kabupaten muaro jambi

138
Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Rencana I - 1 BAB.1 PENDAHULUAN 1.1. DASAR HUKUM Aturan atau dasar hukum yang dijadikan landasan dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Muaro Jambi antara lain : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria ; 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan; 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian; 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ; 5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman ; 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar; 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman ; 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi ; 10. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 yg telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 11. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ; 12. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air; 13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan; 14. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 15. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan; 16. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang; 17. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 18. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; 19. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 20. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian; 21. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 22. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;

Upload: vungoc

Post on 19-Jan-2017

268 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 1

BAB.1 PENDAHULUAN

1.1. DASAR HUKUM

Aturan atau dasar hukum yang dijadikan landasan dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Muaro Jambi antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria ;

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan;

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ;

5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman ;

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar;

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman ;

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi ;

10. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 yg telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004

11. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ;

12. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air;

13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan;

14. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

15. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;

16. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang;

17. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

18. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

19. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

20. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;

21. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;

22. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;

Page 2: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 2

23. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

24. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah;

25. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral dan Batubara;

26. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan ;

27. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

28. Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;

29. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

30. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Tanaman Pangan Berkelanjutan;

31. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan ;

32. UU No. 54 Tahun 1999 tentang Pemekaran Wilayah Kabupaten dan Kota

33. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;

34. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang ;

35. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;

36. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ;

37. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Tingkat Ketelitian Peta Penataan ruang Wilayah;

38. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;

39. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

40. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

41. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;

42. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;

43. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan;

44. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

45. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;

46. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

47. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Air;

48. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2009 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah ;

49. Peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Page 3: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 3

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

50. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri;

51. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

52. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan;

53. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2010 Tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan Dan Fungsi Kawasan Hutan;

54. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban Tanah Terlantar;

55. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;

56. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman

57. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Wilayah Pertambangan;

58. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara;

59. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

60. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional;

61. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional;

62. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern;

63. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, daerah Manfaat Sungai dan daerah Penguasaan Sungai;

64. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;

65. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;

66. Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi;

67. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib di Lengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;

68. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan Kawasan Rawan Gempa Bumi;

69. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor;

70. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Tata Cara dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang;

71. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Beserta Rencana Rincinya;

72. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

Page 4: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 4

73. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah;

74. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

75. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi penataan Ruang Daerah;

1.2. PROFIL WILAYAH

2.1.1 Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Muaro Jambi

VISI

visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 - 2011 adalah ” Terwujudnya Kabupaten Muaro Jambi yang kompetitif, sejahtera dan mandiri berbasis agribisnis dan ekonomi kerakyatan yang berwawasan lingkungan, dinamis dan beretika serta menjunjung tinggi supremasi hukum, budaya dan adat istiadat, ”. Visi tersebut mengarah pada pencapaian tujuan daerah dan harus dapat diukur untuk mengetahui tingkat kemajuan dan keberlanjutan yang ingin dicapai dan yang diharapkan 20 tahun ke depan.

MISI

Misi pembangunan daerah merupakan komitmen dan pedoman arah bagi pengelolaan pembangunan guna mewujudkan visi pembangunan yang telah ditetapkan.

Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah Kabupaten Muaro Jambi masa depan, ditetapkan misi pembangunan daerah sebagai berikut :

1. Mewujudkan tata pemerintahan daerah yang baik dan berwibawa melalui peningkatan kapasitas dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah;

2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar lebih produktif untuk mendukung pembangunan daerah;

3. Mewujudkan masyarakat yang berbudaya hukum dan berkeadilan;

4. Meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya;

5. Memberdayakan penduduk dan seluruh kekuatan ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan daya saing dalam ekonomi global;

6. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan, produktif, mandiri, maju, dan berkelanjutan;

7. Mewujudkan Kabupaten Muaro Jambi sebagai salah satu pusat kegiatan agribisnis yang berwawasan lingkungan di Propinsi Jambi;

8. Mewujudkan Kabupaten Muaro Jambi sebagai salah satu pusat pelayanan jasa pendidikan unggulan di Propinsi Jambi;

9. Mewujudkan Kabupaten Muaro Jambi sebagai wilayah penunjang aglomerasi Kota Jambi.

10. Mewujudkan pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi yang serasi dalam mencapai tujuan ekonomi, ekologi dan keadilan sosial.

Page 5: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 5

2.1.2 Program Pembangunan Daerah

Berbagai program pembangunan dalam menjabarkan misi 5 tahun kedepan dapat dijadikan sebagai acuan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan.

Program- program pembangunan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Misi 1 : Menciptakan Masyarakat Yang Harmonis

a. Ketertiban dan Keamanan 1) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 2) Program Pemeliharaan Kantrantribnas Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 3) Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan

b. Politik 1) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan 2) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan 3) Program Pendidikan Politik Masyarakat

c. Hukum 1) Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

d. Pemerataan Pembangunan 1) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan 2) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan

e. Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Anak 1) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kwalitas Hidup dan Perlindungan

Perempuan 2) Program Peningkatan Kwalitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 3) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan 4) Program Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak 5) Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan

Misi 2 : Menciptakan Pemerintahan Yang Tertib, Bersih Dan Mampu Menjadi Pelayan Masyarakat

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 4. Program Fasilitas Pindah/Purna Tugas PNS 5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 7. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah 8. Program Penyusunan Perencanaan Anggaran Tahunan 9. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program

Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten 10. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan

Kepala Daerah 11. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Apratur Pengawasan

Misi 3 : Menciptakan SDM Yang Berkualitas Dan Berakhlak Mulia

a. Pendidikan dan keagamaan 1) Program Pendidikan Anak Usia Dini 2) Program Penuntasan Wajib Belajar Sembilan Tahun 3) Program Pendidikan Menengah 4) Program Pendidikan Non-Formal

Page 6: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 6

5) Program Pendidikan Luar Biasa 6) Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan 7) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan 8) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

b. Kesehatan 1) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 2) Program Upaya Kesehatan Masyarakat 3) Program Pengawasan Obat dan Makanan 4) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 5) Program Perbaikan Gizi Masyarakat 6) Program Pengembangan Lingkungan Sehat 7) Program Pencegahan dan Penenggulangan Penyakit Menular 8) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 9) Program Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Miskin 10) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana

Puskesmas Pembantu dan Jaringannya 11) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Rumah

Sakit 12) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit 13) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan 14) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 15) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 16) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 17) Program Keluarga Berencana 18) Program Kesehatan Reproduksi Remaja 19) Program Pelayanan Kontrasepsi 20) Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR yang

Mandiri 21) Program Promosi Kesehatan, Ibu, Bayi dan Anak Melalui Kelompok Kegiatan di

Masyarakat

c. Budaya 1) Program Pengembangan Nilai Budaya 2) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata 3) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 4) Program Pengembangan Kemitraan

d. Kependudukan, Pemuda dan Olah Raga 1) Program Penataan Administrasi Kependudukan 2) Program Pengembangan Kebijakan dan Manejemen Olahraga 3) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

Misi 4 : Menciptakan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

a. Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 1) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetetif Usaha Kecil

Menengah 2) Program Pengembangan Sistem Pendukung Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 3) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 4) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan 5) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 6) Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial

b. Investasi, Lapangan Usaha dan Kesempatan Kerja 1) Program Peningkatan Kesempatan Kerja

Page 7: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 7

2) Program Perlindungan dan Pengembagan Lembaga Ketenakerjaan

c. Pertanian 1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan 3) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan 4) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan 5) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 6) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan 7) Program Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak 8) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 9) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan 10) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan 11) Program Peningkatan Pengembangan Budidaya Perikanan 12) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan 13) Program Peningkatan Pengembangan Budidaya Kawasan air Payau dan Air tawar

d. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 2) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 3) Program Pengembagan Rahabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam 4) Program Pengambangan Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam 5) Program Pengendalian Kebakaran Hutan 6) Program Pengembagan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau 7) Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang berpotensi Merusak

Lingkungan

e. Perlindungan dan Kesejahteran Sosial 1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 2) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 3) Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma 4) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK,

Narkoba Dan Penyakit Sosial Lainnya 5) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 6) Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat 7) Program Pencegahan dan Penanggulangan Dini Korban Bencana Alam

Misi 5 : Menciptakan Pemenuhan Kebutuhan Infrastruktur Yang Mampu Meningkatkan Layanan Pada Masyarakat, Mendorong Berkembangnya Aktivitas Sosial Dan Memacu Perkembangan Dunia Usaha

1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 2) Program Pembangunan Saluran Drainase dan Gorong-Gorong 3) Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong 4) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 5) Program Pembangunan Sistem Informasi/data Base Jalan dan Jembatan 6) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan 7) Program Pembangunan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan

Lainnya 8) Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku 9) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi sungai, danau dan sumber daya

air lainnya

Page 8: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 8

10) Program Pengembangan Kinerja air Minum dan Air Limbah 11) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 12) Program Perencanaan Tata Ruang 13) Program Pemanfaatan Ruang 14) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 15) Program Pengembangan Data dan Informasi 16) Program Kerjasama Pembangunan 17) Program Pengembangan Wilayah Perbatasan 18) Program Perencanaan Pembangunan Wilayah Strategis Dan Cepat Tumbuh 19) Program Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah 20) Program Perencanaan Pembangunan Daerah 21) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi 22) Program Perencanaan Sosial Budaya 23) Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA 24) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan 25) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ 26) Program Peningkatan Layanan Angkutan 27) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan 28) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalulintas 29) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

2.1.3 Isu Strategis Isu strategis dalam pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi dilakukan untuk mengatasi permasalahan penyelengaraan pembangunan, dimana hal yang berkaitan dengan fungsi penataan ruang adalah sebagai beikut :

1. Masih rendahnya tingkat layanan infrastruktur wilayah.

2. Belum memadainya prasarana jalan.

3. Terbatasnya penataan sarana dan prasarana perdagangan.

4. Belum berkembangnya sentra produksi komoditas unggulan pertanian dan peternakan.

5. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana penunjang peningkatan produksi pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, kelautan dan perikanan.

6. Belum optimalnya pemanfaatan sumber daya perikanan, Daerah Aliran Sungai dan perairan umum.

7. Terus menurunnya kondisi hutan di Kabupaten Muaro Jambi.

8. Meningkatnya tingkat Kerusakan DAS (Daerah Aliran Sungai).

9. Maraknya kegiatan pertambangan rakyat yang kurang memperhatikan aspek lingkungan.

10. Pencemaran air yang diakibatkan pembuangan limbah pasar dan limbah rumah tangga ke aliran sungai semakin meningkat.

11. Rendahnya infrastruktur dan fasilitas umum permukiman baik di perkotaan maupun perdesaan.

12. Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi.

13. Belum keseluruhan kondisi jalan baik terutama di wilayah perdesaan.

14. Terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan

15. Kurangnya pengelolaan potensi wisata dan budaya daerah.

16. Masih kurangnya sarana dan prasarana pendidikan.

Page 9: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 9

1.2.1. Letak Geografis dan Batas Adiminstrasi Secara geografis, wilayah Kabupaten Muaro Jambi terletak diantara 1°15' - 2°01' Lintang Selatar. dan 103° 15' - 104° 30' Bujur Timur, yang secara geografis mengelilingi Kota Jambi dan berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Tanjung Jabung Timur

b. Sebelah Selatan : Kabupaten Tanjung Jabung Timur

c. Sebelah Timur : Provinsi Sumatera Selatan

d. Sebelah Barat : Kabupaten Batanghari

Kabupaten Muaro Jambi yang dibentuk berdasarkan UU No.54 Tahun 1999 dan diresmikan tanggal 12 Oktober 1999 merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Batanghari terdiri dari (enam) Kecamatan yaitu Kecamatan Jambi Luar Kota, Mestong, Sekernan, Kumpeh Ulu, Maro Sebo, Kumpeh dan setelah pemekaran dibentuk kecamatan Sungai Bahar dan Sungai Gelam, sehingga mempunyai 129 desa dan 4 kelurahan.

Kabupaten Muaro Jambi memiliki luas wilayah 524.600 Ha atau 10,29% dari luas wilayah Provinsi Jambi 5.100.000 Ha. Batas administrasi dan luas wilayah masing-masing Kecamatan Kabupaten Muaro Jambi tergambar lebih jelas pada Tabel I.1 dan Gambar 1.1 - Peta Administrasi.

Tabel I.1

Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Muaro Jambi

Kecamatan Desa/Kel.Luas Area

(Km2)

Luas Area

(%)

Mestong 11 461,95 8,81

Sungai Bahar 12 618,50 11,79

Kumpeh Ulu 17 405,88 7,74

Sungai Gelam 15 628,96 11,99

Kumpeh 6 1.678,94 32,00

Maro Sebo 14 598,89 11,42

Jambi Luar Kota 8 335,11 6,39

Sekernan 4 517,77 9,87

Kab.Muaro Jambi 87 5.246,00 100,00

Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009

1.2.2. Fisik Wilayah Kondisi topografi Kabupaten Muaro Jambi secara umum terbagi dalam 2 bagian, yaitu dataran sedang dan dataran rendah. Dimana jenis tanah di Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari Organosol, Alluvial, Gleythumus rendah, Andosal, Latosal, Podsolik, dengan formasi geologi berupa endapan Alluvial dari pasir dan tanah liat campurannya sewrta Batuan Eruptika berupa tuva vulkan dan Tertier berupa neogen.

Wilayah Kabupaten Muaro Jambi, dialiri sungai besar yaitu Sungai Batanghari dengan panjang 775 Km yang berhulu di Pegunungan Bukit Barisan dan bermuara di Selat Berhala. Banyak juga dialiri sejumlah sungai kecil, sedang dan besar di berbagai penjuru. Secara umum arah alirannya rata-rata menuju ke sebelah Timur yang bermuara ke Sungai Batanghari.

Page 10: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 10

Gambar 1.1. Peta Administrasi Kabupaten Muaro Jambi

Page 11: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 11

Gambar 1.2. Peta Toppografi Kabupaten Muaro Jambi

Page 12: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 12

1.2.3. Pola Penggunaan Lahan Pola penggunaan lahan di Kabupaten Muaro Jambi meupakan tutupan lahan yang di dominasi oleh Hutan dan kebun campuran, semak/alang-alang dan padang rumput. Sedangkan kawasan hutan yang terdiri dari hutan alam dan hutan lahan kering. Sedangkan kawasan budidaya lainnya terdiri dari rawa, perkebunan, permukiman, kebun campuran, Sawah, tegalan/ladang, semak/belukar,tanah terbuka dan tambak/empang.

1.2.4. Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi selama kurun waktu 5 (lima) tahun mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yang dapat diakibatkan oleh pertumbuhan alami maupun pengaruh migrasi. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, jumlah penduduk di Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 276.568 jiwa pada tahun 2004, pada tahun 2009 sebesar 314.598 jiwa. Adapun distribusi penduduk berdasarkan kecamatan dapat digambarkan seperti terlihat pada Tabel I.2.

Tabel I.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan

di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2004 – 2009

Luas

(Km2) 2004 2005 2006 2007 2008 2009

1. Mestong 462 35.498 44.746 45.699 33.900 34.333 34.766

2. Sungai Bahar 619 53.846 47.268 44.156 49.101 49.731 50.359

3. Kumpeh Ulu 406 59.097 60.339 61.409 35.542 35.996 36.450

4. Sungai Gelam 629 ­ ­ ­ 44.535 47.131 47.726

5. Kumpeh 1.679 27.798 22.826 25.250 23.668 23.968 24.271

6. Maro Sebo 599 25.619 28.549 27.201 29.823 30.202 30.583

7. Jambi Luar Kota 335 48.237 56.827 57.764 52.213 52.884 53.552

8. Sekernan 518 26.473 33.854 33.792 35.972 36.431 36.891

5.246 276.568 294.409 295.271 304.754 310.676 314.598

No Kecamatan

Jumlah

Jumlah Penduduk (jiwa)

Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009

Untuk laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2004 sebesar 6,45 persen dan di tahun 2009 sebesar 1.26 persen. Artinya selam kurun waktu lima tahun laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Muaro Jambi dapat dikatagorikan stabil. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.3. Sampai Tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada tercatat sebanyak 310.676 jiwa dengan komposisi 158.406 penduduk laki-laki dan 152.270 penduduk perempuan, sehingga memiliki sex ratio sebesar 104. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.4 dan Tabel I.5.

Tabel III.3 Jumlah, Kepadatan dan Laju pertumbuhan Penduduk

Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2004-2009 Jml Penduduk Pertambahan Pertumbuhan

Jiwa Jiwa (%)

1 2004 276.568

2 2005 294.409 17.841 6,45

3 2006 295.271 862 0,29

4 2007 304.754 9.483 3,21

5 2008 310.676 5.922 1,94

6 2009 314.598 3.922 1,26

7.606 2,63Rata-rata

No Tahun

Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009

Page 13: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 13

Gambar 1.3. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Muaro Jambi

Page 14: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 14

Tabel I.4

Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009

Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 17857 16046 33903

5-9 17485 16904 34389

10-14 17535 15931 33465

15-19 16577 15879 32456

20-24 15162 14216 29378

25-29 13782 13979 27761

30-34 12390 13848 26238

35-39 11700 12526 24226

40-44 10271 10899 21170

45-49 9807 7599 17406

50-54 6222 5259 11480

55-59 4788 3563 8351

60-64 2958 2052 5009

65-69 1469 2939 4408

70-74 1246 1283 252975+ 1157 1272 2429

Jumlah 160.406 154.195 314.598

Kelompok

Umur

Penduduk

Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009

1.2.5. Sarana Wilayah

Kesehatan Kondisi sarana kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi untuk Tahun 2009 terdiri dari RSUD yang berada di Kecamatan Sungai Bahar, Rumah Bersalin, Poliklinik, Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Praktek Dokter. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.6

Pendidikan Jumlah dan jenis fasilitas pendidikan di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2009 terdiri daro TK, SD , SLTP dan SLTA. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.7.

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

75+ Perempuan

Laki-laki

Page 15: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 15

Peribadatan Jumlah tempat ibadah di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel I.8.

Tabel I.6

Data Jenis Sarana Kesehatan Di Kabupaten Muaro Jambi Periode Tahun 2009

Rumah Sakit

RS.

Bersalin

Puskesm

as

Pusk.

Pemb Poliklinik

Praktek

Dokter

(unit) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit)

Mestong - - 2 7 - -

Sungai Bahar 1 2 4 20 2 6

Kumpeh Ulu - - 1 9 - -

Sungai Gelam - - 2 6 1 -

Kumpeh - - 2 9 - 1

Maro Sebo - - 2 10 - -

Jambi Luar Kota - - 3 10 - 2

Sekernan 1 - 2 10 - 5

Kab Muaro Jambi 2 2 18 81 3 14

KECAMATAN

Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009

Tabel I.7 Jumlah Fasilitas Pendidikan

Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009

TK SD SLTP SMU

(unit) (unit) (unit) (unit)Mestong 15 34 17 5

Sungai Bahar 34 45 23 7

Kumpeh Ulu 12 26 14 6

Sungai Gelam 13 30 16 5

Kumpeh 3 24 11 4

Maro Sebo 4 28 11 3

Jambi Luar Kota 23 39 18 6

Sekernan 13 32 13 5Kab Muaro Jambi 117 258 68 41

KECAMATAN

Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009

Tabel I.8

Data Jenis Sarana Peribadatan Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009

Mesjid Mushola Gereja

(unit) (unit) (unit)

Mestong 56 36 -Sungai Bahar 67 87 -Kumpeh Ulu 31 29 -Sungai Gelam 43 41 -Kumpeh 29 15 -Maro Sebo 24 24 4Jambi Luar Kota 49 65 2Sekernan 32 38 3Kab Muaro Jambi 331 335 9

KECAMATAN

Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009

Page 16: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 16

1.2.6. Potensi Sektor Ekonomi dan Sumber Daya Alam

Sumber Daya Hutan Secara umum kawasan hutan di Kabupaten Muaro Jambi dibagi atas tiga jenis yakni hutan lindung, hutan produksi terbatas dan hutan produksi. Lihat Tabel I.9 dan Tabel I.10.

Tabel I.9 Sebaran Jenis Hutan di Kabupaten Muaro Jambi

No Jenis Hutan Lokasi (kecamatan)

1 Hutan Lindung Kumpeh Ulu

Sekernan

2 Hutan Produksi Kumpeh Ulu

Sekernan

3 Hutan Produksi Terbatas Mestong

Kumpeh

4 Taman Nasional Kumpeh

5 THR Kumpeh

Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Muaro Jambi, 2008

Tabel I.10 Luas Kawasan Hutan Kabupaten Muaro Jambi Berdasarkan Fungsinya

No  KecamatanTaman

NasionalTHR

Hutan

Lindung

Hutan 

Produksi

Hutan

Produksi

Terbatas

Jumlah

1 Mestong - - - - 2.892,00 2.892,00

2 Kumpeh 16.305,00 16.835,00 33.399,60 7.245,00 63.241,98 137.026,58

3 Maro Sebo - - - - - -

4 Sekernan - - 1.303,00 13.403,00 - 14.706,00

5 Kumpeh Ulu - - - - - -

6 Jambi Luar Kota - - - - - - Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009

Potensi Sumberdaya Lahan Tanaman Pangan Sumberdaya lahan tanaman pangan berupa potensi lahan usahatani, dimana sebagian besar berada di Kecamatan Sungai gelam dan Maro Sebo. Lihat Tabel I.11 dan Tabel I.12

TABEL I.11

Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009

No Kecamatan

Luas

Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-rata

Produksi

(Ton/Ha)

1 Mestong - - -

2 Sungai Bahar - - -

3 Kumpeh Ulu 615 2.672 43,45

4 Sungai Gelam - - -

5 Kumpeh 2.180 8.993 41,25

6 Maro Sebo 2.051 8.754 42,68

7 Jambi Luar Kota 1.518 6.486 42,73

8 Sekernan 1.558 6.888 44,21

7.922 34 42,66 Jumlah Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009

Page 17: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 17

Gambar 1.4. Peta Kawasan Hutan Gambut di Kabupaten Muaro Jambi

Page 18: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 18

Gambar 1.5. Peta Kawasan Hutan di Kabupaten Muaro Jambi

Page 19: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 19

TABEL I.12

Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Ladang Menurut Kecamatan Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009

No KecamatanLuas

Panen (Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-rata

Produksi

(Ton/Ha)

1 Mestong 15,0 34,0 22,8

2 Sungai Bahar 43,0 1,0 23,89

3 Kumpeh Ulu 25,0 61,0 24,23

4 Sungai Gelam - - -

5 Kumpeh 96,0 229,0 23,89

6 Maro Sebo 46,0 109,0 23,76

7 Jambi Luar Kota 4,0 91,0 22,80

8 Sekernan 26,0 63,0 24,42

678,0 1,6 23,83 Jumlah Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka 2009

Potensi Sumberdaya Lahan Tanaman Palawija Secara umum komoditi palawija di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2009 terdiri dari jenis komoditi tanaman ubi kayu, jagung, ketela rambat, kacang kedele, kacang tanah dan kacang hijau. Lokasi Tanaman Palawija terutama di Kecamatan Tabir, Tabir Ulu dan Tabir Selatan. Tabel I.10.

Perkebunan Sedangkan untuk komoditi perkebunan, Kabupaten Muaro Jambi memiliki berbagai jenis komoditi unggulan, terutama karet, kelapa sawit . Lihat Tabel I.11

Tabel I.13 Luas Panen dan Produksi Palawija Menurut Kecamatan

Dalam Kabupaten Muaro Jambi, Tahun 2009

No Kecamatan

Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

1 Mestong 21 83 32 544 8 78

2 Sungai Bahar 72 283 7 125 6 45

3 Kumpeh Ulu 141 565 51 930 4 33

4 Sungai Gelam

42 165 76 116 36 289

5 Kumpeh 2.446 10.139 19 317 175 1.593

6 Maro Sebo 51 207 35 441 19 152

7 Jambi Luar Kota

270 1.072 59 763 33 260

8 Sekernan 42 170 19 244 13 117

Jumlah 3.085 12.684 298 3.480 294 2.567

Page 20: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 20

No Kecamatan

Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

1 Mestong - - 6 10 - -

2 Sungai Bahar 64 71 7 11 - -

3 Kumpeh Ulu 50 61 15 30 12 14

4 Sungai Gelam

73 89 20 39 2 2

5 Kumpeh 55 62 14 23 7 8

6 Maro Sebo 1 1 21 37 6 7

7 Jambi Luar Kota

15 17 40 70 19 21

8 Sekernan 10 12 16 30 8 10

Jumlah 268 313 139 250 54 62

Sumber : BPS Kab Muaro Jambi 2009

Tabel I.14

Jenis dan Luas Areal Komoditi Perkebunan di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009

No Kecamatan Karet Kelapa Kelapa Hibrida

L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi

1 Mestong 14,458 5,343 217 143 22 9

2 Sungai Bahar 6,58 4,838 - - - -

3 Kumpeh Ulu 272 197 195 163 - -

4 Sungai Gelam 7,516 4,885 127 93 - -

5 Kumpeh 1,694 442 88 42 7 3

6 Maro Sebo 6,117 2,6 65 28 16 4

7 Jambi Lr Kota 8,087 2,068 214 141 66 16

8 Sekernan 15,952 9,298 22 19 50 -

Jumlah 60,686 29,672 928 629 118 32

No Kecamatan

Kelapa Sawit Kopi Robusta Kakao

L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi

1 Mestong 573 516 5 2 - -

2 Sungai Bahar 7,27 20,07 1 - - -

3 Kumpeh Ulu 1,654 1,085 - - 33 27

4 Sungai Gelam 1 2,657 - - 22 21

5 Kumpeh 838 633 43 21 174 156

6 Maro Sebo 7,432 3,732 27 11 12 4

7 Jambi Lr Kota 4,466 12,504 20 19 - -

8 Sekernan 8 8,374 - - 3 2

Jumlah 31,233 48,245 97 32 244 210

No Kecamatan Aren Nilam Lada

L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi

1 Mestong 2 1,0 - - - -

2 Sungai Bahar - - - - - -

3 Kumpeh Ulu 9 4,0 - - - -

4 Sungai Gelam - - - - - -

5 Kumpeh 25 15,0 - - - -

Page 21: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 21

No Kecamatan Aren Nilam Lada

L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi

6 Maro Sebo 30 4,8 - - - -

7 Jambi Lr Kota - - - - 2 1

8 Sekernan 4 - - - - -

Jumlah 70 25 - - 2 1

No Kecamatan

Kapuk Kemiri Pinang

L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi L.Tanam Produksi

1 Mestong 7 3,7 17 3,5 - -

2 Sungai Bahar - - 15 - 10 -

3 Kumpeh Ulu - - 2 - 24 2

4 Sungai Gelam - - - - - -

5 Kumpeh - - 20 1,5 4 1

6 Maro Sebo - - 16 - 65 -

7 Jambi Lr Kota - - - - 3 -

8 Sekernan - - 16 0,1 3 -

Jumlah 7 3,7 86 5,1 109 3

Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi 2009

Peternakan Secara umum populasi ternak di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2009 terdiri dari sapi potong, kerbau, kambing, domba dan babi. Untuk jelanyda pdat dilihat pada Tabel I.15.

Tabel I.15 Populasi Ternak Pada Masing-Masing Kecamatan

Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009

No Kecamatan Sapi

Potong Kerbau Kambing Domba Babi

1 Mestong 597 106 1,225 235 1,687

2 Sungai Bahar 1,329 158 1,112 246 -

3 Kumpeh Ulu 2,734 707 2,304 407 578

4 Sungai Gelam 1,049 72 3,385 109 782

5 Kumpeh 403 668 1,817 633 -

6 Maro Sebo 1,329 717 1,215 653 -

7 Jambi Lr Kota 1,231 1,197 2,247 831 1,676

8 Sekernan 2,582 1,462 2,129 741 -

Jumlah 11,229 5,087 15,434 3,855 4,723

Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi 2009

Perikanan Komoditi sektkor perikana di Kabupaten Muaro Jambi terutama pda komoditi perikanan umum dan budidaya kolam. Perkembangan luas areal budidaya perikanan Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel I.16

Page 22: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 22

Tabel I.16 Perkembangan Areal Budidaya Perikanan

di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009

No Kecamatan

Perikanan Darat

Jumlah Perairan Budidaya

Umum

1 Mestong 2,42 854,40 856,82

2 Sungai Bahar 12,94 152,10 165,04

3 Kumpeh Ulu 188,09 2.478,80 2.666,89

4 Sungai Gelam 18,20 2.138,90 2.157,10

5 Kumpeh 263,60 446,30 709,90

6 Maro Sebo 136,08 153,20 289,28

7 Jambi Luar Kota 124,42 3.778,10 3.902,52

8 Sekernan 113,42 283,00 396,42

Jumlah 859,18 10.283,80 11.143,98

Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi 2009

Pertambangan Berdasarkan sumberdaya alam yang dimilikinya, Kabupaten Muaro Jambi memiliki potensi bahan galian strategis (Bahan Tammbang Logam dan Bahan Tambang Bukan Logam serta Bahan Tambang Batubara).

Saat ini baru marmer, batu bara, batu gamping, bentonit, granit dan air raksa yang telah terukur potensinya

Perindustrian Jenis Industri di Kabupaten Muaro Jambi adalah industri kecil dan menengah yang merupakan industri rumah tangga, terutama terdapat di Kecamatan Sekernan, Jambi Luar Kota dan Maro Sebo. Perdagangan Jasa Perdagangan dan Jasa terutama berada di di kawasan perkotaan yang berada di pusat-pusat pelayanan wilayah, seperti di ibukota Kabupaten maupun di kota-kota kecamatan

Jenis perdagangan dan jasa yang berkembang masih berupa perdagangan umum yang berkembang di kawasn perkotaan seperti pasar, pertokoan, warungngan maupun jasa-jasa seperti rumah makan termasuk warnet, foto kopi maupun jasa perbengkelan. Pariwisata Potensi wisata yang menjadi andalan di Kabupaten Muaro Jambi adalah Situs Candi Muaro Jambi yang terletak di Desa Muaro Jambi Kecamatan Maro Sebo

Situs Candi Muaro Jambi sehingga merupakan salaha satu asset daerah dan nasional.

Disamping Objek Pariwisata Candi Muaro Jambi, masih banyak objek pariwisata lain, salah satunya objek pariwisata budaya Komoditas Adat Terpencil (Suku Anak Dalam) di Desa Nyogan Kecamatan Mestong,

Objek pariwisata lainnya yang tidak kalah menarik adalah pariwisata agro yang meliputi objek pariwisata perkebunan Kelapa Sawit, perkebunan nenas dan pengolahan dodol nenas, serta hortikultura seperti duku, jeruk dan durian.

Page 23: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

I - 23

Gambar 1.6. Peta Kawasan Pertambangan di Kabupaten Muaro Jambi

Page 24: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

II - 24

Tabel I.17 Nama dan Lokasi Wisata di Kabupaten Muaro Jambi

Kecamatan Nama Obyek Wisata Jenis Wisata

1. Mestong Taman Hutan Raya dan Hutan

Wisata

Penangkaran Buaya

Upacara Adat

Seni Pertunjukan

Taman pemancingan

Perkebunan

Pertanian Tan. Pangan

Kehidupan Suku Anak Dalam

Wisata Alam

Wisata Alam

Wisata Budaya

Wisata Budaya

Wisata Alam

Wisata Agro

Wisata Agro

Wisata Budaya

2. Sungai Bahar Seni Pertunjukan

Perkebunan

Kehidupan Suku Anak Dalam

Wisata Budaya

Wisata Agro

Wisata Budaya

3. Kumpeh Ulu Danau Arang-arang

Sungai

Makam Kuno (Selaras Pinang

Masak, Orang Kayo Gemuk, Orang

Kayo Pedataran)

Kerajinan Desa

Perkebunan

Perikanan

Peternakan

Wisata Alam

Wisata Alam

Wisata Sejarah

Wisata Budaya

Wisata Agro

Wisata Agro

Wisata Agro

Pertanian Tan. Pangan

Taman Wisata (Taman Hiburan ACI)

Bumi Perkemahan Pemuda dan

BBAT

Perkebunan Buah-buahan PT BHG

Wisata Agro

Wisata Buatan

Wisata Alam

Wisata Agro

4.. Kumpeh Sungai

Seni Pertunjukan

Perkebunan

Perikanan

Pertanian Tan. Pangan

Peternakan

Wisata Alam

Wisata Budaya

Wisata Agro

Wisata Agro

Wisata Agro

Wisata Agro

5. Maro Sebo Koplek Percandian Muaro Jambi

Perkebunan Duku, Durian, Jeruk

Bali

Wisata Buru

Museum

Peninggalan Sejarah

Upacara Adat

Seni Pertunjukan

Desa Kerajinan

Bekarang Ikan

Kehidupan Suku Anak Dalam

Wisata Budaya/

Sejarah

Wisata Agro

Wisata Alam

Wisata Budaya

Wisata Budaya

Wisata Budaya

Wisata Budaya

Wisata Budaya

Wisata Budaya

Wisata Budaya

6. Jambi Luar

Kota

Taman Setiti Indah

Sungai

Wisata Buru

Peninggalan Sejarah Candi

Wisata Buatan

Wisata Alam

Wisata Alam

Wisata Budaya

Page 25: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

II - 25

Kecamatan Nama Obyek Wisata Jenis Wisata

Pematang Jering

Seni Pertunjukan

Taman Pemancingan

Perkebunan

Perikanan

Pertanian Tan. Pangan

Peternakan

Upacara Adat Turun ke Sawah

Kehidupan Suku Anak Dalam

Wisata Budaya

Wisata Alam

Wisata Agro

Wisata Agro

Wisata Agro

Wisata Agro

Wisata Budaya

Wisata Budaya

7. Sekernan Sungai

Wisata Buru

Upacara Adat (Ngantar Kembang ke

Kuburan)

Seni Pertunjukan

Perkebunan

Pertanian Tan. Pangan

Peternakan

Wisata Alam

Wisata Alam

Wisata Budaya

Wisata Budaya

Wisata Agro

Wisata Agro

Wisata Agro

8. Sungai Gelam

Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Muaro Jambi

1.2.7. Prasarana Wilayah

Jaringan Jalan Sampai dengan akhir tahun 2009, panjang jalan yang berada dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi adalah sepanjang 1.080,05 Km untuk jalan kabupaten, 229,99 Km untuk jalan propinsi dan 79,5 Km untuk jalan negara.

Adapun rincian jenis, kondisi dan panjang jalan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi sampai dengan akhir tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel I.18

Tabel I.18

Panjang Jalan Per Kecamatan dan Pengelolanya (km) Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009

No Kecamatan Negara Provinsi Kabupaten Desa Jumlah

1 Mestong - 40 126.983 - 166.981

2 Sungai Bahar

- 30 88.735 94.506 212.881

3 Kumpeh Ulu - 30 44.019 - 74.019

4 Sungai Gelam

- - 161.377 41.758 203.135

5 Kumpeh - 50 65.253 - 115.253

6 Maro Sebo - 6 71.393 - 76.393

7 Jambi Luar Kota

- 38 68.446 - 106.446

8 Sekernan - 45 262.377 - 307.397

Jumlah - 239 888.601 136.264 1.263,505

Sumber: BPS Kab. Muaro Jambi 2009

Page 26: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

II - 26

Tabel I.19 Panjang Jalan Per Kecamatan dan Kondisi Jalan (km)

Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009

No Kecamatan Baik Rusak Ringan

Rusak Sedang

Rusak Berat

Jumlah

1 Mestong 163,82 3,16 - - 166.981

2 Sungai Bahar 206,13 6,75 - - 212.881

3 Kumpeh Ulu 70.019 4,00 - - 74.019

4 Sungai Gelam 194.985 8,15 - - 203.135

5 Kumpeh 109.103 6,15 - - 115.253

6 Maro Sebo 70.643 5,75 - - 76.393

7 Jambi Luar Kota 104.096 2,35 - - 106.446

8 Sekernan 302.897 4,50 - - 307.397

Jumlah 1.216,695 40,81 - - 1.263.505

Sumber: BPS Kab. Muaro Jambi 2009

Terminal Kabupaten Muaro Jambi telah memiliki Terminal Pulau Tujuh (tipe B) yang berlokasi Sengeti sebagai ibukota Kabupaten Muaro Jambi. Namun dalam operasionalnya belum dapat berjalan secara optimal, karena angkutan umum belum sepenuhnya memanfaatkan secara penuh keberadaan terminal yang telah disediakan tersebut.

Jaringan Irigasi Sehubungan dengan peranan sektor pertanian yang masih cukup tinggi terhadap perekonomian Kabupaten Muaro Jambi, diperlukan berbagai sarana prasarana pendukung pertanian yang memadai dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.

Listrik Saat ini penggunaan listrik lebih banyak didominasi oleh penduduk perkotaan karena kegiatan di perkotaan cenderung memerlukan dukungan energi listrik lebih besar daripada pedesaan. Upaya pengembangan jaringan listrik di pedesaan dihadapkan pada beberapa kendala antara lain kondisi desa yang letaknya terpencar-pencar dan jauh dari pusat pembangkit listrik yang menyebabkan rendahnya daya beban, kondisi demikian menyebabkan biaya transportasi energi atau penyaluran tenaga listrik semakin besar.

Telekomunikasi Prasarana telekomunikasi terdiri dari jaringan kabel telepon dan menara pemancar telepon bergerak yang tersebar di beberapa titik sesuai dengan jangkauan area pelayanannya.

Mayoritas masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi menggunakan sarana telekomunikasi berupa telepon rumah dan tekepon bergerak Kondisi ini menunjukkan bahwa sarana telekomunikasi sangat dibutuhkan masyarakat terutama untuk keperluan komunikasi maupun kebutuhan internet. Selanjutnya sarana telekomunikasi dimanfaatkan untuk keperluan Warung Telekomunikasi, Warung Internet dan sosial.

Pemanfaatan prasrana komunikasi masih terkonsentrasi pada pusat-pusat pelayanan wilayah, baik ibukota Kabupaten maupun kota kecamatan dan kelurahan yang berada di dekat aktifitas kegiatan perekonmian yang tumbuh cepat, seperti di sekitar jalur lintas antar kota dan kabupaten.

Page 27: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

II - 27

1.2.8. Potensi Sektor Ekonomi

Potensi sektor ekonomi di Kabupaten Muaro Jambi, yaitu :

1. Pengembangan komoditi tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan.

2. Potensi pengembangan sektor pariwisata, perdagangan dan jasa

3. Ekonomi sektor perkotaan,berpeluang dikembangkan di pusat-pusat pelayanan (pelayanan umum dan atau pelayanan fungsional wilayah) dan koridor dengan Kota Jambi serta kawasan yang berbatasan langsung dengan Kota Jambi

1.3. KAWASAN RAWAN BENCANA

Kabupaten Muaro Jambi tidak memiliki potensi rawan bencana tinggi, dikarenakan lokasi Kabupaten Muaro Jambi tidak berada pada jalur sesar gempa. Tetapi potensi gempa tetap ada dimana sebagian dari lokasi di wilayah Muaro Jambi memiliki titik sesar gempa yang berpotensi longsor seperti di Sengeti

Sedangakan kawasan tawan bencana lainnya adalah kawasan yang berpotensi banjir terutama kawasan permukiman yang berada di sepanjang bantaran sungai Batanghari.

1.4. ISU WILAYAH Kabupaten Muaro Jambi memiliki potensi ekonomi yang dapat dikembangkan sebagai sektor ekonomi unggulan bagi pengembangan kabupaten Muaro Jambi. Berdasarkan hal tersebut, maka isu wilayah terkait dengan pengembangan sektor ekonomi kabupaten Muaro Jambi adalah :

1. Mempertahankan fungsi kawasan lindung yang ada di Kabupaten Muaro Jambi, seperti mempertahankan fungsi TN-Berbak dan kawasan Hutan gambut di Kecamatan Kumpeh

2. Pengembangan sektor ekonomi wilayah berbasis pertanian, perkebunan dan perikanan terutama mengoptimalkan perkebunan sawit

3. Memanfaatkan posisi Kabupaten Muaro Jambi sebagai hinterland Kota Jambi, dimana Kab. Muaro Jambi dapat mengambil posisi sebagi produsen hasil pertanian, perkebunan, dan hortikultura. Upaya yang dilakukan adalah :

a. Pengembangan pusat, sentra-sentra produksi yaitu industri pertanian dan industri kecil berbasis perdagangan dan jasa pusat-pusat pelayanan wilayah terutama di Kecamatan Jambi Luar Kota dan Sekernana

b. Sebagai kabupaten produsen yang mendukung pengembangan sektor ekonomi produktif seperti pertanian dan hortikultura dan perkebunan, terutama di Kecamatan Kumpeh Ulu, Maro Sebo, Sungai Bahar dan Sungai Gelam

c. Pengembangan pusat pelayanan wilayah berbasis pertanian dengan mengembangan KTM di Kecamatan Kumpeh

d. Pengembangan kawasan pendidikan di Kecamatan Jambi Luar Kota dan Sekernan dalam mendukung sektor pendidikan di provinsi Jambi khususnya pengembangan pendidikan yang terpusat di Kota Jambi

e. Pengembangan sektor pariwisata di kecamatan Kumpeh dan Maro Sebo, terutama mengoptimalkan lokasi Kawasan Candi Muaro Jambi sebagai objek tujuan wisata bertaraf internasional di Kecamatan Maro Sebo, TN-Berbak di Kecamatan Kumpeh

Page 28: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

II - 28

4. Penanganan kawasan –kawasan yang memiliki ancaman bencana banjir terutama di sekitar bantaran sungai.

Page 29: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

II - 29

Gambar 1.7. Peta Kawasan Rawan Bencana di Kabupaten Muaro Jambi

Page 30: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

II - 30

BAB 2 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

KABUPATEN MUARO JAMBI

Page 31: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

III - 31

2.2 PERUMUSAN TUJUAN Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten memiliki fungsi : 1. sebagai dasar untuk menformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah

kabupaten; 2. memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam rtrw kabupaten; dan; 3. sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilaya

kabupaten.

Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dimana berdasarkan : 1. visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten; 2. karakteristik wilayah kabupaten; 3. isu strategis; dan 4. kondisi objektif yang diinginkan.

Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: 1. tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah provinsi dan nasional;

2. jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan

3. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan ruang adalah :

- Aman; masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai ancaman

- Nyaman; memberi kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengartikulasikan nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya sebagai manusia dalam suasana yang tenang dan damai

- Produktif; proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing.

- Berkelanjutan; kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang.

2.3 PERUMUSAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG

Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi sebagai :

1. sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;

2. sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang wilayah kabupaten;

3. memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten; dan

4. sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

Page 32: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

III - 32

Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dan

2. karakteristik wilayah kabupaten;

3. kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam mewujudkan tujuan penataan ruangnya; dan

4. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria : 1. mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional dan kebijakan penataan

ruang wilayah provinsi yang berlaku pada wilayah kabupaten bersangkutan;

2. jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan;

3. mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun yang diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan

4. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Memperhatikan rumusan tujuan penataan ruang, kapasitas sumber daya wilayah, kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi untuk Muaro Jambi, maka sebaiknya rumusan kebijakan penataan ruang adalah sebagai berikut :

2. Memperkuat dan memulihkan fungsi kawasan lindung yang meliputi TN, hutan lindung, kawasan lindung, kawasan dengan kelerengan diatas 40% dan lain-lainnya.

3. Mengembangkan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya alam guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Mendorong peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan.

5. Mendorong bertumbuhnya sektor ekonomi sekunder dan tersier sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan.

6. Membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang berimbang.

2.4 RUMUSAN STRATEGI

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi :

1. Sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis kabupaten;

2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam rtrw kabupaten; dan

3. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

Page 33: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

III - 33

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :

1. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten;

2. Kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam melaksanakan kebijakan penataan ruangnya; dan

3. Ketentuan peraturan perundang-undangan.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: 1. memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang;

2. tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional, dan provinsi;

3. jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan secara efisien dan efektif;

4. harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah kabupaten; dan

5. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Dengan pertimbangan bahwa strategi adalah turunan dari kebijakan yang dijabarkan secara lebih operasional yang dapat dituangkan dalam bentuk ruang.

Mengacu pada klausul kebijakan yang telah dirumuskan di atas serta dikaitkan dengan program pembangunan Kabupaten Muaro Jambi, maka tujuan penataan ruang Kabupaten Muaro Jambi adalah :

“Mendukung terwujudnya Kabupaten Muaro Jambi yang kompetitif, sejahtera dan mandiri berbasis agribisnis dan sumber daya alam lainnya serta ekonomi kerakyatan yang berwawasan lingkungan, dinamis dan beretika serta menjunjung tinggi supremasi hukum, budaya dan adat istiadat”

Strategi penataan ruang adalah sebagai berikut :

1. Strategi yang perlu dilakukan dalam rangka ”Memperkuat dan memulihkan fungsi kawasan lindung yang meliputi Taman Nasional, hutan lindung, kawasan lindung, kawasan dengan kelerengan diatas 40%, cagar alam dan lain-lainnya” adalah :

a. Penetapan tata batas kawasan lindung dan budidaya untuk memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan investasi.

b. Penyusunan dan pelaksanaan program rehabilitasi lingkungan, terutama pemulihan fungsi Taman Nasional dan hutan lindung yang berbasis masyarakat

c. Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan

d. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya keanekaragaman hayati

2. Strategi untuk ”Mengembangkan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya alam guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat” dilakukan melalui :

a. Pengembangan potensi sumber daya alam yang dimiliki secara optimal dan berwawasan lingkungan.

Page 34: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

III - 34

b. Pengembangan kegiatan ekonomi dengan memanfaatkan sumbedaya alam yang bernilai lingkungan dan sekaligus juga bernilai sosial-konomi, seperti hutan kemasyarakatan dan hutan tanaman rakyat.

c. Peningkatan kapasitas dalam pemanfaatan sumber yang bernilai strategis bagi pembangunan daerah

3. Strategi dalam rangka ”Mendorong peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan” dilakukan melalui :

a. Peningkatan produktivitas hasil perkebunan, pertanian melalui intensifikasi lahan.

b. Pemanfaatan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat.

c. Peningkatan teknologi pertanian, termasuk perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan sehingga terjadi peningkatan produksi dengan kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi tinggi

4. Strategi yang perlu diterapkan dalam kerangka “Mendorong bertumbuhnya sektor ekonomi sekunder dan tersier sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan” adalah :

a. Mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas unggulan kawasan dan kebutuhan pasar (agroindustri dan agribisnis)

b. Mengembangkan penelitian dan pengolahan sumber daya industri pertanian dan sehingga menjadi kekuatan utama ekonomi masyarakat

c. Meningkatkan kegiatan pariwisata melalui peningkatan prasarana dan sarana pendukung, pengelolaan objek wisata yang lebih profesional serta pemasaran yang lebih agresif dan efektif.

5. Membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang.

a. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana wilayah yang mampu mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kawasan.

b. Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana transportasi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara signifikan dan berimbang.

c. Meningkatkan pembangunan fasilitas pelayanan sosial ekonomi sosial secara proporsional dan memadai sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap pusat pelayanan .

d. Penyusunan program dan pembangunan yang mendukung sektor ekonomi wilayah dengan mengoptimalkan fungsi kabupaten sebagai kabupaten produsen berbasis ekonomi pertanian, dan pelayanan jasa.

Page 35: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

III - 35

BAB 3

RENCANA STRUKTUR RUANG

KABUPATEN MUARO JAMBI

3.1 DASAR PERUMUSAN RENCANA STRUKTUR RUANG

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi.

Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat di wilayah kabupaten, yang dapat terdiri atas :

1. PKN yang berada di wilayah kabupaten;

2. PKW yang berada di wilayah kabupaten;

3. PKL yang berada di wilayah kabupaten;

4. PKSN yang berada di wilayah kabupaten; dan

5. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu: a. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang memiliki skala pelayanan kegiatan skala

kecamatan atau beberapa desa; dan b. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang pusat permukiman yang berfungsi untuk

melayani kegiatan skala antar desa.

Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, dan sumber daya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada di wilayah kabupaten.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten berfungsi : 1. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang

memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten; dan

2. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada.

Rencana struktur ruang kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; kebutuhan pengembangan

dan pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka mendukung kegiatan sosial ekonomi;

2. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten; dan

3. Ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria :

a. Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah provinsi, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang

Page 36: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

III - 36

berbatasan;

b. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan;

c. Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL),

serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada pemerintah pusat dan pemerintah provinsi;

2. Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat pelayanan lingkungan (PPL); dan

3. Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.

d. Dapat memuat pusat-pusat kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf a dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL promosi (dengan notasi PKLp);

2. Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK); dan

3. Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di dalam arahan pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL.

e. Sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.2 KEBUTUHAN PENGEMBANGAN DAN PELAYANAN WILAYAH

Persoalan mendasar yang dihadapi oleh Muaro Jambi adalah semakin sempitnya luas kawasan lindung yang diiringi dengan pertambahan kebutuhan lahan budidaya, dimana diiringi dengan penurunan kualitas lingkungan.

Untuk itu diperlukan adanya perubahan struktur ekonomi dengan mengoptimalkan ketersediaan lahan sesuai dengan potensi kawasan yang dapat dikembangkan menurut kegiatan ekonominya yang berwawasan lingkungan.

Berdasarkan hal tersebut maka optimalisasi fungsi ruang dalam wujud struktur ruang dapat dikembangkan kegiatan pertanian hortikultura, perkebunan, peternakan berikut dengan pengolahan dan pemasarannya dimana setiap pusat kecamatan akan berfungsi sebagai pusat pelayanan dan pusat koleksi distribusi wilayah dibawahnya.

Adapun Kota Sengeti tetap pada perannya sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, pusat pendidikan dan kesehatan.

Berdasarkan skenario pengembangan di atas, maka diperlukan pengembangan prasarana dan sarana sosial ekonomi sebagai berikut :

1. Penyediaan fasilitas sosial ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap kawasan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan dan perdagangan disamping

Page 37: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

III - 37

bangunan pelayanan umum lainnya.

2. Peningkatan dan pembangunan prasarana dan sarana pendukung kegiatan usaha unggulan kawasan, seperti jalan produksi, sarana produksi pertanian, industri pengolahan, fasilitas pendukung pariwisata, dan lain-lain.

3. Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah untuk pelayanan lokal dan regional seperti IPAL, PLTU/PLTP, PLTMH, TPA, PDAM dan lain-lain.

4. Peningkatan dan pengembangan prasarana dan sarana transportasi guna peningkatan aksesibilitas terhadap seluruh pusat pelayanan atau kawasan perkotaan dan kabupaten sekitar serta untuk mobilitas barang, melalui peningkatan ataupun pembangunan jaringan jalan, dan terminal.

5. Pembangunan infrastruktur utama untuk mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi sektor sekunder dan tersier seperti industri, fasilitas penunjang pariwisata, industri pengolahan hasil perkebunan, pertanian, perikanan dan peternakan.

6. Pembangunan fasilitas dan Infrastruktur pendukung lainnya seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pusat pelatihan, lembaga pemasaran, jaringan telekomunikasi nirkabel, bengkel industri, dll.

3.3 KEBIJAKAN STRUKTUR RUANG RTR PULAU SUMATERA DAN PROVINSI UNTUK KABUPATEN MUARO JAMBI

Kebijakan struktur ruang wilayah nasional maupun Pulau Sumatera yang berlaku untuk Kabupaten Muaro Jambi untuk Kota Sengeti tidak secara ekspilist menjelaskan fungsi dan peranan ibukota Kabupaten Muaro Jambi.

Sedangkan kebijakan RTRW Provinsi dalam rencana struktur ruang adalah sebagai sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang akan diarahkan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu Ibukota Kabupaten dan Kota yang berfungsi sebagai pusat simpul jasa distribusi barang dalam satu wilayah kabupaten dan mempunyai potensi untuk mendorong pusat-pusat kecamatan (daerah belakangnya).

Tabel III.1

Sistem Pusat Permukiman di Provinsi Jambi Tahun 2010 – 2029

No Nama Kota/Pusat

Permukiman

Hirarki

Pelayanan

Peranan dan Fungsi Pusat Kegiatan

Keterangan

1 Sengeti PKL 1. Pusat pemerintahan kabupaten

2. Perdagangan dan jasa

3. Industri pengolahan hasil hutan

Ibukota Kabupaten Muaro Jambi

Sumber : Draft RTRW Prov Jambi 2009

Berdasarkan hal tersebut maka kebijakan struktur ruang Kabupaten Muaro Jambi perlu dilakukan penyesuaian dan penyelarasan terhadap kebijakan penataan ruang diatasnya dan kebijakan pembangunan kabupaten sesuai dengan visi misi yang hendak dicapai kabupaten Murao Jambi sampai akhir tahun perencanaan tahun 2030.

Page 38: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

III - 38

3.4 RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN MUARO JAMBI

3.4.1 Rencana Sistem Perkotaan

Secara garis besar rencana sistem perkotaan wilayah Kabupaten Muaro Jambi

dirumuskan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu :

1. Tujuan dasar penataan ruang adalah agar tercipta sistem ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Bila dijabarkan lebih lanjut pengertian produktif dan bekerlanjutan dalam konteks struktur ruang dimaknai sebagai suatu sistem dan hubungan fungsional antar pusat perkotaan yang efektif, efisien, mendorong peningkatan potensi masing-masing pusat (kawasan) secara berkelanjutan dengan tetap menjaga keseimbangan alam.

2. Kondisi objektif hirarki pusat-pusat permukiman eksisting dan RTRW Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006, kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi yang menempatkan Kota Sengeti sebagai sebagai PKL yang diarahkan menjadi PKW.

Pusat-pusat permukiman saat ini (eksisting) adalah sebagai berikut :

a. kota Sengeti (Kec. Sekernan),

b. Pijoan (Kec. Jambi Luar Kota),

c. Jambi Kecil (Kec. Maro Sebo),

d. Sebapo (Kec. Mestong),

e. Pudak (Kec. Kumpeh Ulu),

f. Tanjung (Kec. Kumpeh),

g. Marga (kecamatan Sungai Bahar) dan

h. Sungai Gelam (Kec. Sungai Gelam) .

3. Salah satu peranan rencana penataan ruang adalah untuk menciptakan keseimbangan pembangunan antar wilayah (kecamatan) dan sekaligus mengantisipasi pertumbuhan pembangunan yang terkonsentrasi pada pusat kota (ibukota kabupaten) atau pada kawasan tertentu saja.

Hal ini juga berkenaan dengan penciptaan sistem pusat-pusat kota yang berjenjang sehingga terbangun suatu sistem perkotaan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, terdapat pusat-pusat permukiman yang perlu didorong pertumbuhannya dan ada pula yang hanya cukup dikendalikan sesuai potensinya, bahkan dibatasi.

Untuk sistem pusat perkotaan Muaro Jambi, pusat-pusat perkotaan yang didorong dan dikendalikan:

a. Sengeti; adalah ibukota Kabupaten Muaro Jambi dimana kawasan perkotaan wiliayah kecamatan ini adalah Sengeti merupakan yang menjadi ibukota dimana kantor Bupati bertempat. Secara keruangan Senegti merupakan kesatuan kawasan perkotaan.

b. Pijoan; adalah ibukota kecamatan Jambi Luar Kota dimana kawasan perkotaan wiliayah kecamatan ini adalah Pijoan merupakan yang menjadi ibukota dimana kantor camat bertempat. Secara keruangan Pijoan sudah menjadi satu kesatuan kawasan perkotaan dan kawasan pusat pendidikan.

Page 39: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

III - 39

c. Sebepo; dalam sistem pusat-pusat perkotaan eksisting ibukopta kecamatan berada pada hirarki yang rendah, namun mengingat letaknya yang sentris dan strategis, maka untuk menciptakan tingkat pelayanan yang optimal maka Kenali diarahkan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan yang akan melayani PPL wilayah kecamatan Mestong.

d. Pudak; adalah salah satu pusat permukiman yang bertumbuh cukup baik dengan kelengkapan fasilitas sosial yang memadai sehingga kedepan diperkirakan akan dapat bertumbuh secara mandiri. Hal ini terjadi karena jalur Sengeti- ke Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan jalur yang volume lalu lintasnya cukup[ tinggi. Oleh karena itu perkembangannya hanya perlu diarahkan untuk melayani - dibawah wilayah administrasi dan perbatasan wilayah Kota Jambi.

e. Tanjung ; pada dasarnya adalah kawasan pertanian dan kehutanan dimana diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat. Untuk itu pertumbuhan kawasan ini perlu dikendalikan dengan tetap mengoptimalkan daya layannya secara regional (lintas kabupaten)

4. Untuk mendukung kebijakan dan komitmen Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, maka bagian Timur - Selatan terutama Kecamatan Kumpeh maka perkembangannnya dikendalikan sedemikian rupa sehingga mampu mendukung fungsi dan kelestarian Taman Nasional dan hutan lindung.

5. Pembangunan jaringan jalan juga dibatasi sedemikian rupa tanpa mengurangi aksesibilitas antar pusat-pusat permukiman demi menjaga kualitas dan kelestarian Taman Nasional, hutan lindung.

6. Untuk mendukung kegiatan pariwisata, mitigasi bencana, mobilisasi hasil produksi pertanian, perkebunan dan kehutanan serta komoditas unggulan lainnya perlu dilakukan optimlasisai pembangunan prasarana transportasi darat.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rencana sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Muaro Jambi adalah sebagaimana yang terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel III.2

Sistem Pusat Permukiman di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 – 2030

No Pusat

Permukiman Hirarki

Peranan dan Fungsi Pusat Kegiatan

Keterangan

1 Sengeti PKWp 1. Pusat pemerintahan kab 2. Pusat Perdagangan dan jasa 3. Pelayanan pariwisata 4. Kawasan Pendidikan 5. Industri pengolahan pertanian

Kota Sengeti

2 Mestong PKL

1. Simpul transportasi 2. Perdagangan dan distribusi barang lokal 3. Pintu Gerbang Barat Kabupten 4. Kawasan Perkotaan

Kota Sebapo

3 Pusat Kawasan

PKLp 1. Pusat Kegiatan Kawasan 2. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdagangan dan jasa Sub Kota 3. Sub Pusat Pelayanan Kabupaten 4. Pelayanan pertanian

Pusat Desa Teluk Raya Kec. Kumpeh Ulu

Page 40: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

III - 40

No Pusat

Permukiman Hirarki

Peranan dan Fungsi Pusat Kegiatan

Keterangan

4 Jambi Luar Kota

PPK

1. Pusat Kawasan Permukiman 2. Pusat Kawasan Pendidikan 3. Perdagangan dan distribusi barang lokal 4. Hinterland Ibukota Kabupaten 5. Kawasan Perkotaan

Kota Pijoan

5 Kumpeh Ulu PPK

1. Pusat Kawasan Permukiman 2. Simpul transportasi 3. Perdagangan dan distribusi barang lokal 4. Pintu Gerbang Timur Kabupaten

Kota Pudak

6 Maro Sebo PPK

1. Pengembangan Kawasan Permukiman 2. Simpul transportasi 3. Perdagangan dan distribusi barang lokal

Kota Jambi Kecil

7 Kumpeh, Sungai Bahar, Sungai Gelam

PPK 1. Pusat Kegiatan Kawasan 2. Perdagangan dan jasa lokal 3. Pelayanan pertanian

Tanjung, Marga Sungai Gelam,

8 Pusat Kawasan

PPL 1. Pusat Kegiatan Kawasan 2. Perdagangan dan jasa 3. Pelayanan pertanian

Pusat Desa

Sumber : RTR Pulau Sumatera, Drfat RTRW Provinsi Jambi 2010, Hasil Analisis 2010

3.4.2 Rencana Sistem Jaringan Transportasi

1. Sistem Jaringan Jalan; berdasarkan UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan pengelompokan jalan adalah sebagai berikut.

a. Jalan Arteri Primer 1; yang menghubungkan PKN dengan PKN

b. Jalan Arteri primer 2; yang menghubungkan PKN dengan PKW

c. Jalan Kolektor 1; yang menghubungkan PKW dengan PKW

d. Jalan Kolektor 2; yang menghubungkan PKW dengan PKL

e. Jalan Lokal Primer 1; yang menghubungkan PKL dengan PKL

f. Jalan Lokal Primer 2; yang menghubngkan PKL dengan PPK

g. Jalan Lingkungan Primer; yang menghubungkan PPK dengan PPK, dan PPK dengan PPL

2. Sistem Jaringan Transportasi

Berdasarkan hal tersebut maka jaringan jalan yang membentuk struktur ruang wilayah Provinsi Jambi adalah :

Page 41: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

III - 41

B. Jaringan Jalan Arteri Primer sebagai jalur utama lintas regional yang menghubungkan Ibukota provinsi ke Ibukota Kabupaten dan ke wilayah Provinsi lain. Ruas jalan ini meliputi 3 (tiga) jalur utama yakni:

- Lintas Tengah Sumatera, yang menghubungkan Provinsi Sumatera Selatan dan Riau yang dimulai dari Batas Sumsel – Tempino - Kota Jambi – Sengeti – Merlung - Pelabuhan Dagang – batas Riau.

Jalur ini merupakan konsentrasi pergerakan mobilitas terbesar terutama pergerakan antar provinsi di Provinsi Jambi bagian Timur. Konsentrasi pergerakan dalam kategori tinggi karena menghubungkan wilayah barat Sumatera ke wilayah timur Sumatera dan pada akhirnya menuju Pelabuhan Muara Sabak sebagai outlet utama Provinsi Jambi.

C. Jaringan Jalan Kolektor Primer, yang menghubungkan pusat-pusat produksi dengan kota pusat pelayanan (ibukota kecamatan) dan sarana pemasaran. Umumnya ruas jalan lokal primer di Provinsi Jambi berstatus jalan kabupaten.

D. Jaringan Jalan Lokal Primer, yang menghubungkan pusat-pusat produksi dengan kota pusat pelayanan (ibukota kecamatan) dan sarana pemasaran. Umumnya ruas jalan lokal primer di Provinsi Jambi berstatus jalan kabupaten.

Berdasarkan hal tersebut maka sistem jaringan jalan di Kabupaten Muaro Jambi adalah : Arteri Primer :

Menghubungkan :Jambi – Palembang, Jambi – Batanghari Jambi - Tanjab

Kolektor Primer :

Menghubungkan Jambi – Tajabtim, Mestong – Batanghari

Kolektor Primer 3:

Menghubungkan pusat – pusat permukiman

Lokal Primer :

Jalan yang menghubungkan seluruh wilayah di kabupaten

3. Rencana Pengembangan Terminal

Dengan memperhatikan rencana struktur ruang yang telah dirumuskan, rencana pengembangan sistem jaringan jalan dan keberadaan terminal yang ada (eksisting), jenis dan kelas pelayanannya, rencana pengembangan terminal angkutan penumpang untukMuaro Jambi adalah sebagai berikut

1. Terminal Tipe B di Kota Sengeti (PKW); bersifat penyempurnaan

2. Terminal Tipe C untuk Pudak dan (PKL); bersifat bersifat pengembangan

Mengingat kegiatan ekonomi masyarakat yang bersifat primer dan membutuhkan angkutan barang, maka fungsi terminal penumpang sebagaimana dimaksud di atas sebaiknya digabung menjadi satu kesatuan.

Untuk Tanjung dan Marga dapat saja dikembangkan sub terminal agribisnis yang diintegrasikan sebagai terminal penumpang.

3.4.3 Rencana Sistem Jaringan Listrik

Kondisi faktual saat ini adalah suplai listrik untuk Kabupaten Muaro Jambi berada dalam

Page 42: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

III - 42

kondisi yang cukup.

Hal lain yang perlu dilakukan adalah meningkatkan daya layan PLTMH dan pengembangan PLTP untuk melayani wilayah-wilayah kawasan perdesaan yang jauh dari pusat permukiman perkotaan. Untuk sementara PLTD dan PLTU dapat dikembangkan secara terbatas.

Mengingat adanya kecenderungan terjadinya perubahan struktur ekonomi wilayah yang akan bergeser ke kegiatan sekunder dan tersier, maka untuk kegiatan sekunder (industri) diperlukan adanya pasokan listrik yang memadai dan stabil. Hal ini menjadi tantangan bagi Muaro Jambi dalam mengantisipasi kekurangan suplai listrik dimasa yang akan datang.

Pemenuhan kebutuhan listrik tersebut dilakukan melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tanaga Mikro Hidro (PMLTH) pada kawasan yang mempunyai sumber daya air yang dapat potensial, pengembangan listrik tenaga surya dan untuk sementara dapat membangun PLTD.

Pembangunan PLTMH dan PLTD dapat dikembangkan terutama di Kecamatan Kumpeh, Maro Sebo dan Kecamatan Sungai Bahar

3.4.4 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

Salah satu modal daerah untuk menarik investasi dan sekaligus meningkatkan perekonomian wilayah adalah tersedianya infrastruktur telekomunikasi yang memadai.

Saat ini telekomunikasi nirkabel sudah bertumbuh kembang di Muaro Jambi, dimana sampai tahun 2010 sudah beroperasi beberapa operator telekomunikasi nirkabel besar seperti Telkom, Telkomsel, Excelindo, dimana lokasi BTS yang telah terpasang di wilayah Muaro Jambi tersebar di seluruh kecamatan.

Mengingat besarnya peran telekomunikasi memerlukan dukungan dari teknologi informasi seperti telepon nirkabel dan internet, maka pengelolaan infrastruktur telekomunikasi yang cenderung berteknologi tinggi ini perlu lebih baik lagi, seperti perlunya penggunaan bersama BTS (join provider). Satu BTS dapat digunakan secara bersama dari para provider. Efisiensi ini tidak saja akan mengurangi biaya masing-masing provider tapi juga akan menciptakan estetika permukiman dan pengurangan dampak negatif dari sistem BTS tersebut, seperti pengurangan sebaran (radius) radiasi dari pancaran elektromagnetik BTS tersebut.

Pengembangan jaringan internet ke seluruh kantor kecamatan dan lembaga pelayanan publik lainnya. Pemanfaatan teknologi informasi juga akan meningkatkan profesionalitas, efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas kerja pemerintahan, baik secara internal maupun eksternal.

Mengingat daerah Muaro Jambi yang tidak berada pada jalur lintas perdagangan, tingkat aksesibilitas yang tidak terlalu tinggi, namun mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat besar, terutama hasil pertanian, perkebunan dan pariwisata, maka pengembangan komunikasi melalui internet menjadi sangat penting dikembangkan.

Oleh karena itu pengembangan prasarana telekomunikasi diarahkan sebagai berikut :

1. Pengembangan sistem terestrial yang terdiri dari sistem kabel, sistem seluler; dan sistem satelit sebagai penghubung antara pusat kegiatan dan atau dengan pusat pelayanan.

2. Pengembangan prasarana telekomunikasi dilakukan hingga ke kawasan perdesaan

Page 43: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

III - 43

yang belum terjangkau sarana prasarana telekomunikasi.

3. Pengembangan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan pelayanan sosial dan ekonomi wilayah seperti kegiatan pemerintahan, pariwisata, industri, agropolitan, minapolitan dan kawasan wisata.

3.4.5 Rencana Pengembangan Sistem Sumber Daya Air

Secara umum air dimanfaatkan untuk sumber energi (PLTA, PLTMH), irigasi, industri dan rumah tangga. Sampai saat ini pemanfaatan air di Muaro Jambi adalah untuk :

1. Irigasi; daerah Irigasi Teknis yang tersebar di kawasan pertanian di Kecamatan Kumpeh. Maro Sebo dan Jambi Luar Kota

2. PDAM; yang dapat melayani kawasan perbatasan dengan Kota Jambi di sekitar Kecamatan JAMbi Luar Kota dan Kecamatan Sekernan

Rencana pengembangan sumber daya air yang dapat dilakukan ke depan untuk Muaro Jambi adalah :

1. Rencana pengembangan prasarana sumber daya air meliputi konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.

2. Pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau serta sumber air lainnya, antara lain embung/bendungan, waduk, dan bangunan penampung air lainnya untuk penyediaan air baku di seluruh kecamatan terutama di Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan Maro Sebo

3. Peningkatan dan pemeliharaan sumberdaya air yang berskala regional guna menjaga kelestarian lingkungan dilakukan pada seluruh sungai yang berhulu di Taman Nasional dan Hutan Lindung

4. Peningkatan pengairan irigasi teknis yaitu di Maro Sebo dan Jambi Luar Kota.

5. Pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan irigasi yang tersebar di seluruh kecamatan di Muaro Jambi.

6. Pembangunan prasarana pengendalian banjir di Kecamatan Maro Sebo dan Kumpeh Ulu

7. Pengembangan dan rehabilitasi area rawa dilakukan di kecamatan Kumpeh dan Sungai Gelam untuk kepentingan pertanian tanaman pangan

8. Pemanfaatan sumber daya air baku untuk keperluan air minum (PAM) terutama untuk kawasan perkotaan seperti Sengeti, Pudak dan Pijoan.

3.4.6 Rencana Sistem Pengelolaan Sampah

Penanganan terhadap sampah memerlukan perhatian yang cukup besar mengingat jumlah sampah yang akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk perkotaan, serta dampak yang ditimbulkannya apabila tidak ditangani secara tepat terhadap kota itu sendiri.

Selain pengangkutan dan pengelolaan sampah, penyediaan dan lokasi pembuangan sampah merupakan kebutuhan bagi wilayah provinsi.

Secara garis besar pengelolaan sampah adalah :

Page 44: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

III - 44

a. Pemilahan : dari sumber/asal sampah telah dilakukan pemisahan antara sampah organik dengan sampah anorganik sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS);

b. Pengolahan : dilakukan pengomposan untuk sampah organik dan dilakukan prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle) untuk penanganan sampah anorganik.

c. Pengumpulan : sampah dari produsen (rumah tangga) diangkut ke tempat pengumpulan sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak dorong/ tarik, truk, motor gerobak;

d. Pengangkutan : dari TPS diangkat dengan truk menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)

e. Pembuangan akhir : sampah dari TPS dikumpulkan dan di bawa ke TPST, di mana nantinya sampah-sampah organik akan di olah menjadi kompos, briket dan gas metan (bahan bakar) serta bahan bangunan. Secara teknis pengolahan sampah dilakukan dengan pendekatan sanitary landfil .

Berikut beberapa asumsi dan pendekatan yang digunakan untuk menghitung timbulan sampah dan kebutuhan TPS serta TPA (TPST) :

a. Timbulan sampah domestik: 2 liter/orang/hari Domestik;

b. Setiap kab./kota membutuhkan minimal 1 TPA (TPST)

c. Setiap kecamatan membutuhkan minimal 1 TPS (25 m³)

Rencana pengelolaan sampah untuk wilayah Kabupaten Muaro Jambi dibedakan menjadi 3 kawasan penanganan, yaitu kawasan Perkotaan Sengeti sebagai ibukota Kabupaten, kawasan hinterland Kota Jambi (Kec Jambi Luar Kota, Kec Sekernan, Kumpeh Ulu, Maro Sebo) dan kawasan pertanian/perdesaan dan sekitarnya.

Page 45: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 45

Gambar 3.1 Peta Struktur Ruang Kabupaten Mauro Jambi 2030

Page 46: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 46

BAB 4 RENCANA POLA RUANG

KABUPATEN MUARO JAMBI

4.1 DASAR PERUMUSAN RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN

4.1.1 Ketentuan Penyusunan Rencana Pola Ruang Kabupaten

Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi :

1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten;

2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;

3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan

4. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :

1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;

2. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten;

3. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan; dan

4. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria :

1. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana rincinya;

2. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWP beserta rencana rincinya;

3. Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah kabupaten bersangkutan;

4. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;

5. Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya, maka pola ruang adalah sebagai berikut :

a. Kawasan lindung yang terdiri atas : 1) Kawasan hutan lindung; 2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya,

meliputi: kawasan bergambut dan kawasan resapan air; 3) Kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai, sempadan sungai,

kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya;

4) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: kawasan

Page 47: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 47

suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, kawasan

b. cagar budaya dan ilmu pengetahuan; 1. Kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan rawan tanah longsor,

kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir; 2. Kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam geologi, kawasan

rawan bencana alam geologi dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah; dan

3. Kawasan lindung lainnya, meliputi: cagar biosfer, ramsar, taman buru, kawasan perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsian satwa, terumbu karang dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.

c. Kawasan budidaya yang terdiri atas :

1) Kawasan peruntukan hutan produksi, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: - peruntukan hutan produksi terbatas, peruntukan hutan produksi tetap, dan - peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi;

2) Kawasan hutan rakyat;

3) Kawasan peruntukan pertanian, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan pertanian lahan basah, peruntukan pertanian lahan kering, dan peruntukan hortikultura;

4) Kawasan peruntukan perkebunan, yang dirinci berdasarkan jenis komoditas perkebunan yang ada di wilayah kabupaten;

5) Kawasan peruntukan perikanan, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: - peruntukan perikanan tangkap, peruntukan budidaya perikanan, dan - peruntukan kawasan pengolahan ikan;

6) Kawasan peruntukan pertambangan, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: - peruntukan mineral dan batubara, peruntukan minyak dan gas bumi, - peruntukan panas bumi, dan peruntukan air tanah di kawasan pertambangan;

7) Kawasan peruntukan industri, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: - peruntukan industri besar, peruntukan industri sedang dan peruntukan industri - rumah tangga;

8) Kawasan peruntukan pariwisata, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: - peruntukan pariwisata budaya, peruntukan pariwisata alam, dan peruntukan - pariwisata buatan;

9) Kawasan peruntukan permukiman, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: - Peruntukan permukiman perkotaan dan peruntukan permukiman perdesaan. - Sebagai kawasan budidaya maka permukiman diarahkan dalam kajian lokasi - dan fungsi masing-masing permukiman, terutama dikaitkan dengan karakter

lokasi, misalnya di pegunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan sebagainya; dan

10) Kawasan peruntukan lainnya.

6. Memuat kawasan-kawasan yang diprioritaskan pengembangannya dan kawasan-kawasan yang diprioritaskan untuk dilindungi fungsinya;

7. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada

Page 48: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 48

wilayah kabupaten bersangkutan;

8. Harus mengikuti peraturan perundang-undangan terkait.

4.1.2 Kebijakan Pola Ruang Nasional dan Provinsi

A. Kebijakan Pola Ruang RTR Pulau Sumatera untuk Kabupaten Muaro Jambi

Rencana Pola Ruang RTR Pulau Sumatera untuk Kabupaten Muaro Jambi adalah :

- Taman Nasional Berbak, seluas 140.730. (seratus empat puluh ribu tujuh ratus tiga puluh) hektar di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Muaro Jambi.

Pemantapan kawasan ini direncanakan untuk melestarikan lingkungan dan melindungi keanekaragaman biota serta ekosistemnya.

B. Kebijakan Pola Ruang Provinsi untuk Kabupaten Muaro Jambi

1. Kawasan Lindung;

a. Taman Nasional Berbak di Kecamatan Kumpeh

b. Hutan fungsi lindung; terdapat di kecamatan Kumpeh

c. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan dibawahnya; berupa kawasan resapan air.

d. Kawasan yang befungsi sebagai suaka alam untuk melindungi keanekaragaman hayati, ekosistem, dan keunikan alam

e. Kawasan rawan bencana yang terdapat di wilayah Kabupaten Muaro Jambi berupa kawasan rawan banjir terutama disebelah timurnya yaitu Kecamatan Kumpeh, sebagian Kecamatan Muaro Sebo, Kumpeh Ulu, Mestong, Sekernan, Jambi Luar Kota.

2. Kawasan Budidaya;

Pengembangan kegiatan utama serta pemanfaatan ruangnya secara optimal pada kawasan budi daya

Pengembangan prasarana pendukung pengembangan tiap kawasan budi daya

Pengendalian pemanfaatan ruang kegiatan budi daya yang dapat mengganggu fungsi lindung

Berdasarkan arahan tersebut rencana pengembangan Kawasan Budi daya di Provinsi Jambi adalah :

a. Pertanian; di di Kecamatan Muara Srerbo dan Jambi Luar Kota

b. Perkebunan yang tersebar di wilayah Kabupaten Muaro Jambi.

c. Kawasan Pariwisata;

- Wisata Alam : pegunungan, terutama panorama Taman Nasional

- Wisata Budaya Sejarah : Situs Pra Sejarah

d. Kawasan Pertambangan; terutama bahan galian golongan A khusunya Minyak Bumi dan Gas

e. Permukiman; Kawasan dengan permukiman kepadatan rendah

Page 49: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 49

f. Kawasan Hutan Prouksi Terbatas

3. Kawasan Strategis Provinsi untuk Kabupaten Muaro Jambi adalah :

a. Taman Nasional Berbak sebagai kabupaten konservasi

b. Kawasan Startegis Kota Jambi - Sengeti

c. Kawasan Startegis Muara Bulian – Jambi

4.1.3 Karakteristik dan Daya Tampung Wilayah

Secara garis besar wilayah Muaro Jambi dapat dikelompokkan menjadi 2 kawasan utama, yaitu kawasan perbukitan yang merupakan merupakan perbukitan dan pegunungan di bagian timur dan menjadi kawasan dataran membentang di wilayah tengah.

Untuk menjaga fungsi konservasi dan sekaligus mengantisipasi (mitigasi) potensi bencana alam yang mungkin terjadi, maka dari total luasan wilayah ini dijadikan sebagai kawasan lindung.

Konsekuensinya adalah daya dukung wilayah menjadi sangat terbatasyang dapat dijadikan sebagai kawasan budidaya.

Dengan adanya keterbatasan lahan (pengembangan kawasan budidaya) maka perlu dilakukan intensifikasi pemanfaatan lahan secara efektif, efisien dan ramah lingkungan. Sementara itu orientasi kegiatan masyarakat perlu didorong sejak dini ke arah kegiatan, jasa, pengolahan dan perdagangan dengan tetap mengandalkan komoditas unggulan lokal, seperti perkebunan kopi, kelapa.

Tabel IV.1 Daya Tampung Ruang Kabupaten Muaro Jambi

No Luas Wilayah Wilayah Efektif

(Ha) (Ha) (%)

524.600 361.974 69,00

4.2 RENCANA POLA RUANG KABUPATEN MUARO JAMBI

Dengan memperhatikan ketentuan penyusunan pola ruang, kebijakan pola ruang nasional dan provinsi, kebijakan pembangunan daerah, kondisi objektif wilayah, daya tampung dan kebutuhan ruang untuk masa mendatang, maka dapat dirumuskan rencana pola ruang untuk Kabupaten Muaro Jambi sebagaimana dipaparkan di bawah ini :

4.2.1 Rencana Pola Kawasan Lindung

A. Kawasan Hutan Lindung

TN Berbak yang berada di bagian timur dapat dikatakan bahwa sebagian besar merupakan kawasan hutan lindung.

Jika adanya kawasan permukiman maka diusulkan untuk dilepas/dikeluarkan (enclave) dari dalam wilayah status hutan.

Sebaran dan luasan Hutan Lindung di Muaro Jambi adalah seperti yang diuraikan pada tabel di bawah ini.

Page 50: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 50

Tabel IV. 2 Luas Kawasan Lindung Provinsi Jambi

Tahun 2010 - 2030

No Jenis Kawasan Perkiraan Luas % thd

(Ha) luas Kab.

I

Kawasan Yg Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya Ha

Hutan Lindung Gambut : 23.075,06 Ha 4,40

II Kawasan Perlindungan Setempat Ha

Sempadan Sungai : 1.430,40 Ha 0,27

III Kawasan Suaka Alam Dan Cagar Budaya Ha

Taman Suaka Alam dan Wisata : 46.790,88 Ha 8,92

Luas Kawasan Lindung : 71.296,33 Ha 13,59

Luas Wilayah Kab Muaro Jambi : 524.600,00 Ha 100,00

Sumber :RTR Pulau Sumatera, RTRW Provinsi Jambi, Hasil Analisis 2010

B. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Hampir seluruh kawasan TN-Berbak, Hutan Lindung dan kawasan dengan kelas lereng di atas 40% merupakan kawasan resapan air yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya. TN-Berbak sebagai kawasan suaka alam dan hutan lindung dibahas terpisah dengan kawasan yang mempunyai kelerengan di atas 40%.

Fakta lapangan menggambarkan bahwa sebagian kawasan ini berada dalam kondisi dengan bukaan vegetasi yang cukup luas.

Untuk kawasan dengan kelas lereng di atas 40% merupakan lokasi yang menjadi ancaman sebagai kawasan rawan longsor.

Selain potensi longsor juga wilayah Kabupaten Muaro Jambi dapat rawan bencana lainnya, maka menghidari bencana yang lebih besar serta visi penataan ruang yang berbasis konservasi, seluruh kawasan yang berada pada kelerengan di atas 40% seyogyanya harus dipulihkan melalui penanaman tanaman yang bernilai ekonomi tinggi.

Rencana pengelolaan kawasan di atas 40% ini adalah dengan melakukan reboisasi pada kawasan yang sudah kritis dengan pendekatan partisipasi masyarakat lokal yang didukung oleh pemerintah dan lembaga peduli lingkungan lainnya.

C. Kawasan Perlindungan Setempat

Kabupaten Muaro Jambi merupakan wilayah merupakan daerah aliran sungai (DAS) dari Sungai Batanghari, dimana kebutuhan air baku Kabupaten Muaro Jambi juga tergantung dari keberadaan kawasan lindung di wilayah Muaro Jambi dan sekitarnya.

Pada sisi lain keseimbangan neraca air dan kualitas iklim regionaljuga dipengaruhi dari keberadaan TN-Berbak dan hutan lindung di Muaro Jambi.

Page 51: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 51

Hal penting lain terkait dengan kawasan lindung ini, adalah keberlanjutan dari luas dan produktivitas pertanian sawah, perkebunan dan kawasan permukiman

Diantara upaya yang dapat dilakukan untuk memulihkan kawasan lindung setempat adalah dengan menetapkan garis sempadan sungai (GSS), catchment area (kawasan sekitar mata air dan hulu sungai).

Mengacu pada ketetapan sempadan yang sudah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 bahwa lebar sempadan adalah sebagai berikut :

1. Sempadan sungai ditetapkan dengan kriteria : a. Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5 (lima)

meter dari kaki tanggul sebelah luar; b. Daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan

permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai; c. Daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan

permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai.

2. Kawasan sekitar danau atau waduk ditetapkan dengan kriteria :

a. Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air danau atau waduk tertinggi;

b. Daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka kawasan lindung setempat meliputi :

1. Sempadan pantai (100 meter) sepanjang 210 Km

2. Sempadan danau selebar 50-100 meter disesuaikan dengan kondisi sempadan saat ini

3. Sempadan sungai, terutama sungai-sungai besar (60 sungai) selebar 50-100 meter.

4. Sempadan mata air

5. Ruang terbuka hijau kota terutama pada pusat-pusat permukiman atau ibukota kecamatan.

D. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya

Kawasan suaka alam meliputi taman nasional, cagar alam, cagar budaya.

Di Muaro Jambi terdapat 2 kawasan lindung nasional berupa suaka alam, yaitu Taman Nasional Berbak Cagar Budaya

E. Kawasan Rawan Bencana

Kawasan Rawan Bencana Longsor; Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material yang bergerak ke bawah atau keluar lereng.

Tanah longsor adalah suatu jenis gerakan tanah, umumnya gerakan tanah yang terjadi adalah longsor bahan rombakan (debris avalanches) dan nendatan (slumps/rotational slides). Gaya-gaya gravitasi dan rembesan (seepage) merupakan penyebab utama ketidakstabilan (instability) pada lereng alami maupun lereng yang di bentuk dengan cara penggalian atau penimbunan.

Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan

Page 52: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 52

sebagai faktor alami dan manusia.

Kondisi alam yang menjadi faktor utama terjadinya longsor antara lain : - Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, - struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan gunung api. - Iklim : curah hujan yang tinggi. - Keadaan topografi : lereng yang curam. - Keadaan tata air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi

dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika. - Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.

Gejala umum terjadinya tanah longsor : - Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing; - Biasanya terjadi setelah hujan; - Munculnya mata air baru secara tiba-tiba; - Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

Dari seluruh kecamatan yang ada hanya Kecamatan Kumpeh yang relatif menjadi kawasan rawan longsor.

Kawasan Rawan Banjir; Secara alamiah, pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan di atas normal, sehingga sistim pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem saluran drainase dan kanal penampung banjir buatan tidak mampu menampung akumulasi air hujan sehingga meluap.

Kemampuan/daya tampung sistem pengaliran air berkurang akibat sedimentasi, maupun penyempitan sungai akibat fenomena alam dan manusia. Secara umum pada sebuah sistem aliran sungai yang memiliki tingkat kemiringan (gradien) sungai yang relatif tinggi (lebih dari 30%) apabila di bagian hulunya terjadi hujan yang cukup lebat, maka potensi terjadinya banjir bandang relatif tinggi.

Tingkat kemiringan sungai yang relatif curam ini dapat dikatakan sebagai faktor “bakat” atau bawaan.

Sedangkan curah hujan adalah salah satu faktor pemicu.

Penggundulan hutan di daerah tangkapan air hujan (catchment area) juga menyebabkan peningkatan debit banjir karena debit/pasokan air yang masuk ke dalam sistem pengaliran air menjadi tinggi sehingga melampaui kapasitas pengaliran dan menjadi pemicu terjadinya erosi pada lahan curam yang menyebabkan terjadinya sedimentasi di sistem pengaliran air dan wadah air lainnya.

Disamping itu berkurangnya daerah resapan air juga berkontribusi atas meningkatnya debit banjir.

Pada daerah permukiman dimana telah padat dengan bangunan sehingga tingkat resapan air kedalam tanah berkurang, jika terjadi hujan dengan curah hujan yang tinggi sebagian besar air akan menjadi aliran permukaan yang langsung masuk kedalam sistem pengaliran air sehingga kapasitasnya terlampaui dan mengakibatkan banjir.

Perilaku manusia yang menimbulkan bencana banjir diantaranya kegiatan pembalakan kayu secara ilegal, proyek-proyek pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, perkebunan kopi skala besar, HPH, HTI, dan IPK yang tidak direncanakan dengan baik telah menyebabkan terjadinya banjir. Akibatnya, beberapa sungai dan anak sungai di Muaro Jambi di musim hujan sering menimbulkan banjir dan kekeringan di musim kemarau. Kendati demikian luasan kawasan banjir di Muaro Jambi tidaklah terlalu besar.

Page 53: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 53

Penyebab utama dari banjir pada kawasan tersebut dapat disebabkan kerusakan kawasan tangkapan air, sehingga terjadi surface run off (limpasan) yang tinggi sehingga badan sungai tidak mampu menampung limpasan dan menggenang pada wilayah cekungan/datar.

Meskipun demikian untuk kawasan banjir disekitar kawasan permukiman terutama disekitar bantaran sungai disebabkan karena daerah cekungan yang cukup luas, sehingga pada saat musim hujan juga terjadi genangan (banjir) yang luas.

Secara kesluruhan desa-desa yang potensial terkena bahaya banjir adalah di Kecamatan Sekernan, Kec. Maro Sebo, Kumpeh Ulu dan Kecamatan Jambi Luar Kota.

Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi;

Secara langsung atau tidak langsung wilayah Kabupaten Muaro Jambi harus diwaspadai sebagai daerah bahaya gempa bumi.

Kondisi geologi wilayah Kabupaten Muaro Jambi merupakan salahsatu variabel utama dalam menentukan tingkat kerawanan bencana di wilayah ini. Sistem patahan dan kondisi litologi merupakan media yang mampu menghantarkan gelombang gempa ke wilayah-wilayah di sekitar titik episentrum.

Daerah-daerah yang harus diwaspadai terkait dengan bencana gempa bumi adalah daerah-daerah pada sisten patahan terutama pada daerah yang ditutupi oleh batuan yang bersifat lepas (unconsolidated), yang pada umumnya berumur Kuarter.

Beberapa wilayah yang merupakan daerah resiko gempabumi di Kabupaten Muaro Jambi antara lain :

1. Daerah di sekitar zona patahan, seperti sekitar klawasan pegunungan,

2. Daerah pada sebaran litologi berupa aluvial dan batuan berumur Kuarter,

3. Daerah pemukiman padat penduduk,

4. Daerah dengan bangunan-bangunan semi permanen ataupun bangunan yang tidak tahan gempa,

4.2.2 Rencana Pola Kawasan Budidaya

A. Kawasan Hutan Produksi Terbatas Muaro Jambi mempunyai HPT yang saat ini tidak seluruhnya produktif dan sebagian mengalami kerusakan.

Dinas Kehutanan dan PSDA Muaro Jambi dapat mengembangkan kedua program terebut, dengan prioritas utama program HTR pada HPT yang ada dalam beberapa tahun kedepan. Untuk itu akan dilakukan pemulihan dan pemanfaatan HPT melalui dua program hutan tanaman yaitu Hutan Tanaman Rakyat dan Hutan Desa.

B. Kawasan Pertanian Pertanian Lahan Basah; Kabupaten Muaro Jambi memiliki potensi lahan sawah yang dapat dikembangkan sebagai kawasan pertanian sebagai kawasan yang beririgasi dalam kondisi yang baik, untuk dapat lebih dioptimalkan hasil produktifitasnya.

Guna memenuhi mendukung kebutuhan konsumsi beras di wilayah Kabupaten Muaro Jambi maka lahan pertanian sawah yang ada untuk tetap dipertahankan serta dilakukan pengembangan dilahan pertanian lainnya.

Page 54: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 54

Pertanian Lahan Kering; Secara eksisting jenis tanaman pertanian lahan kering yang bertumbuh di Muaro Jambi adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai, kacang hijau dan kacang tanah.

Jenis pertanian lahan kering ini dikembangkan pada lahan yang bersesuaian, baik berdasarkan peta kesesuaian lahan maupun fakta lapangan. Kegiatan ini diarahkan untuk diintensifkan di seluruh kecamatan.

Mengingat letak geografis, maka Kumpeh dan Maro Sebo lebih diarahkan sebagai sentra produksi pertanian lahan kering skala kabupaten, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penduduk di dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi.

Pertanian Hortikultura; ciri khas dari pertanian hortikultura ini adalah tanaman lahan kering yang bernilai ekonomi tinggi (Tejoyuwono, 1989), seperti sayur-sayuran.

Komoditas pertanian hortikultura yang dapat dikembangkan di Muaro Jambi adalah kembang kol,kentang, kubis, wortel, labu siam, bawang daun, sawi, buncis dan cabe. Sebagian besar

Mengingat karakteristik wilayah dan penduduk serta kesesuaian lahan yang ada, maka kawasan yang diarahkan sebagai kawasan pengembangan pertanian hortkultura dengan kawasan inti Kecamatan Kumpeh dan Kec. Maro Sebo.

C. Kawasan Perkebunan Berdasarkan potensi (luas) komoditas perkebunan yang dikembangkan di Muaro Jambi terdapat 4 jenis komoditas yang mempunyai areal tanam yang paling luas, yaitu Kopi, Sawit dan Kelapa Dalam.

Mengingat kondisi perkebunan sawit yang dominan memenuhi seluruh wilayah Kabupaten Maro Sebo maka perkebunan sawit tidak menjadi prioritas untuk dikembangkan. Oleh karena itu untuk tanaman perkebunan yang telah berkembang hanya ditingkatkan produktivitasnya.

D. Kawasan Peternakan Berdasarkan rencana program Pemerintah kabupaten Muaro Jambi, pengembangan sentra peternakan akan dikembangkan sebagai berikut :

Pengembangan sentra peternakan ternak besar (sapi dan kerbau) di Kecamatan Sungai Bahar, Kumpeh Ulu dan Maro Sebo. Pengembangan sentra peternakan ternak kecil (kambing & domba) di seluruh kecamatan di Muaro Jambi terutama kecamatan Jambi Luar Kota dan Kumpeh

Pengembangan sentra peternakan unggas di Seluruh wilayah kecamatan.

E. Kawasan Perikanan Budidaya Perikanan, Perikanan budidaya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu budidaya tambak dan budidaya air tawar.

Kriteria untuk kawasan pengembangan budidaya air tawar dan tambak adalah sebagai berikut : - Kelerengan lahan < 8 % - Persediaan air cukup - Jauh dari sumber pencemaran, baik pencemaran domestik maupun industri. - Kualitas air baik (memenuhi kriteria kualitas air untuk budidaya perikanan).

Page 55: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 55

Memperhatikan luas lahan dan ketersediaan air dengan puluhan sungai yang ada, diperlukan adanya terobosan baru agar budidaya perikanan kolam, sungai dan danau lebih ditingkatkan. Namun untuk pengembangan budidaya perikanan darat di danau dan sungai sebaiknya dihindari penggunaan jaring apung/karamba.

Pengalaman pada beberapa danau/waduk menunjukkan bahwa pencemaran danau/sungai dari pakan ikan membawa dampak buruk bahkan terhadap hasil produksi ikan itu sendiri.

Dengan demikian sangat disarankan agar budidaya perikanan dikembangkan dalam bentuk kolam. Berkenaan dengan pengembangan terkini dari budidaya perikanan kolam, pendekatan minapolitan perlu dilakukan terutama di kawasan pertanian lahan basah (minapadi).

Mengingat keterbatasan lahan untuk pengembangan usaha tani yang berbasis lahan (ekstensif), maka pengembangan kolam ikan bernilai ekonomi tinggi perlu ditumbuhkan pada kawasan-kawasan yang selama ini sudah menjadi sentra budidaya ikan, terutama di Kecamatan Kumpeh, Kumpeh Ulu dan Kecamatan Maro Sebo.

Kawasan Pengolahan Ikan; pengolahan ikan atau industri perikanan (added value) masih belum berkembang di Muaro Jambi. Untuk itu perlunya transformasi struktur ekonomi masyarakat yang berbasis non lahan, maka usaha pengolahan ikan merupakan salah satu tumpuan peningkatan perekonomian masyarakat Muaro Jambi terutama di kawasan sepanjang aliran sungai.

F. Kawasan Pertambangan Dalam mengelola usaha pertambangan, pemerintah menetapkan wilayah pertambangan (WP), yang terdiri dari wilayah usaha pertambangan (WUP), wilayah pertambangan rakyat (WPR) dan wilayah pencadangan negara (WPN).

- Wilayah usaha pertambangan (WUP), adalah bagian dari wilayah pertambangan

- (WP) yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi.

- WUP ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui koordinasi dengan pemerintah provinsi.

- Wilayah pertambangan rakyat (WPR), adalah bagian dari wilayah pertambangan

- (WP) tempat dilakukannya usaha pertambangan rakyat.

- WPR ditetapkan oleh bupati/walikota, sesuai pasal 21, UU nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan.

Kriteria untuk menetapkan wilayah pertambangan rakyat (WPR) adalah :

a. Mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai dan/atau di antara tepi dan tepi sungai;

b. Mempunyai cadangan primer logam atau batubara dengan kedalaman maksimal 25 (dua puluh lima) meter;

c. Endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai purba;

d. Luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25 (dua puluh lima) hektare;

e. Menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang; dan/atau

f. Merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun.

Wilayah pencadangan negara (WPN), adalah bagian dari wilayah pertambangan (WP)

Page 56: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 56

yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional.

Penetapan wilayah pencadangan negara (WPN) dilakukan oleh pemerintah pusat dengan tetap memperhatikan aspirasi daerah sebagai daerah yang dicadangkan untuk komoditas tertentu dan daerah konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan.

WPN yang ditetapkan untuk komoditas tertentu dapat diusahakan sebagian luasnya, sedangkan WPN yang ditetapkan untuk konservasi ditentukan batasan waktunya.

WPN yang diusakan sebagaian luasnya statusnya berubah menjadi wilayah usaha pertambangan khusus (WUPK). Perubahan status WPN menjadi WPUK dapat dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri;

b. Sumber devisa negara;

c. Kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan prasarana;

d. Berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi;

e. Daya dukung lingkungan; dan/atau

f. Penggunaan teknologi tinggi dan modal investasi yang besar.

Pada saat ini optimalisasi pertambangan di wilayah Kabupaten Muaro Jambi masih berupa potensi bahan galian strategis yaitu sumber daya alam non hayati berupa marmer, batu bara, batu gamping, bentonit, granit dan air raksa yang berpotensi untuk dieksploitasi.

Untuk kegiatan pertambangan bahan galian yang berjalan terdapat di Kecamatan Sungai Bahar, Kecamatan Mestong dan Sungai Gelam

Bahan Galian Strategis; yang termasuk kategori bahan galian strategis adalah emas, pasir besi dan bijih besi. Belum diperoleh data rinci tentang deposit emas yang terdapat di Kabupaten Muaro Jambi

Pemanfaatan bahan strategis ini akan membuka lapangan kerja dan penghasilan yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Lokasi bahan galian harus memenuhi persyaratan dan ketentuanperundang-undangan yang berlaku, tentu hal ini perlu dikembangkan lebih lanjut dengan tetap memperhatikan lingkungan sekitar.

Bahan Galian Vital; yang termasuk kategori bahan galian vital adalah perlit, granodiorit, obsidian, kaolin, batu gamping, lempung dan pasir kuarsa.

Jenis batuan ini umumnya digunakan sebagai bahan dasar untuk industri.

Muaro Jambi mempunyai potensi bahan galian vital yang tersebar merata di seluruh kecamatan. Bahan galian ini dapat saja dikelola (eksploitasi) dengan prioritas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan tidak merusak lingkungan.

Bahan Galian Konstruksi; merupakan jenis batuan yang kuat dan umum digunakan sebagai bahan dasar bangunan (konstruksi), seperti basalt, batu apung, pasir batu dan batu tembakak. Basalt dan Batu Apung banyak terdapat di kawasan perbukitan. Sedangkan pasir batu (sirtu) umumnya terdapat pada wilayah hilir sungai.

Pemanfaatan bahan galian sudah pasti akan membawa dampak lingkungan. Oleh karena itu pemanfaatannya sebaiknya dibatasi untuk kebutuhan lokal sehingga tidak dieksploitasi secara berlebihan.

Bahan Galian Sumber Energi; di Kabupaten Muaro Jambi terdapat dua jenis bahan galian

Page 57: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 57

sumber energi yaitu batu bara dan panas bumi.

Batu bara masih berupa potensi deposit. Sedangkan panas bumi merupakan potensi yang paling besar yang diperkirakan dapat menghasilkan listrik .

Kedua jenis bahan galian sumber energi ini dapat saja dimanfaatkan, namun jauh lebih penting untuk memprioritaskan pemanfaatan panas bumi. Pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi terbarui (alternatif) dapat menjadi solusi sumber daya listrik yang terbatas untuk mendukung kebijakan pemerintah daerah dalam pemerataan pelayanan energi diseluruh wilayah Kabupaten Muaro Jambi.

G. Kawasan Industri

Di Muaro Jambi hanya ada indusri kecil yang tersebar di kawasan perkotaan di Kecamatan Sekernana, Kecamatan Jambi Luar Kota dan Kumpeh Ulu.

Mengingat semakin terbatasnya luas lahan untuk kegiatan usaha pertanian serta perlunya peningkatan SDM masyarakat, maka kegiatan industri yang berbasis agro perlu didorong pertumbuhannya.

Oleh karena itu industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ekonomi kerakyatan. Agroindustri dapat dikembangkan dibeberapa kecamatan yang berdekatan dengan Kota Jambi, seperti di Kecamatan Jambi Luar Kota, Sekernan dan Mestong.

Kegiatan industri yang dikembangkan dapat saja berupa industri kecil sampai sedang namun tetap berupa industri ramah lingkungan dan non polutan.

H. Kawasan Pariwisata

Menurut UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pembangunan kepariwisataan dilakukan melalui pengembangan industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan pariwisata.

Upaya pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Muaro Jambi ini juga tetap dikaitkan dengan daerah tujuan wisata (destinasi) provinsi Jambi yang dapat sebagai satu kesatuan destinasi wisata nasional sekaligus untuk menarik minat pengunjung, ditujukan terhadap wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Pariwisata Budaya; Wisata budaya dalam bentuk situs Candi terdapat di Kecamatan Maro Sebo dan Komunitas Suku Anak Dalam di Kecamatan Mestong

Sengeti sebagai ibukota pemerintahan dapat dijadikan pusat wisata budaya.

Sementara itu untuk wisata lainnya berupa wisata alam yang dapat digabung dengan paket wisata terpadu di wilayah Provinsi Jambi, baik perjalanan wisata maupun wisata budaya yang bersifat sejarah dan atraksi budaya di wilayah Provinsi Jambi.

Pariwisata Alam; jenis wisata ini merupakan andalan dari Muaro Jambi, salah satunya adalah ekowisata/wana wisata pada beberapa lokasi TN Berbak seperti play/camping ground dan lain-lain, arung jeram menikmati air terjun, mengarungi gua dan potensi wisata alam lain yang belum tergarap secara optimal.

Strategi pengembangan wisata Muaro Jambi dapat dimulai dengan memadukan dengan

Page 58: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 58

kegiatan wisata yang diarahkan dalam kebijakan provinsi Jambi, dimana selanjutnya diperluas ke pariwisata budaya yang lebih spesifik yang menjadi ciri khas di wilayah Kabupaten Muaro Jambi.

Untuk itu diperlukan dukungan promosi yang gencar, pembangunan infrastruktur, penguatan strategi pemasaran dan meningkatkan pelayanan wisatawan mulai dari informasi sampai fasilitas penunjang pada tiap-tiap kawasan wisata alam yang sudah ada. Pengembangan wisata alam lainnya dapat dilakukan seiring dengan penguatan dan pengembangan objek yang sudah ada.

Pariwisata Buatan; Salah satu wisata buatan yang akan dikembangkan di Muaro Jambi adalah Taman Hutan di Kecamatan Jambi Luar Kota

Pariwisata buatan boleh dikatakan bukan menjadi kekuatan dari pariwisata Muaro Jambi. Potensi yang dapat dioptimalkan adalah wisata yang basisnya tetap potensi alam dan bersifat alamiah. Pariwisata safari alam terbuka dan taman buru merupakan salah satu atraksi wisata yang berbasis alam yang dapat dikembangkan di Muaro Jambi. Potensi ini sudah mempunyai embrionya di Taman Nasional Berbak dan Taman Huitan raya di Kec. Mestong

Tabel IV.2 Nama dan Lokasi Wisata di Kabupaten Muaro Jambi

Kecamatan Nama Obyek Wisata Jenis Wisata

1. Mestong Taman Hutan Raya dan Hutan Wisata

Penangkaran Buaya Upacara Adat Seni Pertunjukan Taman pemancingan Perkebunan Pertanian Tan. Pangan Kehidupan Suku Anak Dalam

Wisata Alam Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Agro Wisata Agro Wisata Budaya

2. Sungai Bahar

Seni Pertunjukan Perkebunan Kehidupan Suku Anak Dalam

Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Budaya

3. Kumpeh Ulu

Danau Arang-arang Sungai Makam Kuno (Selaras Pinang

Masak, Orang Kayo Gemuk, Orang Kayo Pedataran)

Kerajinan Desa Perkebunan Perikanan Peternakan

Wisata Alam Wisata Alam Wisata Sejarah Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro

Pertanian Tan. Pangan Taman Wisata (Taman Hiburan ACI) Bumi Perkemahan Pemuda dan

BBAT Perkebunan Buah-buahan PT BHG

Wisata Agro Wisata Buatan Wisata Alam Wisata Agro

4.. Kumpeh Sungai Seni Pertunjukan Perkebunan Perikanan Pertanian Tan. Pangan Peternakan

Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro

5. Maro Sebo Koplek Percandian Muaro Jambi Perkebunan Duku, Durian, Jeruk Bali Wisata Buru Museum

Wisata Budaya/ Sejarah Wisata Agro Wisata Alam Wisata Budaya

Page 59: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 59

Peninggalan Sejarah Upacara Adat Seni Pertunjukan Desa Kerajinan Bekarang Ikan Kehidupan Suku Anak Dalam

Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya

6. Jambi Luar Kota

Taman Setiti Indah Sungai Wisata Buru Peninggalan Sejarah Candi

Pematang Jering Seni Pertunjukan Taman Pemancingan Perkebunan Perikanan Pertanian Tan. Pangan Peternakan Upacara Adat Turun ke Sawah Kehidupan Suku Anak Dalam

Wisata Buatan Wisata Alam Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Budaya Wisata Budaya

7. Sekernan Sungai Wisata Buru Upacara Adat (Ngantar Kembang ke

Kuburan) Seni Pertunjukan Perkebunan Pertanian Tan. Pangan Peternakan

Wisata Alam Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro

8. Sungai Gelam

Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Muaro Jambi

I. Kawasan Permukiman Permukiman Perkotaan; pertumbuhan kawasan perkotaan di Muaro Jambi akan mempunyai ciri kawasan permukiman perkotaan pada kawasan sekitar perbatasan dengan Kota Jambi dan sepanjang koridor Kota Jambi dan Sengeti sebagai Ibukota Kabupaten Muaro Jambi.

Secara fungsional Kota Sengeti adalah sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan dan budaya. Sedangkan permukiman sekitar perbatasan kota Jambi sebagai kawasan perkotaan hinterland dari Kota Jambi dan Kota Sengeti dengan fungsi utama kegiatan berbasis perdagangan dan jasa serta akan menjadi pusat kegiatan agro industri.

Kawasan perkotaan yang akan cenderung berkembang tersebut berada di wilayah Kecamatan Jambi Luar Kota, Sekernana dan Kumnpeh Ulu.

Permukiman Perdesaan; Umumnya ciri permukiman perdesaan adalah berupa bangunan rumah tradisional, umumnya berkondisi semi permanen, KDB rendah, MCK diluar rumah dan sebagian besar menggunakan sumur (air tanah) sebagai sumber air minum dan belum mendapat aliran listrik.

Ciri permukiman bersifat mengelompok dan tersebar secara sporadis. Memperhatikan kondisi faktual lapangan pola pembangunan permukiman di Muaro Jambi umumnya membentuk pola pita (ribbon) memanjang mengikuti pola perkembangan pembangunan jalan.

Hal ini mudah dilihat, terutama dari Pudsak sampai Tanjung di Kecamatan Kumpeh, serta di sekitar Kecamatan Mestong, Sungai Bahar, dan Sungai Gelam yang merupakan konsentrasi utama permukiman penduduk wilayah perdesaan di Muaro Jambi.

Page 60: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

IV - 60

Pembangunan permukiman perdesaan di Muaro Jambi memang belum padat dan menimbulkan masalah. Selanjutnya pola pembangunan permukiman dikembangkan sedemikian rupa sehingga aman, efektif, efisien dan sehat serta tersedia fasilitas umum/sosial yang menjadi kebutuhan masyarakat lokal.

Berdasarkan rencana pola ruang diatas, pola ruang Muaro Jambi dibedakan menjadi

tiga bagian, yaitu :

1. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

2. Rencana Pola Ruang Kawasan Budiddaya

3. Diantara kedua jenis rencana pola ruang tesrebut juga dipetakan beberapa kawasan yang berhimpit dengan kedua pola ruang diatas, yaitu : Rencana kawasan perkotaan Sengeti (Kawasan Koridor Sengeti – Kota Jambi)

Berikut disampaikan luasan dari masing-masing kawasan rencana pola ruang dan peta rencana pola ruang kawasan Kabupaten Muaro Jambi.

Tabel IV.3

Rencana Pola Ruang Kabupaten Muaro Jambi 2030

NO. POLA RUANG LUAS (Ha)

1. Permukiman 30.537,82

2. Perkebunan 188.539,22

3. Pertanian Lahan Kering 139.871,53

4. Pertanian Lahan Basah 2.454,62

5. Pariwisata 792,39

6. Hutan Produksi 25.978,68

7. Hutan Produksi Terbatas 60.638,21

8. Hutan Suaka Alam dan Wisata 46.790,88

9. Hutan Lindung Gambut 23.075,06

10. Cagar Budaya 200,00

11. Sungai dan Sempadan Sungai 5.721,59

524.600,00KAB. MUARO JAMBI Sumber : Hasil Rencana 2010

Page 61: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

V - 61

Gambar 4.1 Peta Pola Ruang Kabupaten Muaro Jambi

Page 62: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

V - 62

Page 63: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

V - 63

BAB 5 RENCANA KAWASAN STRATEGIS

KABUPATEN MUARO JAMBI

5.1 DASAR PERUMUSAN RENCANA KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN

5.1.1 Fungsi, Dasar dan Kriteria Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten

Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis kabupaten akan ditetapkan lebih lanjut di dalam rencana tata ruang kawasan strategis.

A. Kawasan strategis kabupaten berfungsi : 1. Mengembangkan, melestarikan, melindungi,dan/atau mengkoordinasikan

keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kota;

2. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kabupaten bersangkutan;

3. Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi di dalam rencana struktur dan rencana pola ruang;

4. Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kabupaten; dan

5. Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten.

B. Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan berdasarkan: 1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;

2. Nilai strategis dari aspek-aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan;

3. Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan terhadap tingkat kestrategisan nilai ekonomi, sosial budaya dan lingkungan pada kawasan yang akan ditetapkan;

4. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten;

5. Ketentuan peraturan perundang-undangan.

C. Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan dengan kriteria :

1. Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah kabupaten yang memiliki kekhususan;

2. Memperhatikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten;

3. Dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasional, namun harus memiliki kepentingan/kekhususan yang berbeda serta harus ada pembagian kewenangan

Page 64: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

V - 64

antara pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang jelas;

4. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki :

a. potensi ekonomi cepat tumbuh;

b. sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;

c. potensi ekspor;

d. dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;

e. kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

f. fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan;

g. fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi; atau

h. kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah kabupaten;

5. Merupakan kawasan budi daya maupun kawasan lindung yang memiliki nilai strategis sosial budaya di wilayah kabupaten, antara lain kawasan yang merupakan:

a. tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;

b. prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;

c. aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;

d. tempat perlindungan peninggalan budaya;

e. tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau

f. tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.

6. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah kabupaten, antara lain kawasan yang memiliki :

a. peruntukan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategi, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;

b. sumber daya alam strategis;

c. fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;

d. fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau

e. fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

7. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, antara lain merupakan kawasan :

a. tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

b. kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;

Page 65: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

V - 65

c. kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;

c. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;

d. kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;

e. kawasan rawan bencana alam; atau

f. kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

8. Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai dengan kepentingan pembangunan spasial wilayah kabupaten; dan

9. Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang.

Penetapan kawasan strategis harus didukung oleh tujuan tertentu daerah sesuai pertimbangan aspek strategis masing-masing kabupaten.

Kawasan strategis yang ada di kabupaten memiliki peluang sebagai kawasan strategis nasional dan provinsi. Penetapan kawasan strategis kabupaten didasarkan pada kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan.

5.1.2 Kebijakan Kawasan Strategis Nasional dan Provinsi Jambi

Kebijakan strategis dapat ditetapkan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi ataupun pemerintah daerah. Untuk selanjutnya kawasan strategis dapat menjadi kawasan potensial unggulan bagi wilayah Kabuapten Muaro Jambi.

Berdasarkan RTRW Provinsi Jambi bahwa kebijakan strategis yang ditetapkan di Kabupaten Muaro Jambi adalah :

1. Kawasan Taman Nasional Berbak (TN-Berbak)

2. Kawasan Strategis Koridor Sengeti – Kota Jambi

3. Kawasan Strategis Muara Bulian – Kota Jambi

Lihat Gambar 5.1

5.2 POTENSI KAWASAN STRATEGIS MUARO JAMBI

Untuk menetapkan kawasan-kawasan strategis diatas yang juga dapat sebagai kawasan potensial perlu dilakukan analisa berdasarkan kriteria kawasan strategis yang sudah ditetapkan. Isu wilayah pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi dilakukan untuk mengatasi permasalahan penyelengaraan pembangunan, dimana hal yang berkaitan dengan fungsi penataan ruang adalah sebagai berikut :

a. Masih rendahnya tingkat layanan infrastruktur wilayah.

b. Belum memadainya prasarana jalan.

c. Terbatasnya penataan sarana dan prasarana perdagangan pada pusat-pusat pelayanan.

Page 66: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

V - 66

d. Belum berkembangnya sentra produksi komoditas unggulan pertanian dan peternakan.

e. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana penunjang peningkatan produksi pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan dan perikanan.

f. Belum optimalnya pemanfaatan sumber daya perikanan, Daerah Aliran Sungai dan perairan umum.

g. Terus menurunnya kondisi hutan di Kabupaten Muaro Jambi.

h. Maraknya kegiatan pertambangan rakyat yang kurang memperhatikan aspek lingkungan.

i. Pencemaran air yang diakibatkan pembuangan limbah pasar dan limbah rumah tangga ke aliran sungai semakin meningkat.

j. Rendahnya infrastruktur dan fasilitas umum permukiman baik di perkotaan maupun perdesaan.

k. Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi.

l. Belum keseluruhan kondisi jalan baik terutama di wilayah perdesaan.

m. Terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan

n. Kurangnya pengelolaan potensi wisata dan budaya daerah.

o. Masih kurangnya sarana dan prasarana pendidikan.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dipahami beberapa potensi isu strategis yang ditetapkan di Kabupaten Muaro Jambi adalah sebagai berikut :

1. Mempertahankan fungsi kawasan lindung dan taman nasional

2. Meningkatkan peranan kota-kota pusat pelayanan wilayah

3. Mempertahankan dan menjaga kelestarian cagar budaya

4. Menciptakan kawasan-kawasan cepat tumbuh yang mendukung perkembangan ekonomi wilayah seperti kawasan agropolitan maupun agro industri

Seleksi kawasan potensial untuk menjadi Kawasan Strategis Kabupaten dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel V.1

Seleksi Kawasan Strategis Kabupaten Muaro Jambi

No KRITERIA KAWASAN STARTEGIS KAWASAN POTENSIAL KABUPATEN

1 2 3 4 5 6

1. Memiliki Nilai Startegis Ekonomi

a. Potensi Ekonomi Cepat Tumbuh * *

b. Sektor unggulan yang dapat menggerakan pertumbuhan ekonomi

* *

c. Potensi eskpor *

d. Dukungan jaringan prsarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi

* * *

e. Kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi

* *

f. Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan energi

* *

g. Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi

* *

Page 67: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

V - 67

No KRITERIA KAWASAN STARTEGIS KAWASAN POTENSIAL KABUPATEN

1 2 3 4 5 6

h. Kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah Kabupaten

* * * *

2. Memiliki Nilai Strategis Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi

a. Peruntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategi, pengembangan antariksa serta tenaga atom dan nuklir

b. Sumber daya alam strategis *

c. Fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa

d. Fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir

e. Fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis

3. Memiliki Nilai Strategis Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup

a. Tempat perlindungan keanekaragaman hayati * * *

b. Kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan

* *

c. Kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yg setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian

* *

d. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro

* * *

e. Kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup

* *

f. Kawasan rawan bencana alam * * * *

g. Kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan hidup

*

Keterangan : 1= TN-Berbak, 2 = Koridor Sengeti-Kota Jambi, 3 = Cagar Alam dan Budaya 4 = Koridor Muara Bulian-Jambi 5 = Kaw Agropolitan/AgroIndustri 6 = Pusat Pelayanan Wilayah

5.3 RENCANA KAWASAN STRATEGIS MUARO JAMBI

Dari matriks di atas terlihat bahwa untuk kawasan strategis kabupaten dapat diusulkan kawasan berikut :

1. Kawasan Taman Nasional Berbak

2. Koridor Sengeti – Kota Jambi

3. Pengembangan Kawasan Agropolitan/Agroindutri terutama di Kecamatan Maro Sebo, Kumpeh Ulu dan Sungai Gelam

4. Kawasan Cagar Budaya Muaro Jambi di Kecamatan Maro Sebo

Page 68: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VI - 68

Gambar 3.1 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Muaro Jambi 2030

Page 69: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VI - 69

BAB 6 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

KABUPATEN MUARO JAMBI

Page 70: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 70

6.1 DASAR PENYUSUNAN ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten merupakan perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama kabupaten dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan (20 tahun).

Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten berfungsi:

1. Sebagai acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman pemanfaatan ruang;

2. Sebagai arahan untuk sektor dalam penyusunan program utama (besaran, lokasi, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan);

3. Sebagai dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun pertama; dan

4. Sebagai acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.

Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten disusun berdasarkan:

1. Rencana struktur ruang dan pola ruang;

2. Ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangunan;

3. Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan; dan

4. Prioritas pengembangan wilayah kabupaten dan pentahapan rencana

5. pelaksanaan program sesuai dengan RPJPD.

Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten disusun dengan kriteria:

1. Mendukung perwujudan struktur ruang, pola ruang, dan kawasan strategis kabupaten;

2. Mendukung program utama penataan ruang nasional dan provinsi;

3. Realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu perencanaan;

4. Konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baik dalam jangka waktu tahunan maupun antar lima tahunan; dan

5. Sinkronisasi antar program harus terjaga.

Indikasi program utama dalam arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten meliputi :

1. Usulan Program Utama

Usulan program utama adalah program-program pemanfaatan ruang yang diindikasikan memiliki bobot kepentingan utama atau diprioritaskan untuk mewujudkan struktur dan pola ruang wilayah kabupaten sesuai tujuan.

2. Lokasi

Lokasi adalah tempat dimana usulan program utama akan dilaksanakan.

3. Besaran

Besaran adalah perkiraan jumlah satuan masing-masing usulan program utama yang akan dilaksanakan.

4. Sumber Pendanaan

Page 71: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 71

Sumber pendanaan dapat berasal dari APBN, APBD provinsi, APBD kabupaten, dan/atau masyarakat.

5. Instansi Pelaksana

Instansi pelaksana adalah pelaksana program utama yang disesuaikan dengan kewenangan masing-masing pemerintahan, dan pihak swasta serta masyarakat.

6. Waktu dan Tahapan Pelaksanaan

Usulan program utama direncanakan dalam kurun waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun yang dirinci setiap 5 (lima) tahunan, sedangkan masing-masing program mempunyai durasi pelaksanaan yang bervariasi sesuai kebutuhan.

Program utama 5 tahun pertama dapat dirinci ke dalam program utama tahunan.

Penyusunan indikasi program utama disesuaikan dengan pentahapan jangka waktu 5 tahunan RPJP Daerah Kabupaten.

6.2 PERWUJUDAN RENCANA STRUKTUR RUANG

6.2.1 Perwujudan Rencana Sistem Pusat-Pusat Permukiman

Dari hirarki dan fungsi utama kawasan dapat diturunkan kebutuhan pembangunan prasarana dan sarana utama yang seharusnya dibangun dalam kerangka mewujudkan rencana struktur ruang yang telah dirumuskan.

Adapun program utama yang sebaiknya dilakukan/disediakan untuk masing-masing pusat adalah sebagaimana jabaran di bawah ini.

1) Perwujudan PKW Sengeti dilakukan melalui :

a. Penyusunan Rencana Rinci Kota Sengeti

b. Pengembangan dan penataan teknis Kota Sengeti

c. Pengembangan perkantoran pemerintahan

d. Pembangunan perumahan PNS

e. Pengembangan perumahan rakyat

f. Pengembangan Pasar Sengeti

g. Pembangunan Perguruan Tinggi (Akademi)

h. Pengembangan RSUD

i. Pembangunan Gedung Olah Raga dan kesenian (Stadion)

j. Peningkatan terminal (tipe B)

k. Pembangunan Kebun Raya Sengeti

l. Pengembangan Mesjid Raya

m. Peningkatan kapasitas PAM

n. Peningkatan pengelolaan sampah dan penyediaan TPST yang ramah lingkungan

o. Alokasi lahan untuk kawasan siap bangun (kasiba) dan lingkungan siap bangunan (lisiba)

p. Pembangunan Islamic Center

q. Pembangunan Balai Latihan Kerja Modern

Page 72: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 72

r. Pengembangan SMA Negeri bertaraf Internasional

s. Pembangunan Madrasah Aliyah Negeri Internasional

t. Pembangunan jalan lingkar utara kota

2) Perwujudan PKL Pijoan dilakukan melalui :

a. Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Pijoan

b. Pengembangan perumahan rakyat

c. Peningkatan pusat perdagangan

d. Perbaikan daerah irigasi

e. Pembangunan gedung penyelamat dan penyediaan peraltan peringatan dini bahaya gempa dan tsunami

f. Pengembangan Puskemas rawat inap Pijoan

3) Perwujudan PKL Pudak dilakukan melalui :

a. Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan

b. Pengembangan perumahan rakyat

c. Perbaikan terminal tipe C

d. Peningkatan pusat perdagangan dan jasa

e. Pembangunan Lumbung Pangan

f. Pembangunan terminal agribisnis

g. Pembangunan pabrik pengolahan kopi terpadu

h. Pengembangan SMP Negeri bertaraf internasional

4) Perwujudan PKL Sebepo, dilakukan melalui :

a. Peningkatan pusat perdagangan

b. Pembangunan Pengeolahan Padi (Milling Rice)

c. Pengendalian banjir

d. Pembangunan terminal agribisnis

e. Pembangunan pabrik pengolahan kopi terpadu

5) Perwujudan PPK Marga , dilakukan melalui :

a. Pembangunan Fasilitas penunjang Sentra Peternakan Ternak Kecil (Kambing & Domba

b. Pusat Pembenihan

c. Pembangunan gudang pengumpul dan lahan jemur kopi

6) Perwujudan PPL Jambi Kecil, dilakukan melalui :

a. Pembangunan jalan produksi perkebunan

b. Pembangunan gudang pengumpul dan lahan jemur kopi

c. Pembangunan Sub terminal agribisnis

d. Peningkatan irigasi desa

e. Peningkatan dan pembangunan prasarana penunjang kegiatan tanaman hortikultura & perikanan air tawar

Page 73: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 73

7) Perwujudan PPL Tanjung , dilakukan melalui :

a. Pembangunan jalan produksi perkebunan

b. Pembangunan gudang pengumpul dan lahan jemur kopi

c. Pembangunan Sub terminal agribisnis

d. Pembangunan fasilitas dan utilitas penunjang kegiatan peternakan dan pertanian

e. Pusat Agropolitan

f. Pembangunan Fasilitas penunjang Sentra Peternakan Ternak Unggas

8) Perwujudan PPL Sungai Gelam , dilakukan melalui :

a. Pembangunan jalan produksi perkebunan

b. Pembangunan gudang pengumpul dan lahan jemur kopi

c. Pembangunan Sub terminal agribisnis

d. Pembangunan fasilitas dan utilitas penunjang kegiatan peternakan dan pertanian

e. Pusat Agropolitan

f. Pembangunan Fasilitas penunjang Sentra Peternakan Ternak Unggas

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel VI.1.

Tabel VI.1

Sistem Pusat Permukiman di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 – 2030

No

Nama Kota/ Pusat

Permukiman

Hirarki Pelayan

an

Peranan dan Fungsi Pusat Kegiatan

Keterangan

1 Sengeti PKWp 1. Pusat pemerintahan kabupaten 2. Perdagangan dan jasa 3. Pelayanan pariwisata 4. Pendidikan 5. Industri pengolahan pertanian

Ibukota Kabupaten Muaro Jambi

2 Jambi Luar Kota

PKL

1. Simpul transportasi 2. Perdagangan dan distribusi barang lokal 3. Pintu Gerbang Barat Kabupaten

Kawasan Perkotaan /Ibukota Kecamatan Jambi Luar Kota

3 Mestong PKL

1. Simpul transportasi 2. Perdagangan dan distribusi barang lokal 3. Pintu Gerbang Selatan Kabupaten

Kawasan Perkotaan /Ibukota Kecamatan Mestong

4 Kumpeh PKL

1. Simpul transportasi 2. Perdagangan dan distribusi barang lokal 3. Pintu Gerbang Timur Kabupaten

Kawasan Perkotaan /Ibukota Kecamatan Kumpeh

5 Ibukota kecamata

n

PPL 1. Pusat Kecamatan 2. Perdagangan dan jasa 3. Pelayanan pertanian

Ibukota Kecamatan

Page 74: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 74

Sumber : Hasil Rencana 2010

6.2.2 Perwujudan Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah

A. Sistem Jaringan Transportasi

Transportasi Darat; untuk melayani pergerakan barang dan orang secara efektif dan efisien diperlukan pembangunan, peningkatan dan perbaikan jalan yang menghubungkan antar pusat permukiman, peningkatan dan cakupan pelayanan kendaraan angkutan penumpang dan barang serta pembangunan dan peningkatan terminal penumpang.

Adapun progam utama yang diperlukan untuk mewujudkan sistem jaringan prasarana angkutan darat adalah :

1. Perbaikan dan penigkatan terminal Sengeti (tipe B), Pijoan dan Pudak (tipe C)

2. Pembangunan sub terminal di PPK

3. Pembangunan/ peningkatan/ rehabilitasi/ pemeliharaan jalan kolektor primer dan Lokal primer, pada ruas jalan :

a. Nasional Kota Sengeti (kolektor primer)

b. Pudak – Tanjung (kolektor primer)

c. Kota Jambi –Sebepo (kolektor primer)

d. Sengeti-Pijoan (kolektor primer)

e. Sengeti – Jambi Kecil (lokal primer)

f. Sungai Gelam – Pudak (lokal primer)

g. Nasional dan jalan provinsi (Arteri primer)

h. Ruas-ruas Jalan Kabupaten (lokal dan lingkungan primer)

i. Ruas jalan yang menghubungkan PKW, PKL dengan dan antar PPK dan PPL (kolektor, lokal dan lingkungan primer)

B. Sistem Jaringan Prasarana Energi

Program pembangunan yang perlu dilakukan adalah :

1. Optimalisasi PLTD yang ada

2. Peningkatan pasokan daya listrik yang bersumber dari energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik perdesaan, diantaranya PLTA, mikrohidro, tenaga angindan tenaga surya di perdesaan;

3. Pemanfaatan batubara sebagai sumber energi dengan pengelolaan yang ramahlingkungan;

4. Pembangunan pembangkit listrik berbasis energi panas bumi (geothermal)

5. Pembangunan jaringan transmisi dan distribusi listrik sampai tingkat desa, terutama pada desa yang terdapat objek wisata terutama ke daerah-daerah yang belum berlistrik.

Page 75: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 75

6. Pengembangan dan optimalisasi pemanfaatan PLTMH berbasis masyarakat

7. Pembangunan PLTA pada beberapa kawasan yang mempunyai potensi sumber daya air yang memadai.

8. Pembangunan Gardu Induk di Sengeti

C. Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi

Program pengembangan prasarana telekomunikasi adalah :

1. Fasilitasi pengembangan usaha pelayanan telekomunikasi operator swasta/BUMN

2. Penataan dan efisiensi penempataan BTS

3. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi untuk operasionalisasi kegiatan pemerintahaan dan usaha penduduk

D. Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

Perwujudan pengembangan sistem prasarana sumberdaya air dilakukan dengan :

1. Konservasi sumber daya air dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber air, pengawetan air, pengelolaan kualitas air, dan pencegahan pencemaran air.

2. Pendayagunaan sumber daya air dilakukan melalui pengembangan jaringan irigasi pada seluruh wilayah kecamatan yang memiliki lahan pertanian lahan basah dan pemanfaatan untuk air minum (PDAM) khususnya untuk kawasan perkotaan.

3. Pengendalian daya rusak air dilakukan melalui pembangunan dan/ atau pengembangan prasarana pengendalian banjir dan pengamanan sempadan sungai.

4. Pendayagunaan ekosistem rawa dilakukan dengan pemanfaatan untuk jasa lingkungan, keseimbangan ekosistem rawa dan untuk kegaitan pertanian pada rawa dengan kedalaman kurang dari 3 meter.

E. Sistem Jaringan Prasarana Permukiman

Program pembangunan prasarana permukiman adalah :

1. Pembangunan perumahan untuk kebutuhan penduduk di Muaro Jambi sampai dengan tahun 2030 dengan program sejuta rumah, pembangunan perumahan swadaya yang tahan gempa

2. Pengembangan prasarana dan sarana perumahan, berupa jalan poros, jalan lingkungan, jalan setapak, dan drainase yang tersebar di seluruh kecamatan

3. Penyediaan prasarana dan sarana air minum terutama pada kawasan rawan air minum di perkotaan dan perdesaan;

4. Pembangunan perumahan perkotaan di Sengeti, Pijoan dan Pudak

5. Perbaikan perumahan tidak/semi permanen di seluruh pusat pelayanan kawasan/lingkungan

6. Optimalisasi TPA (TPST) di Sengeti, Pijoan

7. Pembangunan TPS di seluruh pusat pelayanan kawasan maupun lingkungan (PPK dan PPL)

8. Pembangunan IPAL di Sengeti dan Pijoan untuk perumahan

9. Pembangunan drainase kawasan perkotaan, Sengeti, Pijoan dan Pudak dan kawasan pedesaan

10. Pembangunan jalan lokal/lingkungan kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan

Page 76: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 76

11. Rehabilitasi kawasan/lingkungan permukiman

6.3 PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG

6.3.1 Rencana Perwujudan Kawasan Lindung

Kawasan lindung yang terdapat di Muaro Jambi adalah TN-Berbak, hutan lindung, sempadan sungai, dan danau serta kawasan dengan kemiringan di atas 40%.

Luasan TN-Berbak, hutan lindung, sempadan danau, kawasan dengan kemiringan 40% sudah dapat dipastikan. Sedangkan luasan sempadan sungai sangat tergantung dari lebar sungai dan kondisi topografi dan morfologi sekitar sungai.

Secara umum dapat ditetapkan bahwa untuk sungai bertanggul pada kawasan permukiman minimal mempunyai sempadan 5 meter, sedangkan pada sungai besar yang berada pada kawasan non permukiman dan tidak bertanggul sempadan minimal selebar 100 meter dan pada anak sungai minimal 50 meter.

Persoalan yang dihadapi Muaro Jambi saat ini adalah telah dimanfaatkannya kawasan sempadan sungai sebagai kawasan terbangun.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pola ruang kawasan lindung ini adalah :

1. Identifikasi dan pemetaan kerusakan hutan lindung

2. Pemetaan persoalan dan pemanfaatan ruang pada kawasan hutan lindung

3. Penyusunan program rehabilitasi hutan lindung

4. Penguatan program rehabilitasi hutan lindung berbasis masyarakat

5. Rehabilitasi kawasan hutan lindung

6. Penerapan pola insentif dan disinsentif dalam pengelolaan hutan lindung

7. Pengawasan dan pengamanan kawasan hutan lindung

8. Prioritasi penanganan kawasan hutan yang rusak sesuai tingkat kerusakan dan dampaknya.

9. Penggalangan kerjasama dengan berbagai pihak dalam dan luar negeri untuk rehabilitasi kawasan yang rusak

10. Pengembangan program pada hutan lindung

11. Pengadaan bibit dan penanaman lahan pada kawasan prioritas

12. Pemantauan dan evaluasi

Perwujudan Hutan Lindung

Rencana pengelolaan kawasan lindung yang pada dasarnya adalah memulihkan fungsinya seperti semula, maka program yang direncanakan untuk pemulihan tersebut adalah :

1. Meningkatkan dan mengembangkan cakupan kawasan program HKm pada kawasan hutan lindung yang sudah rusak/alih fungsi non hutan.

2. Melakukan reboisasi pada lahan-lahan kritis melalui kerjasama dengan berbagai lembaga peduli hutan, lintas instansi pemerintah dan masyarakat setempat.

Page 77: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 77

3. Langkah-langkah pengelolaan hutan lindung yang akan dilaksanakan adalah :

a. Penguatan manajemen kawasan dan pemantapan blok lindung pada kawasan HL untuk mendukung kawasan konservasi di atasnnya.

b. Penegakan hukum bagi kegiatan illegal logging dengan penanganan (represif, persuasif, dan preventif) secara kontinu.

c. Kegiatan Rehabilitasi, Redeliniasi kawasan hutan.

Perwujudan Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Kawasan yang dimaksud disini adalah kawasan dengan kemiringan di atas 40% dengan kondisi yang sudah mengalami deforestasi dan potensial menyebabkan longsor. Secara faktual lahan dengan kemiringan di atas 40% ini banyak yang berupa semak belukar ataupun lahan budidaya.

Oleh karena itun diperlukan langkah-langkah untuk memulihkan fungsinya dengan cara :

1. Penetapan kawasan dengan kemiringan di atas 40% sebagai kawasan lindung

2. Identifikasi dan klasifikasi lahan tersebut menjadi lahan sangat kritis, kritis dan tidak kritis.

3. Lahan dengan tingkatan sangat kritis segera direhabilitasi dengan program yang masif dan partisipatif.

4. Bila lahan tersebut ditanami tanaman produktif yang menjadi sumber kehidupan ekonomi masyarakat, maka secara bertahap dikembalikan fungsinya sebagai kawasan lindung.

Perwujudan Suaka Alam dan Cagar Budaya

Di Muaro Jambi terdapat 2 kawasan suaka alam, yaitu Taman Nasional Berbak dan Cagar Budaya Muaro Jambi.

Rencana pengelolaan yang dapat dilakukan untuk kedua kawasan ini adalah sebagai berikut :

1. TN-Berbak dikelola dengan sistem zona dan dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, kebudayaan dan pariwisata/rekreasi alam. Sistem zona merupakan penataan kawasan taman nasional berdasarkan fungsi dan peruntukannya sesuai kondisi, potensi dan perkembangan yang ada. Secara umum pembagian zona pada setiap taman nasional mencakup zona inti, zona pemanfaatan dan atau zona-zona lain yang dirinci sebagai berikut :

a. Zona Inti difungsikan untuk perlindungan mutlak dan tidak diperkenankan adanya perubahan apapun oleh kegiatan manusia, serta perubahan dan perkembangan yang terjadi berjalan secara alami tanpa campur tangan manusia, kecuali kegiatan untuk penelitian, pemantauan, perlindungan dan pengamanan.

b. Zona Pemanfaatan diperuntukan untuk menampung pengunjung maupun pengelolaan. Di dalam zona pemanfaatan dapat dibangun sarana akomodasi untuk keperluan pengunjung (bumi perkemahan, wisma tamu, jalan dan tempat parkir, pusat informasi dan lain-lain) dan sarana pengelolaan taman nasional (kantor, stasiun penelitian, dan lain-lain). Sarana yang dapat dibangun dibatasi luasnya maksimun 10 persen dari luas zona pemanfaatan.

2. Pengelolaan TN-Berbak diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan, membangun dan

Page 78: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 78

memberdayakan masyarakat sekitar Taman Nasional.

3. Pengelolaan TN-Berbak dengan parardigma konservasi berbasis masyarakat (Community Based Conservation and Park Management) dilaksanakan dengan merubah fungsi zona-zona tertentu untuk memberikan lebih banyak akses masuk bagi masyarakat dan berperan serta aktif dalam pengelolaan.

4. Sesuai kebijakan teknis tersebut, maka strategi pengelolaan TN-Berbak dikembangkan dengan menjalankan dan meningkatkan fungsi kawasan TN-Berbak yang titik prioritasnya, pengelolaan :

a. Dalam rangka meningkatkan pengelolaan dan menjalankan fungsi-fungsi kawasan diperlukan upaya-upaya pemantapan kawasan terutama tata batas;

b. Pengembangan TN-Berbak diarahkan tidak saja pada aspek-aspek lingkungan hidup, tetapi juga untuk perlindungan dan pembangunan masyarakat baik yang secara indigenous berada dalam kawasan maupun yang berada di sekitar kawasan TN-Berbak;

c. Dalam rangka pengelolaan TN-Berbak perlu terus digalang dan ditingkatkan upaya-upaya koordinasi dan kemitraan mulai dari perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan dan evaluasi secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan;

d. Dalam rangka mencapai pengelolaan diperlukan uapaya-upaya pengenalan, pemberian informasi, penyamaan persepsi dan promosi untuk menarik minat, menumbuhkan apresiasi dan dukungan seluruh pihak terkait dan masyarakat luas terhadap keberadaan, integritas dan pengelolaan kawasan TN-Berbak.

Langkah perwujudan TN-Berbak secara lebih teknis adalah sebagai berikut :

1. Pemantapan tata batas TN-Berbak

2. Identifikasi dan klasifikasi kondisi kawasan (tidak kritis, kritis dan sangat kritis)

3. Perumusan program rehabilitasi multi pendekatan dan multi pelaku serta lintas wilayah

4. Penggalangan kerjasama pemulihan fungsi dan peran TN-Berbak (rencana aksi bersama)

5. Pelaksanaan program rehabilitas

6. Pelaksanaan program pemeliharaan dan pelestarian TN-Berbak

7. Pemantauan dan evaluasi

Perwujudan Mitigasi Kawasan Rawan Bencana

A. Mitigasi Rawan Bencana Gempa Bumi

Program utama mitigasi yang perlu diambil dalam menghadapi gempa/longsor adalah :

1. Pemasangan alarm dan komunikasi tanda bahaya (alarm warning systems) di seluruh setiap wilayah padat penduduk diseluruh wilayah kecamatan

2. Penguatan kapasitas masyarakat Kabupaten Muaro Jambi dalam menghadapi bahaya gempa bumi,

3. Standarisasi kualitas bangunan tahan gempa bumi, terutama bangunan/obyek vital dan perumahan penduduk di seluruh wilayah Kabupaten,

4. Sosialisasi tanggap darurat dan mekanisme evakuasi korban gempa bumi di seluruh wilayah Kabupaten,

5. Penguatan kelembagaan dan mekanisme penanganan bencana gempa bumi di

Page 79: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 79

Kabupaten Muaro Jambi,

6. Pembangunan dan penguatan sistem komunikasi ke daerah-daerah terpencil di wilayah Kabupaten Muaro Jambi,

7. Penguatan akses informasi dan komunikasi ke dan dari instansi-instansi yang menangani kegempaan dan kebencanaan,

8. Penguatan dan peningkatan kerjasama dan partisipasi organisasi non pemerintah dalam penanganan bencana gempa bumi.

Secara teknis mitigasi longsor/gempa bumi dilakukan dengan cara :

1. Menghindar (Avoidance); yaitu dengan cara tidak membangun dan menempatkan bangunan di tempat-tempat yang berpotensi terkena longsor atau gempa bumi.

2. Stabilisasi (Stabilization); dengan cara membuat kemiringan lereng menjadi landai dan stabil sehingga kemungkinan longsor menjadi kecil, atau bangunan yang akan didirikan menggunakan pondasi tiang pancang sampai ke bagian lapisan tanah yang stabil.

3. Penetapan Persyaratan Keselamatan Struktur Bangunan (Provision for safety in structures); struktur bangunan harus dirancang dengan memperhitungkan keselamatan jiwa manusia, yaitu dengan bangunan yang tahan gempa bumi (2sloop)

4. Pembatasan penggunaan lahan dan penempatan jumlah jiwa (Limitation of land-use and occupancy); Jenis peruntukan lahan, seperti lahan pertanian atau lahan pemukiman dapat dilakukan dengan cara membuat peraturan peraturan yang berkaitan dengan potensi bencana yang mungkin timbul. Penempatan jumlah jiwa per hektar dapat disesuaikan untuk mengurangi tingkat bencana.

B. Mitigasi Rawan Bencana Longsor

Program utama yang perlu dilakukan untuk mitigasi rawan bencana longsor adalah :

1. Penguatan lereng rawan longsor di sepanjang sisi jalan raya,

2. Rehabilitasi dan reboisasi daerah-daerah penyangga dan resapan air terutama di wilayah TN-Berbak,

3. Pengendalian penebangan dan pemanfaatan lahan di daerah penyangga dan resapan air

4. Pengendalian penambangan pada daerah-daerah penyangga dan resapan air,

5. Pengendalian pemukiman di daerah penyangga, resapan air dan daerah rawan longsor

6. Inventarisasi dan pengawasan ketat daerah-daerah rawan longsor,

7. Pemasangan rambu-rambu bahaya pada daerah rawan longsor di setiap wilayah kecamatan

8. Penguatan kelembagaan masyarakat dalam penanganan bencana tanah longsor,

9. Peraturan daerah yang mengatur sanksi hukum bagi pelanggaran tata ruang di daerah rawan longsor

10. Penguatan dan peningkatan kerjasama dan partisipasi organisasi non pemerintah

11. Sosialisasi daerah rawan longsor (kemiringan > 40%)

Page 80: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 80

C. Mitigasi Rawan Bencana Banjir;

Pada kawasan dengan genangan yang cukup lama perlu ditetapkan sebagai kawasan lindung (inclave). Karena bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang dapat diduga maka rekayasa teknik pengendalian kerusakan air dapat dilakukan disamping dibangunnya sistem peringatan dini. Namun untuk mencegah banjir limpasan karena deforestasi tentu hanya dapat dilakukan dengan rehabilitasi kawasan hulu. Kawasan hulu yang perlu direhabilitasi adalah hulu-hulu sungai di Kecmatan Maro Sebo, Kumpeh Ulu dan Kumpeh

Program utama yang perlu dilakukan adalah :

1. Delineasi kawasan banjir eksisting dan potensi meluasnya kawasan rawan banjir

2. Identifikasi faktor penyebab bahaya banjir, seperti kerusakan kawasan tangkapan air pada hulu sungai, kerusakan DAS, kawasan rawa, cekungan dan faktor-faktor lainnya

3. Penyusunan program mitigasi bencana banjir, baik mitigasi struktural maupun non struktural

4. Pelaksanaan program mitigasi yang telah dirumuskan seperti :

a. Rehabilitasi dan Reboisasi kawasan hulu dan DAS

b. Pembangunan waduk pengendali daya rusak air (banjir)

c. Sosialisasi teknis mitigasi banjir kepada masyarakat terdampak (potensial terdampak)

d. Menetapkan sebagian dari kawasan banjir sebagai kawasan lindung karena merupakan bagian dari eksostim rawa/tanah basah (wet land).

6.3.2 Rencana Perwujudan Kawasan Budidaya

A. Rencana Perwujudan Hutan Produksi Terbatas

Hutan Tanam Rakyat; adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh perorangan atau koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan yang meliputi kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran. Luas areal yang dibangun/dikelola maksimal 60 Ha untuk masa izin usaha selama maksimal 60 tahun.

Hutan Tanaman Desa; adalah hutan negara yang dikelola oleh desa dan semata-mata dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa dan belum dibebani izin/hak.

Pengelola hutan tanaman desa adalah lembaga kemasyarakatan yang dibentuk desa dan secara fungsional berada dalam organisasi desa serta bertanggung jawab kepada kepala desa.

Lokasi dan luas hutan tanaman desa ditentukan oleh instansi berwenang.

Hutan tanaman desa dapat berada dalam hutan lindung dan hutan produksi dengan ketentuan bahwa untuk hutan lindung tidak diperkenankan memanfaatkan hasil hutan kayu.

Pemanfaatan lain adalah hasil hutan bukan kayu, jasa lingkungan dan pemungutan hutan bukan kayu.

Program ini akan membawa kemanfaatan yang bermakna bagi pemulihan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kendatipun demikian proses penetapan lokasi, pola pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan dari hutan tanaman rakyat dan

Page 81: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 81

hutan desa seyogyanya diselenggarakan dengan ketentuan teknis yang telah ditetapkan oleh pemerintah (Permenhut No. 23 Tahun 2007 tentang Tata Cara Permohonan IUPHHK pada Hutan Tanaman Rakyat dan Permenhut No. 49 Tahun 2008 tentang Hutan Desa).

Langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk pengelolaan HPT ini adalah :

a. Fasilitasi kelompok dalam izin pengelolaan HTR/HD

b. Pemasangan batas luar kawasan dan blok pemanfaatan dan blok perlindungan.

c. Pembangunan infrastruktur pendukung untuk pemanfaatan sumber daya air (pertanian, mikrohidro, kebutuhan air bersih)

d. Pembangunan fasilitas wisata alam

e. Fasilitasi pemasaran hasil produksi kehutanan dan perkebunan

Berdasarkan Surat keputusan Menteri Kehutanan tentang pencadangan lahan HTR, maka HTR yang akan dikembangkan dilakukan dengan program :

a. Penyiapan lahan dan pembibitan

b. Pembangunan prasarana pendukung

c. Pengolahan lahan, penanaman dan pemeliharaan

d. Kegiatan panen dan pasca panen

B. Recana Perwujudan Kawasan Pertanian

Pertanian Lahan Basah; Program yang dikembangkan untuk pertanian lahan basah atau padi sawah beririgasi adalah :

1. Peningkatan pelayanan irigasi teknis/desa dengan jaminan pasokan air yang mencukupi. Perbaikan irigasi dilakukan secara terprogam dan sesuai prioritas dengan mengacu pada kondisi terakhir dari irigasi teknis/desa yang ada pada laporan kondisi irigasi terakhir,

2. Peningkatan produksi pertanian sawah melalui intensifikasi lahan sehingga hasil panen dapat dicapai lebih optimal,

3. Untuk meningkatkan pendapatan petani perlu dikembangkan padi organik bersertifikat sehingga sebagian hasil panen dapat dijual dengan nilai ekonomi yang tinggi,

4. Diperlukan berbagai insentif (keringanan pajak/retribusi dan subsidi) guna meningkatkan produktivitas lahan dan kinerja petani,

5. Penguatan kelembagaan petani terkait dengan pengelolaan lahan dan air (irigasi), pengadaan sarana produksi, panen dan pengolahan pasca panen termasuk pemasaran.

Pertanian Lahan Kering & Hortikultura; untuk mewujudkan rencana pola ruang pertanian lahan kering dan hortikultura diperlukan hal-hal berikut :

1. Penetapan kawasan dan sentra pertanian lahan kering untuk Muaro Jambi

2. Penetapan komoditas unggulan sesuai karakteristik sub kawasan

3. Peningkatan produksi komoditas melalui intensifikasi lahan, ekstensifikasi dan optimasi lahan.

4. Pembangunan prasarana dan sarana pertanian, seperti jalan produksi, peralatan

Page 82: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 82

budidaya dan teknologi pengolahan pasca panen

5. Penguatan kelembagaan petani terkait dengan pengelolaan lahan, penggunaan pupuk organik, pengangkutan, pengolahan dan pemasaran serta permodalan

C. Recana Perwujudan Kawasan Perkebunan

Jenis komoditas perkebunan utama yang dikembangkan di Muaro Jambi adalah Kopi, Kelapa Dalam, Kelapa Sawit dan Karet.

Program untuk pengembangan ketiga jenis komoditas perkebunana ini adalah :

1. Penetapan (delineasi) kawasan perkebunan yang potensial dan tidak berada pada kawasan konservasi (lindung).

2. Peningkatan produksi komoditas melalui intensifikasi lahan.

Peningkatan produksi ini dilakukan melalui bantuan sarana produksi perkebunan, peningkatan keterampilan budidaya dan pengolahan pasca panen.

3. Pembangunan infrastruktur kawasan agropolitan yang terdiri dari sub sistem :

a. Subsistem Hulu (Up Stream):sarana produksi pertanian (industri pembibitan, agrokimia, agrootomotif)

b. Subsistem Usaha tani (On Farm): produksi pertanian primer (budidaya)

c. Subsistem Hilir (Down Stream): pengolahan hasil pertanian dan perdagangan.

d. Subsistem Kelembagaan (Supporting Institution): perbankan, transportasi, penelitian dan pengembangan, kebijakan pemerintah, penyuluhan dan konsultan, dll

D. Recana Perwujudan Kawasan Peternakan

Program yang dikembangkan untuk kawasan peternakan adalah :

1. Pengembangan sentra peternakan ternak besar (sapi dan kerbau) di Maro Sebo dengan kawasan penunjang Sungai Bahar dan Kumpeh. Sebagai sentra peternakan ternak besar perlu dilengkapi dengan prasarana dan sarana reproduksi (inseminasi buatan), pembesaran, penggemukan dan pemanfaatan daging (RPH) ataupun susu sapi dan kerbau (yoghurt)

2. Pengembangan sentra peternakan ternak kecil (kambing & domba) di seluruh kecamatan di Muaro Jambi terutama kecamatan Sungai Gelam dan Kumpeh Ulu. Pada kawasan sentra peternakan ternak kecil iniseyogyanya juga dibangun prasarana dan sarana pendukung agar sentra berfungsi dan terjadi peningkatan populasi dan produksi ternak kambing dan domba.

3. Pengembangan sentra peternakan unggas diusulkannya dua pusat sentra peternakan unggas ini karena populasi unggas terdapat di seluruh kecamatan.

4. Pengembangan kawasan agribisnis peternakan

5. Pengembangan kawasan integrasi seperti :

Kawasan integrasi perternakan – tanaman pangan dan hortikultura (organic farm)

Kawasan integrasi perternakan - perkebunan (kakao, lada, kopi)

Kawasan integrasi perternakan – perikanan air tawar/kolam

6. Sesuai dengan UU penyuluhan, dilakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para peternak sehingga diperoleh peningkatan populasi dan produksi peternakan yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.

Page 83: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 83

7. Pengembangan pakan ternak lokal dengan mengandalkan hasil pertanian dan perikanan lokal.

E. Recana Perwujudan Kawasan Perikanan

Rencana pengembangan kawasan perikanan dilakukan di seluruh wilayah kabupaten

yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan perikanan dan pengembangan sentra budidaya perikanan air tawar serta pengembangan kegaitan minapolitan, terutama di Kecamatan Maro Sebo dan Kumpeh

F. Recana Perwujudan Kawasan Pertambangan

1. Peningkatan pengelolaan dan pengembangan, serta pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan dan energi. Arahan kegiatan yang akan dilaksanakan pada program ini meliputi:

a. Inventarisasi sumberdaya mineral, pembinaan, dan pengawasan bidang pertambangan dan galian Golongan A, B, dan C, serta air bawah tanah, yang berpotensi untuk dieksploitasi dalam skala ekonomi.

b. Melakukan kajian daya dukung lingkungan untuk ekploitasi bahan tambang dan galian.

c. Menetapkan satuan Wilayah Pertambangan (WP) yang meliputi Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah Pertambangan Negara (WPN) dengan pertimbangan perlindungan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.

d. Menyusun profil potensi, prosedur dan mekanisme perizinan serta rencana bisnis (bussines plan) untuk masing-masing WUP, WPR dan WPN.

e. Melakukan kajian sumberdaya energi alternatif yang meliputi panas bumi dan tenaga air, listrik pedesaan.

f. Melakukan promosi untuk menarik investasi pengembangan bidang pertambangan dan energi

2. Pengembangan energi panas bumi sebagai pembangkit listrik energi alternatif.

Arahan kegiatan yang akan dilaksanakan pada program ini meliputi:

a. Melakukan kajian pengembangan energi panas bumi untuk pengembangan energi alternatif, bekerjasama dengan berbagai lembaga seperti DepartemenPertambangan, Energi dan Sumberdaya Mineral, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

b. Melaksanakan perencanaan pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit tenaga listrik energi alternatif di Kecamatan Kumpeh dan Sungai Gelam.

c. Mencari sumber pembiayaan dan investor untuk pelaksanaan pengembangan pembangkit tenaga listrik energi panas bumi

G. Recana Perwujudan Kawasan Industri

Rencana pengembangan kawasan industri untuk Kabupaten Muaro Jambi berupa industri besar, sedang, dan industri kecil dalam bentuk kawasan industri, lingkungan industri, maupun industri rumah tangga.

Pengembangan kawasan industri besar dan sedang diarahkan untuk pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan laut dan hasil laut yang diarahkan pada kawasan

Page 84: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 84

agropolitan, minapolitan dan sekitar pelabuhan laut. Pengembangan industri rumah tangga diarahkan sebagai industri penunjang industri besar, industri sedang dan kegiatan pariwisata;

Pengembangan kawasan industri sebaikanya dilakukan melalui pengembangan industri unggulan Kabupaten Muaro Jambi, seperti :

a. Pengembangan industri pengolahan hasil kayu dari ahsil hutan tanaman industri pola hutan tanaman rakyat

b. Pengembangan industri hasil pertanian

c. Pengembangan industri pengolahan hasil perkebunan, terutama kopi, kelapa dalam

H. Rencana Perwujudan Kawasan Pariwisata

Program yang dikembangkan untuk kawasan pariwisata adalah :

1. Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Hutan Alam.

Arahan kegiatan yang akan dilaksanakan pada program ini meliputi:

a. Melengkapi Kawasan Wisata dengan fasilitas penunjang wisata.

b. Melakukan promosi Kawasan Wisata Terpadu melalui berbagai media, dan melaksanakan berbagai event promosi.

c. Melakukan kerjasama dengan berbagai biro perjalanan dalam upaya pemasaran yang progresif.

2. Pengembangan kawasan Wisata dan Olahraga dilakukan melalui

a. Penataan kawasan Wisata Alam

b. Pembangunan fasilitas penunjang pariwisata Promosi dan pemasaran

3. Pengembangan Kawasan Ekowisata di TN-Berbak dilakukan melalui :

a. Pemantapan jalur dan areal wisata alam

b. Pembangunan prasarana penunjang ekowisata

c. Promosi dan pemasaran

4. Pengembangan potensi sumberdaya alam sebagai objek–objek wisata dalam satu kesatuan sistem pengelolaan yang terpadu. Arahan kegiatan yang akan dilaksanakan pada program ini meliputi :

a. Inventarisasi sumberdaya alam yang berpotensi sebagai objek wisata.

b. Membentuk pusat informasi pariwisata terpadu dan sistem informasi manajemen promosi pariwisata daerah.

c. Peningkatan promosi dan investasi kepariwisataan.

I. Recana Perwujudan Kawasan Permukiman

Permukiman Perkotaan; pembangunan kawasan permukiman di Sengeti, Pijoan dan Pudak perlu didekati dengan mitigasi gempa dan untuk mitgasi longsot dan gempa.

Prinsip dasar yang dalam pembangunan permukiman di Sengeti, Pijoan dan Pudak dan Tanjung adalah :

1. Konstruksi bangunan harus tahan gempa (ringan & kompak dibangun pada tapak yang datar). Bangunan rumah panggung tradisional Muaro Jambi adalah yang paling cocok untuk kawasan yang rawan gempa.

Page 85: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 85

2. Pada Kawasan permukiman daerah pegunungan atau perbukitan tidak dibangun di sisi tebing untuk menghindari runtuhan tanah akibat longsor, baik longsor akibat gerusan air ataupun akibat gempa

3. Bangunan penyelamat (escape building) sebagai rumah perlindungan bersama bila terjadi bencana alam. Pada saat normal (tidak terjadi bencana) bangunan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bangunan sosial, baik untuk balai pertemuan, pesta kawin/adat, kegiatan agama, dll. Bangunan ini tentunya harus tahan gempa dan berada pada kawasan yang aman dan mudah dijangkau.

4. Permukiman seyogyanya harus didukung dengan infrastruktur dasar, seperti sistem transportasi, air bersih, listrik, telekomunikasi yang memadai, sanitasi lingkungan dan adanya pengelolaan sampah yang baik serta dilengkapi dengan fasilitas pendidikan, kesehatan dan perdagangan.

Pembangunan permukiman dikembangkan dengan komposisi 1:3:6, artinya bila dibangun sebuah rumah mewah harus sebanding dengan pembangunan 3 rumah sedang dan 6 rumah sederhana.

Komposisi tersebut sekaligus menggambarkan pemetakan kelompok tingkatan kepadatan rumah, yaitu kepadatan tinggi, sedang dan rendah.

Adapun program yang perlu dikembangkan untuk permukiman perkotaan adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan kawasan permukiman perkotaan yang tersebar di Sengeti, Pijoan, Pudak dan ibukota kecamatan lainnya dilakukan melalui : 1) Percepatan penyediaan perumahan melalui kegiatan : Penyediaan KPR – RSH

bersubsidi, Pengembangan perumahan swadaya dan Pengembangan Kasiba/Lisiba.

2) Penataan dan rehabilitasi lingkungan kawasan perkampungan.

b. Kegiatan ini ditujukan untuk kawasan yang memiliki lingkungan permukiman yang kurang sehat serta kondisi perumahan yang kurang layak pada kota-kota yang menjadi pusat pengembangan.

c. Revitalisasi kawasan tradisional/etnis/ bersejarah yaitu kawasan yang mempunyai bangunan bersejarah yang bernilai atau bermakna penting

d. Peningkatan penyehatan lingkungan permukiman.

e. Pengembangan prasarana dan sarana kawasan cepat tumbuh perkotaan, seperti Sengeti, Pudak, Pijoan dan Sebepo.

Sementara itu program pembangunan permukiman perkotaan Sengeti adalah sebagai berikut :

1. Pemetakan zona permukiman eksisiting dan kawasan siap bangun dengan memperhatikan :

- Daya tampung kota, terkait dengan kawasan yang relatif aman dari ancaman bencana alam, lahan dengan kemiringan dibawah 15%,

- Rencana pembangunan Kebun Raya Sengeti,

- Rencana pengembangan fasilitas utama kota

- Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa

2. Identifikasi kelengkapan dan cakupan layan fasilitas dan utilitas utama pada masing-masing blok dan perkiraan kebutuhan untuk tahun 2030, seperti :

a. Jalan lingkungan

Page 86: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 86

b. Sistem jaringan prasarana air minum

c. Sistem jaringan prasarana listrik

d. Sistem jaringan prasarana telekomunikasi

e. Sistem pengelolaan sampah (gerobak, TPS dan sebuah TPA/TPST)

f. Sistem drainase dan pengelolaan limbah

3. dentifikasi lokasi kelompok permukiman yang berada pada kawasan rawan bencana alam dan merekomendasikan mitigasinya/relokasi.

4. Revitalisasi kawasan tradisional/etnis/ bersejarah yaitu kawasan yang mempunyai bangunan bersejarah yang bernilai atau bermakna penting

5. Peningkatan penyehatan lingkungan permukiman.

6. Pengembangan prasarana dan sarana kawasan cepat tumbuh perkotaan, seperti Pijoan dan Pudak

7. Identifikasi seluruh bangunan yang berada pada kawasan aman bencana alam, namun tidak memenuhi syarat teknis tahan gempa dan merekomendasikan solusi teknisnya

8. Penyusunan rencana teknis tata ruang kota dengan pendekatan mitigasi bencana dan pencadangan kawasan permukiman baru (kasiba dan lisiba) dengan rencana pembangunan prasarana permukiman yang lebih terarah, efektif, efisien, produktif, aman dan berkelanjutan.

9. Pengadaan perumahan melalui subsidi KPR-Rumah Sangat Sederhana

Program pembangunan pada dua kawasan perkotaan lainnya, yaitu Pijoan dan Pudak sama dengan progam untuk Kota Sengeti, hanya disesuaikan dengan karakteristik, fungsi dan rencana pembangunan pada masing-masing kawasan, seperti rencana pembangunan industri pengolahan pertanian pangan. Sementara itu di Pudak akan dibangun pusat agropolitan dengan segala kelengkapannya.

Permukiman Perdesaan; Ciri permukiman perdesaan adalah tersebar secara mengelompok di sepanjang jalan utama dan sebagian lainnya berada pada kawasan yang mempunyai akses yang rendah. Program perwujudan permukiman perdesaan yang dilakukan adalah :

a. Identifikasi kebutuhan perumahan dan penyediaan perumahan perdesaan melalui bantuan pemerintah dan pembangunan perumahan swadaya.

b. Identifikasi kelompok permukiman perdesaan yang berada pada kawasan lindung dan budidaya. Bila terdapat permukiman (kelompok rumah) yang berada pada kawasan lindung, maka direkomendasikan jalan keluarnya, baik melalui pelepasan hak hutan atau relokasi.

c. Identifikasi bangunan fasilitas umum dan perumahan yang berada pada kawasan rawan bencana dan merekomendasikan mitigasi ataupun relokasi terhadap bangunan tersebut.

d. Identifikasi bangunan fasilitas umum dan perumahan yang tidak memenuhi konstruksi tahan gempa dan merekomendasikan rencana penanganannya secara teknis

e. Klasifikasi kelompok permukiman yang berada pada kawasan budidaya yang mempunyai akses tinggi, sedang dan rendah (remote area).

f. Identifikasi kelengkapan prasarana dan sarana permukiman pada masing-masing

Page 87: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 87

kelompok permukiman rekomendasikan rencana pembangunannya.

J. Pengembangan Kawasan Peruntukan Lainnya 1. Pengembangan perkantoran pemerintahan melalui :

a. pembangunan perkantoran pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi

b. pembangunan kantor pemerintahan kecamatan dan desa

2. Pengembangan kawasan pendidikan melalui pembangunan fasilitas pendidikan pada kawasan perkotaan dengan pendekatan aglomerasi atau penggabungan fasilitas pendidikan semua tingkatan dlam satu kawasan

3. Pengembangan kawasan pertahanan keamanan melalui pembangunan bangunan dan infrastruktur pendukung tugas pengamanan dan keamanan kawasan dan negara

6.3.3 Recana Perwujudan Kawasan Strategis

Kawasan strategis provinsi yang terdapat Muaro Jambi adalah TN-Berbak dan Koridor Perkotaan Senegti – Kota Jambi.

Perwujudan program masing-masing kawasan strategis kabupaten adalah :

1. Kawasan Taman Nasional Berbak ; langkah perwujudan kawasan adalah sebagai berikut :

a. Pemantapan tata batas kawasan TN-Berbak

b. Pemantapan zonasi TN-Berbak seperti zona inti, cona rimba, pemanfaatan zona

c. Identifikasi dan klasifikasi kawasan TN-Berbak yang mengalami kerusakan (deforestasi).

d. Perumusan prgoram revitalisasi TN-Berbak

e. Penggalangan kerjasama dengan lembaga dalam dan luar negeri untuk mendukung program rehabilitasi

f. Pelaksanaan rehabilitasi dan penguatan fungsi TN-Berbak secara gradual

2. Perwujudan Kawasan Strategis Koridor Sengeti – Kota Jambi

a. Penetapan koridor kawasan perkotaan

b. Identifikasi sektor potensial dan pengembangan kegiatan perkotaan terutama perdagangan dan jasa

c. Penyiapan program strategis pengembangan kawasan perkotaan koridor Sengeti – Kota Jambi

d. Penyusunan rencana rinci dan rencana aksi Kawasan perkotaan

e. Penyiapan masyarakat

f. Pembangunan infrastruktur pendukung

g. Pendampingan dan Pelaksanaan kegiatan

h. Pemantauan dan pengembangan

6. Perwujudan Kawasan Strategis Hutan Raya di Mestong

a. Penyusunan DED untuk seluruh fasilitas dan utilitas yang harus dibangun

b. Pembebasan lahan sesuai masterplan yang sudah dibuat

Page 88: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 88

c. Penyiapan pembangunan fisik

d. Pembangunan fisik secara bertahap

6.4 INDIKASI PROGRAM UTAMA

Pentahapan dan urutan prioritas program pembangunan dimaksudkan untuk mendapatkan rincian mengenai sektor kegiatan yang perlu dilaksanakan sesuai dengan tingkat kepentingannya, jangka waktu pelaksanaan serta sumber pembiayaan yang dapat dipergunakan untuk pelaksanaan program pembangunan.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan dalam pengembangan pembangunan, maka perlu disusun tahapan pelaksanaan kegiatan sesuai UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa pelaksanaan pembangunan memiliki jangka waktu pelaksanaan selama 20 tahun, pentahapan kegiatan tersebut dituangkan dalam kegiatan per 5 (lima) tahun. Indikasi program utama lima tahun pertama diuraikan per tahun kegiatan.

Indikasi program adalah bagian yang memuat rincian tahapan dan program pembangunan yang akan diterapkan di kawasan perencanaan, sesuai dengan tujuan pengembangan tata ruang di masa yang akan datang. Indikasi program pembangunan ditentukan berdasarkan potensi dan masalah kawasan terkait pengembangan wilayah serta kecenderungan perkembangan sektor-sektor tertentu dan sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan atau pembangunan sektor tersebut.

Program-program yang direncanakan, dapat dikelompokkan dalam beberapa program kegiatan. Untuk lebih jelasnya mengenai indikasi program dapat di lihat pada Tabel VI.1

BAB 7 ARAHAN PENGENDALIAN & PEMANFAATAN RUANG

Page 89: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 89

KABUPATEN MUARO JAMBI

7.1 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

7.1.1 Klasifikasi Pemanfaatan Ruang

Secara garis besar klasifikasi rencana penggunaan ruang di Kabupaten Muaro Jambi adalah untuk TN-Berbak, hutan lindung, HPT, Pertanian dan perkebunan disamping permukiman perkotaan dan perdesaan. Secara lebih detil rencana pemanfaatan ruang tersebut adalah sebagai berikut :

A. Kawasan Lindung

a. Kawasan Hutan Lindung

b. Kawasan Sempadan Sungai

c. Kawasan Sempadan Danau/Waduk

d. Kawasan Sempadan Mata Air

e. Kawasan Ruang Terbuka Hijau

f. Kawasan Taman Nasional (TN-Berbak)

g. Kawasan Rawan Bencana

h. Kawasan Lindung Lainnya

B. Kawasan Budidaya

a. Kawasan Hutan Produksi Terbatas

b. Kawasan Hutan Rakyat

c. Kawasan Perkebunan

d. Kawasan Pertanian

e. Kawasan Perikanan

f. Kawasan Peternakan

g. Kawasan Pertambangan

h. Kawasan Industri

i. Kawasan Pariwisata

j. Kawasan Permukiman

k. Kawasan Peruntukan Lainnya

7.1.2 Ketentuan Pemanfaatan Ruang Sektoral

Ketentuan pemanfaatan ruang sektoral yang dimaksud disini adalah aturan pemanfaatan ruang yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan sektoral, seperti fungsi atau pemanfaatan ruang pada kawasan hutan, kawasan pesisir, kawasan pertambangan dan lain-lain.

Berdasarkan klasifikasi ruang yang terdapat di Muaro Jambi, diidentifikasikan beberapa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kalsifikasi ruang tersebut, diantaranya adalah :

1. Kehutanan (UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan)

Page 90: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 90

a. Pemanfaatan kawasan hutan dapat dilakukan pada semua kawasan hutan kecuali pada hutan cagar alam serta zona inti dan zona rimba pada taman nasional

b. Pemanfaatan hutan lindung dilaksanakan melalui pemberian izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, dan izin pemungutan hasil hutan bukan kayu

c. Pemanfaatan hutan produksi dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu

d. Pemanfaatan hutan hak yang berfungsi lindung dan konservasi dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu fungsinya

e. Pemanfaatan hutan adat yang berfungsi lindung dan konservasi dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu fungsinya . Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung

f. Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka

g. Kegiatan rehabilitasi dilakukan di semua hutan dan kawasan hutan kecuali cagar alam dan zona inti taman nasional

h. Setiap orang dilarang melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius atau jarak sampai dengan :

- 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau;

- (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa;

- 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai;

- 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai;

- 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang;

2. Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya (UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi SDA Hayati & Ekosistemnya).

a. Di dalam cagar alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya

b. Di dalam suaka margasatwa dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata terbatas, dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya

c. Di dalam taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, dan wisata alam

d. Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan kawasan suaka alam

e. Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional

f. Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam

Page 91: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 91

g. Di dalam zona pemanfaatan taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam dapat dibangun sarana kepariwisataan berdasarkan rencana pengelolaan

3. Kepariwisataan (UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan)

Kawasan strategis pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian integral dari rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota

4. Sumber Daya Air (UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air)

Penetapan zona pemanfaatan sumber daya air dilakukan dengan:

a. mengalokasikan zona untuk fungsi lindung dan budi daya;

b. menggunakan dasar hasil penelitian dan pengukuran secara teknis hidrologis;

c. memperhatikan ruang sumber air yang dibatasi oleh garis sempadan sumber air;

d. memperhatikan kepentingan berbagai jenis pemanfaatan;

e. melibatkan peran masyarakat sekitar dan pihak lain yang berkepentingan; dan memperhatikan fungsi kawasan

5. Perkebunan (UU No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan).

a. Wilayah geografis yang menghasilkan produk perkebunan yang bersifat spesifik lokasi dilindungi kelestariannya dengan indikasi geografis

b. Wilayah geografis yang sudah ditetapkan untuk dilindungi kelestariannya dengan indikasi geografis dilarang dialihfungsikan.

6. Pertambangan (UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan, Mineral dan Batubara)

a. Kriteria untuk menetapkan 1 (satu) atau beberapa WIUP dalam 1 (satu) WUP adalah sebagai berikut :

- letak geografis;

- kaidah konservasi.

- daya dukung lingkungan;

- optimalisasi sumber daya mineral dan/atau batubara; dan

- tingkat kepadatan penduduk.

b. Kegiatan usaha pertambangan tidak dapat dilaksanakan pada tempat yang dilarang untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

7. Mitigasi Bencana (UU No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana)

Pada pasal 32,dalam penyelenggaraan penangguangan bencana pemerintah dapat :

a. menetapkan daerah rawan bencana menjadi daerah terlarang untuk permukiman dan atau

Page 92: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 92

b. Mencabut atau mengurangi sebagian atau seluruh hak kepemilikan setiap orang atas suatu benda sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

c. Setiap orang yang hak kepemilikannya dicabut atau dikurangi sebagaimana maksud b, berhakmendapat ganti rugi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

8. Pertanian Berkelanjutan (UU No. 41 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan)

a. Penetapan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan merupakan bagian dari penetapan rencana tata ruang Kawasan Perdesaan di wilayah kabupaten dalam rencana tata ruang kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Penetapan Kawasan dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan menjadi dasar peraturan zonasi

c. Dalam hal suatu Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan tertentu memerlukan perlindungan khusus, kawasan tersebut dapat ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional.

d. Pengalihan fungsi lahan nonpertanian pangan menjadi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terutama dilakukan terhadap Tanah Telantar dan tanah bekas kawasan hutan yang belum diberikan hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

e. Pemerintah dapat memberikan insentif dalam bentuk pengalokasian anggaran secara khusus atau bentuk lainnya kepada pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

f. Lahan yang sudah ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dilindungi dan dilarang dialihfungsikan.

Mencermati peraturan perundang-undangan di atas diketahui bahwa secara sektoral, terdapat aturan pemanfaatan ruang yang bersifat spesifik. Dengan mengaitkan peraturan–peraturan diatas dengan klasifikasi pemanfaatan ruang di Muaro Jambi maka dapat dirumuskan ketentuan umum peraturan zonasi untuk wilayah Kabupaten Muaro Jambi.

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.1.

Page 93: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 93

Tabel VII.1

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kabupaten Muaro Jambi 2010-2030

KLASIFIKASI RUANG

DESKRIPSI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM KEGIATAN KETERANGAN

A. KAWASAN LINDUNG

A1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah

- Dalam kawasan hutan lindung masih diperkenankan dilakukan kegiatan lain yang bersifat komplementer terhadap fungsi hutan lindung sebagaimana ditetapkan dalam KepmenHut Nomor.50 tahun 2006;

- Kegiatan pertambangan di kawasan hutan lindung masih diperkenankan sepanjang tidak dilakukan secara terbuka, dengan syarat harus dilakukan reklamasi areal bekas penambangan sehingga kembali berfungsi sebagai kawasan lindung;

- Kawasan hutan lindung dapat dialihfungsikan sepanjang mengikuti prosedur dan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

- Pembangunan prasarana wilayah yang harus melintasi hutan lindung dapat diperkenankan dengan ketentuan : Tidak menyebabkan

terjadinya perkembangan pemanfaatan

ruang budidaya di sepanjang jaringan prasarana tersebut.

Mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan.

Rehabilitasi dilakukan dengan cara: a. pengayaan

sumber daya hayati;

b. perbaikan habitat;

c. perlindungan spesies biota laut agar tumbuh dan d. berkembang secara alami; dan ramah lingkungan

Kawasan Resapan Air

Kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air.

Dalam kawasan resapan air tidak diperkenankan adanya kegiatan budidaya; Permukiman yang sudah terbangun di dalam kawasan resapan air sebelum ditetapkan sebagai kawasan lindung masih diperkenankan harus memenuhi syarat : Tingkat kerapatan bangunan

rendah (KDB maksimum 20%, dan KLB maksimum 40%).

Page 94: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 94

KLASIFIKASI RUANG

DESKRIPSI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM KEGIATAN KETERANGAN

Perkerasan permukaan menggunakan bahan yang memiliki daya serap air tinggi.

Dalam kawasan resapan air wajib dibangun sumur-sumur resapan sesuai ketentuan yang berlaku.

A2. Kawasan Perlindungan Setempat

Sempadan Sungai

Kawasan sepanjang kiri-kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai

Kawasan sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri-kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai dengan lebar sempadan sebagai berikut : Bertanggul dan berada dalam

kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar

Tidak bertanggul dan berada diluar kawasan permukiman dengan lebar minimal paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai

Tidak bertanggul pada sungai kecil diluar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai. - Pemanfaatan ruang untuk

ruang terbuka hijau; - Dilarang mendirikan

bangunan kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air;

- Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman rekreasi

1. Dalam kawasan sempadan sungai tidak diperkenankan dilakukan kegiatan budidaya yang mengakibatkan terganggunya fungsi sungai;

2. Dalam kawasan sempadan sungai masih diperkenankan dibangun prasarana wilayah dan utilitas lainnya dengan ketentuan : Tidak menyebabkan terjadinya perkembangan pemanfaatan ruang budidaya di sepanjang jaringan prasarana tersebut.

Page 95: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 95

KLASIFIKASI RUANG

DESKRIPSI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM KEGIATAN KETERANGAN

Sempadan Danau/Waduk

Kawasan sekeliling danau atau waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau/waduk

- Lebar sempadan danau/waduk paling adalah 50 sampai dengan 100 meter dari pasang tertinggi air danau/danau tertinggi ke arah darat

- Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;

- Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman rekreasi

- Dalam kawasan sempadan waduk/danau tidak diperkenankan dilakukan kegiatan budidaya yang dapat merusak fungsi danau/waduk.

- Dalam kawasan sempadan waduk/danau diperkenankan dilakukan kegiatan penunjang pariwisata alam seseuai ketentuan yang berlaku.

- Dalam kawasan sempadan sungai masih diperkenankan dibangun prasarana wilayah dan untilitas lainnya sepanjang : Tidak menyebabkan

terjadinya perkembangan pemanfaatan ruang budidaya di sekitar jaringan prasarana tersebut.

Pembangunannya dilakukan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku

Sempadan Mata Air

Kawasan sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk kelestarian fungsi mata air

- Dalam kawasan sempadan mata air tidak diperkenankan dilakukan kegiatan budidaya yang dapat merusak mata air;

- Dalam kawasan sempadan mata air masih diperkenankan dilakukan kegiatan penunjang pariwisata alam sesuai ketentuan yang berlaku.

- Dilarang mendirikan bangunan tanpa kecuali

Ruang Terbuka Hijau

area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam

- Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;

- Pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan rekreasi;

- Pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika kawasan.

Page 96: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 96

KLASIFIKASI RUANG

DESKRIPSI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM KEGIATAN KETERANGAN

- Kawasan ruang terbuka hijau tidak diperkenankan dialihfungsikan.

- Dalam kawasan ruang terbuka hijau masih diperkenankan dibangun fasilitas pelayanan sosial secara terbatas dan memenuhi ketentuan yang berlaku

- Untuk kawasan perkotaan minimal disediakan RTH seluas 30%

- dari total luas kota dan 30% dari DAS untuk wilayah kabupaten.

A3. Kawasan Suaka Alam

Kawasan TB-Berbak

Kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi dan pendidikan yang berada pada gugus Kawasan TN-Berbak di Kabupaten Muaro Jambi

- Di dalam taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu

- pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, dan wisata alam

- Pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan budidaya hanya diizinkan bagi penduduk asli di zona penyangga dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat;

- Dilarang melakukan kegiatan budi daya yang berpotensi mengurangi tutupan vegetasi atau terumbu karang di zona penyangga.

- Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional

- Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam

A4. Kawasan Lindung Geologi

Kawasan yang potensial terjadi bencana gempa atau longsor yang disebabkan oleh gerakan tanah.

- Pada kawasan cagar alam geologi tidak diperkenankan adanya kegiatan budidaya permukiman;

- Kegiatan permukiman yang sudah terlanjur terbangun pada kawasan rawan bencana geologi harus mengikuti

Page 97: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 97

KLASIFIKASI RUANG

DESKRIPSI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM KEGIATAN KETERANGAN

peraturan bangunan (building code) yang sesuai dengan potensi bencana geologi yang mungkin timbul, dibangun jalur evakuasi;

- Pada kawasan bencana alam geologi budidaya permukiman dibatasi dan bangunan yang ada hatus mengikuti ketentuan bangunan pada kawasan rawan bencana alam geologi;

- Pada kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah tidak diperkenankan adanya bangunan terkecuali bangunan yang terkait dengan sistem jaringan prasarana wilayah dan pengendali air;

- Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah masih diperkenankan budidaya pertanian, perkebunan dan kehutanan secara terbatas;

- Pada kawasan lindung geologi masih diperkenankan dilakukan budidaya pertanian, perkebunan dan kehutanan

A4. Kawasan Rawan Bencana

adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk

- Perkembangan kawasan permukiman yang sudah terbangun di dalam kawasan rawan bencana alam harus dibatasi dan diterapkan peraturan bangunan (building code) sesuai dengan potensi bahaya/bencana alam, serta dilengkapi jalur evakuasi;

- Kegiatan-kegiatan vital/strategis diarahkan untuk tidak dibangun pada kawasan rawan bencana;

- Dalam kawasan rawan bencana masih dapat dilakukan pembangunan prasarana penunjang untuk mengurangi resiko bencana alam dan pemasangan sitem peringatan dini (early warning system);

- Dalam kawasan rawan bencana alam masih diperkenankan adanya kegiatan budidaya lain seperti pertanian, perkebunan, dan kehutanan, serta bangunan

Page 98: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 98

KLASIFIKASI RUANG

DESKRIPSI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM KEGIATAN KETERANGAN

yang berfungsi untuk mengurangi resiko yang timbul akibat bencana alam.

Kawasan Rawan Longsor

Kawasan yang potensial terjadinya perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng

- Dilarang membangun bangunan pada di bawah/diatas lereng dan pada lereng yang terjal (>40%)

- Dilarang memotong tebing jalan menjadi tegak

- Kawasan dengan kemiringan diatas 40% harus dikonservasi

Kawasan Rawan Gempa

Kawasan yang potensial terjadi gerakan pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam bumi

secara tiba‐tiba.

- Dilarang membangun bangunan tanpa konstruksi anti gempa

- Boleh dilakukan kegiatan budidaya pertanian dalam arti luas

- Dilarang membangun bangunan diatas patahan/gawir sesar

Kawasan Rawan Banjir

Aliran air sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah disisi sungai.

- Dilarang membangun perumahan dan permukiman. Perumahan yang sudah ada didorong untuk direlokasi.

- Dilarang membangun jembatan yang mengurangi lebar palung sungai

- Dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian/perikanan dengan tetap mengantisipasi banjir bandang

A5 Kawasan Lindung Lainnya

Kawasan Lindung Khusus Habitat

- Kawasan Lindung Khusus Habitat tidak dapat dialihfungsikan menjadi kegiatan budidaya

- Dalam Kawasan Lindung Khusus Habitat dapat dikembangkan kegiatan Hutan Kemasyarakatan tanpe mengganggu fubngsi utama kawasan

- Dalam Kawasan Lindung Khusus Habitat dapat dikembangkan kegiatan ekowisata selama tidak mengganggu fungsi utama kawasan

- Prasarana dan sarana yang dapat dibangun dalam Kawasan

- Lindung Khusus Habitat adalah yang bersifat menunjang fungsi kawasan

Page 99: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 99

KLASIFIKASI RUANG

DESKRIPSI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM KEGIATAN KETERANGAN

Kawasan Konservasi Lingkungan Daerah

- Kawasan Konservasi Lingkungan Daerah tidak dapat dialihfungsikan menjadi kegiatan budidaya

- Dalam Kawasan Konservasi Lingkungan Daerah dapat dikembangkan kegiatan Hutan Kemasyarakatan tanpe mengganggu fungsi utama kawasan

- Dalam Kawasan Konservasi Lingkungan Daerah dapat dikembangkan kegiatan ekowisata selama tidak mengganggu fungsi utama kawasan Prasarana dan sarana yang dapat dibangun dalam Kawasan Konservasi Lingkungan Daerah adalah yang bersifat menunjang fungsi kawasan

B. KAWASAN BUDIDAYA

B1. Kawasan Hutan Produksi (Pasal 98)

Kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan

- Dalam kawasan hutan produksi tidak diperkenankan adanya kegiatan budidaya kecuali kegiatan kehutanan dan pembangunan sistem jaringan prasarana wilayah dan bangunan terkait dengan pengelolaan budidaya hutan produksi;

- Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi dapat dalihfungsikan untuk kegiatan lain di luar kehutanan setelah potensi hutan tersebut dimanfaatkan dan sesuai peraturan perundangan yang berlaku;

- Kegiatan kehutanan dalam kawasan hutan produksi tidak diperkenankan menimbulkan gangguan lingkungan seperti bencana alam;

- Kawasan hutan produksi tidak dapat dialihfungsikan untuk kegiatan lain di luar kehutanan;

- Sebelum kegiatan pengelolaan hutan produksi dilakukan wajib dilakukan studi kelayakan dan studi AMDAL yang hasilnya disetujui oleh tim evaluasi dari lembaga yang berwenang.

B2. Kawasan Hutan

- Kegiatan pengusahaan hutan rakyat diperkenankan

Page 100: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 100

KLASIFIKASI RUANG

DESKRIPSI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM KEGIATAN KETERANGAN

Rakyat (Pasal 99)

dilakukan terhadap lahan - lahan yang potensial dikembangkan di seluruh wilayah kabupaten dan kota;

- Kegiatan pengusahaan hutan rakyat tidak diperkenankan mengurangi fungsi lindung, seperti mengurangi keseimbangan tata air, dan lingkungan sekitarnya;

- Kegiatan dalam kawasan hutan rakyat tidak diperkenankan menimbulkan gangguan lingkungan seperti bencana alam, seperti longsor dan banjir;

- Pengelolaan hutan rakyat harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku;

- Pengusahaan hutan rakyat oleh badan hukum dilakukan harus dengan melibatkan masyarakat setempat;

- Kawasan hutan rakyat dapat dalihfungsikan untuk kegiatan lain setelah potensi hutan tersebut dimanfaatkan dan sesuai peraturan perundangan yang berlaku

B3. Kawasan Perkebunan

Kawasaan dimana dilakukan segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat

- Dalam kawasan perkebunan dan perkebunan rakyat tidak diperkenankan penanaman jenis tanaman perkebunan yang bersifat menyerap air dalam jumlah banyak, terutama kawasan perkebunan yang berlokasi di daerah hulu/kawasan resapan air;

- Bagi kawasan perkebunan besar tidak diperkenankan merubah jenis tanaman perkebunan yang tidak sesuai dengan perizinan yang diberikan;

- Dalam kawasan perkebunan besar dan perkebunan rakyat diperkenankan adanya bangunan yang bersifat mendukung kegiatan perkebunan dan jaringan prasarana wilayah;

- Alih fungsi kawasan perkebunan menjadi fungsi lainnya dapat dilakukan sepanjang sesuai dan

Page 101: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 101

KLASIFIKASI RUANG

DESKRIPSI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM KEGIATAN KETERANGAN

mengikuti ketentuan peraturan - perundang-undangan yang

berlaku; - Sebelum kegiatan perkebunan

besar dilakukan diwajibkan untuk dilakukan studi kelayakan dan studi AMDAL yang hasilnya disetujui oleh tim evaluasi dari lembaga yang berwenang;

- Kegiatan perkebunan tidak diperkenankan dilakukan di dalam kawasan lindung.

- Dilarang memindahkan hak atas tanah usaha perkebunan yang mengakibatkan terjadinya satuan usaha yang kurang dari luas minimum (sesuai Peraturan Menteri)

B4. Kawasan Pertanian

Kawasan dimana dilakukan seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat

- Pada kawasan pertanian dapat dibangun bangunan hunian, fasilitas sosial dan ekonomi secara terbatas sesuai kebutuhan

- Sawah beririgasi teknis tidak boleh dialihfungsikan

- Kegiatan budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah dan lahan kering tidak diperkenankan menggunakan lahan yang dikelola dengan mengabaikan kelestarian lingkungan, misalnya penggunaan pupuk yang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, dan pengolahan tanah yang tidak memperhatikan aspek konservasi;

- Peruntukan budidaya pertanian pangan lahan basah-lahan kering diperkenankan untuk dialihfungsikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kecuali lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan yang telah ditetapkan dengan undang-undang;

- Pada kawasan budidaya pertanian diperkenankan adanya bangunan prasarana wilayah dan bangunan yang bersifat mendukung kegiatan pertanian;

Page 102: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 102

KLASIFIKASI RUANG

DESKRIPSI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM KEGIATAN KETERANGAN

- Dalam kawasan pertanian masih diperkenankan dilakukan kegiatan wisata alam secara terbatas, penelitian dan pendidikan;

- Kegiatan pertanian tidak diperkenankan dilakukan di dalam kawasan lindung.

B5. Kawasan Perikanan

Kawasan dimana dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan, mulai dari pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan

- Dapat dibangun bangunan hunian, fasilitas sosial dan ekonomi secara terbatas dan sesuai kebutuhan

- Kawasan budidaya perikanan tidak diperkenankan berdekatan dengan kawasan yang bersifat polutif;

- Dalam kawasan perikanan masih diperkenankan adanya kegiatan lain yang bersifat mendukung kegiatan perikanan dan pembangunan sistem jaringan prasarana sesuai ketentuan yang berlaku;

- Kawasan perikanan diperkenankan untuk dialihfungsikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

- Kawasan perikanan masih diperkenankan dilakukan kegiatan wisata alam secara terbatas, penelitian dan pendidikan;

- Kegiatan perikanan tidak diperkenankan dilakukan di dalam kawasan lindung.

B6. Kawasan Peternakan

Kawasan dimana dilakukan segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit dan/atau bakalan, pakan, alat dan mesin peternakan, budi daya ternak, panen, pascapanen, pengolahan, pemasaran, dan pengusahaannya

- Dapat dibangun bangunan hunian, fasilitas sosial dan ekonomi secara terbatas dan sesuai kebutuhan

- Perlu dibangun infrastruktur penunjang peternakan secara memadai

- Kawasan peternakan dikembangkan pada kawasan yang tidak menimbulkan gangguan terhadap permukiman.

B7. Kawasan Pertambangan

Kawasan dimana dilakukan sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral

- Kawasan pertambangan tidak dapat dikembangkan pada kawasan taman nasional, hutan lindung, kawasan dengan kemiringan diatas 40% dan cagar alam/budaya.

- Kegiatan usaha pertambangan

Page 103: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 103

KLASIFIKASI RUANG

DESKRIPSI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM KEGIATAN KETERANGAN

atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang

tidak dapat dilaksanakan pada tempat yang dilarang untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

- Pada kawawsan pertambangan dapat dibangun bangunan hunian, fasilitas sosial dan ekonomi secara terbatas dan sesuai kebutuhan

- Kawasan pascatambang wajib dilakukan rehabilitasi (reklamasi dan/atau revitalisasi) sehingga dapat digunakan kembali untuk kegiatan lain, seperti pertanian, kehutanan, dan pariwisata

- Kegiatan permukiman diperkenankan secara terbatas untuk menunjang kegiatan pertambangan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek keselamatan;

- Sebelum kegiatan pertambangan dilakukan wajib dilakukan studi kelayakan dan studi AMDAL yang hasilnya disetujui oleh tim evaluasi dari lembaga yang berwenang

B8. Kawasan Industri

Kawasan dimana dilakukan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

- Untuk meningkatkan produktifitas dan kelestarian lingkungan pengembangan kawasan industri harus memperhatikan aspek ekologis;

- Lokasi kawasan industri tidak diperkenankan berbatasan langsung dengan kawasan permukiman;

- Pada kawasan industri diperkenankan adanya permukiman penunjang kegiatan industri yang dibangun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

- Pada kawasan industri masih diperkenankan adanya sarana dan prasarana wilayah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

- Pengembangan kawasan industri harus dilengkapi dengan jalur hijau (greenbelt) sebagai penyangga antar

Page 104: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 104

KLASIFIKASI RUANG

DESKRIPSI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM KEGIATAN KETERANGAN

fungsi kawasan, dan sarana pengolahan limbah.

- Pengembangan zona industri yang terletak pada sepanjang jalan arteri atau kolektor harus dilengkapi dengan frontage road untuk kelancaran aksesibilitas;

- Setiap kegiatan industri harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan serta dilakukan studi AMDAL.

B9. Kawasan Pariwisata

kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau didirikan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata

- Pada kawasan pariwisata alam tidak diperkenankan dilakukan kegiatan yang dapat menyebabkan rusaknya kondisi alam

- terutama yang menjadi obyek wisata alam;

- Dalam kawasan pariwisata dilarang dibangun permukiman dan industri yang tidak terkait dengan kegiatan pariwisata;

- Dalam kawasan pariwisata diperkenankan adanya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata dan sistem prasarana wilayah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

- Pada kawasan pariwisata diperkenankan dilakukan penelitian dan pendidikan.

- Pada kawasan pariwisata alam tidak diperkenankan adanya bangunan lain kecuali bangunan pendukung kegiatan wisata alam;

- Pengembangan pariwisata harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan serta studi AMDAL.

B10. Kawasan Permukiman

Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat

- Peruntukan kawasan permukiman diperkenankan untuk dialihfungsikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

- Pada kawasan permukiman diperkenankan adanya sarana dan prasarana pendukung fasilitas permukiman sesuai dengan petunjuk teknis dan

Page 105: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 105

KLASIFIKASI RUANG

DESKRIPSI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM KEGIATAN KETERANGAN

kegiatan yang menudukung prikehidupan dan penghidupan

peraturan yang berlaku; - Kawasan permukiman

diperkenankan dibangun prasarana wilayah sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku;

- Kawasan permukiman harus dilengkapi dengan fasilitas sosial termasuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan;

- Dalam kawasan permukiman masih diperkenankan adanya kegiatan industri skala rumah tangga dan fasilitas sosial ekonomi lainnya dengan skala pelayanan lingkungan;

- Kawasan permukiman tidak diperkenankan dibangun di dalam kawasan lindung/konservasi dan lahan pertanian dengan irigasi teknis;

- Dalam kawasan permukiman tidak diperkenankan dikembangkan kegiatan yang mengganggu fungsi permukiman dan kelangsungan kehidupan sosial masyarakat.

- Pengembangan kawasan permukiman harus dilakukan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku di bidang perumahan dan permukiman;

- Pembangunan hunian dan kegiatan lainnya di kawasan permukiman harus sesuai dengan peraturan teknis dan peraturan lainnya yang berlaku (KDB, KLB, sempadan bangunan, dan lain sebagainya)

B11. Kawasan peruntukan lainnya (Pasal 108

Kawasan khusus yang bertumbuh sesuai kebutuhan dan karakteristik wiilayah (Muaro Jambi)

- Peruntukan kawasan diperkenankan untuk dialihfungsikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- Diperkenankan adanya sarana dan prasarana pendukung fasilitas peruntukan tersebut sesuai dengan petunjuk teknis dan peraturan yang berlaku.

- Alokasi peruntukan yang diperkenankan adalah lahan terbuka (perairan darat) yang

Page 106: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 106

KLASIFIKASI RUANG

DESKRIPSI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

KETENTUAN UMUM KEGIATAN KETERANGAN

belum secara khusus ditetapkan

- fungsi pemanfaatannya dan belum banyak dimanfaatkan oleh manusia serta memiliki akses yang memadai untuk pembangunan infrastruktur.

- Dilarang melakukan kegiatan yang merusak fungsi ekosistem daerah peruntukan.

- Pembangunan kawasan peruntukan lainnya harus sesuai dengan peraturan teknis dan peraturan lainnya yang berlaku (KDB, KLB, sempadan bangunan, dan lain sebagainya).

- Kegiatan pembangunan tidak diperkenankan dilakukan di dalam kawasan lindung

Sumber : Hasil Rencana 2010

Page 107: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 107

7.2 KETENTUAN PEMBERIAN IZIN

7.2.1 Dasar Ketentuan Perizinan

Perizinan terkait dengan izin prinsip, izin pemanfaatan lahan dan pendirian bangunan diterbitkan dengan mengacu pada :

1. Undang-Undang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007

2. Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009.

3. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2008 tentang RTWN

4. Peraturan Daerah tentang RTRW Provinsi Jambi

5. Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten Muaro Jambi

6. Peraturan Daerah lain terkait

7. Peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan jenis izin yang diperlukan

8. Pemberian izin harus melalui advice planning dari instansi berwenang

7.2.2 Ketentuan Perizinan Dalam Penataan Ruang

Secara lebih rinci berkenaan dengan ketentuan perizinan ini, pada Undang-Undang

Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 ditetapkan bahwa ;

a. Ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Penataan Ruang diatur oleh Pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar, batal demi hukum.

d. Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, dibatalkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

e. Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan izin dapat dimintakan penggantian yang layak kepada instansi pemberi izin.

f. Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya perubahan rencana tata ruang wilayah dapat dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan memberikan ganti kerugian yang layak.

g. Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

7.2.3 Jenis Perizinan yang terkait dengan Penataan Ruang

Selanjutnya akan diuraikan jenis-jenis perizinan yang menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Muaro Jambi yang berkaitan dengan penataan ruang berserta persyaratan yang diperlukan. Lembaga yang menangani perizinan adalah Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (KPTSP). Bentuk-bentuk perizinan yang dikeluarkan adalah :

Page 108: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 108

1. Izin Lokasi

2. Izin Perubahan dan Peruntukan Tanah

3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

4. Izin Tempat Usaha (SITU)

5. Izin Usaha Pertambangan Daerah

6. Rekomendasi AMDAL

7. Rekomendasi Upaya Kelayakan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL).

8. rekomendasi Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan

Berkenaan dengan muatan RTRW tahun 2010-2030, dimana dalam muatannya terdapat arahan pemanfaatan ruang yang perlu diatur perizinannya, selain perizinan yang sudah ada saat ini. Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi perlu menyiapkan beberapa bentuk pelayanan perizinan seperti di bawah ini :

1. Izin Pembangunan Menara Telekomunikasi Seluler

2. Izin In Gang

3. Izin Saluran Air Hujan

A. Izin Pembangunan Menara Telekomunikasi Seluler

Jenis izin ini masih tergolong relatif baru, yang muncul sering dengan berkembangnya teknologi komunikasi yang memerlukan sarana dan prasarana, di antaranya berupa menara.

Izin pembangunan menara telekomunikasi seluler dimaksudkan untuk mengendalikan aktivitas masyarakat dan mencegah dibangunnya menara telekomunikasi seluler yang tidak terkendali. Untuk itu, diperlukan kaidah tata ruang, lingkungan, dan estetika.

Seperti kita ketahui, untuk mendukung sarana telekomunikasi, terutama yang berjenis nirkabel, sangat diperlukan sarana berupa menara. Menara telekomunikasi tersebut ada yang berfungsi sebagai base transceiver station, yakni pusat transmisi dan penerima terdiri atas seperangkat alat komunikasi data dan komunikasi suara dengan teknologi tertentu melalui spektrum frekuensi radio yang dioperasikan oleh operator.

Bahkan, dalam perkembangannya tidak jarang satu menara dimanfaatkan secara bersama-sama oleh lebih dari satu operatoruntuk kepentingan-kepentingan mereka yang bersifat paralel, misalnya sama-sama untuk fungsi repeater telekomunikasi GSM, maupun untuk kepentingan yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu para operator perlu mendapatkan penataan melalui stelsel perizinan.

Dalam hal ini pembangunan menara perlu diperhatikan berbagai hal, seperti penetapan lokasi, pembagian zona, dan bentuk menara telekomunikasi. Ketika menentukan lokasi pembangunan menara, misalnya diperhatikan ketentuan mengenai penataan ruang, keamanan dan ketertiban lingkungan, estetika, serta kebutuhan telekomunikasi yang lain.

Untuk penetapan lokasi menara telekomunikasi ditentukan zona berdasarkan berbagai hal, seperti kepadatan penduduk, jumlah sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah untuk kepentingan perdagangan dan jasa serta infrastruktur lain, dan letak wilayah yang bersangkutan.

Izin pembangunan menara telekomunikasi seluler dapat diberikan kepada semua orang atau badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan pemanfaatan dan/atau pembangunan menara telekomunikasi seluler. Izin tersebut dapat diberikan oleh

Page 109: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 109

bupati/walikota dan dipandang perlu ada pembatasan masa berlaku, misalnya dua tahun dan dapat diperpanjang. Untuk dapat memperoleh izin pemohon harus memenuhi berbagai persyaratan, di antaranya:

a. rekomendasi ketinggian dari Komandan Pangkalan AU terdekat;

b. surat kuasa yang sah dari perusahaan apabila diurus oleh pihak lain;

c. bukti kepemilikan tanah apabila milik sendiri

d. surat kerelaan atau perjanjian penggunaan/pemanfaatan tanah;

e. surat pernyataan persetujuan warga sekitar dalam radius 1,5 kali tinggi menara;

f. surat pernyataan sanggup mengganti kerugian kepada warga masyarakat apabila terjadi kerugian/ kerusakan yang diakibatkan oleh keberadaan menara telekomunikasi seluler tersebut;

g. gambar teknis yang meliputi gambar situasi, denah bangunan dengan skala 1:100, gambar potongan, rencana fondasi 1:100, dan perhitungan struktur;

h. persyaratan lain yang disesuaikan dengan situasi daerah

Kepada pemegang izin pembangunan menara telekomunikasi seluler, baik itu perorangan maupun badan dibebani kewajiban-kewajiban tertentu, misalnya:

a. bertanggung jawab atas segala akibat yang ditimbulkan oleh pelaksanaan izin yang telah diberikan;

b. melaksanakan ketentuan teknik, kualitas, standar keamanan dan keselamatan, dan kelestarian fungsi lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. membantu pelaksanaan pengawasan yang telah dilakukan oleh petugas.

B. Izin In Gang

Izin in gang ini diperlukan bagi kagiatan tertentu yang memerlukan adanya jalan masuk secara khusus ke lokasi kegiatan usaha.

Dalam hal ini kegiatan tersbut memerlukan akses jalan untuk memungkinkan pemakai jalan memasuki tempat kegiatan tersebut. Untuk mendapatkan izin in gang diperlukan berbagai persyaratan, diantaranya:

a. mengisi formulir yang telah disediakan, diketahui ketua RT sampai dengan camat;

b. fotocopy KTP pemohon

c. fotocopy sertifikat tanah atau surat ukur yang dikeluarkan kantor pertanahan;

d. gambar sketsa lokasi;

e. gambar rencana jalan masuk (in gang);

f. surat pernyataan (bilamana diperlukan).

C. Izin Saluran Air Hujan

Izin saluran air hujan diperlukan bagi mereka yang akan melakukan kegiatan pembangunan saluran air hujan tertentu.

Untuk mendapatkan izin ini diperlukan berbagai persyaratan, diantaranya:

a. mengisi formulir yang telah disediakan, diketahui ketua RT sampai camat;

Page 110: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 110

b. fotocopy KTP pemohon;

c. fotocopy sertifikat tanah atau surat ukur yang dikeluarkanoleh kantor pertanahan;

d. gambar sketsa lokasi;

e. gambar rencana jalan masuk (in gang) atau saluran air hujan;

f. surat pernyataan tidak bermaterai.

D. Izin Saluran Air Limbah/Saluran Air Kotor

Izin saluran air limbah diperlukan bagi mereka yang akan melakukan kegiatan pembagunan saluran air limbah/air kotor tertentu. Untuk mendapatkan izin ini diperlukan berbagai persyaratan, diantarannya:

a. fotocopy IMBB/IMB;

b. denah situasi;

c. bagi bangunan yang belum memiliki IMBB, agar melampirkan fotocopy sertifikat tanah;

d. fotocopy KTP pemohon

7.2.4 Mekanisme dan Prosedur Perizinan

Pelayanan pengurusan izin-izin merupakan salah satu tugas utama pemerintah dalam pelayanan publik yang sekaligus menjadi tugas pokok pemerintah.

Oleh karena itu proses dan teknik pelayanan seyogyanya memenuhi prinsip dasar suatu pelayanan publik yaitu mudah, cepat, tepat dan terjangkau.

Untuk itu Pemerintah Muaro Jambi disarankan untuk mengikuti prosedur pelayanan yang efektif dan efisien seperti yang dipaparkan pada tabel di bawah ini.

Page 111: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 111

Tabel VII .2 Prosedur Dan Tahapan Pengurusan Izin

NO PROSES KEGIATAN HASIL

1 Petugas Pelayanan/loket menerima berkas permohonan dan meneliti kelengkapan persayaratan

Berkas permohonan sudah lengkap, siap untuk diproses

2 Petugas pelayanan/loket menuangkan kelengkapan persayaratan tersebut pada kartu kendali (atau sebutan lain) dan membubuhkan paraf disertai tanggal, bulan dan tahun

Kelengkapan berkas permohonan dipertanggung jawabkan

3 Petugas Pelayanan / loket membuatkan tanda penerimaan berkas permohonan dan waktu penyelesaian serta menyerahkan tanda terima kepada pemohon. Tanda terima ini dipakai untuk mengambil surat izin jika sudah selesai nanti

- Pemohon mempunyai tanda terima berkas permohonan yang diajukan

- Waktu sudah ditetapkan

4 Petugas Pelayanan/loket meregister berkas permohonan dimaksud pada buku agenda pendaftaran dan dientri pada computer berdasarkan nomor urut pendaftaran

Berkas permohonan sudah tercatat

5 Petugas Verifikasi/Notulen menerima berkas yang sudah lengkap dari petugas Pelayanan/loket dan dicatat pada buku register rapat koordinasi

Berkas permohonan siap dirapat koordinasikan dengan Tim Teknis

6 Rapat koordinasi Tim Teknis, Notulen mencatat jalannya rapat dan hasilnya dituangkan dalam berita acara rapat koordinasi yang ditandatangani Koordinator dan Anggota Tim Teknis

- Barita acara verifikasi/Rakor permohonan ijin

- Berkas siap di tinjau lokasi/cek kebenaran di lapangan

7 Tinjauan lokasi dan hasilnya dituangkan dalam berita acara tinjauan lokasi yang ditandatangani coordinator dan anggota tim teknis

- Berita acara tinjauan lokasi tim teknis

- Konsep rekomendasi

8 Barita acara Tinjauan Lokasi di kirim ke SKPD yang berkompeten untuk dibuatkan rekomendasi teknis

Rekomendasi teknis dari SKPD yang berkompeten

9 Petugas memproses izin memasukkan data-data pemohon untuk surat izin yang telah direkomendasi sesuai ketentuan dan kebutuhan, dicetak rangkap 3 (tiga) selanjutnya dilekatkan pada berkas-berkas permohonan

1. Data pemohon sudah masuk computer

2. Naskah surat izin sudah tercetak

10 Kepala bidang meneliti kelengkapan dan keabsahan berkas permohonan serta membubuhkan paraf pada lembar kendali dan arsip surat izin disertai tanggal, bulan dan tahun

Diperoleh persetujuan dari kepala bidang

11 Kepala bagian Tata Usaha meneliti kelengkapan dan keabsahan berkas permohonan serta membubuhkan paraf pada nota pengajuan konsep naskah dinas (NPKND) dan arsip surat izin disertai tanggal, bulan dan tahun

Diperoleh persetujuan dari kepala bagian tata usaha dan pengantar konsep izin untuk ditandatangani pimpinan SKPD pelayanan terpadu

12 Pimpinan SKPD pelayanan Terpadu Perizinan meneliti kembali naskah surat izin untuk kemudian menandatangani atau mengajukan penandatanganan surat izin kepada bupati dan melakukan pemilihan berkas : - Surat izin asli yang akan diserahkan kepada pemohon

dalam map khusus disiapkan di bagian penyerahan izin. - Lembar kedua dan arsip surat izin serta berkas-berkas

permohonan untuk pengarsipan/penyimpanan sebagai bahan rekapitulasi dan laporan

- Diperoleh persetujuan dari pimpinan SKPD

- Pelayanan Terpadu - Surat izin siap diterbitkan - Surat izin siap diterbitkan

sudah tercatat dan lengkap. - Surat izin asli untuk Pemohon - Arsip berkas pemohon

13 Petugas kasir membuat dan menandatangani kuitansi (atau sebutan lain) hasil print out computer (nomor urut, tanggal, bulan dan tahun) dan menerima pembayaran dari pemohon . - Asli kuitansi diserahkan kepada pemohon Arsip kuitansi dilekatkan pada berkas permohonan

- Biaya surat izin sudah diterima

- Pemohon sudah menerima bukti pembayaran

- Data keuangan sudah terekam di computer

14 Petugas penyerahan surat izin memberikan surat izin kepada pemohon aetelah pemohon menunjukan bukti pelunasan

- Surat izin diterima pemohon - Bukti penerimaan surat izin

Page 112: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 112

NO PROSES KEGIATAN HASIL

pembayaran sesuai ketentuan dan tanda terima berkas permohonan

sudah tercatat

15 Petugas arsip menyimpan arsip surat izin beserta berkas permohonan terhimpun menjadi satu, sesuai dengan metode dan klaisfikas penyimpanan arsip, digunakan untuk penyusunan rekapitulasi dan bahan pandataan/statistic, laporan bulanan, tribulan/semester/tahunan

- Arsip surat izin tersusun rapi sesuai metode dan klasifikasi

- penyimpanan arsip

Sumber : Hasil Rencana 2010

Page 113: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 113

7.3 KETENTUAN INSENTIF DAN DISINSENTIF

Ketentuan insentif dan disintensif menjadi alat yang paling efektif dalam rangka mencapai tujuan perencanaan tata ruang yang telah ditetapkan serta dalam mewujudkan struktur dan pola ruang yang telah direncanakan. Insentif diberikan kepada pihak calon pemanfaat lahan yang bersesuaian dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan dan disinsentif diberikan pada pemanfaat lahan yang tidak bersesuaian dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan, selama tidak mebawa dampak penting terhadap lingkungan fisik dan sosial.

Insentif yang merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, dapat berupa:

1. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham;

2. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur;

3. Kemudahan prosedur perizinan; dan/atau

4. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.

Disinsentif adalah perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, yang dapat berupa :

1. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang; dan/atau.

2. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.

Dalam pemberian insentif dan disinsentif seyogyanya dengan tetap menghormati hak

masyarakat. Sedangkan Insentif dan disinsentif dapat diberikan oleh:

a. Pemerintah kepada pemerintah daerah;

b. pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya; dan

c. pemerintah kepada masyarakat.

Ketentuan insentif berlaku untuk kawasan yang didorong pertumbuhannya, seperti :

1. Kawasan perkotaan; secara faktual hampir seluruh ibukota kecamatan sudah mempunyai ciri perkotaan. Berkenaan dengan rencana struktur ruang yang telah ditetapkan, diperlukan upaya-upaya perwujudan peran dan fungsi pusat kegiatan/pelayanan sesuai hirarkinya diperlukan insentif, seperti pembangunan prasarana dan sarana perkotaan secara memadai.

2. Kawasan Pertanian; salah satu misi pembangunan pertanian Muaro Jambi adalah agar terbangunnya swa sembada pangan. Namun pada sisi lain terlihat adanya kecenderungan penurunan luas pertanian (padi-sawah). Oleh karena itu penting untuk memberikan insentif bagi petani yang tetap dan bahkan didorong untuk meningkatkan produksi padi-sawah. Insentif dapat berupa pembangunan irigasi teknis/desa yang dibutuhkan, pembangunan jalan produksi, perbaikan perumahan petani, dan lain-lain. Sedangkan pada kawasan sentra pertanian penting untuk dibangun berbagai fasilitas penunjang agar sentra tersebut dapat berfungsi optimal.

3. Kawasan Perkebunan; kopi yang menjadi primadona hasil perkebunan Muaro Jambi perlu didorong tingkat produksinya dengan memberikan berbagai insentif bagi pelaku

Page 114: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 114

budidaya kopi dan pengolahan. Bentuk insentif dapat berupa pembangunan dan peningkatan jalan produksi, penyediaan lahan penjemuran, gudang penyimpanan, fasilitas pengeolahan (pabrik), pengemasan dan lain-lain.

4. Kawasan Wisata; Selain potensi perikanan, terdapat berbagai jenis ODTW yang juga dapat diandalkan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi Muaro Jambi. Untuk itu diperlukan berbagai insentif agar sektor ini dapat tumbuh serta berembang dan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi, diantara insentif yang dapat diterapkan adalah pembangunan prasarana dan sarana perhubungan, penataan lingkungan dan bangunan, penyediaan berbagai fasilitas penunjang pariwisata, promosi dan pemasaran.

5. Kawasan Pusat agropolitan; agar tercipta manajemen perkebunan yang efisien, efektif dan produktif diperlukan adanya pusat agropolitan dengan berbagai sarananya, sehingga mampu menjadi wahana pendorong pertumbuhan produksi perkebunan dan pertanian termasuk proses pertambahan nilai. Insentif yang dapat diterapkan adalah memberikan kemudahan investasi, perencanaan ruang secara detil sehingga tercipta kepastian pemanfaatan ruang, pembangunan berbagai gedung sebagai kelengkapan fasiltas pusat agropolitan, dan lain-lain.

6. Kawasan Stategis; kawasan strategis kabupaten yang telah ditetapkan adalah kawasan TN-Berbak, Koridor Kawasan Perkotaan Sengeti – Kota Jambi. Ketiga kawasan ini penting untuk didorong pertumbuhannya dengan berbagai insentif seperti pembangunan prasarana dan sarana pehubungan, kemudahan dalam investasi, sarana produksi hasil panen dan lain-lain.

Kawasan yang perlu dikendalikan dan dibatasi perkembangnnya dan sekaligus disinsentif yang mungkin diterapkan pada kawasan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kawasan Rawan Bencana; Kabupaten Muaro Jambi mempunyai kawasan rawan bencana yang beragam dan tersebar secara luas. Seluruh kawasan rawan bencana, baik rawan tsunami, longsor, gempa, vulkanisme maupun banjir harusdiantisipasi sejak dini dengan berbagai pendekatan mitigasi yang dapat menghindari atau mengurangi dampak bencana. Perlu adanya pembatasan dan syarat-syarat tertentu dalam pembangunan permukiman pada kawasan rawan bencana, hal ini dilakukan terkait dengan keamanan permukiman dan masyarakat, disinsentif dapat dikenakan kepada masyarakat yang melakukan pembangunan pada kawasan rawan bencana.

2. Kawasan Pertanian dan Perkebunan; pengendalian pada kawasan ini terkait dengan okupansi kegiatan pertanian dan perkebunan pada kawasan lindung. Hal ini sudah berlangsung lama dan momentum penyusunan RTRW ini adalah awal untuk menetapkan kawasan perkebunan (kopi, lada, kelapa dalam) yang sesuai dengan peruntukkannya dan tidak berada pada kawasan lindung. Agar hal ini dapat berjalan, diperlukan adanya disinsentif pada pekerja kebun seperti tidak dilakukannya pembinaan pada petani kebun yang mempunyai kegiatan perkebunan pada kawasan lindung.

3. TN_Berbak; merupakan kawasan konservasi yang keberadaanya perlu mendapat pengendalian karena selain kawasan lindung nasional juga sudah ditetapkan menjadi warisan dunia. Fakta lapangan, kawasan ini mengalami kerusakan berarti dan oleh karena itu segala bentuk perusakan TN-Berbak termasuk kegiatan pertanian atau perkebunan seyogyanya harus dihentikan. Secara gradual pendekatan disinsentif perlu segera diterapkan pada pihak yang melakukan kagiatan yang bertentangan dengan tujuan konservasi, seperti perkebunan dan pertanian.

4. Kawasan Pertambangan; mengingat visi penataan ruang Muaro Jambi sebagai kabupaten konservasi, dan umumnya kegiatan pertambangan bertentangan dengan konservasi namun pada sisi lain kegiatan pertambangan berkontribusi secara signifikan bagi peningkatan pendapatan masyarakat dan daerah. Oleh karena itu

Page 115: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 115

kegiatan pertambangan dapat dikembangkan namun perlu dikendalikan atau dikembangkan secara terbatas, dimana batasan dalam pengembangan kegiatan pertambangan adalah selama kegiatan penambangan tersebut tidak menimbulkan dampak lingkungan yang penting dan dalam plekasanaan kegiatan pertambangan tersebut harus mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Page 116: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 116

Tabel VII.3 Ketentuan Insentif dan Disinsentif Pemanfaatan Ruang

Di Kabupaten Muaro Jambi 2010-2030 KLASIFIKASI

PEMANFAATAN RUANG

INSENTIF DISINSENTIF

Kawasan Lindung TN Berbak

- Pemberian penghargaan kepada pihak yang melakukan rehabilitasi fungsi TN-Berbak

- Memberikan bantuan kredit kepada masyarakat lokal yang melakukan reboisasi dengan pola HKm, HTR ataupun HTD

- Memberikan kompensasi permukiman dan atau imbalan kepada penduduk yang bersedia direlokasi dari TN-Berbak

- Pembatasan dukungan infrastruktur

- Tidak mengeluarkan IMB - Pembatasan bantuan sosial-

ekonomi bagi masyarakat yang masih bermukim pada kawasan TN-Berbak

Kawasan Lindung Setempat/ Hutan Lindung

- Pemberian penghargaan kepada pihak yang melakukan rehabilitasi fungsi kawasan lindung

- Memberikan kompensasi permukiman dan atau imbalan kepada penduduk yang bersedia direlokasi dari kawasan lindung

- Pembatasan dukungan infrastruktur

- Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan

- Tidak mengeluarkan IMB ataupun izin usaha lain

- Tidak menyalurkan bantuan sosial-ekonomi bagi penduduk yang masih bermukim pada kawasan lindung/hutan lindung

Hutan Produksi

- Memberikan penghargaan/imbalan kepada pihak pengelola hutan yang mengusahakan hutan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

- Memberikan bantuan, fasilitasi,dukungan,perlindungan hukum dan subsidi kepada masyarakat yang mengembangkan HKm, HTR & HTD pada kawasan HPT

- Penambahan syarat pengusahaan hutan produksi terkait peningkatan kualitas lingkungan

- Meningkatkan nilai retribusi dan atau pajak hasil hutan bila pengelola hutan tidak mengikuti aturan pengusahaan hutan yang berlaku

- Memberikan pinalti bagi pengusaha hutan yang tidak mematuhi aturan perundang-undangan yang berlaku

Perkebunan

- Memberikan penghargaan, imbalan, penyertaan saham, kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengusahakan perkebunan kopi yang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

- Memberikan penghargaan, imbalan, penyertaan saham, kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengelola perkebunan dengan memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal

- Memberikan penghargaan, imbalan, penyertaan saham, kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengelola perkebunan dengan merehabilitasi kawasan lindung setempat

- Pemberian keringanan atau penundaan pajak (tax holiday) dan kemudahan proses perizinan;

- Penyediaan sarana dan prasarana

- Pengenaan retribusi/ kenaikan pajak/kompensasi bagi pengusaha yang dalam pengelolaan kegiatannya mengabaikan kerusakan lingkungan dan atau tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku

- Tidak memberikan bantuan penyuluhan,pembangunan infrastruktur, subsidi dan bantuan lainnya kepada pelaku perkebunan yang berlokasi pada kawasan lindung/ TN-Berbak

Page 117: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 117

KLASIFIKASI PEMANFAATAN

RUANG INSENTIF DISINSENTIF

kawasan oleh pemerintah untuk memperingan biaya investasi oleh pemohon izin;

- Pemberian kompensasi terhadap kawasan terbangun lama sebelum rencana tata ruang ditetapkan dan tidak sesuai tata ruang serta dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan;

- Pemberian kemudahan dalam perizinan untuk kegiatan yang menimbulkan dampak positif.

Pertanian Padi Sawah/ Agropolitan

- Memberikan imbalan, penghargaan, dukungan infrastruktur dan bantuan (subsidi) bagi petani yang memperluas lahan pertanian padi sawah

- Memberikan kemudahan berbagai perizinan bagi petani yang memperluas lahan atau tetap mempertahankan luas lahan pertanian padi sawah

- Memberikan bantuan-bantuan khusus kepada petani padi sawah (saprotan, beasiswa sekolah anak petani, dll)

- Menjamin harga gabah tetap tinggi (subsidi)

- Pengenaan pajak progresif pada tanah subur yang tidak berfungsi lindung dan berada pada kawasan pertanian namun tidak diolah (produktif)

- Pengenaan retribusi dan pajak yang tinggi bagi bangunan yang didirikan pada areal pertanian padi sawah

- Pengenaan retribusi yang tinggi bagi penduduk yang memanfaatkan air irigasi bukan untuk pertanian, kecuali tidak mengurangi debit dan volume air irigasi

Kawasan Perkotaan

- Memberikan imbalan, penghargaan, kompensasi dan kemudahan usaha bagi penduduk (swasta) yang melakukan investasi pada kawasan perkotaan

- Menyediakan kavling strategis yang murah atau pinjam pakai sampai 25 tahun) bagi pengusaha yang akan bergiat pada kawasan ini

- Memberikan keringanan pajak kepada pengusaha yang berminat berusaha/ menanamkan modalnya

- Menyiapkan lahan matang (kasiba/lisiba) untuk perumahan dan bangunan komersial

- Pemberian keringanan atau penundaan pajak (tax holiday) dan kemudahan proses perizinan;

- Penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk memperingan biaya investasi oleh pemohon izin;

- Pemberian kompensasi terhadap kawasan terbangun lama sebelum rencana tata ruang ditetapkan dan tidak sesuai tata ruang serta dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan;

- Pemberian kemudahan dalam perizinan untuk kegiatan yang menimbulkan dampak positif.

Mengenakan retribusi yang tinggi pada bangunan yang dibangun diluar ketentuan penataan ruang yang sudah ditetapkan komersial pada skala pelayanan tingkat kecamatan/kabupaten diluar pusat kegiatan/pelayanan yang sudah ditetapkan

Page 118: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 118

KLASIFIKASI PEMANFAATAN

RUANG INSENTIF DISINSENTIF

PPK baru - Penyiapan lahan pusat perdagangan - Pembangunan infrastruktur pusat kota - Kemudahan izin pembangunan fasilitas

sosial, jasa dan perdagangan - Pemberian keringanan atau penundaan

pajak (tax holiday) dan kemudahan proses perizinan;

- Penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk memperingan biaya investasi oleh pemohon izin;

- Pemberian kompensasi terhadap kawasan terbangun lama sebelum rencana tata ruang ditetapkan dan tidak sesuai tata ruang serta dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan;

- Pemberian kemudahan dalam perizinan untuk kegiatan yang menimbulkan dampak positif.

Kenaikan retribusi/pajak (PBB) pada lahan strategis pusat kota namun tidak diusahakan secara produktif

Kawasan Pertambangan

- Menyiapkan dukungan administratif sehingga terdapat kepastian hukum berusaha memberikan kemudahan dalam perizinan

- Dukungan pembangunan infrastruktur - Memfasilitasi urusan birokrasi dengan

pemerintah provinsi dan pusat - Mendukung pelatihan tenaga lokal

sesuai kebutuhan perusahaan pertambangan

- Pemberian izin harus disertai kontrak reklamasi yang terukur

- Mengenakan retribusi yang tinggi bagi perusahaan yang mempunyai dampak cukup penting terhadap pelestarian lingkungan

- Mengenakan retribusi khusus bagi perusahaan pertambangan yang tidak melibatkan tenaga kerja lokal lebih dari 40%

Kawasan Permukiman

- Memberikan kemudahan perizinan pembangunan rumah/ perumahan yang sesuai peruntukan

- Membangun prasarana permukiman - Membangun fasilitas umum dan sosial - Memberikan kepastian hukum dan

nasehat teknis untuk bangunan tahan gempa yang dibangun pada kawasan bebas bencana

- Menyiapkan lahan yang aman bagi permukiman (kasiba/lisiba)

- Tidak membangun prasarana permukiman, fasilitas sosial dan umum bagi rumah (kelompok rumah) yang berada pada kawasan rawan bencana

Kawasan Wisata

- Penyiapan lahan untuk kawasan wisata - Kemudahan izin pembangunan fasiltias - pendukung pariwisata - Pembangunan infrastruktur - Kemudahan memperoleh sambungan

listrik, PDAM, telekomunikasi - Fasilitasi Promosi dan pemasaran

ODTW - Bantuan rehabilitasi rumah penduduk

yang digunakan untuk penginapan tamu/wisatawan (home stay)

- Syarat yang berat bagi penggiat wisata yang betentangan dengan norma dan tata krama setempat

- Retribusi/pajak bangunan lebih tinggi yang berada pada sempadan danau

- Pembatasan atau penutupan akses terhadap sistem jaringan prasarana wilayah

Kawasan Rawan Bencana

- Nasehat pembangunan (advice planning) bangunan yang ramah bencana

- Sanski yang berat, tegas dan jelas sesuai

- UU pada pelaku penyebab

Page 119: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 119

KLASIFIKASI PEMANFAATAN

RUANG INSENTIF DISINSENTIF

(longsor, gempa, banjir)

- Penyiapan lahan beresiko rendah/aman dari ancaman bahaya

- Pelatihan mitigasi bencana

bencana (perambah kawasan lindung)

- Pembatasan dukungan infrastruktur bagi bangunan yang berada pada kawasan rawan bencana tinggi

Sumber : Hasil Rencana 2010

Page 120: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 120

7.4 ARAHAN SANKSI

7.4.1 Arahan Sanksi Administratif

Pada beberapa UU terdapat kesamaan tentang sanksi administratif dalam pelanggaran hukum yang terkait dengan penataan ruang. Sanksi diberikan kepada pejabat berwenang dan masyarakat (pemegang izin, hak). Adapaun bentuk sanksi administrasi adalah ;

a. Peringatan tertulis;

b. Penghentian sementara kegiatan

c. Penghentian sementara pelayanan umum;

d. Penutupan lokasi

e. Pencabutan izin

f. Pembatalan izin

g. Pembongkaran bangunan

h. Pemulihan fungsi ruang

Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan pada masing-masing sanksi di atas.

1. Peringatan tertulis diberikan oleh pejabat yang berwenang dalam penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang melalui penerbitan surat peringatan tertulis sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali.

2. Penghentian kegiatan sementara dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penerbitan surat perintah penghentian kegiatan sementara dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

b. Apabila pelanggar mengabaikan perintah penghentian kegiatan sementara, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penghentian sementara secara paksa terhadap kegiatan pemanfaatan ruang;

c. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penghentian kegiatan pemanfaatan ruang dan akan segera dilakukan tindakan penertiban oleh aparat penertiban;

d. Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan bantuan aparat penertiban melakukan penghentian kegiatan pemanfaatan ruang secara paksa; dan

e. Setelah kegiatan pemanfaatan ruang dihentikan, pejabat yang berwenang melakukan pengawasan agar kegiatan pemanfaatan ruang yang dihentikan

Page 121: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 121

tidak beroperasi kembali sampai dengan terpenuhinya kewajiban pelanggar untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan/atau ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

3. Penghentian sementara pelayanan umum dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penerbitan surat pemberitahuan penghentian sementara pelayanan umum dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang (membuat surat pemberitahuan penghentian sementara pelayanan umum);

b. Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penghentian sementara pelayanan umum kepada pelanggar dengan memuat rincian jenis-jenis pelayanan umum yang akan diputus;

c. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penghentian sementara pelayanan umum yang akan segera dilaksanakan, disertai rincian jenis-jenis pelayanan umum yang akan diputus;

d. Pejabat yang berwenang menyampaikan perintah kepada penyedia jasa pelayanan umum untuk menghentikan pelayanan kepada pelanggar, disertai penjelasan secukupnya;

e. Penyedia jasa pelayanan umum menghentikan pelayanan kepada pelanggar; dan

f. Pengawasan terhadap penerapan sanksi penghentian sementara pelayanan umum dilakukan untuk memastikan tidak terdapat pelayanan umum kepada pelanggar sampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

4. Penutupan lokasi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Penerbitan surat perintah penutupan lokasi dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

b. Apabila pelanggar mengabaikan surat perintah yang disampaikan, pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penutupan lokasi kepada pelanggar;

c. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi penutupan lokasi yang akan segera dilaksanakan;

d. Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang dengan bantuan aparat penertiban melakukan penutupan lokasi secara paksa; dan

e. Pengawasan terhadap penerapan sanksi penutupan lokasi, untuk memastikan lokasi yang ditutup tidak dibuka kembali sampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

Page 122: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 122

5. Pencabutan izin dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menerbitkan surat pemberitahuan sekaligus pencabutan izin oleh pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

b. Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi pencabutan izin pemanfaatan ruang;

c. Pejabat yang berwenang memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pencabutan izin;

d. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban mengajukan permohonan pencabutan izin kepada pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin;

e. Pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin menerbitkan keputusan pencabutan izin; (6) memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dicabut, sekaligus perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang secara permanen yang telah dicabut izinnya; dan

f. Apabila pelanggar mengabaikan perintah untuk menghentikan kegiatan pemanfaatan yang telah dicabut izinnya, pejabat yang berwenang melakukan penertiban kegiatan tanpa izin sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Pembatalan izin dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Membuat lembar evaluasi yang berisikan perbedaan antara pemanfaatan ruang menurut dokumen perizinan dengan arahan pola pemanfaatan ruang

dalam rencana tata ruang yang berlaku;

b. Memberitahukan kepada pihak yang memanfaatkan ruang perihal rencana pembatalan izin, agar yang bersangkutan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal akibat pembatalan izin;

c. Menerbitkan surat keputusan pembatalan izin oleh pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

d. Memberitahukan kepada pemegang izin tentang keputusan pembatalan izin;

e. Menerbitkan surat keputusan pembatalan izin dari pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pembatalan izin; dan

f. Memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin yang telah dibatalkan.

7. Pembongkaran bangunan dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menerbitkan surat pemberitahuan perintah pembongkaran bangunan dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;

b. Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat keputusan pengenaan sanksi pembongkaran bangunan;

c. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pembongkaran bangunan

Page 123: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 123

yang akan segera dilaksanakan; dan

d. Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan bantuan aparat penertiban melakukan pembongkaran bangunan secara paksa.

8. Pemulihan fungsi ruang dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menetapkan ketentuan pemulihan fungsi ruang yang berisi bagian-bagian yang harus dipulihkan fungsinya dan cara pemulihannya;

b. Pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang menerbitkan surat pemberitahuan perintah pemulihan fungsi ruang;

c. Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat keputusan pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang;

d. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban, memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang yang harus dilaksanakan pelanggar dalam jangka waktu tertentu;

e. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dan melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan pemulihan fungsi ruang;

f. Apabila sampai jangka waktu yang ditentukan pelanggar belum melaksanakan pemulihan fungsi ruang, pejabat yang bertanggung jawab melakukan tindakan penertiban dapat melakukan tindakan paksa untuk melakukan pemulihan fungsi ruang; dan

g. Apabila pelanggar pada saat itu dinilai tidak mampu membiayai kegiatan pemulihan fungsi ruang, pemerintah dapat mengajukan penetapan pengadilan agar pemulihan dilakukan oleh pemerintah atas beban pelanggar di kemudian hari.

7.4.2 Arahan Sanksi Perdata

Tindakan pidana adalah tindakan yang menimbulkan kerugian secara perdata, sanksi ini diterapkan akibat pelanggaran yang ada menimbulkan masalah pada perorangan atau masyarakat secara umum. Sanksi perdata terkait dengan pemanfaatan ruang diterapkan sesuai peraturan perundangan berlaku.

7.4.3 Arahan Sanksi Pidana

1. Pidana pokok, yaitu penjara dan denda

Sanksi Pidana Pokok dilakukan disebakan hal-hal sebagai berikut :

Page 124: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 124

- Sanksi akibat kesalahan pengguna lahan melakukan proses pembangunan tanpa memiliki izin .

- Sanksi kesalahan pengguna lahan dalam melaksanakan pembangunan, tidak sesuai dengan izin yang telah diterbitkan.

- Sanksi terhadap kesalahan pemberi advisplanning yang tidak sesuai dengan tata ruang.

- Sanksi terhadap kesalahan pemberi ketetapan izin pengguna lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

- Sanksi terhadap perencana tata ruang yang salah merencanakan wilayah kota, dan timbul permasalahan kerusakan lingkungan.

- Sanksi terhadap badan perencana daerah dan pihak legislatif dalam menentukan perencanaan tata ruang kota yang salah, menimbulkan kerusakan lingkungan

2. Pidana tambahan, yaitu pemberhentian secara tidak hormat dari jabatannya.

Sanksi pemberhentian tidak hormat pada pemberi izin prinsip atau izin lokasi, advice planning, institusi terkait perencanaan dan pihak legislatif yang menyetujui recana tata ruang dan pemberian izin yang tidak sesuai tata ruang.

Konsistensi dan tegaknya aturan yang telah disahkan secara hukum dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan bila terdapat sanksi yang tegas dan jelas.

Berkenaan dengan penataan ruang Kabupaten Muaro Jambi yang mempunyai beberapa fungsi kawasan, seperti pesisir, hutan, konservasi, permukiman, berkenaan dengan kegiatan seperti pariwisata, pertambangan, perkebunan, pertanian, ataupun yang berhubungan dengan infrastruktur dan lain-lain, maka ketentuan sanksi seyogyanya mengacu pada peraturan perudang-undangan yang ada.

Page 125: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 125

INDIKASI PROGRAM UTAMA PENATAAN RUANG

RENCANA PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG

NO

RENCANA PEMANFAATAN RUANG

PENANGGUNG JAWAB

TAHAP PELAKSANAAN

SUMBER DANA

PELAKSANA INDIKASI PROGRAM

KEGIATAN

TAHAP I THP II THP

III THP IV

2011 2012 2013 2014 2015 2016 - 2020

2021 - 2025

2026 - 2030

6.1a Pemantapan Rencana Pusat-Pusat Permukiman

1. Peningkatan Fungsi PKW Sengeti Penyusunan Rencana Rinci Kota Sengeti Bappeda Kabupaten *

APBN/APBD Kab

Dep. PU/Pemkab

Pengembangan dan penataan detil PKW Bappeda Kabupaten * APBN Kab Pemkab

*

Pengembangan perkantoran pemerintahan Dinas PU Kabupaten * * APBD Kab Pemkab

Page 126: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 126

Pengembangan perumahan rakyat Dinas PU Kabupaten * * * * * * * APBD

Kab/Prov Pemkab/Pemprov

Pengembangan pasar dan pusat perdagangan PKW Bappeda Kabupaten * * * * APBD Kab Pemkab

Pembangunan Perguruan Tinggi Dinas PU/Dis. Pendidikan Kabupaten

* * * APBD Kab Pemkab

Pengembangan RSUD Dinas PU/RSUD Sengeti

* * * * APBD Kab Pemkab

RSUD Senegti * * * * *

Pembangunan Gedung OR dan Kesenian Dinas PU/Dispar Kabupaten

* * * APBD Kab Pemkab

Peningkatan fasilitas teminal tip B Dishub Kabupaten Kabupaten

* * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

* * * *

* * * *

Peningkatan Kapasitas PAM Dinas PU/PDAM Kabupaten

* * * * APBD Kab Pemkab

Dinas PU/PDAM Kabupaten

* * * * *

Peningkatan pengolaan sampah dan penyediaan TPST yang ramah lingkungan

Dinas PU/BPLH Kabupaten

* * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

BPLH & PK Kabupaten * *

Alokasi lahan untuk kawasan siap bangun (kasiba) dan lingkungan siap bangun (lisba)

Dinas PU Kabupaten * * APBD Kab Pemkab

Pengembanagan Balai Latihan Kerja Modern Dinas PU/Disosnaker Kabupaten

* * * * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

2. Peningkatan Fungsi PKL

Penyusunan Rencana Rinci Pusat PKL Bapeda PU kabupaten * APBD Kab Pemkab

Pengembangan Perumahan rakyat Dinas PU Kabupaten *

Peningkatan pusat perdagangan Dinas PU/Dinas Perindag Kabupaten

* * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

Perbaikan Terminal Dinas PU * APBD Kab Pemkab

Pembangunan Lumbung Pangan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

* * APBD

kab/Prov Pemkab/Pemprov

Perbaikan Daerah irigasi Dinas Pertanian * * * * * * * APBD Kab Pemkab

Page 127: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 127

Pembangunan Gedung Penyelamatan dan Penyediaan Peralatan Peringatan Dini Bahaya Gempa

BPLHD Kabupaten * * * * * APBN Pusat

Pengembangan Puskesmas rawat inap di PKL Diinkesmas Kabupaten * * * * * APBD Kab Pemkab

3. Peningakatan Fungsi PKL

Penyusunan RTRK Kawasan Strategis Bappeda Kabupaten * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

Peningkatan pusat perdagangan dan jasa Dinas PU/Dinas Koperindag Kabupaten

*

Pembangunan terminal agribisnis

Dinas Pertanian

* * APBD Kab Pemkab

Pembangunan Pabrik pengolahan terpadu * * * APBD Kab Pemkab

* Pemprov/Pusat Pemprov/Pusat

Pembangunan Lumbuh Pangan * APBD Kab Pemkab

Pembangunan Litbang & Balai Pelatihan Agro Dinas Pertanian * APBD Kab Pemkab

Perbaikan Terminal Tipe C Dishubpora * * APBD

Kab?Prov Pemprov/Pusat

* * * *

4. Peningkatan Fungsi PPK Pembangunan PLTP * * *

APBN/APBD Kab

ESDM

Pembangunan Pengolahan Padi (Miling Rice) Dinas Pertanian * * APBD Kab Pemkab

Peningkatan Pusat Perdagangan Dinas PU * * APBD Kaab Pemkab

Pusat Pembenihan Dinas Pertanian * APBD Kab Pemkab

Pembangunan Gudang Pengumpul dan Lahan Jemur Dinas Perkebunan * * * * APBD Kab Pemkab

Pembangunan Fasilitas penunjang Sentra Perternakan ternak Kecil (kambing & Domba)

* * * * APBD Kab Pemkab

Peningkatan Pasar Tradisional Dinas PU Kabupaten * APBN/APBD

Kab Pemprov/Pusat

Pembangunan Terminal Type B Dinas Pariwisata Kabupaten

* APBN/APBD

Kab Pemprov/Pusat

Pembangunan Gedung Penyelamatan dan Penyediaan Peralatan Peringatan Dini Bahaya Gempa

BPLH & KP Kabupaten * * APBN/APBD

Kab Pemprov/Pusat

5 Peningkatan Fungsi PPL

Pembangunan Gudang Pengumpul dan Lahan Jemur Kopi

Dinas Perkebunan * * * * * APBD Kab Pemkab

Pembangunan Jalan Produksi Perkebunan Dinas Pertanian * * * APBN/APBD

Kab Pemkab/ Pemprov

Page 128: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 128

Pengembangan Balai Benih Hortikultura Dinas Peternakan & Perikanan

* * * APBD Kab Pemkab

Pembangunan Terminal Agribisnis Dinas Pertanian * APBN/APBD

Kab Pemkab/ Pemprov

Pembangunan Fasilitas dan utilitas penunjang Kegiatan peternakan

Dinas PU * * * * * APBD kab Pemkab

Pembangunan sub Terminal Agribisnis Dinas PU Dinas Tanaman Pangan & Horitulkura

* * * * APBD kab Pemkab

Pembangunan fasilitas Pendukung kawasan wisata terpadu

Dinas Pariwisata Kabupaten

* * * APBD kab Pemkab

Pengembangan tanaman horitulkura Dinas Tanaman Pangan & Horitulkura

* * * APBD kab Pemkab

pengembangan Perikanan air tawar DKP * * * APBD kab Pemkab

6 Peningkatan Fungsi PPL

Pembangunan Gedung dan Jalan Penyelamat dan Penyediaan Peralatan Peringatan dini Bahaya Gempa

Seketarian Penangulangan Bencana

* * * APBN/APBD

Kab Pemkab

Penataan kawasan Wisata Dinas Pariwisata kabupaten

* * APBD kab Pemkab

Pembangunan Fasilitas Penunjang Sentra Peternakan Ternak Besar (Kerbau & Sapi)

Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan

* * APBD kab Pemkab

Pembangunan Fasilitas penujang setra pertanakan ternak unggas

Dinas Perternakan & Kesehatan Hewan

* * * APBN Kab Pemkab

Peningkatan Irigasi Desa * * * APBN/APBD

Kab Pemkab/ Pemprov

6.1b: Rencana PerWujudan Rencana struktur Ruang; sistem Prasarana Wilayah

1 Sistem Prasarana APBD Kab Pemkab

Pengembangan

sistem Prasarana Transportasi darat

Peningkatan kapasitas pelayanan sistem jaringan jalan kolektor primer

Dinas PU Kabupaten * * * * * * * * APBD Kab Pemkab

Pembangunan jaringan jalan lingkungan primer Dinas PU Kabupaten * * * * * * * * APBD Kab Pemkab

Peningkatan dan Pengembangan jarinagan lingkungan primer

Dinas PU Kabupaten * * * * APBD Kab Pemkab

2 Pengembangan sistem prasarana energi dan sumberdaya mineral

Page 129: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 129

Optimal PLTD yang ada Dinas ESDM Kabupaten

* * * * * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

Peningkatan Pasokan daya listrik yang bersumber dari energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik perdesaan

* * * * * * * * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

Pengoprasian instalasi penyaluran * * * * * * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

* *

3 Pengembangan sistem prasarana telekomunikasi

Pembangunan sistem jaringan telekomunikasi di seluruh ibu kota kecamatan dan desa

Dinas Parbud & Inkofom

* * * * * * * * BUMN/Swasta BUMN/Swasta

Menciptakan keanekaan model telekomunikasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

* * * * * * * * BUMN/Swasta BUMN/Swasta

Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi untuk kegiatan pemerintah dan usaha penduduk

* * * * * * * * BUMN/Swasta BUMN/Swasta

4 Pengembangan sistem prasarana sumberdaya air

Peningkatan dan Pemeliharaan sumberdaya air bersekala regional guna menjaga kelestarian lingkungan dilakukan pada seluruh sungai

Dinas Pertanian Kabupaten

* * * * * * * * APBD Kab Pemkab

Peningkatan pengairan irigasi teknis di Kawasan Pertanian

Dinas PU Kabupaten * APBD Kab Pemkab

Pengembangan dan Rehabilitasi area rawa untuk kepentingan pertanian tanaman pangan

BPL & KD Kabupaten

* * * * * * * APBD Kab Pemkab

Pengembangan pengolaan dan konservasi sungai, danau serta sumber air lainya, antara lain embung/bendungan, waduk dan bangunan penampung air lainya untuk penyediaan air baku

* * * * * * * * APBD Kab Pemkab

Pemeliharaan dan rehabilitasi irigasi yang tersebar di seluruh kecamatan

Dinas Pertanian * * * * * * * * APBD Kab Pemkab

Pembangunan Prasarana pengendalian banjir Dinas PU * * * APBD Kab Pemkab

5 Pengembangan sistem Prasarana perumahan pemikiman

Page 130: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 130

Pembangunan perumahan untuk kebutuhan penduduk di Muaro Jambi sampai dengan tahun 2030 dengan program sejuta rumah, pembangunan perumahan swadaya yang tahan gempa

Dinas PU Kabupaten

* * * * * * * * APBD Kab Pemkab

Pengembangan prasarana dan sarana perumahan beruypa jalan poros, jalan lingkungan, jalan setapak, dan jalan drainase yang tersebar di seluruh kecamatan

* * * * * * * * APBD Kab Pemkab

peyediaan prasarana dan srana air minum terutama pada kawasan rawan air minum di perkotaan dan pedesaan

* * * * * * * * APBD Kab Pemkab

pembangunan instalasi pengolahan Air Limbah (IPAL) pada setiap rumah sakit

* * * * APBD Kab Pemkab

Pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) skala lokal di PKL dan PPK

* APBD Kab Pemkab

Pembangunan TPS di seluruh pusat pelayanan kawasan maupun lingkungan (PPK dan PPL)

* * * * * * * * APBD Kab Pemkab

*

1. Pengolahan kawasan hutan

identifikasi dan pemetaan kerusakan hutan lindung

Dishutbun Kabupaten

* *

APBD Kab Pemkab

Pemetaan persoalan dan pemanfaatan ruang pada kawasan hutan lindung

* *

penyusunan program rehabilitasi hutan lindung * *

penguatan program rehabilitasi hutan lindung berbasis masyarakat

* * * * * * * *

Rehabilitasi kawasan hutan lindung * * * * * * * *

Penegakan hukum pemberantasan pembalakan liar (illegal logging)

Dishutbuupatenn Kab

* * * * * * * * APBN/APBD Pemkab

Penetapan pola instensif dan disinsetif dalam pengolahan hutan lindung

* * * * * * * * APBN/APBD Pemkab

Pengawasan dan pengamanan kawasan hutan lindung * * * * * * * * APBD Kab Pemkab

2. pengolahan kawasan yang memberikan perlindungan kawasan APBD Kab Pemkab

Penetapan kawasan dengan kemiringan diatas 40% sebagai kawasan lindung

Bapeda Kabupaten * APBD Kab Pemkab

Page 131: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 131

adentifikasi dan klaifikasi kawasan lindung menjadi lahan sangat kritis dan tidak kritis

Dishutbun Kbupaten * APBD Kab Pemkab

Mencegah timbulnya erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrologis tanah di kawasan hutn lindung

BPLHD Kabupaten * * * * * * * * APBD Kab Pemkab

Memberikan ruang yang cukup bagi resapan air hujan pada kawasan resapan air untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir

Dinas ESDM Kabupaten

* * * * * * * * APBD Kab Pemkab

3. Pengolahan kawasan perlindungan setempat

Menjaga sempadan sungai untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai

Dishutbun Kabupaten, Bappeda

* * * * * * * *

Menjaga kawasan sekitar danau/waduk untuk melindungi danau/wadu dari berbagi usaha dan/atau kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian fungsi waduk/danau

* * * * * * * *

Menjaga sekitar kawasan mata air untuk melindungimata air dari berbagai usaha dan/atau dari kegiatan yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitarnya

* * * * * * * *

Menjaga kawasan terbuka hijau kota termasuk di dalamnya hutan kota

* * * * * * * *

4. Pengolahan kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya

APBD Pemkab

Identifikasi dan klasifikasi kondisi kawasan menjadi kawasan menajdi kawasan sangat kritis, kritis dan tidak kritis

Dishutbun Kabupaten, Dinas Pariwisata,

Bappeda

* *

Perumusan program rehabilitasi melalui pendekatan kerjasama lintas pelaku, parsitipasif dan lintas wilayah

*

penumbuh kembangan kesadaran dan kepedulian masyarakat pada nilai-nilai lingkungan dan budaya lokal dalam rangka menjaga dan melestarikan kawasan suaka alam, termasuk cagar alam budaya

* * * * * * * *

5. Pengolaha kawasan rawan bencana alam

Page 132: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 132

Menginvertarisir kawasan rawan bencana alam di Muaro Jambi secara lebih akurat

Sekertariat Penanganan Bencana

Alam

* APBD Pemkab

Pengaturan kegiatan Manusia di kawasan rawan bencana alam untuk melindungi manusia dari bencana yang di sebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia

* * APBD Pemkab

Melakukan upaya untuk mengurangi/meniadakan resiko bencana alam melalui pendekatan struktur maupun non struktur

Dinas PU Kabupaten * * * * * * * * APBD Pemkab

Melakukan sosialisasi becana alam pada masyarakat, terutama masyarakat yang berbeda pada/dekat dengan daerah rawan bencana alam

BPLH & KP Kabupaten

* * * * * * * * APBD Pemkab

Pemetaan dan klasifikasi kawasan rawan bencana alam geologi secara detail dan akurat

* * APBD Pemkab

Pengaturan kegiatan manusia di kawasan rawan bencana alam geologi untuk melindungi manusia dari bencana yang di sebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia

* * APBD Pemkab

Melakukan upaya untuk mengurangi/meniadakan resiko bencana alam geologi seperti melakukan penghijauan pada lahan kritis

* * * * * * * APBD Pemkab

Melakukan sosialisasi bencana alam geologi pada masyarakat, terutama masyarakat yang berbeda pada/dekat dengan daerah rawan gempa bumi, gerakan tanah dan zona patahan/sesar

* * * * * * * APBD Pemkab

6. Pengolaha kawasan lindung lainnya

Identifikasi dan pemetaan kawasan lainnya

Sekertariat penangulangan

Bencana

*

APBD Pemkab

Penyusunan dan atau pengembangan program pengembangan kawasan lindung lainnya

* *

Pelaksanaan program pengembangan kawasan lindung lainnya

* *

pelaksanaan dan pengawasan program pengembangan kawasan lindung lainnya

* * * * * * * *

pengamanan kawasan lindung lainnya * * * * * * * *

Page 133: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 133

7. Pengembangan kawasan Pemukiman

Pengembangan kawasan pemukiman pedesaan

Dinas PU Kabupaten

* * * * * * * *

APBD Pemkab

Pengembangan kawasan kota kecil kawasan pusat pertumbuhan

pengembangan sarana prasarana kawasan tertinggal

revitalisasi kawasan tradisional/bersejarah, kawasan pariwisata dan kawasan lainnya yang menurun kualitasnya

*

Pengembangan sistem jaringan transpotasi yang mendukung alur produksi koleksi distribusi antar kota, antar wilayah dan antar perkotaan dan pedesaan

* *

Pengembangan Prasarana dan sarana kawasan pedesaan lainnya

*

Pengembangan kawasan pemukiman perkotaan yang tersebar di PKL dan Ibukota kecamatan lainnya

* * * * * * * *

Revitalisasi kawasan tradisional/etnis/bersejarah yaitu kawasan yang mempunyai bangunan bersejarah yang bernilai atau bermakna penting

* * * * * * * *

peningkatan penyehatan lingkungan pemukiman * * * * * * * *

Pengembangan prasarana dan sarana kawasan cepat tumbuh perkotaan

* * * * * * * *

9. pengembangan kawasan hutan produksi terbatas dan hutan rakyat

Pengembangan hutan produksi terbatas melalui kegiatan Hutan Tanaman Rakyat

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

* * APBD Pemkab

Pengembangan hasil Hutan Bukan Kayu * * * * * * * *

Pengembangan tanaman hutan atau tanaman obat-obatan pada hutan rakyat

* * * * * * * *

10. Pengembangan kawasan pertanian

Dinas Pertanian Kabupaten

Peluasan lahan padi sawah beririgasi teknis pada areal-areal potensial

* *

APBD Pemkab Peningkatan produktifitas lahan padi sawah melalui intensifikasi dan pengembangan padi organik

* * * * * * * *

Pengembangan dan pembangunan prasarana dan sarana pendukung kegiatan pertanian

* * * * * * * *

Page 134: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 134

Penguatan kelembagaan petani terkait dengan pengelolaan sumber daya air untuk irigasi, pengadaan sarana produksi, panen dan pasca panen

* * * * * * * *

11. Pengembangan kawasan perkebunan

Dinas Perkebunan Kabupaten

Penetapan tata batas perkebunan yang potensial dan tidak berada pada kawasan lindung dan atau Taman Nasional

* APBD pemkab

Pengembanagan kawasan tanaman tahunan/pe4rkebunan yaitu pengembangan komoditi perkebunan

* * * APBD/Masy Pemkab/Masy

Peningkatan produksifitas produksi perkebunan melalui intensifikasi lahan dan peningkatan keterampilan petani kebun

* * * * * * APBD/Masy Pemkab/Masy

Peremajaan dan rehabilitasi untuk tanaman yang sudah tua pada masing-masing kecamatan/kawasan yang diprogramkan

* * * * * * APBD/Masy Pemkab/Masy

Pengembangan kawasan pertanian melalui pendekatan agropolitan pada kawasan-kawasan potensial

* * * * * * APBD Pemkab

12. Pengembangan kawasan peternakan

Dinas Pertanian Kabupaten

Pengembangan kawasan agraris peternakan * * * * * * * * APBD Pemkab

Pengembangan kawasan integrasi di kabupaten Muaro JAmbi

* * * * * * * * APBD/Masy Pemkab/masy

Pengembangan kawasan integrasi peternakan tanaman pangan dan Hortikultura (organic fram)

Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan

* * * * * * * * APBD/Masy Pemkab/masy

pengembangan kawasan integrasi peternakan perkebunan

* * * * * * * * APBD/Masy Pemkab/masy

Pengembangan integrasi peternakan perikanan * * * * * * * * APBD/Masy Pemkab/masy

13. Pengembangan kawasan perikanan Dinas Pertanian dan

Perikanan Kabupaten

Pengembangan sentra budidaya perikanan air tawar * * * * * * * * APBD Pemkab

Pengembangan kegiatan minapolitan * * * * * * * * APBD Pemkab

14. Pengembangan kawasan pertambangan

Inventariasi daerah yang berpotensi untuk usaha pertambangan di seluruh wilayah kabupaten

Dinas ESDM Kabupaten

* * * * * * * * APBD Pemkab

Page 135: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 135

Penetapan aturan zonasi penambangan rakyat yang diijinkan agar tidak menimbulkan dampak lingkungan

* * * APBD Pemkab

Menyusun profil investasi, prosedur dan mekanisme perizinan serta rencana bisnis untuk setiap wilayah pertambangan. Rehabilitasi lahan paca tambang

* * APBD Pemkab

Pelarangan dan penghentian kegiatan penambangan yang menimbulkan kerusakan lingkungan

* * *

15. Pengembangan kawasan industri ungulan Dinas Perindustrian

Kabupaten

Pengembangan industri pengolahan pertanian * * * * * * * * APBD Pemkab

Pengembangan industri pengolahan hasil perkebunan * * * * * * * * APBD Pemkab

16. Pengembangan kawasan pariwisata

Dinas Pariwisata, Bappeda

Pengembangan kawasan Wisata Terpadu * * * * * * * * APBD Pemkab

Pengembangan kawasan Wisata dan Olahraga di PKW dan PKL

* * * * * * * * APBD Pemkab

Pengembangan kawasan Ekowisata di Taman Nasional * * * * * * * * APBD Pemkab

Penguatan dan pengembangan objek daerah tujuan wiasata budaya, alam dan buatan lainnya

* * * * * * * * APBD Pemkab

17. Pengembangan Kawasan Strategis Bappeda Provinsi * APBN Pusat

1. Kawasan Strategis Koridor Sengeti - Kota Jambi

Dinas PU dan Bappeda

Penetapan sub kawasan yang terdiri dari kawasan inti, sub kawasan penunjang dan sub kawasan pendukung

*

Penyusunan RTBL sub kawasan inti * * APBD Pemkab

Penyusunan rencana zonasi sub kawasan penunjang * * APBD Pemkab

2. Kawasan Rencana Agropolitan

Dinas Pertanian Dinas, Perkebunan

Penetapan batasan Kawasan agropolitan * APBD Pemkab

Penetapan batasan kawasan fungsional komoditas unggulan

* APBD Pemkab

Penyusunan rencana struktur dan pola ruang kawasan * APBD Pemkab

Penyusunan arahan pemanfaatan ruang dan rencana pengendalian pemanfaatan ruang kawasan

* APBD Pemkab

penyusunan rencana teknis bangunan dan infrastruktur agropolitan

* APBD Pemkab

Pembangunan infrastruktur kawasan * * * * * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

Page 136: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 136

Pembangunan pusat agropolitan (agropolis) * * * APBD Pemkab

Pembangunan prasarana dan sarana penunjang agropolis

* * * * * * * * APBD/Swasta Pemkab/Swasta

3. Kawasan Rencana Tanaman Rakyat

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Studi kelayakan kawasan dan jenis tanaman hutan yang sesuai, mudah dibudidayakan dan bernilai tinggi serta mempunyai fungsi lindung

* APBD Pemkab

Pewnetapan batas kawsan HTR dan legalisasi kawsan HTR melalui kawasan yang disetujui Mentri Kehutanan

* kementrian Kehutanan

Penyiapan kelompok masyarakat dan kelembagaannya * APBD Pemkab

Penyusunan rencana pengolahan dan perpetakan (blocking) serta pertahapan pelaksanaan pengembangan

* * * * APBD Pemkab

Pembangunan infrastruktur (jalan produksi) dan green buffer kawasan HTR dengan TN berbak

* * APBD/N Pemkab/Pusat

Pengusahaan modal dan bibit tanaman serta penanaman

* * APBD/Masy Pemkab/Masy

Pelaksanaan budidaya HTR * * * * * APBD/Masy Pemkab/Masy

4. Kawasan Tanaman Nasional Berbak

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten

Pemantapan tata batas kawasan TB-Berbak * APBN Kementrian Kehutanan

Pemantapan zonasi TB-Berbak seperti zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan

* APBN Kementrian Kehutanan

Identitas dan klasifikasi kawasan TB-Berbak yang (deforentasi).

* APBN Kementrian Kehutanan

*

Perumusan program revitalisasi TB-Berbak * APBN Kementrian Kehutanan

Penggalangan kerjasama dengan lembaga dalam dan luar negri untuk mendukung program rehabilitasi

* * * * * * APBN Kementrian Kehutanan

Pelaksanaan rehabilitasi dan penguatan fungsi TB-Berbak secara gradual

* * * * * * APBN Kementrian Kehutanan

5. Perwujudan kawasan Strategis Minapolitan Dinas Pertanian, Dinas PU

Penetapan kawasan minapolitan * APBD Pemkab/

Page 137: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 137

Kab/Prov Pemprov

Identifikasi komodita unggulan minapolitan * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

Penyiapan program minapolitan * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

Penyusunan rencana rinci dan rencana aksi minapolitan * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

penyiapan masyarakat * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

Pembangunan infrastruktur pendukung * * * * * * * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

Pendampingan dan pelaksanaan kegiatan * * * * * * * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

Pemantauan dan pengembangan * * * * * * * APBD

Kab/Prov Pemkab/ Pemprov

Page 138: kabupaten muaro jambi

Revisi Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi

Rencana

VII - 138

Sumber : Hasil Rencana 2010