[kado pernikahan menjadi pasangan paling berbahagia

Upload: siti-hajar

Post on 20-Jul-2015

50 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"

Update: 17

Juli 2008

(Bagian Pertama)

Silahkan baca selanjutnya disini:

Kado_Pernikahan_Menjadi_Pasangan_Paling_Berbahagia_Lanjutanhttp://arrohwany.multiply.com/journal/item/4657/Kado_Pernikahan_Menjadi_Pasan gan_Paling_Berbahagia_Lanjutan

Perhatian (Disclaimer)Hanya teruntuk yang berhaq (suami dengan istrinya), haram hukumnya kemesraan pernikahan ini diterapkan pada selainya'Afwan jika sekiranya dinggap kurang sopan (vulgar), yang ana tulis ini adalah ilmu penting yang harus diketahui bagi seseorang yang mau menikah terutama tentang adab-adab dan cara menjalaninya dengan baik. Dan disini ana sudah mengusahakan menyusun dalam bahasa sehalus mungkin, selebihnya mohon maaf dengan sangat . Semua adalah kekurangan dan kesalahan diri ana yang lemah ini, memohon koreksi dan nasehat segera dan tak perlu sungkan-sungkan) Ana dedikasikan awalnya sebagai kado teruntuk sahabat terbaik ana Abu Abdillah, yang semoga Allah senantiasa memberi barakah kepadanya 'Afwan kadonya mendahului, biar tambah semangat Semoga berkenan dan menjadi pernikahan yang berkah Semoga terbit senyum cerah menyambut hidup baru Sekaligus sebagai bekal ilmu bagi diri ana sendiri dari ilmu yang lama ana kaji ini (dengan metode praktis yang sedikit berbeda dari biasanya) Dan semoga senantiasa diberi Allah jalan yang lebih selamat Dan semoga jua bermanfaat teruntuk saudara-saudariku sekalian Semoga bisa menjadi rizqi yang halal (nafkah batin) dalam kehidupan keluarga saudaraku Menumbuhkan dan menguatkan kembali kecintaan dan keharmonisan dalam rumah-tangga saudaraku sekalian Dan bagi yang masih bujangan semoga menjadi bekal, biar kepingin dan biar bersemangat menyegerakan pernikahan :)

Silahkan copy artikel ini, termasuk sumber asli yang ana sediakan: Attachment: [Kado Pernikahan] Menjadi Pasangan Paling Berbahagia.doc Attachment: [Kado Pernikahan] Menjadi Pasangan Paling Berbahagia.pdf Ana sediakan versi ready print (format Pdf), yang bisa di download dibagian bawah postingan ini... Mungkin bisa langsung di print, jadikan buku atau tempel di tempat yang mudah dilihat (sebagai tadzkirah), sebab manusia mudah lalai.. Namun yang terus kami update terutama adalah versi web-nya, format lain (doc,rar,pdf) mengikuti suatu saat Bagi yang ingin membukukan... Niat ikhlash karena Allah Niat untuk mudahnya mendakwahkan ilmu dan tiada menahanya Niat untuk menjaga hati dari segala yang mengotori Niat untuk memberi manfaat kepada orang banyak Niat mendapatkan rizqi dengan layak (halal) tanpa mendhalimi siapapun (dengan cara yang layak) dan menjaga tiada terbuai denganya Bagi yang membacanya... Semoga terhindar dari kemudharatanya Memohon masukan dan kritik segera Berhati-hati dengan susunan kata dan mungkin pemahaman yang melenceng (terutama jika dipengaruhi nafsu saat membacanya) Tak lupa untk membaca bismillah dan menata niat Mohon sekali lagi hati-hati, jangan sampai terbawa fitnah (ujian) tulisan dibawah ini

Pentingnya suami/istri shalehahIstri shalehah (seorang wanita yang yang bagus agama dan akhlaknya)Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, Wanita dinikahi karena 4 perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung (Bukhari dan Muslim)

Seorang wanita shalehah akan memudahkan pernikahan dan mudah taat pada sang suamiWanita yang berakhlak mulia adalah wanita yang memberikan belaian kasihnya

kepada suaminya dan menghormatinya

Berusaha tulus-ikhlas menyerahkan hidupnya untuk berbakti kepada suami mengharap pahala disisi AllahSenantiasa patuh kepada suaminya dalam segala hal (selain maksiat kepada Allah)

Hanyalah ketaatan itu dalam perkara yang maruf (HR. Al-Bukhari no. 7145 dan Muslim no. 4742) Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Taala (HR. Ahmad 1/131, dishahihkan sanadnya oleh Asy-Syaikh Ahmad Syakir rahimahullahu dalam syarah dan catatan kakinya terhadap Musnad Al-Imam Ahmad dan dishahihkan pula dalam Ash-Shahihah no. 181)

Membantu suami untuk taat kepada Allah, maka menyemangatinya Tak bosan-bosan senantiasa menasehati sang suami...

jika

suami

malas

ia

Berhati-hatilah wahai suami tercintaku dari penghasilan yang haram, karena

kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa bersabar dari api neraka

"Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah Taala memerintahkan kepada kaum mukminin seperti yang Dia perintahkan kepada para Rasul. Maka, Allah berfirman: Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih" (Al-Mukminuun: 51)

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian" (Al-Baqarah: 172) "Uang yang engkau infaqkan di jalan Allah, uang yang engkau infaqkan untuk memerdekakan seorang hamba (budak), uang yang engkau infaqkan untuk orang miskin, dan uang yang engkau infaqkan untuk keluargamu, maka yang lebih besar ganjarannya adalah uang yang engkau infaqkan kepada keluargamu (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 995), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu anhu) "Dan sesungguhnya, tidaklah engkau menafkahkan sesuatu dengan niat untuk mencari wajah Allah, melainkan engkau diberi pahala dengannya sampai apa yang engkau berikan ke mulut isterimu akan mendapat ganjaran (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 1295) dan Muslim (no. 1628), dari Saad bin Abi Waqqash radhiyallaahu

anhu) "Cukuplah seseorang dikatakan berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang wajib ia beri makan (nafkah)" (Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 1692), dari Shahabat Abdullah bin Amr radhiyallaahu anhuma. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahiih Sunan Abi Dawud (V/376, no. 1485)Mengingatkan ketika suami lupa Menolong ketika suami ingat Mengingat nasehat; Seorang wanita hanya ingin suaminya, dan setelah memilikinya ia menginginkan segalanya Tiap lelaki besar kebanyakan dibelakangnya ada wanita yang besar, demikian juga sebaliknya Mengurus dan memperhatikan ketika suami ada Menjaga kehormatannya dan harta suaminya, tatkala sang suami tiada disisinya Akan lebih siap mendidik dengan sepenuh jiwa dan keteladanan Seorang ibu shalihah yang memahami peran dan tugasnya secara amanah adalah pilar utama keberhasilan pendidikan anak Tidak keluar rumah tanpa sepengetahuan suami dan tidak mengizinkan siapapun yang tidak disukai suaminya masuk ke dalam rumahnya

Tidak boleh seorang istri mengizinkan seseorang masuk ke rumah suaminya terkecuali dengan izin suaminya (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 2367)

Menyegerakan apa yang disukai suami dan tidak menunda-nundanya Tidak berpuasa sunnah sedangkan suami sedang bersamanya, kecuali dengan izinnya Sebagaimana sabda rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

"Tidak boleh seorang istri berpuasa (sunnah) sedangkan suaminya ada bersamanya, kecuali dengan idzinnya" (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: Larangan ini menunjukkan keharaman. Demikian yang diterangkan dengan jelas oleh kalangan ulama dari madzhab kami. (AlMinhaj, 7/116) Hal ini merupakan pendapat jumhur ulama sebagaimana disebutkan dalam Fathul Bari (9/367) Adapun sebab/alasan pelarangan tersebut, wallahu alam, karena suami memiliki hak untuk istimta dengan si istri sepanjang hari. Haknya ini wajib untuk segera ditunaikan dan tidak boleh luput penunaiannya karena si istri sedang melakukan ibadah sunnah ataupun ibadah

yang wajib namun dapat ditunda. (Al-Minhaj, 7/116, Syarah Shahiih Muslim (VII/115) Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu mengatakan: Hadits ini menunjukkan lebih ditekankan kepada istri untuk memenuhi hak suami daripada mengerjakan kebajikan yang hukumnya sunnah. Karena hak suami itu wajib, sementara menunaikan kewajiban lebih didahulukan daripada menunaikan perkara yang sunnah (Fathul Bari, 9/357) Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullaah mengatakan, Dalam hadits ini terdapat petunjuk bahwa hak suami lebih utama dari amalan sunnah, karena hak suami merupakan kewajiban bagi isteri. Melaksanakan kewajiban harus didahulukan daripada melaksanakan amalan sunnah. (Fat-hul Baari (IX/296) Maka jika sang isteri berkewajiban mematuhi suami dalam urusan syahwat, maka alangkah lebih wajib lagi baginya untuk menaati suaminya dalam urusan yang lebih penting dari itu, yaitu yang berkaitan dengan pendidikan anak dan kebaikan keluarganya, serta hakhak dan kewajiban lainya

Jika suami marah ia yang membuatnya ridha Tetap taat dan memenuhi hak-hak suaminya, berbakti sebaik-baiknya meski didzalimi Berusaha selalu sabar dan tidak menyakiti hati suami apapun yang bergejolak didalam hati Mengingat bahwa dirinya sedang berhadapan dengan dengan seseorang yang Allah beri kuasa sangat besar atas dirinya "Seorang perempuan belum dianggap menunaikan hak Tuhannya sehingga ia menunaikan hak suaminya" (HR Ibnu Majah)

Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya (HR. Ahmad 4/381 dan Tirmidzi, dishahihkan Al Albany, lihat Shahihul Jami`us Shaghir no. 5294, Irwa` Al-Ghalil no. 1998 dan Ash-Shahihah no. 3366) Maksudnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengandaikan bila boleh bersujud kepada selain Allah Subhanahu wa Taala niscaya istri akan diperintah sujud kepada suaminya. Namun mendapatkan sujud dari para hamba hanyalah merupakan hak Allah Subhanahu wa Taala. Tidak ada satu pun makhluk-Nya yang berserikat dengan-Nya dalam hak ini Dan mengingat hadist ini... :

2 golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali (Riwayat Thabrani dan Hakim dalam

Mustadraknya, di-shahih-kan Al Albany hafidhahullah sebagaimana dalam Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 288) Hingga Aisyah (Ummul Mukminin) pernah memberi nasehat kepada para wanita: Wahai sekalian wanita, seandainya kalian mengetahui hak suami-suami kalian atas diri kalian niscaya akan ada seorang wanita di antara kalian yang mengusap debu dari kedua kaki suaminya dengan pipinya (kitab Al Kabair oleh Imam Dzahabi hal. 173, cetakan Darun Nadwah Al Jadidah)

Istri yang meski dalam penderitaan (semisal suami menelantarkanya) ia tetap bersabar

Berusaha mendampingi sang suami baik dalam suka maupun duka Apapun yang dialami sang suami berusaha untuk menjadi pendampingnya yang setia "Disaat suka menjadi pengingat agar suami tidak terlena, dan disaat duka menjadi pelipur lara"Menerima keadaan suami bagaimanapun adanya penuh kelapangan Mudah bersikap qanaah (merasa cukup dengan segala karunia yang Allah berikan) Merasa ridla dengan apa yang diberikan (suami) untuknya, baik itu sedikit maupun banyak Tidak menuntut diluar kesanggupan suami atau meminta sesuatu yang tidak perlu Segala derita menjadi ladang pahala baginya, amanah yang terus ditunaikan dan menguatkan keimananya Menjadi seperti khadijah, bagaimana ia mengokohkan hati Nabi shallallahu alaihi wasallam dan memberi dorongan kepada beliau. Ia menyerahkan semua yang dimilikinya dibawah pengaturan beliau demi menyampaikan agama Allah Dan saat Nabi begitu terguncang bisa menjadi tenang dan bisa begitu bahagia setelah bersedih ketika wahyu pertama turun, dengan perkataan beliau:

Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi, menanggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran (Muttafaq alaihi, diriwayatkan Bukhari dalam Kitab Badil Wahyi dan Muslim dalam Kitabul Iman) Yang ditengah malam (saat didzalimi) ia terus berdoa... Ya Allah, hamba mengaku begitu banyak dosa dan kekurangan Ilhamkan pada diri hamba cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suami tercinta Ya Allah, dengan segala kemurahan-Mu... Hamba memohon jangan murkai ia karena kelalaiannya

Maafkanlah ia Dengan sepenuh cinta hamba masih tetap menyayanginya Ya Allah, berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya Engkau maha Tahu Ya Allah... Hamba begitu mencintainya karena-Mu Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara terbaik-Mu Tegurlah ia dengan jalan terbaik menuju keridhaan-Mu

Dan berdo'a... "Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa aku beriman kepada-Mu dan Rasul-Mu, dan aku menjaga kehormatanku hanya untuk suamiku, maka lindungilah aku daripada dikuasai oleh orang-orang kafir dan dzalim" (Riwayat al-Bukhari, no 2104, 2/722)Pentingnya Suami Yang Shaleh Seseorang bertanya kepada Al-Hasan rahimahullah, "Kepada siapa selayaknya aku menikahkan putriku?" ia menjawab, "Kepada lelaki yang bertakwa kepada Allah subhanahu wata'ala. Sesungguhnya jika ia mencintai putrimu, ia tentu akan memuliakannya. Dan jika ia membencinya, niscaya ia tidak akan berbuat aniaya terhadapnya" Suami yang memiliki agama tentu tidak akan berbuat zhalim terhadap istrinya... "Tidak boleh seorang mukmin menghina seorang mukminah. Jika dia membenci satu akhlak darinya maka dia redha darinya (dari sisi) yang lain (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1469), dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu)Suami wajib membimbing dan mendidik isteri dengan sabar sehingga bisa menjadi isteri yang shalihah dan dapat melayani penuh keredhaan Maka jika sang isteri salah, keliru atau melawan, menasihati dengan cara terbaik. Tidak menjelek-jelekkanya, dan mendoakan agar Allah memperbaikinya dan menjadikannya isteri yang shalihah Akan jadi sangat sulit bagi kita (orang tua, suami dan isteri) untuk membimbing dan mendidik anak-anak agar jadi anak yang shalih apabila kita berpisah dengan isteri kita atau kita tidak akur. Sedang anak yang shalih merupakan salah satu harta begitu berharga, baik bagi kehidupan orang tua di dunia apalagi di akhirat

Saat ia marah, tiada mendiamkannya tanpa sebab Tidak bersikap buruk ketika mempergaulinya

Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut yang ma`ruf (Al-Baqarah: 228) Al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Anshari Al-Qurthubi rahimahullahu menyatakan dalam tafsir ayat diatas bahwa para istri memiliki hak terhadap suaminya sebagaimana suami memiliki hak yang harus dipenuhi oleh istrinya. (Al-Jami li Ahkamil Quran/Tafsir Al-Qurthubi, 3/82) Adh-Dhahhak rahimahullahu berkata menafsirkan ayat diatas, Apabila para istri menaati Allah Subhanahu wa Taala dan menaati suami-suami mereka, maka wajib bagi suami untuk membaguskan pergaulannya dengan istrinya, menahan dari memberikan gangguan/menyakiti istrinya, dan memberikan nafkah sesuai dengan kelapangannya (Jamiul Bayan fi Ta`wilil Qur`an/Tafsir Ath-Thabari, 2/466) Al-Allamah Abdurrahman bin Nashir As-Sadi rahimahullahu berkata dalam tafsirnya, Para istri memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh suami-suami mereka seimbang dengan kewajiban-kewajiban mereka terhadap suami-suami mereka, baik itu yang wajib maupun yang mustahab. Dan masalah pemenuhan hak suami istri ini kembalinya kepada yang maruf (yang dikenali), yaitu kebiasaan yang berlangsung di negeri masing-masing (tempat suami istri tinggal) dan sesuai dengan zaman. (Taisir Al-Karimir Rahman, hal. 102) Hakim bin Muawiyah meriwayatkan sebuah hadits dari ayahnya, Muawiyah bin Haidah radhiyallahu anhu. Ayahnya ini berkata kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:

Wahai Rasulullah, apakah hak istri salah seorang dari kami terhadap suaminya? Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab:

Engkau beri makan istrimu apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian bila engkau berpakaian. Janganlah engkau memukul wajahnya, jangan menjelekkannya, dan jangan memboikotnya (mendiamkannya) kecuali di dalam rumah (HR. Abu Dawud no. 2142 dan selainnya, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu dalam Al-Jamiush Shahih, 3/86) Maksud menjelekkanya, yaitu mengucapkan kepada istri ucapan yang buruk, mencaci makinya, atau mengatakan padanya, Semoga Allah menjelekkanmu, atau yang semisalnya. (Aunul Mabud, Kitab An-Nikah, bab Fi Haqqil Mar`ah ala Zaujiha)Ketika haji Wada, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyampaikan khutbah di hadapan manusia. Di antara isi khutbah beliau adalah:

Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan mereka pun memiliki hak terhadap kalian. Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan seseorang yang tidak kalian sukai untuk menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh mengizinkan orang yang kalian benci untuk memasuki rumah kalian. Sedangkan hak mereka terhadap kalian adalah kalian berbuat baik terhadap mereka dalam hal pakaian dan makanan mereka (HR. At-Tirmidzi no. 1163 dan Ibnu Majah no. 1851, dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)

Akan memenuhi nafkah sang istri sebaik-baiknya

Hendaklah orang yang diberi kelapangan memberikan nafkah sesuai dengan kelapangannya dan barangsiapa disempitkan rizkinya maka hendaklah ia memberi nafkah dari harta yang Allah berikan kepadanya (Ath-Thalaq: 7) Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu ketika menafsirkan ayat dalam surah Al-Baqarah diatas, menyatakan, Maksud dari ayat ini adalah wajib bagi seorang ayah untuk memberikan nafkah kepada para ibu yang melahirkan anak-anaknya serta memberi pakaian dengan maruf, yaitu sesuai dengan kebiasaan yang berlangsung dan apa yang biasa diterima/dipakai oleh para wanita semisal mereka, tanpa berlebih-lebihan dan tanpa mengurangi, sesuai dengan kemampuan suami dalam keluasan dan kesempitannya (Tafsir Ibnu Katsir, 1/371) Ada pula dalilnya dari As-Sunnah, bahkan didapatkan dalam beberapa hadits. D antaranya hadits Hakim bin Muawiyah bin Haidah yang telah kami bawakan diatas. Demikian pula hadits Aisyah radhiyallahu anha, ia mengabarkan bahwa Hindun bintu Utbah radhiyallahu anha, istri Abu Sufyan radhiyallahu anhu datang mengadu kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam: . : Wahai Rasulullah, sungguh Abu Sufyan seorang yang pelit. Ia tidak memberiku nafkah yang dapat mencukupiku dan anakku terkecuali bila aku mengambil dari hartanya tanpa sepengetahuannya. Bersabdalah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, Ambillah dari harta suamimu sekadar yang dapat mencukupimu dan mencukupi anakmu dengan cara yang maruf (HR. Al-Bukhari no. 5364 dan Muslim no. 4452) Hindun tidaklah menyatakan bahwa Abu Sufyan bersifat pelit dalam seluruh keadaannya. Dia hanya sebatas menyebutkan keadaannya bersama suaminya dimana suaminya sangat menyempitkan nafkah untuknya dan untuk anaknya. Hal ini tidaklah berarti Abu Sufyan memiliki sifat pelit secara mutlak. Karena betapa banyak diantara para tokoh/ pemuka masyarakat melakukan hal tersebut kepada istrinya/keluarganya dan lebih mendahulukan/mementingkan orang lain (bersifat dermawan kepada orang lain). (Fathul Bari, 9/630) Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata, Di dalam hadits ini ada beberapa faedah diantaranya wajibnya memberikan nafkah kepada istri (Al-Minhaj, 11/234) Dalam Nailul Authar (6/374) disebutkan bahwa salah satu kewajiban sekaligus tanggung jawab seorang suami adalah memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya sesuai

kemampuannya. Kewajiban ini selain ditunjukkan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, juga dengan ijma (kesepakatan ulama). Seberapa banyak nafkah yang harus diberikan, dikembalikan kepada kemampuan suami, sebagaimana ditunjukkan dalam ayat: Hendaklah orang yang diberi kelapangan memberikan nafkah sesuai dengan kelapangannya dan barangsiapa disempitkan rizkinya maka hendaklah ia memberi nafkah dari harta yang Allah berikan kepadanya (Ath-Thalaq: 7)

Memberi tempat untuk bernaung/tempat tinggal

Bergaullah kalian dengan para istri secara patut (An-Nisa` 19) adalah seorang suami menempatkan istrinya dalam sebuah tempat tinggal. Seorang istri memang mau tidak mau harus punya tempat tinggal hingga: Ia dapat menutup dirinya dari pandangan mata manusia yang tidak halal melihatnya Ia dapat bebas bergerak serta memungkinkan baginya dan bagi suaminya untuk bergaul sebagaimana layaknya suami dengan istrinya Tentunya tempat tinggal disiapkan sesuai kadar kemampuan suami sebagaimana pemberian nafkah. Dan karena rumah menjadi ladang utama, arena jihad seorang wanita (istri) pada hakikatnya, sehingga baktinya pada suami bisa dipersembahkan di dalam rumah mungilnya, dengan penuh kebebasan dan ketenangan. Yang tanpa rumah (tempat bernaung), sang istri akan tidak terjaga kehormatannya dan tidak bisa mengerjakan kewajiban-kewajibannyaTidak menjadi fitnah bagi istri/keluarganya dengan suatu kemungkaran, memberikan perlindungan yang memadai dengan tidak mengizinkan sesuatu yang merusak akhlak dan agama ada dirumah, tidak membuka kesempatan bagi sang istri untuk menjadi wanita fasik terhadap perintah Allah Taala dan Rasul-Nya, atau berbuat dosa sebab suami adalah penanggung-jawab istrinya dan diperintahkan menjaganya dan mengayominya, Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita (An-Nisa 34) Semisal membawa sesuatu yang melalaikan (seperti musik, tv dll) kedalam rumah

Akan tetapi ia tentu akan berbuat dan bersikap sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Orang mukmin yang paling sempurna imanya adalah orang yang paling baik akhlaknya, sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya (HR. at-Tirmidzi dari Abu Hurairah, at-Tirmidzi berkata, Hadits hasan shahih) Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau senangi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima (lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan kerusakan yang luas (H.R. AtTurmidzi) Maka sudah sepatutnya para wali (pihak perempuan) untuk selalu melihat dan mengutamakan agama dan akhlak lelaki yang akan menjadi suami bagi putrinya Karena sesungguhnya seorang perempuan akan menjadi tawanan dengan pernikahannya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda... Ingatlah, berpesan baiklah selalu kepada istri, karena sesungguhnya mereka adalah tawanan disisi kalian.... (HR. Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). Seorang wali yang menikahkan putrinya dengan lelaki fasik dan gemar berbuat maksiat/bid'ah, sungguh ia telah berbuat aniaya terhadap putrinya dan dirinya sendiri "Jangan Sampai Kita Yang Begitu Saling Mencintai Kelak Saling Bermusuhan Di Akhirat "

"Orang-orang yang akrab (saling kasih-mengasihi) pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa" (Surat Az Zuhruf ayat 67) Hikmah Amaliah yang begitu berharga... Jalan satu-satunya agar bisa terus bersama dan senantiasa dalam kebaikan adalah dengan senantiasa bertakwa sebenar-benarnya kepada Allah, bersama dalam ketaatan detik demi detik... Senantiasa mengharap ridha Allah dengan benar dan meniti jalan yang lurus Mengikuti jalan yang penuh ilmu sebagaimana yang telah rasululah terangkan dan para sahabat amalkan, jalan sebaik-baik ummat Menempatkan cinta sebenar-benarnya (haq) kepada Allah, diatas segala cinta yang lain Sebab jika tidak justru menyebabkan terjadinya perbuatan maksiat baik kecil maupun besar

Sedang dosa dan maksiat di dunia ini sengaja dibuat nampak begitu manis dan menggoda, meski adzab dibelakangnya Sedang diri kita adalah manusia yang begitu lemah Bahkan kadang tanpa terasa, karna kurang terjaga apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang kurang dalam hal ilmu dan hanyalah sebuah kesia-siaan Dan seorang laki-laki yang sangat mencintai kekasihnya (istrinya) cenderung melakukan apa saja Tak peduli pada apapun demi kekasihnya Kadang sampai tak peduli pada pertimbangan dosa dan bermaksiat kepada Allah Maka buah cinta yang seperti ini (dosa), kelak di akhirat mereka (berdua) akan saling bertengkar (bermusuhan), saling berseteru di hadapan pengadilan Allah

Mari merenungi firman Allah ini....

Katakanlah, jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga kamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu kuatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dariberjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik

(Surah At Taubah: 24)

Tetap menjaga keikhlasan hatiMeniatkanya untuk taat (bertaqwa), beribadah dan bertaqarrub kepada Allah o Bahwa semuanya adalah tuntunan Allah dan rasulnya Mengikuti sunnah rasulullah dengan menikah dan membuat sang istri bahagia, menjadikan amal shadaqah, mengharap balasan yang lebih baik disisi Allah

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteriisteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya

pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS. Ar Ruum : 21) o Tuntunan untuk sebaik-baiknya bergaul dengan istri Agama telah mewajibkan para suami agar memperlakukan istri sebaik-baiknya,

Dan bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikannya kebaikan yang banyak (An-Nisa: 19) Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menafsirkan: Yakni perindahlah ucapan kalian terhadap mereka (para istri) serta perbaguslah perilaku dan penampilan kalian sesuai kemampuan. Sebagaimana engkau menyukai bila ia (istri) berbuat demikian, maka engkau (semestinya) juga berbuat yang sama" Nabi telah mewasiatkan kepada para sahabat agar mereka saling memberi nasihat berbuat baik kepada para wanita, beliau mengatakan bahwa sebaik-baik laki-laki adalah laki-laki yang terbaik bagi istrinya

Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya, sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya (HR. at-Tirmidzi dari Abu Hurairah, at-Tirmidzi berkata, Hadits hasan shahih) "Rasulullah tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau berselera, beliau memakannya, dan jika beliau tidak senang, beliau meninggalkannya" (HR Muslim) Sebagai perantara (jalan) menuntun sang istri kejalan yang lebih baik dengan cara yang disukainya (kelembutan)

Dan perintahlah keluargamu mendirikan solat dan bersabarlah kamu mengerjakannya... (Surah Thaha, ayat 132) Mari kita merenungi hadits nabi yang indah ini... Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasihsayang) dan isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih-sayang), maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih-sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari isterinya (dengan kasih-sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya (HR. Abu Said) Nabi berabda,

Hendaknya kalian saling berwasiat berbuat baik kepada para wanita, seorang wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas, jika kamu meluruskannya maka kamu mematahkannya, jika kamu membiarkannya maka ia senantiasa bengkok, maka hendaknya kalian saling berwasiat berbuat baik kepada para wanita (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh alBukhari (no. 5185-5186) dan Muslim (no. 1468 (62)), dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu) Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik wanita adalah yang bisa membuatmu senang saat engkau pandang, menaatimu saat engkau perintahkan, dan menjaga dirinya dan hartamu saat engkau tinggal" [HR. Thabrani] Maka perlunya menjaga senantiasa berlemah-lembut kepadanya dan coba menyimak ungkapan-ungkapan umum ini... Wanita adalah piala kaca, yang mudah tergetar dan pecah Menghadapi istri seperti menggenggam bara o Berusaha menjadikan istri kita, istri yang shalehah dan paling menyenangkan dimata kita

Wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri bila suami tidak ada, sebagaimana Allah telah memelihara (mereka) (QS. An Nisa:34) Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita shalihah (HR. Muslim)

Yang menyenangkan suami ketika dipandang, taat kepada suami jika diperintah dan ia tidak menyalahi pada dirinya dan hartanya dengan yang tidak disukai suaminya (Isnadnya hasan) Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong oleh-Nya separuh agamanya. Oleh karena itu, hendaknya ia bertaqwa kepada Allah separuh yang lain" (HR. Baihaqi) Berusaha menjadi contoh yang baik dan memulai nasehat dengan keteladanan kita

Berilah peringatan kepada karib kerabatmu yang terdekat" (Asy-Syu`ara: 214)

Perintahkanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat dan bersabarlah dalam menegakkannya..." (Thaha: 132) Saling bersaing dalam kebaikan denganya (fastabikhul khairat dengan cara yang menyenangkan)

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (Al Imran: 133) Saling membantu dalam ketaatan kepada Allah o Jadikan sang istri menjadi seorang kuat dan mandiri (tidak sedikit-sedikit membantunya) menghadapi segala masalahnya

Ungkapkan alasan kita dan terus tunjukkan sifat memahami kita Ucapkan padanya; "siapa tahu sang suami lebih dulu dipanggil Allah dan anakanak masih butuh bimbingan"

Bila sang istri butuh dukungan kita dengan bertanya mengenai suatu hal; katakan "ya atau tidak" Tidak membuatnya merasa bersalah karna bertanyao Anjuran untuk membelanjakan uang di jalan yang Allah ridhai o Bawa ia serta ketika mengerjakan haji dan umrah (kalau kita mampu) o Menjaga silaturrahim dengan keluarganya, kerabatnya, teman-temannya, para tetangga dan persaudaraan sesama muslim: Ajak ia sering-seiring mengunjungi keluarga dan kerabatnya (terutama orang tuanya), usahakan selalu datang bersama-bersama Buat kesan yang baik ke orang tua (kita kepada orang tua sang istri dan sang istri kepada orang tua kita sendiri) Menjaga hubungan baik dengan saudara-saudara dan sahabat-sahabatnya Dan terus memperhatikan siapa sahabat dan teman dekatnya

Seseorang itu menurut agama temannya (Riwayat Ahmad dan Tirmidzi,ia berkata: Hadits hasan gharib. Berkata Al Albany: Hadits ini sebagaimana

dikatakan oleh Tirmidzi. Lihat takhrij Misykatul Masabih no. 5019)

Undang mereka untuk mengunjungi istri kita, sambut dan hidangkan jamuan terbaik Beri mereka hadiah di waktu khusus seperti hari raya dll Ulurkan tangan ketika mereka butuh bantuan Menarik hati orang-tuanya: Pilih saat-saat tepat untuk memberi hadiah Biarkan anak-anak kita sering bermain di tempat kakek-neneknya Sering-sering beri makanan kesukaanya Saling mendorong untuk bisa sering-sering berkunjung dan berbakti pada orang tua Saat-saat tertentu, kita bawakan makanan untuk disantap bersama-sama dirumah orang-tua Istri tercinta adalah titipan yang kelak akan diminta Allah kembali juga akan diminta pertanggung-jawabanya Tidaklah aku meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya terhadap kaum lelaki dari fitnah (godaan) wanita (Muttafaqun alaih, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu anhuma)

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi dan Maha Besar (QS. An Nisa:34) Keterangan: Nusyuz ini bisa berupa ucapan atau perbuatan, ataupun kedua-duanya. Ibnu Taimiyyah rahimahullahu mengatakan: Nusyuz istri adalah ia tidak menaati suaminya apabila suaminya mengajaknya ke tempat tidur, atau keluar rumah tanpa minta izin kepada suami, dan perkara semisalnya yang seharusnya ia tunaikan sebagai wujud ketaatan kepada suaminya (Majmu Fatawa, 32/277) Termasuk nusyuz istri adalah enggan berhias sementara suaminya menginginkannya. Juga meninggalkan kewajiban-kewajiban agama seperti meninggalkan shalat, puasa, haji, dan

sebagainya. (An-Nusyuz, Asy-Syaikh Shalih bin Ghanim As-Sadlan)

Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung-jawab atas orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (Raja) adalah pemimpin, laki-laki pun pemimpin atas keluarganya, dan perempuan juga pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya, ingatlah bahwa kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dari shabat Ibnu Umar) Jadi mengingat, bahwa Allah melebihkan kedudukan kita (sebagai suami) diatas perjanjian agar menjalankan amanah, bertanggung-jawab, menjaga keselamatan, memberi nafkah dan membimbing ke jalan agama yang lurus Menyadari, ini adalah sebuah amanah dan tanggung-jawab yang sungguh berat, kita akan dimintai pertanggungan jawabanya kelak dihadapan Allah Sampai-sampai ikatan ini (mitsaqan ghalidha) ditetapkan sebanding dengan separuh agama

"Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat (QS. An Nisaa:21) Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi (HR.Ath Thabrani, Syaikh Albani menghasankannya) Mengingat pula... "Kadang sang istri dan anak-anak menjadi nikmat, dalam saat yang bersamaan ia menjadi ujian dan fitnah Demikian juga kita, bagi sang istri dan anak-anak kita jua menjadi nikmat, dan dalam saat yang bersamaan kita adalah ujian dan fitnah baginya"

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) (QS. Al Imran: 14)

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang

kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan (Al Kahfi: 46)

Saling mendukung visi dan misi bersama o Saling mengingatkan bahwa; "Cinta dijalan Allah dengan teguh bersama mengamalkan agama-Nya adalah sebenar-benar cinta" o Berusaha senantiasa lapang bersamanya

Apabila seorang wanita mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, menjaga kehormatannya dan dia taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk surga dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki (HR. Ibnu Hibban, dari sahabat Abu Hurairah. Hadits ini hasan shahih)Tambahan: Riwayat Ibnu Nuaim dalam Al Hilyah. Berkata Syaikh Al Albany: Hadits ini memiliki penguat yang menaikkannya ke derajat hasan atau shahih Lihat Misykatul Mashabih no. 3254

Maka kita hadiahkan setiap saat keridhaan untuk sang istri, sebab itu adalah jalan syurganya.. : . : : . :

Apakah engkau sudah bersuami? Bibi Al-Hushain menjawab: Sudah" Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu? tanya Rasulullah lagi. Ia menjawab: Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu Rasulullah bersabda: Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (VI/233, no. 17293), an-Nasa-i dalam Isyratin Nisaa' (no. 77-83), Ahmad (IV/341), al-Hakim (II/189), al-Baihaqi (VII/291), dari bibinya Husain bin Mihshan radhiyallaahu anhuma. Al-Hakim berkata, Sanadnya shahih. Dan disepakati oleh adz-Dzahabi, dishahihkan sanadnya oleh AsySyaikh Al-Albani rahimahullah dalam Adabuz Zifaf, hal. 179, juga lihat lihat AshShahihah no. 2612) Hadits diatas menggambarkan perintah Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam untuk memperhatikan hak suami yang harus dipenuhi isterinya karena suami adalah Surga dan Neraka bagi isteri. Apabila isteri taat kepada suami, maka ia akan masuk Surga, tetapi jika ia mengabaikan hak suami, tidak taat kepada suami, maka dapat menyebabkan isteri terjatuh ke dalam jurang Neraka. Nasalullaahas salaamah wal

aafiyah Dan bagi sang istri memperbanyak mencari keridhan suami dengan mentaatinya; "Sejauh mana ketaatan kepada sang suami sejauh itu pulalah ia merasakan cinta dan keridhaanya" o Bersama-sama dukung-mendukung mewujudkan cita-cita bersama Mengalah (berkorban) demi kepentingan bersama o Menyadari kelebihan dan kekurangan masing-masing Saling menjaga rahasia (serta aib) dan kehormatan masing-masing

Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari isteri-isterinya suatu peristiwa. Maka tatkala si istri menceritakan peristiwa itu (kepada yang lain), dan Allah memberitahukan hal itu kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepada beliau) dan menyembunyikan sebagian yang lain (At Tahriim: 3) Suatu ketika Nabi Ibrahim Alaihis Salam mengunjungi putranya Ismail, namun beliau tidak mejumpainya. Maka beliau tanyakan kepada istri putranya, wanita itu menjawab: Dia keluar mencari nafkah untuk kami. Kemudian Ibrahim bertanya lagi tentang kehidupan dan keadaan mereka. Wanita itu menjawab dengan mengeluh kepada Ibrahim: Kami adalah manusia, kami dalam kesempitan dan kesulitan. Ibrahim Alaihis Salam berkata: Jika datang suamimu, sampaikanlah salamku padanya dan katakanlah kepadanya agar ia mengganti ambang pintunya. Maka ketika Ismail datang, istrinya menceritakan apa yang terjadi. Mendengar hal itu, Ismail berkata: Itu ayahku, dan ia memerintahkan aku untuk menceraikanmu. Kembalilah kepada keluargamu. Maka Ismail menceraikan istrinya. (Riwayat Bukhari) Nabi Ibrahim Alaihis Salam memandang bahwa wanita yang membuka rahasia suaminya dan mengeluhkan suaminya dengan kesialan, tidak pantas untuk menjadi istri Nabi maka beliau memerintahkan putranya untuk menceraikan istrinya Maka tetap simpan rahasia-rahasia sang suami, tutup aibnya dan jangan sampai ditampakkan kecuali karena ada maslahat syari (seperti mengadukan perbuatan dhalim kepada Hakim atau Mufti-ahli fatwa, atau orang yang istri harapkan nasehatnya) Sebagimana yang dilakukan Hindun radliallahu anha disisi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Hindun berkata: Abu Sufyan adalah pria yang

kikir, ia tidak memberiku apa yang mencukupiku dan anak-anakku. Apakah boleh aku mengambil dari hartanya tanpa izinnya?! Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Ambillah yang mencukupimu dan anakmu dengan cara yang ma`ruf

Sebab suami dan istri adalah tempat rahasia masing-masing dan orang yang terdekat denganya dalam rahasia, serta paling tahu kekhususan masing-masing (hal paling pribadi) Beri dan tumbuhkan kepercayaan penuh padanya Jaga kepercayaan sang istri pada diri kita tanpa mencederainya (maka kita akan menguasai hati dan hidupnya) o Saling mengisi kekurangan masing-masing o Padukan menuju kekuatan bersama... o Bersyukur atas segala kebaikan yang dimiliki istri kita Tuliskan kelebihan-kelebihannya Sehingga kita bisa melihat hal-hal yang baik dalam dirinya dapat menutupi kelemahankelemahannya Tak perlu mencari keluar apa-apa yang tiada kita dapatkan dari istri kita Tak perlu membanding-bandingkan Tak perlu keseringan mengeluhkan kebiasaan buruk (hal-hal kecil) yang tidak kita sukai Terima dulu ia apa adanya Menerima kehadiran dirinya secara menyeluruh

Percayai ia meski pernah melakukan kesalahan Mempercayainya lebih daripada siapapun. Menjadikan rumah-tangga kita majlis ilmu dan ladang amal;

"Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu).Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui" (QS. Al-Ahzab:34)o Berusaha saling memperbaiki diri dan nasehat-menasehati dimanapun ada kesempatan (dengan cara yang ia sukai)

Berusaha saling meningkatkan ketaatan dan kebaikan bersama Mengingat; "Dari rumah inilah negara lahir, generasi dididik, dan syariat ditegakkan" Tidak terbuai untuk mencukupi kebutuhan materi sehingga tenggelam dalam perlombaan mengejar dunia Menjaga anak dan istri dari terbuai dengan dunia apalagi jika terbawa dalam kemudharatannya Perhatikan kebutuhan ketaatan kita kepada Allah setiap saat Memupuk kasih-sayang dan ridha Allah Kebutuhan memuliakan ilmu dan berusaha senantiasa mulia denganya o Mengajari apa yang kita ketahui dari ilmu agama, nasehat, fiqh nisa', kewajiban seorang istri, tuntunan berhijab sempurna saat keluar rumah dll

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (At-Tahrim: 6) Menjaga keluarga yang dimaksud dalam ayat yang mulia ini adalah dengan cara mendidik, mengajari, memerintahkan mereka, dan membantu mereka untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, serta melarang mereka dari bermaksiat kepada-Nya. Seorang suami wajib mengajari keluarganya tentang perkara yang di-fardhu-kan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bila ia mendapati mereka berbuat maksiat, segera dinasihati dan diperingatkan. (Tafsir Ath-Thabari, 12/156, 157 dan Ruhul Maani, 138/780,781) Menjaga keluarga daripada api neraka juga mengandung maksud menasihati mereka agar taat, bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla dan mentauhidkan- Nya serta menjauhkan diri daripada syirik, mengajarkan kepada mereka tentang syariat Islam, dan tentang adab-adabnya. Para Shahabat dan mufassirin menjelaskan tentang tafsir ayat tersebut sebagai berikut: 1. Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu anhu berkata, Ajarkanlah agama kepada keluarga kalian, dan ajarkan pula adab-adab Islam 2. Qatadah rahimahullaah berkata, Suruhlah keluarga kalian untuk taat kepada Allah! Cegah mereka daripada berbuat maksiat! Hendaklah mereka melaksanakan perintah Allah dan bantulah mereka! Apabila kalian melihat mereka berbuat maksiaat, maka cegah dan laranglah mereka! 3. Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullaah berkata: Ajarkan keluarga kalian untuk taat kepada Allah Azza wa Jalla yang (hal itu) dapat menyelamatkan diri mereka daripada api Neraka 4. Imam asy-Syaukani mengutip perkataan Ibnu Jarir: Wajib atas kita untuk mengajarkan anak-anak kita Dienul Islam (agama Islam), serta mengajarkan kebaikan dan adab-

adab Islam Kerana itu wajib bagi suami membekali diri dengan thalabul ilmi (menuntut ilmu syari) dengan menghadiri majlis-majlis ilmu yang mengajarkan Al-Quran dan As-Sunnah sesuai dengan kefahaman Salafush Shalih -generasi yang terbaik, yang mendapat jaminan dari Allah-, sehingga dengan bekalan tersebut mampu mengajarkanya pada isteri dan keluarganya Jika ia tak sanggup mengajarkannya, hendaknya suami mengajak isteri dan anaknya bersama-sama hadir di majlis ilmu yang mengajarkan Islam berdasarkan Al-Quran dan AsSunnah menurut kefahaman Salafush Shalih, mendengarkan apa yang disampaikan, memahami dan mengamalkanya dalam hidup sehari-hari. Dengan hadirnya suami dan isteri di dalam majlis ilmu, maka akan menjadikan kita sekeluarga akan memahami Islam dengan benar, beribadah dengan ikhlas mengharap wajah Allah Azza wa Jalla semata serta sentiasa meneladani Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam Hal ini akan memberi manfaat dan berkah begitu besar karna suami maupun istri saling memahami hak dan kewajibannya sebagai hamba Allah Dalam hidup serba materialistik sat ini, banyak suami melalaikan diri dan keluarganya. Berdalih mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, seraya ia mengabaikan kewajiban lainnya. Seolah-olah ia merasakan bahwa kewajibannya cukup hanya dengan memberi nafkah berupa harta, lalu nafkah batinya, sedang pendidikan agama yang merupakan hal paling pokok tidak pernah dipedulikan Serta seringkali sang suami juga jarang berkumpul dengan keluarganya untuk menunaikan ibadah bersama-sama. Sang suami pergi ke tempat kerja pagi-pagi sekali dan baru pulang ke rumah larut malam Pola hidup yang jauh dari kebaikan, tak pernah atau jarang sekali ia membaca Al-Quran, kurang sekali memperhatikan istri dan anaknya shalat, tidak memperhatikan pendidikan agama mereka sehari-hari. Bahkan pendidikan anaknya ia letakkan kepercayaan sepenuhnya kepada pendidikan di sekolah yang banyak rusak (malahl lagi), dan justru malah berbangga denganya karna alasan harga diri. Seakan-akan ia merasa tugasnya sebagai orang tua telah ia tunaikan seluruhnya. Lalu bagaimana kita bisa mewujudkan anak yang shalih sedangkan kita tahu bahwa salah satu kewajiban yang mulia seorang kepala rumah tangga adalah mendidik keluarganya. Sedang saat ini pengaruh buruk lingkungan saat ini yang sangat kuat berupa media cetak dan elektronik seperti majalah, tabloid, tv, radio, VCD, serta peralatan hiburan lainya begitu merusak dan mudah mencemari fikiran dan perilaku anak dan istri kita. Bahkan media ini mampu menjadi orang tua ketiga, maka kita harus

mewaspadai media-media yang ada dan alat-alat permainan yang sangat berpengaruh buruk pada perilaku anak-anak kita Maka wajib sang suami memperhatikan pendidikan isteri dan anaknya, baik Tauhid, shalat, bacaan Al-Qurannya, pakaianya, pergaulanya, serta bentuk-bentuk ibadah dan akhlak yang lain. Islam telah mengajarkan semua sisi kehidupan, kewajiban kita untuk mempelajari dan mengamalkan sesuai Sunnah Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam Begitu juga wajib seorang isteri membantu suaminya mendidik anak-anak di rumah dengan baik. Tetap tinggal di rumah mengurus rumah dan anak-anak serta menjauhkan diri dan keluarga dari hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam Hadits Malik ibnul Huwairits radhiyallahu anhu juga menjadi dalil pengajaran terhadap istri. Malik berkata, Kami mendatangi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan ketika itu kami adalah anak-anak muda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau di kota Madinah selama 10 malam. Kami mendapati beliau Shallallahu alaihi wa sallam adalah seorang yang penyayang lagi lembut. Saat 10 malam hampir berlalu, beliau menduga kami telah merindukan keluarga kami karena sekian lama berpisah dengan mereka. Beliau pun bertanya tentang keluarga kami, maka cerita tentang mereka pun meluncur dari lisan kami. Setelahnya beliau bersabda:

Kembalilah kalian kepada keluarga kalian, tinggallah di tengah mereka dan ajari mereka, serta perintahkanlah mereka (HR. Al-Bukhari no. 630 dan Muslim no. 1533) Seorang suami harus menegakkan peraturan kepada istrinya agar si istri berpegang dengan adab-adab yang diajarkan dalam Islam. Si istri dilarang bertabarruj, ikhtilath, dan keluar rumah dengan memakai wangi-wangian, karena semua itu akan menjatuhkanya kedalam fitnah

Jadi, kebutuhan untuk memperbaiki kualitas agama, dan menyucikan jiwanya itu tidak lebih sedikit dan kebutuhan terhadap makanan, dan minuman yang wajib diberikan kepadanya Membiasakan hidup terdidik dan ilmiah serta penuh nasehat (agama adalah nasehat) yang terus melekat Bekal mempersiapkan (mendidik) anak-anak masa depan Mengingat; Ilmu adalah satu-satunya jalan menuju kesuksesan dunia dan akhirat o Mencarikan pengajar agama yang baik untuk anak istri jika kita tidak mampu Mungkin karna kesibukan kita atau keterbatasan ilmu kita

Termasuk pembiayaanya o Mengajak dan mengantarkanya untuk menghadiri majlis talim o Memberi fasilitas yang dibutuhkan dalam mendapatkan ilmu Memberi istri buku dan kitab yang dibutuhkan Terutama buku tentang kewanitaan (fiqh nisa') yang sangat berpengaruh dalam ibadah Membahas bersama hal-hal yang kita pelajari, dan sekiranya ada hal yang kurang/belum kita ketahui (pahami) bisa kita tanyakan pada ustadz dan lain kali dibahas kembali Mencukupi fasilitas yang dibutuhkan Buku-buku agama dan umum (yang dibutuhkan) yang baikKitab-kitab yang shahih Majalah dan bulletin Islam yang shahih Kaset/CD murattal Kaset/CD kajian/ta'lim Terus lengkapi perpustakaan di rumah dengan kitab, referensi dan segala fasilitas yang dibutuhkan

o Pentingnya saling menasehati dan memberi semangat bila mulai kendor belajar agama o Batasi pergaulan dari bercampur-baur dengan laki-laki yang bukan mahram Bepergian sendiri ke luar rumah untuk keperluan yang kurang penting tanpa mahram Termasuk keluar menuju pasar tanpa kepentingan mendesak (tanpa didampingi mahram)

Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya (RiwayatMuslim dalam Al-Masajid: (bab Fadlul Julus fil Mushallahu badash Shubhi wa Fadlul Masajid)

Tumbuhkan selalu perasaan dalam diri kita bahwa sang isteri adalah amanah yang akan dimintai pertanggung-jawaban di akherat kelak o Mengajari berdzikir Cara mengingat Allah yang dicontohkan rasulullah di waktu pagi dan petang, do'a sehari-hari dll

Adab di malam zafaf Ucapan do'a teruntuk mempelai berduaBarakallahu lakumaa wabaroka alaika wa baina kuma fii khair Semoga Allah memberkahimu dan memberkahi atasmu serta mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan (HR. Ashabus Sunan kecuali An Nasai dan lihat Shahih Tirmidzi 1/317)

Adab Malam zafafo Segera dibacakan do'a barakah (doa sang suami kepada Istri yang baru dinikahi) kepadanya saat pertama kali masuk kamar (menemui isteri pertama kali setelah aqad nikah) Duduk berdua ditepi ranjang, lalu bacakan basmalah Memegang ubun-ubun istri seraya mendo'akan baginya sebagaimana yang diajarkan rasulullah...

"Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang melekat pada dirinnya dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang melekat pada dirinnya... (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2160), Ibnu Majah (no. 1918), al-Hakim (II/185) dan ia menshahihkannya, juga al-Baihaqi (VII/148), dari Abdullah bin Amr radhiyallaahu anhuma. Lihat Adabuz Zifaf (hal. 92-93) dan juga disahihkan syekh Albani

Dan sang istri terus mengamini. Lalu kecup ubun-ubun istri, rasakan keharuan. Biarkan diri kita menangis dan terus mengulang doa berkali-kali, sang istri terus mengamini.. Rasakan dan resapi maknanya, dan rasakan betapa bahagia membuncah Biarkan diri kita berdua menangis, betapa bahagia Biarkan air mata meleleh Lalu wudhu dan shalat sunnah 2 rakaat bersama istri Syaikh al-Albani rahimahullaah berkata: Hal itu telah ada sandarannya dari ulama Salaf (Shahabat dan Tabiin) Hadits dari Abu Said maula (budak yang telah dimerdekakan) Abu Usaid. Ia berkata: Aku menikah ketika aku masih seorang budak. Ketika itu aku mengundang beberapa orang Shahabat Nabi, di antaranya Abdullah bin Masud, Abu Dzarr dan Hudzaifah radhiyallaahu anhum. Lalu tibalah waktu

shalat, Abu Dzarr bergegas untuk mengimami shalat. Tetapi mereka berkata: Kamulah (Abu Said) yang berhak! Ia (Abu Dzarr) berkata: Apakah benar demikian? Benar! jawab mereka. Aku pun maju mengimami mereka shalat. Ketika itu aku masih seorang budak. Selanjutnya mereka mengajariku, Jika isterimu nanti datang menemuimu, hendaklah kalian berdua shalat dua rakaat. Lalu mintalah kepada Allah kebaikan isterimu itu dan mintalah perlindungan kepada-Nya dari keburukannya. Selanjutnya terserah kamu berdua...! (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (X/159, no. 30230 dan Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (VI/191-192). Lihat Adabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah (hal. 94-97), cet. Darus Salam, th. 1423 H) Hadits dari Abu Waail. Ia berkata, Seseorang datang kepada Abdullah bin Masud radhiyallaahu anhu, lalu ia berkata, Aku menikah dengan seorang gadis, aku khawatir dia membenciku. Abdullah bin Masud berkata, Sesungguhnya cinta berasal dari Allah, sedangkan kebencian berasal dari syaitan, untuk membenci apa-apa yang dihalalkan Allah. Jika isterimu datang kepadamu, maka perintahkanlah untuk melaksanakan shalat dua rakaat di belakangmu. Lalu ucapkanlah (berdoalah): Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadaku dan isteriku, serta berkahilah mereka dengan sebab aku. Ya Allah, berikanlah rizki kepadaku lantaran mereka, dan berikanlah rizki kepada mereka lantaran aku. Ya Allah, satukanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan dan pisahkanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan (Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (VI/191, no. 10460, 10461) Berdoa sebagaimana yang diriwayatkan Abdullah bin mas'ud Allahumma ini baarik li fi ahli, wa baarik lahum fiyya. Allahumma ijma maa jamata bikhair, wa faririq bainana idza farriqta ila khair... "Yaa Allah, barakahilah bagiku dalam keluargaku, dan berilah barakah mereka kepadaku. Yaa Allah, kumpulkan antara kami apa yang engkau kumpulkan dengan kebaikan, dan pisahkan antara kami jika engkau memisahkan menuju kebaikan. Aamiin Dan sang istri terus mengamini Bada shalat berbalik menghadap sang istri, elus pipinya angkat dagunya, tatap matanya dalam-dalam Katakan padanya "betapa kita menyayanginya" Kemudian cium lembut keningnya kemudian pipi dan bibirnya...(sampaikan sepenuh hati dan perasaan sayang kita) Dan baik pula sang istri mendahului ketawadhuan dengan mendahului mencium

tangan sang suami Dan biarkan air mata kita meleleh sembab, terisak karna bahagia Sembari tatap lekat-lekat wajah, seka air mata yang meleleh dipipinya... Aku mencintaimu, katakan itu penuh kesungguhan sembari mengecup keningnya Dan sang istri membalasnya Katakan (ungkap) betapa kita bahagia saat itu, demikian juga sang istri Berikrar untuk tidak melupakan kebahagiaan saat-saat itu Kecupan dan ciuman pertama kalinya Rasakan kita sebagai orang yang beruntung menyuntingnya Dan sang istri merasa beruntung memliki suami seperti kita o Mencairkan suasana yang canggung Hadits dari Asma binti Yazid binti as-Sakan radhiyallaahu anha, ia berkata: Saya merias Aisyah untuk Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam. Setelah itu saya datangi dan saya panggil beliau supaya menghadiahkan sesuatu kepada Aisyah. Beliau pun datang lalu duduk di samping Aisyah. Ketika itu Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam disodori segelas susu. Setelah beliau minum, gelas itu beliau sodorkan kepada Aisyah. Tetapi Aisyah menundukkan kepalanya dan malu-malu. Asma binti Yazid berkata: Aku menegur Aisyah dan berkata kepadanya, Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam! Akhirnya Aisyah pun meraih gelas itu dan meminum isinya sedikit (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (VI/438, 452, 453, 458). Lihat Adabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah (hal. 91-92), cet. Darus Salam, th. 1423 H) Awali dengan mengucapkan sesuatu yang ringan-ringan dulu Hilangkan kegelisahan dan kecanggungan dengan mengambil air minum dan meneguknya sedikit sembari mencandainya, seperti Betapa manis meminum saat menatap bidadarai disampingnya (sambil melirik manja ungkapkan alangkah bahagianya kita saat itu) Memuji dan merayunya, hingga suasana benar-benar cair Sandarkan kepalanya ke dada kita, rebahan sembari membelai-belai rambutnya dan memeluknya Mulai bercengkrama Coba saling menceritakan tentang masa lalu masing-masing Latar belakang masing-masing Harapan-harapan masing-masing Cita-cita masing-masing Kesukaan dan ketidak sukaan masing-masing

Serta dialog tentang rencana-rencana setelah menikah denganya Saling memberi pendapat untuk memadukan bersama Membahas kehidupan mendatang bersamanya Memberi nasehat dan pengakuan teruntuk sang istri... Wahai dinda Kanda dan dinda telah dipertemukan karna taqdir-Nya Bersama anugerah-Nya Detik-detik perjumpaan kita Semoga senantiasa ada cinta Cinta yang hadir karena-Nya Semoga dicukupkan dengan kemuliaan disisi-Nya Berharap segala yang bermula dari-Nya Dinda tercinta Kita tlah berikrar atas nama-Nya Disaksikan orang-orang tercinta, orang-orang tertua Kanda dan dinda akan mengarungi bahtera penuh cinta Berlabuh rindu memendam percaya Dinda sayang Diri kanda banyak bertabur luka, mudah terjerumus dosa Kesalahan dan kekurangan tempatnya Ingatkanlah kala kanda alpa

Dinda Kanda merasa hanya kekurangan pada diri kanda Apalagi jika dibandingkan adinda, namun kemuliaan Allah-lah derajad yang nyata

Dinda Kekurangan manusia demikianlah adanya Jika engkau ridha Mari kita pikul bersama Kita tutup kekurangan yang ada Kita tabur keikhlasan padanya

Dinda

Dengan berkah sebuah pertemuan Mari berdoa Semoga sebuah persatuan kebaikan Semoga Allah menjadikan ujian ini keteguhan Senantiasa berlimpah kebahagiaan Saling berwasiat dalam kesabaran dan keteguhan iman

Dinda, mari kita berdoa Semoga tiap amalan menjadi rahmat Tiap kekurangan tiada mengundang petaka Kita tegakkan kemuliaan islam mulai dari diri kita Berlimpah taufiq dan rahmat atas berkumpulnya dua jiwa Melimpah atas segala yang kita cinta Sebagaimana diriku berdoa

Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang melekat pada dirinya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukanya dan keburukan yang melekat pada dirinya Alhamdulillah Yaa Allah Semoga diriku dapat membahagiakanya Menjadi perantara kebaikanya Menjadi jalan syurganya Mengantarkan pada keridhaan-Mu Setelah sekiranya cukup saling memuaskan percakapan, tanyakan lembut padanya ingin malam itu atau menunda hingga malam berikutnya Sekiranya hendak mencampuri sang isteri, sebelumnya membaca doa ini...

"...Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah syaitan dari kami dan jauhkanlah syaitan dari apa (anak) yang akan Engkau karuniakan kepada kami Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda: Maka, apabila Allah menetapkan lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak akan membahayakannya selama-lamanya" (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 141, 3271, 3283, 5165), Muslim (no. 1434), Abu Dawud (no. 2161), at-Tirmidzi (no. 1092), ad-Darimi (II/145), Ibnu Majah (no. 1919), an-Nasa-i dalam Isyratun Nisaa' (no. 144, 145), Ahmad (I/216, 217, 220,

243, 283, 286) dan lainnya, dari Abdullah bin Abbas radhiyallaahu anhuma) Raih tanganya, tatap lembut matanya, menyimak keelokan wajahnya Mengingat hadist ini Yaitu wanita yang menyenangkan suami jika dipandang dan mentaati suami jika diperintah dan tidak mengkhianati suami pada dirinya sendiri dan tidak mengkhianati hartanya dengan sesuatu yang ia benci" (HR. Ahmad dan Nasaai) Berpandangan saling menyelami Ungkapkan kecantikanya, memujinya... Istriku, engkau begitu manis (anggun), tak puas-puas kuingin terus menatap wajahmu Menatap wajah sang istri yag nampak ranum dan segar, menikmati senyum yang mengembang Lalu biarkan sang istri melingkarkan dua tangan keleher suami, balas demikian juga Suamiku, engkau pria terbaik yang pernah kutemui. Betapa aku mencintaimu tak ingin berpisah darimu Ucapkan kata-kata mesra dan percakapan terindah untuknya (terutama) dengan bahasa puisi. Awali dengan bismillah, menyebut keagungan Allah

Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya (QS. Al Waqiah: 3537) Kesiapanya adalah saat segala rayuan dibalas dengan senyumnya termanis penuh makna... Saling bercanda, senantiasa mengiringi senyum dan tawa Beri jatah kemesraan yang lama dan memuaskanya Penuhi harapanya, penuhi permintaanya, jaga perasaanya Buat variasi-variasi yang menyenangkan baginya; Dilakukan dengan senang hati penuh kerelaan, tanpa beban Berusaha saling menyenangkan kedua belah pihak Firman Allah... "Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu, maka datangi-lah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertaqwalah kepada Allah dan

ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman [Al-Baqarah : 223] Juga berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam: "Silahkan menggaulinya dari arah depan atau dari belakang asalkan pada kemaluannya" [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh ath-Thahawi dalam Syarah Maanil Aatsaar (III/41) dan alBaihaqi (VII/195). Asalnya hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari (no. 4528), Muslim (no. 1435) dan lainnya, dari Jabir bin Abdillah radhiyallaahu anhuma. Lihat al-Insyirah fii Adabin Nikah (hal. 48) oleh Abu Ishaq al-Huwaini] Haram bagi suami menyetubuhi istrinya disaat ia sedang haid atau menyetubuhi duburnya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang melakukan persetubuhan terhadap wanita haid atau wanita pada duburnya, atau datang kepada dukun (tukang sihir) lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad (HR. Al-Arba`ah dan dishahihkan oleh Al-Albani Buat ia tak perlu merasa segan untuk mengungkapkan segala keinginan dan apa yang merasa paling nyaman baginya, tanyakan keinginanya Apa yang ia cari, biarkan ia bebas. dengan segala ekspresi dan apa yang ingin dilakukanya Kuasai kepekaan titik lemahnya, sentuh penuh kelembutan Apa yang paling berkesan, menyenangkan dan membuatnya melayang... Pentingkan keterlibatanya, biar ia cari kesenanganya sendiri bahagiakan ia Jika lahir-batinya telah tumpah, awali dengan mengecup keningnya menumpahkan segenap perasaan, merebahkan hatinya "Buat ia terus melayang-layang tiada sadar, terbuai keindahan Bersemayam ditaman penuh bunga" Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka" (Q.s. Al" Baqarah 187)

Jangan lupa tasbih dan takbir mengiringi tiap desah dan tarikan nafas Bertasbih menyempurnakan ibadah sebagai ummat yang mengikuti sunnah, menjadi manusia paling bersejarah dan takkan terlupakan Mengharap pahala jihad fisabilillah Mengharap akan kebahagiaan sang istri dan hari-hari terindah untuknya Mengharap lahirnya generasi terbaik yang bertasmih, menegakkan kalimah Allah

"Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (57) Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan (58) Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (59) Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) (60)" (Surat arrahman 57-60)Bila sang suami telah melepas hajatnya, tunggu sang isteri hingga mendapatkan hal yang sama Bila hendak mengulang, rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda... "Jika seseorang diantara kalian menggauli isterinya kemudian ingin mengulanginya lagi, maka hendaklah ia berwudhu terlebih dahulu [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (308 (27)) dan Ahmad (III/28), dari Shahabat Abu Said al-Khudri radhiyallaahu anhu] Yang lebih afdhal adalah mandi terlebih dahulu. hadits dari Abu Rafi' radhiyallaahu anhu bahwasanya Nabi shallallaahu alaihi wa sallam pernah menggilir isteri-isterinya dalam satu malam. Beliau mandi di rumah fulanah dan rumah fulanah. Abu Rafi' berkata, Wahai Rasulullah, mengapa tidak dengan sekali mandi saja? Beliau menjawab."Ini lebih bersih, lebih baik dan lebih suci [Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 219), an-Nasa-i dalam Isyratun Nisaa' (no. 149), dan yang lainnya. Lihat Shahih Sunan Abi Dawud (no. 216) dan Adabuz Zifaf (hal. 107-108)] Apabila sang suami atau isteri ingin makan atau tidur setelahnya, hadits dari Aisyah radhiyallaahu anha bahwasanya Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, Apabila beliau hendak tidur dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu' seperti wudhu' untuk shalat. Dan apabila beliau hendak makan atau minum dalam keadaan junub, maka beliau mencuci kedua tangannya kemudian beliau makan dan minum [Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 222, 223), an-Nasai (I/139), Ibnu Majah (no. 584, 593) dan Ahmad (VI/102-103, dari Aisyah radhiyallaahu anha. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (no. 390) dan Shahiihul Jaami (no. 4659)] Dari Aisyah radhiyallaahu anha, ia berkata, "Apabila Nabi shallallaahu alaihi wa sallam hendak tidur dalam keadaan junub, beliau mencuci kemaluannya dan berwudhu (seperti wudhu') untuk shalat [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 288), Muslim (no. 306 (25)), Abu Dawud (no. 221), an-Nasa-i (I/140). Lihat Shahiihul Jaami (no. 4660)] Adab untuk segera menemui sang istri jika tergoda oleh pesona seorang wanita (lain) Dari Jabir, Sesungguhnya Nabi pernah melihat wanita, lalu beliau masuk ke tempat Zainab, lalu beliau tumpahkan keinginan beliau kepadanya, lalu keluar dan

bersabda, Wanita, kalau menghadap, ia menghadap dalam rupa setan. Bila seseorang di antara kamu melihat seorang wanita yang menarik, hendaklah ia datangi istrinya, karena pada diri istrinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1403), at-Tirmidzi (no. 1158), Adu Dawud (no. 2151), al-Baihaqi (VII/90), Ahmad (III/330, 341, 348, 395) dan lafazh ini miliknya, dari Shahabat Jabir bin Abdillah radhiyallaahu anhuma. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (I/470-471)] Menghadap dalam rupa syaitan maksudnya isyarat mengajak kepada hawa nafsu Mengingat bahwa menahan pandangan itu wajib hukumnya, karenahadits tersebut berkenaan dan berlaku untuk pandangan secara tiba-tiba. Allah Taala berfirman:

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat [An-Nuur: 30] Dari Abu Buraidah, dari ayahnya radhiyallaahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam ber-sabda kepada Ali. "Wahai Ali, janganlah engkau mengikuti satu pandangan pandangan lainnya karena yang pertama untukmu dan yang kedua bukan untukmu [Hadits hasan: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 2777) dan Abu Dawud (no. 2149)]

"Menjadi pasangan paling mesra, romantis dan berbahagia" Buat ia terus menangis bahagia "Buat ia merasa orang paling berbahagia didunia bersama kita" Biarkan ia terus terbang tinggi melayang-layang, takkan sempat lagi bisa menginjak bumi" "Buat ia terus merasa menjadi permaisuri atau bidadari tanpa pernah bisa turun tahta" o Biarkan ia terus merasa kehangatan cinta kita begitu melimpah menghangatkanya. Terus mengalir menemani tiap langkah hidupnya Selalu mencumbunya (sikap yang selalu mesra) dengan ucapan dan gerakan kita, dimanapun ada kesempatan Berikan selalu letupan-letupan kemesraan yang mengejutkan dan membahagiakanya, buat ia selalu terharu bahagia...

o Tunjukkan betapa besar kasih sayang kita, sepenuh hati padanya di manapun kita bersamanya Tunjukkan bahwa kita akan terus mencintai dan membahagiakanya dalam kondisi apapun sampai kapanpunBetapa bahagia bila iapun bahagia Biarkan ia tahu, betapa berartinya ia bagi diri kita

Beri perhatian lebih padanya daripada orang lain Jangan biarkan keindahan jauh (diluar diri kita) Biarlah puisi, syair, novel dan roman adalah diri kita sendiri saat-saat bersamanya Tiap detik adalah keindahan yang terus kita tata bersamanya Memulai kebaikan dan kebahagian dari diri kita Untuk kita bagi keindahan kepada orang-orang disekitar kita Selalu menjalin kemesraan Ibadah (menghadap Allah) bersamanya o Menyediakan waktu (jadwal) muthalaah (belajar mengkaji) bersamanya, misalnya tiap habis shalat maghrib, 'isya' dan shubuh untuk Fi dhilalalil quran; Menyimak bacaan al quran, memuliakan, mengkaji, menghafal dan berusaha mengamalkan alquran Dari Mutharrif yakni bin Abdillah bin Asy-Syikhkhir- dari bapaknya yakni Abdullah bin Asy-Syikhkhir Radhiallaahu anhu - ia berkata: "Aku datang menemui Rasulullah ketika beliau sedang shalat. Dari rongga dada beliau keluar suara seperti bunyi air yang tengah mendidih di dalam kuali, disebabkan tangis beliau" (HR. Abu Daud) Abdullah bin Mas'ud Radhiallaahu anhu menuturkan: "Rasulullah pernah berkata kepadaku: "Bacalah Al-Qur'an untukku" aku berkata: "Wahai Rasulullah, apakah aku yang harus membacanya, sedangkan Al-Qur'an itu diturunkan kepadamu?" beliau menimpali: "Aku lebih suka mendengarkannya dari orang lain" Akupun membacakan surat An-Nisaa' untuk beliau. Hingga telah sampai pada ayat: "Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)" (QS. An-Nisa: 41) Aku lihat air mata beliau menetes" (HR. Al-Bukhari) Kajian tauhid dan ilmu Kajian fiqh (terutama fiqh nisa') dan amaliah Tugas dan kewajibannya sebagai seorang Istri Membaca dan menulis bahasa Arab

Kajian hadist dan perbaikan ilmu agama Ajari ia dzikr (cara untuk mengingat Allah dengan mencontoh Rasulullah) di pagi dan petang Mengkaji kisah dan motivasi, meneladani generasi salafus shaleh dan juga menyimak keteladanan (hikmah) dari orang-orang yang ada disekitar kita Kajian dalam bisnis dan strategy yang akan kita lakukan Dan kajian bebas untuk saat-saat tertentu Kondisional, terutama bahasan yang sedang butuh solusi saat itu (lebih diutamakan) o Mengusahakan selalu shalat berjamaah Disaat dharurat sang suami tidak ke masjid Disaat sang suami mengerjakan shalat sunnah Berusaha membiasakan shalat sunnah kita kerjakan di rumah bersama sang istri "Lakukanlah beberapa shalat-shalat sunnah di rumahmu. Jangan jadikan rumahmu bagaikan kuburan" (HR. Al-Bukhari) Dan terutama saat shalat malam (saling membangunkan) o Berusaha adu cepat untuk bangun shalat malam Membiasakan saling membangunkan di 1/3 akhir malam untuk menegakkan shalat qiyamullail (tahajjud)

"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan" (Al-Muzzammil: 1-4) Abu Hurairah Radhiallaahu anhu meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah bahwa beliau bersabda' "Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati seorang suami yang bangun pada malam hari untuk mengerjakan shalat malam lalu membangunkan istrinya untuk shalat bersama. Bila si istri enggan, ia memercikkan air ke wajah istrinya (supaya bangun). "Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati seorang istri yang bangun pada malam hari untuk mengerjakan shalat malam lalu membangunkan suaminya untuk

shalat bersama. Bila si suami enggan, ia memercikkan air ke wajah suaminya (supaya bangun)" (HR. Ahmad) Aisyah Radhiallaahu anha menceritakan: "Rasulullah biasa mengerjakan shalat malam sementara aku tidur melintang di hadapan beliau. Beliau akan membangunkanku bila hendak mengerjakan shalat witir" (Muttafaq 'alaih) Bangunkan ia sembari mengecup keningnya Berdo'a bersama dimalam-malam istijabah untuk kebaikan bersama

Dan orang-orang yang berdoa: "Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami, keturunan-keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Al Furqan:74) Sebut khusus namanya dalam do'a kita dan biarkan ia mendengarnya, misalnya... Ya Allah! baguskanlah isteri tercinta saya .... (namanya), curahkan keberkahan padanya Awali tidur dengan bercengkrama Usahakan anak-anak cepat tidur

Cium kening anak sebelum tidur dan do'akan ia Berusaha masuk tidur bersama dan masuk kekamar seiring denganyaPakai gaun tidur terindah Belikan ia gaun tidur terindah yang disukainya Taruh kepalanya didada kita, elus-elus rambutnya Bicarakan keseharian kita beserta evaluasinya... Bercengkrama, bercanda dan curhat tentang keseharian Evaluasi aktivitas kita seharian beserta rencana-rencana besoknya Tanyakan kesalahan dan kekurangan diri masing-masing seharian ini... Lalu saling meminta nasehat dan masukan Meng-evaluasi kemesraan setiap harinya, mencegah hubungan yang mulai dingin (mencari solusi bersama) Curhat tentang perasaan dan kebutuhan batinya saat ini Ngobrol tentang mimpi, harapan dan keinginan masing-masing Bangun impian-impian bersamanya, misalanya bicarakan rencana dan tujuan kita menabung untuk membeli rumah, membuka bisnis dll. (membuat rencana dan satukan mimpi bersama) Akhiri dengan segala hal yang berbau perasaan dan yang membahagiakanya

Ungkapkan segenap rasa sayang kita, kecup keningnya sebelum ia tidur dan do'akan ia (dengan menyebut jelas namanya, biarkan ia mendengarnya) Memegang tangan istri, taruh di pipi kita hingga terlelap bersama Membiarkan ia tertidur ditangan kita meski nantinya tangan kita agak pegal-pegal kesemutan Mari kita simak baik-baik wajah istri saat ia tidur, tampak begitu polos tanpa dosa

Tidur dalam satu selimut bersama istri Dari Atha bin Yasar' Sesungguhnya Rasulullah dan Aisyah biasa mandi bersama dalam satu bejana. Ketika beliau sedang berada dalam satu selimut dengan Aisyah, tiba-tiba Aisyah bangkit. Beliau kemudian bertanya, Mengapa engkau bangkit? Jawabnya, Karena saya haidh, wahai Rasulullah. Sabdanya, Kalau begitu, pergilah, lalu berkainlah dan dekatlah kembali kepadaku. Aku pun masuk, lalu berselimut bersama beliau (HR Said bin Manshur) Suami isteri boleh saling melihat aurat masing-masing. Adapun riwayat dari Aisyah yang mengatakan bahwa Aisyah tidak pernah melihat aurat Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam adalah riwayat yang bathil, karena didalam sanadnya ada seorang pendusta. [Lihat Adabuz Zifaf hal. 109] Mengingatkan sebelum tidur membaca muawwidhatain dan ayat kursy Diriwayatkan dari 'Aisyah Radhiallaahu anha ia berkata: "Setiap kali Rasulullah hendak tidur di pembaring-annya pada tiap malam, beliau merapatkan kedua telapak tangannya. Lalu meniupnya dan membaca surat AlIkhlas (Qul Huwallaahu Ahad), surat Al-Falaq (Qul A'uudzu birabbil Falaq) dan surat An-Naas (Qul A'uudzu birabbin Naas). Kemudian beliau mengusap tubuh yang dapat dijangkau dengan kedua telapak tangannya itu. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali" (HR. Bukhari)

Dan berharap semoga Allah memberikan anugerah yang baik dalam tidur sang istri (bisikkan pula padanya)...Awali tiap masuk rumah (atau habis bangun tidur) dengan wajah berseri-seri senyum mesra menatapnya (setelah membaca doa bangun tidur)

"Segala Puji bagi Allah yang menghidupkan kami sesudah mati/tidur kami, dan kepadaNya kami kembali" (HR. Al-Bukhari) Bangunkan ia sembari mengecup keningnya lembut

Tiap saat bersamanya, berikan senyuman termanis kita Saat itu tatap matanya dalam-dalam "Tatap matanya, eluslah hatinya..." Hargai keberadannya, rasakan aroma tubuhnya, betapa hangat nafasnya. Dan jika kita ingin menciumnya, cium ia hangat... Luangkan waktu untuk sekedar saling melihat kedalam mata masingmasing.dalam-dalam Setiap kita menemuinya selalu berikan senyuman termanis kita Membuat hari-hari yang semakin mendebarkan, romantis dan penuh cinta Kerjakan sesuatu yang nampaknya sepele namun sebagai kejutan indah baginya Sering-sering buat kejutan setiap saat Sekali-kali gantian buatkan minuman untuk sang isteri dll "Mengunjungi tempat nostalgia (kenangan-kenangan) mesra saat bersamanya" o Kenang kembali masa-masa awal perkenalan denganya, awal jatuh hati padanya (saat khitbah atau setelahnya atau mungkin saat nikah) dan bulan-bulan awal pernikahan kita Saling menceritakan pengalaman-pengalaman saat itu yang kita rasakan padanya dan nikmati keasyikanya... Cerita tentang kenangan, nostalgia, kelucuan dan kesukaanya Juga mengingat pula malam-malam pengantin kita; Seperti harumnya ruangan , harumnya parfum istri kita, penataan ruangan dll Bangkitkan kembali mimpi itu dengan cara memakai parfum yang sama, penataan kamar yang sama dll

o Utarakan kelebihanya... Bawa ia pada nuansa saat-saat kenangan tersebut o Mengingat-ingat kembali, mengapa kita dulu jatuh hati dan memilihnya... Saat berpisah denganya (sementara) Coba menyadari betapa penting keberadaanya Rasakan betapa indah merindukan kehadiranya Berusaha menciptakan rindu senantiasa o Tanyakan pula pada sang istri, apa yang dulu membuatnya tertarik (suka) pada diri kita Hal yang akan menggugah ingatan dan menggetarkan hati kita

Tanyakan apa yang diinginkanya saat itu dan saat ini... Apa yang diharapkanya untuk bisa kembali pada ingatan tersebut Buat surprice (kejutan dadakan) untuknya, cari tempat yang paling disukainya Ajak ia ke tempat-tempat yang paling disukainya (namun tempat yang mendidik) dan tempat-tempat khusus baginya Pastikan ia berpuas-puas denganya Luangkan waktu tiap bulan untuk liburan bersama (dengan anak juga) Mengunjungi tempat-tempat yang menyenangkan (khusus) baginya Terutama ditempat-tempat penuh ilmu dan agama, seperti.. Silaturrahim ke para ulama dan asatidz Ke pesantren dan tempat ta'lim lain Tempat kajian yang baru (luar kota) Juga silaturrahim ke tempat amal sosial lainya Menyantuni fakir-miskin Anak yatim-piatu Jompo Anak jalanan o Sekali-kali tamasya (rihlah) berdua Jalan-jalan berdua Anak-anak diajak serta Luangkan waktu, lupakan sejenak permasalahan (beban) rumah tangga Ide juga: ke rumah orang tua dan membantu kesawah atau ladang, menikmati kemesraan disana

o Cari (pilih) hiburan yang halal dan buang jauh-jauh yang haram o Ajak ia ke tempat mertua dan kerabat yang disukainya berdua Puji ia dihadapan keluarga kita dan keluarganya Sambil pura-pura tidak tahu kalau sang istri ada di dekat kita Biarkan ia mendengar dan hatinya berbunga-bunga Cerita kelebihan putrinya (istri kita) dihadapan orang tuanya Tentramkan ia saat dimarahi keluarganya atau orang lain, belai ia lembut dan rengkuh kedada kita o Naik ke tingkat atas rumah, duduk berdua menatap bintang-bintang dilangit dan

memandang matahari sore terbenam o Selalu meluangkan waktu khusus bersamanya Hadirkan kebersamaan, kehangatan dan kemesraan bersamanya Mencari saat-saat yang paling pribadi antara kita dan istri kita o Buat buku kenangan beserta rak koleksinya Tulis dan kumpulkan segala yang menjadi kehidupan bersama Seperti rencana-rencana bersama, album kenangan, kesepakatan bersama, jadwal bersama serta lembar evaluasi Kumpulkan hadiah-hadiah dan ingatan saat bersamanya Sekali waktu lihat-lihat kembali album dan kenang-kenangan tersebut yang telah kita kumpulkan dan bahas bersama, kembali menikmati keindahan saat-saat bersamanya

Abaikan seluruh dunia daripada mengabaikanya Rasakan ia adalah bagian terdalam dari diri kita sendiri Begitu berharganya ia (penting) seperti nyawa kita sendiri Kehormatanya adalah kehormatan diri kita Betapa kita butuh akan dirinya Ungkapkan rasa cinta kita, ucapkan: "ia satu-satunya orang yang paling kita inginkan saat ini" Perlakukan (layani) ia sebagaimana kita melayaninya waktu awal-awal menikah dulu

o Selalu layani ia dengan sikap yang teristimewa, yaitu teruntuk sang istri tercinta wanita yang paling istimewa dalam hidup kita

Perlakukan ia bak puteri raja; Bukakan pintu untuknya Bawakan barang bawaanya Buat ia merasa selalu nyaman dimanja bersama kita Memahami; seorang isteri sangatlah berhak mendapatkan semua perlakuan

dan pergaulan yang istimewa Ialah yang selalu melayani kita, memasakkan kita, membersihkan dan mencuci pakaian kita, menyambut kepulangan kita, memelihara dan mendidik anakanak kita dan semuanya ialah yang mengurus rumah tangga kita Mengingat; salah satu kesalahan terbesar kita biasanya adalah merasa terlalu "nyaman" sehingga tak lagi berlaku romantis, seperti: Tak lagi memperhatikan penampilan kita saat berada dihadapannya Berhenti bersikap penuh perhatian Sering mengabaikan hal-hal kecil tentang dirinya Melewatkan moment-moment penting istri dan hal-hal penting yang istri sampaikan Jika seorang perempuan yang kita pilih memang punya arti istimewa bagi diri kita maka tunjukkan betapa berarti ia bagi diri kita Perlakukan sang istri seperti waktu kita masih pengantin baru o Jadikan sang istri lebih kita pentingkan daripada anak-anak kita Biarkan anak-anak menyaksikan bahwa sang isteri mendapat perhatian kita yang lebih utama dan lebih dulu sebagai contoh teruntuk mereka Agar anak-anak juga lebih mengutamakan ummi-nya dari pada abinya termasuk dalam pembicaraan keseharian dan kehidupanya Memahami, ia lebih bahagia dan butuh diri kita bersama-samanya melakukan hal-hal kecil dalam keseharianya (daripada melakukan hal-hal besar saja) Terus-menerus dan berkesinambungan apalagi menyangkut perasaan cinta Hal-hal kecil setiap saat inilah yang akan menjadi bukti kepedulian (perhatian) kita padanya Ini adalah cara agar ia merasa sungguh selalu dicintai Rasakan betapa kita bahagia saat ia bahagia Terus penuhi keranjang hatinya dengan hadiah-hadiah perhatian kecil kita setiap saatnya Perhatian-perhatian kecil itu akan sangat berarti dan manjur untuk mengendalikan bebanya sehari-hari. Berikan selalu kedamaian untuknya... Jadikan suasana rumah kita syurga baginya (baiti jannati) Terasa sebagai tempat paling menyenangkan, mendamaikan dan dirindukan olehnya dan oleh anak-anak kita Perlakukan istri kita bak ratu dalam rumah tangga kita

Biasakan memujinya tulus ikhlas penuh kecintaan sekecil apapun itu Puji kecantikan/ketampanannya, kerapiannya dan segala kebaikanya o Biarkan ia tahu bahwa bagi kita ia adalah wanita tercantik sedunia o Menyempatkan diri dimana saja dan kapan saja memujinya; "ungkap kekaguman (pujian) dan penghargaan kita" Pada penampilanya, aroma tubuhnya, keindahan rambutnya, keelokan wajahnya, keindahan pakaianya, lembut sapu-tanganya, kepintaranya menata ruang, kerapian menata tempat tidur, dan segala kebaikan dari dirinya dll Memujinya setingi langit saat ia dandan Kemudian dalamnya (kebaikan budinya); halus tutur bahasanya, kesopananya, kelembutanya dll Biarkan ia tahu betapa kita menghargainya, sekecil apapun itu dari fisiknya dan juga dalamnya Sering-sering beri penghargaan, baik berupa pujian, biarkan ia merasa anggun dan cantik (biarkan Ia tahu itu), dorong prestasinya, rayakan keberhasilannya, hargai dirinya dengan seutuhnya Daripada mengatakan "kamu cantik" mungkin sang istri kurang percaya,maka tunjukkan sesuatu yang istimewa tentang penampilanya saat ini seperti... "Dengan baju itu kamu jadi semakin cantik dan kelihatan indah" "Sayang, rambutmu terlihat begitu menggoda sehabis mandi" o Untuk sang istri raih pahala disisi Allah, Allah itu indah dan menyukai keindahan Berhias sebaik-baiknya untuk sang suami, puas-puaskan untuk sang suami satu-satunya orang yang berhaq dan halal (bukan untuk keluar rumah) Berdandan selalu untuk pasangan kita (bukan untuk orang lain) Tidak ada yang berhak mendapatkan keistimewaan (istri atau suami) selain pasangan kita Gunakan wewangian, bercelak, berpakaian dengan busana terindah tiap suami akan melihatnya Buat sang suami hanya melihat dari keindahan ke keindahan berikutnya Berusaha selalu merawat tubuh dan menjaga penampilan dihadapan suami Mengubah penampilan, variasi pemakaian, cara berhias dll dan minta pendapat suami, apa yang paling suami sukai Ubah-ubah dan tata ruang dari waktu ke waktu

Biasakan selalu memperhatikan senyumnya, keceriaanya, rasa senangnya dan wangi tubuhnya Buktikan (nampakkan) cinta-kasih kita Penuhi keinginanya dengan cara yang ia suka Bila ia memasak, puji masakannya Puji suguhanya (wah sepertinya enak sekali), tampakkan betapa tak sabar ingin segera menikmatinya Berusaha mengutarakan segala kebaikanya dan perbesar harapannya Sehingga ia merasa diperhatikan, dihargai dan dimanja Tidak lupa beserta tabayyun akan bahayanya dan mengingatkan pula menyebut kelemahanya Tidak berkata terlalu keras atau kurang patut (namun tetap tegas) Berikan nuansa yang senantiasa segar dan menyenangkan baginya

Tak perlu banyak bicara, "Buktikan besarnya kasih sayang kita begitu meluap melingkupinya setiap saat"Mengingat contoh rasulullah... "Adalah akhlak Rasulullah, indah bergaulnya, selalu menyentuh kulit (meraba), mencumbu rayu istrinya, memberikan kebutuhan istrinya, lemah lembut kepada istrinya, memberikan kebutuhan istrinya, dan bergurau dengan istrinya" (HR Ahmad) Tulus memberikan sesuatu o Coba beri hadiah (surprise) untuknya Berusaha fokus pada kebutuhan istri dan bukan sekedar diri kita sendiri Munculkan dorongan mendalam dari dalam diri kita untuk senantiasa memberi tanpa perlu berharap (dari sisi manusia, terrmasuk dari istri) Apa saja keinginanya tapi kita pernah menolaknya Hadiah / kado yang berbeda dari biasanya (bentuk, kemasan, cara penyampaian dll) Sering-sering belikan ia hadiah-hadiah kecil tanda perhatian dan kasih-sayang kita

Beri penyerta hadiah berupa tulisan kita (terutama berupa puisi);

"tunjukkan betapa kita ingin kita selalu memberi yang terbaik (terindah) untuknya"Beri hadiah yang sering disukai wanita, yaitu perhiasan, cincin, tas, parfum, dan terutama hadiahkan selalu perhatian dan kasih-sayang kita Tidak melewatkan waktu untuk memberikan perhatian pada hal-hal kecil setiap saatnya seperti: Menanyakan sudah makan/belum?, mengingatkan berdo'a dan bertawakkal, mengingatkan minum obat dan vitamin.dll Belikan ia pakaian, pastikan kita tahu ukuran tubuhnya serta warna, mode dan corak yang lebih disukainya Bisa juga membelikan bahan (kain) untuk dijahit kemudian o Mencoba menanyakan dan memahami keinginan-keinginanya akhir-akhir ini o Beli/buatkan makanan yang disukainya untuk kita berdua Membiasakan minum bergantian di tempat bibir gelas yang sama Dari Aisyah, dia berkata, Saya biasa minum dari muk (gelas) yang sama ketika haidh, lalu Nabi mengambil muk tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau minum, kemudian saya mengambil muk, lalu saya menghirup isinya, kemudian beliau mengambilnya dari saya, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau pun menghirupnya (HR Abdurrazaq dan Said bin Manshur) Membiasakan makan di tempat potongan (pengambilan) yang sama Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan: "Suatu ketika aku minum, dan aku sedang haidh, lantas aku memberikan gelasku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau meminumnya dari mulut gelas tempat aku minum. Dalam kesempatan lain aku memakan sepotong daging, lantas beliau mengambil potongan daging itu dan memakannya tepat di tempat aku memakannya" (HR. Muslim) Membiasakan makan saling menyuapi dan satu piring bersama Sekali-kali saling menyuapi dari mulut ke mulut Makan berdua di tempat yang disukainya (tempat yang terjaga) Tanyakan ingin dibelikan makanan apa tiap saat kita bepergian Buat suasana yang seromantis mungkin dimatanya Coba buatkan (memasak) makanan favoritnya, biarkan ia tahu pengorbanan kita

Belikan makanan yang disukainya tiap kita pergi Pastikan hanya kita berdua tanpa pengganggu apapun termasuk bunyi HP dll Kreatif: Kirim undangan (ajakan) makan tersebut lewat surat pos, meninggalkan dibantalnya, atau kirim bersama puisi kita untuknya Utamakan ia Ajarkan pula pada anak-anak untuk tidak mendahului ibunya ketika mengambil makanan Untuk sang istri juga diusahakan untuk menikmati asyiknya menanti Menunggu sang suami pulang Melihat dan menyambut kedatanganya Menanti untuk bisa makan berdua (walau sudah agak lapar, bisa makan cemilan dulu) oBawakan oleh-oleh sekecil apapun itu (bukti perhatian kita) pada tiap kesempatan o Berusaha selalu memberi kecukupan kebutuhan sebelum ia memintanya Belikan apa yang disukainya Kita ajak ia, biarkan ia yang memilihnya Selalu tanyakan kebutuhanya hari ini Bedakan pemberian saat hari biasa dengan hari tertentu Seperti hari besar dan saat ada acara-acara dll Jaga perasaan istri kita, mengusahakan kita memberi perbelanjaan sebelum ia memintanya

Adab istri untuk memuji barang-barang yang dibelikan suami dan berterimakasih padanya

Wahai sekalian wanita bersedekahlah karena aku melihat mayoritas penduduk nereka adalah kalian. Maka mereka (para wanita) berkata: Ya Rasulullah kepada demikian? Beliau menjawab: Karena kalian banyak melaknat dan mengkufuri kebaikan suami" (Diriwayatkan Bukhari dalam Kitab Al Haidl, (bab Ta