jurnal.pdf

Upload: ridhael-rira

Post on 07-Mar-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007

    EFEKTIFITAS PURSED LIPS BREATHING DAN TIUP BALONDALAM PENINGKATAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI (APE)

    PASIEN ASMA BRONCHIALE DI RSUD BANYUMAS

    Dewi Natalia1) Saryono2 Dina Indrati3

    1 Mahasiswa Program sarjana Keperawatan, Universitas Jenderal Soedirman2,3,Program sarjana Keperawatan, Universitas Jenderal Soedirman

    ABSTRACT

    Asthma bronchiale involved into 5 of major lung diseases andit increasingly in prevalention rate, in also in hospital case, morbidity,and mortality. Asthma bronchiale Patient is getting disturbance ofexpiration, this is shown by decreasing of peak expiratory flow, andcaused to respiratory function disturbance, low of productivity andquality of live, so breathing exercise is very important to help gainpeak expiratory flow.

    The research wants to know affectivity of breathing exercise inincreasing of peak expiratory flow in asthma bronchiale patient. Theresearch is quasi experiment with two group pre and post test design.The respondent this research is 52 patients of asthma bronchiale inBougenvile, Cempaka, and RRD ward of Banyumas Hospital fromJune up to September 2006 which was gotten by simplerandomization. The writer used primary data was taken frommeasuring of peak expiratory flow at pursed lips breathing and blewup the balloon groups.

    The statistical analysis is pair t test and independent t test.Pair t test with 5 % finding indicate that pursed lips breathing andblew up the balloon are effective to increasing of peak expiratory flow(p

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007

    kematian (mortalitas) ke-4 diIndonesia atau sekitar 5,6 %(PDPI, 2004).

    Asma bronchialemempunyai dampak yangsangat mengganggu. Gangguanfungsi pernafasan menjadikomplikasi dan menimbulkangangguan pada berbagaiaktifitas sehari-hari sehinggamenurunkan produktifitaskerja dan kualitas hidup (GINA,2003). Pada asma bronchialeterdapat ketidakmampuanmendasar dalam mencapaiangka aliran udara normalpernafasan terutama padaekspirasi yang dicerminkandengan rendahnya arus puncakekspirasi (APE) (Price, 1992).Arus puncak ekspirasi adalahnilai kekuatan aliran udaramaksimal paru untuk menilaiada dan berat obstruksi jalannafas, respon pengobatan, danmenilai asthma attack yangdilakukan pada pasien asmabronchiale (PDPI, 2004).

    Penatalaksanaanpenyakit asma bronchialesering dikaitkan dengan senamasma yang berdasar padalatihan pernafasan (PDPI,2004). Latihan nafas tidakhanya ditujukan untukmembersihkan jalan nafas darimukus berlebihan tapi jugaditujukan untuk mengatasimasalah penurunan volumeparu, peningkatan beban kerjapernafasan, pola nafasabnormal, gangguanpertukaran gas, dan hambatanarus udara dalam salurannafas (Jenkins & Turker, 1993).

    Hasil WorkshopRehabilitasi Penyakit Paru diRS Moewardi Surakarta pada 5-7 Desember 2005 dan beberapa

    literatur bahwa pursed lipsbreathing yang dilakukansecara teratur dapatmemperbaiki ventilasi sehinggadapat memperbaiki aliranudara dan volume paru pasienasma bronchiale. Padapelaksanaan di rumah sakit rumah sakit latihan tiup balonmerupakan tekhnik yang lebihsering dilakukan. Berdasarkanhal tersebut peneliti tertarikuntuk mengetahui lebih jauhtentang efektifitas tekhniklatihan nafas terhadappeningkatan arus puncakekspirasi (APE) pada pasienasma bronchiale.

    METODE PENELITIANPenelitian ini termasuk

    penelitian eksperimental semu(quasi experiment) dengan jenisrancangan two group pre andpost test design. Desain inimengobservasi subyeksebanyak 2 kali (pre test danpost test), dengan pendekatanterhadap subyek penelitianadalah studi eksperimen, yaitumengusahakan timbulnyavariabel dan selanjutnyadikontrol untuk dilihatpengaruhnya (Arikunto, 2002).Perlakuan berupa tekhnikpernafasan pursed lipsbreathing dan tiup balon yangdilakukan pada kelompokberbeda.

    Subyek penelitian iniadalah pasien asma bronchialeyang menjalani rawat inap dibangsal penyakit dalam RSUBanyumas yang memenuhikriteria inklusi dan didapatsubyek sebanyak 52 responden,terdiri dari 25 responden padakelompok pursed lips breathing

    53

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007

    dan 27 responden padakelompok tiup balon.

    Proses penelitian dimulaidengan melakukan randomisasi(random allocation/randomasessment) pada subyekpenelitian yang memenuhikriteria inklusi menjadi duakelompok. Randomisasidilakukan dengan simplerandomization (randomisasisederhana), yaitu setiapanggota populasi memilikikesempatan yang sama untukmenjadi anggota dari 2kelompok perlakuan(Sastroasmoro & Ismail, 1995).Sampel pada masing masingkelompok kemudian diajarkantekhnik pernafasan pursed lipsbreathing atau tiup balon, dancara pengukuran APE. Tahapselanjutnya sampel padamasing-masing kelompokdiukur nilai APE sebelumperlakuan (pre test), dan pasiendiminta untuk melakukannya

    4x sehari (dengan jarak 4-5jam), masing masing 10 menit,selama 4 hari. Akhir perlakuanAPE pasien diukur kembaliuntuk mengetahui hasilperlakuan (post test). Tiappengukuran dilakukan 3 kali,dilakukan pada pagi harisebelum pemberianbronchodilator, dan diambilnilai yang tertinggi sebagai nilaiAPE pasien.

    HASIL DAN BAHASANHasil penelitian pada kelompoktiup balon dan pursed lipsbreathing dengan pair t testmenunjukkan bahwa nilai tpada kedua kelompok lebihbesar dari t tabel dan nilai plebih kecil dari nilai ( 5%atau 0,05) yang berarti pursedlips breathing dan tiup balonefektif untuk meningkatkanAPE pada pasien asmabronchiale.

    Tabel 1Perubahan APE pasien asma bronchiale pada kelompokpursed lips breathing dan tiup balon sebelum dan sesudah

    latihan nafas

    Nilai Sebelum-Sesudah Pursed Lips Breathing Tiup Balonn % n %APE Naik

    TetapTurun

    2221

    8884

    2142

    77,7914,817,40

    Jumlah 25 100 27 100

    Hasil penelitian denganindependent t test didapat nilait 2,030 dan p 0,048 yangberarti p lebih kecil dari ( 5%atau 0,05) sehingga Ho ditolakdan Ha diterima atau berarti

    pursed lips breathing lebihefektif dari tiup balon dalammeningkatkan APE pasienasma bronchiale di RSUBanyumas dapat dilihat padatable dibawah ini

    54

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007

    Tabel 2 Perbandingan tingkat obstruksi pasien asma bronchiale padakelompok pursed lips breathing dan tiup balon sebelum dan sesudah

    latihan nafasNo Kelompok Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan

    n % n %1. Pursed Lips Breathing

    a. Ringanb. Sedangc. Berat

    --25

    --100

    -619

    -2476

    2. Tiup Balona. Ringanb. Sedangc. Berat

    -126

    -3,7096,30

    -423

    -14,8185,19

    SIMPULAN DAN SARANPasien asma bronchiale

    sebelum mendapat latihannafas mengalami gangguanaliran udara pernafasankhususnya pada saat ekspirasi,yang ditunjukkan dengan nilaiAPE yang rendah dan tingkatobstruksi yang berat. APEsetelah pursed lips breathingdapat meningkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 26,20l/menit.APE setelah tiup balon dapatmeningkat dengan rata-ratapeningkatan sebesar 13,148l/menit. Latihan nafas denganpursed lips breathing dan tiupbalon pada pasien asmabronchiale efektif untukmembantu mencapaipeningkatan APE danmemperbaiki tingkat obstruksi.Latihan nafas dengan pursedlips breathing lebih efektifdaripada tiup balon dalampeningkatan APE pada pasienasma bronchiale.

    Saran bagi petugasrehabilitasi medik, khususnyafisioterapis untuk lebihmeningkatkan penggunaanlatihan nafas pursed lipsbreathing dan dapatmempertimbangkan pursed lips

    breathing sebagai prosedurtetap dalam penatalaksanaanlatihan nafas pada pasien asmabronchiale.Saran bagi perawat,perlu meningkatkan fungsinyasebagai edukator untukmengajarkan, melatih danmemotifasi pasien untukmenggunakan latihan nafassebagai latihan yang diperlukanselama perawatan maupununtuk penatalaksanaan asmabronchiale di rumah.Saran bagipenderita asma bronchiale,hendaknya bisa berperan sertasecara mandiri dalampenatalaksanaan penyakitasma bronchiale yang dideritadengan menggunakan tekhniklatihan nafas baik pursed lipsbreathing maupun tiup balonsehingga dapat memperbaikialiran udara pada saat terjadiserangan.Penelitian selanjutnya perludilakukan untuk mengetahuipengaruh pursed lips breathingdan tiup balon terhadap pasienasma bronchiale dengankelompok umur, kelompokklasifikasi, dan tingkatobstruksi yang berbeda.

    55

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007

    DAFTAR PUSTAKAAditama, Y. T. (2004, April 16).

    Mengobati asma (On-line).Terdapatpada:http://www.suarapembaruan.com/News/2004/25/kesehatan/kes03.html.

    Amin, M. (1989). Pengantar ilmupenyakit paru. Surabaya:Airlangga University Press.

    A, Suhasimi. (2002). Prosedurpenelitian suatupendekatan praktek.Jakarta: Rineka Cipta.

    Basuki. (Desember, 2005).Modalitas fisioterapi padapenatalaksanaan pasiengangguan paru.Dipresentasikan dalamworkshop rehabilitasipenyakit paru di RSUDMoewardi Surakarta 5-7Desember 2005.

    Budiarto, E. (2001).Biostatistika untukkedokteran dankesehatan masyarakat.Jakarta: EGC.

    Ediyono, M. A. (1994).Perbedaan efek pursedlips breathing danrelaksasi padarehabilitasi paruterhadap kenaikansaturasi oksigen darahpada penderitaemfisema. Paru; Majalahperhimpunan dokterparu Indonesia. Vol. 14no 4 okt. 1994. PT.Satria Tugu Muda(Asrita Printing).

    Fregonezi, F. G. A. (2003, 11November). Pursed lipsbreathing (On-line).Terdapat padahttp://www.vardorg/jou

    r/03/40/55UP2/gosselink.html.

    GINA. (2003, 23 Juni). What isknown asthma (On-line).Terdapat pada:http://www.ginaasthma.org/whatisknownasthma/pocketasthma.html.

    Guyton, A. C. (1990). Humanphysiology andmechanism of disease.(terjemah) (3th ed). Alihbahasa: Adrianto.Jakarta: EGC.

    Herman, P. D. (2006, 26 April).Senam nafas sehatsebagai salah satupilihan terapi latihanpada penderita asmabronchiale (On-line).Terdapat pada:http://www.physiosby.com/senam nafas sehat.

    Hole, E. J., Pickard, C. G.,Ouymette, R., Lohe,J.A., & Bowell, W. I.(1999). Patient careguidelines for nursepractitioner. (5th ed).Philadelphia: J.BLippincott Company.

    Hough, A. (1991).Physioteraphy inrespiratory care; problemsolving approach. 1st ed.London: Chapman &Hall.

    Idiyah, N. N. (2005).Penanganan rehabilitasipenderita asma.Dipresentasikan dalamworkshop rehabilitasipenyakit paru di RSUDMoewardi Surakarta 5-7Desember 2005.

    John, E. H. (1994). Respiratorycare; a guide to clinicalpractice (2nd ed.).

    56

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007

    Philadelphia: J.B.Lippincott Company.

    Kavuru, S. M., Lang, M. D., &Erzulum, C. S. (2006).Asthma (On-line).Terdapat pada:http://www.clevelandclinicmeded.com/diseasemanagement/pulmonary/asthma/asthma.htm.

    Keeley & Osman. (2001, Mei 5).Prevalence ofdysfunctional breathingin patien treated forasthma in primary care:cross sectional survey(On-line). Terdapat pada:http://bmj;2001:322:1098-1100.

    National Jewish RehabilitationDepartment. (2006).Breathing technique (On-line). Terdapat pada:http://www.njc.org/disease-info/wellness/breathing.aspx

    Non Name. (2002, Juni 17).Breathing: pursed lipsbreathing (On-line).Terdapat pada:http://www.copd-international.com/library/plb.htm

    PDPI. (2004). Asma; Pedomandiagnosis &penatalaksanaan diIndonesia. Jakarta:Balai Penerbit FKUI.

    Pradjnaparamita. (2005, Juli22). Paru paru sehat,nafaspun lega!. (On-line). Terdapat pada:http://www.kompas.com//kesehatanhtml.

    Price, S. A., & Wilson, L. M.(1992). Phatophysiology:clinical concept ofdisease process (4th ed).

    (terjemah). Alih bahasa:Anugrah, P.Patofisiologi; konsepklinis proses penyakit.Ed 4 cetakan 2.Jakarta: EGC.

    Rab, T. (1996). Ilmu penyakitparu. Jakarta: Hipokrates.Rachma, N. (2005). Rehabilitasi

    nafas sebagai bagianpenanganaan penyakitparu. Dipresentasikandalam workshoprehabilitasi penyakitparu di RSUD MoewardiSurakarta 5-7Desember 2005.

    Rees, J., & Price, J. (1998). ABCof asthma (3 th ed).(terjemah). Alih bahasa:Nugroho, E. Petunjukpenting asma. Edisiketiga.. Jakarta: EGC.

    Rekam Medis RSU Banyumas.(Maret 2006). Datapenyakit asmabronchiale di RSUBanyumas periodejanuari sampai maret2006.

    Riwidikdo, H. (2002). Aplikasikomputer untukrancangan analisisstatistik dan metodologipenelitian. Depkes RIyogyakarta

    Sastroasmoro, S., & Ismael, S.(1995). Dasar dasarmetodologi penelitianklinis. Jakarta:Binarupa Aksara.

    Soemarno. (2001). Perbedaanpengaruh senam asmaIndonesia terhadappeningkatan KVP, VEP1 ,dan APE pada penderitaasma persisten ringandan sedang di klubasma RS graha medika

    57

  • Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 1, Februari 2007

    Jakarta. Fisioterapi;Jurnal ikatanfisioterapis Indonesia.(Vol. 02. April 2001).Solo: IFI.

    Smeltzer, S. C., Bare, G. B.(2001). Buku ajarkeperawatan medikalbedah. (Edisi 8 vol.1).

    Alih bahasa: Waluyo, A.,dkk. Jakarta: EGC.

    WHO. (1998, Desember 7).Asthma (On-line).Terdapat pada:http://www.who.int/inf-pr-1998/en/pr98-92.html

    58