kadar air, kadar serat dan vitamin c chicken … fileii kadar air, kadar serat dan vitamin c chicken...
TRANSCRIPT
i
KADAR AIR, KADAR SERAT DAN VITAMIN C
CHICKEN NUGGET PADA JENIS DAN LEVEL
PENAMBAHAN PASTA TOMAT
SKRIPSI
NUR LINDA
I111 13 033
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
KADAR AIR, KADAR SERAT DAN VITAMIN C
CHICKEN NUGGET PADA JENIS DAN LEVEL
PENAMBAHAN PASTA TOMAT
SKRIPSI
NUR LINDA
I 111 13 033
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Linda
NIM : I 111 13 033
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli
b. Apabila sebagian atas seluruhnya dari karya skripsi, terutama Bab Hasil
dan Pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan atau
dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan
seperlunya.
Makassar, Mei 2017
Nur Linda
iv
v
ABSTRAK
Nur Linda (I111 13 033). Kadar Air, Kadar Serat dan Vitamin C Chicken Nugget
pada Jenis dan Level Penambahan Pasta Tomat. Hikmah M. Ali, sebagai
pembimbing utama dan Endah Murpi Ningrum, sebagai pembimbing anggota.
Chicken nugget merupakan olahan daging yang memiliki kandungan serat yang
rendah tetapi biasanya dijadikan lauk pokok oleh anak-anak sehingga perlu untuk
meningkatkan kandungan serat dan vitamin C. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh jenis dan level penambahan pasta tomat dan interaksi
keduanya terhadap kadar air, kadar serat dan vitamin C pada chicken nugget.
Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial.
Faktor pertama adalah jenis tomat (Tomat muda dan tomat matang) dan faktor
kedua adalah level pasta tomat (5 %, 10 % dan 15 %) masing-masing dengan 3
kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air, kadar serat dan
vitamin C chicken nugget pada jenis dan level penambahan pasta tomat
berpengaruh nyata terhadap vitamin C dan kadar serat tetapi berpengaruh tidak
nyata terhadap kadar air. Penambahan jenis tomat pada chicken nugget yaitu kadar
air 56,81 %, kadar serat 0,49 % dan vitamin C 0,064 % sedangkan level pasta
tomat 15 % pada chicken nugget yaitu kadar air 57,31 %, kadar serat 0,47 % dan
vitamin C 0,064 %.
Kata Kunci : Chicken Nugget, Pasta Tomat, Kadar Air, Kadar Serat dan
Vitamin C
vi
ABSTRACT
Nur Linda (I111 13 033). Water content, fiber content and Vitamin C Chicken
Nugget on Tomato Paste Added Types and Levels. Hikmah M. Ali, as the lead
mentor and Endah Murpi Ningrum, as a member mentor.
Chicken nuggets is a processed meats that have a low fiber content but are usually
made a the main dish by children so it is necessary to increase the fiber and
vitamins C. This study aimit to determine the effect of type and level of tomato
paste addition and their interaction with water, Levels of fiber and vitamins C
content in chicken nuggets. This research was prepared based on Completely
Random Design with Factorial pattern. The first factor was the type of tomatoes
(young tomatoes and Ripe tomatoes) and the second factor was the level of
tomato paste (5 %, 10 % and 15 %) each with 3 replications. The results showed
that water, fiber and vitamins C content chicken nuggets on the type and level of
tomato paste addition had significant effect on vitamin C and fiber content but had
no significant effect on water content. The addition of tomatoes to chicken
nuggets is water content of 56.81 %, fiber content of 0.49 % and vitamins C 0.064
% while the level of tomato paste 15 % in chicken nuggets is water content 57.31
%, fiber content 0.47 % and vitamins C 0.064 %.
Keywords : Chicken Nugget, Tomato Paste, Water Content, Fiber Content and
Vitamins C
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim…..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur penulis senantiasa panjatkan rahmat dan karunia Allah
SWT yang senantiasa memberikan nikmat kesehatan jasmani dan rohani sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir/ Skripsi pada waktu yang tepat. Skripsi
tersebut berjudul “Kadar Air, Kadar Serat dan Vitamin C Chicken Nugget pada
Jenis dan Level Penambahan Pasta Tomat” sebagai Salah Satu Syarat untuk
memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Penulis dengan rendah hati mengucapakan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini
utamanya:
1. Segala hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Hikmah
M. Ali, S.Pt, M.Si selaku Pembimbing utama, atas segala bantuan dan
keikhlasannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, nasehat dan saran-
saran sejak Seminar Studi Pustaka dan penelitian sampai selesainya penulisan
skripsi ini dan Ibu Endah Murpi Ningrum, S.Pt, M.P, selaku pembimbing
Anggota, atas segala bantuan dan keikhlasannya untuk memberikan
bimbingan, motivasi, nasehat dan saran-saran sejak awal penelitian sampai
selesainya penulisan skripsi ini.
2. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. M.S.
Effendi Abustam, M.Sc., Bapak Dr. Muhammad Irfan Said, S.Pt., M.P
viii
dan Bapak Dr.Muhammad Ihsan A. Dagong, S.Pt., M.Si. atas saran-saran
dalam penulisan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Hj. Rohmiyatul Islamiyati, M.P, selaku Penasehat Akademik.
4. Ibu Prof. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc selaku Ketua Program Studi
Teknologi Hasil Ternak, terima kasih atas segala bantuan terhadap penulis
selama menjadi mahasiswa di Program Studi THT, Fakultas Peternakan.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc selaku Dekan Fakultas
Peternakan dan seluruh Staf Pegawai Fakultas Peternakan, terima kasih atas
segala bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Fakultas
Peternakan.
6. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya selama
kuliah di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
7. Bapak Prof. Dr. Ir. Asmuddin Natsir, M.Sc selaku Pembimbing Utama
Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah membimbing penulis selama
pelaksanaan PKL, serta terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Rohmiyatul
Islamiyati, M.P, selaku Pembimbing Lapangan Praktek Kerja Lapang
(PKL) yang telah banyak membantu penulis selama pelaksanaan PKL.
8. Kedua orang tua, ayahanda Muhiddin dan ibunda Jirang atas segala doa,
motivasi, teladan, pengetahuan dan dukungan penuh kasih sayang terbesar dan
selamanya sehingga penulis selalu berusaha dengan semangat dan percaya
diri. Kepada keempat kakak penulis Harianto beserta istri, Firawati beserta
suami, Herman beserta istri dan Muhammad Jepri, S. Hut. yang selalu
memberikan doa, bantuan dan dukungan yang telah banyak memberikan
ix
semangat dan selalu menjaga penulis dengan penuh sikap tegas serta selalu
mengingatkan kodrat saya sebagai perempuan untuk menjaga kesopanan
dalam berpakaian dan bertutur kata.
9. Teman satu tim Praktek Kerja Lapang (PKL) Nirwana dan Eva Pertiwi
Salempang terima kasih atas kerja sama dan bantuannya mulai dari rencana
sampai selesainya Praktek Kerja Lapang (PKL).
10. Rekan-rekan Tim penelitian Irawati dan Abdullah Magfirah Irfan yang
setia menemani hingga akhir.
11. Kepada Indrawati Basmar yang telah memberikan masukan dan arahan
serta bantuan dan motivasinya kepada penulis
12. Sahabat-sahabat ”THT 13 ; Tuang, Ainun , Rahman, Eka, Tri , Indah, Ita,
Ani, Fitri, Erna, Ira, Tina, Fira, Vika, Rifadha, Getri, Bernice, Niar,
Hikmah, Sukma, Atira, Nita, Sertin, Upy, Alim, Tyo, Syafi’i, Akbar
Hapdang, Ardi, Dhayat, Wahyu, Ode, Dede, Wawan, Ashyadi.” terima
kasih yang setinggi-tingginya atas segala bantuan, pengertian, serta
kebersamaan selama ini.
13. Kepada Kakanda Adi terima kasih ilmu yang telah di ajarkan kepada penulis
dan Kakanda Syamsuddin, S.Pt, serta Kakanda Nurul Ilmi Harun S.Pt,
terima kasih atas bantuan kepada penulis.
14. Teman-teman kelas A MKU dan Seluruh Sahabat-sahabat LARFA terima
kasih telah menemani penulis selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.
15. “SEMA FAPET-UH” atas segala bentuk pengalaman dan ilmu yang telah di
ajarkan kepada penulis.
x
16. “HIMATEHATE-UH” yang selalu memberi keceriaan dan bagian paling
bersejarah dalam harian penulis.
17. Kepada Solandeven 011, Flock Mentality 012, dan Larfa 013, Ant 014,
Rantai 015, Tanduk 016 penulis ucapkan banyak terima kasih.
18. Teman-teman KKN Reguler UNHAS angkatan 93 khususnya Kecamatan
Rumbia, Desa Bontotiro, Kab. Jeneponto; Muh. Ali aksan, Nur
Ihramayanti, Muh. Asrul, Nengsi Karmila, Muh. Ilham dan Zudi
Widiantoro, terima Kasih atas kebersamaan yang telah kalian ciptakan serta
dukungan dan motivasi yang mengalir kepada penulis.
19. Kepada sahabat saya Muhammad Iqbal, terima kasih atas motivasi, cinta,
kasih sayang dan kepercayaan yang telah diberikan selama ini dan terima
kasih selalu memberi solusi setiap masalah yang ada serta selalu setia menjadi
teman curhat setiap keluh kesah saya.
20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, Terima Kasih atas
segala bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan studi.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dengan limpahan berkah, rahmat,
karunia dan hidayah-Nya. Amin. Melalui kesempatan ini penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya mendidik, apabila dalam penyusunan skripsi ini
terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun pembaca Amin. Wassalam.
Makassar, Mei 2017
Nur Linda
xi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xxiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiiiiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xivv
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
TINJAUAN PUSTAKA
Chicken Nugget ..................................................................................... 3
Kandungan Tomat ................................................................................. 5
Pasta Tomat............................................................................................ 7
Kadar Air ............................................................................................... 7
Kadar Serat ............................................................................................ 8
Vitamin C .............................................................................................. 9
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat ................................................................................ 11
Materi Penelitian ................................................................................... 11
Rancangan Penelitian ............................................................................ 11
Prosedur Penelitian ................................................................................ 12
Parameter Yang Diukur ......................................................................... 15
Analisis Data ......................................................................................... 17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Air ............................................................................................... 18
Kadar Serat ........................................................................................... 21
Vitamin C .............................................................................................. 24
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 27
Kesimpulan ........................................................................................... 27
Saran ..................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 28
LAMPIRAN ..................................................................................................... 31
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... 40
xii
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
1. Persyaratan Chicken Nugget ........................................................................ 4
2. Kandungan Gizi yang Terkandung dalam Buah Tomat............................... 6
3. Formulasi Bahan Pembuatan Chicken Nugget .............................................. 12
4. Nilai rata-rata kadar air chicken nugget pada jenis dan level
penambahan pasta tomat .............................................................................. 18
5. Nilai rata-rata kadar serat chicken nugget pada jenis
dan level penambahan pasta tomat .............................................................. 21
6. Nilai rata-rata kadar serat chicken nugget pada jenis
dan level penambahan pasta tomat ............................................................... 24
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
1. Diagram alir proses penelitian ................................................................... 14
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks Halaman
1. Analisis Ragam Nilai Kadar Air Chicken Nugget pada Jenis
dan Level Penambahan Pasta Tomat ......................................................... 31
2. Analisis Ragam Nilai Kadar Serat Chicken Nugget pada Jenis
dan Level Penambahan Pasta Tomat ........................................................ 33
3. Analisis Ragam Nilai Vitamin C Chicken Nugget pada Jenis
dan Level Penambahan Pasta Tomat ......................................................... 35
4. Dokumentasi penelitian ............................................................................. 37
1
PENDAHULUAN
Daging adalah bahan pangan yang bernilai gizi tinggi karena kaya akan
lemak, mineral, protein serta zat lainnya yang sangat dibutuhkan tubuh. Selain
mutu protein yang tinggi pada daging terdapat pula kandungan asam amino
esensial yang lengkap dan seimbang. Daging merupakan sumber makanan bagi
bakteri dimana bakteri pada daging dapat menyebabkan perubahan fisik dan kimia
yang tidak diinginkan, sehingga daging tidak dapat disimpan lebih lama. Dalam
hal ini, untuk meningkatkan nilai manfaatnya, daging dapat diolah menjadi
produk lain yang menarik antara lain sosis, dendeng, abon, bakso dan nugget.
Jenis produk olahan yang banyak dikenal oleh masyarakat akhir-akhir ini adalah
nugget.
Nugget yang umum dan dikenal oleh masyarakat adalah chicken nugget,
yaitu produk nugget yang berasal dari olahan daging ayam tanpa penambahan
bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. Chicken
nugget biasanya dijadikan lauk tunggal bagi kalangan anak-anak karena memiliki
kandungan gizi seperti kadar air, kadar protein, karbohidrat, kalsium dan kadar
lemak. Chicken nugget mengandung lemak yang tinggi dan kandungan serat yang
rendah. Oleh karena itu, pembuatan chicken nugget dapat ditambahkan dengan
bahan pangan lainnya seperti tomat yang mampu meningkatkan kadar serat dan
dapat menjadikan chicken nugget memiliki nilai gizi yang semakin baik.
Tomat merupakan salah satu bahan pangan yang baik untuk kesehatan dan
memiliki banyak manfaat. Salah satu keunggulan tomat adalah memiliki
kandungan vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk serta
2
kandungan likopen yang tinggi sehingga dapat mencegah masyarakat terkena
penyakit kanker. Inovasi berupa penambahan tomat diharapkan dapat
memperbaiki kualitas nugget ayam dari segi kadar air, kadar serat dan vitamin C
yang terkandung dalam pasta tomat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan level
penambahan pasta tomat dan interaksi keduanya terhadap kadar air, kadar serat
dan vitamin C pada chicken nugget. Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai
sumber informasi ilmiah bagi mahasiswa, dosen dan masyarakat dalam upaya
penggunaan tomat untuk meningkatkan kandungan gizi chicken nugget, dapat
memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan masyarakat tercukupi dan konsumsi
masyarakat terhadap produk olahan daging meningkat.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Chicken Nugget
Chicken nugget adalah daging yang dicincang, kemudian diberi bumbu-
bumbu (bawang putih, garam, bumbu penyedap, dan merica), dicetak dalam suatu
wadah dan dikukus. Selanjutnya, adonan didinginkan dan dipotong-potong atau
dicetak dalam bentuk yang lebih kecil, kemudian dicelupkan dalam putih telur dan
digulingkan ke dalam tepung panir sebelum digoreng. Chicken nugget memiliki
rasa yang lebih gurih daripada daging utuh (Tati, 1998).
Chicken nugget termasuk ke dalam salah satu bentuk produk makanan beku
siap saji, suatu produk yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang
kemudian dibekukan. Produk beku siap saji ini memerlukan waktu pemanasan
akhir yang cukup singkat untuk siap disajikan karena produk tinggal dipanaskan
hingga matang. Pembuatan chicken nugget mencakup lima tahap, yaitu
penggilingan yang disertai oleh pencampuran bumbu, es, bahan tambahan,
pencetakan, pelapisan perekat tepung dan pelumuran tepung roti, penggorengan
awal (pre-frying) dan pembekuan (Aswar, 1995).
Chicken nugget tergolong dalam teknologi restructured meat atau daging
restrukturisasi yang menggunakan bahan baku utamanya daging ayam.
Kandungan gizi chicken nugget adalah protein, lemak, karbohidrat dan mineral.
Protein yang dimiliki berasal dari protein daging ayam yang terdiri dari asam
amino yang lengkap, asam amino essensial dan non essensial. Meski memiliki
kandungan gizi yang cukup lengkap dan baik, namun chicken nugget mengandung
lemak yang tinggi dan rendah serat (Wulandari, dkk., 2016).
4
Tanoto (1994) menyatakan bahwa penggilingan daging sebaiknya
diusahakan pada suhu di bawah 15 0C, yaitu dengan menambahkan es pada saat
penggilingan daging. Pada saat digiling sebaiknya dicampur dengan garam untuk
mengekstrak aktomiosin sehingga akan terbentuk produk dengan stabilitas emulsi
yang baik. Air yang ditambahkan kedalam adonan chicken nugget pada waktu
penggilingan daging adalah dalam bentuk serpihan es. Penambahan air ini
bertujuan untuk melarutkan garam dan mendistribusikannya secara merata ke
seluruh bagian massa daging, memudahkan ekstraksi serabut otot, membantu
pembentukan emulsi dan mempertahankan suhu daging agar tetap rendah selama
penggilingan.
SNI. 01-6683-2002 (BSN, 2002) mendefinisikan chicken nugget sebagai
produk olahan ayam yang dicetak, dimasak, dibuat dari campuran daging ayam
giling yang diberi bahan pelapis dengan atau tanpa penambahan bahan makanan
lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. Kandungan gizi chicken
nugget dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Persyaratan Chicken Nugget
Jenis Uji Persyaratan
Keadaan
- Aroma Normal
- Rasa Normal
- Tekstur Normal
Air (%) Maksimal 60
Protein (%) Maksimal 12
Lemak (%) Maksimal 20
Karbohidrat (%) Maksimal 25
Sumber : BSN (2002)
5
Kandungan Tomat
Tomat merupakan salah satu bahan pangan yang baik untuk kesehatan dan
memiliki banyak manfaat. Beberapa keunggulan tomat adalah kandungan vitamin
C yang lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk, serta kandungan likopen yang
tinggi sehingga dapat mencegah masyarakat terkena penyakit kanker. Tomat
mengandung lemak dan kalori dalam jumlah rendah, bebas kolesterol, dan
merupakan sumber serat dan protein yang baik (Sari Intan, dkk., 2007).
Kandungan yang terdapat dalam buah tomat meliputi alkaloid solanin
(0,007 %), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, biflavonoid, protein,
lemak, gula (fruktosa, glukosa), adenine, trigonelin, kolin, tomatin, mineral (Ca,
Mg, P, K, Na, Fe, sulfur, klorin), vitamin (B1, B2, B6, C, E, niasin), histamin, dan
likopen (Dalimartha, 2007).
Buah tomat merupakan sumber vitamin yang sangat baik untuk mencegah
dan mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena kekurangan
vitamin C, xeropthalmia pada mata akibat kekurangan vitamin A, beri-beri,
radang syaraf, lemahnya otot-otot, bibir menjadi merah dan radang lidah akibat
kekurangan vitamin B. Sumber mineral, buah tomat dapat bermanfaat untuk
pembentukan tulang dan gigi (zat kapur dan fosfor), sedangkan zat besi (Fe) yang
terkandung didalam buah tomat dapat berfungsi untuk pembentukan sel darah
merah atau hemoglobin. Buah tomat juga mengandung serat yang berfungsi
memperlancar proses pencernaan makanan didalam perut (Firmanto, 2011).
6
Buah tomat memiliki kandungan gizi yang penting bagi tubuh seperti
karbohidrat, protein, dan beberapa antioksidan seperti lycopene. Berikut ini adalah
Tabel 2 kandungan gizi yang terkandung dalam buah tomat mentah dan matang.
Tabel 2. Kandungan Gizi yang Terkandung dalam Buah Tomat
Jenis Zat Gizi Tomat Mentah Tomat Matang
Kalori (kal) 23 20
Protein (g) 2 1
Lemak (g) 0,7 0,3
Karbohidrat (mg) 2,3 4,2
Vitamin A (iu) 320 1500
Vitamin B (mg) 0,07 0,6
Vitamin C (mg) 30 40
Kalsium (mg) 5 5
Fosfor (mg) 27 26
Besi (mg) 0,5 0,5
Air (g) 93 94
Sumber : Tugiyono (2005).
Tomat mengandung vitamin A dan C yang sangat diperlukan bagi kesehatan
organ penglihatan, sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan, reproduksi dan sebagai
antioksidan. Di samping itu tomat mengandung sejumlah mineral yang
dibutuhkan tubuh seperti kalium, fosfat, dan kalsium. Buah tomat selain dapat
langsung dikonsumsi, juga dapat diolah menjadi pasta tomat. Pasta tomat
merupakan produk yang berfungsi sebagai bahan baku pembuatan produk pangan
(Shi, 2000).
Buah tomat dijadikan salah satu bahan baku untuk pembuatan pasta karena
kandungan antioksidannya yang terdapat pada buah tomat yang sangat baik bagi
tubuh. Antioksidan yang sering diperoleh dari asupan makanan banyak
mengandung vitamin C, vitamin E, vitamin A, beta karoten, senyawa fenolat dan
senyawa karotenoid (Prakash, 2001).
7
Pasta Tomat
Menurut USDA (2005) tomat dapat diolah menjadi pasta tomat, saus tomat
dan jus tomat. Pengolahan tomat menjadi berbagai produk pangan menjadi salah
satu pilihan untuk dapat mengkonsumsi tomat dan memperoleh manfaat dari sifat
fungsional tomat, salah satu bentuk olahan tomat adalah pasta tomat. Buah tomat
sebagai bahan dasar pembuatan pasta tomat sangat bervariasi dalam jenis, ukuran,
bentuk, warna, kekerasan, rasa dan kandungan bahan padat. Tomat yang beredar
dipasar lokal antara lain tomat merah dan tomat hijau. Buah tomat banyak
mengandung vitamin A dan C (Dewanti, 2010).
Pasta tomat merupakan salah satu bentuk olahan yang paling banyak
dikembangkan pada industri kecil menengah. Menurut Trisnawati dan Setiawan
(1994) menyatakan bahwa pasta tomat banyak diproduksi karena diperlukan
industri saus atau bumbu masak lainnya sebagai bahan baku.
Pasta tomat adalah cairan yang diperoleh dari tomat matang dengan atau
tanpa pemanasan dan terbebas dari kulit dan bijinya serta mengandung total
padatan (Setiyoningrum dan Surahman, 2009). Pasta tomat adalah tomat
konsentrat yang mengandung 24% atau lebih padatan terlarut tomat alami. Sifat
kimia pasta tomat diperlukan agar produk tersebut diketahui kandungan gizi dan
zat alami yang ada didalamnya (Astawan, 2008).
Kadar Air
Kadar air yang tinggi mempengaruhi mutu chicken nugget yang dihasilkan
dan akan mengakibatkan mudahnya mikroba untuk berkembangbiak sehingga
berbagai perubahan akan terjadi pada produk chicken nugget tersebut. Kadar air
8
sangat penting sekali dalam menentukan daya awet dari bahan pangan, karena
akan mempengaruhi sifat-sifat fisik, perubahan kimia, enzimatis dan
mikrobiologis bahan pangan (Buckle, et al. 1987).
Menurut Winarno (2008) menyatakan bahwa kadar air dalam bahan
makanan ikut menentukan kesegaran dan daya awet makanan tersebut. Menurut
SNI 01-6683-2002 tentang chicken nugget, kadar air maksimal adalah 60 %
(%BB) (BSN, 2002). Kadar air dalam produk dapat mempengaruhi kekerasan
produk, semakin banyak air yang terkandung dalam produk maka kekerasannya
menurun. Menurut Yuan, et al. (2006) menyatakan bahwa penambahan air dalam
emulsi daging akan meningkatkan kekerasan dan juiciness.
Pengurangan lemak dan penambahan air pada jumlah yang sama akan
menyebabkan produk lebih kompak (firm). Menurut Leo dan Nollet (2007)
menyatakan bahwa kadar air menetukan daya tahan pangan. Bahan pangan yang
tinggi kandungan airnya akan cepat busuk daripada bahan pangan yang kadar
airnya rendah.
Kadar Serat
Kadar serat adalah serat yang secara laboratorium tahan asam dan basa serta
sebagian besar terdiri dari selulosa dan tidak mudah larut. Menurut Nurhidayati
(2006), kadar serat adalah salah satu jenis polisakaria atau karbohidrat kompleks.
Serat makanan terbagi menjadi dua bagian yaitu serat makanan yang larut air dan
serat makanan yang tidak larut air. Serat makanan larut terdiri atas pektin, gum
dan sebagian kecil hemiselulosa larut sedangkan serat makanan yang tidak larut
dalam air terdiri atas selulosa, lignin dan sebagian kecil kitin (Spiller, 2001).
9
Menurut Almatsier (2009), serat makanan larut air berperan dalam
mereduksi absorbsi glukosa dalam usus sehingga bermanfaat bagi penderita
diabetes melitus. Efek lain dari konsumsi serat makan larut adalah membuat perut
tersa cepat kenyang. Hal ini dapat bermanfaat bagi mereka yang ingin
menurunkan berat badan. Berbeda dengan serat makanan tidak larut air, tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan sebagai agen hipokolesterolemik. Serat
makanan tidak larut air berperan penting dalam disfungsi alat pencernaan seperti
kanker usus besar dan infeksi usus buntu. Konsumsi serat makanan seperti
hemiselulosa, selulosa, pektin dan lignin memperpendek waktu kontak makanan
dengan saluran pencernaan sehingga akan mengurangi resiko terjadinya penyakit
saluran pencernaan.
Menurut Runtini, dkk (2016) menunjukkan bahwa semakin tinggi
penambahan pasta tomat yaitu sebesar 15 % menjadikan kadar serat kasar pada
nugget ayam semakin meningkat. Peningkatan kadar serat disebabkan oleh
rendahnya kandungan serat pada daging ayam sehingga setelah ditambahkan pasta
tomat maka kadar serat pada nugget ayam menjadi bertambah.
Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu vitamin paling penting untuk nutrisi manusia
yang tersedia pada buah-buahan dan sayuran. Vitamin C (asam askorbat) adalah
suatu mikronutrien esensial yang diperlukan dalam fungsi metabolisme tubuh
yang normal. Vitamin C ini merupakan vitamin yang mudah larut dalam air
(Winarno, 2008).
10
Vitamin C disebut asam askorbat karena senyawa ini kuat dalam reduksinya
dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi hidroksilasi. Selain
berfungsi sebagai antioksidan vitamin C mempunyai fungsi lain yakni terkait
dengan pembentukan kolagen yaitu senyawa protein yang berperan dalam reaksi
jaringan ikat seperti pada tulang rawan, gigi, membran kapiler dan kulit. Vitamin
C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, pendarahan gusi, dapat
menurunkan tekanan darah, kolesterol dan serangan jantung (Almatsier, 2009).
Sumber vitamin C yaitu di dalam bahan makanan terutama buah-buahan
segar dan terdapat juga dalam syuran segar. Di dalam buah, vitamin C terdapat
dengan konsentrasi tinggi dibagian kulit buah. Vitamin C diindikasikan untuk
pencegahan dan pengobatan skorbut. Peranan utama vitamin C adalah
pembentukan kolagen interseluler karena vitamin C mempunyai kaitan yang
sangat penting dalam pembentukan kolagen. Vitamin C berperan juga dalam
meningkatkan daya tahan tubuh terhada infeksi. Asam askorbat penting untuk
mengaktifkan enzim prolil hidroksilase yang menunjang tahap hidroksilasi dalam
pembentukan hidroksipolin, suatu unsur integral kolagen. Tanpa asam askorbat,
maka serabut kolagen yang terbentuk di semua jaringan tubuh menjadi cacat dan
lemah. Oleh sebab itu, vitamin ini penting untuk pertumbuhan dan kekurangan
serabut di jaringan subkutan dan kartilago (Sediaoetama, 2004).
11
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2017
bertempat di Laboratorium Teknologi Pengolahan Daging dan Telur, Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Materi Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tomat muda dan tomat
matang yang dijadikan pasta tomat, daging ayam broiler sebanyak 300 gram,
tepung terigu, tepung panir, telur, susu skim, es batu, garam, bawang putih,
bawang merah, merica bubuk, royco, larutan iod 0,01 N, aquades, larutan 0,3 N
H2SO4, NaOH, larutan K2SO4 10 %, 15 ml alkohol 95 %, larutan kanji 1 %, kertas
saring, label, kertas lakmus, plastik klip dan plastik anti panas.
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah penggiling daging (Food
prosessor), timbangan analitik, freezer, kompor, panci, loyang, blender, pisau,
talenan, sendok, garpu, cawan porselin, gegep, tanur listrik, sitered glass No.1,
tabung raksi tertutup, pompa vacum, gelas ukur, alat pemanas air, piala gelas,
oven, eksikator, alat destilasi, labu ukur 100 ml, cawan porselin, pipet tetes 10 cc,
spatula dan buret.
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) pola faktorial 2x3 dengan 3 kali ulangan sebagai berikut :
12
Faktor A (Jenis Tomat)
A1 = Tomat Muda A2 = Tomat Matang
Faktor B (Level Pasta Tomat)
B1 = 5 % B2 = 10 % B3 = 15 %
Sebagai pembanding dibuat juga chicken nugget standar (tanpa tomat).
Susunan bahan chicken nugget yang digunakan untuk memulai rancangan
penelitian di atas dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel.3. Formulasi Bahan Pembuatan Chicken Nugget
Bahan A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3
Pasta Tomat (g)
Tomat Muda 15 30 45 - - -
Tomat Matang
Daging Ayam (g)
-
300
-
300
-
300
15
300
30
300
45
300
Tepung Terigu (g) 150 150 150 150 150 150
Tepung Panir (g) 100 100 100 100 100 100
Telur (g) 40 40 40 40 40 40
Skim (g) 15 15 15 15 15 15
Garam (g) 5 5 5 5 5 5 Bawang Putih (g) 5 5 5 5 5 5
Merica Bubuk (g) 2 2 2 2 2 2 Royco (g) 8 8 8 8 8 8
Bawang Merah (g) 5 5 5 5 5 5 Es (g) 40 40 40 40 40 40
Jumlah 685 700 715 685 700 715
Sumber : Laboratorium Teknologi Pengolahan Daging dan Telur
Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Pasta Tomat
Tomat disiapkan untuk selanjutnya dilakukan pencucian pada tomat, sambil
menghilangkan bagian yang tidak perlu seperti tangkai atau daun. Setelah
ditiriskan, tomat dicelupkan kedalam air mendidih kemudian dipotong-potong.
13
Buah tomat tersebut dihancurkan dengan menggunakan blender sampai halus
(Modifikasi Runtini, dkk (2016).
2. Pembuatan Chicken Nugget
Daging ayam dibersihkan lalu dipotong kecil-kecil, setelah itu daging
digiling dengan menggunakan food prosessor dan ditambahkan garam, merica,
royco, bawang putih yang telah halus, bawang merah, telur, tepung terigu dan
susu skim kemudian ditambahkan pasta tomat sesuai kadar yang digunakan yaitu
5 %, 10 %, dan 15 %. Setelah semuanya menyatu, adonan dicetak dalam loyang
lalu dikukus selama kurang lebih 15 menit atau hingga matang, setelah itu adonan
didinginkan pada suhu kamar (20-25°C) hingga tidak terlalu panas sekitar 5
menit. Chicken nugget dipotong persegi panjang kemudian dilumuri telur dan
digulirkan pada tepung panir kemudian dilakukan pengujian kadar air, kadar serat
dan vitamin C.
14
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Chicken Nugget
Pencucian buah tomat Daging ayam
Pencelupan dalam air
mendidih
Pemotongan daging ayam
menjadi kecil (300 g) Pembentukan pasta
Pencampuran daging + Tepung
tapioka + Es batu + Bumbu-bumbu
+ Pasta tomat (5, 10, 15 %)
Pencetakan dalam loyang dengan
ketebalan 8 mm
Pengukusan sampai matang
Pemotongan bentuk persegi
panjang (2x5)
Pencelupan telur + pembalutan
tepung roti
Pengujian :
Kadar air, kadar serat, dan vitamin C
15
Parameter Yang Diukur
Parameter yang akan diamati pada penelitian ini adalah kadar lemak, kadar
air dan vitamin C.
1. Kadar air
Kadar air dianalisis menggunakan metode oven. Cawan yang digunakan
dioven terlebih dahulu selama 2 jam pada suhu 105 0C, kemudian didinginkan
dalam eksikator selama setengah jam, lalu ditimbang (A). Sampel ditimbang (B),
setelah itu cawan berisi sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105 0C selama
8 jam kemudian didinginkan dalam eksikator selama setengah jam kemudian
ditimbang (C) (AOAC, 1995).
Keterangan :
A : Berat cawan kosong dinyatakan dalam gram
B : Berat cawan + sampel awal
C : Berat cawan + sampel kering
2. Kadar Serat
Sampel ditimbang sebanyak 2 g ke dalam tabung reaksi tertutup, kemudian
menambahkan 30 ml H2SO4 0,3 N lalu mengestraksi ke dalam air mendidih
selama 30 menit. Tambah 15 ml NaOH 1,5 N kemudian diestraksi selama 30
menit. Saring ke dalam sintered glass No 1 sambil di isap dengan pompa vacum
lalu dicuci berturut-turut dengan 50 cc air panas, 50 cc H2SO4 0,3 N dan 50 cc
alkohol. Setelah itu dikeringkan dalam oven 8 jam atau dibiarkan bermalam dan
16
didinginkan dalam eksikator selama setengah jam kemudian ditimbang (a gram).
Abukan dalam tanur listrik selama 3 jam pada suhu 500 oC dan dibiarkan agak
dingin kemudian memasukkan ke dalam eksikator selama setengah jam kemudian
ditimbang (b gram) (AOAC, 1995).
3. Vitamin C
Sebanyak 10 g sampel diencerkan di dalam erlenmeyer 100 ml hingga
mencapai tanda tera. Filtrat dikocok dan disaring lalu sebanyak 25 ml substrat
dititrasi dengan iod 0,01 N dengan meggunakan indikator kanji 1 %. Kadar
vitamin C dapat dihitung dengan rumus ( Sudarmadji, 1996) :
Keterngan :
V : ml Iod 0,01 N yang digunakan
p : faktor pengenceran
A : berat sampel
17
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis ragam berdasarkan rancangan acak lengkap
(RAL). Analisis ragam tersebut didasarkan pada model matematika rancangan
yang digunakan sebagai berikut :
Yijk =µ + αi + βj + αβ (ij) + ∑ijk
Keterangan:
i : 1,2 (faktor a)
j : 1,2,3 (faktor b)
k : 1,2,3 (ulangan)
Yijk : Nilai pengamatan yang diberi pasta tomat ke-i dan level penambahan
pasta tomat ke-j terhadap chicken nugget pada pengulangan ke- k.
µ : Rataan umum (nilai tengah)
αi : Pengaruh jenis pasta tomat ke-i terhadap chicken nugget
βj : Pengaruh level penambahan pasta tomat ke-j terhadap chicken nugget
αβ (ij) : Pengaruh interaksi jenis pasta tomat ke-i dan level pasta tomat ke-j
∑ijk : Pengaruh galat yang menerima perlakuan jenis pasta tomat ke-i dan
penambahan level pasta tomat ke-j dengan pengulangan ke-k.
Selanjutnya apabila perlakuan menunjukkan pengaruh maka dilanjutkan
dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
18
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Air
Nilai rata-rata kadar air chicken nugget menurut jenis dan level
penambahan pasta tomat disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai rata-rata kadar air chicken nugget pada jenis dan level penambahan
pasta tomat
Berdasarkan analisis ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa jenis pasta
tomat tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar air chicken nugget. Nilai
kadar air pada tomat muda sebesar 56,69 %, secara statistik bernilai sama dengan
kadar air pada tomat matang sebesar 56,81 %. Namun demikian terdapat
kecenderungan lebih tinggi nilai rata-rata kadar air pada tomat matang tetapi tidak
berpengaruh nyata. Hal ini dikarenakan kandungan air pada tomat muda tidak
terlalu berbeda dengan kandungan air pada tomat matang yaitu sebesar 93 g dan
94 g (Tugiyono, 2005). Tomat memiliki kandungan serat yang dapat mengikat air
dalam matriks nugget dan kandungan protein dalam pasta tomat juga berperan
dalam kemampuan untuk menahan air suatu bahan makanan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Soeparno (2005) bahwa semakin tinggi protein yang terkandung
dalam suatu bahan maka akan memiliki kemampuan mengikat air yang lebih
besar.
Jenis Tomat Level Pasta Tomat (%)
Rata-Rata 5 10 15
Tomat Muda 55,57 ± 1,14 57,25 ± 1,06 57,24 ± 0,78 56,69 ± 1,21
Tomat Matang 56,15 ± 1,05 56,91 ± 1,27 57,37 ± 1,04 56,81 ± 1,11
Rata-Rata 55,86 ± 1,03 57,08 ± 1,06 57,31 ± 0,83
19
Kandungan air pada tomat muda dan tomat matang bercampur dengan
adonan chicken nugget yang ditambahkan dengan tepung terigu, dimana tepung
terigu merupakan bahan pengikat. Hal ini sejalan dengan pendapat Winarno
(2002) bahwa bahan pengikat adalah bahan yang digunakan dalam makanan untuk
mengikat air yang terdapat dalam adonan. Fungsinya untuk memperbaiki stabilitas
emulsi, menurunkan penyusutan akibat pemasakan, memberi warna dan
memberi testur yang padat dan menarik air dari adonan. Bahan pengikat yang
umum ditambahkan dalam produk olahan adalah tepung tapioka, maizena, tepung
beras, sagu, dan terigu. Tepung maizena memiliki kadar air yang rendah yaitu 14
%, sehingga dapat mengurangi masuknya minyak ke dalam nugget pada proses
penggorengan. Menurut Wellyalina (2011) menyatakan bahwa tepung maizena
merupakan salah satu bahan pengikat yang berfungsi untuk memperbaiki tekstur,
cita rasa, meningkatkan daya ikat air, dan memperbaiki elastisitas pada produk
akhir.
Hasil analisis ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa level pasta tomat
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar air chicken nugget. Nilai kadar
air pada level pasta tomat 5 % sebesar 55,86 %, secara statistik bernilai sama
dengan kadar air pada level pasta tomat 10 % dan 15 % yaitu sebesar 57,08 % dan
57,83 %. Hal ini dikarenakan kandungan air pada tomat berbeda dengan
kandungan air pada chicken nugget. Kadar air mengalami peningkatan sejalan
dengan bertambahnya level pasta tomat, hal ini disebabkan oleh kandungan serat
pangan sebesar 1,10 %. Serat tomat ini akan mengikat air dalam matriks nugget.
Hal ini sejalan dengan pendapat Wirjatmadi, dkk (2002), bahwa serat yang larut
20
dalam air cenderung bercampur dengan air membentuk jaringan gel atau jaringan
pekat. Kandungan protein dalam pasta tomat juga berperan dalam kemampuan
untuk menahan air suatu bahan makanan.
Kadar air dipengaruhi oleh serat yang terkandung dalam tomat karena
serat memiliki daya serap air yang tinggi. Kadar air yang dihasilkan sudah
memenuhi standar mutu chicken nugget (SNI 01 6683-2002) yaitu maksimal 60
%. Hal ini sejalan dengan pendapat Tala (2009) bahwa serat pangan memiliki
daya serap air yang tinggi, karena ukuran polimernya besar, strukturnya kompleks
dan banyak mengandung gugus hidroksil sehingga mampu menyerap air dalam
jumlah yang besar. Senyawa pektin, musilase dan beberapa mengandung residu
gula dengan gugus hidroksil bebas. Hal ini sejalan dengan pendapat Wibowo, dkk
(2014) yang menyatakan rata-rata kadar air berkisar antara 43,78 % - 52,73 %.
Selain komposisi yang berbeda, kadar air juga dipengaruhi oleh serat dalam
wortel karena serat memiliki daya serap air yang tinggi, semakin tinggi kadar
serat yang dihasilkan semakin tinggi pula kadar air yang dihasilkan.
Hasil analisis ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa tidak terdapat
interaksi yang nyata pada jenis dan level pasta tomat terhadap kadar air chicken
nugget. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat pengaruh jenis tomat pada
setiap level pasta tomat.
21
Kadar Serat
Nilai rata-rata kadar serat chicken nugget menurut jenis dan level
penambahan pasta tomat disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai rata-rata kadar serat chicken nugget pada jenis dan level
penambahan pasta tomat
Jenis Tomat Level Pasta Tomat (%)
Rata-Rata 5 10 15
Tomat Muda 0,41 ± 0,03 0,49 ± 0,03 0,57 ± 0,03 0,49 ± 0,08 b
Tomat Matang 0,23 ± 0,04 0,27 ± 0,03 0,37 ± 0,04 0,29 ± 0,07 a
Rata-Rata 0,32 ± 0,11 a 0,38 ± 0,13
b 0,47 ± 0,12
c
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan
perbedaan sangat nyata (P<0,01)
Berdasarkan hasil analisis ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa jenis
tomat berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar serat chicken nugget.
Tomat muda memiliki nilai kadar serat chicken nugget (0,49 %) lebih tinggi
(P<0,01) dibanding dengan nilai kadar serat chicken nugget pada tomat matang
(0,29 %). Hal ini dikarenakan kadar serat pada tomat muda lebih tinggi
dibandingkan dengan kadar serat pada tomat matang. Sayuran merupakan sumber
serat yang utama, antioksidan alami, dan banyak mengandung vitamin dan
mineral yang berfungsi sebagai zat pengatur. Menurut Nurhadi (2011)
menyatakan bahwa sayuran berwarna lebih baik dari pada sayuran yang tidak
berwarna karena warna pada makanan memiliki efek fungsional bagi tubuh.
Warna pada makanan memiliki khasiat masing – masing dan tergantung dari
pigmen yang membentuk warna tersebut. Contoh sayuran berwarna yaitu bayam,
kangkung, wortel, daun singkong, daun pepaya, daun katuk, tomat, kacang
panjang, dan sebagainya. Menurut Sumardiono et al. (2004) menunjukkan bahwa
dalam 180 g buah tomat segar terdapat 1,98 g kandungan serat, dengan kata lain
22
kandungan seratnya adalah 1,10 % (b/b). Kadar serat kasar ini akan berpengaruh
pada proses hidrolisis, dimana apabila kadar serat terlalu tinggi maka akan
menurunkan efisiensi proses hidrolisis yang terjadi sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan dosis enzim yang diperlukan. Serat kasar utamanya terdiri atas
selulosa dan hemiselulosa. Selulosa merupakan bentuk homopolimer glukosa
yang akan membentuk glukosa ketika dihidrolisis, sedangkan hemiselulosa akan
menghasilkan campuran gula yang terdiri dari glukosa, xilosa, galaktosa,
arabinopiranosa, arabinofuranosa, dan manosa. Serat yang tidak larut dalam air
ada tiga macam yaitu sellulosa, hemisellulosa dan lignin. Serat tersebut banyak
terdapat pada sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan. Sedangkan serat yang
larut dalam air adalah pektin, musilase dan gum. Serat ini juga banyak terdapat
pada buah-buahan, sayuran dan sereal sedang gum banyak terdapat pada aksia.
Serat tidak larut pada tomat termasuk dalam golongan polisakarida (selulosa,
hemiselulosa, pektin, lignin). Polisakarida tersebut tidak dapat dicerna oleh tubuh,
tetapi merupakan serat pangan (Dietary fiber) yang dapat menstimulasi enzim
pencernaan (Winarno, 2008). Konsumsi serat pangan khususnya serat pangan
tidak larut air bermanfaat dalam mencegah penyakit diabetes, hiperkolesterolemia,
serta penyakit degeneratif lainnya (Kusharto, 2006). Serat sangat baik untuk
kesehatan, yaitu membantu mencegah sembelit, mencegah kanker, mencegah sakit
pada usus besar, membantu menurunkan kadar kolesterol, membantu mengontrol
kadar gula dalam darah, mencegah wasir, membantu menurunkan berat badan dan
lain-lain (Joseph, 2002).
23
Hasil anlisis ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa level pasta tomat
berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar serat chicken nugget. Hasil uji
beda nyata terkecil (BNT) menunjukkan bahwa nilai kadar serat chicken nugget
dengan level pasta tomat 5 % dan 10 % berbeda sangat nyata (P<0,01) lebih
rendah dibanding dengan level pasta tomat 15 %. Demikian pula, nilai kadar serat
chicken nugget dengan level pasta tomat 10 % sangat nyata (P<0,01) lebih rendah
dibanding dengan nilai kadar serat chicken nugget dengan level 15 %. Data pada
Tabel 5 mengindikasikan bahwa kadar serat semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya level pasta tomat. Nilai kadar serat pada level pasta tomat 5 % dan
10 % sebesar 0,32 % dan 0,38 % kemudian meningkat pada level pasta tomat 15
% sebesar 0,47 %. Peningkatan kadar serat disebabkan oleh rendahnya kandungan
serat pada daging ayam sehingga setelah ditambahkan pasta tomat maka kadar
serat pada nugget ayam menjadi bertambah. Hal ini dikarenakan tomat memiliki
kandungan serat sedangkan daging ayam memiliki kandungan serat yang rendah.
Hal ini mendukung penelitian Mendiratta, dkk. (2013) mengemukakan dalam
penelitiannya mengenai pengaruh penambahan sayuran (wortel, lobak dan
kapsikum) sebagai bahan fungsional dalam nugget daging kambing yaitu
penambahan bahan tersebut sebesar 10 % memiliki potensi untuk meningkatkan
kadar serat dan zat aktif seperti β carotene dan karotenoid. Selanjutnya didukung
oleh penelitian Runtini, dkk (2016) menunjukkan bahwa semakin tinggi
penambahan pasta tomat yaitu sebesar 15 % menjadikan kadar serat kasar pada
nugget ayam semakin meningkat. Peningkatan kadar serat disebabkan oleh
24
rendahnya kandungan serat pada daging ayam sehingga setelah ditambahkan pasta
tomat maka kadar serat pada nugget ayam menjadi bertambah.
Hasil analisis ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa tidak terdapat
interaksi yang nyata pada jenis dan level pasta tomat terhadap kadar serat chicken
nugget. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat pengaruh jenis tomat pada
setiap level pasta tomat.
Vitamin C
Nilai rata-rata vitamin C chicken nugget menurut jenis dan level
penambahan pasta tomat disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai rata-rata vitamin C chicken nugget pada jenis dan level penambahan
pasta tomat
Jenis Tomat Level Pasta Tomat (%)
Rata-Rata 5 10 15
Tomat Muda 0,052 ± 0,011 0,054 ± 0,010 0,058 ± 0,007 0,055 ± 0,009a
Tomat Matang 0,059 ± 0,007 0,064 ± 0,010 0,070 ± 0,010 0,064 ± 0,010b
Rata-Rata 0,055 ± 0,009 0,059 ± 0,011 0,064 ± 0,010
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata
(P<0,05)
Berdasarkan hasil analisis ragam (Lampiran 3) menunjukkan bahwa jenis
tomat berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap vitamin C chicken nugget. Tomat
muda memiliki nilai vitamin C lebih rendah (P<0,05) dibanding dengan nilai
vitamin C pada tomat matang . Data yang disajikan pada Tabel 6 memperlihatkan
peningkatan nilai vitamin C pada tomat muda dan tomat matang yaitu sebesar
0,005 % dan 0,064 %. Hal ini dikarenakan kandungan vitamin C yang terdapat
pada tomat muda lebih rendah dibandingkan dengan kandungan vitamin C pada
tomat matang. Tomat muda memiliki kandungan vitamin C sebesar 30 mg
sedangkan kandungan vitamin C pada tomat matang sebesar 40 mg. Vitamin C
25
sangat mudah rusak oleh proses pengolahan, pemasakan dan penyimpanan lama.
Hal ini mendukung penelitian Gunawan (2009) bahwa penurunan kandungan
vitamin C disebabkan karena adanya penguapan atau difusi air tersebut dan sifat
vitamin C yang mudah larut dalam air. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sediaoetama (1987) menunjukkan bahwa vitamin C mudah rusak oleh proses
pengolahan, pemasakan, penyimpanan lama, serta berbagai proses teknologi
pangan sehingga dalam vitamin C yang tertinggal jauh lebih kecil dibandingkan
dengan kadar vitamin C dalam bahan makanan segar. Vitamin C mudah larut
dalam air, maka dalam mengiris, mencuci, dan merebus bahan pangan sumber
vitamin C akan kehilangan sebagian besar vitamin C. Teknik pemasakan yang
baik dapat menekan kerusakan vitamin C sehingga vitamin C dalam bahan pangan
masih dapat dipertahankan sekitar 50 % dan kadar semula. Teknik pengeringan
buah-buahan dan sayuran menurut teknologi pangan dapat mempertahankan kadar
asal vitamin C dalam presentase yang cukup dan hanya sedikit yang hilang setelah
menjadi makanan jadi.
Hasil analisis ragam (Lampiran 3) menunjukkan bahwa level pasta tomat
tidak berpengaruh nyata terhadap vitamin C chicken nugget. Nilai vitamin C pada
level pasta tomat 5 % sebesar 0,055 %, secara statistik bernilai sama dengan
vitamin C pada level pasta tomat 10 % dan 15 % yaitu sebesar 0,059 % dan 0,064
%. Menurunnya kandungan vitamin C setelah proses pemanasan ini disebabkan
karena adanya vitamin C yang teroksidasi membentuk asam dehidroaskorbat.
Dengan semakin naiknya suhu, maka proses oksidasi terhadap vitamin C semakin
cepat. Berdasarkan Irawati (2007) bahwa vitamin C dalam buah tomat akan
26
menurun drastis setelah dipanaskan. Sekitar 95 % vitamin C akan rusak dengan
pemanasan pada suhu 90 °C selama 240 jam. Buah tomat adalah sumber yang
kaya asam askorbat (vitamin C). Berdasarkan berat segar, kandungan vitamin C
rata-rata sekitar 25 mg/100 g. Penurunan vitamin C dimungkinkan karena akibat
dari penambahan dengan es dan pada saat pencucian serta suhu pemanasan buah
tomat. Hal ini sesuai dengan pendapat Andarwulan dan Koswara (1992)
menyatakan bahwa pengaruh cara memasak (pengukusan dan perebusan)
termasuk cara pemotongan dan volume air yang digunakan serta suhu
berpengaruh terhadap kerusakan vitamin C. Stabilitas vitamin C biasanya
meningkat dengan penurunan suhu penyimpanan, akan tetapi selama pembekuan
terjadi kerusakan jaringan yang cukup besar pada bahan yang disimpan, sehingga
menyebabkan stabilitas vitamin C menurun. Selanjutnya didukung oleh pendapat
Almatsier (2009) bahwa keadaan yang menyebabkan kehilangan vitamin C adalah
pencucian, memasak dengan suhu tinggi untuk waktu yang lama, memasak dalam
panci besi atau tembaga. Hal ini ditambahkan oleh pendapat Andarwulan dan
Sutrisno (1992) bahwa vitamin C merupakan golongan yang larut pada air dan
alkohol tetapi tidak larut dalam benzena, eter, kloroform dan minyak. Asam
askorbat (vitamin C) sensitif terhadap pengaruh luar yang menyebabkan
kerusakan seperti suhu, konsentrasi gula, garam, pH, enzim dan katalisator logam.
Hasil analisis ragam (Lampiran 3) menunjukkan bahwa tidak terdapat
interaksi yang nyata pada jenis dan level pasta tomat terhadap vitamin C chicken
nugget. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat pengaruh jenis tomat pada
setiap level pasta tomat.
27
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Penambahan Tomat matang pada chicken nugget menghasilkan kandungan
vitamin C lebih tinggi dibanding tomat muda, tidak berbeda pada nilai
kadar air dan kadar serat.
2. Terjadi peningkatan kadar serat pada jenis dan level pasta tomat, tetapi
tidak berbeda nilai kadar air dan vitamin C.
3. Tidak terdapat interaksi pada jenis dan level pasta tomat terhadap kadar
air, vitamin C dan kadar serat chicken nugget.
Saran
Disarankan untuk penggunaan pasta tomat pada jenis tomat dan level
yaitu sebesar 15 % serta penelitian lebih lanjut mengenai kandungan likopen pada
jenis tomat.
28
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan N. dan Sutrisno K. 1992. Kimia Vitamin Edisi Pertama, Jakarta :
Rajawali Press.
Aswar. 1995. Pembuatan Fish Nugget dari Ikan Nila Merah (Oreochromis Sp.).
Skripsi.Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Associaton of Analytical
Chemists, Wasington.D.C.
Astawan, M. 2008. Sehat bersama tomat.http://www.kompas.com/read/xml/2008.
Diakses pada tanggal 17 januari 2017.
Almatsier, S .2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Nugget Ayam. SNI 01–6638–2002. Dewan
Standarisasi Nasional.
Buckle, K. A., R. A. Edward, G. H. Fleet dan M. Wooton.1987. Food Sci,
penerjemah : H. Purnomo dan Andiono. Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Dalimartha, S. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid Ketiga. Jakarta:
Trubus Agriwidya. Hal. 175-177.
Dewanti, T. 2010. Aneka Produk Olahan Tomat dan Cabe. Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Malang.
Firmanto, B. H. 2011. Sukses Bertanam Tomat Secara Organik. Bandung:
Angkasa. Hal. 10-11.
Joseph, G. 2002 . Manfaat Serat Makanan Bagi Kesehatan Kita. Makalah Falsafah
Sains (PPs 702). Program Pasca Sarjana / S3. Institut Pertanian Bogor.
Gunawan, V. 2009. Formulasi dan aplikasi edible coating berbasis pati sagu
dengan penambahan vitamin C pada paprika. (Skripsi). Fakultas Teknologi
Pertanian IPB. Bogor.
Hasanah. H. 2015. Pemanfaatan Daun Kelor (Moringa Oleifera Lamk.) Sebagai
Bahan Campuran Nugget Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis C). Naskah
Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
29
Kusharto, C. M. 2006. Serat makanan dan peranannya bagi kesehatan. Jurnal Gizi
dan Pangan, volume 1(2): 45-54.
Leo, M and L. Nollet. 2007. Handbook of Meat Poultry and Seafood Quality.
Blackwell Publishing John Wiley dan Sons,Inc.
Mendiratta, S. K., B.G. Mane, dan A.T. Shinde. 2013. Effect of added vegetable
(carrot, radish and capsicum) as functional ingredients in mutton nuggets.
Indian Veterinary Research Institute. Izatnagar. J. of Meat Sci. and
Technology. Vol 1: 75.
Nurhidayati, S. 2006. Kajian Pengaruh Gula Aren dan Lama Fermentasi Terhadap
Kualitas Nata De Soya. J. Matematika, Saint dan Teknologi.
Nurhadi, B. 2011. Manfaat yang Terkandung dalam Warna Warni Makanan.
Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran.
Prakash, A. 2001. Take you into the heart of a giant resources; Antioxidant
Activity. Medallion Laboratories Analytical Progress. Vol 19. No 2.
Runtini. N, E. Wulandari dan L. Suryaningsih. 2006. Pengaruh penambahan pasta
tomat terhadap kadar protein kasar, lemak kasar dan serat kasar pada
nugget ayam. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
Sediaoetama, 1987, Vitaminologi, Balai Pustaka, Jakarta.
Sudarmadji, S. 1996. Analisa bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta.
Sudarmadji, S., Haryono, B. dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisis untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Shi, J. and M. Le Maguer. 2000. Lycopene in Tomatoes : Chemical and Physical
Properties Affected by Food Processing. Critical Review of Food Sci and
Nutrition. 40 (1) : 1-42.
Spiller, G.A. 2001. Handbook of. Dietary Fiber in Human Nutrition . CRC press.
London.
Sediaoetama A.D. 2004, Ilmu Gizi : untuk mahasiswa dan profesi, jilid I, penerbit
Dian Rakyat, Jakarta, Hal 131-134.
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Sari, I., Kuntanti, D., Kailaku, dan Sunarmani. 2007. Potensi Likopen dalam
Tomat untuk Kesehatan. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian. Vol: 3.
Setiyoningrum, F., dan D.N. Surahman. 2009. Pengaruh Penggunaan Tomat Apel
Belum Matang terhadap Mutu Pasta Tomat di PT. Mitra Aneka Food-
30
Kuningan. Subang: Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna
LIPI.
Tati, S. 1988. Rahasia Mengolah Daging Ayam. Buletin Perbaikan Menu
Makanan Rakyat. 18 (78): 27-33.
Tanoto, E. 1994. Pembuatan Fish Nugget dari Ikan Tenggiri. Skripsi. Jurusan
Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Trisnawati dan Setiawan. 1994. Tomat Pembudidayaan Secara Komersial. Jakarta.
Tugiyono. 2005. Tanaman Tomat. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Tala, Z. Z. 2009.Manfaat Serat Bagi Kesahatan. Departemen Ilmu Gizi. Fakultas
Kedokteran. Universitas Sumatra Utara.
USDA Foreign Agricultural Service. 2005. Peoples Republic of Tomatoes and
Product Annual.China.
Wirjatmadi, B.M. Adrianti dan S. Purwati. 2002. Pemanfaatan rumput laut
(Eucheuma cottonii) dalam meningkatkan nilai kandungan serat dan
yodium tepung terigu dalam pembuatan mie basah. Jurnal Penelitian
Medika Eksakta. 13 (1): 11-17.
Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Irawaty, W. 2007. Potensi Tomat Lokal Indonesia dalam Pembuatan Pasta Tomat
Menggantikan Pasta Tomat Impor. SRKP .
Wellyalina. 2011. Pengaruh Perbandingan Tetelan Merah tuna dan Tepung
Maizena Terhadap Mutu Nugget. Skripsi thesis: Program Studi Teknologi
Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas padang.
Wibowo. A, F. Hamzah, Dan V. S. Johan. 2014. Pemanfaatan Wortel (Daucus
Carota L.) Dalam Meningkatkan Mutu Nugget Tempe. Jurusan Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau.
Wulandari. E, Lilis. S, Hartati. C, Andry. P. 2016. Jurnal Ilmu Ternak.
Karakteristik Mikrobiologi Nugget Ayam Dengan Pasta Tomat Selama
Penyimpanan Pada Suhu Refrigerasi. Laboratorium Teknologi Pengolahan
Produk Peternakan, Fakultas Peternakan, Unpad. Vol.16, No.1-42.
Yuan, L.Y.,G.F.Ouyang and G.H. Zhou. 2006. Changes in volatile compounds of
traditional chinese nanjing water-boiled salted duck durling processing. J.
Food.
31
LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis Ragam Nilai Kadar Air Chicken Nugget pada Jenis dan
Level Penambahan Pasta Tomat
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Kadar Air (%)
Jenis Tomat
Level
(%) Mean Std. Deviation N
Tomat Muda 5% 55.5700 1.13119 3
10% 57.2433 1.05006 3
15% 57.2400 0.77660 3
Total 56.6844 1.20206 9
Tomat Matang 5% 56.1500 1.04504 3
10% 56.9100 1.27000 3
15% 57.3667 1.03500 3
Total 56.8089 1.10786 9
Total 5% 55.8600 1.02450 6
10% 57.0767 1.05809 6
15% 57.3033 0.82131 6
Total 56.7467 1.12324 18
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Kadar Air (%)
F df1 df2 Sig.
0.097 5 12 0.991
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal
across groups.
a. Design: Intercept + JENIS_TOMAT + LEVEL_PASTA_TOMAT +
JENIS_TOMAT * LEVEL_PASTA_TOMAT
32
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Kadar Air (%)
Source
Type III
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Corrected Model 7.925a 5 1.585 1.406 0.290
Intercept 57963.315 1 57963.315 5.143E4 0.000
JENIS_TOMAT 0.070 1 0.070 0.062 0.808
LEVEL_PASTA_TOMA
T 7.230 2 3.615 3.208 0.077
JENIS_TOMAT *
LEVEL_PASTA_TOMA
T
0.626 2 0.313 0.278 0.762
Error 13.523 12 1.127
Total 57984.763 18
Corrected Total 21.448 17
a. R Squared = ,369 (Adjusted R Squared = ,107)
33
Lampiran 2. Analisis Ragam Nilai Kadar Serat Chicken Nugget pada Jenis dan
Level Penambahan Pasta Tomat
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Kadar Serat (%)
Jenis Tomat Level (%) Mean Std. Deviation N
Tomat Muda 5% 0.4067 0.02082 3
10% 0.4900 0.03000 3
15% 0.5667 0.02517 3
Total 0.4878 0.07276 9
Tomat Matang 5% 0.2267 0.03055 3
10% 0.2700 0.03000 3
15% 0.3633 0.03512 3
Total 0.2867 0.06652 9
Total 5% 0.3167 0.10132 6
10% 0.3800 0.12345 6
15% 0.4650 0.11467 6
Total 0.3872 0.12361 18
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Kadar Serat (%)
F df1 df2 Sig.
0.131 5 12 0.982
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal
across groups.
a. Design: Intercept + JENIS_TOMAT + LEVEL_PASTA_TOMAT + JENIS_TOMAT
* LEVEL_PASTA_TOMAT
34
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Kadar Serat (%)
Source
Type III
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Corrected Model 0.250a 5 0.050 59.530 0.000
Intercept 2.699 1 2.699 3.217E3 0.000
JENIS_TOMAT 0.182 1 0.182 216.960 0.000
LEVEL_PASTA_TOMA
T 0.066 2 0.033 39.623 0.000
JENIS_TOMAT *
LEVEL_PASTA_TOMA
T
0.001 2 0.001 0.722 0.506
Error 0.010 12 0.001
Total 2.959 18
Corrected Total 0.260 17
a. R Squared = ,961 (Adjusted R Squared = ,945)
Level (%)
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Kadar Serat (%)
(I)
Level
(%)
(J)
Level
(%)
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
LSD 5% 10% -0.0633* 0.01672 0.003 -0.0998 -0.0269
15% -0.1483* 0.01672 0.000 -0.1848 -0.1119
10% 5% 0.0633* 0.01672 0.003 0.0269 0.0998
15% -0.0850* 0.01672 0.000 -0.1214 -0.0486
15% 5% 0.1483* 0.01672 0.000 0.1119 0.1848
10% 0.0850* 0.01672 0.000 0.0486 0.1214
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,001.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
35
Lampiran 3. Analisis Ragam Nilai Vitamin C Chicken Nugget pada Jenis dan
Level Penambahan Pasta Tomat
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Vitamin C (%)
Jenis Tomat Level (%) Mean Std. Deviation N
Tomat Muda 5% 0.0515 0.01005 3
10% 0.0536 0.00995 3
15% 0.0572 0.00645 3
Total 0.0541 0.00817 9
Tomat Matang 5% 0.0580 0.00604 3
10% 0.0635 0.00990 3
15% 0.0692 0.00990 3
Total 0.0636 0.00904 9
Total 5% 0.0548 0.00823 6
10% 0.0585 0.01041 6
15% 0.0632 0.00995 6
Total 0.0588 0.00968 18
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Vitamin C (%)
F df1 df2 Sig.
0.129 5 12 0.983
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across
groups.
a. Design: Intercept + JENIS_TOMAT + LEVEL_PASTA_TOMAT + JENIS_TOMAT *
LEVEL_PASTA_TOMAT
36
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Vitamin C (%)
Source
Type III
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Corrected Model 0.001a 5 0.000 1.630 0.226
Intercept 0.062 1 0.062 788.857 0.000
JENIS_TOMAT 0.000 1 0.000 5.128 0.043
LEVEL_PASTA_TOM
AT 0.000 2 0.000 1.366 0.292
JENIS_TOMAT *
LEVEL_PASTA_TOM
AT
2.286E-5 2 1.143E-5 0.145 0.867
Error 0.001 12 7.901E-5
Total 0.064 18
Corrected Total 0.002 17
a. R Squared = ,404 (Adjusted R Squared = ,156)
Level (%)
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Vitamin C (%)
(I)
Level
(%)
(J)
Level
(%)
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
LSD 5% 10% -0.0038 0.00513 0.477 -0.0149 0.0074
15% -0.0085 0.00513 0.125 -0.0196 0.0027
10% 5% 0.0038 0.00513 0.477 -0.0074 0.0149
15% -0.0047 0.00513 0.378 -0.0159 0.0065
15% 5% 0.0085 0.00513 0.125 -0.0027 0.0196
10% 0.0047 0.00513 0.378 -0.0065 0.0159
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 7,90E-005.
37
Lampiran 4. Dokemntasi Penelitian
Pencelupan tomat dalam air panas
Penimbangan bahan
38
Sampel kadar air
Pemotongan buah tomat menjadi
bagian kecil
39
Sampel Vitamin C
Sampel kadar serat
40
RIWAYAT HIDUP
Nur Linda lahir pada tanggal 03 Januari 1994. Anak ke
lima dari lima bersaudara, dari pasangan Muhiddin dan
Jirang. Memulai pendidikan tingkat dasar pada SD Inpres
Baturapa dan lulus tahun 2007 setelah di bangku Sekolah
Dasar kemudian melanjutkan pendidikan lanjutan pertama
pada SMP Negeri 1 Bontomanai lulus pada tahun 2010, kemudian melanjutkan
pendidikan menengah pada SMK Negeri 1 Bontomanai lulus pada tahun 2013 dan
sekarang kuliah pada salah satu Perguruan Tinggi Negeri pada Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin dengan program Strata Satu (S1) 2013-
sekarang, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN). Pengalaman organisasi yang pernah ditempuh ialah sebagai
Bendahara Osis SMK Negeri 1 Bontomanai dan Pengurus Himpunan Mahasiswa
Teknologi Hasil Ternak (HIMATEHATE_UH).