jurnal1

6
JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Judul : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL DAN SENYAWA ORGANIK BERDASARKAN SIFAT FISIKNYA Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik. 2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organik. Latar Belakang Senyawa organik ada di sekitar kita, berbagai macam wujudnya seperti karbohidrat, protein, lemak, dan sebagainya. Makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari senyawa-senyawa organik disekitarnya. Untuk itu, identifikasi terhadap senyawa-senyawa organik akan memberikan kita pengetahuan lebih mendalam mengenai senyawa-senyawa organik yang ada beserta fungsinya dalam kehidupan makhluk hidup. Senyawa-senyawa organik dikelompokkan dengan menggunakan gugus fungsi. Gugus-gugus fungsi ini menggambarkan sifat fisik dan kimia dari senyawa organik tersebut. Perbedaan sifat fisik maupun kimianya secara kualitatif memberikan respon yang berbeda pada reaktan tertentu. Oleh karena pentingnya pengetahuan tentang hal tersebut dan cara membedakan senyawa–senyawa organik, maka kita perlu untuk melakukan percobaan identifikasi gugus fungsi.

Upload: thelord-horochimaru

Post on 27-Sep-2015

99 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

kimor

TRANSCRIPT

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIKJudul: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL DAN SENYAWA ORGANIK BERDASARKAN SIFAT FISIKNYATujuan Percobaan: 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik.2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organik.Latar Belakang Senyawa organik ada di sekitar kita, berbagai macam wujudnya seperti karbohidrat, protein, lemak, dan sebagainya. Makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari senyawa-senyawa organik disekitarnya. Untuk itu, identifikasi terhadap senyawa-senyawa organik akan memberikan kita pengetahuan lebih mendalam mengenai senyawa-senyawa organik yang ada beserta fungsinya dalam kehidupan makhluk hidup. Senyawa-senyawa organik dikelompokkan dengan menggunakan gugus fungsi. Gugus-gugus fungsi ini menggambarkan sifat fisik dan kimia dari senyawa organik tersebut. Perbedaan sifat fisik maupun kimianya secara kualitatif memberikan respon yang berbeda pada reaktan tertentu. Oleh karena pentingnya pengetahuan tentang hal tersebut dan cara membedakan senyawasenyawa organik, maka kita perlu untuk melakukan percobaan identifikasi gugus fungsi.Gugus fungsi suatu senyawa organik menyebabkan senyawa tersebut hanya dapat bereaksi dengan rekatan tertentu atau melakukan reaksi kimia yang hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak dapat bereaksi dengan gugus fungsi yang lain. Masing-masing senyawa organik memiliki sifat tertentu yang bergantung pada gugus fungsionil yang dimilikinya. Beberapa senyawa dengan gugus fungsi berbeda dapat memiliki sifat yang sama/mirip (Prasojo, 2010).Pada percobaan pertama menggunakan pereaksi brom untuk mengidentifikasi apakah senyawa tersebut jenuh atau tidak. Pereaksi ini memberikan tanda yaitu hilangnya warna coklat dari Brom (Br2) apabila positif mengandung ikatan rangkap pada suatu senyawa organik. Sedangkan, percobaan selanjutnya untuk menguji ketidakjenuhan senyawa organik adalah dengan menggunakan larutan KMnO4 yang mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkana dan senyawa aromatik umumnya tidak reaktif dengan KMnO4. Terjadinya reaksi ini ditandai dengan hilangnya warna ungu dari KMnO4 dan terbentuknya endapan coklat MnO2. Produk yang dihasilkan adalah suatu glikol atau 1,2-diol.Praktikum kali ini juga menguji keberadaan halogen yaitu dengan larutan AgNO3 dan bahan yang digunakan adalah klorobensen dimana klor merupakan golongan halogen. Selain itu, pengujian selanjutnya adalah untuk mengidentifikasi keberadaaan alkohol dengan menggunakan etanol dan aseton. Aseton yang merupakan senyawa keton adalah turunan dari alkohol sekunder. Pengujian senyawa selanjutnya adalah untuk mengidentifikasi keberadaan aldehida dan keton. Pengujian dilakukan dengan tes fehling, dimana larutan ini mengandung ion kompleks tembaga (II) yang disiapkan dengan mencampurkan larutan fehling A yang mengandung tembaga sulfat ke fehling B yang mengandung natrium hidroksida dan garam Rochelle. Selama oksidasi, aldehid akan menjadi asam karboksilat, ion tembaga (II) direduksimenjadi tembaga (I) yang mengendap sebagai tembaga (I) oksida yang berwarna merah (Fessenden, 1982). Pengujian yang terakhir adalah pengujian keberadaan fenol dengan menggunakan beberapa bahan yang dicampur menjadi satu sehingga pada hasilnya nanti akan menujukkan adanya tanda-tanda senyawa fenol.Selain uji kimia, dilakukan pula pengujian sifat-sifat fisika. Suatu senyawa organik pasti memiliki titik didih, titik leleh, berat jenis larutan, dan beberapa memiliki indeks refraksi. Maka dari itu, dilakukan pengujian dari beberapa sample yang disediakan untuk memudahkan identifikasi dan klasifikasinya. Penentuan titik didih suatu senyawa dilakukan dengan memanaskan senyawa lalu memulai perhitungan suhu dengan termometer saat senyawa mulai mengeluarkan gelembung udara, karena mendidih berarti senyawa cair mulai berubah menjadi uap. Untuk menentukan titik leleh, digunakan senyawa dalam bentuk kristal, sehingga dapat diukur waktu dan suhu saat senyawa tersebut meleleh, yang dalam artian, meleleh adalah dari padat menjadi cair. Berat jenis larutan dilakukan dengan menentukan massa jenis larutan yaitu dengan menghitung rumus massa jenis. Penentuan indeks refraksi menggunakan alat khusus yang disebut prisma, karena prisma dapat memantulkan cahaya dan membentuk sudut refraksi. Untuk penentuan putaran optik digunakan alat yang disebut polarimeter (Hoffman,2004).

Prinsip Kerja1. Uji kimia ketidakjenuhan1.1 Reaksi dengan brom Prinsip kerja pemutusan ikatan rangkap untuk menguji kejenuhan senyawa organik.1.2 Oksidasi dengan KMnO4Mengoksidasi senyawa tak jenuh dengan KMnO4.2. Uji adanya halogenReaksi reduksi halogen dengan AgNO33. Uji adanya OH alkohol Reduksi keton menjadi etanol dan oksidasi etanol menjadi keton.4. Uji adanya aldehida dan keton Uji fehling dengan prinsip oksidasi tembaga sulfat5. Uji fenol Penentuan koefisien fenol.B. Identifikasi secara Fisika1. Penentuan Titik Didih (Metode Siwolonoff) Pemanasan dengan air.2. Penentuan Titik Leleh Pelelehan benda padat menjadi cair.3. Penentuan Putaran Optik Menghitung besarnya sudut putar pada polarimeter.4. Penentuan Berat Jenis Larutan Penentuan berat jenis dengan piknometer.5. Indeks Refraksi Selisih sudut deviasi pada prisma.

Alat Piknometer Penangas air 8 tabung reaksi Neraca Refraktometer Abbe Gelas beker 500mL

1 set alat destilasi Pemanas listrik Gelas ukur 50mL Termometer 0-110 Polarimeter 2 labu ukur 10mL 5 pipet tetes 1 pipet volum 10mL

Bahan 5 gram CrO3 dalam 15mL air dan 5 mL H2SO4 pekat 2,4-dinitofenilhidrasin, dietilin glikol atau DMF, HCl pekat Fehling A; 34,64g CuSO4.5H2O dalam 500mL larutan Fehling B; 65g NaOH dan 173g KNa tartarat dalam 500mL larutan Larutan 5% AgNO3, Larutan 5%NaOH, larutan NH3 encer. Larutan 5% Br2 dalam n-oktanol atau CH2Cl2 Etanol, terpentin, 1-propanol, 1-propanon, 2-propanon, heksana, benzaldehida, klorobensena, aseton, fenol Larutan 1% Br2 Larutan FeCl2 Larutan 2% KMnO4 5% Br2 dalam oktanol atau CH2Cl2 atau 1% dalam air Larutan 15% NaI dalam aseton 2% AgNO3 dalam etanol 95%

Waktu yang dibutuhkan1. Uji adanya halogenDidiamkan beberapa menit sampai ada endapan2. Uji aldehida dan ketonDimasukkan dalam penangas selama 5 menit

Daftar PustakaFessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden. 1997. Kimia Organik jilid 1 edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.Hoffman, Robert V. 2004. Organic Chemistry Second Edition. America : John Wiley and Sons.Prasojo. 2010. Kimia Organik I. Yogyakarta : Gajah Mada Press.

Nama PraktikanArina Amalia Putri (141810401028)