jurnal usia, jenis kelamin vs insomnia

10
1 Angka Kejadian serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tidur (Insomnia) Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar Bali Tahun 2013 Putu Arysta Dewi 1 , I Gusti Ayu Indah Ardani 2 1 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Jalan PB Sudirman Denpasar, 2 Bagian/SMF Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar. E-mail: [email protected] ABSTRAK Latar belakang: Angka kejadian insomnia akan meningkat seiring bertambahnya usia. Dengan kata lain, gejala insomnia sering terjadi pada orang lanjut usia (lansia), bahkan hampir setengah dari jumlah lansia dilaporkan mengalami kesulitan memulai tidur dan mempertahankan tidurnya. Tujuan: Untuk mengetahui angka kejadian gangguan tidur (insomnia) pada lansia serta faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan tidur (Insomnia) pada lansia di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar. Materi dan metode: Metode penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriftif cross-sectional non-eksperimental, dengan menggunakan sampel sebanyak 15 orang setelah di inklusi dan eksklusi. Melalui wawancara langsung dengan menggunakan sarana kuesioner, di lingkungan Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar Bali. Hasil: Terdapat 6 orang lansia (40%) yang menderita insomnia dengan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti berdasarkan usia, usia 60-70 tahun terdapat 4 orang (66,6%), usia 71-80 tahun, terdapat 2 orang lansia (22,2%). Berdasarkan jenis kelamin terdapat 1 orang lansia laki-laki (25%) dan terdapat 5 orang lansia perempuan (45,5%) .Berdasarkan kebiasaan tidur yang buruk, hanya terdapat 1 orang lansia (16.6%) yang memiliki kebiasaan atau pola tidur yang buruk. Berdasarkan penyakit yang mendasari terdapat 4 orang lansia (66,6%). Berdasarkan adanya penyakit gangguan jiwa seperti depresi mayor atau pun kecemasan hanya terdapat 3 orang atau hanya sekitar 50% yang mengalami depresi maupun kecemasan. Simpulan : Berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya insomnia pada lansia, seperti usia, jenis kelamin, Kebiasaan tidur / pola tidur, penyakit lainnya yang mendasari, serta gangguan jiwa yang menyertai. Insomnia pada panti werdha ini cenderung terjadi pada usia yang lebih muda dan jenis kelamin perempuan. Kata Kunci : Insomnia, Lansia, Faktor-faktor yang mempengaruhi insomnia

Upload: wahyu-agung-wibowo

Post on 19-Feb-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal Usia, Jenis Kelamin vs Insomnia

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Usia, Jenis Kelamin vs Insomnia

1

Angka Kejadian serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi GangguanTidur (Insomnia) Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya

Denpasar Bali Tahun 2013

Putu Arysta Dewi1, I Gusti Ayu Indah Ardani2

1Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Jalan PB Sudirman Denpasar,2 Bagian/SMF Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar.E-mail: [email protected]

ABSTRAKLatar belakang: Angka kejadian insomnia akan meningkat seiringbertambahnya usia. Dengan kata lain, gejala insomnia sering terjadi pada oranglanjut usia (lansia), bahkan hampir setengah dari jumlah lansia dilaporkanmengalami kesulitan memulai tidur dan mempertahankan tidurnya.Tujuan: Untuk mengetahui angka kejadian gangguan tidur (insomnia) padalansia serta faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan tidur (Insomnia) padalansia di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar.Materi dan metode: Metode penelitian ini menggunakan rancangan penelitiandeskriftif cross-sectional non-eksperimental, dengan menggunakan sampelsebanyak 15 orang setelah di inklusi dan eksklusi. Melalui wawancara langsungdengan menggunakan sarana kuesioner, di lingkungan Panti Sosial Tresna WerdaWana Seraya Denpasar Bali.Hasil: Terdapat 6 orang lansia (40%) yang menderita insomnia dengan beberapafaktor yang mempengaruhi seperti berdasarkan usia, usia 60-70 tahun terdapat 4orang (66,6%), usia 71-80 tahun, terdapat 2 orang lansia (22,2%). Berdasarkanjenis kelamin terdapat 1 orang lansia laki-laki (25%) dan terdapat 5 orang lansiaperempuan (45,5%) .Berdasarkan kebiasaan tidur yang buruk, hanya terdapat 1orang lansia (16.6%) yang memiliki kebiasaan atau pola tidur yang buruk.Berdasarkan penyakit yang mendasari terdapat 4 orang lansia (66,6%).Berdasarkan adanya penyakit gangguan jiwa seperti depresi mayor atau punkecemasan hanya terdapat 3 orang atau hanya sekitar 50% yang mengalamidepresi maupun kecemasan.Simpulan : Berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya insomnia pada lansia,seperti usia, jenis kelamin, Kebiasaan tidur / pola tidur, penyakit lainnya yangmendasari, serta gangguan jiwa yang menyertai. Insomnia pada panti werdha inicenderung terjadi pada usia yang lebih muda dan jenis kelamin perempuan.

Kata Kunci : Insomnia, Lansia, Faktor-faktor yang mempengaruhi insomnia

Page 2: Jurnal Usia, Jenis Kelamin vs Insomnia

2

The Incidence Rate and Factors Affecting Sleeping Disorder (Insomnia) inElderly in Panti Tresna Werda Wana Seraya Denpasar Bali in 2013

ABSTRACT

Background: the incidence rate of insomnia will increase as you get older. In theother words, the symptoms of insomnia often occurs in the elderly even almosthalf of the number of elderly reported having difficulty starting and maintainingsleep.Objective: to know the numbers of elderly who experience sleep disorders(insomnia) and the factors that affect sleep disorders (Insomnia) in Panti TresnaWerda Wana Seraya Denpasar.Materials and methods: a method of this research using design descriptive ofcross-sectional non-experimental, which use of samples 15 peoples after ininclusion and exclusion. Through live interview by using a questionnaire at PantiTresna Werda Wana Seraya Denpasar.Results: There are 6 elderly (40%) who suffering insomnia with several factorsaffecting based on age, there are 4 elderly 60 – 70 years (66,6%), there are 2elderly 71 – 80 years (22,2%). Based on sex, there are 1 elderly man (25%) and 5elderly women (45,5%). Based on bad habit of sleeping, there are 1 elderly(16,6%) that has bad habit or bad sleeping patterns. Based on the underlyingdisease, there are 4 elderly (66,6%). Based on mental disorder such as majordepression or anxiety , there are 3 elderly or only 50% who having depression oranxiety.

Keywords: Insomnia, Elderly, Several Factors Affecting Insomnia

Page 3: Jurnal Usia, Jenis Kelamin vs Insomnia

3

PENDAHULUANSetiap manusia memiliki

kebutuhan khusus yang harusdipenuhi, baik secara fisiologismaupun psikologis. Terdapat banyakkebutuhan fisiologis manusia, salahsatunya adalah istirahat dan tidur.Tidur merupakan kebutuhan pentingbagi setiap orang, karena dengantidur seseorang dapat memulihkanstamina tubuh dan pembentukandaya tahan tubuh. Kebutuhan tidurbervariasi pada setiap individu,umumnya dibutuhkan 6-8 jamperhari untuk mendapatkan kuantitasdan kualitas tidur yang efektif.1Namun, semakin bertambahnyaumur, semakin sulit pula untukmendapatkan kualitas dan kuantitastidur yang efektif. Hal tersebutdikarenakan banyaknya faktor yangmempengaruhi seperti stress,kecemasan yang dapat menimbulkaninsomnia. Insomnia merupakan salahsatu gangguan tidur yang palingsering dikeluhkan di dunia praktikkedokteran. Insomnia dapatdidefinisikan sebagai kesulitan dalammemulai tidur, mempertahankantidur, bangun pagi, serta mengantukdi siang hari.2 Gangguan tidur inidapat menyerang semua golonganusia. Namun beberapa artikelmengatakan bahwa angka kejadianinsomnia akan meningkat seiring

bertambahnya usia. Dengan katalain, gejala insomnia sering terjadipada orang lanjut usia (lansia)bahkan hampir setengah dari jumlahlansia dilaporkan mengalamikesulitan memulai tidur danmempertahankan tidurnya.3

Penyebab insomnia pada lansiadapat dibagi menjadi empatkelompok: (1) penyakit fisik ataugejala, seperti nyeri jangka panjang,kandung kemih atau prostat, penyakitsendi seperti arthritis atau bursitis,dan gastroesophageal reflux; (2)faktor lingkungan/perilaku, termasukdiet/ nutrisi; (3) penggunaan obat-obatan, seperti kafein, alkohol, atauobat resep untuk penyakit kronis, dan(4) penyakit mental yang atau gejala,seperti kecemasan, depresi,kehilangan identitas pribadi, ataudapat dikatakan status kesehatanyang buruk.4

Prevalensi insomnia yang didefinisikan sebagai gangguan tidurkronis yaitu sebanyak 50-70% darisemua lansia yang berusia >65 tahun,penelitian sebelumnya jugamenyebutkan di thailand, hampir50% pasien yang berusia >60 tahunmengalami insomnia.4

Di Indonesia lansia termasuklima besar terbanyak di dunia denganjumlah lansia sesuai sensus

Page 4: Jurnal Usia, Jenis Kelamin vs Insomnia

4

penduduk 2010 berjumlah 18,1 jutajiwa (9,6% dr total penduduk), padatahun 2030 diperkirakan akan terusmeningkat dan mencapai 36 juta.5

Gangguan tidur pada lansiadapat mengakibatkan dampak yangcukup berat, karena pada negaraberkembang banyak lansia yangmasih bekerja. Dengan adanyagangguan tidur, para lansia tidakdapat mengembalikan kondisitubuhnya dengan baik sehinggamengakibatkan kondisi mudahmarah, kelelahan, pusing, cemasserta stress yang mengakibatkanbunuh diri. Gangguan tidur jugasering ditemukan pada lansia yangtinggal di panti jompo, terutamalansia yang biasa bekerja dan setelahdi panti jompo tidak bekerja, suasanaberkabung, ataupun hidup sendiritanpa keluarga.3

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui angka kejadiangangguan tidur (insomnia) padalansia, serta Untuk mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhigangguan tidur (Insomnia) padalansia di Panti Sosial Tresna WerdaWana Seraya Denpasar, sepertikarena faktor stress psikologis, faktordiet/nutrisi, faktor status kesehatanserta karena lebih dari satu faktor.

MATERI DAN METODEPenelitian ini menggunakan

rancangan penelitian deskriftif cross-sectional non-eksperimental, denganpengambilan data melaluiwawancara secara langsung denganmenggunakan sarana kuesioner,berupa Insomnia SkriningQuesionare dan kuisioner data diri.

Populasi pada penelitian iniadalah lansia yang mengalamigangguan tidur. yang berada dilingkungan Panti Sosial TresnaWerda Wana Seraya Denpasar Baliyang berusia 60-80 tahun dan

memiliki kemampuan kognitif yangbaik.

Sampel pada penelitian inimerupakan purposive sampling.Menurut Narusalam (2008)purposive sampling merupakanteknik penentuan sampel denganpertimbangan tertentu sesuai yangdikehendaki peneliti. Sehinggasampel yang dapat diambil adalah15.6

HASIL DAN PEMBAHASANInsomnia merupakan kesulitan

memulai atau mempertahankan tiduratau merupakan tidur yang tidakadekuat. Gangguan ini dapat bersifatsementara maupun menetap.2,7,9

Keluhan yang paling seringdisampaikan oleh pasien insomniayaitu : sulit memulai tidur, sulitterbangun dari tidur, sulit untuk tidurkembali setelah bangun di tengahmalam serta cepatnya bangun di pagihari.2 Gangguan tidur ini dapatmenyerang semua golongan usia.Namun beberapa artikel mengatakanbahwa, angka kejadian insomniaakan meningkat seiringbertambahnya usia. Dengan katalain, gejala insomnia sering terjadipada orang lanjut usia (lansia)bahkan hampir setengah dari jumlahlansia dilaporkan mengalamikesulitan memulai tidur danmempertahankan tidurnya.3

Terdapat subyek penelitiansebanyak 15 orang lansia (31.25%)di Panti Sosial Tresna Werda WanaSeraya, yang dapat diikut sertakandalam penelitian ini setelah dinilaimelalui kriteria inklusi dan sebanyak33 orang lansia (68.75%) yangtereksklusi. Berdasarkan variabelusia 60-80 tahun, dengan usia rata-rata 72.5 tahun. Banyaknya lansiadengan usia 60-80 berjumlah 6 orang(40%), lansia dengan usia 71-80tahun berjumlah 9 orang (60%).Dalam penelitian ini menggunakan

Page 5: Jurnal Usia, Jenis Kelamin vs Insomnia

5

Variabel Jumlah KasusInsomnia 40%

BerdasarkanPenyakit yang

mendasariInsomnia

Didasari Penyakit 66.6%Tanpa Didasari

Penyakit 33.3%

Jenis Kelamin InsomniaLaki – Laki 25%Perempuan 45.5%

Insomnia Skrining Quesionaredengan 17 pertanyaan serta kuisionerdata diri.

Secara keseluruhan angkakejadian insomnia di Panti SosialTresna Werda Wana Serayasebanyak 6 orang lansia (40%) yangmengalami insomnia dan 9 oranglansia (60%) yang tidak mengalamiinsomnia. Apabila dikelompokanberdasarkan usia, lansia dengan usia60-70 tahun terdapat 4 orang lansia(66,6%) yang mengalami insomniadan 2 orang lansia (33,3%) yangtidak mengalami insomnia.Sedangkan, lansia dengan usia 71-80tahun, terdapat 2 orang lansia(22,2%) yang mengalami insomniadan 7 orang lansia (77,7%) yangtidak mengalami insomnia.

Tabel 1. Jumlah Kasus di PantiSosial Tresna Werdha Wana Seraya

Denpasar Tahun 2013

Berdasarkan kebiasaan tiduryang buruk, terdapat 1 orang lansia(16.6%) dari 6 orang lansia yangmengalami insomnia yang memilikikebiasaan atau pola tidur yang buruk.

Tabel 4. Berdaarkan Kebiasaanatau Pola Tidur

Kebiasaan atauPola tidur Insomnia

Baik 0Buruk 16.6%

Berdasarkan penyakitmendasari terdapat 4 orang lansia(66,6%) yang mengalami gangguantidur atau insomnia karena faktorpenyakit yang mendasari, dansebagian besar lansia menderita nyerireumatik. Dan sebanyak 2 oranglansia (33,3%) yang mengalamigangguan tidur atau insomnia tanpadidasari penyakit.

Tabel 5. Berdasarkan Penyakityang Mendasari

Tabel 2. Berdasarkan Usia

Usia Insomnia60-70 66.6%71-80 22.2%

Berdasarkan jenis kelaminterdapat 1 orang lansia ( 25% ) yangmengalami insomnia dari 4 yangberjenis kelamin laki-laki, sedangkanterdapat 5 orang lansia (45,5%) yangmengalami insomnia dari 11 orangyang berjenis kelamin perempuan.

Tabel 3. Bedasarkan jenisKelamin

Di Panti Sosial Tresna WerdaWana Seraya ini, tidak terdapatlansia yang menggunakan obat-obatan secara khusus, yang dapatmengganggu kebiasaan tidur paralansia.

Berdasarkan adanya penyakitgangguan jiwa seperti depresi mayoratau pun kecemasan hanya terdapat 3orang atau hanya sekitar 50% yangmengalami depresi maupunkecemasan. Dan sisanya sebanyak 3orang atau sekitar 50% tidakmengalami penyakit gangguan jiwa.

Page 6: Jurnal Usia, Jenis Kelamin vs Insomnia

6

Tabel 6. Berdasarkan AdanyaPenyakit Gangguan Jiwa

Berdaarkan AdanyaPenyakit Gangguan

JiwaInsomnia

Dengan penyakit 50%

Tanpa Penyakit 50%

Pada penelitian ini insomniayang terjadi sebanyak 40% sesuaidengan penelitian yang sebelumnyayang mengatakan pada surveyepidemiologik menunjukan bahwasebanyak 15-75% usia lanjut yangtinggal di rumah atau di panti werdhamengalami insomnia atau tidak puasdalam lama dan kualitas tidurnya.8

Pada penelitian ini terdapatsedikit perbedaan hasil yang didapat.Penelitian ini menyebutkan faktoryang mempengaruhi insomniaberdasarkan usia, dimana usia lebihmuda lebih banyak dari yang lebihtua, disini terdapat perbedaan denganpenelitian lainnya yang menyebutkanbahwa angka kejadian insomnia akanmeningkat seiring bertambahnyausia.3 Hal ini dikerenakan di pantiwerdha, kegiatannya sudahterjadwal, banyaknya lansia yangmerasa lebih nyaman sertapengawasan petugas yang disiplin.

Perbedaan hasil pada penelitianini dengan teori maupun penelitianlainnya dikarena adanya perbedanmetode, maupun tempat dan waktupenelitian.

SIMPULANInsomnia pada lansia di Panti

Tresna Werda Wana Seraya padatahun 2013 terdapat 6 orang lansia(40%) yang mengalami insomnia.Terdapat beberapa faktor yangmempengaruhi angka kejadianinsomnia diantaranya berdasarkan

usia, lansia dengan usia 60-70 tahunterdapat 4 orang (66,6%) yangmengalami insomnia dan lansiadengan usia 71-80 tahun, terdapat 2orang lansia (22,2%) yangmengalami insomnia. Berdasarkanjenis kelamin terdapat 1 orang lansia( 25% ) yang berjenis kelamin laki-laki, sedangkan terdapat 5 oranglansia (45,5%) yang berjenis kelaminperempuan. Berdasarkan kebiasaantidur yang buruk, hanya terdapat 1orang lansia (16.6%) dari 6 oranglansia yang memiliki kebiasaan ataupola tidur yang buruk. Berdasarkanpenyakit yang mendasari terdapat 4orang lansia (66,6%) yangmengalami insomnia karena faktorpenyakit yng mendasari, yangsebagian besar menderita nyerireumatik. Berdasarkan adanyapenyakit gangguan jiwa sepertidepresi mayor atau pun kecemasanhanya terdapat 3 orang atau hanyasekitar 50% yang mengalami depresimaupun kecemasan.

SARANUntuk petugas panti sebaiknya

mendokumentasikan angka kejadianinsomnia pada lansia sehingganantinya dapat diberikanpenatalaksanaan yang tepat bagipenderita. Untuk penelitian lebihlanjut perlu dilakukan untukmenghasilkan data yang lebih baiksehingga penelitian ini dapat lebihbermanfaat.

KELEMAHAN PENELITIANKarena adanya keterbatasan

waktu, sehingga menyebabkan datayangdiperoleh kurang maksimal, Sertajumlah responden yang memenuhikriteria inklusi dan eksklusi hanyasedikit yaitu hanya 15 orang,sehingga hasil penelitian kurangrepresentatif.

Page 7: Jurnal Usia, Jenis Kelamin vs Insomnia

7

DAFTAR PUSTAKA1. Siregar, Mukhlidah Hanun.

Mengenal sebab-Sebab,Akibat-Akibat, dan CaraTerapi Insomnia.2011.Yogyakarta:FlashBooks

2. Lumbantobing, SM.Gangguan Tidur. 2008.Jakarta:Balai Penerbit FKUI

3. Surilena. Gangguan TidurPada Lansia danPenanganannya. YayasanKesehatan Jiwa“Dharmawangsa”. 2004.XXXVII(1)

4. Tsou, Eng-Ting. PrevalenceAnd Risk Factors ForInsomnia In Community-Dwelling Elderly In NorthernTaiwan. Journal of ClinicalGerontology &Geriatrics.2013

5. Alvailable atwww.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2313

6. Wijayanti, Fina Yuli.Perbedaan Tingkat InsomniaPada lansia sebelum dan

Sesudah pemberian TerapiMusik Keroncong DiPelayanan Sosial Lanjut UsiaTulingagung. 2012. MajalahKesehatan FKUB

7. Sadock BJ, Sadock VA.2007. Kaplan & Sadock’sSynopsis of Psychiatry:Behavioral Science/ClinicalPsychiatry (Tenth Edition).New York: LippincottWilliams &Wilkins.AmericanPcychiatric Association.Diagnostic Criteria DSM-IV.1999

8. Prayitno,A. Gangguan PolaTidur Pada Kelompok UsiaLanjut danPenatalaksanaannya. 2002.Vol.21 No.1

9. Permana, Made Gd Cahyadi.Insomnia Dan HubungannyaTerhadap Faktor PsikososialPada Pelayanan KesehatanPrimer. Bagian/SMF IlmuKesehatan Jiwa FK Univ.Udayana / RSUP sanglah

Page 8: Jurnal Usia, Jenis Kelamin vs Insomnia

7

Page 9: Jurnal Usia, Jenis Kelamin vs Insomnia

8

Page 10: Jurnal Usia, Jenis Kelamin vs Insomnia

9