kaidah kausalitas 12

9

Click here to load reader

Upload: ardi-muluk

Post on 04-Jul-2015

333 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kaidah kausalitas 12

(Bagian 12 / Terakhir)

1

KAIDAH KAUSALITAS DALAM PERSPEKTIF SYARIAT ISLAM

Page 2: Kaidah kausalitas 12

Melaksanakan Kaidah Kausalitas Merupakan Perintah Syara' Dalam perspektif syariat

Islam, upaya menjalani as-sababiyyah merupakan kewajibanyang telah ditetapkan oleh Allah sebagaimana kewajiban-kewajibanlain seperti shalat, jihad, zakat, danlain-lain.

Melaksanakannyaberpahala, mengabaikannya berdosa

2

Page 3: Kaidah kausalitas 12

Dalil wajibnya as sababiyah

Pertama Dalil-dalil qoth'i tentang wajib tawakal yang disertai adanya indikasi (qorinah) yang menunjukkanbahwa seruang yang dikandungnya bersifat pasti

Kedua Perbuatan Rasulullah, sebagai uswatun hasanahyang wajib ditiru dimana Rasulullah saw dalammelakukan aktivitas dan usahanya untuk mencapaitujuan dan maksud tertentu

Ketiga dilihat dari kewajiban menaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana disadari, taat kepadaAllah dan Rasul-Nya merupakan kewajiban yang harusdibuktikan dengan usaha dan kecermatan untukmewujudkan apa saja yang harus dilaksanakan

3

Page 4: Kaidah kausalitas 12

Pertama Dalil-dalil qoth'i tentang wajib tawakal yang disertai adanya indikasi (qorinah) yang menunjukkanbahwa seruang yang dikandungnya bersifat pasti Sabda Rasulullah saw, sebagaimana yang telah dikemukakan di

ats, yang artinya, “Ikatlah (untamu) dan bertawakallah kepadaAllah.”

Pengambilan dalil dari hadits tersebut didasarkan pada adanyasighat amr (bentuk perintah) pada kata i’qilhâ (ikatlahuntamu), yang mengandung tuntutan yang pasti (thalab jazm) untuk mengerjakan sesuatu.

Sebab, hukum tawakal adalah wajib berdasarkan banyakdalil, di antaranya adalah firman Allah SWT:

Indikasi tersebut berupa pujian dari Allah yang ditujukan kepadaorang-orang yang bertawakal, yaitu bahwa Allah mencintai mereka.

Berdasarkan hal ini, perintah yang ada pada kata ikatlah (i’qilhâ) adalah tuntutan yang bersifat pasti (mengandung makna wajib). Artinya, menjalani prinsip as-sababiyyah hukumnya juga wajib.

4

Page 5: Kaidah kausalitas 12

Kedua Perbuatan Rasulullah, sebagaiuswatun hasanah yang wajib ditiru

Apabila kita mengkaji secara cermat kehidupan Rasulullah saw sehari-hari, kita akan menemukan satu kesimpulan bahwa Rasulullah tidakpernah melakukan aktivitas apa pun tanpa mengaitkan sebab denganakibatnya; tanpa memperhatikan lagi apakah aktivitas tersebuttermasuk wajib, sunnah, atau mubah

Rasulullah saw tidak pernah menargetkan kemenangan di medanpeperangan tanpa adanya persiapan militer; tidak menuntut perubahanmasyarakat tanpa melakukan interaksi dengan mereka melaluipertarungan pemikiran; serta tidak membukan atau menaklukkan kotaMakkah tanpa mempersiapkan pasukan dan peperangan atau tanpaaktivitas jihad.

Begitu juga yang dilakukan oleh para shahabat, tâbi’în, tâbi’ at-tâbi’în, dan generasi setelah mereka. Mereka tidak pernah melakukansuatu aktivitas apa pun tanpa melalui tharîqah as-sababiyyah.

Syâri’ (Pembuat aturan, yakni Allah SWT)tidak pernah menjelaskanmetode yang lain untuk melakukan suatu aktivitas dalam kehidupanini, selain prinsip as-sababiyyah.

5

Page 6: Kaidah kausalitas 12

Ketiga dilihat dari kewajiban menaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana disadari, taat kepada Allah dan Rasul-Nyamerupakan kewajiban yang harus dibuktikan dengan usaha dankecermatan untuk mewujudkan apa saja yang harus dilaksanakan

Menaati Allah dan Rasul-Nya dalam mewujudkan perkarawajib, sunnah, dan mubah adalah suatu keharusan.

Allah dan Rasul-Nya, ketika menuntut pelaksanaan suatuaktivitas, hanyalah mnuntut terwujudnya aktivitas tersebut.

Oleh karena itu, tuntutan Allah dan Rasul-Nya agar kitaberusaha untuk mewujudkannya termasuk perkara yang wajib ditaati, baik dalam perkara wajib, sunnah maupunmubah

Dengan demikian, ketika Allah dan Rasul-Nya menuntutsuatu aktivitas, berarti Allah dan Rasul-Nya menuntut kitauntuk berusaha melaksanakan aktivitas itu denganmemperhatikan hal-hal yang bisa mengantarkan padaterwujudnya aktivitas tersebut

6

Page 7: Kaidah kausalitas 12

Qaidah syari'at yang harusdiperhatikan Selama suatu kewajiban tidak akan sempurna

tanpa sesuatu, maka sesuatu itu pun menjadiwajib.

Dalam kaitannya dengan qâ’idah as-sababiyyah, kita bisa mengatakan bahwawmelangsungkan berbagai aktivitas yang bersifatfisik, secara keseluruhan mampu dilaksanakanoleh manusia, dengan syarat aktivitas danusaha untuk menjalankannya harus selarasdengan hukum alam yang telah ditentukanAllah.

7

Page 8: Kaidah kausalitas 12

Selaras dengan hukum alam yang telah ditentukan Allah Apabila kita menjalankan usaha menuju suatu amal, telah sejalan dengan

hukum alam, kita pasti mampu mewujudkan amal yang sedang kitausahakan. Namun, apabila tidak sejalan dan bertentangan dengan hukumalam, kita pasti tidak akan bisa mewujudkannya.

Atas dasar ini, manusia yang memiliki ideologi dan pemikiran tidak bolehputus asa dalam mewujudkan suatu aktivitas, bagaimanapun sulitnya.

Seorang muslim tidak boleh pasrah, hanyut pada keadaan, situasi dankondisi. Sebab, putus asa dan bersikap fatalis merupakan tanda lemahnyaiman, dan buah dari ketidakmampuan dalam memahami sebab-sebab danmengkaitkannya dengan akibat secara benar.

Kegagalan seorang mukmin seharusnya menjadi pendorong untukmelanjutkan kembali usahanya, bukan melemahkannya. Karena bisa sajasetelah gagal, ia baru mengetahui sebab-sebab yang dilupakannya yang mengantarkannya pada kegagalan.

Dengan demikian ia mesti melanjutkan kembali usahanya setelahmelewati usaha yang lain, sampai memperoleh keberhasilan.

8

Page 9: Kaidah kausalitas 12

“kewajiban manusia hanyalah berusaha, tidakwajib baginya mencapai keberhasilan” adalahungkapan yang keliru. Berdasarkan penjelasan di atas, tampak keharusan adanya

kehendak dan kemauan yang kuat bagaikan baja. Yaitukemampuan seorang muslim yang tidak pernah luluh, tidakdihinggapi kebosanan dan kejenuhan selamanya, walaubagaimanapun beratnya hambatan dan kesulitan yang dihadapi.

Semua aktivitas yang bersifat fisik memungkinkan untukdilakukan, selama kita mengambil sebab-sebabnya, dansejalan dengan hukum-hukum alam yang telah ditentukanAllah SWT

Karena itu sebab kegagalan kita dalam menjalankan aktivitasapa saja, karena tidak mengetahui seluruh sebab-sebabnya, dan tidak mengkaitkan sebab tersebut denganakibatnya.

9