jurnal tik 3

27
VOL. 17 No. 2 Desember 2014 ISSN: 1410 - 8291 JURNAL PENELITIAN KOMUNIKASI DAFTAR ISI DIALEKTIKA MASYARAKAT BADUY DALAM MEMAKNAI REALITAS PEMILIHAN UMUM 2014 Karman....................................................................................................................................... 89-102 PENGEMBANGAN PERTUNJUKKAN CALUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI ERA KONVERGENSI C.Suprapti Dwi Takariani ...................................................................................................... 103-116 PERILAKU KOMUNIKASI KELOMPOK KOMUNITAS VIRTUAL KASKUS REGIONAL RIAU RAYA Nova Yohana dan Tika Wulandari ........................................................................................ 117-128 PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI TINGKAT PEMERINTAHAN DESA Didit Praditya .......................................................................................................................... 129-140 KOMUNIKASI PARTISIPATIF DALAM PROSES PEMBAGUNAN BENDUNGAN MATENGGENG KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH Waluyo Handoko, Adhi Iman Sulaiman, dan Andi Ali Said Akbar .................................. 141-152 LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Syarifuddin 153-164 PERAN PENGELOLA RADIO KOMUNITAS DALAM MENGEMBANGKAN SIARAN KEARIFAN LOKAL Neti Sumiati Hasandinata ....................................................................................................... 165-176

Upload: shella-marcelina

Post on 30-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TIK

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal TIK 3

VOL. 17 No. 2 Desember 2014 ISSN: 1410 - 8291

JURNAL

PENELITIAN

KOMUNIKASI

DAFTAR ISI

DIALEKTIKA MASYARAKAT BADUY DALAM MEMAKNAI REALITAS

PEMILIHAN UMUM 2014

Karman ....................................................................................................................................... 89-102

PENGEMBANGAN PERTUNJUKKAN CALUNG SEBAGAI MEDIA

KOMUNIKASI DI ERA KONVERGENSI

C.Suprapti Dwi Takariani ...................................................................................................... 103-116

PERILAKU KOMUNIKASI KELOMPOK KOMUNITAS VIRTUAL KASKUS

REGIONAL RIAU RAYA

Nova Yohana dan Tika Wulandari ........................................................................................ 117-128

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

DI TINGKAT PEMERINTAHAN DESA

Didit Praditya .......................................................................................................................... 129-140

KOMUNIKASI PARTISIPATIF DALAM PROSES PEMBAGUNAN

BENDUNGAN MATENGGENG KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH

Waluyo Handoko, Adhi Iman Sulaiman, dan Andi Ali Said Akbar .................................. 141-152

LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Syarifuddin 153-164

PERAN PENGELOLA RADIO KOMUNITAS DALAM MENGEMBANGKAN

SIARAN KEARIFAN LOKAL

Neti Sumiati Hasandinata ....................................................................................................... 165-176

Page 2: Jurnal TIK 3

PENGANTAR REDAKSI

kodrat manusia sebagai makhluk sosial, di mana manusia selalu ingin berkomunikasi, karena

komunikasi merupakan intisari dari interaksi sosial. Selama masa kehidupannya manusia banyak

menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi dalam beragam bentuk, cara, dan situasi.

Komunikasi merupakan kebutuhan pokok manusia, komunikasi juga menjadi perantara satu

manusia dengan manusia lainnya. Dengan berkomunikasi apa yang diinginkan oleh seseorang

akan dimengerti oleh orang lain, karena komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian maksud

dan tujuan dari satu orang kepada orang lain. Seiring dengan perkembangan zaman manusia

membutuhkan media untuk bisa menyalurkan hasratnya berkomunikasi dengan orang lain.

Di era konvergensi saat ini, di mana computing, communication, dan content menjadi satu

kesatuan menjadikan kehadiran media baru menjadi tidak terbendung lagi. Media online saat ini

menjadi media yang sedang tren. Kehadiran media online telah memunculkan perilaku atau gaya

berkomunikasi baru, di mana seseorang bisa berinteraksi dan berkomunikasi tanpa harus bertemu

dan bertatap muka secara langsung. Keberadaan media online. telah menawarkan cara-cara baru

bagi pengguna untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Pengguna bisa saling berbagi pendapat,

kritik, menyampaikan aspirasi, melakukan jual beli secara online, dan lain-lain. Pengguna bisa

bebas mengeluarkan pendapat atau argumennya, hal ini terjadi karena berbagai kelebihan yang

ditawarkan oleh internet kepada penggunanya. Moris dan Ogan (1996) dalam Zubaidi (2011)

mengatakan bahwa komputer dan internet merupakan sebuah bentuk media komunikasi baru

yang memiliki karakter dan perbedaan dengan media konvensional. Beragam kelebihan yang

dimiliki oleh media baru inilah, yang kemudian menjadikan media tersebut banyak digemari oleh

berbagai kalangan.

Salah satu media online yang saat ini banyak digemari oleh pengguna adalah kaskus. Kaskus

merupakan situs komunitas maya terbesar di Indonesia. Zubaidi (2011) mengatakan bahwa

berbagai latar belakang penggunanya menjadikan kaskus menjadi ruang publik yang penuh

warna. Setiap pengguna berhak menyampaikan aspirasi dan pendapat melalui akun masing-

masing.

Jurnal Penelitian Komunikasi edisi ini berisi tujuh naskah kesemuanya merupakan hasil

penelitian di bidang komunikasi dan informatika. Salah satu tulisan dalam jurnal berjudul

”Perilaku Komunikasi Kelompok Komunitas Virtual Kaskus Regional Riau Raya, yang ditulis

oleh Nova Yohana dan Tika Wulandari. Tulisan tersebut mengupas mengenai Komunitas Kaskus

Regional Riau Raya yang merupakan ruang sosial baru yang memengaruhi perilaku interaksi dan

komunikasi antar anggota kelompoknya.

Penyunting

Page 3: Jurnal TIK 3

JOURNAL OF COMMUNICATION RESEARCH

ISSN: 1410-8291 December 2014, Vol 17 No. 2

Keywords sourced from the article listed. This abstract sheet may be reproduced without permission and free

DDC 323.04

Karman

Dialectic of Baduy Community in Meaning Reality of

General Election 2014

Journal of Communication Research December 2014,

vol. 17 no.2, p.89-102

Abstract - Baduy Community is very obedient to local

rules/custom, e.g. lunang (sundanesse to express

obedience to whoever the winner), and ngasuh rati,

ngayak menak. Surprisingly, the voter number in

Baduy have increased from 2013 to 2014. They have

their own mechanism in determining leader, that is by

deliberation among customary figures. The social-

political changes make-up the result of their

construction change toward reality. The issue in this

study is how Baduy community (re-)construct general

election. This one aims to understand Baduy’s

construction to electoral activities, their understanding

to the obligation to participate in election, and the

adaptation process of different realities (reality in

Baduy and Reality in external). By harnessing the

Social Construction of Reality introduced by Berger,

and Social Adaptation System introduced by Giddens,

this research show Baduy objectifies and participates

in general elections as an obedience to the customary

rules. Understanding about obligations to participate

in election is legitimized by customary institution,

regarding dualism of different structure, they must

adapt theirselves to different realities.

Keywords: dialectic, subculture community, political

reality, phenomenological research.

DDC 302.23

Takariani, C.Suprapti Dwi

Development Calung Pitaloka Shows as a Media

Communications in the Era of Convergence

Journal of Communication Research December 2014,

vol. 17 no.2, p.103-116

Abstract - The development of information and

communication technology (ICT) now is unstoppable.

This condition had impacted the calung show

development, due to people's appreciation has shifted

and tend to like popular culture which is introduced by

ICT products than the calung show. The issue in this

study is how the development of the performing group

Calung Pitaloka as a medium of communication in the

era of convergence. The purpose of this study is to

analyze the strengths, weaknesses, opportunities, and

threats, develop strategies, and formulation

development of Pitaloka the group of Calung show as a

communication medium in the era of convergence. This

study used a qualitative method with a case study

approach. In this study determination of informants is

using purposive sampling technique. The results

showed that based on the conditions of Pitaloka the

group of Calung show currently they have more

weaknesses than strengths, but they still have a chance

even though the treat still exist from the outside,

therefore the strategy could be implemented is to utilize

the existing facilities and utilize the support and good

cooperation with all parties.

Keywords: development, Calung Pitaloka performing

group, communication media.

DDC 004.693

Yohana, Nova and Wulandari, Tika

Communication Groups Behaviour of Kaskus Virtual

Community of Riau Raya Region

Journal of Communication Research December 2014,

vol. 17 no.2, p.117-128

Abstract - The development of internet which grew

rapidly has given rise to virtual communities among

others such as the Kaskus Community of Riau Raya

Region. In this community a new form of social space

was created that influence the interaction and

communication behavior among its members. This

study aimed to determine the role of communicator of

the virtual group, the interchangeable messages, the

interaction patterns, the unity and norms of group

communication in Kaskus virtual community of Riau

Raya Region in Pekanbaru. The qualitative method

was employed using symbolic interaction approach

and the instruments used to collect the data were

observation, interview and documentation. The result

of the study showed that the member of Kaskus virtual

community of Riau Raya has a role in accordance with

the structure and the level of the post. As a forum for

discussion and trading, the members of this community

share information using Kaskus language as the group

identity. Social interaction that exist in this community

is not only happening in online communication but also

offline communication.

Keywords: group communication, virtual community,

Riau Raya Regional Kaskus, Symbolic Interaction.

Page 4: Jurnal TIK 3

DDC 352.38

Praditya, Didit

The Utilization of Information and Communication

Technology (ICT) by Government in Rural Level

Journal of Communication Research December 2014,

vol. 17 no.2, p.129-140

Abstract - The central government often puts the

village as an object, so the utilization of ICT programs

only reached district or subdistrict area. Therefore the

emergence of movement from villages that use internet,

become a lesson that the initiative can be done from

the bottom (village). The research was conducted

through a case study by performing interviews and

observations in Panjalu Village, Subdistrict Panjalu,

Distric of Ciamis. Interview guidance is used to find

out the condition of the village before and after the

utilization of ICT. The result showed that Panjalu

Village has held ICT training to the village employees

and cadres. The utilization of ICT related to the

business sector is quite complete and informative. The

available website is used by the village government to

promote agricultural, tourist sites, and handicrafts

from SME (Small Medium Enterprises). In terms of e-

government solution, the utilization of ICT largely are

in the information stage, and a little bit are still in the

interaction stage. The utilization of ICT in Panjalu

Village is used to distribute or disseminate the

information regarding the development activities.

Keywords: ICT, village, e-governments.

DDC 302.224

Handoko, Waluyo; Sulaiman, Adhi Iman and

Akbar, Andi Ali Said

Participatory Communication in Development

Process of Matenggeng Dams Cilacap District

Central Java

Journal of Communication Research December 2014,

vol. 17 no.2, p.141-152

Abstract - The construction process of Matenggeng

Dams is still have problem such as no dialogue or

renegotiation to create a mutual agreement between

the government and Dayeuhluhur society. This

research aims to identify, analyze and design the model

of participatory development communication in the

construction process of Matenggeng Dams at

Dayeuhluhur subdistrict, Cilacap District, Central

Java Province. This research used qualitative method

with case study. Data Collection through interviews,

observation, analysis of documentation and focus

group discussions (FGD). The results showed: (1)

People have known for a long time about the discourse

of Matenggeng Dams construction through

interpersonal communication from the parents. (2)

There is still no agreement about compensation

between the community and the government. (3) The

community agree and have learned the benefits of

dams and willing to dialogue again to achieve an

agreement of compensation for the land and productive

trees. The implication, the public will continue to feel

anxious for certainty the future of people's lives, if

there is no certainty continuation the development of

the Matenggeng Dams.

Keywords: participatory development , community ,

dialogue.

DDC 372.34

Syarifuddin

Information and Communications Technology

Literacy

Journal of Communication Research December 2014,

vol. 17 no.2, p.153-164

Abstract - Development of information and

communication technology (ICT) has brought changes

for the people of Indonesia. With ICT, community can

easily access a variety of information and support jobs.

But the problem that arises is the uneven penetration of

ICT in all parts of Indonesia, including in South

Sulawesi. Giving rise to the digital divide as well as the

weakness of ICT literacy. Therefore, this study aims to

determine the ICT literacy community in South

Sulawesi. The method used in this study is a survey

with a quantitative approach. The results show that

ICT (computer, mobile phone, and internet) has been

used by communities in South Sulawesi. Among the

three media, mobile phone has the highest number of

penetration followed by computer and the internet. The

majority of respondents have also entered into 5 levels

of ICT literacy mobile phones and computers as an

integral part of daily activities. While the internet was

still in level 3 where they have been used but not

significantly.

Keywords: literacy, information communication

technology, mobile phones, computers, internet.

DDC384.54

Hasandinata, Neti Sumiati

Management Role of Community Radio in Local

Wisdom Broadcast Developing

Journal of Communication Research December 2014,

vol. 17 no.2, p.165-176

Abstract - Facing the wave of globalization,

community radio as broadcast industry with local

content, are required awareness to increase local

wisdom in every aspect of life particularly culture

aspect. Therefore management of community radio

Page 5: Jurnal TIK 3

need to understand local wisdom for implemented in

packaging content. The problem is how management

of community radio in developing local wisdom

broadcast, the purpose of this research is to find out

the role of community radio management in

development local wisdom broadcast. This research is

qualitative, purposively informan selection, data

collection technique by interview, observation, and

documentation. The result show that the role of

community radio management in developing local

wisdom broadcast is realized in form of local wisdom

broadcast in community radio is the featured broadcast

program. Programs and broadcasts local wisdom in

the form of the local culture, manifested through

broadcast programs compiled and presented in a

packed agenda that creatively with interactive concept.

Keywords: management role, Community Radio, local

wisdom broadcast development.

Page 6: Jurnal TIK 3

JURNAL PENELITIAN KOMUNIKASI

ISSN: 1410-8291 Desember 2014, Vol 17 No. 2

Kata kunci yang dicantumkan bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya

DDC 323.04

Karman

Dialektika Masyarakat Baduy dalam Memaknai

Realitas Pemilihan Umum 2014

Jurnal Penelitian Komunikasi Desember 2014, vol.

17 no.2, hal.89-102

Abstrak – Masyarakat Baduy Banten taat pada aturan

adat (pikukuh karuhun), antara lain lunang (ikut yang

menang), ngasuh rati, ngayak menak. Namun, jumlah

pemilih pada masyarakat Baduy justru meningkat dari

tahun 2013 sampai 2014. Mereka memiliki mekanisme

tersendiri untuk menentukan pemimpin mereka.

Perubahan sikap sosio-politik tersebut berkaitan

dengan perubahan konstruksi masyarakat terhadap

realitas politik sendiri. Permasalahan dalam penelitian

ini adalah bagaimana masyarakat Baduy

mengonstruksi, merekonstruksi realitas pemilihan

umum (pemilu). Penelitian bertujuan ingin memahami

konstruksi realitas masyarakat Baduy terhadap kegiatan

pemilu, pemahaman mereka tentang kewajiban pemilu,

proses adaptasi dari perbedaan realitas dan struktur

sosial yang berada di luar mereka. Dengan

menggunakan teori Konstruksi Realitas Sosial Berger

dan teori Adaptasi Struktur Giddens, penelitian ini

menunjukkan bahwa masyarakat Baduy

mengobjektifikasi pemilu, berpartisipasi dalam pemilu

sebagai wujud ketaatan pada aturan adat. Pemahaman

kewajiban pemilu dilegitimasi oleh pejabat pada

struktur adat (jaro pamarentah), dalam menghadapi

dualisme struktur yang berbeda ini, mereka beradaptasi

terhadap perbedaan realitas tadi.

Kata kunci: dialektika, masyarakat subkultur, realitas

politik, fenomenologi.

DDC 302.23

Takariani, C.Suprapti Dwi

Pengembangan Pertunjukkan Calung sebagai

Media Komunikasi di Era Konvergensi

Jurnal Penelitian Komunikasi Desember 2014, vol.

17 no.2, hal.103-116

Abstrak – Perkembangan teknologi komunikasi dan

informasi (TIK) saat ini sudah tidak terbendung lagi.

Hal tersebut telah berdampak pada perkembangan

pertunjukkan calung, karena apresiasi masyarakat

terhadap pertunjukkan calung mulai bergeser dan

cenderung menyukai budaya populer yang

diperkenalkan melalui produk-produk TIK.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana

pengembangan grup pertunjukkan Calung Pitaloka

sebagai media komunikasi di era konvergensi. Tujuan

penelitian ini adalah ingin menganalisis kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman, menyusun strategi,

serta formulasi pengembangan grup pertunjukkan

Calung Pitaloka sebagai media komunikasi di era

konvergensi. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dalam

penelitian ini informan ditentukan dengan

menggunakan teknik purposif sampling. Hasil

penelitian menunjukkan berdasarkan kondisi grup

pertunjukkan Calung Pitaloka saat ini lebih banyak

kelemahan internal dibanding dengan kekuatannya,

namun masih memiliki peluang meskipun tetap ada

acaman dari luar, oleh karena itu strategi yang dapat

dilaksanakan adalah memanfaatkan fasilitas yang ada

dan menfaatkan dukungan serta menjalin kerjasama

yang baik dengan berbagai pihak.

Kata kunci: pengembangan, grup pertunjukkan

Calung Pitaloka, media komunikasi.

DDC 004.693

Yohana, Nova dan Wulandari, Tika

Perilaku Komunikasi Kelompok Komunitas Virtual

Kaskus Regional Riau Raya

Jurnal Penelitian Komunikasi Desember 2014, vol.

17 no.2, hal. 117-128

Abstrak – Perkembangan dunia internet yang semakin

pesat meningkatkan lahirnya komunitas-komunitas

virtual salah satunya Komunitas Kaskus Regional Riau

Raya. Pada Komunitas Kaskus Regional Riau Raya

terbentuk ruang sosial baru yang memengaruhi

perilaku interaksi dan komunikasi antaranggota

kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

peran dari pelaku komunikasi kelompok virtual, pesan-

pesan yang dipertukarkan, pola interaksi, dan

kohesivisitas serta norma komunikasi kelompok dalam

Komunitas Virtual Kaskus Regional Riau Raya di

Kota Pekanbaru. Metode yang digunakan adalah

metode kualitatif dengan pendekatan Interaksi

Simbolik. Data dikumpulkan melalui observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa anggota Komunitas Virtual

Kaskus Regional Riau Raya memiliki peran sesuai

dengan struktur dan tingkatan postingan. Sebagai

forum diskusi dan forum jual beli anggota Komunitas

Virtual Kaskus Regional Riau Raya saling berbagi

informasi dengan menggunakan ragam bahasa kaskus

Page 7: Jurnal TIK 3

sebagai identitas kelompok. Interaksi sosial yang

terjalin di Komunitas Kaskus Regional Riau Raya tidak

hanya berlangsung secara komunikasi online tetapi

juga offline.

Kata kunci: komunikasi kelompok, komunitas virtual,

Kaskus Regional Riau Raya, Interaksi Simbolik.

DDC 352.38

Praditya, Didit

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) di Tingkat Pemerintahan Desa

Jurnal Penelitian Komunikasi Desember 2014, vol.

17 no.2, hal. 129-140

Abstrak – Pemerintah pusat sering menempatkan desa

sebagai objek, sehingga program-program pemanfaatan

TIK terkadang hanya sampai pada tingkat kabupaten

atau kecamatan. Oleh karena itu, munculnya gerakan

dari desa yang memanfaatkan internet, menjadi

pelajaran bahwa inisiatif dapat dilakukan dari bawah

(desa). Penelitian dilakukan melalui studi kasus dengan

melakukan wawancara dan observasi di Desa Panjalu,

Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Pedoman

wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi desa

sebelum dan setelah memanfaatkan TIK, penggunaan

TIK, dan manfaat yang diperoleh oleh desa dari

pemanfaatan TIK. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa Desa Panjalu telah mengadakan pelatihan TIK

kepada perangkat dan kader desa. Penggunaan TIK

terkait dengan dunia usaha sudah cukup lengkap dan

informatif. Situs web yang tersedia digunakan

pemerintah desa untuk mempromosikan hasil

pertanian, lokasi wisata, dan hasil kerajinan produk

dari usaha kecil menengah. Dalam hal solusi e-

government, sebagian besar masih di tahap informasi,

dan sebagian kecil berada di tahap interaksi.

Pemanfaatan TIK di Desa Panjalu digunakan untuk

menyebarluaskan atau diseminasi informasi mengenai

kegiatan-kegiatan pembangunan.

Kata kunci: TIK, desa, e-government.

DDC 302.224

Handoko, Waluyo; Sulaiman, Adhi Iman dan

Akbar, Andi Ali Said

Komunikasi Partisipatif dalam Proses Pembagunan

Bendungan Matenggeng Kabupaten Cilacap Jawa

Tengah

Jurnal Penelitian Komunikasi Desember 2014, vol.

17 no.2, hal. 141-152

Abstrak – Proses pembangunan bendungan

Matenggeng masih memiliki permasalahan yaitu belum

ada dialog atau negosiasi ulang untuk menghasilkan

kesepakatan bersama antara pemerintah dengan

masyarakat Dayeuhluhur. Penelitian ini bertujuan

mengidentifikasi, menganalisis, dan merancang model

komunikasi pembangunan partisipatif dalam proses

pembangunan Bendungan Matenggeng, Kecamatan

Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa

Tengah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

dengan studi kasus. Pengumpulan data dengan

wawancara, observasi, dan analisis dokumentasi serta

focus group discussion (FGD). Hasil penelitian

menunjukkan: (1) Masyarakat sudah mengetahui sejak

lama tentang wacana pembangunan Bendungan

Matenggeng melalui komunikasi interpersonal dari

orang tua secara turun termurun. (2) Masih belum ada

kesepakatan ganti untung antara masyarakat dengan

pihak pemerintah. (3) Pihak masyarakat sangat setuju

dan mengetahui manfaat dibangunnya bendungan serta

bersedia berdialog kembali untuk menyepakati ganti

untung lahan tanah dan pohon produktif. Implikasinya,

masyarakat akan terus merasa resah akan kepastian

masa depan kehidupan masyarakat, jika belum ada

kepastian kelanjutan pembangunan Bendungan

Matenggeng.

Kata kunci: pembangunan partisipatif, masyarakat,

dialog.

DDC 372.34

Syarifuddin

Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi

Jurnal Penelitian Komunikasi Desember 2014, vol.

17 no.2, hal. 153-164

Abstrak – Perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) telah membawa perubahan bagi

masyarakat Indonesia. Dengan TIK masyarakat lebih

mudah mengakses berbagai informasi dan menunjang

pekerjaan. Namun masalah yang timbul yaitu penetrasi

TIK yang tidak merata di seluruh wilayah Indonesia

termasuk di Sulawesi Selatan. Sehingga menimbulkan

kesenjangan digital dan juga lemahnya literasi TIK.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui literasi TIK

masyarakat di Sulawesi Selatan. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei

dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa TIK (komputer, internet, telepon

selular) telah digunakan oleh masyarakat di Sulawesi

Selatan. Untuk ketiga media tersebut, penetrasi telepon

seluler yang paling tinggi menyusul komputer dan

internet. Mayoritas responden juga telah masuk ke

tingkat lima literasi TIK, telepon seluler, dan komputer

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas

sehari-hari. Sedangkan untuk internet masih berada di

tingkat tiga di mana mereka telah menggunakannya,

namun tidak secara signifikan.

Kata kunci: literasi, teknologi informasi komunikasi,

telepon seluler, komputer, internet.

Page 8: Jurnal TIK 3

DDC384.54

Hasandinata, Neti Sumiati

Peran Pengelola Radio Komunitas dalam

Mengembangkan Siaran Kearifan Lokal

Jurnal Penelitian Komunikasi Desember 2014, vol.

17 no.2, hal. 165-176

Abstrak – Menghadapi arus globalisasi, Radio

Komunitas sebagai industri penyiaran yang berkonten

lokal, dituntut kepedulian meningkatkan kearifan lokal

dalam berbagai aspek kehidupan khususnya aspek

budaya. Karena itu pengelola Radio Komunitas perlu

memahami kearifan lokal untuk diimplementasikan

dalam mengemas isi siaran. Permasalahannya adalah

bagaimana peran pengelola Radio Komunitas dalam

mengembangkan siaran kearifan lokal, tujuan

penelitian ini adalah ingin mengetahui peran pengelola

Radio Komunitas dalam mengembangkan siaran

kearifan lokal. Penelitian ini bersifat deskriptif

kualitatif, penentuan informan dilakukan secara

purposif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa peran pengelola Radio

Komunitas dalam mengembangkan siaran kearifan

lokal penelitian ini diwujudkan dalam bentuk program-

program siaran di Radio Komunitas yang merupakan

program siaran unggulan. Program dan bentuk siaran

kearifan lokal dalam mengangkat budaya lokal,

diwujudkan melalui program siaran yang disusun dan

disajikan dalam suatu mata acara yang dikemas secara

kreatif dengan konsep interaktif.

Kata kunci: peran pengelola, Radio Komunitas,

pengembangan siaran kearifan lokal

Page 9: Jurnal TIK 3

153

LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Syarifuddin Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BBPPKI) Makassar, JL. Prof.

Abdurrahman Basalamah II No. 25 Makassar. Tlp. 0411-4660084

HP.0811446235. Email:[email protected].

Naskah dikirim tanggal 29 Agustus 2014., direvisi tanggal 3 November 2014, disetujui tanggal 26 November 2014

INFORMATION AND COMMUNICATIONS TECHNOLOGY LITERACY

Abstract

Development of information and communication technology (ICT) has brought changes for the

people of Indonesia. With ICT, community can easily access a variety of information and support

jobs. But the problem that arises is the uneven penetration of ICT in all parts of Indonesia,

including in South Sulawesi. Giving rise to the digital divide as well as the weakness of ICT

literacy. Therefore, this study aims to determine the ICT literacy community in South Sulawesi.

The method used in this study is a survey with a quantitative approach. The results show that

ICT (computer, mobile phone, and internet) has been used by communities in South Sulawesi.

Among the three media, mobile phone has the highest number of penetration followed by

computer and the internet. The majority of respondents have also entered into 5 levels of ICT

literacy mobile phones and computers as an integral part of daily activities. While the internet

was still in level 3 where they have been used but not significantly.

Keywords: literacy, information communication technology, mobile phones, computers, internet.

Abstrak

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa perubahan bagi

masyarakat Indonesia. Dengan TIK masyarakat lebih mudah mengakses berbagai informasi dan

menunjang pekerjaan. Namun masalah yang timbul yaitu penetrasi TIK yang tidak merata di

seluruh wilayah Indonesia termasuk di Sulawesi Selatan. Sehingga menimbulkan kesenjangan

digital dan juga lemahnya literasi TIK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui literasi TIK

masyarakat di Sulawesi Selatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

survei dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TIK (komputer,

internet, telepon selular) telah digunakan oleh masyarakat di Sulawesi Selatan. Untuk ketiga

media tersebut, penetrasi telepon seluler yang paling tinggi menyusul komputer dan internet.

Mayoritas responden juga telah masuk ke tingkat lima literasi TIK, telepon seluler, dan komputer

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari. Sedangkan untuk internet masih

berada di tingkat tiga di mana mereka telah menggunakannya, namun tidak secara signifikan..

Kata kunci: literasi, teknologi informasi komunikasi, telepon seluler, komputer, internet.

PENDAHULUAN

Ketika informasi telah menjadi suatu

komoditas penting dalam kehidupan manusia,

itu menunjukkan bahwa masyarakat telah

masuk ke dalam satu era baru, yakni era

masyarakat infomasi, era di mana masyarakat

tidak lagi mau ketinggalan informasi,

sehingga masyarakat dianggap aktif dalam

menggunakan media untuk suatu tujuan

toshiba
Highlight
toshiba
Highlight
toshiba
Highlight
toshiba
Highlight
Page 10: Jurnal TIK 3

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 153-164

154

tertentu. Perubahan ini, tentu saja, didorong

oleh perkembangan teknologi komunikasi

yang membuat arus informasi sedemikian

cepat, hingga jarak tidak lagi membatasi

transfer informasi.

Kehadiran TIK (internet) misalnya

dalam perkembangan selama ini, telah

membawa perubahan bagi masyarakat. Hanya

saja, kesenjangan digital khususnya di

negara-negara berkembang seperti Indonesia

masih menjadi masalah yang harus

dipecahkan. Salah satu faktor yang

memengaruhi kesenjangan digital, termasuk

ICT literacy, adalah faktor sosial ekonomi

dan geografis. Sebagaimana hasil penelitian

Mohd bin Zakariya (Hoesin, dkk, 2009) di

beberapa kawasan Malaysia. Kedua faktor

tersebut sangat berpengaruh dalam

memeroleh kesempatan penggunaan

komputer dan mengakses internet. Hasil riset

ini juga menunjukkan bahwa penggunaan

komputer dan intemet mampu meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan responden.

Tapscott dalam Indrajit, dkk (2006)

berpendapat bahwa siklus evolusi e-literacy

di dalam masyarakat berbeda-beda pada

setiap kelompok generasi. Pada old

generation yang diistilahkan sebagai generasi

baby boomers, biasanya kelompok ini

mengawali proses evolusi e-literacy dengan

kompetensi information literacy yang telah

dikuasai terlebih dahulu. Kategori kedua, new

generation, ialah mereka yang pada tahun

2002 sudah dikenalkan komputer sejak usia

dini. Kategori ketiga ialah today generation,

yaitu para remaja dan pemuda saat ini, yang

secara kategori generasi berada pada dua titik

ekstrem tersebut.

Sekitar 58,7% dari penduduk Indonesia

saat ini berdiam di wilayah perdesaan (Biro

Pusat Statistik, 2006). Persoalan yang

dihadapi oleh penduduk yang tinggal di

perdesaan, pada umumnya adalah rendahnya

tingkat pendidikan, rendahnya akses

informasi, dan lemahnya tingkat ekonomi

masyarakat. Kondisi demikian merupakan

sebab-akibat di antara ketiganya, artinya

tingkat pendidikan yang rendah dapat

berakibat atas rendahnya akses informasi,

tingkat ekonomi yang rendah berakibat

terhadap rendahnya tingkat pendidikan, dan

rendahnya tingkat akses informasi dapat pula

mengakibatkan rendahnya tingkat ekonomi.

Berdasarkan uraian di atas, maka

permasalahan pokok yang akan ditelusuri

dalam penelitian ini adalah sejauhmana

literasi teknologi informasi dan komunikasi

masyarakat di Sulawesi Selatan. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui

literasi teknologi informasi dan komunikasi

masyarakat di Sulawesi Selatan.

LANDASAN KONSEP

Literacy Teknologi Informasi dan

Komunikasi

Literasi media adalah kemampuan yang

efektif dan efisien untuk memahami dan

pemanfaatan konten media massa atau the

ability to effectively and efficiently

comprehend and utilize mass media content

(Baran, dkk., 2010). Selanjutnya, Hobbs

(1998) mengungkapkan bahwa tujuan dari

media literacy, antara lain: (1) Penguatan

akses terhadap informasi; (2) Mendukung

dan menumbuhkembangkan lingkungan

pendidikan; (3) Menginspirasikan untuk

mengembangkan akses terhadap berbagai

sumber informasi.

Baran, dkk (2006) mengemukakan

beberapa elemen dari media literasi, di

antaranya, adalah: (1) An awereness of the

impact of media (kesadaran atas dampak

media pada individu); (2) An understanding

of the process of mass communication

(pemahaman pada proses komunikasi massa);

(3) Strategies of analyzing and discussing

media massages (pengembangan strategi

yang digunakan untuk menganalisis dan

mendiskusikan pesan-pesan media); (4) An

understanding of media content as a text that

provides insight into our culture and our lives

(pemahaman pada konten media sebagai

sebuah teks yang memberi wawasan pada

kultur dan kehidupan manusia); (5) The

ability to enjoy, understand, and appreciate

media content (kemampuan untuk menikmati,

memahami dan mengapresiasi konten media);

(6) An understanding of the ethical and moral

obligations of media practitioners

(memahami tuntutan etika dan moral dari

toshiba
Highlight
toshiba
Highlight
toshiba
Highlight
toshiba
Highlight
toshiba
Highlight
Page 11: Jurnal TIK 3

Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Syarifuddin

155

para praktisi media); (7) Development of

appropriate and effective production skills

(mengembangkan kemampuan-kemampuan

produksi secara memadai dan efektif).

Salah satu model untuk mengukur

tingkat literacy TIK di masyarakat biasanya

digunakan Personal Capability Matuarity

Model (P-CMM). Dalam hal ini literacy TIK

dikategorikan atas lima tingkatan, yaitu:

Tingkat nol = jika seorang individu sama

sekali tidak tahu dan tidak peduli akan

pentingnya informasi dan teknologi untuk

kehidupan sehari-hari. Tingkat satu = jika

seorang individu pernah memiliki

pengalaman satu dua kali, di mana informasi

merupakan sebuah komponen penting untuk

pencapaian keinginan dan pemecahan

masalah, dan telah melibatkan teknologi

informasi untuk mencarinya. Tingkat dua =

jika seorang individu telah berkali-kali

menggunakan teknologi untuk membantu

aktivitas sehari-hari dan telah memiliki pola

keberulangan dalam penggunaannya. Tingkat

tiga = jika seorang individu telah memiliki

standar penguasaan dan pemahaman terhadap

informasi maupun teknologi yang

diberlakukannya dan secara konsisten

memergunakan standar tersebut sebagai

acuan penyelenggaraan aktivitas sehari-hari.

Tingkat empat = jika seorang individu telah

sanggup meningkatkan secara signifikan

(dapat dinyatakan kuantitatif) kinerja aktivitas

kehidupan sehari-harinya melalui

pemanfaatan informasi dan teknologi. Tingkat

lima = jika seorang individu telah

menganggap informasi dan teknologi sebagai

bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas

sehari-hari dan secara langsung maupun tidak

langsung telah mewarnai perilaku dan budaya

hidupnya (Badan Litbang SDM Kominfo,

2013).

Untuk memahami literasi masyarakat

terhadap TIK harus diketahui dulu berbagai

elemen dari pengetahuan, pengalaman

literasi, serta kemampuan lainnya yang harus

dimiliki masyarakat. Untuk mengukur tingkat

literasi masyarakat terhadap teknologi

informasi dan komunikasi, tentunya dapat

dilakukan dari tingkat pengenalan,

penggunaan, dan tujuan menggunakan

teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

beserta berbagai elemennya.

Penelitian ini akan melihat tingkat

literasi TIK dalam hal ini komputer, internet,

dan telepon seluler. Adapun literasi yang

digunakan adalah pemanfaatan ketiga media

tersebut oleh responden, lokasi yang sering

digunakan saat pemanfaatan dan frekuensi

menggunakan media TIK tersebut. Tingkat

pemahaman literasi TIK diukur dengan

menggunakan Personal Capability Matuarity

Model (P-CMM). Dari sini dapat dilihat

literasi TIK responden berada pada tahapan

berapa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian survei dengan pendekatan

kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan

melalui survei di Provinsi Sulawesi Selatan,

dengan mengambil empat sampel wilayah

kabupaten/kota, yaitu Makassar, Bantaeng

Palopo, dan Barru. Prinsip pemilihan lokasi

penelitian didasarkan pada dua pertimbangan,

pertama, pertimbangan representasi lokasi

Gambar 1

Kerangka Konsep

Page 12: Jurnal TIK 3

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 153-164

156

dan populasi. Kedua, pertimbangan

efektivitas pelaksanaan penelitian. Terkait

dengan pertimbangan tersebut, maka

sistematika pemilihan lokasi penelitian ini

disusun seperti pada tabel 1.

Guna menghasilkan sampel yang dapat

merepresentasikan populasi di seluruh lokasi

penelitian, maka teknik pengambilan sampel

memakai metode multistage random

sampling. Penentuan besaran sampel dari

populasi tersebut ditetapkan dengan

menggunakan rumus Slovin (Bungin, 2006)

yaitu:

21 Ne

Nn

= 625 responden

Sementara media TIK yang dibahas

dalam penelitian ini dibatasi tiga produk TIK

yaitu komputer, internet, dan telepon selular.

Pemilihan media ini adalah sebagai media

yang paling familier dan banyak digunakan di

masyarakat umum. Untuk mendapatkan

validitas dan reliabilitas instrumen yang

digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba

(pre test), untuk memastikan apakah

instrumen tersebut merupakan alat ukur yang

akurat dan dapat dipercaya. Validitas

menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur

itu mengukur apa yang ingin diukur.

Sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh

mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten

apabila pengukuran terhadap aspek yang

sama pada alat ukur yang sama atau disebut

juga internal consistency reliability

(Singarimbun dan Effendy, 1995).

Pengolahan data dan analisis data

dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu

mengedit, mengoding serta tabulasi (data

entry), dan validasi data. Data yang sudah di-

entry kemudian dianalisis menggunakan

teknik statistik deskriptif dan

asosiatif/korelasional untuk data yang

memenuhi persyaratan.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Penelitian ini mengambil 625 responden

sebagai sampel. Adapun identitas responden

hasil penelitian menunjukkan responden jenis

kelamin, laki-laki yang paling dominan dalam

penelitian ini, yaitu sebanyak 348 responden

(55,7%) menyusul perempuan sebanyak 277

responden atau (44,3%). Sementara usia

responden terbanyak antara 17 hingga 21

tahun yaitu sebanyak 103 responden (16,5%)

dan yang paling sedikit adalah responden

dengan usia 52-56 tahun dan 57-60 tahun

masing-masing 6,2%.

Hasil ini menunjukkan bahwa laki-laki

cenderung lebih menguasai perangkat TIK

dibanding perempuan. Ini terlihat dari hasil

penelitian di mana laki-laki kebanyakan yang

memiliki akses terhadap TIK. Di samping itu

usia responden yang mayoritas masih muda

yaitu antara 17 hingga 21 menunjukkan

bahwa penetrasi TIK lebih cepat merambah di

kalangan anak muda dibanding orang yang

lebih dewasa. Hal ini menunjukkan anak

muda lebih mudah mengakses TIK.

Tabel 1

Jumlah Penduduk Kota Lokasi Penelitian

Sumber: Sulawesi Selatan dalam Angka, 2010.

No Lokasi Penelitian (Poropinsi/Kota) Jumlah

populasi

1. Makassar 1.253.656

2. Bantaeng 172.849

3. Palopo 141.996

4. Barru 161.732

Jumlah Total 1.730.233

toshiba
Highlight
toshiba
Highlight
toshiba
Highlight
Page 13: Jurnal TIK 3

Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Syarifuddin

157

Penggunaan Komputer

Bagian ini merupakan analisis

pemanfaatan/penggunaan komputer oleh

responden. Mayoritas responden yaitu 358

reponden (57,28%) bisa memanfaatkan

komputer, sedangkan 267 responden

(42,72%) menyatakan tidak bisa

memanfaatkan komputer. Hal ini tergambar

pada usia responden dan tentu juga terkait

dengan pendidikan responden, usia muda, dan

berpendidikan cenderung menggunakan dan

memanfaatkan komputer sebagai kebutuhan

dan kaitannya dengan pelajaran.

Dalam penelitian ini hanya 358

responden saja yang akan dijadikan objek

yang berkaitan dengan penggunaan komputer.

Dari 358 responden, sebanyak 334 responden

(53,44 %) menyatakan menggunakan

komputer dalam satu bulan terakhir.

Sedangkan sebanyak 21 responden (3,36%)

menyatakan tidak pernah

memanfaatkan komputer selama satu bulan

terakhir, sementara tiga orang (0,48%) tidak

menjawab. Oleh karena itu dapat dikatakan

bahwa komputer menjadi hal yang penting

bagi responden karena hanya sekitar 24

responden (3,84%) yang tidak menyatakan

menggunakan dalam sebulan terakhir.

Untuk frekuensi tingkat penggunaan

komputer dalam seminggu, sebanyak 102

responden (28,49%) menyatakan

menggunakan komputer lima kali dalam

seminggu. Sementara frekuensi yang paling

minim adalah enam kali dalam seminggu

yaitu hanya empat responden (1,68%).

Dengan demikian maka responden yang

menggunakan/memanfaatkan secara aktif

komputer sebanyak 108 responden (30,7%)

dari totalitas 334 responden yang

menggunakan komputer pada satu bulan

terakhir (lihat grafik 1).

Tempat responden menggunakan

komputer yang paling banyak adalah di

rumah sendiri yaitu sebanyak 186 responden

(29,76%). Menyusul di tempat kerja, 160

responden (25,60%), kampus 71 responden

(11, 36%) dan di tempat kursus enam

responden (0,96%).

Tujuan responden menggunakan

komputer adalah untuk mengolah kata,

mengolah data, dan mengolah angka, hal ini

merupakan tujuan yang paling dominan yaitu

282 responden selebihnya adalah bermain

game, multimedia (video, musik, dan lain-

lain), desain grafis. Data secara lengkap

terlihat pada grafik 4.

Sementara itu sebanyak 164 reponden

(26,24%) mengaku menghabiskan waktu

kurang dari dua jam sehari untuk bersenang-

senang dengan menggunakan komputer.

Sedang yang paling sedikit adalah enam

responden (0,96%) yang menggunakan

komputer untuk bersenang-senang lebih dari

delapan jam sehari.

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 1

Tingkat Penggunaan Komputer dalam Seminggu

toshiba
Highlight
toshiba
Highlight
toshiba
Highlight
Page 14: Jurnal TIK 3

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 153-164

158

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 2

Tujuan Penggunaan Komputer

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 3

Penggunakan Komputer untuk Bekerja

Pada grafik 3 tampak bahwa maksimal

responden (161 responden atau 25,76%)

menghabiskan waktu dua sampai empat jam

dalam sehari dalam menggunakan pekerjaan

untuk bekerja. Sedangkan hanya 32

responden (5,12%) menggunakan komputer

selama enam samapi delapan jam sehari

dalam bekerja.

Hasil penelitian mengenai peran

komputer dalam membantu pekerjaan

mereka. 192 responden (30,72%) mengaku

bahwa komputer sangat membantu mereka

dalam melaksanakan pekerjaan. Hanya satu

responden (0,16%) yang menjawab bahwa

komputer tidak membantu pekerjaannya.

Penggunaan Internet

Bagian ini akan membahas masalah

penggunaan internet oleh responden. Grafik 4

menunjukkan bahwa, responden yang paling

banyak menyatakan, telah menggunakan

internet dan hanya sebagian kecil saja yang

menyatakan tidak menggunakan internet. Ini

berarti responden memang sudah

memanfaatkan internet dalam kehidupan

mereka sehari-hari.

Sedangkan untuk pemanfaatan internet,

hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari 295

responden yang memanfaatkan internet, 279

responden (44,64%) di antaranya yang

menyatakan pernah menggunakan internet

dalam satu minggu terakhir ini. Sedangkan 16

responden (2,56%) menyatakan tidak

menggunakan internet dalam seminggu ini.

Selanjutnya adalah frekuensi yang

paling dominan digunakan oleh responden

dalam menggunakan internet adalah tiga kali

dalam seminggu. Tercatat 60 responden

(9,60%) yang memilih jawaban tersebut.

Sedangkan 15 responden (2,40%) yang

menyatakan menggunakan internet enam kali

dalam seminggu.

Page 15: Jurnal TIK 3

Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Syarifuddin

159

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 4

Penggunaan Internet

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 5

Frekuensi Penggunaan Internet dalam Sehari

Tempat responden ketika mengakses

atau menggunakan initernet berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa, paling

banyak responden menggunakan internet di

warung internet (warnet) yaitu 154 responden

(24,64%), menyusul di rumah sendiri

sebanyak 118 responden (18,88%), di tempat

kerja, 98 responden (15,68%), di

kampus/sekolah/perpustakaan sebanyak 55

responden (8,80%) dan menggunakan hotspot

gratis sebanyak 50 responden (8,00%).

Warnet masih menjadi tempat favorit

responden untuk mengakses internet,

meskipun saat ini sudah banyak operator-

operator yang menawarkan paket-paket

murah internet.

Kebanyakan responden yaitu 181

responden (28,96%) dalam sehari

menghabiskan dua sampai empat jam/hari

saat menggunakan internet, dan hanya enam

responden yang menggunakan enam sampai

delapan jam sehari saat menggunakan internet

(lihat Grafik 5).

Sementara itu fasilitas internet yang

dimiliki oleh responden, berdasarkan hasil

penelitian bahwa mayoritas responden

memiliki alamat email (229 responden atau

36,64%) kemudian diikuti dengan

kepemilikan akun pribadi pada situs jejaring

sosial seperti facebook, friendster, twitter, dan

lain-lain sebanyak 219 responden (35,04%),

media chatting sebanyak 142 responden

(22,72%), kepemilikan blog sebanyak 43

responden (6,88%) dan kepemilikan website

sebanyak 40 responden (6,40%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tujuan penggunaan internet oleh responden

didominasi untuk mengakses data dan

Page 16: Jurnal TIK 3

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 153-164

160

informasi sebanyak 233 responden (37,28%)

kemudian 190 responden (30,40%) untuk

mengakses jejaring sosial (facebook,

friendster, twitter, dan lain-lain), 167

responden (26,71%) melakukan download,

email digunakan oleh 157 responden

(25,12%), chatting dimanfaatkan oleh 139

responden (22,24%), bermain (game)

sebanyak 102 responden (16,32%), belanja

online dimanfaatkan oleh 10 responden

(1,60%) sedangkan lainnya sebanyak enam

responden (0,96%).

Oleh sejumlah responden internet juga

dipakai untuk bersenang-senang atau bermain

game. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebanyak 132 responden (21,12%)

menghabiskan kurang dari dua jam sehari

untuk bersenang-senang (game) dan hanya

sebagian kecil dari mereka (lima responden,

0,80%) yang menggunakan waktu 6-8 jam

sehari dan lebih dari delapan jam sehari

melakukan hal yang sama, seperti data pada

grafik 6.

Sedangkan penggunaan internet untuk

menunjang pekerjaan hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebanyak 148 responden

(23,68%) menghabiskan waktu dua sampai

empat jam sehari dalam memanfaatkan

internet untuk bekerja. Sedangkan 13

responden (2,08%) yang menghabiskan waktu

mereka antara enam sampai delapan jam

menggunakan internet untuk menunjang

pekerjaan.

Responden juga mengeluarkan biaya

untuk menggunakan internet. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa paling banyak

responden 128 (20,48%) mengeluarkan biaya

kurang dari Rp50.000. Sedangkan biaya yang

paling sedikit dikeluarkan yaitu di atas Rp

200.000 dinyatakan 13 responden (2,08%),

(lihat grafik 7).

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 6

Penggunaan Internet untuk Bersenang-Senang

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 7

Biaya penggunaan internet dalam sebulan

Page 17: Jurnal TIK 3

Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Syarifuddin

161

Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini

internet telah menjadi kebutuhan sehari-hari

masyarakat. Mereka mengakui bahwa internet

sangat bermanfaat baik untuk menunjang

pekerjaan, pendidikan, dan lain-lain. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa, sebanyak 122

responden (19,52%) menyatakan bahwa

internet sangat membantu mereka dalam

melaksanakan pekerjaan. Hanya empat

responden (0,64%) yang menyatakan bahwa

internet tidak membantu pekerjaan mereka.

Pengunaan Telepon Seluler

Pada bagian ini akan dibahas tentang

kepemilikan dan penggunaan telepon

seluler/handphone. Telepon seluler/

handphone, yang merupakan produk dari

teknologi komunikasi dan informasi, sudah

tidak asing lagi bagi sebagian besar penduduk

di Indonesia, bahkan alat komunikasi tersebut

dapat dikatakan bukan menjadi barang

mewah lagi. Jadi hampir dipastikan bahwa

alat tersebut pasti menjadi barang yang wajib

dimiliki. Hal tersebut dibuktikan dari hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa

sebagian besar responden 539 responden

(86,24%) menyatakan memiliki telepon

seluler, dan hanya 82 responden (13,12%)

yang menyatakan tidak memiliki telepon

seluler sedangkan empat responden (0,64%)

tidak menjawab. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa telepon seluler sudah

bukan menjadi barang yang mewah lagi

karena sebagian besar responden sudah

memiliki alat komunikasi tersebut.

Grafik 8 menunjukkan kepemilikan

telepon seluler/handphone lebih dari satu,

sebanyak 201 responden (32,2%) memiliki

lebih dari satu telepon seluler (minimal dua

buah). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

dari 539 responden yang memiliki telepon

seluler sebagian di antara mereka memiliki

lebih dari dua telepon seluler.

Selama menggunakan telepon seluler,

sebanyak 523 responden (83,68%)

memanfaatkannya untuk menelepon,

menyusul SMS dimanfaatkan oleh 494

responden (79,04%), kemudian fasilitas game

dimanfaatkan oleh 163 responden (26,08%),

fasilitas internet dimanfaatkan oleh 128

responden (20,48%), kemudian MMS

sebanyak 75 responden (12%) dan yang

terakhir adalah fasilitas video call yang

dimanfaatkan oleh 22 responden (3,52%).

Penggunaan telepon seluler setiap hari

tentu juga menggunakan biaya pulsa setiap

bulannya. Sebagian besar responden atau 191

responden (30,56%) menghabiskan biaya Rp

50.000 sampai Rp100.000 dalam sebulan

untuk biaya pulsa, dan hanya 20 responden

(3,20%) yang menggunakan pulsa lebih dari

Rp200.000 dalam sebulan.

Sumber: hasil penelitian.

Grafik 8

Kepemilikan Telepon Selular Lebih Dari Satu

Page 18: Jurnal TIK 3

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 153-164

162

Hasil temuan menunjukkan bahwa

mayoritas responden berpendidikan terakhir

SLTA dan S1. Pekerjaan terbanyak responden

adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan

pegawai swasta. Responden juga mayoritas

terlibat dalam organisasi kemasyarakatan di

luar tempat mereka bekerja yaitu di organisasi

pemerintahan (non pemerintahan).

Dalam satu rumah responden rata-rata

ada dua orang yang dapat menggunakan

komputer. Pendapatan responden mayoritas

berada dikisaran < Rp 1 juta dan antara Rp 1

juta-Rp 2 Juta. Mayoritas responden memiliki

anggota keluarga yang tidak berpenghasilan

sendiri, kalau pun ada hanya ada satu orang

dalam satu rumah tangga. Sebagian besar

responden juga setuju bahwa pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

sangat menunjang pekerjaan mereka dan

sangat membantu dalam menyelesaikan

pekerjaan tersebut tepat waktu.

Pembahasan

Tingkat literasi teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) dalam penelitian ini yaitu

alat yang digunakan oleh seseorang untuk

berkomunikasi dan atau bertukar data dan

informasi secara digital (online) meliputi

komputer, internet, dan telepon seluler. Dari

data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

pemanfaatan komputer sudah digunakan oleh

mayoritas responden atau lebih dari 50%

responden menggunakan komputer paling

banyak lima kali dalam seminggu selama dua

sampai empat jam dalam sehari di rumah

sendiri dan di tempat kerja. Tujuan responden

menggunakan komputer mayoritas untuk

mengolah data dan mengolah angka atau

menyelesaikan pekerjaan di tempat kerja.

Responden juga menggunakan komputer

untuk bermain game (bersenang-senang)

kurang dari dua jam dalam sehari.

Sebagian besar responden dalam

penggunaan internet, juga sudah

memanfaatkannya. Rata-rata tiga kali dalam

seminggu mereka menggunakan internet di

warnet dan di rumah sendiri selama dua

sampai empat jam dalam sehari. Rata-rata

responden memiliki email pribadi dan akun

situs jejaring sosial. Tujuan menggunakan

internet adalah untuk mengakses data dan

informasi, membuka akun situs jejaring

sosial, melalukan download, email, chatting,

game dan belanja online. Internet juga

dipakai responden untuk menyelesaikan

pekerjaan di tempat kerja selama dua sampai

empat jam dalam sehari. Responden juga

memanfaatkan internet untuk bermain game

online (bersenang-senang) kurang dari dua

jam dalam sehari. Sementara biaya (pulsa dan

warnet) yang digunakan oleh mayoritas

responden adalah sekitar Rp50.000 sebulan

untuk biaya pribadi karena kebanyakan dari

responden menggunakan fasilitas internet dari

tempat kerja secara gratis.

Telepon seluler /handphone sebagai

salah satu teknologi informasi dan

komunikasi yang paling banyak dimiliki oleh

responden. Tercatat 539 responden yang

menyatakan memiliki telepon selular, 201 di

antaranya memiliki telepon seluler lebih dari

satu buah. Tujuan dari kepemilikan telepon

seluler ini kebanyakan dipakai untuk

menelepon, SMS, bermain game, internet,

MMS, dan video call. Rata-rata responden

juga mengeluarkan biaya Rp50.000

Rp100.000 untuk pemakaian pulsa.

Berdasarkanl analisis data penelitian di

atas menunjukkan bahwa dalam

perkembangan selama ini, kehadiran TIK

khususnya komputer, internet, dan telepon

seluler bukan lagi merupakan barang yang

langka dan mahal, terutama untuk telepon

seluler. Media ini dimiliki oleh hampir

seluruh responden dalam penelitian ini

bahkan sebagian di antaranya memiliki lebih

dari satu telepon seluler.

Fenomena perkembangan TIK memang

telah merambah ke seluruh pelosok

kehidupan masyarakat dalam waktu cepat.

Sehingga apa yang disampaikan Morgan

Stanley bahwa penetrasi internet di

masyarakat termasuk yang paling cepat

dibandingkan media teknologi komunikasi

dan informasi lainnya seperti radio dan

televisi benar adanya.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan

bahwa masyarakat (responden) sudah masuk

dalam kategori literasi TIK di mana mereka

sebagai individu dalam menggunakan TIK

mampu mengelola, mengatur,

mengintegrasikan, dan mengevaluasi

toshiba
Highlight
Page 19: Jurnal TIK 3

Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Syarifuddin

163

informasi, membangun pengetahuan baru dan

berkomunikasi dengan orang lain sehingga

dapat berpartisipasi secara efektif dalam

masyarakat. Hasil penelitian ini juga merujuk

bahwa perkembangan teknologi khususnya

internet telah memberikan kontribusi yang

demikian besar bagi penggunanya. Hadirnya

internet telah menunjang efektivitas dan

efisiensi pekerjaan juga sebagai sarana

komunikasi, publikasi, serta informasi yang

dibutuhkan oleh penggunanya (Rhodes,

1986).

Merujuk kepada teori Personal-

Capabilty Maturity Model (P-CMM), hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata

literasi TIK responden terhadap media TIK

telepon seluler/handphone dan komputer

dapat dikategorikan pada tingkat lima, di

mana mayoritas responden individu telah

menganggap informasi dan teknologi sebagai

bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas

sehari-hari dan secara langsung maupun tidak

langsung telah mewarnai perilaku dan budaya

hidupnya atau bagian dari information

society atau manusia berbudaya informasi. Ini

terlihat dari 80 % lebih responden beraktivitas

sehari-hari dengan telepon seluler untuk

menelepon/menerima telepon dan SMS.

Sedangkan untuk literasi media TIK lainnya

yaitu internet rata-rata responden masih

berada pada tahap tiga yaitu responden telah

memiliki standar penguasaan dan pemahaman

terhadap informasi maupun teknologi yang

diperlukannya, dan secara konsisten

mempergunakan standar tersebut sebagai

acuan penyelenggaraan aktivitas sehari-hari.

Ini ditunjukkan bahwa responden telah

memanfaatkan internet dalam kehidupan

sehari-hari namun tidak signifikan dua media

lainnya yaitu telepon seluler dan komputer.

PENUTUP

Simpulan

Literasi teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) masyarakat di Sulawesi

Selatan sudah sangat memadai. Telepon

selular merupakan media yang paling banyak

digunakan oleh responden menysul komputer.

Dan untuk pemanfaatan dua media ini,

reponden mayoritas sudah sampai pada

tahap lima, di mana mayoritas responden

individu telah menganggap informasi dan

teknologi sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari aktivitas sehari-hari dan

secara langsung maupun tidak langsung telah

mewarnai perilaku dan budaya hidupnya atau

bagian dari information society atau manusia

berbudaya informasi.

Sedangkan untuk media internet, rata-

rata literasi media responden masih berada

pada tahap tiga yaitu responden telah

memiliki standar penguasaan dan pemahaman

terhadap informasi maupun teknologi yang

diperlukannya, dan secara konsisten

mempergunakan standar tersebut sebagai

acuan penyelenggaraan aktivitas sehari-hari.

Ini ditunjukkan bahwa responden telah

memanfaatkan internet dalam kehidupan

sehari-hari namun tidak signifikan disebabkan

keterbatasan infrastruktur dan jaringan yang

masih kurang memadai di dua kabupaten.

Namun hasil penelitian ini juga

menyimpulkan bahwa ketergantungan

masyarakat dalam menggunakan TIK sebagai

media informasi.

Saran

Masih diperlukan pelibatan masyarakat

TIK sebagai upaya peningkatan skill TIK

masyarakat. Sebagai wilayah dengan kondisi

masyarakat yang memunyai tingkat religi

yang masih kuat maka perlu diarahkan untuk

situs-situs yang positif dan dilakukan

sosialisasi tentang bagaimana memanfaatkan

TIK yang sehat dibanding hanya sekedar

bermain game online.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Badan Litbang SDM Kemkominfo. (2013).

Dinamika Perkembangan Pemanfaatan

TIK serta Implikasinya di Masyarakat.

Jakarta: Media Bangsa.

Baran, S. dan Davis, D. (2010). Mass

Communication Teory: Foundations,

Frement and Future. (Terj. Alfrianto

toshiba
Highlight
toshiba
Highlight
Page 20: Jurnal TIK 3

Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No.2, Desember 2014: 153-164

164

Daud dan Putri). Jakarta: Salemba

Humanika.

Biro Pusat Statistik. (2006). Beberapa

Indikator Penting Sosial Ekonomi

Indonesia; Jakarta: Penerbit BPS; Edisi

Juli.

Bungin, Burhan.(2006). Teknik Praktis Riset

Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Hoesin, Hanif dan Baso Saleh. 2009.

Penggunaan Komputer dan Internet di

Indonesia. Jurnal Pekomnas Penelitian

Komunikasi dan Media Massa

Makassar.. Vol.12, tahun 2009, hal 15-

29.

Indrajit R. dan Djokopranoto, R. (2006).

Manajemen Perguruan Tinggi

Modern.Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Rhodes,I.K.(1993). Literacy Assesment.

Heineman Educational Book.Inc.

Syamsuddin AAN, Munawar (2013), Metode

Riset Kuantitatif Komunikasi, Pustaka

Pelajar.

Singarimbun Masri dan Sofian Effendi.

(1987). Metode Penelitian

Survai,.Jakarta: LP3ES.

Internet:

Hobbs, R. (1998). Instructional Practices in

Media Literacy and Their Impact on

Students Learning. Tersedia dalam

<www.interact.uoregon.edu/MediaLit/r

eadingarticles/hobbs/inspractice.html,>

diakses 20 Agustus 2011.

Sulawesi Selatan dalam Angka. (2010).

Tersedia dalam

<https://id.scribd.com/doc/122978569/s

ulawesi-selatan-dalam-angka-2010,>

diakses 20 Agustus 2011.

Page 21: Jurnal TIK 3

Indeks

A

Akuntabilitas 4,5,12,14,58,59

Analisis SWOT 106,109

Aspek Proximity 36

Aspek Reputasi 11

B

Bendungan Matenggeng 142

D

Desa Panjalu 134

Desa Wisata 18

Diffusion of Innovation Model 21

E

E-Government 57,58,59,62,132

E-Learning 42,43,44

E-University 43

F

Faktor Akuntabilitas 12

Faktor Pra Komitmen 12

Faktor Suasana Komunikasi 13

G

Good Governance 59

Government to Business 137

Government to Citizen 137

Government to Government 138

I

Indikator e-learning 46

Institusionalisasi 91

Interaksionisme Simbolik 120

J

Jabar Cyber Province 56

K

Kearifan Lokal 169

Kinerja Konsultan 12

Kohesivitas 125

Komunikasi Pembangunan Partisipatif 144

Komunitas 119

Komunitas Kaskus 117

Komunitas Virtual 120

Konstruksi Realitas Sosial 91

Konsultan Humas 2,6

L

Literasi Internet 81

Literasi Media 154

M

Mutu Belajar 47

P

Personal Capability Maturity Model 82,155

Pra Komitmen 5

Pusat Layanan Internet Kecamatan 17

R

Radio Komunitas 166,171

Refleksivitas 98

Regional Leader 122

Reputasi 4

S

Sistem Manajemen Perubahan 32

Sosialisasi politik 91

Stimuli 15

Studi Humas 3

Suasana Komunikasi 5

T

Tahap Literasi Internet 82

TCP/IP 16

Telecenter 17, 131

Teori Divusi Inovasi 20

Teori Pilihan Rasional 3

Teori Uses and Gratification 71,72

Transformasi Pemanfaatan TIK 61

V

Visi E-Government 58

W

World Summit on the

Information Society 78,104

Page 22: Jurnal TIK 3

Petunjuk Penulisan Naskah Jurnal Penelitian Komunikasi BPPKI Bandung

1. Umum

Jurnal Penelitian Komunikasi adalah jurnal yang isinya menyajikan hasil penelitian ilmiah di bidang komunikasi, media, dan informatika.

Redaksi menerima sumbangan naskah dari kalangan peneliti, akademisi, pengamat, dan praktisi komunikasi dan informatika. Naskah yang disumbangkan harus orisinal dan belum pernah dipublikasikan di media lain serta tidak sedang dikirimkan ke jurnal atau media lain. Jika di kemudian hari diketahui ada naskah yang dimuat di jurnal atau media lain maka segala risiko menjadi tanggung jawab penulis. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia mengacu pada EYD. Segala macam bentuk plagiasi menjadi tanggung jawab penulis dan yang bersangkutan tidak dipekenankan untuk mengisi penerbitan di BPPKI Bandung.

Untuk menentukan layak atau tidaknya sebuah naskah dimuat, semua naskah yang masuk ke redaksi Jurnal Penelitian Komunikasi akan ditelaah oleh Mitra Bestari sesuai dengan bidang kepakarannya. Untuk menjaga objektivitas maka setiap naskah yang di kirim ke Mitra Bestari dalam kondisi tanpa nama.

Setelah dalam bentuk proof, Penulis naskah diminta menandatangani lembar pernyataan persetujuan untuk dicetak menjadi jurnal.

Jurnal Penelitian Komunikasi terbit secara berkala dua nomor dalam setahun. Nomor 1 terbit setiap bulan Juli, nomor 2 terbit bulan Desember. Proses penerbitan nomor 1 berlangsung sejak awal Januari hingga Juni. Proses penerbitan nomor 2 berlangsung sejak Juli hingga November. Redaksi menyediakan cetak lepas bagi para penulis yang naskahnya dimuat.

2. Khusus

Format Penulisan: a. Naskah diketik dengan Times New Roman font 12 di atas kertas A4, 1,5 spasi, format

dokumen Open Document Text Document (format .odt) atau Microsof Word menggunakan aplikasi Openoffice Writer atau lainnya.

b. Naskah yang dikirim maksimal 20 halaman. Per halaman rata-rata sekitar 429 kata hingga 450 kata.

c. Pengiriman dilakukan melalui e-mail ([email protected]) atau melalui hard copy (dilengkapi soft copy/CDRW) ke BPPKI Bandung, Jalan Pajajaran no: 88 Bandung – 40173, telp. 022-6017493.

d. Naskah mengacu pada sistematika sebagai berikut: Judul; Nama Penulis (termasuk alamat instansi, nomor HP, e-mail); Abstrak; Kata kunci; Pendahuluan; Landasan Konsep; Metode Penelitian; Hasil Penelitian dan Pembahasan; Penutup.

Penjelasan format penulisan:Judul: Ditulis dengan singkat, padat, maksimal 10 sampai 12 kata (ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris). Isinya mencerminkan masalah pokok. Ditulis dengan huruf kapital font 14. Hindari judul penelitian dengan menggunakan kata-kata “Telaah”, “Studi”, “Analisis”. Hindari penggunaan kata kerja dan singkatan.Nama Penulis ( termasuk alamat instansi, nomor hp/faxs, e-mail, tgl kirim naskah):

Page 23: Jurnal TIK 3

Contoh:Muhammad Zein Abdullah

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Jurusan Komunikasi, Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara – 93232 Telp/Fax/HP (0401) 3192511, HP. 081341877133, e-mail:[email protected]

Abstrak: Ditulis dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia, maksimal 200 kata tanpa paragraf. Isinya harus mencerminkan latar belakang dan permasalahan, metode penelitian, hasil penelitian. Abstrak bukan merupakan turunan dari pendahuluan.

Kata Kunci: Ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris di bawah abstrak. Terdiri atas 3 sampai 5 kata. Tidak harus kata tunggal, boleh kata majemuk. Ditulis dengan huruf kecil format miring (Italic) untuk bahasa Inggris dan format tegak untuk bahasa Indonesia. Contoh judul: Membangun Format Kemitraan Media Dalam Rangka Diseminasi Informasi. Kata-kata kunci: Kemitraan, Media, Diseminasi Informasi.

Pendahuluan: berisi tentang latar belakang masalah; pentingnya permasalahan tersebut untuk diteliti/ditelaah lebih jauh; rumusan masalah dan identifikasi masalah; tujuan penelitian; kegunaan/manfaat penelitian;

Landasan Konseptual. Substansi isi meliputi: 1) Jika riset kuantitatif, berisi mengenai kajian pustaka yakni bahasan tentang konsep-konsep yang menjadi fokus dalam rumusan masalah penelitian, kerangka pemikiran, dan hipotesis (boleh menggunakan/tidak menggunakan hipotesis). 2) Jika riset kualitatif, berisi tentang: kajian pustaka, konsep-konsep teoretik yang berhubungan dengan masalah penelitian, kerangka pemikiran.

Metode penelitian. Berisi tentang: subjek dan objek penelitian, desain/pendekatan penelitian, klasifikasi variabel dan operasionalisasi variabel (jika riset kuantitatif), populasi, teknik sampling, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data.

Pembahasan: Secara substansial isinya mencakup jawaban atas pertanyaan yang dirumuskan dalam bagian pertama naskah. Materinya berupa hasil penelitian (data penelitian) dan pembahasan (berupa analisis). Jika menggunakan tabel, maka bentuk tabel, hendaknya menggunakan tiga garis horisontal dan tidak menggunakan garis vertikal, tabel menggunakan nomor sesuai dengan urutan penyajian (Tabel 1 , dst), judul tabel diletakan di atas tabel dengan posisi di tengah (centre justified ) dan di tulis tebal (bold) contoh :

Tabel 1Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Frekuensi

1. Laki-laki 25 2. Perempuan 25

Jumlah : 50 Sumber : Hasil penelitian

Jika menggunakan gambar, judul gambar diletakkan di bawah gambar dengan posisi di tengah (centre justified ) dan di tulis tebal (bold) contoh:

Page 24: Jurnal TIK 3

Sumber: Hasil Penelitian

Gambar 1Jenis Kelamin Responden

Penutup: isinya mencakup simpulan dan saran.

Cara pengutipan : menggunakan pola bodynote, yakni menuliskan nama belakang penulis buku yang dijadikan sumber dan tahun terbit buku tanpa disertai halaman.Tidak diperbolehkan menggunakan sumber dari wikipedia, blog yang kredibilitasnya kurang.

Daftar Pustaka: Daftar pustaka ditulis mengacu pada Standard Harvard.Contoh: 1. Buku (satu penulis):

Berkman, R.I. (1994). Find It Fast: how to uncover expert Information on any subject. New York: Harper Perennial.

2. Buku (dua penulis/lebih):Moir, A. & Jessel, D. (1991). Brain sex: the real difference between men and women.

London: Mandarin.Cheek, J., Doskatsch, I., Hill, P. & Waish, L. (1995). Finding out: Information Literacy

for the 21st century. South Melbourne: MacMillan Education Australia.3. Editor atau Penyusun sebagai penulis:

Spence,B. ed. (1993). Secondary School Management in the 1990s: Challenge and Change. Aspects of Education Series, 48. London: Independent Publishers.

Robinson, W.F & Huxtable, C.R.R. Eds. (1998). Clinicopathologic principles for veterinary medicine. Cambridge: Cambridge University Press.

4. Penulis dan Editor:Breediove, G.K. & Schorfheide, A.M. (2001). Adolescent pregnancy. 2nd ed. Wleczorek,

R.R. ed. White Plains (NY): March of Dimes Education Services.5. Institusi, Perusahaan, Atau Organisasi sebagai penulis

UNESCO (1993). General Information Programme and UNISIST. Paris: Unesco, PGI-93/WS/22

6. Salah satu tulisan dalam buku kumpulan tulisan:Porter, M.A. (1993). The Modification of Method in Researching Postgraduate

Education. In: Burgess, R.G.ed. The Research Process in Educational Setting: Ten case studies. London: Falmer Press, pp. 35-47

7. Referensi kedua (buku disitasi dalam buku yang lain):Confederation of British Industry .(1989). Towards a skills revolution: a youth charter.

London: CBI. Quoted In: Bluck, R., Hilton, A., & Noon, P. (1994) Information skills In Academic libraries: a teaching and learning role in higher education. SEDA Paper 82. Birmingham: Staff and Educational Development Association, p.39

Page 25: Jurnal TIK 3

8. Prosiding Seminar Atau Pertemuan:ERGOB Converence on Sugar Substitutes, 1978. Geneva, .(1979). Health and sugar

substitutes: proceedings of the ERGOB conference on sugar substitutes, Guggenheim, B, ed. London: Basel.

9. Naskah yang dipresentasikan dalam seminar atau pertemuan:Romonav, A.P. & Petroussenko, T.V. (2001) International book exchange: has It any

future In the electronic age? In: Neven, J, ed. Proceedings of the 67th IFLA Council and General Conference, August 16-25, 2001, Boston USA. The Hague, International Federation of Library Association and Institutions, pp. 80-8.

10. Naskah seminar atau pertemuan yang tidak dikumpulkan dalam suatu prosiding:Lanktree, C. & Briere, J. (1991 January). Early data on the Trauma Symptom

Checklist for Children (TSC-C). Paper presented at the meeting of the American Professional Society on the Abuse of Children, San Diego, CA.

Haryo, T.S. & Istiadjid, M. (1999, September). Beberapa factor etlologi meningokel nasofrontal. Naskah dipresentasikan dalam konggres MABI, Jakarta.

11. Sumber referensi yang berasal dari makalah pertemuan berupa poster:Ruby, J. & Fulton, C. (1993, June), Beyond redllning: Editing software that works.

Poster session presented at the annual meeting of the Society for Scholarly Publishing, Washington, DC.

12. Ensiklopedia:Hibbard, J.D., Kotler, P. & Hitchens, K.A. (1997). Marketing and merchandising, in:

The new Encyclopedia Britannica, vol. 23, 15th revised ed. London: Encyclopedia Britannica.

13. Laporan Ilmiah atau Laporan Teknis diterbitkan oleh pihak pemberi dana/sponsor:Yen, G.G (Oklahoma State University, School of Electrical and Computer

Engineering, Stillwater, OK). (2002, Feb). Health monitoring on vibration signatures. Final Report. Arlington (VA): Air Force Office of AFRL.SRBLTR020123. Contract No.: F4962098100049.

14. Laporan Ilmiah atau Laporan Teknis diterbitkan oleh pihak Penyelenggara:Yen, G.G (Oklahoma State University, School of Electrical and Computer

Engineering, Stillwater, OK). (2002, Feb). Health monitoring on vibration signatures. Final Report. Arlington (VA): Air Force Office of AFRL.SRBLTR020123. Contract No.: F4962098100049.

15. Tesis atau Disertasi:Page, S. (1999). Information technology impact: a survey of leading UK companies.

MPhil. Thesis, Leeds Metropolitan University.Istiadjid, M. (2004) Korelasi defisiensi asam folat dengan kadar transforming

growth factor.β1 dan insulin-like growth factor I dalam serum Induk dan tulang kepala janin tikus. Disertasi, Universitas Airlangga.

16. Paten:Phillip Morris Inc. (1981). Optical perforating apparatus and system. Europeen

patent application 0021165A1.1981-01-07.17. Artikel Jurnal:

Bennett, H., Gunter, H. & Reld, S. (1996). Through a glass darkly: images of appraisal. Journal of Teacher Development, 5 (3) October, pp. 39-46.

18. Artikel Organisasi atau Institusi sebagai Penulis:Diabetes Prevention Program Research Group. (2002). Hypertension, Insulin, and

proinsulin in participants with Impaired glucose tolerance. Hypertension, 40 (5), pp. 679-86.

Page 26: Jurnal TIK 3

19. Artikel tidak ada nama penulis:How dangerous is obesity? (1977). British Medical Journal, No. 6069, 28 April,

p.1115.20. Artikel nama orang dan Organisasi sebagai penulis:

Vallancien, G., Emberton, M. & Van Moorselaar, R.J; Alf-One Study Group. (2003) Sexsual dysfunction In d, 274 European men suffering from lower urinary tract symptoms. JUrol, 169 (6), pp. 2257-61.

21. Artikel volume dengan suplemen:Geraud, G., Spierings, E.L., & Keywood, C. (2002). Tolerability and safety of

frovatriptan with short-and long-term use for treatment of migraine and in comparison with sumatriptan. Headache, 42 Suppl 2, S93-9.

22. Artikel volume dengan bagian:Abend, S.M. & Kulish, N. (2002). The psychoanalytic method from an epistemological

viewpoint. Int J Psychoanal, 83 (Pt 2), pp.491-5.23. Artikel Koran:

Sadil, M. (2005). Akan timbul krisis atau resesi?. Kompas, 9 November, hal. 6. 24. Artikel Audio-visual ( Film 35mm, Program Televisi, Rekaman, Siaran Radio, Video Casette,

VCD, DVD):Now voyager. (Film 35mm). (1942). Directed by Irving Rapper, New York: Warner.Now wash your hands.(videocassette). (1996). Southampton: University of

Southamton, Teaching Support & Media Services.25. Naskah-naskah yang tidak dipublikasikan:

Tian, D., Araki, H., Stahl, E, Bergelson, J., & Kreitman, M. (2002). Signature of balancing selection in Arabidopsis.Proc Nati Acad Sci USA. In press.

26. Naskah-naskah dalam media Elektronik (Buku-buku Elektronik / e-books):Dronke, P. (1968). Medieval Latin and the rise of European love-lyric [internet].

Oxford University Press. Avaliable from: netLibrary <http://www.netLibrary.com/urlapl.asp?action=summary&v=1&bookid=22981> [Accessed 6 March 2001].

27. Artikel Jurnal Elektronik:Cotter, J. (1999). Asset revelations and debt contracting. Abacus [internet], October, 35

(5) pp. 268-285. Available from: <http://www.ingenta.com> [Accessed 19 November 2001].

28. Artikel dalam web pages:Rowett, S. (1998). Higher Education for capability: autonomous learning for life and

work [internet], Higher Education for Capability. Available from: <http://www.lie.mdx.ac.uk/hec/about.htm> [Accessed 8 August 2000].

29. Artikel dalam website:Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM. (2005) Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat UGM [internet].Yogyakarta: S2 IKM UGM. Tersedia dalam: <http://ph-ugm.org> [diakses 8 November 2005].

30. Artikel dalam CD-ROM:Picardle, J. (1998). I can never say goodbye. The observer [CD-ROM], 20 September,

1, Available from: The Guardian and Observer an CD-ROM. [Accessed 16 June 2000].

31. Artikel dalam Database Komputer:Gray, J.M. & Courtenay, G. (1988). Youth cohort study [computer file]. Colhester:

ESRC Data Archive (Distributor).32. Artikel online images (informasi visual, foto, dan ilustrasi):

Hubble space telescope release In the space shuttle’s playload bay. (1997). [Online Image]. <Available from: http:explorer.arc.nasa.gov/pub/> SPACE/GIF/s31-04-015.glf, [Accessed 6 July 1997].

Page 27: Jurnal TIK 3

33. artikel dalam e-mail:Lawrence, S. ([email protected]), 6 July 2001. Re:government

office for Yorkshire and Humberside Information.Email to F.Burton ([email protected]).