jurusan pendidikan agama islam fakultas tarbiyah...

134
MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I (Studi Kasus Pondok Pesantren Salafiyah Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo) SKRIPSI Oleh: AHMAD CHOIRUDIN NIM: 210314189 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2018

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN

SHALAWAT DIBĀ’I

(Studi Kasus Pondok Pesantren Salafiyah Al-Barokah Desa Mangunsuman

Siman Ponorogo)

SKRIPSI

Oleh:

AHMAD CHOIRUDIN

NIM: 210314189

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2018

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN

SHALAWATDIBĀ’I

(Studi Kasus Pondok Pesantren Salafiyah Al-Barokah Desa Mangunsuman

Siman Ponorogo)

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Pendidikan Agama Islam

Oleh:

AHMAD CHOIRUDIN

NIM: 210314189

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2018

ii

Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I
Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I
Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

PERSEMBAHAN

Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan ini

kupersembahkan karya sederhana bagi orang-orang yang aku sayangi:

1. Kepada kedua orang tua saya bapak Djamali dan ibu Yuliana yang telah

membesarkanku dari bayi samapai dewasa. Yang telah mencurahkan segala

perhatian, kasih sayang, serta ketulusan kepada saya dengan kucuran keringat

yang ternilaidi dunia ini. Semoga kedua orangtua saya diberi panjang umur oleh

Allah Yang Maha Esa.

2. Segenap keluarga saya yang selalu mendukung dalam usaha untuk menjadi

manusia yang bermanfaat dan berguna bagi Agama.

3. Keluarga besar PAI. E angkatan 2014. Semoga persahabatan dan persaudaraan

kita terjalin selamanya.

4. Terima kasih kepada Khalim Hanafi, Zainal Faizin, Wndy Zakiya, Muhammad

Mudhofir Ilham, Muhammad Irfan dan terima kasih kepada semua yang telah

mendukung saya dalam hal apaun untuk kesuksesan saya.

5. KH Imam Suyono, Bpk Sukarjito, dan seluruh keluarga besar Pondok Pesantren

Al-Barokah.

v

Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

MOTO

الله BCDFHI

او MNOا و الله

"Bertaqwalah kepada Allah, maka Dia akan membimbingmu. Sesungguhnya Allah

mengetahui segala sesuatu." (QS. Al Baqarah: 282)

vi

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

ABSTRAK

Choirudin, Ahmad. 2018. Meningkatkan Akhlak Santri Melalui Kegiatan

ShalawatDibā’i dipondok pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo.Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyahdan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negri Ponorogo, Pembimbing,Dr. Iswahyudi, M.Ag.

Kata Kunci: Meningkatkan Akhlak, ShalawatDibā’i

Akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan

mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.

Sedangkan aspek-aspkek yang dapat meningkatkan Akhlak dapat diperoleh melalui

kebiasaan yaitu perbuatan yang diulang-ulang terus sehingga mudah dikerjakan bagi

seseorang dan Pendidikan. Maulid Dibā’imerupakan maulid yang berisi tentang syair

pujian dan sanjungan (madah) atas Nabi Muhammad SAW.Menariknya kegiatan

Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren Al-Barokah KH Imam Suyono dalam

menyampaikan Mauidah Hasanah secara halus dan memberikan contoh dalam

kehidupan sehari-hari sesuai dengan keadaan santri. Tujuan Penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan

Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren Al-Barokah desa Mangunsuman Siman Ponorogo (2) Untuk mengetahui upaya peningkatan akhlak santri dalam kegiatan Maulid Dibā’i

di Pondok Pesantren Al-Barokah desa Mangunsuman Siman Ponorogo (3) Untuk

mengetahui dampak kegiatan Maulid Dibā’iterhadap akhlak santri di Pondok

Pesantren Al-Barokah desa Mangunsuman Siman Ponorogo Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dengan jenis studi kasus yang bersifat analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data

menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi. Teknik analisi

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik model Miles and Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.

Adapun hasilnya adalah: (1) Pelaksanaan kegiatan Maulid Dibā’i di Pondok

Pesantren Al-Barokah dalam peningkatan akhlak santri ada tiga tahapan pra

pelaksanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. (2) Upaya peningkatan akhlak santri dalam

kegiatanMaulid Dibā’i di Pondok Pesantren Al-Barokah melalui pembiasaan,

pendidikan dan evaluasi. (3) Dampak kegiatan Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren

Al-Barokah terhadap akhlak santri. Dengan adanya kegiatan Maulid Dibā’i menjadi

pemacu terwujudnya tujuan manusia yang beriman, betaqwa, berakhlak mulia,

berkepribadian, menguasai ilmu pengetahuan dan mampu mengaktualisasikan diri

dalam kehidupan bermasyarakat serta beragama. Santri yang mengikuti kegiatan

mengalami perubahan kepribadian pada dirinya kearah lebih baik.

vii

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt, yang telah memberi kedudukan

muliabagi hamba-Nya yang berilmu dan beriman, atas curahan karunia dan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar sarjana strata pada fakultas tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan

Pendidikan Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.

Dalam penyusunan skripsi ini penelis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa

dorongan, bimbingan dan bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dr. Hj. Siti Maryam Yusuf, M.Ag, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Ponorogo.

2. Dr. Ahmadi M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan beserta

para wkil dekan dan stafnya.

3. Kharisul Wathoni, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

beserta stafnya.

4. Dr. Iswahyudi, M.Ag. selaku pembimbing yang telah mengarahkan, serta

memberikan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.

viii

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

5. Bapak dan Ibu Dosen, karyan karyawati seluruh civitas akademik lingkungan

Fakultas Tarbiyah.

6. K.H Imam Suyono selaku pengasuh Pondok Pesantren Al-Barokah Ponorogo,

Ponorogo, 21 Desember 2018

Penulis

Ahmad Choirudin

NIM: 210314189

ix

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................................. v

MOTTO...................................................................................................................................... vi

ABSTRAK................................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... xiv

PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................................................................... xv

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian .................................................................................................... 8

C. Rumusan Masalah ................................................................................................ 8

D. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8

E. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 9

F. Landasan Teori .................................................................................................... 10

G. Telaah Pustaka ................................................................................................... 18

H. Metode Penelitian .............................................................................................. 20

x

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

BAB II: Telaah Hasil Penelitian Terdahulu dan Kajian Teori

A. Kajian Teori ........................................................................................................ 29

a. Pengertian Akhlak 29

b. Pembagian Akhlak ....................................................................................... 31

c. Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak ...................................................... 35

B. Maulid .................................................................................................................. 37

a. Pengertian Maulid ........................................................................................ 37

b. Pengertian Shalawat .................................................................................... 39

c. Sejarah Maulid Dibā’i ................................................................................. 44

C. Fadhilah Bacaan Maulid Dibā’i ..................................................................... 51

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................................................... 52

B. Kehadiran Peneliti .............................................................................................. 52

C. Lokasi Penelitian ................................................................................................ 53

D. Sumber Data ........................................................................................................ 54

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 54

F. Teknik Analisi Data ........................................................................................... 57

G. Pengecekan Keabsahan Temuan ..................................................................... 59

H. Tahapan-Tahapan Penelitian ............................................................................ 60

BAB IV: Deskripsi Data

A. Deskripsi Data Umum ....................................................................................... 61

xi

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman

Siman Ponorogo .......................................................................................... 61

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Barokah .............................. 63

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Barokah ................................... 63

4. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Barokah ........................ 64

5. Keadaan Data Santri Pondok Pesantren Al-barokah........................ 65

B. Deskripsi Data Khusus .................................................................................. 66

1. Pelaksanaan KegiatanMaulid Dibā’i di Pondok Pesantren

Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo ...................... 66

a. Pra pelaksanaan ................................................................................ 68

b. Pembacaan Qasidah........................................................................ 68

c. Pembacaan Tahlil ............................................................................ 69

d. Pelaksanaan Maulid Dibā’i .......................................................... 70

e. Mauidah Hasanah ............................................................................ 71

f. Evaluasi pengurus .......................................................................... 72

2. Upaya peningkatan akhlaksantri dalam kegiatan Maulid Dibā’i di

Pondok Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman

Ponorogo ................................................................................................ 74

a. Upaya Melalui Mauidah Hasanah ................................................ 74

b. Pembiasaan dalam Maulid Dibā’i ............................................... 76

xii

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

3. Dampak Kegiatan Maulid Dibā’i terhadap akhlaksantri di

Pondok Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman

Ponorogo ................................................................................................ 79

a. Akhlak kepada Allah ...................................................................... 80

b. Akhlak kepada Sesama Manusia 81

c. Akhlak kepada guru dan Kedua Orang Tua ............................... 83

BAB V: ANALISA DATA

A. Analisis Pelaksanaan Kegiatan Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren

Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo .............................. 85

B. Analisis Upaya Peningkatan Akhlak Santri Dalam Kegiatan Maulid

Dibā’i di Pondok Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman

Ponorogo ........................................................................................................ 89

C. Analisis DampakKegiatan Maulid Dibā’iterhadap Akhlak Santri

di Pondok Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman

Ponorogo ........................................................................................................ 92

BAB VI: PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 99

B. Saran.............................................................................................................. 100

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

1. Transkrip Wawancara

2. Transkrip Dokumentasi

3. Transkrip Observasi

4. Surat Pengantar Penelitian

5. Surat Bukti Penelitian

6. Riwayat Hidup

7. Pernyataan Keaslian Tulisan

xiv

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

PEDOMAN TRANSLITERASI

Sistem transliterasi Arab-Indonesia yang dijadikan pedoman dalam penulisan

skripsi ini adalah sistem Institute of Islamic Studies, McGill University, yaitu sebagai

berikut:

´ = ء

b = ب

t = ت

Th = ث

J = ج

Ḥ = ح

Kh = خ

D = د

Dh = ذ

R = ر

Z = ز

S = س

Sh = ش

ṣ = ص

ḍ = ض

ṭ = ط

ẓ = ظ

` = ع

gh = غ

f = ف

q = ق

k = ك

l = ل

m = م

n = ن

w = و

h = ه

y = ي

Ta´ marbūṭa tidak ditampakkan kecuali dalam susunan idāfa, huruf tersebut ditulis t.

Misalnya: ةناطف = faṭāna; انلبي faṭānat al-nab =ةناطف

Diftong dan Konsonan Rangkap

Ū = وا Aw = وا

= Ay

= يأ يأ

Konsonan rangkap ditulis rangkap, kecuali huruf waw yang didahului ḍamma

dan huruf yā´ yang didahului kasra seperti tersebut dalam tabel.

xv

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

Kata Sandang Bacaan Panjang

al- = ال ā = ا

al-sh = اde = اي

wa´l- = وال ū = او

xvi

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam non-formal

yang ada di Indonesia. Peranan pesantren dalam syiar Islam di Indonesia

sangatlah penting dan terasa sekali manfaatnya. Islam adalah agama yang

mengatur semua aspek kehidupan, baik berkaitan dengan urusan ketuhanan

maupun urusan yang berkaitan dengan duniawi atau kemanusiaan.1

Pada masa ini kebudayaan semakin berkembang pesat. Akan tetapi

justru akhlak dan moral generasi bangsa semakin mengalami kemerosotan.

Jika tidak dibekali dengan ilmu dan iman yang kuat, maka generasi muda

yang akan datang menjadi generasi lemah. Dari segi akhlaknya, para pemuda

saat ini mengalami krisis akhlāqul karīmah. Sikap tawadhu’ yang seharusnya

dimiliki, justru menjadi sebaliknya. Yang paling bertanggung jawab terhadap

degradasi moral bangsa adalah umat Islam. Karena mayoritas penduduk

Indonesia adalah orang Islam. Nilai-nilai keislaman harus ditanamkan sejak

kecil. Pengetahuan tentang agama dapat diperoleh di lembaga formal maupun

lembaga non-formal. Di lembaga formal yaitu sekolah diberikan mulai dari

pendidikan paling rendah sampai jenjang tertinggi. Sedangkan pada lembaga

non-formal pendidikan agama diperoleh melalui Madrasah Diniyyah maupun

pondok pesantren.

1 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 15.

1

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

2

Pondok pesantren merupakan tempat mempelajari pengetahuan islam

secara matang. Dalam kesehariaannya, pondok pesantren memiliki

karakteristik yang berbeda-beda. Tetapi secara umum, pada pondok pesantren

mengajarkan pengetahuan keislaman, kedisiplinan, dan kebiasaan yang dapat

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan di pondok pesantren inilah

yang nantinya akan dilakukan pula oleh para santri setelah lulus dari pondok.

Berbekal ilmu yang dimiliki, para santri dapat menerapkan ilmunya

dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan perubahan itu diharapkan santri

mampu memahami ilmu-ilmu umum sekaligus agama secara berimbang.

Semboyan salah seorang pengasuh Pesantren Darul Ulum, Musta’in Romli

(1930-1985), yaitu santri harus “berotak London dan berhati Masjidil Haram”

merupakan gagasan yang menarik. “Berotak London” menggambarkan

keluasan penguasaan ilmu pengetahuan, dan “Berhati Masjidil Haram”

menggambarkan kedalaman pemahaman dan pengamalan keagamaan santri.

Semua itu akan menggambarkan keseimbangan antara kekuatan pikir dan

dzikir dalam diri santri. Santri yang kelak mampu berpartisipasi dalam

kemajuan zaman dengan tetap selalu dekat dengan Allah.2

Orang tua memasukkan anaknya ke pondok pesantren biasanya

disertai dengan harapan agar si anak mempunyai ilmu agama yang bagus,

berakhlak mulia dan memahami hukum-hukum Islam. Selama ini tidak ada

kekhawatiran bahwa dengan menuntut ilmu di pesantren akan menjauhkan

2 Ibid., 17.

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

3

kasih sayang orang tua terhadap anak. Anak yang tinggal di pondok pesantren

dalam waktu cukup lama tetap bisa beridentifikasi kepada kedua orang

tuanya. Dengan menjalin komunikasi secara intens dan teratur diharapkan

anak tidak akan kehilangan figur orang tua.

Seperti kita ketahui bahwa sumber identifikasi seorang anak tidak

hanya kedua orang tuanya, tetapi bisa juga kepada figur-figur tertentu yang

dianggap dekat dan memiliki pengaruh besar bagi anak. Keberadaan Kiai,

pembimbing, ustadz, maupun teman sebaya juga bisa mempengaruhi

pembentukan kepribadian anak.3

Kelebihan inilah yang dimiliki pesantren sebagai lembaga pendidikan.

Dengan segala keterbatasannya pesantren mampu menampilkan diri sebagai

lembaga pembelajaran yang berlangsung terus menerus hampir 24 jam sehari.

Aktivitas dan interaksi pembelajaran berlangsung secara terpadu yang

memadukan antara suasana keguruan dan kekeluargaan. Kiai sebagai figur

sentral di pesantren dapat memainkan peran yang sangat penting dan strategis

yang menentukan perkembangan santri dan pesantrennya. Kepribadian Kiai

yang kuat, kedalaman pemahaman, dan pengalaman keagamaan yang

mendalam menjadi jaminan seseorang dalam menentukan pesantren

pilihannya. Salah satu pesantren yang ikut berperan dalam pendidikan Islam

adalah Pondok Pesantren Al-Barokah.4

3 Ibid.,18. 4 Ibid., 18.

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

4

Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman memberi nuansa yang

menarik pada proses pembelajarannya. Di mana semua santri yang mukim di

pondok pesantren adalah mahasiswa, baik berasal dari IAIN Ponorgo, Unmuh,

atau Insuri. Para asātidz yang ada di pondok pesantren juga memiliki latar

belakang pendidikan yang berbeda, ada yang berasal dari pendidikan lokal

(pesantren salaf) dan ada juga yang pernah menjalani pendidikan di luar

negeri. Tentunya masing-masing ustad akan memiliki caracara yang berbeda

dalam penyampaian materinya. Semua kegiatan belajar mengajar di pondok

pesantren, harapannya akan dapat membentuk karakter dari para santri.

Karena semua kegiatan pembelajaran berkesinambungan dan dilakukan rutin

sehingga menjadi kebiasaan.

Salah satu faktor penting dalam peningkatan akhlak adalah kebiasaan

atau adat istiadat. Yang dimaksud kebiasaan adalah perbuatan yang selalu

diulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan. Kebiasaan dipandang

sebagai fitrah yang kedua setelah nurani. Karena 99% perbuatan manusia

terjadi karena kebiasaan. Harapan yang bisa mungkin terjadi adanya kebiasaan

atau kultur pesantren yang positif menjadikan seseorang melakukan hal yang

sama, meskipun sudah tidak di lingkungan pondok pesantren.

Tentunya hal ini berkesinambungan dengan peningkatan akhlak seseorang.5

Di Pondok Pesantren Salafiyah Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman

Ponorogo program-program sebagai penunjang terbentuknya akhlāqul

5 Ibid., 19.

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

5

karīmah pada santri. Adapun akhlāqul karīmah merupakan peneladanan

akhlak atau karakternya Rasulullah Saw. Salah satu program tersebut adalah

adanya kegiatan pembacaan shalawat yang dilakukan rutinan harian,

mingguan, bulanan, dan tahunan. Dengan adanya kegiatan-kegiatan rutinan

pembacaan shalawat tersebut harapannya supaya santri akan selalu mengingat

Allah Swt dan Rasulullah Saw. Dengan itu diharapkan dapat memotivasi

santri untuk selalu berbuat baik atas dasar perintah Allah Swt dan peneladanan

Rasulullah Saw.

Kegiatan maulid Dibā’i adalah kegiatan membaca sejarah kehidupan

Rasul dan men-tadabburinya dapat mendorong orang mukmin untuk

mengikuti sunnahnya dan berjalan di atas jalannya. Namun peringatan malam

kelahiran Rasulullah Saw bukanlah suatu hal yang dikenal pada masa awal

Islam. Yang terbaik dilakukan dalam peringatan ini adalah mempelajari

kehidupan Nabi, serta memahami dan mengambil pelajaran dari berbagai

macam peristiwa yang terjadi pada kehidupan Nabi.6

Akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan

dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran

terlebih dahulu. Maksud perbuatan yang dilahirkan dengan mudah tanpa

pertimbangan lagi di sini bukan berarti bahwa perbuatan tersebut dilakukan

dengan tidak sengaja atau tidak dikehendaki. Jadi perbuatan-perbuatan yang

6 Ibid., 19.

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

6

dilakukan itu benar-benar sudah merupakan azimah yakni kemauan yang kuat

tentang suatu perbuatan, oleh karenanya jelas perbuatan itu memang sengaja

dikehendaki adanya. Hanya saja keadaan yang demikian itu dilakukan secara

kontinyu, sehingga sudah menjadi adat atau kebiasaan untuk melakukanya,

dan karenanya timbullah perbuatan itu dengan mudah tanpa dipikir lagi.7

Perlu dijelaskan pula bahwa memang sering perbuatan itu dilakukan

secara kebetulan tanpa adanya kemauan atau tanpa dikehendaki, atau juga

sesuatu perbuatan yang dilakukan sekali atau beberapa kali saja, begitu pula

suatu perbuatan yang dilakukan tanpa adanya ikhtiar dan kebebasan, dalam

arti dilakukanya perbuatan tersebut dengan terpaksa, maka perbuatan-

perbuatan seperti tersebut di atas tidaklah dapat dikategorikan ke dalam

akhlak.8

Berdasarkan realita dan observasi saya di Pondok Pesantren Al-

Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo pada tanggal 29 Agustus 2018

terdapat santri yang akhlaknya kurang baik. Hal ini dapat dilihat dengan sikap

dan tabi’at santri yang sering mengucapkan kata-kata kotor atau kata-kata

yang tidak seharusnya diucapkan dan keluar ketika mengaji. Sikap dan tabi’at

itu ada yang dilakukan secara sengaja tanpa berfikir terhadap ucapannya dan

perilakunya, bahkan mereka tidak menyadari seolah-olah ucapan tersebut

keluar secara spontanitas. Begitu pula kebiasaan santri yang terbiasa bahkan

7 Ahmad Mu’adz Haqqi, Berhias dengan 40 Akhlaqul Karimah (Malang: Cahaya Tauhid

Press, 2003), 21. 8 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 15-16.

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

7

menjadi tradisi atau adat istiadat bagi para santri yaitu memakai barang yang

bukan miliknya tanpa izin (ghosob).

Pondok Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo

mempunyai kegiatan rutinan Majlis Shalawat Dibā’i. Majlis ini dilaksanakan

setiap malam Jum’at pahing dan malam Jum’at pon setelah jama’ah sholat

isya’ yang wajib diikuti oleh semua santri. Kegiatan Rutinan Majlis Shalawat

Dibā’i. mempunyai maksud dan tujuan untuk meningkatkan akhlak santri

yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan harapan melalui kegiatan ini santri

menyadari tentang pentingnya akhlak dalam kehidupan sehari-hari dan

sebagai bekal kelak ketika sudah terjun ke masyarakat.

Berangkat dari uraian diatas, penulis berusaha mengangkat

permasalahan ini yang berjudul “Meningkatkan Akhlak Santri melalui

Kegiatan Maulid Dibā’i (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Barokah Desa

Mangunsuman Siman Ponorogo).

B. FOKUS PENELITIAN

Fokus penelitian ini adalah meningkatkan akhlak santri melalui

kegiatan maulid Dibā’i di Pondok Pesantren Salafiyah Al-Barokah Desa

Mangunsuman Siman Ponorogo.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

8

1. Bagaimana praktik peningkatan melalui akhlak santri Maulid Dibā’i di

pondok pesantren Salafiyah Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman

Ponorogo?

2. Bagaimana upaya peningkatan akhlak santri dalam kegiatan Maulid

Dibā’i di pondok pesantren Salafiyah Al-Barokah Desa Mangunsuman

Siman Ponorogo?

3. Bagaimana dampak kegiatan Maulid Dibā’i terhadap akhlak santri di

pondok pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas

maka, tujuan penelitian yang dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui praktik pening

2. katan akhlak santri melalui kegiatan Maulid Dibā’i di pondok pesantren

Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo

3. Untuk mengetahui pelaksanaan peningkatan kecerdasan santri melalui

kegiatan Maulid Dibā’i di pondok pesantren Al-Barokah Desa

Mangunsuman Siman Ponorogo

4. Untuk mengetahui factor pendukung dan penghambat pelaksanaan

peningkatan akhlak santri melalui kegiatan Maulid Dibā’i di pondok

pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

9

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah khazanah keilmuan di bidang Islam. Yaitu dalam

kegiatan yang berbentuk Maulid Dibā’i yang kemudian dapat lebih

dikembangkan dan didalami pada kajian penelitian terkait.

b. Untuk menemukan kontribusi dalam kegiatan Maulid Dibā’i di

pondok pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman, sehingga akan

memberikan peningkatan akhlak santri dalam aspeknya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan, sebagai bahan

pertimbangan dan wacana ke depan bagi kemajuan dan keeksisan

lembaga khususnya untuk menciptakan kampus yang islami secara

penuh.

b. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan terutama di

bidang keilmuan , yang dapat digunakan sebagai bahan dalam kajian-

kajian serupa. Selain itu, hasil penelitian ini untuk memenuhi sebagai

persyaratan guna meraih gelar kesarjanaan Strata 1 (S1) di Progam

Studi Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Tarbiyah IAIN

Ponorogo.

c. Bagi masyarakat, hasil penelitian dapat sebagai bahan pertimbangan

dalam kajian-kajian keagamaan.

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

10

F. LANDASAN TEORI

1. Akhlak

Kata akhlak berasal dari bahasa arab berupa jama’atau bentuk

ganda dari kata khuluq yang secara etimelogis berarti budi pekerti,

perangai tingkah laku, atau tabiat. Istilah akhlak mengandung arti

persesuaian dengan kata khalq yang berarti pencipta ,dan makhluq yang

berarti yang diciptakan.9

Baik kata akhlak atau khuluq kedua-duanya dapat dijumpai

didalam Al-Qur’an sebagai berikut:10

∩⊆∪ 5ΟŠÏTãà@,èä=z4’N?YèS9 Y7¯ÎΡUρ)

Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti

yang agung”.(Q.S Al- Qalam: 4)11

Menurut Ahmad Amin yang dikutif dalam bukunya Asmaran As

mengatakan bahwa akhlak adalah kebiasaan kehendak. Ini berarti

kehendak itu bisa dibiasakan akan sesuatu maka kebiasaannya disebut

akhlak. Contohnya bila kehendaknya itu dibiasakan memberi, maka

kebiasaanya itu adalah akhlak dermawan.

9 Sudirman Tebba, Seri Manusia Malaikat, (Yogyakarta: Scripta Perenia, 2005), 65.

10 Ibid., 372.

11 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Diponogoro, 2000), 564.

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

11

Di dalam ensiklopedia pendidikan dikatakan bahwa akhlak adalah

budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etika dan moral) yaitu

kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap

khaliknya dan terhadap sesama manusia. jiwa yang mendorong untuk

melakukan perbuatan tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan. Al-

Qurtubi berkata, akhlak adalah sifat-sifat seseorang, sehingga dia dapat

berhubungan dengan orang lain. Akhlak ada yang terpuji dan ada yang

tercela. Secara global makna akhlak yang terpuji ketika berhubungan

dengan sesama, dimana engkau bersikap adil dengan sifat-

sifat terpuji dan tidak talim karenanya.12

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, terdapat lima ciri dalam

perbuatan akhlak, yaitu sebagai berikut:

a. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam

jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.

b. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan

tanpa pemikiran. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang

timbul dari dalam diri seseorang yang mengerjakannya, tanpa ada

paksaan atau tekanan dari luar.

c. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan

sesungguhnya, bukan main-main atau bersandiwara.

12 Ahmad Mu’adz Haqqi, Berhias dengan 40 Akhlaqul Karimah (Malang: Cahaya Tauhid Press,

), 38.

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

12

d. Perbuatan akhlak adalah perbuatan ikhlas yang dilakukan semata-mata

hanya karena Allah. Akhlak mulia adalah akhlak Rasulullah Saw yang

diutus dan diperintah Allah agar menyempurnakan akhlak manusia.

Sebab dengan akhlak karima seseorang akan meraih kemuliaan dan

derajat yang luhur. Karena Rasulullah diutus sebagai rahmat bagi

alam dan teladan bagi seluruh umat manusia, maka beliaupun

memiliki akhlak yang sangat mulia. Allah telah mengaskan, bahwa

dalam diri Rasulullah Saw, terdapat teladan yang baik.

Ayat Al-Qur’an dan hadist diatas mengisyaratkan bahwa akhlak

merupakan ajaran yang diterima Rasulullah dengan tujuan untuk

memperbaiki kondisi umat yang pada saat itu dalam kejahiliyaan dan

Rasulullah diutus dimuka bumi untuk menyempurnakan akhlak.13

Akhlak

merupakan kepribadian seseorang muslim ketika seorang

telah meninggalkan akhlaknya, ketika itu pula ia telah kehilangan jati diri

dan masuk dalam kehinaan. Oleh karena itu dengan akhlak inilah manusia

mampu membedakan mana binatang dan mana manusia. Dengan akhlak

pula bisa memberatkan timbangan kebaikan seseorang nantinya pada hari

kiamat.

Sifat-sifat buruk itu mencerminkan sifat aslinya manusia, seperti

sifat sombong atau takabur, sifat aniaya, sifat riya, sifat tahasud, dan

13 ibid.,38

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

13

sebagainya.

Akhlak yang baik adalah akhlak yang sesuai dengan tuntunan

Al-Qur’an dan contoh Rasulullah SAW. Rasulullah adalah pribadi yang

ideal yang dimuliakan Allah dan sang at pantas bahkan harus kita

tauladani.

2. Santri

Santri menurut Masjikur Anhari, yakni para siswa yang

mendalami ilmu-ilmu agama di pesantren, baik dia tinggal di pondok

maupun pulang setelah selesai waktu belajar.14

Zamakhsyari Dhofir membagi menjadi dua kelompok sesuai

tradisi pesantren yang diamatinya, yaitu; pertama, santri mukim, artinya

para santri yang menetap di pondok. Biasanya diberikan tanggung jawab

mengurusi kepentingan pesantren. Bertambah lama tinggal di pondok,

statusnya akan bertambah, yang biasanya diberikan tugas oleh kiai untuk

mengajarkan kitab-kitab dasar kepada santri-santri yang lebih junior, dan

kedua, santri kalong adalah santri yang selalu pulang setelah belajar.

Para santri yang belajar pada pesantren yang sama, biasanya

mempunyai kekeluargaan yang tinggi, baik antar sesama santri maupun

dengan kiai mereka. Kehidupan sosial yang berkembang di antara para

14 Zamakhsyari Dhofir, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kiai (Jakarta: Tiara, 1994), 52.

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

14

santri ini menumbuhkan sistem sosial tersendiri. Di dalam pondok para

santri belajar hidup bermasyarakat, berorganisasi, memimpin dan

dipimpin, mereka taat patuh pada kiai dan menjalankan tugas apapun

yang diberikan padanya.15

Menurut M. Arifin sebagaimana dikutip oleh Mujamil Qomar,

mendefinisikan pondok pesantren yaitu suatu lembaga pendidikan agama

Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem

asrama dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem

pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada dibawah kedaulatan

dari leadership seseorang atau beberapa orang kiai dengan cirri-ciri khas

yang bersifat karismatik serta independen dalam segala hal.

Pondok pesantren adalah salah satu lembaga diantara lembaga-

lembaga iqomahtuddin lainnya yang memiliki dua fungsi utama, yaitu

fungsi kegiatan, pengajaran, pemahaman, dan pendalaman ajaran agama

Islam serta fungsi kedua adalah menyampaikan dan mendakwahkan

ajaran Islam kepada masyarakat.16

Ditinjau dari segi bahasa Arab, kata pondok pesantren yaitu

funduq yang berarti tempat menginap atau asrama. Prof. Azumardi Azra,

dalam bukunya sejarah Perkembangan Madrasah mengatakan, bahwa

pondok pesantren adalah tempat belajar para pelajar.

15 Ibid., 52.

16 H. M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), 114.

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

15

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, pondok pesantren

merupakan suatu lembaga pengajaran, pemahaman dan pendalaman

ajaran agama Islam kepada para pelajar (santri) agar menjadi orang yang

baik dan trampil dalam melaksanakan ibadah. Pesantren juga merupakan

lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan kader yang

memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai ajaran agama.

Di sisi lain, sebagai lembaga dakwah pondok pesantren

membimbing para santri menjadi orang yang terampil dan profesional

dalam menyampaikan ajaran Islam sesuai dengan pengetahuan yang

mereka miliki. Karena itulah, para santri disuruh mengikuti acara

pelatihan dakwah serta berpidato yang biasanya diadakan satu kali dalam

seminggu.17

3. Pengertian Maulid

Secara etimologis, Maulid Nabi Muhammad Saw bermakna

(hari), tempat atau waktu kelahiran Nabi yakni peringatan hari lahir Nabi

Muhammad Saw. Secara terminologi, Maulid Nabi adalah sebuah upacara

keagamaan yang diadakan kaum muslimin untuk memperingati kelahiran

Rasulullah Saw. Hal itu diadakan dengan harapan menumbuhkan rasa

cinta pada Rasululllah Saw. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi

yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad Saw

wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan

17 Ibid., 564.

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

16

penghormatan kepada Rasulullah Muhammad Saw, dengan cara

menyanjung Nabi, mengenang, memuliakan dan mengikuti perilaku yang

terpuji dari diri Rasulullah Saw.18

Al-Qasthalani sebagaimana dikutip oleh Ja’far Murtadha al-

Amaly berkata selama umat Islam masih melakukan perayaan peringatan

Maulid Nabi dan melaksanakan pesta-pesta, memberikan sedekah pada

malam itu dengan berbagai macam kebaikan, menampakkan kebahagiaan,

menambahkan perbuatan yang baik, melaksanakan pembacaan sejarah

Maulid Nabi, dan memperlihatkan bahwa Maulid tersebut men-datangkan

berkah kepada mereka dengan keutamaan yang bersifat universal sampai

pada perkataannya, maka Allah pasti memberikan rahmat pada seseorang

yang mengadakan perayaan Maulid tersebut sebagai hari besar, dan bila

penyakit hatinya bertambah, ia akan menjadi obat yang dapat

melenyapkannya.19

Ibn al-Hajj dalam bukunya al-Madkhal, yang dikutip oleh Ja’far

Murtadha al-‘Amaly, menggambarkannya secara ekstrim. Ia menentang

keras anggapan bid’ah, atau penurut hawa nafsu, bagi orang yang

mengadakan peringatan Maulid. Menurutnya bahwa sekalipun para

penyanyi dengan alat-alat musiknya yang diharamkan turut meramaikan

peringatan maulid, maka Allah tetap memberikan pahala, karena

18 Mustofa, Peringatan Maulid Nabi Saw (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 198.

19 Wildana Wargadinata, Spiritualitas Shalawat: Kajian Sosio-Sastra Nabi Muhammad SAW (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 14.

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

17

tujuannya yang baik. Ibnu Ubaid dalam karyanya Rasailuhu al-Kubra

sebagaimana dikutip oleh Ja’far Murtadha al-‘Amaly menggambarkan

sebagai berikut: Peringatan Maulid adalah salah satu hari besar dari

sekian banyak hari besar lainnya. Dengan semua yang dikerjakan pada

waktu itu, karena merupakan ungkapan dari rasa senang dan gembira

karena adanya hari besar tersebut, dengan memakai baju baru,

mengendarai kendaraan yang baik, adalah masalah mubah (yang

dibolehkan) tak seorangpun yang menentangnya. Ibnu hajar sebagaimana

dikutip oleh Ja’far Murtadha al-‘Amaly berkata, apa saja yang dikerjakan

pada Maulid itu, dengan mencari pemahaman arti syukur kepada Allah,

membaca al-Qur’an, sejarah hidup Nabi, makan makanan, bersedekah,

menyanyikan sesuatu yang bersifat pujian kepada Nabi dan

kezuhudannya, dan kalaulah hal itu diikuti dengan permainan-permainan

yang diperbolehkan, maka tentu hukumnya peringatan itu mubah, dengan

tetap tidak mengurangi nilai kesenangan pada hari itu. Hal itu tidak

dilarang dan perlu di teruskan. tapi kalau diikuti dengan hal-hal yang

diharamkan atau dimakruhkan, maka dilarang. Begitulah apa yang

menjadi perbedaan dengan yang pertama.20

20 Ibid., 199.

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

18

G. TELAAH PUSTAKA

Kajian tentang Meningkatkan Akhlak Santri Melalui Kegiatan Majlis

Shalawat Dibā’i sudah sangat jarang dilakukan, namun untuk kajian tentang

meningkatkan kecerdasan melalui kegiatan sholwat Dibā’i sudah banyak

dialakukan, baik dalam bentuk buku, penelitian lapangan, maupun penelitian

kepustakaan untuk mendukung penyusunan proposal ini, maka penulis

berusaha melakukan penelitian lebih awal terhadap pustaka yang ada, berupa

penelitian yang mempunyai relevansi terhadap topik yang akan diteliti.

Skripsi Nurul Khususiyah, 2012 dengan judul “Meningkatkan

Kecerdasan Melalui Pengajian Kitab Kifayah Al-Atqiya’ ” Dengan rumusan

masalah sebagai berikut : (a) Bagaimana pemahaman santri terhadap kitab

kifayah al-atqiya’ dikelas takhasus 1 Madrasah Miftahul Huda? (b)

Bagaimana aplikasi pengajian kitab kifayah al-atqiya’ di kelas takhasus 1

Madrasah Miftahul Huda? (c) Bagaimana keberhasilan pengajian kitab

kifayah al-atqiya’ di kelas takhasus 1 Madrasah Miftahul Huda.

Terdapat persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian

yang sekarang yaitu sama-sama membahas tentang kecerdasan santri.

Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian terdahulu mengkaji tentang

bagaimana pemahaman santri terhadap kitab kifayah al-atqiya’ di kelas

takhasus 1 Madrasah Miftahul Huda, bagaimana aplikasi pengajian kitab

kifayah at atqiya’ di kelas takhasus 1 Madrasah Miftahul Huda, bagaimana

keberhasilan pengajian kitab kifayah al-atqiya’ di kelas takhasus 1 Madrasah

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

19

Miftahul Huda. Sedangkan penelitian yang sekarang membahas tentang

meningkatkan kecerdasan santri melalui kegiatan Shalawat Dibā’i.

Kajian yang terkait dengan pembahasan ini, peneliti menggunakan

telaah skripsi yang ditulis oleh Nurhadi Yasin (2014, STAIN Ponorogo) yang

berjudul “Dhikir al Ghafilin Ala Gus Miek dalam Perspektif pendidikan Islam

(Studi Nilai-Nilai Pendidikan Tasawuf)”. Dalam penelitian tersebut

permasalahan yang diangkat ialah: (1) Bagaimana konsep tektualisasi Dhikir

al Ghafilin ala Gus Miek? (2) Bagaimana Dhikir al Ghafilin dalam perspektif

pendidikan tasawuf?. Dari hasil penelitian tersebut peneliti menyimpulkan

bahwa: (1) Konsep tektualitasi Dhikir al Ghafilin ala Gus Miek yang

dirumuskan berdasarkan lanjutan dan penyempurnaan dari amalan Layliyah

dan penyusunannya tidak serta merta ditulis oleh Gus Miek sendiri melainkan

minta bantuan KH. Ahmad Sidiq serta minta restu kepada KH. Abdul Hamid

Pasuruan. Dhikir al Ghafilin ini diperuntukkan oleh orang yang ingin

dikumpulkan dengan ulama’ dan shalihin di akhirat. (2) Dhikir al Ghafilin

dalam perspektif tasawuf merupakan ajaran yang cenderung tasawuf salafi

akhlak dan sunni yang mengajarkan untuk tazkiyat al nafs berteman kepada

auliya shalihin yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dengan

istiqomah. Ajaran tersebut memberikan nilai etika positif pada diri seseorang.

Telaah yang selanjutnya menggunakan skripsi yang ditulis Ika Silfia

Kristanti (2015, STAIN Ponorogo) yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan

dalam Ajaran Tasawuf Rabi’ah al-Adawiyah” dengan rumusan masalah

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

20

sebagai berikut : (1) Bagaimana konsep mahabbah dalam pandangan Rabi’ah

al-Adawiyah? (2) Apa nilai-nilai pendidikan dalam ajaran tasawuf Rabi’ah?

H. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif perhatian lebih banyak ditujukan pada

pembentukan teori substantif berdasarkan dari konsep-konsep yang timbul

dari data empiris. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merasa “tidak

mengenal apa yang tidak diketahui”, sehingga desain penelitian yang

dikembangkan selalu merupakan kemungkinan yang terbuka akan

berbagai perubahan yang diperlukan dan lentur terhadap kondisi yang ada

di lapangan pengamatannya.21

Penelitian kualitatif menggunakan metode penalaran induktif dan

sangat percaya bahwa terdapat banyak perspektif yang akan dapat

diungkapkan. Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial dan pada

pemberian suara pada pemesanan dan persepsi dari partisipan di bawah

studi. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa pengetahuan dihasilkan

dari setting social dan pemahaman pengetahuan social adalah

proses ilmiah yang sah (legitimate).22

Sedangkan jenis pendidikan itu adalah studi kasus, yang mana

peneliti mencoba untuk mencermati individu atau sebuah unit secara

21 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, 35

22 Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitaftif (Jakarta: Rajawali Press, 2011), 65.

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

21

mendalam. Peneliti mencoba menemukan semua variable penting yang

melatarbelakangi timbulnya serta perkembangan variabel tersebut. Di

dalam studi kasus akan dilakukan penggalian data secara mendalam dan

menganalisi intensif faktor-faktor yang terlibat di dalamnya.23

2. Kehadiran Penelitian

Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari

pengamatan berperan serta, sebab peranan penelitilah yang menentukan

keseluruhan skenarionya. Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti bertindak

sebagai instrument kunci, partisipan penuh sekaligus pengumpul data yang

mana informan mengetahui bahwa peneliti melakukan penelitian agar

mempermudah dalam melakukan pengumpulan data. Adapun instrumen

yang lain hanya sebagai penunjang.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Pondok Pesantren Salafiyah Al-Barokah

Desa Mangunsuman. Alasan pemilihan lokasi ini karena ingin mengetahui

latar belakang, pelaksanaan, dan faktor penghambat serta faktor

pendukung dari kegiatan majlis Shalawat Dibā’i dalam meningkatkan

kecerdasan dalam aspek itasnya.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah kata-kata lurah

pondok, segenap pengurus pondok pesantren dan sebagian santri yang

23 Suharsimi Arikunto, Menejemen Penelitian (Jakarta: Renika Cipta, 2000), 314.

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

22

mengikuti kegiatan tersebut, sebagai sumber dan data utama, selebihnya

adalah tambahan seperti dokumen dan lainya. Sedangkan sumber data

tertulis adalah sumber tambahan. Untuk itu teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.24

Data akan dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi

yang mana data-data tersebut berisi tentang keadaan Pondok Pesantren

Salafiyah Al-Barokah dan Kegiatan majlis Shalawat Dibā’i.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Sebab bagi peneliti kualitatif, fenomena dapat

dimengerti maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi dengan

subyek melalui wawancara mendalam dan diobservasi pada latar, dimana

fenomena tersebut berlangsung dan di samping itu untuk melengkapi data,

diperlukan dokumentasi (tentang bahan-bahan yang tertulis atau tentang

subyek). Teknik yang digunakan peneliti yaitu: a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh

dua pihak, yaitu pewawancara (interview) sebagai pengaju atau

pemberi pertanyaan dan yang di wawancarai (interviewe) sebagai

pemberi jawaban atas pertanyaan itu.25

24 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, 158.

25 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta), 2008,127.

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

23

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara yang mendalam artinya peneliti mengajukan beberapa

pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus

permasalahan sehingga dengan wawancra mendalam ini data-data

dapat terkumpul secara maksimal.

b. Observasi

Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

dengan sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti. Observasi

dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.26

Dengan teknik ini peneliti mengamati aktifitas-aktifitas sehari-

hari obyek penelitian, karakteristik fisik, situasi social, dan perasaan

pada waktu menjadi bagian dari situasi tersebut.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data

melalui dari peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip, dan termasuk juga

tentang pendapat, teori, dalil atau hokum-hukum, foto-foto, dan lain-

lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut.27

26 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 2 (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), 151.

27 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,181.

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

24

6. Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

bahan-bahan lain sehingga dengan mudah dipahami dan semuanya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif

dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan

setelah selesai di lapangan. Teknis analisis data dalam kasus ini

menggunakan analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan

Miles Huberman. Mengemukan aktifitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada

setiap tahapan-tahapan penelitian sampai tuntas.28

7. Pengecekan Keabsahan Data

Pada pengertian yang lebih luas keandalan (reliabilitas) dan

keshahihan (validitas) merujuk pada masalah kualitas data dan

ketepatanya metode yang digunakan untuk melaksanakan proyek

penelitian. Kualitas data dan ketepatan meode yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian sangat penting khususnya dalam penelitian ilmu-

ilmu social karena pendekatan filosofis dan metodologis yang berbeda

terhadap studi kasus aktivitas manusia.29

28 Ibid., 183.

29 Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitaftif (Jakarta: Rajawali Press, 2011), 78.

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

25

Dalam bagian ini peneliti harus mempertegas teknik apa yang

digunakan dalam mengadakan pengecekan keabsahan data yang

ditemukan. Berikut beberapa teknik yang pengecekan keabsahan data

dalam proses penelitian adalah sebagai berikut: a. Perpanjangan

keikutsertaan

Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrument itu

sendiri, keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan

data. Dalam hal ini keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam

waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti

pada latar penelitian.

b. Pengamatan yang tekun

Ketekunan pengamatan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah menemukan ciri-ciri dan unsure-unsur dalam situasi yang

sangat relevan dengan persoalan atau isu yang dicari. Jadi kalau

perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan

pengamatan menyediakan kedalaman.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada empat

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

26

macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan

penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.30

8. Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan

ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan

laporan hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah:

a. Tahap pra lapangan, yaitu meliputi: menyusun rancangan penelitian,

mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan lapangan,

memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan

penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan yang meliputi: memahami latar penelitian

dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil

mengunpulkan data.

c. Tahap analisis data, yang meliputi: analisis selama dan setelah

pengumpulan data, dan tahap hasil laporan penelitian.31

9. Sistematika Pembahasa

Pada penyusunan penelitian kualitatif ini terdapat lima bab

pembahasan yang saling berkaitan antara satu dengan lainya:

Pada bab I yaitu pendahuluan, pendahuluan ini berfungsi sebagai

pola dasar pemikiran penulis dalam menyusun skripsi. Dalam bab ini akan

30 Ibid., 80.

31 Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitaftif Jakarta: Rajawali Press, 2011,178.

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

27

membahas tentang: pertama, latar belakang mengapa peneliti mengambil

judul skripsi tersebut, kedua, fokus penelitian yaitu membahas batasan

atau fokus penelitian yang terdapat dalam situasi sosial. Ketiga, rumusan

masalah yaitu membahas rumusan-rumusan masalah yang diambil dari

latar belakang dan fokus penelitian. Keempat, tujuan penelitian yaitu

membahas sasaran yang akan dicapai dalam proposal penelitian, sesuai

dengan fokus penelitian yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah.

Kelima, manfaat penelitian yaitu membahas manfaat penelitian baik secara

teoritis maupun praktis. Keenam, metodologi penelitian yaitu membahas

metode-metode yang digunakan untuk menyusun teori-teori yang meliputi

pendekatan dan jenis penelitian, instrument penelitian, sumber dan teknik

pengumpulan data, analisis data, pengecekan kredebilitas data, dan

tahapan penelitian.

Pada bab II Landasan Teori. Karena dalam penelitian kualitatif

bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelasan

dan berakhir dengan suatu teori, oleh karena itu ditulis berdasarkan data

yang ditemukan melalui proses penelitian (proses induktif).

Pada bab III Temuan penelitian, dalam bab ini berisi tentang

paparan data, yang berisi hasil penelitian di lapangan yang terdiri atas

gambaran umum lokasi penelitian dan deskripsi data. Gambaran umum

lokasi penelitian berbicara tentang Shalawat Dibā’i yang meliputi: sejarah

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

28

berdirinya pondok pesantren, visi dan misi pondok, latar belakang

berdirinya kegiatan, biografi penulis Shalawat Dibā’i, dan letak geografis.

Deskripsi data meliputi mengapa diberlakukan kegiatan Shalawat

Dibā’i, strategi yang digunakan serta perubahan yang terjadi pada jamaah

setelah mengikuti kegiatan tersebut.

Pada bab IV Pembahasan, pada bab ini akan membahas mengenai

analisis terhadap latar belakangnya berdirinya kegiatan majlis Shalawat

Dibā’i, pelaksanaan kegiatan, dan faktor pendukung serta penghambat

terhadap peningkatan akhlak santri pondok pesantren salafiyah Al-

Barokah.

Pada bab V Penutup, pada bab ini akan membahas mengenai

kesimpulan sebagai jawaban dari pokok-pokok permasalahan dan saran-

saran yang berhubungan dengan penelitian sebagai masukan-masukan

untuk berbagai pihak yang terkait.

Pada bab VI pembahasan dari bab satu sampai bab enam yaitu

berisi kesimpulan dan saran.

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

29

BAB II

PEMBAHASAN

A. Akhlak

1. Pengertian

Akhlak secara epistimologi (bahasa/lughowiyah) berasal dari

bahasa arab &()!ا ! –! ”bentuk jama’ dari “khuluqا–

! yang berarti

“budi pekerti”, sinonimnya adalah etika dan moral. Etika berasal dari

bahasa latinetos yang berarti “kebiasaan”. Moral juga berasal dari bahasa

latin, mores yang memiliki arti “kebiasaan-Nya”.

Akhlak mengandung segi-segi pesesuaian dengan “khalqun” ( !)

serta erat hubungannya dengan “khaliq” ( ل&! ) dan “makhlūq” (7 .(ق 56

Dari sinilah asal perumusan pengertian akhlak sebagai media yang

memugkinkan timbulnya hubungan yang baik antara makhlūq dan khᾱliq,

dan antara makhlūq dan makhlūq.1

Sedangkan akhlak menurut istilah, sebagaimana yang didefinisikan

beberapa ahli ilmu akhlak, di a ntaranya: a. Imām Ghazālī

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang

melahirkan tindakan-tindakan mudah dan gampang tanpa memerlukan

pemikiran ataupun pertimbangan.2

1 Ismail Thaib, Risalah AKhlaq (Yokyakarta: CV. Bina Usaha, 1992), 4.

2 A. Mustofa, Akhlak TaSawuf (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 15.

29

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

30

b. Ibn al-Miskawayh

Khulūq adalah keadaan jiwa yang mendorong ke arah

melakukan perbuatan-perbuatan dengan tanpa memikirkan pemikiran

dan pertimbangan.

c. Muhammad Ibn ‘Ilān as-Shadiqī

Akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang

dapat menimbulkan perbuatan baik, dengan cara yang mudah (tanpa

dorongan dari orang lain).

d. al-Qurtubī

Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab

kesopanannya disebut akhlak, karena perbuatan itu termasuk dari

kejadiannya.

e. Abū Bakr Jābir al-Jazayrī

Akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri

manusia, yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan

tercela dengan cara yang disengaja.

f. Ahmad Amīn (sosok pakar akhlak modern)

Sebagian ulama’ mendefinisikian akhlak sebagai kehendak

yang dibiasakan, maksudnya, apabila kehendak itu sudah menjadi

suatu kebiasaan maka itulah yang dinamakan akhlak.3

3 Ibid., 16.

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

31

Dengan demikian, akhlak adalah kecenderungan seseorang

untuk melakukan sesuatu perbuatan baik, ataupun buruk, benar

ataupun salah dengan spontan dan mudah, tanpa berfikir terlebih

dahulu. Maka pendidikan akhlak adalah usaha sadar yang

dilaksanakan manusia dalam rangka mengembangkan potensi yang

ada dalam dirinya, baik jasmani maupun rohani dengan membiasakan

diri berperilaku baik dan meninggalkan berperilaku buruk dengan

berpedoman pada Al-Qur’an sehingga mencapai kedewasaan yang

akan menimbulkan kepribadian yang utama dan dapat meraih tujuan

tertinggi agama Islam yakni kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di

akhirat.4

2. Pembagian Akhlak

Pembinaan akhlak yaitu akhlak terhadap Allah SWT dan akhlak

terhadap sesama manusia. Penulis menguraikan pembagian akhlak yaitu

sebagai berikut:

a. Akhlak kepada Allah SWT.

Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau

perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhlūq

kepada Tuhannya sang khᾱliq. Dalam pelaksanaannya akhlak kepada

Allah dapat dilakukan dengan cara memujinya, yakni adanya

4 Akmal Hawi, Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 27.

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

32

pengakuan tiada Tuhan selain Allah SWT yang menguasai segalanya.

Sehingga dalam merealisasikannya seorang hamba bisa melakukannya

dengan berbagai cara diantaranya: mengesakan Allah, beribadah

kepada Allah, bertakwa kepada Allah, berdo’a khusus kepada Allah,

dzikrullāh, bertawakkal, bersyukur kepada Allah SWT.5

b. Akhlak terhadap sesama manusia

Adapun akhlak terhadap sesama manusia meliputi akhlak

terhadap diri sendiri, akhlak kepada orang tua, akhlak terhadap

tetangga, dan akhlak terhadap guru, yaitu: tentang kesucian lahir dan

batin.

1) Akhlak terhadap diri sendiri

Sebelum berakhlak baik terhadap yang lain, terlebih dahulu

kita harus berakhlak baik terhadap diri sendiri, adapun akhlak

terhadap diri sendiri dapat dilakukan dengan: menjaga kesucian

diri, menutup aurat, selalu jujur serta ikhlas, berlaku adil terhadap

diri sendiri dan orang lain, dan menjauhi segala perbuatan sia-sia.

2) Akhlak kepada orang tua.

Yaitu berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan

perbuatan. Hal itu dapat dibuktikan dalam bentuk-bentuk

perbuatan antara lain: menyayangi dan mencintai mereka dengan

5 Ismail Thaib, Risalah Akhlaq (Yogyakarta: CV. Bina Usaha, 1992), 4.

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

33

bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan santun dan

lemah lembut sebagaimana firman Allah: (QS. Al-Isra: 23).

£ tóèö=tƒ7 $¨ÎΒ)4 $·≈Ζ|¡ômÎ)Èøt$Î≡uθ!ø$9Î$uρ/ çν−$΃)HωÎ)(#ßÿ‰ρç÷7s?è āωr&

y7•u‘/ 44|Ós%uρ Ÿωuρ 7eé∃&!yϑ$ç°λ;≅ à)s? Ÿξsù $yϑèδŸξÏ.÷r&ρ !yϑ$èδ߉tnr&

u�y9Å6ø$9#x8y‰ΨÏã ∩⊄⊂∪ $VϑƒÌŸ�2Zωös%θ $yϑßγ©9≅ èuρ% $yϑèδöpκ �÷s?]

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan

yang mulia.6

Berbuat baik kepada orang tua tidak hanya ketika mereka

hidup, tetapi terus berlangsung walaupun mereka telah meninggal

dunia dengan cara mendo’akan dan meminta ampunan untuk

mereka.7

3) Akhlak kepada tetangga

Akhlak kepada tetangga seperti saling mengunjungi, saling

membantu, saling memberi, saling menghormati, dan menghindari

permusuhan dan pertengkaran.

6 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Diponogoro, 2000), 569.

7 Ahmad Mu’adz Haqqi, Berhias dengan 40 Akhlaqul Karimah (Malang: Cahaya Tauhid Press),

38.

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

34

4) Akhlak terhadap guru

Guru adalah orang yang mendidik dan memberikan ilmu

pengetahuan kepada murid di luar bimbingan orang tua baik di

rumah maupun di sekolah, sehingga akhlak kepada guru dapat

diterapkan sebagaimana akhlak kita terhadap orang tua. Adapun

akhlak yang harus dilakukan oleh murid terhadap guru adalah

sebagai berikut:

a) Murid harus mengikuti dan mematuhi guru.

b) Murid mengagungkan guru dan menyakini kesempurnaan

ilmunya.

c) Murid harus menunjukkan rasa berterima kasih terhadap

ajaran guru.

d) Berkomunikasi dengan guru secara sopan santun dan lemah

lembut.

e) Harus duduk sopan di depan guru.

f) Murid tidak mendatangi guru tanpa izin terlebih dahulu.

5) Akhlak terhadap lingkungan

Akhlak dalam kehidupan bermasyarakat meliputi segala

sikap dalam menjalani kehidupan sosial, menolong sesama,

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

35

berinteraksi dengan sesama dengan baik, dan menciptakan

masyarakat yang adil yang berlandaskan Al-Qur’an dan hadits.8

3. Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak

Setiap perilaku manusia didasarkan atas kehendak. apa yang

dilakukan oleh manusia timbul dari kejiwaan. Walaupun panca indera

kesulitan melihat pada dasar kejiwaan, namun dapat dilihat dari wujud

kelakuan. Maka setiap kelakuan pasti bersumber dari kejiwaan.

Persoalannya adalah apa saja yang menjadi seseorang melakukan

tindakan. Apabila ditinjau dari akhlaknya kejiwaan maka perilaku

dilakukan dasar pokok-pokok sebagai berikut:

1) Insting

Insting ialah suatu alat yang dapat menimbulkan perbuatan

yang menyampaikan pada tujuan dengan berfikir lebih dulu ke

arah tujuan itu dan tiada dengan didahului latihan perbuatan itu.

2) Pola dasar bawaan

Pada awal perkembangan kejiwaan, bahwa ada pendapat yang

mengatakan kelahiran manusia itu sama dan yang membedakan

adalah faktor pendidikan. Tetapi pendapat baru

8 Ibid., 18-19.

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

36

mengatakan tidak ada dua orang yang keluar di alam keujutan

sama dalam tubuh akal dari akhlaknya.9

3) Lingkungan

Lingkungan ialah sesuatu yang melingkungi tubuh yang

hidup. Lingkungan tumbuh-tumbuhan oleh adanya tanah dar

udaranya. Lingkungan manusia ialah apa yang melingkunginya

dari negeri, lautan, sungai, udara dan bangsa. Lingkungan itu ada

dua macam, yaitu lingkungan alam dan lingkungan pergaulan.

4) Kebiasaan

Kebiasaan ialah perbuatan yang diulang-ulang terus sehingga

mudah dikerjakan bagi seseorang. Orang berbuat baik atau buruk

karena dua faktor kebiasaan, yaitu:

a) Kesukaan hati terhadap pekerjaan

b) Menerima kesukaan itu, yang akhirnya menampilkan

perbuatan dan diulang-ulang terus

menerus.10

5) Pendidikan

Dunia pendidikan, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap

perubahan perilaku akhlak seorang. Berbagi ilmu diperkenalkan

perubahan perilaku akhlak seseoarng. Berbagai ilmu

diperkenalkan agar siswa memahaminya dan dapat melakukan

9 Akmal Hawi, Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 29.

10 Abdul Mustakim, Akhlak TaSawuf (Yogyakarta: Kukaba Dipantara, 2013), 1-2.

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

37

satu perubahan dalam dirinya. Semula anak belum tahu

perhitungan, setelah memasuki dunia pendidikan sedikit banyak

mengetahui. Kemudian dengan bekal ilmu tersebut, mereka

memiliki wawasan luas dan diterapkan ke hal tingkah laku

ekonomi. Begitu pula, apabila siswa diberi pelajaran akhlak, maka

memberi tahu bagaimana seharusnya manusia itu bertingkah laku,

bersikap terhadap sesamanya dan penciptanya (Tuhan).11

Dengan demikian, lingkungan pendidikan sangat

mempengaruhi jiwa anak didik. Dan akan diarahkan kemana anak

didik dan perkembangan kepribadian.

B. Maulid

1. Pengertian Maulid

Secara etimologis, Maulid Nabi Muhammad SAW bermakna (hari),

tempat atau waktu kelahiran Nabi yakni peringatan hari lahir Nabi

Muhammad SAW. Secara terminologi, Maulid Nabi adalah sebuah

upacara keagamaan yang diadakan kaum muslimin untuk memperingati

kelahiran Rasulullah SAW. Hal itu diadakan dengan harapan

menumbuhkan rasa cinta pada Rasululllah SAW. Perayaan Maulid Nabi

merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat.

Akat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara

substansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan

11 Ibid., 30.

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

38

kepada Rasulullah Muhammad SAW, dengan cara menyanjung Nabi,

mengenang, memuliakan, dan mengikuti perilaku yang terpuji dari diri

Rasulullah SAW.12

Sebagaimana dikutip oleh Ja’far Murtadha al-‘Amalī berkata

selama umat Islam masih melakukan perayaan peringatan Maulid Nabi

dan melaksanakan pesta-pesta, memberikan sedekah pada malam itu

dengan berbagai macam kebaikan, menampakkan kebahagiaan,

menambahkan perbuatan yang baik, melaksanakan pembacaan sejarah

Maulid Nabi, dan memperlihatkan bahwa Maulid tersebut men-

datangkan berkah kepada mereka dengan keutamaan yang bersifat

universal sampai pada perkataannya, maka Allah pasti memberikan

rahmat pada seseorang yang mengadakan perayaan Maulid tersebut

sebagai hari besar, dan bila penyakit hatinya bertambah, ia akan menjadi

obat yang dapat melenyapkannya.13

Ibn al-Hājj dalam bukunya al-Madhᾱl, yang dikutip oleh Ja’far

Murtadha al-Amalī, menggambarkannya secara ekstrim. Ia menentang

keras anggapan bid’ah, atau penurut hawa nafsu, bagi orang yang

mengadakan peringatan Maulid. Menurutnya bahwa sekalipun para

penyanyi dengan alat-alat musiknya yang diharamkan turut meramaikan

peringatan maulid, maka Allah tetap memberikan pahala, karena

12 Mustofa, Peringatan Maulid Nabi Saw (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 198.

13 Wildana Wargadinata, Spiritualitas Shalawat: Kajian Sosio-Sastra Nabi Muhammad SAW (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 14.

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

39

tujuannya yang baik. Ibn Ubayd dalam karyanya Rasāiluhu al-Kubrā

sebagaimana dikutip oleh Ja’far Murtadha al-‘Amalī menggambarkan

sebagai berikut: Peringatan Maulid adalah salah satu hari besar dari

sekian banyak hari besar lainnya. Dengan semua yang dikerjakan pada

waktu itu, karena merupakan ungkapan dari rasa senang dan gembira

karena adanya hari besar tersebut, dengan memakai baju baru,

mengendarai kendaraan yang baik, adalah masalah mubah (yang

dibolehkan) tak seorangpun yang menentangnya. Ibnu hajar sebagaimana

dikutip oleh Ja’far Murtadha al-‘Amalī berkata, apa saja yang dikerjakan

pada Maulid itu, dengan mencari pemahaman arti syukur kepada Allah,

membaca al-Qur’an, sejarah hidup Nabi, makan makanan, bersedekah,

menyanyikan sesuatu yang bersifat pujian kepada Nabi dan

kezuhudannya, dan kalaulah hal itu diikuti dengan permainan-permainan

yang diperbolehkan, maka tentu hukumnya peringatan itu mubah, dengan

tetap tidak mengurangi nilai kesenangan pada hari itu. Hal itu tidak

dilarang dan perlu di teruskan. tapi kalau diikuti dengan hal-hal yang

diharamkan atau dimakruhkan, maka dilarang. Begitulah apa yang

menjadi perbedaan dengan yang pertama.14

2. Pengertian Shalawat

Menurut Mahmud Yunus dalam kamus Arab Indonesia yang

dikutip oleh Adrika Fithrotul Aini, menyatakan bahwa shalawat berasal

14 Ibid., 199.

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

40

dari kata shalat dan bentuk jama’nya menjadi shalawat yang berarti doa

untuk mengingat Allah secara terus-menerus.15

Senada dengan Wildana Wargadinata dalam bukunya Spiritualitas

Salawat menyatakan bahwa pengertian salawat menurut arti bahasa

adalah doa, sedangkan menurut istilah, salawat adalah: salawat Allah

kepada Rasulullah, berupa rahmat dan kemuliaan (rahmat ta’dhim).

Salawat dari malaikat kepada Nabi. Berupa permohonan rahmat dan

kemuliaan kepada Allah. Untuk Nabi Muhammad, sementara salawat dari

selain Nabi berupa permohonan rahmat dan ampunan. Shalawat orang-

orang beriman (manusia dan jin) adalah permohonan rahmat dan

kemuliaan kepada Allah untuk Nabi, seperti Allahummasalli

‘alasayyidina Muhammad.16

Dengan demikian, shalawat merupakan pujian atau kemuliaan

kepada Nabi Muhammad SAW, yang siapa seperti halnya doa atau dzikir

kepada Allah SWT. Shalawat, jika datangnya dari Allah kepada-Nya,

bermakna rahmat dan keridhaan. Jika dari para malaikat, berarti

permohonan ampun. Dan bila dari umatnya, bermakna sanjungan dan

pengharapan, agar rahmat dan keridhaan Tuhan dikekalkan. Sedangkan

shalawat memiliki landasan yang kuat sebagaimana dalam firman Allah:

(QS: Al-Ahazaab:56)

15 Mustofa, Peringatan Maulid Nabi Saw (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 203.

16 WildanaWargadinata, Spiritual Salawat (Malang: UIN –MALIKI Press, 2010), 55-56.

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

41

Ïøµn=‹tã (#�θ|¹= (#ãθtΒΖ#u š Ï%©$!#$pκšr'‰¯tƒ≈ 4 Äcɨ<9Ζ$#’n?tã

tβθ�|Á=ヅçtGµx6ͯ×n=≈tΒuρ ©!$#¨βÎ) ∩∈∉∪ $¸ϑŠÎ=ón@¡(#ßθϑÏky™ρu=

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi

dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”17

Betapa mulianya Nabi Muhammad SAW, bahkan Allah SWT dan

para malaikat-Nya juga bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat

diatas menunjukkan betapa istimewanya Nabi Muhammad SAW,

sehingga kita sebagai kaum beriman juga diwajibkan untuk bershalawat

kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai rasa syukur sebagai Nabi

pencerah bagi seluruh Manusia dan rahmat sebagian alam.

Tak ada Nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad SAW, yang

dinyatakan sebagai perwujudan kasih sayang (rahmat) Allah SWT kepada

umat manusia sejagad, bahkan bagi seisi alam semesta. Sebagai mana

dalam firman Allah dalam QS. An-Anbiya 107, yang artinya: Dan

Tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi)

rahmat bagi semestaalam. (Q.S Al-Anbiya: 107 ).

Dari ayat diatas, memuji Nabi Muhammad bukanlah menganggap

beliau sebagai Tuhan. Menyanjung Rasulullah adalah mengakui

Muhammad SAW sebagai manusia pilihan. Luas jangkuan dan cakupan

17 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Diponogoro, 2000), 56.

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

42

pernyataan rahmat tersebut tidak dibatasi oleh lingkaran sejarah dan

pergantian umat manusia di mukabumi, karena dalam pernyataan tersebut,

Allah SWT tidak menyebut beliau sebagai rahmat bagi manusia di

Semenanjung Arabia, di Barat, atau Timur, dan tidak pula menyebut

beliau sebagai rahmat di benua Asia, Afrika, atau bagian bumi manapun

juga. Beliau Nabi Muhammad SAW dinyatakan sebagai rahmat bagi alam

semesta.18

Menurut Sokhi Huda dalam bukunya TaSawuf kultural, fenomena

shalawat wahidiyah, yang dikutip oleh Andrika Fithrotul Aini

menyatakan, shalawat kepada Nabi memiliki dua bentuk, yaitu shalawat

ma’sūrat dan shalawat ghairu ma’sūrat, yang redaksinya langsung

diajarkan oleh Nabi SAW, seperti shalawat yang dibaca dalam dalam

tasyahud akhir dalam shalat. Sedangkan shalawat ghairu ma’sūrat adalah

shalawat yang disusun oleh selain Nabi SAW, yakni para sahabat, tabi’in,

auliya, atau yang lainnya di kalangan umat Islam. Susunan shalawat ini

mengepresikan permohonan, pujian, dan sanjungan yang disusun dalam

bentuk syair.19

Dengan pengertian di atas, shalawat dapat dibedakan dua hal; yang

pertama, langsung dari Nabi Muhammad SAW, sendiri dan yang kedua

dari buatan manusia, yang berupa syair, sastra, dan karya lainnya. Yang

18 Ibid., 204.

19 Ibid., 205.

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

43

utamanya tak lain adalah sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW,

sebagai rasa wujud cinta dan syukur terhadap Allah SWT yang telah

menciptakan Rasullullah SAW, sebagai makhluk pilihan dan penerang

bagi dunia dari sauri teladannya.20

Kebanyakan dari masyarakat mengamalkan shalawat sesuai

kepentingan dan tradisi yang dikehendakiya, senada apa yang dikutip oleh

kutip oleh Wildana Wargadinata, yaitu; Tradisi pembacaan al-madāih al-

nabawiyah, lebih dikenal dengan pembacaan salawat. Bacaan-bacaan

salawat dan madāih yang dibaca masyarakat dipahami dengan bacaan

ritual yang berbeda-beda. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya

perbedaan tujuan atau maksud dari kegiatan pembacanya. Untuk hajat

khitan, misalnya yang dibaca adalah barzanji dan dibā’i. Sedangkan hajat

yang dibaca tingkeban (tujuh bulanan) untuk memohon anak putra yang

dibaca adalah barzanji, memohon anak putri yang dibaca adalah dibā’i,

hajat Walimahtasmiyah yang dibaca adalah al-barzanji, dibā’i, dan

mawlīd al-habshī, hajat permohonan kesembuhan yang di baca adalah

shalawat burdah dansalawat tibbiyah, hajat mantenan yang dibaca adalah

dibā’i, hajat pindahn rumah (menempati rumah baru) yang dibaca adalah

shalawat burdah. Sedangkan acara ritus lingkaran hidup dan upacara

20 M. Saleh, Kitab Shalawat Terlengkap (Jogjakarta: DIVA Press, 2014), 334-336.

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

44

kalenderikal bacaan shalawat yang dibaca adalah dibā’i, barzanji, burdah,

mawlīd al-habshī, dan saraf al-anām.21

Selain itu, terdapat juga jami’yah yang memang menjalankan

tradisi shalawat sebagai tradisi rutin, dengan mengkhususkan satu bacaan

salawat, misalnya membaca salawat nariyah, burdah, simt al-durar,

dibā’i ,mawlīd al-habshī atau juga membaca barzanji.

Dari uraian di atas, shalawat tak hanya bacaan wirid saja. Namun

juga bisa sebagai do’a-do’a dalam ritual apapun dalam kehidupan.

Sehingga dengan dibacakannya shalawat menjadi tradisi spiritual dalam

diri dalam memenuhi hajat-hajat manusia. Dengan bertawassul kepada

Baginda Nabi Muhammad SAW, merupakan salah satu cara kedekatan

kepada Allah SWT.22

3. Sejarah Maulid Diba’

a) Maulid Dibā’i

Maulid Dibā’i berisi syair pujian dan sanjungan (madah) atas

Nabi Muhammad SAW. Pengarangnya bernama lengkap

Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin

Ahmad bin Umar ad-Dibaiasy-Syaibani. la dikenal dengan julukan

Ibnu Diba’. Kata diba' diambil dari nama kakeknya, yang bernama

Ali bin Yusuf Diba’. lbnu Diba' dilahirkan di kita Zabid (salah satu

21 WildanaWargadinata, Spiritual Salawat, (Malang; UIN –MALIKI Press, 2010), 58.

22 Ibid., 209.

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

45

kota yang terdapat di Yaman Utara), 4 Muharram 866 H. la wafat di

kota Zabid pada hari Jum'at, tanggal 26 Rajab, 944 H. Sejak lahir

hingga akhir hayatnya, ia sama sekali tidak berjumpa dengan sang

ayah yang sedang bepergian. Sampai akhirnya, ia mendengar kabar

bahwa sang ayah telah meninggal dunia di salah satu daerah di daratan

India.23

Meskipun ditinggal pergi selamanya oleh sang ayah, Ibnu tetap

giat belajar ilmu agama kepada beberapa ulama besar dan tersohor

saat itu. Sehingga, ia terkenal sebagai ulama hadits terkemuka abad

ke-9. Selain ilmu agama, ia juga menekuni ilmu gramatika (bahasa)

dan lain sebagainya. Bahkan, di tengah kesibukannya menuntut ilmu,

ia sempat menulis beberapa karya. Ibnu Diba' tergolong produktif

dalam menulis buku. Beberapa karya yang ditulisnya antara lain

Ghayatul Mathlub, Kasyful Kirbah, Bughyatul Mustafid fī Akhbar

MadῙnah Zabid, Qurratul Uyun fī Akhbaril Yaman al-Maimun, Miraj,

Taisirul Ushul, dan Maulid Dibā’i. Kitab yang disebut te rakhir

merupakan karyanya yang paling terkenal. Seperti syair maulid

lainnya, Maulid Dibā’i berisi kisah seputar Nabi Muhammad SAW.

Di antaranya adalah kisah tentang penciptaan beliau, kehamilan sang

ibunda, berbagai mukjizat dan karamah menjelang kelahiran beliau,

sosok dan kepribadian beliau, serta perjuangan dan dakwah beliau.

23 M. Saleh, Kitab Shalawat (Jogjakarata: DIVA Press, 2014), 9.

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

46

Sebagaimana kita ketahui, mayoritas kitab maulid cenderung

sama isinya. Meskipun demikian, beberapa bagian dalam Maulid

Dibā’i tidak sama dengan syair maulid lainnya. Misalnya, kisah

tentang keutamaan Nabi Muhammad SAW dan umat beliau. Syair-

syair yang terdapat di dalam Maulid Dibā’i merupakan karya sastra

yang sangat tinggi, dengan untaian-untaian kalimat sangat indah dan

syahdu. Gaya dan iramanya khas dan unik, serta kaya simbol dan

metafora24

b) Biografi al-Imām al-Jalīl Abdurrahman ad-Dibā’i

Namanya Wajihuddin bin Ali Asy Syaibani az Zabadi. Yang

aslinya Abu Abdullah Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Ali

Yusuf Wajihuddin Asy Syaibani az Zabidi.

Yang bernasabkan dari kerajaan yang bernama Zabid (yang dikenal

dengan Ibn al-Dibā’i. Al-Dibā’i menurut bahasa Sudan artinya putih,

yang merupakan julukan kakeknya yang agung, Ibnu Yusuf).25

Dari

keterangan tersebut, dapat diketahui bahwa sesungguhnya para ulama’

berbeda pandangan mengenai nasab keturunannya. Akan tetapi

perbedaan mereka hanyalah seputar penyebutan nasabnya atau

keturunannya saja. Beberapa diantaranya disebutkan secara ringkas

dan beberapa diantanya disebutkan secara terperinci. Ulama’ yang

24 Mustofa, Peringatan Maulid Nabi Saw (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 217.

25 M. Saleh, Kitab Shalawat, 10.

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

47

menyebutkan secara ringkas telah menghapus sebagaian nama, dan

ulama’ yang menyebutkan secara terperinci telah menambahkan

sebagian nama. Tidak adanya wujud ringkasan yang terkenal ini,

bukan berarti bahwa kegagalan dalam penyebutan nama dalam silsilah

garis keturunan.

Diceritakan Syaikh Ibn al-Dibā’i tentang kesehariannya: ayah

ibnu Dibā’ pergi meninggalkan beliau dari kota Zabid pada akhir

tahun saat beliau dilahirkan, Beliau tidak pernah melihat ayahnya

dengan mata kepalanya sendiri. Ibnu Dibā’ tumbuh dan diasuh oleh

kakek dari ibunya, belaiu adalah seseorang yang ma’rifat, berilmu,

sholeh, agamnya mulia, yang bernama Syaikh Syarafuddin bin

Muhammad Mubariz yang juga seorang ulama’ besar yang tersohor di

kota Zabid saat itu.26

Ibnu Diba’ juga sedikit bercerita dalam kitabnya tentang

perjalanan dalam menuntut ilmu, beliau belajar Al-Qur’an kepada

Sayyid Faqih Nuruddin Ali bin Abi Bakar bin Khattab, sehingga

beliau hafal surat yaasin, beliau banyak mengambil manfaat dari

gurunya yaitu Faqih Nuruddin Ali bin Abi Bakar bin Khattab. Setelah

beliau mulai mashur dalam ilmu yang dimiliki, kemudian beliau

pindah kepada gurunya yang tidak lain pamannya, ang bernama

26 Ibid., 10.

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

48

Jamaluddin Abi Najba’ Muhammad Thayib bin Ismail bin Mubariz.

Saat gurunya (Jamal ad-Dīn Abū Najba Muhammad Tayyib Ibn

Ismā’il Ibn Mubāriz) melihat kemampuan Ibnu Diba’, gurunya

mengutus Ibnu Diba’ untuk membaca dalam bahasa kitab kuning

dinamakan sorogan dari surat Al-Baqarah sampai pada surat yang

terakhir.27

Ibnu Diba’ membacakannya dalam satu waktu sampai khatam,

hafal, dan sampai meresap dalam hati. Pada saat itu Ibnu Diba’

berumur 10 tahun. Ayah Ibnu Diba’ wafat di Negara India pada akhir

tahun 76 H, beliau tidak pernah mendapatkan harta warisan dari

ayahnya kecuali emas 8 dinnar. Setelah itu beliau khatam Al-Qur’an,

beliau mempelajari ilmu bacaan Al-Qur’an yang dinamakan dengan

qiroatus sab’ah, kemudian dikembangkan lagi dan mempelajari ilmu

syatibiyyah. Ibnu Diba’ melanjutkan menimba ilmunya di Arab,

beliau belajar kepada pamannya dan para ustadz selain pamannya.

Beliau mempelajari ilmu hisab, ilmu matematika, ilmu debat, ilmu

pertanahan, ilmu faraidh, dan fiqih sampai beliau dapat mendalami

ilmu-ilmu tersebut. Kemudian Ibnu Diba’ membaca kitab zubad ang

berisikan tentang ilmu fiqih karangan Imam Syarifuddīn al-Mubāriz,

27 Ibid., 13.

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

49

yang terkenal dengan keilmuwannya, sholeh, berfatwa kepada kaum

Muslimin.28

c) Guru-guru al-Imām al-Jalil Abdurahman ad-Dibā’i

Ibnu Diba’ ra telah berguru kepada beberapa guru besar, yang

telah disebutkkan dalam kitabnya (Bughīyat al-Mustafid), beliau telah

menyebutkan ilmu yang telah dipelajari pada guru besarnya, di

antaranya adalah:

1. Shaykh Faqih Mundīr Ali Ibn Abū Bakr Ibn Khattab: Ibnu Diba’

telah belajar ilmu Qur’an kepada beliau.

2. Ulama’ fiqih, Jamal ad-Dīn Abū Najba Muhammad Tayyib Ibn

Ismā’il Ibn Mubāriz: Ibnu Diba’ belajar tentang ilmu Qur’an, ilmu

matematika, ilmu hisab, ilmu waris, dan sebagainya.

3. Ulama’ Imām Taqī ad-Dīn Abū Hafsīn Ibn Muhammad: Ibnu

Diba’ belajar kitab zubad.

4. Ulama’ hadits Zain ad-Dīn Abū ‘Abbās Ahmad Ibn Ahmad Ibn

Abd al-Latif as-Sarji: Ibnu Diba’ belajar membaca kitāb as- sittah,

ilmu kesehatan, dan lain sebagainya. 29

5. Imām Shahīh al-Mufrī Jamal as-Dīn Ahmad Ibn at-Thāhir Ibn

Ahmad Ibn Umar: Ibnu Diba’ belajar kitab Minhaj at-Thālibīn.

28 Abdul Rohman, Keutaman Shalawat Untuk Nabi (Jakarta: Darul Qosim, 2017), 77.

29 Ibid., 78.

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

50

6. Imām al-Awhad Salih Burhan ad-Dīn Ahmad Ibn Abī Qāsim; Ibnu

Diba’ belajar kitab Adhkar an-Nawawi, dan Shamāil karangan al-

Tirmidzi, dan sebagian dari Kitāb al-Sittah.

7. Imām Hāfiz al-Asr Musnad ad-Dunyā Shams ad-Dīn Muhammad

Ibn Abd ar-Rahman: Ibnu Diba’ mengaji kitab Shahih Bukhari

Muslim, dan beberapa karangan kitab hadits, Bulūgh al-Marām,

dan sebagian kitab hadits dan hadits musalsālah.

d) Karya al-Imām al-Jalil Abd ar-Rahman ad-Dibā’i

Ibnu Diba’ termasuk ulama’ yang produktif dalam menulis. Hal ini

terbukti beliau mempunyai banyak karangan, baik dalam bidang hadits

maupun sejarah. Karyanya yang paling dikenal adalah syair-syair

sanjungan atas Nabi Muhammad SAW, yang terkenal dengan sebutan

Maulid ad-Dibā’i.

Diantara buah karya beliau adalah Qurrah al-‘Uyūn (membahas

seputar Yaman), Kitab Taysīr al-Usul, Bughīyat al-Mustafid. Beliau

mengabdikan dirinya hingga akhir hayat sebagai pengajar dan

pengarang kitab. Beliau wafat pada hari Jum’at 12 Rajab 944 H/15

Desember 1537 M.30

30 Ibid., 79.

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

51

4. Fadhilah Bacaan Maulid Diba'i

Berikut adalah beberapa keutamaan atau anugerah yang akan diraih

oleh seseorang yang tekun membaca shalawat, termasuk:

a. Dikabulkan do’anya. Tentang hal ini, Nabi Muhammad SAW "Setiap

doa adalah terhalang sehingga dimulai dengan memuji Maulid Dibā’i

bersabda: kepada Allah danbershalawat kepada Nabi Muhammad,

kemudian berdo’a dan akan dikabulkan do’a itu." (HR. Nasai). 31

b. Peluang mendapat syafaat Nabi Muhammad SAW pada hari kiamat.

c. Dihilangkan segala kesusahan dan kesulitannya.

d. Dihapuskan dosanya dan pribadinya menjadi bersih. Hal ini sesuai

dengan Nabi Muhammad SAW. berikut: "Bershalawatlah kamu

untukku, karena membaca shalawat untukku bisa mengahapus

dosamu dan membersihkan pribadimu." (HR. Ibnu Majah).

e. Bacaan shalawat menjadi cahaya bagi pembacanya pada hari

kiamat. Hal ini sesuai dengan hadits berikut: Hiasilah tempat-tempat

pertemuanmu dengan bacanshalawat untukku, karena sesungguhnya

bacaan shalwat untukku itu menjadi cahaya bagimu pada hari

kiamat."(HR. Dailami).32

31 M. Saleh, Kitab Shalawat, 14. 32 Ibid., 15.

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk

meneliti kondisi objek yang alamiah atau natural setting, metode penelitian ini

sering disebut sebagai metode naturalistik. Objek yang alamiah adalah objek

yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat

peneliti memasuki objek, setelah berada di objek dan setelah keluar dari objek

relatif tidak berubah.1

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah studi kasus yaitu

penelitian dengan karakter masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan

kondisi saat ini dari subyek yang diteliti serta interaksinya dengan lingkungan.

Adapun tujuan dari penelitian studi kasus adalah untuk melakukan

penyelidikan secara mendalam mengenai subjek tertentu untuk memberikan

gambaran yang lengkap mengenai subjek tertentu.2

B. Kehadiran Peneliti

Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan

berperanserta, namun peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan

1 Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 121

2 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam

Penelitian (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), 21.

52 52

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

53

skenarionya.3 Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai partisipan

penuh. Partisipan penuh ini peneliti melakukan pengamatan berperan serta

yaitu melakukan interaksi sosial dengan pengurus Pondok Pesantren Al-

Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo. Peneliti hadir atau berada di

Pondok saat proses Majlis Shalawat diba’ dilaksanakan. Waktu atau lamanya

melakukan penelitian ini adalah sampai data-data yang diperlukan oleh

peneliti terpenuhi dan selanjutnya data dalam bentuk catatan lapangan

dikumpulkan secara sistematis.

Dengan demikian, kehadiran peneliti menjadi faktor penting dalam

seluruh kegiatan penelitian ini. Karena kedalaman serta ketajaman

menganalisis data tergantung pada peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti yang

menentukan setiap langkahnya dan peneliti juga menentukan data yang

dibutuhkan selama berada di lapangan.

C. Lokasi Penelitian

Peneliti mengambil lokasi penelitian di Pondok Pesantren Al- Barokah

Desa Mangunsuman Siman Ponorogo. Peneliti tertarik mengambil lokasi di

Pondok Pesantren Al- Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo, karena

Pondok ini menerapkan peningkatan akhlak santri bukan hanya di dalam kelas

atau diniyah saja tetapi juga dalam kegiatan majlis shalawat.

3 Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 163.

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

54

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain.4 Yang dimaksud

kata-kata dan tindakan adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang

diamati atau diwawancarai.

Sumber data utama dalam penelitian ini diperoleh dari Ustadz

Khozinul Minan, Gus Asif Fuadi, pengurus, serta beberapa santri Pondok

Pesantren Al- Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo.

Sedangkan sumber data tambahan adalah dokumen data pondok yang

meliputi gambaran umum lokasi penelitian dan dokumen-dokumen lainnya

seperti foto, catatan tertulis dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan

dengan penelitian. Seperti foto ketika pelaksanaan majlis shalawat diba’.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi wawancara,

observasi dan dokumentasi. Sebab bagi peneliti kualitatif fenomena dapat

dimengerti maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi dengan subyek

melalui wawancara mendalam dan diobservasi pada latar, dimana fenomena

tersebut berlangsung dan disamping itu untuk melengkapi data, diperlukan

dokumentasi (tentang bahan-bahan yang ditulis oleh atau tentang subyek).

Teknik yang digunakan peneliti yaitu:

4 Ibid., 26.

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

55

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi

pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban

atas pertanyaan itu.5 Kegunaan wawancara untuk mendapatkan data dari

tangan pertama (primer) pelengkap teknik pengumpulan lainnya menguji

hasil pengumpulan data lainnya.6

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara mendalam artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan

secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan sehingga

dengan wawancara mendalam ini data-data dapat terkumpul secara

maksimal.

Untuk mendapatkan informasi secara mendalam peneliti

menggunakan teknik snowballing, yang dimana orang-orang yang

dijadikan informan meliputi beberapa perngurus serta santri di Pondok

Pesantren Al- Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo. Wawancara

dilakukan untuk memperoleh data tentang peningkatan akhlak serta

dampak kegiatan majlis shalawat diba’ di Pondok Pesantren Al- Barokah

Desa Mangunsuman Siman Ponorogo.

5 Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 127. 6 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009), 55.

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

56

2. Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan

melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.7 Orang

yang melakukan observasi disebut pengobservasi (observer) dan pihak

yang diobservasi disebut (observee).8

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi non partisipan

yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.9 Jadi,

peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati

kegiatan. Dalam hal ini peneliti mengamati kegiatan majlis shalawat diba’

di Pondok Pesantren Al- Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti, sehingga akan memperoleh data yang lengkap, sah dan bukan

berdasarkan perkiraan.10

Selain itu, metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-

hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

7 Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, 93-94. 8Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta : Rineka

Cipta, 2006), 104. 9Basrowi & Suwandi, Memaham., 109.

10 Ibid, 158.

Page 73: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

57

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.11 Menggunakan

teknik dokumentasi karena biayanya relative murah, waktu dan tenaga

lebih efisien.12

Metode dokumentasi ini digunakan peneliti untuk memperoleh data

mengenai peningkatan akhlak serta dampak kegiatan majlis shalawat diba’

di Pondok Pesantren Al- Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.13

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik model

Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:Rineka Cipta,

2013), 274. 12 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodolog, 69.

13 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D (Bandung: Alfabeta, 2015), 335.

Page 74: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

58

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.14

Menurut Miles dan Huberman

ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan,

penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang

terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis.15

Dalam penelitian ini, setelah seluruh data yang berkaitan dengan

peningkatan akhlak santri melalui kegiatan shalawat maulid diba’

terkumpul semua, maka untuk memudahkan analisis, data-data yang masih

kompleks dipilih dan difokuskan sehingga lebih sederhana.

2. Model data (Display data)

Data yang semakin bertumpuk-tumpuk itu kurang dapat

memberikan gambaran secara menyeluruh. Oleh karena itu, diperlukan

display data. Display data ialah menyajikan data dalam bentuk matriks,

network, chart, atau grafik, dan sebagainya.16

3. Menarik kesimpulan atau verifikasi

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama

14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), 246. 15 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012),

129. 16

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodolog, 85.

Page 75: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

59

penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu

di uji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin.17

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui validitas dan

reliabilitas. Pada pengertian lebih luas reliabilitas dan validitas merujuk pada

masalah kualitas data dan ketatapan metode yang digunakan untuk

melaksanakan proyek penelitian.18

Dalam bagian ini peneliti harus

mempertegas teknik apa yang digunakan dalam mengadakan pengecekan

keabsahan data yang ditemukan. Berikut beberapa teknik yang peneliti

gunakan dalam pengecekan keabsahan data dalam proses penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekutan berarti melakukan pengamatan secara

lebih cermat dan berkesinambungan. Dalam penelitian ini peneliti akan

meningkatkan ketekunan supaya dapat memberikan deskripsi data yang

akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

17 Basrowi & Suwandi, Memahami, 210.

18 Emzir, Metodologi, 78

Page 76: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

60

2. Triangulasi

Triangulasi adalah proses penguatan bukti dari individu-individu yang

berbeda, jenis data dalam deskripsi, dan tema-tema dalam penelitian

kualitatif.19

H. Tahapan-tahapan Penelitian

Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan

ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan

hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah:

1. Tahap pra lapangan, yang meliputi: menyusun rancangan penelitian,

memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai

keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan

perlengkapan penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi: memahami latar penelitian dan

persiapan diri, memasuki lapangan dan mengamati serta sambil

mengumpulkan data.

3. Tahap analisis data, yang meliputi: analisis selama dan setelah

pengumpulan data.

4. Tahap penulisan hasil laporan penelitian

19 Ibid., 82.

Page 77: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Umum

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman

Siman Ponorogo1

Pondok Pesantren Al-Barokah merupakan suatu lembaga yang

didirikan oleh KH. Imam Suyono. Lembaga ini berawal dari Majelis

Ta’lim Al-Barokah yang berdiri sejak tahun 1987. Pada saat itu ada 5

mahasiswa IAIN Sunan Ampel (sekarang IAIN Ponorogo) yang

berdomisili di rumah KH. Imam Suyono, diantaranya berasal dari

Banyuwangi, Pacitan dan Sukorejo. Pada saat itu KH. Imam Suyono

berdakwah dari majelis satu ke majelis lainnya. Majelis tersebut antara

lain:

a. Majelis malam Rabu (bapak-bapak) yang dilaksanakan bergilir dari

rumah satu ke rumah yang lain.

b. Majelis malam Sabtu (ibu-ibu) yang dilaksanakan di MI Ma’arif

Mangunsuman.

c. Majelis manakib Sewelasan. Dari majelis ini Majelis Ta’lim Al-

Barokah Manakib Syekh Qodir Al-Jailani malam Sabtu Legi

berkembang hingga sekarang.

d. Majelis yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Muharram.

1 Lihat dalam transkrip dokumentasi pada lampiran penelitian ini, kode: 01/D/29-X/2018.

61

Page 78: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

62

Pada tahun 1990 ada jamaah yang mengusulkan lebih baik acara

majelisnya pindah di ndalem KH. Imam Suyono dan usulan tersebut

diterima. Dari siniakhirnya muncul pengajian rutin sejenis Madrasah

Diniyah yang dilaksanakan ba’da maghrib. Pengajian rutin itu diikuti oleh

warga sekitar yang tidak bermukim di ndalem KH. Imam Suyono yang

terdiri atas pemuda dan pemudi mulai SD hingga kuliah. Lama kelamaan

pengajian rutin itu melemah dan akhirnya hilang dikarenakan pemuda dan

pemudi tersebut setelah lulus pendidikan formal, kebanyakan dari mereka

lebih memilih untuk bekerja di luar wilayah.

Pada tahun 2009ada sekitar 30 santri yang berdomisili di ndalem

KH. Imam Suyono. Mereka adalah santri dari Darul Huda Mayak

Tonatan Ponorogo. Alasan mereka pindah adalah mengikuti anjuran dari

Gus Khozin (menantu KH. Imam Suyono) yang pada saat itu merupakan

guru Bahasa Inggris di Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo. Tetapi

setelah 2 bulan berdomisili di ndalem KH. Imam Suyono, ada sebagian

dari mereka yang kembali lagi ke Pondok Pesantren Darul Huda Mayak

Tonatan Ponorogo. Sejak saat itupondok pesantren Al-Barokah

Mangunsumaan Siman Ponorogo ini berkembang hingga sekarang.

Hingga saat ini santri di pondok pesantren Al-Barokah Mangunsuman

Siman Ponorogo berjumlah sekitar 200 santri.

Page 79: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

63

2. Letak GeografisPondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman

Siman Ponorogo2

Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Siman Ponorogo

terletak di Jalan Kawung No. 84 Kelurahan MangunsumanSiman

Ponorogo. Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Siman

Ponorogo tidak dilewati jalan besar sehingga suasana jalanya jauh dari

keramaian dan nyaman. Letak lokasi dari kampus IAIN Ponorogo

berjarak sekitar kurang dari 1Km, sehingga mudah untuk menemukan.

3. Visi dan MisiPondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Siman

Ponorogo3

Sebagaimana lembaga pendidikan yang lain, Pondok Pesantren

Al-Barokahmemiliki visi dan misi dalam perkembangannya. Adapun visi,

misi dan tujuan Pondok Pesantren Al-Barokah tersebut sebagai berikut:

a. Visi

Unggul dalam beriman, bertakwa, berbudi luhur, berbudaya

lingkungan, berdasarkan Al-Qur’an, hadits dan ulama’ salaf.

b. Misi

1) Melaksanakan shalat jama’ah lima waktu.

2) Membaca Surah Yasin setelah shalat jama’ah Shubuh dan

Maghrib.

2 Lihat dalam transkrip dokumentasi pada lampiran penelitian ini, kode: 02/D/29-X/2018. 3 Lihat dalam transkrip dokumentasi pada lampiran penelitian ini, kode: 03/D/29-X/2018.

Page 80: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

64

3) Melaksanakan proses pembelajaran dengan baik.

4) Mengemban amanah ulama’ salaf.

5) Mengabdi kepada masyarakat.

6) Mengamalkan amalan yang terkandung dalam kitab kuning.

4. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Barokah Mngunsuman

Siman Ponorogo4

Di dalam suatu lembaga pendidikan perlu adanya penataan

kesetrukturan untuk memudahkan membagi tugas dalam suatu organisasi,

begitu pula dalam Pondok Pesantren Al-Barokah. Dengan adanya struktur

dalam Pondok Pesantren Al-Barokah, kewenangan masing-masing unit

saling bekerja sama dan membantu untuk mencapai tujuan yang sudah

ditetapkan.

Adapun struktur kepengurusan Pondok Pesantren Al-Barokah

Mangunsuman Siman Ponorogo sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI

PONDOK PESANTREN “AL-BAROKAH”MANGUNSUMAN SIMAN

PONOROGO

Pengasuh Pondok : KH. Imam Suyono

Kabag Pondok Putra : GusKhozinul Minan

Ketua : Muhammad Irfan

: Dayu Fatkhurozi

4 Lihat dalam transkrip dokumentasi pada lampiran penelitian ini, kode: 04/D/29-X/2018.

Page 81: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

65

: Imam Hanafi

Sekretaris : Basar Abdilah

: Ilham Sayfudin

: Nur Cahyo

Bendahara : Burhannudin

: Ismail Marzuki

Bidang Bidang

Pendidikan : Wahyu Nur Alfian

Peribadatan :Ari Amnan

Keamanan : Ahmad Khoirudin

Kebersihan : Ihsan Syafi’i

Kesehatan : Nur Kolis

Sarana Prasarana : Imam Khoirin

Humas : Roihul Huda

5. Keadaan Data Santri Pondok Pesantren Al-barokah Mangunsuman

Siman Ponorogo5

Santri yang berada di Pondok Pesantren Al-

BarokahMangunsuman Ponorogo ada yang dari jenjang siswa dan

mahasiswa. Adapun dari jenjang siswa terdapat 5 orang, dan dari jenjang

mahasiswa terdapat 59 orang. Jadi, jumlah santri keseluruhan di Pondok

Pesantren Al-barokah terdapat 64santri putra

5 Lihat dalam transkrip dokumentasi pada lampiran penelitian ini, kode: 05/D/29-X/2018.

Page 82: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

66

Jenis Kelamin

No. Data Putra Putri Jumlah

1. Mahasiswa 59 129 188

2. Siswa 5 7 12

3. Total 64 136 200

Dapat disimpulkan jumlah santri putra maupun putri di Pondok

Pesanteren Al-Barokah berjumlah 200 santri.

B. Deskripsi Data Khusus

1. Pelaksanaan KegiatanMaulid DIBA’I di Pondok Pesantren Al-

Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo

Kegiatan Maulid Diba’i di Pondok Pesantren Al-Barokahsebagai

upaya peningkatan akhlak santri merupakan salah satu program yang

menjadi karaktersitik dalam dunia pesantren, yang mana dalam setiap

kegiatan tersebut mempunyaimodel yang berbeda menjadi ciri khas

sebuah Pondok Pesantren. Berikut penulis paparkan hasil wawancara

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Maulid Diba’i di Pondok

Pesantren Al-Barokah, KH. Imam Suyono selaku pengasuh Pondok

Pesantren Al-Barokah menuturkan:

Page 83: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

67

“Kegiatan Maulid Diba’imulai dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Barokah sekitar tahun2012 yang dirintis oleh putra saya sendiri, Ashif.Kebetulanmerupakan alumni pondokPeterongan Jombang, yang pada saat itu mengemban tugas pengabdian di

PondokPeterongan Jombang.”6

Hal ini Ashif merupakan peloporpembaruan dalam

kegiatanMaulidDiba’i di Pondok Pesanteren Al-Barokah, dalam

perkembangannya mengalami perkembangan yang signifikan sehingga

kegiatan Maulid Diba’idapat memberikan semangat ke santri dalam

menjalankan kegiatan.Kegiatan ini juga sudah mendapat restu dari

pengasuh Pondok Pesantern Al-Barokah, karena memeberikan manfaat

untuk santri dan memberikan kemajuan dalam kegiatan Maulid Diba’i di

Pondok Pesantern Al-Barokah.

Hal seperti ini juga di tuturkan oleh Gus Asif Fuadi

tentangpelaksanaan kegiatan Maulid Diba’idi Pondok Pesanteren Al-

Barokah yang menjadi rutinitas santri, hal ini dituturkan oleh Gus Asif

Fuadi:

“Pada mulanya kegiatan setiap malam Jum’at disini setelah shalat Isya’ itu adalah membaca Shalawat, dan pada akhirnya saya berbicara dengan para pengurus Pondok dan alhamdulillah mendapatkan kemufakatan dari pengurus Pondok. Kemudian saya mengajukan hasil musyawarah dengan para pengurus tersebut dan meminta izin kepada pengasuh Pondok yaitu KH. ‘Imam Suyono, dan beliau tidak berfikir lama langsung menyetujui kegiatan tersebut dan disepakati waktunya setiap malam Jum’at Pahing dan malam Jum’at Pon atau dua minggu sekali, dan rutinan latihan

pidato walimah dilaksanakan setiap malam Jum’at Wage dan

6Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 01/1-W/1-XI/2018.

Page 84: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

68

malam Jum’at Kliwon, sedangkan setiap malam Jum’at Legi agenda

kegiatan adalah Manaqib bersama jamaah Al-Barokah.”7

Dalam hal ini KH. Imam Suyono setuju dengan adaya kegiatan

Maulid Diba’iyang diajukan olehGus Asif Fuadi. Dari wawancara diatas

KH. Imam Suyonomemberikan keterangan dengan perbedaan Maulid

Diba’i antara dahulu dan sekarang. Karena dalam penerapan

kegiatanMaulid Diba’imemiliki perkembangan.

Dalam Pelaksanaan kegiatanpeningkatan akhlak santri melalui

Maulid Diba’i di Pondok Pesantren Al-Barokah, kegiatan dahulu hanya

sebatas membaca secara bersama-sama, namun dalam

perkembangannya yang dipelopori oleh Gus Asif Fuadi mengalami

penambahan kegiatan diantaranya.Sebelumpembacaan Maulid Diba’i,

para santi memiliki kebiasan yang terbagi dalam tiga tahap yaitu: pra

pelaksanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.8

a. Pra pelaksanaan

Dalam kegiatan Maulid Diba’i di Pondok Pesantren Al-

Barokah pra pelaksanaan terbagi tiga rangkaian acara yang

dilakukan oleh pengurus maupun santri yaitu:

1) Pembacaan QASIDAH

7Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 02/2-W/1-XI/2018.

8Lihat dalam transkrip observasi pada lampiran penelitian ini, kode: 01/O/25-X/2018.

Page 85: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

69

Acara ini diisi dengan pembacaan Shalawatan

atauQasidah -Qasidah yang diiringi dengan banjari atau

kompangan oleh para santriPondok Pesantren Al-Barokah,

sambil menunggu jama’ah dan Pengasuh KH. Imam Suyono,

para santri melantunkan lagu-lagu yang populer. Hal ini juga

diungkapkan ketika wawancara dengan santri Pondok Pesantren

Al-Barokaholeh Ilham Saifudin:

“Biasanya sebelum dimulai acara sembari menunggu Abah Yai datang, kita isi dengan Qasidah, mengisi waktumenunggu agar tak jenuh, dengan lagu-lagu yang sekarang lagi trend, dengan diiringi banjari untuk

membangun rasa semangat teman-teman.”9

Jadi, dalam kegiatan Maulid Diba’i ini terdapat

pembiasan santri ketika menunggu KH. Imam Suyono,para

santri mengisi dengan Qasidah, dan memilh lagu-lagu

yangpopuler saat ini, bertujuan untuk membangun rasa

semangat para santri.

2) Pembacaan Tahlil

Dalam kegiatan Maulid Diba’i di Pondok Pesantren Al-

Barokah bukan hanya pembacaan Maulid Diba’i,tetapi

sebelum pembacaan Maulid Diba’i, ada kegiatan rutin yang

dilakukan, yaitu pembacantahlil dipimpin langsung oleh

KH.Imam Suyono yang bertujuan untuk bertawassul kepada

9Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 03/3-W/2-XI/2018.

Page 86: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

70

Nabi Muhammad Saw, para waliyyullah, ‘ulama, kyai, dan

leluhur.Mengikuti ajaran para ulama terdahuluyang tentu

ilmunya tidak diragukan lagi.10

Hal ini diungkapkan ketika

wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren Al-BarokahAri

Amnan:

“Ketika kegiatan pembacaan tahlil dipimpin langsung oleh Abah Yai,diharapkansebagai bekal santri dalam ke

depannya terjun kemasyarakat.”11

Jadi dalam kegiatan pembacaan tahlil diharapkan

santri paham pentingya pembacaan tahlil dalam masyarakat.

3) PelaksanaanMaulid DIBA’I

Dalam pelaksanaanya kegiatan Maulid Diba’i dahulu

hanya sebatas membaca secara bersama-sama, namun dalam

perkembangannya yang di pelopori oleh Gus AsifFuadi

mengalami penambahan kegiatan diantaranya pembacaan

Maulid Diba’ sertaMauidoh Hasanah.

a) Pembacaan Maulid DIBA’I

Pelaksanaan pembacaan kegiatanMaulid Diba’i ini

dipimpin oleh santri yang sudah terjadwal secara bergantian

oleh pengurus.Santri yang sudah mendapatkan jadwal untuk

harus siap membaca dan bertanggung jawab atas tugas yang

10

Lihat dalam transkrip observasi pada lampiran penelitian ini, kode: 01/O/25-X/2018. 11 Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 04/4-W/2-XI/2018.

Page 87: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

71

telah diberikan oleh pengurus.12

Seperti hasil wawancara

dengan pengurus Pondok Pesantren Al-Barokah,

Muhammad Irfan dia menuturkan:

“Pengurus memang sudah membuat jadwal terkait dengan petugas pembacaan Maulid Diba secara bergantian.Tujuan dari pengurus yaitu untuk melatih mental serta tanggung jawab santri ketika diberi tugas kang, serta untuk menanamkan rasa cinta kepada Baginda Nabi Saw.Sebagai umat Nabi Saw. Yangmengikuti beliau tidak cukup hanya berdo’a dan bertawassul saja, tetapi apa yang beliau ajarkan kepada kita berupa sunnah Rasul yang

diterapkan dalam kehidupan.”13

Jadi, dalam menjalankan kegiatan Maulid diba’, para

pengurus berperan aktif dalam menjalankannnya.Salah satu

peran dalam menjalankannya berupa menjadwal pembacaan

dalam kegiatan Maulid diba’.

b) Mauidah Hasanah

Pada tahapan ini, santri diberikan khazanah

keilmuan oleh KH. Imam Suyono yang pada intinya

berbicara berkaitan tentang maulid tersebut. Hal ini

disampaikan oleh pengurus Ponodok Pesantern Al-

Barokah Ari Amnan:

“Ketika Mauidah hasanahbiasanya abah yai mengulas kembali tentang Mauidah hasanah, agar

12

Lihat dalam transkrip observasi pada lampiran penelitian ini, kode: 01/O/25-X/2018. 13 Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 05/5-W/2-XI/2018.

Page 88: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

72

santri dapat lebih memahami dan memahami Mauidah hasanah yang diberikan, untuk mengukur

bahwasanya santri memperhatikan atau tidak.”14

Jadi ketika sebelum Mauidah hasanah dimualai

KH. Imam Suyono mengulang kembali apa yang

disampaikan dari Mauidah hasanah yang telah

disampaikan.

c) Evaluasi pengurus

Penerapan kegiatan Maulid Diba’imemeiliki dampak

yang positif bagi santri, dari itu pengurus selalu

memlakukan pembenahan dalam setiap kegiatan. Hal ini

bertujuan meningkatkan meningkatkan dan

mempertahankan kegiatan Maulid Diba’i agarberdampak

positif bagi santri. Sebagaimana dituturkan oleh Gus Asif

Fuadi:

“Setiap waktunya akan mengadakan sebuah evaluasi untuk meningkatkan kegiatan tersebut.Ketika kegiatan tersebut dikatakan berhasil,itu menjadi sebuah kegiatan yang efektif dan berdampak positif bagi santri, maka solusi yang harus dicari adalah meningkatkan dan mempertahankan Kegiatan MaulidDiba’isupaya sukses dan tentunya bisa menjadi adat istiadat atau kebiasaan yang bisa berjalan secara

turun temurun di Pondok pesantren Al-Barokah.”15

14 Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 06/4-W/3-XI/2018.

15 Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 07/2-W/3-XI/2018.

Page 89: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

73

Tujuan dari agenda evaluasi ini, pengurus ingin

memunculkan karakter disiplin dan relegius pada santri.

Karena jika kegiatan Maulid Diba’i ini dilaksanakn dengan

maksimal, pasti akan berdampak dengan santri yang

mendukung karekter disiplin dan relegius, sebagaimana hal

ini dituturkan oleh Muhammad Irfan:

“Dengan adanyakegiatan Maulid Diba’iini terwujudnya karakter disiplin, dan karakter religius.dengan demikian terlihatkarakter yang timbul dari santri.Yang saya amati sekarang santri mulai mentaati peraturan Pondok , yang sebelumnya ketika keluar ataupun pulang sebagian santri tak mau izin, dengan adanya kegiatan Maulid diba’ ini santri dilatih untukdisiplin dan religius terhadap kegiatan pondok

berlangsung.”16

Agenda evaluasi dalam kegiatan Maulid Diba’i ini

merupakan upaya pengurs dalam mensukseskan kegiatan

Maulid Diba’idi Pondok Pesantern Al-Barokah, pada

dasarnya agenda evaluasi ini bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pondok dan meningkatkan kualitas

santri. Hal ini merupakan usaha sadar yang dilaksanakan

manusia dalam rangka mengembangkan potensi yang ada

dalam dirinya, baik jasmani maupun rohani dengan

membiasakan diri berperilaku baik dan meninggalkan

16 Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 08/5-W/3-XI/2018.

Page 90: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

74

berperilaku buruk, sehingga mencapai kedewasaan yang

akan menimbulkan kepribadian yang utama dan dapat

meraih tujuan tertinggi agama Islam yakni kebahagiaan di

dunia dan kebahagiaan di akhirat.

2. Upaya peningkatan akhlaksantri dalam kegiatan Maulid DIBA’ di

Pondok Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman

Ponorogo

Di lingkungan Pondok Pesantren banyak upaya-upaya yang

digunakan dalam peningkatan Akhlak santri. merupakan salah satu dari

beberapa pendidikan non-formal yang mempunyai tujuan untuk

menciptakan generasi yang bertakwa sesuai dengan visi dan misiPondok

Pesantren Al-Barokah.Upaya dalam peningkatan Akhalk sangatlah

berpengaruh terhadap hasil kesuksesanPondok Pesantren Al-Barokah.

a. Upaya Melalui MauidahHasanah

Upaya peningkatan akhlaksantri dalam kegiatan Maulid

Diba’dianggap sebagai upaya yang efektif dalam meningkatkan

Akhlak santri. Peningkatan akhlak santri tersebut merupakan sebuah

tanggung jawab tersendiri bagi pengasuh dan pengurus dalam hal

mengemban amanah yang tidak bisa dibilang mudah. Berikut penulis

paparkan terkait upaya-upaya peningkatan akhlak santri di Pondok

Pesantren Al-Barokah melalui Maulid Diba’i. KH Imam Suyono

pengasuh Pondok PesantrenAl-Barokah menuturkan:

Page 91: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

75

“Setiap diakhir kegiatan, saya selalu memberikan Mauidah hasanah yaitu berupa pengetahuan dan pemahaman tentang akhlak yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.

sebagai pondasi dan figur dalam kehidupannya untuk menyikapi berbagai persoalan yang terjadi pada generasi muda kita, khususnya para pelajar atau santri agar mereka terhindar dari bentuk penyimpangan moral.”17

Jadi dalam hal ini para santri diajarkan tentang nilai-nilai

akhlak yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya,

sehingga pengetahuan tentang akhlak yang didapatkan oleh para

santri melalui Mauidah hasanah yang disampaikan oleh K.H Imam

Suyono, santri diharapkan bisa mencerminkan perilaku dari

pengetahuan yang telah difahami melalui Mauidah Hasanah tersebut

dan tidak gegabah dalam setiap melakukan sebuah tindakan.

Dalam hal ini Gus Asif Fuadi menuturkantentang pembahasan

mauidah hasanah dalam kegiatan Maulid Diba’i, berikut pernyataan

dari Gus Asif Fuadi:

“Abah juga sering menyampaikan mauidah hasanah dengan bahasanya yang halus dan mudah difahami oleh santri, dalam penjalasan ini berkaitan dengan akhlak Rasulullah SAW dengan memberikan penjelasan melaluikandungan Maulid Diba’ yang mengandung banyak pelajaran tentang akhlak terhadap Allah dan akhlak kepada sesama makhluk seperti taat beribadah, ridha, sabar, zuhud, amar ma’ruf nahi munkar, pemimpin yang agung, shiddiq, sopan santun, mencintai umat,

dan bijaksana.”18

17 Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 09/1-W/1-XI/2018.

18 Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 10/2-W/3-XI/2018.

Page 92: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

76

Dalam penyampaian mauidah hasanah yang disampaikan KH

Imam Suyono berisi tentang unsur akhlak Roshululllah yang di

dalamnya terdiri dari taat beribadah, ridha, sabar, zuhud, amar ma’ruf

nahi munkar, pemimpin yang agung, shiddiq, sopan santun, mencintai

umat, dan bijaksana. Dengan demikian, harapan pengurus dan

pengasuh yaitu santridapat meningkat dalam hal Muhammad Ibn ‘Ilān

as-Shadiqī Akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang

dapat menimbulkan perbuatan baik, dengan cara yang mudah (tanpa

dorongan dari orang lain). Perilaku yang positif serta timbul

keistiqomahan dalam diri para santri.19

b. Pembiasaan dalam Maulid DIBA’I

Pembiasaan ini merupakan salah satu carayang efektif,

terutama dalam upaya peningkatan akhlak santri melalui Maulid

Diba’i.Salah satu bentuk pembiasaan yang dilakukan oleh pengurus

sebelum memulai kegiatan adalah melakukan pemeriksaan terhadap

seluruh santri yang hadir terkait dengan kedisiplinan santri, terutama

bagi santri yang tidak memakai baju putih dan tidak membawa kitab

Diba’i. Bagi santri yang melanggar aturan akan dikenakan ta’zir,

dalam peningkatan akhlak santri,pengurus mempunyai beberapa cara.

Menurut hasil wawancara Muhammad Irfan menuturkan:

19 Lihat dalam transkrip observasi pada lampiran penelitian ini, kode: 01/O/25-X/2018.

Page 93: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

77

“Pada saat sebelum pembacaan shalawat Maulid diba’ dimulai, sebagian pengurus bertugas untuk memeriksa santri yang tidak membawa kitab diba’ dan tidak memakai baju putih, jika terdapat santri yang melanggar langsung diberi hukuman berupa perintah untuk berdiri di ruwangan pembacaan diba’ begitu pula dengan santri yang tidur atau bergurau dengan temannya di saat pembacaan berlangsung dan di dalam

kegiatan Abah Yai menyampaikan mauidah hasanah.”20

Jadi, tugas pengurus untuk memeriksa santri ini dikarenakan

adanya beberapa santri yang tidak mentaati peraturan, atau kebiasan

para santri yang memakai barang bukan miliknya tanpa izin

(ghosob).Hal ini juga disampaikan oleh Ari Amnan selaku pengurus

Pondok Pesantren Al-Barokah:

“Dari pengurus sendiri juga diminta untuk selalu melakukaninterogasi bagi santri yang tidak mengikuti kegiatan serta santri yang tidak membawa kitab dan baju putih. Ketika ditanya, rata-rata jawaban mengenai santri yang tidak mengikuti kegiatan, kebanyakan keluar Pondok untuk ngopi, atau beralasan ada acara diluar pondok.Sedangkan jawaban mengenai santi yang tidak membawa kitab dan baju putihmereka mengatakan bahwa sudah mempunyai kitab maupun baju putih tetapi mereka mempuyai alasan bahwa kitab dan baju putih miliknya di ghosob, kotor, atau hilang. Tujuan dari pembiasaan ini adalah melatih santri untuk tidak memakai barang yang bukan miliknya sendiri dan membiasakan perbuatan terpuji yang bisa memningkatkan kepribadianya dan

memperbaiki akhlaknya.”21

Dalam masalah seperti ngantuk, ngobrol sendiri, tidur

merupakan hal yang sering di jumpai ketikakegiatan Maulid Diba’i,

20

Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 11/5-W/4-XI/2018. 21

Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 12/4-W/4-XI/2018.

Page 94: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

78

dari itu pengurus ingin membiasakan perbuatan terpuji yang bisa

memningkatkan kepribadianya dan memperbaiki akhlaknya.Disini

para santri diwajibkan untuk istiqomah mengikuti kegiatan Maulid

Diba’i dan memakai baju putih, agar bertujuanketika santri sudah

membaur dengan masarakat dapat berprilaku disiplin.Melalui

pembiasaan santri seperti ini,jika santri yang tidak mengikuti kegiatan

Maulid Diba’i dapat ta’ziran,berupa berdiri ketika kegiatan,

sedangkan santri yang tidak mengikuti kegiatan Maulid Diba’i diberi

ta’zir berupa membaca Maulid Diba’i di kegiatan berikutnya.Tentu

bisa menjadi tempat perenungan para santri.22

KH. Imam Suyono pengasuh Pondok Pesantren Al-Barokah

menuturkan:

“Yang tidak kalah penting, saya selaku pimpinan pengasuh Pondok Pesantren Al-Barokah, hanya cinta dan tafaulan kepada masyayikh terdahulu dan istiqomah dalam hal ibadah, seperti yang diajarkan Yai waktu di Pesantren, metodenya hanya satu yang harus betul-betul dipegang yaitu dengan memperbanyak membaca Shalawat. Sehingga tugasselaku pengasuh terus memantau, mendoakan para santri dan bagi pengurus tugas mereka tidak lain juga sama memantau, mengawasi dan melihat perkembangan santri ,memberikan ta’ziran kepada mereka, supaya tahu kesalahan yang telah dilakukan sehingga bisa

istiqomah dalamkegiatan.”23

Dalam setiap kegiatan di Pondok Pesantren Al-Barokah, KH

Imam Suyono selalu menekankan keistiqomahan kepada para santri.

22

Lihat dalam transkrip observasi pada lampiran penelitian ini, kode: 02/O/1-XI/2018. 23

Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 13/1-W/1-XI/2018.

Page 95: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

79

Tidak cukup hanya memberikan perintah saja dengan rajin beliau

membimbing dan selalu memberi contoh terlebih dahulu agar ditiru.

Dengan demikian, santri diharapkan menjadikan akhlak yang

telah dicontohkan oleh KH Imama Suyono. sebagai pondasi dan figur

dalam kehidupannya untuk menyikapi berbagai persoalan yang

terjadi pada generasi muda kita, khususnya para pelajar atau santri

agar mereka terhindar dari bentuk penyimpangan. Jadi tindakan KH

Imama Suyono ini sesuai Ahmad Amīn (sosok pakar akhlak modern)

menurutya Sebagian ulama’ mendefinisikian akhlak sebagai

kehendak yang dibiasakan, maksudnya, apabila kehendak itu sudah

menjadi suatu kebiasaan maka itulah yang dinamakan akhlak.

Dengan demikian, akhlak adalah kecenderungan seseorang untuk

melakukan sesuatu perbuatan baik, ataupun buruk, benar ataupun

salah dengan spontan dan mudah, tanpa berfikir terlebih dahulu.

3. Dampak Kegiatan MaulidDIBA’I terhadap akhlaksantri di Pondok

Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo

Kegiatan MaulidDiba’ merupakan salah satu kegiatan yang sudah

berjalandi Pondok Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman

Ponorogo. Melalui Kegiatan MaulidDiba’tentu mempunyai dampak

terhadap akhlak santri. Mengingat bahwa sebuah kegiatan pasti ada

tujuan dan harapan yang diinginkan, sehingga melalui kegiatan ini bisa

Page 96: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

80

menjadi sebuah ukuran untuk melihat bagaimana santri itu bisa

mencerminkan perilaku yang shalih secara perbuatan dan perkataan.

Adapun dampak kegiatan Maulid Diba’i sebagai berikut:

a. Akhlak kepada Allah

Kegiatan Maulid Diba’i di Pondok Pesantern Al-Barokah, ini

juga berdampak pada ahlak santri kepada Allah dalam kehidupan

sehari-hari. Diperkuat oleh Gus Asif Fuadi, dia menuturkan bahwa:

“Santri-santri ketika pembacaan Maulid diba’ itu tidak hanya membacanya saja, tetapi juga memahami isi dan makna Maulid diba’. Sehingga melalui kegiatan shalawat Maulid diba’ ini, santri lebih berhati-hati dalam hal ucapan dan perbuatan yang dilakukan sehari-hari. Dengan terlihatnya para santri ketika waktu sholat tiba, biasanya para santri itu malas dan masih enggan untuk berangkat ke masjid, menunggu abah yai berkililing kamar. Tetapi stelah melaksanakan kegiatan Maulid Diba’i, para santri lebih rajin untuk segera berangkat ke

masjid.”24

Berdasarkan observasi, banyak santri yang semangat ketika

mengikuti kegiatan lain di pondok, setelah mengikuti kegiatan

Maulid Diba’i di Pondok Pesantren Al-Barokah. Dan juga dalam

kegiatan Maulid Diba’i, santri juga bersemangat dalam mengikuti

kegiatan tersebut. Ketika pembacaan Maulid Diba’i,’ mereka

melantunkan kandungan Maulid Diba’i,itu dengan suara yang keras

dan lantang. Hal ini juga di perkuat Pengurus Pondok Pesantren Al-

Barokah Muhammad Irfan menuturkan:

24

Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 14/2-W/1-XI/2018.

Page 97: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

81

“Santri-santri setelah adaya kegiatan Maulid diba’ini, perubahan yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari terlihat dari cara berpakaian ketika waktu Sahalat tiba, sebelumya ketika sahalat berjamaah mereka memaki jaket, baju bergambar sekarang mulai berbeda dan sebelumya ketika mereka terdengar suara azan subuh tiba enggan untuk bangun, karena murit baru terbiasa dengan keadaan dirumah sebelum masuk dalam Pesantren, sekarang setelah iya faham pengertian pengertian yang diberikan Abah Yai, dalam perkembangan santri sekarang lebih mudah untuk dibangunkan dan bergegas mengambil air wudu. Selain itu dalam hal berpakaian dan ucapan sudah berbeda dari awl mula

datang dengan yang sekarang.”25

Dalam dampak positif kegiatan Maulid Diba’i di Pondok

Pesantern Al-Barokah, juga berdampak kepada santri di Pondok

Pesantern Al-Barokah. Para santri terutama santri baru yang terbiasa

dirumah, yang belum terbiasa sholat subuh berjamaah, biasanya

terbawa dalam kegiatan jamaah subuh di Pondok Pesantern Al-

Barokah,namun setelah mengikuti kegiatan Maulid Diba’i ada

perubahan dalam shalat subuh berjamaah, ini merupakan salahsatu

tindakan santri dalam mendekatkan diri kepada Allah.

b. Akhlak kepada Sesama Manusia

Kegiatan Maulid Diba’i merupakan kegiatan yang bertujuan

positif sebagai sarana membentuk Akhlak. Mengacu pada tujuan

yang berdampak positif darikegiatan MaulidDiba’iterhadap akhlak

santri di Pondok Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman

25

Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 15/5-W/4-XI/2018.

Page 98: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

82

Ponorogo.Mengenai dampak dari kegiatan Maulid Diba’idi Pondok

Pesantren Al-Barokah, KH.Imam Suyono menjelasakan :

“Ketika mengikuti kegiatanMaulid diba’ ini saya melihat sebagian besar santri antusias ketika mengikuti kegiatan tersebut, sangat bersemangat, dan jarang ada yang mengantuk mulai dari awal hingga akhir kegiatan.Sehingga melalui kegiatan ini, sayamelihat santri dalam kegiatan ketika berbaur dengan masarakat menjadi faham tentang bagai mana berperilaku dan beradab, yang terlihat dari perubahan mereka yaitu sebelumya

ketika mengikuti acara masarakat tidak mau bersalam,ketika tiba dalam acara sekarang menjadi tau seharusya yang mereka lakukan yaitu bersalaman dengan tamu yang hadir terlebih dahulu, selain itu dalam hal berbicarapun sudah berbeda dan bayak lagi yang terlihat,untuk lebihbersemangat dan disiplin dan berdampak dalam kegiatan sehari-sehari juga, santri lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang lain, lebih disiplin dalam berpakaian. Selain daripada hal tersebutsecara keseluruhan santri itu sangat antusias dan bersemangat dalam

mengikuti kegiatan.”26

Hal ini juga diungkapkanpengurus Pondok Pesantren Al-

Barokah oleh Ari Amnan:

“Para santri setelah mengikuti kegiatanMaulid diba’ mulai mengerti danmemahami pesan-pesan yang disampaikan oleh Abah Yai sampaikan, hal ini dapat dilihat, adanya perubahan terhadap kebiasan-kebiasan para santri yang sering kali mengacuhkan hal-hal kecil yang sebenarnya itu penting.Seperti halnya santri ketika ada kegiatan masyarakat enggan untuk ikut berpartisipasi dan sekarang sudah banyak santri yang mengikuti kegiatan masyarakat sekitar, begitupula dengan sesama teman santri,pada awalnya banyak santri yang kurang mempunyai rasa simpati terhadap teman, tidak ada kepedulian antar sesama, namun seiring dengan seringnya santri mengikuti dan memahami secara mendalam pesan-pesan penting dari abah yai, maka para

santri sedikit-demi sedikit membenahi kebiasaan buruknya.”27

26

Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 16/1-W/1-XI/2018. 27

Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 17/4-W/4-XI/2018.

Page 99: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

83

Dalam proses kegiatan Maulid Diba’i berdampak pada akhlak

santri dalam melaksanakan kegiatan Maulid Diba’i. Sebelumnya

nggan bersalaman ketika acaramasyarakat yang tiba lebih dahulu,

namun setelah santri mengikuti kegiatan Maulid Diba’i lebih paham

untuk bersalaman kepada masyarakat yang datang lebih dahulu.

c. Akhlak kepada guru dan Kedua Orang Tua

Dampak Mauidah hasanah yang di terangakan KH Imam

Suyono saat kegiatan Maulid Diba’i, para santri menunjukan

kesadaran diri tanpa ada pengurus untuk menyuruh berangkat dalam

melaksanakan kegiatan yang ada di Pondok Pesantern Al-Barokah.

Hal ini juga dituturkan oleh Ari Amnan:

“Dengan adayakegiatan Maulid diba’ini terwujudnya karakter disiplin, dan karakter religius.dengan demikian terlihatkarakter yang timbul dari santri.Yang saya lihat sekarang santri mulai menaati peraturan Pondok , yang sebelumya ketika keluar ataupun pulang sebagian santri tidak mau izin, dengan adanya kegiatan Maulid diba’ ini santri dilatih untukdisiplin dan religius

terhadap kegiatan pondok.”28

Dalam hal ini kegiatan mauidah hasanah pada Maulid

Diba’isangat berperan delam pembentukan Akhlak santri kepada

guru. Karena santri melai menaati peraturan yang di tetapkan pondok,

sehingga secara tidak langsungjuga berdampak dengan menaati

perintah guru. Penerapan akhlak santri ini sesui dengan pendapat Ibn

28

Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 17/4-W/4-XI/2018.

Page 100: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

84

al-Miskawayh menerangkan Khulūq adalah keadaan jiwa yang

mendorong ke arah melakukan perbuatan-perbuatan dengan tanpa

memikirkan pemikiran dan pertimbangan (kesadaran diri/sepontan).

Page 101: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

BAB V

ANALISIS DATA MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI

MELALUI KEGIATAN MAULID DIBĀ’I DI PONDOK PESANTREN

AL-BAROKAH DESA MANGUNSUMAN SIMAN PONOROGO

A. Analisis Pelaksanaan Kegiatan Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren Al-Barokah

Desa Mangunsuman Siman Ponorogo

Kegiatan Maulid Dibai’i di Pondok Pesantren Al-Barokah di lakasanakan secara

rutin setelah Shalat Isya’ setiap malam Jum’at Pahing dan malam Jum’at Pon. Sebelum

adanya Kegiatan Maulid Dibai’i di Pondok Pesantren Al-Barokah setiap malam Jum’at

setelah shalat Isya’ hanya mmembaca Shalawat pada umumnya. Namun kurang lebih

sekira pada tahun 2012 Gus Ashif Fuadi merintis adanya pembacaan maulid dan tidak

hanya sebatas membaca Shalawat.1

Pelaksanaan pembacaan Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren AL-Barokah dibagi

dalam tiga tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Pra Pelaksanaan

Kegiatan Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren Al-Barokah dalam pra

pelaksanaan terbagi tiga tahapan yang dilakukan oleh pengurus maupun santri yaitu

berupa tentang:

a. Pembacaan Qasi>dah

Pembacaan Qasi>dah dengan diiringi hadrah al-Banjari merupakan

bentuk terobosan yang sudah ada di berbagai Pondok Pesantren. Mengingat

adanya kegiatan Qasi>dah bisa menjadi wadah pembentuk karaktersitik

1 Lihat dalam transkip observasi pada lampiran penelitian ini, kode 14/3-O/21-VII/2018.

Page 102: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw. Selain wadah untuk mengembangkan

bakat yang ada pada diri para santri.

Pembacaan Qasi>dah tidak hanya berpacu pada siapa yang ahli

membaca dan melantunkannya. Tetapi lebih kepada sarana untuk mendekatkan

diri kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan akhlak kepada Allah SWT dan

dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh

manusia sebagai makhlūq kepada Tuhannya sang khᾱliq.2

b. Pembacaan Tahlil

Sebelum pembacaan Maulid Dibā’i ada kegiatan rutin yang dilakukan

santri berupa pembacan tahlil yang dipimpin oleh KH Imam Suyono. Hal ini

merupakan perbuatan yang dilakukan santri untuk lebih mendekatkan diri

kepada Allah SWT. Pembacaan Tahlil memiliki tujuan agar para santrinya

terbiasa untuk mengamalkannya setiap hari. Bukan hanya dibaca pada malam

Jum’at saja.

Berkaitan dengan hasil penelitian maka dapat disimpulkan. Bahwa

melalui kegiatan ini santri diharapkan mampu mengusai amaliah agar lebih

mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan sikap atau

perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhlūq kepada

Tuhannya sang khᾱliq.3

2. Pembacaan Maulid Dibā’i

Kegiatan pembacaan Maulid Dibā’i yang dilaksanakan oleh pengurus dan

santri di Pondok Pesantren Al-Barokah dalam kaitanya membentuk akhlak para

santri dapat diperinci sebagai berikut :

2 Akmal Hawi, Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 29.

3 Akmal Hawin, Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 27.

Page 103: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

a. Pembacaan Maulid Dibā’i

Pembacaan Maulid Dibā’i dipimpin oleh Pengasuh. Namun hanya

memberikan pengantar saja untuk pembacaan tawasul dan selebihnya diberikan

kepercayaan kepada para santri yang sudah terjadwalkan. Tujuan dari pengurus

yaitu untuk melatih mental santri ketika diberi tugas.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan mengikuti

kegiatan ini secara langsung terbukti sebagian santri yang memimpin terlihat

sangat bagus dalam memimpin kegiatan tanpa adanya rasa minder. Hal ini sesuai

dengan lingkungan pendidikan sangat mempengaruhi jiwa anak didik dengan hal

ini dapat mengarah kemana anak didik dan perkembangan kepribadian.4

b. Mauidah Hasanah

Pada tahapan ini santri diberikan pengetahuan oleh KH Imam Suyono.

Yang pada intinya membicarakan berkaitan tentang kegiatan maulid tersebut.

Hal ini sesuai dengan pendapat (Ja’far Murtadha al-‘Amalī ) beliau berkata

tentang apa saja yang dapat dikerjakan pada Maulid tersebut, dengan mencari

pemahaman arti syukur kepada Allah SWT.5

3. Evaluasi Pengurus

Penerapan kegiatan Maulid Dibā’i ini memiliki dampak positif terhadap

santri. Maka dari itu pengurus selalu melakukan pembenahan dalam setiap

kegiatannya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kegiatan

Maulid Dibā’i agar berdampak positif bagi santri. Sebagaimana dituturkan oleh Gus

Asif Fuadi bahwasannya:

4 Mustofa, Peringatan Maulid Nabi Saw (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 198.

5 Wildana Wargadinata, Spiritualitas Shalawat: Kajian Sosio-Sastra Nabi Muhammad SAW (Malang: UIN

Maliki Press, 2010), 14.

Page 104: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

Setiap waktunya akan mengadakan sebuah evaluasi untuk meningkatkan

kegiatan tersebut. Ketika kegiatan tersebut dikatakan berhasil, itu menjadi

sebuah kegiatan yang efektif dan berdampak positif bagi santri, maka solusi

yang harus dicari adalah meningkatkan dan mempertahankan kegiatan Maulid

Dibā’i supaya sukses dan tentunya bisa menjadi adat istiadat atau kebiasaan

yang bisa berjalan secara turun temurun di Pondok Pesantren Al-Barokah.6

Tujuan dari agenda evaluasi ini pada dasarnya pengurus ingin memunculkan

karakter disiplin dan religius pada diri santri. Jika kegiatan Maulid Dibā’i

dilaksanakan dengan maksimal pasti akan berdampak dengan santri tentang adanya

kedisiplinan dan religius bagi para santri. Sebagaimana hal ini dituturkan oleh

Muhammad Irfan bahwasannya:

Dengan adaya kegiatan Maulid Dibā’i ini terwujudnya karakter disiplin dan

karakter religius. Dengan demikian terlihat karakter yang timbul dari diri

santri. Yang saya amati sekarang santri mulai mentaati peraturan Pondok.

Yang sebelumya ketika keluar ataupun pulang sebagian santri tak mau izin,

dengan adanya kegiatan Maulid diba’ ini santri dilatih untuk disiplin dan

religius terhadap kegiatan pondok berlangsung7

Agenda evaluasi dalam kegiatan Maulid Dibā’i ini merupakan upaya

pengurus dalam mensukseskan kegiatan Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren Al-

Barokah. Pada dasarnya agenda evaluasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas

pondok dan meningkatkan kualitas santri. Hal ini merupakan usaha sadar yang

dilaksanakan manusia dalam rangka mengembangkan potensi yang ada dalam

dirinya. Sehingga bisa mencapai kedewasaan yang akan menimbulkan kepribadian

yang utama dan dapat meraih tujuan tertinggi agama Islam yakni kebahagiaan di

dunia dan kebahagiaan di akhirat. Hal ini sesuai pendapat (Muhammad Ibn ‘Ilān as-

Shadiqī) menurutnya Akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia yang

menimbulkan perbuatan baik dengan cara yang mudah.8

6 Lihat dalam transkip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode 07/2-W/3-XI/2018.

7 Lihat dalam transkip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode 08/5-W/3-XI/2018.

8 A. Mustofa, Akhlak TaSawuf (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 15.

Page 105: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

B. Analisis Upaya Peningkatan Akhlak Santri Dalam Kegiatan Maulid Dibā’i di

Pondok Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan akhlak santri di Pondok Pesantren Al-

Barokah yaitu melalui kegiatan Maulid Dibā’i yang dapat dilakukan secara maksimal.

Dengan meningkatkan akhlak santri agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, yang mana hal tersebut dapat

diperinci sebagai berikut :

1. Mauidhoh Hasanah

Sering kali mauidhoh hasanah yang di sampaikan KH Imam Suyono berisi

nasihat yang baik kepada santri berupa petunjuk-petunjuk kearah kebaikan. Tutur

kata yang digunakan KH Imam Suyono menggunakan bahasa yang halus dan dapat

di mengerti oleh para santri. Hal tersebut diungkapkan oleh Gus Asif Fuadi

bahwasannya:

Abah juga sering menyampaikan mauidah hasanah dengan bahasanya yang

halus dan mudah difahami oleh santri, dalam penjalasan ini berkaitan dengan

akhlak Rasulullah Saw. dengan memberikan penjelasan melalui kandungan

Maulid Diba’ yang mengandung banyak pelajaran tentang akhlak terhadap

Allah SWT dan akhlak kepada sesama makhluk seperti taat beribadah, ridha,

sabar, zuhud, amar ma’ruf nahi munkar, pemimpin yang agung, shiddiq,

sopan santun, mencintai umat, dan bijaksana. 9

Maka dengan melalui maudihoh hasanah yang dilakukan oleh KH Imam

Suyono dapat berpengaruh terhadap akhlak santri dan menjadikan santri tersebut

menjadi lebih baik. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh KH Iman Sutoyo untuk

meningkatkan akhlak santri yaitu dengan memberikan penjelasan sedikit demi sedikit

isi dalam kandungan Maulid Dibā’i sehingga santri menunjukkan akhlak yang baik

dalam kehidupan sehari-hari. Maka hal tersebut merupakan salah satu metode yang

selaras dengan perkembangan zaman.

9 Lihat dalam transkip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode 10/2-W/3-XI/2018.

Page 106: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

Akhlak dalam kehidupan bermasyarakat meliputi segala sikap dalam

menjalani kehidupan sosial, menolong sesama, dan berinteraksi dengan sesama

dengan baik10

2. Pembiasaan dalam Maulid Dibā’i

Pelaksanaan Maulid Dibā’i juga berkaitan dengan peraturan yang di biasakan

kepada santri oleh pengurus sebelum memulai kegiatan berlangsung. Adapun

pembiasaan tersebut dapat dilakukan dengan adanya pemeriksaan terhadap seluruh

santri yang hadir terkait dengan kedisiplinan santri. Pemeriksaan tersebut merupakan

wujud dari peraturan berikaitan dengan keahrusan santri yang tidk memakai baju

putih dan membawa kitab Dibā’i, apabila para santri tidak memenuhi aturan tersebut

akan diberikan hukuman. Menurut hasil wawancara Muhammad Irfan menuturkan

bahwasannya:

“Pada saat sebelum pembacaan shalawat Maulid diba’ dimulai, sebagian

pengurus bertugas untuk memeriksa santri yang tidak membawa kitab diba’

dan tidak memakai baju putih, jika terdapat santri yang melanggar langsung

diberi hukuman berupa perintah untuk berdiri di ruangan pembacaan diba’

begitu pula dengan santri yang tidur atau bergurau dengan temannya di saat

pembacaan berlangsung dan di dalam kegiatan Abah Yai menyampaikan

mauidah hasanah.”11

Tugas pengurus untuk memeriksa santri ini dikarenakan pengurus sebagai

penanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Pendisiplinan santri

terhadap aturan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab moril pengurus, sehingaga

ketika pengurus melakukan tindakan pendisiplinan, akan diketahui mana santri yang

tidak mentaati peraturan yang ada sehingga akan mudah pula bagi pengurus

memberikan hukuman kepada santri yang tidak mematuhi dan menaati aturan

tersebut.. Jika hukuman tersebut bisa membuat santri menjadi jera, dan bersedia

10 Ahmad Mu’adz Haqqi, Berhias dengan 40 Akhlaqul Karimah (Malang: Cahaya Tauhid Press, 38.

11Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 11/5-W/4-XI/2018.

Page 107: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

mantaati peraturan ketikan acara Maulid Dibā’i berlangsung, maka hukuman yang

dijalankan oleh pengurus tersebut bisa dikategorikan sebagai hal yang baik.

Hal diatas menujukkan bahwa pembiasaan diri menjadi tolak ukur dan nilai

dasar terhadap kebiasaan yang dijalani. Adapun pengertian dari kebiasaan yaitu

adalah tentang perbuatan yang dapat diulang secara terus menerus sehingga akan

mudah dikerjakan bagi seseorang. Orang berbuat baik atau buruk karena dua faktor

kebiasaan, yaitu: a) Kesukaan hati terhadap pekerjaan. b) Menerima kesukaan itu,

yang pada akhirnya akan menampilkan perbuatan dan diulang secara terus menerus.12

C. Analisis Dampak Kegiatan Maulid Dibā’i Terhadap Akhlak Santri Di Pondok

Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo

Maulid Dibā’i berisi syair pujian dan sanjungan (madah) atas Nabi Muhammad

Saw. Pengarangnya bernama lengkap Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Umar bin

Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Dibaiasy-Syaibani. la dikenal dengan julukan Ibnu

Diba’. Kata diba' diambil dari nama kakeknya, yang bernama Ali bin Yusuf Diba’. lbnu

Diba' dilahirkan di kita Zabid (salah satu kota yang terdapat di Yaman Utara), 4

Muharram 866 H. la wafat di kota Zabid pada hari Jum'at, tanggal 26 Rajab, 944 H. Sejak

lahir hingga akhir hayatnya, ia sama sekali tidak berjumpa dengan sang ayah yang sedang

berpergian. Sampai akhirnya, ia mendengar kabar bahwa sang ayah telah meninggal

dunia di salah satu daerah di daratan India.13

Kegiatan Maulid Dibā’i sebagai sarana peningkatan akhlak santri bisa tergolong

sebagai metode bi al-h<ikmah. Adapun Metode bi al-hikmah yaitu merupakan suatu

metode pendekatan komunikasi yang dilandaskan atas dasar hikmah-hikmah yang

terkandung didalam kitab maulid tersebut. Kitab Maulid Dibā’i termasuk salah satu jenis

12 Abdul Mustakim, Akhlak TaSawuf (Yogyakarta: Kukaba Dipantara, 2013), 1-2.

13 M. Saleh, Kitab Shalawat (Jogjakarata: DIVA Press, 2014), 9.

Page 108: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

kitab al-maulid atau kitab yang ditulis khusus untuk memuliakan Nabi Muhammad Saw.

Sehingga kitab ini memang disusun untuk di persembahkan kepada Nabi Muhammad

Saw.

Kegiatan Maulid Dibā’i bertujuan agar santri mengenal lebih dekat dengan

Rasulullah Saw serta belajar untuk memiliki kecintaan kepada Rasulullah Saw dengan

memiliki rasa cinta kepada Rasulallah secara tidak langsung para santri dapat berperilaku

seperti Rasulullah.

Kegiatan Maulid Dibā’i merupakan salah satu kegiatan yang sudah berjalan di

Pondok Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo. Melalui Kegiatan

Maulid Dibā’i tentu mempunyai dampak terhadap akhlak santri. Adapun dampak

kegiatan Maulid Dibā’i yaitu sebagai berikut:

a. Akhlak Kepada Allah

Kegiatan Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren Al-Barokah juga berdampak

pada akhlak santri kepada Allah SWT. Adapun dampak tersebut dapat dilihat

dalam kehidupan sehari-hari dan saat melaksanakan kegiatan Maulid Dibā’i.

Adapun perubahannya dapat dilihat dari banyaknya santri yang mengikuti sholat

subuh secara berjama’ah dan juga banyak santri yang rajin dan segera menuju ke

masjid. Tindakan santri ini merupakan salah satu bentuk mendekatkan diri kepada

Allah SWT. Hal ini senada dengan penuturan Gus Ashif bahwasannya:

Santri-santri ketika pembacaan Maulid diba’ itu tidak hanya membacanya

saja, tetapi juga memahami isi dan makna Maulid diba’. Sehingga melalui

kegiatan shalawat Maulid diba’ ini, santri lebih berhati-hati dalam hal

ucapan dan perbuatan yang dilakukan sehari-hari. Dengan terlihatnya para

santri ketika waktu sholat tiba, biasanya para santri itu malas dan masih

enggan untuk berangkat ke masjid, menunggu abah yai berkililing kamar.

Tetapi setelah melaksanakan kegiatan Maulid Dibā’i, para santri lebih rajin

untuk segera berangkat ke masjid.14

14 Lihat dalam transkip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode 14/2-W/1-XI/2018.

Page 109: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

Kegiatan Maulid Diba’ sejauh ini telah mampu memberikan pengaruh yang

mendalam bagi para santri. Kegiatan tersebut semakin mendatangkan rasa

ketertarikan bagi santri. Hal ini sesuai dengan perumusan pengertian akhlak sebagai

media yang memugkinkan timbulnya hubungan yang baik antara makhlūq dan

khᾱliq, dan antara makhlūq dan makhlūq.15

b. Akhlak Kepada Sesama Manusia

Kegiatan Maulid Dibā’i merupakan kegiatan yang bertujuan positif sebagai

sarana membentuk akhlak yang baik. Dalam proses kegiatan Maulid Dibā’i

berdampak pada akhlak santri terhadap sesama manusia dalam melaksanakan

kegiatan Maulid Dibā’i. Para santri sebelumnya enggan bersalaman ketika ada

masyarakat yang tiba lebih dahulu namun setelah santri mengikuti kegiatan Maulid

Dibā’i santri memulai untuk bersalaman kepada masyarakat yang datang terlebih

dahulu. Hal ini mencerminkan dari akhlak santri sebagai santri yang baik dan

memiliki akhlak yang bagus. Sikap ini sudah sesuai dengan akhlak dalam

kehidupan bermasyarakat meliputi segala sikap dalam menjalani kehidupan

sosial,16

Kegiatan dalam pembacaan Maulid Dibā’i yang dilaksanakan secara terus

menerus dan berkesinambungan telah mampu memberikan kesan yang berupa

pengalaman keagamaan dengan masyarakat bagi santri. Walaupun mereka kadang

tidak menyadarinya dan tidak tahu bahwa hal itu merupakan sesuatu yang sangat

penting dalam keberagamaan mereka. Hal ini senada dengan yang dituturkan oleh

Imam Suyono bahwasannya:

Ketika mengikuti kegiatan Maulid diba’ ini. Saya melihat sebagian besar

santri antusias ketika mengikuti kegiatan tersebut, sangat bersemangat, dan

15 Ismail Thaib, Risalah AKhlaq (Yokyakarta: CV. Bina Usaha, 1992), 4.

16 A. Mustofa, Akhlak TaSawuf (Bandung: Pustaka Setia, 1997),16.

Page 110: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

jarang ada yang mengantuk mulai dari awal hingga akhir kegiatan. Sehingga

melalui kegiatan ini, saya melihat santri dalam kegiatan ketika berbaur

dengan masarakat menjadi faham tentang bagai mana berperilaku dan

beradab, yang terlihat dari perubahan mereka yaitu sebelumya ketika

mengikuti acara masarakat tidak mau bersalam, ketika tiba dalam acara

sekarang menjadi tau seharusya yang mereka lakukan yaitu bersalaman

dengan tamu yang hadir terlebih dahulu, selain itu dalam hal berbicarapun

sudah berbeda dan bayak lagi yang terlihat, untuk lebih bersemangat dan

disiplin dan berdampak dalam kegiatan sehari-sehari juga, santri lebih

bersemangat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang lain, lebih disiplin

dalam berpakaian. Selain daripada hal tersebut secara keseluruhan santri itu

sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan.17

Kegiatan Maulid Diba’ sejauh ini sangat berpengaruh bagi santri yang

bersungguh-sungguh dalam mengikutinya. Akhlak para santri mulai terjaga dan

selalu meningkat yang ditandai dengan sifat-sifat kepribadian yang tadinya kurang

tertata menjadi tertata, yang tadinya kurang tekun ibadah menjadi tekun ibadahnya.

Penerapan akhlak santri ini sesuai dengan pendapat (Ahmad Amīn sosok

pakar akhlak modern) Sebagian ulama’ mendefinisikan akhlak sebagai kehendak

yang dibiasakan. Maksudnya, apabila kehendak itu sudah menjadi suatu kebiasaan

maka itulah yang dinamakan akhlak.18

c. Akhlak Kepada Guru Dan Kedua Orang Tua

Dampak Mauidah hasanah yang di terangakan oleh KH Imam Suyono saat

kegiatan Maulid Dibā’i yaitu para santri menunjukan kesadaran diri tanpa ada

pengurus untuk menyuruh berangkat dalam melaksanakan kegiatan Maulid Dibā’i

yang ada di Pondok Pesantren Al-Barokah. Dalam hal ini peraturan pada Maulid

Dibā’i sangat berperan dalam peningkatan akhlak santri kepada guru. Karena santri

mulai mentaati peraturan yang di tetapkan oleh pondok. Sehingga secara tidak

langsung juga berdampak dengan mentaati perintah guru.

17 Lihat dalam transkip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode 16/1-W/1-XI/2018

18 A. Mustofa, Akhlak TaSawuf (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 15.

Page 111: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

Adanya perubahan sikap dan kepribadian pada santri berkat pengaruh

kegiatan tersebut pastilah akan membawa dampak terhadap tujuan pendidikan yang

ada di Pondok Pesantran Al-Barokah. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Ari

Amnan bahwasannya:

Dengan adaya kegiatan Maulid diba’ ini terwujudnya karakter disiplin, dan

karakter religius.dengan demikian terlihat karakter yang timbul dari santri.

Yang saya lihat sekarang santri mulai menaati peraturan Pondok, yang

sebelumya ketika keluar ataupun pulang sebagian santri tidak mau izin,

dengan adanya kegiatan Maulid diba’ ini santri dilatih untuk disiplin dan

religius terhadap kegiatan pondok.19

Pondok Pesantren Al-Barokah memiliki tujuan untuk mengantarkan santri

melalui pendidikan Maulid Dibā’i menjadi manusia yang beriman, betaqwa,

berakhlak mulia, berkepribadian, menguasai ilmu pengetahuan, mampu

mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama, dengan

adanya kegiatan Maulid Dibā’i maka akan menjadi pemacu terwujudnya tujuan

tersebut.

Santri yang bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan dan memiliki niat yang

kuat akan mengalami perubahan kepribadian pada dirinya kearah yang lebih baik.

Dengan perubahan tersebut maka santri akan senantiasa bersemangat dan lebih

disiplin dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang ada di pondok pesantren.

Dengan adanya semangat dan kedisiplinan tersebut maka akan membuahkan hasil

yang baik.

Dunia pendidikan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan

perilaku akhlak seseorang. Berbagi ilmu diperkenalkan perubahan perilaku akhlak

19 Lihat dalam transkip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode 17/4-W/4-XI/2018.

Page 112: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

seseorang. Berbagai ilmu juga di perkenalkan agar mudah memahaminya dan dapat

melakukan suatu perubahan dalam dirinya.20

20 Abdul Mustakim, Akhlak TaSawuf (Yogyakarta: Kukaba Dipantara, 2013), 1-2.

Page 113: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pembentukan Akhlak Santri

melalui kegiatan Mauld Dibā’i di Pondok Pesantren Al-Barokah, hasil

penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kegiatan Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren Al-Barokah

dalam peningkatan akhlak santri ada tiga tahapan pra pelaksanaan berupa

khosidah, tahlil. Sedangkan pra pelaksanaan berupa Qasidah, pembacaan

Tahlil dan evaluasi. Sedangkan pelaksanaan pembacaan Maulid Dibā’i

dan Mauidah Hasanah.

2. Upaya peningkatan akhlak santri dalam kegiatan Maulid Dibā’i di

Pondok Pesantren Al-Barokah melalui pembiasaan, pendidikan dan

evaluasi.

3. Dampak kegiatan Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren Al-Barokah

terhadap akhlak santri. Dengan adanya kegiatan Maulid Dibā’i menjadi

pemacu terwujudnya tujuan manusia yang beriman, betaqwa, berakhlak

mulia, berkepribadian, menguasai ilmu pengetahuan dan mampu

mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat serta beragama.

Santri yang mengikuti kegiatan mengalami perubahan kepribadian pada

dirinya kearah lebih baik.

99

Page 114: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

100

B. Saran

1. Bagi Pondok

Pondok Pesantren Al-Barokah diharapkan bagi untuk lebih

berperan dan menggunakan strategi baru dalam peningkatan akhlak santri

yang terpuji melalui kegaitan Maulid Dibā’i yang dilaksanakan pada

malam jumat.

2. Bagi Pengurus

Pengurus untuk lebih mempertegas peraturan terkait dengan

kewajiban seluruh santri untuk mengikuti kegiatan Maulid Dibā’i agar

santri senantiasa aktif mengikuti kegiatan tersebut dan tidak melakukan

pelanggaran tata tertib yang telah ditentukan. Diharapkan bagi para santri

jika masih terdapat santri yang melakukan pelanggaran diharapkan untuk

memberikan ta’zir yang akan membuatnya jera.

3. Bagi Santri

Santri Pondok Pesantren Al-Barokah agar lebih aktif mengikuti

kegiatan Maulid Dibā’i dan mentaati tata tertib yang berlaku. Santri

diharapkan pula untuk menghayati setiap makna bait-bait Maulid Dibā’i

serta menjadikan Rasulullah Saw. sebagai tauladan yang baik dalam hal

perbuatan dan perkataan.

Page 115: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

BAB V

ANALISIS DATA MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI

MELALUI KEGIATAN MAULID DIBĀ’I DI PONDOK PESANTREN

AL-BAROKAH DESA MANGUNSUMAN SIMAN PONOROGO

A. Analisis Pelaksanaan Kegiatan Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren Al-

Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo

Kegiatan Maulid Dibai’i di Pondok Pesantren Al-Barokah di

lakasanakan secara rutin setelah Shalat Isya’ setiap malam Jum’at Pahing dan

malam Jum’at Pon. Sebelum adanya Kegiatan Maulid Dibai’i di Pondok

Pesantren Al-Barokah setiap malam Jum’at setelah shalat Isya’ hanya

mmembaca Shalawat pada umumnya. Namun kurang lebih sekira pada tahun

2012 Gus Ashif Fuadi merintis adanya pembacaan maulid dan tidak hanya

sebatas membaca Shalawat.1

Pelaksanaan pembacaan Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren AL-

Barokah dibagi dalam tiga tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Pra Pelaksanaan

Kegiatan Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren Al-Barokah dalam

pra pelaksanaan terbagi tiga tahapan yang dilakukan oleh pengurus

maupun santri yaitu berupa tentang:

a. Pembacaan QASI>DAH

1 Lihat dalam transkip observasi pada lampiran penelitian ini, kode 14/3-O/21-VII/2018.

85

Page 116: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

86

Pembacaan QASI>DAH dengan diiringi hadrah al-Banjari

merupakan bentuk terobosan yang sudah ada di berbagai Pondok

Pesantren. Mengingat adanya kegiatan QASI>DAH bisa menjadi

wadah pembentuk karaktersitik kecintaan kepada Nabi Muhammad

Saw. Selain wadah untuk mengembangkan bakat yang ada pada diri

para santri.

Pembacaan QASI>DAH tidak hanya berpacu pada siapa yang

ahli membaca dan melantunkannya. Tetapi lebih kepada sarana untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan akhlak

kepada Allah SWT dan dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan

yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhlūq kepada

Tuhannya sang khᾱliq.2

b. Pembacaan Tahlil

Sebelum pembacaan Maulid Dibā’i ada kegiatan rutin yang

dilakukan santri berupa pembacan tahlil yang dipimpin oleh KH

Imam Suyono. Hal ini merupakan perbuatan yang dilakukan santri

untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pembacaan Tahlil

memiliki tujuan agar para santrinya terbiasa untuk mengamalkannya

setiap hari. Bukan hanya dibaca pada malam Jum’at saja.

Berkaitan dengan hasil penelitian maka dapat disimpulkan.

Bahwa melalui kegiatan ini santri diharapkan mampu mengusai

2 Akmal Hawi, Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 29.

Page 117: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

87

amaliah agar lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini

sesuai dengan sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh

manusia sebagai makhlūq kepada Tuhannya sang khᾱliq.3

2. Pembacaan Maulid Dibā’i

Kegiatan pembacaan Maulid Dibā’i yang dilaksanakan oleh

pengurus dan santri di Pondok Pesantren Al-Barokah dalam kaitanya

membentuk akhlak para santri dapat diperinci sebagai berikut : a.

Pembacaan Maulid Dibā’i

Pembacaan Maulid Dibā’i dipimpin oleh Pengasuh. Namun

hanya memberikan pengantar saja untuk pembacaan tawasul dan

selebihnya diberikan kepercayaan kepada para santri yang sudah

terjadwalkan. Tujuan dari pengurus yaitu untuk melatih mental santri

ketika diberi tugas.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan

mengikuti kegiatan ini secara langsung terbukti sebagian santri yang

memimpin terlihat sangat bagus dalam memimpin kegiatan tanpa

adanya rasa minder. Hal ini sesuai dengan lingkungan pendidikan

sangat mempengaruhi jiwa anak didik dengan hal ini dapat mengarah

kemana anak didik dan perkembangan kepribadian.4

3 Akmal Hawin, Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 27. 4 Mustofa, Peringatan Maulid Nabi Saw (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 198.

Page 118: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

88

b. Mauidah Hasanah

Pada tahapan ini santri diberikan pengetahuan oleh KH

Imam Suyono. Yang pada intinya membicarakan berkaitan tentang

kegiatan maulid tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat (Ja’far

Murtadha al-‘Amalī ) beliau berkata tentang apa saja yang dapat

dikerjakan pada Maulid tersebut, dengan mencari pemahaman arti

syukur kepada Allah SWT.5

3. Evaluasi Pengurus

Penerapan kegiatan Maulid Dibā’i ini memiliki dampak positif

terhadap santri. Maka dari itu pengurus selalu melakukan pembenahan

dalam setiap kegiatannya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan dan

mempertahankan kegiatan Maulid Dibā’i agar berdampak positif bagi

santri. Sebagaimana dituturkan oleh Gus Asif Fuadi bahwasannya:

Setiap waktunya akan mengadakan sebuah evaluasi untuk meningkatkan kegiatan tersebut. Ketika kegiatan tersebut dikatakan berhasil, itu menjadi sebuah kegiatan yang efektif dan berdampak positif bagi santri, maka solusi yang harus dicari adalah meningkatkan dan mempertahankan kegiatan Maulid Dibā’i supaya sukses dan tentunya bisa menjadi adat istiadat atau kebiasaan yang bisa berjalan secara turun temurun di Pondok

Pesantren Al-Barokah.6

Tujuan dari agenda evaluasi ini pada dasarnya pengurus ingin

memunculkan karakter disiplin dan religius pada diri santri. Jika kegiatan

5 Wildana Wargadinata, Spiritualitas Shalawat: Kajian Sosio-Sastra Nabi Muhammad SAW

(Malang: UIN Maliki Press, 2010), 14. 6 Lihat dalam transkip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode 07/2-W/3-XI/2018.

Page 119: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

89

Maulid Dibā’i dilaksanakan dengan maksimal pasti akan berdampak

dengan santri tentang adanya kedisiplinan dan religius bagi para santri.

Sebagaimana hal ini dituturkan oleh Muhammad Irfan bahwasannya:

Dengan adaya kegiatan Maulid Dibā’i ini terwujudnya karakter disiplin dan karakter religius. Dengan demikian terlihat karakter yang timbul dari diri santri. Yang saya amati sekarang santri mulai mentaati peraturan Pondok. Yang sebelumya ketika keluar ataupun pulang sebagian santri tak mau izin, dengan adanya kegiatan Maulid diba’ ini santri dilatih untuk disiplin dan religius

terhadap kegiatan pondok berlangsung7

Agenda evaluasi dalam kegiatan Maulid Dibā’i ini merupakan

upaya pengurus dalam mensukseskan kegiatan Maulid Dibā’i di Pondok

Pesantren Al-Barokah. Pada dasarnya agenda evaluasi ini bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pondok dan meningkatkan kualitas santri. Hal ini

merupakan usaha sadar yang dilaksanakan manusia dalam rangka

mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Sehingga bisa

mencapai kedewasaan yang akan menimbulkan kepribadian yang utama

dan dapat meraih tujuan tertinggi agama Islam yakni kebahagiaan di

dunia dan kebahagiaan di akhirat. Hal ini sesuai pendapat (Muhammad

Ibn ‘Ilān as-Shadiqī) menurutnya Akhlak adalah suatu pembawaan dalam

diri manusia yang menimbulkan perbuatan baik dengan cara yang

mudah.8

7 Lihat dalam transkip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode 08/5-W/3-XI/2018.

8 A. Mustofa, Akhlak TaSawuf (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 15.

Page 120: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

90

B. Analisis Upaya Peningkatan Akhlak Santri Dalam Kegiatan Maulid

Dibā’i di Pondok Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman

Ponorogo

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan akhlak santri di Pondok

Pesantren Al-Barokah yaitu melalui kegiatan Maulid Dibā’i yang dapat

dilakukan secara maksimal. Dengan meningkatkan akhlak santri agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa dapat dilakukan melalui kegiatan-

kegiatan keagamaan, yang mana hal tersebut dapat diperinci sebagai berikut :

1. Mauidhoh Hasanah

Sering kali mauidhoh hasanah yang di sampaikan KH Imam

Suyono berisi nasihat yang baik kepada santri berupa petunjuk-petunjuk

kearah kebaikan. Tutur kata yang digunakan KH Imam Suyono

menggunakan bahasa yang halus dan dapat di mengerti oleh para santri.

Hal tersebut diungkapkan oleh Gus Asif Fuadi bahwasannya:

Abah juga sering menyampaikan mauidah hasanah dengan bahasanya yang halus dan mudah difahami oleh santri, dalam penjalasan ini berkaitan dengan akhlak Rasulullah Saw. dengan memberikan penjelasan melalui kandungan Maulid Diba’ yang mengandung banyak pelajaran tentang akhlak terhadap Allah SWT dan akhlak kepada sesama makhluk seperti taat beribadah, ridha, sabar, zuhud, amar ma’ruf nahi munkar, pemimpin yang

agung, shiddiq, sopan santun, mencintai umat, dan bijaksana. 9

Maka dengan melalui maudihoh hasanah yang dilakukan oleh KH

Imam Suyono dapat berpengaruh terhadap akhlak santri dan menjadikan

9 Lihat dalam transkip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode 10/2-W/3-XI/2018.

Page 121: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

91

santri tersebut menjadi lebih baik. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh

KH Iman Sutoyo untuk meningkatkan akhlak santri yaitu dengan

memberikan penjelasan sedikit demi sedikit isi dalam kandungan Maulid

Dibā’i sehingga santri menunjukkan akhlak yang baik dalam kehidupan

sehari-hari. Maka hal tersebut merupakan salah satu metode yang selaras

dengan perkembangan zaman.

Akhlak dalam kehidupan bermasyarakat meliputi segala sikap

dalam menjalani kehidupan sosial, menolong sesama, dan berinteraksi

dengan sesama dengan baik10

2. Pembiasaan dalam Maulid Dibā’i

Pelaksanaan Maulid Dibā’i juga berkaitan dengan peraturan yang

di biasakan kepada santri oleh pengurus sebelum memulai kegiatan

berlangsung. Adapun pembiasaan tersebut dapat dilakukan dengan adanya

pemeriksaan terhadap seluruh santri yang hadir terkait dengan kedisiplinan

santri. Pemeriksaan tersebut merupakan wujud dari peraturan berikaitan

dengan keahrusan santri yang tidk memakai baju putih dan membawa

kitab Dibā’i, apabila para santri tidak memenuhi aturan tersebut akan

diberikan hukuman. Menurut hasil wawancara Muhammad Irfan

menuturkan bahwasannya:

“Pada saat sebelum pembacaan shalawat Maulid diba’ dimulai, sebagian pengurus bertugas untuk memeriksa santri yang tidak

10 Ahmad Mu’adz Haqqi, Berhias dengan 40 Akhlaqul Karimah (Malang: Cahaya Tauhid Press,

38.

Page 122: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

92

membawa kitab diba’ dan tidak memakai baju putih, jika terdapat santri yang melanggar langsung diberi hukuman berupa perintah untuk berdiri di ruangan pembacaan diba’ begitu pula dengan santri yang tidur atau bergurau dengan temannya di saat pembacaan berlangsung dan di dalam kegiatan Abah Yai

menyampaikan mauidah hasanah.”11

Tugas pengurus untuk memeriksa santri ini dikarenakan pengurus

sebagai penanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut.

Pendisiplinan santri terhadap aturan tersebut sebagai bentuk tanggung

jawab moril pengurus, sehingaga ketika pengurus melakukan tindakan

pendisiplinan, akan diketahui mana santri yang tidak mentaati peraturan

yang ada sehingga akan mudah pula bagi pengurus memberikan hukuman

kepada santri yang tidak mematuhi dan menaati aturan tersebut.. Jika

hukuman tersebut bisa membuat santri menjadi jera, dan bersedia mantaati

peraturan ketikan acara Maulid Dibā’i berlangsung, maka hukuman yang

dijalankan oleh pengurus tersebut bisa dikategorikan sebagai hal yang

baik.

Hal diatas menujukkan bahwa pembiasaan diri menjadi tolak ukur

dan nilai dasar terhadap kebiasaan yang dijalani. Adapun pengertian dari

kebiasaan yaitu adalah tentang perbuatan yang dapat diulang secara terus

menerus sehingga akan mudah dikerjakan bagi seseorang. Orang berbuat

baik atau buruk karena dua faktor kebiasaan, yaitu: a) Kesukaan hati

11

Lihat dalam transkrip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode: 11/5-W/4-XI/2018.

Page 123: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

93

terhadap pekerjaan. b) Menerima kesukaan itu, yang pada akhirnya akan

menampilkan perbuatan dan diulang secara terus menerus.12

C. Analisis Dampak Kegiatan Maulid Dibā’i Terhadap Akhlak Santri Di

Pondok Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo

Maulid Dibā’i berisi syair pujian dan sanjungan (madah) atas Nabi

Muhammad Saw. Pengarangnya bernama lengkap Abdurrahman bin Ali bin

Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Dibaiasy-

Syaibani. la dikenal dengan julukan Ibnu Diba’. Kata diba' diambil dari nama

kakeknya, yang bernama Ali bin Yusuf Diba’. lbnu Diba' dilahirkan di kita

Zabid (salah satu kota yang terdapat di Yaman Utara), 4 Muharram 866 H. la

wafat di kota Zabid pada hari Jum'at, tanggal 26 Rajab, 944 H. Sejak lahir

hingga akhir hayatnya, ia sama sekali tidak berjumpa dengan sang ayah yang

sedang berpergian. Sampai akhirnya, ia mendengar kabar bahwa sang ayah

telah meninggal dunia di salah satu daerah di daratan India.13

Kegiatan Maulid Dibā’i sebagai sarana peningkatan akhlak santri bisa

tergolong sebagai metode BI AL-H<IKMAH. Adapun Metode bi al-hikmah yaitu

merupakan suatu metode pendekatan komunikasi yang dilandaskan atas dasar

hikmah-hikmah yang terkandung didalam kitab maulid tersebut. Kitab Maulid

Dibā’i termasuk salah satu jenis kitab al-maulid atau kitab yang ditulis

12 Abdul Mustakim, Akhlak TaSawuf (Yogyakarta: Kukaba Dipantara, 2013), 1-2. 13

M. Saleh, Kitab Shalawat (Jogjakarata: DIVA Press, 2014), 9.

Page 124: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

94

khusus untuk memuliakan Nabi Muhammad Saw. Sehingga kitab ini memang

disusun untuk di persembahkan kepada Nabi Muhammad Saw.

Kegiatan Maulid Dibā’i bertujuan agar santri mengenal lebih dekat

dengan Rasulullah Saw serta belajar untuk memiliki kecintaan kepada

Rasulullah Saw dengan memiliki rasa cinta kepada Rasulallah secara tidak

langsung para santri dapat berperilaku seperti Rasulullah.

Kegiatan Maulid Dibā’i merupakan salah satu kegiatan yang sudah

berjalan di Pondok Pesantren Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman

Ponorogo. Melalui Kegiatan Maulid Dibā’i tentu mempunyai dampak

terhadap akhlak santri. Adapun dampak kegiatan Maulid Dibā’i yaitu sebagai

berikut:

a. Akhlak Kepada Allah

Kegiatan Maulid Dibā’i di Pondok Pesantren Al-Barokah juga

berdampak pada akhlak santri kepada Allah SWT. Adapun dampak

tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari dan saat

melaksanakan kegiatan Maulid Dibā’i. Adapun perubahannya dapat

dilihat dari banyaknya santri yang mengikuti sholat subuh secara

berjama’ah dan juga banyak santri yang rajin dan segera menuju ke

masjid. Tindakan santri ini merupakan salah satu bentuk mendekatkan

diri kepada Allah SWT. Hal ini senada dengan penuturan Gus Ashif

bahwasannya:

Page 125: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

95

Santri-santri ketika pembacaan Maulid diba’ itu tidak hanya membacanya saja, tetapi juga memahami isi dan makna Maulid

diba’. Sehingga melalui kegiatan shalawat Maulid diba’ ini, santri

lebih berhati-hati dalam hal ucapan dan perbuatan yang dilakukan

sehari-hari. Dengan terlihatnya para santri ketika waktu sholat tiba,

biasanya para santri itu malas dan masih enggan untuk berangkat ke

masjid, menunggu abah yai berkililing kamar. Tetapi setelah

melaksanakan kegiatan Maulid Dibā’i, para santri lebih rajin untuk

segera berangkat ke masjid.14

Kegiatan Maulid Diba’ sejauh ini telah mampu memberikan

pengaruh yang mendalam bagi para santri. Kegiatan tersebut semakin

mendatangkan rasa ketertarikan bagi santri. Hal ini sesuai dengan

perumusan pengertian akhlak sebagai media yang memugkinkan

timbulnya hubungan yang baik antara makhlūq dan khᾱliq, dan antara

makhlūq dan makhlūq.15

b. Akhlak Kepada Sesama Manusia

Kegiatan Maulid Dibā’i merupakan kegiatan yang bertujuan

positif sebagai sarana membentuk akhlak yang baik. Dalam proses

kegiatan Maulid Dibā’i berdampak pada akhlak santri terhadap sesama

manusia dalam melaksanakan kegiatan Maulid Dibā’i. Para santri

sebelumnya enggan bersalaman ketika ada masyarakat yang tiba lebih

dahulu namun setelah santri mengikuti kegiatan Maulid Dibā’i santri

memulai untuk bersalaman kepada masyarakat yang datang terlebih

dahulu. Hal ini mencerminkan dari akhlak santri sebagai santri yang

14 Lihat dalam transkip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode 14/2-W/1-XI/2018.

15 Ismail Thaib, Risalah AKhlaq (Yokyakarta: CV. Bina Usaha, 1992), 4.

Page 126: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

96

baik dan memiliki akhlak yang bagus. Sikap ini sudah sesuai dengan

akhlak dalam kehidupan bermasyarakat meliputi segala sikap dalam

menjalani kehidupan sosial,16

Kegiatan dalam pembacaan Maulid Dibā’i yang dilaksanakan

secara terus menerus dan berkesinambungan telah mampu memberikan

kesan yang berupa pengalaman keagamaan dengan masyarakat bagi

santri. Walaupun mereka kadang tidak menyadarinya dan tidak tahu

bahwa hal itu merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

keberagamaan mereka. Hal ini senada dengan yang dituturkan oleh

Imam Suyono bahwasannya:

Ketika mengikuti kegiatan Maulid diba’ ini. Saya melihat sebagian besar santri antusias ketika mengikuti kegiatan tersebut, sangat bersemangat, dan jarang ada yang mengantuk mulai dari awal hingga akhir kegiatan. Sehingga melalui kegiatan ini, saya melihat santri dalam kegiatan ketika berbaur dengan masarakat menjadi faham tentang bagai mana berperilaku dan beradab, yang terlihat dari perubahan mereka yaitu sebelumya ketika mengikuti acara masarakat tidak mau bersalam, ketika tiba dalam acara sekarang menjadi tau seharusya yang mereka lakukan yaitu bersalaman dengan tamu yang hadir terlebih dahulu, selain itu dalam hal berbicarapun sudah berbeda dan bayak lagi yang terlihat, untuk lebih bersemangat dan disiplin dan berdampak dalam kegiatan sehari-sehari juga, santri lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang lain, lebih disiplin dalam berpakaian. Selain daripada hal tersebut secara

keseluruhan santri itu sangat antusias dan bersemangat dalam

mengikuti kegiatan.17

16 A. Mustofa, Akhlak TaSawuf (Bandung: Pustaka Setia, 1997),16.

17 Lihat dalam transkip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode 16/1-W/1-XI/2018

Page 127: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

97

Kegiatan Maulid Diba’ sejauh ini sangat berpengaruh bagi santri

yang bersungguh-sungguh dalam mengikutinya. Akhlak para santri mulai

terjaga dan selalu meningkat yang ditandai dengan sifat-sifat kepribadian

yang tadinya kurang tertata menjadi tertata, yang tadinya kurang tekun

ibadah menjadi tekun ibadahnya.

Penerapan akhlak santri ini sesuai dengan pendapat (Ahmad

Amīn sosok pakar akhlak modern) Sebagian ulama’ mendefinisikan

akhlak sebagai kehendak yang dibiasakan. Maksudnya, apabila kehendak

itu sudah menjadi suatu kebiasaan maka itulah yang dinamakan akhlak.18

c. Akhlak Kepada Guru Dan Kedua Orang Tua

Dampak Mauidah hasanah yang di terangakan oleh KH Imam

Suyono saat kegiatan Maulid Dibā’i yaitu para santri menunjukan

kesadaran diri tanpa ada pengurus untuk menyuruh berangkat dalam

melaksanakan kegiatan Maulid Dibā’i yang ada di Pondok Pesantren

Al-Barokah. Dalam hal ini peraturan pada Maulid Dibā’i sangat

berperan dalam peningkatan akhlak santri kepada guru. Karena santri

mulai mentaati peraturan yang di tetapkan oleh pondok. Sehingga secara

tidak langsung juga berdampak dengan mentaati perintah guru.

Adanya perubahan sikap dan kepribadian pada santri berkat

pengaruh kegiatan tersebut pastilah akan membawa dampak terhadap

18 A. Mustofa, Akhlak TaSawuf (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 15.

Page 128: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

98

tujuan pendidikan yang ada di Pondok Pesantran Al-Barokah. Hal ini

seperti yang dijelaskan oleh Ari Amnan bahwasannya:

Dengan adaya kegiatan Maulid diba’ ini terwujudnya karakter disiplin, dan karakter religius.dengan demikian terlihat karakter yang timbul dari santri. Yang saya lihat sekarang santri mulai menaati peraturan Pondok, yang sebelumya ketika keluar ataupun pulang sebagian santri tidak mau izin, dengan adanya kegiatan Maulid diba’ ini santri dilatih untuk disiplin dan

religius terhadap kegiatan pondok.19

Pondok Pesantren Al-Barokah memiliki tujuan untuk

mengantarkan santri melalui pendidikan Maulid Dibā’i menjadi manusia

yang beriman, betaqwa, berakhlak mulia, berkepribadian, menguasai

ilmu pengetahuan, mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan

bermasyarakat dan beragama, dengan adanya kegiatan Maulid Dibā’i

maka akan menjadi pemacu terwujudnya tujuan tersebut.

Santri yang bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan dan

memiliki niat yang kuat akan mengalami perubahan kepribadian pada

dirinya kearah yang lebih baik. Dengan perubahan tersebut maka santri

akan senantiasa bersemangat dan lebih disiplin dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran yang ada di pondok pesantren. Dengan adanya

semangat dan kedisiplinan tersebut maka akan membuahkan hasil yang

baik.

19 Lihat dalam transkip wawancara pada lampiran penelitian ini, kode 17/4-W/4-XI/2018.

Page 129: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

99

Dunia pendidikan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap

perubahan perilaku akhlak seseorang. Berbagi ilmu diperkenalkan

perubahan perilaku akhlak seseorang. Berbagai ilmu juga di perkenalkan

agar mudah memahaminya dan dapat melakukan suatu perubahan dalam

dirinya.20

20 Abdul Mustakim, Akhlak TaSawuf (Yogyakarta: Kukaba Dipantara, 2013), 1-2.

Page 130: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

101

DAFTAR PUSTAKA

Agama, Departemen. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: Diponogoro, 2000.

Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

Arikunto, Suharsimi. Menejemen Penelitian. Jakarta: Renika Cipta, 2000.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Dhofir, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kiai.

Jakarta: Tiara, 1994.

Emzir. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitaftif. Jakarta: Rajawali Press,

2011.

Fathoni, Abdurrahmat. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.

Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset, 2004.

Haqqi, Ahmad Mu’adz. Berhias dengan 40 Akhlaqul Karimah. Malang: Cahaya Tauhid Press, 2003.

Hawi, Akmal. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.

Maleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Mustakim, Abdul. Akhlak TaSawuf. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2013.

Mustofa, A. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia, 1997.

Mustofa. Peringatan Maulid Nabi Saw. Bandung: Pustaka Setia, 1997.

Rohman, Abdul. Keutaman Shalawat Untuk Nabi. Jakarta: Darul Qosim, 2017.

101

Page 131: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

102

Saebani, Beni Ahmad. Metodologi Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2008.

Saleh, M. Kitab Shalawat Terlengkap. Jogjakarta: DIVA Press, 2014.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D.

Bandung: Alfabeta, 2015.

Tebba, Sudirman. Seri Manusia Malaikat. Yogyakarta: Scripta Perenia, 2005.

Thaib, Ismail. Risalah Akhlaq. Yogyakarta: CV. Bina Usaha, 1992.

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:

Bumi Aksara, 2009.

Wargadinata, Wildana. Spiritualitas Shalawat: Kajian Sosio-Sastra Nabi Muhammad

SAW. Malang: UIN Maliki Press, 2010.

Page 132: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I

RIWAYAT HIDUP

Ahmad Choirudin dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1996 di Bltang Hulu

putra kedua dari bapak Djamali dan ibu Yuliana, pendidikan dasar di SD Bader

Dolopo 2 ditamatkannya pada tahun 2008

Pendidikan berikutnya dijalani di MTsN Doho Dolopo Madiun Jawa Timur

ditamatkan pada tahun 20011. Pendidikan berikutya di MA Darul Huda Mayak

Ponorogo. Pada tahun 2014 melanjutkan pendidikannya ke Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Ponorogo dengan mengambil program studi Pendidikan Agama Islam

sampai sekarang.

92

Page 133: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I
Page 134: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …etheses.iainponorogo.ac.id/5206/1/choirudin.pdf · 2018. 12. 27. · MENINGKATKAN AKHLAK SANTRI MELALUI KEGIATAN SHALAWAT DIBĀ’I