jurusan akuntansi syariah fakultas ekonomi dan...
TRANSCRIPT
i
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS DALAM
MEMAKSIMALKAN PENCATATAN LABA PADA SEKTOR
PETERNAKAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Akuntansi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh:
MOH. KHABIBUDIN
NIM. 12403173188
Dosen Pembimbing Lapangan
Dr. Qomarul Huda M.Ag
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Akuntansi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah di setujui
dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal : November 2020
Di : Tulungagung
Judul Laporan : “Analisis Penerapan Akuntansi Aset Biologis Dalam
Memaksimalkan Pencatatan Laba Pada Sektor Peternakan”
MENYETUJUI
DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN
Dr. Qomarul Huda M.Ag
NIP. 197304142003121003
MENGESAHKAN
a.n. DEKAN
KEPALA LABORATORIUM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SISWAHYUDIANTO, M.M
NIDN. 2015068402
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) jurusan Akuntansi Syariah
yang dilaksanakan di Peternakan Bapak IMAM SYAFI’I, Kecamatan
Prambon Kabupaten Nganjuk yang dimulai pada tanggal 5 Oktober 2020
sampai dengan tanggal 5 November 2020 dengan judul “Analisis
Penerapan Akuntansi Aset Biologis Dalam Memaksimalkan Pencatatan
Laba Pada Sektor Peternakan”.
Penyusunan laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) jurusan Akuntansi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung. Tentunya dalam penulisan
laporan ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun berkat bantuan
yang diberikan oleh berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan
laporan ini, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr.H. Maftukhin M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung.
2. Dr. H. Dede Nurrohman, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Tulungagung.
3. Dr. Qomarul Huda,M.Ag selaku Ketua Jurusan Akuntansi Syariah dan
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Lapangan .
4. Siswahyudianto, M.M. selaku Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung.
5. H. Sugiyono, S.Pd Kepala Desa Tanjungtani Kecamatan Prambon
6. Bapak Imam Syafi’I selaku pemilik usaha peternakan
7. Orang tua, keluarga serta teman-teman yang telah memberikan do’a
8. Segenap pihak yang ikut andil dalam menyukseskan PPL Gelombang
III.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I: PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran ...................................................................................... 1
B. Tujuan Dan Kegunaan.............................................................................3
C. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan ............................................................ 4
BAB II: PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga ........................................................................................ 5
B. Pelaksanaan Praktik ................................................................................ 7
C. Permasalahan di Lapangan ...................................................................... 7
D. Tanggapan Dari Pihak Lembaga Tempat Praktik ................................... 7
BAB III: PEMBAHASAN
A. Kajian Teori ............................................................................................9
B. Analisis Terhadap Temuan Studi ........................................................ 12
BAB IV: PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 16
B. Saran ...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Berita acara harian individual
2. Form bukti konsultasi dengan DPL
3. Foto-foto kegiatan PPL
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Industri peternakan khususnya peternakan nasional telah mengalami
swasembada, yaitu mampu mencukupi kebutuhan sendiri akan permintaan
daging sapi dan kambing nasional. Kesuksesan dalam industri peternakan tentu
tidak terlepas dari suatu masalah. Banyaknya jumlah pengusaha di industri
peternakan tentu tidak terhindarkan dari persaingan bisnis yang semakin ketat.
Setiap perusahaan di industri peternakan terutama pada perusahaan kecil, harus
bisa mempertahankan eksistensinya agar tetap bisa bersaing dengan perusahaan
sejenis. Peternakan dan Kesehatan Hewan mendefinisikan bahwa Peternakan
adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit
dan/atau bakalan, pakan, alat dan mesin peternakan, budidaya ternak, panen ,
pasca panen, pengolahan, pemasaran, dan pengusahanya.1 Dalam
mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan perlu merencanakan
keberlangsungan usahanya. Langkah penting yang harus perusahaan lakukan
dalam merencanakan keberlangsungan usahanya adalah dengan mencatat
semua transaksi yang terjadi pada perusahaan. Sebagaimana yang disampaikan
Magginson (2000) bahwa informasi akuntansi mempunyai peranan penting
untuk mencapai keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil. Tanpa catatan
tersebut, sulit untuk menentukan rencana kedepan suatu perusahaan.
Pencatatan akuntansi suatu transaksi di Indonesia memiliki aturan yang
berbeda tiap transaksinya. Seperti dalam transaksi pendapatan, beban, aset
tetap, dan aset biologis memiliki aturan yang berbeda dalam pencatatannya.
Industri peternakan memiliki aset makhluk hidup berupa ayam. Aset
tersebut disebut aset biologis. Seperti yang dinyatakan dalam SAK 69 (2015)
bahwa aset biologis (Biological Asset) adalah hewan atau tanaman hidup”
(Ikatan Akuntan Indonesia, 2015). Aset biologis memiliki karakteristik yang
berbeda dengan aset lainnya sehingga perusahaan yang memiliki aset biologis
1 Undang-undang No. 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan Pasal 5
Ayat (1)
2
harus mampu menerapkan metode pencatatan akuntansi yang paling tepat
dalam menentukan nilai aset biologis tersebut. Meskipun dikatakan sebagai
aset, aset biologis berkaitan dengan makhluk hidup sehingga tidak bisa
langsung disusutkan setelah perolehannya seperti perhitungan akuntansi aset
tetap pada umumnya. Berbeda dengan nilai aset tetap yang selalu menyusut,
nilai aset biologis akan selalu berkembang. Seperti yang diungkapkan oleh
Ketua Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal
Soedirman (2017), hingga saat ini sektor peternakan merupakan mesin
penggerak pembangunan nasional maupun daerah karena memegang peran
penting dalam perekonomian masyarakat (jateng.antaranews .com). Namun,
pengetahuan masyarakat maupun peternak terhadap aset biologis yang ada di
industri peternakan masih kurang. Ditambah dengan belum adanya peraturan
yang jelas mengatur tentang aset biologis. Namun, pada 16 Desember 2015
Ikatan Akuntan Indonesia telah mengesahkan pernyataan standar akuntansi
keuangan (SAK) 69 Agrikultur yang mengatur tentang perlakuan akuntansi
aset biologis yang diharapkan dapat menjadi standar dalam perlakuan
akuntansi aset biologis di Indonesia. Peraturan tentang akuntansi aset biologis
terhitung masih baru, sedangkan artikel yang mengulas tentang akuntansi aset
biologis tergolong masih sedikit. Penelitian terkait tentang akuntansi aset
biologis telah dilakukan oleh Cahyani dan Aprillina (2014) yang mengulas
pengakuan, pengukuran dan penyajian aset biologis pada perusahaan
peternakannya dengan basis standar akuntansi keuangan tanpa akuntanbilitas
publik (SAK ETAP). Sementara itu, Ariyanto et al. (2014) melakukan
penelitian yang mengulas penerapan SAK yang diadopsi dari IAS 41 pada
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan di mana pada saat itu BUMN
Perkebunan masih belum menggunakan SAK tersebut. Penelitian lainnya
dilakukan oleh Dewi dan Dewi (2017) yang menganalisis sistem akuntansi aset
biologis perusahaan akuakultur. Hasil penelitian itu menyimpulkan bahwa
perusahaan tidak menerapkan standar akuntansi keuangan di Indonesia,
sehingga informasi atas aset biologis perusahaan tersebut yang diungkapkan
dalam laporan keuangan tidak andal. Selanjutnya, Pratiwi (2017) menganalisis
3
konsep akuntansi sebelum dan sesudah SAK 69 (2015) pada tanaman karet
PTPN XII.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi penerapan akuntansi
aset biologis pada perusahaan sektor peternakan dengan mengambil objek
Peternakan Imam Syafi’I yang berlokasi di Kabupaten Nganjuk. Apabila
dilihat dari karekteristik, maka usaha ini dapat dikategorikan pada entitas tanpa
akuntabilitas publik karena usaha ini tidak memiliki akuntabilitas publik yang
signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi
pengguna eksternal. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya
karena penelitian ini mengeveluasi praktek penerapan akuntansi aset biologis
pada usaha peternakan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di
Indonesia.
Sehingga berdasarkan pemikiran diatas dengan Praktik Pengalaman
Lapangan dan Observasi yang sudah dilaksanakan oleh penulis, maka dalam
penyusunan laporan PPL ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dibidang peternakan. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Penerapan Akuntansi Aset Biologis
Dalam Memaksimalkan Pencatatan Laba Pada Sektor Peternakan”.
B. Tujuan Dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan untuk mengetahui
bagaimana penerapan akuntansi aset biologis dalam memaksimalkan
pencatatan laba pada sektor peternakan
2. Kegunaan Penelitian
Pada dasarnya laporan ini dibuat guna memenuhi syarat tugas akhir
ketika melaksanakan PPL di lembaga, serta kegunaan laporan akhir ini
dibuat diantaranya berguna bagi akademik, instansi, mahasiswa, dan
pihak lain yang membutuhkan data yang ada di laporan ini sebagai
bahan pertimbangan maupun sebagi alat penambah referensi dan
pengetahuan dalam pengambilan kebijakan.
a. Untuk IAIN Tulungagung
4
Untuk menjalin silaturahmi antara IAIN Tulungagung khususnya
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan pihak lembaga
semoga menjadi awal observasi yang dapat memberikan
keuntungan timbal balik antara IAIN Tulungagung sebagai
pencetak generasi ekonomi yang berkualitas dengan peternakan
milik bapak Imam Syafi’i.
b. Bagi pihak lain
Laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini semoga dapat
menambah wawasan dan informasi bagi semua pihak tentang
strategi penanganan penurunan kas pada suatu lembaga.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) gelombang II
dimulai pada tanggal 5 Oktober 2020 sampai dengan 5 November 2020.
Yang bertempat di Peternakan Bapak Imam Syafi’i di desa Tanjungtani
Kec.Prambon Kab.Nganjuk. Dalam kondisi adanya covid-19 mahasiswa
hanya diperkenankan untuk melakukan observasi ke pihak pemilik
Peternakan
5
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga
Usaha Peternakan Sapi milik bapak Imam Syafi’i beralamatkan
didusun Grompol desa Tanjungtani kecamatan Prambon. Beliau memulai
usaha dibidang peternakan dimulai pada tahun 2000 akan tetapi mengalai
pasang surut. Kecamatan Prambon adalah salah satu kecamatan yang ada
di Selatan Kabupaten Nganjuk kurang lebih 30 Km dari pusat
pemerintahan di Kabupaten Nganjuk dan kurang lebih 15 Km dari Kota
Kediri, dengan batas wilayah sebelah utara kecamatan Tanjunganom,
sebelah selatan Kabupaten Kediri, sebelah barat Kabupaten Kediri dan
sebelah timur Kecamatan Ngronggot. Secara geografis Kecamatan
Prambon terletak pada koordinat 111°45’ sampai 112°13’ Bujur Timur dan
7°2’ sampai 7°50’ Lintang Selatan. Secara geografis keseluruhan desa di
Kecamatan Prambon tergolong dataran dengan topografi datar dengan
ketinggian ±57 meter dari permukaan laut. Wilayah Kecamatan Prambon
memiliki tradisi dan struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai
jenis tanaman. Kondisi dan struktur tanah yang produktif ini sekaligus
ditunjang penyediaan air dari sungai brantas yang mengalir disepanjang
lahan pertanian diwilayah Kecamatan Prambon.
Kecamatan Prambon memiliki 14 Desa, 46 Dusun, 134 RW dan 435
RT. Sedangkan jumlah perangkat desa ada 189, apabila dibagi jumlah desa
rata-rata 1 desa ada 14 perangkat desa. Sampai dengan tahun 2013 ada 5
desa yang Carik/Sekdes masih kosong yaitu Desa Singkalanyar, Desa
Mojoagung, Desa Nglawak, Desa Tegaron dan Desa Sugihwaras.
Pendidikan perangkat desa di wilayah Kecamatan Prambon yang
terbanyak adalah tamatan SLTA yaitu ada 48 % dengan rincian, yang
memiliki ijazah SD 31 orang (17%), yang memiliki ijazah SMP 50 orang
(28%), yang memiliki ijazah SMA 88 orang (48%) yang memiliki ijazah
sarjana muda 3 orang (2%) dan yang memiliki ijazah S1 ada 9 orang (5%).
Di Kecamatan Prambon ada 1 Kepala Desa yang berasal dari TNI POLRI
6
yaitu Kepala Desa Watudandang, dari PNS ada 2 yaitu Desa Bandung dan
Desa Sonoageng.
Sedangkan yang dari perangkat desa ada 4 orang yaitu Kepala Desa
Gondanglegi, Kepala Desa Nglawak, Kepala Desa Tanjungtani, Kepala
Desa Rowoharjo, yang lain dari sipil yaitu Kepala Desa Singkalanyar,
Kepala Desa Mojoagung, Kepala Desa Baleturi, Kepala Desa Tegaron,
Kepala Desa Sanggrahan, Kepala Desa Sugihwaras dan Kepala Desa
Kurungrejo. Kekayaan Desa di Kecamatan Prambon berupa tanah kas desa
yang berjumlah 397,9035 Ha yang terdiri dari tanah bengkok/eks bengkok
354,921 Ha dan tanah Titisoro 42,9825 Ha.
Daftar Nama Desa di Kecamatan Prambon :
1. Gondanglegi
2. Singkalanyar
3. Mojoagung
4. Bandung
5. Nglawak
6. Baleturi
7. Tegaron
8. Tanjungtani
9. Sanggrahan
10. Rowoharjo
11. Sugihwaras
12. Watudandang
12. Sonoageng
14. Kurungrejo
Sebagai salah satu lumbung padi di kabupaten Nganjuk, sektor
Pertanian masih merupakan sektor dominan di kecamatan Prambon
terutama Pertanian Tanaman Pangan. Sedangkan penggunaan lahan
pertanian, lahan kering di Kecamatan Prambon adalah 720,722 Ha,
sedangkan luas tanah sawah 2443,814 Ha, semuanya menggunakan
pengairan tehnis. Tanaman Pangan Realisasi luas dan panen padi tahun
2019 tercatat luas panen 5831 Ha semua berhasil dipanen dengan produksi
7
418631 Kw. Untuk tanaman palawija, tanaman jagung luas panen 1455 Ha
dengan produksi 110690 Kw, Ketela Pohon 6 Ha dengan produksi 900
Kw. Peternakan Ternak yang diusahakan di kecamatan Prambon yaitu :
Sapi 9139 ekor, Kerbau 6 ekor, Kambing 8974 ekor, Ayam Ras 318600
ekor.
B. Pelaksanaan Praktik
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) gelombang III dimulai
pada tanggal 5 Oktober sampai dengan 5 November 2020. Yang bertempat
di di desa Tanjungtani Kec.Prambon Kab.Nganjuk.. Dalam pelaksanaannya
hanya melakukan observasi dan wawancara sesuai himbauan yang
disampaikan dikarenakan pada saat ini masih dalam kondisi pandemik.
Kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan PPL yakni:
1. Melakukan survey penentuan lokasi
2. Melakukan observasi di tempat PPL
3. Melakukan wawancara dengan narasumber dari Pemilik Peternakan
4. Melakukan kegiatan dokumentasi berupa foto dan video
5. Menganalisis hasil wawancara
C. Permasalahan di Lapangan
Setelah saya melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di
peternakan milik bapak Imam Syafi’I, mulai tanggal 5 Oktober sampai
tanggal 5 November 2020. Dimana dalam 31 hari tersebut saya melakukan
observasi sebanyak 2 kali dan melakukan wawancara dengan Pemilik
peternakan secara langsung, setelah itu wawancara selanjutnya dilakukan
secara online via whatsapp. Dari hasil wawancara tersebut saya menemukan
masalah yang paling menonjol yaitu tentang pencatatan akuntansi yang
kurang efisien yang dapat menganggu operasional dari usaha yang dikelola,
sehingga dari permasalahan tersebut saya terarik membuat judul tentang
“Analisis Penerapan Akuntansi Aset Biologis Dalam Memaksimalkan
Pencatatan Laba Pada Sektor Peternakan”
D. Tanggapan Dari Lembaga Tempat Praktik
8
Terkait permasalahan dipeternakan, dari hasil observasi melalui
wawancara dengan salah satu pemilik peternakan yaitu lebih tepatnya
dengan pengelola sekaligus pemilik, Mengenai pencatatan akuntansi yang
kurang efisien sehingga menganggu transparansi dan akuntabilitas dari
usaha yang dikelola. Dimana pihak pemilik sangat menyadari akan hal
tersebut, dan hal itu dari pemilik juga sudah mempunyai gambaran Ketika
usahanya berkembang besar akan mengelola dan mencatat pengelolaan
keuanganya.
Cukup banyak masyarakat yang mengenal peternakan sapi beliau
khususnya di kalangan warga sekitar. Dalam upaya yang dikerahkan
peternakan sapi ini, bisa berdiri sudah dari puluhan tahun yang lalu serta
banyak mengalami lika-liku pertumbuhan ekonomi dan surutnya modal
karena kurangnya pasokan modal awalnya terbentuk Peternakan Sapi milik
Bapak Imam Syafi’I di Desa Tanjungtani kec. Prambon kab.Nganjuk
hanya menggunakan sistem bagi hasil dengan tetangganya. Dengan
keadaan yang beliau alami peternakan sapi tetap dilakukan untuk
mencukupi kehidupan keluarganya dan mulusnya jalur perekonomian
dalam bidang peternakan.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Akuntansi
Dalam setiap perusahaan ilmu akuntansi sangat diperlukan untuk mengelola
perusahaannya, agar dapat diketahui kemajuan dan kemunduran dari usaha sebuah
perusahaan tersebut. Dengan adanya akuntansi perusahaan dapat mengontrol laju
perkembangan perusahaannya.
Pengertian akuntansi menurut James M. Reeve,dkk yang dialih bahasakan
oleh Damayanti Dian adalah sebagai berikut: “Akuntansi (accounting) dapat
diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para
pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.”
Pengertian menurut Kieso, et al dalam Dwi Martani adalah sebagai berikut:
21 “Akuntansi sebagai suatu sistem dengan input data/informasi dan output
berupa informasi dan laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna internal
maupun eksternal entitas.” 2
Sedangkan pengertian akuntansi menurut Azhar Susanto adalah sebagai
berikut: “Akuntansi adalah bahasa bisnis, setiap organisasi menggunakannya
sebagai bahasa komunikasi saat berbisnis”. Dari kutipan pengertian Akuntansi
diatas maka penulis berkesimpulan bahwa akuntansi adalah suatu sistem
informasi yang menyediakan laporan keuangan untuk pengguna internal dan
eksternal perusahaan dan sebagai alat komunikasi bisnis.
Selain itu Dwi Martani, mengemukakan bahwa akuntansi terdiri dari empat
hal penting yaitu sebagai berikut:
1) ”Input (masukan) akuntansi adalah transaksi yaitu peristiwa bisnis yang
bersifat keuangan. Suatu transaksi dapat dicatat dan dibukukan ketika ada
bukti yang menyertainya.
2 Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia
10
2) Proses, merupakan serangkaian kegiatan untuk merangkum transaksi
menjadi laporan. Kegiatan itu terdiri dari proses identifikasi apakah kejadian
merupakan transaksi, pencatatan transaksi, penggolongan transaksi, dan
pengikhtisaran transaksi menjadi laporan keuangan.
3) Output (keluaran) akuntansi adalah informasi keuangan dalam bentuk
laporan keuangan.
4) Pengguna informasi keuangan adalah pihak yang memakai laporan
keuangan untuk pengambilan keputusan. Pengguna informasi akuntansi
terdiri dari dua yaitu pihak internal dan eksternal.”3
2. Aset Biologis
SAK 69 (2015) menyatakan bahwa aset biologis adalah hewan atau
tanaman hidup, sedangkan produk agrikultur adalah produk yang dipanen
dari aset biologis yang dimiliki oleh entitas. Sejalan dengan pengertian
menurut SAK 69 (2015) , Weygandt et al. menyatakan bahwa aset biologis
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar adalah hewan atau tumbuhan
hidup, seperti domba, sapi, pohon buah, atau tanaman kapas.4 Hasil
pertanian adalah produk yang dipanen dari aset biologis, seperti wol dari
domba, susu dari sapi perah, mengambil buah dari pohon buah, atau kapas
dari tanaman kapas. Di dalam SAK ETAP tidak ada penjelasan mengenai
pengertian dan perlakuan akuntansi aset biologis. Di dalam SAK ETAP
hanya dijelaskan pengertian aset, yaitu sumber daya yang dikuasai entitas
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di
masa depan diharapkan akan diperoleh entitas. 5
Menurut Ventura et al, aset biologis merupakan sumber daya berupa
makhluk hidup yang mengalami transformasi biologis sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan di masa
3 Dewi, N.W.Y.D., Dewi, G.A.R.S. (2017) Analisis sistem akuntansi aset biologis perusahaan
akuakultur (studi kasus pada CV Dewata Laut. Seminar Nasional Riset Inovatif: 758- 766. 4 Weygandt, J. J., Kimmel, P. D., Kieso, D. E. (2015). Financial Accounting: IFRS Edition, 3th
Edition. New York: John Willey & Sons In 5 Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 69: Agrikultur.
Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
11
yang akan datang.6 Dapat disimpulkan bahwa aset biologis adalah sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan berupa hewan atau tumbuhan yang
diharapkan dapat memberikan manfaat di masa depan bagi perusahaan. Aset
biologis ini sengaja dimiliki oleh perusahaan untuk dirawat dan diambil
hasilnya untuk mendapat keuntungan. Menurut Hendrawan, karakteristik
khusus yang membedakan aset biologis dengan aset lainnya adalah
transformasi biologis. Aset biologis mengalami transformasi biologis yang
terdiri dari proses pembibitan (process of growth), proses produksi, proses
kemunduran (degeneration), dan prokreasi (procreation).7
3. Pencatatan Laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba
secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi
yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan
dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap “kelebihan
penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi”. Pengertian laba
secara bahasa atau menurut Al–Qur’an, As–Sunnah, dan pendapat ulama–
ulama fiqih dapat kita simpulkan bahwa laba ialah pertambahan pada modal
pokok perdagangan atau dapat juga dikatakan sebagai tambahan nilai yang
timbul karena barter atau ekspedisi dagang. Sementara pengertian laba yang
dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran
pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan
sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.
Belkaoui mengemukakan bahwa laba merupakan suatu pos dasar dan
penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam
berbagai konteks. Laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi
perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman
investasi dan pengambilan keputusan dan unsur prediksi. Menurut Harahap,
laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena
6 Ventura, A., Pangemanan, S.S., Wokas, H. R. N. Wokas. (2016). Analisis perbandingan
perlakuan akuntansi terhadap aset biologis dan non biologis. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi: 11-21.
7 Hendrawan, B. (2013). Proses perhitungan harga pokok produksi ayam pedaging dan penilaian hewan ternak produksi pada PT. Main. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
12
berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak,
pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan
keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi
perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan
penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar
dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Laba sebagai suatu alat
prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa
ekonomi yang akan datang. Nilai laba di masa lalu, yang didasarkan pada
biaya historis dan nilai berjalan, terbukti berguna dalam meramalkan nilai
mendatang. Laba terdiri dari hasil opersional atau laba biasa dan hasil-hasil
nonoperasional atau keuntungan dan kerugian luar biasa di mana jumlah
keseluruhannya sama dengan laba bersih. Laba bisa dipandang sebagai
suatu ukuran efisiensi. Laba adalah suatu ukuran kepengurusan
(stewardship) manajemen atas sumberdaya suatu kesatuan dan ukuran
efisiensi manajemen dalam menjalankan usaha suatu perusahaan.8
B. Perbedaan Teori Dengan Praktik
Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan diatas bahwasannya
Perlakuan akuntansi yang diterapkan oleh suatu usaha akan berpengaruh
pada kelangsungan operasi yang terjadi di perusahaan serta akan
berpengaruh pada pengambilan keputusan yang akan diambil oleh
manajemen perusahaan. Seperti yang disebutkan dalam SAK ETAP (2009)
tujuan dalam penyusunan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu
entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta
laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.
Diharapkan suatu usaha dapat melakukan pencatatan akuntasi dan
membuat laporan keuangan yang sesuai dengan apa yang terjadi di
perusahaan agar dapat dijadikan dasar informasi yang handal oleh
8 Hapsari Ayu Epri, Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba,
(Semarang: Universitas Diponegoro, 2007)
13
manajemen untuk membuat keputusan dan perencanaan masa depan
perusahaan.
C. Analisis Terhadap Temuan Studi
Usaha peternakan Bapak Imam Syafi’I merupakan usaha yang
memiliki ruang lingkup usaha yang cenderung kecil dan merupakan entitas
tanpa akuntabilitas publik. Dengan demikian, dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan menggunakan standar akuntansi yang telah
dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia khusus untuk entitas tanpa
akuntabilitas publik yaitu SAK ETAP. Usaha peternakan Bapak Imam
Syafi’I dapat menyusun laporan keuangan sederhana sesuai dengan SAK
ETAP seperti laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. laporan keuangan yang dibuat
berdasarkan SAK ETAP dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Terkait dengan perlakuan akuntansi aset biologis, Usaha peternakan
Bapak Imam Syafi’I tidak memiliki standar khusus dalam mencatat
transaksi akuntansi aset biologis. Perusahaan cenderung menggunakan
standar yang digunakan untuk aset tetap karena mencatat dan mengakui
beban penyusutan dalam menilai aset biologis. Sementara itu untuk
mendapatkan nilai yang reliable perusahaan dapat menggunakan nilai
wajar untuk mencatat nilai aset biologis mengingat transaksi yang terjadi
di Indonesia terkait jual beli sapi dan kambing (aset biologis) sangat
banyak sehingga dapat dengan mudah mengetahui nilai wajar atau nilai
pasar aset biologis. Apabila perusahaan menggunakan nilai wajar dalam
pencatatan aset biologis seperti yang disebutkan di SAK 69 (2015),
perusahaan dapat memiliki informasi teraktual terkait aset biologisnya
sehingga manajemen dapat mengatur perkembangan aktivitas produksi
secara langsung dan dapat membuat keputusan dengan cepat dan tepat
ketika terdapat kejadian luar biasa terjadi. Sebagai contoh, ketika nilai
wajar kambing dan sapi di pasaran menurun sedangkan biaya pakan untuk
kambing dan sapi meningkat, perusahaan dapat mencari solusi yang paling
tepat untuk mengatasi masalah tersebut sebelum perusahaan mengalami
kerugian. Jika masih berpatokan pada nilai perolehan bibitan dan
14
kapitalisasi biaya langsung dalam menilai aset biologis seperti yang
diterapkan perusahaan saat ini, perusahaan tidak dapat membuat keputusan
yang banyak ketika terjadi masalah karena perusahaan sangat
mengandalkan biaya yang dikeluarkan untuk aset biologis dalam menilai
aset biologisnya.
D. Solusi Terhadap Permasalahan
Untuk menanggapi masalah yang ada yaitu tentang penerapan
akuntansi aset biologis dalam memaksimalkan pencatatan laba pada sektor
peternakan bapak Imam Syafi’I perlu adanya pencatatan akuntansi
terhadap transaksi yang berlangsung di perusahaannya, terutama
pencatatan terhadap aset biologis. Aset biologis diakui sebesar nilai
perolehan dan ditambah dengan kapitalisasi biaya langsung. Perusahaan
juga mengakui beban penyusutan pada aset biologis untuk mengakui
pemakaian manfaat ekonomi yang didapat dari merawat aset biologis.
Selain itu juga ada faktor-faktor penentu kualitas laba dan nilai
peternakan yang dilakukan Peternakan Sapi Bapak Imam Syafi’I Desa
Tanjungtani Kec. Prambon Kab. Nganjuk :
1. Bapak Imam Syafi’I harus memastikan bahwasanya dalam kurun
waktu yang akan datang harga pakan naik atau turun dan harus
mengambil sikap serta meminimalisir kondisi, lingkungan bahkan
iklim sehingga sapi yang di budidaya bisa dalam keadaan sehat dan
gemuk.
2. Memaksimalkan Potensi SDM yang ditugaskan untuk merawat
fasilitas kendang, stabilitas kesehatan sapi, keperluan pakan serta
vitamin untuk sapi.
3. Jika terjadi pelonjakan harga pada sapi, sebaiknya mempersiapkan
pakan yang dibutuhkan sapi untuk menghindari habisnya pasokan
pakan pada saat itu.
4. Saat bertransaksi Bapak Imam Syafi’I seharusnya mencatat langsung
seketika jual beli sapi yang dilakukan sehingga tidak terjadi
15
kesalahan dalam pencatatan transaksi.
5. Mengutamakan pembelian dengan intensitas yang tinggi dalam
bentuk pakan maupun keperluan sapi untuk menghindari permintaan
pakan berkurang, jika melakukan pemborongan pakan di awal akan
mendapatkan potongan harga dengan negosiasi saat bertransaksi.
6. Jika terjadi situasi iklim yang buruk hendaknya sudah bisa
mengantispasi seperti halnya persediaan pakan.
7. Mengutamakan menjual harga sapi dengan menerapkan prinsip
ekonomi, sehingga bisa meningkatkan kualitas laba yang baik.
8. Permasalahan utama bidang peternakan di Indonesia yang sangat
krusial adalah belum adanya sistem pencatatan peternakan yang baku
yang dapat menjadi acuan valid untuk mengetahui perkembangan
populasi, produktivitas, status reproduksi, distribusi, tingkat
ketersediaan ternak maupun pemetaan potensi dan permasalahn
peternakan nasional, dengan cara sederhana dapat dilakukan untuk
mengantisipasi hal tersebt dengan memanfaatkan pencatatan berbasis
digital.
9. Menggunakan model pencatatan digital RFID dapat
diimplementasikan pada peternakan baik makro bahkan mikro,
keluaran informasi yang dapat disajikan dengan menggunakan
software yang dikembangkan adalah data awal, aktivitas persediaan,
aktivitas fattening, aktivitas branding, laporan persediaan, laporan
fattening, laporan branding.9
10. Selalu mengontrol bagaimana berjalannya sirkulasi uang, untuk
dijadikan modal dan berapa laba yang didapat setelah hitungan
sepasar, menerapkan sistem lebih baik daripada sebelumnya
mengoptimalkan estimasi laba untuk hari-hari berikutnya.
9 Zakiah, Dkk. Gaya Kepemimpinan dan Perilaku Komunikasi GPPT dengan Kapasitas
Kelembagaan Sekolah Peternakan Rakyat di Kabupaten Muara Enim. Jurnal Penyuluhan Vol. 12 No. 2 Bulan September 2017, hal. 139
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha peternakan Bapak Imam Syafi’I merupakan usaha yang
memiliki ruang lingkup usaha yang cenderung kecil dan merupakan entitas
tanpa akuntabilitas publik. Dengan demikian, dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan menggunakan standar akuntansi yang telah
dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia khusus untuk entitas tanpa
akuntabilitas publik yaitu SAK ETAP. Usaha peternakan Bapak Imam
Syafi’I dapat menyusun laporan keuangan sederhana sesuai dengan SAK
ETAP seperti laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. laporan keuangan yang dibuat
berdasarkan SAK ETAP dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Untuk menanggapi masalah yang ada yaitu tentang penerapan
akuntansi aset biologis dalam memaksimalkan pencatatan laba pada sektor
peternakan bapak Imam Syafi’I perlu adanya pencatatan akuntansi terhadap
transaksi yang berlangsung di perusahaannya, terutama pencatatan terhadap
aset biologis. Aset biologis diakui sebesar nilai perolehan dan ditambah
dengan kapitalisasi biaya langsung. Perusahaan juga mengakui beban
penyusutan pada aset biologis untuk mengakui pemakaian manfaat ekonomi
yang didapat dari merawat aset biologis.
B. Saran-Saran
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai pengelola PPL
Terus menjalin silaturahmi dengan Pemilik Usaha peternakan agar kelak
dapat membantu dalam hal memberdayakan masyarakat khususnya desa
Tanjungtani.
2. Untuk Pemilik Usaha Peternakan
Terus kembangkan usahanya dengan memberikan trobosan yang dapat
mempermudah peternak lain dalam memaksimalkan pencatatan
akuntansi pada sektor peternakan agar lebih jelas mengenai perputaran
keuangan dari sektor peternakan yang dikelolanya.
3. Untuk mahasiswa sebagai peserta PPL
17
Diharapkan bisa melakukan observasi yang lebih optimal supaya hasil
laporan PPL dapat memenuhi kebutuhan dari fakultas
18
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang No. 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan Pasal 5 Ayat (1)
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia
Dewi, N.W.Y.D., Dewi, G.A.R.S. (2017) Analisis sistem akuntansi aset biologis perusahaan akuakultur (studi kasus pada CV Dewata Laut. Seminar Nasional Riset Inovatif: 758- 766.
Weygandt, J. J., Kimmel, P. D., Kieso, D. E. (2015). Financial Accounting: IFRS Edition, 3th Edition. New York: John Willey & Sons In
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 69: Agrikultur. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Ventura, A., Pangemanan, S.S., Wokas, H. R. N. Wokas. (2016). Analisis perbandingan perlakuan akuntansi terhadap aset biologis dan non biologis. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi: 11-21.
Hendrawan, B. (2013). Proses perhitungan harga pokok produksi ayam pedaging dan penilaian hewan ternak produksi pada PT. Main. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Hapsari Ayu Epri, Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2007)
Zakiah, Dkk. Gaya Kepemimpinan dan Perilaku Komunikasi GPPT dengan Kapasitas Kelembagaan Sekolah Peternakan Rakyat di Kabupaten Muara Enim. Jurnal Penyuluhan Vol. 12 No. 2 Bulan September 2017, hal. 139
19
Lampiran-lampiran PPL Jurusan Akuntansi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungaung
Di Usaha Peternakan Bapak Imam Syafi’I Kabupaten Nganjuk
20
BERITA ACARA HARIAN
PPL JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
GELOMBANG III TAHUN 2020
Pada tanggal 05 Oktober sampai tanggal 05 bulan November Tahun
2020, bertempat di Usaha Peternakan Imam Syafi’i Desa Tanjungtani kecamatan
Prambon Kabupaten Nganjuk, telah dilaksanakan PPL Jurusan Akuntansi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung gelombang III
Tahun 2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Moh. khabibudin
NIM : 12403173188
Jurusan : Akuntansi Syariah
No Hari/ Tgl Pukul Kegiatan
1 Senin, 05/10/2020 16.00
Membaca dan memahami buku pedoman yang
sudah di share sebelumnya di grub telegram
PPL Gel 2 FEBI IAIN Tulungagung
2 Selasa, 06/10/2020 16.00
Observasi hari pertama sekaligus
memperkenalkan diri kepada Pemilik
Peternakan, selanjutnya melakukan wawancara
seputar awal mula berdirinya usaha peternakan
kepada Pemilik peternakan serta mecari
permasalahan yang muncul
3 Rabu, 07/10/2020 09.00
Menganalisis Wawancara dan mencatat hasil
analisis tentang awal mula pendirian usaha
lembaga terutama tentang batas-batas desa dan
bagaimana usaha peternakan terbentuk.
4 Kamis, 08/10/2020 11.00 Konsultasi dengan DPL terkait judul laporan,
membuat cover, dan kata pengantar
5 Jum’at, 09/10/2020 16.00 Mencari referensi jurnal untuk dijadikan
patokan sebagai dasar pemikiran
6 Sabtu, 10/10/2020 09.00 Membuat bab I tentang dasar pemikiran
sebagai latar belakang penelitian
7 Minggu, 11/10/2020
21
8 Senin, 12/10/2020 10.00 Membuat Kata Pengantar Laporan PPL.
9 Selasa, 13/10/2020 08.00
Wawancara online via whatsapp dengan
Pemilik peternakan tentang jadwal hari kapan
bisa senggang untuk dilakukan observasi.
10 Rabu, 14/10/2020 14.00
Membuat bab I pendahuluan, dasar pemikiran
di laporan PPL, tujuan kegunaan, waktu dan
tempat pelaksanaan.
11 Kamis, 15/10/2020 09.00 Membuat bab II tentang profil usaha
Peternakan
12 Jum’at, 16/10/2020 14.00 Mencari referensi jurnal untuk membuat kajian
teori.
13 Sabtu, 17/10/2020 10.00 Mencari referensi jurnal untuk membuat kajian
teori.
14 Minggu, 18/10/2020
15 Senin, 19/10/2020 19.00 Membuat berita acara harian selama 2 minggu.
16 Selasa, 20/10/2020 09.00 Membuat Bab II tentang kajian teori.
17 Rabu, 21/10/2020 14.00 Membuat Bab II tentang kajian teori.
18 Kamis, 22/10/2020 09.00
Observasi yang kedua dan wawancara bersama
Pemilik Peternakan tentang kendala di
lapangan serta menganalisis dan mencatat hasil
wawancara.
19 Jum’at, 23/10/2020 14.00 Membuat Bab III tentang permasalahan yang
ada di lapangan,
20 Sabtu, 24/10/2020 09.30 Membuat Bab III tentang solusi yang
diterapkan lembaga terhadap permasalahan
21 Minggu, 25/10/2020
22
22 Senin, 26/10/2020
Melakukan wawancara secara online via
whatsapp dengan pemilik peternakan tentang
asset biologis yang dimiliki.
23 Selasa, 27/10/2020 09.00
Menganalisis dan mencatat hasil wawancara
serta menonton youtube tentang pendalaman
PPL gel 3.
24 Rabu, 28/10/2020 10.00 Membuat riview tentang pendalaman PPL gel
3.
25 Kamis, 29/10/2020 15.00 Membuat analisis temuan studi.
26 Jum’at, 30/10/2020 09.00 Membuat kesimpulan, saran beserta daftar
pustaka.
27 Sabtu, 31/10/2020 14.00 Membuat konsep untuk dijadikan video
laporan kkn gel 3.
28 Minggu, 01/10/2020
29 Senin, 02/10/2020 Membuat video presentasi laporan PPL.
30 Selasa, 03/10/2020 Membuat video presentasi laporan PPL.
31 Rabu, 04/10/2020 Mengedit video laporan PPL.
32 Kamis, 05/10/2020 Finising editor video, rendering
Tulungagung, 06 November 2020
Ttd.
Moh. Khabiudin NIM. 12403173188
23
BERITA ACARA KONSULTASI
Nama : Moh. Khabibudin
NIM : 12403173188
Jurusan : Akuntansi Syariah
DPL : Dr. Qomarul Huda M.Ag
Tempat PPL : Peternakan Imam Syafi’i
Judul Laporan : “Analisis Penerapan Akuntansi Aset Biologis Dalam
Memaksimalkan Pencatatan Laba Pada Sektor
Peternakan”
No Hal Yang Dikonsultasikan Catatan DPL Paraf
1 Konsultasi mengenai judul
laporan PPL Menyetujui
2 Konsultasi mengenai isi
laporan
3
Tulungagung, November 2020
Dosen Pembimbing Lapangan
Dr. Qomarul Huda M.Ag
NIP. 197304142003121003
24
FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG GELOMBANG III
TAHUN 2020 DI USAHA PETERNAKAN IMAM SYAFI’I
KABUPATEN NGANJUK
Observasi yang pertama dengan bapak Imam Syafi’I Selaku Pemilik
Usaha Peternakan
Wawancara dengan bapak Imam Syafi’I Selaku Pemilik Usaha
Peternakan
25
Pendalaman materi PPL via Youtube
Meresume Pendalaman Materi PPL gelombang III