kabupaten hulu sungai utara - bappelitbang.hsu.go.id
TRANSCRIPT
BAPPELITBANG
PEMBANGUNANKABUPATEN HULU
SUNGAI UTARA
2020
PROFIL
1
2
ARTI LOGO KABUPATEN HULU SUNGAI UTARAARTI LAMBANG DAERAH
Lambang daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara berbentuk sebuah perisai
gotik yang melambangkan benteng pertahanan lahir batin.
Di dalam perisai terdapat:
1. Kubah Masjid :
• Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
• Kesucian hati untuk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya
2. Mihrab :
• Kepemimpinan yang jujur dan berwibawa;
• Ketaatan kepada pemimpin yang benar;
• Ketabahan dalam menghadapi segala kesulitan.
3. Daun dan Bunga Teratai :
• Hulu Sungai Utara sebagai daerah rawa yang menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat
• Tanggal terbentuknya daerah HSU (satu helai daun teratai, lima helai
kelopak bunga, lima helai dan dua helai makhkota bunga bagian atas
= 1/5/1952) pada 1 Mei 1952
4. Haur (Bambu) Kuning Tujuh Belas Ruas merupakan angka keramat yang
berbentuk huruf U :
• U = Utara = Hulu Sungai Utara
3
• U = Ulet = Tidak pernah putus asa
• U = Unggul = Jaya
5. Padi dan Kapas melambangkan tujuan untuk memakmurkan sandang
dan pangan
6. Buah dan Daun Karet melambangkan karet sebagai salah satu
penghasilan pokok rakyat Hulu Sungai Utara
7. Padi, Kapas, Buah Karet dan Daun Karet melambangkan HSU sebagai
bagian dari NKRI (17 biji buah padi, 8 kuntum bunga kapas, 4 biji buah
karet dan 5 helai daun karet = 17/8/1945)
8. Piala melambangkan aliran Sungai Tabalong dan Sungai Balangan yang
bertemu di Amuntai (Ibukota Kabupaten HSU) menjadi Sungai Nagara
yang menuju laut luas,bergelombang lima mengambil dasar falsafah
Pancasila yang merupakan dasar negara dan falsafah hidup bangsa
Indonesia
9. Bidang Hijau melambangkan Kesuburan
10.Tepi Keliling dalam Warna Kuning Emas melambangkan Kemuliaan
11.Tepi Keliling Luar Warna Hitam melambangkan Keteguhan hati dan
kepercayaan diri pribadi
12.Motto lambang bertuliskan AGUNG
• Lambang kata-kata kebesaran yang mengandung nilai pendidikan,
keluhuran budi dan cita-cita rakyat HSU
• Kewibawaan dan keluwesan Pemerintah pengemban amanat rakyat
• Besar dan berwibawa serta disegani
• Kesetiaan, ketaatan dan kepatuhan rakyat kepada Pemerintah
• Dalam bahasa daerah, merupakan alat tradisional yang digunakan
dalam mengerahkan masyarakat untuk mengabdi dan berbakti demi
kepentingan bangsa, negara dan agama secara bergotong royong
Keberadaan Candi Agung di Amuntai yang merupakan situs penting
dalam sejarah kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan inayah-Nya semata, akhirnya Buku Profil Hasil
Pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Utara dapat diselesaikan dengan
baik. Buku ini berisi data dan informasi tentang kondisi umum, visi, misi dan
capaian hasil-hasil program dan kegiatan pembangunan Kabupaten Hulu
Sungai Utara selama kurun waktu 2017–2022. Buku Profil Hasil
Pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Utara menggambarkan secara
obyektif sejauh mana pencapaian sasaran pembangunan di Kabupaten
Hulu Sungai Utara, dan selanjutnya dapat dijadikan pedoman guna
penyusunan perencanaan dan perumusan kebijakan tahap berikutnya.
Kepada Tim Penyusun Buku Profil Hasil Pembangunan Kabupaten Hulu
Sungai Utara disampaikan terimakasih atas terbitnya publikasi ini dan
diharapkan agar di masa mendatang senantiasa mengusahakan
peningkatan mutu dan informasi yang disajikan. Kepada seluruh pihak,
kami harapkan bantuannya agar selalu memberikan data dan informasi
yang akurat sehingga mutu publikasi ini akan dapat semakin ditingkatkan
untuk masa yang akan datang.
5
DAFTAR ISI
ARTI LOGO KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA ................................................ 2
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 4
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 5
KONDISI UMUM DAERAH............................................................................................. 7
KEADAAN GEOLOGI..................................................................................................... 8
KEADAAN TOPOGRAFI................................................................................................ 8
KEADAAN HIDROLOGI................................................................................................. 8
KEADAAN HIDROLOGI DAN KLIMATOLOGI ......................................................... 9
Penggunaan Lahan...................................................................................................... 10
DEMOGRAFI .................................................................................................................. 14
VISI, MISI, TUJUAN dan SASARAN ......................................................................... 16
KINERJA PEMBANGUNAN ........................................................................................ 19
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO.............................................................. 19
PENANGGULANGAN KEMISKINAN ........................................................................ 20
INFLASI ........................................................................................................................... 20
PENDAPATAN PER KAPITA ..................................................................................... 21
INDEX PEMBANGUNAN MANUSIA.......................................................................... 22
INDEKS GINI .................................................................................................................. 22
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA....................................................................... 24
PERSENTASE PENDUDUK DIATAS GARIS KEMISKINAN................................ 24
PERTANIAN ................................................................................................................... 26
PETERNAKAN............................................................................................................... 29
KELAUTAN DAN PERIKANAN .................................................................................. 30
PERDAGANGAN........................................................................................................... 31
PANGAN ......................................................................................................................... 31
PENANAMAN MODAL................................................................................................. 32
KOPERASI DAN USAHA MIKRO .............................................................................. 33
PARAWISATA ............................................................................................................... 33
PENDIDIKAN.................................................................................................................. 34
KESEHATAN.................................................................................................................. 41
TENAGA KERJA ........................................................................................................... 48
6
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.......................................... 48
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA....................... 50
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL ......................... 51
KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA ORGANISASI.................................................. 52
KEARSIPAN ................................................................................................................... 52
PERPUSTAKAAN ......................................................................................................... 53
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.................................................................. 54
Perhubungan................................................................................................................. 55
KOMUNIKASI................................................................................................................. 58
SEJARAH ....................................................................................................................... 59
BUPATI HULU SUNGAI UTARA DARI MASA KE MASA..................................... 65
7
KONDISI UMUM DAERAH
Posisi Kabupaten Hulu Sungai Utara sebagaimana terlihat secara
geografis yaitu terletak pada posisi koordinat di antara 2° 1’ 37” - 2° 35’ 58”
Lintang Selatan dan 144° 50’ 58” - 155° 50’ 24” Bujur Timur. Luas wilayah
Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah berupa daratan seluas 892,70 km2
atau hanya ± 2,38 persen di bandingkan dengan luas wilayah Provinsi
Kalimantan Selatan yang dimana mempunyai dataran rendah dengan
ketinggian 6 m diatas permukaan laut dan dengan kemiringan berkisar
antara 0 – 2 persen. Dengan luas wilayah sebesar 892,70 km2 wilayah
Kabupaten Hulu Sungai Utara digenangi oleh lahan rawa baik yang
tergenang secara monoton maupun yang tergenang secara periodik.
Kurang lebih 570 km2 adalah merupakan lahan rawa dan sebagian besar
belum termamfaatkan secara optimal.
Kabupaten Hulu Sungai Utara terdiri dari 10 Kecamatan. Luasan
masing-masing kecamatan tersebut diantaranya Danau Panggang (224,49
km2), Paminggir (156,13 km2), Babirik (77,44 km2), Sungai Pandan (45,00
km2), Sungai Tabukan (29,24 km2), Amuntai Selatan (183,16 km2),
Amuntai Tengah (57,00 km2), Banjang (41,00 km2), Amuntai Utara (45,09
km2) dan Haur Gading (34,15 km2).
Gambar Luas wilayah
Luas wilayah yang demikian Kabupaten Hulu Sungai Utara
berbatasan langsung dengan beberapa Kabupaten yaitu di sebelah utara
dengan Kabupaten Tabalong, di sebelah selatan dengan Kabupaten Hulu
Sumber : HSU Dalam Angka 2016
8
Sungai Selatan, Tapin dan Barito Kuala, di sebelah barat dengan Provinsi
Kalimantan Tengah (Barito Timur), di sebelah timur dengan Kabupaten
Barito Timur dan Barito Selatan
KEADAAN GEOLOGIJenis batuan yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Utara meliputi
kuarter (89.013 Ha), Misozoikum, Neopleosin, Meosin, batuan beku dalam
dan Paleogen. Kabupaten Hulu Sungai Utara memiliki beberapa jenis tanah
yaitu : Podsolik, Alluvial, Orgonosol, Latosol. Jenis-jenis tanah tersebut
memliki karakter yang berbeda-beda, misalnya jenis tanah alluvial dan
Orgonosol Gleihumus merupakan jenis tanah dengan tingkat keseburan
yang tinggi dan juga tidak peka terhadap erosi sehingga sangat potensial
untuk pertanian, dan sisanya memiliki tingkat kesuburan yang rendah.
KEADAAN TOPOGRAFIKabupaten Hulu Sungai Utara memiliki kemiringan tanah berkisar
antara 0 – 2 derajat. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara
tergenang secara periodik menurut drainase tanah. Sekitar 88.220 hektar
luas tanah yang tergenang secara periodik. Kecamatan Danau Panggang
adalah yang termasuk luas tanah yang tergenang secara periodik terbesar,
yaitu sebesar 22.449 hektar diantara Kecamatan yang lain di Kabupaten
Hulu Sungai Utara. Luas tanah yang memiliki kedalaman efektif lebih dari
90 cm di Kabupaten Hulu Sungai Utara mencapai 78.700 hektar.
Kecamatan Danau Panggang yang memiliki kedalaman tanah efektif yang
lebih dari 90 cm dengan luas mencapai 22.449 hektar. Luas tanah yang
memiliki tekstur halus di Kabupaten Hulu Sungai Utara mencapai 58.369
hektar. Kecamatan Amuntai Selatan adalah yang memiliki tanah tekstur
halus dengan luas mencapai 15.051 hektar.
KEADAAN HIDROLOGIKabupaten Hulu Sungai Utara memiliki kemiringan tanah berkisar
antara 0 – 2 derajat. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara
tergenang secara periodik menurut drainase tanah. Sekitar 88.220 hektar
luas tanah yang tergenang secara periodik. Kecamatan Danau Panggang
9
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara
adalah yang termasuk luas tanah yang tergenang secara periodik terbesar,
yaitu sebesar 22.449 hektar diantara Kecamatan yang lain di Kabupaten
Hulu Sungai Utara. Luas tanah yang memiliki kedalaman efektif lebih dari
90 cm di Kabupaten Hulu Sungai Utara mencapai 78.700 hektar.
Kecamatan Danau Panggang yang memiliki kedalaman tanah efektif yang
lebih dari 90 cm dengan luas mencapai 22.449 hektar. Luas tanah yang
memiliki tekstur halus di Kabupaten Hulu Sungai Utara mencapai 58.369
hektar. Kecamatan Amuntai Selatan adalah yang memiliki tanah tekstur
halus dengan luas mencapai 15.051 hektar.
KEADAAN HIDROLOGI DAN KLIMATOLOGI
Kabupaten Hulu Sungai Utara disepanjang tahun 2017 mengalami
curah hujan yang berbeda-beda di tiap kecamatan karena dipengaruhi oleh
keadaan iklim, keadaan geografi dan perputaran/pertemuan arus udara.
Rata-rata jumlah hujan yang terjadi di tahun 2017 mengalami 103-223 kali
hari hujan dengan jumlah curah hujan mencapai 3043,50 mm
Curah hujan sebagai faktor fisik yang bersifat dinamis dipengaruhi
oleh waktu. Curah hujan dimaksudkan sebagai faktor fisik karena besar
kecilnya curah hujan akan mempengaruhi faktor fisik yang lain, seperti
menyebabkan terjadinya erosi, adanya genangan air pada daerah-daerah
tertentu. Dengan pengaruh dua faktor fisik tersebut sekaligus akan
mempengaruhi teknik komoditi yang akan dibudidayakan dalam bidang
pertanian.
10
Tabel Curah Hujan
Penggunaan Lahan
Gambar Penggunaan Lahan
Berdasarkan RTRW Kabupaten Hulu Sungai Utara 2012-2032,
rencana pola ruang wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara terdiri dari
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung terdiri atas (1)
kawasan perlindungan setempat; (2) kawasan cagar budaya; (3) kawasan
rawan bencana alam; dan (4) kawasan lindung lainnya
11
Berdasarkan pada SK Menteri Kehutanan Nomor 435 Tahun 2009
tentang penunjukan kawasan hutan Provinsi Kalimantan Selatan, luas
penggunaan lahan Kabupaten Hulu Sungai Utara didominasi oleh hutan
produksi yang dapat dikonversi yaitu seluas 41.934 ha dari total luas 88.429
ha. Sedangkan luasan sisanya berupa kawasan areal penggunaan lainnya
(APL) seluas 46.495 ha. Berdasarkan RTRW Kabupaten Hulu Sungai Utara
2012-2032, rencana pola ruang wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara
terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung terdiri
atas (1) kawasan perlindungan setempat; (2) kawasan cagar budaya; (3)
kawasan rawan bencana alam; dan (4) kawasan lindung lainnya. Kawasan
perlindungan setempat terdiri atas (a) kawasan sempadan sungai; (b)
kawasan sekitar danau; dan (c) kawasan ruang terbuka hijau Kawasan
sempadan sungai direncanakan seluas kurang lebih 1.095 ha dengan
pengembangan kawasan tepi sungai yang berada di Jalan Basuki Rahmat
seluas kurang lebih 0,5 ha dan jalur sempadan sungai meliputi Sungai
Tabalong, Sungai Balangan, Sungai Negara. Kawasan sekitar danau
direncanakan seluas kurang lebih 144 ha di Kecamatan Danau Panggang.
Kawasan ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka hijau publik dengan luas
seluas kurang lebih 25 ha meliputi Taman Kota, Hutan Kota dan tanaman
peneduh yang berada di samping kanan dan kiri jalan serta kawasan olah
raga berupa GOR dan Lapangan olah raga. Kawasan cagar budaya berupa
rencana pengembangan dengan cara dilestarikan dan dikembalikan
fungsinya sesuai dengan fungsi awalnya seluas kurang lebih 5 ha yang
terdiri atas (a) kawasan Candi Agung di Kelurahan Sungai Malang
Kecamatan Amuntai Tengah dengan luas kurang lebih 3 ha; (b) kawasan
Mesjid Tua Sungai Banar di Desa Pandulangan atau di Jarang Kuantan
Kecamatan Amuntai Selatan dengan luas kurang lebih 0,34 ha; (c) kawasan
Mesjid Jami’ Besar di Desa Pandulangan Kecamatan Sungai Pandan
dengan luas kurang lebih 0,27 ha; dan (d) kawasan Makam Datu Syekh
Sayid Sulaiman di Desa Pakacangan Kecamatan Amuntai Utara dan Desa
Haur Gading Kecamatan Haur Gading yang merupakan makam keramat
dengan luas kurang lebih 0,58 ha. Kawasan rawan bencana alam berupa
12
kawasan rawan banjir yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten, yaitu di
Kecamatan Sungai Tabukan dengan luas kurang lebih 1.850 ha,
Kecamatan Sungai Pandan dengan luas kurang lebih 2.956 ha, Kecamatan
Paminggir dengan luas kurang lebih 13.197 ha, di Kecamatan Haur Gading
dengan luas kurang lebih 2.211 ha, Kecamatan Danau Panggang dengan
luas kurang lebih 7.714 ha, Kecamatan Banjang dengan luas kurang lebih
4.804 ha, Kecamatan Babirik dengan luas kurang lebih 4.239 ha,
Kecamatan Amuntai Utara dengan luas kurang lebih 2.567 ha, Kecamatan
Amuntai Tengah dengan luas kurang lebih 4.503 ha, Kecamatan Amuntai
Selatan dengan luas kurang lebih 8.320 ha. Kawasan lindung lainnya terdiri
atas (a) Kawasan konservasi perairan (KKP) yang meliputi KKP Paminggir,
KKP Danau Panggang dan KKP Amuntai Selatan; dan (b) Kawasan
perlindungan plasma nutfah yang meliputi perlindungan itik alabio di
Kecamatan Amuntai Selatan dan perlindungan kerbau rawa di Kecamatan
Danau Panggang dan Kecamatan Paminggir. Kawasan budidaya terdiri
atas (a) kawasan peruntukan hutan produksi; (b) kawasan peruntukan
pertanian; (c) kawasan peruntukan perikanan; (d) kawasan peruntukan
industri; (e) kawasan peruntukan pariwisata; (f) kawasan peruntukan
permukiman; dan (g) kawasan peruntukan lainnya. Luas kawasan budidaya
merupakan potensi pengembangan wilayah yang dapat dilakukan oleh
Pemerintah Daerah demi kesejahteraan rakyat. Secara rinci kawasan
budidaya akan diuraikan pada potensi pengembangan wilayah (Sub Bab
2.1.2). Sejalan dengan RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Kalimantan
Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara dijadikan sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW), dimana Kota Amuntai ditetapkan sebagai pusat layanan
regional yang memiliki fungsi sebagai pusat layanan regional untuk
perdagangan, kesehatan, industri kerajinan rumah tangga, pendidikan
pondok pesantren, pariwisata, peternakan, perikanan, perkebunan,
pertanian tanaman pangan dan hortikultura, transportasi dan persampahan.
13
14
15
16
DEMOGRAFIDilihat dari struktur penduduk, Kabupaten Hulu Sungai Utara
secara umum digolongkan ke dalam golongan “penduduk muda”. Hal ini
dapat dilihat bahwa proporsi penduduk kelompok umur 0 – 14 tahun
sebesar 29,39%, kelompok umur 15 – 64 tahun sebesar 66,05%, dan
kelompok umur 65 tahun ke atas hanya sebesar 4.56%
VISI, MISI, TUJUAN dan SASARANVisi
“Hulu Sungai Utara MANTAP”
Ungkapan MANTAP sebagaimana visi tersebut di atas merupakan
akronim atau singkatan dari MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA, AGAMIS dan
PRODUKTIF. Berdasarkan visi daerah yang merupakan visi kepala daerah
dan wakil kepala daerah terpilih secara umum terkandung pemahaman
yakni “terciptanya keadaan masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Utara
yang lebih maju, lebih mandiri, lebih sejahtera, agamis serta lebih produktif
dalam menghasilkan karya yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan
17
hajad hidup masyarakatnya baik bagi kehidupan pribadi maupun bagi
masyarakat secara komunitas.
Misi
Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut misi yang di emban
adalah :
1. Menciptakan Pemerintahan yang Bersih, Berwibawa, dan Inovatif;
2. Mewujudkan Sumberdaya Manusia yang Berdaya Saing dengan
Ditopang Nilai- nilai Agamis dan Kultur Budaya Daerah;
3. Menciptakan Kesejahteraan Masyarakat yang Berbasis
Pengembangan Ekonomi dan Sumberdaya Lokal dengan
Berlandaskan Potensi Daerah;
4. Membangun Infrastruktur Daerah yang Terintegrasi dengan Sektor
Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi Lokal;
5. Melaksanakan Pembangunan Secara Arif dengan Memperhatikan
Kaidah Kelestarian terhadap Lingkungan dan Sumberdaya Alam.
Tujuan
Secara lebih khusus atas berbagai misi daerah yang ditetapkan
maka tujuan pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah sebagai
berikut:
1. Mewujudkan birokrasi yang bersih, profesional dan produktif
2. Meningkatkan kapasitas keuangan dan pembiayaan daerah
3. Meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas
4. Meningkatkan prestasi olahraga
5. Memelihara kehidupan sosial dan keagamaan yang kondusif
6. Meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan
masyarakat
7. Meningkatkan daya dukung infrastruktur di daerah
8. Meningkatkan pelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan
sumber daya alam/lahan yang berkelanjutan
9.
18
Sasaran
Sebagai tindak lanjut terhadap berbagai rumusan tujuan di atas,
maka sasaran pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang transparan
dan akuntabel
2. Meningkatnya pelayanan publik yang prima
3. Meningkatnya kapasitas fiskal/pembiayaan daerah
4. Meningkatnya jangkauan dan kualitas pendidikan
5. Meningkatnya derajad kesehatan masyarakat
6. Meningkatnya kemandirian dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan
7. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam perlindungan
terhadap perempuan dan anak
8. Menekan laju pertumbuhan penduduk
9. Meningkatnya prestasi olahraga
10.Terselenggaranya kehidupan sosial masyarakat yang kondusif
dan agamis
11.Meningkatnya hasil-hasil produksi pertanian, peternakan dan
perikanan
12.Meningkatnya ketahanan pangan daerah
13.Berkembangnya peran ekonomi kreatif industri kecil menengah
(IKM) dan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKMK)
14.Meningkatnya sektor pariwisata
15.Meningkatnya tenaga kerja produktif yang siap dan mampu
diserap lapangan kerja
16.Penurunan kemiskinan
17.Meningkatnya aksesibilitas/konektivitas wilayah
18.Meningkatnya jangkauan dan kualitas infrastruktur pengairan
19.Meningkatnya pemenuhan sarana dan prasarana permukiman
20.Pengurangan lokasi banjir
21.Meningkatnya kualitas dan kelestarian lingkungan
19
KINERJA PEMBANGUNAN
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTOPada tahun 2017, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas
Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Hulu Sungai Utara mencapai
4.210.141,71 juta rupiah. Nilai terbesar pada sektor Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan yang mencapai 729.135.,53 juta rupiah.
Berdasarkan laju pertumbuhan dari 2016-2017, terbesar pada sektor
jasa Keuangan dan Asuransi yang mencapai 11,90 persen.
Tabel Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha di Kabupaten Hulu Sungai Utara (juta rupiah), 2014-2017
Lapangan USAHA 2014 2015 2016* 2017**
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 585086,55 656137,1 675913,5 729135,53
Pertambangan dan Penggalian 7816,95 8746,86 9214,06 9718,25
Pengolahan 333075,65 368352,22 398003,79 439286,98
Pengadaan Listrik dan Gas 2067,63 2984,41 3786,33 4377,58
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang23591,55 25759,11 28048,46 31266,46
Konstruksi 323637,31 370849,42 394325,1 437851,23
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor417142,32 474465,12 536834,76 600850,05
Pergudangan 238003,63 265687,95 286250,46 310161,57
Makan Minum 78835,82 86958,13 94548,98 103946,05
Informasi dan Komunikasi 115400,68 123563,8 137588,64 153489,26
Jasa Keuangan dan Asuransi 96557,48 102322,82 113004,38 132935,8
Real Estate 112948,96 123399,09 135076,85 141484,69
Jasa Perusahaan 11824,32 13288,79 14555,58 16037,45
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial398119,74 472746,14 496490,31 522075,45
Jasa Pendidikan 272787,41 316646,93 370247,01 393666,21
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 63925,49 74962,26 86683,06 92019,24
Jasa Lainnya 66016,93 76647,57 85391,87 91839,92
Produk DomeSTIk Regional Bruto 3146838,42 3563517,73 3865963,12 4210141,71
20
PENANGGULANGAN KEMISKINANJumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2016
mencapai 228.528 jiwa. Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Selatan
mencapai 4.055.479 jiwa. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Hulu
Sungai Utara tahun 2016 adalah 15.380 jiwa. Jumlah penduduk miskin
Provinsi Kalimantan Selatan adalah 195.700 jiwa.
Faktor utama penyebab kemiskinan di Kabupaten Hulu Sungai Utara
adalah factor geografis yang di dominasi oleh rawa, sehingga memerluakan
perlakuan khusus dalam pengoptimalannya. Selain itu factor Sumber Daya
Manusia (SDM) yang masih rendah, dimana lebih dari 50% penduduk Hulu
Sungai Utara hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sederajat.
Dengan kondisi tersebut Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara
memberikan perhatian yang sangat serius terhadap penanggulangan
kemiskinan dengan berbagai program dan kebijakan. Hal ini sejalan dengan
komitmen pemerintah pusat dalam mendukung pencapaian tujuan
Suistanable Develovment Goals (SDG’s).
Perkembangan tingkat dan jumlah penduduk miskin di Kabupaten
Hulu Sungai Utara pada periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013
terjadi penurunan yang cukup signifikan, tetapi pada tahun 2014 tingkat
kemiskinan meningkat dari 6,92% pada tahun 2013 menjadi 7,00% pada
tahun 2014, namun jika dilihat secara keseluruhan tingkat penduduk miskin
di Kabupaten Hulu Sungai Utara mengalami penurunan dari 7,76% di tahun
2010 menjadi 7,07% di tahun 2015.
Dengan penurunan jumlah penduduk miskin dari 16.241 jiwa di tahun
2010 menjadi 15.620 jiwa di tahun 2015 dan di tahun 2017 menjadi 15.350
jiwa. Jadi dalam periode tersebut terjadi pengurangan penduduk miskin
sebesar 270 jiwa. Selain itu tingkat ketimangan gini rasio sebesar 0,31.
INFLASIInflasi dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana umumnya terjadi
kenaikan harga barang/jasa. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja
tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau
21
mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Pemicu inflasi
biasanya disebabkan suplai barang/jasa yang terbatas sedangkan
permintaan (demand) meningkat sehingga terjadi ketidakseimbangan pada
sisi permintaan dan penawaran. Penyebab lain terjadinya inflasi adalah
naiknya biaya produksi yang mengakibatkan harga jual barang/jasa naik.
Dampak inflasi ini salah satunya adalah menurunnya daya beli masyarakat,
yang dapat diartikan bahwa tingkat kesejahteraan masyrakat terganggu
karena ketidakmampuan penduduk dalam mengkonsumsi barang atau jasa
yang menjadi kebutuhan.
Ada kelemahan bila menganalisis indikator pencapaian sasaran
makro ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan melihat angka inflasi
semata karena pengukuran angka inflasi tersebut hanya dilakukan di
Banjarmasin. Namun walau demikian, angka-angka inflasi yang dihasilkan
tersebut tetap dapat dijadikan sebagai salah satu acuan pendekatan.
Berikut data inflasi Kota Banjarmasin selama 5 tahun terakhir :
Tabel
PENDAPATAN PER KAPITAPendapatan perkapita didefinisikan sebagai PDRB suatu daerah
dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu, maka akan
dihasilkan suatu PDRB Per kapita. PDRB Per kapita atas dasar harga
berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.
PDRB perkapita Kabupaten Hulu Sungai Utara memiliki tren yang
22
meningkat dari tahun ke tahun, dengan pertumbuhan rata-rata pendapatan
perkapita sebesar 11,68%.
Tabel
INDEX PEMBANGUNAN MANUSIAIndeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Hulu Sungai
Utara tahun 2017 sebesar 64,21.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Hulu Sungai Utara,
2010 -2017
Tahun IPM
2010 58,5
2011 59,24
2012 60,12
2013 60,77
2014 61,32
2015 62,49
2016 63,38
2017 64,21Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara
INDEKS GINIIndeks gini adalah ukuran ketimpangan pendapatan penduduk, yang
nilainya berkisar antara 0 s/d 1, jika nilai indeks gini sama dengan Nol berarti
terjadi pemerataan yang sempurna, dan jika nilai indeks gini sama dengan
satu berarti terjadi ketimpangan sempurna. Indeks Gini Kabupaten Hulu
Sungai Utara mulai dari tahun 2011 hingga tahun 2014 berada pada
ketimpangan rendah, karena nilainya kurang dari 0,3. Selanjutnya terjadi
peningkatan pada tahun 2015 dan sedikit turun pada tahun 2016, namun
nilainya masih lebih dari 0,3 (ketimpangan sedang).
23
No Tahun HSU Kalsel
1 2011 0,28 0,37
2 2012 0,29 0,38
3 2013 0,24 0,34
4 2014 0,26 0,33
5 2015 0,36 0,35
6 2016 0,32 0,35 *
Sumber : BPS Kab.HSU & Prov.Kal-Sel
Catatan : Angka Gini Rasio < 0,3 berarti ketimpangan rendah
Angka Gini Rasio 0,3≤ G ≤0,5 berarti ketimpangan sedang
Angka Gini Rasio > 0,5 berarti ketimpangan tinggi
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) dan Persentase Penduduk Yang Bekerja
Tingkat pengangguran terbuka merupakan perbandingan antara
jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja dan biasanya
dinyatakan dalam persen. Adapun perkembangan tingkat pengangguran
terbuka di Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2012 – 2015 dapat dilihat
pada Tabel di bawah. Dari tabel tersebut terlihat Tingkat Pengangguran
Terbuka di Kabupaten Hulu Sungai Utara dari Tahun 2012-2015 mengalami
fluktuasi. Secara umum dalam periode 4 tahun terakhir trendnya mengalami
penurunan.
24
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIAIndeks Pembangunan Manusia Kabupaten Hulu Sungai Utara jauh
dibawah IPM Provinsi Kalimantan Selatan dan Nasional, namun dari tahun
2012 – 2016 terus mengalami peningkatan, dimana pada periode 2015
hingga 2016 meningkat sebesar 1,43 % dan merupakan salah satu dari 3
(tiga) Kabupaten tercepat yang mengalami kemajuan peningkatan IPM
yaitu Kabupaten Hulu Sungai Selatan (1,82 %) , Kabupaten Hulu Sungai
Utara (1,43 %) dan Kabupaten Balangan (1,39%). Kemajuan
pembangunan manusia di tiga Kabupaten tersebut di dorong terutama
oleh dimensi Pendidikan.
Tabel
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan
Selatan, dan Nasional Tahun 2012 – 2016
PERSENTASE PENDUDUK DIATAS GARIS KEMISKINANPersentase penduduk diatas garis kemiskinan dihitung dengan
menggunakan formula (100 – angka kemiskinan). Angka kemiskinan
adalah persentase penduduk yang masuk kategori miskin terhadap jumlah
penduduk. Kemiskinan menurut BPS adalah suatu kondisi pemenuhan
kebutuhan dasar yang berada dibawah standar kebutuhan minimum, baik
untuk makanan maupun non makanan yakni berada dibawah garis
25
kemiskinan (poverty line). Penduduk miskin dihitung berdasarkan garis
kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nilai rupiah pengeluaran per kapita
setiap bulan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan-kebutuhan
konsumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan oleh individu untuk
hidup layak. Persentase Penduduk miskin dan Grafik Persentase penduduk
diatas garis kemiskinan selalu berhubungan satu sama lainnya, yaitu saling
mempengaruhi. Jika Persentase penduduk miskin trennya menurun maka
tren persentase penduduk diatas garis kemiskinan grafiknya naik dan
sebaliknya jika tren persentase penduduk miskin naik maka grafik
persentase penduduk diatas garis kemiskinan menurun, atau bisa juga
dikatakan saling berbanding terbalik antara penduduk miskin dan penduduk
diatas garis kemiskinan.
Gambar
Kondisi kemiskinan di Kabupaten Hulu Sungai Utara dari tahun 2013
sampai tahun 2017 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun dengan
trend yang menurun. Adapun perbandingan tingkat kemiskinan Kabupaten
Hulu Sungai Utara terhadap Provinsi Kalimantan Selatan dan Nasional
Tahun 2013 – 2017 dapat dilihat pada gambar berikut :
26
Gambar
PERTANIANPembangunan ekonomi sektor pertanian bertujuan untuk
meningkatkan produksi pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Di kabupaten Hulu Sungai Utara sektor Pertanian memegang peranan
penting karena sektor ini merupakan penyerap tenaga kerja terbesar. Sub
sektor pertanian tanaman pangan merupakan salah satu sub sektor pada
sektor pertanian yang mencakup tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar,
kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Luas panen komoditas pertanian
tanaman pangan dapat dilihat pada Tabel di bawah.
Produksi tanaman pangan padi pada tahun 2012 sebesar 127.488
ton dan pada tahun 2013 turun sebesar 53.870 ton karena dipengaruhi oleh
iklim dan banjir sehingga menyebabkan kemunduran masa tanam.
kemudian pada tahun 2014-2015 naik mencapai 137.935 ton dan pada
tahun 2016 meningkat kembali sebesar 139.171 ton.
27
Tabel
Luas Areal Pertanian Organik selama 5 tahun terakhir mengalami
peningkatan sebesar 53,41 Ha.
Tabel
Dari tabel diatas terlihat bahwa luas panen padi memiliki tren yang
menaik dari tahun 2013 sampai tahun 2015, pada tahun 2016 mengalami
sedikit penurunan. Hal ini disebabkan anomali iklim sehingga ada areal
pertanian yang tidak dapat ditanami karena tingginya genangan air. Luas
panen 2017 (Januari – April) meningkat dibandingkan 2016 (Januari-April)
karena adanya percepatan tanam. Luas panen MH 2016/2017 diperkirakan
habis dipanen pada bulan Juli. Sampai bulan April 2017 curah hujan masih
tinggi yang menyebabkan lahan persawahan masih tergenang air, waktu
tanam diperkirakan mundur dibandingkan tahun 2016.Tanaman palawija
yang terdiri dari kacang tanah, jagung, ubi jalar, ubi kayu, kedelai, dan
kacang hijau pada umumnya ditanam setelah musim panen padi atau saat
28
air sawah kering, sehingga tanah dapat menunjang sistem perakaran yang
tidak tahan genangan. Luas panen tanaman palawija secara umum
fluktuatif dari tahun ke tahun. Luas panen terbesar setelah padi adalah
kacang tanah dan jagung. Adapun untuk produksi tanaman pangan dapat
dilihat pada Tabel 2.65. Produksi padi tahun 2017 (Januari- April) sebesar
3.678 ton meningkat dibandingkan produksi Padi tahun 2016 (Januari-
April) sebesar 3.427 ton. Pada dasarnya yang menyebabkan produksi padi
di Kabupaten Hulu Sungai Utara yang turun naik (fluktuatif) adalah
terjadinya perubahan iklim.
Kondisi Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan luas wilayah 892,71
km2 atau 89,271 ha sebagian besar didominasi oleh topologi rawa lebak
yaitu sekitar 89%. Lahan rawa lebak berdasarkan lama genangan
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu lebak dangkal/ pematang,
lebak tengahan dan lebak dalam. Pengembangan tanaman pangan
khususnya padi berada di lahan lebak dangkal/ pematang dan lebak
tengahan dan jika terjadi kemarau yang sangat panjang, maka daerah lebak
dalam dapat dimanfaatkan untuk tanaman padi. Lahan rawa lebak hanya
dapat dimanfaatkan pada musim kemarau berdasarkan ketinggian air.
Selain tanaman padi, produksi tanaman lain yang cukup tinggi produksinya
adalah Ubi Jalar dan kacang tanah. Ketersediaan produksi tanaman
pangan didaerah berkaitan erat dengan ketahanan pangan disuatu
daerah/wilayah.
29
Tabel
PETERNAKANBila dilihat tren perkembangannya, populasi ternak besar terlihat
meningkat dari tahun ke tahun, walaupun kenaikan tersebut tidak terlalu
besar kecuali pada tahun 2016 kenaikan cukup besar yaitu sebesar 11,8%
dari tahun sebelumnya. Untuk ternak kecil terjadi penurunan dari tahun ke
tahun disebabkan oleh banyaknya ternak yang terjangkit penyakit dan
kondisi geografis yang tidak cocok.
Adapun untuk populasi unggas terlihat memiliki tren peningkatan
populasi dari tahun ke tahun sampai tahun 2015, dan populasinya sedikit
menurun pada tahun 2016.
Tabel
30
Tabel
KELAUTAN DAN PERIKANANLahan potensi perikanan budidaya di Kabupaten Hulu Sungai Utara
adalah lahan rawa dan sungai. Lahan rawa ini merupakan lahan rawa yang
tergenang secara periodik dan monoton. Luas lahan potensi perikanan Kab.
Hulu Sungai Utara mencapai 355 km². Produksi perikanan pada tahun 2016
mencapai 30.004,7 ton yang terdiri dari produksi perikanan tangkap dan
budidaya. Adapun keragaan produksi perikanan Kab. Hulu sungai Utara
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel
31
PERDAGANGANDari banyaknya sarana perdagangan di wilayah Kabupaten Hulu
Sungai Utara belum menunjukkan kondisi ideal. Kabupaten Hulu Sungai
hanya memiliki 1 Pasar Induk dengan menjual berbagai macam komoditas.
Dari 219 desa yang ada, pasar desa yang tumbuh hanya 20 unit. Berikut
perkembangan jenis sarana perdagangan.
Tabel
PANGANTingkat ketersedian pangan di Kabupaten Hulu Sungai Utara sudah
melebihi target yang disyaratkan SPM Ketahanan Pangan yaitu untuk
Ketersedian Energi sebesar 2.400 kkal/kap/hari dan Ketersedian Protein
sebesar 63 gr/kap/hari. Pada tahun 2013 terjadi penurunan, hal ini
disebabkan karena tingginya curah hujan sehingga luasan lahan pertanian
yang dapat ditanami sangat sedikit / kecil, akan tetapi jumlah produksi
tersebut masih bisa memenuhi tingkat ketersediaan pangan di Kabupaten
Hulu Sungai Utara.
32
Tabel
PENANAMAN MODALTabel
Dari tabel diatas terlihat rekap perijinan selama 5 tahun untuk
perijinan SIUP berfluktuatif. Dari SIUP yang diterbitkan tersebut
menunjukkan juga tumbuhnya Usaha baru atau memperbaharui di
Kabupaten Hulu Sungai Utara. Untuk Ijin TDP selama 5 tahun terakhir
meningkat.
33
KOPERASI DAN USAHA MIKROTabel
Dari tabel diatas trend persentase koperasi aktif dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2016 cukup baik karena berada pada kisaran 70-80
persen, tahun 2014 sudah mendekati 80 persen kemudian pada tahun 2015
dan tahun 2016 menurun kembali. Hal ini menunjukkan perlunya usaha
yang lebih keras lagi dari SKPD teknis untuk melakukan pembinaan,
fasilitasi dan pengembangan koperasi yang tumbuh di Kabupaten Hulu
Sungai Utara.
PARAWISATAPembangunan dan pengembangan kepariwisataan diarahkan untuk
menggalakkan kegiatan perekonomian sehingga dapat membuka lapangan
pekerjaan guna meningkatkan pendapatan masyarakat dan melestarian
seni budaya daerah. Obyek wisata yang ada di Kabupaten Hulu Sungai
Utara, terbagi dalam tiga katagori yaitu Obyek wisata alam, obyek wisata
buatan dan tempat hiburan/rekreasi budaya.
Tabel
34
PENDIDIKANAngka Pendidikan yang ditamatkan (APT) adalah Persentase jumlah
penduduk, baik yang masih sekolah maupun tidak sekolah lagi menurut
pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan. Tingkat pendidikan yang
ditamatkan merupakan ukuran kualitas sumber daya manusia yang
selanjutnya dapat dijadikan ukuran keberhasilan baik dari sudut sosial
maupun ekonomi.
Tabel
Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni (APM)
merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat partisipasi
murni penduduk usia sekolah. Angka partisipasi murni adalah
perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar
sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah
penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. Upaya pemerintah daerah untuk
memaksimalkan daya tampung dan dalam rangka mencapai jangkauan
pendidikan yang sesuai dengan umur jenjang pendidikan secara umum
mengalami perbaikan
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/sederajat (7–12 Tahun)
Perkembangan angka partisipasi murni (APM) Tingkat SD/sederajat di
Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2012–2016 dapat dilihat pada Gambar
berikut :
35
Gambar
Jika dilihat berdasar jenis kelamin diketahui APM SD/sederajat
Perempuan terus mengalami peningkatan sampai tahun 2016 walaupun
perbedaannya tidak mencolok. ! Angka Partisipasi Murni (APM)
SLTP/sederajat (13–15 Tahun):
Gambar
36
Jika dilihat berdasarkan Jenis Kelamin, Angka Partisipasi Murni
(APM) Tingkat SLTP/Sederajat Tahun 2016 ada perbedaan pencapaian
yang signifikan antara anak laki-laki (66,67 %) dengan anak Perempuan
(77,09 %), hal ini menunjukkan minat belajar pada anak perempuan lebih
tinggi dibandingkan anak laki-laki atau mungkin karena faktor kemiskinan
yang menyebabkan anak laki-laki memilih bekerja untuk membantu
perekonomian keluarga.
Angka Partisipasi Murni (APM) SLTA/sederajat (16–18 Tahun) Dari
gambar dibawah diketahui perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM)
Tingkat SLTA/Sederajat dari tahun 2012-2016 mengalami fluktuasi. Secara
umum jika dilihat dalam periode 5 tahun terakhir ada kenaikan Angka
Partisipasi Murni untuk SMA/MA/sederajat untuk periode tahun 2012
sampai dengan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 8.30%.
Angka Partisipasi Sekolah adalah perbandingan antara jumlah
penduduk usia tertentu yang sedang bersekolah dengan seluruh penduduk
menurut kelompok usia yang sama. APS SD/sederajat (7–12 Tahun) di
Kabupaten Hulu Sungai Utara pada tahun 2011 – 2016 dapat dilihat pada
Gambar berikut. Selama periode 2012 sampai dengan 2016, APS SD/MI
terjadi fluktuasi, jika dilihat secara keseluruhan terjadi peningkatan sebesar
0,71%.
37
Gambar
Angka Partisipasi Sekolah (APS) SLTP/sederajat (13–15 Tahun)
APS SLTP/sederajat di Kabupaten Hulu Sungai Utara pada tahun 2012 –
2016 dapat dilihat pada Gambar berikut :
Gambar
38
Angka Partisipasi Sekolah (APS) SLTA/sederajat (16–18 Tahun)
Angka Partisipasi Sekolah (APS) SLTA/sederajat di Kabupaten Hulu
Sungai Utara pada tahun 2012 – 2016 dapat dilihat pada Gambar berikut :
Gambar
Untuk periode yang sama APS SMA/MA/SMK juga mengalami
fluktuasi dimana terjadi peningkatan dan penurunan terhadap APS
SMA/MA/SMK. Hal ini dapat diinterprestasikan bahwa untuk tingkat
pendidikan SMA/MA/SMK dengan kelompok umur 16-18 tahun yang belum
bersekolah sampai dengan SMA/MA/SMK masih sebesar 30,05 %. Perlu
ada regulasi dari pemerintah daerah untuk mempercepat Program wajib
belajar 12 tahun, agar peningkatan APS untuk SMA/MA secepatnya ideal,
karena masalah pendidikan wajar 12 tahun berkorelasi positif dengan indek
pembangunan manusia, dimana semakin banyak penduduk yang
menyelesaikan pendidikan lebih tinggi akan mempercepat peningkatan
angka IPM karena variable untuk pendidikan yang lebih tinggi mempunyai
nilai skor yang lebih tinggi pula.
Angka Putus Sekolah adalah Proporsi anak menurut kelompok usia
sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan
suatu jenjang pendidikan tertentu. Adapun kelompok umur yang dimaksud
adalah kelompok umur 7-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-18 tahun. Angka
Putus sekolah untuk kelompok umur 7 – 12 tahun dalam periode tahun 2012
39
sampai dengan tahun 2016 sudah baik, artinya dalam waktu tiga tahun
terakhir hampir tidak ada lagii anak-anak kelompok umur 7 – 12 tahun yang
tidak bersekolah. Untuk kelompok umur 13 – 15 tahun dalam waktu lima
tahun terakhir juga menunjukkan kecenderungan yang membaik, dengan
indikasi APTSnya menurun, jika APTS kelompok umur ini pada tahun 2012
masih berada pada angka 15,64% menurun menjadi 11,02% pada tahun
2016.
Gambar
Rasio gedung sekolah SMP/MTs dan penduduk usia sekolah
SMP/MTs dari tahun 2012 -2016 terus mengalami penurunan, Hal ini terjadi
karena peningkatan jumlah penduduk usia sekolah SMP/MTs walaupun
terjadi peningkatan jumlah gedung sekolah.
40
Tabel
Rasio guru/murid menggambarkan perbandingan jumlah guru
terhadap murid. Hal ini untuk melihat apakah guru yang tersedia cukup
untuk melayani atau membimbing murid yang ada. Dengan melihat rasio ini
maka dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan guru dalam
memberikan pelayanan pendidikan bagi murid-murid yang ada di
Kabupaten Hulu Sungai Utara, sekaligus juga untuk mengukur jumlah ideal
murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Hasil analisis rasio
jumlah guru/murid seKabupaten Hulu Sungai Utara dapat disajikan dalam
tabel sebagai berikut:
41
Tabel
KESEHATANAngka kematian bayi adalah jumlah kematian bayi (sebelum
berumur 1 tahun) dalam periode tertentu per 1.000 bayi yang lahir hidup
pada tahun bersangkutan. Angka kematian bayi merupakan indikator yang
paling peka dalam menggambarkan ketersediaan, penggunaan dan
efektifitas pelayanan kesehatan.
Tabel
42
Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB) adalah probabilitas bayi
hidup sampai dengan usia 1 tahun, sedangkan Angka AKBH diperoeh
dengan cara mengurangkan (1000 - AKB). Angka AKB dan AKHB adalah
saling berbanding terbalik, jika AKB trendnya menurun maka AKHB
trendnya harus naik. Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB) di Kabupaten
Hulu Sungai Utara pada periode 2012 – 2017 terjadi fluktuasi.
Tabel
43
Tabel
Tabel
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Tahun 2017 dicapai
realisasi 149,53 %, naik dibanding Tahun 2015 (116,94 %) Artinya
penanganan komplikasi obstetri sudah dilaksanakan dengan baik, tapi
harus diwaspadai karena tingginya kasus komplikasi akan lebih rentan
terjadinya kematian. Sehingga diharapkan deteksi secara dini bisa
dilaksanakan dan ditangani sehingga tidak terjadi kasus komplikasi. Untuk
44
pencapaian hasil cakupan Tahun 2013-2017 dapat dilihat pada grafik di
bawah ini :
Gambar
Cakupan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan Di beberapa Puskesmas masih ada
persalinan yang ditolong oleh bukan tenaga kesehatan dalam hal ini oleh
dukun kampung. Capaian yang di bawah target ini juga dipengaruhi oleh
sasaran baru dari Pusdatin yang angkanya cukup tinggi dibandingkan
sebelumnya. Berbagai upaya untuk meningkatkan capaian pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten antara lain program
kemitraan antara Bidan dengan Dukun, pemberian uang jasa untuk dukun
kampung yang merujuk ibu bersalin ke fasilitas kesehatan, program
Jampersal Daerah, pemantapan Puskesmas PONED dan pelaksanaan IGD
Bersalin Puskesmas. Ke depannya pertolongan persalinan bukan hanya
ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten tapi juga dilakukan di
fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Poskesdes, Klinik Bersalin/ Rumah
Bidan dan RS.
45
Gambar
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Tahun
2017 terjadi penurunan UCI sebesar 91,30%, dari tahun 2016 (92,70), Desa
UCI yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata di
Desa/Kelurahan. Diperlukan optimalisasi promosi kesehatan, masih
adanya sebagian kecil reaksi penolakan di masyarakat terhadap imunisasi,
pelaksanaan imunisasi dalam gedung yang masih belum optimal di
beberapa Puskesmas dan pelembagaan PWS.
Gambar
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Pemberian pelayanan kesehatan rujukan di Puskesmas dan jaringannya
serta di RSU Pambalah Batung Amuntai merupakan pelayanan rujukan ke
Provinsi, kerjasama dengan RSU Ulin Banjarmasin dan RSJ Sambang
46
Lihum Banjarmasin serta RSU Anshari Saleh Banjarmasin dengan tempat
tidur kelas III. Setiap Peserta rujukan yang terdaftar akan dilayani, di Tahun
2016 sebanyak 6.450 orang, 100% pasien rujukan terlayani, terjadi
penurunan dibandingkan di Tahun 2015 sebanyak 1.539 orang.
Cakupan kunjungan bayi Kunjungan bayi pada tahun 2017 sebesar
72,10%, terjadi penurunan dibandingkan capaian tahun sebelumnya
sebesar 73,50%. Kendala pelaksanaan kunjungan bayi adalah pada
pelaksanaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang harus
dilaksanakan selama 4 kali dalam setahun. Oleh sebab itu Seksi Kesehatan
Keluarga masih terus melaksanakan Pelatihan DDTK agar semua petugas
terutama bidan dan gizi mampu melaksanakan skrining DDTK. Adapun
cakupan kunjungan bayi Tahun 2013-2017, sebagai berikut:
Gambar
Cakupan Pelayanan Nifas Cakupan pelayanan nifas tahun 2017
adalah sebesar 83.05 %. Seperti kegiatan lainnya, penurunan hasil capaian
ini juga dipengaruhi oleh sasaran baru dari Pusdatin. Pencapaian cakupan
pelayanan nifas Tahun 2013 – 2017 dapat di lihat pada grafik di bawah ini.
47
Gambar
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Capaian
neonatus dengan komplikasi yang ditangani pada tahun 2017 ini adalah 62
%.Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 28 hari (0-28 hari)dimana
pada periode ini adalah paling rentan bagi bayi untuk menyempurnakan
penyesuian fisiologis. Sebenarnya penanganan kasus ini sudah tertangani
100%, namun memang jumlah kasus dilapangan sedikit. Cakupan
neonatus dengan komplikasi yang ditangani pada Tahun 2013 – 2017 dapat
dilihat pada grafik di bawah ini :
Gambar
48
TENAGA KERJAKetenagakerjaan merupakan salah satu urusan wajib yang harus
dijalankan Pemerintah Daerah. Salah satu yang bisa dilaksanakan adalah
mendata jumlah pencari kerja dan membatu penempatannya untuk
mendapatkan pekerjaan. Berikut jumlah pencari kerja yang terdata oleh
SKPD yang menangani urusan ketenagakerjaan.
Tabel
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAKDi lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara,
perempuan yang bekerja pada lembaga Pemerintah Daerah pada tahun
2012 dan 2016 dapat dilihat pada Tabel berikut. Rasio pekerja perempuan
yang bekerja di lembaga pemerintah pada tahun 2012 sebesar 50,76 %
sedangkan pada tahun 2016 sebesar 48,62 %. Sebagian besar perempuan
yang bekerja di Lembaga Pemerintah adalah sebagai staf, kemudian jumlah
yang lumayan besar adalah di lingkungan Eselon IV, sedangkan Eselon II
dan Eselon III cukup kecil. Untuk tingkat partisipasi perempuan di sektor
swasta tidak dapat dilakukan analisis karena tidak tersedianya data.
49
Tabel
Indikator lainnya dalam bidang ini adalah Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT). KDRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang,
terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah
tangga. Di Kabupaten Hulu Sungai Utara jumlah kekerasan dalam rumah
tangga terhadap perempuan dan anak dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
50
Tabel
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANARasio akseptor KB adalah jumlah akseptor KB dalam periode 1
(satu) tahun per 1000 pasangan usia subur pada tahun yang sama.
Besarnya angka akseptor KB menunjukan adanya pengendalian jumlah
penduduk. Angka rata-rata akseptor KB di Kabupaten Hulu Sungai Utara
tahun 2016 sebesar 81,27. Angka rata-rata akseptor KB berfluktuatif dan
cenderung terjadi peningkatan dari tahun 2012 -2016.
Tabel
51
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPILRasio penduduk ber-KTP per satuan penduduk Rasio penduduk ber
KTP terhadap jumlah penduduk wajib memiliki KTP pada tahun 2013
sampai tahun 2017 terus mengalami peningkatan dari 59,23 di tahun 2013
hingga 66,7 di tahun 2017, Data rasio penduduk ber KTP per satuan
penduduk tahun 2013–2017 dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar
Untuk rasio bayi yang memiliki akte kelahiran dapat dilihat dari
jumlah kelahiran dan bayi yang mempunya akte kelahiran. Jumlah kelahiran
bayi pada tahun 2016 sebanyak 3.860 kelahiran hidup, dan jumlah
pelayanan penerbitan akta kelahiran sebanyak 8.162 lembar. Data rasio
bayi berakta kelahiran tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel berikut
Tabel
52
KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA ORGANISASIPemuda adalah sekelompok pemuda yang bekerjasama dengan
suatu perencanaan kerja dan peraturan-peraturan untuk mencapai suatu
tujuan. Banyaknya organisasi pemuda menggambarkan kapasitas
pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat untuk berperan
dalam pembangunan. Adapun kegiatan kepemudaan yang dilakukan oleh
organisasi kepemudaan dari kegiatan pembinaan organisasi kepemudaan,
fasilitasi kegiatan kepemudaan, bakti sosial bagi pemuda, penyuluhan
pencegahan tentang bahaya narkoba dan pelatihan kewirausahaan bagi
pemuda.
Sedangkan Jumlah Organisasi Olahraga tahun 2016 sebanyak 3
(tiga) buah yakni Komite Olahraga Nasional (KONI), National Paralymic
Comite (NPC) dan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia
(FORMI). Adapun perkembangan urusan kepemudaan dan olahraga di
Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2012 – 2016 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel
KEARSIPANUrusan kearsipan dilaksanakan oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah yang biasanya mempunyai kegiatan rutin setiap tahun, seperti
kegiatan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola Kearsipan.
Adapun perkembangan urusan Kearsipan di Kabupaten Hulu Sungai Utara
dapat dilihat pada tabel berikut :
53
Tabel
PERPUSTAKAANPerpustakaan bertujuan meningkatkan mutu kehidupan masyarakat
serta sebagai penunjang kelangsungan pendidikan. Di Kabupaten Hulu
Sungai Utara jumlah perpustakaan yang di miliki pemerintah daerah
sebanyak dua buah dan milik swasta 22 buah pada tahun 2012 , tetapi kalau
di lihat dari jumlah pengunjung perpustakaan dari tahun 2012 sampai
dengan 2016 terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan semakin
bertambah tingginya budaya baca di daerah terutama di desa. Jumlah
pengunjung perpustakaan yang tinggi merupakan indikator efektifitas
penyediaan pelayanan perpustakaan di daerah. Banyaknya jumlah
pengunjung perlu diiringi dengan banyaknya jumlah perpustakaan yang
akan membantu untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum
dalam memberikan bahan pustaka kepada masyarakat pengguna
perpustakaan. Perkembangan jumlah perpustakaan dan pengunjungnya
dapat dilihat pada Tabel berikut.
54
Tabel
Pekerjaan Umum dan Penataan RuangUntuk memudahkan aksebilitas dan mobilitas penduduk serta
memperlancar lalu lintas barang dari suatu daerah ke daerah lain diperlukan
peningkatan pembangunan jalan. Adapun panjang jalan di Kabupaten Hulu
Sungai Utara dari tahun 2012 hingga tahun 2014 sepanjang 390,117 km
tidak ada peningkatan status jalan maupun pembangunan jalan, sedangkan
pada tahun 2015 panjang jalan yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara
mengalami peningkatan. Pada tabel berikut dapat dilihat perkembangan
panjang jalan di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Panjang jalan Provinsi
mengalami kenaikan, sedangkan panjang jalan kabupaten mengalami
penurunan. Hal ini dikarenakan pemindahan sebagian status jalan
kabupaten menjadi jalan provinsi
55
PerhubunganPelayanan angkutan umum di Kabupaten Hulu Sungai Utara meliputi
jaringan pelayanan angkutan bertrayek tetap antar kota antar propinsi, antar
kota dalam propinsi, angkutan pedesaan dan angkutan tidak dalam trayek.
Prasarana sistem transportasi darat yang ada di Kabupaten Hulu Sungai
Utara terdapat terminal tipe B dan tipe C, terminal tipe B yaitu Terminal
56
Banua Lima pengelolaannya saat ini adalah wewenang Provinsi, sarana
terminal di kabupaten Hulu Sungai Utara dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
Tabel
Angkutan Sungai Prasarana lainnya yang sangat vital dalam
pengangkutan umum pada sungai dan rawa di Kabupaten Hulu Sungai
Utara adalah dermaga dan tambatan perahu. Dermaga yang ada di
57
Kabupaten Hulu Sungai Utara dapat dilihat pada tabel berikut. Lokasi
Dermaga dan Tambatan Perahu di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Tabel
Berdasarkan kondisi geografis Kabupaten Hulu Sungai Utara,
mempunyai layanan moda transportasi atau angkutan yang terdiri atas
moda darat dan sungai hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
58
Tabel
KOMUNIKASIDalam bidang telekomunikasi, untuk menunjang kebutuhan
telekomunikasi di daerah telah dibangun jaringan telekomunikasi PT
Telkom di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Disamping jaringan telepon rumah
yang telah ada, penggunaan telepon selular juga telah dapat digunakan dan
mengalami perkembangan yang sangat pesat karena di Hulu Sungai Utara
khususnya Kota Amuntai telah memiliki jaringan-jaringan selular seperti
TELKOMSEL (9), INDOSAT (3), TELKOM (2) , 3 (1), FLEXI (3), XL (5).
Untuk TV lokal, Amuntai telah memiliki AM TV yang merupakan Stasiun TV
milik Pemerintah Daerah.
59
Tabel
SEJARAHSejarah Kabupaten Hulu Sungai Utara dikenal sebagai pusat
Kerajaan Negara Dipa yang terletak di Candi Agung yang merupakan
perpindahan dari ibukota kerajaan sebelumnya yang terletak di hilir, yaitu di
Candi Laras (Kabupaten Tapin).
Pada tanggal 1 Mei 1952, sejak pertama kali terbentuk Kabupaten
ini bernama Kabupaten Amuntai. Sejalan dengan perkembangan wilaya
dan sistem pemerintahan yang berawal dari undang-undang No. 22 Tahun
1948, maka tanggal 14 Januari 1953 nama Kabupaten Amuntai diubah
menjadi “Kabupaten Hulu Sungai Utara” hingga Sekarang.
Daerah ini pada zaman kolonial termasuk salah satu onderafdeeling
dalam lingkup afdeeling van hulu sungai. Akibat pemberontakan di
Hantarukung, maka kendali pemerintahan dipindahkan dan beribukota di
kandangan dengan wilayah:
1. Onderafdeeling Tanjung
2. Onderafdeeling Amuntai
3. Onderafdeeling Barabai
4. Onderafdeeling Kandangan; dan
60
5. Onderafdeeling Rantau, yang dikenal sekarang dengan sebutan
“banua lima” Daerah Onderafdeeling Amuntai terbagi lagi dalam 3
(tiga) district (kawadenan) meliputi:
1) District Amuntai yang mewilayahi onderafdeeling Amuntai
2) District Alabio yang mewilayahi onderdistrict Sungai Pandan dan
Babirik
3) District Balangan yang mewilayahi Onderdistrict Paringin,
Awayan dan Juai Setelah kemerdekaan, kewilayahan ini tidak
jauh berbeda kecuali sistem pemerintahan yang secara
menyeluruh mengalami perubahan. Karena itu, daerah ini
dimasukan dalam lingkup wilayah kabupaten hulu sungai yang
beribukota di kandangan, tidak terkecuali wilayah banua lima
sekarang.
Gambar
61
Ditinjau dari segi letak geografis, demokratis, politis, sosio
kultural/ekonomi, budaya territorial keamanan/pertahanan, luas wilayah,
potensi dan pertumbuhan penduduk. Dibandingkan dengan daerah
tetangga sekitar banua lima di bawah lingkung kabupaten hulu sungai,
dipandang akan lebih baik, melalui kabupaten otonom yang diperjuangkan.
Pengamatan dari tinjauan diatas, mengilhami dan sekaligus
memberi daya rangsang aspiratif kepada tokoh-tokoh masyarakat, alim
ulama, generasi muda, partai politik, organisasi kemasyarakatan dan
bahkan seluruh lapisan masyarakat di daerah ini dalam memberikan
dukungan untuk memperjuangkannya.
Hasrat dan kehendak mulia ini, kian hari makin menguak ke
permukaan, puncaknya menyatu dalam satu wadah yang diberi nama
PETIR (Persatuan Tindakan Rakyat), dari namanya terpancar sikap andal
perjuangan patriotisme.
Petir berbentuk presidium dengan pimpinan yang terdiri dari : Bapak
Haji Morhan, Bapak Haji Saberan Effendi, Bapak Gusti Anwar, Bapak Abdul
Muthalib M, dan Bapak Abdul Hamidan. Pimpinan Harian Bapak Haji
Morhan, bagian sekretariat bapak M. Juharani Sidik dan Tarzan Noor serta
dilengkapi para pembantu dari anggota DPRDs Kabupaten Hulu Sungai
yang berasal dan mewakili daerah ini. Selanjutnya petir bergerak dengan
mengadakan kegiatan penerangan kepada masyarakat mengenai
terbentuknya petir juga tujuan dan usahanya.
62
Gambar
Hulu Sungai Utara tempo dulu
Dengan Spontanitas sebagai ikhtiaryang sungguh-sungguh terus
diadakan di dua tempat, yaitu gedung Panti Asuhan Budi Rahayu dan
Gedung Musyawaratutthalibin yang terletak di jalan pasar Amuntai
(sekarang jalan Abdul Aziz).
Sebagai puncak kegiatan petir adalah diselenggarakannya suatu
rapat akbar di halaman pasar amuntai petir telah melahirkan sebuah
mosi/tuntutan rakyat yang menghendaki dijadikannya belahan utara dari
wilayah hulu sungai sebagai kabupaten daerah otonom yang bediri sendiri.
Beberapa hari kemudian Petir mengadakan rapat pleno bertempat di
Gedung SRN No. 4 Amuntai (sekarang berdiri Kantor Bupati HSU)
membahas konsep mosi petir yang ditetapkan sebelumnya oleh presidium.
Atas persetujuan DPRDs Kabupaten Hulu Sungai di Kandangan,
maka mosi tersebut disampaikan setangan oleh dua orang deputasi
pimpinan petir, yaitu Bapak Haji Morhan dan Bapak Haji Saberan Effendi
63
yang kemudian bergabung dengan Bapak H. Ideham Chalid yang pada
waktu berdomisili di Jakarta untuk menghadap menteri dalam negeri Mr.
Ishaq Tjokrohadisurjo. Saat menghadap Gubernur Kalimantan Selatan dr.
Murjani, deputasi petir ini ditambah dengan empat orang masing-masing
bapak Abdul Muthalib M, Bapak Ahmad Samidi, Bapak Ahmad Syahman
dan Bapak Gusti Anwar.
Sambutan pemerintah pusat dan daerah Kalimantan telah
memberikan angin segar. Kesegaran itu semakin terasa hembusannya
seantero pelosok daerah ini manakala diterimanya Surat Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor : PEM.20-1- 47 tanggal 17 Nopember 1951
tentang ketetapkan :
1.Daerah Kabupaten Amuntai dengan ibu kota Amuntai dan selanjutnya
dipercayakan sebagai bupati kepala daerah bapak Haji Muhammad Said.
2.Daerah Kabupaten Kandangan dengan ibu kota Kandangan sebagai
bupati kepala daerah adalah bapak Syarkawi.
Sebagai tindak lanjut keputusan tersebut, gubernur kepala daerah
Kalimantan mengeluarkan surat keputusan nomor : des.310-2-3 tanggal 9
april 1952 atas dasar surat keputusan menteri dalam negeri nomor :
des.1/1/4 rahasia, yang sementara waktu menetapkan jumlah :
1. Anggota DPRDS untuk Kabupaten Kandangan 20 orang dan DPDS 5
orang.
2. Anggota DPRDS untuk Kabupaten Amuntai 16 orang dan DPDS 4 orang.
Atas hasil pemilihan, pimpinan DPRDS Kabupaten Amuntai pada awal
berdirinya adalah bapak Haji Anang Buysra sebagai ketua dan bapak
Ahmad Samidi sebagai wakil ketua.
Dari sini, sekaligus diadakan persiapan peletakan kerangka
pembenahan pengaturan personal aparat, fisik, material, kewilayahan dan
lainnya bagi upaya menata rumah tangga daerah Kabupaten Amuntai atas
otonom yang telah diberikan.
1.Kabupaten Amuntai mewilayahi 4 (empat) Kewedanaan, yaitu :
64
2.Kewedanaan Amuntai
3.Kewedanaan Alabio
4.Kewedanaan Balangan, dan
5.Kewedanaan Tabalong dengan 9 (Sembilan) kecamatan termasuk
Tanjung, Kelua, dan Haruai melingkupi 102 Desa.
Suasana penuh haru, saat-saat akan dimulainya pelantikan anggota
DPRDs Kabupaten Amuntai pada tanggal 1 Mei 1952, sebagai awal hari
jadi kabupaten ini. Seiring pagi menyingsing cerah, secerah semangat
warga Amuntai dan yang mewakili upacara pelantikan, tatkala itu semua
hadirin berdiri, sembari bersyukur kehadirat Allah SWT dan detik dambaan
itupun tiba. Pukul 10.10 hari senin pada tanggal 1 Mei 1952, Resedint
Koordinator Kalimantan Selatan bapak Zainal Abidin yang bergelar Sutan
Komala Pontas mewakili Gubernur Kepala Daerah Kalimantan
mengucapkan kata pelantikan terhadap 16 orang anggota DPRDs
Kabupaten Amuntai.
Sejalan dengan pengembangan kewilayahan dan sistem
pemerintahan berawal dari Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948,
sebagaimana yang diamanatkan pasal 18 Undang-undang Dasar 1945
nama Kabupaten Amuntai tidak lama kemudian tepatnya tanggal 14 Januari
1953 menjadi dan disebut Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Dari perkembangan berikut sampai lahirnya Undang-undang Nomor
5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, disusul
dengan seperangkat peraturan pelaksanaannya yang menitik beratkan
kepada otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab. Maka dengan
demikian Kabupaten Hulu Sungai Utara menjadi “Kabupaten Daerah
Tingkat II Hulu Sungai Utara” Beribukota Amuntai dengan motto “Amuntai
Kota Bertakwa” yang merupakan akronim dari “BERsih, Tertib, Anggun,
Kompak, berwibaWA”.
Dan dengan lahirnya UU Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan
Daerah, Maka sebutan Daerah Tingkat II Hulu Sungai Utara berubah
menjadi Kabupaten Hulu Sungai Utara.
65
BUPATI HULU SUNGAI UTARA DARI MASA KE MASA
H. Mohammad Said
(Periode Tahun 1952 – 1956)
Abdul Rasjid
(Periode Tahun 1951 – 1955)
Anang Ramlam
(Periode Tahun 1956 – 1958)
Bihman Villa
(Periode Tahun 1960 – 1964)
Maskoni
(Periode Tahun 1964 – 1969)
Norsasi Hasbullah Dharma(Periode Tahun 1970 – 1973)
Bihman Villa
(Periode Tahun 1974 – 1977)
ChairpersonofMrHajiMorhan,partofthesecretariat,Mr.M.JuharaniSidikandTarzanNoorandequippedwithassistantsfrommembersofHuluSungaiDistrictDPRD(RegionalHouse of Representatives) who came from and represented the area. Furthermore,
ChairpersonofMrHajiMorhan,partofthesecretariat,Mr.M.JuharaniSidikandTarzanNoorandequippedwithassistantsfrommembersofHuluSungaiDistrictDPRD(RegionalHouse of Representatives) who came from and represented the area. Furthermore,
66
Gusti Saputera
(Periode Tahun 1978 – 1982)
Drs. H. Ardiansyah Fama
(Periode Th.1982 – 1987 dan Th. 1987 – 1992)
Drs. H. Suhailin Muchtar
(Periode Th. 1992 – 1997 dan Th. 1997 – 2002)
Drs. H. Fakhrudin , M. Si.
(Periode Th. 2002 – 2007 dan Th. 2007 – 2008)
M. Aunul Hadi
(Periode Tahun 2008 – 2012)
Drs. H. Abdul Wahid, H.K.,M.M., M.Si.
(Periode Thn. 2012 – 2017 dan Thn. 2017 -sekarang)