa daerah seperti

Bojonegoro, Magetan, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Jember dan Lumajang namun pada skala

menengah sehingga tidak menimbulkan kerusakan infrastruktur yang parah. Sedangkan

potensi banjir dengan skala tinggi terjadi pada daerah yang bukan merupakan sentra

produksi pangan (Bangil, Mojosari, Purwodadi dan Purwosari).

Dampak Bencana Banjir Terhadap Produksi Pangan

Berdasarkan penggalian informasi terhadap beberapa daerah yang mengalami banjir di

Jawa Timur, dampak yang ditimbulkan terangkum pada tabel berikut :

DaerahDaerahDaerahDaerah KomoditasKomoditasKomoditasKomoditas DampakDampakDampakDampak

Bojonegoro Padi Lahan pertanian padi yang siap panen terendam banjir seluas 4.965 ha

Palawija Lahan palawija terendam hingga 379 hektar

Jember Padi & Cabe Total lahan yang terendam sekitar 500 ha

Lamongan Padi Lahan tambak dan padi terendam seluas 898 hektar

Tuban Padi &

Jagung

Total lahan yang terendam sekitar 3.672 ha

Ngawi Padi Lahan terendam seluas 308 ha dan mengalami puso seluas 0,75 ha

Magetan Padi Lahan terendam seluas 87 ha dan yang mengalami puso 14,5 ha

Grafik 1. Intensitas Curah Hujan Jawa Timur Grafik 2. Potensi Banjir Februari 2014

Page 72: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

50

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

Gresik Padi Lahan terendam seluas 1.985 ha

Jagung Lahan terendam seluas 8,2 ha

Kacang hijau Lahan terendam seluas 8,2 ha

Madiun padi Lahan terendam seluas 30 ha

Mayoritas komoditas pertanian yang mengalami banjir di Jawa Timur adalah padi karena

memang telah memasuki masa tanam pada Tw IV-2013, sedangkan komoditas lainnya

ditanam namun dalam skala yang lebih kecil. Walaupun luas lahan yang terendam banjir

relatif besar, namun tingkat kerusakan dan puso yang terjadi tidak terlalu besar. Hal ini

karena mayoritas padi telah memasuki usia tanam lebih dari 40 hari. Sedangkan untuk lahan

puso di Magetan dan Madiun, saat ini telah dilakukan penanaman kembali. Namun dengan

memperhatikan peta curah hujan dan potensi banjir, masih dimungkinkan terjadi gangguan

pada produksi padi yang disebabkan pergeseran masa panen dan penurunan produktivitas.

Dampak Bencana Banjir Terhadap Inflasi

Berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga s.d. minggu ke-2 Februari 2014 di Jawa Timur,

belum terdapat pergerakan harga yang signifikan. Kenaikan harga terjadi pada beberapa

komoditas yaitu beras (0,92%), cabe rawit (3,45%), tomat sayur (1,07%) dan wortel

(0,36%). Dengan mengacu pada uraian tersebut, maka dampak banjir di Jawa Timur

terhadap inflasi bahan makanan diproyeksikan berada pada optimist scenario (7% - 9%)

yang dilandasi asumsi produksi tidak mengalami gangguan secara signifikan melainkan

hanya pergeseran masa panen, tidak terdapat kerusakan infrastruktur yang menghambat

jalur distribusi barang serta lancarnya impor hortikultura jika pasokan lokal mengalami

shortage.

Grafik 3. Komoditas dengan Trend Harga Naik Grafik 4. Komoditas dengan Trend Harga Turun

Page 73: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Bab 3Bab 3Bab 3Bab 3

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN

PERBANKANPERBANKANPERBANKANPERBANKAN DAN DAN DAN DAN

SISTEMSISTEMSISTEMSISTEM PEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARAN

Page 74: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

51

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

3333 PERKEMBANGAN PERBANKAN& SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN PERBANKAN& SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN PERBANKAN& SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN PERBANKAN& SISTEM PEMBAYARAN

Sampai dengan Triwulan IV tahun 2013, kinerja perbankandi Jawa Timurbaik Bank Sampai dengan Triwulan IV tahun 2013, kinerja perbankandi Jawa Timurbaik Bank Sampai dengan Triwulan IV tahun 2013, kinerja perbankandi Jawa Timurbaik Bank Sampai dengan Triwulan IV tahun 2013, kinerja perbankandi Jawa Timurbaik Bank

Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih terus menunjukkan perkembangan Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih terus menunjukkan perkembangan Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih terus menunjukkan perkembangan Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih terus menunjukkan perkembangan

positif. Hal tersebut tercermin dari indikator total positif. Hal tersebut tercermin dari indikator total positif. Hal tersebut tercermin dari indikator total positif. Hal tersebut tercermin dari indikator total aset, kredit dan DPK yang tumbuh aset, kredit dan DPK yang tumbuh aset, kredit dan DPK yang tumbuh aset, kredit dan DPK yang tumbuh

dengan baik serta didukung oleh tingkat risiko kredit yang rendah (kurang dari 5%) dan dengan baik serta didukung oleh tingkat risiko kredit yang rendah (kurang dari 5%) dan dengan baik serta didukung oleh tingkat risiko kredit yang rendah (kurang dari 5%) dan dengan baik serta didukung oleh tingkat risiko kredit yang rendah (kurang dari 5%) dan

stabil.stabil.stabil.stabil.Aset Bank Umum dan BPR tetap tumbuh tinggi yaitu sebesar18,8% (yoy) hingga

mencapai Rp 429,98 triliun pada Triwulan IV 2013. Kredit tumbuh sebesar 26,71% (yoy) dari

sebesar Rp 291,26 triliun pada Triwulan III 2013 menjadi sebesar Rp 310,96 triliun pada

Triwulan IV 2013. Demikian pula dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum dan BPR di Jawa

Timur yang mencatat pertumbuhan sebesar 15,9% (yoy) menjadi sebesar Rp 340,96 triliun

pada periode laporan.

Peningkatan kinerja Bank Umum dan BPR di Jawa Timur terutama didorong oleh

terjaganya kondisi perekonomian nasional dan daerah. Dengan mempertimbangkan tren

pertumbuhan kredit yang terus meningkat hingga mencapai kisaran 27% (yoy) pada Triwulan

IV 2013, maka peluang sumbangan sektor perbankan atas peningkatan pertumbuhan ekonomi

Jawa Timur diperkirakan masih akan terus meningkat.

3.1.3.1.3.1.3.1. PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM

Kinerja Bank Umum di Jawa Timur sampai dengan Triwulan IV 2013 secara umum

masihterusmenunjukkan perkembangan positifdiikuti dengan fungsi intermediasi yang berjalan

TTTTabel 3.1abel 3.1abel 3.1abel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) di Jawa Timur

III IV I II III IV

Total Aset 350,677.74 361,922.83 370,892.76 388,441.32 416,268.97 429,976.45

Pertumbuhan (%yoy) 22.13 20.79 19.18 17.63 18.70 18.80

Dana Pihak Ketiga 278,400.34 293,979.22 292,804.92 298,892.15 318,994.08 340,710.71

Pertumbuhan (%yoy) 18.03 16.46 13.94 12.10 14.58 15.90

Kredit 229,312.65 245,419.66 251,401.19 272,050.57 291,265.74 310,960.80

Pertumbuhan (%yoy) 24.38 26.18 27.03 26.16 27.02 26.71

20132012INDIKATOR BANK UMUM

DAN BPR (Miliar Rp)

Page 75: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

52

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

dengan baik. Peningkatan kinerja Bank Umum di Jawa Timurtersebut tercermin dari

pertumbuhan indikator kinerja utama yaitu total aset sebesar 18,93% (yoy),Dana Pihak Ketiga

(DPK) sebesar 14,74% (yoy) dan kreditdengan pertumbuhan sebesar 26,41% (yoy).

Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK mendorong

kenaikan rasio Loan to Deposit Radio (LDR) Bank Umum dari sebesar 90,64% pada Triwulan III

2013, menjadi sebesar 90,70% pada Triwulan IV 2013.

Adanya sedikit perlambatan pada pertumbuhan kreditpada periode laporan antara lain

didorong oleh kembali normalnya aktivitas ekonomi masyarakat pasca peningkatan konsumsi

saat bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Juli - Agustus 2013 (Triwulan III

2013). Sementara itu,tren peningkatan LDR dimaksud diikuti dengan risiko kredit atau Non

Performance Loan (NPL) yang semakin membaik. NPL bank umum Jatim pada Triwulan IV 2013

adalah sebesar level 1,75%, lebih rendah dibandingkan NPL Triwulan III 2013 yang tercatat

sebesar 2,02%.

Tabel 3.2Tabel 3.2Tabel 3.2Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Total Aset (Jt Rp) 342.663.960,00 353.595.712,00 362.320.071,28 379.474.342,11 406.877.274,32 420.518.246,90

Aset (yoy %) 22,05 20,75 19,10 17,52 18,74 18,93

Pertumbuhan (qtq %) 6,12 3,19 2,47 4,73 7,22 3,35

Dana Pihak Ketiga (Jt Rp) 273.662.910,00 289.087.210,00 287.820.030,32 293.799.081,36 313.692.848,13 335.305.144,18

DPK (yoy %) 17,94 16,39 13,85 12,03 14,63 14,74

Pertumbuhan (qtq) 4,35 5,64 (0,44) 2,08 6,77 6,89

Kredit (Jt Rp) 223.506.097,00 239.483.201,00 245.211.529,00 265.353.368,89 284.345.325,30 304.106.840,10

Kredit (yoy %) 24,49 26,28 27,21 26,32 27,22 26,41

Pertumbuhan (qtq) 6,40 7,15 2,39 8,21 7,16 6,95

LDR (%) 81,67% 82,84% 85,20% 90,32% 90,64% 90,70%

NPL (%) 2,64 2,60 2,26 2,12 2,02 1,75

20132012INDIKATOR BANK UMUM

Page 76: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

53

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Fungsi Intermediasi perbankan untuk Bank Umum di Jawa Timur terus menunjukkan

peningkatan. Tercatat sampai dengan Triwulan IV 2013, LDR Bank Umum di Jawa Timur cukup

tinggi mencapai 90,7%. Jumlah tersebutlebih tinggi apabila dibandingkan dengan LDR periode

sebelumnya (Triwulan III 2013) yang tercatat sebesar 90,64%, atau periode yang sama tahun

sebelumnya (Triwulan IV 2012) yang tercatat sebesar 82,84%(grafik 3.1). Peningkatan ini

terutama didorong oleh pertumbuhan kredit triwulanan (6,95% qtq) yang lebih tinggi daripada

pertumbuhan DPK (6,89% qtq).

Berdasarkan kelompok bank, rasio LDR terbesarpada periode ini adalah pada bank asing

dengan prosentase sebesar 108,37%, sedikit lebih tinggi dari LDR bank pemerintah yang

tercatat sebesar 106,81%. Sementara itu bank swasta mencatat LDR terkecil pada level

74,97%. Tingginya LDR bank asing mencerminkan perannya yang cukup besar dalam

pembiayaan aktifitas ekonomi masyarakat Jawa Timur.

Namun demikian apabila ditinjau berdasarkan nominalnya, proporsi penyaluran kredit

masing-masing kelompok bank terhadap total kredit perbankan di Jawa Timurmasih didominasi

oleh Bank Pemerintah sebesar Rp 156,15 triliun atau 51,35% dari total kredit. Proporsi terbesar

selanjutnya adalah Bank Swasta dengan penyaluran kredit sebesar Rp 127,88 triliun atau

42,05%. Sementara Bank Asing memiliki porsi penyaluran kredit terkecil dengan nominal

sebesarRp 20,08 triliun atau 6,60% dari total kredit.

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Perkembangan LDR per Kelompok Bank

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Perkembangan LDR

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

90.00

95.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

LDR (%) NPL (%) rhs

%

0

20

40

60

80

100

120

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

%

LDR (%) Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

Page 77: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

54

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

3.1.1.3.1.1.3.1.1.3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIFASET DAN AKTIVA PRODUKTIFASET DAN AKTIVA PRODUKTIFASET DAN AKTIVA PRODUKTIF

Total aset bank umum pada Triwulan IV - 2013, menunjukkan pertumbuhansebesar

18,93% (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan

pada periode sebelumnya (Triwulan III 2013) yang tercatat sebesar 18,74% (yoy).Peningkatan

jumlah aset bank umum di Jawa Timur antara lain didorong oleh adanya peningkatan kinerja

penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari sebesar 14,63% (yoy) pada Triwulan III 2013

menjadi sebesar 15,99% (yoy) pada Triwulan IV 2013.

3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)

Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2013, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil

dihimpun bank umum di Jawa Timur terus menunjukkan pertumbuhan positif. Tercatat jumlah

DPK pada periode laporanadalah sebesar Rp 335,31 triliun, atau tumbuh sebesar14,74% (yoy)

dibandingkan periode sebelumnya.Pertumbuhan tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan

Grafik 3.3 Grafik 3.3 Grafik 3.3 Grafik 3.3 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan(yoy) Grafik 3.4 Grafik 3.4 Grafik 3.4 Grafik 3.4 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.5555Perkembangan Total Aset Bank Umum

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.6 6 6 6 Proporsi Aset Bank Umum

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.7777 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (yoy)

0

5

10

15

20

25

30

-

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

300.000.000

350.000.000

400.000.000

450.000.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Rp

Ju

ta

Aset Kredit Dana

G Aset (yoy) G Kredit (yoy) G DPK (yoy)

%

y

o

y

(5,00)

(3,00)

(1,00)

1,00

3,00

5,00

7,00

9,00

I II III IV I II III IV

2012 2013

%

Aset Kredit DPK

46%

48%

6%

Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

0

5

10

15

20

25

-

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

300.000.000

350.000.000

400.000.000

450.000.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Rp

Ju

ta

Aset G Aset (yoy) rhs

%

y

o

y

%

y

o

y

Page 78: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

55

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

pertumbuhan pada periode sebelumnya yaitu Triwulan III 2013 yang tercatat sebesar 14,63%

(yoy).

Terus meningkatnya pertumbuhan tahunan DPK pada periode laporan searah dengan

tren pertumbuhan tahun sebelumnya. Selain itu, mulai kembali normalnya aktifitas ekonomi

masyarakat pasca momen puasa lebaran (awal Agustus 2013) turut mendorong kembali

pertumbuhan kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum di Jawa Timur pada

Triwulan IV 2013. Demikian pula apabila ditinjau secara triwulanan, penghimpunan DPK

mencatat peningkatan dari sebesar 6,77% (qtq) pada Triwulan III 2013 menjadi sebesar 6,89%

(qtq) pada Triwulan IV 2013.Dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi Jawa Timur

yang stabil dan kepercayaan masyarakat kepada perbankan yang terjaga, diperkirakan DPK

yang dihimpun bank umum di Jawa Timur akan tetap tumbuh cukup tinggi pada tahun 2014.

Berdasarkan bentuknya, struktur DPK Bank Umum di Jawa Timur pada Triwulan IV 2013

didominasi oleh deposito dengan nominal mencapai Rp 151,77 triliun denganproporsi sebesar

45,81% dari total DPK.Menyusulkemudian tabungan dengan prosentase sebesar38,83% dan

nominal Rp 130,19 triliun. Sementara itu penghimpunan DPK dalam bentuk giro tercatat

sebesar Rp 53,34 triliun, atau 15,91% dari total DPK.

Ditinjau dari sisi pertumbuhan jenis simpanan, pada periode ini deposito masih

memberikan kontribusi terbesar dengan prosentase pertumbuhan sebesar 41,58% (yoy).

Disusul kemudian dengangiro dengan pertumbuhan sebesar 11,89% (yoy). Sementara

tabungan mencatat pertumbuhan negatif sebesar -3% (yoy) pada periode laporan. Hal tersebut

diyakini disebabkan oleh penarikan dana tabungan oleh masyarakat untuk kegiatan liburan

natal dan tahun baru pada akhir tahun 2013.

-5

0

5

10

15

20

-

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

300.000.000

350.000.000

400.000.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Rp

Ju

taDana G DPK (yoy) G DPK (qtq)

%

y

o

y

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.7 7 7 7 Perkembangan Dana Pihak Ketiga

Page 79: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

56

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Pasca adanya kenaikan kenaikan BI Rate secara bertahap dari sebesar 7,25%pada

Triwulan III 2013 menjadi 7,5% pada Triwulan IV 2013, tren suku bunga DPK bank umum di

Jawa Timur mulai menunjukkan peningkatan.Tercatat suku bunga rata-rata tertimbang bank

umum di wilayah Jawa Timur meningkat dari sebesar 3,5%pada Triwulan III 2013 menjadi

sebesar 3,73%pada Triwulan IV 2013. Peningkatan tersebut terutama didorong

olehpeningkatan suku bunga Deposito, dari sebesar 6,08% pada Triwulan III 2013 menjadi

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.11110 0 0 0 Komposisi DPK Bank Umum (%)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.9999Perkembangan DPK PerJenisSimpanan (Rp. Juta)

Grafik 3.8 Grafik 3.8 Grafik 3.8 Grafik 3.8 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (yoy))))

GrafGrafGrafGrafik 3.ik 3.ik 3.ik 3.11111111 Perbandingan Suku Bunga Simpanan – BI Rate

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

I II III IV I II III IV

2012 2013

% Y

OY

Giro Tabungan Deposito

-

20.000.000

40.000.000

60.000.000

80.000.000

100.000.000

120.000.000

140.000.000

160.000.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Rp

Ju

ta

Tabungan Giro Deposito

%

y

o

y

16%

45%

39%

Giro Deposito Tabungan

-

2,00

4,00

6,00

8,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

%

DPK Giro Tabungan

Deposito BI Rate

Page 80: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

57

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

sebesar 6,54% pada Triwulan IV 2013. Suku bunga giro meningkat dari sebesar 1,72% pada

Triwulan III 2013, menjadi sebesar 1,78% pada Triwulan IV 2013.

Sementara itu tren suku bunga tabungan justru menunjukkan sedikit penurunan.

Tercatat suku bunga tabungan turun dari sebesar 1,74% pada Triwulan III 2013 menjadi

sebesar 1,73% pada Triwulan IV 2013.Kondisi tersebut mengindikasikan kebijakan bank umum

yang lebih memilih untuk meningkatkan suku bunga Dana Pihak Ketiga dengan jangka waktu

panjang, yaitu deposito. Hal tersebut terkait dengan kepastian penyimpanan dana di bank

sehingga mempermudah perencanaan likuiditas bank jangka panjang. Sementara tabungan

dan giro belum menunjukkan peningkatan dikarenakan sifat simpanan yang likuid, sehingga

kurang optimal untuk digunakan dalam perencanaan likuiditas jangka panjang.

3.1.3.3.1.3.3.1.3.3.1.3. KREDIT KREDIT KREDIT KREDIT

Sampai dengan Triwulan IV2013, fungsi intermediasi bank yang tercermin dari besar

penyaluran kredit oleh bank umum di Jawa Timurmasih terus menunjukkan peningkatan.

Tercatat jumlah kredit yang disalurkan sampai dengan akhir tahun 2013adalah sebesar Rp

304,11 triliun atau tumbuh26,41% (yoy) dan 6,95% (qtq).

Secara tahunan, pertumbuhan kredit bank umum di wilayah Jawa Timur sebesar

26,41% (yoy) dimaksud sedikit lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada

Triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 27,22% (yoy). Peningkatan tersebut terutama

didorong oleh peningkatan kredit modal kerja dari 28,01% (yoy) pada Triwulan III 2013

menjadi sebesar 29,85% (yoy) pada Triwulan IV 2013. Hal tersebut diperkirakan didorong oleh

peningkatan pengajuan kredit modal kerja menjelang akhir tahun (libur natal dan tahun

baru).Seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat, pada periode tersebut banyak

bermunculan usaha musiman seperti catering, penjualan kue kering, baju dan perlengkapan

tahun baru.

Senada dengan pertumbuhan tahunannya, secara triwulanan jumlah kredit yang

disalurkan oleh bank umum di wilayah Jawa Timur menunjukkan perlambatan dibandingkan

dengan periode sebelumnya (Triwulan IV 2013). Tercatat pada Triwulan IV kredit tumbuh

6,95% (qtq), lebih rendah bila dibandingkan pertumbuhan Triwulan III yang tercatat sebesar

7,16% (qtq). Hal tersebut dikarenakan kredit tumbuh sangat tinggi pada triwulan III 2013

sehubungan dengan adanya periode bulan puasa dan lebaran.Pada Triwulan IV 2013 kredit

Page 81: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

58

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

masihtumbuh tinggi walaupun sedikit melambat dibandingkan periode sebelumnya karena

terdapat momen libur natal dan tahun baru.

Tingginya Loan to Deposit Ratio (LDR) yang didukung oleh rendahnya risiko kredit atau

Non Performance Loan (NPL) pada periode laporan mencerminkan semakin baiknya fungsi

intermediasi perbankan di Jawa Timur. Tercatat LDR pada periode laporan adalah sebesar

90,70%, meningkat apabila dibandingkan dengan LDR pada triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 90,64%. Tingginya rasio LDR dimaksuddidukung oleh NPL yang rendah dan stabil di

kisaran 1,75%.

Pada Triwulan IV 2013 kredit yang disalurkan bank umum di Jawa Timur masih

didominasi oleh kredit produktif yaitu kredit modal kerja yaitusebesar 59,57% dari total kredit

dengan nominal sebesar Rp 181,17 triliun. Proporsi kredit terbesar selanjutnya adalah kredit

konsumsi dengan prosentase sebesar 25,97% dari total kredit (Rp 78,98 triliun).Sementara itu

kredit investasi memperoleh proporsi yang lebih kecil yaitu sebesar 14,46% dari total kredit

dengan nominal mencapai Rp 43,96 triliun.

Ditinjau dari sisi pertumbuhan tahunan, kredit modal kerja mengalami peningkatan

pertumbuhan dari sebesar 28,01% (yoy) pada Triwulan III 2013 menjadi 29,85% (yoy) pada

periode laporan. Sementara kredit investasi dan konsumsi menunjukkan sedikit perlambatan

dibandingkan periode sebelumnya dengan prosentase pertumbuhan masing-masing sebesar

30,38% dan 19,22%.

Senada dengan pertumbuhan tahunan, pertumbuhan kredit modal kerja secara

triwulanan juga menunjukkan peningkatan dari sebesar 8,17% (qtq) pada triwulan III 2013

menjadi sebesar 9,16% (qtq) pada triwulan IV 2013. Hal tersebut diperkirakan didorong oleh

tingginya aktifitas ekonomi masyarakat pada saat libur natal dan tahun baru. Sementara kredit

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.12121212Pertumbuhan Kredit (yoy)

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.13333Pertumbuhan Kredit (qtq)

0

5

10

15

20

25

30

-

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

250,000,000

300,000,000

350,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Rp

Ju

ta

Kredit G Kredit (yoy)

%

y

o

y

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

-

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

250,000,000

300,000,000

350,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Rp

Ju

ta

Kredit G Kredit (qtq)

%

y

o

y

Page 82: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

59

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

investasi dan konsumsi mencatat pertumbuhan yang lebih rendah pada level masing-masing

sebesar 5,78% (yoy) dan 2,82% (yoy).

Berdasarkan kelompok bank, Bank Pemerintah masih menjadi penyalur kredit terbesar

dengan proporsi 51,35% dari total kredit, disusul oleh Bank Swasta sebesar 42,05% dan Bank

Asing sebesar 6,6%.Ditinjau dari kinerja pertumbuhan kredit, pada periode ini bank asing

masih mencatat pertumbuhan tahunan tertinggi yaitu mencapai 48% (yoy), sementara bank

pemerintah dan bank swasta masing-masing mencatat pertumbuhan sebesar 25,33% (yoy) dan

24,87% (yoy).

Tingginya pertumbuhan penyaluran kredit tersebut menunjukkan baiknya kinerja bank

umum di Jawa Timur dalam meningkatkan fungsi intermediasinya. Tingkat persaingan yang

semakin kondusif antara kelompok bankdiharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas

penyaluran kredit kepada masyarakat.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.11115555Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.11114444Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.11116666Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (yoy)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.11117 7 7 7 Pertumbuhan Kredit PerJenis Penggunaan (qtq)

60% 14%

26%

Modal Kerja Investasi Konsumsi

46%

48%

6%

Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

- 5.00

10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

% y

oy

Modal Kerja Investasi Konsumsi

(5.00)

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

I II III IV I II III IV

2012 2013

% q

tq

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Page 83: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

60

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Secara sektoral, kredit yang disalurkan oleh bank umum di Jawa Timur pada

periode laporansebagian besar masih kepada Sektor Industri Pengolahan (30% dari

total kredit), dan kepada Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (26%). Tingginya

peyaluran kredit kepada kedua sektor tersebut searah dengan peran keduanya sebagai

sektor utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.Sementara itu, kredit

yang disalurkan kepada sektor pertanian, perburuan dan kehutanan memperoleh proporsi

kredit yang masih relatif kecil yaitu sebesar 2,58%.Proporsi tersebut lebih kecil apabila

dibandingkan dengan prosentase periode sebelumnya yang tercatat sebesar 2,63%. Hal

tersebut dapat dijadikan indikasi kurangnya akses perbankan kepada sektor pertanian yang

merupakan salah satu sektor utama penyumbang pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.

3% 0%

1%

30%

0%

3%

26%

1% 3%

1%

4%

0%

0%

0%

1% 0%

0%

0%

26%

0%

1. PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN 2. PERIKANAN

3. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 4. INDUSTRI PENGOLAHAN

5. LISTRIK, GAS DAN AIR 6. KONSTRUKSI

7. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN 8. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN MINUM

9. TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI 10. PERANTARA KEUANGAN

12. REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN 13. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

14. JASA PENDIDIKAN 14. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

15. JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA, HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA 16. JASA PERORANGAN YANG MELAYANI RUMAH TANGGA

17. BADAN INTERNASIONAL DAN BADAN EKSTRA INTERNASIONAL LAINNYA 18. KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA

19. PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN USAHA 20. Lain-lain

GrafikGrafikGrafikGrafik3.3.3.3.11118 8 8 8 Proporsi Kredit Sektoral

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.19191919 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy)

-

10,000.00

20,000.00

30,000.00

(50.00)

-

50.00

100.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

% y

oy

1. PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN 2. PERIKANAN

3. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 4. INDUSTRI PENGOLAHAN

5. LISTRIK, GAS DAN AIR 6. KONSTRUKSI

7. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN 8. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN MINUM

9. TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI 10. PERANTARA KEUANGAN

19. PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN USAHA 20. Lain-lain (rhs)

Page 84: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

61

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

3.1.4 KREDIT3.1.4 KREDIT3.1.4 KREDIT3.1.4 KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)

Perbankan di Jawa Timur terus berperan aktif dalam meningkatkan peran UMKM dalam

mendukung perekonomian daerah. Hal tersebut ditunjukkan dengan adaya peningkatan

penyaluran kredit kepada sektor UMKM. Jumlah UMKM yang sangat banyak di Jawa Timur

menunjukkan bahwa peluang perbankan dalam penyaluran kredit di sektor ini masih sangat

luas.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jatim

hingga akhir 2012, jumlah UMKM di Jawa Timur mencapai lebih dari 6,8 juta UMKM dengan

konsentrasi jumlah terbesar di kabupaten Jember, Malang dan Banyuwangi. Berdasarkan sektor

usahanya, jumlah tersebut terdiri atas UMKM yang bergerak di sektor pertanian sebesar

60,25% dengan jumlah unit usaha sebanyak 4.112.443 usaha, dan sektor non pertanian

sebesar 39,75% dengan jumlah unit usaha sebanyak 2.713.488 usaha.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Bank Indonesia dan Pemerintah

menyediakanberbagai fasilitas dan kebijakan sebagai upaya pengembangan UMKM, antara lain

dengan pembentukan PT. Jamkrida (Lembaga Penjaminan Kredit Daerah), penyaluran kredit

linkage, pemberian bantuan teknis/pelatihan dan pendampingan kepada UMKM untuk

memperoleh pembiayaan dari perbankan dengan mengoptimalkan fungsi Konsultan Keuangan

Mitra Bank (KKMB), pengembangan klaster komoditas potensial, serta Program Kerjasama

Sertifikasi Tanah antara Bank Indonesia dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk

meningkatkan aksesibilitas kredit UMKM. Upaya dimaksud diharapkan mampu menjadi

-

5.00

10.00

15.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

%

Kredit Modal kerja Investasi

Konsumsi BI Rate

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.20 0 0 0 Perbandingkan Suku Bunga Kredit & BI rate

Page 85: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

62

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

pendorongbagi industri perbankan di Jawa Timur untuk terus meningkatkan penyaluran kredit

kepada UMKM.

Perhatian perbankan di Jawa Timur terhadap perkembangan UMKM terus menunjukkan

peningkatan dari waktu ke waktu. Hal tersebut tercermin dari perkembangan kredit UMKM

yang disalurkan terus mencatat peningkatan hingga mencapai Rp 83,26 triliun pada periode

laporan. Jumlah tersebut tumbuh 20,51% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada

periode sebelumnya (Triwulan III 2013) yang tercatat sebesar 24,97%(yoy).Searah dengan

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, pertumbuhan penyaluran kredit UMKM oleh perbankan di

Jawa Timur diperkirakan akan terus tumbuh positif.

Proporsi penyaluran kredit UMKM oleh bank umum di Jawa Timur masih didominasi

oleh Bank Pemerintah sebesar 59% dengan jumlah nominal mencapai Rp 49,44 triliun. Bank

swasta menyumbang proporsi terbesar kedua dengan prosentase sebesar 39,8% dan nominal

Rp 32,91 triliun.Proporsi penyaluran kredit UMKM terkecil adalah bank asing dengan nominal

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.21 1 1 1 Perkembangan Kredit UMKM

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.22 2 2 2 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank

0

5

10

15

20

25

30

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Kredit UMKM Rp Miliar % yoy

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

-

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

60,000,000

70,000,000

80,000,000

90,000,000

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

2012 2013Ju

ta R

p

% Kredit UMKM Juta Rupiah NPL (%) Skala Kanan

59%

40%

1% Triwulan IV

Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

58%

41%

1% Triwulan III

Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

Page 86: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

63

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

sebesar Rp 918,59 miliar dan prosentase 1,09% dari total kredit.Semakin besarnya proporsi

penyaluran kredit oleh bank pemerintah dari 58% pada Triwulan III 2013 menjadi 59% pada

Triwulan IV 2013 mengindikasikan peningkatan peran bank swasta dalam dalam mendukung

pengembangan UMKM di Jawa Timur.

Apabila ditinjau berdasarkan wilayahnya, beberapa kabupaten/kota dengan penyaluran

kredit UMKM terbesar adalah pada Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Kediri, Kabupaten

Jember, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Banyuwangi. Kota Surabaya mencatat penyaluran

kredit UMKM terbesar dengan nominal mencapai Rp 34,22 triliun atau 41,09% dari total kredit

UMKM Jawa Timur. Kota Malang mencatat penyaluran kredit UMKM sebesar Rp 7,78 triliun

atau 9,34% dari total kredit UMKM Jawa Timur. Kota Kediri menyalurkan kredit UMKM

dengan prosentase lebih kecil yaitu sebesar 5,77%, dengan nominal sebesar Rp 4,81 triliun.

Kabupaten Jember mencatat penyaluran kredit UMKM sebesar Rp 4,37 triliun atau 5,25%.

Sementara itu, penyaluran kredit UMKM terendah terdapat pada Kabupaten Madiun dengan

jumlah kredit UMKM sebesar Rp 1 miliar.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.22223 3 3 3 Prosentase Penyaluran Kredit UMKM di Jawa Timur

41%

9% 6%

5% 3% 3%

3%

3%

2%

2% 2%

2% 2% 2%

2% 1% 1% 1%

1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 0% 0% 0% 0% 0%

Kota Surabaya Kota Malang Kota Kediri Kab. Jember

Kab. Sidoarjo Kab. Banyuwangi Kab. Gresik Kota Madiun

Kota Probolinggo Kab. Jombang Kab. Tulungagung Kab. Bojonegoro

Kab. Mojokerto Kota Pasuruan Kota Blitar Kab. Lamongan

Kab. Pamekasan Kab. Ponorogo Kab. Tuban Kab. Nganjuk

Kab. Magetan Kab. Ngawi Kab. Lumajang Kab. Situbondo

Kab. Bondowoso Kab. Pacitan Kab. Trenggalek Kab. Malang

Kab. Bangkalan Kab. Sumenep Kab. Sampang Kab. Kediri

Kota Mojokerto Kab. Madiun

Page 87: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

64

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

3.2.3.2.3.2.3.2. STABILITAS SISTEM PERBANKAN STABILITAS SISTEM PERBANKAN STABILITAS SISTEM PERBANKAN STABILITAS SISTEM PERBANKAN

Stabilitas sistem perbankan selama Triwulan IV 2013 tetap stabil dan terjaga yang

tercermin dari relatif rendahnya risiko yang dihadapi dalam pelaksanaan transaksi. Peningkatan

kredit perbankan sebesar 26,41% (yoy) hingga mencapai Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar

90,70% didukung oleh kecukupan likuiditas dan rendahnya risiko kredit. Peningkatan

penyaluran kredit yang diimbangi dengan terjaganya rasio NPL di kisaran 1,75%

mengindikasikan adanya peningkatan stabilitas sistem perbankan yang didukung oleh

kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya sebagai debitur.

Namun demikian, perbankan tetap harus mewaspadai beberapa risiko lain seperti risiko

operasional yang terkait dengan mekanisme proses internal, kesalahan manusia, kegagalan

sistem dan atau kejadian–kejadian yang mempengaruhi operasional bank. Untuk itu, tetap

perlu adanya optimalisasi fungsi pengawasan atas kegiatan operasional perbankan baik oleh

internal bank melalui fungsi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) maupun oleh pihak eksternal

dalam hal ini Bank Indonesia sebagai regulator dan masyarakat sebagai pengguna jasa

perbankan.

Bank Indonesia terus berupaya meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan

nasabah dengan Transparansi Produk, Penyelesaian Pengaduan, Mediasi Perbankan, dan

Edukasi Konsumen. hal tersebut dilakukanuntuk mendorong terciptanya iklim perbankan yang

kondusif dengan cara mendorong peningkatan kualitas pelayanan perbankan maupun

perlindungan konsumen.

3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT

Risiko kredit perbankan yang tercermin dari rasio kredit bermasalah terhadap total

kredit atau Non Performing Loan (NPL) di Jawa Timur secara umum terus menunjukkan

TabTabTabTabel 3.el 3.el 3.el 3.3333 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NPL NPL NPL NPL perperperper----Kelompok BankKelompok BankKelompok BankKelompok Bank

IIII I II II II I I I II I II I II I I IVIVIVIV IIII I II II II I I I II I II I II I I IVIVIVIV

NP L Bank Umum (%)NP L Bank Umum (%)NP L Bank Umum (%)NP L Bank Umum (%) 2.972.972.972.97 2.742.742.742.74 2.652.652.652.65 2.602.602.602.60 2.262.262.262.26 2.122.122.122.12 2.012.012.012.01 1.751.751.751.75

a. Bank P emerintah 3.91 3.63 3.38 3.47 2.75 2.56 2.41 2.17

b. Bank S was ta 1.65 1.50 1.68 1.63 1.69 1.65 1.61 1.30

c. Bank As ing 4.12 3.87 3.05 1.98 2.01 1.60 1.35 1.38

2012 2013KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan

Page 88: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

65

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

perbaikan dari waktu ke waktu. NPL bank umum pada Triwulan IV 2013tercatat membaik

dibandingkan periode sebelumnya,yaitu dari sebesar 2,01% pada Triwulan III 2013menjadi

1,75% pada Triwulan IV 2013.Penurunan NPL ini disebabkan pertumbuhan kredit yang lebih

tinggi dibandingkan pertumbuhan nominal kredit bermasalah dan mecerminkan kinerja bank

yang membaik dalam pengelolaan risiko kredit.

Berdasarkan kelompok bank, persentase NPL tertinggi adalah kelompok bank

pemerintahdengan NPL sebesar 2,017%.NPL bank asing dan bank swasta di Jawa

Timur memiliki NPL lebih rendah dengan prosentase keduanya di kisaran

1,3%.Sedangkan dilihat dari jenis penggunaannya, NPL kredit tertinggi pada triwulan laporan

terdapat pada kredit modal kerja dengan prosentase sebesar 1,99%. Sementara kredit investasi

dan kredit konsumsi mencatat risiko kredit yang lebih rendah yaitu sebesar 1,78% dan 1,99%.

Secara individual debitur, kredit konsumsi merupakan kredit yang memiliki tingkat risiko

terbesar karena bukan merupakan sektor produktif sehingga jaminan terhadap pengembalian

kredit lebih kecil dibandingkan kredit produktif. Namun secara agregat perbankan, kredit

konsumsi memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan kredit lainnya karena risiko

kredit tersebar pada banyak debitur sehingga dapat meminimalkan signifikansi default debitur

kredit konsumsi.

3.3.3.3.3.3.3.3. PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH

Indikator kinerja utama Perbankan Syariah di Jawa Timur yaitu asetdan pembiayaan

pada triwulan IV 2013 mencatat perlambatan pertumbuhan dibandingkan periode sebelumnya.

Aset tumbuh sebesar 29,44% (yoy) dari Rp 19,23 triliun pada Triwulan III-2013 menjadi Rp

21,45 triliun pada Triwulan IV-2013. Sementara itu, dana masyarakat yang disimpan pada Bank

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.22224 4 4 4 Perkembangan NPL Bank Umum Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.22225 5 5 5 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

%

Total Kredit Modal Kerja Investasi Konsumsi

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

-

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Ju

ta

R

p

Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

NPL Bank Pemerintah rhs NPL Bank Swasta rhs NPL Bank Asing

Page 89: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

66

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Syariah di Jawa Timur tumbuh 36,45% (yoy) dari sebesar Rp 13,89 triliun pada Triwulan III

2013 menjadi Rp 16,91 triliun pada Triwulan IV 2013.

Pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah di Jawa Timur selama Tw IV 2013

tumbuh sebesar 25,23% (yoy) dengan baki debet sebesar Rp 15,01 triliun. Berdasarkan

jenisnya, penyaluran pembiayaan modal kerja memperoleh porsi tertinggi dengan prosentase

sebesar 45,67% dari total pembiayaan. Sementara kredit konsumsi dan investasi memperoleh

prosentase yang lebih kecil yaitu masing-masing sebesar 35,89% dan 18,43%. Adanya

penambahan porsi kredit modal kerja dari sebesar 43,67% (Triwulan III 2013) menjadi 45,67%

(Triwulan IV 2013) menjadi indikasi peningkatan peran Bank Syariah dalam mendukung

ekonomi daerah dengan penyaluran kredit produktif.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.22226 6 6 6 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah(qtq)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.22227 7 7 7 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah(yoy)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.22228 8 8 8 Proporsi DPK Perbankan Syariah di Jawa Timur

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.29 29 29 29 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yoy)

0

20

40

60

80

100

120

-

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

25,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013R

p

Ju

ta

Aset Pembiayaan Dana

G DPK (yoy) G Aset (yoy) G Kredit (yoy)

%

y

o

y

0

5

10

15

20

25

-

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

25,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Rp

Ju

ta

Aset Pembiayaan Dana

G Aset (qtq) G Kredit (qtq) G DPK (qtq)

%

q

t

q

6%

38%

56%

GIRO DEPOSITO TABUNGAN

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

I II III IV I II III IV

2012 2013

% y

oy

DPK

Page 90: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

67

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Tingginya proporsi pembiayaan modal kerja Bank Syariah di Jawa Timur menunjukkan

bahwa masyarakat telah mulai mempercayai perbankan syariah sebagai mitra bisnis, tidak

hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Hal ini tercermin dari pertumbuhan

pembiayaan modal kerja dan investasi yang tumbuh tinggi masing-masing sebesar 34,87%

(yoy) dan 20,57% (yoy). Sementara pertumbuhan pembiayaan konsumsi mencatat angka yang

lebih kecil dengan prosentase sebesar 16,91% (yoy). Dengan demikian, perbankan syariah juga

secara bertahap mendukung pengembangan sektor produktif di Jawa Timur.

Kinerja penyaluran pembiayaan yang baiktersebutdidukung dengan kualitas

pembiayaan yang terjaga. Hal tersebut tercermin dari rasio Non Performing Financing (NPF)

terjaga rendah dan stabil di kisaran 2,59%. Walaupun sedikit meningkat dibandingkan periode

sebelumnya, namun besar NPF tersebut masih berada dalam kendali perbankan dan telah

dimitigasi serta dikelola penanganannya dengan baik.

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang mencerminkan proporsi penyaluran

pembiayaan dibandingkan dengan dana yang dihimpun menunjukkan pertumbuhan yang

masih cukup tinggi walaupun sedikit melambat. Tercatat FDR pada Triwulan IV 2013 mencapai

88,76%, lebih rendah dibandingkan dengan Triwulan III 2013 yang mencapai 100,43%.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33332222 Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)

Perbankan Syariah Jawa Timur

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33330 0 0 0 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33331 1 1 1 Pangsa Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

I II III IV I II III IV

2012 2013

% y

oy

Modal Kerja Konsumsi Investasi

46%

18%

36%

Modal Kerja Investasi Konsumsi

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

%

FDR (%) NPF (%)

Page 91: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

68

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

3.4.3.4.3.4.3.4. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

Indikator kinerja utama BPR di Jawa Timur pada Triwulan IV - 2013 secara umum

menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat total aset BPR

pada periode laporan tumbuh sebesar 14,71% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 17,19% (yoy). Penghimpunan dana tumbuh sebesar 11,45%

(yoy) pada periode laporan, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat

sebesar 11,9%. Demikian pula penyaluran kredit BPR yang tumbuh sebesar 18,23% (yoy),

sedikit melambat dibandingkan dengan Triwulan III 2013 yang tercatat sebesar 18,23% (yoy).

Sampai dengan Triwulan IV 2013, total dana masyarakat yang disimpan pada BPR di

Jawa Timur mencapai Rp 5,4 triliun. Penghimpunan dana pihak ketiga oleh BPR didominasi oleh

deposito yang mencapai 67,88% terhadap total DPK, sementara tabungan memperoleh

proporsi yang lebih kecil yaitu sebear 32,12% dari total DPK.

Namun demikian apabila ditinjau dari sisi pertumbuhannya, tabungan mampu

tumbuhsebesar 13,25% (yoy),lebih tinggi dibandingkan dengan deposito yang tercatat tumbuh

sebesar 10,62% (yoy). Hal ini menunjukkan bahwa BPR mulai meningkatkan penghimpunan

dana murah dari masyarakat yang berbentuk tabungan. Di sisi lain, stabilnya peningkatan dana

masyarakat dalam bentuk deposito dan tabungan yang disimpan di BPR hingga Triwulan IV -

2013, menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja BPR. Selain itu, adanya

fenomena peningkatan BI Rate dan LPS rate turut mendongkrak peningkatan suku bunga

simpanan di BPR yang secara rata-rata berada di atas tingkat suku bunga deposito bank umum.

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.4444 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur

2013

II III IV I II III IV

1111 T otal As s etT otal As s etT otal As s etT otal As s et 7,345,638 8,013,778 8,327,121 8,572,689 8,966,980 9,391,693 9,458,203

2222 KreditKreditKreditKredit

P er J enis P enggunaanP er J enis P enggunaanP er J enis P enggunaanP er J enis P enggunaan 5,572,413 5,806,554 5,936,457 6,189,661 6,697,201 6,920,414 6,853,955

- Modal Kerja 3,631,661 3,781,188 3,801,754 4,105,148 4,481,920 4,617,058 4,616,767

- Inves tas i 171,126 195,048 284,088 202,962 225,223 258,083 245,564

- Konsums i 1,769,626 1,830,319 1,850,615 1,881,551 1,990,057 2,045,274 1,991,624

3333 4.14% 4.24% 3.39% 3.84% 3.77% 4.28% 4.00%

4444 4,385,038 4,737,430 4,892,009 4,984,885 5,093,066 5,301,227 5,405,566

- Depos ito 3,032,046 3,271,589 3,319,944 3,377,435 3,497,001 3,651,184 3,669,283

- Tabungan 1,352,992.08 1,465,841.86 1,572,064 1,607,450 1,596,064 1,650,044 1,736,284

4444 127.08% 122.57% 121.35% 124.17% 131.50% 130.54% 126.79%

NP L (%)NP L (%)NP L (%)NP L (%)

Dana (dpk)Dana (dpk)Dana (dpk)Dana (dpk)

LDRLDRLDRLDR

BPR (Juta Rupiah)2012

Page 92: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

69

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Kredit yang disalurkan oleh BPR didominasi oleh kredit modal kerja dengan prosentase

mencapai 67% dari total kredit. Dari sisi pertumbuhannya, pada Triwulan IV 2013 kredit modal

kerja tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 21,44% (yoy). Sementara itu kredit konsumsi dan

investasi yang disalurkan BPR tumbuh lebih rendah yaitu sebesar 7,62% (yoy) dan -13,56%

(yoy). Tingginya pertumbuhan kredit modal kerja yang disalurkan mengindikasikan bahwa BPR

mulai meningkatkan penyaluran kreditnya pada sektor produktif sehingga dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33336 6 6 6 Proporsi Kredit BPR Per Jenis Penggunaan Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33337777 Perkembangan LDR & NPL BPR

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33333 3 3 3 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (% - yoy)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33334 4 4 4 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%-qtq)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33335 5 5 5 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan (yoy)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

I II III IV I II III IV

2012 2013

% y

oy

DEPOSITO TABUNGAN DPK

(2.00)

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2,013

% q

tq

DPK Deposito Tabungan

(20.00) - 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00

-

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

I II III IV I II III IV

2012 2013

Juta

Rp

Modal Kerja Investasi Konsumsi

G Modal Kerja G Investasi G Konsumsi

67%

4%

29%

Modal Kerja Investasi Konsumsi

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

115.00%

120.00%

125.00%

130.00%

135.00%

I II III IV I II III IV

2012 2013

%

LDR NPL Skala Kanan

Page 93: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

70

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Setelah menunjukan peningkatan signifikan pada periode sebelumnya, Loan to Deposit

Ratio (LDR) BPR pada periode laporan menunjukkan penurunan meski masih pada level yang

cukup tinggi. Tercatat LDR BPR oada periode laporan adalah sebesar 126,79%, lebih rendah

dibandingkan dengan Triwulan III 2013 yang mencapai 130,54%. Sementara itu, kualitas kredit

yang ditunjukkan dengan rasio Non Performing Loan (NPL) menunjukkan penurunan dari

4,28% pada Triwulan III 2013 menjadi sebesar 4% pada periode laporan. Masih cukup

tingginya kredit risiko kredit BPR mencerminkan perlunya peningkatan kewaspadaan dan

pengawasan BPR terhadap kredit yang disalurkan melalui penyeleksian profil debitur secara

efisien dengan memperhatikan konsep 5 C (Capital, Collateral, Capacity, Character, dan

Condition of Economy).

3.5.3.5.3.5.3.5. BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYABANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYABANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYABANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA

Kinerja 6 (enam)1 bank umum yang berkantor pusat di Surabaya pada TriwulanIV 2013

secara umum menunjukkan tren pertumbuhan yang stabil dan cenderung meningkat.Tercatat

pertumbuhan total aset Bank Berkantor Pusat di Jawa Timur meningkat dari9,13% (yoy) pada

Triwulan III 2013 menjadi sebesar 14,83% (yoy) pada Triwulan IV 2013.

1 ) 6 Bank BerkantorPusat di kota Surabaya : Bank Jatim, Bank Maspion, Bank Antardaerah (Bank Anda),

Bank AnglomasInternasional (Bank Amin), Bank CentratamaNasional Bank (CNB)dan Bank Prima Mas,ter.

II III IV I II III IV

Total Aset (Jt Rp) 38,361,025.00 42,254,532.00 35,941,107.00 41,263,366.55 43,389,416.06 46,111,458.29 41,269,589.95

Pertumbuhan (yoy %) 29.30 35.28 17.61 12.56 13.11 9.13 14.83

Pertumbuhan (qtq %) 4.65 10.15 (14.94) 14.81 5.15 6.27 (10.50)

Dana Pihak Ketiga (Jt Rp) 26,605,346.00 27,931,448.00 23,996,099.00 25,173,780.01 26,866,224.34 31,381,327.20 29,486,755.35

Pertumbuhan (yoy %) 15.66 16.60 10.30 (4.44) 0.98 12.35 22.88

Pertumbuhan (qtq) 0.99 4.98 (14.09) 4.91 6.72 16.81 (6.04)

Kredit (Jt Rp) 18,919,553.00 19,726,756.00 19,805,245.00 20,175,683.58 21,750,303.72 22,951,115.45 23,749,501.69

Pertumbuhan (yoy %) 21.83 18.26 16.79 15.71 14.96 16.35 18.45

Pertumbuhan (qtq) 8.51 4.27 0.40 1.87 7.80 5.52 3.48

LDR (%) 71.11% 70.63% 82.54% 80.15% 80.96% 73.14% 80.54%

NPL (%) 1.89% 2.01% 2.06% 2.03% 2.27% 2.17% 1.97%

2012Bank KP di Jatim

2013

Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.5555 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat di Surabaya

Page 94: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

71

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Sumber utama pertumbuhan aset bank berkantor pusat di Surabaya adalah

peningkatan dana pihak ketiga terutama deposito yang meningkat cukup tinggi yaitu mencapai

28,80% (qtq) dibandingkan periode sebelumnya.Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang

dihimpun dari masyarakat relatif merata antara giro, deposito dan tabungan dengan proporsi

masing-masing sebesar 34%, 36% dan 30% dari total DPK.

Penyaluran kredit Bank Umum yang berkantor pusat di Surabaya tumbuh sebesar

18,45% (yoy) dan 3,48% (qtq), meningkat dari sebesar Rp22,95 triliun pada Triwulan III2013

menjadi Rp 23,75triliun pada periode laporan.Berdasarkan jenis kreditnya, kredit konsumsi

masih memiliki porsi terbesar yaitu mencapai 60%, disusul kemudian oleh kredit modal kerja

dengan proporsi sebesar 34%. Sementara kredit investasi mencatat pertumbuhan terkecil

dengan prosentase sebesar 6%.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.44440 0 0 0 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.44441 1 1 1 Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33338888 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (yoy)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.39 39 39 39 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP diSurabaya (qtq)

(10.00)

(5.00)

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

50.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

% y

oy

Aset Kredit DPK

(20.00)

(15.00)

(10.00)

(5.00)

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

%

Aset Kredit DPK

34%

36%

30%

Giro Deposito Tabungan

(45.00)

(40.00)

(35.00)

(30.00)

(25.00)

(20.00)

(15.00)

(10.00)

(5.00)

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

50.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

% q

tq

Giro Deposito Tabungan

Page 95: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

72

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Tren pertumbuhan kredit modal kerjaberfluktuasi dan membentuk pola tertentu yaitu

meningkat di akhir tahun. Sedangkan kredit konsumsi walaupun secara komposisi

mendominasi, namun tren pertumbuhannya terus menurun dibandingkan periode sebelumnya.

Dengan demikian diharapkan perpaduan dua kondisi tersebut akan tetap meningkatkan

penyaluran kredit produktif kepada masyarakat.

Kinerja penyaluran kredit Bank Umum Berkantor Pusat di Surabaya pada TriwulanIV-

2013didukungoleh terjaganya kualitas kredit yang ditunjukkan oleh rasio NPL yang cukup

rendah dan stabil,yaitudi kisaran 1,97%, lebih rendah bila dibandingkan dengan NPL Triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 2,17%.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, Bank Umum Berkantor

Pusat di Jawa Timurmenunjukkan perkembangan kinerja positif yang terlihat

dariterjaganyaLoan to Deposit Ratio (LDR) di angka yang cukup tinggi yaitu 80,54%. Jumlah

tersebut meningkat dar periode sebelumnya yang tercatat sebesar 73,14% dan mencerminkan

baiknya fungsi intermediasi, disamping tingginya permintaan kredit pada akhir tahun (liburan

natal dan tahun baru).

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.44442 2 2 2 Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.44443 3 3 3 Proporsi Kredit Per Jenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.44444 4 4 4 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di

(30.00)

(25.00)

(20.00)

(15.00)

(10.00)

(5.00)

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2011 2012 2013

% q

tq

Modal Kerja Investasi Konsumsi

34%

6%

60%

Modal Kerja Investasi

Konsumsi

0.00%

0.50%

1.00%

1.50%

2.00%

2.50%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013

LDR NPL (rhs)

Page 96: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

73

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

3.6.3.6.3.6.3.6. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Sistem pembayaran merupakan salah satu komponen terintegrasi dengan fungsi Bank

Indonesia lainnya yaitu moneter dan stabilitas sistem keuangan. Kebijakan dan pelaksanaan

Sistem Pembayaran mempunyai keterkaitan dengan efektivitas pengendalian moneter dan

kestabilan sistem keuangan. Sampai dengan akhir tahun 2013, kegiatan Sistem Pembayaran

di Jawa Timur baik tunai maupun non tunai berjalan dengan sangat baik. Hal tersebut tidak

terlepas dari tingginya komitmen Bank Indonesia dalam menjamin kelancaran sistem

pembayaran dan pemenuhan kebutuhan uang masyarakat, baik dalam jumlah maupun

pecahan yang mencukupi.

Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan kinerja Sistem

Pembayaran di Jawa Timur antara lain peningkatan jumlah transaksi keuangan tunai yang

terdiri atas aliran uang masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (inflow) dan aliran uang

keluar dari Bank Indonesia ke perbankan (outflow), transaksi keuangan non tunai (BI-Real

Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)), serta

jumlah temuan uang palsu di Wilayah Jawa Timur.

PERKEMBANGAN TRIWULANANPERKEMBANGAN TRIWULANANPERKEMBANGAN TRIWULANANPERKEMBANGAN TRIWULANAN

3.6.13.6.13.6.13.6.1 Transaksi Sistem Pembayaran TunaiTransaksi Sistem Pembayaran TunaiTransaksi Sistem Pembayaran TunaiTransaksi Sistem Pembayaran Tunai

Transaksi pembayaran tunai di Bank Indonesia tercermin dari beberapa kegiatan,

antara lain: jumlah aliran uang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan (outflow), jumlah

aliran uang masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (inflow), serta kegiatan

pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE).

a.a.a.a. Aliran Uang Masuk / Keluar (Aliran Uang Masuk / Keluar (Aliran Uang Masuk / Keluar (Aliran Uang Masuk / Keluar (Inflow/OutfloInflow/OutfloInflow/OutfloInflow/Outflowwww) ) ) )

Pada Triwulan IV 2013, jumlah aliran uang kartal dari dan ke Bank Indonesia di

wilayah Jawa Timur yang meliputi KPwBI Wilayah IV (Surabaya), Malang, Kediri, dan

Jember secara kumulatif menunjukkan posisi net outflow setelah mencatat net inflow

pada periode sebelumnya. Hal tersebut dapat diartikan bahwa jumlah aliran uang kartal

yang keluar dari Bank Indonesia kepada perbankan (outflow) lebih besar dibandingkan

dengan jumlah aliran uang kartal yang masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (inflow).

Page 97: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

74

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Tercatat net outflow Jawa Timur pada periode laporan cukup besar yaitu

mencapai sebesar Rp 3,44 triliun. Kondisi tersebut cukup berbeda apabila dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mencatat net inflow sebesar Rp 729,32 miliar (Triwulan III

2013). Net outflow yang terjadi pada periode ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas

ekonomi masyarakat pada momen liburan natal dan tahun baru. Selain itu, tingginya

realisasi anggaran belanja pemerintah daerah di akhir tahun juga turut mendorong

peningkatan kebutuhan uang kartal masyarakat Jawa Timur pada periode laporan.

Namun demikian, apabila ditinjau lebih dalam, jumlah inflow dan outflow pada

periode laporan menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Tabel 3.6 Perkembangan Arus UangTunai (Inflow –Outflow)

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Grafik 3.45 Perkembangan Arus UangTunai (Inflow – Outflow)

Dalam Juta Rupiah

Grafik 3.46

Perkembangan Net Flow JawaTimur

dalam miliar rupiah

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

OUTFLOW 6.803,54 6.192,91 4.728,70 7.026,66 10.069,52 7.858,51

INFLOW 8.120,04 4.776,87 7.502,76 4.975,73 9.058,45 4.748,35

NET FLOW 1.316,50 (1.416,04) 2.774,06 (2.050,92) (1.011,07) (3.110,16)

OUTFLOW 3.585,98 2.561,01 1.657,39 2.183,55 3.803,58 2.830,61

INFLOW 2.309,86 1.269,90 2.194,90 1.656,83 3.514,64 1.696,85

NET FLOW (1.276,12) (1.291,11) 537,51 (526,72) (288,94) (1.133,76)

OUTFLOW 1.996,30 1.417,27 826,44 1.105,54 2.139,94 2.217,84

INFLOW 2.823,32 2.792,64 4.205,10 3.069,28 4.160,30 2.982,05

NET FLOW 827,02 1.375,38 3.378,66 1.963,74 2.020,36 764,21

OUTFLOW 1.915,09 1.359,02 943,13 1.450,60 2.039,90 1.508,41

INFLOW 1.654,95 1.154,19 2.088,87 1.652,96 2.048,87 1.548,03

NET FLOW (260,14) (204,83) 1.145,75 202,35 8,97 39,61

OUTFLOW 14.300,91 11.530,20 8.155,66 11.766,34 18.052,93 14.415,37

INFLOW 14.908,16 9.993,60 15.991,64 11.354,80 18.782,25 10.975,28

NET FLOW 607,25 (1.536,60) 7.835,97 (411,54) 729,32 (3.440,10)

Keterangan :

Net Flow (+) : Net Inflow

Net Flow (-) : Net outflow

JEMBER

JAWA TIMUR

2012

SURABAYA

KEDIRI

MALANG

Wilayah Keterangan2013

-

5.000,00

10.000,00

15.000,00

20.000,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Milia

r R

up

iah

OUTFLOW INFLOW

(6.000,00)

(4.000,00)

(2.000,00)

-

2.000,00

4.000,00

6.000,00

8.000,00

10.000,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Mil

iar

Ru

pia

h

NETFLOW

Page 98: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

75

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Tercatat outflow selama Triwulan IV 2013 mencapai Rp 14,42 triliun, turun -20,15%

(qtq) dibandingkan Triwulan III 2013 yang tercatat sebesar Rp 18,05 triliun. Demikian

pula dengan jumlah uang kartal yang kembali ke Bank Indonesia (inflow) yang

menunjukkan penurunan cukup signifikan dari Rp 18,78 triliun pada Triwulan III 2013

menjadi sebesar Rp 10,97 pada Triwulan IV 2013 dengan prosentase penurunan

mencapai -41,57% (qtq).

Penurunan jumlah inflow dan outflow pada periode laporan disebabkan oleh

kembali normalnya jumlah kebutuhan uang kartal, pasca peningkatan yang cukup

signifikan pada saat bulan puasa dan lebaran 2013 yang jatuh pada Triwulan III 2013.

Jumlah aliran uang kartal dari dan ke Bank Indonesia di Jawa Timur mengikuti

pola tren pergerakan triwulanannya. Di Provinsi Jawa Timur, jumlah outflow dan inflow

uang kartal akan meningkat cukup tinggi pada momen perayaan tertentu seperti bulan

puasa dan Hari Raya Idul Fithri, kemudian kembali normal pada periode selanjutnya.

Adanya momen tahun ajaran baru pada pertengahan tahun serta perayaan Natal dan

Tahun Baru pada akhir tahun juga turut mendorong terjadinya net outflow pada periode

dimaksud.

b.b.b.b. Uang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak Edar

Selain pengelolaan aliran uang kartal dari dan ke Bank Indonesia, salah satu tugas

Bank Indonesia dalam sistem pembayaran tunai adalah memelihara kualitas uang kartal

yang diedarkan kepada masyarakat atau yang biasa disebut dengan Clean Money Policy.

Kegiatan dimaksud antara lain terkait dengan pemusnahan Uang Kartal Tidak Layak Edar

(UTLE) secara rutin.

Selama Triwulan IV 2013, tercatat jumlah uang tidak layak edar yang

dimusnahkan adalah sebesar Rp 4,61 triliun atau melambat -8,03% (qtq) dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Perlambatan tersebut terkait dengan terjadinya net outflow

pada periode laporan.

Page 99: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

76

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Sementara itu, persentase jumlah Uang Kartal Tidak Layak Edar (UTLE) terhadap

inflow di Provinsi Jawa Timur secara umum menunjukan tren peningkatan. Tercatat rasio

UTLE terhadap inflow di Jawa Timur pada triwulan akhir 2013 adalah sebesar 42,04%,

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 26,71%. Selain

didorong oleh peningkatan aktifitas ekonomi masyarakat seiring tingginya pertumbuhan

ekonomi Jawa Timur, peningkatan jumlah uang tidak layak edar yang dimusnahkan pada

periode laporan juga disebabkan oleh faktor siklikal pasca tingginya penggunaan uang

kartal pada pertengahan tahun 2013 (momen tahun ajaran baru dan jelang lebaran

2013).

Dalam rangka mengendalikan jumlah uang kartal tidak layak edar yang

dimusnahkan, Bank Indonesia terus melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat

mengenai pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang kartal, antara lain melalui

brosur, pamflet, serta edukasi perbankan. Dengan demikian diharapkan usia edar uang

kartal dapat lebih panjang sehingga mengurangi besarnya volume UTLE yang pada

akhirnya mengurangi biaya percetakan uang baru.

Grafik 3.47 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE)

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

0,00

1.000,00

2.000,00

3.000,00

4.000,00

5.000,00

6.000,00

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Juta

Ru

pia

h

PTTB Rasio PTTB thdp Inflow (%) rhsUTLE Rasio UTLE thd inflow (%) rhs

Page 100: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

77

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

c.c.c.c. Temuan Uang Palsu Temuan Uang Palsu Temuan Uang Palsu Temuan Uang Palsu

Selama Triwulan IV Tahun 2013, penemuan uang palsu di Jawa Timur baik

melalui perbankan maupun berdasarkan laporan masyarakat menunjukkan peningkatan

dibandingkan periode sebelumnya. Tercatat penemuan uang palsu pada periode laporan

sebanyak 7.654 lembar dalam berbagai pecahan. Jumlah tersebut meningkat 2,97%

(qtq) apabila dibandingkan dengan temuan pada Triwulan III 2013 yang tercatat

sebanyak 7.433 lembar.

Sebagaimana periode sebelumnya, sebagian besar uang palsu yang beredar di

Jawa Timur pada Triwulan IV 2013 masih didominasi oleh nominal Rp100.000,- dengan

proporsi sebesar 69% dari total temuan (berdasarkan lembar). Surabaya sebagai kota

Grafik 3.49 Statistik Uang Palsu yang ditemukan

(lembar)

Sumber : Bank IndonesiaSurabaya

Grafik 3.48 Statistik Uang Palsu yang Ditemukan (lembar)

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II tw III Tw IV

2011 2012 2013

Surabaya Malang Kediri Jember Jatim (rhs)Lembar

51%

17%

22%

10%

Surabaya Malang Kediri Jember

Grafik 3.50 Statistik Pecahan Uang Palsu di Jatim

(lembar)

69%

15%

11% 1% 2% 1% 1%

100.000 50.000 20.000 10.000

5.000 2.000 1.000

Page 101: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

78

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

terbesar dan pintu gerbang perdagangan dengan Indonesia Timur, hingga saat ini masih

menjadi kota dengan penemuan uang palsu tertinggi di wilayah Jawa Timur.

Menghadapi maraknya pemalsuan uang, Bank Indonesia bersama instansi

berwenang yang terkait terus berupaya melakukan penanggulangan yang bersifat

preventif maupun represif. Tindakan preventif dilaksanakan melalui upaya–upaya

memasyarakatkan pengetahuan mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah, meningkatkan

unsur pengaman pada uang baru, serta peningkatan kerjasama dengan instansi terkait di

dalam maupun luar negeri. Sementara itu, upaya penanggulangan secara represif

dilaksanakan oleh Kepolisian dengan menangkap dan menghukum pembuat maupun

pengedar uang palsu sesuai dengan ketentuan perundang - undangan yang berlaku.

3.6.2 3.6.2 3.6.2 3.6.2 Transaksi Sistem Pembayaran Non TunaiTransaksi Sistem Pembayaran Non TunaiTransaksi Sistem Pembayaran Non TunaiTransaksi Sistem Pembayaran Non Tunai

Alat pembayaran nontunai terus berkembang dan semakin lazim dipakai

masyarakat. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank

Indonesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan Sistem Kliring.

Sebagai informasi, sistem BI-RTGS adalah muara seluruh penyelesaian transaksi keuangan

di Indonesia.Sebagian besar transaksi keuangan nasional bernilai besar dan bersifat

mendesak (urgent) seperti transaksi di Pasar Uang Antar Bank (PUAB), transaksi di bursa

saham, transaksi pemerintah, transaksi valuta asing (valas) serta settlement hasil kliring

dilakukan melalui sistem BI-RTGS.

Transaksi sistem pembayaran non tunai dalam kajian ini mencakup kegiatan

transaksi non tunai masyarakat melalui perbankan dengan menggunakan sistem BI-Real

Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).

Secara umum perkembangan keduanya jenis sistem pembayaran tersebut di Jawa

Timurterus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu dengan dominasi terbesar

transaksi RTGS.

Page 102: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

79

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

a. Transaksi BIa. Transaksi BIa. Transaksi BIa. Transaksi BI----RTGS ( RTGS ( RTGS ( RTGS ( RRRReal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlement))))

BI----RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap

transaksinya dilakukan dalam waktu seketika. Sejak dioperasikan oleh Bank Indonesia

pada tanggal 17 November 2000, BI-RTGS berperan penting dalam pemrosesan aktivitas

transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang

termasuk High Value Payment System (HVPS) atau transaksi bernilai besar yaitu transaksi

Rp.100 juta ke atas dan bersifat segera (urgent). Transaksi HPVS saat ini mencapai 90%

dari seluruh transaksi pembayaran di Indonesia sehingga dapat dikategorikan sebagai

sistem pembayaran nasional yang memiliki peranan signifikan (Systemically Important

Payment System).

Grafik 3.52

Perkembangan Transaksi RTGS di Jawa Timur

Grafik 3.51

Perkembangan Transaksi Non Tunai di JawaTimur

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Kliring (Rp triliun) RTGS (Rp triliun)

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Share Kliring Share RTGS

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

1

10

100

1.000

10.000

100.000

1.000.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

Tran

saks

i

Volume Nominal (Rp Triliun) rhs

Page 103: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

80

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Transaksi keuangan dengan menggunakan sistem BI-RTGS di Jawa Timur terus

menunjukkan tren peningkatan. Pada Triwulan IV 2013, jumlah volume transaksi RTGS di

Jawa Timur tercatat sebanyak 184.098 transaksi dengan nominal mencapai Rp 223,33

triliun. Nominal transaksi BI RTGS tersebut meningkat 5,93% (qtq) dibandingkan dengan

periode sebelumnya. Peningkatan transaksi RTGS pada periode laporan didorong oleh

tingginya transaksi ekonomi yang bersifat high value dan mendesak jelang akhir tahun,

baik oleh sektor swasta maupun pemerintah.

Searah dengan perkembangan perekonomian di beberapa kota di Jawa Timur, besar

transaksi RTGS di tingkat kota/kabupaten masih menunjukkan terpusatnya kegiatan

perekonomian pada wilayah–wilayah tertentu. Berdasarkan asal kotanya, pada transaksi

outgoing dan incoming RTGS masih didominasi oleh kota/kabupaten dengan kapasitas

perekonomian yang cukup menonjol,dimana Kota Surabaya sebagai Ibu Kota provinsi Jawa

Timur masih mendominasi besarnya transaksi.

Grafik 3.54 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Outgoing RTGS

Terbesar Tw III -2013

Grafik 3.55 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Incoming

RTGS Terbesar Tw III -2013

Grafik 3.53

Pertumbuhan Transaksi RTGS (qtq)

(60,00)

(40,00)

(20,00)

-

20,00

40,00

60,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013

% q

tq

Nominal Volume

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

SURABAYA MALANG KEDIRI GRESIK BATU JEMBER

Nilai (Miliar Rp) Volume

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

SURABAYA MALANG KEDIRI GRESIK BATU JEMBER

Nilai (Miliar Rp) Volume

Page 104: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

81

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Tercatat transaksi RTGS selama Triwulan IV -2013 dari kota Surabaya ke kota lainnya

(outgoing) mencapai Rp 131,5 triliun dengan volume sebanyak 67.454 transaksi. Sementara

itu transaksi RTGS yang masuk ke rekening perbankan di Surabaya (incoming) tercatat

sebanyak 101.604 transaksi dengan nilai mencapai Rp 114,36 triliun. Kota lain di Jawa

Timur yang memiliki transaksi RTGS cukup tinggi, baik outgoing maupun incoming pada

periode ini adalah Kediri, Malang, Gresik, Batu, Jember dan Sidoarjo.

b.b.b.b. Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

Dalam rangka mendukung kelancaran sistem pembayaran, khususnya melalui

transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), kegiatan kliring di Jawa Timur

diikuti oleh 474 kantor peserta kliring baik langsung maupun tidak langsung yang tersebar

di 38 kabupaten/kota. Penyelenggaraan kegiatan kliring dilaksanakan di 4 (empat) Kantor

Perwakilan Bank Indonesia di wilayah Jawa Timur yaitu Surabaya, Malang, Kediri dan

Jember.

Secara nominal, transaksi perputaran kliring di Jawa Timur yang berlangsung pada

Triwulan IV 2013 menunjukkan penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Tercatat

jumlah nominal transaksi kliring pada periode laporan adalah sebesar Rp 44,39 triliun, lebih

rendah apabila dibandingkan dengan Triwulan sebelumnya yang mencatat nominal transaksi

sebesar Rp 51,73 triliun. Jumlah nominal kliring tersebut turun -14,19 % (qtq) dibandingkan

periode sebelumnya.

Volume transaksi kliring pada periode laporan juga mencatat penurunan

dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat volume kliring pada Triwulan IV 2013

adalah 1,06 juta lembar warkat (cek, bilyet giro, nota kredit dan nota debet perbankan).

Tabel 3.7

Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw IV - 2013

JumlahJumlahJumlahJumlah

KotaKotaKotaKota KantorKantorKantorKantor

PesertaPesertaPesertaPeserta LembarLembarLembarLembar NominalNominalNominalNominal LembarLembarLembarLembar NominalNominalNominalNominal LembarLembarLembarLembar NominalNominalNominalNominal LembarLembarLembarLembar NominalNominalNominalNominal LembarLembarLembarLembar NominalNominalNominalNominal

(satuan)(satuan)(satuan)(satuan) (juta Rp)(juta Rp)(juta Rp)(juta Rp) (satuan)(satuan)(satuan)(satuan) (juta Rp)(juta Rp)(juta Rp)(juta Rp) (satuan)(satuan)(satuan)(satuan) (juta Rp)(juta Rp)(juta Rp)(juta Rp) (satuan)(satuan)(satuan)(satuan) (juta Rp)(juta Rp)(juta Rp)(juta Rp) (%)(%)(%)(%) (%)(%)(%)(%)

Surabaya 264 882.346 38.115.647 14.465 624.847 15.704 588.805 257 9.653 1,78 1,54

Malang 60 78.841 2.965.348 1.292 48.612 1.238 67.032 20 1.099 1,57 2,26

Kediri 81 60.636 2.046.480 994 33.549 981 29.145 16 478 1,62 1,42

Jember 69 41.683 1.272.342 683 20.858 808 22.585 13 370 1,94 1,78

Jatim 474 1.063.506 44.399.817 17.435 727.866 18.731 707.567 307 11.599 1,76 1,59

Perputaran Kliring ( D )Perputaran Kliring ( D )Perputaran Kliring ( D )Perputaran Kliring ( D ) Rata-2 PerputaranRata-2 PerputaranRata-2 PerputaranRata-2 Perputaran Jumlah Penolakan CekJumlah Penolakan CekJumlah Penolakan CekJumlah Penolakan Cek Rata-2 Penolakan CekRata-2 Penolakan CekRata-2 Penolakan CekRata-2 Penolakan Cek

Kliring SehariKliring SehariKliring SehariKliring Sehari Dan Giro KosongDan Giro KosongDan Giro KosongDan Giro Kosong Dan BG Kosong SehariDan BG Kosong SehariDan BG Kosong SehariDan BG Kosong SehariCek & BG Kosong SehariCek & BG Kosong SehariCek & BG Kosong SehariCek & BG Kosong Sehari

% Rata-2 Penolakan% Rata-2 Penolakan% Rata-2 Penolakan% Rata-2 Penolakan

Page 105: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

82

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Jumlah tersebut sedikit lebih rendah dari jumlah warkat kliring pada Triwulan III 2013 yang

tercatat sebanyak 1,35 juta lembar (turun 21,35% qtq).

Senada dengan perkembangan triwulanan transaksi sistem pembayaran tunai,

penurunan jumlah transaksi dan volume kliring di Jawa Timur pada periode laporan juga

dipengaruhi oleh faktor musiman. Diperkirakan volume transaksi ekonomi masyarakat

kembali normal pasca peningkatan cukup tinggi di momen puasa dan lebaran (Triwulan III

2013).

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN TAHUNANTAHUNANTAHUNANTAHUNAN

3.6.33.6.33.6.33.6.3 Transaksi Sistem Pembayaran TunaiTransaksi Sistem Pembayaran TunaiTransaksi Sistem Pembayaran TunaiTransaksi Sistem Pembayaran Tunai

a.a.a.a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/OutflowInflow/OutflowInflow/OutflowInflow/Outflow) ) ) )

Apabila ditinjau secara tahunan, perkembangan peredaran jumlah uang kartal di

Jawa Timur baik inflow maupun outflow menunjukkan perlambatan pertumbuhan

walau masih dalam prosentase yang cukup tinggi. Tercatat outflow Jawa Timur selama

tahun 2013 adalah sebesar Rp 52,39 Triliun atau meningkat 17,9 % (yoy). Peningkatan

outflow tersebut lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan tahun sebelumnya

(2012) yang tercatat sebesar 30,46% (yoy). Demikian pula dengan inflow yang

mencatat perlambatan peningkatan dari sebesar 27,58% (yoy) pada tahun 2012,

menjadi sebesar 20,89% (yoy) pada tahun 2013 dengan jumlah nominal sebesar Rp

57,1 triliun.

Grafik 3.56

Perkembangan Transaksi Kliring di JawaTimur

Grafik 3.57

Tolakan Transaksi Kliring di JawaTimur

0,00

0,50

1,00

1,50

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

2012 2013

Nominal (Rp triliun) Warkat (juta lembar) rhs

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

-

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

2012 2013

Tolakan Kliring (Rp juta) Tolakan Kliring (Warkat-lembar)-Skala Kanan

Page 106: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

83

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Perlambatan pertumbuhan inflow dan outflow Jawa Timur pada tahun 2013 searah

dengan tren pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang melambat dari sebesar 7,3% (yoy)

pada tahun 2012 menjadi sebesar 6 ,5% (yoy) pada tahun 2013.

Apabila ditinjau lebih dalam, daerah pusat industri di Jawa Timur seperti Surabaya

dan Malang mencatat net outflow pada tahun 2013. Surabaya mencatat net outflow

tertinggi dengan nominal mencapai Rp 3,39 triliun, sementara Kediri mencatat net

ouflow yang lebih rendah yaitu sebesar Rp 1,411 triliun. Hal tersebut diperkirakan

didorong oleh tingginya kebutuhan uang kartal masyarakat untuk aktivitas ekonomi.

b.b.b.b. Uang Tidak Layak edarUang Tidak Layak edarUang Tidak Layak edarUang Tidak Layak edar

Perkembangan jumlah uang tidak layak edar atau Pemberian Tanda Tidak Berharga

(UTLE) di Jawa Timur menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Selama tahun

2013, Jumlah UTLE meningkat 120,77% (yoy) hingga mencapai Rp 14,58 triliun. Relatif

juta rupiah

Tahun Tahun Tahun

2011 2012 2013

OUTFLOW 17.928.719,94 22.428.074,22 29.683.378,34

INFLOW 19.656.151,79 24.398.324,29 26.285.294,41

NET FLOW 1.727.431,85 1.970.250,07 -3.398.083,93

OUTFLOW 8.538.591,55 10.721.002,02 10.475.116,55

INFLOW 5.974.474,01 6.543.940,20 9.063.211,40

NET FLOW -2.564.117,54 -4.177.061,83 -1.411.905,14

OUTFLOW 4.896.652,38 5.648.245,77 6.289.773,88

INFLOW 9.219.242,88 10.903.263,99 14.416.736,12

NET FLOW 4.322.590,51 5.255.018,23 8.126.962,24

OUTFLOW 2.697.439,93 5.637.650,85 5.942.042,90

INFLOW 2.176.192,03 5.390.851,38 7.338.726,04

NET FLOW -521.247,90 -246.799,47 1.396.683,14

OUTFLOW 34.061.403,79 44.434.972,86 52.390.311,67

INFLOW 37.026.060,72 47.236.379,86 57.103.967,98

NET FLOW 2.964.656,93 2.801.407,00 4.713.656,31

Growth (% yoy)

OUTFLOW 53,39 25,10 32,35

INFLOW 32,20 24,13 7,73

OUTFLOW 55,70 25,56 (2,29)

INFLOW 66,55 9,53 38,50

OUTFLOW 68,85 15,35 11,36

INFLOW 52,79 18,27 32,22

OUTFLOW 5,98 109,00 5,40

INFLOW (40,95) 147,72 36,13

OUTFLOW 50,60 30,46 17,90

INFLOW 31,42 27,58 20,89

Keterangan :

Net Flow (+) : Net Inflow

Net Flow (-) : Net outflow

Wilayah Keterangan

JEMBER

SURABAYA

KEDIRI

MALANG

JAWA TIMUR

JEMBER

JAWA TIMUR

SURABAYA

KEDIRI

MALANG

Tabel 3.8

Perkembangan Inflow dan Outflow Provinsi Jawa Timur Tahunan

Page 107: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

84

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

tingginya peningkatan jumlah UTLE pada tahun 2013 disebabkan oleh adanya

kebijakan untuk menekan jumlah UTLE pada tahun 2012 (kebijakan zero racik).

Surabaya sebagai pusat perdagangan dan industri menyumbang porsi terbesar

yaitu mencapai 46,10% dengan jumlah nominal sebesar Rp 6,72 triliun. Sementara

daerah dengan jumlah UTLE terkecil pada tahun 2013 adalah Jember dengan

prosentase sebesar 15,63%. Hal tersebut dapat menjadi indikasi bahwa perputaran

uang kartal di daerah searah dengan tinggi rendahnya aktivitas ekonomi di daerah

tersebut.

c.c.c.c. Temuan Temuan Temuan Temuan Uang PalsuUang PalsuUang PalsuUang Palsu

Secara umum, jumlah temuan uang palsu di Jawa Timur selama tahun 2013

menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya.Tercatat jumlah lembar uang

palsu yang ditemukan pada tahun 2013 adalah sebanyak 30.675 lembar, meningkat

19,5% (yoy) dibandingkan tahun 2012 yang tercatat sebanyak 25.670 lembar.

Tabel 3.9

Perkembangan UTLE Provinsi Jawa Timur Tahunan

juta rupiah

Tahun Tahun Tahun Growth (% yoy)

2011 2012 2013 2013

13.683.529,74 3.007.032,03 6.721.553,04 123,53

3.342.313,69 877.641,79 2.598.078,72 196,03

2.281.808,35 1.759.143,18 2.981.607,87 69,49

2.004.891,53 960.169,29 2.278.496,48 137,30

21.312.543,31 6.603.986,30 14.579.736,10 120,77

Wilayah

JEMBER

SURABAYA

KEDIRI

MALANG

JAWA TIMUR

Grafik 3.58

Nominal UTLE di JawaTimur

46%

18%

20%

16%

Surabaya Kediri Malang Jember

Page 108: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

85

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

Senada dengan jumlah UTLE, wilayah di Jawa Timur dengan jumlah temuan lembar

UPAL tertinggi selama tahun 2013 adalah di Surabaya, dengan prosentase sebesar

44%. Disusul kemudian secara berurutan oleh Kediri, Malang dan Jember dengan

prosentase masing-masing sebesar 26%, 18% dan 12%.

3.6.4 3.6.4 3.6.4 3.6.4 Transaksi Sistem Pembayaran Non TunaiTransaksi Sistem Pembayaran Non TunaiTransaksi Sistem Pembayaran Non TunaiTransaksi Sistem Pembayaran Non Tunai

a.a.a.a. Transaksi BI Transaksi BI Transaksi BI Transaksi BI –––– RTGSRTGSRTGSRTGS

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang cukup tinggi,

perkembangan jumlah transaksi RTGS di Provinsi Jawa Timur terus menunjukkan

peningkatan dari waktu ke waktu.Tercatat jumlah transaksi RTGS selama tahun 2013

adalah sebesar Rp 838,36 triliun, atau meningkat 21,86% (yoy) dibandingkan tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 687,98 Triliun. Namun demikian = volume

transaksi RTGS di Jawa Timur meningkat dari 650.730 transaksi menjadi 647.434

volume transaksi.

Tabel 3.10

Perkembangan Temuan UPAL Provinsi Jawa Timur Tahunan

44%

18%

26%

12%

Surabaya Malang Kediri Jember

Grafik 3.59

Nominal UTLE pada temuan UPAL di JawaTimur

2012 2013

Surabaya 12.287 14.559 13.469 18,49 -7,49

Malang 3.619 4.433 5.539 22,49 24,95

Kediri 3.540 3.495 7.862 -1,27 124,95

Jember 3.044 3.219 3.809 5,75 18,33

TOTAL 22.490 25.670 30.675 14,14 19,50

Growth (%yoy)UPAL Lembar 2011 2012 2013

Page 109: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

86

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

b.b.b.b. Transaksi SKNBITransaksi SKNBITransaksi SKNBITransaksi SKNBI

Secara keseluruhan transaksi kliring di Jawa Timur terus menunjukkan peningkatan

dan mencerminkan semakin tingginya aktifitas ekonomi yang menggunakan sistem

pembayaran non tunai. Hal tersebut juga mengindikasikan peningkatan kesadaran

masyarakat untuk menggunakan alat pembayaran non tunai

Tercatat nominal transaksi kliring selama tahun 2013 adalah sebesar Rp 192,65

triliun, atau meningkat 6,34% (yoy) dibandingkan dengan tahun 2012 yang tercatat

sebesar Rp 181,16 triliun. Namun demikian, jumlah warkat transaksi melalui kliring

selama 1 (satu) tahun sedikit mengalami penurunan,dari sebanyak 5,38 juta lembar

menjadi 5,09 juta lembar pada tahun 2013. Hal tersebut menjadi indikasi semakin

Tabel 3.11

Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Jawa Timur Tahunan

Tabel 3.12

Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Jawa Timur Tahunan

KETERANGANKETERANGANKETERANGANKETERANGAN 2010201020102010 2011201120112011 2012201220122012 2013201320132013

KLIRINGKLIRINGKLIRINGKLIRING

Nominal (Rp triliun) 145,17 165,95 181,16 192,65

Warkat (juta lembar) rhs 5,13 5,33 5,38 5,09

Tolakan Kliring (Rp juta) 2.588.368,00 2.571.207,89 2.888.263,40 3.164.577,00

Tolakan Kliring (Warkat-lembar)-Skala Kanan 93.913,00 110.656,00 84.476,00 86.395,00

Growth (%yoy)

Nominal (Rp triliun) (3,21) 14,31 9,17 6,34

Warkat (juta lembar) (7,10) 3,84 0,91 (5,39)

Tolakan Kliring (Rp juta) (0,94) (0,66) 12,33 9,57

Tolakan Kliring (Warkat-lembar)-Skala Kanan (5,05) 17,83 (23,66) 2,27

KETERANGANKETERANGANKETERANGANKETERANGAN 2010201020102010 2011201120112011 2012201220122012 2013201320132013

RTGSRTGSRTGSRTGS

Nominal (Rp triliun) 519,38 549,62 687,98 838,36

Volume (transaksi) 578.026,00 588.712,10 650.730,02 647.434,02

Growth (%yoy)

Nominal 22,12 5,82 25,17 21,86

Volume 12,75 1,85 10,53 (0,51)

Page 110: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

87

BAB III–PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

KajianEkonomi RegionalProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimurProvinsiJawaTimur Triwulan IV – 2013

besarnya nilai transaksi yang per lembar warkat yang diproses melalui SKNBI, sehingga

mencerminkan peningkatan efisiensi traksaksi.

Page 111: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Bab 4

PERKEMBANGAN

KEUANGAN DAERAH

Page 112: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

88

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2013

4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

4.1. UMUM

Keuangan daerah merupakan aspek fiskal yang penting dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Belanja daerah secara signifikan berkontribusi pada

pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan Government Expenditure (G) dalam komponen

PDRB. Semakin tinggi belanja Pemerintah Daerah, khususnya belanja modal, maka

pembangunan daerah tersebut akan semakin maju. Di sisi lain, kebijakan moneter

merupakan stimulus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tersebut. Oleh karena itu,

diperlukan sinergitas dan koordinasi antar kebijakan moneter dan fiskal.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan wujud pengelolaan

keuangan daerah yang berdasarkan UU No.17 Tahun 2003. APBD merupakan rencana

keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat

daerah (DPRD). Penyusunan APBD memperhatikan adanya keterkaitan antara kebijakan

perencanaan dengan penganggaran oleh Pemerintah Daerah serta sinkronisasi dengan

berbagai kebijakan Pemerintah Pusat dalam Perencanaan dan Penganggaran Negara.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan suatu gambaran atau tolak

ukur pentingnya keberhasilan suatu daerah dalam meningkatkan potensi perekonomian

daerah. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan berdampak positif terhadap peningkatan

Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya penerimaan pajak daerah.

Kebijakan desentralisasi fiskal yang ditetapkan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No.25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Daerah bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya

keuangan daerah dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

masyarakat. Oleh sebab itu, proses pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah dalam

pelaksanaannya mengacu kepada prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Page 113: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

89

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2013

4.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur

Seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah, alokasi Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur terus menunjukkan

peningkatan dari waktu ke waktu. Tercatat total anggaran pendapatan daerah tahun 2013

adalah sebesar Rp 15,29 triliun, meningkat 1,27% dari total anggaran pendapatan daerah

setelah perubahan tahun 2012 yang dianggarkan sebesar Rp 15,09 triliun. Jumlah

anggaran belanja daerah juga meningkat sebesar 1,3%, dari Rp 16,01 triliun pada tahun

2012 menjadi Rp 16,21 triliun pada tahun 2013.

4.2.1 Anggaran Pendapatan Daerah

0.00

2,000,000.00

4,000,000.00

6,000,000.00

8,000,000.00

10,000,000.00

12,000,000.00

14,000,000.00

16,000,000.00

18,000,000.00

2010 2011 2012 2013

Pendapatan BelanjaJuta Rupiah

Grafik 4.1

Perkembangan APBD Provinsi Jawa Timur

Tabel 4.1

Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 (Juta Rupiah)

APBD APBD Perubahan

Th. 2012 Tahun 2013 %

(Juta Rp) (Juta Rp)

PENDAPATAN DAERAH 15,094,257.88 15,286,013 1.27

PENDAPATAN ASLI DAERAH 9,385,804.03 9,523,901 1.47

PAJAK DAERAH 7,733,400.00 7,863,719 1.69

RETRIBUSI DAERAH 110,984.72 126,405 13.89

HASIL PENGELOLAAN

KEKAYAAN DAERAH YANG

DIPISAHKAN

352,883.86 328,891 -6.80

LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI

DAERAH YANG SAH1,188,535.45 1,204,884 1.38

DANA PERIMBANGAN 2,832,022.38 2,895,842 2.25

DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI

HASIL BUKAN PAJAK1,287,673.56 1,177,549 -8.55

DANA ALOKASI UMUM 1,491,561.14 1,632,648 9.46

DANA ALOKASI KHUSUS 52,787.68 85,644 62.24

LAIN-LAIN PENDAPATAN

DAERAH YANG SAH2,876,431.47 2,866,268 -0.35

PENDAPATAN HIBAH 25,380.13 10,615 -58.18

DANA PENYESUAIAN DAN

OTONOMI KHUSUS2,851,051.34 2,855,652 0.16

Uraian

Page 114: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

90

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2013

Anggaran Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun

anggaran 2013 mencapai Rp 15,29 triliun atau meningkat 1,27% dibandingkan anggaran

tahun 2012. Peningkatan tertinggi adalah pada Dana Alokasi Khusus dengan prosentase

sebesar 62,24% dan Retribusi Daerah dengan prosentase sebesar 13,89%. Sementara itu,

anggaran pendapatan hibah dianggarkan lebih kecil dengan prosentase penurunan sebesar

-58,18% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sebagaimana pola-pola anggaran di daerah, struktur pendapatan daerah di Jawa

Timur didominasi oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari penerimaan

pajak daerah seperti Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,

Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

serta penerimaaan asli daerah lainnya yang sah. Proporsi PAD yang dianggarkan pada

tahun 2013 adalah sebesar 62,3% dari total pendapatan. Sementara itu, Dana Perimbangan

dan Pendapatan Lain yang Sah memperoleh proporsi anggaran yang hampir sama, yaitu

masing-masing sebesar 18,94% dan 18,75% dari total pendapatan.

Pada bagian Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah masih menjadi sumber

pendapatan terbesar dengan prosentase sebesar 83% dari total PAD yang direncanakan

diperoleh pada tahun 2013. Proporsi tersebut lebih besar apabila dibandingkan dengan

proporsi tahun sebelumnya (2012) yang tercatat sebesar 82%. Proporsi terbesar

selanjutnya adalah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (13%), Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (3%), dan Retribusi Daerah (1%).

Grafik 4.2

Proporsi Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur

Page 115: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

91

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2013

4.2.2 Realisasi Pendapatan Daerah

Realisasi total Pendapatan Daerah sampai dengan Triwulan III 2013 mencapai Rp

12,83 triliun, atau telah mencapai 83,93% dari total anggaran sebesar Rp 15,29 triliun.

Realisasi tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan realisasi pada periode yang

sama tahun sebelumnya (Triwulan III 2012) yang hanya mencapai 74,65%. Peningkatan

realisasi anggaran pendapatan daerah dimaksud terutama didorong oleh realisasi

pendapatan asli daerah sebesar 90,51%.

Sumber Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagian besar

berasal dari Pajak Daerah dengan nominal rencana anggaran sebesar Rp 7,86 triliun, atau

82,57% dari total Pendapatan Asli Daerah. Realisasi pajak daerah sampai dengan Triwulan

III 2013 adalah sebesar Rp 6,9 triliun, atau telah mencapai 88,89% dari anggaran yang

direncanakan. Realisasi tersebut lebih besar apabila dibandingkan dengan realisasi periode

yang sama tahun sebelumnya sebesar 72,87%. Sementara itu, penerimaan retribusi daerah

Tabel 4.2

Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 (Juta Rupiah)

APBD APBD

Th. 2012 Tahun 2013

(Juta Rp) Juta Rp % (Juta Rp) Juta Rp %

4 PENDAPATAN DAERAH 15.094.258 11.267.198 74,65 15.286.013 12.829.690 83,93

4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 9.385.804 7.046.510 75,08 9.523.901 8.619.793 90,51

4.1.1 PAJAK DAERAH 7.733.400 5.635.454 72,87 7.863.719 6.997.023 88,98

4.1.2 RETRIBUSI DAERAH 110.985 74.384 67,02 126.405 71.420 56,50

4.1.3HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN

DAERAH YANG DIPISAHKAN352.884 349.466 99,03 328.891 329.020 100,04

4.1.4LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH

YANG SAH1.188.535 987.205 83,06 1.204.884 1.222.328 101,45

4.2 DANA PERIMBANGAN 2.832.022 2.146.854 75,81 2.895.842 2.188.558 75,58

4.2.1DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL

BUKAN PAJAK1.287.674 988.592 76,77 1.177.549 937.435 79,61

4.2.2 DANA ALOKASI UMUM 1.491.561 1.118.671 75,00 1.632.648 1.224.486 75,00

4.2.3 DANA ALOKASI KHUSUS 52.788 39.591 75,00 85.644 26.636 31,10

4.3LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH

YANG SAH2.876.431 2.073.835 72,10 2.866.268 2.021.338 70,52

4.3.1 PENDAPATAN HIBAH 25.380 25.942 102,21 10.615 25.151 236,94

4.3.4DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI

KHUSUS2.851.051 2.047.893 71,83 2.855.652 1.996.187 69,90

Tw III 2013

Realisasi (Juta Rp)

Tw III 2012

Realisasi

No Uraian

Page 116: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

92

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2013

pada Triwulan III 2013 mencatat realisasi yang lebih rendah yaitu sebesar 56,5% dari

anggaran, dengan nominal sebesar Rp 71,42 miliar.

Berbeda dengan Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain,

Pendapatan Daerah yang Sah mencatat prosentase realisasi yang tidak jauh berbeda

apabila dibandingkan dengan realisasi tahun lalu. Realisasi Dana Perimbangan pada

Triwulan III 2013 telah mencapai 75,58% dengan nominal mencapai Rp 2,19 triliun, sedikit

lebih rendah apabila dibandingkan dengan Triwulan III 2012 yang tercatat sebesar 75,81%.

Sementara itu, Pendapatan Hibah Provinsi Jawa Timur mencatat realisasi yang cukup tinggi

hingga mencapai Rp 25,15 miliar, lebih tinggi dibandingkan rencana anggaran semula yang

ditetapkan sebesar Rp 10,61 miliar.

4.2.3. Anggaran Belanja Daerah

Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013

direncanakan sebesar Rp 16,21 triliun atau meningkat 1,30% dibandingkan anggaran

belanja tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 16,01 triliun. Berdasarkan

kelompoknya, Belanja Langsung mencatat peningkatan tertinggi yaitu 1,81%, sementara

Belanja Tidak Langsung meningkat sebesar 1% dibandingkan tahun sebelumnya. Belanja

Bantuan Sosial dicadangkan cukup tinggi yaitu sebesar Rp 77,19 miliar, meningkat 64,6%

dibandingkan tahun 2012. Hal tersebut terkait dengan perhatian Pemerintah Provinsi Jawa

Timur terhadap dampak kenaikan BBM, TDL dan UMK Provinsi Tahun 2013 terhadap

kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.

Grafik 4.3 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 (Juta Rupiah)

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

PAJAK DAERAH RETRIBUSI DAERAH HASIL

PENGELOLAAN

KEKAYAAN DAERAH

YANG DIPISAHKAN

LAIN-LAIN

PENDAPATAN ASLI

DAERAH YANG SAH

Jt R

p

APBD 2013 Realisasi Tw III

Page 117: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

93

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2013

Berdasarkan sub kelompoknya, proporsi Anggaran Belanja Tidak Langsung Provinsi

Jawa Timur masih didominasi oleh belanja hibah dengan prosentase sebesar 49% dari total

anggaran Belanja Tidak Langsung. Prosentase terbesar selanjutnya adalah Belanja Bagi

Hasil kepada Kabupaten / Kota dan Belanja Pegawai dengan prosentase masing-masing

sebesar 24% dan 17%. Belanja Pegawai yang diperuntukkan untuk pembayaran gaji

pegawai mencatat peningkatan dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar 15% dari total

Belanja Tidak Langsung Provinsi.

Pada kelompok anggaran Belanja Langsung, anggaran Belanja Barang dan Jasa

masih mendominasi dengan prosentase sebesar 66%, disusul kemudian dengan Belanja

Tabel 4.3

Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 (Juta Rupiah)

Grafik 4.4

Proporsi Anggaran Belanja Tidak Langsung Provinsi Jawa Timur

APBD APBD Perubahan

Th. 2012 Tahun 2013 %

(Juta Rp) (Juta Rp)

BELANJA DAERAH 16,007,745.52 16,215,603 1.30

BELANJA TIDAK LANGSUNG 10,088,960.10 10,189,908 1.00

BELANJA PEGAWAI 1,557,539.37 1,725,859 10.81

BELANJA BUNGA 6,139.01 5,516 -10.15

BELANJA HIBAH 4,092,242.77 4,988,320 21.90

BELANJA BANTUAN SOSIAL 46,900.50 77,198 64.60

BELANJA BAGI HASIL KEPADA

PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA

DAN PEMERINTAHAN DESA

2,810,071.50 2,427,977 -13.60

BELANJA BANTUAN

KEUANGAN KEPADA PROVINSI/

KABUPATEN/KOTA DAN

PEMERINTAHAN DESA

1,516,532.03 903,036 -40.45

BELANJA TIDAK TERDUGA 59,534.92 62,000 4.14

BELANJA LANGSUNG 5,918,785.42 6,025,695 1.81

BELANJA PEGAWAI 1,010,963.88 1,086,920 7.51

BELANJA BARANG DAN JASA 3,767,460.63 3,947,256 4.77

BELANJA MODAL 1,140,360.91 991,518 -13.05

Uraian

Page 118: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

94

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2013

Pegawai dan Belanja Modal dengan prosentase masing-masing sebesar 18% dan 16%.

Peningkatan prosentase belanja barang dan jasa dari sebesar 64% pada tahun 2012

menjadi sebesar 66% pada tahun 2013 terkait dengan peningkatan kebutuhan operasional

Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Demikian pula dengan peningkatan proporsi belanja

pegawai dari sebesar 17% pada tahun 2012 menjadi 18% pada tahun 2013 yang

mengindikasikan peningkatan kebutuhan tenaga kerja langsung untuk mendukung kegiatan

operasional. Sementara itu, alokasi Belanja Modal yang mencerminkan kegiatan investasi

menunjukkan penurunan proporsi dari sebesar 19% pada tahun 2012, menjadi sebesar

16% pada tahun 2013.

4.2.3. Realisasi Belanja Daerah

Sampai dengan Triwulan III 2013, realisasi belanja daerah Provinsi Jawa Timur telah

mencapai Rp 11,24 triliun, atau telah terealisasi sebanyak 69,31% dari anggaran yang

direncanakan. Realisasi tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan realisasi anggaran

belanja daerah pada periode yang sama tahun sebelumnya (Triwulan III 2012) yang

mencatat realisasi sebesar 63,51%. Apabila ditinjau berdasarkan sub kelompoknya,

realisasi tertinggi adalah Belanja Tidak Langsung yaitu mencapai 75,92% dari yang

dianggarkan. Sementara itu, Belanja Langsung terealisasi lebih rendah yaitu sebesar

58,15% dari yang telah dianggarkan.

Grafik 4.5 Proporsi Anggaran Belanja Langsung Provinsi Jawa Timur

Page 119: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

95

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2013

Realisasi belanja tertinggi adalah Belanja Tidak Terduga yaitu sebesar 93,73%.

Belanja Pegawai baik di Pos Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung pada

periode laporan menunjukkan prosentase realisasi yang cukup tinggi yaitu sebesar 75,92%

untuk Belanja Pegawai Tidak Langsung, dan 71,56% untuk belanja pegawai langsung.

Tabel 4.4

Realisasi Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 (Juta Rupiah)

Grafik 4.7 Realisasi Anggaran Belanja Langsung

Grafik 4.6 Realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung

APBD APBD

Th. 2012 Tahun 2013

(Juta Rp) Juta Rp % (Juta Rp) Juta Rp %

5 BELANJA DAERAH 16.007.746 10.165.927 63,51 16.215.603 11.239.679 69,31

5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 10.088.960 6.846.247 67,86 10.189.908 7.735.695 75,92

5.1.1 BELANJA PEGAWAI 1.557.539 1.134.675 72,85 1.725.859 1.170.993 67,85

5.1.2 BELANJA BUNGA 6.139 4.238 69,03 5.516 3.956 71,72

5.1.4 BELANJA HIBAH 4.092.243 2.679.458 65,48 4.988.320 3.784.239 75,86

5.1.5 BELANJA BANTUAN SOSIAL 46.901 25.605 54,59 77.198 39.039 50,57

5.1.6BELANJA BAGI HASIL KEPADA

PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA DAN

PEMERINTAHAN DESA

2.810.071 1.691.009 60,18 2.427.977 1.873.117 77,15

5.1.7BELANJA BANTUAN KEUANGAN

KEPADA PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA

DAN PEMERINTAHAN DESA

1.516.532 1.261.677 83,19 903.036 806.235 89,28

5.1.8 BELANJA TIDAK TERDUGA 59.535 49.586 83,29 62.000 58.114 93,73

5.2 BELANJA LANGSUNG 5.918.785 3.319.680 56,09 6.025.695 3.503.983 58,15

5.2.1 BELANJA PEGAWAI 1.010.964 682.430 67,50 1.086.920 777.764 71,56

5.2.2 BELANJA BARANG DAN JASA 3.767.461 2.099.336 55,72 3.947.256 2.254.484 57,12

5.2.3 BELANJA MODAL 1.140.361 537.914 47,17 991.518 471.735 47,58

Tw III 2013

Realisasi (Juta Rp)

Tw III 2012

Realisasi

No Uraian

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000

4.000.000

4.500.000

BELANJA

PEGAWAI

BELANJA

BARANG DAN

JASA

BELANJA MODAL

Realisasi Belanja Langsung APBDJuta

0

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

Realisasi Tw III 2013 APBDJuta

Page 120: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Bab Bab Bab Bab 5555

KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKATMASYARAKATMASYARAKATMASYARAKAT

Page 121: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

96

Kajian Ekonomi RegionalProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BAB V–KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5555 KESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5555.1. UMUM .1. UMUM .1. UMUM .1. UMUM

Pada triwulan IV-2013, kondisi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur yang

tercermin pada kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat

pedesaanmenunjukkan kondisi perlambatan dibanding periode sebelumnya. Berdasarkan

indikator ketenagakerjaan yang telahdirilis Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS

Jatim)mengindikasikan adanya penurunan penyerapan jumlah tenaga kerja. Namun

sebaliknya,Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Triwulan IV-2013 di Jawa Timur yang

terindikasi adanya peningkatan penyerapan jumlah tenaga kerja terutama di sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR).

Nilai Tukar Petani (NTP) yang menjadi salah satu indikator kesejahteraaan

masyarakat pedesaan di Jawa Timur menunjukkan perlambatan dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya.Pergeseran musim tanam dan kelangkaan pupuk

bersubsidi mendorong Nilai Tukar Petani (NTP) melambat.Sementara itu, Nilai Tukar

Nelayan (NTN) Jawa Timur pada triwulan IV-2013 relatif membaik.

5.25.25.25.2. KETENAGAKERJAAN. KETENAGAKERJAAN. KETENAGAKERJAAN. KETENAGAKERJAAN

Pada triwulan IV-2013, kondisiperekonomian yang melemah memberikan

dampak negatif pada kondisi ketenagakerjaan.

5555.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur

Di Jawa Timur dalam kurun waktu Agustus 2012 – Agustus 2013,rasio penduduk

yang menganggur dengan jumlah angkatan kerja yang biasa disebut dengan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami peningkatan sebesar 0,21%, dari 4,12%

menjadi 4,33%.Kondisi ini dipicu oleh terjadinya penambahan angkatan kerja dalam

kurun waktu tersebut (236 ribu orang) lebih tinggi daripada penyerapan tenaga kerja

(185 ribu orang), sehingga terjadi peningkatan jumlah pengangguran sebanyak 52 ribu

orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang menunjukkan perbandingan

antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) juga

menurunmenjadi 69,92% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

sebesra 69,62%.

Page 122: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

97

Kajian Ekonomi RegionalProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BAB V–KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Tabel Tabel Tabel Tabel 5555.1.1.1.1

Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 – 2013)

Sumber : BPS Jatim, (diolah)

GrafikGrafikGrafikGrafik5555.1 .1 .1 .1

Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral

Pada triwulan laporan, secara sektoral distribusi penyerapan tenaga

kerjadidominasi oleh sektor Pertanian, Perdagangan, dan Jasa Kemasyarakatan.

Perlambatan kinerja Industri pengolahan dinilai sebagai faktor utama penurunan

kontribusi penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur yaitu sebesar 14,40%, sementara itu

penyerapan tenaga kerja di sektor Jasa Kemasyarakatan meningkat dengan kontribusinya

sebesar 15,63%. Sektor Jasa Kemasyarakatan membutuhkan keahlian khusus dengan

upah tertentu yang diberikan bagi pekerjanyasehingga permintaan terhadap tenaga kerja

sektor ini semakin meningkat. Di sisi lain, sektor Pertanian dan Perdagangan masing-

masing berkontribusi sebesar 37,44% dan 21,01% dari total tenaga kerja Jawa Timur.

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

Total

Angkatan Kerja 20,316,773 20,338,568 20,623,490 19,527,051 20,251,672 19,761,885 19,831,685 19,901,558 20,095,752 20,137,000

Bekerja 19,123,221 19,305,056 19,611,540 19,698,108 19,406,025 18,940,340 19,012,225 19,081,995 19,291,374 19,266,000

Menganggur 1,193,552 1,033,512 1,011,950 828,943 845,647 821,546 819,460 819,563 804,378 871,000

TPAK (%) 69.36% 69.25% 69.77% 69.08% 71.39% 69.49% 69.55% 69.62% 70.12% 69,92%

TPT (%) 5.87% 5.08% 4.91% 4.25% 4.18% 4.16% 4.14% 4.12% 4.00% 4,33%

Kegiatan

2009 2010 2011 2012 2013

16,500

17,000

17,500

18,000

18,500

19,000

19,500

20,000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jasa Kemasyarakatan Industri Perdagangan Pertanian TOTAL

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Ribu orang

Page 123: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

98

Kajian Ekonomi RegionalProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BAB V–KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

GGGGrafikrafikrafikrafik 5.2 5.2 5.2 5.2 GGGGrafikrafikrafikrafik 5555.3.3.3.3 PenyerapanTenaga Kerja Komposisi Tenaga Kerja Formal

Grafik Grafik Grafik Grafik 5555.4 .4 .4 .4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal

Merujuk pada pola pertumbuhan ekonomi/investasi yang melemah saat ini,

berdampak pada peningkatan produksi, perluasan usaha dan kondisi pasar ekspor serta

kebijakan/aturan pemerintah termasuk kebijakan UMK dan kondisi cuaca berpengaruh

besar terhadap aktivitas pekerjaan di semua sektor dan hal ini mendorong

meningkatnya penganggurandi Jawa Timur. Tidak terkecuali,banyaknya unjuk rasa

buruh untuk menuntut kenaikan upah minimum menyebabkan sentimen negatif

tentang jaminan keamanan dan investasi biaya tinggi yang akhirnya menyebabkan

investor memindahkan investasinya ke tempat lain. Inflasi tinggi karena kenaikan harga

BBM dan TDL membuat daya beli masyarakat menurun. Selain itu, kondisi eksternal

berupa depresiasi nilai tukar rupiah terhadap US $ hingga menembus level Rp 11.000

membuat harga bahan baku impor semakin mahal. Oleh karena itu, sebagian dunia

usaha mencoba melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah tenaga kerja yang

digunakan.

5.27 5.29 5.12 5.02 5.19 5.50 5.44 5.70 6.11 6.15 6.45 6.62 6.51

13.48 13.58 13.76 14.10 14.12 14.11 13.26 12.84 12.84 12.86 12.63 12.67 12.76

-12%

-8%

-4%

0%

4%

8%

12%

16%

-

5

10

15

20

25

Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Informal Formal G Formal G Informal

Sumber : BPS Jatim (diolah)

0.59 0.57 0.59 0.48 0.58 0.49 0.55 0.51 0.56 0.60 0.62 0.65 0.65 0.70 0.62

4.37 4.30 4.68 4.80 4.54 4.53 4.64 4.99 4.88 5.10 5.49 5.50 5.81 5.92 5.88

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

-

1

2

3

4

5

6

7

Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Buruh/Karyawan Berusaha dibantu buruh tetap g berusaha dibantu buruh tetap g buruh/karyawan

Sumber : BPS Jatim (diolah)

3.01 2.92 3.19 3.33 3.45 3.40 3.42 3.29 3.02 2.89 2.89 2.67 2.76 2.83 2.69

3.75 4.13 4.18 4.26 4.25 4.34 4.46 4.36 4.10 3.85 3.85 3.99 3.61 3.82 3.84

1.78 1.71 1.54 1.48 1.50 1.57 1.51 1.46 1.47 1.43 1.43 1.41 1.39 1.17

2.41

0.93 0.84 0.91 0.86 1.00 0.94 1.04 1.01 0.91 1.05 1.05 1.13 1.19 1.21

-

3.24 3.60 3.66 3.65 3.56 3.85 3.69 3.99 3.77 3.62 3.62 3.67 3.69 3.64 3.81

-

2

4

6

8

10

12

14

16

Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pekerja Tak Dibayar Pekerja Bebas Non Pertanian Pekerja Bebas di Pertanian

Berusaha dibantu buruh tdk tetap Berusaha sendiri

Sumber : BPS Jatim (diolah)

R

I

B

U

R

I

B

U

R

I

B

U

Page 124: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

99

Kajian Ekonomi RegionalProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BAB V–KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Menghadapi realita ini mesti segera diantisipasi, salah satunya dengan

pembukaan lapangan kerja baru di tahun 2014.Dengan upaya pemerintah

meningkatkan iklim usaha, meningkatkan infrastruktur dasar, pelayanan perizinan satu

pintu dengan harapan para investor dapat menjalankan kegiatan usaha dengan aman

dan mendapat kepastian hukum yang terjamin. Sementara itu, mengingat sejumlah

besar penggangguran adalah orang yang belum memiliki ketrampilan atau keahlian

maka perlu memberikan pelatihan kerja kepada para pencari kerja sehingga menjadi

pekerja yang terampil dan ahli serta siap pakai, seperti misi pemerintah Jawa Timur

(tahun 2014 – 2019) memperluas lapangan kerja dengan fokus program untuk

memeperluas skala pelatihan ketrampilan tenaga kerja melalui pengembangan balai

latihan kerja berstandar internasional, memperluas akses pencari kerja terhadap

lapangan kerja melalui job fair, magang antar kerja antar daerah (AKAD) dan antar

kerja antar negara (AKAN). Selain itu, menumbuhkan jiwa wirausaha sejak sekolah

sehingga merubah paradigma dari mencari kerja menjadi pemberi kerja dapat pula

dilakukan. Hal ini mesti didukung oleh pemerintah dengan memberikan pinjaman

tanpa anggunan dan tanpa bunga bagi perintis usaha/pemula. Di sisi lain, untuk

mengatasi pengangguran musiman perlu adanya pemberian informasi yang cepat

mengenai tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja seperti pengumuman

lowongan kerja di kampus dan media masa. Sementara itu, upaya lain adalah

menggalakkan program transmigrasi. Program ini bukan saja meratakan pembangunan

dan jumlah penduduk tetapi juga merupakan cara mengatasi pengangguran, misalnya

dengan memberikan pelatihan dan modal untuk membuka usaha di wilayah

transmigrasi dapat membuka lapangan pekerjaan di daerah transmigrasi sehingga

masyarakat tidak berbondong-bondong mencari pekerjaan di kota besar.

Mengintensifkan program keluarga berencana juga dapat mengurangi jumlah

pengangguran. Pemerintah harus berusaha untuk menekan laju pertumbuhan dan

mengawasi program ini dengan baik. Kita ketahui bersama bahwa Indonesia

merupakan salah satu negara dengan polulasi terbesar di dunia, apabila masalah

keluarga berencana tidak dijalankan secara efektif dapat dipastikan pengangguran

akan semakin bertambah. Usaha mengatasi pengangguran bukanlah kewajiban

pemerintah semata, oleh karena itu pemerintah Jawa Timur mengharapkan kepada

seluruh masyarakat berpartisipasi untuk mengatasi masalah ini. Tanpa kerjasama

pemerintah dan masyarakaat mustahil dapat mengatasi pengangguran.

Page 125: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

100

Kajian Ekonomi RegionalProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BAB V–KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5.2.2. Survei Keg5.2.2. Survei Keg5.2.2. Survei Keg5.2.2. Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)iatan Dunia Usaha (SKDU)iatan Dunia Usaha (SKDU)iatan Dunia Usaha (SKDU)1111

Berbeda dengan indikator ketenagakerjaan dari BPS Jawa Timur, indikator

ketenagakerjaan hasil Survei Kegiatan Usaha (SKDU)di wilayah kerja Jawa Timur

menunjukkanadanya peningkatan dibandingkan periode sebelumnya.Tercatat saldo

bersih tertimbang (SBT) yang dihitung dari penggunaan tenaga kerja pada sektor usaha

di 9 (sembilan) sektor ekonomi, menunjukkan perbaikan walaupun masih dalam kondisi

negatif (melambat).Tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) -6.31% pada

triwulan III-2013 menjadi -0,72% pada triwulan IV-2013.Demikian pula, bila

dibandingkan dengan tahun sebelum pada periode yang sama mengalami peningkatan,

dari -1,99% (SBT) pada triwulan IV-2012 menjadi -0,72% (SBT) triwulan IV-2013.

Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan penggunaan tenaga kerja terjadi hampir

semua sektor, kecuali sektor Pertanian dan sektor Jasa.Dari 9 (sembilan) sektor ekonomi,

secara spesifik yang melakukanpeningkatan penyerapan tenaga kerja pada triwulan

laporan,terutamasektorPerdagangan, Hotel, dan Restoran,sektor Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaandiikuti olehsektor Pertambangan, sektor Listrik, Gas dan Air

Bersihserta sektor Industri Pengolahan.Peningkatan kinerja sektor-sektorini pada triwulan

IV-2013 menyebabkan menigkatnya nilai SBT penggunaan tenaga kerja.

Sebaliknya menurunnya kinerja sektor lainnya turut mempengaruhi penyerapan

tenaga kerja pada sektor terkait, yang ditunjukkan dengan menurunnya nilai Saldo Bersih

Tertimbang(SBT)sektor tersebut dibandingkan dengan triwulansebelumnya.Penurunan

nilai SBT terutama terjadi pada sektor Jasa dan sektorPertanian. Hal ini seiring dengan

kondisi cuacayangtidak menentu akhir-akhir ini, berdampak besar pada akivitas

pekerjaan di sektor Pertanian. Selain itu dari hasil Sensus Pertanian 2013 diinformasikan

selama 10 tahun terakhir, jumlah rumah tangga pertanian turun sebanyak 5,1 juta

kepala keluarga karena banyak yang beralih bekerja di sektor lainnya.

Sementara itu, responadanya kenaikan TDL pada 1 Oktober 2013 dan UMKakan

berdampakterhadap peningkatan harga barang yang sangat berpengaruh terhadap

dunia usaha karena akan menambah beban terutama biaya operasional perusahaan

menjadi meningkat.Kenaikan TDL dan UMK walau mulai berlaku 1 Januari 2014,diakui

semakin memberatkan dunia usaha dalam ekspansi usaha dan sektor

ketenagkerjaan.Para pelaku usahaakan mengurangi beban usaha, bahkan rawan

1SKDU (Survei Kegiatan Dunia Usaha) adalah survei yang dilakukan Bank Indonesia secara triwulan yang

bertujuan untuk mendapatkan informasi dini mengenai indikasi perkembangan kegiatan ekonomi (sisi

penwaran) di sektor riil pada triwulan sedang berjalan maupun perkiraan triwulan yang akan datang.

Page 126: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

101

Kajian Ekonomi RegionalProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BAB V–KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

menutup usahanya karena tidak kuat memberikan hak karyawan dengan Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK).Namun demikian, ekspektasi pelaku usaha terhadap

perkembangan perekonomian di Jawa Timur pada triwulan yang akan datang,

diperkirakan masih optimis akan terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja. Hal ini

sebagaimana tercermin dari SBT triwulan I-2014 meningkat menjadi 5,00%.

Tabel 5.2Tabel 5.2Tabel 5.2Tabel 5.2

Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Jawa Timur

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (diolah)

GrafikGrafikGrafikGrafik5.5.5.5.5555 Grafik 5.6Grafik 5.6Grafik 5.6Grafik 5.6 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral

5555....3333. . . . KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAANPEDESAANPEDESAANPEDESAAN

Tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan di Jawa Timur pada triwulan IV-2013

sedikit melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,

khususnya didorong oleh penurunan Nilai Tukar Petani (NTP). Sementara itu,kondisi

kesejahteraan nelayan relatif membaik.

2014

IIII I II II II I II III III III I IVIVIVIV IIII IIIIIIII I III III III II IVIVIVIV I*I*I*I*

REALISASIREALISASIREALISASIREALISASI

1,54 -0,62 -0,39 -0,15 0,68 -0,48 0,19 -0,17 0,06

PERTAMBANGAN 0,03 -0,21 -0,21 0,37 0,35 0,52 0,21 0,73 0,00

INDUSTRI PENGOLAHAN -3,50 3,44 -1,69 -4,33 -8,16 -4,68 -5,46 -2,87 0,45

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH -0,77 -0,82 -0,03 -0,02 0,01 -0,39 -0,84 0,36 -0,78

BANGUNAN 0,26 0,49 0,00 0,24 0,00 0,59 0,00 0,26 -0,26

PHR 3,23 3,67 7,30 0,84 -1,86 0,44 -1,77 0,79 4,47

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -1,52 0,46 -1,93 -0,64 -0,92 -0,27 0,71 0,76 0,51

KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 0,32 0,71 -0,21 0,34 -0,20 -0,53 -0,12 0,26 0,97

JASA - JASA -0,42 0,42 -1,82 1,36 3,13 0,00 0,78 -0,84 -0,42

TOTALTOTALTOTALTOTAL -0,83-0,83-0,83-0,83 7,547,547,547,54 2,702,702,702,70 -1,99-1,99-1,99-1,99 -6,95-6,95-6,95-6,95 -4,81-4,81-4,81-4,81 -6,31-6,31-6,31-6,31 -0,72-0,72-0,72-0,72 5,005,005,005,00

*) Ekpektasi Penyerapan Teanaga Kerja

20132012

PERTANIAN

SEKTORSEKTORSEKTORSEKTOR

-10,00

-8,00

-6,00

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

I II III IV I II III IV I*

2012 2013 2014

PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN

PHR PERTAMBANGAN

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH BANGUNAN

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN

%, SBT

-10,00

-8,00

-6,00

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

I II III IV I II III IV I II III IV I*

2011 2012 2013 2014

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

%, SBT

Page 127: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

102

Kajian Ekonomi RegionalProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BAB V–KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5555....3333.1. Kesejahteraan Petani.1. Kesejahteraan Petani.1. Kesejahteraan Petani.1. Kesejahteraan Petani

Kesejahteraan petani di daerah pedesaan diindikasikan melalui perubahan

indikatorNilai Tukar Petani (NTP). Berdasarkan indikator kesejahteraan yang telah dirilis

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim),penghitungan Nilai Tukar Petani

pada Desember 2013 mengalami perubahan tahun dasar 2012,dimana sebelumnya

menggunakan tahun dasar 2007 yang dirasa tidak sesuai lagi dengan pola produksi

dan konsumsi petani seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan iklim, serta

pendapatan petani.

Sampai dengan akhir triwulan IV-2013, indikator kesejateraan petani di Jawa

Timur yang tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP)menunjukkan sedikitpenurunan

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.Namun demikian, Nilai

Tukar Petani (NTP) Jawa Timur pada triwulan IV-2013 telah melampaui level 100 dan

berada di atas level NTP Nasional (101,96)yang mengindikasikan bahwa kesejahteraan

petani di Jawa Timur masih pada level yang cukup baik. Tercatat Nilai Tukar Petani Jawa

Timur pada triwulan IV-2013 sebesar 104,85 sedikit lebih rendah dibandingkan

triwulan IV-2012 yaitu sebesar 104,96.Secara mtm, Nilai Tukar Petani Jawa Timur pada

Bulan Desember 2013 turun 0,31% dibanding pada November 2013 dari 105,18

menjadi 104,85. Penurunan ini disebabkanoleh kenaikan indeks yang diterima petani

(lt)0,2% lebih rendahdaripada indeks harga yang dibayar petani (lb) 0,5%.

Grafik5.7Grafik5.7Grafik5.7Grafik5.7

Perubahan NTP Jawa Timur, Indeks harga yg diterima (lt), dan Indeks harga yang dibayar (lb) 2012 - 2013

Kenaikan indeks harga yangditerima petani disebabkan oleh kenaikan 3

subsektor pertanian yaitu Peternakan, Hortikultura dan Perikanan. Sebaliknya subsektor

Tanaman Pangan dan Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan. Sementara

104.96 104.85 104.24

113.91

99.32

108.09

90

95

100

105

110

115

120

NTP

Des'12

NTP

Des'13

Indeks

yg

diterima

Des'12

Indeks

yg

diterima

Des'13

Indeks

yg

dibayar

Des'12

Indeks

yg

dibayar

Des'13

(yoy)

Page 128: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

103

Kajian Ekonomi RegionalProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BAB V–KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

itu dari 5 provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP yaitu Jawa Timur,

D.I Yogyakarta, Jawa Tengah, Banten dan Jawa Barat seluruhnya mengalami

penurunan.

Kondisi ini terjadi karena sampai akhir 2013, sektor pertanian masih berada

pada musim tanam sebagai akibat pergeseran musim karena perubahan cuaca yang

terjadi, sehingga mengakibatkan menurunnya nilai imbal jasa petani dibandingkan

dengan biaya produksi dan konsumsi hidup yang tetap harus dikeluarkan. Petani di

beberapa daerah di sentra produksi beras mengalami keterlambatan tanam. Musim

tanam yang biasanya dimulai bulan Oktober bergeser dimulai akhir Desember. Selain

itu, sejumlah petani mengeluh sulit mendapatkan pupuk urea bersubsidi, seperti yang

terjadi di Kabupaten Lumajang Jawa Timur kelangkaan pupuk bersubsidi membuat

petani harus mencari ke daerah lain yang tentunya memerlukan waktu dan biaya

tambahan. Musim hujan yang terus turun akibat anomali iklim, memberikan pasokan

air yang mencukupi bagi petani untuk memulai musim tanam. Namun musim hujan

berkepanjangan juga mengakibatkan beberapa daerah terkena banjir, seperti banjir

yang menggenang di Kabupaten Gresik merusak lahan pertanian seluas 2.658,2hektar

membuat petani merugi.

Pemerintah Jawa Timur berkomitmen untuk melindungi pertanian di Jawa

timur, yaitu dengan adanya revitalisasi pertanian dan penyediaan infrastruktur

pedesaan. Adanya strategi peningktan produksi tanaman pangan, inisiatif regulasi yang

berupa Pergub, Perda dan Kepgub. Untuk memperbaiki infrastruktur seperti saluran

irigasi di Jawa Timur, telah dianggarkan dana subsidi sebesar Rp 5 – 10 miliar per

kabupaten kota per tahun. Selain itu Pemerintah Jawa Timur juga membangun Bank

UMKM, khusus menampung hasil pertanian di Jatim untuk mencegah petani

berhubungan langsung dengan tengkulak. Pemerintah Jatim juga menerbitkan 14

Perturan Daerah (Perda) untuk melindungi petani, salah satunya tentang larangan

hortikultura impor di Jatim. Produk impor bila dibebaskan masuk ke Jatim maka harga

komditas lokal akan jatuh sehingga petani merugi. Untuk transportasi pertanian

pemerintah Jawa Timur juga memberikan subsidi, seperti subsidi angkutan tebu bagi

pengembangan pertanian tebu di Madura. Sementara untuk menunjang Jatim sebagai

lumbung pangan Nasional, Pemprov.Jatim menyiapkan bantuan hibah sarana prasarana

pertanian senilai Rp 107 miliar. Bantuan tersebut digunakan untuk pembelian peralatan

pertanian berupa traktor, perontok padi, mesin tanam, mesin pembuat susu kedelai

Page 129: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

104

Kajian Ekonomi RegionalProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BAB V–KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

dan berbagai alat lainnya yang diperuntukkan untuk kelompok tani yang ada di Jatim.

Semua upaya di atas dilakukan pemerintah untuk lebih mensejahterakan masyarakat

khususnya petani pedasan di Jawa Timur.

GrafikGrafikGrafikGrafik5.5.5.5.8888 Grafik 5.9 Grafik 5.9 Grafik 5.9 Grafik 5.9 Subsektor NTP Jatim (%) Perkembangan Subsektor NTP Jatim (yoy)

5555....3333.2. .2. .2. .2. Kesejahteraan NelayanKesejahteraan NelayanKesejahteraan NelayanKesejahteraan Nelayan

Sebagaimana yang ditunjukkan oleh indikator kesejahteraan petani (NTP),

berdasarkan hasil rilis Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim),penghitungan

Nilai Tukar Nelayan pada Desember 2013 juga mengalami perubahan tahun dasar 2012

karena dirasa tidak sesuai lagi dengan pola produksi dan konsumsi nelayan seiring

dengan perkembangan teknologi, perubahan iklim, serta pendapatan nelayan.

Indeks Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang mengindikasikan kesejahteraan nelayan di

Jawa Timur sampai akhir 2013 menunjukkan peningkatan dan berada di atas level 100

namun masih berada di bawah NTN Nasional. Tercatat Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa

Timur sebesar 101,68 sedangkan Nilai Tukar Nelayan Nasional sebesar 102,66.

Sementara itu, Nilai Tukar Nelayan Jawa Timur bulan Desember 2013 mengalami

kenaikan sebesar 0,8%, dari 101,68 pada November 2013 menjadi 102,50 pada

Desember 2013. Peningkatan ini disebabkan karena indeks harga yang diterima nelayan

lebih tinggi daripada indeks yang dibayar nelayan.

Berdasarkan komposisinya peningkatan indeks harga diterima nelayan pada

periode ini disebabkan oleh kenaikan harga beberapa jenis ikan, seperti ikan tongkol,

ikan layang, ikan cakalang dan ikan teri. Sedangkan kenaikan indeks harga yang dibayar

oleh nelayan dipicu oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga serta indeks biaya

produksi dan penambahan barang modal.

20%

20%

19%

21%

20%

Tanaman pangan

Hortikultura

Tanaman perkebunan

rakyat

Peternakan

Perikanan

104,96

103,83 103,63

106,77

105,84

106,99

104,85 102,96 103,13 102,48 108,98 105,67

98

100

102

104

106

108

110

NTP Tanaman

pangan

Hortikultura Tanaman

perkebunan

rakyat

Peternakan Perikanan

Des 2012 Des 2013

Page 130: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

105

Kajian Ekonomi RegionalProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BAB V–KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Grafik 5.1Grafik 5.1Grafik 5.1Grafik 5.10000

Perubahan NTN Jawa Timur, Indeks harga yg diterima (lt), dan Indeks harga yang dibayar (lb) 2012 - 2013

Anomali cuaca akhir-akhir ini, bersamaan hujan turun disertai angin kencang

membuat nelayan Jawa Timur menghentikan kegiatan menangkap ikan di perairan Jawa

Timur. Demi keselamatan jiwa, mereka berhenti melaut. Seperti yang terjadi di Pacitan,

Trenggalek, Tulungagung dan Malang produksi ikan tangkapan laut sepekan ini turun

drastis, pada hari normal bisa mencapai 20 ton perhari karena faktor cuaca buruk

menjadi kurang dari 10 ton perhari. Namun di sisi lain, mengimbangi Nilai Tukar Nelayan

supaya tetap terjaga atau bahkan naik, nelayan Benganwan Solo di Kabupaten

Bojonegoro mengembangkan budi daya ikan air tawar dalam keramba di lokasi

genangan air bekas sungai Bengawan Solo. Salah satu bentuk upaya Pemerintah

Kabupaten Bojonegoro untuk mendukung kesejahteraan nelayan dengan memberikan

bantuan keramba, benih serta pakan sebagai modal pertama mereka. Selain itu, di

Kabupaten Sumenep upaya pemerintah setempat mensejahterakan nelayan dengan

memberikan paket bantuan kepada 676 kelompok masyarakat nelayan berupa perahu,

jaring, lampu celup air, dan alat pengasapan ikan. Hal ini dilakukan sebagai upaya

mewujudkan kesejaheraan para nelayan. Sementara di Banyuwangi, pemda setempat

berupaya mensejahterakan para nelayan dengan menenggelamkan 340 apartemen ikan

dan 8 modul di wilayah perairan Pantai Bangsring di sekitar Selat Bali. Apartemen ikan ini

merupakan konstruksi yang tersusun dari benda padat sebagai tempat perlindungan

asuhan tempat telur serta pembesaran anak ikan dan berfungsi untuk melindungi

beberapa jenis ikan dan bayi ikan.

106,99105,67

108,75

116,35

101,64

110,11

90

95

100

105

110

115

120

NTN

Des'12

NTN

Des'13

Indeks

yg

diterima

Des'12

Indeks

yg

diterima

Des'13

Indeks

yg

dibayar

Des'12

Indeks

yg

dibayar

Des'13

(yoy)

Page 131: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

106

Kajian Ekonomi RegionalProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BAB V–KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5.4 PROFIL 5.4 PROFIL 5.4 PROFIL 5.4 PROFIL KEMISKINAN JAWA TIMURKEMISKINAN JAWA TIMURKEMISKINAN JAWA TIMURKEMISKINAN JAWA TIMUR

Secara umum beberapa tahun terakhir perkembangan perekonomian Jawa Timur

menunjukkan kinerja yang positif diiringi oleh penigkatan kesejahteraan masyarakat. Salah

satu indikator kesejahteraan lainnya tercermin dari angka kemiskinan dari tahun ke tahun

menunjukkan penurunan. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 (SUSENAS),

jumlah penduduk Jawa Timur yang berada di bawah garis kemiskinan (penduduk miskin)2

pada September 2013 turun sebesar 0,35 poin dari 13,08% pada September 2012 menjadi

12,73% atau sebesar 4.865.820 jiwa, namun selama 1 semester ini prosentase penduduk

miskin mengalami peningkatan 0,18 poin. Berbagai gagasan terus dikembangkan, baik

pemerintah pusat maupun daerah dilaksanakan dalam rangka pengentasan kemiskinan. Salah

satu contoh program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Jawa Timur terkait hal ini adalah

program pemberdayaan potensi desa/kota yang diharapkan mampu mewujudkan pengelolaan

kemiskinan secara profesional dan berkelanjutan dengan berbasis pada potensi dan modal

sosial lokal sehingga dapat mengembangkan pola-pola baru yang inovatif untuk

penganggulangan kemiskinan.Selain itu, Pemerintah Jawa Timur berkomitmen mengentaskan

kemiskinan dengann cara memberikan fasilitas dan kemudahan di usaha mikro kecil dan

menengah (UMKM), fasilitas koperasi, mendirikan pusat pelayanan perizinan terpadu (P2T)

yang bertujuan untuk menarik investor agar menanamkan modalnya di Jawa Timur.

Grafik 5.1Grafik 5.1Grafik 5.1Grafik 5.11111

Perkembangan Penduduk Miskin di Jawa Timur (%)

2Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.

0

5

10

15

20

25

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

21.09 19.9818.51

16.68

15.2613.85

13.0812.73

Page 132: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

107

Kajian Ekonomi RegionalProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BAB V–KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi

kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

Penghitungannya tidak lepas dari besaran garis kemiskinan yang telah ditetapkan. Garis

kemiskinan pada bulan September 2013 sebesar Rp 273.758,- atau meningkat sebesar 0,18

poin dari garis kemiskinan Maret 2013. Peningkatan angka garis kemiskinan tersebut salah

satunya dipengaruhi oleh laju inflasi di Jawa Timur, dampak dari kenaikan harga BBM yang

mempengaruhi daya beli penduduk miskin. Komoditas makanan yang berpengaruh besar

terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah beras, rokok filter, gula pasir, tempe dan tahu. Disisi

lain, komoditas bukan makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan

adalah bensin, listrik, pakaian jadi laki-laki dewasa dan pakaian jadi perempuan.

Tabel 5.Tabel 5.Tabel 5.Tabel 5.3333 Garis Kemiskinan, Jumlah & Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah

MakananBukan

MakananTotal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Perkotaan

Maret 2008 131.487 51.921 183.408 2.438.76 13.15

Maret 2009 145.676 56.948 202.624 2.148.51 12.17 -0.98

Maret 2010 152.965 60.418 213.383 1.873.55 10.58 10.58

Maret 2011 169.242 65.303 234.546 1.768.23 9.87 -0.71

Sept 2011 174.210 68.193 242.403 1.734.31 9.66 -0.21

Maret 2012 175.806 69.499 245.305 1.630.63 9.06 -0.81

Sept 2012 182.073 71.874 253.947 1.605.96 8.90 -0.16

Maret 2013 187.350 77.853 265.209 1.550.46 8.57 -0.33

Pedesaan

Maret 2008 118.971 36.461 155.432 4.581.19 23.64

Maret 2009 131.522 43.106 174.628 3.874.07 21.00 -2.64

Maret 2010 139.806 46.073 185.879 3.655.76 19.74 19.74

Maret 2011 155.457 50.818 206.275 3.587.98 18.19 -1.55

Sept 2011 161.141 53.025 214.166 3.493.00 17.66 -0.53

Maret 2012 167.352 54.864 222.216 3.440.34 17.35 -0.84

Sept 2012 176.674 57.882 234.556 3.354.58 16.88 -0.47

Maret 2013 189.172 61.358 250.530 3.220.80 16.15 -0.73

Kota + Desa

Maret 2008 125.091 44.020 169.112 7.019.95 18.51 -1.47

Maret 2009 138.440 49.874 188.317 6.022.59 16.68 -1.83

Maret 2010 146.240 53.087 199.327 5.529.30 15.26 -1.42

Maret 2011 162.017 57.711 219.727 5.365.21 14.23 -1.03

Sept 2011 167.360 60.243 227.603 5.227.31 13.85 -0.38

Maret 2012 171.375 61.827 233.202 5.070.98 13.40 -0.83

Sept 2012 179.244 64.540 243.783 4.960.54 13.08 -0.32

Maret 2013 188.306 69.205 257.510 4.771.26 12.55 -0.53

Sept 2013 201.683 72.075 273.758 4.865.82 12.73 0.18

Sumber : BPS Jatim

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)

Daerah/ tahunJumlah Penduduk

Miskin (Ribu)

Persentase

Penduduk Miskin

Perubahan

Persentase

Penduduk Miskin

(%)

Page 133: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

108

Kajian Ekonomi RegionalProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2013

BAB V–KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kemiskinan tidak hanya mencakup persentase penduduk miskin, tetapi juga

menyangkut seberapa besar jarak dan keragaman pengeluaran penduduk miskin terhadap

garis kemiskinan. Indikator tersebut dapat dihat dari indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Dari data kemiskinan rilis Badan Pusat Statistik Provinsi

Jawa Timur (BPS Jatim) digambarkan bahwa indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengalami

peningkatan sebesar 0.23 poin. Tercatat pada Maret 2013 sebesar 1,84 menjadi 2.07 pada

September 2013. Peningkatan Indeks Kedalaman Kemiskinan terjadi di perkotaan (0,11 poin)

dan pedesaan (0,34 poin). Sementara itu Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami kenaikan

0,07 poin atau menjadi 0,50 pada September 2013. Peningkatan keduanya mengindikasikan

rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan dan

ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin melebar.

TabelTabelTabelTabel 5.5.5.5.4444 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)di Jawa Timur

Menurut Daerah

Tahun Kota Desa Kota + Desa

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 )

Maret 2008 2.34 4.38 3.38

Maret 2009 2.18 3.54 2.88

Maret 2010 1.53 3.18 2.38

Maret 2011 1.51 2.96 2.27

September 2011 1.25 2.67 2

Maret 2012 1.25 2.32 1.81

September 2012 1.29 2.52 1.93

Maret 2013 1.31 2.32 1.84

Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 )

Maret 2008 0.61 1.23 0.93

Maret 2009 0.6 0.91 0.76

Maret 2010 0.37 0.79 0.59

Maret 2011 0.35 0.72 0.54

September 2011 0.28 0.63 0.46

Maret 2012 0.27 0.48 0.38

September 2012 0.3 0.57 0.44

Maret 2013 0.33 0.52 0.43

September 2013 0,34 0,66 0,50

Sumber : BPS Jatim

Page 134: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Bab Bab Bab Bab 6666

PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN

HARGAHARGAHARGAHARGA

Page 135: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

109

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III– Tahun 2013

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.2222 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.1111 Indeks Indeks Indeks Indeks Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi PenghasilanPenghasilanPenghasilanPenghasilan

6666 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

6.16.16.16.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR

Pada triwulan I 2014,pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan tumbuh pada rentang

pertumbuhan 6,2% s.d 6,6% (yoy). Perekonomian Jawa Timur triwulan ini diperkirakan

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan pada

level 6,2% (yoy).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur masih ditopang oleh

konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor. Hasil survei konsumen menunjukkan bahwa

ekspektasi penghasilan masyarakat di triwulan I 2014 cenderung meningkat sebagaimana

tercermin pada hasil survei konsumen (Grafik 6.2).Ekspektasi penghasilan yang tinggi akan

mendorong pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi semakin tinggi pula. Selain itu,

perbaikan perekonomian di triwulan I 2014 juga ditunjukkan dengan ekspektasi masyarakat

terhadap kondisi ekonomi dan keyakinan masyarakat yang juga meningkat di triwulan I 2014.

Pulihnya perekonomian negara maju serta mulai meredanya tekanan pada

perekonomian negara mitra dagang Jawa Timur di triwulan I 2014 diperkirakan mampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya dari ekspor luar negeri. Perkiraan

meredanya tekanan nilai tukar rupiah juga menjadi salah satu pendorong perbaikan neraca

perdagangan Jawa Timur, sehingga perekonomian wilayah Jabagtim diperkirakan mampu

tumbuh positif pada triwulan I-2014.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Indeks

80

90

100

110

120

130

140

150

160

170

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Indeks Penghasilan Saat Ini Indeks Ekspektasi Penghasilan Saat Ini

Indeks

Page 136: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

110

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III– Tahun 2013

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Sementara itu, pada triwulan I-2014, kinerja investasi diperkirakan sedikit melambat.

Hasil quick survey dan liaison menunjukkan bahwa pelaksanaan Pemilu 2014 membuat

investor melakukan wait and see dan menunda keputusan investasi 6-12 bulan ke depan.

Tekanan di sektor industri berupa kenaikan UMK dan rencana kenaikan tarif listrik industri

diperkirakan berpotensi menahan realisasi investasi. Pelemahan tersebut juga dikontribusikan

dari masih rendahnya realisasi proyek MP3EI yang salah satunya adalah proyek jalan tol Trans

Jawa dengan realisasi baru mencapai 50,4%. Sementara itu, pembangunan Terminal Multi

Purpose Teluk Lamong senilai Rp 4,1 T yang akan dioperasikan pada April 2014 juga baru

terealisasi sebesar 70% untuk tahap pemancangan, 20% pengerasan dan 58% untuk tahap

pengecoran. Realisasi proyek tersebut masih mengalami kendala teknis terkait pembebasan

lahan, sehingga turut menahan perlambatan kinerja investasi di triwulan I-2014. Selain itu,

adanya pelaksanaa Pemilu 2014 diperkirakan turut meningkatkan kinerja perekonomian Jawa

Timur, terutama dari saluran konsumsi rumah tangga dan pemerintah.

Kinerja pertanian di triwulan I-2014 diperkirakan meningkat terbatas seiring dengan

adanya pergeseran panen di beberapa daerah akibat terendamnya lahan sawah. Sementara

itu, kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran juga diperkirakan meningkat seiring

dengan kembali pulihnya konsumsi rumah tangga serta semakin majunya kota tujuan wisata

alam seperti Malang, Banyuwangi dan Jember yang menarik wisatawan domestik maupun

internasional. Pelaksanaan Pemilu 2014 serta relatif tingginya agenda bisnis di awal tahun

berpotensi meningkatkan kinerja subsektor perdagangan, hotel, dan restoran. Perbaikan sisi

penawaran tercermin dalam hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang menunjukkan

peningkatan ekspektasi realisasi usaha dan penyerapan tenaga kerja pelaku usaha (Grafik 6.3

dan 6.4).

Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.3333 Estimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha Tw IIIIII II II II 2012012012013333

Grafik 6.4Grafik 6.4Grafik 6.4Grafik 6.4 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw IIIIII II II II 2012012012013333

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

I II III IV I II III IV I II III IV I*

2011 2012 2013 2014

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

-10.00

-8.00

-6.00

-4.00

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

I II III IV I II III IV I II III IV I*

2011 2012 2013 2014

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

%, SBT

Page 137: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

111

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III– Tahun 2013

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Faktor risiko yang perlu dicermati antara lain kebijakan pemerintah, seperti kenaikan

UMK dan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang berpotensi menekan kinerja industri pengolahan.

Kondisi ini secara keseluruhan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada

2014 di kisaran 6,4% – 6,8% (yoy).

6.2 PERKIRAAN INFLASI JAWA TIMUR6.2 PERKIRAAN INFLASI JAWA TIMUR6.2 PERKIRAAN INFLASI JAWA TIMUR6.2 PERKIRAAN INFLASI JAWA TIMUR

Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking beberapa indikator harga, maka

inflasi kota Jawa Timur pada Tw I-2014 diperkirakan secara tahunan (yoy) berada di

kisaran6,71% s/d 6,90%.

Tabel 6.1 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko

Berdasarkan tabel di atas, tekanan inflasi pada Tw I-2014 dari ketiga kelompok inflasi relatif

stabil walaupun terdapat beberapa faktor risiko inflasi. Secara lebih lanjut penjelasannya yaitu :

Menurun Meningkat Stabil

Tw IV-2013 Tw I-2014 Faktor Risiko

- Dimulainya masa panen untuk beberapa komoditas pangan

seperti beras, bawang merah dan cabe

- Stok beras masih mencukupi konsumsi masyarakat s.d. 13 bulan

ke depan

- Keterbatasan stok sapi sehingga tidak memenuhi permintaan

masyarakat

- Banjir yang terjadi di awal 2014 berpotensi menunda musim

panen khususnya komoditas beras karena sekitar 5% lahan

harus ditanami kembali pasca banjir

- Adanya erupsi Gunung Kelud yang merusak lahan padi, jagung,

kedelai, cabe rawit, nanas dan tomat berpotensi meningkatkan

inflasi sub kelompok bumbu-bumbuan

- Berlanjutnya penyesuaian harga LPG khususnya LPG 12 kg

- Kembali normalnya tarif transportasi

- Masih berlanjutnya pelemahan nilai tukar Rupiah ya ng

berpotensi meningkatkan harga barang impor dan

mempengaruhi harga komoditas emas

- Harga komoditas internasional yang berfluktuatif

- Ekspektasi masyarakat akan pelaksanaan Pemilu 2014

- Dampak lanjutan kenaikan Upah Minimum Provinsi terhadap

kenaikan biaya produksi dan harga produk

Core Inflation

Tw I-2014

Volatile Food

Tw I-2014

Administered

Price

Tw I-2014

Page 138: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

112

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III– Tahun 2013

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

1. Volatile Food

Pada awal 2014 terjadi banjir di beberapa wilayah di Jawa Timur yang merusak 5,95% dari

total lahan yang telah ditanami(mayoritas adalah lahan padi). Hal ini menyebabkan petani

harus menanam ulang sawah yang terendam sehingga berpotensi pada berkurangnya

produksi beras dan pergeseran masa panen. Berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga

sampai dengan minggu ke-2 Februari 2014 tidak terdapat kenaikan harga yang signifikan

untuk sub kelompok sayur-sayuran maupun bumbu-bumbuan. Kenaikan harga terjadi

pada beras (0,92%) dan cabe rawit (3,45%).

Selain banjir, pada minggu ke-2 Februari juga terjadi erupsi Gunung Kelud yang

menyebabkan rusaknya lahan pertanian padi, cabe rawit, jagung, kedelai, nanas dan

tomat. Hal ini berpotensi meningkatkan inflasi kelompok bahan makanan pada awal 2014.

Meskipun demikian, diproyeksi tekanan inflasi tersebut berdampak pada bulan Januari dan

Februari 2014 sehingga di akhir Tw I-2014, dampak tersebut telah termoderasi oleh

dimulainya masa panen raya dan inflasi kelompok ini relatif stabil.

2. Administered Price

Sampai dengan Tw I-2014 pendorong inflasi kelompok ini adalah kenaikan harga bahan

bakar rumah tangga (LPG 12 kg) yang meningkat Rp1.000/kgdan menyumbang inflasi

bulan Januari 2014 sebesar 0,21%. Tidak terdapat rencana pemerintah untuk menaikkan

harga komoditas lain pada Tw I-2014. Kenaikan selanjutnya adalah Tarif Tenaga Listrik

(TTL) yang akan dilaksanakan pada Mei 2014, sehingga pada Tw I-2014 inflasi kelompok

ini diperkirakan stabil dan cenderung turun.

3. Core Inflation

Inflasi kelompok ini diproyeksi meningkat di akhir Tw I-2014 seiring dengan adanya Pemilu

pada April 2014 yang memicu tingginya ekspektasi masyarakat. Harga komoditas

internasional yang belum stabil serta masih lemahnya nilai tukar Rupiah juga menjadi salah

satu pemicu relatif meningkatnya inflasi kelompok ini.

6.36.36.36.3 PROSPEK PROSPEK PROSPEK PROSPEK EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 201EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 201EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 201EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2014444

Di sepanjang tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan tumbuh pada

rentang 6,4% s.d 6,8% (yoy). Perkiraan pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2013 ini lebih

tinggi dibandingkan tahun 2012 (6,2%, yoy). Pertumbuhan ini diyakini masih yang tertinggi

dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Jawa.

Page 139: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

113

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III– Tahun 2013

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Dari sisi permintaan, penopang utama pertumbuhan ekonomi masih berasal dari

konsumsi masyarakat seiring tingginya daya beli dan dominannya proporsi usia produktif di

Jawa Timur. Selain itu, konsumsi rumah tangga dan Pemerintah pada tahun 2014 didorong

oleh kenaikan permintaan akibat pelaksanaan Pemilu 2014. Sementara itu, kenaikan tarif

komponen pembentuk biaya produksi di tahun 2013 terindikasi berdampak pada kinerja sektor

riil Jawa Timur di sepanjang tahun 2014. Tekanan di dunia usaha diperkirakan memperlemah

kinerja investasi. Namun demikian, adanya realisasi beberapa proyek infrastruktur Pemerintah

seperti mulai beroperasinya Teluk Lamong, rencana pembangunan empat buah smelter serta

Tol Trans Jawa diperkirakan mampu menahan laju perlambatan investasi tersebut. Pembaikan

perekonomian global dan regional sepanjang tahun ini secara optimis mampu meningkatkan

ekspor Jawa Timur di tahun 2014.

Di sisi penawaran, hampir seluruh sektor mampu tumbuh positif dibanding tahun 2013,

kecuali sektor bangunan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Pada tahun

2014, tekanan sektor industri pengolahan mampu dikompensasi dengan tingginya permintaan

pra dan pasca Pemilu, sehingga masih tumbuh positif. Sementara itu, sektor bangunan dan

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan diperkirakan relatif melambat. Adanya

kebijakan pengetatan kepemilikan rumah berpotensi untuk menahan pertumbuhan sektor

konstruksi. Di sisi lain, kebijakan peningkatan suku bunga acuan dan pembatasan penyaluran

kredit oleh bank berpotensi memperlambat pertumbuhan sektor keuangan, terutama subsektor

bank. Secara keseluruhan faktor tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa

Timur lebih tinggi dibandingkan dengan capaian di tahun sebelumnya.

6.6.6.6.4444 PROSPEK INFLASI JAWA TIMUR TAHUN 2014PROSPEK INFLASI JAWA TIMUR TAHUN 2014PROSPEK INFLASI JAWA TIMUR TAHUN 2014PROSPEK INFLASI JAWA TIMUR TAHUN 2014

Pada akhir tahun 2014, inflasi Jawa Timur diproyeksikan berada di kisaran 4,84% -

5,34% atau kembali pada sasaran nasional yang sebesar 4,5% + 1%. Beberapa hal yang

terjadi pada tahun 2014 yang berpotensi turut mempengaruhi inflasi antara lain :

1. Volatile Foods

Tekanan berkurang seiring dengan tidak adanya kendala impor hortikultura. Meskipun

demikian, produksi lokal diproyeksikan berkurang sebagai dampak terjadinya bencana

alam di awal tahun 2014 seperti banjir di beberapa daerah di Jawa Timur serta erupsi

Gunung Kelud.

2. Administered Price

Inflasi relatif stabil karena tidak adanya rencana kenaikan harga BBM. Tekanan kenaikan

harga LPG 12 kg di awal tahun dan kenaikan BBM di Tw III-2013 diproyeksi termoderasi

Page 140: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

114

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan III– Tahun 2013

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

di Tw III-2014 melalui penyesuaian indeks base year IHK. Namun perlu diwaspadai

rencana kenaikan tarif tenaga listrik yang akan dilaksanakan pada Mei 2014 termasuk

pula dampak lanjutannya terhadap kelompok inflasi lainnya.

3. Core Inflation

Tekanan inflasi berpotensi meningkat karena ekspektasi masyarakat dengan adanya

Pemilu pada April 2014 dan penyesuaian UMP. Adanya Pemilu tahun 2014

meningkatkan ekspektasi masyarakat akan tingginya aktivitas perekonomian sehingga

dapat mendorong kenaikan harga. Selain itu, tingkat harga komoditas internasional yang

masih berfluktuatif dan adanya titik keseimbangan baru Rupiah juga berpotensi

meningkatkan biaya produksi industri yang sebagian bahan bakunya impor sehingga

menjadi salah satu sumber kenaikan harga.

Dengan mengacu pada uraian tersebut, secara ringkas hal-hal yang mendasari

proyeksi inflasi tahun 2014 yaitu :

Downward Risk

- Hilangnya dampak base year IHK untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga inflasi

kelompok transportasi, keuangan dan jasa keuangan diperkirakan akan kembali pada pola

normalnya yaitu di kisaran 2% - 4% (yoy)

- Inflasi kelompok bahan makanan juga diperkirakan relatif stabil di kisaran 7% - 8% yang

dipicu tidak adanya kendala impor sehingga masih dapat menutupi pasokan domestik

yang diperkirakan sedikit terganggu sebagai dampak pergeseran masa tanam (faktor

cuaca) dan keterbatasan sarana dan prasarana pertanian (pupuk, benih, dll)

- Ketersediaan cadangan pangan (beras) oleh Bulog

- Sentra produksi di Jawa Timur telah memiliki kualitas yang baik dan produktivitas tinggi,

namun masih memerlukan dukungan pemerintah untuk pengembangannya (intensifikasi

pertanian)

Upward Risk

- Masih berlanjutnya pelemahan nilai tukar Rupiah sehingga berpotensi mendorong

peningkatan harga emas perhiasan domestik di kisaran 3% - 4%

- Adanya potensi kenaikan inflasi kelompok administered price melalui penyesuaian kembali

TTL dan gas

- Tata niaga pasar yang belum mendukung distribusi barang secara optimal ke semua

daerah di Jawa Timur (misal : premanisme dan kartel).

Page 141: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan
Page 142: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2013

DAFTAR ISTILAH

Administered price

Harga barang yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik

APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang

dibahas dan setujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan peraturan

daerah

BI Rate

Suku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap

bulannya

BI-RTGS

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian kewajiban bayar-

membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketika untuk setiap instruksi transfer

dana

Bobot inflasi

Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komodias terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan

yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka

Ekspor dan Impor

Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar

provinsi

Faktor Fundamental

Faktor pendorong inflasi yang dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, yakni interaksi

permintaan-penawaran atau output gap, eksernal serta ekspektasi inflasi masyarakat

Fakor Non Fundamental

Faktor pendorong inflasi yang berada di luar kewenangan otoritas moneter, yakni produksi maupun

distribusi bahan pangan (volatile foods) serta harga barang/jasa yang ditentukan oleh pemerintah

(adminisered price)

Financing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam

rupiah dan valas. Terminologi FDR unuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional

Imported inflation

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari pengaruh perkembangan harga di luar

negeri (eksternal)

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap

ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang dengan skala 1 – 100

Page 143: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur

Triwulan IV – 2013

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi

ekonomi saa ini dengan skala 1 – 100

Indeks Keyakinan Konsumen

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan

ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang dengan skala 1 – 100

Inflasi IHK

Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode yang diukur dengan perubahan indeks harga

konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

masyarakat luas

Inflasi Inti

Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices

Inflow

Uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia

Investasi

Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi

Kredit

Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertenttu dengan pemberian bunga, termasuk

• Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase agreement (NPA)

• Pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang

Liaison

Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang

dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai

perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan

dalam bentuk laporan

mtm

Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya

Net Inflow

Uang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow

Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)

Rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap otal penyaluran pembiayaan atau kredit oleh bank,

baik dalam rupiah dan valas, Terminologi NPF dan pembiayaan untuk bank syariah, sedangkan NPL

dan kredit untuk bank konvensional.Kriteria NPF atau NPL adalah (1) kurang lancar, (2) diragukan

dan (3) macet

Omset

Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi

Outflow

Aliran keluar uang kartal dari Bank Indonesia

Page 144: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur

Triwulan IV – 2013

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, restribusi

daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

qtq

Quarter to quarter. Perbandingan anara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya

Sektor Ekonomi Dominan

Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan pada

pembentukan PDRB secara keseluruhan

Volatile Food

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat

bergejolak karena faktor-faktor tertentu

yoy

Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya

Page 145: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

DAFTAR SINGKATAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2013

DAFTAR SINGKATAN

APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BBM

Bahan Bakar Minyak

BOPO

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

BPS

Badan Pusat Statistik

IHK

Indeks Harga Konsumen

IKK

Indeks Keyakinan Konsumen

KPR

Kredit Pemilikan Rumah

LDR

Loan to Deposit Ratio

LTV

Loan to Value

NIM

Net Interest Margin

NPF

Non Performing Financing

NPL

Non Performing Loan

PHR

Perdagangan, Hotel dan Restoran

PLN

Perusahaan Listrik Negara

PMA

Penanaman Modal Asing

PMDN

Penanaman Modal Dalam Negeri

Page 146: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan. Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan

DAFTAR SINGKATAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2013

PMTB

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

q-t-q

Quarter to quarter

RBB

Rencana Bisnis Bank

SKDU

Survei Kegiatan Dunia Usaha

yoy

Year on year