jurnal skripsi
DESCRIPTION
urnal skripsiTRANSCRIPT
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. ANTAM Tbk, PERIODE TAHUN
Oleh : Nanda Budia Putra
Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Email : [email protected]
ABTRAK
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih mudah dipahami jika data tersebut diperbandingkan dengan menggunakan rasio keuangan.
Namun demikian, dalam laporan keuangan tersebut perlu dilakukan interprestasi untuk menterjemahkan hasil yang sudah didapat untuk mengetahui lebih lanjut keadaan dan perkembangan financial perusahaan sesuai dengan kebutuhan dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Evaluasi terhadap laporan keuangan PT. Antam Tbk, periode 2007-2011 dilakukan untuk menentukan potensi atau menilai kinerja keuangan perusahaan yang terjadi dalam periode waktu tersebut yang sangat diperlukan bagi pihak internal dalam hal ini perusahaan yang bersangkutan untuk menentukan atau mengambil keputusan, maupun bagi pihak eksternal sebagai dasar mengambil keputusan dalam menentukan investasi.
Kata Kunci : Analisis Kinerja Keuangan, Analisis Rasio, PT. Antam Tbk.
Pendahuluan
Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai prospek atau pertumbuhan potensi
perkembangan yang baik bagi perusahaan, informasi kinerja keuangan diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa
depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barlian,
2003). Laporan keuangan yang sudah dianalisis sangat diperlukan oleh pemimpin
perusahaan atau manajemen sebagai alat untuk pengambilan keputusan lebih lanjut di
masa yang akan datang.
Menurut Sofyan (2007) laporan keuangan adalah menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu
sedangkan menurut Martono (2007) laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan
keuangan suatu perusahaan pada saat tertetu, umumnya laporan keuangan merupakan
sebuah media informasi yang mencatat dan merangkum segala aktivitas perusahaan serta
digunakan untuk melaporkan keadaan dan posisi perusahaan kepada pihak yang
berkepentingan, terutama pada pihak kreditur, investor, dan manajemen perusahaan itu
sendiri, untuk menggali lebih banyak lagi informasi yang terkandung dalam suatu laporan
keuangan maka diperlukan suatu analisis laporan keuangan apabila suatu informasi
disajikan dengan benar, informasi itu sangat berguna bagi perusahaan dalam pengambilan
keputusan dan untuk mengetahui kinerja keuangan.
Evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis laporan
keuangan yaitu dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Rasio-rasio yang biasanya
digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan antara lain rasio likuiditas,
solvabilitas, aktifitas dan profitabilitas (Martono, 2007).
Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Laporan Keuangan
Munawir (1988) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas perusahaan tersebut. Baridwan (1992) menyatakan laporan keuangan
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan merupakan suatu ringkasan dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.
Menurut Sofyan (2007) laporan keuangan adalah menggambarkan kondisi keuangan dan
hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu, sedangkan
menurut Martono dan Agus (2008) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan
ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertetu, laporan
keuangan merupakan media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan
perusahanan sehingga menjadi perhatian berbagai pihak yang berkepentingan (Sawir,
2003).
Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang terdapat dalam laporan
keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan hasil dari proses kegiatan aktivitas
perusahaan yang bersangkutan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak-pihak didalam perusahaan
maupun di luar perusahaan, informasi yang berguna tersebut misalnya tentang
kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utang jangka pendek, kemampuan
perusahaan dalam membayar bunga pinjaman, dan keberhasilan perusahaan dalam
meningkatkan besarnya modal sendiri (Sawir, 2003).
Analisis rasio dalam banyak hal mampu memberikan indikator dan gejala-gejala
yang muncul dari kondisi disekitarnya, melalui analisis rasio terhadap laporan keuangan,
akan dapat diketahui posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang bersangkutan,
dimana dari hasil analisis laporan keuangan tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan untuk mengambil suatu keputusan. Analisis laporan keuangan
adalah menguraikan pos-pos keuangan menjadi informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan
yang lain baik antara data yang kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi keuangan yang sangat penting dalam proses menghasilkan
keputusan yang tepat (Harahap, 1999).
Menurut Halim (2007) terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menganalisis laporan keuangan perusahaan tetapi analisis rasio merupakan hal yang
sangat umum digunakan, yang menghubungkan dua data keuangan (neraca atau laporan
laba rugi), baik secara individu atau kombinasi dari keduanya, dengan cara membagi satu
dengan yang lainnya.
Halim (2007) mengemukakan jenis-jenis rasio keuangan utama yang umumnya
digunakan untuk melakukan analisis adalah sebagai berikut:
1.Rasio digunakan untuk mengukur manajemen
2.Rasio untuk mengukur efisiensi operasi manajemen
3.Rasio untuk mengukur kebijakan keuangan perusahaan.
B. Tujuan laporan Keuangan
Menurut standar akuntansi keuangan (1994) tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
C. Jenis laporan Keuangan
Berdasarkan PSAK No.1 (Revisi 1998) ada lima jenis laporan keuangan pokok
yang dihasilkan, antara lain:
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan secara sistematis tentang harta, hutang, serta modal dari
suatu perusahaan pada suatu periode tertentu Secara spesifik neraca dimaksudkan membantu
pihak eksternal untuk menganalisis likuiditas perusahaan dan kemampuan untuk
menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
2. Laporan Laba/Rugi
Merupakan laporan yang disusun secara sistematis tentang penghasilan-penghasilan dan
biaya-biaya serta laba/rugi bersih suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan ini
dianggap laporan akuntansi terpenting dalam laporan tahunan.
3.Laporan Perubahan Ekuitas
Merupakan laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan ekuitas dari jumlah awal
periode menjadi jumlah pada akhir periode.
4.Laporan Arus Kas (cashflow statement)
Merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang dibedakan
menjadi arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan, tujuan pokok aliran kas
adalah untuk memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembiayaan kas perusahaan
selama periode tertentu, tujuan kedua laporan arus kas investasi, pendanaan dan operasi
perusahaan selama periode tertentu.
D. Pengelompokkan Rasio Keuangan
Berikut ini adalah pengelompokkan rasio keuangan menurut Riyanto (2001):
1. Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratios)
Yang tergolong dalam rasio ini adalah semua data yang diambil atau bersumber dari
neraca, misalnya: current ratio, acid test ratio, current assets to total asset ratio, current
liabilities to total asset ratio.
2. Rasio-rasio Laporan Laba/Rugi (Income Statement Ratios)
Yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua data diambil dari laporan
laba/rugi, misalnya: gross prifit margin, net operating ratio.
3. Rasio-rasio Antar Laporan (Interstatement Ratios)
Semua angka berasal dari neraca dan data lainnya, misalnya: tingkat perputaran
persediaan (inventory turnover), sales to fixed asset.
Menurut Martono (2007) ada 4 jenis rasio yang digunakan untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan
aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar.
2. Rasio aktivitas, yaitu rasio yang mengukur efisiensi dalam menggunakan asset-assetnya.
3. Rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.
4. Rasio solvabilitas, yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
oleh hutang.
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan
aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar (Martono, 2007), variabel-variabel yang
digunakan adalah
Current Ratio
Current ratio adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang
harus segera dipenuhi atau dengan kata lain untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya (Machfoedz, 1999).
Current ratio ൌ ௧௩�௨௧� ൈ ͳͲͲΨ
Aktiva lancar adalah uang kas yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan
menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya (paling lama satu
tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan normal) (S. Munawir, 2004). Aktiva
lancar meliputi kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, persediaan,
piutang penghasilan yang harus diterima, dan persekot atau biaya yang dibayar dimuka.
Hutang lancar adalah hutang-hutang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan
sumber-sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar (Baridwan, 2000). Hutang lancar
meliputi hutang dagang, hutang wesel, taksiran hutang pajak, dan hutang biaya.
Quick Ratio
Quick ratio adalah perbandingan aktiva lancar dikurangi persediaan dengan
hutang lancar (Munawir, 2001).
Quick ratio ൌ ௦ି௦ௗ ௨௧� ൈ ͳͲͲΨ
Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat (Harahap,
2006). Kas meliputi uang tunai, cek,giro bilyet, giro pos, wesel pos, dan deposit in bank.
Hutang lancar adalah hutang-hutang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan
sumber-sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar (Baridwan, 2000). Hutang lancar
meliputi hutang dagang, hutang wesel, taksiran hutang pajak, dan hutang biaya.
Cash Ratio
Cash ratio adalah perbandingan antara kas dengan total hutang lancar (Munawir,
2001).
Cash ratio ൌ ௦௨௧� ൈ ͳͲͲΨ
Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat (Harahap,
2006). Kas meliputi uang tunai, cek,giro bilyet, giro pos, wesel pos, dan deposit in bank.
Hutang lancar adalah hutang-hutang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan
sumber-sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar (Baridwan, 2000). Hutang lancar
meliputi hutang dagang, hutang wesel, taksiran hutang pajak, dan hutang biaya.
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas, yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang (Martono, 2007), variabel-variabel yang digunakan adalah
Total Debt to Total Equity Ratio
Total Debt to Total Equity Ratio adalah Rasio ini membandingkan total utang
dengan total modal pemilik (ekuitas) (Sawir, 2000).
Total debt to total equity ratio ൌ ௧௧�௨௧ௗ�௦ௗ� ൈ ͳͲͲΨ
Total Debt to Total Assets Ratio
Total Debt to Total Assets Ratio adalah Rasio ini membandingkan jumlah total
utang dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Sawir, 2000).
Total debt to total asset ratio ൌ ௧௧��௨௧௧௧�௧௩� ൈ ͳͲͲΨ
Long Term Debt to Equity Ratio
Long Term Debt to Equity Ratio adalah rasio ini membandingkan antara hutang
jangka panjang dan modal pemilik (Sawir, 2000).
Long term debt to equity ratioൌ ௨௧��ௗ�௦ௗ ൈ ͳͲͲΨ
Hutang jangka panjang adalah digunakan untuk menunjukkan hutang-hutang yang
pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari
sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar (Baridwan, 2000). Jenis hutang
panjang adalah hutang hipotik, hutang obligasi, utang wesel jangka panjang, dan utang
sewa guna usaha.
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan sendiri yang tertanam
didalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya (Riyanto, 2001). Jenis
modal meliputi rekening koran, kredit dari penjual, kredit wesel, pinjaman obligasi, dan
pinjaman hipotik.
Rasio Aktifitas
Rasio aktivitas, yaitu rasio yang mengukur efisiensi dalam menggunakan asset-
assetnya (Martono, 2007), variabel-variabel yang digunakan adalah
Total Asset Turn Over
Total Asset Turn Over adalah rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan
seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan. (Sawir, 2001).
Total Asset Turn Overൌ ௨�௦௨�௧௩ ൈ ͳͲͲΨ
Penjualan bersih adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktifitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan
kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (SAK, 2002).
Working Capital Turn Over
Working Capital Turn Over adalah rasio yang memperlihatkan adanya keefektifan
modal kerja dalam pencapaian penjualan (Riyanto, 2001).
Working Capital Turn Overൌ ௨�௦௧௩��ି௨௧� ൈ ͳͲͲΨ
Penjualan bersih adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktifitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan
kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (SAK, 2002).
Aktiva lancar adalah uang kas yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan
menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya (paling lama satu
tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan normal) (S. Munawir, 2004). Aktiva
lancar meliputi kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, persediaan,
piutang penghasilan yang harus diterima, dan persekot atau biaya yang dibayar dimuka.
Hutang lancar adalah hutang-hutang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan
sumber-sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar (Baridwan, 2000). Hutang lancar
meliputi hutang dagang, hutang wesel, taksiran hutang pajak, dan hutang biaya.
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya (Martono, 2007), variabel-variabel
yang digunakan adalah
Gross Profit Margin
Gross Profit Margin adalah rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga
pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk
berproduksi secara efesien (Sawir, 2001).
Gross Profit Margin ൌ ௨�௦�ି��௨௨�௦ ൈ ͳͲͲΨ
Penjualan bersih adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktifitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan
kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (SAK, 2002).
Harga pokok penjualan merupakan harga pokok total dari barang-barang baku yang laku
dijual dalam satu periode akuntansi (Harnanto, 1988). Penjualan bersih adalah arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktifitas normal perusahaan selama
suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal
dari kontribusi penanaman modal (SAK, 2002).
Operating income ratio
Operating income ratio adalah rasio ini digunakan untuk mengukur laba yang
dihasilkan dengan menghubungkan kegiatan pokok perusahaan dengan asset yang dimilki
perusahaan (Sawir, 2001).
Operating income ratio ൌ �௦௨�௨�ௗ�Ȁ௧௨�௦ ൈ ͳͲͲΨ
Penjualan bersih adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktifitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan
ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (SAK, 2002). Laba sebelum
bunga dan pajak sama dengan laba operasi. Laba sebelum bunga dan pajak adalah selisish
lebih pendapatan atas biaya-biaya yang dibebankan yang merupakan kenaikan bersih atas
modal sebelum dikurangi pajak (Soemarso, 2002).
Net Profit Margin
Net profit margin adalah merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bersih atau laba (Ang, 1997).
Net profit marginൌ �௦௧�௨�ௗ�Ȁா்௨�௦ ൈ ͳͲͲΨ
Penjualan bersih adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktifitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan
ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (SAK, 2002). Laba setelah
bunga dan pajak adalah selisish lebih pendapatan atas biaya-biaya yang dibebankan yang
merupakan kenaikan bersih atas modal setelah di kurangi pajak (Soemarso, 2002).
Rate Return to Total Asset (ROA)
Rate return to total asset adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu (Halim, 2003).
Rate return to total assetൌ �௦௨�௨�ௗ�Ȁாூ்௨�௧௩ ൈ ͳͲͲΨ
Laba sebelum bunga dan pajak sama dengan laba operasi. Laba sebelum bunga dan pajak
adalah selisish lebih pendapatan atas biaya-biaya yang dibebankan yang merupakan
kenaikan bersih atas modal sebelum dikurangi pajak (Soemarso, 2002).
Net Earning Power Ratio (ROI)
Net earning power ratio adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan
secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva
yang tersedia dalam perusahaan (Syamsudin, 2002).
Net earning power ratioൌ �௦௧�௨�ௗ�Ȁா்௨�௧௩ ൈ ͳͲͲΨ
Laba setelah bunga dan pajak adalah selisish lebih pendapatan atas biaya-biaya yang
dibebankan yang merupakan kenaikan bersih atas modal setelah di kurangi pajak
(Soemarso, 2002).
Rate Of Return For The Owner’s (ROE)
Rate of return for the owner’s adalah merupakan pengembalian hasil atau ekuitas
yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu parameter dan diperoleh atas investasi dalam
saham biasa perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu (Sartono, 2001).
Rate of return for the owner’sൌ �௦௧�௨�ௗ�Ȁா்௨�ௗ ൈ ͳͲͲΨ
Laba setelah bunga dan pajak adalah selisish lebih pendapatan atas biaya-biaya yang
dibebankan yang merupakan kenaikan bersih atas modal setelah di kurangi pajak
(Soemarso, 2002).
Hasil Dan Pembahasan
Profil & Perkembangan Perusahaan
PT. Aneka Tambang Tbk, didirikan sejak 5 Juli 1968, yang bergerak dibidang
pertambangan. Antam telah mengalami berbagai pasang-surut sebagai sebuah
perusahaan, namun sebuah tantangan telah menimbulkan berbagai dinamika
perkembangan yang pada akhirnya mengantarkan Antam menjadi perusahaan
pertambangan yang terkemuka di Indonesia.
Hadianto Martosubroto, M.Sc. ditunjuk sebagai direktur utama antam yang
pertama. Jajaran direksi pertama antam didukung oleh Ir. Ngakan Ketut Suta sebagai
direktur produksi ekplorasi, Ir. Ahmad Prayono sebagai direktur teknik, Jani Arsadjadja,
SH. sebagai direktur keuangan dan Drs. SGB Tampubulon sebagai direktur pemasaran.
Kantor pusat antam yang pertama kali berdiri berada di Jalan Bungur Besar 24-26,
Jakarta yang fasilitasnya jauh dari mewah dan serba terbatas. Antam baru pindah
kekantor baru di Jalan TB. Simatupang pada bulan November 1992, sebuah kantor megah
berlantai 8 yang lebih representative dan memiliki fasilitas yang jauh lebih memadai.
PT. Antam memiliki 5 unit bisnis pertambangan (UBP) yaitu, UBP emas di
Pongkor (Bogor), UBP nikel di Pomala (Sulawesi Tenggara), UBP logam mulia di
Pulogadung (Jakarta), UBP Bauksit Kijang (Kepulauan Riau), UBP Geomin di
Pulogadung (Jakarta).
Visi Antam adalah menjadi perusahaan pertambangan berstandar Internasional
yang memiliki keunggulan kompetitif di pasar global.
M
1. M
m
li
2. M
3. M
m
4. B
m
us
R
m
la
m
ta
Misi Antam a
Menghasilkan
mengutamaka
ingkungan.
Memaksimalk
Meningkatkan
menyejahtera
Beroperasi se
PT. A
menunjukkan
saha dapat d
Pada
Rp.6,777, pad
menunjukkan
aba usaha p
menunjukkan
Pada
ahun 2008 sa
adalah:
n produk-pr
an keselam
kan shareho
n kesejah
akan masyara
ecara efisien
Antam Tbk, j
n perbanding
di gambarkan
tahun 2007
da tahun 20
n laba usaha
pada PT. A
n laba usaha
tahun 2007
ampai tahun
6,77
200
oduk berkua
matan dan k
olders dan sta
hteraan ka
akat disekita
(berbiaya re
jika dilihat
gan dan perk
n perbanding
menunjuka
008 menunju
pada PT. An
Antam Tbk
sebesar Rp.2
sampai tah
n 2009 terjad
77
1,454
7 2008
alitas tinggi,
kesehatan k
akeholders v
aryawan d
ar daerah ope
endah).
dari laporan
kembangan k
gan laba usah
an bahwa lab
ukkan laba u
ntam sebesa
k sebesar R
2,013.
hun 2008 ter
di penurunan
588
2009
, yaitu nikel
kerja serta
value.
dan berpa
erasi pertam
n neraca dar
kinerja perus
ha dari perio
Gambar
ba usaha pa
usaha sebesa
ar Rp.588, pa
Rp.1,947, se
rjadi penuru
n lagi sebes
1,947
2010
l, emas, dan
memperhat
artisipasi d
mbangan.
ri periode 20
sahaan. Berd
ode ke period
(Dalam ju
4.1 laba Us
ada PT. Ant
ar Rp.1,454,
ada tahun 20
edangkan pa
unan sebesar
ar Rp.8.66,
2,013
2011
n mineral de
tikan kelest
didalam u
007 sampai
dasarkan dari
de.
utaan rupiah
aha (2007-2
tam Tbk se
pada tahun
010 menunju
ada tahun
r Rp.5,323,
pada tahun
Laba�Usaha
engan
tarian
upaya
2011
i laba
h)
011).
besar
2009
ukkan
2011
pada
2009
sa
sa
ga
m
m
20
R
la
pe
ampai tahun
ampai tahun
Berda
ambar sebag
Pada
mengalami p
menunjukkan
009 sampai
Rp.2,157. Se
ancar menga
Berda
eriode. Dapa
n 2010 meng
2012 mengl
asarkan aktiv
gai berikut:
tahun 200
penurunan
n bahwa akti
tahun 2010
dangkan pad
alami kenaika
asarkan dari
at digambark
8,048�
5
2007 2
galami kena
lami kenaika
va lancar da
07 sampai
sebesar Rp
iva lancar m
menunjukka
da tahun 20
an sebesar R
hutang lan
kkan sebagai
,820�5,4
008 20
aikan sebesar
an sebesar R
apat dibandi
tahun 2008
p.2.228. Pa
mengalami p
an bahwa ak
010 sampai
Rp.1,514.
ncar dapat d
i berikut:
437�
7,59
009 201
r Rp.1.359.
Rp.66.
ingkan dari
(D
Gambar 4.2
8 menunjuk
ada tahun
penurunan se
ktiva lancar
tahun 2011
dilihat perba
94�
9,108
0 2011
sedangkan
period eke
Dalam Jutaa
2 Aktiva Lan
kkan bahw
2008 samp
ebesarn Rp.3
mengalami
menunjukk
andingannya
8�
1
Aktiv
pada tahun
periode me
an Rupiah)
ncar (2007-2
wa aktiva la
pai tahun
3,83. Pada t
kenaikan se
kan bahwa a
dari period
va�Lancar
2010
elalui
2011)
ancar
2009
tahun
besar
aktiva
de ke
(Dalam Jutaan Rupiah)
Gambar 4.3 Hutang Lancar (2007-2011)
Jika dilihat dari gambar 4.3 menunjukkan hutang lancar dari tahun 2007 sampai
tahun 2008 menglami penurunan sebesar Rp.1,092. Pada tahun 2008 sampai tahun 2009
mennunjukkan bahwa hutang lancar mengalami kenaikan sebesar Rp.22. Pada tahun 2009
sampai tahun 2010 menunjukkan bahwa hutang lancar mengalami kenaikan sebesar
Rp.1,241. Pada tahun 2010 sampai tahun 2011 menunjukkan bahwa hutang lancar
mengalami penurunan sebesar Rp.1,133.
Berdasarkan dilihat dari kas dapat dilihat perbandingannya dengan menggunakan
gambar sebagai berikut:
1,818�
726� 748�
1,989�
856�
2007 2008 2009 2010 2011
Hutang�Lancar
(Dalam Jutaan Rupiah)
Gambar 4.4 Kas (2007-2011)
Dilihat dari gambar 4.4 menunjukkan bahwa kas pada tahun 2007 sampai 2008
mengalami penurunan sebesar Rp.1,460. Pada tahun 2008 sampai 2009 menunjukkan
bahwa kas mengalami penurunan sebesar Rp.510. Pada tahun 2009 sampai tahun 2010
menunjukkan bahwa kas mengalami kenaikan sebesar Rp.1,534. Sedangkan pada tahun
2010 sampai tahun 2011 menunjukkan bahwa kas mengalami penurunan sebesar
Rp.2,319.
Berdasarkan dilihat dari penjualan bersih dapat dibandingkan dari periode ke
periode melalui gambar sebagai berikut:
4,679�
6,941�7,513�
5,807�
7,319�
2007 2008 2009 2010 2011
HPP
(Dalam Jutaan Rupiah)
Gambar 4.5 Penjualan Bersih (2007-2011)
Pada gambar 4.5 menunjukkan penjualan bersih pada tahun 2007 sampai tahun
2008 mengalami penurunan sebesar Rp.2,416. Pada tahun 2008 sampai tahun 2009
menunjukkan bahwa penjualan bersih mengalami penurunan sebesar Rp.881. pada tahun
2009 sampai tahun 2010 menunjukkan bahwa penjualan bersih mengalami kenaikan
sebesar Rp.33. pada tahun 2010 sampai tahun 2011 menunjukkan bahwa penjualan bersih
mengalami kenaikan sebesar Rp.1,602.
Berdasarkan harga pokok penjualan dapat lihat perbandingannya melalui gamabr
sebagai berikut:
4,679�
6,941�7,513�
5,807�
7,319�
2007 2008 2009 2010 2011
2007
2008
2009
2010
2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
Gambar 4.6 HPP (2007-2011)
Pada gambar 4.6 harga pokok penjualan pada tahun 2007 sampai 2008
menunjukkan bahwa harga pokok penjualan mengalami kenaikan sebesar Rp.2,262. Pada
tahun 2008 sampai tahun 2009 menunjukkan bahwa harga pokok penjualan mengalami
kenaikan sebesar Rp.572. Pada tahun 2009 sampai tahun 2010 menunjukkan bahwa harga
pokok penjualan mengalami penurunan sebesar Rp.1,706. Sedangkan pada tahun 2010
sampai tahun 2011 menunjukkan bahwa harga pokok penjualan mengalami kenaikan
sebesar Rp.1,512.
Kegiatan Usaha
Antam adalah perusahaan pertambangan dan pengolahan mineral menjadi logam
Indonesia yang terinteraksi secara vertikal. Komoditas usaha pertambangan Antam
adalah nikel, emas dan bauksit. Tujuan utama Antam adalah untuk menciptakan nilai bagi
pemegang saham dengan menjadi perusahaan yang lebih besar dan lebih baik serta
melaksanakan hal tersebut dengan cara yang berkesinambungan. Strategi utama Antam
adalah untuk mendapatkan nilai sebanyak mungkin dari cadangan perusahaan dengan
bergerak ke bidang hilir dan melakukan kegiatan-kegiatan pengolahan yang mempunyai
nilai tambah lebih besar daripada hanya sekedar mengekpor bijih. Antam juga
mempertimbangkan untuk mendiversifikasikan usaha Antam ke komoditas tambang
4,679�
6,941�7,513�
5,807�
7,319�
2007 2008 2009 2010 2011
HPP
lainnya selama hal tersebut mendatangkan imbal hasil yang baik dan sesuai dengan bisnis
antam.
Analisis dan Evaluasi
Laporan keuangan PT. Antam Tbk, yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi
selama periode lima tahun, dari tahun 2007 sampai 2011.
Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan. Dengan mengadakan suatu analisis terhadap laporan
keuangan akan dapat diketahui gambaran tentang posisi keuangan perusahaan.
Berdasarkan hal itu, untuk menganalisis laporan keuangan PT. Antam Tbk.
menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas, dan profitabilitas.
Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Tabel 1
Current Ratio
PT. Antam Tbk
Periode 2007-2011
Tahun Aktiva Lancar Hutang lancar Rasio
2007 8.048.099.750 1.818.063.474 442%
2008 5.819.531.944 725.941.574 801%
2009 5.313.146.234 747.531.096 710%
2010 7.593.630.426 1.989.071.312 381%
2011 9.108.019774 855.829.583 1064%
Tabel diatas dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki rasio 442% untuk aktiva lancar
tahun 2007, 801% untuk tahun 2008, 710% untuk tahun 2009, 381% untuk tahun
2010, dan 1064% untuk tahun 2011. Pada tahun 2007 sampai 2008 mengalami
kenaikan sebesar 359%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang lancar terhadap aktiva lancar. Pada tahun 2009
sampai tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 329%, hal ini menunjukkan adanya
penurunan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar terhadap aktiva
lancar. Pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 683%, hal
ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang lancar terhadap aktiva lancar.
b. Quick Ratio
Tabel 2
Quick Ratio
PT. Antam Tbk
Periode 2007-2011
Tahun Kas dan bank Persediaan Hutang
Lancar
Rasio
2007 4.743.875.109 1.319.084.300 1.818.063.474 188%
2008 3.284.218.532 1.391.471.720 725.941.574 260%
2009 2.773.582.727 1.170.505.411 747.531.096 214%
2010 4.308.242.737 1.229.283.112 1.989.071.312 154%
2011 1.989.071.312 1.687.897.283 855.829.583 35%
PT. Antam Tbk, menunjukkan bahwa rasio pada tahun 2007 sampai tahun 2008
mengalami kenaikan sebesar 72%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang lancar dapat dipenuhi oleh aktiva lancar setelah di
kurangi oleh persediaan. Pada tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami penurunan
sebesar 60%, hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang lancar yang tidak terpenuhi oleh aktiva lancar. Pada tahun 2010
sampai tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 119%, hal ini menunjukkan adanya
penurunan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar. Rasio yang kurang
dari 100% menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu membayar hutang lancar
dengan aktiva yang lebih likuid.
c. Cash Ratio
Tabel 3
Cash Ratio
PT. Antam Tbk
Periode 2007-2011
Tahun Kas Hutang lancar Rasio
2007 4.743.875.109 1.818.063.474 260%
2008 3.284.218.532 725.941.574 452%
2009 2.773.582.727 747.531.096 371%
2010 4.308.242.737 1.989.071.312 216%
2011 5.639.678.574 855.829.583 658%
Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki cash ratio
sebesar 260% pada tahun 2007, pada tahun 2008 sebesar 452%, pada tahun 2009
sebesar 371%, pada tahun 2009 sebesar 371%, pada tahun 2010 sebesar 216%, pada
tahun 2011 sebesar 658%. Hal ini menunjukkan tingkat cash ratio dari tahun ketahun
mengalami naik turun. Pada tahun 2007 sampai 2008 cash ratio mengalami kenaikan
sebesar 192%, hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan perusahaan membayar
hutang lancar dengan baik. Pada tahun 2009 sampai 2010 mengalami penurunan
sebesar 155%, hal ini menunjukkan adanya penurunan kemampuan perusahaan dalam
membayar hutang lancar. Pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami
peningkatan sebesar 442%, hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang lancar.
Rasio Solvabilitas
a. Total Debt to Total Equity Ratio
Tabel 4
Total Debt to Total Equity Ratio
PT. Antam Tbk
Periode 2007-2011
Tahun Total hutang Modal sendiri Rasio
2007 3.292.364.227 8.750.106.229 37%
2008 2.130.970.294 8.063.137.821 26%
2009 1.748.127.419 8.148.939.490 21%
2010 2.709.896.801 9.580.098.225 28%
2011 4.429.191.527 10.772.043.550 41%
Total debt to total equity ratio pada tahun 2007 menunjukkan tingkat rasionya sebesar
37%, tahun 2008 menunjukkan tingkat rasionya sebesar 26%, pada tahun 2009 rasionya
sebesar 21%, pada tahun 2010 rasionya sebesar 28%, sedangkan tahun 2011 rasionya
sebesar 41%. Pada tahun 2007 sampai thun 2008 mengalami penurunan sebesar 11%, hal
ini menunjukkan adanya penurunan kemampuan perusahaan dalam menjamin total
hutang terhadap modal sendiri. Pada tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami kenaikan
sebesar 7%, sedangkan dari tahun 2010 sampai tahun 2011 juga mengalami kenaikan
sebesar 13%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam
menjamin total hutang terhadap modal sendiri.
b. Total Debt to Total Assets Ratio
Tabel 5
Total Debt to Total Assets Ratio
PT. Antam Tbk
Periode 2007-2011
Tahun Total Hutang Total Aktiva Rasio 2007 3.292.364.227 12.043.690.940 27%�2008 2.130.970.294 10.245.040.780 20% 2009 1.748.127.419 9.939.996.438 17% 2010 2.709.896.801 12.310.732.099 22% 2011 4.429.191.527 15.201.235.077 29%
Total debt to total asset ratio menunjukkan nilai rasionya pada tahun 2007 sampai tahun 2008
mengalami penurunan sebesar 7%, hal ini menunjukkan adanya penurunan kemampuan
perusahaan dalam menjamin hutang lancar terhadap total aktiva sedangkan pada tahun 2009
sampai tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 5% dan pada tahun 2010 sampai 2011
mengalami kenaikan sebesar 7%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
perusahaan dalam menjamin total hutang terhadap total aktiva.
c. Long Term Debt to Equity Ratio
Tabel 6 Long Term Debt to Equity Ratio
PT. Antam Tbk Periode 2007-2011
Tahun Hutang Jangka panjang
Modal Sendiri Rasio
2007 1.474.300.753 8.750.106.229 16%
2008 1.405.028.720 8.063.137.821 17%
2009 1.000.596.323 8.148.939.490 12%
2010 720.825.489 9.580.098.225 7%
2011 3.573.361.944 10.772.043.550 33%
Long Term Debt to Equity Ratio pada PT. Antam Tbk, menunjukkan nilai
rasionya dari tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 1%, hal
ini menunjukkan penurunan kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang
jangka panjang berupa kewajiban imbalan kerja terhadap modal sendiri. Pada
tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 5%, hal ini
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menjamin
hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2010
sampai tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 26%, hal ini menunjukkan
penurunan kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang jangka panjang
terhadap modal sendiri
Rasio Aktivitas a. Total Asset Turn Over
Tabel 7 Total Asset Turn Over
PT. Antam Tbk Periode 2007-2011
Tahun Penjualan Bersih Jumlah Aktiva Rasio 2007 12.008.202.498 12.043.690.940 99 kali 2008 9.591.981.138 10.245.040.780 93 kali 2009 8.711.370.255 9.939.996.438 87 kali 2010 8.744.300.219 12.310.732.099 71 kali 2011 10.346.433.404 15.201235.077 68 kali
Pada tabel 7 diatas, menunjukkan bahwa pada tahun 2007 sampai 2008
mengalami penurunan sebesar 6 kali, pada tahun 2009 sampai tahun 2010
mengalami penurunan sebesar 16 kali, sedangkan pada tahun 2010 sampai tahun
2011 mengalami penurunan sebesar 3 kali, hal ini menunjukkan adanya
penurunan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan terhadap
jumlah aktiva.
b. Working Capital Turn Over
Tabel 8 Working Capital Turn Over
PT. Antam Tbk Periode 2007-2011
Tahun Penjualan Bersih
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Rasio
2007 12.008.202.498 8.048.099.750 1.818.063.474 192%
2008 9.591.981.138 5.819.531.944 725.941.574 188%
2009 8.711.370.255 5.313.146.234 747.531.096 190%
2010 8.744.300.219 7.593.630.426 1.989.071.312 156%
2011 10.346.433.404 9.108.019774 855.829.583 125%
PT. Antam Tbk, memiliki nilai rasio sebesar 192% pada tahun 2007, pada tahun
2008 menunjukkan nilai rasionya sebesar 188%, pada tahun 2009 memiliki rasio
sebesar 190%, pada tahun 2010 memiliki rasio sebesar 156%, pada tahun 2011
memiliki rasio sebesar 125%, pada tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami
penurunan sebesar 4%, pada tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami
penurunan sebesar 34%, sedangkan pada tahun 2010 sampai tahun 2011 juga
mengalami penurunan sebesar 31%. Dilihat dari keseluruhan nilai rasio working
capital turn over mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan penurunan
pendapatan bersamaan dengan menurunnya modal kerja yang relative besar
sehingga perputarannya berkurang.
Rasio Profitabilitas a. Gross Profit Margin
Tabel 9
Gross Profit Margin PT. Antam Tbk
Periode 2007-2011 Tahun Penjualan
Bersih Harga Pokok
Penjualan Rasio
2007 12.008.202.498 4.678.817.665 61% 2008 9.591.981.138 6.940.796.904 27% 2009 8.711.370.255 7.513.371.858 13% 2010 8.744.300.219 5.807.220.162 33% 2011 10.346.433.404 7.318.735.238 29%
Pada tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 34%, hal ini
menunjukkan penurunan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
dari penjualan. Pada tahun 2008 sampai tahun 2009 juga mengalami penurunan
sebesar 14%, pada tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar
20%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih dari penjualan sedangkan pada tahun 2010 sampai tahun
2011 mengalami penurunan sebesar 4%. Tingkat nilai rasio gross profit margin
PT. Antam Tbk, sebesar 61%, ini berarti setiap Rp.1,- penjualan mampu
menghasilkan laba bersih sebesar Rp.0,61. Dengan kata lain bahwa jumlah laba
bersih yang dicapai oleh perusahaan sebesar 61% dari volume penjualan. Jika
dilihat dari nilai rasionya secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai rasio
dari tahun 2007 sampai 2011 mengalami penurunan hal ini menunjukkan
kemampuan dalam memperoleh laba masih kurang baik.
b. Operating Income Ratio
Tabel 10
Operating income ratio
PT. Antam Tbk
Periode 2007-2011
Tahun EBIT Penjualan
Bersih
Rasio
2007 6.776.844.808 12.008.202.498 56%
2008 1.454.132.730 9.591.981.138 15%
2009 587.521.105 8.711.370.255 6%
2010 1.946.536.043 8.744.300.219 22%
2011 2.012.878.425 10.346.433.404 19%
Operating income ratio pada tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami
penurunan sebesar 41%, pada tahun 2008 sampai tahun 2009 mengalami
penurunan sebesar 9%, pada tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami kenaikan
sebesar 16%, sedangkan pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami
penurunan sebesar 3%, hal ini menujukkan jika terjadi kenaikan berarti bahwa
penjualan bersih yang dilakukan perusahaan menghasilkan laba operasi yang
meningkat sedangkan jika terjadi penurunan berarti menunjukkan bahwa
penjualan bersih yang dilakukan oleh perusahaan menghasilkan laba operasi
menurun.
c. Net Profit Margin
Tabel 11
Net Profit Margin
PT. Antam Tbk
Periode
2007-2011
Tahun EAT Penjualan
Bersih
Rasio
2007 5.118.987.734 12.008.202.498 42%
2008 1.368.139.165 9.591.981.138 14%
2009 604.307.088 8.711.370.255 6%
2010 1.683.399.992 8.744.300.219 19%
2011 1.924.739.414 10.346.433.404 18%
Pada tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 28%, pada
tahun 2008 sampai tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 8%, pada tahun
2009 sampai tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 13%, sedangkan dari tahun
2010 sampai tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 1%, hal ini menunjukkan
jika terjadi kenaikan berarti kemampuan perusahaan mengalami peningkatan
dalam penjualan yang menghasilkan laba bersih, sedangkan jika terjadi penurunan
menunjukkan kemampuan perusahaan menurun dalam menghasilkan laba bersih.
d. Rate Return to Total Asset (ROA)
Tabel 12
Rate Return to Total Asset
PT. Antam Tbk
Periode 2007-2011
Tahun EBIT Jumlah Aktiva Rasio
2007 6.776.844.808 12.043.690.940 56%
2008 1.454.132.730 10.245.040.780 14%
2009 587.521.105 9.939.996.438 5%
2010 1.946.536.043 12.310.732.099 15%
2011 2.012.878.425 15.201235.077 13%
Pada tahun 2007 sampai tahun 2008 menunjukkan adanya penurunan sebesar
42%, pada tahun 2008 sampai tahun 2009 menunjukkan penurunan sebesar 9%,
pada tahun 2009 sampai tahun 2010 menunjukkan adanya kenaikan sebesar 10%,
pada tahun 2010 sampai tahun 2011 menunjukkan penurunan sebesar 2%, hal ini
menyimpulkan jika ada kenaikan berarti menunjukkan peningkatan perusahaan
dalam menggunakan modal untuk menghasilkan laba untuk setiap investor,
sedangkan bila terjadi penurunan berarti menunjukkan rendahnya kemampuan
perusahaan dalam mengggunakan modal untuk menghasilkan laba.
e. Net Earning Power Ratio (ROI)
Tabel 13
Net Earning Power Ratio
PT. Antam Tbk
Periode 2007-2011
Tahun EAT Jumlah Aktiva Rasio
2007 5.118.987.734 12.043.690.940 42%
2008 1.368.139.165 10.245.040.780 13%
2009 604.307.088 9.939.996.438 6%
2010 1.683.399.992 12.310.732.099 13%
2011 1.924.739.414 15.201235.077 12%
Pada tahun 2007 sampai tahun 2008 menunjukkan rasionya mengalami penurunan
sebesar 29%, pada tahun 2008 sampai tahun 2009 menunjukkan penurunan
sebesar 7%, pada tahun 2009 sampai tahun 2010 menunjukkan adanya kenaikan
sebesar 7%, sedangkan pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami
penurunan sebesar 1%, hal ini menyimpulkan bahwa jika ada kenaikan berarti
adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan, sedangkan bila terjadi penurunan berarti menunjukkan
turunnya kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan.
f. Rate Of Return For The Owner’s (ROE)
Tabel 14
Rate Of Return For The Owner’s
PT. Antam Tbk
Periode 2007-2011
Tahun EAT Jumlah Modal Rasio
2007 5.118.987.734 8.750.106.229 58%
2008 1.368.139.165 8.063.137.821 16%
2009 604.307.088 8.148.939.490 7%
2010 1.683.399.992 9.580.098.225 17%
2011 1.924.739.414 10.772.043.550 17%
Pada tahun 2007 sampai tahun 2008 terjadi penurunan sebesar 42%, pada tahun
2008 sampai tahun 2009 terjadi penurunan sebesar 9%, pada tahun 2009 sampai
tahun 2010 terjadi kenaikan sebesar 10%, jika terjadi penurunan berarti
kemampuan perusahaan dalam menggunakan modal untuk menghasilkan
keuntungan masih rendah, sedangkan jika terjadi kenaikan berarti perusahaan
mampu menggunakan modalnya untuk menghasilkan keuntungan.
Analisis
Berdasarkan analisis rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas
menunjukkan kinerja keuangan pada PT. Antam Tbk, periode 2007 sampai 2011
tergolong baik, hal ini berarti menunjukkan PT. Antam Tbk, mampu mengukur kinerja
keuangan perusahaan walaupun terjadinya fluktuasi.
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai
likuiditas keuangan yang baik, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu
membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo seperti hutang
usaha, hutang pajak, dan biaya yang masih harus dibayar dengan menggunakan harta
ataupun kekayaan yang ada pada perusahaan seperti kas.
Beberapa indikator yang menunjukkan tingkat likuiditas adalah current ratio,
quick ratio, dan cash ratio.
Current ratio pada PT. Antam Tbk, untuk periode 2007 sampai 2011
menunjukkan terjadinya fluktuasi. Seperti yang dilihat pada tabel 1 menunjukkan current
ratio pada tahun 2007 sampai 2008 mengalami kenaikan sebesar 359%, current ratio
naik karena hutang lancar dari tahun 2007-2008 mengalami penurunan terhadap hutang
lancar yang dapat dilihat dari tabel 1 dari tahun 2007-2008 turun sebesar Rp. 725.941.574
hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar
yang meliputi hutang usaha, hutang pajak, dan biaya yang masih harus dibayar terhadap
aktiva lancar seperti kas, piutang usaha, persediaan dan pajak dibayar dimuka. Sedangkan
pada tahun 2009 sampai 2010 menunjukkan terjadinya penurunan sebesar 329%, current
ratio mengalami penurunan karena hutang lancar mengalami kenaikan sebesar Rp.
1.989.071.312. Hal ini menunjukkan karena penurunan kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang lancar terhadap aktiva lancar walaupun terjadinya fluktuasi tetapi
perusahaan tergolong likuid, hal ini berarti menunjukkan bahwa perusahaan mampu
memenuhi seluruh kewajiban keuangan, khususnya kewajiban jangka pendek seperti
hutang usaha, hutang pajak dan biaya yang masih harus dibayar.
PT. Antam Tbk, menunjukkan tingkat Quick ratio untuk periode 2007 sampai
2011 mengalami fluktuasi. PT. Antam Tbk, menunjukkan bahwa quick ratio pada tahun
2007 sampai tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 72%, quick ratio mengalami
kenaikan karena hutang lancar pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar Rp.
725.941.574 sehingga kasnya dapat terpenuhi setelah dikurangi persediaan. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang
lancar meliputi hutang usaha, hutang pajak, dan biaya yang masih harus dibayar dapat
dipenuhi oleh aktiva lancar seperti kas, piutang usaha, dan pajak dibayar dimuka setelah
di kurangi oleh persediaan, sedangkan pada tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami
penurunan sebesar 60%, quick ratio mengalami penurunan karena hutang lancar
mengalami kenaikan pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.989.071.312 sehingga kas pada bank
tidak dapat terpenuhi setelah dikurangi persediaan, hal ini menunjukkan bahwa adanya
penurunan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar yang tidak terpenuhi
oleh aktiva lancar. Walaupun terjadinya fluktuasi, hal ini menunjukkan bahwa quick ratio
pada PT. Antam Tbk masih mampu memenuhi kewajiban-kewajiban seperti hutang
lancar yang meliputi hutang usaha, hutang pajak, dan biaya yang masih harus dibayar
yang dapat dipenuhi oleh aktiva lancar seperti kas, surat beharga, dan piutang setelah
dikurangi oleh persediaan. Quick ratio pada PT. Antam Tbk dari periode 2007 sampai
2011 menunjukkan membayar hutang lancar perusahaan dengan aktiva yang lebih likuid
yang dimiliki oleh perusahaan, jika quick rationya kurang dari 100%, berarti
menunjukkan kemampuan perusahaan belum mampu membayar hutang lancar dengan
aktiva.
Cash ratio pada PT. Antam Tbk, untuk periode 2007 sampai 2011 menunjukkan
terjadinya fluktuasi, pada tahun 2007 sampai 2008 cash ratio mengalami kenaikan
sebesar 192%, cash ratio mengalami kenaikan karena hutang lancar pada tahun 2008
mengalami penurunan sebesar Rp. 725.941.574 sehingga hutang lancar dapat terpenuhi
oleh kas. Hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan perusahaan membayar hutang
lancar yang meliputi hutang usaha, hutang pajak dan biaya yag masih harus dibayar
dengan baik. Pada tahun 2009 sampai 2010 mengalami penurunan sebesar 155%, cash
ratio mengalami penurunan disebabkan oleh naiknya hutang lancar pada tahun 2010
sebesar Rp. 1.989.071.312 sehingga kas tidak dapat memenuhi hutang lancar, hal ini
menunjukkan adanya penurunan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar
seperti hutang usaha, hutang pajak dan biaya yang masih harus dibayar. Walaupun cash
rationya mengalami fluktuasi tetapi perusahaan masih tergolong likuid.
Berdasarkan dari ketiga indikator dari tingkat likuiditas yang terdiri dari current
ratio, quick ratio, dan cash ratio menunjukkan kinerja keuangan pada PT. Antam Tbk,
periode 2007 sampai 2011 tergolong likuid.
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas pada PT. Antam Tbk, dari periode 2007 sampai 2011 ini
tergolong solvable karena perusahaan mampu memenuhi membayar hutang-hutangnya
seperti hutang jangka pendek yang meliputi hutang usaha, hutang pajak, dan biaya yang
masih harus dibayar dan hutang jangka panjang yang meliputi hutang pada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, kewajiban pensiun dan uang muka pelanggan. Beberapa
indikator yang menunjukkan tingkat solvabilitas adalah Total debt to total equity ratio,
Total debt to total asset ratio, Long term debt to equity ratio
Total debt to total equity ratio pada PT. Antam Tbk, dari periode 2007 sampai
2011 menunjukkan terjadi fluktuasi, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan dan
penurunan dalam menjamin total hutangnya (jumlah keseluruhan dari hutang kewajiban
lancar dan hutang kewajiban tidak lancar) dengan modal sendiri seperti modal saham,
agio saham, saldo laba yang dicadangkan, dan saldo laba yang belum dicadangkan.
Seperti yang dapat dilihat pada tabel 4 bahwa Pada tahun 2007 sampai tahun 2008
mengalami penurunan sebesar 11%, total debt to total equity ratio mengalami penurunan
karena modal mengalami penurunan pada tahun 2008 sebesar Rp. 8.063.137.821
sehingga total hutang tidak terpenuhi. Hal ini menunjukkan adanya penurunan
kemampuan perusahaan dalam menjamin total hutang terhadap modal sendiri. Pada tahun
2009 sampai tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 7%, total debt to total equity ratio
mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya modal pada tahun 2010 sebesar Rp.
9.580.098.225 sehingga total hutang dapat terpenuhi oleh modal. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menjamin total hutang terhadap
modal sendiri. Total debt to total equity ratio pada PT. Antam Tbk, dari periode 2007
sampai 2011 menunjukkan bahwa tingkat rasio total debt to total equity ratio tergolong
baik, hal ini menunjukkan bahwa tingkat total debt to total equity ratio di bawah 100%
dan apabila diatas 100% berbahaya bagi kreditur karena jumlah hutang lebih besar dari
modal pemilik.
Total debt to total asset ratio untuk periode 2007 sampai tahun 2011
menunjukkan terjadinya fluktuasi, hal ini menunjukkan karena adanya peningkatan
seperti pada tahun tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 5% dan
pada tahun 2010 sampai 2011 mengalami kenaikan sebesar 7%, total debt to total asset
ratio mengalami kenaikan karena total aktiva pada tahun 2010 mengalami kenaikan
sebesar Rp. 12.310.732.099 sehingga total hutang dapat terpenuhi oleh total aktiva. Hal
ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menjamin total
hutang yang berasal dari jumlah kewajiban lancar ditambah dengan jumlah kewajiban
tidak lancar terhadap total aktiva seperti aktiva lancar (kas, piutang usaha, persediaan,
pajak dibayar dimuka, dan biaya dibayar dimuka) dan aktiva tidak lancar (piutang pada
pihak yang mempunyai hubungan istimewa, aktiva tetap, biaya pensiun dibayar dimuka).
Sedangkan penurunan pada tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami penurunan sebesar
7%, total debt to total asset ratio mengalami penurunan karena pada tahun 2008 total
aktiva turun sebesar Rp. 10.245.040.780 sehingga total hutang tidak dapat terpenuhi oleh
total aktiva. Hal ini menunjukkan adanya penurunan kemampuan perusahaan dalam
menjamin hutang lancar terhadap total aktiva akan tetapi walaupun terjadi fluktuasi
tingkat Total debt to total asset ratio masih tergolong likuid dan solvable yang berarti
perusahaan dapat memenuhi kewajiban keuangannya baik yang bersifat hutang jangka
pendek dan hutang jangka panjang.
Long term debt to equity ratio pada PT. Antam Tbk, periode 2007 sampai 2011
mengalami fluktuasi, hal ini karena adanya penurunan pada tahun 2009 sampai tahun
2010 mengalami penurunan sebesar 5%. Dan peningkatan pada tahun pada tahun 2010
sampai tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 26%, long term debt to equity ratio
mengalami kenaikan karena pada tahun 2011 modal sendiri mengalami kenaikan sebesar
Rp. 10.772.043.550 sehingga hutang jangka panjang dapat terpenuhi oleh modal sendiri
dan jika terjadi penurunan disebabkan turunnya modal sehingga hutang jangka panjang
tidak dapat terpenuhi. Hal ini menunjukkan adanya penurunan dan peningkatan
kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang lancar terhadap total aktiva dalam
menjamin hutang jangka panjang berupa kewajiban imbalan kerja dan kewajiban pajak
tangguhan oleh modal sendiri seperti modal saham, agio saham, dan saldo yang
dicadangkan. Long term debt to equity ratio pada perusahaan Antam periode 2007
sampai 2011 karena jauh di bawah angka 100%, berarti menunjukkan keberhasilan
perusahaan dalam mengurangi beban hutang jangka panjang terhadap modal perusahaan
yang dijadikan jaminan untuk menutupi hutang jangka panjangnya seperti kewajiban
pensiun dan adanya hutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Berdasarkan dari tingkat rasio solvabilitas yang terdiri dari total debt tot total
equity ratio, total debt to total asset ratio, dan long term debt to equity ratio pada PT.
Antam Tbk, dari periode 2007 sampai 2011 menunjukkan kinerja keuangannya tergolong
baik walaupun terjadinya fluktuasi.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas pada perusahaan Antam periode 2007 sampai 2011 mempunyai
kemampuan aktivitas yang baik, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dana yang
tertanam pada keseluruhan aktiva seperti aktiva lancar (kas, piutang usaha, persediaan)
dan aktiva tidak lancar (piutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, aktiva
tetap, biaya pension dibayar dimuka) yang berputar dalam suatu periode tertentu, yang
umumnya yang baik. Beberapa indikator yang mempengaruhi tingkat rasio aktivitas
adalah working capital turn over dan total asset turn over.
PT. Antam Tbk, periode 2007 sampai 2011 menunjukkan tingkat total asset turn
over menunjukkan terjadinya penurunan, seperti yang dilihat pada tahun 2007 sampai
2008 mengalami penurunan sebesar 6 kali, total asset turn over mengalami penurunan
karena pada tahun 2008 penjualan bersih mengalami penurunan sebesar Rp.
9.591.981.138 sehingga penjualan mengalami penurunan terhadap aktiva. Hal ini
menunjukkan karena adanya penurunan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
penjualan bersih terhadap jumlah aktiva yang meliputi total keseluruhan dari jumlah
aktiva lancar dan jumlah aktiva tidak lancar. Walaupun kinerja keuangannya menurun
tapi tingkat total asset turn over tergolong baik.
Working capital turn over pada tahun 2007 sampai 2011 menunjukkan terjadinya
penurunan sebesar 4%, working capital turn over turun karena pada tahun 2011 hutang
lancar mengalami penurunan sebesar Rp. 855.829.583 sehingga penjualan tidak dapat
dipenuhi oleh aktiva. Hal ini menunjukkan bahwa, penurunan pendapatan yang berasal
dari penjualan bersih bersamaan dengan menurunnya modal kerja yang relative besar
sehingga perputarannya berkurang tetapi walaupun mengalami penurunan, working
capital turn over pada perusahaan Antam dalam keadaan baik.
Berdasarkan dari tingkat rasio aktivitas yang meliputi dari total asset turn over
dan working capital turn over pada perusahaan Antam periode 2007 sampai 2011
menunjukkan tingkat rasio aktivitasnya dalam keadaan baik.
Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas pada PT. Antam Tbk, dari periode 2007 sampai 2011
tergolong profitable, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba
bersih dari setiap penjualan. Beberapa indikator yang mempengaruihi tingkat rasio
profitabilitas adalah gross profit margin, operating income ratio, net profit margin ratio,
rate return to total asset, net earning power ratio, rate of return for the owner’s.
Gross profit margin PT. Antam Tbk, dari periode 2007 sampai 2011
menunjukkan terjadi fluktuasi, hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan seperti pada
tahun 2009-2010 sebesar 20%, gross profit margin mengalami kenaikan karena pada
tahun 2010 penjualan mengalami kenaikan sebesar Rp. 8.744.300.219 sehingga
menghasilkan laba dari penjualan, Sedangkan terjadi penurunan pada tahun 2007-2008
sebesar 34%, gross profit margin mengalami penurunan karena penjualan pada tahun
2008 mengalami penurunan sebesar Rp. 9.591.981.138 sehingga penjualan menurun. Hal
ini menunjukkan terjadinya peningkatan dan penurunan dalam menghasilkan laba bersih
dari penjualan bersih akan tetapi tingkat rasio gross profit margin pada perusahaan Antam
menunjukkan bahwa laba yang diperoleh dalam keadaan baik.
Operating income ratio pada perusahaan Antam dari periode 2007 sampai 2011
menunjukkan tejadinya fluktuasi, pada tahun 2007 sampai 2008 mengalami penurunan
sebesar 41%, operating income ratio mengalami penurunan karena penjualan mengalami
penurunan pada tahun 2008 sebesar Rp. 9.591.981.138 sehingga penjualan yang
dilakukan tidak menghasilkan laba operasi sedangkan pada tahun 2009 sampai 2010
mengalami kenaikan sebesar 16%, operating income ratio mengalami kenaikan karena
penjualan pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp. 8.744.300.219 sehingga
menyebabkan penjualan yang dilakukan menghasilkan laba operasi yang meningkat. Hal
ini disebabkan karena adanya peningkatan dan penurunan dalam penjualan bersih yang
dilakukan perusahaan untuk menghasilkan laba operasi yang meningkat. Pada umumnya
tingkat operating income ratio pada perusahaan mengalami fluktuasi tetapi hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan Antam dalam memperoleh keuntungan dari periode
2007 sampai 2011 sudah tergolong baik.
Net profit margin ratio pada PT. Antam Tbk, periode 2007 sampai 2011
mengalami fluktuasi, hal ini ditunjukkan pada tahun 2007 sampai 2008 mengalami
penurunan sebesar 28%, net profit margin mengalami penurunan karena pada tahun 2008
penjualan turun sebesar Rp. 9.591.981.138 sehingga laba bersih mengalami penurunan
sedangkan pada tahun 2009 sampai 2010 menunjukkan terjadinya kenaikan sebesar 13%,
net profit margin naik karena pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp.
8.744.300.219 sehingga penjualan meningkat dan menghasilkan laba bersih. Hal ini
menggambarkan bahwa setiap rupiah penjualan bersih yang menghasilkan laba bersih
mengalami kenaikan dan penurunan. Net profit margin dari periode 2007 sampai 2011
walaupun mengalami fluktuasi tetapi perusahaan Antam dalam menghasilkan laba masih
dalam keadaan baik karena sudah mendekati angka rationya yaitu 100%.
Rate return to total asset pada PT. Antam Tbk, dari periode 2007 sampai 2011
mengalami fluktuasi, hal ini dapat dilihat pada tahun 2007 sampai 2008 menunjukkan
terjadinya penurunan sebesar 42%, rate return to total asset mengalami penurunan
karena pada rahun 2008 jumlah aktiva turun sebesar Rp. 10.245.040.780 sehingga jumlah
aktiva yang digunakan tidak menghasilkan laba sedangkan pada tahun 2009 sampai tahun
2010 menunjukkan kenaikan sebesar 10%, rate return to total asset mengalami kenaikan
karena jumlah aktiva pada tahun 2010 meningkat sebesar Rp. 12.310.732.099 sehingga
jumlah aktiva yang digunakan menghasilkan laba. Hal ini menunjukkan bahwa jika ada
kenaikan berarti menunjukkan peningkatan perusahaan dalam menggunakan modal
seperti modal saham, agio saham, dan saldo yang dicadangkan untuk menghasilkan laba
untuk setiap investor, sedangkan bila terjadi penurunan berarti menunjukkan rendahnya
kemampuan perusahaan dalam mengggunakan modal untuk menghasilkan laba, rate
return to total asset pada perusahaan Antam dari periode 2007 sampai 2011 masih dalam
keadaan baik walaupun terjadi fluktuasi.
PT. Antam Tbk, berdasarkan tingkat rasio net earning power ratio dilihat dari
periode 2007 sampai 2011 menunjukkan terjadinya fluktuasi. Hal ini dapat dilihat pada
tahun 2007 sampai 2008 menunjukkan terjadinya penurunan sebesar 29%, net earning
power ratio mengalami penurunan karena jumlah aktiva turun pada tahun 2008 sebesar
Rp. 10.245.040.780 sehingga aktiva yang digunakan menyebabkan keuntungan atau laba
yang diperoleh menurun. Sedangkan pada tahun 2009 sampai 2010 menunjukkan
terjadinya kenaikan sebesar 7%, net earning power ratio naik karena aktiva pada tahun
2010 naik sebesar Rp. 12.310.732.099 sehingga aktiva yang digunakan menghasilkan
keuntungan. Hal ini menunjukkan bahwa jika ada kenaikan berarti adanya peningkatan
kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang meliputi aktiva lancar dan
aktiva tidak lancar untuk menghasilkan keuntungan, sedangkan bila terjadi penurunan
berarti menunjukkan turunnya kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
meliputi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar untuk menghasilkan keuntungan. Net
earning power ratio pada perusahaan Antam dari periode 2007 sampai 2011
menunjukkan bahwa tergolong baik walaupun terjadi fluktuasi.
Rate of return for the owner’s pada PT. Antam Tbk, dilihat dari periode 2007
sampai 2011 menunjukkan terjadinya fluktuasi, pada tahun 2007-2008 menunjukkan
terjadinya penurunan sebesar 42%, rate of return for the owner’s turun karena jumlah
modal pada tahun 2008 turun sebesar Rp. 8.063.137.821 sehingga modal yang digunakan
menghasilkan keuntungan yang menurun sedangkan pada tahun 2009-2010 menunjukkan
terjadinya kenaikan sebesar 10%, rate of return for the owner’s naik karena jumlah
modal pada tahun 2010 naik sebesar Rp. 9.580.098.225 sehingga modal yang digunakan
menghasilkan keuntungan. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan dan
penurunan dalam menggunakan modal seperti modal saham, agio saham dan saldo yang
dicadangkan untuk menghasilkan keuntungan. Dilihat dari periode 2007 sampai 2011
perusahaan Antam menunjukkan tingkat rate of return for the owner’s tergolong dalam
keadaan baik.
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan .
Adapun kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
Berdasarkan analisis kinerja keuangan PT. Antam Tbk, periode 2007 sampai 2011
perusahaan menggunakan tingkat rasio likuiditas yang meliputi current ratio, quick ratio,
dan cash ratio. Rasio solvabilitas meliputi total debt to total equity ratio, total debt to total
asset ratio, dan long term debt to equity ratio, rasio aktivitas yang meliputi working capital
turn over dan total asset turn over, rasio profitabilitas yang meliputi gross profit margin,
operating income ratio, net profit margin ratio, rate return to total asset, net earning
power ratio, rate of return for the owner’s. Berdasarkan analisis dari keempat indikator
menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang di peroleh sudah tergolong likuid, solvable
dan profitable, hal ini berarti PT. Antam Tbk, periode 2007 sampai 2011 menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan dalam keadaan
baik walaupun terjadi fluktuasi, persentase perusahaan masih diatas rata-rata 100%.
Saran
Berdasarkan dari hasil analisis kinerja keuangan PT. Antam Tbk periode 2007
sampai 2011 maka untuk meningkatkan likuiditas sebaiknya perusahaan sebaiknya
mengurangi jumlah hutang jangka pendek seperti hutang usaha, hutang pajak dan biaya
yang masih harus dibayar dan meningkatkan aktiva lancar perusahaan yang meliputi kas,
piutang usaha, persediaan, pajak dibayar dimuka.
Rasio solvabilitas pada PT. Antam Tbk, periode 2007 sampai 2011 Sudah cukup
baik dan terus ditingkatkan dengan meningkatkan laba yang diperoleh dan menekan
hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.
Rasio aktivitas dapat ditingkatkan dengan cara, manajemen meningkatkan
keefektifan penegelolaan aktiva dengan cara meningkatkan pendapatan dan untuk
menjaga dan meningkatkan profitabilitas, sebaiknya pimpinan perusahaan melalui bagian
keuangan berusaha untuk memperketat pengawasan terhadap pengeluaran biaya-biaya
yang kurang efisien atau menekan biaya operasi perusahaan seminimal mungkin dengan
tidak mempengaruhi kelancaran operasi perusahaan.
Saran Penelitian Lanjutan
Berdasarkan dari laporan keuangan periode 2007 sampai 2011 menunjukkan
masih banyak kekurangan, maka penelitian ini masih belum sempurna karena masih ada
variabel yang belum digunakan seperti variabel working capital to total asset, total net
worth to total debt ratio, operating ratio, return on investment untuk itu peneliti
memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar penelitian untuk tahap berikutnya
bisa menghasilkan informasi tentang kinerja keuangan yang lebih akurat dengan
menggunakan variabel yang lengkap.
Daftar Pustaka
Ang, Robert. 1997. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian
Capital Market)”, Media Soft Indonesia, Jakarta.
Baridwan, Zaki, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, BPFE, UGM, Yogyakarta, 1992.
Harahap, Sofyan, Syafri, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Kesatu Cetakan 2,
Jakarta, 1999.
Harahap, Sofyan, Syafri. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Halim, Abdul, 2007 Manajemen Keuangan Bisnis, Bogor: Ghalia Indonesia.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta,
Oktober 1994.
Munawir, S. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty, 2004.
Martono, dan Harjito, Agus. 2008. Manajemen Keuangan, Yogyakarta: EKONISIA.
Orniati, Yuli. 2009. “Laporan Keuangan sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan”. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Tahun 14 Nomor 3 November 2009.
Riyanto, Bambang. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta: BPFE, 2001.
Sawir, Agnes 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,
Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Syamsuddin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan , Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004.
Http://www.antam.co.id