jurusan pendidikan guru sekolah dasar fakultas …lib.unnes.ac.id/22028/1/1401411146-s.pdf · motto...
TRANSCRIPT
KEEFEKTIFAN MODEL MIND MAPPING
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN
PADA SISWA KELAS V SDN 1 KARANGBAWANG
BANYUMAS
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Titik Nur Rochmah
1401411146
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
(1) Man Jadda Wa Jadda (Barang Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan
berhasil). (Pepatah Arab)
(2) Aku menemukan bahwa keluarga dapat memberimu dukungan dan
kenyamanan terbaik ketika kau sedih. (Cho Kyuhyun)
(3) Goreskan tintamu pada selembar kertas kosong, lalu lihatlah makna yang
muncul untukmu dan dunia. (Penulis)
Persembahan
Untuk Ibu Suminah, Bapak Warso,
Keluargaku, dan sahabatku Dewi Ermita
Krismavigia.
vi
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Keefektifan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Laporan
Pengamatan pada Siswa Kelas V SDN 1 Karangbawang Banyumas. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Negeri Semarang.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa
UNNES.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang
telah memberi izin untuk melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi.
3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberi kesempatan kepada penulis
untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.
4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu
Pendidikan UNNES yang telah memfasilitasi dalam pembuatan skripsi ini.
5. Drs. Suwandi, M.Pd., Dosen pembimbing yang telah memberi arahan,
bimbingan, dan motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi.
6. Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal Fakultas Ilmu
vii
Pendidikan UNNES yang telah memberi ilmunya kepada penulis.
7. Kuswanto, S.Pd., Kepala SDN 1 Karangbawang Banyumas yang telah
memberikan ijin melaksanakan penelitian.
8. Harsiti, S.Pd. SD. dan Siti Rohmah S.Pd., guru kelas VB dan VA SDN 1
Karangbawang Banyumas yang telah membimbing penulis dan menjadi
observer kegiatan penelitian.
9. Siswa kelas V SDN 1 Karangbawang Kabupaten Banyumas yang telah
menjadi sumber data penelitian,
10. Teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan
UNNES angkatan 2011 yang saling memberikan semangat dan motivasi.
11. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Semoga kebaikan dari semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini dapat diterima oleh Allah SWT. Penulis berharap skripsi
ini bermanfaat bagi semua pihak, sehingga dapat meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia.
Tegal, 29 Mei 2015
Penulis
viii
ABSTRAK
Rochmah, Titik Nur. 2015. Keefektifan Model Mind Mapping dalam
Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan pada Siswa Kelas V SDN 1
Karangbawang Banyumas. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing:
Drs. Suwandi, M.Pd.
Kata Kunci: hasil belajar, menulis laporan pengamatan, model mind mapping
Salah satu materi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V yaitu menulis
laporan pengamatan. Tujuan laporan pengamatan yaitu memberikan informasi dan
fakta hasil pengamatan kepada masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara,
pembelajaran menulis laporan pengamatan masih menerapkan model
konvensional, tanpa diselingi model lain. Hal ini menyebabkan siswa jenuh dalam
pembelajaran, sehingga tidak semua siswa mampu menguasai materi. Siswa juga
mengalami kesulitan mengembangkan ide dan objek yang diamati. Oleh karena
itu, peneliti ingin menerapkan model pembelajaran yang tidak menjenuhkan
siswa. Salah satu model yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran mind
mapping. Model tersebut mampu mengembangkan semangat, kreativitas, dan ide
siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan model mind mapping
dalam menilai hasil belajar psikomotor berupa menulis laporan pengamatan.
Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 1 Karangbawang 2014/2015.
Kelas VA menjadi kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran
konvensional. Kelas VB menjadi kelas eksperimen yang menerapkan model
pembelajaran mind mapping. Populasi penelitian berjumlah 83 siswa.
Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate random sampling. Pada
teknik ini, diperoleh 68 siswa sebagai sampel. Jumlah sampel masing-masing
kelas yaitu 34 siswa. Desain penelitian yang digunakan yaitu desain quasi
experimental dengan bentuk nonequivalent control group design. Desain ini
menghendaki adanya tes awal dan tes akhir penelitian.
Pengujian hipotesis menggunakan uji t. Hasil uji hipotesis pertama yaitu
thitung > ttabel (3,652 > 1,997). Nilai tersebut menunjukkan terdapat perbedaan rata-
rata nilai antara kelas eksperimen dan kontrol. Hasil uji hipotesis kedua
menunjukkan thitung > ttabel (5,829 > 2,035). Hal ini menunjukkan rata-rata nilai
kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran mind mapping efektif diterapkan
dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V SDN 1
Karangbawang.
ix
DAFTAR ISI
JUDUL... ............................................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN .................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PRAKATA ......................................................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiii
DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB
1. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 9
1.3 Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian ................................... 11
1.3.1 Pembatasan Masalah ............................................................................. 11
1.3.2 Paradigma Penelitian ............................................................................ 12
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................. 12
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................. 13
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................ 14
1.6.1 Manfaat Teoritis .................................................................................... 14
1.6.2 Manfaat Praktis ..................................................................................... 15
2. KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 17
2.1 Landasan Teori...................................................................................... 17
2.1.1 Belajar ................................................................................................... 17
2.1.2 Pembelajaran ......................................................................................... 19
x
2.1.3 Aktivitas Belajar ................................................................................... 21
2.1.4 Hasil Belajar.......................................................................................... 23
2.1.5 Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar ............................................... 24
2.1.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ............................... 27
2.1.7 Menulis Laporan Pengamatan ............................................................... 28
2.1.8 Model Pembelajaran ............................................................................ 32
2.1.9 Model Pembelajaran Mind Mapping .................................................... 33
2.2 Kajian Empiris ...................................................................................... 40
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 47
2.4 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 49
3. METODE PENELITIAN .................................................................. 50
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 50
3.2 Variabel Penelitian ................................................................................ 51
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................. 52
3.3.1 Populasi……………………………………………………………… . 52
3.3.2 Sampel………………………………………………………………... 53
3.4 Data Penelitian ...................................................................................... 54
3.4.1 Sumber Data.......................................................................................... 55
3.4.2 Jenis Data .............................................................................................. 55
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 56
3.5.1 Wawancara ............................................................................................ 57
3.5.2 Observasi............................................................................................... 57
3.5.3 Dokumentasi ......................................................................................... 58
3.5.4 Tes ......................................................................................................... 59
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................. 60
3.6.1 Pedoman Wawancara ............................................................................ 60
3.6.2 Lembar Pengamantan............................................................................ 61
3.6.3 Dokumen ............................................................................................... 61
3.6.4 Soal-soal Tes ......................................................................................... 62
3.6.4.1 Uji Validitas .......................................................................................... 63
3.6.2.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 66
xi
3.6.4.3 Tingkat Kesulitan Soal .......................................................................... 68
3.6.4.4 Daya Beda Soal ..................................................................................... 70
3.7 Teknik Analisis Data............................................................................. 72
3.7.1 Deskripsi Data ....................................................................................... 72
3.7.2 Uji Kesamaan Rata-rata ........................................................................ 73
3.7.3 Uji Prasyarat Analisis ........................................................................... 75
3.6.3.1 Uji Normalitas ....................................................................................... 75
3.6.3.2 Uji Homogenitas ................................................................................... 76
3.7.4 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ................................................... 77
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 79
4.1 Deskripsi Pelaksanaan Pembalajaran .................................................... 79
4.1.1 Kelas Eksperimen ................................................................................. 80
4.1.2 Kelas Kontrol ........................................................................................ 83
4.2 Deskripsi Data Penelitian ...................................................................... 85
4.2.1 Deskripsi Hasil Belajar Siswa ............................................................... 85
4.2.2 Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa ......................................................... 89
4.2.2 Deskripsi Nilai Penerapan Model Pembelajaran................................... 92
4.3 Analisis Statistik Data Penelitian .......................................................... 95
4.3.1 Uji Normalitas Data .............................................................................. 95
4.3.2 Uji Homogenitas Data........................................................................... 96
4.3.3 Pengujian Hipotesis (Uji t).................................................................... 97
4.3.3.1 Hipotesis pertama.................................................................................. 98
4.3.3.2 Hipotesis Kedua .................................................................................... 100
4.4 Pembahasan........................................................................................... 101
5. PENUTUP ............................................................................................ 107
5.1 Simpulan ............................................................................................... 107
5.2 Saran ..................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 111
LAMPIRAN ....................................................................................................... 115
xii
DAFTAR TABEL
3.1 Kriteria Penilaian Menulis Laporan Pengamatan ...................................... 60
3.2 Kategori Validitas Soal .............................................................................. 65
3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal ........................................................ 65
3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Setiap Aspek Soal .................................. 66
3.5 Reliabilitas Soal ......................................................................................... 67
3.6 Reliabilitas Setiap Aspek Soal ................................................................... 68
3.7 Kategori Indeks Tingkat Kesulitan Soal .................................................... 69
3.8 Rekapitulasi Indeks Tingkat Kesulitan Setiap Apek Soal ......................... 69
3.9 Rekapitulasi Daya Pembeda Setiap Apek Soal ......................................... 71
3.10 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Secara Empiris .......................................... 73
3.11 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Secara Statistik .......................................... 74
4.1 Deskripsi Nilai Tes Awal........................................................................... 87
4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal………………................................. 88
4.3 Deskripsi Nilai Tes Akhir .......................................................................... 89
4.4 Distribusi Frekuensi Data Nilai Tes Akhir ................................................ 89
4.5 Nilai Pelaksanaan Model Mind Mapping .................................................. 93
4.6 Nilai Pelaksanaan Model Konvensional .................................................... 94
4.7 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Tes Awal ................................................ 95
4.8 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Tes Akhir ............................................... 96
4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Tes Awal ..................................................... 97
4.10 Hasil Uji Homogenitas Data Tes Akhir ..................................................... 97
4.11 Hasil Uji t ................................................................................................... 99
4.12 Hasil Pengujian One Sample t Test ............................................................ 101
xiii
DAFTAR BAGAN
1.1 Paradigma Penelitian Sederhana .................................................................. 11
2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 48
3.1 Skema Desain Nonequivalent Control Group ........................................... 50
xiv
DAFTAR DIAGRAM
4.1 Histogram Rata-rata Nilai Tes Awal dan Tes Akhir .................................... 86
4.2 Histogram Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ........................................... 90
4.3 Histogram Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ................................................. 91
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Penelitian ...................................................................................... 116
2. Daftar Populasi Kelas Kontrol ..................................................................... 117
3. Daftar Populasi Kelas Eksperimen .............................................................. 118
4. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ............................................................. 119
5. Daftar Sampel Kelas Eksperimen ................................................................ 120
6. Daftar Sampel Kelas Kontrol ....................................................................... 121
7. Pedoman Wawancara Tidak Terstuktur ....................................................... 122
8. Daftar Nilai Tes Awal Kelas Kontrol .......................................................... 123
9. Daftar Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen .................................................... 124
10. Daftar Nilai Tes Akhir Kelas Kontrol .......................................................... 125
11. Daftar Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen ................................................... 126
12. Program Semester ........................................................................................ 127
13. Silabus Pembelajaran ................................................................................... 129
14. Jadwal Pelajaran Kelas VA .......................................................................... 130
15. Jadwal Pelajaran Kelas VB .......................................................................... 131
16. Deskriptor Pedoman Penilaian Aktivitas Belajar Siswa .............................. 132
17. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol I ......................... 134
18. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol II ....................... 136
19. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen I .................. 138
20. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen II. ................ 140
21. Lembar Pengamatan Model Konvensional I ................................................ 142
22. Lembar Pengamatan Model Konvensional II .............................................. 144
23. Lembar Pengamatan Model Mind Mapping I ............................................. 146
24. Lembar Pengamatan Model Mind Mapping II ............................................ 148
25. Kisi-kisi Soal Uji Coba ................................................................................ 150
26. Soal Tes Uji Coba ........................................................................................ 151
27. Telaah Hasil Validasi Soal oleh Ahli I......................................................... 152
28. Telaah Hasil Validasi Soal oleh Ahli II ....................................................... 154
29. Hasil Validasi Soal Secara Statistik ............................................................. 156
xvi
30. Hasil Uji Tingkat Kesulitan dan Daya Beda Soal ........................................ 158
31. Daftar Nilai Tes Uji Coba ............................................................................ 161
32. Soal Tes ........................................................................................................ 162
33. Kriteria Penilaian Menulis Laporan Pengamatan ........................................ 163
34. Silabus Pengembangan Kelas Kontrol ......................................................... 165
35. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ..................................... 167
36. Silabus Pengembangan Kelas Eksperimen .................................................. 172
37. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ……………..…... 175
38. Materi Pembelajaran .................................................................................... 180
39. Lembar Kerja Siswa ..................................................................................... 184
40. Kisi-Kisi Soal Evaluasi ................................................................................ 185
41. Soal Evaluasi ................................................................................................ 186
42. Lembar Instruksi Pengamatan Kelas Eksperimen ....................................... 187
43. Lembar Instruksi Pengamatan Kelas Kontrol .............................................. 188
44. Hasil Uji Normalitas Data ............................................................................ 189
45. Hasil Uji Homogenitas dan Hipotesis .......................................................... 193
46. Dokumentasi Pembelajaran Kelas Eksperimen ........................................... 195
47. Dokumentasi Pembelajaran Kelas Kontrol………………..…….…… …. 197
48. Contoh Hasil Mind Mapping Siswa ............................................................. 198
49. Contoh Hasil Laporan Pengamatan Kelas Eksperimen ............................... 199
50. Contoh Hasil Laporan Pengamatan Kelas Kontrol ...................................... 200
51. Surat Izin Penelitian ..................................................................................... 201
52. Surat Rekomendasi Penelitian Kesbangpol Banyumas ............................... 202
53. Surat Izin Penelitian BAPPEDA Banyumas ................................................ 203
54. Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan Banyumas ...................................... 204
55. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian .................................................... 205
56. Surat Keterangan Pelaksanaan Uji Coba Instrumen Soal ............................ 206
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan dijelaskan mengenai hal-hal yang mendasari
penelitian. Bagian ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah dan paradigma penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, serta manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap manusia memiliki tujuan dalam kehidupannya. Untuk mencapai
tujuan hidup, manusia melakukan berbagai usaha yang mampu mengembangkan
potensi yang dimilikinya. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan potensinya yakni melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 1 yang menjelaskan:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Pengertian pendidikan ini sesuai dengan fungsi pendidikan nasional yang
terdapat di dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 Ayat 1 yang
menyebutkan:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab.
2
Pemerintah dalam melaksanakan fungsi pendidikan nasional membentuk
satuan pendidikan. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 10 menjelaskan bahwa satuan pendidikan adalah
layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non
formal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan
informal berlangsung di keluarga. Pendidikan non formal merupakan pendidikan
yang dilaksanakan di masyarakat, contohnya kursus dan latihan-latihan.
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang berlangsung di sekolah-sekolah.
Pendidikan formal berlangsung pada tiga jenjang yakni pendidikan dasar,
menengah, dan tinggi. Pendidikan dasar terdiri atas jenjang sekolah dasar dan
sekolah menengah pertama. Pendidikan menengah terdiri atas sekolah menengah
atas dan setingkatnya. Pendidikan tinggi terdiri atas perguruan tinggi dan sekolah
tinggi.
Sekolah dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan dasar. Sekolah
dasar merupakan landasan utama pendidikan yang harus membekali lulusannya
dengan kemampuan dan keterampilan dasar yang memadai (Zulela, 2013: 1-2).
Oleh karena itu, di sekolah dasar ada beberapa komponen untuk mewujudkan
tujuan pendidikan dasar. Komponen tersebut terdiri dari masukan (input), proses,
dan keluaran (output) (Sutomo, 2011: 21). Masukan (input) yang dimaksud yaitu
siswa, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, serta sumber daya lainnya
(sarana prasarana, bahan pembelajaran, dan lainnya). Proses yang dimaksud
adalah interaksi antara siswa dengan guru yang didukung oleh perangkat lain
sebagai bagian dari proses pembelajaran (Sutomo, 2011: 23). Keluaran (output)
yang dimaksud yaitu lulusan yang berguna bagi kehidupan.
3
Berdasarkan komponen-komponen tersebut, dapat diketahui bahwa di
sekolah terdapat guru, siswa, dan interaksi. Guru berfungsi sebagai pemberi
informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Guru dan siswa saling
berinteraksi. Di dalam interaksi tersebut terdapat informasi yang disampaikan.
Informasi tersebut terdiri dari berbagai mata pelajaran yang diatur secara
sistematis oleh kurikulum.
Kurikulum 2006 atau biasa dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) di sekolah dasar memuat mata pelajaran wajib, muatan lokal,
dan pengembangan diri. Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, mata pelajaran wajib
meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, SBK, dan PJOK.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah
dasar. Di dalam mata pelajaran ini, siswa dibelajarkan cara berkomunikasi
antarmanusia. Lebih khusus, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia membelajarkan
cara berkomunikasi menggunakan ragam bahasa Indonesia yang baik dan benar
serta sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD). Pada pembelajaran bahasa
Indonesia, terdapat empat jenis keterampilan berbahasa dan keterampilan
bersastra yang dipelajari.
Tarigan (2008:1) menyebutkan terdapat empat komponen keterampilan
berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Keempat keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling
berhubungan. Setiap keterampilan memiliki karakteristik berbeda. Keterampilan
menyimak dan berbicara digunakan untuk berbahasa secara langsung yang berarti
4
penerima dan pemberi pesan bertemu secara langsung. Berbeda dengan
keterampilan membaca dan menulis yang merupakan keterampilan berbahasa
secara tidak langsung, di mana pemberi dan penerima pesan tidak bertemu secara
langsung (Tarigan, 2008: 2). Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia
dapat dilaksanakan secara terpadu, yang berarti keterampilan bahasa dipadukan
dalam satu pembelajaran.
Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa yaitu
keterampilan menulis. Tarigan (2008:1) menyebutkan bahwa keterampilan
menulis merupakan salah satu ciri orang yang terpelajar atau bangsa yang
terpelajar. Menulis mampu mencerminkan cara berpikir seseorang dan dapat
menyampaikan gagasan penulis. Tulisan seseorang akan menjelaskan bagaimana
cara pandang, wawasan, serta cara berkomunikasi penulis dengan pembacanya.
Tidak mudah bagi siswa untuk belajar menulis, sehingga kegiatan
pembelajaran harus dilaksanakan secara terus menerus. Siswa harus sering
berlatih menulis agar bisa menulis dengan baik. Oleh karena itu, keterampilan
menulis dibelajarkan secara berkelanjutan sejak kelas I hingga kelas VI.
Berdasarkan kompetensi dasar di dalam KTSP, kegiatan menulis terdiri dari
menulis permulaan, paragraf, karangan sederhana, ringkasan buku, puisi, pidato,
berita, dan laporan.
Laporan pengamatan merupakan salah satu bentuk tulisan yang dibelajarkan
pada siswa kelas V. Bentuk tulisan ini termasuk jenis informative writing (Doyin
dan Wagiran, 2011: 23). Tulisan tersebut bermaksud memberikan informasi pada
khalayak umum dengan menyajikan fakta secara langsung. Menurut Murni dan
Widianingsih (2008:32), laporan pada intinya adalah uraian tentang suatu
5
kegiatan, baik itu berupa pengamatan maupun kunjungan. Laporan berisikan
fakta-fakta hasil pengamatan yang dilakukan oleh siswa. Namun, tidak semua
siswa mampu menguasai keterampilan menulis laporan. Siswa mengalami
kesulitan dalam mengembangkan apa yang hendak ia deskripsikan dari hasil
pengamatan.
Pada pelaksanaannya, pembelajaran menulis masih disampaikan dengan
model pembelajaran yang berpusat pada guru. Model yang digunakan yaitu model
konvensional, sehingga kondisi belajar menjadi kurang optimal. Akibat kondisi
belajar yang kurang optimal, siswa menjadi enggan membuat sebuah tulisan dan
menganggap menulis adalah pelajaran yang menyulitkan. Anggapan ini ditambah
dengan kurangnya pembendaharaan kata serta sulitnya siswa mengembangkan ide
dalam tulisannya. Dampaknya hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis
laporan pengamatan menjadi kurang optimal.
Hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 1 Karangbawang pada tanggal
7 Januari 2015 antara lain yaitu, kurang optimalnya hasil belajar siswa
dikarenakan kurangnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Selain itu,
sebagian besar siswanya masih sulit menguasai keterampilan menulis. Siswa
masih bingung dalam mengembangkan tulisannya dan kesulitan dalam
mendeskripsikan objek. Siswa juga masih kurang menguasai kosa kata, sehingga
keterampilan menulisnya kurang berkembang.
Kurang optimalnya siswa dalam pembelajaran menulis ini disebabkan
karena guru kurang melakukan inovasi pembelajaran. Guru belum paham
mengenai penggunaan model pembelajaran, sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan hanya menerapkan model konvensional. Model konvensional
6
merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Model ini kurang
melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif,
karena lebih banyak mendengarkan penjelasan dan instruksi dari guru.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan
pembelajaran yaitu dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif. Model pembelajaran tersebut
hendaknya berpusat pada siswa, sehingga akan mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran. Selain itu, model pembelajaran juga disesuaikan dengan
karakteristik siswa. Karakteristik siswa sekolah dasar yaitu, senang bermain,
bergerak, bekerja kelompok, dan senang melakukan sesuatu secara langsung
(Desmita, 2012: 35). Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran menulis yang sesuai dengan karakteristik siswa tersebut yaitu model
pembelajaran mind mapping.
Mind mapping merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan
gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta (Huda, 2013: 307). Model mind
mapping yang dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun 1960-an ini, berusaha
memetakan pemikiran siswa dalam bentuk cabang-cabang yang
menyangkutpautkan materi pembelajaran dan konsep utama. Siswa belajar
menulis sebuah konsep utama di tengah, kemudian menghubungkannya dengan
cabang-cabang yang berisi fakta, frasa, gambar, kata kunci, dan data pendukung
konsepnya. Pada dasarnya, mind mapping berusaha menggunakan kedua belah
otak untuk bekerjasama, sehingga membantu siswa memeroleh informasi secara
lebih jelas. Siswa juga menjadi lebih kreatif dan pembelajaran menjadi lebih
optimal.
7
Model pembelajaran mind mapping merupakan model yang efektif
digunakan dalam berbagai mata pelajaran. Terdapat beberapa penelitian mengenai
model mind mapping yang dilaksanakan sebelum penelitian ini. Penelitan-
penelitian tersebut menjadi salah satu dasar peneliti melaksanakan penelitian.
Sepuluh penelitian yang dimaksud, yaitu:
(1) Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan melalui Teknik
Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Siswa Kelas V SDN Balarejo 01
Balarejo, Madiun oleh Suparmi (2013);
(2) Pengaruh Implementasi Strategi Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar
Menulis Kreatif Ditinjau dari Kreativitas Siswa oleh Mariyani, Marhaeni, dan
Sutama (2013);
(3) Efektivitas Model Mind Map dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis
Artikel oleh Siswa Kelas XI SMA Wasta Rakyat Sei Gelugur Tahun
Pembelajaran 2012/2013 oleh Ginting (2013);
(4) Keefektifan Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis
Cerpen Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas I SMP
Negeri 18 Malang oleh Puspita, Suwignyo, dan Karkono (2013);
(5) Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Argumentasi oleh Himawan, Kartono, dan Karsono (2015);
(6) Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama oleh Kusmintayu,
Suwandi, dan Anindyarini (2012);
(7) Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Narasi oleh Apriyanto, Poerwanti, dan Dwijiastuti (2015);
8
(8) Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi melalui Metode Mind Mapping
oleh Asih, Kartono, dan Hartono (2013);
(9) The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3
Bengkulu, Indonesia oleh Riswanto dan Putra (2012);
(10) The Effectiveness of a Proposed Program Based on a Mind Mapping
Strategy in Developing the Writing Achievement of Eleventh Grade EFL
Students in Jordan and Their Attitudes Towards Writing oleh Ali Saed dan
Al-Omari (2014).
Berdasarkan sepuluh penelitian yang pernah dilaksanakan, model mind
mapping dapat diterapkan dalam berbagai materi pembelajaran bahasa Indonesia.
Hasil pembelajaran menggunakan mind mapping lebih baik daripada
pembelajaran menggunakan model konvensional. Pada penelitian yang dilakukan
Suparmi (2013) tentang Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan
melalui Teknik Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Siswa Kelas V SDN
Balarejo 01 Balarejo, Madiun, disebutkan bahwa hasil pembelajaran menulis
laporan pengamatan meningkat setelah digunakan model mind mapping. Pada
pembelajaran menulis laporan pengamatan, mind mapping membantu siswa
mengembangkan konsep tulisannya. Mind mapping membuat pembelajaran
menjadi menyenangkan serta menjadikan siswa lebih bersemangat dalam
pembelajaran. Selain itu, siswa lebih bisa menampilkan sisi kekreatifannya
dengan model ini.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran mind mapping sangat bermanfaat bagi manusia. Model
pembelajaran mind mapping dapat membantu manusia dalam berbagai bidang
9
kehidupan, baik di pendidikan, keseharian hidup manusia, maupun dalam
merencanakan berbagai aktivitas kehidupan. Selain itu, Buzan (2013:176)
menyebutkan bahwa mind mapping merupakan alat kognisi yang sempurna bagi
otak manusia. Kelebihan-kelebihan model pembelajaran mind mapping tersebut
belum pernah diperoleh oleh siswa SDN 1 Karangbawang, karena model mind
mapping belum pernah diterapkan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Keefektifan Model Mind
Mapping dalam Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan pada Siswa Kelas V
SDN 1 Karangbawang Banyumas”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, terdapat beberapa masalah yang
terjadi dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan di SDN 1 Karangbawang
Banyumas. Oleh karena itu, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah dalam
pembelajaran menulis laporan pengamatan yaitu: (1) Pembelajaran Bahasa
Indonesia yang berlangsung di SDN 1 Karangbawang masih berpusat pada guru;
(2) Guru masih menerapkan model yang konvensional sehingga siswa mudah
jenuh dan menganggap menulis merupakan pelajaran sulit; (3) Aktivitas dan hasil
belajar siswa pada pembelajaran menulis kurang optimal; (4) Dalam kegiatan
menulis laporan pengamatan, siswa memiliki kesulitan mengembangkan isi
laporan serta pembendaharaan kata yang minim; serta (5) Guru belum
menerapkan model pembelajaran mind mapping dalam pembelajaran menulis.
Pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya menulis yang berlangsung di
SDN 1 Karangbawang masih berpusat pada guru. Model yang digunakan
10
merupakan model konvensional. Pada model pembelajaran konvensional, guru
sebagai sumber informasi memiliki posisi sangat dominan (Iskandarwassid dan
Sunendar, 2011: 26). Guru berusaha menyampaikan informasi dan keterangan
sebanyak-banyaknya pada siswa. Siswa hanya sebagai penerima informasi. Oleh
karena itu, siswa menjadi kurang terlibat dalam pembelajaran, yang artinya siswa
hanya sebagai objek yang diberi penjelasan kemudian diukur kemampuannya. Hal
ini mengakibatkan siswa menjadi jenuh dan bosan dalam pembelajaran.
Siswa yang jenuh menyebabkan kondisi kelas menjadi pasif. Siswa
menjadi malas dalam mengikuti pembelajaran. Akibatnya, aktivitas belajar
menjadi satu arah dan kurang optimal. Siswa juga menganggap bahwa menulis
adalah pelajaran yang sulit, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa dalam
pembelajaran menulis. Hasil belajar siswa menjadi kurang optimal dan tidak
semua siswa menguasai keterampilan menulis.
Siswa dalam belajar menulis laporan pengamatan, memiliki kesulitan
dalam mengembangkan isi laporan pengamatan. Objek yang diamati oleh siswa
masih sedikit. Siswa belum menguraikan hasil pengamatannya dengan jelas
karena siswa belum mahir dalam menggambarkan objek pada hasil
pengamatannya. Selain itu, siswa masih mempunyai kekurangan dalam
pembendaharaan kosa kata.
Pembelajaran hendaknya tidak hanya diisi oleh ceramah dan penugasan.
Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran lain yang lebih inovatif. Salah
satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model mind mapping. Mind
mapping dapat mensinergikan otak kanan dan kiri secara bersamaan, sehingga
pembelajaran dapat berlangsung dengan menarik dan menyenangkan. Model ini
11
menuntut siswa untuk kreatif dan sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar.
Oleh karena itu, model mind mapping memiliki berbagai kelebihan yang dapat
membantu siswa dalam pelajaran, namun model ini belum pernah diterapkan pada
siswa kelas V SDN 1 Karangbawang.
1.3 Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian
Penelitian ini memerlukan pembatasan masalah dan paradigma penelitian
agar penelitian lebih terarah dan jelas hubungan antarvariabel yang akan diteliti.
Pembatasan masalah dan paradigma penelitian yang dimaksud dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut.
1.3.1 Pembatasan Masalah
Pada identifikasi masalah, telah dijelaskan berbagai permasalahan yang
menjadi dasar penelitian ini. Permasalahan tersebut masih terlalu luas, sehingga
perlu adanya pembatasan masalah untuk memeroleh kajian yang mendalam.
Pembatasan masalah akan memperjelas apa saja yang akan diteliti. Pembatasan
masalah ini dilakukan agar penelitian lebih efektif, terarah dan efisien. Oleh
karena itu, penelitian ini hanya menguji keefektifan model mind mapping dalam
mengukur hasil belajar psikomotor menulis laporan pengamatan. Selain itu, model
pembanding yang digunakan yaitu model konvensional.
Penelitian ini hanya mengukur hasil belajar psikomotor siswa karena
paradigma penelitian yang digunakan yaitu paradigma penelitian sederhana. Pada
paradigma tersebut hanya terdapat satu variabel terikat yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Variabel terikat yang dimaksud yaitu hasil belajar psikomotor.
Model pembelajaran yang dijadikan pembanding yaitu model pembelajaran
12
konvensional, karena selama ini guru lebih sering menerapkan model
pembelajaran tersebut. Model pembanding ini memudahkan guru untuk melihat
model pembelajaran yang lebih efektif.
1.3.2 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian diperlukan agar penelitian menjadi lebih jelas
hubungan antarvariabelnya. Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu model
mind mapping sebagai variabel bebas (X) yang mempengaruhi hasil belajar
menulis laporan pengamatan sebagai variabel terikat (Y). Hubungan antarvariabel
tersebut dapat dibaca pada bagan 1.1.
Bagan 1.1 Paradigma Penelitian Sederhana
Keterangan:
X = Model mind mapping
Y = Hasil belajar menulis laporan pengamatan
(Sugiyono, 2014:68)
1.3 Rumusan Masalah
Pada penelitian ini terdapat dua rumusan masalah yang merupakan petunjuk
pengembangan kerangka teoritis dalam penyusunan hipotesis penelitian. Rumusan
masalah memberikan arah dalam penggunaan hipotesis, memberi petunjuk tentang
rancangan penelitian yang akan digunakan, baik menyangkut populasi, sampel,
pemilihan instrumen, dan analisis data. Rumusan masalah yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut.
X Y
13
(1) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang
dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan antara yang memeroleh
pembelajaran model mind mapping dan yang memeroleh pembelajaran model
konvensional?
(2) Apakah hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran
menulis laporan pengamatan yang memeroleh pembelajaran model mind
mapping lebih baik daripada yang memeroleh pembelajaran model
konvensional?
1.4 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan penelitian
merupakan penentu arah penelitian serta dijadikan tolok ukur keberhasilan suatu
penelitian. Tujuan penelitian yang dilakukan peneliti tentang keefektifan model
mind mapping dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan dibagi menjadi
dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum penelitian merupakan tujuan yang ingin dicapai dengan
cakupan yang lebih luas. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui
keefektifan penerapan model pembelajaran mind mapping dalam pembelajaran
menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V sekolah dasar. Pada penelitian ini
juga dapat diketahui mengenai bagaimana menerapkan model mind mapping
dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan.
Tujuan khusus merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
dengan cakupan lebih khusus dan sempit. Pencapaian secara khusus ini dapat
mendukung pencapaian tujuan umum yang telah dijelaskan. Tujuan khusus masih
14
berhubungan dengan rumusan masalah penelitian. Tujuan khusus yang dimaksud
yaitu sebagai berikut.
(1) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang
dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan antara yang memeroleh
pembelajaran model mind mapping dan yang memeroleh pembelajaran model
konvensional.
(2) Mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam
pembelajaran menulis laporan pengamatan yang memeroleh pembelajaran
model mind mapping lebih baik daripada yang memeroleh pembelajaran
model konvensional.
1.5 Manfaat Penelitian
Setiap penelitian dapat memberikan manfaat bagi seluruh aspek yang terlibat
di dalamnya. Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
terlibat, khususnya dalam dunia pendidikan. Manfaaat penelitian keefektifan
model mind mapping dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan terdiri atas
manfaat teoritis dan praktis. Penjelasan kedua manfaat tersebut yaitu sebagai
berikut.
1.6.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis merupakan manfaat penelitian yang bersifat teori.
Penelitian ini menggunakan beberapa teori Buzan maupun beberapa teori lainnya.
Salah satu teori yang dijadikan landasan penelitian ini yaitu model mind mapping
merupakan model pembelajaran yang efektif digunakan dalam kehidupan sehari-
hari (Buzan, 2013: 176).
15
Manfaat penelitian ini secara teoritis dapat memperkuat teori yang telah
disebutkan. Selain itu, hasil penelitian ini memberikan informasi dan memberikan
tambahan pengetahuan tentang penerapan model mind mapping pada
pembelajaran menulis laporan pengamatan.
1.6.2 Manfaat Praktis
Selain manfaat teoritis, penelitian ini juga memiliki manfaat praktis.
Manfaat praktis merupakan manfaat penelitian yang bersifat praktik, yakni dapat
dirasakan langsung oleh siapapun yang terlibat dalam penelitian. Penelitian ini
melibatkan siswa, guru, sekolah, dan peneliti. Oleh karena itu, manfaat praktis
dalam penelitian ini mencakup manfaat terhadap siswa, guru, sekolah, dan
peneliti.
Pelaksanaan penelitian ini memberikan manfaat bagi siswa yang
merupakan objek penelitian. Manfaat yang diperoleh oleh siswa dengan
menggunakan model mind mapping antara lain yaitu: (1) Kemampuan siswa
dalam menulis laporan pengamatan bisa lebih berkembang daripada sebelumnya;
(2) Berkembangnya kekreatifan siswa dalam kegiatan menulis laporan
pengamatan; dan (3) Memotivasi siswa untuk menyadari potensinya dalam
kegiatan menulis.
Selain siswa, guru juga akan memeroleh manfaat dari penelitian ini.
Manfaat bagi guru dengan pelaksanaan model mind mapping dalam pembelajaran
menulis laporan pengamatan yaitu: (1) Penelitian ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan model dan metode yang lebih efektif dan inovatif; dan (2) Sebagai
16
bahan masukan untuk memilih model pembelajaran yang tepat pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia.
Siswa dan guru merupakan bagian dari sekolah. Sekolah yang digunakan
untuk penelitian ini juga mendapatkan manfaat penelitian. Manfaat yang dapat
diperoleh oleh sekolah dengan pelaksanaan model mind mapping dalam
pembelajaran yaitu: (1) Meningkatnya motivasi sekolah dalam menciptakan
sistem pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif dan variatif; dan (2)
Meningkatnya kualitas sekolah dalam segi pembelajaran bahasa Indonesia.
Tidak hanya siswa, guru, dan sekolah yang memeroleh manfaat penelitian.
Peneliti sebagai seseorang yang melakukan penelitian juga memeroleh manfaat
dari hasil penelitiannya. Manfaat bagi peneliti dengan meneliti pelaksanaan model
mind mapping dalam pembelajaran yaitu: (1) Menambah pengalaman penelitian
dalam bidang pendidikan; dan (2) Dapat dijadikan dasar penelitian yang dilakukan
selanjutnya.
17
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian ini dijelaskan landasan teori, kajian empiris, kerangka
berpikir, serta hipotesis penelitian. Pada bagian landasan teori akan diuraikan
teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Kajian empiris yaitu kajian
penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada
bagian ini juga diuraikan kerangka berpikir penelitian ini. Selain itu, pada bab ini
diuraikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
2.1 Landasan Teori
Landasan teori merupakan penjelasan mengenai berbagai teori yang
digunakan dalam penelitian ini. Teori tersebut yang dijadikan panduan dalam
pelaksanaan penelitian. Landasan teori pada penelitian ini membahas belajar,
pembelajaran, aktivitas belajar, hasil belajar, karakteristik siswa sekolah dasar,
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, menulis laporan pengamatan,
model pembelajaran, dan model mind mapping.
2.1.1 Belajar
Setiap manusia mengalami kegiatan belajar sepanjang hidupnya. Kegiatan
belajar tersebut terjadi kapan dan di mana saja. Menurut Slameto (2013:2),
belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memeroleh
perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya. Oxford Advanced Learner’s Dictionary
(1990) dalam Suyono dan Hariyanto (2014:12), mendefinisikan belajar sebagai
18
kegiatan memeroleh pengetahuan atau keterampilan melalui studi, pengalaman,
atau karena diajar.
Menurut Suyono dan Hariyanto (2014:9), belajar adalah suatu aktivitas atau
suatu proses untuk memeroleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan diri. Sadirman (2011:20)
menyatakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik apabila
subjek belajar mengalami atau melakukannya sendiri.
Djamarah (2008:13) berpendapat bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan
jiwa dan raga untuk memeroleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu sendiri dalam proses interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Berdasarkan
pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa dalam pengertian belajar terdapat
tiga unsur, yakni perubahan perilaku, proses, dan pengalaman.
Seseorang dikatakan telah belajar apabila mengalami perubahan perilaku
dalam hidupnya. Contoh perubahan perilaku yaitu anak yang awalnya tidak bisa
menulis, setelah belajar menulis menjadi bisa menulis. Apabila tidak terjadi
perubahan perilaku, maka anak tidak dapat dikatakan belajar. Ciri-ciri perubahan
perilaku antara lain dikemukakan oleh Suprijono (2014:4) yaitu:
Perubahan perilaku yang dimaksud bercirikan (1) sebagai hasil
tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari; (2)
kontinu atau berkesinambungan; (3) fungsional atau bermanfaat
sebagai bekal hidup; (4) positif atau berakumulasi; (5) bertujuan
aktif atau sebagai usaha yang direncanakan atau dilakukan; (6)
permanen atau tetap; (7) bertujuan atau terarah; dan (8) mencakup
keseluruhan potensi manusia.
19
Gagne (1977) dalam Rifa’i dan Anni (2011:84-5) menyebutkan untuk
menghasilkan perubahan perilaku, kegiatan belajar membutuhkan unsur-unsur
yang saling mendukung sebagai sebuah sistem. Unsur-unsur tersebut antara lain,
(1) peserta didik; (2) rangsangan (stimulus); (3) memori dan; (4) respon. Keempat
unsur tersebut saling berinteraksi dan memiliki hubungan timbal balik yang
memunculkan perubahan perilaku.
Selain perubahan perilaku, pengertian belajar terdiri dari proses dan
pengalaman. Proses dalam belajar terjadi akibat stimulus/rangsangan yang
diberikan oleh lingkungan untuk mencapai tujuan hidup manusia. Gagne (1977)
dalam Rifa’i dan Anni (2011: 84-5), menyebutkan bahwa rangsangan yang ada di
sekitar manusia berupa suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan
orang. Siswa harus dapat memfokuskan diri terhadap stimulus yang ada agar hasil
belajarnya optimal.
Pengalaman dalam belajar merupakan hasil interaksi yang terjadi antara
siswa dan lingkungannya. Saat belajar, siswa mengalami berbagai kondisi yang
membuatnya berinteraksi dengan stimulus yang ada di lingkungan. Kondisi ini
dirasakan secara pribadi oleh siswa. Oleh karena itu, belajar dapat diartikan
sebagai proses perubahan perilaku seseorang berdasarkan pengalaman untuk
menjadi lebih baik.
2.1.2 Pembelajaran
Kegiatan belajar dalam pendidikan berhubungan dengan pembelajaran.
Pembelajaran memiliki makna yang berbeda dengan belajar. Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 20
20
menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Selain itu, Hamalik
(2014:57) menjelaskan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur,
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
Gagne (1977) dalam Huda (2013:3) menyebutkan bahwa pembelajaran
dapat diartikan sebagai proses modifikasi dalam kapasitas manusia yang bisa
dipertahankan dan ditingkatkan levelnya. Briggs (1992) dalam Rifa’i dan Anni
(2011:191) mendefinisikan pembelajaran sebagai seperangkat peristiwa yang
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga siswa itu memeroleh kemudahan.
Pelaksanaan pembelajaran di Indonesia didasarkan pada standar proses
yang diatur dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Amri, 2013: 49). Standar proses berisi tentang kriteria minimal untuk mencapai
tujuan pendidikan di seluruh Indonesia. Standar proses meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penilaian hasil, dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan
yang dimaksud yaitu sebelum melaksanakan pembelajaran, guru membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berdasarkan silabus. Menurut
Amri (2013:49-52) RPP memuat Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), indikator, tujuan, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,
kegiatan, penilaian dan sumber belajar.
Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan implementasi RPP yang
terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Amri (2013: 54-7)
menjelaskan bahwa kegiatan pendahuluan meliputi persiapan guru dan siswa
secara fisik dan psikis, apersepsi, serta penyampaian tujuan pembelajaran.
21
Kegiatan inti terdiri atas kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan
penutup berupa penarikan kesimpulan pembelajaran, evaluasi, umpan balik
terhadap proses dan hasil belajar, pemberian motivasi, dan pemberian tindak
lanjut. Penilaian hasil pembelajaran dilaksanakan setelah pelaksanaan
pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan oleh guru untuk mengukur tingkat
pencapaian siswa, sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian
pembelajaran dilaksanakan secara konsisten, sistematik, dan terprogram.
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk membantu
anak didik mencapai tujuan dan kedewasaan dengan menguasai pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Kegiatan pembelajaran terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian. Sebelum melaksanakan pembelajaran, terdapat
kegiatan perencanaan yang dijabarkan dalam RPP, dilanjutkan dengan
pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan
penilaian yang dilakukan oleh guru.
2.1.3 Aktivitas Belajar
Siswa merupakan makhluk hidup yang memiliki potensi untuk berkembang.
Sebagai makhluk hidup, siswa tidak mungkin hanya berdiam diri untuk mencapai
tujuan hidupnya. Siswa akan melakukan berbagai tindakan yang dapat membantu
untuk mencapai tujan hidupnya. Siswa cenderung memiliki prinsip aktif untuk
berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif tersebut dapat dilihat pada kondisi kelas
saat pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, dalam sebuah pembelajaran tentu
ada aktivitas belajar.
22
Slameto (2013:36) mengemukakan bahwa dalam proses belajar mengajar,
guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir atau berbuat. Aktivitas
belajar merupakan berbagai bentuk kegiatan siswa dalam pembelajaran. Aktivitas
belajar pada akhirnya berdampak pada hasil yang diperoleh oleh siswa. Sardiman
(2011:100) menyatakan aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik
maupun mental. Menurut Slameto (2013:13), aktivitas belajar merupakan bagian
dari proses belajar baik aktivitas berpikir maupun aktivitas berbuat.
Terdapat beberapa jenis aktivitas belajar. Dierich (1972) dalam Hamalik
(2014:90) mengklasifikasi jenis aktivitas belajar, yakni (1) Kegiatan visual; (2)
Kegiatan lisan; (3) Kegiatan mendengarkan; (4) Kegiatan menulis; (5) Kegiatan
menggambar; (6) Kegiatan metrik; (7) Kegiatan mental; serta (8) Kegiatan
emosional. Klasifikasi jenis aktivitas belajar dijelaskan oleh Djamarah (2008:45)
yakni:
Aktivitas belajar dapat digolongkan menurut kegiatannya, yaitu (1)
Mendengarkan; (2) Memandang; (3) Meraba, Membau, dan
Mencicip/Mengecap; (4) Menulis atau Mencatat; (5) Membaca; (6)
Membuat Ikhtisar atau Ringkasan dan Menggarisbawahi; (7)
Mengamati Tabel-tabel, Diagram-diagram, dan Bagan-bagan; (8)
Menyusun Paper atau Kertas Kerja; (9) Mengingat; (10) Berpikir; dan
(11) Latihan atau Praktek.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan memunculkan interaksi
yang tinggi guru dengan siswa serta siswa dengan siswa. Hal ini menimbulkan
suasana kelas menjadi menyenangkan, sehingga siswa dapat menunjukkan
kemampuannya yang optimal. Aktivitas yang timbul dari siswa akan membentuk
pengetahuan dan keterampilan yang mengarah pada meningkatnya hasil belajar
siswa. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran harus memperhatikan
apakah model tersebut dapat mengaktifkan siswa atau tidak.
23
2.1.4 Hasil Belajar
Dalam kegiatan belajar, aktivitas belajar mempengarui hasil belajar. Sudjana
(2011:22) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Rifa’i dan Anni
(2011:85) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Suprijono (2014:7)
menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan,
bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Hal ini menerangkan
bahwa perubahan yang terjadi tidak hanya perubahan pengetahuan, tetapi juga
meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada
individu tersebut.
Terdapat beberapa jenis klasifikasi hasil belajar, namun sistem pendidikan
Indonesia menggunakan klasifikasi hasil belajar Bloom. Bloom (1956) dalam
Rifa’i dan Anni (2011:86-7) menjelaskan bahwa:
Hasil belajar mencakup tiga ranah belajar yaitu, (1) Ranah kognitif
berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,
dan penilaian; (2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri
dari lima aspek yakni penerimaan, penanggapan, penilaian,
pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup serta; (3) Ranah
psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak yang terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan
kreativitas.
Hasil belajar terlihat pada perubahan perilaku individu yang belajar.
Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan perilaku sebagai akibat
kegiatan belajarnya. Pengetahuan dan keterampilannya bertambah, dan
penguasaan nilai-nilai dan sikapnya bertambah pula. Berdasarkan pendapat
24
tersebut, dapat didefinisikan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang didapatkan
seseorang dari pembelajaran yang telah dilakukan baik berupa pengetahuan, sikap,
dan keterampilan.
Penelitian ini difokuskan untuk mengukur hasil belajar psikomotorik karena
menulis merupakan kegiatan yang mengukur keterampilan siswa. Oleh karena
itu, penelitian ini tidak hanya mengukur seberapa besar pengetahuan siswa dalam
menulis, namun kemampuan siswa dalam mengungkapkan pikirannya dalam
bentuk tulisan.
2.1.5 Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar
Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan dasar. Sekolah dasar
membelajarkan berbagai pengetahuan serta keterampilan dasar penting sebagai
bekal siswa di masa mendatang. Pada umumnya siswa sekolah dasar berusia
antara 7 hingga 12/13 tahun. Piaget (1988) dalam Rifa’i dan Anni (2011:26-30)
menyebutkan terdapat empat tahap perkembangan kognitif berdasar usia, yakni
(1) tahap sensorimotor (0-2 tahun); (2) tahap praoperasional (2-7 tahun); (3)
tahap operasional konkret (7-11 tahun); dan (4) tahap operasional formal (11
tahun ke atas).
Berdasarkan tahapan kognitif tersebut, siswa sekolah dasar berada dalam
tahap operasional konkret. Umumnya anak masih belum bisa memahami berbagai
hal abstrak. Siswa baru bisa berpikir konkret sesuai dengan kenyataan yang ia
lihat, dengar, dan rasakan. Contohnya siswa akan lebih mudah mendefinisikan
berbagai hal yang sudah ia lihat dibandingkan hal-hal yang belum pernah mereka
lihat. Hal ini dikarenakan siswa baru bisa mendefinisikan sesuatu yang sesuai
25
dengan pengalaman yang telah dilalui. Dalam tahapan ini siswa lebih banyak
meniru apa yang mereka lihat dan dengar dibandingkan menjalankan logikanya.
Logika anak sebenarnya sudah mulai berkembang, namun masih belum sempurna.
Iskandarwasid dan Sunendar (2013:143-5) menjelaskan bahwa siswa
sekolah dasar mengalami perkembangan yang berbeda-beda. Namun, pada
umumnya siswa sekolah dasar sudah bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, belajar dari pengalaman-pengalaman, berkelompok, memiliki
minat yang menjadi kekuatan motivasi, serta memiliki tokoh idola. Desmita
(2012:35) menjelaskan bahwa anak usia sekolah memiliki karakteristik yang
berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Karakteristik tersebut yaitu
senang bermain, bergerak, bekerja secara kelompok, dan senang merasakan atau
melakukan sesuatu secara langsung.
Sesuai tahap perkembangan anak, siswa sekolah dasar umumnya masih
senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru merancang pembelajaran yang
menyenangkan dan memungkinkan ada unsur permainan di dalamnya.
Karakteristik siswa sekolah dasar lainnya yaitu senang bergerak. Siswa sekolah
dasar merupakan makhluk aktif, yang memiliki kemauan sendiri, dorongan untuk
berbuat sesuatu, dan aspirasinya sendiri (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 44). Hal
ini menyebabkan siswa aktif bergerak. Mereka dapat duduk tenang paling lama
hanya 30 menit, sehingga guru dituntut untuk merancang pembelajaran yang
melibatkan keaktifan siswa.
Karakteristik siswa selanjutnya yaitu siswa senang bekerja kelompok. Siswa
sekolah dasar lebih senang bergaul dengan teman sebayanya. Keinginan siswa
untuk masuk dalam kelompok dan diterima sebagai anggota kelompok semakin
26
meningkat (Iskandarwassid dan Sunendar, 2013:144). Saat siswa berkelompok,
mereka dapat belajar tentang sosialisasi, sehingga guru dituntut untuk merancang
pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam suatu kelompok. Siswa memiliki
karakteristik yaitu senang merasakan sesuatu secara langsung. Suatu konsep cepat
dikuasai siswa, apabila siswa dilibatkan langsung melalui praktik yang diajarkan
guru. Siswa yang mengalami praktik langsung dalam pembelajaran, menimbulkan
pengalaman yang berarti sehingga lebih bertahan lama dalam ingatan jangka
panjangnya. Karakteristik ini menuntut guru untuk merancang pembelajaran yang
melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, guru dituntut untuk dapat
merancang model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.
Model pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan tahap-tahap
perkembangan siswa. Materi pembelajaran hendaknya dikaitkan dengan
pengalaman siswa, sehingga materi yang dipelajari tidak bersifat abstrak dan
bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah model pembelajaran
yang inovatif. Salah satu model yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran
mind mapping.
Model mind mapping memiliki karakteristik yang sesuai dengan
karakteristik siswa sekolah dasar. Di dalam pembelajarannya, siswa dapat
memainkan imajinasi mereka dengan bantuan warna saat membuat cabang-cabang
mind mapping. Pembuatan mind mapping dapat dilaksanakan secara kelompok
ataupun individu. Model mind mapping memberikan kesempatan kepada siswa
untuk aktif baik dalam kelompok maupun klasikal di kelas. Siswa akan
menyampaikan hasil mind mapping-nya di depan kelas, sehingga siswa harus aktif
27
dalam pembelajaran. Mind mapping dapat dibuat langsung oleh siswa, sehingga
siswa dapat merasakan secara langsung proses pembelajarannya. Mind mapping
yang penuh warna, simbol, dan gambar menarik perhatian siswa saat
pembelajaran.
2.1.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri di dunia.
Oleh karena itu, sangat penting melakukan interaksi antarmanusia. Untuk
melakukan interaksi tersebut dibutuhkan komunikasi yang baik. Agar komunikasi
bisa berjalan dengan lancar, dibutuhkan alat untuk berkomunikasi. Salah satu alat
berkomunikasi yaitu bahasa. Secara universal, bahasa merupakan suatu bentuk
ungkapan yang bentuk dasarnya adalah ujaran. Ujaran inilah yang membedakan
manusia dengan makhluk lainnya. Surono (2004:3) menyatakan bahasa adalah
hasil ciptaan manuisa yang berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan perasaan
dan pikiran seseorang kepada orang lain.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki
peran penting dalam kehidupan manusia sebagai alat komunikasi. Namun, setiap
negara memiliki bahasa yang berbeda. Begitu pula dengan Indonesia yang
menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Seperti yang diketahui,
meskipun sebagai bahasa negara, Indonesia memiliki berbagai ragam bahasa
daerah. Hal ini tentu menuntut sekolah-sekolah untuk membelajarkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa kedua kepada mayarakat Indonesia.
Zulela (2013:5) menyebutkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia
mencakup kemampuan bersastra serta empat komponen kemampuan berbahasa
28
yakni kemampuan mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.
Keempat kemampuan berbahasa tersebut saling melengkapi satu sama lain.
Keempatnya memiliki hubungan yang tak dapat dipisahkan. Keterampilan itu
akan terhubung secara integral dan sistematis. Pada awalnya manusia akan belajar
memahami bahasa dengan menyimak. Lambat laun manusia akan belajar
berbicara lantas belajar membaca dan menulis. Keterampilan berbahasa ini tidak
dapat dikuasai secara instan. Siswa harus banyak belajar dan berlatih agar dapat
menguasainya, sehingga memudahkan siswa berkomunikasi dengan baik. Oleh
karena itu, keempat keterampilan tersebut memiliki karakteristik masing-masing.
Tarigan (2008:2) menyebutkan karakteristik berbahasa sebagai berikut:
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa langsung, apresiatif,
reseptif, dan fungsional. Berbicara merupakan keterampilan langsung,
produktif, dan ekspresif. Membaca bercirikan apresiatif, fungsional, dan
merupakan keterampilan berbahasa tak langsung. Menulis merupakan
keterampilan tak langsung, produktif dan ekspresif.
Berdasarkan berbagai penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa fokus
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yaitu penguasaan keempat
keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan berbahasa tersebut disajikan
secara terpadu dalam pembelajaran, namun masih bisa dinilai secara terpisah.
Terpadu artinya dalam pembelajaran, siswa mempelajari lebih dari satu
keterampilan. Siswa dapat belajar keempat keterampilan secara bersamaan dalam
satu waktu, namun guru masih bisa melakukan penilaian secara terpisah.
2.1.7 Menulis Laporan Pengamatan
Salah satu kemampuan berbahasa yang harus dipelajari oleh siswa adalah
kemampuan menulis. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
29
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat
atau medianya (Suparno dan Yunus, 2007: 1.3). Menulis merupakan keterampilan
berbahasa untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan
kegiatan yang bersifat produktif dan ekspresif (Tarigan, 2008:3). Produktif
artinya bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan menghasilkan sebuah tulisan
sebagai media untuk menyampaikan pesan. Ekspresif artinya dengan menulis
seorang penulis dapat menyampaikan perasaan (emosi) melalui tulisan yang
dibuat. Berdasarkan pengertian tersebut terdapat empat komponen menulis, yakni
penulis (seseorang yang menulis untuk menyampaikan pesan), pesan (sesuatu
yang disampaikan oleh penulis), alat atau media (sesuatu yang digunakan untuk
menulis), serta pembaca (seseorang yang akan menerima pesan penulis).
Moriss (1964) dalam Tarigan (2008:28-9) mengklasifikasi tulisan dalam 4
bentuk yaitu eksposisi, argumen, deskripsi, dan narasi. Riebel (1972) dalam
Doyin dan Wagiran (2011:23) membagi karangan menjadi dua jenis, yaitu
imaginative writing dan factual writing. Imaginative writing merupakan tulisan
imajinasi yang membangkitkan perasaan, sedangkan factual writing merupakan
tulisan yang bersumber dari fakta. Factual writing digolongkan menjadi dua yaitu,
scientific writing (tulisan ilmiah) dan informative writing (tulisan bersifat
informasi). Tulisan yang tergolong informative writing yaitu berita, kisah
perjalanan, riwayat hidup, dan laporan peristiwa.
Salah satu materi yang dibelajarkan pada siswa kelas V SD yaitu laporan
pengamatan. Laporan adalah cara penyampaian informasi kepada seseorang atau
suatu instasi yang disusun atas dasar tanggung jawab yang diembannya (Kosasih,
2014:61). Kosasih (2014:61) juga mendefinisikan laporan sebagai dokumen yang
30
menyampaikan informasi mengenai suatu masalah atau fakta. Menurut Warsidi
dan Farika (2008:62), “Laporan adalah tulisan yang berisi hasil pengamatan
terhadap sebuah tempat atau suatu pekerjaan.”
Laporan pengamatan merupakan tulisan yang menyampaikan atau
memberitahukan sesuatu dari hasil yang telah diamati. Kosasih (2014:75)
menjelaskan bahwa laporan pengamatan merupakan karangan yang memaparkan
suatu fenomena atau kejadian berdasarkan data dan fakta hasil proses pengamatan.
Isi laporan ialah hal-hal penting yang berkaitan langsung dengan kejadian nyata di
tempat laporan. Isi laporan juga menjadi tanggung jawab pembuat laporan. Oleh
karena itu, isi laporan harus sesuai dengan fakta-fakta saat pelaksanaan
pengamatan, bukan hasil imajinasi pembuat laporan.
Penyusunan laporan didasarkan pada pemberi laporan (pelapor), pihak yang
menerima laporan, tujuan laporan, dan sifat laporan (Kosasih, 2014:61). Pelapor
yaitu orang yang membuat laporan baik perorangan, kepanitiaan, dan lembaga.
Pelapor memiliki tanggung jawab terhadap penerima laporan. Penerima laporan
yaitu pihak-pihak yang menerima hasil laporan pengamatan. Pelapor harus
memperhatikan sungguh-sungguh tujuan penyusunannya agar sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini karena tujuan laporan merupakan apa yang ingin disampaikan
oleh pelapor kepada penerima laporan. Kosasih (2014:62) menyebutkan sifat-sifat
laporan, yaitu:
(1) Tidak mengandung imajinasi berkenaan dengan pelapor yang
mengetahui secara tepat pihak yang menerima laporan; (2) Lengkap
yang berarti bahwa dalam laporan tidak boleh ada hal-hal penting
yang diabaikan dan tidak memasukkan hal menyimpang; (3) Disajikan
secara menarik yang berarti nilai yang ada pada laporan memiliki
bobot dalam bahasa dan isi, serta sistematikanya logis dan mudah
dipahami.
31
Pembuatan laporan pengamatan dilakukan secara sistematis. Terdapat
langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pelapor. Langkah-langkah tersebut
akan mempermudah pelapor dalam pembuatan laporan. Menurut Suyatno
(2011:113-6), langkah-langkah pembuatan laporan yaitu: (1) melakukan
pengamatan; (2) membuat catatan; (3) membuat kerangka laporan; (4) menulis
laporan; dan (5) memperbaiki laporan.
Sebelum melakukan pengamatan, perlu ditentukan terlebih dahulu objek
yang diamati. Selain itu, pengamat perlu membuat perihal apa saja yang akan
diamati dari objek tersebut. Dalam pelaksanaan pengamatan, pengamat hendaknya
mengamati dengan sungguh-sungguh objek yang diamati. Untuk membantu
pengamat dalam pelaksanaan pengamatan, pengamat dapat membuat catatan-
catatan. Setelah kegiatan mengamati selesai, tahap selanjutnya yaitu membuat
kerangka laporan. Kerangka laporan memberikan garis besar terhadap sistematika
laporan yang akan ditulis. Kerangka laporan sebaiknya memuat judul pengamatan,
waktu pengamatan, tempat atau lokasi pengamatan, hal yang diamati, nama
pengamat, tujuan pngamatan dan (deskripsi) penjelasan pengamatan (Warsidi dan
Farika, 2008:17).
Saat sebuah kerangka laporan selesai, kerangka laporan itu dikembangkan
menjadi laporan yang utuh. Bisa dikembangkan setiap bagian yang ada dalam
kerangka laporan, sehingga isi laporan menjadi lebih lengkah. Pelapor dapat
mendeskripsikan berbagai objek pengamatan. Setelah laporan selesai, agar isi
laporan menjadi lebih baik, perlu ada kegiatan memperbaiki laporan. Untuk
melaksanakannya bisa meminta saran kepada orang lain untuk mengoreksi
laporan yang telah dibuat. Pengoreksi dapat mengoreksi isi laporan, tata bahasa,
32
ejaan, dan format penulisan. Hasil koreksi dijadikan pedoman untuk memperbaiki
laporan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan
pengamatan merupakan tulisan yang berisi hasil pengamatan seseorang terhadap
suatu objek. Laporan harus berdasarkan fakta yang dapat diamati pada objek
pengamatan. Siswa dituntut untuk dapat menjabarkan objek yang diamatinya pada
hasil pengamatan dengan jelas dan lengkap, sehingga pembaca dapat memahami
apa yang diamati oleh siswa.
2.1.8 Model Pembelajaran
Mills (1989) dalam Suprijono (2013:45) berpendapat bahwa model adalah
bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang
atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Menurut
Suprijono (2013:46), “Model pembelajaran adalah pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas maupun tutorial.” Joyce (1992) dalam Trianto (2011:5)
menyatakan bahwa:
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang
digunakan sebagai pedoman yang digunakan pendidik dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran
termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan
lain-lain.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan suatu kerangka pedoman pembelajaran di kelas yang
terdiri atas tujuan, tahapan kegiatan, lingkungan, pengelolaan kelas, serta berbagai
perangkat pembelajaran lainnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran, model harus
disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi pembelajaran. Hal ini dilaksanakan
33
agar model pembelajaran dapat memberikan manfaat maksimal kepada siswa.
Guru mampu memberikan bantuan kepada siswa untuk mendapatkan informasi,
ide, keterampilan, dan cara berpikir dan mengekspresikan diri dengan model
pembelajaran yang sesuai.
Terdapat beberapa jenis model pembelajaran. Ada model pembelajaran
yang bersifat berpusat pada guru dan ada yang berpusat pada siswa. Menurut
Iskandarwassid dan Sunendar (2011:26), model pembelajaran yang bersifat
berpusat pada guru merupakan model pembelajaran paling tua dan sering disebut
model tradisional/konvensional. Model ini lebih menekankan guru untuk
mengalihkan pengetahuan sebanyak-banyaknya yang ia miliki kepada siswa. Hal
ini cenderung membuat siswa pasif. Model konvensional lebih banyak berisi
tentang ceramah yang dilakukan oleh guru. Selain model yang bersifat berpusat
pada guru, terdapat model belajar yang berpusat pada siswa. Model ini
menekankan bahwa siswa bukan hanya objek mengajar. Makna mengajar pada
model ini berarti menciptakan suasana belajar yang optimal (Iskandarwassid dan
Sunendar, 2011:27). Model berpusat pada siswa melibatkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran dan menutut siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
2.1.9 Model Pembelajaran Mind Mapping
Mind mapping merupakan salah satu model pembelajaran berpusat pada
siswa yang dikembangkan oleh Tony Buzan. Buzan (2013:4) mendefinisikan
bahwa mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambil kembali informasi keluar dari otak. Windura
(2013:12) menjelaskan bahwa mind mapping merupakan sistem belajar dan
34
berpikir yang menggunakan kedua belah otak sesuai cara kerja alaminya sehingga
dapat mengeluarkan segala potensi yang dimiliki otak. Mind mapping menggapai
ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut.
Mind mapping adalah cara yang kreatif bagi peserta didik secara individual
untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian
baru (Silberman, 2014:200). DePorter dan Hernacki (2013:153) menyebutkan
bahwa mind mapping (peta pikiran) adalah pemanfaatan keseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan grafis lainnya untuk membentuk kesan. Swadarma
(2013:2) menjelaskan bahwa mind mapping merupakan model efektif untuk
menuangkan semua gagasan yang ada di dalam pikiran.
Mind mapping berfungsi untuk mengembangkan otak dengan
memancarkan pemikiran tentang berbagai kejadian hidup dalam sebuah peta.
Mind mapping menggunakan prinsip brain management yang menggabungkan
kinerja kedua belahan otak secara bersamaan. Siswa akan menemukan kemudahan
untuk mengidentifikasi apa yang sedang dan ingin mereka pelajari, kemudian
mengembangkannya dengan mudah menggunakan mind mapping.
Mind mapping dapat digunakan oleh seluruh manusia dan berbagai bidang
kehidupan. Kegunaan mind mapping dijelaskan oleh Swadarma (2013:8) meliputi,
(1) Mengumpulkan data yang hendak digunakan untuk segala
keperluan secara sistematis; (2) Mengembangkan dan menganalisis
ide/pengetahuan saat prsoses belajar mengajar, workshop, atau
rapat; (3) Memudahkan untuk melihat kembali sekaligus mengulang
ide/gagasan; (4) Mempercepat dan menambah pemahaman saat
pembelajaran; (5) Mengasah kemampuan kerja otak; (6)
Menyederhanakan struktur ide yang rumit menjadi mudah.
Selain memiliki kegunaan, mind mapping memiliki berbagai manfaat.
Manfaat mind map dapat dirasakan oleh siapapun. Menurut Windura (2013:14-5)
35
mind mapping bermanfaat bagi siswa, keperluan mengajar, keluarga, serta dalam
manajemen dan bisnis. Bagi siswa, mind mapping bermanfaat untuk berpikir dan
merencanakan kehidupan sehari-hari. Mind mapping dapat digunakan dalam
meringkas, mengarang, berpikir analisis, berpikir kreatif, merencanakan kegiatan
sehari-hari, serta menguraikan berbagai materi pelajaran. Bagi keperluan
mengajar, mind mapping dapat digunakan untuk merancang kurikulum, meringkas
materi, mengembangkan ide mengajar, manajemen waktu, penugasan siswa,
penelitian, perencanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
Berdasarkan kegunaan dan manfaat dari mind mapping, model tersebut
memiliki banyak kelebihan/keunggulan. Swadarma (2013:9) menyebutkan
beberapa kelebihan model pembelajaran mind mapping antara lain: (1) Memacu
kreativitas, sederhana, dan mudah dikerjakan; (2) Memaksimalkan sistem kerja
otak; (3) Menarik dan mudah tertangkap mata; dan (4) Dapat melihat sejumlah
besar data dengan mudah.
Mind mapping memacu siswa untuk menunjukkan kekreatifannya karena
siswa dibebaskan dalam menuangkan ide yang dimilikinya. Mind mapping relatif
mudah untuk dikerjakan oleh siapapun, bentuknya juga sederhana karena berisi
inti permasalahan dan cabang-cabang. Dalam memaksimalkan kinerja otak, mind
mapping menggabungkan kerja otak belahan kanan dan kiri dalam satu waktu.
Otak kanan yang dapat bermain dengan imajinasi, warna, dan kekreatifitasan akan
dipadukan dengan otak kiri yang dikuasai oleh logika dan pengetahuan. Mind
mapping menarik dan mudah tertangkap oleh mata karena adanya penggunaan
simbol, gambar, dan warna sehingga membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan. Suasana positif akan timbul dalam pembelajaran. Mind mapping
36
yang dibuat dalam selembar kertas mampu melihat sejumlah data yang besar
dengan mudah. Hal ini karena mind mapping hanya mencatat bagian-bagian yang
penting saja sehingga mudah diingat dan dipelajari.
Model pembelajaran tidak hanya memiliki kelebihan, namun memiliki
kekurangan. Model mind mapping memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan
tersebut yaitu: (1) membutuhkan waktu; (2) membutuhkan banyak warna; dan (3)
menuntut kreativitas. Dalam pembuatan mind mapping diperlukan waktu yang
lama karena mind mapping memerlukan pemikiran yang luas. Siswa memerlukan
waktu untuk menerjemahkan pemikiran yang luas tersebut menjadi cabang-
cabang mind mapping. Waktu yang lama juga dibutuhkan saat siswa menggambar
mind mapping agar menjadi lebih menarik. Mind mapping juga membutuhkan
banyak warna karena sebagian besar siswa ingin mind mapping yang dibuatnya
menjadi lebih menarik. Mind mapping merupakan cara siswa untuk menunjukkan
kreativitasnya, sedangkan untuk menjadi kreatif itu tidak mudah. Oleh karena itu,
akan sulit bagi siswa yang kurang kreatif untuk membuat mind mapping.
Oleh karena itu, kekurangan model mind mapping harus bisa diatasi oleh
guru. Guru harus benar-benar memahami model mind mapping beserta
penerapannya dalam pembelajaran. Guru juga harus pandai merencanakan
pembelajaran dan mengalokasikan waktu agar model ini dapat berjalan dengan
lancar. Selain itu, guru harus senantiasa membimbing siswa dalam pembuatan
mind mapping. Guru dapat memancing siswa dalam membuat cabang-cabang
dalam mind mapping.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat dua hal yang harus dilaksanakan
oleh guru. Hal pertama yaitu bagaimana guru mengajarkan cara membuat mind
37
mapping kepada siswa. Hal kedua yaitu bagaimana guru menerapkan mind
mapping di dalam langkah-langkah pembelajaran. Cara untuk membuat peta
pikiran menurut Huda (2013:308), yaitu sebagai berikut:
(1) Letakkan gagasan/tema/poin utama di tengah-tengah halaman
kertas. Akan lebih mudah jika posisi kertas tidak dalam keadaan tegak
lurus (portrait), melainkan dalam poisi membentang (landscape).
(2) Gunakan garis, tanda panah, cabang-cabang, dan warna yang
berbeda-beda untuk menunjukkan hubungan tema utama dengan
gagasan pendukung lain.
(3) Hindari untuk bersikap latah; Lebih menampilkan karya bagus
daripada konten di dalamnya. Mind mapping harus dibuat dengan
cepat tanpa ada jeda dan editing yang menyita waktu. Untuk itulah,
sangat penting mempertimbangkan segala kemungkinan yang harus
dan tidak harus dimasukkan ke dalam peta tersebut.
(4) Pilihlah warna-warna yang berbeda untuk mensimbolisasi
sesuatu yang berbeda pula.
(5) Biarkan beberapa ruang kosong dalam kertas.
Silberman (2014:200-1) menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan
pada saat melaksanakan model mind mapping. Langkah-langkah yang dimaksud
yaitu sebagai berikut:
(1) Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran. Beberapa kemungkinan
mencakup problem atau isu tentang ide-ide tindakan yang diinginkan
untuk menciptakan ide-ide aksi, konsep atau kecakapan yang baru saja
diajarkan, dan penelitian yang harus direncanakan oleh siswa.
(2) Konstruksikan bagi kelas peta pikiran yang sederhana yang
menggunakan warna, khayalan atau simbol.
(3) Berikan kertas, pena, dan sumber-sumber lain yang anda pikir akan
membantu siswa membuat peta pikiran yang berwarna dan indah.
Berilah tugas siswa memetakan pikiran. Tunjukkan bahwa mereka
memulai peta mereka dengan membuat gambar yang menggambarkan
topik atau ide utama. Kemudian, berilah mereka semangat untuk
membagi-bagi seluruhnya ke dalam komponen-komponen yang lebih
kecil dan mengambarkan komponen-komponen ini hingga batas luar
peta (dengan menggunakan grafik).
(4) Berikanlah waktu yang banyak kepada siswa untuk
mengembangkan peta pikiran mereka. Doronglah mereka untuk
melihat karya orang lain untuk menstimulasi ide-ide.
(5) Perintahkan kepada siswa untuk saling membagi peta pikirannya.
Lakukan diskusi tentang nilai cara kreatif untuk menggambarkan ide-
ide.
38
Amri (2014:117) juga menjelaskan pelaksanaan model mind mapping
dalam pembelajaran. Pelaksanaan model mind mapping yang dimaksud yaitu:
(1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
(2) Guru mengemukakan konsep atau permasalahan yang akan
ditanggapi oleh siswa, dan sebaiknya permasalahan tersebut
mempunyai alternatif jawaban.
(3) Guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri atas 2-3
siswa.
(4) Setiap kelompok menginventarisasi atau mencatat alternatif
jawaban dari hasil diskusinya.
(5) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil
diskusinya dan guru mencatat di papan tulis, lalu mengelompokkan
sesuai kebutuhan guru.
(6) Berdasarkan data-data yang terdapat pada papan tulis, siswa
disuruh membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai
konsep yang disediakan guru.
Berdasarkan penjelasan langkah-langkah model pembelajaran mind
mapping oleh para ahli, penelitian ini menerapkan langkah-langkah pembelajaran
yang dikemukakan oleh Amri, namun sudah dimodifikasi. Langkah-langkah
pembelajaran tersebut yaitu:
(1) Guru menyampaikan kompetensi pembelajaran
(2) Guru menyampaikan cara membuat mind mapping, yaitu:
(a) Menentukan topik dan buatlah kata kunci di tengah-tengah kertas.
(b) Buatlah cabang utama untuk mengelompokkan atau mengorganisasikan
ide yang muncul saat mengingat pengalamannya. Cabang utama ini bisa
berbentuk 5WH, yaitu what (apa), where (dimana), when (kapan), who
(siapa), why (kenapa), dan how (bagaimana).
(c) Tuliskan apapun yang bisa diamati dalam cabang-cabang mind mapping.
(3) Guru menyampaikan konsep atau permasalahan yang akan dibuat menjadi
mind mapping.
39
(4) Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa.
(5) Setiap kelompok menginventarisasi atau mencatat alternatif jawaban dari
hasil diskusinya.
(6) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya
dan guru mencatat hasilnya sesuai kebutuhan di papan tulis,
(7) Berdasarkan data-data yang terdapat pada papan tulis, siswa disuruh
menyimpulkan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang
disediakan guru.
Modifikasi langkah-langkah pembelajaran dapat dilihat pada langkah kedua
dan keempat. Ada penambahan langkah yaitu penyampaian cara membuat mind
mapping yang bertujuan mempermudah siswa dalam pembuatan mind mapping.
Pada langkah keempat ada perubahan jumlah anggota kelompok. Jumlah anggota
kelompok yang awalnya antara 2-3 dimodifikasi menjadi 4 setiap kelompoknya.
Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah siswa dalam kelas. Apabila siswa hanya
dikelompokan antara 2-3 orang setiap kelompok menyebabkan jumlah kelompok
terlalu banyak. Kelompok yang terdiri dari 4 orang menjadikan jumlah kelompok
lebih sedikit dan memungkinkan lebih banyak kelompok yang membacakan hasil
mind mapping di depan kelas.
Model mind mapping dapat diterapkan pada pembelajaran menulis laporan
pengamatan agar siswa bisa lebih mudah mengidentifikasi apa yang diamati.
Simbol, warna, dan gambar membantu siswa untuk lebih memahami apa yang
diamatinya. Siswa juga lebih mudah mengingat apa yang dia amati dengan mind
mapping, sehingga lebih mudah dalam menjelaskan apa saja yang ada dalam
laporan pengamatannya.
40
2.2 Kajian Empiris
Kajian empiris merupakan penjelasan mengenai berbagai penelitian relevan
yang pernah dilaksanakan sebelum penelitian ini. Dalam kajian empiris ini
dijelaskan 10 penelitan yang pernah dilaksanakan dan memiliki relevansi dengan
penelitian yang dilaksanakan. Sepuluh penelitian ini berisi tentang pelaksanaan
model mind mapping pada berbagai materi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan
dapat menggambarkan bahwa mind mapping efektif dan meningkatkan hasil
belajar siswa. Sepuluh penelitian yang relevan dengan model pembelajaran mind
mapping yaitu:
(10) Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan melalui Teknik
Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Siswa Kelas V SDN Balarejo 01
Balarejo, Madiun oleh Suparmi (2013);
(11) Pengaruh Implementasi Strategi Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar
Menulis Kreatif Ditinjau dari Kreativitas Siswa oleh Mariyani, Marhaeni, dan
Sutama (2013);
(12) Efektivitas Model Mind Map dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis
Artikel oleh Siswa Kelas XI SMA Wasta Rakyat Sei Gelugur Tahun
Pembelajaran 2012/2013 oleh Ginting (2013);
(13) Keefektifan Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran
Menulis Cerpen Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas I
SMP Negeri 18 Malang oleh Puspita, Suwignyo, dan Karkono (2013);
(14) Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Argumentasi oleh Himawan, Kartono, dan Karsono (2015);
41
(15) Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama oleh Kusmintayu,
Suwandi, dan Anindyarini (2012);
(16) Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Narasi oleh Apriyanto, Poerwanti, dan Dwijiastuti (2015);
(17) Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Metode Mind
Mapping oleh Asih, Kartono, dan Hartono (2013);
(18) The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3
Bengkulu, Indonesia oleh Riswanto dan Putra (2012);
(10) The Effectiveness of a Proposed Program Based on a Mind Mapping
Strategy in Developing the Writing Achievement of Eleventh Grade EFL
Students in Jordan and Their Attitudes Towards Writing oleh Saed dan Al-
Omari (2014);
Penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan melalui
Teknik Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Siswa Kelas V SDN Balerejo
01 Balerejo Madiun dilakukan oleh Suparmi pada tahun pelajaran 2012/2013.
Berdasarkan hasil penilaian awal siklus I dan siklus II hasil belajar siswa dalam
menulis laporan pengamatan mengalami peningkatan. Nilai rata-rata awal 66,36,
setelah dilaksanakan siklus I menjadi 70,81. Pada siklus II rata-rata meningkat
lagi menjadi 85,86. Kesimpulannya yaitu model pembelajaran mind mapping
dapat meningkatkan kemampuan menulis laporan pengamatan. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang dilaksanakan ialah penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas kolaboratif sedangkan, penelitan yang dilaksanakan
menggunakan metode eksperimen pada objek dan sekolah yang berbeda.
42
Penelitian yang dilaksanakan oleh Mariyani, Marhaeni, dan Sutama (2013)
berjudul Pengaruh Implementasi Strategi Mind Mapping terhadap Prestasi
Belajar Menulis Kreatif ditinjau dari Kreativitas Siswa dilaksanakan pada siswa
kelas V SD gugus IV Kerambitan yang berjumlah 101 siswa. Hasil penelitiannya
yaitu (1) Terdapat perbedaan signifikan prestasi belajar menulis kreatif siswa
yang mengikuti strategi mind mapping dengan pembelajaran konvensional; (2)
Setelah diadakan pengendalian kreativitas siswa, prestasi menulis kreatif
siswa yang mengikuti strategi mind mapping lebih tinggi daripada
pembelajaran konvensional; dan (3) Kontribusi kreativitas siswa terhadap
prestasi menulis kreatif siswa dengan mind mapping 19,9%. Persamaan
penelitian yang dilaksanakan dengan penelitian tersebut yaitu menggunakan siswa
kelas V sebagai sampel serta penggunaan model mind mapping dalam
pembelajaran. Perbedaannya yaitu pada variabel kreativitas dalam mind mapping,
analisis data, jumlah sampel, dan materi menulis yang diteliti.
Penelitian berikutnya yang relevan yaitu peelitian berjudul Efektivitas Model
Mind Mapping dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Artikel Oleh Siswa
Kelas XI SMA Wasta Rakyat Sei Gelugur Tahun Pembelajaran 2012/2013 oleh
Ginting (2013). Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Unimed ini
menyimpulkan bahwa kemampuan menulis artikel siswa yang dibelajarkan
dengan model mind mapping lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan
model ekspositori. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata menulis artikel dengan
menggunakan model mind mapping sebesar 80,13, sedangkan hasil rata-rata
menulis artikel dengan model ekspositori sebesar 70,8. Sehingga model mind
mapping memberikan pengaruh yang signifikan (positif) terhadap kemampuan
43
menulis artikel oleh siswa kelas XI SMA Swasta Rakyat Sei Gelugur. Persamaan
penelitian tersebut dengan penelitan yang dilaksanakan adalah penggunaan mind
mapping dalam pembelajaran menulis. Perbedaannya adalah pada jenjang
pendidikan siswa, materi menulis yang diteliti, serta pembanding model
pembelajaran yang digunakan.
Penelitian berjudul Keefektifan Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam
Pembelajaran Menulis Cerpen Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami
Siswa Kelas I SMP Negeri 18 Malang dilaksanakan oleh Puspita, Suwignyo, dan
Karkono (2013). Kesimpulan penelitian tersebut yaitu mind mapping efektif
digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen dan dibuktikan oleh uji-t yang
menunjukkan pada setiap aspek nilai thitung > ttabel. Pada aspek kesesuaian tokoh
dan penokohan pada cerpen dengan karakter penulis, thitung (2,569) > ttabel (1,995).
Pada aspek kesesuaian latar dan pelataran dalam cerpen dengan latar pada
peristiwa sebenarnya, thitung (2,115) > ttabel (1,995). Pada aspek kesesuaian alur dan
pengaluran dalam cerpen dengan peristiwa sebenarnya, thitung (2,574) > ttabel
(1,995). Pada aspek kesesuaian pesan dalam cerpen yang ditulis berdasarkan
peristiwa yang pernah dialami dengan pesan pada peristiwa sebenarnya , thitung
(2,133) > ttabel (1,995). Hal ini menunjukkan bahwa semua hipotesis dalam
penelitian ini diterima. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang
dilaksanakan adalah pada objek penelitian dan materi menulis yang digunakan.
Persamaannya yaitu penggunaan mind mapping dalam pembelajaran menulis.
Penelitian relevan berikutnnya yaitu Penerapan Metode Mind Mapping
untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi oleh Himawan, Kartono,
dan Karsono (2015). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri
44
01 Gedong Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2013/2014.
Kesimpulan penelitian tersebut yaitu model mind mapping dapat meningkatkan
keterampilan menulis argumentasi. Peningkatan kemampuan menulis pada siswa
dibuktikan dengan ketercapaian siswa pada kondisi awal hanya sebesar 40,7%
dengan nilai rata-rata kelas 64,5 menjadi 55,5% pada siklus I dengan rata-rata
nilai kelas 70,5. Pada siklus II menjadi 74% dengan rata-rata nilai kelas 76,2 dan
menjadi 92% pada siklus III dengan nilai rata-rata kelas 80. Perbedaan penelitian
ini yaitu materi pembelajaran menulis, objek penelitian, dan teknik penelitian
yang digunakan. Persamaannya yaitu penggunaan model mind mapping pada
pembelajaran bahasa Indonesia.
Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbicara Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama oleh Kusmintayu, Suwandi,
dan Anindyarini (2012) merupakan penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian yaitu
adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dilihat dari keaktifan dan
motivasi siswa serta hasil belajar siswa. Pada siklus II 78,13% siswa aktif dalam
pembelajaran, 75% aktif dalam pembuatan mind mapping, 78,53% siswa memiliki
minat dan motivasi saat meneceritakan tokoh idola, 98,44% siswa mampu
menceritakan tokoh idola, 95,3% siswa mampu mengorganisasiskan
perkataannya, dan 78,13% siswa memenuhi nilai KKM yaitu 70. Persamaan
dengan penelitian yang dilaksanakan yaitu penggunaan model mind mapping.
Perbedaanya yaitu pada objek penelitian dan materi yang digunakan.
Penelitian yang dilakukan oleh Apriyanto, Poerwanti, dan Dwijiastuti
(2015) berjudul “Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
45
Keterampilan Menulis Narasi” di laksanakan pada siswa kelas IV di SD Negeri
Gajahan Colomandu Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian menunjukkan
meningkatnya hasil nilai keterampilan menulis narasi yang dicapai siswa dari
tahap pratindakan sampai dengan siklus II. Pada tahap pratindakan, nilai rata-rata
yang dicapai siswa sebesar 66,23 dengan nilai terendah 50 dan tertinggi 80 serta
ketuntasan klasikal mencapai angka 40% atau hanya 12 siswa mendapat nilai
tuntas. Pada siklus I, nilai rata-rata yang dicapai siswa meningkat menjadi 70,87
dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 90 serta ketuntasan klasikal mencapai
66,67% atau 20 siswa sudah mencapai nilai tuntas. Setelah dilakukan
tindakan pada siklus II nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa
meningkat menjadi 80,03 dengan nilai terendah 72 dan nilai tertinggi 90 dan
ketuntasan klasikal mencapai 93,33% atau 28 siswa sudah mencapai tuntas.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu
pengunaan model mind mapping dalam pembelajaran menulis. Perbedaan
penelitian ini yaitu pada materi pembelajaran menulis, objek penelitianj, serta
teknik penelitian.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Asih, Kartono, dan Hartono (2013)
berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Metode Mind
Mapping” dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Shine 01 Kabupaten Sragen.
Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa model mind mapping dapat
meningkatkan hasil belajar menulis deskripsi. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa prasiklus yang awalnya 65 menjadi 74,5 pada
siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata menulis deskripsi siswa yaitu 78,8,
meningkat pada siklus III menjadi 84,6. Ketuntasan nilai keterampilan menulis
46
deskripsi pada prasiklus sebanyak 19 siswa atau 39%. Pada siklus I siswa
yang mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 36 siswa atau 74%. Pada
siklus II siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 42 siswa atau
86%. Pada siklus III siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 46
siswa atau 94%. Persamaan penelitian yang peneliti laksanakan dengan penelitian
tersebut adalah penerapan model mind mapping pada satu ranah materi
pembelajaran bahasa Indonesia. Perbedaan penelitian yaitu pada teknik penelitian
(penelitian tersebut menggunakan PTK, sedangkan peneliti menggunakan
eksperimen), materi pembelajaran menulis, tingkatan kelas, dan objek penelitian.
“The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3
Bengkulu, Indonesia”, merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh Riswanto
dan Putra pada siswa kelas I SMA N 3 Bengkulu. Hasil penelitiannya
menunjukkan nilai siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Nilai kelas eksperimen adalah 68.121 dan kelas kontrol adalah 62.772. Pada
penghitungan menggunakan statistic nilai thitung yaitu 2,7 dan nilai tabel t adalah
2.0, jadi nilai thitung > t tabel (2,7 > 2.0). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan pada tes menulis siswa yang menggunakan model mind mapping
dibandingkan model konvensional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
yang dilaksanakan yaitu penggunaan model mind mapping pada pembelajaran
menulis. Perbedaannya yaitu jenis tulisan yang diteliti serta objek penelitian
memiliki perbedaan jenjang pendidikan.
The Effectiveness of a Proposed Program Based on a Mind Mapping
Strategy in Developing the Writing Achievement of Eleventh Grade EFL Students
in Jordan and Their Attitudes Towards Writing oleh Saed dan AL-Omari (2014)
47
menunjukkan bahwa model mind mapping lebih baik dibanding model
konvensional. Hasil penelitian menunjukkan kelas ekperimen memiliki rata-rata
18,53 dibanding kelas kontrol yang memiliki rata-rata 15,33 dalam penghargaan
menulis dalam pembelajaran. Dalam sikap menulis, rata-rata kelas eksperimen
yaitu 152,76 sedangkan rata-rata kelas kontrol yaitu 129,34. Perbedaan penelitian
yang dilaksanakan adalah pada materi dan objek penelitian. Persamaannya adalah
penggunaa model mind mapping.
Berdasarkan sepuluh penelitian yang relevan, dapat disimpulkan bahwa
model mind mapping efektif digunakan pada berbagai mata pelajaran jenjang SD,
SMP, dan SMA. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan penelitian yang
menerapkan model mind mapping dalam pembelajaran menulis laporan
pengamatan pada siswa kelas V SD. Penelitian ini merupakan penelitian baru,
karena penelitian sebelumnya tidak menggunakan objek, teknik, materi, variabel,
dan analisis data penelitian yang sama dengan penelitian yang dilaksanakan.
Persamaan penelitian hanya ada pada penggunaan model mind mapping dalam
pembelajaran.
2.3 Kerangka Berpikir
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia hakikatnya merupakan pembelajaran
yang menyenangkan, hanya saja selama ini pembelajaran bahasa Indonesia
dibelajarkan secara konvensional dalam kelas. Tidak jarang membuat
pembelajaran di kelas terkesan mononton, tidak menyenangkan dan
membosankan. Pembelajaran yang dilaksanakan berorientasi pada guru, sehingga
keterlibatan siswa menjadi kurang dan berakibat pada hasil belajar siswa yang
48
rendah. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat
memenuhi karakteristik siswa dan bersifat berpusat pada siswa. Salah satu model
yang dapat diterapkan yaitu model mind mapping.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini menggunakan kelas VA sebagai
kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Kelas VB
menjadi kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran
model mind mapping. Hasil pembelajaran kedua kelas tersebut kemudian
dibandingkan. Skema kerangka berpikir penelitian ini dapat dibaca pada bagan
2.1.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Siswa
Model Pembelajaran
Konvensional
Dibandingkan
Kelompok Eksperimen
Hasil Belajar Siswa
Hasil Belajar Siswa Rendah
Model Pembelajaran
Mind Mapping
Hasil Belajar Siswa
Kelompok Kontrol
Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan
49
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2014: 99). Hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritik dan perlu pembuktian lebih lanjut. Penelitian ini mengajukan beberapa
hipotesis sebagai berikut:
(1) Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V SDN 1
Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan antara yang
memeroleh pembelajaran model mind mapping dan yang memeroleh
pembelajaran model konvensional (µ1 = µ2).
Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang
dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan antara yang memeroleh
pembelajaran model mind mapping dan yang memeroleh pembelajaran model
konvensional (µ1 ≠ µ2).
(2) Ho : Hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran
menulis laporan pengamatan yang memeroleh pembelajaran model mind
mapping tidak lebih baik daripada yang memeroleh pembelajaran model
konvensional (µ1 ≤ µ2).
Ha : Hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran
menulis laporan pengamatan yang memeroleh pembelajaran model mind
mapping lebih baik daripada yang memeroleh pembelajaran model
konvensional (µ1 > µ2).
50
BAB 3
METODE PENELITIAN
Bagian ini membahas metode penelitian yang digunakan pada penelitian.
Pada bagian ini dijelaskan desain penelitian, populasi dan sampel, variabel
penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan
teknik analisis data.
3.1 Desain Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain quasi experimental yang
merupakan pengembangan desain true experimental. Dalam desain quasi
experimental terdapat kelompok kontrol, akan tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
penelitian eksperimen (Sugiyono, 2014: 116). Bentuk desain quasi experimental
yang digunakan yaitu desain nonequivalent control group. Desain penelitian
nonequivalent control hampir sama dengan desain pretest-posttest control group
yang menghendaki adanya tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk
mengetahui kesetaraan dua kelas penelitian, sedangkan tes akhir dilakukan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan hasil pembelajaran setelah mendapatkan
perlakuan yang berbeda. Skema desain nonequivalent control group sesuai
dengan Sugiyono (2014:118) dapat dibaca pada bagan 3.1.
Bagan 3.1 Skema Desain Nonequivalent Control Group
O1 x O2
………………………….
O3 O4
51
Keterangan:
O1 : keadaan awal kelas eksperimen
O3 : keadaan awal kelas kontrol
O2 : hasil penilaian kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan
O4 : hasil penilaian kelas kontrol tanpa perlakuan
X : perlakuan dengan model pembelajaran
Berdasarkan skema tersebut, O1 dan O3 adalah keadaan awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukkan hasil belajar siswa sebelum
adanya perlakuan. Setelah diketahui hasil tes kedua kelas setara (O1 tidak berbeda
jauh dengan O3), maka kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan
model mind mapping, sedangkan kelas kontrol tidak menerapkan model mind
mapping. O2 adalah hasil penilaian kelas eksperimen yang telah diberi
perlakuan dengan menerapkan model mind mapping. O4 adalah hasil penilaian
kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan model mind mapping (pembelajaran
menerapkan model konvensional). Setelah dilakukan tes akhir pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, hasil tes akhir kedua kelas tersebut dibandingkan.
Jadi, pengaruh penggunaan model mind mapping terhadap hasil belajar siswa
kelas V SDN 1 Karangbawang yaitu (O2 - O1) – (O4 – O3) (Sugiyono, 2014: 118).
3.2 Variabel Penelitian
Sugiyono (2014:63) menjelaskan bahwa variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik
kesimpulannya. Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2014:63) secara
52
teoritis menyebutkan bahwa variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang
atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu
objek dengan objek yang lain. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut yang melekat pada
suatu objek varian yang diteliti untuk ditarik kesimpulan. Terdapat dua jenis
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan terikat.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
penyebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2014: 64).
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran mind
mapping pada materi menulis laporan pengamatan. Sugiyono (2014:64)
menyatakan bahwa variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini yaitu hasil belajar siswa pada materi menulis laporan pengamatan.
3.3 Populasi dan Sampel
Setiap penelitian memiliki objek yang diteliti. Objek tersebut tercakup
dalam populasi dan sampel. Berikut dijelaskan mengenai populasi dan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini.
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2014:119), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V SDN 1 Karangbawang yang
berjumlah 83 siswa dan terbagi menjadi dua kelas paralel yakni kelas VA dan VB.
53
Jumlah siswa kelas VA yaitu 41 siswa (ditetapkan sebagai kelas kontrol). Jumlah
siswa kelas VB yaitu 42 siswa (ditetapkan sebagai kelas eksperimen).
Alasan penentuan populasi tersebut, karena sekolah yang akan diteliti
memiliki kelas paralel dengan karakteristik pembelajaran serta kemampuan awal
siswa sebanding dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Kemampuan awal
siswa tersebut dapat dilihat pada pengujian kesamaan rata-rata nilai tes awal
siswa. Pada pengujian tersebut, diperoleh rata-rata nilai kelas kontrol yaitu 64,15,
sedangkan rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu 63,76. Secara empiris, kedua
kelas hanya terpaut 0,39. Oleh karena itu kedua kelas memiliki nilai tes awal yang
diasumsikan setara. Pengujian kesamaan rata-rata tersebut secara lengkap dapat
dibaca pada halaman 73.
Selain siswa, faktor lain yang dijadikan alasan penentuan populasi yaitu
persamaan kualifikasi guru pengajar. Kedua kelas memiliki guru yang telah
mengajar lebih dari sepuluh tahun dan sudah bersertifikasi. Pendidikan kedua guru
juga setara, yaitu sarjana pendidikan. Kedua guru juga memiliki kemampuan
mengajar yang setara. Selain itu, sarana dan prasarana juga memadai. Daftar
populasi kelas ekperimen dan kelas kontrol dapat dibaca pada lampiran 2 dan 3.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2014:120), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling. Probability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi peluang/kesempatan
yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
54
(Sugiyono, 2014: 122). Pengambilan anggota sampel dari populasi untuk
penelitian ini, menggunakan teknik proportionate stratified random sampling.
Riduwan (2013:13) menyatakan bahwa proportionate stratified random sampling
adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata
secara proposional.
Untuk menentukan jumlah anggota sampel siswa kelas V, peneliti
menyesuaikan jumlah populasi dengan tabel Krejie. Berdasarkan tabel Krejie taraf
kesalahan 5%, dengan jumlah populasi 83 siswa maka jumlah sampel adalah 68
siswa (Sugiyono, 2014:131). Setelah itu, peneliti mencari sampel tiap kelasnya.
Untuk memeroleh jumlah sampel tiap kelas dengan teknik proportionate stratified
random sampling digunakan rumus berikut:
Sampel tiap kelas =
x sampel dalam tabel Krejie.
Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel kelas ekperimen dari populasi
42 siswa yaitu 34 siswa. Kelas kontrol dengan populasi 41 siswa diperoleh sampel
sebanyak 34 siswa. Penentuan anggota sampel dilakukan dengan cara undian,
yakni dengan menuliskan nomor absen siswa pada kertas kemudian kertas
dimasukkan ke dalam gelas yang telah diberi penutup dan dilubangi. Kertas yang
berisi nomor absen dan keluar merupakan sampel yang akan digunakan. Daftar
anggota sampel kelas eksperimen dan kontrol dapat dibaca pada lampiran 5 dan 6.
3.4 Data Penelitian
Pada data penelitian dijelaskan mengenai sumber data dan jenis data yang
digunakan dalam penelitian. Sumber dan jenis data dapat mempermudah
55
penelitian sehingga dalam pelaksanaannya lebih terarah, efektif, dan efisien.
Penjelasan mengenai sumber dan jenis data yang digunakan yaitu sebagai berikut.
3.4.1 Sumber Data
Peneliti mengumpulkan data dari beberapa sumber. Sumber data dalam
penelitan ini, yaitu guru dan siswa kelas VA dan VB SDN 1 Karangbawang.
Guru kelas VA dan VB SDN 1 Karangbawang merupakan narasumber wawancara
penelitian. Guru kelas VA yaitu Ibu Siti Rohmah, S.Pd. dan guru kelas VB yaitu
Ibu Harsiti, S.Pd. SD. Kedua guru tersebut memberikan informasi dan data-data
mengenai siswa kelas VA dan VB.
Siswa kelas VA dan kelas VB SDN 1 Karangbawang merupakan objek
utama penelitian. Pada penelitian ini, hasil tes awal dan tes akhir diperoleh dari
siswa kelas VA dan kelas VB. Selain itu, untuk memeroleh data uji coba
instrumen tes, peneliti menggunakan siswa kelas VB SDN 1 Kracak, Kecamatan
Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Data uji coba instrumen tersebut digunakan
untuk memeroleh instrumen soal yang valid, reliabel, dan layak digunakan pada
penelitian yang dilaksanakan.
3.4.2 Jenis Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif
dengan pendekatan penelitian eksperimen. Data kuantitatif merupakan data yang
berbentuk bilangan. Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian
eksperimen, yaitu nilai hasil tes awal dan tes akhir pada siswa kelas VA dan kelas
VB SDN 1 Karangbawang. Nilai tes awal digunakan untuk mengukur kesamaan
rata-rata kedua kelas, karena nilai tes awal lebih spesifik merujuk pada materi
56
pembelajaran. Nilai tes akhir digunakan untuk melakukan analisis data dan
pengujian hipotesis. Penelitian ini juga menggunakan data pendukung lainnya
untuk menunjang penelitian ini. Data pendukung lainnya yaitu:
(1) Penelitian ini menggunakan daftar nama siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol untuk mengetahui nama anggota populasi dan sampel yang
digunakan dalam penelitian.
(2) Penelitian ini mengggunakan nilai aktivitas belajar siswa dan nilai
pelaksanaan model pembelajaran. Nilai aktivitas belajar siswa digunakan
untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa saat pembelajaran
berlangsung. Nilai pelaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengetahui
kesesuaian pelaksanaan model pembelajaran yang dilakukan guru dengan
langkah-langkah pembelajaran.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Terdapat berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai seting, sumber, dan
cara (Sugiyono, 2014: 187). Berbagai seting yang dimaksud adalah pengumpulan
data dapat dilihat di seting alam dan seting lainnya. Sumber yang digunakan dapat
berupa sumber primer dan sumber sekunder. Berbagai cara yang dimaksud yaitu
untuk mengumpulkan data dapat menggunakan wawancara, angket, observasi, dan
gabungan ketiganya. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Penjelasan
mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
sebagai berikut.
57
3.5.1 Wawancara
Salah satu kegiatan pengumpulan data yang dapat dilakukan yaitu dengan
teknik wawancara. Nurgiyantoro (2014:96) berpendapat bahwa wawancara
merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi dari responden dengan
melakukan tanya jawab sepihak. Terdapat dua teknik wawancara, yaitu
wawancara terstuktur dan tidak terstuktur. Pada penelitian ini, digunakan teknik
wawancara tidak terstuktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang
bebas dan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2014: 191).
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa wawancara
dilaksanakan untuk mendapatkan informasi lebih jelas dan lengkap mengenai
objek yang dibahas. Pada penelitian ini, peneliti tetap menggunakan daftar
pertanyaan agar proses wawancara berjalan lebih lancar. Daftar pertanyaan
tersebut tercakup dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara yang
digunakan yaitu garis besar dari permasalahan yang akan ditanyakan, sehingga
pelaksanaan wawancara tidak menyimpang dari topik penelitian.
3.5.2 Observasi
Observasi merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan cara
mengamati objek secara cermat dan terencana (Nurgiyantoro, 2013: 93). Objek
yang dimaksud berupa makhluk hidup, kegiatan, keadaan/situasi, benda, dan lain
sebagainya. Dalam kegiatan observasi biasanya disertai dengan pencataan.
Kegiatan pencatatan dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam
mengamati objek yang diteliti.
58
Objek yang akan diobservasi dalam penelitian ini yaitu aktivitas siswa dan
penerapan model pembelajaran. Penelitian ini menggunakan observasi non
partisipan. Sugiyono (2014:197) menjelaskan kalau dalam observasi partisipan,
peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka
dalam observasi nonpartisipan, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menjadikan guru kelas sebagai
observer. Tugas dari observer yaitu mengamati pelaksanaan model pembelajaran
dan akivitas belajar siswa. Untuk membantu penilaian yang dilakukan oleh
observer, penelitian ini menggunakan lembar pengamatan model pembelajaran
dan lembar aktivitas belajar siswa.
3.5.3 Dokumentasi
Peneliti melakukan pengumpulan data melalui dokumentasi, yang artinya
peneliti memeroleh dan mengolah informasi dari dokumen yang ada. Dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2014: 216). Dokumen
dapat berbentuk gambar, data, dan tulisan.
Pada penelitian ini, terdapat beberapa dokumen yang dikumpulkan.
Dokumen penelitian ini berupa daftar nama siswa, program semester, silabus,
jadwal pelajaran, serta foto kegiatan. Pengumpulan dokumen tersebut, membantu
peneliti dalam perencanaan penelitian, yaitu saat pembuatan pedoman penelitian
dan pembuatan RPP. Daftar nama siswa digunakan untuk menentukan populasi
dan sampel penelitian. Program semester dan silabus digunakan untuk merancang
RPP. Jadwal pelajaran digunakan untuk menentukan waktu pelaksanaan penelitian
Foto kegiatan digunakan sebagai bukti pelaksanaan pembelajaran. Selain itu,
59
dokumen yang dikumpulkan dapat memberikan keterangan yang akurat dan
lengkap pada penelitian ini.
3.5.4 Tes
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan usaha memaksimalkan
bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Sudjana,
2011: 35). Selain pada ranah kognitif, tes juga dapat digunakan untuk mengukur
ranah psikomotor. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes untuk mengukur
keterampilan siswa dalam menulis laporan pengamatan. Penelitian ini
menggunakan tes formatif yang dilaksanakan pada awal dan akhir pembelajaran.
Teknik tes yang digunakan adalah tes tertulis. Bentuk tes yang digunakan pada
penelitian ini yaitu bentuk tes uraian.
Bentuk tes uraian dipilih karena lebih mudah untuk melihat kemampuan
siswa dalam menulis laporan pengamatan. Bentuk soal ini membuat siswa lebih
mudah mengembangkan apa yang ada dipikirannya. Siswa tidak terikat oleh
pilihan, seperti pada soal pilihan ganda. Namun, soal uraian membutuhkan
objektivitas dalam penilaian yang dilakukan, karena jawaban siswa bervariasi.
Oleh karena itu, dibutuhkan kriteria penilaian yang digunakan untuk menilai
setiap aspek tulisan. Setiap aspek tulisan memiliki bobot yang berbeda.
Pembobotan disesuaikan dengan tingkat keluasan materi. Kriteria yang digunakan
untuk menilai keterampilan menulis laporan pengamatan menurut Nurgiyantoro
(2013:307) dapat dibaca pada tabel 3.1. Secara lengkap kriteria penilaian menulis
laporan pengamatan dapat dibaca pada lampiran 33.
60
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Menulis Laporan Pengamatan
No Unsur Skor
1. Isi gagasan yang dikemukakan 17-30
2. Organisasi Isi 7-20
3. Tata bahasa 5-25
4. Gaya: pilihan struktur dan kosa kata 7-15
5. Ejaan 3-10
Skor Maksimal 100
3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2010:203), “Instrumen penelitian merupakan alat atau
fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik.” Pada penelitian ini, instrumen tes yang
digunakan berupa soal uraian, sedangkan instrumen nontes yang digunakan
berupa pedoman wawancara, dokumentasi, dan lembar pengamatan. Untuk
memeroleh instrumen yang baik, sebelum penelitian dilaksanakan pengujian
instrumen. Pada penelitian ini, pengujian instrumen penelitian hanya pada
instrumen tes. Berikut dijelaskan mengenai instrumen pengumpulan data yang
digunakan.
3.6.1 Pedoman Wawancara
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstuktur
dengan pedoman wawancara berupa garis besar permasalahan yang ditanyakan.
Wawancara dilakukan pada saat studi pendahuluan tanggal 7 Januari 2015.
Wawancara tersebut dilakukan dengan Ibu Harsiti, S.Pd. SD. (guru kelas VB) dan
Ibu Siti Rohmah S.Pd. (guru kelas VA). Pedoman wawancara penelitian ini dapat
dibaca pada lampiran 7.
61
Data awal yang diperoleh yaitu tentang bagaimana pembelajaran dan metode
pembelajaran bahasa Indonesia yang biasa dilakukan guru saat mengajar
keterampilan menulis. Peneliti juga memeroleh data tentang karakteristik siswa,
nilai KKM Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, serta keaktifan dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
3.6.2 Lembar Pengamatan
Untuk membantu peneliti mengamati proses pembelajaran, maka digunakan
lembar pengamatan. Peneliti menggunakan lembar pengamatan pelaksanaan
model mind mapping, lembar pengamatan model konvensional, serta lembar
pengamatan aktivitas belajar siswa. Lembar pengamatan model digunakan untuk
mengamati kesesuaian pelaksanaan model pembelajaran dengan langkah-langkah
pembelajaran. Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa digunakan untuk
mengetahui bagaimana aktivitas siswa pada saat pembelajaran.
Untuk membantu pengamatan aktivitas belajar siswa, digunakan deskriptor
aktivitas belajar siswa yang dapat dibaca pada lampiran 16, dan lembar
pengamatan aktivitas belajar siswa dapat dibaca pada lampiran 17, 18, 19, dan 20.
Lembar pengamatan model konvensional dapat dibaca pada lampiran 21 dan 22,
sedangkan lembar pengamatan model mind mapping dapat dibaca pada lampiran
23 dan 24.
3.6.3 Dokumen
Penelitian ini menggunakan beberapa dokumen yang diperoleh
menggunakan teknik dokumentasi. Dokumen tersebut diperoleh dari guru dan
siswa. Dokumen yang diperoleh dari guru antara lain daftar nama siswa, promes,
62
silabus, dan jadwal pelajaran. Selain dokumen yang berasal dari guru, peneliti
juga mendokumentasi data yang diperoleh dari siswa. Dokumen tersebut berupa
nilai tes awal, tes akhir, dan foto pelaksanaan kegiatan penelitian.
Dokumen yang diperoleh dari guru dan siswa digunakan sebagai data
pendukung penelitian. Daftar nama siswa digunakan sebagai acuan penentuan
populasi dan sampel. Jadwal pelajaran digunakan untuk menyusun pedoman
penelitian. Promes dan silabus digunakan oleh peneliti sebagai dasar penyusunan
RPP serta instrumen soal. Nilai tes awal dan tes akhir akan diolah sebagai hasil
penelitian. Foto pelaksanaan pembelajaran digunakan sebagai bukti konkrit
pelaksanaan pembelajaran. Pengumpulan berbagai dokumen pada penelitian ini,
diharapkan dapat menunjang hasil penelitian.
3.6.4 Soal-Soal Tes
Soal yang digunakan pada penelitian ini yakni soal uraian. Soal uraian ini
dipilih untuk mengetahui kemampuan siswa dalam kegiatan menulis. Menurut
Nurgiyantoro (2013:118), tes uraian tepat menilai proses berpikir yang melibatkan
aktivitas kognitif tinggi dan tidak semata-mata hanya mengingat dan memahami
fakta atau konsep saja.
Pembuatan soal uraian didasarkan pada kompetensi dasar yang kemudian
dijabarkan menjadi indikator soal dalam bentuk kisi-kisi soal. Sebelum
menggunakan soal tersebut pada penelitian, dilakukan uji coba soal. Uji coba soal
pada penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VB SDN 1 Kracak, Ajibarang,
Banyumas yang berjumlah 27 siswa (Daftar nama siswa dapat dibaca pada
lampiran 4). Terdapat dua soal uji coba dengan lima aspek penilaian pada masing-
63
masing soal. Kedua soal tersebut memiliki kesetaraan ranah psikomotor.
Perbedaan soal terletak pada tema tulisan masing-masing soal. Kisi-kisi soal uji
coba dapat dibaca pada lampiran 25, soal uji coba dapat dibaca pada lampiran 26,
hasil uji coba soal dapat dibaca pada lampiran 31.
Uji coba instrumen dilaksanakan untuk memeroleh instrumen soal yang
valid dan reliabel. Selain itu, soal yang digunakan dilakukan analisis tingkat
kesulitan dan daya beda soal, sehingga soal dapat dikatakan layak untuk
digunakan sebagai instrumen penelitian. Berikut dijelaskan mengenai hasil
pengujian instrumen penelitian.
3.6.4.1 Uji Validitas
Instrumen harus memenuhi syarat kesahihan (validitas), sehingga
diperlukan uji validitas. Menurut Iskandarwasid dan Sunendar (2011:184)
“Instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan dapat mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tepat.”
Oleh karena itu, tujuan uji validitas soal yaitu untuk mengetahui apakah soal
benar-benar memberikan informasi mengenai apa yang hendak diukur. Terdapat
beberapa jenis validitas. Validitas menurut Sugiyono (2014:172-7) terdiri atas 3
jenis, yaitu validitas konstruk, isi, dan eksternal. Jenis validitas lainnya yaitu
validitas logis dan empiris (Sanjaya, 2013:254). Uji validitas yang dilakukan
dalam penelitian ini meliputi validitas logis dan validitas empiris.
Pada pengujian validitas logis diperoleh dengan cara judgement ahli yang
kompeten (Sanjaya, 2013:254). Ahli yang dipilih untuk menilai soal melakukan
validasi dengan mencermati setiap item secara hati-hati, sehingga secara logis
64
dapat ditentukan validitas dari soal tersebut. Pengujian validitas logis ini
menggunakan lembar telaah analisis soal. Pengujian validitas logis dilakukan oleh
penilai ahli, yaitu Drs. Suwandi, M.Pd., sebagai dosen pembimbing, serta Harsiti,
S.Pd. SD., sebagai guru kelas V SDN 1 Karangbawang. Kedua penilai ahli
tersebut mencermati soal yang diajukan apakah sesuai dengan kisi-kisi soal
maupun lembar telaah soal uraian. Apabila sesuai maka diberikan tanda centang
pada kolom ya, apabila tidak sesuai diberikan tanda centang pada kolom tidak.
Berdasarkan hasil validitas logis, soal dinyatakan memenuhi syarat soal yang baik
dan dapat digunakan sebagai tes awal dan tes akhir penelitian. Hasil uji validitas
logis dapat dibaca pada lampiran 27 dan 28.
Validitas empiris merupakan validitas yang diperoleh melalui uji coba tes
pada sejumlah objek yang memiliki karakteristik yang diasumsikan sama dengan
subjek penelitian. Untuk menguji validitas empiris instrumen tes digunakan
rumus korelasi product moment (Arikunto, 2013:87) yaitu:
))()()((
))((
2222xyrYYNXXN
YXXYN=
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi XY
N : banyaknya subjek ujicoba
X : jumlah skor item
Y : jumlah skor total
X 2 : jumlah kuadrat skor item
Y 2 : jumlah kuadrat skor total
65
Hasil rxy dikonsultasikan dengan harga r product moment, dengan taraf
signifikasi 5%. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan
batasan nilai rtabel dengan signifikansi 0,05. Jika koefisien korelasi lebih besar dari
batasan yang ditentukan, maka item valid, sedangkan jika kurang dari batasan
yang ditentukan, maka item tidak valid (Priyatno, 2012: 114). Penghitungan
dilakukan dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi
20 menggunakan menu Analyze – Correlate – Bivariate (Priyatno, 2012: 113).
Katagori validitas soal menurut Arikunto (2013:89) dapat dibaca pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Katagori Validitas Soal
Interval Katagori
0,800-1,000 Sangat Tinggi
0,600-0,799 Tinggi
0,400-0,599 Cukup Tinggi
0,200-0,399 Rendah
0,000-0,199 Sangat Rendah/Tidak Valid
Setelah dilakukan penghitungan dengan bantuan program SPSS versi 20,
diperoleh bahwa kedua soal memiliki validitas sangat tinggi. Kedua soal memiliki
nilai rhitung yang lebih besar dari nilai rtabel. Nilai rtabel dengan n = 27 dan taraf
signifikasi 0,05 yaitu 0,381 (Sugiyono, 2014: 333). Rekapitulasi hasil uji validitas
soal ujicoba dapat dibaca pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal
Nomor rhitung rtabel Validitas Katagori
1 0,957 0,381 Valid Sangat Tinggi
2 0,961 0,381 Valid Sangat Tinggi
66
Peneliti juga melakukan penghitungan validitas pada setiap aspek soal.
Setelah dilakukan penghitungan dengan bantuan SPSS versi 20, peneliti
memeroleh hasil yang menunjukkan bahwa seluruh aspek valid karena nilai rhitung
lebih besar dari nilai rtabel. Rekapitulasi hasil uji validitas tiap aspek soal dapat
dibaca pada tabel 3.4. Penghitungan validitas soal menggunakan SPSS secara
lengkap dapat dibaca pada lampiran 29.
Tabel 3.4. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Setiap Aspek Soal dengan Harga
rtabel = 0,381; Taraf Signifikansi 0,05; dan n = 27
Nomor
Soal
Aspek rhitung Validitas Kategori
1 A 0,941 Valid Sangat Tinggi
B 0,965 Valid Sangat Tinggi
C 0,969 Valid Sangat Tinggi
D 0,848 Valid Sangat Tinggi
E 0,730 Valid Tinggi
2 A 0,941 Valid Sangat Tinggi
B 0,948 Valid Sangat Tinggi
C 0,964 Valid Sangat Tinggi
D 0,886 Valid Sangat Tinggi
E 0,554 Valid Tinggi
3.6.4.2 Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, instrumen diuji reliabilitasnya. Pengujian
reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tes dapat dipercaya.
Reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability yang berasal dari
kata reliable yang artinya dapat dipercaya (Arikunto, 2013:74). Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai keakuratan dan tingkat kepercayaan tinggi apabila setelah
dilakukan tes berkali-kali hasilnya tetap. Terdapat beberapa rumus yang
digunakan untuk menghitung reliabilitas soal. Penelitian ini menggunakan
67
ss
t
i
k
k=r
2
21
1
instrumen soal uraian, sehingga menggunakan rumus Alpha Cronbach
(Nurgiyantoro, 2014: 177), yaitu:
Keterangan:
r : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑si2 : jumlah varians butir-butir tes
st2 : varians total
Penghitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program SPSS
versi 20 dengan langkah-langkah yaitu Analyze – Scale – Reliability - Alpha
(Priyatno, 2012: 184-5). Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno (2012: 98),
reliabilitas kurang dari 0,6, kurang baik, sedangkan 0,7, dapat diterima, dan di atas
0,8, adalah baik. Hasil penghitungan reliabilitas soal dapat dibaca pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Reliabilitas Soal
Cronbach's Alpha N of Items
,912 2
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, kedua soal memiliki reliabilitas baik dan
dapat diterima karena nilai cronbach alpha-nya yaitu 0,912. Hal ini didasarkan
pada pendapat Sekaran yang menyebutkan reliabilitas di atas 0,8 adalah baik.
Selain penghitungan tiap soal, peneliti melakukan penghitungan reliabilitas tiap
aspek soal. Reliabilitas tiap aspek soal dapat dibaca pada tabel 3.6. Pada tabel 3.6
menunjukkan pada soal nomor 1, kelima aspek soal memiliki nilai cronbach’s
68
)min(2
)min2(KesulitanTingkat Indeks
SkorSkormaksNx
SkorNxS rS t=
alpha sebesar 0,918. Nilai tersebut menunjukkan tiap aspek soal tersebut memiliki
reliabilitas baik. Pada setiap aspek soal nomor 2, nilai cronbach’s alpha sebesar
0,897. Nilai tersebut lebih besar dari 0,8 yang menunjukkan bahwa kelima aspek
soal, memiliki reliabilitas yang baik.
Tabel 3.6. Reliabilitas Setiap Aspek Soal
Nomor Soal Cronbach's Alpha N of Items
1 ,918 5
2 ,897 5
3.6.4.3 Tingkat Kesulitan Soal
Selain uji validitas dan reliabilitas, peneliti juga mengitung tingkat kesulitan
soal. Uji tingkat kesulitan soal bertujuan untuk mengetahui seberapa sulit soal
dapat dikerjakan oleh siswa. Terdapat beberapa teknik untuk mengukur tingkat
kesulitan soal. Untuk mengukur tingkat kesulitan soal uraian digunakan
pengukuran indeks tingkat kesulitan dengan rumus yang dikemukakan Noll dkk
(1979) dalam Nurgiyantoro (2013:201), yaitu:
Keterangan:
St : jumlah skor benar kelompok tinggi
Sr : jumlah skor benar kelompok rendah
Skormaks : skor maksimal suatu butir soal
Skormin : skor minimal suatu butir soal
N : jumlah subjek kelompok tinggi atau rendah
69
Terdapat tiga katagori tingkat kesulitan soal yaitu sukar, sedang, dan
mudah. Ketiga katagori tersebut memiliki interval nilai yang berbeda. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan kategori tingkat kesulitan menurut Arikunto
(2013:225). Kategori tingkat kesulitan soal tersebut dapat dibaca pada tabel 3.7.
Tabel 3.7. Kategori Indeks Tingkat Kesulitan Soal
Derajat Kesulitan Kategori
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
Setelah dihitung menggunakan rumus yang telah disebutkan, hasil indeks
kesulitan soal nomor 1 yaitu 0,681, dan nilai indeks kesulitan soal nomor 2 yaitu
0,694.Nilai indeks kesulitan kedua soal tersebut menunjukkan soal termasuk
kategori sedang karena berada pada interval 0,31-0,70. Selain itu, peneliti
menghitung indeks tingkat kesulitan tiap aspek soal yang dapat dibaca pada tabel
3.8.
Tabel 3.8. Rekapitulasi Indeks Tingkat Kesulitan Setiap Apek Soal
Nomor
Soal
Aspek Nilai Kategori
1 A 0,699 Sedang
B 0,697 Sedang
C 0,697 Sedang
D 0,656 Sedang
E 0,589 Sedang
2 A 0,713 Mudah
B 0,716 Mudah
C 0,753 Mudah
D 0,656 Sedang
E 0,482 Sedang
70
)min(Beda Daya Indeks
SkorSkormaksN
S rSt=
Berdasarkan tabel 3.8. pada nomor soal 1 aspek A bernilai 0,699, aspek B
bernilai 0,697, aspek C bernilai 0,697, aspek D bernilai 0,656, dan aspek E
bernilai 0,589. Hasil penghitungan tiap aspek soal menunjukkan tiap aspek soal
berkatagori sedang karena berada di interval 0,31–0,70. Pada nomor soal 2 aspek
A bernilai 0,713, aspek B bernilai 0,716, aspek C bernilai 0,753, aspek D bernilai
0,656, dan aspek E bernilai 0,482. Aspek soal A,B,C berkatagori mudah karena,
sedangkan aspek soal D dan E berkatagori sedang. Hasil penghitungan setiap
aspek soal secara lengkap dapat dibaca pada lampiran 30.
3.6.4.4 Daya Beda Soal
Penelitian ini juga melakukan penghitungan daya beda soal, selain
menghitung validitas, reliabilitas, dan tingkat kesulitan soal. Daya beda soal
merupakan penghitungan yang dapat menunjukkan apakah soal yang digunakan
dapat membedakan siswa yang pandai dan kurang pandai. Soal yang baik yaitu
soal yang dapat menunjukkan perbedaan siswa pandai dan kurang pandai. Untuk
mengukur daya beda soal esai/uraian digunakan pengukuran indeks daya beda
dengan rumus yang dikemukakan Noll dkk (1979) dalam Nurgiyantoro
(2013:201):
Keterangan:
St : jumlah skor benar kelompok tinggi
Sr : jumlah skor benar kelompok rendah
Skormaks : skor maksimal suatu butir soal
Skormin : : skor minimal suatu butir soal
71
N : jumlah subjek kelompok tinggi atau rendah
Menurut Nurgiyantoro (2013:197-8), secara teoritis besarnya indeks daya
beda dapat berkisar antara -1,00 - + 1,00, namun indeks yang mendekati bilangan
0 (nol) atau bahkan negatif dinyatakan tidak layak. Selain itu, sebagian ahli
menyatakan bahwa sebuah butir soal dapat dinyatakan layak jika paling tidak
memiliki indeks sebesar 0,25.
Hasil penghitungan daya beda soal nomor 1 yaitu 0,373, sedangkan soal
nomor 2 yaitu 0,396. Nilai tersebut menunjukkan soal layak digunakan karena
bernilai lebih dari 0,25. Peneliti juga melakukan penghitungan daya beda soal
untuk tiap aspek soal pada kedua nomor soal dengan hasil layak digunakan. Hasil
penghitungan tingkat kesulitan soal tiap aspek soal dapat dibaca pada tabel 3.9,
sedangkan penghitungan secara lengkap dapat dibaca pada lampiran 30.
Tabel 3.9. Rekapitulasi Daya Pembeda Setiap Aspek Soal
Nomor
Soal
Aspek Nilai Kategori
1 A 0,309 Layak
B 0,394 Layak
C 0,394 Layak
D 0,406 Layak
E 0,393 Layak
2 A 0,397 Layak
B 0,356 Layak
C 0,431 Layak
D 0,437 Layak
E 0,321 Layak
Berdasarkan pengujian instrumen soal, pada dasarnya kedua soal memiliki
memenuhi keempat kriteria pengujian instrumen soal. Hasil yang diperoleh juga
tidak berbeda jauh, namun peneliti memilih soal nomor 1 dengan tema halaman
72
sekolah sebagai soal tes awal dan tes akhir. Pemilihan soal nomor 1 dikarenakan
soal memiliki validitas sangat tinggi, reliabilitas yang baik, indeks tingkat
kesulitan sedang, dan daya beda soal yang layak. Alasan lainnya yaitu karena
tema soal lebih mendukung tujuan penelitian ini. Tema soal yaitu halaman
sekolah. Di halaman sekolah banyak objek yang diamati, sehingga diharapkan
siswa lebih banyak mendeskripsikan hasil pengamatannya. Soal tersebut dapat
dibaca pada lampiran 32.
3.7 Teknik Analisis Data
Pada setiap penelitian, dilakukan teknik analisis data untuk menganalisis
data hasil penelitian. Teknik analisis data penelitian ini mencakup deskripsi data,
uji kesamaan rata-rata, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir. Penjelasan teknik
analisis yang digunakan yaitu sebagai berikut.
3.7.1 Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan data hasil belajar kelas VA dan VB. Data hasil
belajar tersebut berupa nilai tes awal dan tes akhir yang dijelaskan menggunakan
teknik statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2014:199), teknik statistik
deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
mendeskripsikan data terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Berdasarkan pengertian tersebut, pada teknik analisis deskriptif peneliti
hanya menggambarkan dan menjelaskan data yang diperoleh. Pada teknik ini,
peneliti belum melakukan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
73
dilakukan menggunakan teknik statistik interenfensial. Pada teknik analisis
deskriptif ini, peneliti akan mendeskripsikan mengenai pelaksanaan pembelajaran,
deskripsi hasil belajar siswa, deskripsi aktivitas belajar siswa, dan deskripsi nilai
penerapan model pembelajaran.
3.7.2 Uji Kesamaan Rata-Rata
Uji kesamaaan rata-rata digunakan untuk mengetahui kesetaraan
kemampuan awal yang dimiliki siswa. Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan
membandingkan rata-rata hasil nilai tes awal menulis laporan pengamatan pada
kelas eksperimen (VB) dan kelas kontrol (VA). Jika perbedaan nilai rata-rata
kedua kelas terpaut jauh, maka penelitian tidak dapat dilaksanakan karena
kedua kelas dianggap tidak setara. Namun, jika rata-rata nilai kedua kelas sama
atau tidak terpaut jauh perbedaannya, maka penelitian dapat dilaksanakan pada
kedua kelas dengan anggapan kedua kelas memiliki kemampuan awal setara.
Pengujian dilakukan secara empiris dan statistik. Pengujian secara empiris
dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Pengujian secara statistik menggunakan one sample t test
menggunakan program SPSS 20. Hasil uji kesamaan rata-rata secara empiris dapat
dibaca pada tabel 3.10.
Tabel 3.10. Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Secara Empiris
Data Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol Selisih
Rata-rata nilai tes awal menulis
laporan pengamatan.
63,76 64,15 0,39
74
Berdasarkan tabel 3.10, selisih rata-rata nilai tes awal menulis laporan
pengamatan antara kelas ekperimen dan kontrol yaitu 0,39. Nilai rata-rata tes
awal hanya terpaut sedikit, artinya kedua kelas tidak memiliki perbedaan yang
signifikan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara empiris kemampuan
rata-rata siswa di kedua kelas relatif sama.
Pengujian kesamaan rata-rata secara statistik menggunakan one sample t test
dengan bantuan SPSS 20 yang hasilnya dapat dibaca pada tabel 3.11. Pada
pengujian ini diajukan hipotesis, yaitu:
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai tes awal menulis laporan pengamatan antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 3.11. Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Secara Statistik
Test Value = 63.76
T Df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kontrol ,313 33 ,756 ,387 -2,13 2,90
Kriteria pengujian menurut Sugiyono (2014:237) yaitu jika nilai thitung ≤
ttabel, maka H0 diterima dan jika nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak. Nilai ttabel
dengan nilai α = 0,05 dan derajat kebebasan 33 yaitu 2,035 (Priyatno, 2012:222).
Kemudian nilai thitung dan ttabel dibandingkan, sehingga 0,313 ≤ 2,035.
Berdasarkan hasil tersebut, maka Ho diterima yang artinya tidak terdapat
perbedaan signifikan nilai tes awal menulis laporan pengamatan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan dapat
75
dilanjutkan, karena kelas eksperimen dan kelas kontrol diasumsikan memiliki
kemampuan awal yang sama.
3.7.3 Uji Prasyarat Analisis
Sebelum melaksanakan pengujian hipotesis, sebuah penelitian diharuskan
melakukan uji prasyarat analisis. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sifat
data penelitian yang nantinya akan berpengaruh dalam teknik analisis data.
Pengujian ini dilakukan pada hasil tes awal dan tes akhir. Uji prasyarat analisis
yang akan dilakukan terdiri dari Uji normalitas dan homogenitas. Penjelasan
mengenai uji normalitas dan homogenitas, yaitu sebagai berikut.
3.7.6.1 Uji Normalitas
Sebelum peneliti menetapkan teknik analisis statistik, perlu diketahui
apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal.
Untuk mengetahui kenormalan distribusi data tersebut, digunakan uji normalitas
data. Apabila data berdistribusi normal, maka digunakan teknik statistik
parametris, sedangkan apabila data berdistribusi tidak normal, maka digunakan
teknik statistik non parametris (Sugiyono, 2014: 228). Uji normalitas dilakukan
terhadap skor hasil belajar siswa yang dicapai seluruh anggota sampel
menggunakan metode Lilliefors.
Pada penelitian ini, pengambilan keputusan uji normalitas diambil pada
taraf signifikansi 5%. Untuk membantu penghitungan uji normalitas, peneliti
menggunakan program SPSS versi 20. Pada hasil uji normalitas, terdapat kolom
Kolmogorov-Smirnov dan Shappiro-Wilk yang dilengkapi dengan analisis
desktiptif, histogram, dan kurva penyebaran data. Normalitas data dapat dibaca
76
pada kolom Shappiro-Wilk apabila derajat kebebasan kurang dari 50. Apabila
derajat kebebasan lebih dari 50, maka nilai normalitas data dapat dibaca pada
kolom Kolmogorov-Smirnov. Ketentuan keputusan didasarkan pada nilai
signifikasi. Menurut Besral (2010:29), data berdistribusi normal apabila nilai
signifikasi lebih dari atau sama dengan alpha 0,05. Apabila nilai signifikasi
kurang dari alpha 0,05, maka data berdistribusi tidak normal.
3.7.6.2 Uji Homogenitas
Apabila data berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji
homogenitas. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka tidak perlu
melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki
terpenuhi tidaknya sifat homogen pada varians antarkelompok. Priyatno
(2012:83) menjelaskan sebelum uji t sampel bebas dilakukan, uji F (uji
homogenitas/uji Lavene’s) dilakukan terlebih dahulu. Pengujian homogenitas
mempengaruhi penafsiran pada uji-t karena, jika varians sama, maka uji t
menggunakan “Equal Variance Assumed” (diasumsikan varians sama). Jika
varians berbeda, maka uji-t menggunakan nilai “Equal Variance Not Assumed”
(diasumsikan varians berbeda).
Pengujian homogenitas data pada penelitian ini menggunakan program
SPSS versi 20. Hasil uji homogenitas dapat dibaca pada kolom “Levene's Test for
Equality of Variances” yakni pada nilai signifikasi yang diperoleh. Menurut
Besral (2010:56-7), kriteria pengujian apabila nilai signifikasi lebih dari nilai
alpha 0,05, maka Ho diterima dan apabila signifikasi kurang dari atau sama
dengan nilai alpha 0,05, maka Ho ditolak.
77
3.7.7 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
Analisis akhir merupakan cara untuk melakukan pengujian terhadap
hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Analisis ini akan memberikan jawaban
apakah model mind mapping efektif dalam pembelajaran menulis laporan
pengamatan. Berdasarkan analisis yang dilakukan bisa dilihat seberapa besar
keefektifan pembelajaran yang terjadi pada kelas eksperimen yang menerapkan
model mind mapping. Teknik analisis akhir yang digunakan tergantung sifat data.
Apabila data yang dianalisis berdistribusi normal, maka digunakan Uji t. Apabila
data yang dianalisis tidak berdistribusi normal, maka digunakan teknik Mann
Whitney U Test.
Pada pengujian hipotesis pertama, jika data berdistribusi normal, maka
menggunakan independent samples t test. Pemilihan pengujian menggunakan
independent samples t test karena hipotesis yang diajukan merupakan hipotesis
perbedaan. Independent samples t test dapat menguji signifikasi beda nilai rata-
rata antara dua kelompok bebas. Menurut Priyatno (2012:84), jika –ttabel ≤ thitung ≤
ttabel, maka Ho diterima sedangkan, jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka Ho
ditolak. Pengujian ini dibantu program SPSS versi 20.
Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan pengujian empiris dan
statistik. Pengujian secara empiris dilakukan dengan membandingkan nilai siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol pada saat sebelum dan sesudah mendapatkan
perlakuan. Nilai sebelum perlakuan merupakan nilai tes awal. Nilai sesudah
perlakuan merupakan nilai tes akhir. Menurut Sugiyono (2014:118), pengujian
empiris menggunakan rumus:
(O2 - O1) – (O4 – O3)
78
Keterangan:
O1 : keadaan awal kelas eksperimen
O3 : keadaan awal kelas kontrol
O2 : hasil penilaian kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan
O4 : hasil penilaian kelas kontrol tanpa perlakuan
Selain secara empiris, pengujian dilakukan dengan statistik. Pengujian
secara statistik menggunakan one sample t test, uji pihak kanan. Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan program SPSS versi 20 untuk melakukan one sample t
test. Apabila hasil output telah keluar, peneliti membandingkan nilai thitung dengan
nilai ttabel (Sugiyono, 2014:56). Selain itu, peneliti juga melihat hasil nilai
signifikasi. Kriteria pengujian menurut Sugiyono (2014:237) yaitu jika nilai thitung
≤ ttabel, maka H0 diterima dan jika nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak.
Untuk kedua hipotesis yang diajukan, apabila data berdistribusi tidak
normal, maka digunakan teknik Mann Whitney U Test. Pengujian ini
menggunakan program SPSS versi 20. Langkah-langkah yang digunakan pada
pengujian tersebut yaitu Analyze – Nonparametrics Tests – Legacy Dialogs - 2
Independent Samples (Priyatno, 2012: 199). Untuk mengetahui apakah H0
diterima atau ditolak yaitu dengan melihat nilai signifikasi pada kolom Asymp.
Sig. (2-tailed). Menurut Priyatno (2012:202), apabila nilai signifikasi kurang dari
0,05, maka H0 ditolak, sedangkan apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka
H0 diterima.
107
BAB 5
PENUTUP
Pada bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan jawaban dari
hipotesis, berdasarkan analisis data hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
Selain simpulan, terdapat saran. Saran dalam penelitian ini berupa saran bagi
guru, siswa, sekolah, dan peneliti lanjutan.
5.1 Simpulan
Penelitian mengenai keefektifan model mind mapping dalam pembelajaran
menulis laporan pengamatan, dilaksanakan pada siswa kelas VA dan VB SDN 1
Karangbawang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Jumlah sampel
yang digunakan yaitu 68 siswa dengan 34 siswa kelas VA dan 34 siswa kelas VB.
Kelas VB dijadikan sebagi kelas eksperimen yang menerapkan model mind
mapping. Sebagai pembanding, kelas VA dijadikan sebagai kelas kontrol yang
menerapkan model konvensional. Penelitian ini difokuskan pada nilai hasil belajar
psikomotor. Pada kedua kelas diberikan tes awal dan akhir yang nilainya diolah
sebagai hasil penelitian yang menunjukkan bahwa:
(1) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam
pembelajaran menulis laporan pengamatan antara yang memeroleh
pembelajaran model mind mapping dan yang memeroleh pembelajaran model
konvensional. Perbedaan nilai tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata
kelas eksperimen yaitu 81,29 sedangkan kelas kontrol yaitu 74,94. Selain itu,
perbedaan nilai ini, ditunjukkan dengan ditolaknya Ho pada hipotesis pertama
108
yang didasarkan pada penghitungan secara statistik. Penghitungan secara
statistik menunjukkan nilai thitung > ttabel yaitu 3,652 > 1,997.
(2) Hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran
menulis laporan pengamatan yang memeroleh pembelajaran model mind
mapping lebih baik daripada yang memeroleh pembelajaran model
konvensional. Hal ini ditunjukkan secara empiris dengan nilai keefektifan
sebesar 6,74. Secara statistik ditunjukkan dengan nilai thitung lebih besar dari
ttabel (5,829 > 2,035).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, hasil belajar siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang signifikan. Selain itu, hasil belajar
siswa kelas eksperimen lebih besar daripada hasil belajar siswa kelas kontrol.
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran mind mapping lebih efektif
daripada model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran menulis laporan
pengamatan.
5.2 Saran
Pada bagian ini, peneliti memberikan beberapa saran sehubungan dengan
penerapan model mind mapping dalam pembelajaran menulis laporan
pengamatan. Saran tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat dalam
pelaksanaan model mind mapping. Saran yang diberikan ditujukan bagi beberapa
pihak, antara lain guru, sekolah, dan peneliti lanjutan.
Guru hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran selain model
konvensional dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Model yang dapat
digunakan yaitu model mind mapping. Model tersebut secara khusus dapat
109
diterapkan pada materi menulis laporan pengamatan. Hal ini didasarkan pada hasil
penelitian yang menunjukkan model mind mapping efektif digunakan dalam
pembelajaran menulis laporan pengamatan. Model mind mapping dapat
mempermudah siswa dalam mencatat apa yang diamati. Model mind mapping
dapat merangsang kreativitas siswa dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan
pembelajaran, guru hendaknya menjelaskan secara lebih rinci mengenai langkah-
langkah pembuatan dan pelaksanaan model mind mapping. Guru juga harus lebih
bisa menjaga ketertiban siswa dalam pembelajaran agar hasil belajar yang
diperoleh lebih optimal.
Setelah mengetahui keefektifan model mind mapping, pihak sekolah
diharapkan dapat memberikan kebijakan yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran dengan model mind mapping. Kebijakan tersebut antara lain yaitu
memberikan kesempatan penerapan model pembelajaran mind mapping pada mata
pelajaran lain. Pihak sekolah juga diharapkan memberikan kesempatan pada guru
untuk melakukan penelitian serupa. Selain itu, pihak sekolah diharapkan dapat
memberikan fasilitas dan kelengkapan yang mendukung penerapan model mind
mapping, sehingga pembelajaran berjalan lebih lancar. Hal ini akan meningkatkan
inovasi dan kreativitas guru dalam pembelajaran, sehingga diharapkan kinerja dan
kualitas pembelajaran di sekolah meningkat.
Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian yang sama,
disarankan untuk memperhatikan kelemahan model mind mapping. Kelemahan
model ini antara lain masih adanya siswa yang berebut pensil warna sehingga
membuat sedikit kegaduhan. Oleh karena itu, lebih baik sebelum pelaksanaan
model, pembelajaran, siswa telah disuruh untuk mempersiapkan pensil warna
110
sendiri. Peneliti lanjutan juga perlu mengoordinasi dengan lebih baik saat siswa
membuat laporan pengamatan di luar ruangan. Hal ini dikarenakan saat siswa
berada di luar ruangan, mereka cenderung susah untuk diatur. Agar hasil
penelitian lebih baik, peneliti lanjutan perlu memahami lebih dalam mengenai
model pembelajaran mind mapping. Peneliti lanjutan perlu memperhatikan
langkah-langkah pembelajaran dan pembuatan mind mapping agar pembelajaran
dapat lebih lancar.
111
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan &Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013. Jakarta: Prestasi Pustakarya
Apriyanto, Dwi, J.I.S Poerwanti, dan M.G. Dwijiastuti. 2015. Penerapan Metode
Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi.
Jurnal Didaktika Dwija Indria (Solo). Volume 1 Nomor 3, 2015. Tersedia
di http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/4186/2952.
[20 Mei 2015].
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
-----. 2013. Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asih, Nunik Sari, Kartono, dan Hartono. 2013. Peningkatan Keterampilan
Menulis Deskripsi Melalui Metode Mind Mapping. Jurnal Didaktika Dwija
Indria (Solo). Volume 1 Nomor 3, 2013. Tersedia di
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/1886/1410. [20
Mei 2015].
Besral. 2010. Pengolahan dan Analisa Data-1 Menggunakan SPSS. Jakarta: FKM
UI.
Buzan, Toni. 2013. Buku Pintar Mind Map. Diterjemahkan oleh Susi Purwoko
2006. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
DePorter, Booby dan Mike Hernacki. 2013. Quantum Learning Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik Panduan bagi Orang Tua
dan Guru dalam Memamhami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA.
Bandung: Rosdakarya.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Doyin, Mukh dan Wagiran. 2009. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Ginting, Monto Kannegi Br. 2013. Efektivitas Model Mind Map dalam
Meningkatkan Kemampuan Menulis Artikel Oleh Siswa Kelas XI SMA
Wasta Rakyat Sei Gelugur Tahun Pembelajaran 2012/2013.
Jurnal Basastra Vol 2, No 4 (2013). Tersedia di
112
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/basastra/issue/view/198. [29
Januari 2015].
Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rosdakarya.
Himawan, Ridho, Kartono, dan Karsono. 2015. Penerapan Metode Mind
Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi. Jurnal
Didaktika Dwija Indria (Solo). Volume 3 Nomor 1, 2015. Tersedia di
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/4052. [20 Mei
2015].
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Kosasih, E. 2014. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Yrama Widya.
Kusmintayu, Norma, Sarwiji Suwandi, dan Atikah Anindyarini. 2012. Penerapan
Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada
Siswa Sekolah Menengah Pertama. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa,
Sastra Indonesia dan Pengajarannya. Volume 1 Nomor 1, Desember 2012,
ISSN I2302-6405. Tersedia di http://eprints.uns.ac.id/view/year/2012.html.
[8 Maret 2015].
Mariyani, N. W, A.A.I.N Marhaeni, M. Sutama. 2013. Pengaruh Implementasi
Strategi Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Menulis Kreatif ditinjau
dari Kreativitas Siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar Volume 3 Tahun 2013.
Tersedia di http://pasca.undiksha.ac.id/e-
journal/index.php/jurnal_pendas/article/download/603/389. [8 Maret 2015].
Murni, Sri dan Ambar Widianingsih. 2008. Bahasa Indonesia 5; untuk Sekolah
Dasar & Madrasah Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: PT. BPFE-YOGYAKARTA.
Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Puspita, Ayunda Riska, Heri Suwignyo, dan Karkono. 2013. Keefektifan
Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Cerpen
Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas I SMP Negeri
18 Malang. JPBSI Online, Volume 1, Nomor 1, April 2013 hal 23-32.
113
Tersedia di http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/search/by
month.2013.html. [8 Maret 2015].
Riduwan. 2013. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press.
Riswanto, Pebri Prandika Putra. 2012. The Use of Mind Mapping Strategy in the
Teaching of Writing at SMAN 3 Bengkulu, Indonesia. International
Journal of Humanities and Social Science Vol. 2 No. 21; November 2012
Tersedia di
http://www.ijhssnet.com/journals/Vol_2_No_21_November_2012/8. [20
Januari 2015].
Saed, Hadeel Ali dan Hamzeh Ali AL-Omari. 2014. The Effectiveness of a
Proposed Program Based on a Mind Mapping Strategy in Developing the
Writing Achievement of Eleventh Grade EFL Students in Jordan and Their
Attitudes Towards Writing. Journal of Education and Practice ISSN 2222-
1735 (Paper) ISSN 2222-288X (Online) Vol.5, No.18, 2014 page 88-109.
Tersedia di http://www.iiste.org/tag/journal-of-education-and-practice/. [26
Februari 2015].
Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta:Raja Grafindo
Persada.
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur.
Jakarta: Kencana Prenada Group.
Silberman, Melvin L. 2014. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien, dkk. 2009. Bandung: Nusa
Cendekia.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
-----. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: CV. Alfabeta.
Suparmi. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Melalui
Teknik Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Siwa Kelas V SDN
Balarejo 01 Balarejo, Madiun. NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013,
114
hal 763-771. Tersedia di http://www.pbindoppsunisma.com/journal/nosi-
volume-1-nomor-6-agustus-2013-2/. [20 Januari 2015].
Suparno dan Mohamad Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi
Paikem.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Surono.2004. Bahasa Indonesia Keterampilan Dasar untuk Mengungkapkan
Gagaan secara Tertulis. Semarang: Fasindo.
Sutomo. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Press.
Suyatno, H. dkk. 2008. Indahnya Sastra dan Bahasa Indonesia untuk: SD/MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Suyono dan Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Swadarma, Doni. 2013. Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum
Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Tim Redaksi Nuansa Aulia. 2010.Himpunan Perundang-undangan RI tentang
Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 beserta Penjelasannya.. Bandung: Nuansa
Aulia.
Warsidi, Edi dan Farika. 2008. Bahasa Indonsia Membuatku Cerdas 5: untuk
Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Windura, Susanto. 2013. 1st
Mind Map Teknik Berpikir & Belajar sesuai Cara
Kerja Alami Otak. Jakarta: PT Gramedia.
Zulela. 2013. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sasttra di Sekolah
Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
LAMPIRAN
116
Lampiran 1
Pedoman Penelitian
No Kriteria Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
1. Lokasi Penelitian
a. Nama Sekolah SDN 1 Karangbawang SDN 1 Karangbawang
b. Alamat Jalan Raya Ajibarang –
Wangon Km 3,
Ajibarang, Banyumas
Jalan Raya Ajibarang –
Wangon Km 3,
Ajibarang, Banyumas
c.Kelas VB VA
2. Kemampuan Awal Rata-rata nilai UAS
semester 1 = 79,50
Rata-rata nilai UAS
semester 1 = 78,63
3. Subjek Penelitian
a. Populasi 42 siswa 41 siswa
b. Sampel 34 siswa 34 siswa
4. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
5. Materi Menulis Laporan
Pengamatan
Menulis Laporan
Pengamatan
6. Perlakuan Model Mind Mapping Model pembelajaran
konvensional
7. Instrumen Penelitian
a. Bentuk Soal Uraian Uraian
b. Banyak Soal 1 soal 1 soal
8. Uji Coba Instrumen
a. Lokasi Uji Coba SDN 1 Kracak
b. Peserta Uji Coba Siswa kelas V berjumlah 27 siswa
c. Waktu Uji Coba Maret 2014
9. Rencana Pelaksanaan
Penelitian
a. Pertemuan I
1) Materi Laporan Pengamatan Laporan Pengamatan
2) Hari/Tanggal Selasa, 24 Maret 2014 Rabu 25 Maret 2014
3) Waktu 2 jp 2 jp
4) RPP Terlampir Terlampir
b. Pertemuan II
1) Materi Laporan Pengamatan Laporan Pengamatan
2) Hari/Tanggal Jum’at 27 Maret 2014 Sabtu, 28 Maret 2014
3) Waktu 3 jp 3 jp
4) RPP Terlampir Terlampir
117
Lampiran 2
DAFTAR NAMA POPULASI KEL AS VA SDN 1 KARANGBAWANG
Kelas Kontrol
No Nama No Nama
1 Darmanto 22 Gigih Prasetyo
2 Fathur Nur Hidayat 23 Hikmah Setyawati
3 Kefin 24 Ibnu Romadhon
4 Ahmad Fatoni 25 Ika Rismawati
5 Lusi Andriyani 26 Juni Asmoro
6 Eti Febriani 27 Khanivia Yuniska Putri
7 Oki Setiawan 28 Lufitasari
8 Teguh Waluyo 29 Luki Tri Cahyati
9 Yulianti 30 Maulidya Wulandari
10 Osi Saputra 31 Miranda Setyaningsih
11 Adi Romadon 32 Nur Aisyah
12 Akbarian 33 Nesa Yulita
13 Adelia Rahmadani 34 Reffi Mariska
14 Afrizal Heri Pratama 35 Renanda Agung Nugroho
15 Amir Zaki Afiffudin 36 Rivalda Retno Wardani
16 Anisa Utami 37 Seta Apriyanti
17 Davi Rizky Pratama 38 Supriyatin
18 Deni Adi Saputra 39 Yola Uswatun Khasanah
19 Dian Afriyani 40 Salsabila Putri Sofyani
20 Elma Dwi Rahmawati 41 Uswatun Khasanah
21 Fenny Dwi Veliana
118
Lampiran 3
DAFTAR NAMA POPULASI KELAS VB SDN 1 KARANGBAWANG
Kelas Eksperimen
No Nama No Nama
1 Juniatun 22 Fifin Pratamasari
2 Rendi Aprilianto 23 Ike Febriyani
3 Wahyu Ramanto 24 Kukuh Widiyanto
4 Gangsar Saputa 25 Laili Nur Azizah
5 Efit Munandar 26 Lia Septiani
6 Romi Aziz 27 Latika Dwi A
7 Seni Lestari 28 Meli Gustiningsih
8 Lutfi Al farizi 29 Maylani Wulandari
9 Rohman 30 Mutia Dwi Anggi
10 Teguh Waluyo 31 Nurjanah
11 Tri Yuliana 32 Ovaliyanti
12 Falinda 33 Rakha fairus
13 Riyanto 34 Rina Safitri
14 Belia Oktaviani 35 Rizki Al Umairoh
15 Danu prayoga 36 Subhan Andis
16 Dava Rizi P 37 Usna Apriani
17 Dia Laura Permalu 38 Yuana Premasiwi
18 Dion Afandi 39 Triyanto
19 Dita Wulandari 40 Zaki Angga
20 Faizal Ari M 41 Muhimah Azifa
21 Fatima Nurul H 42 Yola Meyningsih
119
Lampiran 4
DAFTAR NAMA SISWA UJICOBA KELAS VB SDN 1 KRACAK
No NIS Nama Jenis Kelamin
1 4383 Nisful Laily P
2 4430 Erdianto L
3 4431 Maulana Nur Fahmi L
4 4481 Yanuar Febrianto L
5 4494 Anisa Jum’ah P
6 4495 Akbar Widi Saputro L
7 4496 Adelia Monica Wahyudi P
8 4497 Anjumi Zuhriyah P
9 4499 Aditya Andreawan L
10 4500 Anggun Maelani Putri P
11 4501 Ari Susilowati P
12 4503 Bagus Dwi Priyandita L
13 4504 Dini Wahyu Nur Arisanti P
14 4505 Dia Sabila P
15 4508 Dimas Bayu Pamungkas L
16 4509 Dwi Ariyanto L
17 4511 Fina Puji Lestari P
18 4512 Fahmi Nurkhafi L
19 4513 Nur Saputra L
20 4515 Galuh Rangga Priatin L
21 4516 Helen Monica Umahati P
22 4517 Ibnu Hasan Mubarok L
23 4519 Ika Indriyani P
24 4523 Jansica Marsica P
25 4601 Pria Ruki Semanto L
26 4602 Astri Nur Faizah P
27 4646 Feri Ardiansyah L
120
Lampiran 5
DAFTAR NAMA SAMPEL KEL AS VA SDN 1 KARANGBAWANG
Kelas Kontrol
No Nama Ket.
1 Fathur Nur Hidayat L
2 Oki Setiawan L
3 Teguh Waluyo L
4 Yulianti P
5 Osi Saputra L
6 Adi Romadon L
7 Akbarian L
8 Adelia Rahmadani P
9 Afrizal Heri Pratama L
10 Amir Zaki Afiffudin L
11 Anisa Utami P
12 Deni Adi Saputra L
13 Dian Afriyani P
14 Elma Dwi Rahmawati P
15 Fenny Dwi
Rahmawati
P
16 Gigih Prasetyo L
17 Hikmah Setyawati P
18 Ibnu Romadhon L
No Nama Ket.
19 Ika Rismawati P
20 Juni Asmoro L
21 Khanivia Yuniska
Putri
P
22 Lufitasari P
23 Luki Tri Cahyati P
24 Maulidya Wulandari P
25 Miranda Setyaningsih P
26 NurAisyah P
27 Nesa Yulita P
28 Reffi Mariska P
29 Rivalda Retno
Wardani
P
30 Seta Apriyanti P
31 Supriyatin P
32 Yola Uswatun
Khasanah
P
33 Salsabila Putri
Sofyani
P
34 Uswatun Khasanah P
121
Lampiran 6
DAFTAR NAMA SAMPEL KELAS VB SDN 1 KARANGBAWNAG
Kelas Eksperimen
No Nama Ket.
1 Rendi Aprilianto L
2 Efit Munandar L
3 Romi Aziz L
4 Seni Lestari P
5 Lutfi Al farizi L
6 Rohman L
7 Teguh Waluyo L
8 Tri Yuliana P
9 Riyanto L
10 Belia Oktaviani P
11 Danu prayoga L
12 Dava Rizi P L
13 Dia Laura Permalu P
14 Dita Wulandari P
15 Fatima Nurul H P
16 Fifin Pratamasari P
17 Ike Febriyani P
No Nama Ket.
18 Kukuh Widiyanto L
19 Lia Septiani P
20 Latika Dwi A P
21 Meli Gustiningsih P
22 Maylani Wulandari P
23 Nurjanah P
24 Ovaliyanti P
25 Rakha fairus L
26 Rina Safitri P
27 Rizki Al Umairoh P
28 Subhan Andis L
29 Usna Apriani P
30 Yuana Premasiwi P
31 Triyanto L
32 Zaki Angga L
33 Muhimah Azifa P
34 Yola Meyningsih P
122
Lampiran 7
PEDOMAN WAWANCARA TIDAK TERSTRUKTUR
Hari, tanggal : Rabu, 7 Januari 2015
Narasumber : Guru Kelas V SDN 1 Karangbawang
Tempat : SDN 1 Karangbawang
Daftar Pertanyaan:
1. Sudah berapa lama bapak/ibu mengajar di SD?
2. Apa pendidikan terakhir yang bapak/ibu tempuh?
3. Berapa jumlah siswa kelas V di sekolah bapak/ibu?
4. Apa saja kendala yang bapak/ibu temui pada saat pembelajaran bahasa
Indenesia ?
5. Berapa batas KKM untuk mata pelajaran bahasa Indoesia di sekolah
bapak/ibu?
6. Bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia yang berlangsung di kelas yang
bapak/ibu ampu?
7. Apa saja model pembelajaran yang pernah bapak/ibu lakukan dalam
pembelajaran menulis?
8. Bagaimana karakteristik siswa yang bapak/ibu ajar?
9. Bagaimana keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia?
123
Lampiran 8
DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS KONTROL
NO Nama KRITERIA
SKOR NILAI A B C D E
1 Fathur Nur Hidayat 17 11 13 8 4 53 53
2 Oki Setiawan 17 13 20 9 5 64 64
3 Teguh Waluyo 20 13 15 10 5 63 63
4 Yulianti 18 13 18 9 5 63 63
5 osi Saputra 18 13 16 9 5 61 61
6 Adi Romadon 18 11 19 9 5 62 62
7 Akbarian 18 11 17 9 5 60 60
8 Adelia Rahmadani 19 13 20 10 7 69 69
9 Afrizal Heri Pratama 16 10 11 7 4 48 48
10 Amir Zaki Afiffudin 18 13 17 10 5 63 63
11 Anisa Utami 24 13 18 9 5 69 69
12 Deni Adi Saputra 17 13 18 9 5 62 62
13 Dian Afriyani 22 13 22 10 7 74 74
14 Elma Dwi Rahmawati 20 13 20 10 6 69 69
15 Fenny Dwi Rahmawati 18 13 18 9 6 64 64
16 Gigih Prasetyo 15 10 11 8 5 49 49
17 Hikmah Setyawati 16 10 15 8 5 54 54
18 Ibnu Romadhon 25 10 19 11 5 70 70
19 Ika Rismawati 25 13 18 11 6 73 73
20 Juni Asmoro 26 13 18 10 5 72 72
21 Khanivia Yuniska
Putri 16 10 19 9 7 61 61
22 Lufitasari 19 13 19 9 5 65 65
23 Luki Tri Cahyati 22 13 19 9 6 69 69
24 Maulidya Wulandari 16 13 18 9 6 62 62
25 Miranda Setyaningsih 16 13 18 10 5 62 62
26 NurAisyah 17 13 17 10 5 62 62
27 Nesa Yulita 25 13 23 11 8 80 80
28 Reffi Mariska 24 13 23 11 8 79 79
29 Rivalda Retno
Wardani 18 10 18 8 5 59 59
30 Seta Apriyanti 18 10 17 9 5 59 59
31 Supriyatin 17 12 18 9 5 61 61
32 Yola Uswatun K. 16 13 20 10 6 65 65
33 Salsabila Putri Sofyani 19 13 20 10 8 70 70
34 Uswatun Khasanah 18 13 20 9 5 65 65
124
Lampiran 9
DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN
NO
Nama
KRITERIA SKOR NILAI
A B C D E
1 Rendi Aprilianto 20 10 17 9 5 61 61
2 Efit Munandar 23 12 18 9 6 68 68
3 Romi Aziz 17 12 14 10 5 58 58
4 Seni Lestari 16 12 19 11 5 63 63
5 Lutfi Al farizi 17 13 13 7 4 54 54
6 Rohman 18 12 18 8 5 61 61
7 Teguh Waluyo 16 10 16 10 4 56 56
8 Tri Yuliana 19 12 19 9 6 65 65
9 Riyanto 14 12 16 9 5 56 56
10 Belia Oktaviani 16 13 20 9 5 63 63
11 Danu prayoga 17 13 11 9 4 54 54
12 Dava Rizi P 16 13 18 10 6 63 63
13 Dia Laura P. 27 13 17 11 5 73 73
14 Dita Wulandari 17 10 17 9 6 59 59
15 Fatima Nurul H 21 13 19 9 5 67 67
16 Fifin Pratamasari 17 13 17 10 6 63 63
17 Ike Febriyani 19 10 21 11 6 67 67
18 Kukuh Widiyanto 17 13 13 10 5 58 58
19 Lia Septiani 16 13 14 9 5 57 57
20 Latika Dwi A 21 13 17 10 5 66 66
21 Meli Gustiningsih 21 13 19 10 5 68 68
22 Maylani Wulandari 20 13 20 11 8 72 72
23 Nurjanah 25 13 20 11 5 74 74
24 Ovaliyanti 24 13 20 11 8 76 76
25 Rakha fairus 19 12 17 10 5 63 63
26 Rina Safitri 23 12 18 11 5 69 69
27 Rizki Al Umairoh 19 13 17 11 5 65 65
28 Subhan Andis 12 12 15 8 5 52 52
29 Usna Apriani 16 11 18 10 6 61 61
30 Yuana Premasiwi 27 13 23 10 8 81 81
31 Triyanto 18 13 14 8 4 57 57
32 Zaki Angga 23 13 18 10 5 69 69
33 Muhimah Azifa 18 13 20 10 5 66 66
34 Yola Meyningsih 16 13 18 11 5 63 63
125
Lampiran 10
DAFTAR NILAI TES AKHIR KELAS KONTROL
NO Nama KRITERIA
SKOR NILAI A B C D E
1 Fathur Nur Hidayat 17 15 15 9 5 61 61
2 Oki Setiawan 16 17 21 11 9 74 74
3 Teguh Waluyo 20 13 15 10 5 63 63
4 Yulianti 26 15 18 11 5 75 75
5 Osi Saputra 22 16 18 11 5 72 72
6 Adi Romadon 16 13 20 11 5 65 65
7 Akbarian 16 17 17 11 5 66 66
8 Adelia Rahmadani 26 16 23 11 5 81 81
9 Afrizal Heri Pratama 26 13 19 11 5 78 78
10 Amir Zaki Afiffudin 16 15 20 11 5 67 67
11 Anisa Utami 16 17 20 11 7 71 71
12 Deni Adi Saputra 16 13 21 11 7 68 68
13 Dian Afriyani 26 18 22 12 8 86 86
14 Elma Dwi Rahmawati 25 16 21 11 7 80 80
15 Fenny Dwi Rahmawati 21 14 21 11 6 73 73
16 Gigih Prasetyo 20 15 18 10 6 69 69
17 Hikmah Setyawati 26 17 21 12 4 80 80
18 Ibnu Romadhon 16 18 18 11 5 68 68
19 Ika Rismawati 26 17 24 11 6 84 84
20 Juni Asmoro 26 17 20 12 7 82 82
21 Khanivia Yuniska
Putri 25 17 22 11 8 83 83
22 Lufitasari 20 11 16 11 6 64 64
23 Luki Tri Cahyati 23 13 20 11 8 75 75
24 Maulidya Wulandari 25 16 21 12 5 79 79
25 Miranda Setyaningsih 26 17 21 12 5 81 81
26 NurAisyah 25 14 21 11 5 76 76
27 Nesa Yulita 26 17 24 11 9 87 87
28 Reffi Mariska 26 18 25 12 9 90 90
29 Rivalda Retno
Wardani 22 14 20 11 6 73 73
30 seta Apriyanti 16 14 16 10 5 61 61
31 Supriyatin 26 17 22 12 9 86 86
32 Yola Uswatun K. 26 17 20 12 5 80 80
33 Salsabila Putri Sofyani 23 14 21 12 4 74 74
34 Uswatun Khasanah 24 13 21 11 8 77 77
126
Lampiran 11
DAFTAR NILAI TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN
NO
Nama
KRITERIA SKOR NILAI
A B C D E
1 Rendi Aprilianto 25 17 19 11 5 77 77
2 Efit Munandar 25 13 19 11 5 73 73
3 Romi Aziz 24 13 19 11 8 75 75
4 Seni Lestari 26 16 22 12 9 85 85
5 Lutfi Al farizi 22 15 17 11 5 70 70
6 Rohman 26 16 21 11 6 80 80
7 Teguh Waluyo 25 15 18 11 5 74 74
8 Tri Yuliana 26 16 23 12 9 86 86
9 Riyanto 26 17 20 11 5 79 79
10 Belia Oktaviani 25 16 20 12 9 82 82
11 Danu prayoga 23 15 15 10 5 68 68
12 Dava Rizki P 28 18 22 14 9 91 91
13 Dia Laura P. 28 18 20 13 6 85 85
14 Dita Wulandari 26 18 21 12 6 83 83
15 Fatima Nurul H 26 17 23 12 8 86 86
16 Fifin Pratamasari 27 18 23 10 9 87 87
17 Ike Febriyani 26 17 20 12 8 83 83
18 Kukuh Widiyanto 26 17 20 11 7 81 81
19 Lia Septiani 24 16 21 11 7 79 79
20 Latika Dwi A 26 17 22 12 7 84 84
21 Meli Gustiningsih 28 18 24 13 7 90 90
22 Maylani Wulandari 16 18 24 14 9 81 81
23 Nurjanah 27 18 22 13 8 88 88
24 Ovaliyanti 26 18 24 13 8 89 89
25 Rakha fairus 24 16 19 11 5 75 75
26 Rina Safitri 26 17 21 11 7 82 82
27 Rizki Al Umairoh 26 17 21 11 6 81 81
28 Subhan Andis 24 14 17 11 5 71 71
29 Usna Apriani 27 18 23 12 5 85 85
30 Yuana Premasiwi 27 18 24 13 9 91 91
31 Triyanto 23 14 17 10 5 69 69
32 Zaki Angga 24 17 21 12 9 83 83
33 Muhimah Azifa 26 17 22 12 9 86 86
34 Yola Meyningsih 26 17 23 12 7 85 85
Lampiran 12
PROGRAM SEMESTER
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS / SEMESTER : V (Lima) / 2 (dua)
Standar Kompetensi : 8.Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta secara tertulis dalam
bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas
MENULIS
Kompetensi Dasar Indikator Materi
Pokok AW
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
8.1 Meringkas isi
buku yang
dipilih sendiri
dengan
memperhatikan
penggunaan
ejaan
Memahami langkah-
langkah dalam
kegiatar meringkas
Membaca saksama
bacaan yang akan
diringkas
Meringkas bacaan
atau buku
Membuat
ringkasan
buku
5 JP x
8.2 Menulis
laporan
pengamatan atau
kunjungan
berdasarkan
tahapan (catatan,
konsep awal,
perbaikan, final)
dengan
Menyusun laporan
peristiwa
Menyampaikan
laporan secara lisan
Memperbaiki tulisan
laporan
Menyusun
laporan
5 JP x
127
Kompetensi Dasar Indikator Materi
Pokok AW
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
memperhatikan
pengguna-an
ejaan
8.3 Menulis puisi
bebas dengan
pilihan kata yang
tepat
Membaca contoh
puisi
Menulis puisi
Teks puisi
bebas
Langkah-
langkah
menulis
puisi
5 JP x
Uji Kompetensi 2 JP x
Remedial 2 JP x
Pengayaan 2 JP x
Uji Kompetensi Akhir 2 JP x
Lampiran 13
SILABUS
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Karangbawang Kelas / Semester : V/II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
128
Standar Kompetensi : Menulis
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
8.2 Menulis
laporan
pengamatan atau
kunjungan
berdasarkan
tahapan (catatan,
konsep awal,
perbaikan, final)
dengan
memperhatikan
penggunaan ejaan
Sistematika
laporan
pegamatan
1. Mendiskusikan contoh
catatan pengamatan,
kerangka laporan, dan
laporan kegiatan
2. Menulis kerangka
laporan dan
pengembangannya
(laporan),
3. Saling menukar tulisan
4. Mengedit pekerjaan
teman
5. Memperbaiki tulisan
berdasarkan masukan
dari teman
8.2.1 Menulis
laporan dan
pengembangannya
(laporan) sebagai
konsep awal.
8.2.2 Memperbaiki
tulisan berdasarkan
masukan dari
teman/guru menjadi
laporan yang baik
Teknik Tes
tertulis
5 jp x 35
menit
Buku Bahasa
Indonesia 5
SD/
MI,Suyatno,
H. dkk. 2008.
Hal. 113-6
Warsidi, Edi
dan Farika.
2008. Bahasa
Indonsia
Membuatku
Cerdas 5:
untuk Kelas V
SD/MI. Hal 17
129
130
Lampiran 14
Jadwal Pelajaran Kelas VA SDN 1 Karangbawang
Tahun Pelajaran 2014/205
Semester II
Jam
Ke-
Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
1 07.00 –
07.35
Upacara PAI Bahasa
Indonesia
Matematika PJOK Bahasa
Indonesia
2 07.35 –
08.10
IPA PAI Bahasa
Indonesia
Matematika PJOK Bahasa
Indonesia
3 08.10 –
08.45
IPA PAI SBK Matematika PJOK Bahasa
Indonesia
08.45 –
09.00 Istirahat
4 09.00 –
09.35
PKn Matematika SBK IPS PJOK IPA
5 09.35 –
10.10
PKn Matematika SBK IPS - IPA
10.10 –
10.25 Istirahat
6 10.25 –
11.00
Bahasa
Jawa
Budaya
Banyumas
Bahasa
Inggris
IPS - -
7 11.00 –
11.35
Bahasa
Jawa
Budaya
Banyumas
Bahasa
Inggris
SBK - -
Karangbawang, 5 Januari 2015
131
Lampiran 15
Jadwal Pelajaran Kelas VB SDN 1 Karangbawang
Tahun Pelajaran 2014/205
Semester II
Jam
Ke-
Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
1 07.00 –
07.35
Upacara Bahasa
Indonesia
PJOK IPS Bahasa
Indonesia
Matematika
2 07.35 –
08.10
Matematika Bahasa
Indonesia
PJOK IPS Bahasa
Indonesia
Matematika
3 08.10 –
08.45
Matematika SBK IPA IPS Bahasa
Indonesia
Matematika
08.45 –
09.00
Istirahat
4 09.00 –
09.35
IPA SBK IPA PKn SBK Budaya
Banyumas
5 09.35 –
10.10
IPA PAI Bahasa
Jawa
PKn - Budaya
Banyumas
10.10 –
10.25
Istirahat
6 10.25 –
11.00
PJOK PAI Bahasa
Jawa
Bahasa
Inggris
- -
7 11.00 –
11.35
PJOK PAI Bahasa
Inggris
- -
Karangbawang, 5 Januari 2015
132
Lampiran 16
DESKRIPTOR PEDOMAN PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA
A. Kesiapan siswa dalam pembelajaran
Untuk menilai butir ini, perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut:
1. Siswa hadir tepat waktu
2. Siswa menyiapkan peralatan tulis, seperti buku, pulpen, pensil, penghapus,
dan lain-lain.
3. Siswa melaksanakan budaya 3 S (Salam, Senyum, Sapa)
4. Siswa memberikan tanggapan saat apersepsi dengan semangat
Skor Penilaian Keterangan
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
B. Keberanian siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menilai butir ini, perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut:
1. Siswa berani mengajukan pertanyan selama pembelajaran.
2. Siswa berani memberikan jawaban selama pembelajaran.
3. Siswa berani mengungkapkan pendapat selama pembelajaran.
4. Siswa berani memberi tanggapan dari penjelasan guru atas inisiatif
sendiri.
Skor Penilaian Keterangan
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
C. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok
Untuk menilai butir ini, perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut:
1. Siswa aktif memberi tanggapan dalam diskusi kelompok.
2. Siswa aktif mencari informasi dari sumber belajar yang ada.
133
3. Siswa mau mendengarkan dan menerima pendapat anggota lain.
4. Siswa aktif bertanya kepada teman sekelompoknya mengenai hal-hal
yang belum jelas.
Skor Penilaian Keterangan
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
D. Ketekunan dan kesungguhan selama pembelajaran
Untuk menilai butir ini, perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut:
1. Siswa mendengarkan dengan sungguh-sungguh selama pembelajaran
2. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan cermat
3. Siswa menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
4. Siswa mengikuti seluruh tahapan pembelajaran sesuai instruksi guru
Skor Penilaian Keterangan
1 Satu deskriptor tampak
2 Dua deskriptor tampak
3 Tiga deskriptor tampak
4 Empat deskriptor tampak
134
Lampiran 17
LEMBAR PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Sekolah : SDN 1 Karangbawang
Kelas : Kontrol
Materi : Laporan Pengamatan
Pertemuan : I (25 Maret 2015)
Petunjuk!
Setelah membaca dan memeriksa aspek penilaian aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, berilah skor sesuai dengan deskriptor
yang tampak pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan.
No Nama Skor Kriteria Total
skor
NA
A B C D
1. Fathur Nur Hidayat 4 1 2 3 10 62.50
2. Oki Setiawan 3 1 2 3 9 56.25
3. Teguh Waluyo 3 1 2 4 10 62.50
4. Yulianti 3 1 3 3 10 62.50
5. Osi Saputra 4 1 2 3 10 62.50
6. Adi Romadon 3 2 3 4 12 75.00
7. Akbarian 3 1 2 3 9 56.25
8. Adelia Rahmadani 4 4 3 4 15 93.75
9. Afrizal Heri Pratama 3 2 3 3 11 68.75
10. Amir Zaki Afiffudin 4 3 4 3 14 87.50
11. Anisa Utami 3 3 3 3 12 75.00
12. Deni Adi Saputra 3 3 3 4 13 81.25
13. Dian Afriyani 3 1 2 3 9 56.25
14. Elma Dwi Rahmawati 3 1 2 4 10 62.50
15. Fenny Dwi Rahmawati 3 1 2 3 9 56.25
16. Gigih Prasetyo 2 2 2 3 9 56.25
17. Hikmah Setyawati 3 1 1 3 8 50.00
18. Ibnu Romadhon 4 4 4 3 15 93.75
19. Ika Rismawati 4 1 2 4 11 68.75
20. Juni Asmoro 4 3 2 4 13 81.25
21. Khanivia Yuniska Putri 4 2 3 3 12 75.00
22. Lufitasari 4 2 2 3 11 68.75
23. Luki Tri Cahyati 3 3 3 3 12 75.00
24. Maulidya Wulandari 3 1 3 3 10 62.50
25. Miranda Setyaningsih 3 1 1 3 8 50.00
26. NurAisyah 2 3 1 4 10 62.50
27. Nesa Yulita 3 3 3 3 12 75.00
28. Reffi Mariska 4 3 3 3 13 81.25
29. Rivalda Retno Wardani 3 2 2 4 11 68.75
30. Seta Apriyanti 2 1 2 3 8 50.00
31. Supriyatin 3 1 1 3 8 50.00
135
No Nama Skor Kriteria Total
skor
NA
A B C D
32. Yola Uswatun K. 4 2 2 4 12 75.00
33. Salsabila Putri Sofyani 3 2 3 3 11 68.75
34. Uswatun Khasanah 4 3 3 3 13 81.25
Rata-rata 3.26 1.94 2.38 3.29 10.88 68.01
Keterangan:
A. Kesiapan siswa dalam pembelajaran
B. Keberanian siswa selama proses pembelajaran.
C. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok.
D. Ketekunan dan kesungguhan selama pembelajaran
Pedoman Penilaian
NA =
x 100
Karangbawang, 25 Maret 2015
Guru Kelas VA
Siti Rohmah, S.Pd
NIP 19631016 198608 2 001
136
Lampiran 18
LEMBAR PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Sekolah : SDN 1 Karangbawang
Kelas : Kontrol
Materi : Laporan Pengamatan
Pertemuan : II (28 Maret 2015)
Petunjuk!
Setelah membaca dan memeriksa aspek penilaian aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, berilah skor sesuai dengan deskriptor
yang tampak pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan.
No Nama Skor Kriteria Total
skor
NA
A B C D
1. Fathur Nur Hidayat 4 2 3 4 13 81.25
2. Oki Setiawan 3 1 2 3 9 56.25
3. Teguh Waluyo 3 1 2 3 9 56.25
4. Yulianti 3 2 2 3 10 62.50
5. Osi Saputra 3 1 3 4 11 68.75
6. Adi Romadon 3 2 3 3 11 68.75
7. Akbarian 3 1 2 3 9 56.25
8. Adelia Rahmadani 4 3 4 4 15 93.75
9. Afrizal Heri Pratama 3 3 3 4 13 81.25
10. Amir Zaki Afiffudin 3 4 4 4 15 93.75
11. Anisa Utami 4 2 3 4 13 81.25
12. Deni Adi Saputra 4 3 3 3 13 81.25
13. Dian Afriyani 3 3 2 3 11 68.75
14. Elma Dwi Rahmawati 4 2 2 3 11 68.75
15. Fenny Dwi Rahmawati 3 1 2 4 10 62.50
16. Gigih Prasetyo 3 2 2 4 11 68.75
17. Hikmah Setyawati 3 1 2 3 9 56.25
18. Ibnu Romadhon 4 4 4 3 15 93.75
19. Ika Rismawati 4 2 2 4 12 68.75
20. Juni Asmoro 4 3 2 3 12 75.00
21. Khanivia Yuniska Putri 4 3 3 4 14 87.50
22. Lufitasari 4 2 2 3 11 68.75
23. Luki Tri Cahyati 4 3 3 3 13 81.25
24. Maulidya Wulandari 3 1 3 4 11 62.50
25. Miranda Setyaningsih 4 2 2 3 11 68.75
26. NurAisyah 3 3 2 4 12 75.00
27. Nesa Yulita 3 3 3 3 12 75.00
28. Reffi Mariska 4 3 4 4 15 93.75
29. Rivalda Retno Wardani 3 2 2 3 10 62.50
30. Seta Apriyanti 2 2 2 3 9 56.25
31. Supriyatin 3 1 2 3 9 56.25
32. Yola Uswatun K. 3 2 2 3 10 62.50
137
No Nama Skor Kriteria Total
skor
NA
A B C D
33. Salsabila Putri Sofyani 3 2 3 2 10 62.50
34. Uswatun Khasanah 4 3 3 4 14 87.50
Rata-rata 3.38 2.21 2.59 3.38 11.56 71.88
Keterangan:
A. Kesiapan siswa dalam pembelajaran
B. Keberanian siswa selama proses pembelajaran.
C. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok.
D. Ketekunan dan kesungguhan selama pembelajaran
Pedoman Penilaian
NA =
x 100
Karangbawang, 28 Maret 2015
Guru Kelas VA
Siti Rohmah, S.Pd
NIP 19631016 198608 2 001
138
Lampiran 19
LEMBAR PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Sekolah : SDN 1 Karangbawang
Kelas : Ekperimen
Materi : Laporan Pengamatan
Pertemuan : I (24 Maret 2015)
Petunjuk!
Setelah membaca dan memeriksa aspek penilaian aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, berilah skor sesuai dengan deskriptor
yang tampak pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan.
No. Nama Skor Kriteria Total
skor NA
A B C D
1 Rendi Aprilianto 4 3 4 4 15 93.75
2 Efit Munandar 4 3 2 3 12 75.00
3 Romi Aziz 4 3 2 4 13 81.25
4 Seni Lestari 4 3 3 3 13 81.25
5 Lutfi Al farizi 4 3 2 2 11 68.75
6 Rohman 4 3 3 4 14 87.50
7 Teguh Waluyo 3 2 3 2 10 62.50
8 Tri Yuliana 4 2 3 3 12 75.00
9 Riyanto 3 3 3 2 11 68.75
10 Belia Oktaviani 4 3 3 4 14 87.50
11 Danu prayoga 3 3 3 3 12 75.00
12 Dava Rizi P 4 4 4 4 16 100.00
13 Dia Laura Permalu 3 3 2 3 11 68.75
14 Dita Wulandari 3 3 2 4 12 75.00
15 Fatima Nurul H 3 3 3 3 12 75.00
16 Fifin Pratamasari 4 3 4 4 15 93.75
17 Ike Febriyani 4 3 1 3 11 68.75
18 Kukuh Widiyanto 4 3 3 4 14 87.50
19 Lia Septiani 4 3 2 3 12 75.00
20 Latika Dwi A 4 3 2 3 12 75.00
21 Meli Gustiningsih 3 2 2 4 11 68.75
22 Maylani Wulandari 4 3 3 4 14 87.50
23 Nurjanah 4 3 3 4 14 87.50
24 Ovaliyanti 4 3 3 4 14 87.50
25 Rakha fairus 3 2 2 3 10 62.50
139
No. Nama Skor Kriteria Total
skor NA
A B C D
26 Rina Safitri 4 3 2 3 12 75.00
27 Rizki Al Umairoh 4 3 3 3 13 81.25
28 Subhan Andis 3 3 3 3 12 75.00
29 Usna Apriani 3 2 3 3 11 68.75
30 Yuana Premasiwi 4 4 3 4 15 93.75
31 Triyanto 3 2 2 2 9 56.25
32 Zaki Angga 3 3 4 4 14 87.50
33 Muhimah Azifa 4 4 3 4 15 93.75
34 Yola Meyningsih 4 3 3 3 13 81.25
Rata-rata 3.65 2.91 2.74 3.32 12.62 78.86
Keterangan:
A. Kesiapan siswa dalam pembelajaran
B. Keberanian siswa selama proses pembelajaran.
C. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok.
D. Ketekunan dan kesungguhan selama pembelajaran
Pedoman Penilaian
NA =
x 100
Karangbawang, 24 Maret 2015
Guru Kelas VB
Harsiti, S.Pd SD
NIP 19661108 198903 2 009
140
Lampiran 20
LEMBAR PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Sekolah : SDN 1 Karangbawang
Kelas : Eksperimen
Materi : Laporan Pengamatan
Pertemuan : II (27 Maret 2015)
Petunjuk!
Setelah membaca dan memeriksa aspek penilaian aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, berilah skor sesuai dengan deskriptor
yang tampak pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan.
No. Nama Skor Kriteria Total
skor NA
A B C D
1 Rendi Aprilianto 4 3 4 3 14 87.50
2 Efit Munandar 4 3 3 3 13 81.25
3 Romi Aziz 4 3 4 4 15 93.75
4 Seni Lestari 4 3 3 3 13 81.25
5 Lutfi Al farizi 4 3 3 3 13 81.25
6 Rohman 4 4 4 4 16 100.00
7 Teguh Waluyo 4 2 3 4 13 81.25
8 Tri Yuliana 4 2 3 3 12 75.00
9 Riyanto 4 3 3 4 14 87.50
10 Belia Oktaviani 4 3 3 4 14 87.50
11 Danu prayoga 3 3 3 4 13 81.25
12 Dava Rizi P 4 3 4 4 15 93.75
13 Dia Laura Permalu 4 3 3 3 13 81.25
14 Dita Wulandari 4 3 3 4 14 87.50
15 Fatima Nurul H 4 3 3 3 13 81.25
16 Fifin Pratamasari 4 3 4 4 15 93.75
17 Ike Febriyani 3 4 3 3 13 81.25
18 Kukuh Widiyanto 4 3 4 4 15 93.75
19 Lia Septiani 4 3 4 3 14 87.50
20 Latika Dwi A 4 3 3 3 13 81.25
21 Meli Gustiningsih 3 3 3 4 13 81.25
22 Maylani Wulandari 4 3 3 4 14 87.50
23 Nurjanah 4 3 3 4 14 87.50
24 Ovaliyanti 4 3 3 4 14 87.50
25 Rakha fairus 3 3 3 3 12 75.00
141
No. Nama Skor Kriteria Total
skor NA
A B C D
26 Rina Safitri 4 3 3 3 13 81.25
27 Rizki Al Umairoh 4 3 3 4 14 87.50
28 Subhan Andis 3 3 3 3 12 75.00
29 Usna Apriani 4 2 2 3 11 68.75
30 Yuana Premasiwi 4 4 4 3 15 93.75
31 Triyanto 3 2 3 3 11 68.75
32 Zaki Angga 3 3 4 3 13 81.25
33 Muhimah Azifa 4 4 3 3 14 87.50
34 Yola Meyningsih 4 3 3 3 13 81.25
Rata-rata 3.79 3.00 3.24 3.44 13.47 84.19
Keterangan:
A. Kesiapan siswa dalam pembelajaran
B. Keberanian siswa selama proses pembelajaran.
C. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok.
D. Ketekunan dan kesungguhan selama pembelajaran
Pedoman Penilaian
NA =
x 100
Karangbawang, 27 Maret 2015
Guru Kelas VB
Harsiti, S.Pd SD
NIP 19661108 198903 2 009
142
Lampiran 21
LEMBAR PENGAMATAN PENERAPAN MODEL KONVENSIONAL
KELAS KONTROL
Sekolah : SDN 1 Karangbawang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VA/2
Materi Pembelajaran : Menulis Laporan Pengamatan
Penilai : Siti Rohmah, S.Pd
Pertemuan : I (25 Maret 2015)
Petunjuk!
Berilah tanda centang pada kolom cek (√) jika deskriptor yang disediakan tampak
dengan aspek yang tertera!
No Aspek Deskriptor (√) Skor
1 Pembukaan
Pembelajaran
Menyampaikan salam, √
3 Melakukan presensi dan menanyakan
kabar √
Melakukan apersepsi sesuai dengan
materi √
Menyampaikan kompetensi
2 Kegiatan Eksplorasi Menyampaikan materi dengan jelas √
4 Memberikan contoh sesuai dengan
materi yang dijelaskan √
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengajukan pertanyaan sesuai
materi
√
Memberikan penjelasan pada siswa
yang membutuhkan penjelasan √
3 Kegiatan Elaborasi Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok √
3
Menginstrusikan siswa untuk
berdiskusi
Membagikan LKS √
Mengawasi siswa saat berdiskusi √
4 Kegiatan
Konfirmasi
Membantu siswa yang kesulitan √
3 Mengumpulkan hasil diskusi siswa √
Mengkonfirmasi jawaban siswa √
Melakukan tanya jawab mengenai
143
No Aspek Deskriptor (√) Skor
materi yang belum dipahami siswa
5 Penutupan
Pembelajaran
Memberikan kesimpulan pembelajaran
3 Memberikan soal evaluasi √
Memberikan motivasi pembelajaran √
Menutup pembelajaran √
Skor 16
Nilai (N) 80
Nilai Akhir (NA) 85
Pedoman Penskoran:
Setiap deskriptor yang nampak memiliki skor 1
Pedoman Penilaian :
N =
x 100
NA =
Karangbawang, 25 Maret 2015
Guru Kelas VA
Siti Rohmah, S.Pd
NIP 19631016 198608 2 001
144
Lampiran 22
LEMBAR PENGAMATAN PENERAPAN MODEL KONVENSIONAL
KELAS KONTROL
Sekolah : SDN 1 Karangbawang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VA/2
Materi Pembelajaran : Menulis Laporan Pengamatan
Penilai : Siti Rohmah, S.Pd
Pertemuan : II (28 Maret 2015)
Petunjuk!
Berilah tanda centang pada kolom cek (√) jika deskriptor yang disediakan tampak
dengan aspek yang tertera!
No Aspek Deskriptor (√) Skor
1 Pembukaan
Pembelajaran
Menyampaikan salam, √
4 Melakukan presensi dan menanyakan
kabar √
Melakukan apersepsi sesuai dengan
materi √
Menyampaikan kompetensi √
2 Kegiatan Eksplorasi Menyampaikan materi dengan jelas √
3 Memberikan contoh sesuai dengan
materi yang dijelaskan √
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengajukan pertanyaan sesuai
materi
Memberikan penjelasan pada siswa
yang membutuhkan penjelasan √
3 Kegiatan Elaborasi Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok √
4
Menginstrusikan siswa untuk
berdiskusi √
Membagikan LKS √
Mengawasi siswa saat berdiskusi √
4 Kegiatan
Konfirmasi
Membantu siswa yang kesulitan √
3 Mengumpulkan hasil diskusi siswa √
Mengkonfirmasi jawaban siswa
Melakukan tanya jawab mengenai √
145
No Aspek Deskriptor (√) Skor
materi yang belum dipahami siswa
5 Penutupan
Pembelajaran
Memberikan kesimpulan pembelajaran √
4 Memberikan soal evaluasi √
Memberikan motivasi pembelajaran √
Menutup pembelajaran √
Skor 18
Nilai (N) 90
Nilai Akhir (NA) 85
Pedoman Penskoran:
Setiap deskriptor yang nampak memiliki skor 1
Pedoman Penilaian :
N =
x 100
NA =
Karangbawang, 28 Maret 2015
Guru Kelas VA
Siti Rohmah, S.Pd
NIP 19631016 198608 2 001
146
Lampiran 23
LEMBAR PENGAMATAN PENERAPAN MODEL MIND MAPPING
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SDN 1 Karangbawang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VB/2
Materi Pembelajaran : Menulis Laporan Pengamatan
Penilai : Harsiti, S.Pd SD
Pertemuan : I (24 Maret 2015)
Petunjuk!
Berilah tanda centang pada kolom cek (√) jika kriteria yang disediakan tampak
dengan aspek yang tertera!
No Aspek Deskriptor (√) Skor
1 Pembukaan
Pembelajaran
Menyampaikan salam, √ 3
Melakukan presensi dan menanyakan
kabar √
Melakukan apersepsi sesuai dengan
materi √
Menyampaikan kompetensi
2 Penyampaian materi Menyampaikan materi dengan jelas √ 4
Memberikan contoh sesuai dengan
materi yang dijelaskan √
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengajukan pertanyaan sesuai
materi
√
Memberikan penjelasan pada siswa
yang membutuhkan penjelasan √
3 Pra Pelaksanaan
mind mapping
Menyampaikan cara membuat mind
mapping dengan jelas dan runtut √ 5
Memberikan contoh mind mapping √
Memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya tentang mind mapping √
Membagi siswa dalam beberapa
kelompok. √
Membagikan Lembar Kerja Siswa √
4 Pelaksanaan Mind
Mapping
Memberikan pengarahan pada siswa
untuk membuat mind mapping √ 5
147
No Aspek Deskriptor (√) Skor
Mengawasi kegiatan diskusi kelompok
mind mapping √
Memberikan petunjuk bagi siswa yang
memerlukan penjelasan √
Menginstruksikan siswa
menyampaikan hasil diskusinya √
Mencatat hasil diskusi di papan tulis √
5 Penutupan
Pembelajaran
Mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan √ 4
Melakukan tanya jawab tentang materi
yang belum dipahami √
Memberikan soal evaluasi atau soal tes
formatif √
Memberikan tindak lanjut dan menutup
pembelajaran √
Skor 21
Nilai (N) 95
Nilai Akhir (NA)
Pedoman Penskoran:
Setiap deskriptor yang nampak memiliki skor 1
Pedoman Penilaian :
Nilai =
x 100
NA =
Karangbawang, 24 Maret 2015
Guru Kelas VB
Harsiti, S.Pd SD
NIP 19661108 198903 2 009
148
Lampiran 24
LEMBAR PENGAMATAN PENERAPAN MODEL MIND MAPPING
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SDN 1 Karangbawang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VB/2
Materi Pembelajaran : Menulis Laporan Pengamatan
Penilai : Harsiti, S.Pd SD
Pertemuan : II (27 Maret 2015)
Petunjuk!
Berilah tanda centang pada kolom cek (√) jika kriteria yang disediakan tampak
dengan aspek yang tertera!
No Aspek Krteria (√) Skor
1 Pembukaan
Pembelajaran
Menyampaikan salam, √ 4
Melakukan presensi dan menanyakan
kabar √
Melakukan apersepsi sesuai dengan
materi √
Menyampaikan kompetensi √
2 Penyampaian materi Menyampaikan materi dengan jelas 3
Memberikan contoh sesuai dengan
materi yang dijelaskan √
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengajukan pertanyaan sesuai
materi
√
Memberikan penjelasan pada siswa
yang membutuhkan penjelasan √
3 Pra Pelaksanaan
mind mapping
Menyampaikan cara membuat mind
mapping dengan jelas dan runtut √ 5
Memberikan contoh mind mapping √
Memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya tentang mind mapping √
Membagi siswa dalam beberapa
kelompok. √
Membagikan Lembar Kerja Siswa √
4 Pelaksanaan Mind Memberikan pengarahan pada siswa √ 5
149
No Aspek Krteria (√) Skor
Mapping untuk membuat mind mapping
Mengawasi kegiatan diskusi kelompok
mind mapping √
Memberikan petunjuk bagi siswa yang
memerlukan penjelasan √
Menginstruksikan siswa
menyampaikan hasil diskusinya √
Mencatat hasil diskusi di papan tulis √
5 Penutupan
Pembelajaran
Mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan √ 4
Melakukan tanya jawab tentang materi
yang belum dipahami √
Memberikan soal evaluasi atau soal tes
formatif √
Memberikan tindak lanjut dan menutup
pembelajaran √
Skor 21
Nilai (N) 95
Nilai Akhir (NA) 95
Pedoman Penskoran:
Setiap deskriptor yang
nampak memiliki skor 1
Pedoman Penilaian :
Nilai =
x 100
NA =
Karangbawang, 27 Maret 2015
Guru Kelas VB
Harsiti, S.Pd SD
NIP 19661108 198903 2 009
Lampiran 25
KISI-KISI SOAL TES UJICOBA
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Kracak Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V/ II Penyusun : Titik Nur Rochmah
Materi : Menulis Laporan Pengamatan
Standar Kompetensi : Menulis 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan,
laporan, dan puisi bebas
Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis
Soal
Kemampuan
yang diukur
Alat Bantu
Penilaian
Jumlah
Butir
Soal
Nomor
Soal
8.2 Menulis laporan
pengamatan atau
kunjungan
berdasarkan tahapan
(catatan, konsep awal,
perbaikan, final)
dengan
memperhatikan
penggunaan ejaan
Siswa mampu membuat sebuah laporan
pengamatan dengan ketentuan :
1. Topik laporan adalah tempat-tempat di
sekolah
2. Hasil pengamatan terdiri atas 3 paragraf
dan sesuai dengan sistematika laporan
3. Memperhatikan kejelasan bahasa dan
keterbacaan tulisan
4. Memperhatikan pilihan kata yang
digunakan
5. Memperhatikan penggunaan ejaan
.Uraian
Keterampilan
menulis
laporan
1. Lembar
deskriptor
penilaian
tulisan
laporan
pengamat
an
2. Lembar
penilaian
2
1,2
150
151
Lampiran 26
SOAL TES UJI COBA
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Kracak
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Laporan Pengamatan
Kelas/Semester : V/2
Alokasi Waktu : 30 menit
Petunjuk!
1. Siapkanlah alat tulis kalian!
2. Tulislah nama dan Nomor Absen kolom yang tersedia di lembar
jawab!
3. Kerjakanlah soal dengan teliti pada lembar jawab yang tersedia!
Soal!
1. Buatlah sebuah laporan pengamatan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Topik laporan adalah “Halaman Sekolah”.
b. Tulislah hasil laporanmu dalam tiga paragraf! Perhatikan
sistematika laporanmu!
c. Perhatikan kejelasan bahasa dan keterbacaan tulisanmu!
d. Perhatikan pilihan kata yang kamu gunakan!
e. Perhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca yang kamu gunakan!
2. Buatlah sebuah laporan pengamatan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Topik laporan adalah “Perpustakaan”.
b. Tulislah hasil laporanmu dalam tiga paragraf! Perhatikan
sistematika laporanmu!
c. Perhatikan kejelasan bahasa dan keterbacaan tulisanmu!
d. Perhatikan pilihan kata yang kamu gunakan!
e. Perhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca yang kamu gunakan!
152
Lampiran 27
TELAAH BUTIR SOAL BENTUK URAIAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : V/ 2
Penelaah : Drs. Suwandi, M.Pd
Petunjuk!
1. Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera
di dalam format!
2. Berilah tanda cek (√) pada kolom "Ya" bila soal yang ditelaah sudah
sesuai dengan kriteria!
3. Berilah tanda cek (√) pada kolom "Tidak" bila soal yang ditelaah tidak
sesuai dengan kriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan
atau pada teks soal dan perbaikannya.
No Aspek yang ditelaah
Nomor Soal
1 2
Ya Tdk Ya Tdk
A
1 Materi
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis
untuk bentuk Uraian)
√
√
2 Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan
sudah sesuai √ √
3 Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi
(urgensi, relevasi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-
hari tinggi)
√ √
4 Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang
jenis sekolah atau tingkat kelas √ √
B
5 Konsrtuksi
Menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban uraian
√ √
6 Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan
soal √ √
7 Ada pedoman penskorannya √ √
8 Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya
disajikan dengan jelas dan terbaca
- -
B
9 Bahasa/Budaya
Rumusan kalimat soal komunikatif
√
√
10 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang
baku √ √
11 Tidak menggunakan kata/ungkapan yang
menimbulkan penafsiran ganda atau salah √ √
153
No Aspek yang ditelaah
Nomor Soal
1 2
Ya Tdk Ya Tdk
pengertian
12 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku
setempat/tabu √ √
13 Rumusan soal tidak mengandung pernyataan yang
menyinggung perasaan siswa √ √
Catatan:
154
Lampiran 28
TELAAH BUTIR SOAL BENTUK URAIAN TES AKHIR
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : V/ 2
Penelaah : Harsiti, S.Pd SD
Petunjuk!
1. Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera di
dalam format!
2. Berilah tanda cek (√) pada kolom "Ya" bila soal yang ditelaah sudah
sesuai dengan kriteria!
3. Berilah tanda cek (√) pada kolom "Tidak" bila soal yang ditelaah tidak
sesuai dengan kriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan
atau pada teks soal dan perbaikannya.
No Aspek yang ditelaah
Nomor Soal
1 2
Ya Tdk Ya Tdk
A
1 Materi
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis
untuk bentuk uraian)
√
√
2 Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan
sudah sesuai √ √
3 Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi
(urgensi, relevasi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-
hari tinggi)
√ √
4 Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang
jenis sekolah atau tingkat kelas √ √
B
5 Konsrtuksi
Menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban uraian
√ √
6 Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan
soal √ √
7 Ada pedoman penskorannya √ √
8 Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya
disajikan dengan jelas dan terbaca
- -
B
9 Bahasa/Budaya
Rumusan kalimat soal komunikatif
√
√
10 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang
baku √ √
11 Tidak menggunakan kata/ungkapan yang
menimbulkan penafsiran ganda atau salah √ √
155
No Aspek yang ditelaah
Nomor Soal
1 2
Ya Tdk Ya Tdk
pengertian
12 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku
setempat/tabu √ √
13 Rumusan soal tidak mengandung pernyataan yang
menyinggung perasaan siswa √ √
Catatan:
Karangbawang, 5 Maret 2015
Penelaah
Harsiti, S.Pd SD
NIP 19661108 198903 2 009
156
Lampiran 29
Hasil Validitas Empiris Soal Uraian
(1) Validitas Tiap Nomor Soal
Correlations
item1 item2 Skor
item1
Pearson Correlation 1 ,839**
,957**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 27 27 27
item2
Pearson Correlation ,839**
1 ,961**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 27 27 27
Skor
Pearson Correlation ,957**
,961**
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 27 27 27
(2) Validitas Tiap Aspek Soal Nomor 1
Correlations
A B C D E SKOR
A
Pearson
Correlation 1 ,923
** ,900
** ,714
** ,586
** ,941
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 27 27 27 27 27 27
B
Pearson
Correlation ,923
** 1 ,909
** ,785
** ,671
** ,965
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 27 27 27 27 27 27
C
Pearson
Correlation ,900
** ,909
** 1 ,823
** ,629
** ,969
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 27 27 27 27 27 27
D
Pearson
Correlation ,714
** ,785
** ,823
** 1 ,542
** ,848
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,003 ,000
N 27 27 27 27 27 27
E
Pearson
Correlation ,586
** ,671
** ,629
** ,542
** 1 ,730
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,003 ,000
N 27 27 27 27 27 27
SKOR
Pearson
Correlation ,941
** ,965
** ,969
** ,848
** ,730
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 27 27 27 27 27 27
157
(3) Validitas Tiap Aspek Soal Nomor 2
Correlations
A B C D E SKOR
A
Pearson
Correlation 1 ,868
** ,873
** ,806
** ,439
* ,941
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,022 ,000
N 27 27 27 27 27 27
B
Pearson
Correlation ,868
** 1 ,928
** ,838
** ,405
* ,948
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,036 ,000
N 27 27 27 27 27 27
C
Pearson
Correlation ,873
** ,928
** 1 ,847
** ,424
* ,964
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,027 ,000
N 27 27 27 27 27 27
D
Pearson
Correlation ,806
** ,838
** ,847
** 1 ,358 ,886
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,067 ,000
N 27 27 27 27 27 27
E
Pearson
Correlation ,439
* ,405
* ,424
* ,358 1 ,554
**
Sig. (2-tailed) ,022 ,036 ,027 ,067 ,003
N 27 27 27 27 27 27
SKOR
Pearson
Correlation ,941
** ,948
** ,964
** ,886
** ,554
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,003
N 27 27 27 27 27 27
158
)min(2
)min2(KesulitanTingkat Indeks
SkorSkor maksNx
SkorNxS rS t=
)min(Beda Daya Indeks
SkorSkormaksN
S rS t=
Lampiran 30
HASIL UJI TINGKAT KESULITAN DAN DAYA BEDA SOAL
Rumus:
N=27,5% x 27 = 7,43. Dibulatkan menjadi 8.
Indeks tingkat kesulitan dan indeks daya beda tiap aspek soal nomor 1
Kelompok tinggi (27,5%)
No Nama
Penilaian Total
skor A B C D E
21 Helen Monica Umahati 28 19 24 15 9 95
16 Dwi Ariyanto 28 19 24 13 9 93
15 Dimas Bayu Pamungkas 28 19 23 13 9 92
26 Astri Nur Faizah 27 19 23 14 9 92
25 Pria Ruki Semanto 28 19 23 15 6 91
10 Anggun Maelani Putri 27 18 22 14 9 90
11 Ari Susilowati 27 18 22 14 9 90
8 Anjumi Zahriyah 27 18 22 13 8 88
Jumlah 220 149 183 111 68 731
Kelompok rendah (27,5%)
No Nama
Penilaian Total
skor A B C D E
19 Nur Saputra 25 14 17 10 6 72
27 Feri Ardiansyah 23 16 16 11 6 72
2 Erdianto 23 15 17 11 6 72
4 Yanuar Febrianto 25 14 16 11 5 71
5 Anisa Jum’ah 22 14 16 11 6 69
12 Bagus Dwi Priyandita 22 13 16 11 6 68
3 Maulana Nur Fahmi 20 12 14 10 6 62
1 Nisful Laily 18 10 9 10 5 52
Jumlah 178 108 120 85 46 537
159
ITK dan IDB soal nomor 1:
a. ITK =
=
= 0,681 (Sedang)
b. IDB =
=
= 0,373 (layak)
ITK dan IDB tiap aspek soal nomor 1:
A. ITK =
=
=
0,699
IDB =
=
= 0,309
B. ITK =
=
=
0,697
IDB =
=
= 0,394
C. ITK =
=
=
0,697
IDB =
=
= 0,394
D. ITK =
=
=
0,656
IDB =
=
= 0,406
E. ITK =
=
=
0,589
IDB =
=
= 0,393
Indeks tingkat kesulitan dan indeks daya beda tiap aspek soal nomor 2
Kelompok tinggi (27,5%)
No Nama
Penilaian Total
skor A B C D E
15 Dimas Bayu Pamungkas 29 20 25 15 9 98
25 Pria Ruki Semanto 29 19 24 14 9 95
13 Dini Wahyu Nur
Arisanti 28 19 24 13 9 93
14 Dia Sabila 29 19 25 14 6 93
16 Dwi Ariyanto 29 18 23 14 8 92
7 Adelia Monica Wahyudi 28 18 25 14 6 91
17 Fina Puji Lestari 28 18 25 14 6 91
26 Astri Nur Faizah 28 18 24 14 7 91
Jumlah 228 149 195 112 60 744
160
Kelompok rendah (27,5%)
No Nama
Penilaian Total
skor A B C D E
4 Yanuar Febrianto 25 14 15 11 6 71
18 Fahmi Nurkhafi 25 15 17 11 3 71
27 Feri Ardiansyah 22 16 17 10 6 71
19 Nur Saputra 22 13 16 11 6 68
20 Galuh Rangga Priatin 20 15 18 11 3 67
12 Bagus Dwi Priyandita 22 13 15 10 6 66
3 Maulana Nur Fahmi 20 12 15 9 7 63
1 Nisful Laily 18 14 13 11 5 61
Jumlah 174 112 126 84 42 538
ITK dan IDB tiap aspek soal nomor 1:
a. ITK =
=
= 0,694 (sedang)
b. IDB =
=
= 0,396 (layak)
ITK dan IDB tiap aspek soal nomor 2:
A. ITK =
=
= 0,713
IDB =
=
= 0,397
B. ITK =
=
= 0,716
IDB =
=
= 0,356
C. ITK =
=
= 0,753
IDB =
=
= 0,431
D. ITK =
=
= 0,656
IDB =
=
= 0,437
E. ITK =
=
= 0,482
IDB =
=
= 0,321
161
Lampiran 31
DAFTAR NILAI TES UJICOBA SOAL
KELAS VB SDN 1 KRACAK
No Nama Nomor Soal
1 2
1 Nisful Laily 52 61
2 Erdianto 72 72
3 Maulana Nur Fahmi 62 63
4 Yanuar Febrianto 71 71
5 Anisa Jum’ah 69 72
6 Akbar Widi Saputro 80 84
7 Adelia Monica Wahyudi 87 91
8 Anjumi Zuhriyah 88 85
9 Aditya Andreawan 88 86
10 Anggun Maelani Putri 90 90
11 Ari Susilowati 90 82
12 Bagus Dwi Priyandita 68 66
13 Dini Wahyu Nur Arisanti 86 93
14 Dia Sabila 83 93
15 Dimas Bayu Pamungkas 92 98
16 Dwi Ariyanto 93 92
17 Fina Puji Lestari 87 91
18 Fahmi Nurkhafi 81 71
19 Nur Saputra 75 68
20 Galuh Rangga Priatin 82 67
21 Helen Monica Umahati 95 86
22 Ibnu Hasan Mubarok 87 84
23 Ika Indriyani 82 83
24 Jansica Marsica 78 88
25 Pria Ruki Semanto 91 95
26 Astri Nur Faizah 92 91
27 Feri Ardiansyah 72 71
162
Lampiran 32
SOAL TES
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Karangbawang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Laporan Pengamatan
Kelas/Semester : V/2
Alokasi Waktu : 20 menit
Petunjuk!
1. Siapkanlah alat tulis kalian!
2. Tulislah nama, nomor absen dan kelas pada kolom yang tersedia di lembar
jawab!
3. Kerjakanlah soal dengan teliti pada lembar jawab yang tersedia!
Soal!
1. Buatlah sebuah laporan pengamatan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Topik laporan adalah “Halaman Sekolah”.
b. Tulislah hasil laporanmu dalam tiga paragraf! Perhatikanlah
sistematika laporanmu!
c. Perhatikan kejelasan bahasa dan keterbacaan tulisanmu!
d. Perhatikan pilihan kata yang kamu gunakan!
e. Perhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca yang kamu gunakan!
163
Lampiran 33
DESKRIPTOR PENILAIAN LAPORAN PENGAMATAN
Pada penilaian laporan pengamatan digunakan 5 aspek penilaian, yaitu:
A. Isi Gagasan yang Dikemukakan
B. Organisasi Isi
C. Tata bahasa dan Kejelasan tulisan
D. Pilihan kata
E. Ejaan dan tanda baca
Skor dan kriteria penilaian laporan pengamatan yaitu,
Aspek Skor Kriteria
A 27-30 Isi laporan relevan dengan tema, memberikan informasi yang
jelas, memberikan deskripsi yang jelas tentang objek yang
diamati, melibatkan aspek panca indra.
22-26 Isi laporan relevan dengan tema, sebagian besar memberikan
informasi yang jelas, sebagian besar memberikan deskripsi
yang jelas tentang objek yang diamati, kurang melibatkan
aspek panca indra
17-21 Isi laporan relevan dengan tema, kurang memberikan informasi
yang jelas, kurang memberikan deskripsi yang jelas tentang
objek yang diamati, kurang melibatkan aspek panca indra
13-16 Isi laporan kurang relevan dengan tema, kurang memberikan
informasi yang jelas, kurang memberikan deskripsi yang jelas
tentang objek yang diamati, kurang melibatkan aspek panca
indra
B 18-20 Judul sesuai, adanya hubungan antar kalimat, menguraikan
hasil pengamatan dengan jelas, sesuai dengan sistematika
laporan
14-17 Judul sesuai, adanya hubungan antar kalimat, kurang
menguraikan hasil pengamatan dengan jelas, sesuai dengan
sistematika laporan
10-13 Judul sesuai, terdapat hubungan antar kalimat, kurang
menguraikan hasil pengamatan dengan jelas, kurang sesuai
dengan sistematika laporan
7-9 Judul kurang sesuai, kurang adanya hubungan antar kalimat,
kurang menguraikan hasil pengamatan dengan jelas, kurang
sesuai dengan sistematika laporan
C 22-25 Bahasa yang digunakan jelas, tulisan jelas dibaca
18-21 Bahasa yang digunakan sebagian besar jelas, tulisan jelas
dibaca
11-17 Bahasa yang digunakan sebagian besar jelas, tulisan kurang
jelas dibaca
5-10 Bahasa yang digunakan kurang jelas, tulisan sulit dibaca
D 13-15 Pilihan kata tepat dan sesuai menjelaskan objek yang diamati
11-12 Sebagian besar pilihan kata tepat dan sesuai menjelaskan objek
164
Aspek Skor Kriteria
yang diamati
9-10 Pilihan kata sebagian tepat namun kurang sesuai dalam
menjelaskan objek yang diamati
7-8 Pilihan kata kurang tepat dan kurang sesuai dalam menjelaskan
objek yang diamati
E 9-10 Jumlah Kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari 5
7-8 Jumlah Kesalahan ejaan dan tanda baca antara 6 – 8
5-6 Jumlah kesalahan ejaan dan tanda baca antara 9 – 12
3-4 Jumlah kesalahan ejaan dan tanda baca lebih dari 12
Lampiran 34
SILABUS PENGEMBANGAN KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Karangbawang
Kelas / Semester : VA/II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi : Menulis
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan,
dan puisi bebas
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instumen
Contoh
Instrumen
8.2 Menulis
laporan
pengamatan atau
kunjungan
berdasarkan
tahapan (catatan,
konsep awal,
perbaikan, final)
dengan
memperhatikan
penggunaan
ejaan
Sistematika
laporan
pegamatan,
penggunaan
ejaan (huruf
besar, tanda
titik, dan
tanda
koma),
memperbai-
ki laporan
teman.
Kegiatan
pendahuluan :
Guru mengucapkan
salam, memimpin
berdoa, melakukan
presensi, melakuakan
apersepsi dan
menginformasikan
kompetensi yang akan
dicapai
Kegiatan Inti
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
tentang laoran
pengamatan dan
penggunaan ejaan.
Siswa berdiskusi
8.2.1 Menulis
laporan dan
pengembangan
nya (laporan)
sebagai konsep
awal.
8.2.2
Memperbaiki
tulisan
berdasarkan
masukan dari
teman/guru
menjadi
laporan yang
baik
Tes
tertulis
Uraian
1. Lakukan
pengama-
tan
bersama
kelom-
pokmu!
2. Buatlah
laporan
dari hasil
pengama-
tanmu!
5 jp x
35
menit
(2 x
perte-
muan)
Buku
Bahasa
Indonesia
5 SD/
MI,
Suyatno,
H. dkk.
2008. Hal
113-6
Warsidi,
Edi dan
Farika.
2008.
Bahasa
Indonsia
Membuatk
165
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instumen
Contoh
Instrumen
tentang LKS yang
diberikan oleh guru
Kegiatan Akhir
Menyimpulkan
pembelajaran,
memberikan
kesempatan bertanya,
memberikan soal
evaluasi/formatif,
memberikan motivasi
dan menutup
pembelajaran
u Cerdas
5: untuk
Kelas V
SD/MI.
Hal 17
166
167
Lampiran 35
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Sekolah : SDN 1 Karangbawang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VA/ 2
Waktu : 5 x 35 menit (5 jam pelajaran)
Pelaksanaan : Pertemuan I (25 Maret 2015)
Pertemuan II (28 Maret 2015)
A. Standar Kompetensi
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis
dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.
B. Kompetensi Dasar
8.2 Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan
(catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan
penggunaan ejaan.
C. Indikator
8.2.1 Menulis laporan dan pengembangannya (laporan) sebagai konsep awal.
8.2.2 Memperbaiki tulisan berdasarkan masukkan dari teman/guru menjadi
laporan yang baik.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru dan penugasan siswa dapat menulis laporan dan
pengembangannya.
2. Melalui penjelasan guru dan penugasan siswa dapat memperbaiki tulisan
berdasarkan masukan dari teman menjadi laporan yang baik
Karakter siswa yang diharapkan: jujur, bersahabat/komunikatif, peduli sosial,
kerja keras, rasa ingin tahu.
168
E. Materi Pokok
1. Menulis laporan pengamatan dan sistematikanya.
2. Ejaan (huruf besar dan tanda baca).
3. Memperbaiki/menyunting laporan.
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran: konvensional.
2. Metode pembelajaran: ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.
G. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal (7 menit)
a. Guru memberi salam dan meminta ketua kelas memimpin berdoa sebagai
awal proses pembelajaran
b. Bertanya jawab tentang kehadiran siswa
c. Guru memberikan apersepsi yakni dengan menanyakan “Pernahkah kalian
mengamati sesuatu?”
d. Guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai pada
pembelajaran ini.
2. Kegiatan Inti (53 menit)
a. Eksplorasi (20 menit)
1) Guru menjelaskan materi menulis laporan pengamatan.
2) Guru menjelaskan materi pengggunaan ejaan yakni penggunaan
huruf besar, tanda baca titik dan tanda baca koma.
b. Elaborasi (25 menit)
1) Guru membentuk kelompok dengan anggota 4 orang.
2) Guru memberikan LKS 1.
3) Guru mengawasi siswa selama pelaksanaan diskusi.
169
c. Konfirmasi (8 menit)
1) Siswa mengumpulkan hasil diskusi.
2) Guru mengkonfirmasi jawaban siswa.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
c. Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
d. Guru memberikan Pekerjaan rumah, yaitu “Buatlah laporan pengamatan
dengan topik kegiatan di rumahku saat sore hari!”
e. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru memberi salam dan meminta ketua kelas memimpin berdoa
sebagai awal proses pembelajaran.
b. Bertanya jawab tentang kehadiran siswa.
c. Guru memberikan apersepsi yakni dengan menanyakan “Apa saja
kegiatan yang ada di sekolah?”.
d. Guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai pada
pembelajaran ini.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
a. Eksplorasi (15 menit)
1) Guru mengingatkan siswa tentang materi menulis laporan dan
ejaan.
2) Guru menjelaskan cara menyunting laporan.
b. Elaborasi (45 menit)
1) Siswa saling bertukar pekerjaan rumah
2) Setiap siswa menyunting pekerjaan rumah temannya (PR
merupakan laporan pengamatan siswa tentang kegiatan di rumah
saat sore hari)
170
3) Setelah disunting, PR diberikan kepada pemiliknya, kemudian
diperbaiki
4) Siswa melakukan kegiatan pengamatan.
c. Konfirmasi (10 menit)
1) Guru mengumpulkan tugas siswa
2) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
3. Kegiatan Penutup (25 menit)
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru menyuruh siswa mengerjakan tes akhir berupa membuat laporan
pengamatan.
c. Siswa mengumpulkan jawaban tes akhir.
d. Guru memberikan motivasi pada siswa.
e. Guru memberikan tindak lanjut pada siswa agar mempelajari materi
bahasa Indonesia untuk pembelajaran berikutnya.
f. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
H. Media dan Sumber Belajar
1. Media Pembelajaran
Papan tulis dan contoh laporan pengamatan.
2. Sumber Belajar
a. Suyatno, H. dkk. 2008. Indahnya Sastra dan Bahasa Indonesia
untuk : SD/MI Kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdinknas. Hal
113-6.
b. Warsidi, Edi dan Farika. 2008. Bahasa Indonsia Membuatku Cerdas
5: untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukua Hal 17.
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Penilain proses dan hasil.
2. Jenis penilaian : Tes dan non tes.
171
3. Bentuk Tes : Tes uraian tertulis dan observasi.
4. Alat penilaian : a. Pedoman penilaian (terlampir).
b. Lembar rubrik penilaian (terlampir).
c. Lembar pengamatan aktivitas belajar
(terlampir).
d. Lembar kerja siswa (terlampir).
Karangbawang, 12 Maret 2015
Guru Kelas VA Peneliti
Siti Rohmah, S. Pd Titik Nur Rochmah
NIP 19631016 198608 2 001 NIM 1401411146
Lampiran 36
SILABUS PENGEMBANGAN KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Karangbawang
Kelas / Semester : VB/II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi : Menulis
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan,
dan puisi bebas
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instumen
Contoh
Instrumen
8.2 Menulis
laporan
pengamatan atau
kunjungan
berdasarkan
tahapan (catatan,
konsep awal,
perbaikan, final)
dengan
memperhatikan
penggunaan
ejaan
Sistematika
laporan
pegamatan,
penggunaan
ejaan (huruf
besar, tanda
titik, dan
tanda
koma),
memperbai-
ki laporan
teman.
Kegiatan
pendahuluan :
Guru mengucapkan
salam, memimpin
berdoa, melakukan
presensi, melakukan
apersepsi dan
menginformasikan
kompetensi yang akan
dicapai
Kegiaatn Inti
1. Guru
menyampaikan
kompetensi
pembelajaran
2. Guru
menyampaikan
8.2.1 Menulis
laporan dan
pengembangan
nya (laporan)
sebagai konsep
awal.
8.2.2
Memperbaiki
tulisan
berdasarkan
masukan dari
teman/guru
menjadi
laporan yang
baik
Tes
tertulis
Uraian
1. Lakukan
penga-
matan
bersama
kelom-
pokmu!
2. Buatlah
laporan
dari
hasil
penga-
matan-
mu!
5 jp x
35
menit
(2 x
pertem
uan)
Buku
Bahasa
Indonesia
5 SD/
MI,
Suyatno,
H. dkk.
2008. Hal
113-6
Warsidi,
Edi dan
Farika.
2008.
Bahasa
Indonsia
Membuatk
172
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instumen
Contoh
Instrumen
materi tentang
laporan
pengamatan dan
ejaan
3. Guru mengajarkan
cara membuat mind
mapping
4. Guru membagi
siswa ke dalam
beberapa kelompok
5. Guru memberikan
permasalahan/topik
tentang laporan
pengamatan dan
ejaan
6. Siswa berdiskusi
membuat mind
mapping sesuai
dengan topic
7. Siswa
menyampaikan
hasil diskusi, guru
mencatatnya di
papan tulis
8. Guru mengarahkan
u Cerdas
5: untuk
Kelas V
SD/MI.
Hal 17
17
3
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instumen
Contoh
Instrumen
siswa membuat
kesimpulan
Kegiatan Akhir
Menyimpulkan
pembelajaran,
memberikan
kesempatan bertanya,
memberikan soal
evaluasi/formatif,
memberikan motivasi
dan menutup
pembelajaran
Karakter siswa yang diharapkan : jujur, bersahabat/komunikatif, peduli sosial, kerja keras, rasa ingin tahu
174
175
Lampiran 37
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Sekolah : SD Negeri 1 Karangbawang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VB/ 2
Waktu : 5 x 35 menit (5 jam pelajaran)
Pelaksanaan : Pertemuan I (24 Maret 2015)
Pertemuan II (27 Maret 2015)
A. Standar Kompetensi
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis
dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.
B. Kompetensi Dasar
8.3 Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan
(catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan
penggunaan ejaan.
C. Indikator
8.2.1 Menulis laporan dan pengembangannya (laporan) sebagai konsep awal.
8.2.2 Memperbaiki tulisan berdasarkan masukan dari teman/guru menjadi
laporan yang baik
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan mind mapping, penjelasan guru, dan penugasan siswa
dapat menulis laporan dan pengembangannya.
2. Melalui kegiatan mind mapping, penjelasan guru, dan penugasan siswa
dapat memperbaiki tulisan berdasarkan masukan dari teman menjadi
laporan yang baik.
Karakter siswa yang diharapkan: jujur, bersahabat/komunikatif, peduli
sosial, kerja keras, rasa ingin tahu.
176
E. Materi Pokok
1. Menulis laporan pengamatan dan sistematikanya
2. Ejaan (huruf besar dan tanda baca)
3. Memperbaiki/menyunting laporan pengamatan
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran : mind mapping
2. Metode pembelajaran: ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan
G. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal (7 menit)
a. Guru memberi salam dan meminta ketua kelas memimpin berdoa
sebagai awal proses pembelajaran
b. Bertanya jawab tentang kehadiran siswa
c. Guru memberikan apersepsi yakni dengan menanyakan “Pernahkah
kalian mengamati sesuatu?”
d. Guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai pada
pembelajaran ini.
2. Kegiatan Inti (53 menit)
Eksplorasi (25 menit)
a. Guru menjelaskan materi menulis laporan pengamatan.
b. Guru menjelaskan materi pengggunaan ejaan yakni penggunaan huruf
besar, tanda baca titik dan tanda koma.
c. Guru menjelaskan bagaimana membuat laporan pengamatan
menggunakan mind mapping. Langkah-langkah membuat laporan
pengamatan menggunakan mind mapping adalah sebagai berikut :
1) Menentukan topik dan buatlah kata kunci di tengah-tengah kertas.
2) Buatlah cabang utama untuk mengelompokkan atau
mengorganisasikan ide yang muncul saat mengingat
pengalamannya. Cabang utama ini bisa berbentuk 5WH, yaitu what
(apa), where (dimana), when (kapan), who (siapa), why (kenapa),
dan how (bagaimana).
177
3) Lalu tuliskan apapun yang bisa diamati.
d. Guru mengemukakan pada siswa untuk mengerjakan LKS 1 dengan
menggunakan mind mapping.
Elaborasi (20 menit)
a. Siswa membentuk kelompok berjumlah empat orang.
b. Setiap kelompok menginventarisasi atau mencatat alternatif jawaban
dari hasil diskusi menggunakan mind mapping.
c. Beberapa kelompok membacakan hasil diskusinya, guru mencatat
hasil diskusi di papan tulis.
Konfirmasi (8 menit)
a. Berdasarkan data yang ada di papan tulis, siswa diminta membuat
kesimpulan,
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
b. Guru memberikan evaluasi.
c. Guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah, yaitu
“Buatlah laporan pengamatan dengan topik kegiatan di rumahku saat
sore hari!”
d. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
e. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru memberi salam dan meminta ketua kelas memimpin berdoa
sebagai awal proses pembelajaran
b. Bertanya jawab tentang kehadiran siswa
c. Guru memberikan apersepsi yakni dengan menanyakan “Apa saja
kegiatan yang ada di sekolah?”
d. Guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai pada
pembelajaran ini
2. Kegiatan Inti (70 menit)
Eksplorasi (10 menit)
178
a. Guru mengingatkan siswa tentang materi menulis laporan dan ejaan
b. Guru menjelaskan cara menyunting/memperbaiki laporan
Elaborasi (55 menit)
a. Siswa berkelompok sesuai dengan kelompok mind mapping.
b. Siswa saling bertukar pekerjaan rumah
c. Setiap siswa menyunting/memperbaiki pekerjaan rumah temannya
menggunakan mind mapping.
d. Setelah disunting, PR diberikan kepada pemiliknya, kemudian
diperbaiki dan dikumpulkan.
e. Guru mengingatkan siswa tentang mind mapping.
f. Guru menginstrusikan siswa untuk melakukan pengamatan.
g. Siswa secara berkelompok menginventaris dan mencatat jawaban
hasil diskusi melalui mind mapping.
h. Selesai pengamatan, guru mengkondisikan siswa kembali ke kelas.
i. Beberapa kelompok menyampaikan hasil mind mapping yang telah
mereka buat.
j. Guru mencatat jawaban di papan tulis.
Konfirmasi (5 menit)
a. Guru mengarahkan siswa membuat sebuah simpulan
b. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
3. Kegiatan Penutup (25 menit)
a. Guru menyuruh siswa mengerjakan tes akhir membuat laporan
pengamatan.
b. Siswa mengumpulkan laporan hasil pengamatannya
c. Guru memberikan tindak lanjut pada siswa yaitu mempelajari materi
bahasa Indonesia pada pembelajaran berikutnya.
d. Guru memberikan motivasi pada siswa.
e. Guru menutup kegiatan pembelajaran.
H. Media dan Sumber Belajar
1. Media Pembelajaran
Kertas, spidol warna, papan tulis dan contoh laporan pengamatan.
179
2. Sumber Belajar
a. Suyatno, H. dkk. 2008. Indahnya Sastra dan Bahasa Indonesia untuk :
SD/MI Kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdinknas, hal 113-6.
b. Warsidi, Edi. 2008. Bahasa Indonsia Membuatku Cerdas 5: untuk
Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, hal 17.
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Penilain proses dan hasil
2. Jenis penilaian : Tes dan non tes
3. Bentuk Tes : Tes uraian tertulis dan observasi
4. Alat penilaian : a. Pedoman penilaian (terlampir)
b. Lembar rubrik penilaian (terlampir)
c. Lembar pengamatan aktivitas belajar
(terlampir)
d. Lembar kerja siswa (terlampir).
Karangbawang, 12 Maret 2015
Guru Kelas VB Peneliti
Harsiti, S. Pd SD Titik Nur Rochmah
NIP 19661108 198903 2 009 NIM 1401411146
180
Lampiran 38
LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN
A. Menulis Laporan
Laporan adalah tulisan yang berisi hasil pengamatan terhadap sebuah
tempat atau suatu pekerjaan. Isi laporan ialah hal-hal penting yang berkaitan
langsung dengan tanggung jawab yang dibebankan kepada si pembuat laporan.
Untuk membuat sebuah laporan pengamatan, terdapat beberapa kegiatan yang
harus dilaksanakan, yaitu:
1) Melakukan pengamatan
Sebelum melakukan pengamatan, maka perlu ditentukan terlebih dahulu objek
yang diamati. Selain itu, pengamat perlu membuat perihal apa saja yang akan
diamati dari objek tersebut. Setelah itu barulah dilaksanakan pengamatan.
2) Membuat catatan
Pada saat pelaksanaan pengamatan, buatlah catatan tentang perihal yang telah
ditentukan. Hal dapat membantu pengamat memeroleh berbagai informasi yang
ada.
3) Membuat kerangka laporan.
Setelah kegiatan mengamati selesai, buatlah sebuah kerangka laporan. Kerangka
laporan sebaiknya memuat judul pengamatan, waktu pengamatan, tempat atau
lokasi pengamatan, hal yang diamati, nama pengamat, dan (deskripsi) penjelasan
pengamatan (Warsidi, 2008: 17).
4) Menulis laporan
Saat sebuah kerangka laporan selesai, maka kerangka laporan itu dikembangkan
menjadi laporan yang utuh. Bisa dikembangkan setiap point yang ada dalam
kerangka laporan.
5) Memperbaiki laporan berdasarkan saran orang lain
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperbaiki laporan yang telah dibuat agar lebih
baik. Untuk melaksanakannya bisa meminta saran kepada orang lain untuk
mengoreksinya
Contoh Kerangka Laporan
1. Judul :
2. Tempat Pengamatan :
181
3. Waktu Pengamatan :
4. Nama Pengamat :
5. Tujuan Pengamatan :
6. Hasil Pengamatan :
7. Kesimpulan :
Contoh laporan pengamatan :
1. Laporan Pengamatan Kegiatan
Laporan Pengamatan
a. Judul laporan : Laporan kegiatan "Bakti Sosial" di SD Sukamulya
b. Hari/tanggal : Selasa, 30 Mei 2006
c. Jenis kegiatan : Bakti sosial dan donor darah
d. Isi kegiatan : - Acara donor darah.
- Membagi-bagikan pakaian pantas pakai, sembako dan lain-lain.
e. Kesimpulan : Acara bakti sosial dan donor darah ini diikuti oleh
banyak orang. Murid-murid SD Sukamulya turut menyumbang pakaian pantas
pakai, sedangkan donor darah diikuti oleh para guru dan warga sekitar sekolah.
2. Laporan Pengamatan Kunjungan
Laporan Hasil Pengamatan Pelestarian Musik Angklung
Hari, tanggal : Minggu, 15 Mei 2008
Lokasi pengamatan : Saung Angklung Ujo
Pengamat : Amran dan Fitri
Hasil pengamatan :
Pada hari Minggu, kami mengunjungi Saung Angklung Ujo. Saung
ini berada di Jalan Padasuka 118, Bandung. Ketika sampai di sana, kami diterima
oleh Bapak Taufik H. Ujo. Beliau adalah salah seorang anak almarhum Mang Ujo
Ngalagena.
Kami diajak berkeliling ke lokasi saung. Ketika berkeliling, Pak Taufik
banyak bercerita tentang Mang Ujo. Mang Ujo sudah mengakrabi angklung sejak
usia 4 tahun. Angklung ini biasa dipakai ketika ada keramaian massa.
Seni angklung Mang Ujo merupakan hasil kerja keras ketika Mang Ujo
belajar di sekolah kesenian Jawa Barat. Karena kerja keras Mang Ujo itulah,
182
kesenian tradisional angklung menjadi terkenal di Indonesia. Bahkan, angklung
juga dikenal masyarakat dunia. Seni angklung pernah dipertunjukkan di Belanda,
Saudi Arabia, Swiss, Jepang, dan Argentina.
Angklung sering dimainkan di Saung Ujo. Para pemain angklung di Saung
Mang Ujo berjumlah sebelas orang. Pada pagi hari, angklung khusus dimainkan
oleh para pelajar. Sore hari, khusus untuk para turis. Pertunjukan itu dikenal
dengan nama ”Pertunjukan Bambu Petang” .
B. Penggunaan Ejaan
1. Penggunaan huruf besar
1) Dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya,
Pada hari minggu saya membuat kue.
2) Dipakai sebagai huruf pertama pada nama kota dan nama orang.
Misalnya,
Kemarin, saya pergi ke Semarang
Ayah Reza sedang sakit.
2. Penggunaan tanda baca
a. Tanda Titik (.)
1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya :
Ayahku tinggal di Solo.
Pensil saya berwarna merah.
2) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu. Misalnya :
Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik )
3) Tanda titik dipakai untuk m emisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Jumlah warga desa Cipete adalah 25.890 jiwa.
4) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan
atau kapala ilustrasi, tabel dan lain sebagainya. Misalnya:
Laskar Pelangi
b. Tanda Koma (,)
183
1) Tanda koma di pakai di anntara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan. Misalnya:
Saya membeli kertas, pena , dan tinta
2) Tanda koma di pakai untuk memberikan jeda antar kalimat. Misalnya :
Kalau hari hhujan, saya tidak pulang
C. Memperbaiki laporan/Menyunting laporan
Setelah laporan dibuat, terdapat kegiatan menyunting laporan. Kegiatan ini
bisa dilakukan oleh teman sebangkumu atau teman sekelompokm. Yang perlu
diperhatikan saat menyunting laporan adalah penggunaan ejaan, pemilihan kata,
kesesuaian sistematika laporan, kesesuaian laporan dengan topic yang diamati
Kamu bisa menandai ejaan yang salah pada laporan yang kamu sunting, kemudian
kamu berikan penjelasan dan perbaikan di bagian belakang laporan. Contohnya:
Laporan Hasil Kunjungan
Hari : Senin, 25 Juni 2007
Tempat : Green House Sekarjaya, Pati
Peserta : Siswa-siswi Kelas V SD Sekartanjung
Pelapor : Kelompok Dahlia
hari Senin, 25 Juni 2007 siswa-siswi kelas V SD Sekartanjung
mengadakan kunjungan ke Green House Sekarjaya. Green House Sekarjaya
terletak di Jalan Pemuda Km 2, Pati, berseberangan dengan pabrik kacang
Garuda, Pati, Jawa Tengah. Memasuki pintu gerbang Green House Sekarjaya,
kami tidak mbayar apapun. Kami diminta bersikap sopan dan tidak boleh
mengganggu tanaman.
Kesalahan Perbaikan
Hari
tanda koma setelah tanggal
mbayar (bahasa jawa)
Hari (Huruf besar di depan)
Diberi tanda koma setelah tanggal
Membayar (menggunakan bahasa
Indonesia yang baik)
184
Lampiran 39
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Sekolah : SDN 1 Karangbawang
Kelas : V
Waktu : 15 menit
1. Diskusikanlah dengan kelompokmu tentang keadaan kelasmu!
2. Tulislah hasil diskusimu pada lembar jawab yang telah disediakan!
Lampiran 40
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Satuan Pendidikan : SDN 1 Karangbawang Kelas/Semester : V/2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi Pokok : Laporan Pengamatan
SK : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas
Kompetensi Dasar Materi
Soal Indikator soal
Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Tingkat
Kesukaran
Nomor
Soal
8.2 Menulis laporan
pengamatan atau
kunjungan
berdasarkan tahapan
(catatan, konsep awal,
perbaikan, final)
dengan
memperhatikan
penggunaan ejaan
Sistematika
laporan
pengamatan,
penggunaan
ejaan (huruf
besar, tanda
titik, tanda
koma, dan tanda
titik dua)
Siswa dapat menyebutkan sebutan
tulisan yang berisi hasil pengamatan
terhadap sebuah tempat atau pekerjaan
Isian C1 Mudah 1
Siswa dapat menyebutkan kegiatan
pertama yang harus dilakukan untuk
membuat laporan pengamatan
Isian C1 Mudah 2
Siswa dapat menyebutkan apa yang
dapat membantu saat membuat
kerangka laporan yang dibuat saat
pengamatan
Isian C2 Sedang 3
Siswa dapat menyebutkan bagian
pertama dalam sistematika sebuah
laporan pengamatan
Isian C1 Mudah 4
Siswa dapat menyebutkan apa yang
harus dilakukan untuk mengakhiri
laporan pengamatan.
Isian C1 Sedang 5
185
186
Lampiran 41
SOAL EVALUASI
Nama Sekolah : SDN 1 Karangbawang
Kelas : V
Waktu : 15 menit
Isilah titik-titik berikut ini dengan jawaban yang benar!
1. Tulisan berisi hasil pengamatan terhadap sebuah tempat atau suatu
pekerjaan disebut ….
2. Kegiatan pertama yang harus dilakukan untuk membuat laporan
pengamatan adalah ….
3. Saat melaksanakan pengamatan, kita perlu membuat … untuk membantu
saat menyusun kerangka laporan
4. Bagian pertama dalam sistematika sebuah laporan pengamatan adalah …
5. Laporan pengamatan diakhiri dengan …
Kunci Jawaban
1. Laporan
2. Melakukan pengamatan
3. Catatan
4. Judul laporan
5. Kesimpulan
Pedoman penskoran : Setiap soal memiliki skor 2
Pedoman Penilaian =
x 100
187
Lampiran 42
LEMBAR INSTRUKSI PENGAMATAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SDN 1 Karangbawang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Laporan Pengamatan
Kelas/Semester : VB/2
Alokasi Waktu : 15 menit
PETUNJUK!
1. Lakukanlah pengamatan di halaman sekolahmu!
2. Diskusikanlah apa yang akan kamu amati di halaman sekolah!
3. Catatlah apa saja yang sesuai dengan judul pengamatanmu menggunakan
mind mapping!
4. Kamu diperbolehkan melakukan wawancara yang mendukung hasil
pengamatanmu.
5. Diskusikanlah apapun yang kamu amati dengan teman sekelompokmu!
6. Berhati-hatilah selama melakukan pengamatan!
7. Selama melakukan pengamatan kalian tidak diijinkan untuk keluar dari
lingkungan sekolah.
8. Setelah selesai kembalilah ke dalam kelas!
188
Lampiran 43
LEMBAR INSTRUKSI PENGAMATAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SDN 1 Karangbawang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Laporan Pengamatan
Kelas/Semester : VA/2
Alokasi Waktu : 15 menit
PETUNJUK!
1. Lakukanlah pengamatan di halaman sekolahmu!
2. Diskusikanlah apa yang akan kamu amati di halaman sekolah!
3. Catatlah apa saja yang sesuai dengan judul pengamatanmu!
4. Kamu diperbolehkan melakukan wawancara yang mendukung hasil
pengamatanmu.
5. Diskusikanlah apa saja yang kamu amati dengan teman
sekelompokmu!
6. Berhati-hatilah selama melakukan pengamatan!
7. Selama melakukan pengamatan kalian tidak diijinkan untuk keluar dari
lingkungan sekolah.
8. Setelah selesai kembalilah ke dalam kelas!
189
Lampiran 44
HASIL UJI NORMALITAS DATA
(1) TES AWAL
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Eksperimen 34 50,0% 34 50,0% 68 100,0%
Kontrol 34 50,0% 34 50,0% 68 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Eksperimen
Mean 63,76 1,151
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 61,42
Upper Bound 66,11
5% Trimmed Mean 63,53
Median 63,00
Variance 45,034
Std. Deviation 6,711
Minimum 52
Maximum 81
Range 29
Interquartile Range 10
Skewness ,458 ,403
Kurtosis ,070 ,788
Kontrol
Mean 64,15 1,238
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 61,63
Upper Bound 66,66
5% Trimmed Mean 64,16
Median 63,00
Variance 52,069
Std. Deviation 7,216
Minimum 48
Maximum 80
Range 32
Interquartile Range 8
Skewness -,030 ,403
Kurtosis ,522 ,788
190
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
HISTOGRAM NILAI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN
HISTOGRAM NILAI TES AWAL KELAS KONTROL
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Eksperimen ,104 34 ,200* ,976 34 ,654
Kontrol ,129 34 ,161 ,962 34 ,284
191
(2) TES AKHIR
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kontrol 34 100,0% 0 0,0% 34 100,0%
Eksperime
n 34 100,0% 0 0,0% 34 100,0%
Descriptives
Statistic Std.
Error
Kontrol
Mean 74,94 1,356
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 72,18
Upper
Bound 77,70
5% Trimmed Mean 74,95
Median 75,00
Variance 62,481
Std. Deviation 7,905
Minimum 61
Maximum 90
Range 29
Interquartile Range 13
Skewness -,081 ,403
Kurtosis -,892 ,788
eksperimen
Mean 81,29 1,090
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 79,08
Upper Bound 83,51
5% Trimmed Mean 81,47
Median 82,50
Variance 40,396
Std. Deviation 6,356
Minimum 68
Maximum 91
Range 23
Interquartile Range 10
Skewness -,541 ,403
192
Kurtosis -,507 ,788
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
HISTOGRAM NILAI TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN
HISTOGRAM NILAI TES AKHIR KELAS KONTROL
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Kontrol ,092 34 ,200* ,974 34 ,569
eksperimen ,129 34 ,168 ,949 34 ,113
Lampiran 45
HASIL UJI HOMOGENITAS DAN HIPOTESIS
(1) Tes Awal
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
TesAwal A 34 64,15 7,216 1,238
B 34 63,76 6,711 1,151
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Tes_Awal Equal variances assumed ,006 ,938 ,226 66 ,822 ,382 1,690 -2,992 3,756
Equal variances not assumed ,226 65,655 ,822 ,382 1,690 -2,992 3,757
193
(2) Tes Akhir
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Tes_Akhir
Equal variances assumed 2,214 ,142 3,652 66 ,001 6,353 1,739 2,880 9,826
Equal variances not assumed 3,652 63,092 ,001 6,353 1,739 2,877 9,829
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Tes_Akhir Kelas Eksperimen 34 81,29 6,356 1,090
Kelas Kontrol 34 74,94 7,905 1,356
194
195
Lampiran 46
DOKUMENTASI PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Gambar 1. Guru membuka pembelajaran Gambar 2. Guru menerangkan materi
Gambar 3. Siswa membaca contoh Gambar 4. Guru memberikan contoh
laporan pengamatan mind mapping
Gambar 5. Siswa membuat mind Gambar 6. Guru membantu siswa
Mapping tentang kelas saat membuat mind mapping
196
Gambar 7. Siswa mempresentasikan Gambar 8. Siswa mengamati halaman
hasil mind mapping, guru menuliskan sekolah.
hasilnya di papan tulis
Gambar 9. Siswa membuat mind Gambar 10. Keadaan halaman sekolah
Mapping tentang halaman sekolah
Gambar 11. Siswa menunjukan hasil Gambar 12. Siswa mengerjakan tes akhir
mind mapping
197
Lampiran 47
DOKUMENTASI PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Gambar 1. Guru membuka pembelajaran Gambar 2. Guru menjelaskan materi
Gambar 3. Siswa melakukan diskusi Gambar 4. Siswa memperbaiki
contoh laporan di depan kelas
Gambar 5. Siswa mencatat Gambar 6. Siswa mengerjakan tes
objek pengamatan halaman sekolah akhir
198
Lampiran 48
Contoh Hasil Mind Mapping Siswa
199
Lampiran 49
Contoh Hasil Laporan Pengamatan Kelas Eksperimen
200
Lampiran 50
Contoh Hasil Laporan Pengamatan Kelas Kontrol
201
Lampiran 51
SURAT IZIN PENELITIAN
202
Lampiran 52
SURAT REKOMENDASI PENELITIAN KESBANGPOL BANYUMAS
203
Lampiran 53
SURAT IZIN PENELITIAN BAPPEDA BANYUMAS
204
Lampiran 54
SURAT IZIN PENELITIAN DINAS PENDIDIKAN BANYUMAS
205
Lampiran 55
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN
206
Lampiran 56
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN UJI COBA INSTRUMEN SOAL