kadar air dan ma

37
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPORAN INDIVIDU PRAKTIKUM PENETAPAN KADAR AIR DAN MINYAK ATSIRI OLEH : NAMA : TRI PUSPITA ROSKA NIM : N11115526 KELOMPOK : 2 (DUA) GOLONGAN : SENIN PAGI ASISTEN : ERAWISATA SARRIN

Upload: andi-ummul-islamiyah

Post on 09-Jul-2016

337 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

PKAM

TRANSCRIPT

Page 1: Kadar Air Dan MA

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIKUM

PENETAPAN KADAR AIR DAN MINYAK ATSIRI

OLEH :

NAMA : TRI PUSPITA ROSKA

NIM : N11115526

KELOMPOK : 2 (DUA)

GOLONGAN : SENIN PAGI

ASISTEN : ERAWISATA SARRIN

MAKASSAR

2016

Page 2: Kadar Air Dan MA

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Khasiat dan kualitas simplisia harus memenuhi standar mutu

produk atau bahan. Hal tersebut tidak terlepas dari suatu proses

standarisasi. Standardisasi dalam ilmu kefarmasian adalah serangkaian

parameter prosedur dan cara pengukuran yang hasilnya merupakan

unsur-unsur terkait paradigma mutu kefarmasian, mutu dalam artian

memenuhi syarat standar (kimia, Biologi, dan Farmasi) termasuk jaminan

(batas-batas) stabilitas sebagai produk kefarmasian umumnya.

Standarisasi terdiri atas parameter spesifik dan non spesifik. Parameter

spesifik meliputi organoleptik ekstrak dan kadar terlarut dalam pelarut

tertentu sedangkan parameter non spesifik meliputi kadar air, kadar abu,

bobot jenis, serta pencemaran logam berat (1).

Kadar air dan kadar minyak atsiri merupakan bagian dari

standarisasi. Kadar air ialah jumlah air yang terkandung dalam suatu

bahan yang dinyatakan dalam satuan persen atau perbedaan antara berat

bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Metode-metode

penentuan kadar air yaitu metode pengeringan (dengan oven biasa),

metode distilasi, metode kimia, dan metode khusus seperti refraktometer

(2).

Page 3: Kadar Air Dan MA

Minyak atsiri adalah zat yang berbau yang terkandung dalam

tanaman. Minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya

berwujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang,

daun, buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap

(3).

Pada praktikum ini dilakukan penetapan kadar air dan minyak atsiri.

Dalam bidang farmasi penetapan kadar air dan kadar minyak atsiri sangat

perlu dilakukan. Kadar air sangat berkaitan dengan kualitas dari suatu

simplisia. Kadar air menyebabkan mudahnya bakteri, kapang dan khamir

untuk berkembang biak sehingga akan terjadi perubahan pada bahan

pangan. Selain itu, minyak atsiri mempunyai banyak manfaat dibidang

industri farmasi seperti sebagai antibakteri, antifungi, antiseptik, antinyeri

dan bermanfaat dalam pembuatan sabun, pasta gigi dan shampoo.

I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud Percobaan

Untuk mengetahui cara penetapan kadar air dan kadar minyak

atsiri suatu sampel ataupun simplisia.

I.2.2 Tujuan Percobaan

1. Mengetahui prinsip dasar penetapan kadar air dan kadar minyak atsiri

suatu simplisia

2. Menetapkan kadar air dan kadar minyak atsiri suatu simplisia.

Page 4: Kadar Air Dan MA

I.3 Prinsip Percobaan

1. Pada penetapan kadar air dilakukan dengan metode destilasi. Ekstrak

yang telah ditimbang dimasukkan kedalam labu alas bulat.

Ditambahkan tuluen jenuh air, lalu dipanaskan. Tetesan air dan tuluen

akan terpisah pada tabung penerima. Didapatkan volume air dan

dihitung persen kadar air.

2. Pada penetapan kadar minyak atsiri dilakukan dengan metode

desitilasi. Sampel yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam labu dan

ditambahkan dengan aquadest, lalu dipanaskan. Setelah dipanaskan

akan terdapat minyak yang akan terpisah dengan air. Didapatkan

volume minyak atsiri dan dihitung persen kadar minyak atsiri.

Page 5: Kadar Air Dan MA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Minyak Atsiri

Minyak atsiri juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap

atau minyak terbang. Pengertian atau defenisi minyak atsiri yang ditulis

dalam Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak

atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berwujud cairan, yang

diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji

maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap (3).

Minyak atsiri adalah zat yang berbau yang terkandung dalam

tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau

minyak essensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap

di udara terbuka. Istilah essensial dipakai karena minyak atsiri mewakili

bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni tanpa

pencemaran, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada

penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin

serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Minyak atsiri di

hasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu seperti akar, batang, kulit,

daun, bunga, atau biji (4).

Page 6: Kadar Air Dan MA

II.2 Metode Destilasi Minyak Atsiri

Di antara metode-metode isolasi yang paling lazim dilakukan

adalah metode destilasi. Beberapa metode destilasi yang popular

dilakukan di berbagai perusahaan industri penyulingan minyak atsiri,

antara lain sebagai berikut (5) :

a. Metode destilasi kering (langsung dari bahannya tanpa menggunakan

air). Metode ini paling sesuai untuk bahan tanaman yang kering dan

untuk minyak minyak yang tahan pemanasan (tidak mengalami

perubahan bau dan warna saat dipanaskan), misalnya oleoresin (5).

b. Destilasi air, meliputi destilasi air dan uap air dan destilasi uap air

langsung. Metode ini dapat digunakan untuk bahan kering maupun

bahan segar dan terutama digunakan untuk minyak-minyak yang

kebanyakan dapat rusak akibat panas kering. Seluruh bahan

dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang bentuknya

mirip dandang. Dalam metode ini ada beberapa versi perlakuan (5).

1. Bahan tanaman langsung direbus dalam air.

2. Bahan tanaman langsung masuk air, tetapi tidak rebus. Dari bawah

dialirkan uap air panas.

3. Bahan tanaman ditaruh di bejana bagian atas, sementara uap air

dihasilkan oleh air mendidih dari bawah dandang.

4. Bahan tanaman ditaruh di dalam bejana tanpa air dan disemburkan uap

air dari luar bejana.

Page 7: Kadar Air Dan MA

II.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kadar Minyak Atsiri

Sifat minyak atsiri yang menonjol antara lain mudah menguap pada

suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan aroma

tanaman yang menghasilkannya, dan umumnya larut dalam pelarut

organik. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minyak atsiri sebagai

berikut (6):

1. Besarnya tekanan uap yang digunakan

2. Berat sampel (molekul)

3. Kecepatan keluarnya minyak dan sampel

II.4 Alat Destilasi Minyak Atsiri

Gambar 1. Alat Destilasi

Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air

ditempatkan dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap

air akan masuk ke dalam labu sampel sambil mengekstraksi minyak

menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak menguap

yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu

Page 8: Kadar Air Dan MA

akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguapakan

masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak

atsiri (7).

II.5 Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)

Tanaman Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle dikenal di pulau

Sumatra dengan nama Kelangsa (Aceh), di pulau Jawa dikenal dengan

nama jeruk nipis (Sunda) dan jeruk pecel (Jawa), di pulau Kalimantan

dikenal dengan nama lemau nepi, di pulau Sulawesi dengan nama lemo

ape, lemo kapasa (Bugis) dan lemo kadasa (Makasar), di Maluku dengan

naman puhat em nepi (Buru), ahusi hisni, aupfisis (Seram), inta,

lemonepis, ausinepsis, usinepese (Ambon) dan Wanabeudu (Halmahera)

sedangkan di Nusa tenggara disebut jeruk alit, kapulungan, lemo (Bali),

dangaceta (Bima), mudutelong (Flores), mudakenelo (Solor) dan

delomakii (Rote). Klasifikasi jeruk nipis adalah sebagai berikut (8) :

Kingdom : Plantae

Devisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledonae

Subclass : Dialypetalae

Ordo : Rutales

Family : Rutacea

Genus : Citrus

Spesies : Citrus aurantifolia Swingle

Page 9: Kadar Air Dan MA

Morfologi tanaman dan buah jerik nipis yang direview dari Jeruk

nipis (Citrus aurantifolia Swingle) termasuk salah jenis citrus geruk.

Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang. Jeruk nipis termasuk

jenis tumbuhan perdu yang memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya

berkayu ulet dan keras, sedangkan permukaan kulit luarnya berwarna tua

dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk elips dengan pangkal

membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunnya mencapai

2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Tulang daunnya menyirip dengan tangkai

bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm (9).

II.6 Definisi Ekstrak dan Macam-macamnya

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan

mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua

pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan

sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Pembuatan

sediaan ekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat pada

simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar tinggi dan hal ini

memudahkan zat berkhasiat dapat diatur dosisnya (10).

Adapun macam-macam metode ekstraksi yang di gunakan yaitu

Ekstraksi secara dingin (metode maserasi, dan metode perkolasi)

ekstraksi secara panas (metode refluks, metode destilasi uap, dan metode

Soxhletasi) (10)

Page 10: Kadar Air Dan MA

a. Ekstraksi Secara Maserasi

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk

simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada

temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke

dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya

perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.

Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh

cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa

tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan

di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan

pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang

diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan. Beberapa modifikasi

maserasi yaitu digesti, remaserasi, maserasi bertingkat dan maserasi

melingkar bertingkat(10).

b. Ekstraksi Secara Perkolasi

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia

dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam

bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari

dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari

akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai

keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi,

kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan

Page 11: Kadar Air Dan MA

gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan

(10).

c. Ektraksi Secara Soxhletasi

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk

simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring

sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat

sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi

molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat

aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan

sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa

kapiler hingga terjadi sirkulasi (10).

d. Ektraksi Secara Refluks

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel

dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan

penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada

kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun

kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang

berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara

berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut

dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh

dikumpulkan dan dipekatkan (10).

Page 12: Kadar Air Dan MA

e. Destilasi Uap Air

Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air

ditempatkan dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap

air akan masuk ke dalam labu sampel sambil mengekstraksi minyak

menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak menguap

yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu

akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan

masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak

atsiri(10).

.

II.7 Penetapan Kadar Air

Kadar air ialah jumlah air yang terkandung dalam suatu bahan yang

dinyatakan dalam satuan persen atau perbedaan antara berat bahan

sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan

dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan

kelembaban udara disekitarnya. Kadar air ini disebut dengan kadar air

seimbang. Kadar air juga merupakan karakteristik yang sangat penting

dalam bahan pangan karena air dapat mempengaruhi penampakan,

tekstur, serta ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan

tersebut. Kadar air menyebabkan mudahnya bakteri, kapang dan khamir

untuk berkembang biak sehingga akan terjadi perubahan pada bahan

pangan (11).

Page 13: Kadar Air Dan MA

Penentuan kadar air dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan

beberapa metode. Hal ini tergantung pada sifat bahannya. Metode-

metode penentuan kadar air yaitu metode pengeringan (dengan oven

biasa), metode distilasi, metode kimia, dan metode khusus seperti

refraktometer. Penentuan kadar air sangat penting dalam banyak masalah

industri, misalnya dalam evaluasi materials balance atau kehilangan

selama pengolahan. Kita harus tahu kandungan air untuk pengolahan

optimum(11).

Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan

mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105 – 110 °C selama 3 jam

atau sampai didapat berat yang konstan. Untuk bahan yang tidak tahan

panas, seperti bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap dan lain-

lain pemanasan dilakukan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih

rendah. Kdang-kadang pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan

dimasukkan ke dalam eksikator dengan H2SO4 pekat sebagai pengering,

hingga mencapai berat yang konstan (12).

Kadar air suatu bahan dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu

berdasarkan bahan kering (dry basis) dan berdasarkan bahan basah (wet

basis). Kadar air secara dry basis adalah perbandingan antara berat air di

dalam bahan tersebut dengan berat keringnya. Bahan kering adalah berat

bahan asal setelah dikurangi dengan berat airnya. Sedangkan kadar air

secara wet basis adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan

tersebut dengan berat bahan mentah (12).

Page 14: Kadar Air Dan MA

II.8 Metode Penetapan Kadar Air

II.8.1 Metode gravimetri (pengeringan dengan oven)

Metode oven biasa merupakan salah satu metode pemanasan

langsung dalam penetapan kadar air suatu bahan pangan. Dalam metode

ini bahan dipanaskan pada suhu tertentu sehingga semua air menguap

yang ditunjukkan oleh berat konstan bahan setelah periode pemanasan

tertentu. Kehilangan berat bahan yang terjadi menunjukkan jumlah air

yang terkandung. Metode ini terutama digunakan untuk bahan-bahan

yang stabil terhadap pemanasan yang agak tinggi, serta produk yang tidak

atau rendah kandungan sukrosa dan glukosanya seperti tepung-tepungan

dan serealia (13).

Gambar 2. Oven

Metode ini dilakukan dengan cara pengeringan bahan pangan

dalam oven. Berat sampel yang dihitung setelah dikeluarkan dari oven

harus didapatkan berat konstan, yaitu berat bahan yang tidak akan

Page 15: Kadar Air Dan MA

berkurang atau tetap setelah dimasukkan dalam oven. Berat sampel

setelah konstan dapat diartikan bahwa air yang terdapat dalam sampel

telah menguap dan yang tersisa hanya padatan dan air yang benar-benar

terikat kuat dalam sampel. Setelah itu dapat dilakukan perhitungan untuk

mengetahui persen kadar air dalam bahan

Secara teknik, metode oven langsung dibagi menjadi dua yaitu,

metode oven temperatur rendah dan metode oven temperatur tinggi.

Metode oven temperatur rendah menggunakan suhu (103 + 2)˚C dengan

periode pengeringan selama 17 ± 1 jam. Periode pengeringan dimulai

pada saat oven menunjukkan temperatur yang diinginkan. Setelah

pengeringan, contoh bahan beserta cawannya disimpan dalam desikator

selama 30-45 menit untuk menyesuaikan suhu media yang digunakan

dengan suhu lingkungan disekitarnya. Setelah itu bahan ditimbang

beserta wadahnya. Selama penimbangan, kelembaban dalam ruang

laboratorium harus kurang dari 70%. Selanjutnya metode oven temperatur

tinggi. Cara kerja metode ini sama dengan metode temperatur rendah,

hanya saja temperatur yang digunakan pada suhu 130-133˚C dan waktu

yang digunakan relatif lebih rendah (13)

Page 16: Kadar Air Dan MA

II.8.2 Metode Destilasi

Gambar 3. Alat destilasi

Penentuan kadar air dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan

mengandung senyawa-senyawa yang mudah menguap ( volatile ) seperti

sayuran dan susu, menggunakan cara destilasi dengan pelarut tertentu,

misalnya toluen, xilol, dan heptana yang berat jenisnya lebih rendah

daripada air. Cara penentuannya adalah dengan memberikan zat kimia

sebanyak 75-100 ml pada sampel yang diberikan mengandung air

sebanyak 2-5 ml kemudian dipanaskan sampai mendidih. Uap air dan zat

kimia tersebut diembunkan dan ditampung dalam tabung penampung.

Karena berat jenis air lebih besar daripada zat kimia tersebut maka air

akan berada dibagian bawah pada tabung penampung. Bila pada tabung

penampung dilengkapi skala maka banyaknya dapat diketahui. Cara

destilasi ini baik untuk menentukan kadar air dalam zat yang kandungan

airnya kecil yang sulit ditentukan dengan cara gravimetri. Penetuan kadar

air ini hanya memerlukan waktu ± 1 jam (13).

Page 17: Kadar Air Dan MA

II.8.3 Metode Kimiawi

Ada beberapa cara penentuan kadar air dalam bahan secara

kimiawi yaitu antara lain:

a. Cara Titrasi Karl Fischer

Karl fischer pada tahun 1935 mengunakan cara pengeringan

berdasarkan reaksi kimia air dengan titrasi langsung dari bahan basah

dengan larutan iodin, sulfur dioksida, dan piridina dalam metanol.

Perubahan warna menunjukan titik akhir titrasi. Prinsip metode ini adalah

melakukan titrasi sampel dengan larutan iodin dalam methanol dan piridin.

Jika masih ada air dalam bahan maka iodine akan bereaksi, tetapi bila air

habis maka iodine akan bebas. Untuk zat-zat yang melepaskan air secara

perlahan-lahan, maka pada umumnya dilakukan titrasi tidak langsung.

Kecuali dinyatakan lain dalam monografi maka penetapan kadar air

dilakukan dengan titrasi langsung (14).

b. Cara Kalsium Karbid

Cara ini berdasarkan reaksi antara kalsium karbid dan air

menghasilkan gas asetilin. Cara ini sangat cepat dan tidak memerlukan

alat yang rumit. Jumlah asetilin yang terbentuk dapat diukur dengan

berbagai cara (15).

c. Cara Asetil Khlorida

Penentuan kadar air cara ini berdasarkan reaksi asetil khlorida dan

air menghasilkan asam yang dapat dititrasi menggunakan basa. Asetil

Page 18: Kadar Air Dan MA

khlorida yang digunakan dilarutkan dalam toluol dan bahan didispersikan

dalam piridin (15).

II.8.4 Metode Fisis

Ada beberapa cara penentuan kadar air cara secara fisis ini antara

lain (15) :

1. Berdasarkan tetapan dieletrikum

2. Berdasarkan konduktivitas listrik (daya hantar listrik) atau resistensi

Berdasarkan resonansi nuklir magnetic (NMR = Nuclear Magneti

resonance).

II.9 Rumus Menghitung Persen Kadar

Pada penetapan kadar air dengan metode destilasi dapat

menggunakan perhitungan :

% Kadar air = V air yang tertampung x 100 %

Bobot sampel

Page 19: Kadar Air Dan MA

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cawan porselen,

aluminium foil, timbangan analitik, labu alas bulat, pemanas listrik,

kondensor, pompa air, penampung destilasi air (Sterling-Bidwell), dan

seperangkat alat penetapan kadar minyak atsiri.

III.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest,

tuluen, Legundi (Vitex trifolia), daun jeruk nipis (Citrux aurantifolia).

III.2 Cara Kerja

III.2.1 Penetapan Kadar Air

1. Dipersiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Dirangkai alat destilasi.

3. Ditimbang 2 gram ekstrak tanaman legundi (Vitex trifolia) dan

dimasukkan ke dalam labu alas bulat.

4. Ditambahkan tuluen jenuh air 200 mL.

5. Dipanaskan 15 menit.

6. Dihitung persen kadar air.

Page 20: Kadar Air Dan MA

III.2.2 Penetapan Kadar Minyak Atsiri

1. Dipersiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Dirangkai alat destilasi.

3. Ditimbang 50 gram daun jeruk nipis dan dimasukkan ke dalam labu

alas bulat.

4. Ditambahkan aquadest 200 mL.

5. Dipanaskan 15 menit.

6. Dihitung persen kadar minyak atsiri.

Page 21: Kadar Air Dan MA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

No. Nama sampel

Bobot

Sampel

(gram)

Volume hasil

destilasi (mL)Penetapan kadar (%)

Air MinyakKadar

Air

Kadar

Minyak

Atsiri

1.Ekstrak Legundi

(Vitex Trifolia)4,081 0,3 - 7,35 -

2.

Daun jeruk nipis

(Citrus

aurantifolia)

50,3553 - 0,3 - 0,59

Tabel 1. Penetapan kadar air dan minyak Atsiri

Penetapan Kadar Air

Kadar sari larut air = Volume Air (mL)bobot sampel

x 100%

=0,3mL

4,081gram x 100%

= 7,35 %

Penetapan Kadar Minyak Atsiri

Page 22: Kadar Air Dan MA

Kadar sari larut air = VolumeMinyak (mL)bobot sampel

x 100%

=0,3mL

50,3553gram x 100%

= 0,59 %

IV.2 Gambar Pengamatan

Laboratorium Farmakognosi

Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

Laboratorium Farmakognosi

Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

Ket : Alat destilasi dirangkai Ket: Tuluen jenuh air dimasukkan

kedalam tabung penerima

Laboratorium Farmakognosi Laboratorium Farmakognosi

Page 23: Kadar Air Dan MA

Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

Ket : Proses sampel ditimbang Ket: Proses destilasi pada

penetapan kadar air

Laboratorium Farmakognosi

Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

Laboratorium Farmakognosi

Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

Ket : Alat destilasi minyak atsiri

dirangkai

Ket: Proses destilasi pada

penetapan kadar minyak atsiri

IV. Pembahasan

Page 24: Kadar Air Dan MA

Pada praktikum ini dilakukan penetapan kadar air dan penetapan

kadar minyak atsiri. Sampel yang digunakan pada penetapan kadar air

adalah ekstrak legundi (Vitex trifolia) dan penetapan kadar minyak atsiri

digunakan sampel daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia).

Penetapan kadar air dilakukan dengan marangkai terlebih dahulu

alat destilasi. Kemudian ekstrak legundi (Vitex trifolia)ditimbang 2 gram

menggunakan aluminium foil. Dimasukkan kedalam labu alas bulat.

Ditambahkan tuluen jenuh air 200 mL. Setelah itu dipanaskan selama 15

menit dan diperoleh volume airnya sehingga dapat dihitung persen

kadarnya. Penetapan kadar minyak atsiri dilakukan dengan merangkai

terlebih dahulu alat destilasi yang akan digunakan. Kemudian sampel

daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ditambang sebanyak 50 gram.

Setelah itu dimasukkan kedalam labu alas bulat dan ditambahkan

aquadest. Setelah itu, dipanaskan selama 15 menit. Akan diperoleh

minyak yang terpisah dengan air sehingga dapat dihitung persen

kadarnya.

Persen kadar air dapat dihitung dengan membagi volume air

dengan bobot sampel dikalikan 100%. Volume air yaitu 0,3 mL dan bobot

sampel ekstrak legundi (Vitex trifolia) yaitu 4,081 gram, maka diperoleh

persen kadar air sampel yaitu 7,35%. Berdasarkan literatur (MMI, 1989)

bahwa kadar air salam simplisia yang dipersyarakatkan tidak boleh lebih

dari 10% sehingga dikatakan bahwa sampel tersebut masih dikategorikan

mempunyai kadar air sesuai standar. Sedangkan pada penetapan kadar

Page 25: Kadar Air Dan MA

minyak atsiri dapat dihitung dengan membagi volume air dengan bobot

sampel dikalikan 100%. Volume minyak atsiri yaitu 0,3 mL dan bobot

sampel daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yaitu 50,3553 gram, maka

diperoleh persen kadar air sampel yaitu 0,59%.

BAB V

Page 26: Kadar Air Dan MA

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan :

1. Pada penetapan kadar air sampel ekstrak legundi (Vitex trifolia)

diperoleh persen kadar air yaitu 7,35 %. Hasil tersebut sudah

memenuhi standar kadar air berdasarkan literatur yang tidak boleh

lebih dari 10%.

2. Pada penetapan kadar minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus

aurantifolia) diperoleh persen kadar minyak atsiri yaitu 0,59 %

V.2 Saran

Dalam melaksanakan praktikum ini kakak pendamping asisten

sudah sangat baik dalam mengarahkan praktikan. Sebelum

melaksanakan praktikum sebaiknya penanggung jawab mempersiapkan

dengan baik alat dan bahan yang akan digunakan saat praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Page 27: Kadar Air Dan MA

1. Depkes RI. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.

Direkktorat jendral pengawasan obat dan makanan : Jakarta. . 2000.

2. Lerida, Kezia. Analisis kadar air pada bahan makanan. Program studi

pendidikan teknologi argoindustri Universitas Pendidikan Indonesia :

Bandung. 2013

3. Sastrohamidjojo H. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Universitas

Gadjah Mada.2004.

4. Siallagan J. Isolasi sitronelal dari minyak sereh. Papua: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Cendrawasih.2001.

5. Zahro, Nurus. Analisa Mutu Pangan dan Hasil Pertanian. Fakultas

Teknologi Pertanian Universitas Jember : Jember. 2013

6. repository.usu.ac.id/bistream/123456789/33716/4/chapter%20II.

(Diakses pada tanggal 4 April 2016).

7. Djenar, nancy. 2013. Destilasi Trapping ( Kimia Organik). Universitas

Brawijaya : Malang. 2013.

8. Budipratama, Anugrah. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia).

ccc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=183 (Diakses pada tanggal 4 April

2016)

9. Rukmana, R., Budidaya Jeruk dan Pasca Panen. Kanisius,

Yogyakarta. 1996.

Page 28: Kadar Air Dan MA

10.Anief, M,. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, Penerbit University

Press. 1987.

11.Harborne, J.B., Metode Fitokimia, diterjemahkan oleh Kosasih

Padmawinata, Terbitan kedua, 70, Penerbit ITB, Bandung. 1987.

12.Apriyantono, A. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Bogor. IPB.

1989.

13.AOAC. Official Methods of Analysis of The Association of Official

Analytical Chemistry. 14th Ed. Virginia : AOC, Inc. 1984.

14.Winarno F.G. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka

Utama.Jakarta. 2004.

15.Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. Analisa Bahan Makanan

DanPertanian. Penerbit Liberty Yogyakarta Bekerja Sama Dengan

Pusat AntarUniversitas Pangan Dan Gizi Universitas Gajah Mada.

Yogyakarta. 1989.

16.Ditjen POM, DepKes RI. Materia Medika Indonesia Jilid V.

DepartemenKesehatan Republik Indonesia: Jakarta. 1989.