jurnal tugas akhir analisis tingkat kebisingan pada
TRANSCRIPT
JURNAL TUGAS AKHIR
ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN PADA KONDISI MALAM PERGANTIAN
TAHUN DI KOTA MAKASSAR
ANDI AZWAR
D121 11 112
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2018
ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN PADA KONDISI MALAM
PERGANTIAN TAHUN DI KOTA MAKASSAR
Dr. Ir. Hj. Sumarni Hamid Aly, M.T.*1, Dr. Eng. Muralia Hustim, S.T., M.T.*1, Andi Azwar*2
1Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kampus Teknik Gowa, Poros Malino Km. 6 Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan2Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
ABSTRAK
Pertumbuhan kendaraan di Makassar beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan cukupsignifikan berkisar 7% pertahunnya. Berbeda dengan tingakt pertumbuhan jalan di Kota Makassarhanya 1.51%, akibatnya jumlah dan jenis kendaraan yang menggunakan ruas – ruas jalan semakinhari semakin bertambah dan akan menimbulkan beberapa permasalahan salah satunya yaknikebisingan. Salah satu sumber kebisingan berasal dari aktivitas kembang api menghasilkan empatefek primer: suara, cahaya asap, dan bahan terbang (contohnya confetti). Penelitian ini di lakukan dibeberapa titik di Kota Makassar pada hari Sabtu, 31 Desember 2017 selama 7 jam dari pukul 19.00WITA hingga 01.00 WITA dengan pengambilan data setiap 10 menit perjam menggunakan SLMtipe TM – 103. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kebisingan tertinggi pada pukul 00.00WITA sebesar 95.7 dB pada lokasi I dan pada pukul 20.00 WITA sebesar 75.8 dB pada lokasi 2menjadi terendah . Hasil ini melebihi standar baku mutu yang ditetapkan untuk baku mutukebisingan (KepmenLH No.48 Tahun 1996). Berdasarkan hasil tersebut, pengukuran dan prediksiRMSE memiliki perbedaan yang cukup signifikan yakni 9.36 dB sehingga model prediksi yangcukup signifikan.
Kata kunci : Tingkat Kebisingan, ASJ – RTN 2008, Kembang Api, RMSE.
ABSTRACT
The growth of vehicles in Makassar in recent years has increased significantly around 7% per year.Unlike the increase rate of roads in the city of Makassar only 1.51%, consequently the number andtypes of vehicles that use the road segments increasingly by the day and this phenomenom revealssome noise problems. One of Noise problems caused by fireworks activities that produce fourprimary effects: sound, light, smoke, and flying materials (eg confetti).. This study was conducted atseveral points in Makassar City on Saturday, December 31, 2017 for 7 hours from 19:00 to 01:00with data taking every 10 minutes per hour using SLM type TM - 103. The results of this studyshowed the highest noise level at 00.00 at 95.7 dB at location I and at 20.00 at 75.8 dB at location 2to the lowest by 00.00, the result of this study presented the highest number of noise level calculatedby 95.7 dB at location I amd decreased slightly to 75.8 dB at location 2 which is lower than theformer figure. This result exceeds the standard quality standard set for the noise quality standard(KepmenLH No.48 of 1996). Based on these results, the measurement and prediction of RMSEshowed the rate by the margin of 9.36 dB so that the prediction model is quite significant.
Keywords: Noise Level, ASJ - RTN 2008, Fireworks, RMSE.PENDAHULUAN
Pertumbuhan kendaraan di Indonesiabeberapa tahun terakhir mengalami peningkatancukup signifikan, terutama pada kota-kota diIndonesia. Meningkatnya mobilitas saat inimembutuhkan sarana dan prasarana transportasiyang memadai. Akibatnya jumlah dan jeniskendaraan yang menggunakan ruas-ruas kendaraansemakin hari semakin bertambah. Untuk KotaMakassar sendiri pertumbuhan kendaraan cukupsignifikan berkisar 7% pertahunnya. Berbedadengan tingkat pertumbuhan jalan di KotaMakassar hanya 1,51% pertahunnya (WartaEkonomi, 2017). Total panjang jalan di KotaMakassar sebesar 1642 km dengan panjang jalanarteri 76,52 km dan panjang jalan kolektor 380,93km (Bina Marga, 2016). Untuk kecepatan rata-ratakendaraan di Kota Makassar memiliki kecepatanrata-rata 28,54 km/jam, 27 km/jam dan 24,06km/jam (Oto, 2016). Hal ini menyebabkan tingkatpertumbuhan kendaraan di Kota Makassar tidakdiimbangi dengan jumlah jaringan jalan, yangapabila dibiarkan arus lalu lintas akan mengalamiperlambatan hingga timbul kemacetan.
Di perkotaan, aktivitas manusia yangsemakin meningkat sehingga membutuhkanmoda transportasi atau kendaraan agar dapatmempermudah kegiatan sehari-hari sehinggamenjadi salah satu penyebab kemacetan.Selain itu, persimpangan jalan yang bersinyal,kondisi jalan yang rusak dan musim jugamemberi dampak pada kemacetan yang
apabila dibiarkan berlarut-larut akan memberidampak pada lingkungan seperti kebisingan.
Kebisingan adalah bunyi atau suara yangtidak dikehendaki dan dapat mengganggukesehatan dan kenyamanan lingkungan yangdinyatakan dalam satuan desibel (dB) (PutraPrabu, 2016). Pada bising jalan raya atau lalulintas bunyi yang dihasilkan cenderung tidakkonstan tergantung dari intensitas kendaraan yanglewat. Semakin lama kebisingan lalu lintas inisemakin bertambah seiring dengan bertambahnyajumlah kendaraan yang melintas. Sehinggadiperlukan adanya kriteria kebisingan yang dapatdijadikan standar untuk menilai tingkat kebisingandi lingkungan tersebut (Dedi Purnomo, 2016).Berdasarkan hasil penelitian terdahulu diketahuibahwa tingkat kebisingan rata - rata pada jalan-jalan arteri dan kolektor di Kota Makassar telahmelebihi ambang batas. Dari hasil pengukuran,diperoleh nilai rata - rata LAeq,day sebesar 78,9 dB.Sepeda motor merupakan kendaraan mayoritasdengan persentase 69,1% dan kecepatan rata-ratakendaraan berada di bawah 35 km/jam (Fachreza,2016). Sedangkan kebisingan pada malam tahunbaru diperoleh sebesar 150 dB yang dimana sudahmasuk dalam cakupan suara menyakitkan diatas120 dB (Hello Health Group Pte. Ltd., 2016).
Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitianini penting untuk dilakukan agar dapatmemberikan gambaran kondisi kebisingan lalulintas di Kota Makassar pada malam pergantianmalam tahun baru yang nantinya dapat menjadiacuan dalam memberikan alternatif solusi untukmengatasi masalah kebisingan khususnya di Kota
Makassar dengan mengangkat judul “Analisistingkat kebisingan pada kondisi malampergantian tahun di Kota Makassar”
METODOLOGI PENELITIANJenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitiankuantitatif. Data yang diperlukan untuk analisispenelitian diperoleh secara langsung melaluipengukuran yaitu data geometrik jalan, volumelalu lintas, kecepatan kendaraan, dan kebisingankendaraan.
Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkansuatu gambaran mengenai kondisi kebisingan diKota Makassar pada kendaraan bermotor.Pengumpulan data meliputi pengumpulan dataprimer dan sekunder.
Data diperoleh dari survei lapangan. Data –
data primer yang dikumpulkan berupa data volume
kendaraaan, kecepatan kendaraan, dan
menggunakan alat SLM TM – 103 yang diperoleh
dari perhitungan kendaraan yang melintas 7
jam/10 menit, yaitu hari Sabtu 31 Desember 2017
pada pukul 19.00 – 01.00 WITA.
Sebelum melakukan pengumpulan data, pada
lokasi penelitian dilakukan sistem zonasi yaitu
penentuan beberapa zona dalam pengukuran
volume kendaraan, kecepatan kendaraan, dan
kebisingan kendaraan. Zona ini dibuat karena
dalam perhitungan membutuhkan panjang jalan
yang sama sehingga memiliki kepadatan
kendaraan bermotor yang sama dan kebutuhan
yang berbeda – beda tiap daerahnya disesuaikan
dengan kebisingan yang di hasilkan. Pembagian
zona dibagi berdasarkan jalan di Kota Makassar
pada saat pengukuran.
Perhitungan jumlah dan jenis kendaraan
dilakukan pada saat dilakukan jam puncak masuk
kendaraan dan jam puncak malam pergantian
tahun. Perhitungan jumlah masing – masing jenis
kendaraan di tiap titik pengamatan dilakukan
dengan menggunakan alat counter yaitu alat
mekanik dan kamera. Perhitungan volume
kendaraan menggunakan metode sensus, yaitu
menghitung jumlah kendaraan satu per satu secara
langsung di lapangan. Sedangkan pengukuran
kebisingan yaitu menggunakan alat SLM TM – 103
dan prediksi tingkat kebisingan dengan model ASJ
– RTN 2008.
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada hari Sabtu, 31Desember 2017 pada pukul 19.00 - 01.00 WITAuntuk 14 titik pada ruas jalan yang memilikivolume lalu lintas yang tinggi pada malamhari. Pengukuran dilakukan setiap 10 menitdimana setiap 1 jam pengukuran.
Penelitian pada ruas jalan Kota Makassaryang terdiri dari 2 lokasi yang di bagi menjadi 14titik pengukuran pada ruas jalan. Pada setiap ruasjalan dipilih 14 titik lokasi pengukuran. Titiktersebut dipilih dengan pertimbangan kondisilokasi yang sesuai dengan kriteria seperti lokasititik yang tepat untuk melakukan pengukurankarena jalan tersebut menjadi jalan utamamasyarakat untuk menuju ke lokasi malampergantian tahun dan tidak terhalangi dan jarakantara alat ukur yang memantulkan bunyi. Untuklayout lokasi pengambilan data dapat dilihatpada gambar berikut:
Gambar 1. Peta Lokasi Pengamatan I
Gambar 2. Peta Lokasi Pengamatan II
Prosedur Kerja
Metode pengambilan sampel pada penelitianini menggunakan alat Sound Level Meter Tenmars103 (SLM TM 103 Perhitungan jumlah dan jeniskendaraan dilakukan pada saat dilakukan jampuncak masuk kendaraan dan jam puncak malampergantian tahun. Perhitungan jumlah masing –masing jenis kendaraan di tiap titik pengamatandilakukan dengan menggunakan alat counter yaitualat mekanik dan kamera. Perhitungan volumekendaraan menggunakan metode sensus, yaitumenghitung jumlah kendaraan satu per satu secaralangsung di lapangan. Sedangkan pengukurankebisingan yaitu menggunakan alat SLM TM – 103dan prediksi tingkat kebisingan dengan model ASJ– RTN 2008.
Analisis Data
1. Metode Perhitungan Kebisingan
Perhitungan kebisingan kendaraan bermotor sesuai
dengan rumus perhitungan nilai ekuivalen (Leq).
Untuk menghitung nilai ekuivalen (Leq). Nilai
ekuivalen (Leqday menunjukkan volume
kebisingan yang dikeluarkan dalam per hari.
a. Jangkauan atau range
R = Data max-Data min
b. Banyaknya Kelas
k= 1+3.3log(n)
c. Interval
d. Titik tengah interval kelasTitik Tengah = ( )
e. = 100% ×f. = ( ) + ( ) = 0,1 ×× 10g. = +h. = 50% ×i. = ( ) + ( ) = 0,5 ×× 100j. = +k. = 90% ×l. = ( ) + ( ) = 0,9 ×× 100m. = +n. = 99% ×o. = +p. LAeq = L50 + 0,43 (L1 - L50)
q. Leq day = 10 x log (10) x x
10(laeq1/10)+ 10(laeq2/10)
2. Model prediksi ASJ RTN 2008
Analisis tingkat kebisingan prediksi dihitung
dengan menggunakan metode ASJ RTN 2008
penginputan data dan output hasil dari running.
Data yang dibutuhkan yaitu data kecepatan rata-
rata seluruh jalan, data jumlah volume setiap jenis
kendaraan, kecepatan kendaraan, geometrik jalan
dan data kebisingan atau Laeq,day. Selain itu data
tambahan untuk dimasukkan dalam notepad
penginputan yaitu data jumlah jalur dan lebar
median. Dalam memprediksi kebisingan
digunakan dua metode perhitungan yaitu dengan
tidak memasukkan data jumlah klakson dan
dengan memasukkan data jumlah klakson.
a. Perhitungan sound pressure level (LA).
LA = LwA – 8 – 20 log r
b. Perhitungan sound exposure level (LAE).
= 10 Log ( ∑ 10 ∆ )∆ = . ∆3. Menghitung nilai Korelasi Pearson (R) dan nilaiRoot Mean Square Error (RMSE).
Model ini perlu dilakukan agar dapat kitaketahui apakah model tersebut berkesesuaian atauterdapat variable yang belum terlingkupi dalamtahap analisis yag dilakukan. Tahap ini dilakukandengan membandingkan perbedaan antara hasilpengukuran dengan model prediksi.
Dilakukan pula uji Korelasi Person (R) dannilai Root Mean Square Error (RMSE) pada datapengukuran guna melihat ada tidaknya perbedaandata yang diperoleh, dikarenakan kedua sampelmerupakan data yang memiliki hubungan satusama lain.
R =n.ƩXY - ƩX.ƩY (2.23)
√{n.ƩX2 - (ƩX)2}.{n.ƩY2 - (ƩY)2}
RMSE = nYX /)( 2 (2.24)
4. Metode sebaran kebisingan Surver 10
Untuk mengetahui sebaran kebisingan yangterjadi pada lokasi pengukuran maka digunakanmetode sebaran menggunakan program Surver 10.Program ini diperlukan agar kita dapat mengurangidampak bunyi suara kembang api yang dihasilkanpada malam pergantian tahun yang dimanasebarannya tersebut di di kasifikasikan denganwarna dan mengacupada Kepmen LH No.48Tahun 1996 tentang zona kebisingan .
HASIL DAN PEMBAHASANKarakteristik Parameter Lingkungan FisikaKimia Perairan Laut
Pengukuran tingkat kebisingan ini dilakukanpada beberapa ruas jalan yang ada di KotaMakassar, yaitu Jl. Riburane, Jl. Jendral Sudirman,Jl. R.A. Kartini, Jl. Kajaolaido, Jl. SultanHasanuddin, Jl. Pengayoman, Jl. Toddoppuli
Raya, Jl. Hertasning, Jl. Mirah Seruni, dan Jl.Boulevard
1. Tingkat Kebisingan
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan
selama 7 jam dimulai pada hari Sabtu, 31
Desember 2017 dari pukul 19.00 hingga 01.00
WITA. Interval pengukuran sebesar 10 menit
perjam sehingga terdapat 600 data yang diperoleh
per jamnya. Enam ratus data yang diperoleh per
jam merupakan nilai tingkat bising, sehingga perlu
dilakukan tahapan analisis untuk memperoleh nilai
tingakt bising ekuivalen (Leq).
a. Tingkat Kebisingan Lokasi I
Gambar 1. Hasil Pengukuran Parameter SuhuSumber: Hasil Penelitian
Dilihat dari Gambar 1, L90 yang merupakan
kebisingan latar belakang berada pada rentang 60
– 76 dB dan Leq1 yang merupakan prakiraan
tingkat kebisingan maksimum berada pada rentang
85 – 107 dB. Nilai kebisingan ekuivalen tertinggi
pada pukul 00.00 WITA dengan nilai 107 dB. Hal
ini terjadi dikarenakan pada jam tersebut
merupakan puncak dari malam pergantian tahun
baru yang dimana bunyi kembang api sangat
60.065.070.075.080.085.090.095.0
100.0105.0110.0
19
.00
-1
9..
10
20
.00
-2
0.1
02
1.0
0-
21
.10
22
.00
-2
2.1
02
3.0
0-
23
.10
00
.00
-0
0.1
00
1.0
0-
01
.10
TIN
GKAT
KEB
ISIN
GAN
(DB)
L90 (dB)
L50 (dB)
L10 (dB)
L1 (dB)
Leq (dB)
mendominasi kebisingan yang terjadi. Nilai
tingkat kebisingan ekuivalen rata – rata (Leqday)
sendri sebesar 87 dB. Bila dibandingkan dengan
nilai Leqday dengan baku mutu tingkat kebisingan
yang berlaku yakni Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 48, nilai tersebut melebihi
baku mutu maksimum yakni 70 dB.
b. Tingkat kebisingan Lokasi II
Gambar 2 Peta Penyebaran Suhu Air LautSumber: Hasil Penelitian
Dilihat dari Gambar 2, nilai L90 yang
merupakan kebisingan latar belakang tertinggi
pada pukul 23.00 WITA yakni 70 dB dan nilai Leq1
yang merupakan prakiraan kebisingan maksimum
dari data yang ada terlihat fluktuatif, dimana nilai
tertinggi pada pukul 00.00 WITA yakni 94 dB.
Nilai tingkat kebisingan ekuivalen tertinggi
dikarenakan pada jam tersebut masyarakat masih
ada melakukan aktivitas dijalan untuk menuju ke
lokasi malam pergantian tahun dan menyalakan
kembang api dijalan tersebut. Nilai tingkat
kebisingan rata – rata sehari (Leqday) sendiri sebesar
79 dB. Bila dibandingkan dengan nilai Leqday
dengan baku mutu tingkat kebisingan yang berlaku
yakni Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
48, nilai tersebut melebihi baku mutu maksimum
yakni 70 dB.
2. Volume Kendaraan
Gambar 3. Volume sepeda motorSumber: Hasil Penelitian
Gambar 4. Volume Kendaraan Ringan
Gambar 5. Volume Kendaraan Berat
Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa
volume kendaraan terbanyak berada pada lokasi I.
Hal ini terjadi melihat tata guna lahan yang ada
disekitar lokasi II berupa pemukiman,
perdagangan, dan jasa. Disamping itu tata guna
lahan, lokasi II jalan yang menghubungkan daerah
pemukiman, serta perdagangan dan jasa.
Sedangkan lokasi I memiliki volume kendaraan
rendah melihat tata guna lahannya berupa
perkantoran dan fasilitas umum serta lokasi I
50.060.070.080.090.0
100.0
19
.00
-…2
0.0
0-…
21
.00
-…2
2.0
0-…
23
.00
-…0
0.0
0-…
01
.00
-…
TIN
GKAT
KEB
ISIN
GAN
(DB)
L90 (dB)
L50 (dB)
L10 (dB)
L1 (dB)
Leq (dB)
0100200300400500600
19.0
0 - 1
9.10
20.0
0 - 2
0.10
21.0
0 - 2
1.10
22.0
0 - 2
2.10
23.0
0 - 2
3.10
00.0
0 - 0
0.10
01.0
0 - 0
1.10Vo
lum
e (K
end/
jam
)
Lokasi I
Lokasi II
050
100150200250300
19.0
0 -…
20.0
0 -…
21.0
0 -…
22.0
0 -…
23.0
0 -…
00.0
0 -…
01.0
0 -…
Volu
me
(Ken
d/ja
m)
Lokasi I
Lokasi II
010203040506070
Volu
me
(Ken
d/ja
m)
Lokasi I
Lokasi II
hanya menghubungkan perkantoran dan fasilitas
umum dimana tata guna jalan juga dibeberapa titik
hanya 1 jalur.
3. Kecepatan Kendaraan
Pengukuran kecepatan kendaraan dilakukan
menggunakan speed gun pada 20 kendaraan tiap
jenis kendaraan untuk tiap ruas jalan. Pengukuran
ini merupakan pengukuran kecepatan titik
dilakukan pada 25 meter sebelum kendaraan
tersebut berhenti atau melewati surveyor.
Pengukuran ini dilakukan secara acak pada waktu
survey. Hasil pengukuran kecepatan dapat dilihat
pada Tabel dibawah ini.
Tabel 1. Hasil Pengukuran kecepatan kendaraan
Sumber: Hasil Penelitian
Kecepatan tertinggi dimiliki oleh Sepeda motor,
lalu diikuti oleh kend. ringan, dan kecepatan
terendah oleh kend. berat. Perbedaan kecepatan ini
dikarenakan dimensi kendaraan dan dimensi jalan.
Sepeda motor yang memiliki dimensi lebar
kendaraan yg kecil memudahkan pengendara
dalam mengemudikannya pada area yang terkecil
terlebih lagi didukung oleh dimensi jalan yang
besar. Berbeda pada kend. ringan dan kend. berat
yang memiliki dimensi lebar kendaraan yang
besar.
Pada lokasi II memiliki rata – rata kecepatan
tertinggi untuk ketiga jenis kendaraan. Hal ini
disebabkan sepinya jalan yang mengakibatkan
beberapa kendaraan memacu kendaraannya
dengan kecepatan yang cukup tinggi.
4. Prediksi Tingkat Kebisingan
Prediksi kebisingan adalah tahapan untuk
menemukan model yang paling mendekati kondisi
di lapangan. Model ini nantinya akan digunakan
untuk memprediksi tingkat kebisingan lalu lintas
di Kota Makassar untuk masa yang akan datang
khususnya untuk pada kondisi malam pergantian
tahun. Model prediksi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ASJ-RTN 2008. Model ASJ-
RTN 2008 terbagi menjadi dua keadaan yaitu
untuk keadaan steady dan unsteady
Tabel 2. Hasil Pengukuran dan Prediksi
kebisingan
No Waktu Pengamatan (dB) Prediksi (dB)Lokasi I Lokasi II
1 19.00 - 19.10 71,5 74,32 20.00 - 20.10 69,4 71,33 21.00 - 21.10 69,9 70,34 22.00 - 22.10 72,6 70,55 23.00 - 23.10 70,2 71,76 00.00 - 00.10 73,5 73,87 01.00 - 01.10 69,7 72,9Sumber: Hasil Penelitian
5. Perbandingan hasil pengukuran dan prediksi
Adanya perbedaan antara pengukuran langsung
dan hasil prediksi metode ASJ – RTN 2008 terjadi
dikarenakan adanya faktor – faktor yang tidak
terlingkupi baik selama pengukuran ataupun
ketika tahap analisa prediksi.
No Waktu
Lokasi Pengamatan
LokasiI
Lokasi IILokasi
ILokasi II
LokasiI
Lokasi II
Sepeda Motor(Km/jam)
Kend. Ringan(Km/jam)
Kend. Berat (Km/jam)
119.00 -19.10
16 15 25 25 24 24
220.00 -20.10
16 18 30 27 28 26
321.00 -21.10
18 16 28 30 28 28
422.00 -22.10
23 16 29 26 26 25
523.00 -23.10
10 16 21 26 12 25
600.00 -00.10
6 19 16 35 9 29
701.00 -01.10
21 16 27 35 26 23
Tabel 3. Perbandingan hasil pengukuran langsung
dan prediksi
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat
kebisingan prediksi ASJ-RTN 2008, dilakukan
validasi data sehingga dihasilkan nilai korelasi
pearson (R) 0,50 dan RMSE 9,36. Hasil validasi
menunjukkan nilai RMSE diatas 1 menunjukkan
model ini cukup valid. Hal ini juga dibuktikan dari
adanya beberapa titik pengukuran pada ruas jalan
yang memiliki nilai selisih tinggi yakni diatas 4,3
dB hingga 22,2 dB antara LAeq pengukuran dengan
prediksi ASJ-RTN 2008. Selisih maksimum
berada di titik pengamatan pada pukul 00.00
WITA pada lokasi I yakni di ruas jalan Riburane
sebesar 22,2 dB.
Gambar 7. Grafik perbandingan pengukuran
langsung dan prediksi
6. Pola penyebaran tingkat kebisingan
Setelah nilai Leq diperoleh selanjutnya nilai –
nilai Leq tersebut dibuatkan sebaran kebisingan
menggunakan software Surfer 10 yaitu dengan
mamasukkan nilai – nilai tingkat kebisingan
ekuivalen (Leq) dan koordinat lintang selatan
(sumbu y) dan koordinat bujur timur (sumbu x).
Nilai koordinat lintang selatan (sumbu y),
koordinat bujur timur (sumbu x) dan nilai tingkat
kebisingan ekuivalen (Leq) untuk nilai z dapat
dilihat pada lampiran.
KESIMPULAN
1. Untuk hasil pengukuran menggunakan alat
pada jam 00.00 WITA pada lokasi I menjadi
puncak kebisingan yang terjadi pada Kota
Makassar dengan tingkat kebisingan sebesar
60
70
80
90
100
- 4 1 6 1 1 1 6
TIN
GKAT
KEBI
SIN
GAN
(DB) PENGUKUR
ANLANGSUNGPREDIKSI
No Waktu
Lokasi I Lokasi II
PengukuranLangsung
(dB)
Prediksi(dB)
Selisih(dB)
PengukuranLangsung
(dB)
Prediksi(dB)
Selisih(dB)
119.00 -19.10
78,6 71,5 7,1 78,6 74,3 4,3
220.00 -20.10
75,7 69,4 6,3 76,2 71,3 4,9
321.00 -21.10
81,2 69,9 11,3 77,8 70,3 7,5
422.00 -22.10
79,8 72,6 7,2 76,3 70,5 5,8
5 23.00 -23.10
80,1 70,2 9,9 79,4 71,7 7,7
600.00 -00.10
95,7 73,5 22,2 82,9 73,8 9,1
701.00 -01.10
76,8 69,7 7,1 79,5 72,9 6,6
Gambar 8. Kontur sebaran Lokasi 1
Gambar 9. Sebaran kebisingan Lokasi 1
Gambar 10. Kontur sebaran Lokasi II
Gambar 11. Sebaran kebisingan Lokasi II
95,7 dB di jalan Riburane dikarenakan adanya
pengaruh dari bunyi suara kembang api dan
untuk kebisingan terendah terdapat pada jam
20.00 WITA dengan tingkat kebisingan sebesar
75,7 dB di jalan Jend. Sudirman yang dimana
aktifitas kendaraan masih normal – normal
saja.
2. Untuk prediksi tingkat kebisingan lalu lintas
metode ASJ RTN – 2008 menghasilkan nilai
tingkat kebisingan rata – rata sebesar 71,5 dB
dengan Nilai Korelasi Person (R) 0,50 dB dan
RMSE sekitar 9,36 dB. Oleh karena itu prediksi
kebisingan menggunakan model ASJ – RTN
2008 jika di bandingkan dengan pengukuran
langsung maka hasil yang dihasilkan sangat
jauh.
SARAN
1. Pemidahan data dari notepad ke excel
sebaiknya menggunakan Laptop dengan
Software Windows 2007.
2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
dilakukan selama 12 jam pengukuran
volume kendaraan, kecepatan lalu lintas,
dan kebisingan.
3. Untuk penelitian selanjutnya data ini bisa
jadi referensi untuk penelitian selanjutnya
untuk analisis tingkat kebisingan malam
pergantian tahun berikutnya.
4. Penambahan hitungan untuk suara
klakson, terompet, dll.
5. Pengaruh angin harap dimasukkan
kedalam faktor pengaruh kebsingan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. 2010. Analisis Kebutuhan
Transportasi. Universitas
Hasanuddin:Makassar
Fachreza. 2016. Analisis Tingkat Kebisingan
Simpang Empat Bersinyal Di Jalan
Cendrawasih Makassar.Makassar :
Universitas Hasanuddin
Anggraeni, Vina. 2012. Tingkat Kebisingan Lalu
Lintas dan Resiko Hipertensi Pada Supir
Angkutan Umum KWK Wilayah Jakarta
Timur Tahun 2012. Depok : Universitas
Indonesia
Anonim. 1997. Indonesian Highway Capacity
Manual. 1997. Bina Jalan Kota (Binkot).
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga,
Republik Indonesia.
Anonim. 2003. Pedoman Perhitungan Kapasitas
Lingkungan Jalan. Kementrian Pekerjaan
Umum
Anonim. 2006. Badan Litbang PU Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta: Republik
Indonesia
Anonim. 2005. Mitigasi Dampak Kebisingan
Akibat Lalu Lintas Jalan. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum
Arif, Muhammad. 2013. Studi Kebisingan Lalu
Lintas Pada Ruas Tol Bandara
Hasanuddin. Makassar : Universitas
Hasanuddin
Arlan, Mirani. 2011. Pengaruh Volume
Kendaraan Terhadap Kebisingan Dan
Pemetaan Kebisingan Menggunakan
Perangkat Lunak Arcview Di Kelurahan
Pondok Cina, Depok, Akibat Kegiatan
Transportasi Di Jalan Margonda Raya.
Depok : Universitas Indonesia
Asakura, T., Sakamoto, S., Rahman, M. 2010.
Noise Measurement in Dhaka City.
Jepang : Proceedings of the 2010 Autumn
Meeting of INCE/J
Badan Pusat Statistik. Jumlah Kendaraan
Bermotor, (online)
(https://www.bps.go.id/linkTableDinamis
/view/id/1133) diakses tanggal 28 April
2017
Buchari. 2007. Kebisingan Industri dan Hearing
Conservation Program. Medan:
Universitas Sumatera Utara
Fadilah, Tenri. 2016. Analisis Tingkat Kebisingan
Simpang Empat Bersinyal Jalan Veteran
Utara Makassar. Makassar : Universitas
Hasanuddin
Gulliver, J., Morley, D., Vienneau, D., Fabbri, F.,
Bell, M., Goodman, P., dan Fecht, D.
2015. Development of an open-source
road traffic noise model for exposure
assessment. London : Environmental
Modelling & Software
Hakim,Rustam. 2006. Rancangan Visual
Lansekap Jalan. Buku. Jakarta:Bumi
Aksara
Hassal J R,dkk. 1979. Acoustic Noise
Measurements. Denmark : Bruel and
Kjaer
Huboyo, H. Setiyo, Sri Sumiyati. 2008. Buku Ajar
Pengendalian Bising dan Bau.
Semarang : Universitas Diponegoro
Hustim, Muralia., dkk. 2012. Analisis Kebisingan
Lalu Lintas Pada Ruas Jalan di Kota
Makassar. Makassar :Universitas
Hasanuddin.
Instran. 26 Maret 2015. Laporan Forum Diskusi
Publik Sektor Transportasi. (online)
(http://instran.org/index.php/en/news-
room/home/25-front-page/7159-laporan-
forum-diskusi-publik-sektor-transportasi)
diakses 28 April 2017.
Kementerian Lingkungan Hidup Republik
Indonesia. Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 48 Tahun 1996 Tentang
Baku Mutu Tingkat Kebisingan.
Kustituanto, B.,Badrudin, R. 1994. Statistika 1.
Jakarta : Penerbit Gunadarma
Morlock, Edward,K. 1991. Pengantar Teknik dan
Perencanaan Transportasi. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Nababan, D.Sriastuti. 2014. Model Prediksi Lalu
Lintas Heterogen Yang
Mempertimbangkan Suara Klakson
Kendaraan. Makassar : Universitas
Hasanuddin
Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 1993 tentang
Prasarana dan Lalu Lintas Jalan
Sani,Zulfiar. 2010. Transportasi. Jakarta:Penerbit
Universitas Indonesia
Suryo,P,Leksmono. 2008. Rekayasa Lalu Lintas.
Jakarta : Macanan Jaya Cemerlang
Syarifuddin, Saldi. 2015. Analisis Tingkat
Kebsingan Jalan Berbasis Model
Empiris. Makassar : Universitas
Hasanuddin
Trihendradi,C. 2008. Analisis Data Statistik.
Yogyakarta : Penerbit Andi
Undang-Undang Republik Indonesia No.22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
Warpani, Suwardjoko. 2002. Pengelolaan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung :
Penerbit ITB
Yamamoto, K. 2010. Road traffic noise prediction
model ‘‘ASJ RTN-Model 2008’’: Report of the
Research Committee on Road Traffic Noise. Japan
: The Acoustical Society of Japan
Horas, J. Michael. 2004. Modern Spectoscopy.
England: Wiley
Hello Health Group Pte. Ltd, 2008 “The Impact of
Noise on Health”. Indonesia: Google.com
Warta Ekonomi. 2017. Pertumbuhan kendaraan di
Makassar rata – rata 7% tiap tahun.
Indonesia: www.wartaekonomi.co.id
Oto. 2016. Ini dia laju kecepatan kendaraandi
berbagai kota di Tanah Air. Indonesia :
www.oto.detik.com
Suka cita pada malam pergantian malam tahun.
2016. Seni dalam menyambut malam
pergantian tahun di masyarakat.
Indonesia. Google.com