kabut asap

22
BAB II DAMPAK YANG DITIMBULKAN PENCEMARAN KABUT ASAP AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN A. Pengertian Pencemaran dan Pencemaran Kabut Asap Lingkungan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang ada di sekeliling kehidupan atau organisme. Lingkungan adalah kumpulan dari segala sesuatu yang membentuk kondisi dan akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung baik kepada kehidupan dalam bentuk individual maupun kuminitas pada tempat tertentu. 16 Setiap kegiatan manusia akan menambah materi atau energi pada ligkungan. Apabila materi atau energi itu membahayakan, atau mengancam kesehatan manusia, miliknya atau sumber daya, baik langsung maupun tidak langsung dikatakan terjadi pencemaran. 17 Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat populer, banyak dibahas oleh kalangan masyarakat di seluruh permukaan bumi ini. Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat 16 Achmad Lutfi,2009. Pengertian Pencemaran.http://www.chem-is-try.org/materi kimia/kimia-lingkungan/pencemaran lingkungan/pengertian-pencemaran/ diakses pada tanggal 5 Desember 2011 17 Daud Silalahi,Hukum Lingkungan (Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia).Cet:3 (Bandung :PT.Alumni,2001) hal 154 Universitas Sumatera Utara

Upload: fify-triana

Post on 01-Dec-2015

455 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kabut asap

TRANSCRIPT

BAB II

DAMPAK YANG DITIMBULKAN PENCEMARAN KABUT ASAP

AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN

A. Pengertian Pencemaran dan Pencemaran Kabut Asap

Lingkungan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang ada di sekeliling

kehidupan atau organisme. Lingkungan adalah kumpulan dari segala sesuatu yang

membentuk kondisi dan akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak

langsung baik kepada kehidupan dalam bentuk individual maupun kuminitas pada

tempat tertentu.16

Setiap kegiatan manusia akan menambah materi atau energi pada

ligkungan. Apabila materi atau energi itu membahayakan, atau mengancam

kesehatan manusia, miliknya atau sumber daya, baik langsung maupun tidak

langsung dikatakan terjadi pencemaran.

17

Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat populer,

banyak dibahas oleh kalangan masyarakat di seluruh permukaan bumi ini.

Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat

penanganan secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat

16Achmad Lutfi,2009. Pengertian Pencemaran.http://www.chem-is-try.org/materi kimia/kimia-lingkungan/pencemaran lingkungan/pengertian-pencemaran/ diakses pada tanggal 5 Desember 2011 17 Daud Silalahi,Hukum Lingkungan (Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia).Cet:3 (Bandung :PT.Alumni,2001) hal 154

Universitas Sumatera Utara

buruk yang terjadi karena pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat

mencegah jangan sampai terjadi pencemaran lingkungan.

Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup

mengalami perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun

fungsinya terganggu. Ketidakseimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi

karena proses alam atau juga karena perbuatan manusia. Dalam abad modern ini

banyak kegiatan atau perbuatan manusia untuk memenuhi kebutuhan biologis dan

kebutuhan teknologi sehingga banyak menimbulkan pencemaran lingkungan.18

Manusia adalah merupakan satu-satunya komponen Lingkungan Hidup

biotik yang mempunyai kemampuan untuk dengan sengaja merubah keadaan

lingkungan hidup. Dalam usaha merubah lingkungan hidupnya ini dengan

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat menimbulkan

masalah yang disebut pencemaran. Manusia juga dapat merubah keadaan

lingkungan yang tercemar akibat perbuatannya ini menjadi keadaan lingkungan

yang lebih baik, menjadi keadaan seimbang, dapat mengurangi terjadinya

pencemaran lingkungan, bahkan diharapkan untuk dapat mencegah terjadinya

pencemaran.19

Apabila Ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut pencemaran

lingkungan adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang

dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur

18Admin,Pencemaran Lingkungan Solusi dan Permasalahannya, http://www.peutuah.com/pencemaran-lingkungan-dan-solusi-permasalahannya/.diakses Jumat 10 Februari 2012 19 Admin,Ibid.

Universitas Sumatera Utara

maupun fungsinya sehingga mengganggu kesejahteraan manusia. Pencemaran

lingkungan ini perlu mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak, karena

pencemaran lingkungan dapat menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan

kesehatan bahkan dapat berakibat terhadap jiwa manusia ataupun ekosistem lain

yang berkaitan dengan manusia.20

1. Pencemaran tanah

Berdasarkan medium fisik lingkungan tempat tersebarnya bahan kimia ini,

maka pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bahan kimia dapat dibagi

menjadi tiga jenis pencemaran, yaitu:

2. Pencemaran udara

3. Pencemaran air

Sedangkan Pencemaran, menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada pasal 1 ayat 14

menyatakan :

“Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain kedalam lingkungan hidup

oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang

telah ditetapkan.21

20 Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan Iso 14001,(Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia,2001), hal.41. 21 UU No.23 Tahun 2009.http://birohukum.pu.go.id/peraturan/UU32-2009.pdf.diakses 10 Februari 2012.

Universitas Sumatera Utara

Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang

menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak menyebabkan timbulnya perubahan

yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga

mengganggu kesehatan eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta organisme

lainnya. Bahan penyebab pencemaran tersebut disebut bahan pencemar atau

polutan.22

Sedangkan yang dimaksud pencemaran kabut asap atau dengan kata lain

pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau

biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk

hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pengertian

lain menyebutkan bahwa Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya

unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya

kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta

menurunkan kualitas lingkungan.

23

Temuan penelitian United Nations Environment Programme (UNEP)

menempatkan Jakarta di urutan ketiga sebagai kota yang tercemar udaranya

setelah Bombay (India) dan Mexico City (Meksiko).

24

22 Arianto Sam, Pengertian Pencemaran, http://smileboys.blogspot.com/2008/08/pengertian-pencemaran.html diakses pada tanggal 5 Desember 2011. 23Putra,”Pencemaran Udara, Dampak dan Solusinya, http://putracenter.net/2009/01/07/pencemaran-udara-dampak-dan-solusinya/ diakses pada tanggal 5 Desember 2011. 24 Suparto Wijoyo, Hukum Lingkungan : Mengenal Instrumen Hukum Pengendalian Pencemaran Udara di Indonesia, Cet.1,(Surabaya : Airlangga University Press,2004) hal.7

Menurunnya kualitas udara

akibat terjadinya pencemaran di suatu wilayah seringkali baru dirasakan setelah

Universitas Sumatera Utara

dampaknya menyebabkan ganguan kesehatan pada makhluk hidup, terutama pada

manusia. Untuk mengetahui terjadinya pencemaran udara secara dini, telah

digunakan berbagai teknologi pengendalian pencemaran udara yang

membutuhkan biaya tidak sedikit.

Sesuai dengan defenisi pencemaran lingkungan dalam Peraturan

Pemerintah No. 27 Tahun 1997 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

dalam Pasal 1 ayat (12), disebutkan bahwa pencemaran udara disebabkan oleh

aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan

bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian dan peristiwa alam seperti

kebakaran hutan dan letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas dan awan

panas.25

a. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh :

Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran

dari satu atau lebih bahan pencemar yang terdispresi ke udara dan menyebar ke

lingkungan sekitarnya. Kecepatan penyebaran ini tergantung keadaan geografi dan

meterologi setempat.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu :

1. Debu yang berterbangan akibat tiupan angin

25 Astri Nugroho, Bioindikator Kualitas Udara.Cet 1 (Jakarta : Universitas Trisakti,2005) hal 8.

Universitas Sumatera Utara

2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-

gas vulkanik

3. Proses pembusukan sampah organik

4. Kebakaran hutan

b. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh :

1. Hasil pembakaran bahan bakar fosil

2. Debu/serbuk dari kegiatan industri

3. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara26

Berdasarkan terbentuknya, pencemaran udara dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu :

a. Pencemar udara primer, yaitu komponen pencemar udara mencakup 90 %

dari jumlah komponen pencemar udara seluruhnya. Bentuk dan

komposisinya sama dengan ketika dipancarkan, contohnya Karbon

Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NO), Hidrokarbon (HC), Sulfur

Dioksida (SO), serta berbagai partikel. Toksisitas kelima kelompok

polutan tersebut berbeda-beda. Polutan yang paling berbahaya bagi

kesehatan adalah partikel-partikel, diikuti berturut-turut oleh NO, SO,

Hidrokarbon dan yang paling rendah toksisitasnya adalah CO.

b. Pencemaran udara sekunder, yaitu pencemaran yang terbentuk karena

berbagai bahan pencemar yang bereaksi satu sama lain sehingga

26 Wisnu Arya Wardhana,Dampak Pencemaran Lingkungan (Dengan Kata Sambutan Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala BAPEDAL),Edisi Revisi.(Yogyakarta: Andi Yogyakarta,2004) hal 28

Universitas Sumatera Utara

menghasilkan jenis pencemaran baru yang justru lebih membahayakan

kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis ataupun dengan

bantuan katalisator seperti sinar matahari. Contohnya Ozon, Formaldehida

dan Peroxy Acyl Nitrat (PAN).27

Akhir-akhir ini mulai diupayakan pemanfaatan makhluk hidup sebagai

indikator pencemaran udara. Hal ini dimungkinkan karena berbagai penelitian

mengenai penggunaan indikator biologi untuk mengetahui berbagai pencemaran

seringkali membutuhkan biaya yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan

penggunaan indikator fisika kimia secara umum.

B. Pengertian Pencemaran Lintas Batas

Kalau dahulu masalah pencemaran dan perusakan lingkungan merupakan

masalah lokal, sekarang menjadi masalah nasional bahkan internasional.28

27 Astri Nugroho, Op.Cit. hal.9 28 Jur.Andi Hamzah, Penegakan Hukum Lingkungan.Cet 1 (Jakarta: Sinar Grafika,2005) hal 13

Membicarakan masalah pencemaran lintas batas, khususnya dalam pencemaran

udara dapat diartikan sebagai suatu gambaran yang menerangkan bahwa suatu

pencemaran yang terjadi dalam suatu wilayah negara akan tetapi dampak yang

ditimbulkannya oleh karena faktor media atmosfer atau biosfer melintas sampai

ke wilayah negara lain.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan dalam pengertian lain menyebutkan pencemaran lintas batas

atau lazim pula disebutkan sebagai transfrointer pollution29

“Transboundary haze poluution whose physical orgin in situated wholly or in port within the area under the national jurisdiction of one member state and which is transported into area under the jurisdiction of another member state.”

adalah :

“Pollution of which the physical is wholly or in part situated within the territory of one state and which has deleterious effects in the territory of another state”.

(“Pencemar yang fisik yang seluruhnya atau sebagian terletak dalam

wilayah suatu negara dan yang memiliki efek merusak di wilayah negara

lain.”)

Menurut ASEAN Agreement on Transboundary Haze Poluution yang

dimaksud dengan pencemaran lintas batas adalah :

30

Jadi, dapat diketahui bahwa pencemaran lintas batas ini terdapat pada dua

wilayah yang pada satu sisi sebagai locus actus (tempat berlangsungnya peristiwa)

didalam defenisi disebut sebagai situated within territory (terletak di dalam

(“Polusi asap lintas batas adalah polusi asap yang asal fisik terletak

seluruhnya atau sebagian dalam wilayah di bawah yurisdiksi nasional satu

Negara Anggota dan yang diangkut ke wilayah di bawah yurisdiksi Negara

lain Anggota.”)

29 Daud Silalahi,Op.Cit,hal.186 30 ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution. http://www.aseansec.org/agr_haze.pdf. diakses 13 Februari 2012.

Universitas Sumatera Utara

wilayah) dan pada sisi lain terdapat wilayah sebagai locus demmy (tempat

timbulnya kerusakan/kerugian) dalam defenisi lain apa yang memiliki efek

merusak di wilayah negara bagian lain, atau yang disebut sebagai which has

deleterious effects in the territory of another state.31

Contoh kasus pencemaran lintas batas yang hingga kini masih menjadi

masalah masyarakat internasional adalah kebakaran hutan yang terjadi di

Sumatera dan Kalimantan yang berdampak hingga kenegara tetangga seperti

Malaysia dan Singapura. Dari catatan Badan Penanganan Bencana Kalimantan

Barat, sejarah bencana kabut asap yang terbesar terjadi pada tahun 1997 juga

ditetapkan sebagai bencana nasional. Tercatat kebakaran hutan terbesar dalam

sejarah di Indonesia telah menghanguskan hutan sebesar 11,7 Juta hektar. Terluas

di Kalimantan 8,13 Juta Ha terbakar, disusul Sumatera 2,07 Juta Ha, Papua Barat

1 Juta Ha, Sulawesi 400 ribu Ha, dan pula Jawa 100 Ribu Juta Ha. Diperkirakan

Indonesia mengalami kerugian US$10 miliar. Setelah 1997-sampai sekarang,

kebakaran hutan masih terjadi, dan kerugian demi kerugian terus diperoleh.

Akibat kabut asap, aktivitas warga hampir seluruh daerah menjadi lumpuh.

Seperti pihak sekolah terpaksa meliburkan siswa dalam beberapa pekan sampai

kabut asap hilang. Belum lagi jasa transportasi seperti jasa pelayanan penerbangan

dan bus harus memarkirkan kendaraannya di sejumlah terminal sampai beberapa

pekan lantaran jarak pandang hanya mencapai 100 meter. Sejalan dengan

kemunculan kabut asap itu, negara-negara tetangga seperti Malaysia dan

31 Lihat Arif, Pencemaran Transisional Akibat Kebakaran Hutan di Indonesia dalam Hubungannya dengan Prinsip Tanggung Jawab Negara, (Tesisi Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung,2000) hal.43.

Universitas Sumatera Utara

Singapura, menyampaikan protes terhadap pemerintah Indonesia yang dinilai

tidak serius mengatasi kabut pembawa penyakit itu, karena "mau tak mau"

penduduk kedua negara tersebut juga telah menghirup kabut tersebut.32

Malaysia dan Singapura mendesak Indonesia untuk menyelesaikan

masalah ini. Tetapi Indonesia tidak langsung setuju dengan permintaan Malaysia

dan Singapura. Protes Malaysia dan Singapura ini didasarkan pada alasan bahwa

kabut asap tersebut telah menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat

dan pariwisata mereka. Pernyataan maaf secara resmi terhadap masalah ini

sebenarnya sudah dikeluarkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada

Malaysia dan Singapura karena mereka belum merasa puas. Inti ketidakpuasan

dari negara-negara ASEAN terutama Malaysia dan Singapura, Indonesia sampai

saat ini belum meratifikasi The ASEAN Agreement on Transboundary Haze

Pollution (AATHP) yang yang merupakan perjanjian tingkat regional pertama di

dunia yang mensyaratkan sekelompok negara bekerja sama menanggulangi asap

lintas batas akibat kebakaran hutan dan lahan.

33

Negara ASEAN lain sudah meratifikasi AATHP kecuali Filipina. Sampai

dengan bulan Juli 2005, tujuh negara ASEAN telah meratifikasi yakni Brunei,

Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam dan Laos dan Kamboja.

Untuk menyelesaikan persoalan pencemaran lintas batas ini sebaiknya

32 Agus Wahyuni,Cari Pawang Kabut Asap di Kalimantan Barat, http://www.borneotribune.com/sintang/cari-pawang-kabut-asap-di-kalimantan-barat.htmldiakses pada tanggal 21 Desember 2011 33 Suara Merdeka, Sabtu, 14 Oktober 2006, Gangguan Asap Tanggung Jawab kita. http://www.suaramerdeka.com/harian/0610/14/opi01.htm Diakses pada tanggal 12 Februari 2012

Universitas Sumatera Utara

diperhatikan ketentuan hukum internasional, khususnya hukum kebiasaan

internasional. Prinsip yang berkenaan adalah good neighbourliness.34

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebakaran Hutan di Kawasan

ASEAN

Kebakaran hutan bisa terjadi karena tiga hal yaitu :

a. Kedatangan musim kemarau

b. Karena ada sumber api buatan manusia

c. Karena ada bahan bakar.35

a. Kedatangan Musim Kemarau

Cuaca yang cukup panas akan menyulut reaksi oksidasi reranting pohon

kering yang saling bergesekan, akibat gesekan inilah yang akan menimbulkan

percikan api dan terjadilah kebakaran tersebut dan terdapat juga perubahan musim

kemarau dan musim hujan yang kadang tidak teratur kadang datang lebih cepat

dan berakhir lebih lama, hal ini berkaitan dengan gejala El Nino-Southern

Oscillation atau ENSO.

b. Karena ada Sumber Api Buatan Manusia

Kebakaran hutan semula dianggap terjadi secara alami, tetapi

kemungkinan manusia mempunyai peran dalam memulai kebakaran di milenium

terakhir ini, pertama untuk memudahkan perburuan dan selanjutnya untuk

membuka petak-petak pertanian di dalam hutan. Meskipun kebakaran telah

menjadi suatu ciri hutan-hutan di Indonesia selama beribu-ribu tahun, kebakaran

35 Poskas Sagala, Loc.cit.

Universitas Sumatera Utara

yang terjadi mula-mula pasti lebih kecil dan lebih tersebar dari segi frekuensi dan

waktunya dibandingkan dua dekade belakangan ini.36

c. Karena ada Bahan Bakar

Faktor-faktor terjadinya suatu kebakaran hutan dan lahan adalah

karena adanya unsur panas, bahan bakar dan udara/oksigen. Penyebaran api

bergantung kepada bahan bakar dan cuaca. Bahan bakar berat seperti log, tonggak

dan cabang-cabang kayu dalam keadaan kering bisa terbakar, meski lambat tetapi

menghasilkan panas yang tinggi. Bahan bakar ringan seperti rumput dan resam

kering, daun-daun pinus dan serasah, mudah terbakar dan cepat menyebar, yang

selanjutnya dapat menyebabkan kebakaran hutan.37

Pembakaran pada dasarnya merupakan reaksi oksidasi yang cepat dari

suatu bahan. Dibanding dengan proses oksidasi yang lain misalnya penguraian,

pemabakaran berlangsung jauh lebih cepat. Untuk itu setiap proses kebakaran,

faktor-faktor bahan bakar, oksigen (udara) dan panas merupakan prasyarat yang

harus ada dalam kondisi dan perbandingan yang tepat.

38

Kebakaran hutan pada dasarnya merupakan penyalaan bahan-bahan

organik kering yang ada didalam hutan, namun demikian tipe kebakaran yang

terjadi sangat bervariasi. Jumlah, kondisi dan penyebaran bahan-bahan yang

36 Annas,Sebab Kebakaran Hutan, http://insidewinme.blogspot.com/2007/11/sebab-kebakaran-hutan.html diakses Sabtu 11 Februari 2012. 37 Rioardi,Faktor Ketersedian dan jenis Bahan Bakar Terhadap Terjadinya Kebakaran Hutan, http://rioardi.wordpress.com/2009/02/26/faktor-ketersediaan-dan-jenis-bahan-bakar-terhadap-terjadinya-kebakaran-hutan/ diakses Sabtu 11 Februari 2012. 38 Sumardi dan SM Widyastuti, Dasar-Dasar Perlindungan Hutan, (Jakarta : Gajah Mada University Press,2004) hal 2

Universitas Sumatera Utara

potensial dapat terbakar, kondisi cuaca, kondisi topografi, sangat menentukan tipe

kebakaran dan akibat kerusakan yang terjadi.

Apabila kondisi bahan bakar dan cuaca memungkinkan terjadinya

penyalaan api dan kebakaran hutan terjadi, dikenal tiga tipe kebakaran hutan yaitu

api permukaan, api tajuk dan api dalam tanah.39

1. Kebakaran Permukaan (surface fire)

Kebakaran permukaan membakar bahan-bahan yang tersebar pada

permukaan lantai hutan, misalnya serasah, cabang dan ranting mati yang gugur,

dan tumbuhan bawah. Dengan keberadaan O2 (air) Sangat melimpah, terlebih

dibantu adanya angin, kebakaran permukaan bergerak relatif cepat sehingga tidak

membakar semua bahan yang ada terutama humus.

2. Kebakaran Dalam Tanah (ground fire)

Kebakaran dalam tanah terjadi pada jenis tanah yang mempunyai lapisan

bahan organik tebal, misalnya gambut. Bahan bakar berupa tumpukan bahan

organik yang tebal ini pada musim kemarau dapat menurun kadar airnya sehingga

mudah terbakar bila ada api. Kebakaran yang terjadi tidak disertai adanya nyala

api, sehingga yang tampak hanya asap mengepul pada permukaan lapisan gambut.

3. Kebakaran Tajuk (crown fire)

Kebakaran dapat terjadi pada lantai hutan dengan lapisan tumbuhan bawah

yang tebal dan kering. Seringkali ditambah banyaknya sisa kayu penebangan atau

bahan mati lainnya. Kebakaran hutan ini akan sangat dengan cepat membakar

bagian-bagian atas hutan, yang mengakibatkan kebakaran tajuk.

39 Sumardi dan SM Widyastuti, Op.Cit hal.167-170

Universitas Sumatera Utara

Sebab-sebab timbulnya kebakaran hutan sangat penting untuk diketahui

guna merencanakan dan menentukan cara pencegahan serta pengendalian

kebakaran hutan. Tiap-tiap daerah hutan mempunyai penyebab terjadinya

kebakaran yang berbeda, tetapi pada umumnya secara garis besar dapat dibagi

menjadi tiga, yaitu :40

1. Kegiatan Manusia

(a) Sengaja dibakar

Seringkali kebakaran hutan disebabkan oleh ulah dan kelalaian

manusia seperti penebangan hutan secara liar, membuka lahan

dengan cara membakar yang dilakukan oleh perusahaan

pemilik Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dalam Hutan

Tanaman Industri (HTI), dan masyarakat pendatang yang tidak tahu

cara penanganan lahan.

(b) Sisa Pembakaran

Api berasal dari suatu pembakaran yang biasa dilakukan petani pada

ladangnya yang terletak berdekatan dengan hutan.

(c) Api Rokok

Api dari korek api dan puntung rokok orang-orang yang lewat di dekat

hutan, biasanya terjadi sepanjang jalan kaki orang atau mobil.

(d) Api dari Kendaraan

40 Dodik Ridho Nurrochmat, Strategi Pengelolaan Hutan, (Jakarta :Pustaka Pelajar,2005) hal.45

Universitas Sumatera Utara

Misalnya api yang berasal dari kereta api yang menggunakan bahan

bakar batu bara, dapat menyebabkan keluarnya api atau batu bara dari

cerobong asap.

(e) Perladangan berpindah

Di dalam perladangan berpindah, para peladang dengan sengaja

menebangi pohon secara sporadis sebagai cara untuk menyiapkan

lahan ladang. Pohon-pohon yang ditebangi ini setelah kering akan

menjadi sumber bahan bakar yang siap untuk disulut api dan akan

membakar seluruh areal yang akan dijadikan ladang, bahkan areal

diluar bakal ladang pun ikut terbakar apabila tidak ada usaha

pengendalian api.

(f) Reboisasi Padang Alang-alang

Di kawasan reboisasi padang alang-alang, penyiapan jalur ilar atau

sekat bakar merupakan prasarana penting apalagi pada kawsan ini

dijumpai masyarakat peladang berpindah atau kegiatan perburuan.

Perburuan tidak legal sering memanfaatkan api untuk menjebak satwa-

satwa yang berlarian menghindari api.

(g) Rekreasi, Berkemah dan Pembalakan

Kegiatan rekreasi dan berkemah maupun pembalakn sering membuat

perapian untuk keperluan memasak atau acara api unggun. Karena

keteledoran atau belum dipahaminya sadar bahaya api-api yang

mereka buat tidak dimatikan pada saat mereka meninggalkan lokasi

tersebut. Pada musim kemarau disaat lantai hutan penuh dengan

Universitas Sumatera Utara

serasah kering akan sangat berbahaya bila meninggalkan api yang

masih menyala.

(h) Penggembalaan

Demikian pula dengan pengembalaan, keteledoran atau tangan usil

penggembala sering membuat api didalam hutan tempat mereka

menggembala ternaknya. Ada juga pemikiran membuat kebakaran

dengan maksud mempermudahkan rumput hijauan ternak.

2. Faktor Alam

(a) Petir

Kebakaran hutan dapat terjadi secara langsung karena ada pohon yang

terbakar karena sambaran petir, atau secara tak langsung karena pohon

mati yang tersambar petir menyediakan bahan bakar yang mudah

terbakar.

(b) Aktivitas Gunung Berapi

Di daerah khatulistiwa, kebakaran hutan yang disebabkan oleh letusan

gunung berapi sangat terbatas, kecuali pada daerah-daerah yang

mempunyai aktivitas vulkanis yang aktif dan itu terbatas di sekitar

puncak gunung.

(c) Faktor Perubahan Alam

Secara umum kita memiliki musim kemarau dan musim hujan yang

datangnya relatif teratur. Siklus ini kadang-kadang mengalami

gangguan karena datang lebih cepat dan berakhir lebih lama dari

biasaya. Hal in berkaitan dengan gejala El Nino-Southern Oscillation

Universitas Sumatera Utara

atau ENSO yang datang secara tidak beraturan dan dengan intensitas

yang tidak sama pula.

D. Dampak yang ditimbulkan dari Kebakaran Hutan di Kawasan

ASEAN

Secara umum dampak kebakaran hutan terhadap lingkungan sangat

luas, antara lain kerusakan ekologi, menurunnya keanekaragaman sumber

daya hayati dan ekosistemnya, serta penurunan kualitas udara. Dampak

kebakaran menyangkut berbagai aspek, baik fisik maupun non fisik, langsung

maupun tidak langsung pada berbagai bidang maupun sektor, berskala

lokal, nasional, regional, maupun global. Sebagian dapat disebutkan antara

lain pada aspek kesehatan, penurunan kualitas lingkungan hidup (kesuburan

lahan, biodiversitas, pencemaran udara, dst.). Masalah global utama yang dihadapi

adalah pemanasan suhu bumi, sedangkan dalam skala regional dan nasional lebih

ditingkatkan pada dampak perubahan iklim.41

a. Dampak Terhadap Sosial, Budaya dan Ekonomi

Syumanda, menyebutkan adanya 4 (empat) aspek yang terindentifikasi

sebagai dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan adalah :

b. Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan Lingkungan

c. Dampak Terhadap Hubungan Antar negara

41 H.J Mukono,Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran Pernapasan, (Surabaya : Airlangga University Press,1997). Hal.44.

Universitas Sumatera Utara

d. Dampak terhadap Perhubungan dan Pariwisata42

a. Dampak Terhadap Sosial, Budaya dan Ekonomi

Kebakaran hutan memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan

sosial, budaya, dan ekonomi yang diantaranya meliputi:

1. Terganggunya aktivitas sehari-hari, Asap yang diakibatkan oleh kebakaran

hutan secara otomatis mengganggu aktivitas manusia sehari-hari, apalagi

bagi yang aktivitasnya dilakukan di luar ruangan.

2. Menurunnya produktivitas, Terganggunya aktivitas manusia akibat

kebakaran hutan dapat mempengaruhi produktivitas dan penghasilan.

3. Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di dan sekitar hutan.

Selain itu, bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dari mengolah

hasil hutan, dengan terbakarnya hutan berarti hilang pula area kerja (mata

pencarian).

4. Meningkatnya hama, Kebakaran hutan akan memusnahkan sebagian

spesies dan merusak kesimbangan alam sehingga spesies-spesies yang

berpotensi menjadi hama tidak terkontrol. Selain itu, terbakarnya hutan

akan membuat sebagian binatang kehilangan habitat yang kemudian

memaksa mereka untuk keluar dari hutan dan menjadi hama seperti gajah,

monyet, dan binatang lain.

5. Terganggunya kesehatan, Kebakaran hutan berakibat pada pencemaran

udara oleh debu, gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain dapat menimbulkan

42 Alamendah, Dampak Kebakaran Hutan, http://alamendah.wordpress.com/2011/08/27/dampak-kebakaran-hutan/.diakses 12 Februari 2012.

Universitas Sumatera Utara

dampak negatif terhadap kesehatan manusia, antara lain infeksi saluran

pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain.

6. Tersedotnya anggaran negara, Setiap tahunnya diperlukan biaya yang

besar untuk menangani (menghentikan) kebakaran hutan. Pun untuk

merehabilitasi hutan yang terbakar serta berbagai dampak lain semisal

kesehatan masyarakat dan bencana alam yang diambilkan dari kas negara.

7. Menurunnya devisa negara. Hutan telah menjadi salah satu sumber devisa

negara baik dari kayu maupun produk-produk non kayu lainnya, termasuk

pariwisata. Dengan terbakarnya hutan sumber devisa akan musnah. Selain

itu, menurunnya produktivitas akibat kebakaran hutan pun pada akhirnya

berpengaruh pada devisa negara.

b. Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan Lingkungan

Kebakaran hutan memberikan dampak langsung terhadap ekologi dan

lingkungan yang diantaranya adalah:

1. Hilangnya sejumlah spesies, selain membakar aneka flora, kebakaran

hutan juga mengancam kelangsungan hidup sejumlah binatang. Berbagai

spesies endemik (tumbuhan maupun hewan) terancam punah akibat

kebakaran hutan.

2. Erosi, Hutan dengan tanamannya berfungsi sebagai penahan erosi. Ketika

tanaman musnah akibat kebakaran hutan akan menyisakan lahan hutan

yang mudah terkena erosi baik oleh air hujan bahkan angin sekalipun.

Universitas Sumatera Utara

3. Alih fungsi hutan, Kawasan hutan yang terbakar membutuhkan waktu

yang lama untuk kembali menjadi hutan. Bahkan sering kali hutan

mengalami perubahan peruntukan menjadi perkebunan atau padang

ilalang.

4. Penurunan kualitas air, Salah satu fungsi ekologis hutan adalah dalam daur

hidrologis. Terbakarnya hutan memberikan dampak hilangnya

kemampuan hutan menyerap dan menyimpan air hujan.

5. Pemanasan global, Kebakaran hutan menghasilkan asap dan gas CO2 dan

gas lainnya. Selain itu, dengan terbakarnya hutan akan menurunkan

kemampuan hutan sebagai penyimpan karbon. Keduanya berpengaruh

besar pada perubahan iklim dan pemansan global.

6. Sendimentasi sungai, Debu dan sisa pembakaran yang terbawa erosi akan

mengendap di sungai dan menimbulkan pendangkalan.

7. Meningkatnya bencana alam, Terganggunya fungsi ekologi hutan akibat

kebakaran hutan membuat intensitas bencana alam (banjir, tanah longsor,

dan kekeringan) meningkat.

c. Dampak Terhadap Hubungan Antar Negara

Asap hasil kebakaran hutan menjadi masalah serius bukan hanya di daerah

sekitar hutan saja. Asap terbawa angin hingga ke daerah lain bahkan mencapai

berbagai negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

d. Dampak Terhadap Perhubungan dan Pariwisata

Kebakaran hutan pun berdampak pada pariwisata baik secara langsung

ataupun tidak. Dampaknya seperti ditutupnya obyek wisata hutan dan berbagai

Universitas Sumatera Utara

sarana pendukungnya, terganggunya transportasi, terutama transportasi udara.

Kesemuanya berakibat pada penurunan tingkat wisatawan secara nasional.

Menteri Kesehatan RI, menyatakan bahwa kebakaran hutan

menimbulkan polutan udara yang dapat menyebabkan penyakit dan

membahayakan kesehatan manusia. Berbagai pencemar udara yang

ditimbulkan akibat kebakaran hutan, misalnya : debu dengan ukuran partikel

kecil (PM10 & PM2,5), gas SOx, NOx, COx,43 dan lain-lain dapat

menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia, antara lain infeksi

saluran pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain.44

Dampak kebakaran hutan 1997/98 bagi ekosistem direvisi karena

perubahan perhitungan luas kebakaran yang ditemukan. Taconi, menyebutkan

bahwa kebakaran yang mengakibatkan degradasi hutan dan deforestasi menelan

biaya ekonomi sekitar 1,62-2,7 miliar dolar. Biaya akibat pencemaran kabut asap

sekitar 674-799 juta dolar; biaya ini kemungkinan lebih tinggi karena perkiraan

dampak ekonomi bagi kegiatan bisnis di Indonesia tidak tersedia. Valuasi biaya

Gambut yang terbakar di Indonesia melepas karbon lebih banyak ke

atmosfir daripada yang dilepaskan Amerika Serikat dalam satu tahun. Kontribusi

kebakaran hutan dengan emisi CO2 pada GRK adalah sangat signifikan.

Dampak peningkatan GRK ini adalah terjadinya pemanasan global yang

menyebabkan perubahan iklim global yang pada akhirnya berdampak pada

semua bentuk kehidupan di bumi. Hal itu membuat Indonesia menjadi salah satu

pencemar lingkungan terburuk di dunia pada periode tersebut.

43 Pramudya Sunu, Op.Cit. hal. 48. 44 Ibid, hal. 49.

Universitas Sumatera Utara

yang terkait dengan emisi karbon menunjukkan bahwa kemungkinan biayanya

mencapai 2,8 miliar dolar.45

Salah satu penyebab deforestasi hutan adalah kasus kebakaran hutan,

yang berdampak ganda disamping mempertinggi emisi CO2 ke atmosfer,

juga mengurangi kemampuan hutan dalam perannya sebagai fungsi

klimatologis atau rosot karbon. Dengan demikian secara global fungsi hutan

terutama sebagai fungsi klimatologis (penyerap/ rosot karbon) dan fungsi

ekologis (sebagai habitat biodiversitas) juga mengalami penurunan. Kedua

fungsi hutan tersebut sangat erat kaitannya dengan kepentingan nasional maupun

internasional.

45 Rici Sugianto,Dampak Kebakaran Hutan Bagi Kesehatan Manusia, http://uripsantoso.wordpress.com/2010/09/08/dampak-kebakaran-hutan-bagi-kesehatan-manusia/ diakses pada tanggal 28 Desember 2011

Universitas Sumatera Utara