jurnal+naskah

64
ANALISA OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK JEMBATAN CIDERES KAB. TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODE PERT DAN CPM TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 (S1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Disusun Oleh : EMUS MULYADI 117011051

Upload: unyil-cuwiie-marunyil

Post on 17-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dghjfchjfjhytfjhgv

TRANSCRIPT

ANALISA OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK JEMBATAN CIDERES KAB. TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODE PERT DAN CPM

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 (S1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Siliwangi

Disusun Oleh :EMUS MULYADI117011051

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SILIWANGITASIKMALAYA2015ABSTRAK

Kegagalan dan keberhasilan di dalam setiap pelaksanaan proyek sangat bergantung kepada perencanaan pengendalian proyek atau di sebut juga manajemen proyek, tak sedikit pelaksanaan proyek yang mengalami keterlambatan waktu pelaksanaannya dikarenakan kurang terencananya setiap kegiatan proyek dan pengendaliannya yang kurang efektif, sehingga setiap kegiatan proyek yang dilaksanakan tidak efisien baik dari segi waktu maupun biaya.Seperti halnya pada peroyek pembangunan Jembatan Cideres Kabupaten Tasikmalaya demi kelancaran jalannya pelaksanaan proyek tersebut maka diperlukan pengelolaan yang baik dari awal sampai selesai. Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kabupaten Tasikmalaya ini dilaksanakan selama 322 hari kerja dengan anggaran Rp. 11.983.289.859,71- dan meliputi lima aktivitas besar, yakni kegiatan umum, drainase, pekerjaan tanah, pekerjaan struktur dan pengembalian kondisi dan pekerjaan minor.Hasil penelitian yang di lakukan menggunankan metode CPM PERT durasi optimal pada proyek Jembatan Cideres yaitu 273 hari dengan kemungkinan tercapai selesai 100% sebesar 99,87%.

Kata kunci : Manajemen proyek, perencanaan, pengendalian, metode PERT CPM.

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangProyek merupakan kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas yang mengalokasikan sumberdaya tertentu guna menghasilkan produk yang kriteria mutunya telah ditentukan. Seiring perkembangan jaman yang semakin modern, semakin besar dan kompleks juga proyek yang dikerjakan melibatkan penggunaan bahan bahan ( material ), alat alat dan teknologi yang semakin canggih maka harus diiringi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik. Umumnya proyek proyek yang ada selama ini memilik batas waktu (deadline), yang artinya stiap proyek harus segera diselesaikan sebelum batas waktu atau bisa juga tepat pada waktu yang telah ditentukan.

I -1Kegagalan dan keberhasilan di dalam setiap pelaksanaan proyek sangat bergantung kepada perencanaan pengendalian proyek atau di sebut juga manajemen proyek, tak sedikit pelaksanaan proyek yang mengalami keterlambatan waktu pelaksanaannya dikarenakan kurang terencananya setiap kegiatan proyek dan pengendaliannya yang kurang efektif, sehingga setiap kegiatan proyek yang dilaksanakan tidak efisien baik dari segi waktu maupun biaya.Dalam pelaksanaannya proyek pembangunan Jembatan Cideres Kabupaten Tasikmalaya ini mengalami keterlambatan, dikarenakan ada beberapa faktor penghambat, diantaranya faktor cuaca dan faktor keterlambatan bahan bahan material. Untuk mengembalikan tingkat kemajuan proyek ke rencana awal dibutuhkan suatu upaya penanganan yang baik guna mengejar durasi waktu yang terlambat walaupun harus di ikuti dengan meningkatnya biaya. Oleh karena itu diperlukan analisa optimalisasi durasi proyek hingga pada akhirnya bisa diketahui berapa lama proyek tersebut akan selesai dan mencari kemungkinan adanya percepatan penyelesaian peroyek tersebut menggunakan metode PERT (Project Evaluation and Riview) dan metode CPM ( Critical Path Method Metode Jalur Kritis). Atas dasar latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka Penulis mengangambil judul Analisa Optimalisasi Waktu Pelaksanaan Proyek Jembatan Cideres Kab. Tasikmalaya Menggunakan Metode PERT dan CPM.

1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan pemaparan diatas, ada beberpa pokok bahasan masalah penelitian yang akan penulis bahas, diantaranya adanya perbedaan antara waktu rencana dengan waktu pelaksanaan. Proyek pembangunan Jembatan Cideres Kabupaten Tasikmalaya. Permasalahan yang dihadapi :1. Bagaimana Jaringan Kerja (NetWork) proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kabupaten Tasikmalaya ?2. Bagaimana alur jalur kritis dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kabupaten Tasikmalaya ?3. Berapa durasai optimal proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kabupaten Tasikmalaya menggunakan metode CPM dan PERT ?

1.3. TujuanAdapun tujuan Penyusunan Tugas Akhir Analisis Optimalisasi Waktu Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kab. Tasikmalaya Menggunakan Metode CPM dan PERT ini adalah :1. Menentukan jaringan kerja (NetWork) pada Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kabupaten Tasikmalaya.2. Menganalisis Jalur Kritis (Critical Path) Pada Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kabupaten Tasikmalaya.3. Menganalisis durasi optimal pelaksanaan Proyek pada Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kabupaten Tasikmalaya.

1.4. Batasan MasalahDalam Menganalisis Optimalisasi Waktu Pelaksaan Proyek ini sebenarnya ada beberapa metode dan beberapa masalah, namun mengingat keterbatasan waktu, Penulis mengambil batasan :1. Hanya Menganalisis dengan metode PERT dan PCM.2. Tidak melakukan peninjauan Rencana Anggaran Biaya Optimal3. Objek yang dianalisis hanya Proyek pembangunan Jembatan Cideres Kabupaten Tasikmalaya.

BAB IILANDASAN TEORI

1. 2. 2.1. Proyek2.1.1. Pengertian ProyekMenurut (DI Cleland dan Wr. King, 1987) Proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun pendapat (Soeharto, 1995) Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas.

2.1.2. Ciri ciri ProyekBerdasarkan pengertian proyek di atas, ciri ciri proyek antara lain : 1. Memiliki tujuan tertentu berupa hasil kerja akhir. 2. Sifatnya sementara karena siklus proyek relatif pendek. 3. Dalam proses pelaksanaannya, proyek dibatasi oleh jadwal, anggaran biaya, dan mutu hasil akhir. 4. Merupakan kegiatan nonrutin, tidak berulang ulang. 5. Keperluan sumber daya berubah, baik macam maupun volumenya.

2.1.3. Jenis-jenis Proyek Menurut (Soeharto, 1995) proyek dapat dikelompokkan menjadi : 1. Proyek Engineering Konstruksi2. Proyek Engineering Manufaktur 3. Proyek Penelitian dan Pengembangan 4. Proyek Pelayanan Manajemen 5. Proyek Kapital

2.2. Manajemen ProyekMenurut (Mahendra Sultan Syah, 2004) manajemen proyek adalah suatu keterampilan yang hanya bisa dipraktikkan oleh kalangan profesional yang sangat menguasai berbagai macam disiplin ilmu dan teknik yang relevan dengan sebuah proyek. Sedangkan pendapat (Garold D. Oberlender) Manajemen proyek adalah Seni dan ilmu dalam mengkoordinasikan manusia, peralatan, material, uang dan jadwal untuk menyelesaikan suatu proyek tertentu tepat waktu dan dalam batas biaya yang disetujui.Menurut (siswanto, 2007), dalam manajemen proyek, penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena proses penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencana yang lain, yaitu :1. Penyusunan jadwal (Secheduling), Anggaran (Budgeting), kebutuhan sumberdaya manusia (manpower planning). Dan sumber organisasi yang lain.2. Proses pengendalian (controlling).(Handoko, 1999:98) menyatakan tujuan manajemen proyek adalah sebagai berikut :1. Tepat waktu (On Time) yaitu waktu atau jadwal yang merupakan salah satu sasaran utama proyek, keterlambatan akan mengakibatkan kerugian, seperti penambahan biaya, kehilangan kesempatan produk memasuki pasar.2. Tepat anggaran (On Budget) yaitu biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.3. Tepat spesifikasi (On specification) dimana proyek harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Menurut Mahendra Sultan Syah, Fungsi Manajemen (Proses Manajemen) :1. Merencanakan (Planning)2. Melaksanakan (Do) Mengorganisasi (Organizing) Mengkoordinasi (Coordinating)3. Mengendalikan (Controlling)4. Memimpin (Leading)

2.3. CPM (Critical Path Method)CPM (critical path method ) atau Metode Jalur Kritismerupakan model kegiatan proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang digambarkan sebagai titik pada jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan digambarkan sebagai busur atau garis antara titik. Adapun menurut (Siswanto, 2007) CPM (Critical Path Method) adalah model manajemen proyek yang mengutamakan biaya sebagai objek yang dianalisis.

1. 2. 2.1. 2.2. 2.3.1. Membuat dan Menentukan Analisis Jaringan Kerja CPM (Critical Path Method )Tahapan Analisis Jaringan Kerja menggunakan metode CPM (Critical Path Metdhod) adalah sebagai berikut :1. Membuat uraian kegiatan, menyusun logika urutan kejadian, menentukan syarat syarat pendahuluan, menentukan interelasi dan interpendensi antara kegiatan.2. Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tiap kegiatan, menentukan kapan suatu kegitan dimulai dan kapan berakhir, menentukan keseluruhan proyek berakhir.3. Jika dibutuhkan, tetapkan alokasi biaya dan peralatan guna pelaksanaan tiap kegiatan, meskipun pada dasarnya hal itu tidak begitu penting.II - 2

2.3.2. Diagram Jaringan CPM (critical path method)Dalam diagram jaringan CPM, dikenal beberapa simbol diagram yang digunakan untuk mendeskripsikan urutan, waktu pelaksanaan dan jenis kegiatan pada suatu proyek. Berikut beberapa simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu jaringan (net work) adalah sebagai berikut (Hayun, 2005) :1. ( anak panah / busur ), mewakili sebuah kegiatan atau aktivitas yaitu tugas yang dibutuhkan oleh proyek. Kegiatan disini didefenisikan sebagai hal yang memerlukan duration (jangka waktu tertentu) dalam memakai sejumlah resources (sumber tenaga, peralatan, matrial, biaya). Kepala anak panah menunjukan tiap arah kegiatan, yang menunjukan bahwa suatu kegiatan dimulai pada permulaan dan berjalan maju sampai akhir dengan arah dari kiri ke kanan. Baik panjang maupun kemiringan anak panah ini sama sekali tidak mempunyai arti. Jadi, tidak perlu menggunakan skala.2. (lingkaran kecil / simpul / node), mewakili sebuah kejadian atau peristiwa atau event. Kejadian (event) didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan. Sebuah kejadian mewakili satu titik dalam wktu yang menyatakan penyelesaian beberapa kegiatan dan awal beberapa kegiatan baru. Titik awal dan akhir dari sebuah kegiatan karena itu dijabarkan dengan dua kejadian yang biasanya dikenal sebagai kejadian kepala dan ekor. Kegiatan kegiatan yang berawal dari saat kejadian tertentu tidak dapat dimulai sampai kegiatan kegiatan yang berakhir pada kejadian yang sama diselesaikan. Suatu kejadian harus mendahulukan kegiatan yang keluar dari simpul atau nod tersebut.3. (anak panah terputus putus), menyatakn kegiatan semu atau dummy aktivity. Setiap anak panah memiliki peranan ganda dalam mewakili kegiatan dan membantu untuk menunjukan hubungan utama antar berbagai kegiatan. Dummy disini berguna untuk membatasi mulainya kegiatan seperti halnya kegiatan biasa, panjang dan kemiringan dummy ini juga tidak berarti apa apa sehingga tidak perlu berskala. Bedanya dengan kegiatan biasa ialah bahwa kegiatan dummy tidak memakan waktu dan sumber daya, jadi waktu kegiatan dan biaya sama dengan nol.4. (anak panah tebal), merupakan kegiatan pada lintasan kritis.2.3.3. Lintasan Kritis (Heizer dan Render, 2005) menjelaskan bahwa dalam dalam melakukan analisis jalur kritis, digunakan dua proses two-pass, terdiri atas forward pass dan backward pass. Lintasn kritis dalam suatu network planning biasanya ditandai dengan garis tebal untuk membedakan dengan lintasan non-kritis, lintasan kkritis selalu memulai poin kejadian atau event point dengan nilai EET = LET atau LET EET = 0. Berikut adalah cara perhitungan EET dilakukan dengan pengisian lebih dulu sampai selesai, yaitu dari kejadian 1 (satu) EET 0 (nol) sampai dengan kejadian yang paling akhir, EET terbesar.Rumus (EET)j = (EET)i + Dij....................... (2.1)Dij = duration activity i ke jEET = diisikan yang memberikan nilai paling besar(EET)6 = (EET)5 + 20 = 6 + 20 = 26 = 26 merupakan nilai terbesar dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Contoh Perhitungan EET

(LET)i = (LET)j + Dij....................... (2.2)EET = diisikanyang memberikan nilai paling kecil(EET)14 = (EET)18 + 8 = 25 8 = 17 = 17 merupakan nilai terkecil dapat di lihat pada Gamba 2.9.

Gambar 2.9 contoh pehitungan LET

LET= diisikan setelah rangkaian Network Plannig sempurna dan lengkap dengan isian EET-nya.= Isian nilai LET dimulai dari kanan (peristiwa kegiatan paling akhir)menuju ke kiri atau dari EET dengan nilai yang lebih besar menuju EET dengan nilai lebih kecil.Waktu ambang / Floating Time bisa juga disebut kelonggaran.TOTAL FLOAT = TF = (LET)j Dij (EET)i................................................. (2.3)FREE FLOAT = FF = (EET)j Dij (EET)i....................................................(2.4)INDEPENDENT FLOAT = IF = (EET)j Dij (LET)i..................................(2.5)TF = 59 15 38 = 6FF = 53 15 38 = 0IF = 53 15 38 = 0

Gambar 2.10 contoh perhitungan TF, FF, dan IF

2.4. PERT (Project Evaluation and Riview Technique)Teknik PERT (Project Evaluation and Rivie Technique) adalah suatu model yang bertujuan untuk mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta pengkoordinasi berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan pelaksanaan proyek yang teratur dan terkendali, karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah direncanakan dan ditetapkan terlebih dahuli.(Siswanto, 2007) PERT atau Project Evaluation and Riview Technique adalah sebuah model management science untuk perencanaan dan pengendalian sebuah proyek. Menurut Hedzer dan Render (2005), dalam PERT digunakan distribusi peluang berdasarkan tiga perkiraan waktu untuk setiap kegiatan, antara lai waktu optimis, waktu pesimis, dan waktu realistis.Menurut soeharto (1999), mengingat besarnya pengaruh angka angka a, m, dan b dalam metode PERT, maka beberapa hal perlu diperhatikan dalam menentukan angka estimasi, diantaranya :1. Estimator perlu mengetahui fungsi a, m dan b dalam hubungannya dengan perhitungan perhitungan dengan pengaruh metode PERT.2. Didalam proses estimasi angka angka a, m, dan b bagi masing masing kegiatan, jangan sampai dipengaruhi atau dihubungkan dengan target kurun waktu penyelesaian proyek.3. Bila tersedia data data pengalaman masa lalu (Historical Record), maka data demikian akan berguna untuk bahan pembanding dan banyak membantu mendapatkan hasil yang lebih meyakinkan.Dari kurva distribusi (gambar 2.11) dapat dijelaskan arti a, b, dan m. Kurva waktu yang menghasilkan puncak kurva adalah m. Kurva a dan b terletak di pinggir kanan kiri dari kurva distribusi, yang menandai batas rentang waktu kegiatan.Pada PERT, penekanan diarahkan kepada usaha mendapatkan kurun waktu yang paling baik (ke arah yang lebih akurat). PERT menggunakan unsur probability. Dalam Siswanto (2007), disebutkan bahwa PERT, melalui distribusi beta, menggunakan taksiran taksiran waktu untuk menentukan waktu penyelesaian suatu kegiatan agar lebih realistik. Menurut Hayan (2005), triple duration estimate merupakan dasar perhitungan untuk PERT yang mempunyai asumsi dasar bahwa suatu kegiatan dilakukan berkali kali, maka actual time akan membentuk distribusi beta dimana optimistic (waktu optimis) dan pessimistic duration (waktu pesimis) merupakan buntut (tail), sedangkan most likely duration (waktu realistis) adalah mode dari distribusi beta tersebut. Kemudian diasumsikan pendekatan dari durasi rata rata yang disebut expected return (te) dengan rumus sebagai berikut : ................................................................................................. (2.6)te = expected duration a = waktu optimis m = waktu realistis b = waktu pesimisDengan menggunakan konsep te, maka jalur kritis dapat diidentifikasi. Pada jalur kritis berlaku slack = 0 (Soeharto, 1999).Rentang waktu pada tiga angka estimasi PERT menandai derajat ketidakpastian dalam estimasi kurun waktu. Besarnya ketidakpastian tergantung pada besarnya angka a dan b, dirumuskan sebagai berikut :Deviasi standar kegiatan : .............................................................................................. (2.7)S = deviasi standar kegiatana = waktu optimis b = waktu pesimis

Untuk variasi kegiatan dirumuskan : Varians kegiatan : ............................................................................... (2.8)V(te) = varians kegiatanS = deviasi standar kegiatana = waktu optimis b= waktu pesimisUntuk mengetahui kemungkinan mencapai target jadwal dapat dilakukan dengan menghubungkan antara waktu yang diharapkan (TE) dengan target T(d) yang dinyatakan dengan rumus : ............................................................................................ (2.9)z = angka kemungkinan mencapai target T(d) = target jadwalTE = jumlah waktu kegiatan kritis S= deviasi standar kegiatanAngka z merupakan angka probabilitas yang persentasenya dapat dicari dengan menggunakan tabel distribusi normal kumulatif z.

Gambar 2.11 Tiga Macam Taksiran Waktu pada Distribusi Beta

Ketiga angka perkiraan waktu tadi, yaitu a, b, m, dihubungkan menjadi satu angka yang disebut teatau kurun waktu yang diharapkan. Angka te adalah angka rata-rata jika kejadian tersebut dikerjakan berulang dalam jumlah besar. Dalam menentukan angka tedipakai asumsi bahwa kemungkinan terjadinya peristiwa optimis (a) dan pesimis (b) adalah sama, sedangkan jumlah waktu yang paling mungkin (m) adalah 4 kali lebih besar dari dua peristiwa lainnya (gambar 2.12).

Gambar 2.12 Expected Value, Nilai Tengah, a, m, dan b dalam Distribusi Beta

2.5. Perbedaan PERT dan CPMAda beberapa perbedaan prinsip PERT dan PCM, diantaranya :1. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama dan layak, sedangkan pada PCM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek.2. Pada PERT yang ditentukan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu biaya proyek turut mengecil, sedangan CPM menekankan tepat biaya.3. Dalam PERT anak panah menunjukan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada PCM tanda panah adalah kegiatan.

3.5. 4.5. 5.5. 2.6. Optimalisasi (Maharany dan Fajarwati, 2006) menjelaskan bahwa analisis optimasi merupakan suatu proses penguraian data data awal dengan menggunakan suatu metode sebelumnya. Dalam penelitian ini, analisis optimasi diartikan sebagai suatu proses penguraian durasi proyek untuk mendapatkan percepatan durasi yang paling baik (optimal) dengan menggunakan berbagai alternatif ditinjau dari segi biaya. Proses memperpendek waktu kegiatan dalam jaringan kerja untuk mengurangi waktu pada jalur kritis, sehingga waktu penyelesaian total dapat dikurangi disebut sebagai crashingproyek (Heizer dan Render, 2005).BAB IIIMETODE PENELITIAN

1.1. Flow Chart PenelitianCara penelitian pada Tugas Akhir ini disajikan dalam diagram alur penelitian sebagai berikut :

PresentaseKeberhasilann SELESAI Metode CPM Metode PERT Network Planning Input Data LapangangRABTime ScheduleBarchat Perencanaan waktu pelaksanaan Mulai

Optimalisasi Waktu

Gambar 3.1 Diagram AlurPenelitianBAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. 2.1. 3.1. 4.1. Deskripsi Objek PenelitianWilayah Tasikmalaya terutama daerah Singaparna yang merupakan pusat pemerintahan kabupaten Tasikmalaya mengalami perkembangan yang cukup pesat khususnya dari sisi pertumbuhan ekonomi maupun perkembangan sarana dan prasarana fisik atau pembangunan. Salah satu pembangunan yang telah diselesaikan oleh pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya adalah pembangunan Jembatan Cideres yang merupakan penghubung Kec. Ciawi Kec. Sukahening yang panjang bentangnya mencapai 100 m.4.1.1. Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kab. TasikmalayaPembangunan jembatan Cideres pada ruas jalan Ciawi Singaparna berfungsi untuk menghubungkan suatu daerah atau jalur akses antara kec. Sukahening dan kec. Ciawi yang berada di rencana ruas jalan nasional. Pembangunan jembatan Cideres ini merupakan pembangunan tahun jamak melalui dan APBD kab. Tasikmalaya bantuan dari provinsi dengan panjang jembatan 100 m.4.1.2. Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kab. Tasikmalaya

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kab. Tasikmalaya1.1.3. 2.1.3. 3.1.3. 4.1.3. Lingkup Pekerjaan Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kab. TasikmalayaKonstruksi bangunan Jembatan merupakan bagian dari industri konstruksi. Pemilik (owner) biasanya merupakan suatu lembaga pemerintahan, baik itu pemerintah daerah ataupun pemerintahan pusat, seperti halnya pemilik Proyek Jembatan Cideres ini adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya. Proses pembangunan jembatan ini membutuhkan keahlian khusus dibidang perencanaan, desain dan konstruksi.Di Indonesia jenis pekerjaan atau lingkup pekerjaan konstruksi disebutkan dalam undang undang jasa konstruksi (UU no. 18 Tahun 1999), meliput :a. Pekerjaan arsitektur yang mencakup antara lain pengolahan bentuk dan massa bangunan gedung berdasarkan fungsi serta persyaratan yang diperlukan setiap pekerjaan konstruksi.b. Pekerjaan sipil yang mencakup antara lain pembangunan pelabuhan, bandara udara, jalan kereta api, pengamanan pantai, saluran irigasi atau kanal, bendungan, terowongan, struktural gedung, jalan, jembatan, reklamasi rawa, pekerjaan pemasangan perpipaan, pekerjaan pemboran dan pembukaan lahan.c. Pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan pekerjaan pemasangan produk produk rekayasa industri. Pekerjaan mekanikal mencakup antara lain pemasangan turbin, pendirian dan pemasangan instalasi pabrik, kelengkapan instalasi bangunan, pekerjaan pemasangan perpipaan air, minyak dan gas. Sedangkan pekerjaan elektrikal mencakup antara lain pembangunan jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan, pemasangan instalasi kelistrikan, telekomunikasi beserta kelengkapannya.d. Pekerjaan tata lingkungan mencakup pengerjaan pengolahan dan penataan akhir bangunan maupun lingkungannya.Lingkup pekerjaan proyek Jembatan Cideres hanya meliputi pekerjaan sipil. Hal ini dijelaskan dalam surat penawaran.4.1.4. PT. Propelat Prambanan Dwipaka, KSO Kontraktor PelaksanaPemilik (Owner) Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kabupaten Tasikmalaya adalah Dinas Bina Marga dan Perairan Kabupaten Tasikmalaya dan CV. Trimantra selaku konsultan perencana, sedangkan PT. Propelat Prambanan Dwipaka, KSO selaku kontraktor pelaksana dilapangan. Hal ini tercantum dalam surat perjanjian pembangunan pasal I definisi dan komunikasi butir I dan butir II.

4.1.5. Lingkup Usaha PT. Propelat Prambanan Dwipaka, KSOPT. Prambanan Dwipaka didirikan pada tanggal 29 tahun 1970 di Surabaya, Jawa Timur. Pada awalnya perusahaan ini memusatkan kegiatan usahanya pada bangunan rumah tinggal dan bangunan komersial. Dengan keahlian dan dedikasi personilnya, saat ini telah beroprasi secara nasional dan menjadi perusahaan yang dikenal di Indonesia. Selain bergerak di bidang jasa konstruksi sebagai usaha utama, PT. Prambanan Dwipaka juga meluaskan usahanya dibidang pabrik, real estate, pertokoan dan perkantoran dan perusahaan lainnya yang seluruhnya berjumlah kurang lebih 28 perusahaan. Sedangkan PT. Propelat didirikan pada tanggal 16 April 1968 di Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa konstruksi, property, perhotelan dan perdagangan. Kedua perusahaan Teresbut menjalin Kerja Sama Oprasi (KSO) dalam pelaksanaan paket proyek pembangunan Jembatan Cideres, Kiara Jangkung, Underpass dan cibereum yang nilai kontraknya mencapai tujuh puluh lima miliar lebih.

4.2. Hasil PenelitianHasil penelitian yang dilakukan di Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kab. Tasikmalaya yaitu adanya perbedaan antara waktu pelaksaan di lapangan dengan waktu perencanaan atau waktu yang telah disepakati dalam kegiatan pelaksanaan proyek tersebut. Adapun data data yang didapat dari lapangan adalah time schedule dan Rencana Anggaran Biaya (RAB), dengan data tersebut Penulis mencoba menganalisis waktu optimal pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kab. Tasikmalaya.

4.2.1. Penyusunan Urutan KegiatanMenyusun urutan atau hubungan kegiatan satu dengan kegiatan lainnya dalam proses membuat jaringan kerja, didasarkan atas logika ketergantungan, misalnya sebelum mendirikan Abutmen kita harus menyelesaikan dulu kegiatan galian, pemasangan pondasi, dan pemasangan footing, setelah itu baru kita bisa melaksanakan kegiatan pekerjaan Abutmen. Penyusunan urutan aktivitas kegiatan Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kab. Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Penyusunan Urutan Kegiatan Proyek Pembangunan Jembatan CideresKegiatanKeteranganKegiatan

Namaijyang mendahului

Kegiatan(1)(2)(3)(4)

a12Penyiapan Badan jalan-

b23Galian Batu1 - 2

c24Galian Biasa 1 - 2

d25Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 meter 1 - 2

e26Tiang Bor Beton, Diameter 800 mm1 - 2

f37Timbunan Biasa 2 - 3

g38Timbunan Pilihan2 - 3

h310Beton mutu sedang, fc20 MPa atau K-250 untuk footing2 - 3

i49Beton mutu rendah, fc10 MPa atau K-125 lantai kerja2 - 4, 2 - 5, 3 - 7, dan 3 - 8

j59

k79

l89

m611Beton mutu sedang, fc20 MPa atau K-250 untuk abutment2 - 6, 5 - 9, 4 -9, 7 - 9

n9118 - 9, dan 3 -10

o1011

p312Baja Tulangan U39 Ulir2 - 3

q1213Pipa Air Hujan Dia. 4"10 - 12

r1214Beton mutu sedang, fc30 MPa atau K-350 untuk slab10 - 12

s1328Expansion Joint Tipe Rubber 1 (celah 21-41 mm)12 - 13, 12 - 14

t1428

u115Mobilisasi-

v1116Beton mutu sedang, fc30 MPa atau K-350 untuk RC-Plate6 - 11, 9 - 11, 10 - 11

w15161 - 15, 21 - 23

x2316dan 23 - 24

y2416

z1617Galian untuk drainase saluran, dan saluran air11 - 16, 15 - 16, 23 16 dan 24 - 16

aa1618Pasangan batu dengan mortar untuk saluran11 - 16, 15 - 16, 23 16 dan 24 - 16

ab1728Pasangan batu 16 - 17, dan 16 - 18

ac1828

ad119Penyediaan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 350 cm-

ae1920Penurunan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 350 cm1 - 19

af2021Beton Siklop, fc15 MPa atau K-175 untuk sumuran 350 cm19 - 20

ag2022Beton mutu sedang, fc'20 Mpa atau K-250 untuk sumuran 350 cm19 - 20

ah2123Perletakan Elastomerik Jenis 3 (400 x 450 x 45)20 - 21

ai2124Beton mutu sedang, fc30 MPa atau K-350 untuk pier20 - 21 dan 20 - 22

aj2224

ak2225Unit Pracetak Gelagar Type I Bentang 25 meter20 - 22

al2526Kerb Pracetak22 - 25

am2527Sandaran Railling22 - 25

an2628Papan Nama Jembatan25 - 26

ao2728Pengecatan25 - 27

4.2.2. Optimalisasi Waktu Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kab. TasikmalayaDalam pelaksanaannya proyek pembangunan Jembatan Cideres Kabupaten Tasikmalaya ini mengalami keterlambatan, dikarenakan ada beberapa faktor penghambat, diantaranya faktor cuaca dan faktor keterlambatan bahan bahan matrial.Untuk mengembalikan tingkat kemajuan proyek ke rencana awal dibutuhkan suatu upaya penanganan yang baik guna mengejar durasi waktu yang terlambat walaupun harus diikuti dengan meningkatnya biaya. Oleh karena itu diperlukan analisa optimalisasi durasi proyek hingga pada akhirnya bisa diketahui berapa lama proyek tersebut akan selesai dan mencari kemungkinan adanya percepatan penyelesaian peroyek tersebut menggunakan metode metode CPM ( Critical Path Method Metode Jalur Kritis) dan PERT (Project Evaluation and Riview).

4.2.2.1. PERT (Project Evaluation and Riview Technique)Estimasi waktu pekerjaan proyek Pembangunan Jembatan Cideres dibagi menjadi 3 (tiga) estimasi waktu, yaitu durasi pesimis, durasi optimis, dan durasi harapan, untuk lebih jelasnya dapat diliat pada tabel (4.6 s/d 4.8).Tabel 4.2Penyelesaian Proyek Dengan Durasi PesimisNomorKegiatanKurunMulaiSelesai

NamaWaktu

Kegiatan( i )( j )( D )

a122706/01/2013 8:0007/02/2013 17:00

b232807/02/2013 8:0008/02/2013 17:00

c245607/02/2013 8:0009/14/2013 17:00

d255607/02/2013 8:0009/14/2013 17:00

e269107/02/2013 8:0010/25/2013 17:00

f372808/02/2013 8:0009/13/2013 17:00

g382808/02/2013 8:0009/13/2013 17:00

h3105308/02/2013 8:0010/12/2013 17:00

i493509/14/2013 08:0010/23/2013 17:00

j593509/14/2013 08:0010/23/2013 17:00

k793509/13/2013 08:0010/22/2013 17:00

l893509/13/2013 08:0010/22/2013 17:00

m6116310/25/2013 08:0001/11/2014 17:00

n9116310/23/2013 08:0001/09/2014 17:00

o10116310/12/2013 8:0012/24/2014 17:00

p101210510/12/2013 8:0002/15/2014 17:00

q12135902/15/2014 08:0004/24/2014 17:00

r12146302/15/2014 08:0004/29/2014 17:00

s13284204/24/2014 08:0006/12/2014 17:00

t14284204/29/2014 08:0006/18/2014 17:00

u1158406/01/2013 8:0009/16/2013 17:00

v11165601/11/2014 8:0003/15/2014 17:00

w15165609/16/2013 08:0011/19/2013 17:00

x23165601/06/2014 8:0003/10/2014 17:00

y24165601/17/2014 08:0003/22/2014 17:00

z16173503/22/2014 08:0005/01/2014 17:00

aa16183503/22/2014 08:0005/01/2014 17:00

ab17284205/01/2014 8:0006/18/2014 17:00

ac18284205/01/2014 8:0006/18/2014 17:00

ad1194206/01/2013 8:0007/18/2013 17:00

ae19204207/18/2013 08:0009/16/2013 17:00

af20213309/16/2013 08:0010/19/2013 17:00

ag20223509/16/2013 08:0010/22/2013 17:00

ah21236310/19/2013 08:0001/06/2014 17:00

ai21247010/19/2013 08:0001/14/2014 17:00

aj22247010/22/2013 08:0001/17/2014 17:00

ak222511210/22/2013 08:0003/07/2014 17:00

al25263603/07/2014 8:0004/17/2014 17:00

am25273603/07/2014 8:0004/17/2014 17:00

an26283504/17/2014 08:0005/27/2014 17:00

ao27283504/17/2014 08:0005/27/2014 17:00

Analisis teknik durasi harapan pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kab. Tasikmalaya adalah sebagai berikut :Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : D = DurasiV = Volume PekerjaanP = Koefisien Pekerja atau Koefisien AlatAnalisis koefisien alat pada pekerjaan ad adalah sebagai berikut, D = 36 hari, V = 47 m3 maka : P = m3 / mingguAnalisis teknik durasi harapan pekerjaan yang lainnya menggunakan cara yang sama dengan analisis perhitungan pekerjaan ad.

Tabel 4.3Penyelesaian Proyek Dengan Durasi Paling MungkinNomorKurunMulaiSelesai

NamaKegiatanWaktu

Kegiatan( i )( j )( D )

a122406/01/2013 8:0006/28/2013 17:00

b232406/28/2013 08:0007/26/2013 17:00

c244806/28/2013 08:0009/02/2013 17:00

d254806/28/2013 08:0009/02/2013 17:00

e267206/28/2013 08:0009/30/2103 17:00

f372407/26/2013 08:0009/02/2013 17:00

g382407/26/2013 08:0009/02/2013 17:00

h3104807/26/2013 08:0009/30/2013 17:00

i493009/02/2013 8:0010/05/2013 17:00

j593009/02/2013 8:0010/05/2013 17:00

k793009/02/2013 8:0010/05/2013 17:00

l893009/02/2013 8:0010/05/2013 17:00

m6114809/30/2013 08:0011/23/2013 17:00

n9114810/05/2013 8:0011/29/2013 17:00

o10114809/30/2013 08:0011/23/2013 17:00

p10129609/30/2013 08:0001/24/2014 17:00

q12134801/24/2014 08:0003/20/2014 17:00

r12144801/24/2014 08:0003/20/2014 17:01

s13282403/20/2014 08:0004/16/2014 17:00

t14282403/20/2014 08:0004/16/2014 17:00

u1157206/01/2013 8:0009/03/2013 17:00

v11164211/29/2013 08:0001/22/2014 17:00

w15164209/03/2013 8:0010/21/2013 17:00

x23164211/27/2013 08:0001/20/2013 17:00

y24164211/29/2013 08:0001/22/2014 17:00

z16172401/22/2014 08:0002/18/2014 17:00

aa16182401/22/2014 08:0002/18/2014 17:00

ab17282402/18/2014 08:0003/17/2014 17:00

ac18282402/18/2014 08:0003/17/2014 17:00

ad1193606/01/2013 8:0007/12/2013 17:00

ae19203607/12/2013 8:0009/02/2013 17:00

af20212809/02/2013 8:0010/03/2103 17:00

ag20223009/02/2013 8:0010/05/2013 17:00

ah21234810/03/2013 8:0011/27/2013 17:00

ai21244810/03/2013 8:0011/27/2013 17:00

aj22244810/05/2013 08:0011/29/2013 17:00

ak22259610/05/2013 08:0001/30/2014 17:00

al25262401/30/2014 08:0002/26/2014 17:00

am25272401/30/2014 08:0002/26/2014 17:00

an26282402/26/2014 08:0002/27/2014 17:00

ao27282402/26/2014 08:0002/27/2014 17:00

Tabel 4.4Penyelesaian Proyek Dengan Durasi OptimisNomorKurunMulaiSelesai

NamaKegiatanWaktu

Kegiatan( i )( j )( D )

a122106/01/2013 08:0006/25/2013 17:00

b232106/25/2013 08:0007/18/2013 17:00

c244006/25/2013 08:0008/20/2013 17:00

d254006/25/2013 08:0008/20/2013 17:00

e266206/25/2013 08:0009/14/2013 17:00

f372007/18/2013 08:0008/20/2013 17:00

g382007/18/2013 08:0008/20/2013 17:00

h3104307/18/2013 08:0009/16/2013 17:00

i492508/20/2013 08:0009/18/2013 17:00

j592508/20/2013 08:0009/18/2013 17:00

k792508/20/2013 08:0009/18/2013 17:00

l892508/20/2013 08:0009/18/2013 17:00

m6113309/14/2013 08:0010/22/2013 17:00

n9113309/18/2013 08:0010/25/2013 17:00

o10113309/16/2013 08:0010/23/2013 17:00

p10129009/16/2013 08:0001/03/2014 17:00

q12133701/03/2014 8:0002/13/2014 17:00

r12143501/03/2014 8:0002/11/2014 17:00

s13282002/13/2014 08:0003/07/2014 17:00

t14282002/11/2014 8:0003/05/2014 17:00

u1156006/01/2013 08:0008/19/2013 17:00

v11162810/25/2014 08:0011/26/2013 17:00

w15162808/19/2013 08:0009/26/2013 17:00

x23162811/01/2013 8:0012/03/2013 17:00

y24162811/09/2013 8:0012/11/2013 17:00

z16172212/11/2013 8:0001/10/2014 17:00

aa16182212/11/2013 8:0001/10/2014 17:00

ab17282001/10/2014 8:0002/01/2014 17:00

ac18282001/10/2014 8:0002/01/2014 17:00

ad1193006/01/2013 08:0007/05/2013 17:00

ae19203007/05/2013 8:0008/19/2013 17:00

af20212708/19/2013 08:0009/25/2013 17:00

ag20222708/19/2013 08:0009/25/2013 17:00

ah21233309/25/2013 08:0011/01/2013 17:00

ai21244009/25/2013 08:0011/09/2013 17:00

aj22244009/25/2013 08:0011/09/2013 17:00

ak22258009/25/2013 08:0012/26/2013 17:00

al25262012/26/2013 08:0001/23/2014 17:00

am25272012/26/2013 08:0001/23/2014 17:00

an26281901/23/2014 08:0002/13/2014 17:00

ao27281901/23/2014 08:0002/13/2014 17:00

Metode PERT menggunakan 3 (tiga) estimasi waktu yaitu waktu optimis (a), waktu pesimis (b), dan waktu yang paling mungkin (m) yang didapat dari wawancara terhadap estimator internal, pelaksana dilapangan, mandor dan estimator axternal. Hasil rata rata ketiga perkiraan waktu diatas akan didapat waktu yang diharapkan (te), standar deviasi (S), dan Varians kegiatan V(te) pada masing masing kegiatan. Standar deviasi dan Varians kegiatan V(te) digunakan untuk mengukur ketidak pastian suatu kegiatan.pada pekerjaan ad (Pekerjaan Penyediaan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 350 cm), diperkirakan.Kurun Waktu Optimis (a)= 30 HariKurun Waktu Pesimis (b)= 42 HariKurun Waktu paling mungkin= 36 HariMaka : = 36 Hari= 2= 4

Pada pekerjaan ae (Penurunan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 350 cm), diperkirakan :Kurun Waktu Optimis (a)= 30 HariKurun Waktu Pesimis (b)= 42 HariKurun Waktu paling mungkin= 36 HariMaka :

= 2= 4

Pada pekerjaan ag (Beton mutu sedang, fc'20 Mpa atau K-250 untuk sumuran 350 cm), diperkirakan :Kurun Waktu Optimis (a)= 27 HariKurun Waktu Pesimis (b)= 35 HariKurun Waktu paling mungkin= 30 HariMaka :

= 1,33= 1,78

Pada pekerjaan aj (Beton mutu sedang, fc30 MPa atau K-350 untuk pier), diperkirakan :Kurun Waktu Optimis (a)= 40 HariKurun Waktu Pesimis (b)= 70 HariKurun Waktu paling mungkin= 48 HariMaka :

= 5= 25

Pada pekerjaan y (Beton mutu sedang, fc30 MPa atau K-350 untuk RC-Plate), diperkirakan :Kurun Waktu Optimis (a)= 28 HariKurun Waktu Pesimis (b)= 56 HariKurun Waktu paling mungkin= 42 HariMaka :

= 4,67= 21,78

Pada pekerjaan z (Galian untuk drainase saluran, dan saluran air), diperkirakan :Kurun Waktu Optimis (a)= 22 HariKurun Waktu Pesimis (b)= 35 HariKurun Waktu paling mungkin= 24 HariMaka :

= 2,17= ,4,71

Pada pekerjaan ab (Pasangan batu), diperkirakan :Kurun Waktu Optimis (a)= 20 HariKurun Waktu Pesimis (b)= 42 HariKurun Waktu paling mungkin= 24 HariMaka :

= 3,67= 13,44

Dari beberapa kegiatan yang ada pada jalur kritis kegiatan pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kab. Tasikmalaya sebagaimana telah dihitung diatas, yang mempunyai nilai varians paling besar ada pada kegiatan aj (Beton mutu sedang, fc30 MPa atau K-350 untuk pier) dengan nilai V(te)) = 25. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan Beton mutu sedang, fc30 MPa atau K-350 untuk pier mempunyai derajat ketidak pastian yang lebih besar di bandingkan dengan kegiatan pekerjaan yang lainnya dalam kaitannya dengan estimasi kurun waktu.Dari data hubungan ketergantungan antar pekerjaan dan durasi yang diharapkan tiap pekerjaan (te), dapat disusun kembali jaringan kerja yang dapat menginformasikan waktu paling awal peristiwa terjadi (the earliest time of occurrence TE) dan waktu paling akhir peristiwa terjadi (the last time of occurrence TL) dan waktu senggang (slack atau float) sehingga mendapatkan jalur kritis.Net Work Planning

Notasi :LET1EET1DurasiKegiatanIDLET1EET1ID919191280280280280280112280322353536361126370703533424242423535565656568442426359105636363353535355328289156562827aoanamalakajaiahagafaeadacabaazyxmvwutsrqponl10035559883917834835831010891181266118126111811891216021713219142232832222731158418916245245172801828019424220848421117119221191192318018924189189252312442626727267abcdegfhijk

Gambar 4.2NetWork Planning Pembangunan Jembatan Cideres

4.2.2.2. Jalur Kritis Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kab. TasikmalayaLintasan kritis menunjukkan bahwa kegiatan atau pekerjaan yang berada pada jalur tersebut tidak boleh terlambat pada saat memulainya dan saat penyelesaianya (TF = 0). Dari jaringan kerja diatas kita bisa melihat lintasan kritis (critical path)nya berada pada kegiatan ad, ae, ag, aj, ay, z, aa, ab, dan ac.Tabel 4.5 Perhitungan EET (Earlies Event Time)NamaEETiDurasiEETjKet

Kegiatan( D )

a02727

b272855

c275683

d275683

e2791118

f552883

g552883

h5553108

i8335118

j8335118

k8335118

l8335118

m11863181

n11863181

o10863181

p55105160

q16059219

r16063223

s27242322

t27642322

u08484

v18156245

w8456245

x18056245

y18956245

z24535280

aa24535280

ab28042322

ac28042322

ad04242

ae424284

af8433117

ag8435119

ah11763180

ai11770189

aj11970189

ak119112231

al23136267

am23136267

an26735322

ao26735322

Tabel 4.6 Perhitungan LET (Latest Event Time)NamaLETjDurasiLETiKet

Kegiatan( D )

ao32235280

an32235280

am28036244

al28036244

ak244112119

aj18970119

ai18970119

ah18963119

ag1193584

af1193384

ae844242

ad42420

ac32242280

ab32242280

aa28035245

z28035245

y24556189

x24556189

w24556189

v24556189

u189840

t32242280

s32242280

r28063217

q28059217

p21710559

o18963112

n18963126

m18963126

l1263591

k1263591

j1263591

i1263591

h1125359

g912859

f912859

e1269131

d915631

c915631

b592831

a31270

Perhitungan Free Float (FF = EETj Durasi EETi), hasil perhitungan Free Float dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.7 Perhitungan Free Float FFNamaEETjDurasiEETiFFKet

Kegiatan( D )

a272700

b5528270

c8356270

d8356270

e11891270

f8328550

g8328550

h10853550

i11835830

j11835830

k11835830

l11835830

m181631180

n181631180

o1816310810

p2131051080

q272592130

r276632130

s322422728

t322422764

u848400

v245561818

w2455684105

x245561809

y245561890

z280352450

aa280352450

ab322422800

ac322422800

ad424200

ae8442420

af11733840

ag11935840

ah180631170

ai189701172

aj189701190

ak2311121190

al267362310

am267362310

an3223526720

ao3223526720

Perhitungan Total Float(TF = LETj Durasi EETi), hasil perhitungan seluruh Total Float dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.8 Perhitungan Total FloatNamaLETjDurasiEETiTFKet

Kegiatan( D )

a312704

b5928274

c9156278

d9156278

e12691278

f9128558

g9128558

h11253554

i12635838

j12635838

k12635838

l12635838

m189631188

n189631188

o1896310818

p2171051084

q280592138

r280632134

s322422728

t322422764

u189840105

v245561818

w2455684105

x245561809

y245561890Kritis

z280352450Kritis

aa280352450Kritis

ab322422800Kritis

ac322422800Kritis

ad424200Kritis

ae8442420Kritis

af11933842

ag11935840Kritis

ah189631179

ai189701172

aj189701190Kritis

ak24411211913

al2803623113

am2803623113

an3223526720

ao3223526720

Dari gambar network planning di atas pekerjaan yang berada pada jalur kritis adalah pekerjaan Penyediaan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 350 cm (ad), Penurunan dinding sumuran silinder, diameter 350 cm (ae), Beton mutu sedang, fc'20 Mpa atau K-250 untuk sumuran 350 cm (ag), Beton mutu sedang, fc30 MPa atau K-350 untuk pier (aj), Beton mutu sedang, fc30 MPa atau K-350 untuk RC-Plate (y), Galian untuk drainase saluran, dan saluran airGalian untuk drainase saluran, dan saluran air (z), Pasangan batu dengan mortar untuk saluran (aa), Pasangan batu (ab), dan (ac) dengan total durasi. Jalur kritis sendiri di dapat dari hasil pengurangan LET EET = 0 (slack atau float = 0).(te)a-ab= (te)ad + (te)ae + (te)ag + (te)aj + (te)y + (te)z + (te)ab= 36 + 36 + 30,33 + 50,33 + 42 + 25,5 + 26,33= 246,49 ~ 247HariV(te)a-ab = V(te)ad + V(te)ae + V(te)ag + V(te)aj + V(te)y + V(te) z + V(te) ab= 4 + 4 + 1,78 + 25 + 21,78 + 4,71 + 13,44= 74,71Distribusi normal umum dapat di rumuskan sebagai berikutp(x) = p(x)= deviasi standarx= nilai data= 3,14159e= 2,71828= rata rataBesarnya nilai rata rata dan deviasi standar tidak akan mempengaruhi distribusi probabilitas yang berbentuk normal, karena seluruh daerah kurva normal = 1, maka daerah kurva normal dapat menunjukan probabilitas. Secara matematis dapat dikatakan bahwa :1. 68% dari seluruh nilai data terletak pada jarak plus dan minus 1 deviasi standar yang diukur dari mean.2. 95% dari seluruh nilai data terletak pada jarak plus dan minus 2 deviasi standar yang diukur dari mean.3. 99,7% dari seluruh nilai data terletak pada jarak plus dan minus 3 deviasi standar yang diukur dari mean.Dengan total varians V(te)ad-ab = 74,71 maka deviasi standar S = = 8,64. Dari sifat kurva distribusi normal dimana 99,7% area berada dalam interval (te+3S) maka rentang 3S peristiwa I adalah 3 x 8,64 = 25,93 ~ 26 hari. perkiraan kurun waktu pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan Cideres adalah 247 26 hari. Perkiraan waktu optimal pelaksanaan proyek Pembangunan Jembatan Cideres adalah 247 26 = 221hari , dan penyelesaian proyek paling lambat adalah 247 + 26 = 273hari.Untuk mengetahui kemungkinan mencapai target pelaksanaan yang di perkirakan dapat kita lakukan dengan cara menghubungkan antara waktu yang diharapkan (TE) dengan T(d) yang dinyatakan dengan rumus :z = z = = -3,01

z = = 3,01Dengan menggunakan tabel distribusi normal komulatif dengan z = -3,01 didapaT nilai sebesar 0,0013. Hal ini menunjukan bahwa probabilitas Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kab. Tasikmalaya pada hari ke-221 hanya 0,133%. Sedangkan untuk nilai z = 3,01 didapat nilai 0,9987 yang menunjukan probabilitas Proyek Pembangunan Jembatan Cideres Kab. Tasikmalaya pada hari ke-273 sebesar 99,87%. Untuk analisis target penyelesaian selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Target Penyelesaian Yang Ingin di CapaiNoTarget PenyelesaianDeviasiDistribusiProbabilitas kemungkinan

T(d)zNormalProyek dapat selesai 100%

(Hari)Comulative(%)

1221-3,010,00130,13

2222-2,890,00190,19

3223-2,780,00270,27

4224-2,660,00390,39

5225-2,550,00540,54

6226-2,430,00760,76

7227-2,310,01041,04

8228-2,200,01321,32

9229-2,080,01881,88

10230-1,970,02442,44

11231-1,850,03223,22

12232-1,740,04094,09

13233-1,620,05265,26

14234-1,500,06686,68

15235-1,390,08238,23

16236-1,270,102010,20

17237-1,160,123012,30

18238-1,040,149214,92

19239-0,930,176217,62

20240-0,810,209020,90

21241-0,690,245124,51

22242-0,580,281028,10

23243-0,460,322832,28

24244-0,350,363236,32

25245-0,230,409140,91

26246-0,120,452245,22

272470,000,500050,00

282480,120,547854,78

292490,230,591059,10

302500,350,636863,68

312510,460,677267,72

322520,580,719071,90

332530,690,754975,49

342540,810,791079,10

352550,930,823882,38

362561,040,850885,08

372571,160,876987,698

382581,270,898089,796

392591,390,917791,774

402601,500,933293,319

412611,620,947494,738

422621,740,959195,907

432631,850,967896,784

442641,970,975697,558

452652,080,981298,124

462662,200,986898,679

472672,310,989698,96

482682,430,992599,25

492692,550,994699,46

502702,660,996199,61

512712,780,997399,73

522722,890,998199,81

532733,010,998799,87

Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat apabila semua pelaksanaan pekerjaan ditargetkan selesai 100% pada hari ke-221, maka peluang atau kemungkinan proyek Jembatan Cideres ini selesai 100% sebesar 0,13%. Dan apabila semua kegiatan proyek Jembatan Cideres ini ditargetkan selesai pada hari ke-247 selesai 100%, maka peluang untuk tercapainya sebesar 50%. Kemudian apabila semua kegiatan pekerjaan Proyek Jembatan Cideresini ditargetkan selesai 100% pada hari ke-273, maka peluang untuk tercapainya sebesar 99,87%. Jadi apabila Proyek Jembatan Cideres ini ditarget selesai 100% pada hari ke-221 sangat kecil (0,13%) sedangkan apabila Proyek Jemabatan Cideres ditargetkan selesai 100% pada hari ke-273 maka peluang tercapainya sangat mungkin (99,87%). Pelaksanaan Proyek Jembatan Ciawi ini dimulai pada tamgga 1 Juni 2013 dan tanggal estimasi penyelesaiannya tidak sama dikarenakan metode PERT ini menggunakan tiga estimasi. Apabila menggunakan estimasi durasi optimis maka proyek Jembatan Cideres akan selesai pada taggal 7 Maret 2014, sedangkan apabila menggunakan estimasi durasi harapan proyek Jembatan Ciawi akan selesai pada tanggal 16 April 2014, dan apabila proyek Jembatan Ciawi ini menggunakan estimasi durasi pesimis proyek Jembatan Ciawi akan selesai pada tanggal 18 Juni 2014. Penyelesaian dilapangan dengan durasi harapan masih dalam waktu interval waktu optimis dan waktu pesimis. Dan hanya berbeda 49hari.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan1. Jaringan kerja (Network) pada pelaksanaan Jembatan Cideres dimulai dengan tiga kegiatan, yaitu kegiatan pekerjaan mobilisasi, penyiapan badan jalan dan kegiatan penyediaan dinding sumuran silinder, diameter 350 cm. Dan diakhiri dengan 4 kegiatan, yaitu kegiatan pekerjanaan Expansion Joint Tipe Rubber 1 (celah 21-41 mm), pasangan batu, pengecatan dan kegiatan papan nama jembatan.2. Jalur alur kritis pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan Cideres terdapat pada kegiatan Penyediaan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 350 cm (ad),Penurunan dinding sumuran silinder, diameter 350 cm (ae), Beton mutu sedang, fc'20 Mpa atau K-250 untuk sumuran 350 cm (ag), Beton mutu sedang, fc30 MPa atau K-350 untuk pier (aj), Beton mutu sedang, fc30 MPa atau K-350 untuk RC-Plate (y), Galian untuk drainase saluran, dan saluran airGalian untuk drainase saluran, dan saluran air (z), Pasangan batu dengan mortar untuk saluran (aa),Pasangan batu(ab), dan ac.3. Waktu optimal menggunakan metode PERT dan CPM pada pelaksanaan Jembatan Cideres di dapat sebesar 273 hari dengan kemungkinan selesai 100% adalah sebesar 99,87%.

5.2. Saran1. Sebaiknya jaringan kerja (Network) pada pelaksanaan Proyek Jembatan Cideres pada kegiatan penyediaan dinding sumuran diamter 350 cm sebaiknya tidak ditempatkan pada kegiatan pertama dimulainya pelaksanaan proyek.2. Pelaksanaan pada kegiatan kritis harus diawasi lebih ketat supaya tidak terjadi keterlambatan pada saat mulai dan selesainya.3. Pengawasan dan penambahan Sumber Daya Manusi (SDM) pelaksanaan setiap kegiatan pekerjaan harus lebih ditingkatkan supaya waktu optimal pelaksanaan proyek Jembatan Cideres dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Badri Sofwan, Drs. (1991). Dasar Dasar Network Planning.Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.Widiasanti Irika, Ir. M.T. & Lenggogeni, M.T. (2013). Manajemen Konstruksi.Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.Soeharto Iman, IR. (1995). Manajemen Proyek dari konseptual sampai oprasionalPenerbit PT. Erlangga, Jakarta.Sultan Mahendra, Ir. (2004). Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola ProyekPenerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, JakartaErvianto I. Wulfram (2002). Manajemen Proyek KonstruksiPenerbit Andi, YogyakartaKaraini Akhirson Armaini. Pengantar Manajemen Proyek.Nurarifin Iman Arif. Makalah Manajemen Konstruksi.http://fadlysutrisno.wordpress.com/2010/07/20/manajemen-proyek/ diakses pada tanggal 17 - Agustus - 2014