kadar asam lemak tak jenuh susu kambing pe...

28
KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE DIBERI PAKAN TEPUNG LUMPUR SAWIT DAN AMPAS TEH MUHAMAD ARIFIN DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: dangkhue

Post on 06-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE

DIBERI PAKAN TEPUNG LUMPUR SAWIT

DAN AMPAS TEH

MUHAMAD ARIFIN

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated
Page 3: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kadar Asam Lemak Tak

Jenuh Susu Kambing PE Diberi Pakan Tepung Lumpur Sawit dan Ampas Teh

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

Muhamad Arifin

NIM D14090121

Page 4: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

ABSTRAK

MUHAMAD ARIFIN. Kadar Asam Lemak Tak Jenuh Susu Kambing PE Diberi

Pakan Tepung Lumpur Sawit dan Ampas Teh. Dibimbing oleh AFTON

ATABANY dan ANITA S TJAKRADIDJAJA.

Kandungan asam lemak tak jenuh susu kambing berperan sebagai komponen

bioaktif untuk kesehatan. Kandungan asam lemak tersebut masih rendah sehingga

diperlukan upaya peningkatan kadar asam lemak tersebut. Tujuan penelitian

menguji pengaruh tepung lumpur sawit (TLS) dan ampas teh (AT) terhadap

produksi, komposisi, dan kandungan asam lemak tak jenuh susu kambing PE.

Perlakuan rasio pakan yaitu R0 0:1 (AT 0% dan TLS 25%); R1 0.5:1 (AT 8.33%

dan TLS 16.67%), R2 0.75:1 (AT 10.72% dan TLS 14.28%), dan R3 1:1 (AT

12.25% dan TLS 12.25%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian

perlakuan pakan tidak mempengaruhi konsumsi bahan segar, konsumsi bahan

kering, dan komposisi susu. Namun, berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap

konsumsi zat makanan dan kadar asam lemak tak jenuh (asam oleat, linoleat, dan

linolenat). Kadar asam oleat dan linoleat tertinggi diperoleh dari perlakuan R1

masing-masing 37.73% dan 7.53 %. Kadar asam linolenat tertinggi diperoleh dari

pemberian lumpur sawit R3 yaitu sebesar 2.79%. Hasil penelitian mengindikasikan

bahwa penggunaan pakan tepung lumpur sawit dan ampas teh melindungi kadar

asam lemak tak jenuh susu kambing PE. Pakan kombinasi AT 8.33% dan TLS

16.67% memberikan total asam lemak tak jenuh terbaik.

Kata kunci: ampas teh, asam lemak tak jenuh, kesehatan, susu kambing, tepung

lumpur sawit

ABSTRACT

MUHAMAD ARIFIN. Unsaturated Fatty Acid Content of Goat Milk Given of

Combination Palm Oil Sludge Meal and Tea Waste. Supervised by AFTON

ATABANY and ANITA S TJAKRADIDJAJA

Unsaturated fatty acids content of goat milk was a good bioactive component

for human health. It has been still low; thus it should be increased. The objective

of this experiment was to verify the influence of a combination palm oil sludge meal

(POSM) and tea waste (TW) on production, composition, and unsaturated fatty acid

content of goat milk. The treatment was a combination ratio of feed consisting of

R0 0:1 (TW 0% and POSM 25%); R1 0.5:1 (TW 8.33% and POSM 16.67%), R2

0.75:1 (TW 10.72% and POSM 14.28%), and R3 1:1 (TW 12.25% and POSM

12.25%). Results showed that the implementation of feed was not significant on

consumption and nutrient intake, and milk composition (dry matter, density, fat,

and solid non fat); however the effect of treatment was significant (P<0.05) on

unsaturated fatty acid. The highest levels of oleic and linoleic acids were achieved

by R1 treatment, respectively 37.73% and 7.53%, while the highest levels of

linolenic acid was obtained by R3 treatment 2.79%. The results indicated that the

use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated fatty

acids of goat milk. TW 8.33% and POSM 16.67% showed the best treatment for

protected unsaturated fatty acid total.

Key words: goat milk, health, palm oil sludge, tea waste, unsaturated fatty acid

Page 5: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE

DIBERI PAKAN TEPUNG LUMPUR SAWIT

DAN AMPAS TEH

MUHAMAD ARIFIN

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 6: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated
Page 7: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

Judul Skripsi : Kadar Asam Lemak Tak Jenuh Susu Kambing PE Diberi Pakan

Tepung Lumpur Sawit dan Ampas Teh

Nama : Muhamad Arifin

NIM : D14090121

Disetujui oleh

Dr Ir Afton Atabany, MSi

Pembimbing I

Ir Anita S Tjakradidjaja, MRurSc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Cece Sumantri, MAgrSc

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala rahmat-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini

dilakukan sejak bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 menggunakan sumber dana

hibah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Judul penelitian yaitu:

Kadar Asam Lemak Tak Jenuh Susu Kambing Diberi Pakan Tepung Lumpur Sawit

dan Ampas Teh.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Afton Atabany, MSi dan Ir Anita

S Tjakradidjaja, MRurSc selaku pembimbing. Terima Kasih kepada Bapak Dr Ir

Salundik, M.Si dan Bapak Ir K. Budi Satoto, MS selaku dewan penguji, serta

almarhumah Dr Ir Rarah RAM, DEA yang telah banyak memberi saran.

Penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak H. Dwi Susanto dan Mas Wandi dari

Peternakan Prima Fit, Edgina Burton, Aulia Irhamni, Siti Syafaah, Tekad Urip, dan

teman-teman yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima

kasih juga disampaikan kepada ayah dan ibu, serta seluruh keluarga (Rina S, Adi

M, M. Azhar RM), atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini

bermanfaat.

Bogor, Juli 2013

Muhamad Arifin

Page 9: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 Ruang Lingkup Penelitian 1

METODE 2 Waktu dan Tempat Penelitian 2 Bahan 2 Alat 3 Prosedur 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Kandungan Zat Makanan Ransum Perlakuan 5

Konsumsi Pakan 5 Konsumsi Zat Makanan 6 Produksi Susu 7 Komposisi Susu 7 Asam Lemak Tak Jenuh 9

SIMPULAN DAN SARAN 11 DAFTAR PUSTAKA 12 LAMPIRAN 14

Page 10: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

DAFTAR TABEL

1 Kandungan zat makanan bahan pakan 2

2 Perlakuan pakan yang diterapkan 4

3 Kandungan zat makanan ransum perlakuan 5

4 Konsumsi bahan segar dan bahan kering ransum perlakuan 6

5 Konsumsi zat makanan pakan perlakuan 6

6 Rataan produksi susu 7

7 Komposisi susu 8

8 Kadar asam lemak tak jenuh susu 9

Page 11: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Susu kambing telah dipercaya dan dikenal memiliki manfaat terapeutik,

diantaranya sebagai anti arterosklerosis dan anti hiperkolesterolemia karena

kandungan asam lemak tak jenuhnya berperan sebagai komponen bioaktif.

Kandungan asam lemak tak jenuh susu lebih rendah dibandingkan asam lemak

jenuhnya, sehingga perlu adanya upaya peningkatan. Salah satu caranya dengan

memperbaiki asupan nutrisi pakan melalui pemberian pakan kaya asam lemak tak

jenuh. Pakan tambahan yang potensial untuk dimanfaatkan adalah tepung lumpur

sawit (solid ex decanter). Lumpur sawit merupakan hasil samping industri

pengolahan tandan buah segar sawit menjadi minyak sawit. Setiap tandan buah

segar sawit yang diolah, menghasilkan minyak sawit 20%-22%, lumpur sawit 2%

BK, serat mesokrap 13%, inti sawit 5%, cangkang 7%, dan tandan kosong 23%

(Umar 2008).

Tepung lumpur sawit memiliki protein dan lemak yang tinggi serta memiliki

kandungan asam lemak tak jenuh tinggi yang terdiri atas oleat 39.10% dan linoleat

8.18% (Mirwandhono 2003). Pemberian pakan yang tinggi asam lemak tak jenuh

sering kali tidak efisien pada ternak ruminansia karena sistem pencernaan

ruminansia di rumen akan mendegradasi asam lemak tak jenuh menjadi asam lemak

jenuh. Perlu adanya perlindungan terhadap asam lemak tak jenuh pakan dari

degradasi mikroba rumen. Salah satu cara untuk melindungi asam lemak tak jenuh

yaitu dengan menggunakan tanin. Mirwandhono (2003) menyatakan bahwa

penggunaan ekstak tanin sebagai agensia pelindungan sebanyak 4% dari bahan

kering lumpur sawit dapat melindungi asam lemak tak jenuh dari pencernaan

fermentatif rumen.

Tanin merupakan senyawa polifenol yang banyak terkandung pada ampas teh

yaitu sebesar 6.3% (Kondo et al. 2007). Ampas teh merupakan limbah dari industri

minuman teh yang berpotensi sebagai bahan pakan karena memiliki nutrien yang

memadai dengan kandungan protein kasar 17.3% dan BETN 34.7%. Penggunaan

ampas teh perlu diperhatikan karena tanin merupakan senyawa anti nutrisi yang jika

dikonsumsi berlebih dapat berbahaya bagi ternak. Rasio penggunaan tepung

lumpur sawit dan ampas teh perlu diketahui supaya tanin dapat melindungi asam

lemak tak jenuh secara optimal dan tidak mengganggu kesehatan ternak.

Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan menguji pengaruh tepung lumpur sawit dan ampas teh

terhadap produksi, komposisi, dan kandungan asam lemak tak jenuh susu kambing

PE.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan kambing perah PE. Komposisi susu yang diuji

adalah berat jenis, bahan kering, kadar lemak, bahan kering tanpa lemak, dan asam

lemak tak jenuh susu kambing PE.

Page 12: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

2

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari hingga bulan April 2012.

Pemeliharaan kambing PE dilakukan di Peternakan Kambing Perah Prima Fit, Desa

Cibuntu, Ciampea, Bogor. Analisis proksimat pakan dilakukan di Laboratorium

Pusat Antar Universitas, IPB. Uji komposisi susu dilakukan di Laboratorium Perah,

Produksi Ternak Perah, Fakultas Peternakan, IPB. Analisis kandungan asam lemak

susu dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian,

Cimanggu, Bogor.

Bahan

Ternak dan Kandang

Ternak yang digunakan adalah kambing PE laktasi ke-2. Kambing yang

digunakan berjumlah 12 ekor, dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok A (bobot

badan 35–37 kg); kelompok B (bobot badan 37–39 kg); dan kelompok C (bobot

badan (39–41 kg). Kambing dipelihara di kandang panggung bersekat yang dibuat

dari kayu. Atap kandang menggunakan genteng dan tempat pakan berbentuk

palungan yang dibuat dari kayu.

Pakan

Pakan yang digunakan adalah rumput lapang, ampas tempe, dan pakan

kombinasi yang terdiri atas tepung lumpur sawit dan ampas teh (Camellia sinensis).

Komposisi zat makanan pakan perlakuan ditunjukkan pada Tabel 1. Tepung

lumpur sawit diperoleh dari PT Kertajaya, Malingping, Banten. Lumpur sawit

diperoleh dari proses pemerasan buah sawit untuk menghasilkan minyak sawit

kasar atau crude palm oil (CPO). Lumpur sawit yang diperoleh merupakan hasil

dari sistem decanter sehingga menghasilkan lumpur sawit yang agak padat. Ampas

teh yang digunakan berasal dari PT. Coca-cola Amatil, Bekasi. Konsumsi bahan

kering pakan diberikan sebanyak 4% dari bobot badan kambing (Ensminger 2002).

Pakan diberikan sebanyak 3 kali sehari. Air minum diberikan ad libitum.

Tabel 1 Kandungan zat makanan bahan pakan.

Bahan pakan BK1 PK2 LK3 SK4 Abu BeTN5 TDN6

(%)

Rumput lapanga 28.71 8.01 1.33 20.70 3.18 66.78 69.54

Ampas tempeb 26.02 16.74 0.33 53.08 3.40 26.45 63.99

Lumpur sawitc 93.10 13.30 18.85 29.76 12.00 26.09 35.06

Ampas tehd 89.52 17.30 1.20 40.30 6.50 34.70 65.56

1BK= Bahan kering, 2PK= protein kasar, 3LK= Lemak kasar, 4SK= Serat kasar 5BeTN= Bahan

ekstrak tanpa nitrogen (100-PK-LK-SK-Abu) 6TDN= Total Digestible Nutrient (% TDN = 1.6899

+ (1.3844 x %PK) + (0.7526 x %BeTN) – (0.8279 x %LK) + (0,3673 x %SK) (Wardeh 1981). aNur’adhadinia (2011) bAnggrayni (2012) cMirwandhono (2003) dNofitasari et al. (2010)

Page 13: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

3

Susu Kambing

Susu kambing yang digunakan sebagai sampel untuk dianalisis berasal dari

hasil pemerahan pagi hari. Susu kambing dibawa dari peternakan ke laboratorium

dengan menggunakan cool box.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya perlengkapan kandang

dan timbangan. Alat untuk menguji komposisi susu terdiri atas milkotester model

Master Pro Serial 10211 dan kromatografi gas Merk Shimadzu Seri GC 9 AM.

Prosedur

Pakan tambahan lumpur sawit dan ampas teh dikeringkan di dalam rumah

kaca selama 4 hari, kemudian digiling. Pemberian pakan perlakuan dicampurkan

dengan ampas tempe. Kambing PE ditimbang bobot badannya untuk mengetahui

jumlah pakan yang diberikan. Adaptasi terhadap perubahan pakan dilakukan

selama 2 minggu sebelum diberikan perlakuan.

Perhitungan Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan dihitung selama 2 minggu. Konsumsi pakan ternak/hari

diperoleh dari selisih pakan yang diberikan dikurangi dengan sisa pakan yang

dihitung saat pemberian pakan pagi hari. Konsumsi zat makanan diukur dengan

cara menghitung konsumsi BK pakan dikalikan kadar nutrien pakan.

Pengamatan Produksi Susu

Pemerahan dilakukan 2 kali sehari yaitu pukul 07.00 dan 15.00. Pengambilan

data produksi susu dilakukan selama 2 minggu.

Analisis Komposisi Susu

Pengujian komposisi susu kambing yaitu berat jenis, bahan kering, kadar

lemak, dan bahan kering tanpa lemak dianalisis dengan menggunakan alat

milkotester model Master PRO serial 10211. Identifikasi asam lemak menggunakan

alat kromatografi gas. Sebelum di identifikasi, bahan dimetilasi terlebih dahulu.

Sebanyak 100 µl sampel susu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan 100 µl metilen klorida dan 1 ml NaOH 0.5 N dalam metanol. Setelah

diberi gas nitrogen dan ditutup, tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air

dengan suhu 90 oC selama 10 menit. Tabung reaksi didinginkan dan ditambahkan

1 ml BF3 14% dalam metanol. Setelah itu, dipanaskan kembali dengan suhu dan

waktu yang sama. Tabung reaksi didinginkan dalam suhu ruang dan ditambahkan

1 ml aquadest dan 200-500 µl heksana dan dihomogenkan menggunakan vortex

selama 1 menit untuk mengekstrak metil ester asam lemak kemudian disentrifugasi.

Lapisan atas siap untuk dianalisis kromatografi gas (Park dan Goins 1994).

Suhu operasi : 120–200 oC

Suhu detector : 230 oC

Nama kolom : CP-SIL 88

Panjang kolom : 50 meter (kapiler)

Jenis detektor : Flame Ionisation Detector (FID)

Page 14: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

4

Rancangan

Model

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok

(RAK) 4 perlakuan dengan 3 kelompok. Pembagian kelompok berdasarkan bobot

badan ternak, kelompok A (bobot badan 35–37 kg), kelompok B (bobot badan 37–

39 kg), dan kelompok C (bobot badan (39–41 kg). Model matematika rancangan

penelitian menurut Gasperz (1989):

Yij = μ + αi + βj + εij Keterangan :

Yij = Hasil pengamatan perlakuan ke-i blok ke-j

μ = Nilai tengah umum

αi = Pengaruh perbedaan taraf perlakuan ke-i

βj = Pengaruh perbedaan blok ke-j

εij = Pengaruh galat percobaan perlakuan ke-i dan blok ke-j

Perlakuan

Perlakuan pakan yang diberikan adalah tepung lumpur sawit dan ampas teh.

Tabel 1 menunjukkan persentase penggunaan bahan pakan dan rasio pakan

kombinasi.

Tabel 2 Perlakuan pakan yang diterapkan

Perlakuan

Penggunaan bahan pakan (%) Rasio tepung

ampas teh :

lumpur sawit Rumput

lapang

Ampas

tempe

Ampas

teh

Tepung

lumpur sawit

R0 30.00 45.00 0.00 25.00 0 : 1

R1 30.00 45.00 8.33 16.67 0.5 : 1

R2 30.00 45.00 10.72 14.28 0.75 : 1

R3 30.00 45.00 12.25 12.25 1 : 1

Analisis Data

Data diolah dengan analisis ragam, Analysis of variance (ANOVA),

menggunakan program statistik Minitab 16. Jika pada analisis ragam didapatkan

hasil yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Tukey dengan selang

kepercayaan 95% dan 99% (Steel dan Torrie 1995).

Page 15: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Zat Makanan Ransum Perlakuan

Penggunaan pakan perlakuan R0 memiliki kandungan lemak kasar tertinggi

dan kandungan serat kasarnya paling rendah dibanding perlakuan yang lain (Tabel

3). Kandungan lemak kasar tepung lumpur sawit yang tinggi, 18.85%

(Mirwandhono 2003) dibandingkan dengan kandungan lemak kasar ampas teh

hanya 1.2% (Nofitasari et al. 2010), berkontribusi terhadap tingginya kandungan

lemak kasar perlakuan R0. Tingginya persentase penggunaan tepung lumpur sawit

dapat meningkatkan kandungan lemak kasar pada ransum tersebut (Tabel 3).

Tepung lumpur sawit masih memiliki kandungan lemak yang tinggi karena masih

mengandung minyak hasil pengendapaan minyak sawit kasar.

Ampas teh memiliki serat kasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan

tepung lumpur sawit, masing-masing 40.3% dan 13.3% (Nofitasari et al. 2010;

Mirwandhono 2003), sehingga semakin tinggi penggunaan ampas teh, maka

kandungan serat kasarnya semakin meningkat (Tabel 3). Kandungan bahan kering

cenderung meningkat seiring meningkatnya rasio penambahan ampas teh.

Kandungan abu ransum perlakuan relatif stabil, namun cenderung menurun seiring

meningkatnya rasio penggantian tepung lumpur sawit dengan ampas teh.

Tingginya kandungan abu pada R0 menunjukkan bahwa kandungan mineral yang

tinggi dalam ransum tersebut. Kandungan protein kasar relatif stabil kecuali pada

R2 sedikit lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh kandungan protein kasar ampas teh

dan tepung lumpur sawit tidak jauh berbeda (Tabel 1), masing-masing sebesar

17.3% dan 13.3% (Nofitasari et al. 2010; Mirwandhono 2003).

Tabel 3 Kandungan zat makanan ransum perlakuan

1BK= Bahan kering, 2PK= protein kasar, 3LK= Lemak kasar, 4SK= Serat kasar 5BeTN= Bahan

ekstrak tanpa nitrogen (100-PK-LK-SK-Abu) 6TDN= Total Digestible Nutrient (% TDN = 1.6899

+ (1.3844 x %PK) + (0.7526 x %BeTN) – (0.8279 x %LK) + (0,3673 x %SK) (Wardeh 1981) 7Tanin

hasil perhitungan (% tanin dalam ampas teh x % penggunaan tanin)

Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi performa

produksi ternak. Tabel 4 menunjukkan bahwa konsumsi bahan segar dan bahan

kering ransum pelakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Hal tersebut

memperlihatkan bahwa penggunaan pakan tepung lumpur sawit dan ampas teh pada

berbagai rasio tidak mempengaruhi konsumsi ransum. Kambing memiliki toleransi

yang tinggi terhadap rasa pahit yang disebabkan oleh tanin pada ampas teh

Perlakuan BK1 Abu PK2 LK3 SK4 BeTN5 TDN6 Tanin7

(%BK)

R0 29.54 7.15 22.88 1.60 13.13 55.23 78.44 0.00

R1 27.54 5.39 21.75 1.48 18.12 53.26 77.32 0.52

R2 34.53 6.16 25.72 1.21 19.75 47.16 79.04 0.68

R3 33.10 5.03 22.75 0.74 20.36 51.11 78.51 0.77

Page 16: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

6

(Devendra dan Burns 1994). Tingkat konsumsi bahan kering penelitian sekitar 4%

bobot badan telah memenuhi rekomendasi Ensminger (2002). Konsumsi tersebut

sudah mencukupi rekomendasi NRC (1981) yaitu 886-895 g bahan kering.

Tabel 4 Konsumsi bahan segar dan bahan kering ransum perlakuan

Bahan pakan Konsumsi (g/hari)

R0 R1 R2 R3

rumput lapang

segar 1 560.45

± 104.93

1 587.86

± 83.93

1 546.43

± 83.57

1 574.76

± 87.10

BK 448.01

± 30.12

455.87

± 24.10

443.98

± 23.99

452.11

± 25.01

ampas tempe +

tepung lumpur

sawit + ampas

teh

segar 2 984.76

± 202.84

3 042.86

± 160.00

2 963.81

± 160.36

3 009.76

± 166.53

BK 1 491.70

± 101.38

1 507.77

± 79.28

1 464.98

± 79.26

1 475.86

± 81.66

Total konsumsi

Segar 4 545.21

± 307.77

4 630.71

± 243.93

4 510.24

± 243.93

4 584.52

± 253.63

BK 1 939.70

± 131.50

1 963.64

± 103.38

1 908.96

± 103.26

1 927.98

± 106.67

%BB 5.17 ± 0.02 5.16 ± 0.01 5.16 ± 0.02 5.15 ± 0.06

Konsumsi Zat Makanan

Konsumsi zat makanan ternak dipengaruhi oleh pakan dan kondisi fisiologis

ternak. Pemberian pakan perlakuan menunjukkan hasil yang sangat nyata (P<0.01)

mempengaruhi konsumsi protein kasar, lemak kasar, serat kasar, dan abu (Tabel 5).

Tabel 5 Konsumsi zat makanan pakan perlakuan

Zat

makanan

Konsumsi zat makanan (g/ekor)

R0 R1 R2 R3

BK1 1 939.70 ± 131.50 1 963.64 ± 103.38 1 908.96 ± 103.26 1 927.98 ± 106.67

PK2 443.89 ± 30.09C 427.10 ± 22.48B 490.92 ± 26.55A 438.60 ± 24.27BC

LK3 30.99 ± 2.10A 29.00 ± 1.53B 23.07 ± 1.25C 14.36 ± 0.79 D

SK4 254.78 ± 17.27D 355.79 ± 18.73C 377.04 ± 20.39B 392.59 ± 21.72A

Abu 138.69 ± 9.40A 105.84 ± 5.57C 117.59 ± 6.36B 96.98 ± 5.37D

TDN5 1 521.53 ± 103.15 1 540.30± 81.09 1 497.41 ± 81.00 1 512.33 ± 83.67

Keterangan : Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata

(P<0.01). 1BK= Bahan kering, 2PK= protein kasar, 3LK= Lemak kasar, 4SK= Serat kasar, 5TDN=

Total digestible Nutrient

Konsumsi lemak kasar dan abu semakin menurun seiring berkurangnya

penggunaan tepung lumpur sawit dalam ransum perlakuan. Penurunan konsumsi

nutrien tersebut dipengaruhi oleh kandungan lemak kasar dan abu ransum

Page 17: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

7

perlakuan yang cenderung menurun (Tabel 3). Konsumsi protein kasar dan serat

kasar semakin meningkat seiring dengan meningkatnya penggantian tepung lumpur

sawit dengan ampas teh. Peningkatan konsumsi zat makanan tersebut disebabkan

oleh kandungan protein kasar dan serat kasar pada ransum perlakuan relatif

meningkat (Tabel 3).

Konsumsi protein kasar masing-masing perlakuan telah memenuhi kebutuhan

protein kasar yang disarankan NRC (1981) yaitu 157–165 g untuk kambing yang

sedang laktasi. Konsumsi TDN telah mencukupi dan melebihi rekomendasi NRC

(1981) untuk kambing dengan bobot 40 kg yaitu sebesar 1 055.53 g. Meskipun

tidak ada perbedaan yang nyata pada konsumsi bahan kering, konsumsi zat

makanan menunjukkan perbedaan yang sangat nyata akibat perbedaan kandungan

nutrisi pada ransum perlakuan. Berdasarkan konsumsi zat makanan, perlakuan R1

menunjukkan konsumsi yang baik karena konsumsi protein kasar dan lemak

kasarnya relatif cukup tinggi.

Produksi Susu

Pemberian ransum perlakuan menunjukkan hasil yang tidak nyata terhadap

produksi susu, produksi susu yang dihasilkan relatif stabil. Tingkat produksi susu

ini dipengaruhi oleh konsumsi bahan kering dan bahan segar yang tidak berbeda

nyata (Tabel 4). Meskipun secara analisis statistik tidak berbeda nyata, terindikasi

adanya hubungan positif antara produksi susu dengan konsumsi bahan kering. Hal

ini ditunjukkan dari produksi susu yang meningkat seiring meningkatnya konsumsi

bahan kering. Kondisi tersebut sesuai dengan Pinem (2007) yang melaporkan

adanya hubungan positif antara jumlah produksi susu dengan konsumsi bahan

kering.

Produksi susu juga dapat dipengaruhi oleh konsumsi zat makanan lainnya

(protein kasar, lemak kasar, serat kasar, dan abu). Semakin banyak konsumsi bahan

kering ransum, dapat meningkatkan jumlah prekursor zat makanan yang diedarkan

oleh darah ke kelenjar susu tempat terjadinya sintesis susu. Nilai rataan produksi

susu kambing PE penelitian lebih tinggi daripada yang dilaporkan Senjaya (2012)

yaitu 1 218.33 ml dan Pinem (2007) yaitu 790.35 ml. Hal ini disebabkan oleh

perbedaan konsumsi bahan kering pakan.

Tabel 6 Rataan produksi susu

Perlakuan Produksi susu (ml/ekor)

R0 1 295.46 ± 121.95

R1 1 362.50 ± 229.47

R2 1 434.24 ± 196.86

R3 1 433.58 ± 171.38

Komposisi Susu

Komposisi susu dapat dipengaruhi oleh pakan yang diberikan. Komposisi

Pemberian pakan tepung lumpur sawit dengan ampas teh tidak berpengaruh nyata

terhadap komposisi susu seperti yang ditunjukkan pada Tabel 7.

Page 18: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

8

Tabel 7 Komposisi susu

Komposisi susu Perlakuan

R0 R1 R2 R3

Berat jenis (g/cm3) 1.030 ± 0.004 1.028 ± 0.004 1.030 ± 0.001 1.029 ± 0.002

Bahan kering (%) 18.111 ± 3.658 18.719 ± 0.798 18.022 ± 0.502 18.033 ± 3.372

Lemak (%) 7.733 ± 2.389 8.527 ± 1.070 7.730 ± 0.360 7.870 ± 2.794

BKTL (%) 10.223 ± 1.528 10.383 ± 0.853 10.129 ± 0.453 10.172 ± 0.639

Protein (%) 5.363 ± 0.713 5.297 ± 0.454 5.277 ± 0.108 5.200 ± 0.327

Laktosa (%) 3.390 ± 0.378 3.227 ± 0.473 3.313 ± 0.060 3.233 ± 0.188

Efisiensi produksi

lemak susu (%)a 43.467 ± 11.437C 76.335 ± 8.236B 82.772 ± 3.399AB 101.562 ± 4.927A

Keterangan : Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata

(P<0.01). aEfisiensi produksi lemak susu = bobot lemak susu/konsumsi lemak kasar x 100

Berat jenis

Berat jenis susu kambing menunjukkan hasil tidak nyata akibat pemberian

pakan perlakuan. Berat jenis susu yang diperoleh berkisar 1.028-1.030 g/cm3.

Tidak adanya hasil yang nyata tersebut dipengaruhi kadar lemak dan BKTL susu

yang relatif stabil (Tabel 7). Komposisi susu juga mempengaruhi berat jenis susu

itu sendiri yang terdiri atas protein, lemak, laktosa, dan mineral (Fitriyanto et al.

2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ampas teh pada rasio

yang tinggi tidak mempengaruhi berat jenis susu penelitian.

Berat jenis susu yang diperoleh sama dengan Atabany (2001) yaitu 1.0292

g/cm3 dan Senjaya (2012) yaitu 1.028 g/cm3, namun lebih tinggi dibandingkan

Pinem (2007) yaitu 1.0278 g/cm3. Perbedaan berat jenis susu dapat dipengaruhi

oleh pakan yang diberikan (Atabany 2001).

Bahan Kering Susu

Pemberian pakan perlakuan menunjukkan hasil tidak nyata terhadap bahan

kering susu sehingga tidak mempengaruhi bahan kering susu. Bahan kering susu

yang diperoleh dapat dipengaruhi oleh produksi susu (Tabel 6). Semakin tinggi

produksi susu maka bahan keringnya cenderung semakin menurun. Devendra dan

Burn (1994) melaporkan bahwa dalam satu bangsa kambing, kandungan bahan

kering cenderung berbanding terbalik dengan produksi susu.

Tinggi rendahnya bahan kering susu dapat dipengaruhi oleh lemak, protein,

laktosa, vitamin, dan mineral yang terkandung dalam susu. Bahan kering susu

kambing PE yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan yang dilaporkan

Atabany (2001) yaitu 16.38% dan Senjaya (2012) yaitu 14.36%–14.84%. Menurut

Thai Agriculture Standard (2008), susu kambing penelitian ini termasuk ke dalam

kategori premium dengan bahan kering susu lebih besar dari 13%.

Kadar Lemak

Pemberian pakan perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap kadar lemak

susu. Konsumsi zat makanan lemak kasar yang nyata belum mampu mempengaruhi

kadar lemak susu. Konsumsi serat kasar juga belum mampu mempengaruhi kadar

lemak susu yang dihasilkan. Hal ini berkaitan dengan tingkat kecernaan serat kasar

dan lemak kasar di dalam rumen dan pemanfaatan zat makanan dari pakan. Energi

Page 19: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

9

dari pakan digunakan terlebih dahulu untuk pemenuhan kebutuhan hidup pokok,

dan apabila energi yang dihasilkan dari pakan melebihi kebutuhan hidup pokok

maka ternak tersebut akan menggunakan kelebihannya untuk pertumbuhan dan

produksi (Setyawan et al. 2008). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pakan

tepung lumpur sawit dan ampas teh pada berbagai rasio belum mampu

mempengaruhi kadar lemak susu.

Kadar lemak susu yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan yang

dilaporkan Atabany (2001) yaitu sebesar 6.68%, dan Senjaya (2012) yaitu sebesar

5.93-6.17%. Menurut Thai Agriculture Standard (2008), susu kambing penelitian

ini termasuk ke dalam kategori premium dengan kadar lemak lebih besar dari 4%.

Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL)

Pakan tepung lumpur sawit dan ampas teh menunjukkan hasil tidak nyata

terhadap kandungan BKTL. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan

perlakuan pada berbagai rasio tidak mempengaruhi kandungan BKTL. Kandungan

BKTL tidak nyata disebabkan oleh tingkat konsumsi BK ransum sama meskipun

konsumsi nutirennya berbeda nyata (Tabel 5). Kadar BKTL dipengaruhi juga oleh

kandungan protein, laktosa, dan abu dalam susu. Bahan kering tanpa lemak hasil

penelitian lebih tinggi dibandingkan dengan yang dilaporkan Pinem (2007) yaitu

sebesar 9.32%.

Asam Lemak Tak Jenuh

Tabel 8 menunjukkan adanya pengaruh yang nyata dari pemberian pakan

perlakuan terhadap kandungan asam lemak tak jenuh. Kandungan asam lemak tak

jenuh dapat dipengaruhi oleh perbedaan konsumsi zat makanan lemak (Tabel 5).

Asam lemak tak jenuh pakan dapat mempengaruhi hasil sintesis susu karena asam

lemak ini merupakan asam lemak esensial yang tidak dapat disintesis dalam tubuh

ternak.

Tabel 7 Kadar asam lemak tak jenuh susu

Asam Lemak Perlakuan

R0 R1 R2 R3

(%b/b)

Oleat (C18:1) 21.14 ± 0.60B 34.73 ± 2.66A 16.00 ± 4.02B 19.29 ± 4.54B

Linoleat (C18:2) 4.94 ± 1.77ab 7.53 ± 1.56a 4.59 ± 0.98ab 2.64 ± 1.44b

Linolenat (C18:3) 1.31 ± 0.42B 0.81 ± 0.14B 0.66 ± 0.240B 2.79 ± 0.80A

Keterangan : Huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat

nyata (P<0.01), Huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata

(P<0.05)

Pemberian pakan perlakuan menunjukkan peningkatan kadar asam oleat yang

nyata pada R1 dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Perlakuan R2 dan R3

terjadi penurunan kadar oleat yang lebih rendah meskipun mengandung tanin yang

lebih tinggi (Tabel 3). Kadar oleat R1 lebih tinggi dibandingkan dengan R0

menunjukkan bahwa kandungan tanin dalam ampas teh mampu melindungi oleat

dari degradasi mikroba rumen sehingga oleat yang tersintesis dalam susu lebih

tinggi. Penurunan kadar oleat pada R2 dan R3 disebabkan oleh menurunnya

Page 20: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

10

konsumsi zat makanan lemak akibat persentase penggunaan tepung lumpur sawit

yang lebih rendah. Tepung lumpur sawit dapat mempengaruhi kadar oleat susu

karena kandungan oleatnya cukup tinggi yaitu 39.10% (Mirwandhono 2003).

Penggunaan tanin dengan konsentrasi berlebih juga dapat mengakibatkan semua

asam lemak yang ada akan diendapkan oleh tanin, sehingga absorpsi asam lemak

tak jenuh yang masuk ke dalam usus halus menjadi kurang optimal.

Pemberian ampas teh bertujuan melindungi asam lemak tak jenuh dari lumpur

sawit terhadap proses biohidrogenasi di dalam rumen. Kandungan tanin

terkondensasi yang terdapat pada ampas teh dapat mengikat asam lemak pada atom

hidrogen dari gugus karboksilnya. Selain itu, tanin dapat mengikat protein bahan

sehingga terlindungi dari perombakan mikroba rumen dan secara tidak langsung

lemak ikut terlindungi (Mirwandhono 2003). Asam lemak dapat terlindungi dalam

sebuah matrix cross-linked dalam lingkungan netral (pH rumen) yang dapat

melindungi protein dan lemak dari serangan mikroba (Kim et al. 2009) dan

selanjutnya pada fase enzimatis (pasca rumen) dengan pH asam (2-3) ikatan ini

tidak stabil dan mudah pecah, sehingga bahan pakan dapat tercerna oleh ternak di

dalam abomasum dan intestinum (Suhartati 2005).

Perlindungan tanin terhadap asam lemak juga dapat dilakukan oleh peran

senyawa fenol pada tanin. Senyawa fenol memiliki aktivitas antimikroba karena

kemampuan fenol dalam mengubah permeabilitas sel yang menyebabkan

kebocoran zat makanan dalam sel, sehingga mampu membebaskan makromolekul

dari dalam sel dan merusak sistem metabolisme di dalam sel dengan cara

menghambat kerja enzim intraseluler (Poeloengan et al. 2006).

Kadar linoleat menunjukkan perbedaan nyata antara perlakuan R1 dan R3.

Penurunan kadar linoleat pada R3 disebabkan oleh persentase penggunaan tepung

lumpur sawit yang lebih rendah sehingga mempengaruhi kadar linoleat pada susu.

Kadar linoleat tepung lumpur sawit yaitu 8.18% (Mirwandhono 2003). Kadar

linoleat yang tinggi pada R1 menunjukkan bahwa perlindungan optimal tanin

terhadap asam linoleat.

Kadar linolenat nyata lebih tinggi pada R3 dibandingkan dengan perlakuan

yang lain. Kadar linolenat yang tinggi dapat disebabkan oleh rendahnya degradasi

mikroba rumen terhadap linolenat karena konsentrasi tanin berlebih. Mekanisme

hidrogenasi mikroba rumen dalam menjenuhkan asam lemak tak jenuh dimulai

dengan menjenuhkan C 18:3 menjadi C18:2, kemudian C18:2 menjadi C18:1 atau

C18:1 menjadi C18:0 (Church 1979). Tanin dapat melindungi semua asam

linolenat yang mengakibatkan asam linolenat tidak dapat dihidrogenasi oleh

mikroba rumen sehingga banyak asam lemak yang terselamatkan dari degradasi

rumen. Setelah pasca rumen, linolenat dapat tercerna sehingga menyebabkan

linolenat dapat tersintesis lebih banyak dalam susu.

Tabel 7 menunjukkan bahwa meskipun perlakuan R1 memiliki kadar oleat

dan linoleatnya lebih tinggi, namun kadar linolenatnya tertinggi terdapat pada R3.

Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya bakteri yang toleran

terhadap tanin, sehingga memiliki kemampuan menghidrogenasi asam lemak

walaupun sudah terlindungi oleh tanin. Tinggi-rendahnya asam lemak tak jenuh

pada susu juga dapat disebabkan oleh telah tercukupinya kebutuhan dalam tubuh

ternak, sehingga asam lemak tak jenuh tersebut dapat tersintesis lebih banyak dalam

susu. Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh Setyawan et al. (2008), bahwa zat

makanan dari pakan digunakan terlebih dahulu untuk pemenuhan kebutuhan hidup

Page 21: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

11

pokok, dan apabila melebihi kebutuhan hidup pokok, maka ternak tersebut akan

menggunakan kelebihannya untuk pertumbuhan dan produksi.

Kandungan asam lemak oleat, linoleat, dan linolenat penelitian ini lebih tinggi

jika dibandingkan dengan yang dilaporkan Anggrayni (2012) yang menyatakan

kandungan asam lemak oleat, linoleat, dan linolenat kambing PE berturut-turut

16.24%, 2.52%, dan 0.33%. Pemberian tepung lumpur sawit yang terlindungi

ampas teh yang mengandung tanin mampu meningkatkan kandungan asam lemak

tak jenuh. Asam lemak oleat, linoleat, dan linolenat merupakan asam lemak esensial

bagi ternak yang merupakan sumber bahan untuk sintesis prostaglandin dan

thromboxane yaitu seperti hormon yang mengatur fungsi sel dalam pembekuan

darah, tekanan darah dan respon imune (McDonald et al. 1992).

Asam lemak tak jenuh yang dapat tersintesis dalam susu dapat bermanfaat

bagi kesehatan manusia yang berfungsi sebagai anti-inflamasi, anti-clotting

sehingga penting bagi kelancaran aliran darah dan fungsi sendi (IOM 2005). Pakan

perlakuan R1 merupakan perlakuan terbaik yang melindugi total asam lemak tak

jenuh tertinggi. Perlakuan R1 menghasilkan rasio linoleat : linolenat sekitar 9:1.

Rasio tersebut telah memenuhi rekomendasi FAO/WHO (1994) yang

merekomendasikan untuk mengkonsumsi linoleat dan linolenat dengan rasio 5-1

hingga 10-1. Rekomendasi jumlah konsumsi untuk linoleat berkisar 7-14 g,

sedangkan linolenat 0.7-1.6 g (IOM 2005). Kadar asam lemak tak jenuh ini dapat

berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan tersebut (Lampiran 1).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penggunaan pakan ampas teh dan tepung lumpur sawit pada rasio 0:1 (AT

0% dan TLS 25%); R1 0.5:1 (AT 8.33% dan TLS 16.67%), R2 0.75:1 (AT 10.72%

dan TLS 14.28%), dan R3 1:1 (AT 12.25% dan TLS 12.25%) tidak mempengaruhi

konsumsi bahan segar, konsumsi bahan kering, produksi susu, dan komposisi susu.

Pakan tepung lumpur sawit dan ampas teh dapat mempengaruhi konsumsi zat

makanan yang dapat mempengaruhi kandungan asam lemak tak jenuh dalam susu.

Pakan dengan rasio tepung lumpur sawit dan ampas teh 0.5:1 (AT 8.33% dan TLS

16.67%) merupakan perlakuan terbaik yang dapat melindungi asam lemak tak

jenuh total rantai karbon 18 dari degradasi mikroba rumen.

Saran

Penelitian ini memerlukan pengujian lebih lanjut mengenai pengaruh dari

ampas teh dengan menggunakan persentase penggunaan tepung lumpur sawit yang

konstan. Kandungan tanin (fenol) dalam ampas teh juga dapat mempengaruhi

kadar antioksidan dalam susu kambing sehingga perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut.

Page 22: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

12

DAFTAR PUSTAKA

Anggrayni YL. 2012. Produksi susu dan olahan susu kambing kaya omega–3 hasil

pemberian ransum yang mengandung CGKK [tesis]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Atabany A. 2001. Studi kasus produktivitas kambing PE dan kambing Saanen di

Peternakan kambing perah Barokah dan PT. Taurus Dairy Farm [tesis]. Bogor

(ID): Institut Pertanian Bogor.

Church DC. 1979. Digestive Physiology and Nutrition of Ruminants. Oregon

(US): Oxford Pr.

Devendra C, Burns M. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Harya Putra,

penerjemah; R Benni M, editor. Bandung (ID): ITB Pr. Terjemahan dari: Goat

Production in the Tropics.

Fitriyanto, Triana YA, Sri U. 2013. Kajian viskositas dan berat jenis susu kambing

peranakan etawah (PE) pada awal, puncak, dan akhir laktasi. Jurnal Ilmiah

Peternakan. 1(1): 299-306

Ensminger ME. 2002. Sheep and Goat (Animal Agriculture Series). Ed ke-6.

Danvile (US): Interstate Publisher, Inc.

FAO/WHO. 1994. Guidelines on Formulated Suplementary Food for Older Infants

and Young Children. Roma (IT): FAO/WHO.

Gasperz V. 1989. Metode Perancangan. Bandung (ID): CV Amico.

[IOM] Institute of Medicine. 2005. Dietary Reference Intake for Energy,

Carbohydrate, Fiber, Fat, Fatty Acids, Cholesterol, Protein, and Amino Acids.

Washington DC (US): National Academies Pr.

Kim EJ, Sharon A. Huws, Michael RF, Lee, Nigel DS. 2009. Dietary

transformation of lipid in the rumen microbial ecosystem. Asian-Aust. J. Anim.

Sci. 22 (9):1341-1350.

Kondo M, Hidaka M, Kita K, H Yokota. 2007. Ensiled green tea and black tea

waste as protein supplement for goat. Seminar of the FAO-CIHEAM Sub-

Network on Sheep and Goat Nutrition; 2005 Sep 8-10; Zaragoza, Spain (ES):

CIHEAM-IAMZ. Hlm 165-169.

McDonald, Edwards RA, Greenhalgh JFD. 1992. Animal Nutrition. Ed ke-4. New

York (US): John Wiley & sons, Inc.

Mirwandhono RE. 2003. Berbagai usaha memintasrumenkan asam lemak tak jenuh

[tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nofitasari IR, Adiwinarti AR, Setyawan, A Purnomoadi. 2010. Pengaruh level

ampas teh dalam pakan terhadap komposisi tubuh sapi peranakan ongole.

Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner; 2010 Sep 12-13;

Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Puslitbang Perternakan.

[NRC] National Research Council. 1981. Nutrient Requirement of Goat.

Washington DC (US): The National Academy Pr.

Nur’adhadinia. 2011. Performa pertumbuhan domba lokal yang diberi pakan

dengan level ampas kurma berbeda [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Park PW, Goins RE. 1994. In situ preparation of fatty acid methyl ester for analysis

of fatty acid compotition in food. J. Food Sci. 59 (6): 1262-1266

Page 23: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

13

Pinem RS. 2007. Pengaruh pemberian ransum komplit sampah sayuran pasar

terhadap produksi susu kambing peranakan etawah (PE) hasil pemerahan pagi

dan sore hari [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Poeloengan M, Chairil, Iyep K, Siti S, Susan MN. 2006. Aktivitas antimikroba dan

fitokimia dari beberapa tanaman obat. Seminar Nasional Teknologi Peternakan

dan Veteriner; 2006 Sep 5-6; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Puslitbang

Perternakan.

Senjaya A. 2012. Kadar asam lemak kaproat dan komposisi susu kambing

Peranakan Etawah yang diberi pakan tambahan serbuk akar som jawa (Talinum

paniculatum Gaertn) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Setyawan ARK, Setyaningsih, Mahesti G, Rianto E, Sunarso, Purnomoadi A. 2008.

Selisih proporsi daging, lemak dan tulang domba ekor tipis yang diberi pakan

untuk hidup pokok dan produksi. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan

Veteriner; 2008 Nov 11-12; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Puslitbang

Perternakan.

Steel RG, Torrie JH. 1995. Principles and Procedures of Statistics: A Biometerial

Approach. Ed. Ke-2. New York (US): McGraw-Hill.

Suhartati FM. 2005. Proteksi daun lamtoro (Leucaena leucocephala) menggunakan

tanin, saponin, minyak dan pengaruhnya terhadap ruminal undegradable

dietary protein (RDUP) dan sintesis protein mikroba rumen. Jurnal Animal

Production. 7(1):52-58.

Thai Agricultural Standard. 2008. Raw Goat Milk. Bangkok (TH): National

Bureau of Agricultural Commodity and Food Standards Ministry of

Agriculture and Cooperatives.

Umar S. 2008. Potensi limbah kelapa sawit dan pengembangan peternakan sapi

berkelanjutan di kawasan perkebunan kelapa sawit. Jurnal wawasan. 13 (3).

Wardeh MF. 1981. Models for estimating energy and protein utilization for feeds

[disertasi]. Logan (US): Utah State University. In Kearl LC. 1982. Nutrient

Requirements of Ruminant in Developing Countries. International Feedstuffs

Institute. Logan (US): Utah State University.

Page 24: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

14

LAMPIRAN

Lampiran 1 Asupan asam lemak tak jenuh susu penelitian terhadap kebutuhan

oleat, linoleat, dan linolenat manusia.

Peubah R0 R1 R2 R3

Asumsi sajian per hari (400 ml)

Berat jenis (kg/m3) 1.030 1.028 1.030 1.029

Bobot susu (g) 412.000 411.200 412.000 411.600

Bahan kering (%) 18.110 18.720 18.020 18.030

Bobot bahan kering (g) 74.613 76.977 74.242 74.211

Persentase kadar lemak (%) 7.730 8.530 7.730 7.870

Bobot kadar lemak dari Bahan

kering susu (%) 5.768 6.566 5.739 5.840

Kadar oleat (%) 21.135 34.730 16.000 19.290

Asupan oleat (g) 1.219 2.280 0.918 1.127

Kadar linoleat (%) 4.940 7.527 4.588 2.639

Asupan linoleat (g) 0.285 0.494 0.263 0.154

Kadar linolenat (%) 1.313 0.807 0.662 2.789

Asupan linolenat (g) 0.076 0.053 0.038 0.163

Lampiran 2 Analisis ragam konsumsi BK rumput

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 237.6 79.2 4.13 0.066

Kelompok 2 5 262.7 2 631.3 137.10 0.000

Galat 6 115.2 19.2

Total 11 5 615.5

Lampiran 3 Analisis ragam konsumsi segar rumput

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 2 882 961 4.13 0.066

Kelompok 2 63 852 31 926 137.12 0.000

Galat 6 1 397 233

Total 11 68 131

Lampiran 4 Analisis ragam konsumsi BK campuran

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 3 143 1 048 4.44 0.057

Kelompok 2 57 614 28 807 122.17 0.000

Galat 6 1 415 236

Total 11

Page 25: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

15

Lampiran 5 Analisis ragam konsumsi segar campuran

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 10 422 3 474 3.79 0.078

Kelompok 2 234 891 117 445 128.15 0.000

Galat 6 5 499 916

Total 11 250 812

Lampiran 6 Analisis ragam konsumsi BK total

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 4 710 1 570 4.03 0.069

Kelompok 2 97 702 48 851 125.50 0.000

Galat 6 2 335 389

Total 11 104 748

Lampiran 7 Analisis ragam konsumsi segar total

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 24 184 8 061 3.89 0.074

Kelompok 2 543 677 271 839 131.15 0.000

Galat 6 12 436 2 073

Total 11 580 298

Lampiran 8 Analisis ragam konsumsi protein kasar

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 7 099.5 2 366.5 109.00 0.000

Kelompok 2 5 279.9 2 640.0 121.60 0.000

Galat 6 130.3 21.7

Total 11 12 5089.7

Lampiran 9 Analisis ragam konsumsi lemak kasar

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 501.62 167.21 517.34 0.000

Kelompok 2 15.93 7.96 24.64 0.001

Galat 6 1.94 0.32

Total 11 519.48

Page 26: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

16

Lampiran 10 Analisis ragam konsumsi serat kasar

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 34 643.4 11 547.8 1 067.03 0.000

Kelompok 2 3 008.8 1504.4 139.01 0.000

Galat 6 64.9 10.8

Total 11 37 717.1

Lampiran 11 Analisis ragam konsumsi abu

sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 2 929.18 976.39 235.88 0.000

Kelompok 2 352.55 176.28 42.58 0.000

Galat 6 24.84 4.14

Total 11 3 306.57

Lampiran 12 Analisis ragam konsumsi TDN

sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 2 898 966 4.03 0.069

Kelompok 2 60 116 30 058 125.50 0.000

Galat 6 1 437 240

Total 11 64 452

Lampiran 13 Analisis ragam produksi susu

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 39 774 13 258 0.46 0.718

Kelompok 2 99 660 49 830 1.74 0.253

Galat 6 171 643 28 607

Total 11 311 077

Lampiran 14 Analisis ragam berat jenis susu

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 0.0000049 0.0000016 0.15 0.928

Kelompok 2 0.0000005 0.0000002 0.02 0.978

Galat 6 0.0000668 0.0000111

Total 11 0.0000722

Lampiran 15 Analisis ragam bahan kering

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 1.011 0.337 0.05 0.986

Kelompok 2 6.584 3.292 0.44 0.662

Galat 6 44.751 7.459

Total 11 52.346

Page 27: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

17

Lampiran 16 Analisis ragam lemak susu

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 1.300 0.433 0.10 0.955

Kelompok 2 4.357 2.179 0.52 0.620

Galat 6 25.210 4.202

Total 11 30.867

Lampiran 17 Analisis ragam bahan kering tanpa lemak

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 0.113 0.038 0.03 0.991

Kelompok 2 0.467 0.234 0.20 0.821

Galat 6 6.884 1.147

Total 11 7.464

Lampiran 18 Analisis ragam protein

Sumber keragaman db JK KT F P

Perlakuan 3 0.0407 0.0136 0.05 0.984

Kelompok 2 0.0453 0.0226 0.08 0.921

Galat 6 1.6209 0.2702

Total 11 1.7069

Lampiran 19 Analisis ragam laktosa

Sumber keragaman Db JK KT F P

Perlakuan 3 0.0533 0.0178 0.13 0.937

Kelompok 2 0.0098 0.0049 0.04 0.964

Galat 6 0.8004 0.1334

Total 11 0.8635

Lampiran 20 Analisis ragam oleat

SK DB JK KT F P

perlakuan 3 611.20 203.73 18.63 0.002

kelompok 2 22.69 11.35 1.04 0.410

Galat 6 65.60 10.93

Total 11 699.49

Lampiran 21 Analisis ragam linoleat

SK DB JK KT F P

Perlakuan 3 36.325 12.108 8.47 0.014

Kelompok 2 8.578 4.289 3.00 0.125

Galat 6 8.578 1.430

Total 11 53.481

Page 28: KADAR ASAM LEMAK TAK JENUH SUSU KAMBING PE …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65037/1/D13mar.pdf · use of a combination of POSM and TW can increase levels of unsaturated

18

Lampiran 22 Analisis ragam linolenat

SK DB JK KT F P

Perlakuan 3 8.4945 2.8315 22.81 0.001

Kelompok 2 1.0456 0.5227 4.21 0.072

Galat 6 0.7449 0.1242

Total 11 10.2849

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 25 Agustus 1989 sebagai anak ke-

2 dari pasangan Bapak Aning Budiman dan Yati Supriyawijaya. Pendidikan

menengah pertama diselesaikan pada tahun 2004 di SLTPN 4 Bekasi dan

pendidikan menengah atas pada tahun 2007 di SMAN 3 Bekasi. Penulis diterima

sebagai mahasiswa pada jurusan Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas

Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009.

Penulis aktif dalam kegiatan organisasi LDK Al-Hurriyyah periode

2009/2010 sebagai staf Departemen Hubungan Luar. Penulis juga aktif dalam

Forum Aktivitas Mahasiswa Muslim (FAMM) Al-An’aam periode 2010/2012

sebagai Kepala Divisi Departemen Syiar. Penulis berkesempatan menjadi penerima

beasiswa dari Yayasan Tanoto Foundation pada tahun 2010 sampai 2013. Penulis

bekesempatan juga memperoleh penghargaan karya ilmiah sebagai 104 inovasi

Indonesia dari Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia.