jurnal-vol-2-no-1-46-54.pdf

9
46 PANCASILA DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL DR. A. DIRWAN MSc UNIVESITAS SURYA DARMA Abstrak Dalam krisis global yang dialami saat ini, ketangguhan nilai-nilai Pancasila juga diuji dengan memudarnya sikap dan perilaku komponen bangsa antara lain, disebabkan oleh krisis ekonomi dan moneter yang berkembang menjadi krisis multi dimensi di seluruh bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Krisis diperparah oleh menurunnya akhlak, etika dan moral, serta korupsi dan penegakkan hukum yang masih seperti menegakkan benang basah. Di sisi lain Gerakan reformasi telah menyimpang dari tujuan, seperti, konsep HAM dan demokrasi diartikan sebagai kebebasan mutlak, berkembang sentimen kedaerahan dan primordialisme, muncul gejala disintegrasi bangsa baik yang bersifat wacana maupun terorganisasi. Pendahuluan Pancasila sebagai ideologi negara merupakan falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang mengandung nilai- nilai moral, etika dan cita-cita luhur, serta keselarasan, keseimbangan, kekeluargaan dan kebersamaan. Dengan berlandaskan Pancasila, implementasi nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, nasionalisme, patriotisme, percaya terhadap kekuatan sendiri, kedisiplinan dan kepemimpinan di tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, seharusnya mampu meningkatkan ketahanan nasional. Dalam kenyataannya, “pokok-pokok etika kehidupan berbangsa yang mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sportifitas, etos kerja, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan serta martabat bangsa,” 2 belum dapat diwujudkan. Negara yang berdasarkan Pancasila dinilai belum mampu memberikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kesejahteraan baru dinikmati oleh sebagian kecil kelompok tertentu, sehingga ada keraguan dalam implementasi nilai-nilai Pancasila.Para penyelenggara negara belum dapat memberikan teladan secara nyata dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Bahkan 2 Kemenko Polhukam, Sosialisasi Pancasila (Jakarta: 2008), p.45. terdapat penyelenggara negara yang bersikap dan bertingkah laku tidak bertanggung jawab, dengan melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme. Pasang surut perjalanan kehidupan bangsa Indonesia merupakan akibat dari menguap atau merosotnya kadar pemahaman nilai- nilai Pancasila, para pemimpin bangsa Indonesia. Pada awalnya, sewaktu negara mengalami masa kejayaan, pemimpin dan seluruh komponen bangsa bersepakat untuk mewujudkan Pancasila sebagai sesuatu yang membumi di Indonesia. Namun kemudian, terdapat kecenderungan pemaha -mannya melemah akibat, perkembangan dan tantangan jaman yang tidak dapat direspon dengan tepat. Di samping itu dalam krisis global yang dialami saat ini, ketangguhan nilai-nilai Pancasila juga diuji dengan memudarnya sikap dan perilaku komponen bangsa antara lain, disebabkan oleh krisis ekonomi dan moneter yang berkembang menjadi krisis multi dimensi di seluruh bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Krisis diperparah oleh menurunnya akhlak, etika dan moral, serta korupsi dan penegakkan hukum yang masih seperti menegakkan benang basah. Di sisi lain Gerakan reformasi telah menyimpang dari tujuan, seperti, konsep HAM dan demokrasi diartikan sebagai kebebasan mutlak, berkembang sentimen kedaerahan dan primordialisme, muncul gejala disintegrasi bangsa baik yang bersifat wacana maupun terorganisasi.

Upload: ihsan-syihab

Post on 07-Jul-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL-VOL-2-NO-1-46-54.pdf

46

PANCASILA DALAMMENINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL

DR. A. DIRWAN MScUNIVESITAS SURYA DARMA

AbstrakDalam krisis global yang dialami saat ini, ketangguhan nilai-nilai Pancasila juga diuji

dengan memudarnya sikap dan perilaku komponen bangsa antara lain, disebabkan oleh krisisekonomi dan moneter yang berkembang menjadi krisis multi dimensi di seluruh bidangkehidupan berbangsa dan bernegara. Krisis diperparah oleh menurunnya akhlak, etika danmoral, serta korupsi dan penegakkan hukum yang masih seperti menegakkan benang basah.Di sisi lain Gerakan reformasi telah menyimpang dari tujuan, seperti, konsep HAM dandemokrasi diartikan sebagai kebebasan mutlak, berkembang sentimen kedaerahan danprimordialisme, muncul gejala disintegrasi bangsa baik yang bersifat wacana maupunterorganisasi.

PendahuluanPancasila sebagai ideologi negara

merupakan falsafah dan pandangan hidupbangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai moral, etika dan cita-cita luhur, sertakeselarasan, keseimbangan, kekeluargaandan kebersamaan. Dengan berlandaskanPancasila, implementasi nilai-nilai keimanandan ketaqwaan kepada Tuhan Yang MahaEsa, nasionalisme, patriotisme, percayaterhadap kekuatan sendiri, kedisiplinan dankepemimpinan di tengah kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara,seharusnya mampu meningkatkanketahanan nasional.

Dalam kenyataannya, “pokok-pokoketika kehidupan berbangsa yangmengedepankan kejujuran, amanah,keteladanan, sportifitas,

etos kerja, sikap toleransi, rasa malu,tanggung jawab, menjaga kehormatan sertamartabat bangsa,”2 belum dapatdiwujudkan. Negara yang berdasarkanPancasila dinilai belum mampu memberikankeadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia. Kesejahteraan baru dinikmatioleh sebagian kecil kelompok tertentu,sehingga ada keraguan dalam implementasinilai-nilai Pancasila.Para penyelenggaranegara belum dapat memberikan teladansecara nyata dalam menghayati danmengamalkan nilai-nilai Pancasila. Bahkan

2 Kemenko Polhukam, Sosialisasi Pancasila (Jakarta:2008), p.45.

terdapat penyelenggara negara yangbersikap dan bertingkah laku tidakbertanggung jawab, dengan melakukankorupsi, kolusi dan nepotisme. Pasangsurut perjalanan kehidupan bangsaIndonesia merupakan akibat dari menguapatau merosotnya kadar pemahaman nilai-nilai Pancasila, para pemimpin bangsaIndonesia. Pada awalnya, sewaktu negaramengalami masa kejayaan, pemimpin danseluruh komponen bangsa bersepakatuntuk mewujudkan Pancasila sebagaisesuatu yang membumi di Indonesia.Namun kemudian, terdapat kecenderunganpemaha -mannya melemah akibat,perkembangan dan tantangan jaman yangtidak dapat direspon dengan tepat.

Di samping itu dalam krisis globalyang dialami saat ini, ketangguhan nilai-nilaiPancasila juga diuji dengan memudarnyasikap dan perilaku komponen bangsaantara lain, disebabkan oleh krisisekonomi dan moneter yang berkembangmenjadi krisis multi dimensi di seluruhbidang kehidupan berbangsa danbernegara. Krisis diperparah olehmenurunnya akhlak, etika dan moral, sertakorupsi dan penegakkan hukum yang masihseperti menegakkan benang basah. Di sisilain Gerakan reformasi telah menyimpangdari tujuan, seperti, konsep HAM dandemokrasi diartikan sebagai kebebasanmutlak, berkembang sentimen kedaerahandan primordialisme, muncul gejaladisintegrasi bangsa baik yang bersifatwacana maupun terorganisasi.

Page 2: JURNAL-VOL-2-NO-1-46-54.pdf

47

Dengan kondisi tersebut, nilai-nilailuhur Pancasila belum cukup mampumempersatukan bangsa Indonesia, karenanegara masih mudah terpecah belah.Suatu daerah atau kelompok masyarakatakan memisahkan diri apabila tidakmendapat perhatian dari negara.Pembangunan yang tidak merata dapatmemicu disintegrasi. Masalahnya antaralain, disebabkan oleh semakin lunturnyapemahaman mengenai semangatkebangsaan, menipisnya rasa nasionalismedan patriotisme komponen bangsa, yangberpotensi menciptakan perpecahan danpada akhirnya luntur persatuan dankesatuan bangsa, yang menyebab kanlemahnya ketahanan nasional. Analisissingkat ini mencoba menguraikanbagaimana meningkat kan pemahamandanmengimplemen tasikan nilai-nilai Pancasila,agar dapat meningkatkan ketahanannasional.

Nilai-nilai Pancasila dan KetahananNasional

Sikap bangsa Indonesia bersumberdari Pancasila dan UUD 1945, bertolak daripemahaman kesadaran dan keyakinantentang diri dan lingkungannya yangdinamis dan bhineka, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa,kesatuan wilayah yang utuh menyeluruhserta tanggung jawab terhadaplingkungannya dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara.3

Pada dasarnya Pancasila merupakanpengejawantahan nilai-nilai yang sudah adadan berkembang di masyarakat Indonesia,yang di muat dalam setiap sila (KemenkoPolhukam, 2008: 48). Sila Pertama;Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakancerminan bahwa bangsa Indonesiamerupakan bangsa yang beragama. Sejakjaman dulu, nenek moyang kita memangsudah menunjukkan kepercayaan padasang pencipta yang dapat kita lihat dariadanya animisme dan dinamisme. NegaraIndonesia bukanlah negara sekuler, yangmemisahkan agama dari kehidupan sehari-harinya. Negara yang berketuhanan tidakmelandaskan hukumnya pada salah satuagama saja, karena bangsa Indonesia

3 Kemenko Pulhukam, Wawasan Kebangsaan(Jakarta: 2008), p.2.

sendiri terdiri dari kemajemukan di segalabidang, termasuk kemajemukan dalam halkeyakinan beragama. Sila Ketuhanan YangMaha Esa merupakan nilai luhur, nilaitertinggi yang menjadi landasan bagimasyarakat Indonesia dalam hidupberagama. Dalam beragama bangsaIndonesia senantiasa dituntut untuk salingmenghormati keyakinan atau agama yangberbeda. Bangsa Indonesia yangberpancasila seharusnya senantiasamendasarkan setiap tindakan danperilakunya pada nilai-nilai agama yangdiyakininya. Sila Kedua; Kemanusiaanyang Adil dan Beradab. Kemanusiaanberarti memiliki sifat seperti manusiaseutuhnya. Hal mendasar yangmembedakan manusia dari makhluk lainnyaadalah bahwa manusia dalamkehidupannya memiliki tanggung jawab dannorma-norma yang mengatur tingkahlakunya. Setiap perbuatan yang dilakukanmanusia pada akhirnya harusdipertanggung jawabkan baik di dunia dandi akhirat. Selain adanya konsekuensipertanggung jawaban, semua tindakanmanusia senantiasa dibatasi oleh norma-norma yang berlaku di sekitarnya, baiknorma agama, norma kesusilaan, normakesopanan, maupun norma hukum yangbersifat memaksa. Oleh karena itu, segalatindak tanduk bangsa Indonesia dalambermasyarakat hendaknya didasar kanpada norma tersebut, karena apapun yangdiperbuat pada akhirnya harusdipertanggung jawabkan. Pengertian adilbukan selalu harus sama rata, tetapi adilberarti memberikan sesuatu sesuai denganporsinya. Misalnya dalam sistempenggajian yang adil, bukanlah yangmemberi imbalan yang sama pada duaorang yang duduk pada posisi atau jabatanyang sama, namun sistem penggajian yangadil adalah sistem yang memberi imbalanpada orang berdasarkan kinerja masing-masing. Beradab dekat sekali maknanyadengan kata ”manusia”, sebagai makhlukyang beradab, karena manusia diikat dandiatur oleh norma-norma yang ada disekitarnya. Jika dalam bermasyarakat,bangsa Indonesia selalu berdasarkan silakedua ini, tentu dapat menjadi bangsa yangbermartabat, bangsa yang besar danberadab di mata masyarakat internasional.Sila ketiga; Persatuan Indonesia,

Page 3: JURNAL-VOL-2-NO-1-46-54.pdf

48

ditunjukkan dengan semangat persatuandan kesatuan dalam melawan penjajah.Sebelum era kebangkitan nasional, negaraIndonesia terdiri dari kerajaan-kerajaanyang memiliki kekuasaan masing-masingdan kedaulatan yang terpisah. Olehkarena itu, pada zaman kerajaan dulu,Indonesia mudah dimasuki dan didudukioleh kaum imperialis yang mencari daerahjajahan. Setelah sekian lama berada dibawah kekuasaan penjajah, semangatpersatuan dan kesatuan serta semangatsebangsa dan setanah air, mulai tumbuh dihati bangsa Indonesia. Karena adanya rasasenasib dan sepenanggungan dankesamaan tujuan untuk melawan penjajah,akhirnya rasa persatuan dan kesatuan itumuncul dan tumbuh dalam diri bangsaIndonesia yang ditandai dengan lahirnyaBudi Utomo dan Sumpah Pemuda. SilaKeempat;Kerakyatan Yang Dipimpin olehHikmat KebijaksanaandalamPermusyawaratan/Perwakilan.Sila keempat ini merupakan cikal bakaldemokrasi di Indonesia. Sejak zamandahulu nilai-nilai musyawarah untukmufakat dan nilai kepemimpinan sudahberkembang di Indonesia, nenek moyangkita yang hidup secara nomaden, telahmembentuk perkumpulan atau perserikatanyang didasarkan pada kesamaan tujuan.Setiap kelompok memiliki pemimpin atauketua kelompok. Adanya ketua kelompokini menunjukkan bahwa sejak zaman dahulunenek moyang kita sudah mengenal adanyapemimpin. Semangat untuk bekerjabersama-sama dan hidup bersama-samadengan satu pemimpin inilah yangdituangkan dalam sila keempat.

Sila Kelima; Keadilan Sosial bagiSeluruh Rakyat Indonesia. Nilai luhurkeadilan sosial tersebut, dituangkan dalamUUD 1945 Pasal 33 ayat 3, yang berbunyi,”Bumi, air dan kekayaan yang ada didalamnya dikuasai negara dan digunakanuntuk sebesar-besarnya kemakmu ranrakyat”. Kita dapat memaknai bahwa silakelima ini, merupakan soko guru ekonomikerakyatan. Pemanfaatan sumber dayaalam hendaknya ditujukan untukkemakmuran rakyat dan tidak dimonopolioleh satu pihak yang berkuasa saja.

Dari kelima sila tersebut, apabilabenar-benar dipahami dandiimplementasikan nilai-nilainya dalam

seluruh aspek kehidupan bebangsa danbernegara, akan sangat berpengaruhterhadap ketahanan nasional. Aspek-aspekkehidupan nasional sesuai dengan polapemikiran kesisteman yang dianut dalamketahanan nasional, merupakan sinergitasatau keterpaduan dari segenap aspekkehidupan tersebut. Dengan demikanperlu dipastikan apakah ketahanan nasionalsebagai kemampuan bangsa, yangdihasilkan melalui pembangunan nasionaltelah benar-benar memiliki kemampuanyang diinginkan. Berdasarkan pengertiankonsepsi ketahanan nasional yang meliputiseluruh aspek kehidupan, dirumuskansecara sistematis dari Trigatra (tiga aspekalamiah) dan Pancagatra (lima aspeksosial).4

Pertama; Geografi. Geografi suatunegara adalah sesuatu yang ada dipermukaan bumi, yang memberikangambaran tentang karakteristik wilayahkedalam maupun keluar. Bentuk kedalammenampakkan corak, wujud, isi dan tatasusunan wilayah negara. Geografi sebagaikesatuan wilayah negara merupakan wadahdan ruang hidup bangsa. Bentuk keluarmenampakkan situasi dan kondisilingkungan serta hubungan timbal balikantara negara dan lingkungannya. Baikbentuk keda- lam maupun keluar geografi,merupakan wadah dan ruang hidup bagibangsa yang mendiaminya, sertamenentukan wujud, isi dan kehidupan,yang dapat mempenga ruhi nilai kesatuanbangsa Indonesia. Kedua; Kekayaanalam. Kekayaan alam negara adalahsegala sumber daya dan potensi alam yangterdapat di lingkungan ruang angkasa,atmosfir, permukaan bumi (daratan danlautan) dan di dalam bumi yang berada diwilayah kekuasaan / yurisdiksinya.Kekayaan alam menurut jenisnyadibedakan dalam, Hewani (Fauna), Nabati(Flora), Mineral (minyak bumi, biji besi,batubara dan lain-lain), Tanah (tempattinggal, tempat berpijak, tempat bercocoktanam), Udara (sinar matahari, oksigen,karbondioksida), Ruang angkasa, Energialam (gas alam, panas alam, air arthesis),serta Air dan Lautan. Setiap bangsaberusaha memperoleh sumber daya alam

4 Departemen Pertahanan, Stabilitas NasionalDinamis di Indonesia (Jakarta,1998), p.7.

Page 4: JURNAL-VOL-2-NO-1-46-54.pdf

49

yang diperlukan, baik dari dalam negerimaupun luar negeri, serta sebagai salahsatu fungsi kemanusiaan, yang harusdigunakan secara berhasil guna danberdaya guna, berdasarkan keadilan sosialbagi rakyat Indonesia. Ketiga;Kependudukan. Penduduk adalahmanusia yang mendiami suatu tempat atauwilayah. Tinjauan masalah kependudukanumumnya, dikaitkan dengan pencapaiantingkat kesejahteraan dan keamanan,antara lain, jumlah, komposisi, persebarandan kualitas penduduk, serta faktor yangmempengaruhinya, sertaperkembangannya. Penduduk Indonesiaakan lebih berkualitas, apabila dilandasinilai persatuan Indonesia. Keempat;Ketahanan Ideologi. Suatu bangsamemerlukan falsafah sebagai landasan bagikelangsungan hidupnya, yang sekaligusberfungsi sebagai dasar dan cita-cita atautujuan nasional yang hendak dicapai.Ideologi diartikan sebagai perangkat prinsippengarahan (guiding principles) yangdijadikan dasar serta arah dan tujuan untukdicapai di dalam melangsung an danmengembangk an hidup dan kehidupannasional suatu bangsa. Keampuhansuatu ideologi ber antung kepada rangkaiannilai yang dikandungnya,serta dapatmemenuhi dan menjamin segala aspirasikehidupan manusia, baik secara pribadimakhluk sosial, maupun sebagai warganegara sesuai kodrat dan irodat-Nya.Pancasila sebagai ideologi terbuka perludikembangkan nilai instrumentalnya, agartetap mampu mengadaptasi nilai baru danmenolak nilai yang tidak sesuai, sertamembimbing dan mengarahkan kehidupandalam masyarakat berbangsa danbernegara, selaras dengan peradabandunia yang berubah dengan cepat. Kelima;Ketahanan Politik. Politik dalam ilmupengetahuan senantiasa dihubung kandengan kekuasaan atau kekuatan yangmenjadi pusat perhatiannya. Masalahkekuasaan didalam suatu negara berpusatpada pemerintah negara tersebut.Kehidupan politik bertumpu pada dua sektorpenting yaitu, sektor pemerintahan dansektor non pemerintahan. Sektor nonpemerintah berfungsi memberi masukanberwujud, pernyataan, keinginan, dantuntutan rakyat. Sedangkan pemerintahberfungsi mengeluarkan ketentuan, antara

lain menentukan kebijakan umum yangbersifat keputusan politik. Pada suatunegara yang berasas demokrasi, haltersebut merupakan aspek yang sangatmenentukan di dalam kehidupan berpolitik.Persoalan utama adalah bagaimanakebijakan pemerintah, selalu sesuai dengankeinginan dan tuntutan rakyat berdasarkanprinsip musyawarah sesuai Pancasila,namun tetap mengarah kepada pencapaiantujuan nasional. Keenam; KetahananEkonomi. Berbagai permasalahan dibidang ekonomi, antara lain pelaksanaandemokrasi ekonomi belum sepenuhnyasesuai dengan jiwa dan semangatPancasila dan UUD 1945. Hal inimengakibatkan kesenjangan sosial si kayadan si miskin, ketimpangan pembangunanwilayah barat dengan wilayah timur, sertakesenjangan pembangunan sektorpertanian dengan pembangunan sektorindustri, yang pada gilirannya akanmemperlemah tatanan dan daya tahanperekonomian. Ketujuh; Ketahanan SosialBudaya. Kualitas Sumber Daya Manusiabelum memadai antara lain tingkatpendidikan dan disiplin serta etos kerjayang rendah, penguasaan Iptek yang masihterbatas. Keaneka ragaman suku, agama,bahasa dan adat istiadat, serta aparatnegara yang masih kurang berkualitas,apabila tidak diantisipasi dapatmenimbulkan kerawanan. Agar mampumenjunjung tinggi cita-cita persatuan dankesatuan bangsa, serta mampumengendalikan gaya-gaya sentrifugal dansentripetal yang bekerja dalam masyarakat,maka stabilitas sosial budaya perludimantapkan, berdasarkan prinsipkemanusian yang adil dan beradab.Kedelapan; Pertahanan Keamanan.Berbagai permasala han di bidang Hankam,antara lain penghayatan terhadap upayabela negara dalam rangka Sishankamrata,belum sepenuhnya dihayati oleh seluruhrakyat Indonesia, sehingga dapatmenimbulkan kerawanan di bidangHankam. Oleh karena itu stabilitasHankam perlu diupayakan, agar sistempertahanan keamanan negara, mampumelindungi kesatuan dan keutuhan wilayah,serta sanggup menghadapi setiapancaman, atas dasar kepercayaan dankekuatan pada diri sendiri sertapemanfaatan seluruh potensi nasional

Page 5: JURNAL-VOL-2-NO-1-46-54.pdf

50

secara optimal, ber asarkan niliai-nilaipersatuan Indonesia.

Implementasi Nilai-nilai Pancasila untukMeningkatkan Ketahanan Nasional

Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila,dimulai dengan kesadaran bahwaperwujudan negara kebangsaan Indonesiayang berkelanjutan, ditempuh secarabertahap melalui suatu proses panjangyang berkualitas melalui pembangunanbangsa. Dalam proses tersebut terdapatbeberapa hambatan misalnya, gejolak naikturunnya hasil-hasil pembangunan yangdirasakan langsung oleh masyarakat danglobalisasi yang sangat berpengaruh padapemaknaan nilai-nilai jati diri dan konsensuskebangsaan. Bangsa Indonesia dalammembina dan membangun kehidupannyaselalu mengutamakan persatuan dankesatuan bangsa. Reformasi nasionalyang dimulai sejak tahun 1998,menyebabkan wawasan kesatuan bangsaIndonesia semakin rapuh dan memudar,munculnya persepsi dan penjabaran yangkeliru tentang demokrasi, yang banyakdiartikan sebagai kebebasan tanpa batas.Kelompok kepentingan tertentu yangmengatasnamakan membela kepentinganrakyat, dengan meng eksploitasi berbagaikelemahan yang terjadi dalam kehidupanmasyarakat Indonesia, telahmengakibatkan rentannya pemahamanPancasila bagi bangsa Indonesia. Disamping itu arus perubahan yang diusungpada era globalisasi, telah membawatantangan tersendiri dalam kehidupanberbangsa, sebagai akibat masih lemahnyatingkat kualitas sumber daya manusiaIndonesia. Oleh karena itu perlu dilakukanupaya pemahaman tentang Pancasilasebagai perwuju dan semangat kesatuanbagi bangsa Indonesia. Hal inidimaksudkan untuk mengembalikan faham,semangat, dan rasa kebangsaan terhadapnilai-nilai kesatuan, yang meliputi; nilaikekeluargaan, nilai kesederajatan, dan nilaipengorbanan. Implemen tasi secara benardalam kehidupan sehari-hari oleh seluruhbangsa Indonesia disemua lapisan, akanlebih meningkatkan persatuan dankesatuan bangsa, yang pada gilirannyameningkatkan ketahanan nasional.

Pancasila dalam kenyataannya belummembumi di Indonesia. Untuk itu

harus ada upaya dari penyelenggaranegara, khususnya para pemimpin bangsamelalui pemberian contoh danmemprioritaskan kegiatan-kegiatan yangmengarah kepada pengamalan nilai-nilaiPancasila. Upaya-upaya tersebut akanmenjadi pemicu bagi seluruh komponenbangsa dalam menjalankan semua kegiatankehidupan yang berlandaskan nilai-nilaiPancasila.

Pertama;Penegakkan kekuasaanHukum. Pada dasarnya manusia Indonesiatunduk pada hukum, sebagaimana kita lihatpada kuatnya pengaruh Hukum Adat dalammasyarakat Indonesia. Memang dalam erarevolusi pada tahun 1945, ada sikaprevolusioner yang mendorong manusiaIndonesia untuk tidak mengakui hukumyang berasal dari zaman kolonial. ManusiaIndonesia menganggap bahwa segala sisapenjajahan harus dicabut, termasuk segalaketentuan hukum dan peraturan sertaketaatannya. Namun setelah revolusiselesai, kita terlambat untuk menegakkankembali hukum, yaitu Hukum NegaraRepublik Indonesia yang merdekaberdasarkan Pancasila. Akibatnya sifattunduk pada hukum yang diperlukan padasetiap kegiatan kehidupan, diabaikan dantidak kembali ke sifat taat kepada hukumseperti sebelum revolusi. Hal tersebut,masih berlanjut, yang menyebabkanpenegakkan hukum belum dapat terwujud,sehingga yang berkuasa adalah kekuatandan uang. Tidak mengherankan kalaukorupsi dan berbagai pelanggaran hukummerajalela dan hingga kini masih terus sajaterjadi. Keadaan tersebut harusdilenyapkan secepatnya karenamenggerogoti kehidupan bangsa, baiksecara material maupun mental. Denganlemahnya penegakkan hukum tidakmungkin Pancasila menjadi kenyataansebagai pegangan, malah yang terwujudadalah masyarakat preman di mana pihakyang kuat menentukan segala kehidupan,dan rakyat tidak akan pernah merasaterlindungi. Oleh karena itu para pemimpinharus benar-benar mengusahakantegaknya hukum di Indonesia denganpenuh tanggung jawab (akuntabilitas),sehingga ketahanan nasional akanmeningkat.

Kedua; Mengaktifkan kehidupandengan prinsip Gotong Royong. Kehidupan

Page 6: JURNAL-VOL-2-NO-1-46-54.pdf

51

gotong royong sejak dahulu kalamerupakan ciri kehidupan bangsaIndonesia. Dalam perkembangan zamanakhir-akhir ini, gotong royong telah menjadimakin lemah dan dibeberapa tempatmalahan sudah tidak ada. Masuknyakehidupan masyarakat modern yangmembawa sikap dan pandanganindividualisme dan liberalisme, gotongroyong sering terdesak dan hilang karenapaham barat yang dibawa oleh kekuasaanpolitik, keunggulan ekonomi dan teknologi,serta kekuatan militer. Sehingga ada yangberpendapat bahwa sikap gotong royongadalah inferior dan harus ditinggalkan. Disisi lain, perkembangan umat manusiamalahan cenderung mengarah padaharmoni dalam kehidupan, termasuk dilingkungan masyarakat barat yang semulabersikap individualis. Dengan demikiangotong royong justru amat penting danbermanfaat bagi masa depan bangsa dilihatdari sudut pekembangan umat manusia,sebab gotong royong adalah perwujudanharmoni dalam kehidupan manusia. Disamping itu yang lebih penting lagi gotongroyong merupakan kebutuhan dalamkehidupan bangsa sendiri. Permasalahansekarang sulitnya menjamin kehidupantenteram damai antara umat agama yangberbeda, antara suku bangsa dan etnik,serta antara golongan, terutama disebabkanlemahnya gotong royong dalam masyarakatIndonesia. Dengan tidak adanya gotongroyong, bangsa Indonesia yang harushidup dalam pluralisme menjadi amat sukar.Dengan demikian jelas bahwa gotongroyong berpengaruh terhadap implementasisemua nilai-nilai Pancasila. Oleh karenaitu gotong royong merupakan conditiosinequa non atau syarat mutlak bagi abadinyaPancasila di bumi Indonesia. Menjadikewajiban semua komponen bangsa,khususnya bagi penyelenggara negara,agar hal tersebut dapat diwujudkan. Halyang sangat penting adalah tauladan yangharus diberikan para pemimpin denganmenunjukkan harmoni dan gotong royong,yang didukung dengan kebijakan yangdiambil pemerintah pusat dan daerah.Keteladanan seluruh sikap dan tindakan elitpolitik, akan sangat berpengaruh dalammewujudkan kembali semangat dan sikapgotong royong diIndonesia, yang akan

meningkat kan ketehanan dalam kehidupansosial budaya masyarakat.

Ketiga;Meningkatkan Kesejah teraanHidup Masyarakat. Pemerintah danlegislatif di pusat dan daerah harussungguh-sungguh menjalankan kebijakanekonomi dan sosial, yang berorientasi padarakyat banyak dan tidak hanyamengutamakan kepentingan segolongankecil elit masyarakat. Kebijakan ekonomiharus diarahkan mencapai tujuan rakyatsejahtera. Perdebatan tentang teoriekonomi dengan berbagai mazhabnyaharus dikurangi atau ditiadakan, digantikandengan semangat memperoleh manfaatnyata dalam usaha membuat rakyatsejahtera. Diusahakan agar langkah demilangkah mayoritas bangsa menjadigolongan menengah yang penghasilannyacukup tinggi, sedangkan golongan miskinmakin berkurang, serta terciptanyakepedulian golongan kaya (super rich)kepada sesama.

Usaha mencapai kesejahteraan yangtinggi bagi seluruh rakyat, di sampingmemerlukan kebijakan ekonomi yang tepatdan penyelenggara negara (eksekutif danlegislatif) yang bersih, juga memerlukankegiatan rakyat yang penuh kreativitas dansemangat juang yang tinggi, untukmencapai kemajuan dan keberhasilan.Harus dihapuskan kecenderungan menjadimanusia manja mental, karena pengaruhalam lingkungan yang relatif murah danmudah yang dimiliki manusia Indonesia.Manusia Indonesia tidak boleh kalahbersaing dari manusia di negara yangtanahnya hanya sedikit dapat ditanami,memiliki potensi sumber alam terbatas,seperti minyak dan gas bumi, danmenghadapi tantangan cuaca yang berat disetiap musim. Dengan niat yang bulatdan semangat juang yang tinggi manusiaIndonesia akan dapat memanfaatkansecara maksimal segala kemurahan yangdilimpahkan Tuhan YME, untukmembangun kesejahteraan dan kemajuanbangsa. Di samping itu dapat memeliharaalam lingkungannya, agar dapat secaraberlanjut memberikan sumber bagipenciptaan kehidupan yang maju dansejahtera. Dengan demikian segalapotensi negara dan bangsa bermanfaat bagirakyat Indonesia dan bukannya menjadikanbangsa lain sejahtera, sedangkan rakyat

Page 7: JURNAL-VOL-2-NO-1-46-54.pdf

52

Indonesia tetap miskin. Hal tersebut amatpenting untuk meningkatkan pemahaman,bahwa Pancasila dapat meningkatkanketahanan ekonomi.

Keempat; Sistem Politik BerorientasiRakyat. Berdasarkan gotong royong, tidakmungkin ada tempat bagi sistem politikyang penuh praktek individualisme danliberalisme, sebagaimana sekarang terjadipada negara-negara di dunia. Kaum politisiharus memahami dan menyadari bahwaPancasila menghendaki demokrasi.Namun bagi paham Pancasila demokrasitidak cukup demokrasi politik saja,melainkan harus berdampingan dengandemokrasi ekonomi dan demokrasi sosial.Hal tersebut berarti bahwa kebebasandapat dilakukan seluas-luasnya, selamatidak mengggangu harmoni dan kesatuanbangsa. Semua ini berlaku bagi segenapperilaku anggota masyarakat dalam bidangapa pun, seperti kegiatan partai politik, persdan dunia akademis. Kenyataan saat ini,hanya para pemimpin dan elite politik saja,yang banyak mendapat kesempatan dankemudahan di bidang politik sejakreformasi. Golongan tertentu di Indonesia,khususnya di lingkungan politik sangatmenikmati keadaan sekarang, yang telahmembuat mereka kaya tanpa harus pedulipada jutaan rakyat yang miskin. Olehkarena itu mereka akan terus berusahasekuat tenaga untuk mempertahankankeadaan yang merugikan bangsa ini.Terlebih lagi kalau mereka adalah pembuatundang-undang dan peraturan negara yangmengikat. Namun apabila kita semua,termasuk para elit politik, cinta dan setiakepada negara dan bangsa, dengan penuhtanggung jawab, Pancasila sebagaipegangan hidup berbangsa dan bernegaradi Indonesia dalam meningkatkanketahanan politik, akan dapat diwujudkan.

Kelima; Penyelenggaraan Pendidikanyang Berkualitas. Peningkatan kualitaspendidikan meliputi pendidikan dalamkeluarga, pendidikan sekolah maupunpendidikan dalam masyarakat. Harusdisadari bahwa masa depan bangsa sangattergantung pada pendidikan yang dilakukan.Dipahaminya Pancasila sebagai jati diribangsa dalam percaturan umat manusiayang makin dinamis, sangat tergantungpada pendidikan manusia Indonesia.Semua orang tua wajib menjalankan

pendidikan yang baik dalam lingkungankeluarga, karena itu menjadi landasan bagisetiap manusia Indonesia bagiperkembangan hidup selanjutnya.Terutama pembentukan budi pekerti luhurdan karakter kuat, sudah harus dimulaisejak usia dini dan landasan kegiatan awalberada dalam keluarga. Selanjutnyapendidikan sekolah harus dilakukan denganbaik, yang berawal dari pembentukan budipekerti dan karakter, dimulai dari lingkungankeluarga, disamping menumbuhkanpemahaman dan kecakapan dalam ilmupengetahuan dan teknologi. Hal ini akanmenjadikan anak Indonesia bekembangmenjadi manusia yang dapat hidup secaramandiri dan menentukan langkah-langkahnya, untuk membangun kehidupanyang makin maju, serta bermanfaat bagidirinya maupun masyarakat danbangsanya. Di samping itu pendidikandalam masyarakat dengan berbagaibentuknya tetap ditingkatkan untuk lebihmemberikan landasan paripurna bagiperkembangan manusia Indonesia.Dengan demikian manusia Indonesia,disatu pihak menjadi orang yang berhasildalam hidupnya pada alam modern danarus globalisasi ini, dipihak lain sadar akankebangsaannya sebagai faktor pentingdalam hidup. Mereka akan selalumengusahakan yang terbaik bagibangsanya, karena hal tersebut jugabermanfaat bagi dirinya. Untuk semua ituperlu disediakan dana dan fasilitas yangmemadai bagi penyelenggaraan pendidikanyang baik. Perkembangan rakyat sejahteraadalah amat penting karena hanya rakyatsejahtera yang dapat menghasilkan negarakuat. Hanya rakyat sejahtera yang dapatmenyediakan revenue atau pemasukanbagi negara, untuk membiayai pendidikansecara memadai. Usaha tersebut harustertuju kepada pendidikan sekolahpemerintah yang bebas biaya untukmemberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi semua anak didik yangberasal dari berbagai strata masyarakat,sehingga terwujud ketahanan sosial budayabangsa.

Dengan kelima upaya yang dilandasinilai-nilai Pancasila tersebut, di sampingupaya-upaya lain, akan meningkatkanketahanan nasioanal dan pada gilirannyatujuan pembangunan dapat dicapai.

Page 8: JURNAL-VOL-2-NO-1-46-54.pdf

53

Penutup

Dari uraian diatas dapatdisimpulkan bahwa, Nilai-nilai Pancasilasebagai pedoman hidup bangsa Indonesia,sudah sangat lengkap dan dapatmenghadapi tantangan zaman sampaikapanpun juga. Namun implementasinyaperlu ditingkatkan sesuai denganperkembangan globalisasi saat ini.Diharapkan melalui upaya-upaya yangnyata, seperti penegakkan hukum,menggunakan prinsip gotong royong,sistem politik yang baik, serta pendidikanberkualitas, Pancasila akan menjadikenyataan di bumi Indonesia. Padadasarnya dengan kondisi objektif yang adadi Indonesia, memungkinkan nilai-nilaiPancasila dapat di implementasikan,sehingga makin nyata dan memperkuatjatidiri bangsa. Di samping itu kehidupanbangsa Indonesia, akan semakin kokohmenghadapi berbagai gangguan danancaman yang dapat menjerumuskanbangsa. Seperti kehendak untukmembuang Pancasila danmenggantikannya dengan pandangan dansikap yang berasal dari jatidiri bangsa lain.Dengan memprioritaskan kesejahteraanyang berkeadilan, berbagai gangguankeamanan dalam negeri yang sering timbulkarena kehidupan rakyat yang miskin danmenderita, akan berkurang. Pancasilaakan semakin kokoh sebagai peganganhidup bangsa dan dapat diperkaya denganberbagai “pinjaman budaya” bangsa lain,untuk makin memperkuat dan memperkayakehidupan bangsa Indonesia, tanpa perlukhawatir bahwa hal tersebut, akanmerugikan bangsa. Diharapkan kita akansemakin mampu menghadapi globalisasidengan segala dinamikanya, serta segaladampak positif dan negatifnya, tanpamengalami kerugian bagi negara danbangsa. Dengan demikian bangsaIndonesia semakin maju dan sejahtera,serta Negara Republik Indonesia semakinkokoh eksistensinya dan mampumengembangkan peran yang positif dalamkehidupan umat manusia, sehinggaketahanan nasional semakin mantap.Semuanya itu akan sangat ditentukanpencapaiannya, oleh sejauh mana Nilai-nilaiPancasila dapat diimplementasikanpenyeleng gara negara dan seluruh bangsa

Indonesia. Implementasi nilai-nilaiPancasila akan mendorong kita untukbangkit dari keadaan sekarang, yang olehbanyak pihak dinilai penuh kelemahan dankekurangan. Dengan kemauan yang kuatuntuk merapatkan barisan dan bergerakmaju, menuju pencapain tujuanpembangunan Nasional yang diharapkan.

Sebagai bagian akhir dari tulisan ini,apabila disimak nilai-nilai Pancasila yangtertuang dalam Ketetapan MPR Nomor:II/MPR/1978, pada dasarnya substansiyang ada tetap relevan. Oleh karena itudisarankan nilai-nilai yang ada dalam Taptersebut, termasuk cara-cara penerapannyatetap dipakai, dengan berbagaipenyempurnaan, terutama dalamaplikasinya, sehingga tidak terkesan sepertiP-4 pada waktu yang lalu.

Demikianlah tulisan singkat inidisampaikan, mudah-mudahan adamanfaatnya dalam mengimplemen tasikannilai-nilai Pancasila, dan akan lebihmeningkat rasa peduli dan tanggung jawabpenyelenggara negara dalam meningkatkanketahanan nasional, untuk mencapai tujuannasional bangsa Indonesia yang kita cintaibersama.

DAFTAR PUSTAKAAsshiddiqie, Jimly. Konstitusi dan

Konstusionalisme Indonesia. Jakarta:Konstitusi Press, 2005.

Cohen, Allan R. et al. Effective Behavior inOrganizations. Illinois: Richard D.Irwin, Inc., 1980.

Departemen Pertahanan. StabilitasNasional Dinamis diIndonesia.Jakarta,1998

Griffin, Ricky W. Management.U.S.A: Houghton MifflinCompany, 1997.

http://www.transparansi.or.id. TheIndonesian Society forTransparency.Jakarta, 27Februari 2009.

Kemenko Polhukam. SosialisasiPancasila. Jakarta, 2008.

Kemenko Polhukam. WawasanKebangsaan. Jakarta, 2008.Ketetapan MPR RI Nomor:

Page 9: JURNAL-VOL-2-NO-1-46-54.pdf

54

VI/MPR/2001. EtikaKehidupan BerbangsaJakarta2001.

Ketetapan MPR RI Nomor:II/MPR/1978. Nilai-nilaiPancasila. Jakarta, 1978.Lemhannas RI. PembulatanMateri Nilai-Nilai Pancasila.Jakarta,2007.

Stoner, James A.F.Management.New Jersey: Prentice Hall,Inc., 1994.Undang-undang RINomor 28/999.penyelenggaraan Negarayang Bersih danBerwibawa. Jakarta 1999.