jurnal skripsdfdi

23
EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PSAP NO. 07 PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN Jurnal Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana dari Universitas Pamulang Oleh: Dian Sudaryati NIM : 2008120010 PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAMULANG TANGERANG SELATAN 2013

Upload: nursamsul-awalludin

Post on 30-Oct-2015

448 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dfd

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 1/23

EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI

ASET TETAP PSAP NO. 07PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAANKEUANGAN DAN ASET DAERAH

KOTA TANGERANG SELATAN

Jurnal Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana dari Universitas Pamulang

Oleh:

Dian Sudaryati

NIM : 2008120010

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2013

Page 2: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 2/23

1

EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI

ASET TETAP PSAP NO. 07PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAANKEUANGAN DAN ASET DAERAH

KOTA TANGERANG SELATAN

Dian Sudaryati

Ekonomi Akuntansi Universitas Pamulang

Jl. Surya Kencana No. 1, Tangerang Selatan

[email protected] 

ABSTRAK 

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan/ pemerintah

yang digunakan dalam operasi perusahaan/ pemerintahan, tidak dimaksudkan

untuk dijual dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Dalam Perlakuan

Standar Akuntansi Pelaporan yang mengatur tentang perlakuan aset tetap adalahPSAP No. 7.

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kota Tangerang Selatan. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk 

mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi aset tetap yang diterapkan di Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan

dengan perlakuan akuntansi berdasarkan PSAP No. 7. Dalam melakukan

 penelitian ini penulis mendasarkan pada analisis yang dibuat berdasarkan literatur 

yang relevan dengan topik penelitian serta data yang diperoleh dari tempat

 penelitian.

Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi, wawancara, studi

kepustakaan, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan tipe penelitiankualitatif deskriptif dengan metode evaluasi. Jenis data yang digunakan dalam

 penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh

melalui pengamatan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kota Tangerang Selatan dan data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui

dokumen atau arsip yang berkaitan dengan penulisan berupa laporan keuangan.

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset DaerahKota Tangerang

Selatan mengukur aset tetap yang dimiliki berdasarkan nilai perolehan. Aset tetap

diukur berdasarkan nilai perolehan dan disajikan pada neraca sebesar nilai awal

 pada saat pencatatan (nilai perolehan tidak dikurangi akumulasi penyusutan). Hal

ini didasari oleh kebijakan dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan sehingga nilai

Page 3: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 3/23

2

yang diperoleh sebesar nilai awal saat pencatatan. Dan untuk mencapai keandalan

laporan keuangan, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kota Tangerang Selatan harus membuat catatan terkait dengan aset tetap.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Otonomi daerah menurut UU NO.32 TH 2004 tentang pemerintahan daerah

adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempatsesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kebijakan Otonomidaerah dilaksanakan dengan cara memberikan kewenangan yang luas, nyata dan

 bertanggung jawab kepada pemerintah daerah secara proposional yang

diwujudkan dengan pengaturan,pembagian dan pemanfaatan sumber daya

nasional yang berkeadilan,serta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Aset

tetap merupakan suatu bagian utama aset daerah dan karenanya mempunyai nilai

yang signifikan dalam penyajian posisi keuangan.Dalam menentukan apakah

suatu pos memenuhi kriteria pertama untuk pengakuan, suatu daerah harus

memenuhi tingkat kepastian aliran manfaat keekonomian masa yang akan datang

 berdasarkan bukti yang tersedia pada waktu pengakuan awal. Berdasarkan hal

diatas, penulis tertarik untuk melakukan evaluasi perlakuan akuntansi aset tetap

PSAP No. 07 pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset DaerahKota Tangerang Selatan.

Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.  Untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi terhadap aset-asettetap

apakah sudah megacu pada PSAP No. 7 atau belum.

 b.  Untuk mengetahui seberapa besar manfaat aset tetap terhadap perkembangan

ekonomi masyarakat setempat.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

terkait diantaranya sebagai berikut: (1) Bagi Penulis, Hasil penelitian ini

diharapkan dapat menambah kajian-kajian teoritis dan menambah wawasan

 pengetahuan di bidang keuangan daerah terutama yang berkaitan dengan

 pengelolaan aset tetap daerah. Selanjutnya guna memenuhi satu syarat untuk 

menempuh sidang comprehensive Sarjana Strata-I (SI) program studi akuntansi

Page 4: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 4/23

3

 pada fakultas ekonomi universitas pamulang. (2) Bagi Perguruan Tinggi, Sebagai

 penambah informasi-informasi baru khususnya pengelola keuangan daerah. (3)

Bagi Pihak DPPKAD Kota Tangerang Selatan, sebagai informasi dan bahanevaluasi guna mengetahui dimana harus melakukan perubahan dalam upaya

melakukan perbaikan secara terus menerus untuk mengoptimalkan pengelolaan

aset-aset tetap daerah.

Pembatasan MasalahUntuk lebih mengarahkan pembahasan agar tidak terjadi kesimpangsiuran

dalam pemecahan masalah, maka diperlukan adanya pembatasan masalah yang

lebih terarah dan sesuai dengan ruang lingkup pembahasan. Ruang lingkup

 penelitian hanya dibatasi pada: “EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI

ASET TETAP PSAP NO.07 PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN “. 

Perumusan MasalahBerdasarkan identifikasi masalah yang penulis kemukakan diatas maka

dalam penelitian ini terdapat beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

1.  Bagaimana perlakuan Akuntansi Aset Tetap menurut PSAP No. 07 di Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan?

2.  Bagaimana evaluasi terhadap aset tetap di Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan?

LANDASAN TEORI

Pengertian Akuntansi Pemerintahan

Dari pengertian beberapa ahli mengenai akuntansi publik dapat dikatakan

 bahwa akuntansi adalah suatu sistem atau teknik dari suatu pencatatan,

 penggolongan dan peringkasan, pelaporan dan menganalisa data keuangan yang

dilakukan dengan cara tertentu dan ukuran moneter yang dapat digunakan dalam

 pengambilan keputusan ekonomi atau perusahaan. Berdasarkan pengertian diatas

dapat dirumuskan pengertian akuntansi pemerintahan adalah akuntansi yang

digunakan dalam suatu organisasi pemerintahan/lembaga yang tidak bertujuanuntuk mencari laba, dan merupakan suatu bagian dari disiplin ilmu akuntansi

sebagai yang utuh.

Kerangka Konseptual Standar Akuntansi PemerintahanMenurut buku Akuntansi Pemerintahan Daerah karangan Abdul Hafiz

Tanjung, Standar Akuntansi Pemerintahan terdiri dari kerangka konseptual dan 12

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), yaitu :

PSAP 01 Tentang Penyajian Laporan Keuangan

PSAP 02 Tentang Laporan Realisasi Anggaran

PSAP 03 Tentang Laporan Arus Kas

PSAP 04 Tentang Catatan Atas Laporan Keuangan

Page 5: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 5/23

4

PSAP 05 Tentang Akuntansi Persediaan

PSAP 06 Tentang Akuntansi Investasi

PSAP 07 Tentang Akuntansi Aset TetapPSAP 08 Tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan

PSAP 09 Tentang Akuntansi Kewajiban

PSAP 10 Tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang tidak dilanjutkan.

PSAP 11 Tentang Laporan Keuangan Konsolidasian

PSAP 12 Laporan Operasional

Kerangka konseptual merumuskan konsep yang mendasari penyusunan

dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan. Kerangka konseptual juga

 berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat masalah akuntansi yang belum

dinyatakan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan, akan tetapi bila terjadi

 pertentangan antara kerangka konseptual dengan standar, maka ketentuan standar diunggulkan relatif terhadap kerangka konseptual.

Tujuan Kerangka KonseptualKerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintahan bertujuan untuk 

memberikan acuan bagi :

a.  Penyusun standar akuntansi pemerintahan dalam melaksanakan tugasnya.

 b.  Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang

 belum diatur dalam standar.

c.  Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan

disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.

d.  Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan

 pada lapporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan.

Lingkungan Akuntansi Pemerintah

Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap

karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya. Ciri-ciri penting

lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan

akuntansi dan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut :

a.  Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan

1) Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan2) Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatanantar pemerintah

3) Pengaruh proses politik 

4) Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah

 b.  Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian

1) Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan sebagai

alat pengendalian.

2) Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan.

3) Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian

4) Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena digunakan

dalam kegiatan operasional pemerintah .

Page 6: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 6/23

5

Pengguna Laporan KeuanganTerdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan

 pemerintah, namun tidak terbatas pada :1) Masyarakat

2) Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa.

3) Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan

 pinjaman .

4) Pemerintah

Definisi Aset TetapDari beberapa pengertian dapat ditarik kesimpulan bahwa aktiva/ aset tetap

adalah aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan/ pemerintah yang digunakan

dalam operasi perusahaan/ pemerintahan, tidak dimaksudkan untuk dijual dan

mempunyaimasamanfaatlebihdarisatutahun.

Klasifikasi Aset TetapDalam PSAP 07, aset tetap di neraca diklasifikasikan menjadi enam akun

sebagaimana dirinci dalam penjelasan berikut ini:

1)  Tanah

2)  Peralatan dan Mesin

3)  Gedung dan Bangunan

4)  Jalan, Irigasi dan Jaringan

5)  Aset Tetap Lainnya

6)  Konstruksi dalalm pengerjaan

Pengakuan Aset Tetap

Sesuai dengan klasifikasi Aset Tetap, suatu aset dapat diakui sebagai aset

tetap apabila berwujud dan memenuhi kriteria:

1) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;

2) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;

3)Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;

4) Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Pengukuran Aset TetapAset tetap yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah harus dinilai atau

diukur untuk dapat dilaporkan dalam neraca. Menurut SAP, aset tetap yang

diperoleh atau dibangun secara swakelola dinilai dengan biaya perolehan. Secara

umum, yang dimaksud dengan biaya perolehan adalah jumlah biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap sampai dengan aset tetap tersebut dalam

kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan. Hal ini dapat diimplementasikan

 pada aset tetap yang dibeli atau dibangun secara swakelola. Aset tetap yang tidak 

diketahui harga perolehannya disajikan dengan nilai wajar. Nilai wajar adalah

nilai tukar aset tetap dengan kondisi yang sejenis di pasaran pada saat penilaian.

Aset tetap yang berasal dari hibah, yang tidak diketahui harga perolehannya,

 pemerintah dapat menggunakan nilai wajar pada saat perolehan. Komponen

Page 7: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 7/23

6

 biaya yang dapat dimasukkan sebagai biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari:

1) harga beli,

2)  bea impor,3)  biaya persiapan tempat,

4)  biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat

(handling cost ),

5)  biaya pemasangan (instalation cost ),

6)  biaya profesional seperti arsitek dan insinyur, serta

7)  biaya konstruksi (biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya

tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan,

tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan

dengan pembangunan aset tetap tersebut).

Yang tidak termasuk komponen biaya aset tetap adalah:1) Biaya administrasi dan biaya umum lainnya sepanjang biaya tersebut tidak 

dapat diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aset atau membawa

aset ke kondisi kerjanya.

2) Biaya permulaan ( start-up cost ) dan pra-produksi serupa kecuali biaya tersebut

 perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya.

PenyusutanSemua jenis aktiva tetap, kecuali tanah akan makin berkurang

kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu.

Beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah

 pemakaian, keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang

diminta dan keterbelakangan teknologi. Berkurangnya kapasitas berarti

 berkurangnya nilai aktiva tetap yang bersangkutan. Hal ini perlu dicatat dan

dilaporkan.

Pengakuan adanya penurunan nilai aktiva tetap berwujud disebut

 penyusutan (depreciation). Penyusutan dapat dihitung tiap-tiap bulan atau ditunda

sampai dengan akhir tahun.

Metode Penyusutan Nilai sisa adalah taksiran harga pasar aktiva tetap pada akhir masa

manfaat. Dalam hal demikian, nilai yang dapat disusutkan adalah harga perolehandikurangi nilai sisa. Taksiran manfaat mencerminkan besarnya kapasitas/manfaat

aktiva tetap selama dapat dipakai. Taksiran ini dapat dinyatakan dalam lamanya

 jangka waktu pemakaian (umur berguna atau masa manfaat). Ada beberapa cara

untuk menghitung penyusutan, yaitu metode garis lurus, saldo menurun, jumlah

angka-angka tahun dan unit produksi.

Page 8: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 8/23

7

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian dilakukan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kota Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Raya Witanaharja

Komplek Sasmita Jaya, Tangerang Selatan. Waktu yang dibutuhkan dalam

melakukan penelitian ini selama dua bulan, yaitu pada awal bulan Januari sampai

dengan akhir bulan Maret 2013.

Jenis PenelitianAdapun kegiatan penelitian ini menggunakan tipe penelitian Kualitatif 

dengan metode analisis kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu kegiatan

menganalisis dan membandingkan antara PSAP No.7 dengan Perlakuan akuntansi

aset tetap di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

Jenis dan Sumber Data1.  Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Data kualitatif, yaitu data dari perusahaan dalam bentuk informasi baik lisan

maupun tulisan seperti sejarah berdirinya obojek penelitian, struktur 

organisasi yang disertai uraian tugasnya, serta data-data lain yang sifatnya

kualitatif yang dibutuhkan dalam rangka penulisan.

 b. Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka seperti besarnya nilaiaktiva tetap yang diakui oleh DPPKAD dalam laporan keuangan, serta data-

data lain yang dibutuhkan dalam rangka penulisan.

2.  Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan penulis, yaitu:

a.  Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan atau wawancara

langsung dengan pihak DPPKAD.

 b.  Data Sekunder, yaitu data data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen

atau arsip-arsip DPPKAD yang berkaitan dengan penulisan berupa laporan

keuangan serta catatan-catatan mengenai pengakuan dan pengukuran aktiva

tetap.

Metode Pengumpulan DataSuharsimi Arikunto (2010)mendefinisikan Teknik mengumpulkan data

yaitu bagaimana peneliti menentukan metode setepat-tepatnya untuk memperoleh

data, kemudian disusul dengan cara menyusun alat pembantunya, yaitu instrumen.

Dalam metode pengumpulan data ada beberapa cara yang dapat

digunakan, tetapi tidak semua cara dapat diterapkan dalam setiap jenis

 penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2010) ada beberapa metode, yaitu :

1.Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung kepada objek yang diteliti dan usaha

 pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan

 pengujian kembali atas data yang akan dikumpulkan. 

Page 9: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 9/23

8

2. Interview/Wawancara

interview adalah sebuah dialog (interview)yang dilakukan oleh

 pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara(interviwed). 

3.  Studi Kepustakaan

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca

dan memahami buku, literature, catatan perkuliahan, artikel, data dari

internet dan prosedur pengendalian internal yang relevan dengan

 permasalahan.

4.  Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

 benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

 peraturan, notulen rapat, dan sebagainya. Dalam penelitian ini penulismenggunakan metode dokumentasi sebagai pendukung untuk memperoleh

data yang dibutuhkan mengenai DPPKAD, seperti sejarah, struktur 

organisasi, dan data-data yang lain.

Metode Analisis Data

Untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi aset daerah maka

 penulis menggunakan metode analisis kualitatif yang bersifat deskriptif Yaitu

dengan cara membandingkan antara PSAP No. 7 dengan perlakuan akuntansi

aset tetap yang diperlakukan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kota Tangerang Selatan. Untuk menjawab rumusan masalah,

maka metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif 

kualitatif. Dengan metode analisis deskriptif kualitatif, data yang diperoleh

dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan mengkaji, memaparkan, menelaah,

dan menjelaskan data-data yang diperoleh pada DPPKAD untuk mendapatkan

gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang proses pengakuan dan

 pengukuran Aset tetap hingga tersaji ke dalam laporan keuangan. Setelah

mendapatkan gambaran penuh tentang proses pengakuan dan pengukuran aset

tetap, langkah berikutnya adalah menganalisis perlakuan pengakuan dan

 pengukuran aset tetap pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah dengan membandingkan antara proses pengakuan dan pengukuran asettetap pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dengan

ketentuan yang berlaku dalam Perlakuan Standar Akuntansi Pelaporan, yaitu

Pernyataan PSAP No.7 tentang aset tetap.

Page 10: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 10/23

9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Tangerang Selatan terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008

tentang Organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Tangerang

Selatan. Pembentukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

sebagai salah satu lembaga teknis daerah yang dilatarbelakangi oleh perubahan

 pengelolaan keuangan daerah, yaitu Kepala Daerah diwajibkan menyusun

laporan pertanggungjawaban keuangan daerah yang terdiri dari laporan Realisasi

APBD, Neraca daerah, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan.

Konsekuensi logis dari perubahan pertanggungjawaban tersebut maka dibentuklahorgansiasi BPKD yang telah dirubah namanya menjadi Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah guna terintegrasinya pengelolaan

keuangan yang meliputi pencatatan dan pertanggungjawaban penerimaan kas dan

 pengeluraan kas, serta aset/barang daerah.

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Tangerang Selatan berdiri pada tahun 2008 dipimpin oleh Bp.Ir. H. Uus Kusnadi,

M.Si. Fungsi dan Tugas Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:

a.  Sekretariat

 b.  Bidang Pendapatan

c.  Bidang Akuntansi

d.  Bidang Anggaran, Verifikasi dan Pembiayaan

e.  Bidang Aset dan Investasi 

Visi dan Misi DPPKAD

Visi merupakan kondisi masa depan yang hendak diwujudkan dengan

mempertimbangkan kondisi organisasi saat ini dan tantangan yang dihadapi

dimasa depan. Visi organsiasi mengacu pada Visi Kota Tangerang Selatan yakni

Kota Entrepreneur. Adapun visi Dinas, Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Kota Tangerang Selatan adalah:“Menjadi instansi yang handal, sistematis dan akuntabel dalam pengelolaan

 pendapatan, keuangan dan aset daerah” 

Misi merupakan jalan pilihan untuk menuju ke masa depan dan

menjelaskan keberadaan suatu organsiasi serta menentukan batas dan maksud

aktivitas yang akan dilaksnakan. Dalam mewujudkan visi tersebut, maka Badan

Pengelola Keuangan Daerah menjabarkannya melalui misi sebagai berikut:

a.  Meningkatkan pengelolaan pendapatan daerah

 b.  Mengembangkan pengelolaan anggaran belanja daerah

c.  Meningkatkan pengelolaan aset daerah

Page 11: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 11/23

10

Tujuan DPPKADTujuan dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kota Tangerang Selatan adalah :d. Meningkatkan pendapatan daerah.

e. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan disiplin aparatur 

dalam pelaksnaan tugas

f. Meningkatkan koordinasi dengan mitra kerja, baik antar SKPD dan

lembaga lain yang saling bekerjasama

g. memantapkan pelaksanaan anggaran dan pertanggunjawaban keuangan

daerah yang akuntabel dan transparan

h. Meningkatkan pelayanan adminstrasi yang akuntabel guna mendukung

 pencapaian sasaran kinerja.

Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka berikut ini diperoleh

hasil penelitian sebagai berikut :

a.  Definisi Aset Tetap menurut DPPKAD

Aset tetap adalahAset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai

masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam

kegiatan Pemerintah Kota Tangerang Selatan atau dimanfaatkan oleh

masyarakat umum.

 b.  Klasifikasi Aset Tetap menurut DPPKAD

Klasifikasi aset tetap menurut DPPKAD terdiri dari tanah, peralatandan mesin, gedung dan bangunan, jalan,irigasi,dan jaringan, aset tetap

lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.

c.  Pengakuan Aset Tetap di DPPKAD

Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan

memenuhi kriteria:

1) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;

2) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;

3) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;

4) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan dalam

operasi normal Pemerintahan Kota Tangerang Selatan.

Jurnal pengakuan aset dari belanja modal adalah sebagai berikut:

Aset tetap (modal) XXXXX

Diinvestasikan dalam aset tetap XXXXXd.  Pencatatan

Untuk pencatatan aset tetap adalah Aset tetap dicatat pada saat potensi

manfaat ekonomi masa depan diperoleh Pemerintah Kota Tangerang

Selatan atau pada saat hak kepemilikannya dan penguasaannya

 berpindah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan

andal.

Page 12: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 12/23

11

e.  Pengukuran

Aset tetap disajikan sebesar biaya perolehannya. Apabila penilaian aset

tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidakmemungkinkan makanilai aset tetap didasarkan pada nilaiwajarnya pada saat perolehan.

f.  Penilaian

Aset tetap dinilai berdasarkan nilai wajar pada saat perolehan.Apabila

 penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan

tidakmemungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada

nilaiwajarnya pada saat perolehan.

g.  Pelaporan

Disajikan di neraca sebagai aset nonlancar sebesar harga perolehannya

atau nilai wajarnya bila tidak ada harga perolehannya.

Pengukuran setelah pengakuan awal tidak memperhitungkan adanya

 penyusutan terhadap gedung dan bangunan. Kebijakan dari Pemerintah

Kota Tangerang Selatan yaitu nilai harga satuan untuk gedung dan

 bangunan yang kurang dari dua puluh juta rupiah, maka tidak dilaporkan

sebagai aset tetap.

Pengukuran setelah pengakuan awal tidak memperhitungkan adanya

 penyusutan terhadap peralatan dan mesin.Kebijakan dari Pemerintah Kota

Tangerang Selatan yaitu nilai harga satuan untuk peralatan dan mesin yang

kurang dari satu juta rupiah, maka tidak dilaporkan sebagai aset tetap.

Pembahasan Menurut PSAP No. 7a.  Definisi Aset Tetap

Definisi aset tetap menurut PSAP No. 7 yaitu Aset tetap adalah aset berwujud

yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan

dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Definisi

aset tetap pada DPPKAD telah sesuai dengan PSAP No. 7.

 b.  Klasifikasi Aset Tetap

Klasifikasi aset tetap menurut PSAP No. 7 terdiri dari Tanah, Peralatan dan

Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya,

dan Konstruksi dalam Pengerjaan. Hal ini telah sesuai dengan dengan

 pengakuan aset yang terjadi di DPPKAD.

c.  Pengakuan Aset Tetap

Pengakuan aset tetap menurut PSAP No. 7 yaitu suatu aset harusberwujud dan

memenuhi kriteria:

1) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan

2) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

3) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan

4) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakanHal ini telah sesuai dengan pengakuan yang dilakukan oleh DPPKAD.

Page 13: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 13/23

12

d.  Pencatatan

Aset tetap dicatat apabila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak 

kepemilikannnya atau pada saat penguasaannya berpindah.Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pencatatan aset tetap di

DPPKAD sudah sesuai dengan PSAP No. 7.

e.  Pengukuran

Aset tetap diukur dengan biaya perolehan apabila tidak  memungkinkan 

maka didasarkan pada nilai wajar saat perolehan.

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran aset tetap

di DPPKAD sudah sesuai dengan PSAP No. 7.

f.  Penilaian

Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap

dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset

tetap didasarkan pada nilai wajar saat perolehan.Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian aset tetap di

DPPKAD sudah sesuai dengan PSAP No. 7.

g.  Pelaporan

Aset tetap Disajikan sebesar harga perolehannya.Nilai penyusutan untuk 

masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dan

diinvestasikan dalam aset tetap.

Aset bersejarah tidak disajikan di neraca tetapi cukup diungkapkan dalam

catatan atas laporan keuangan (CALK).

Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau melewati

satu periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut

dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai aset tersebut selesai

dan siap dipakai.

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaporan aset tetap di

DPPKAD belum sesuai dengan PSAP No. 07 dikarenakan tidak adanya nilai

 penyusutan dalam perlakuan aset tetap. Hal ini terjadi karena ada kebijakan

tersendiri dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengenai perlakuan ase

tetap.

Selanjutnya penulis menganalisa perlakuan akuntansi DPPKAD yang

tidak sesuai dengan yang tertuang di PSAP No. 07 dan sekaligus memberikan

solusi berupa perlakuan akuntansi yang sesuai dengan PSAP No. 07.

h. Gedung dan BangunanPengakuan nilai DPPKAD setelah pengakuan awal tidak sesuai dengan

yang diwajibkan dalam PSAP No. 7. DPPKAD tidak melakukan penyusutan

terhadap gedung dan bangunan yang dimiliki. Dalam melakukan estimasi masa

manfaat gedung dan bangunan, penulis mengambil acuan berdasarkan pada UU

 No. 36 th 2008 pasal 11:6 (2008:18) karena DPPKAD tidak pernah

mengestimasi masa manfaat gedung dan bangunan. Berdasarkan pada

 peraturan pajak tersebut, gedung dan bangunan DPPKAD dikategorikan

sebagai bangunan permanen dengan masa manfaat selama 20 th serta tarif 

 penyusutan sebesar 5% (metode garis lurus). Tabel dibawah ini

memperlihatkan bahwa seharusnya nilai gedung dan bangunan Rp

376.961.291.153,6. Jumlah akun beban depresiasi selama th 2008-2009 yang

Page 14: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 14/23

13

 belum diakui sebesar Rp 61.328.122.341,9 dikompensasikan pada ekuitas

DPPKAD.

Tabel 4.1

Perhitungan depresiasi gedung dan bangunan DPPKAD

Untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2011

Th Hrg perolehan Tarif Beban DepresiasiAkumulasi

Depresiasi Nilai buku

2008 445.718.047.622,5 5% 16.756.317.579,7 16.756.317.579,7 428.961.730.042,8

2009 445.718.047.622,5 5% 22.285.902.381,1 39.042.219.960,8 406.675.827.661,7

2010 445.718.047.622,5 5% 22.285.902.381,1 61.328.122.341,9 384.389.925.280,6

2011 445.718.047.622,5 5% 7.428.634.127,0 68.756.756.468,9 376.961.291.153,6

 Note : Tabel ini adalah hasil perhitungan menurut penulis

Dan berikut ini adalah informasi terkait gedung dan bangunan yang

harus diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan :

1. Pengukuran nilai bruto gedung dan bangunan DPPKAD yaitu harga

 perolehan gedung dan bangunan.

2. Metode penyusutan yang digunakan yaitu metode garis lurus.

3. Umur manfaat dan tarif penyusutan yang digunakan yaitu selama 20 th

dan sebesar 5%.

4. Rekonsiliasi jumlah tercatat gedung dan bangunan pada awal dan akhir 

 periode yang menunjukkan penambahan dan pelepasan karena selama

kurum waktuk Januari 2011-Desember 2011 tidak ada penambahan dan pelepasan gedung dan bangunan DPPKAD. Dibawah ini

memperlihatkan ayat jurnal penyesuaian (AJE) yang digunakan untuk 

memperbaiki perlakuan akuntansi gedung dan bangunan DPPKAD.

Berikut ini adalah ayat jurnal penyesuaian untuk perlakuan

akuntansi gedung dan bangunan di DPPKAD.

Page 15: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 15/23

14

Tabel 4.2

AJE untuk perlakuan akuntasi gedung dan bangunan DPPKAD Untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2011

Um

ur  m

an

f a

a

t d

ata

if penyusutan gedung dan bangunan di dapatkan dari peraturan pajak yaitu UU No. 36 th 2008 pasal11:6.

 Note : Tabel ini adalah hasil perhitungan menurut penulis

Berikut ini adalah contoh neraca menurut penulis berdasarkan PSAP No. 7Tabel 4.3

 NERACA DPPKAD berdasarkan PSAP No. 7.

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN

NERACA

PER 31 DESEMBER 2011(dalam jutaan rupiah) No Uraian 2011

1 ASET

2 ASET LANCAR 

3 Kas dan setara kas 430.893.508.304,00

4 Kas di Bendahara umum daerah 429.803.498.729,00

5 Kas di Bendahara Pengeluaran 1.090.009.575,006 Kas di Bendahara Penerimaan 0

7 Investasi Jangka Pendek 0

8 Piutang 23.252.776.127,68

9 Piutang Pajak 493.793.367,00

10 Piutang Retribusi 9.450.287,00

11 Piutang PAD lainnya 177.768.101,00

12 Piutang Transfer 21.281.429.016,83

13 Bagian Lancar TGR 23.325.000,00

14 Piutang Lain-lain 0

15 Belanja Dibayar Di Muka 1.267.010.355,85

DPPKAD PSAP No. 7 AJE

Tidak melakukan

 penjurnalan

(DPPKAD)tidak mengestimasi masa

manfaat dan

 juga tidak 

 pernahmelakukan

 penyusutan pada gedung

dan bangunan

Bebandepresiasi 7.428.634.127Akm.Depresiasi 7.428.634.127

Setiap th PSAP No. 7 mewajibkanadanya penyusutan untuk gedung dan bangunan yang dimiliki.

Beban depresiasi 7.428.634.127Akm.Depresiasi 7.428.634.127

Untuk membukukan depresiasi gedung dan bangunan pada bulan Januari 2011-Desember 2011.

Ekuitas DPPKAD 61.328.122.341,9

Akm.Depresiasi 61.328.122.341,9

Karena selama ini periode sebelumnyaDPPKAD tidak pernah melakukan

depresiasi terhadap gedung dan bangunanmaka ekuitas DPPKAD di debet sebesar 

akm depresiasi gedung dan bangunan mulai januari 2008-Desember 2010.

Page 16: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 16/23

15

Lanjutan Tabel 4.3

16 Persediaan 20.728.914.668,38

17 JUMLAH ASET LANCAR 474.875.199.100,06

18 INVESTASI JANGKA PANJANG

19 Investasi Non Permanen 0

20 Investasi Permanen 0

21 JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 0

22 ASET TETAP

23 Tanah 921.688.543.629,41

24 Peralatan dan Mesin 224.201.764.797,00

25 Gedung dan Bangunan 445.718.047.622,50

26 Jalan, Irigasi dan Jaringan 512.516.699.798,16

27 Aset Tetap Lainnya 13.799.009.780,00

28 Konstruksi Dalam Pengerjaan 15.112.380.588,34

29 Akumulasi Penyusutan (7.428.634.127,00)

30 Jumlah Aset Tetap 2.125.607.812.088,41DANA CADANGAN

31 Dana Cadangan 0

32 JUMLAH DANA CADANGAN 0

33 ASET LAINNYA

34 Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0

35 Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0

36 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0

37 Aset Tidak Berwujud 9.461.924.600,00

38 Aset Lain-lain 7.737.746.000,00

39 JUMLAH ASET LAINNYA 17.199.670.600,00

40 JUMLAH ASET 2.617.682.681.788,47

41 KEWAJIBAN42 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 

43 Utang Perhitungan Pihak Ketiga 123.969.101,00

44 Utang Transfer 1.208.532.800,00

45 Utang Bunga 0

46 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0

47 Pendapatan Diterima Di Muka 0

48 Utang Jangka Pendek Lainnya 21.023.573.522,00

49 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 22.366.075.423,00

50 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

51 Utang Dalam Negeri 0

47 Utang Luar Negeri 0

48 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0

49 JUMLAH KEWAJIBAN 22.356.075.423,00

50 EKUITAS

51 EKUITAS DANA LANCAR 

47 Akumulasi SILPA 430.765.124.802,00

48 Cadangan Piutang 23.252.776.127,68

49 Cadangan Persediaan 20.728.914.668,38

50 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek 

(22.227.766.322,00)

51 Pendapatan Yang ditangguhkan 74.401,00

47 JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 452.519.123.677,06

48 EKUITAS DANA INVESTASI

49 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka

Page 17: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 17/23

16

Lanjutan Tabel 4.3

50 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 2.125.607.812.088,41

51 Diinvestasikan dalam Aset lainnya (tidak termasuk dana

cadangan)

17.199.670.600,00

52 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang

 jangka panjang

53 JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI 2.150.236.116.815,41

54 EKUITAS DANA CADANGAN

55 Diinvestasikan dalam dana cadangan 0

56 JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN 0

57 JUMLAH EKUITAS 2.602.755.240.492,47

58 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2.617.682.681.788,47[

Perubahan format neracaPerubahan pertama tentu saja adalah

disajikannya neraca sebagai bagian dari laporan keuangan DPPKAD.

Melalui neraca, pengguna laporan keuangan DPPKAD dapatmengetahui proporsi kewajiban dengan aset atau ekuitas entitas.

Sehingga pada akhirnya, dapat memberikan informasi megenai posisi

keuangan DPPKAD.

Informasi keuangan ini membantu DPPKAD dalam mengambil

keputusan untuk melakukan permohonan utang karena DPPKAD dapat

selalu memantau perbandingan aset dan kewajibannya. Apabila

kewajiban lebih besar daripada aset maka DPPKAD dapat memutuskan

untuk tidak melakukan permohonan utang sebab tidak ada lagi aset

yang dapat dijaminkan andai kata DPPKAD gagal melunasi utang.

Begitu pula sebaliknya jika aset lebih besar daripada kewajiban maka

DPPKAD dapat melakukan permohonan utang. Nilai buku gedung dan bangunan mengalami penurunan cukup

tajam yakni 15% (Rp 68.756.756.468,9). Penurunan ini disebabkan

karena neraca berdasarkan PSAP No.7 telah memperhitungkan

depresiasi pada gedung dan bangunan. Perbedaan informasi nilai yang

disajikan cukup material yakni adanya penurunan terhadap aset tidak 

lancar tersebut. Setelah dilakukan penyusutan sebesar 30%. Penurunan

nilai tersebut mencapai 15% dari total aset DPPKAD sebelum

diterapkannya PSAP No.7. Penurunan tersebut mempengaruhi laporan

keuangan DPPKAD.

Berdasarkan pada rekomendari format neraaca meurut PSAP

 No. 7 yang disusun, nilai gedung dan bangunan DPPKAD telah

disusutkan sehingga aset tidak lancar tersebut mencerminkan kondisi

yang sesungguhnya, yaitu telah mengalami penurunan umur masa

manfaat setelah dipakai beberapa lama oleh DPPKAD.

a.  Peralatandan Mesin

Pengakuan nilai DPPKAD setelah pengakuan awal tidak sesuai

dengan yang diwajibkan dalam PSAP No. 7. DPPKAD tidak 

melakukan penyusutan terhadap peralatan dan mesin yang dimiliki.

Dalam melakukan estimasi masa manfaat peralatan dan mesin, penulis

mengambil acuan berdasarkan pada UU No. 36 th 2008 pasal 11:6

(2008:18) karena DPPKAD tidak pernah mengestimasi masa manfaat

Page 18: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 18/23

17

 peralatan dan mesin. Berdasarkan pada peraturan pajak tersebut,

 peralatan dan mesin DPPKAD dikategorikan sebagai peralatan

 permanen dengan masa manfaat selama 8 th serta tarif penyusutansebesar 12,5% (metode garis lurus).

Tabel dibawah ini memperlihatkan bahwa seharusnya nilai

 peralatan dan mesin.

Tabel 4.4

Perhitungan depresiasi peralatan dan mesin DPPKAD

Untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2011Th Hrg perolehan Tarif Beban Depresiasi Akumulasi

Depresiasi Nilai buku

2008 224.201.764.797 12,5% 8.407.566.179,8 8.407.566.179,8 215.794.198.617,2

2009 224.201.764.797 12,5% 28.025.220.599,6 36.432.786.779,4 187.768.978.017,6

2010 224.201.764.797 12,5% 28.025.220.599,6 64.458.007.379 159.743.757.418,02011 224.201.764.797 12,5% 3.736.695.711,6 68.194.703.090,6 156.007.061.706,4

 Note : Tabel ini adalah hasil perhitungan menurut penulis

Dan berikut ini adalah informasi terkait peralatan dan mesin

yang harus diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan :

1.  Pengukuran nilai bruto peralatan dan mesin DPPKAD yaitu harga

 perolehan peralatan dan mesin.

2.  Metode penyusutan yang digunakan yaitu metode garis lurus.

3.  Umur manfaat dan tarif penyusutan yang digunakan yaitu selama 8

th dan sebesar 12,5%.

4.  Rekonsiliasi jumlah tercatat gedung dan bangunan pada awal dan

akhir periode yang menunjukkan penambahan dan pelepasankarena selama kurum waktuk Januari 2011-Desember 2011 tidak 

ada penambahan dan pelepasan peralatan dan mesin DPPKAD.Dibawah ini memperlihatkan ayat jurnal penyesuaian (AJE) yang

digunakan untuk memperbaiki perlakuan akuntansi peralatan dan

mesin DPPKAD.

Berikut ini adalah ayat jurnal penyesuaian untuk perlakuan

akuntansi peralatan dan mesin.

Tabel 4.5

AJE untuk perlakuan akuntasi peralatan dan mesin DPPKAD

Untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2011

DPPKAD PSAP No. 7 AJETidak melakukan penjurnalan

(DPPKAD) tidak mengestimasi masa

manfaat dan juga tidak  pernah melakukan

 penyusutan padagedung dan bangunan

Beban depresiasi3.736.695.711,6

Akm.Depresiasi3.736.695.711,6

Setiap th PSAP No. 7

mewajibkan adanya penyusutan untuk peralatandan mesin yang dimiliki.

Beban depresiasi 3.736.695.711,6Akm.Depresiasi 3.736.695.711,6

Untuk membukukan depresiasi peralatan dan mesin

 pada bulan Januari 2011-Desember 2011.

Ekuitas DPPKAD 64.458.007.379Akm.Depresiasi 64.458.007.379

Karena selama ini periode sebelumnya DPPKADtidak pernah melakukan depresiasi terhadap gedung

dan bangunan maka ekuitas DPPKAD di debetsebesar akm depresiasi peralatan dan mesin mulai januari 2008-Desember 2010.

Umur manfaat dan tarif penyusutan gedung dan bangunan di dapatkan dari peraturan pajak yaitu UU No. 36

Page 19: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 19/23

18

th 2008 pasal 11:6.

Contoh neraca menurut penulis berdasarkan PSAP No. 7

Tabel 4.6 NERACA DPPKAD berdasarkan PSAP No. 7.

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN

NERACA

PER 31 DESEMBER 2011

(dalam jutaan rupiah) No Uraian 2011

1 ASET

2 ASET LANCAR 

3 Kas dan setara kas 430.893.508.304,00

4 Kas di Bendahara umum daerah 429.803.498.729,00

5 Kas di Bendahara Pengeluaran 1.090.009.575,006 Kas di Bendahara Penerimaan 0

7 Investasi Jangka Pendek 0

8 Piutang 23.252.776.127,68

9 Piutang Pajak 493.793.367,00

10 Piutang Retribusi 9.450.287,00

11 Piutang PAD lainnya 177.768.101,00

12 Piutang Transfer 21.281.429.016,83

13 Bagian Lancar TGR 23.325.000,00

14 Piutang Lain-lain 0

15 Belanja Dibayar Di Muka 1.267.010.355,85

16 Persediaan 20.728.914.668,38

Lanjutan Tabel 4.6

17 JUMLAH ASET LANCAR 474.875.199.100,06

18 INVESTASI JANGKA PANJANG

19 Investasi Non Permanen 0

20 Investasi Permanen 0

21 JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 0

22 ASET TETAP

23 Tanah 921.688.543.629,41

24 Peralatan dan Mesin 224.201.764.797,00

25 Gedung dan Bangunan 445.718.047.622,50

26 Jalan, Irigasi dan Jaringan 512.516.699.798,16

27 Aset Tetap Lainnya 13.799.009.780,00

28 Konstruksi Dalam Pengerjaan 15.112.380.588,3429 Akumulasi Penyusutan (3.736.695.711,60)

30 Jumlah Aset Tetap 2.129.299.750.503,81

DANA CADANGAN

31 Dana Cadangan 0

32 JUMLAH DANA CADANGAN 0

33 ASET LAINNYA

34 Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0

35 Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0

36 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0

37 Aset Tidak Berwujud 9.461.924.600,00

38 Aset Lain-lain 7.737.746.000,00

39 JUMLAH ASET LAINNYA 17.199.670.600,00

40 JUMLAH ASET 2.621.374.620.203,87

Page 20: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 20/23

19

41 KEWAJIBAN

42 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 

43 Utang Perhitungan Pihak Ketiga 123.969.101,0044 Utang Transfer 1.208.532.800,00

45 Utang Bunga 0

46 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0

47 Pendapatan Diterima Di Muka 0

48 Utang Jangka Pendek Lainnya 21.023.573.522,00

49 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 22.366.075.423,00

50 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

51 Utang Dalam Negeri 0

47 Utang Luar Negeri 0

48 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0

49 JUMLAH KEWAJIBAN 22.356.075.423,00

50 EKUITAS

51 EKUITAS DANA LANCAR 47 Akumulasi SILPA 430.765.124.802,00

48 Cadangan Piutang 23.252.776.127,68

49 Cadangan Persediaan 20.728.914.668,38

50 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang

 jangka pendek 

(22.227.766.322,00)

51 Pendapatan Yang ditangguhkan 74.401,00

47 JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 452.519.123.677,06

48 EKUITAS DANA INVESTASI

49 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka

50 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 2.129.299.750.503,81

Lanjutan Tabel 4.651 Diinvestasikan dalam Aset lainnya (tidak termasuk dana

cadangan)17.199.670.600,00

52 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang

 jangka panjang

53 JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI 2.150.236.116.815,41

54 EKUITAS DANA CADANGAN

55 Diinvestasikan dalam dana cadangan 0

56 JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN 0

57 JUMLAH EKUITAS 2.602.755.240.492,47

58 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2.621.374.620.203,87

Perubahan format neracaPerubahan pertama tentu saja adalahdisajikannya neraca sebagai bagian dari laporan keuangan DPPKAD.

Melalui neraca, pengguna laporan keuangan DPPKAD dapat mengetahui

 proporsi kewajiban dengan aset atau ekuitas entitas. Sehingga pada

akhirnya, dapat memberikan informasi megenai posisi keuangan

DPPKAD.

Informasi keuangan ini membantu DPPKAD dalam mengambil

keputusan untuk melakukan permohonan utang karena DPPKAD dapat

selalu memantau perbandingan aset dan kewajibannya. Apabila kewajiban

lebih besar daripada aset maka DPPKAD dapat memutuskan untuk tidak 

melakukan permohonan utang sebab tidak ada lagi aset yang dapat

dijaminkan andai kata DPPKAD gagalmelunasi utang. Begitu pula

Page 21: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 21/23

20

sebaliknya jika aset lebih besar daripada kewajiban maka DPPKAD dapat

melakukan permohonan utang.

 Nilai buku gedung dan banguna mengalami penurunan 33% (Rp68194703090,6). Penurunan ini disebabkan karena neraca berdasarkan

PSAP No.7 telah memperhitungkan depresiasi pada peralatan dan mesin.

Perbedaan informasi nilai yang disajikan cukup material yakni adanya

 penurunan terhadap aset tidak lancar tersebut. Setelah dilakukan

 penyusutan sebesar 12,5%. Penurunan nilai tersebut mencapai 3,19% dari

total aset tetap DPPKAD sebelum diterapkannya PSAP No. 7. Penurunan

tersebut mempengaruhi laporan keuangan DPPKAD.

Berdasarkan pada rekomendasi format neraca menurut PSAP No. 7

yang disusun, nilai peralatan dan mesin DPPKAD telah disusutkan

sehingga aset tidak lancar tersebut mencerminkan kondisi yang

sesungguhnya, yaitu telah mengalami penurunan umur masa manfaatsetelah dipakai beberapa lama oleh DPPKAD.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini yang merupakan bab terakhir berisikan kesimpulan dari

 bab-bab sebelumnya, serta saran untuk memberikan saran-saran yang kiranya

dapat bermanfaat bagi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah

Kota Tangerang Selatan baik saat ini maupun masa yang akan datang. Yang pada

khususnya mengenai perlakuan akuntansi aset tetap yang telah diterapkan oleh

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Tangerang

Selatan.

A.  KesimpulanBerdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah diuraikan

 pada bab empat, tentang evaluasi perlakuan akuntansi aset tetap. maka

 penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1.  Definisi aset tetap, klasifikasi aset tetap, pengakuan, pencatatan, penilaian,

 pengukuran aset tetap pada DPPKAD telah sesuai dengan yang tertuang

 pada PSAP No. 7.

2. Masalah yang penting dalam pengakuan awal aktiva tetap adalah masalah pengukuran atau penilaian aktiva tetap pada saat pencatatan aktiva tetap

yang bersangkutan. DPPKAD menerapkan harga perolehan (historical

cost) sebagai dasar dalam mengukur aktiva tetapnya. Perlakuan ini telah

sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Pengakuan awal aktiva tetap

yang diperoleh DPPKAD dengan cara pembelian, membangun sendiri

atau pihak ketiga dan hibah/sumbangan (donasi) secara umum telah sesuai

dengan standar akuntansi keuangan.Pengeluaran setelah perolehan aktiva

tetap, Pengeluaran-pengeluaran rutin selama pengunaan aktiva tetap pada

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah seperti

rehabilitasi, renovasi, restorasi dan reparasi menurut standar akuntansi

keuangan harus diperlakukan sebagai pengeluaran modal.

Page 22: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 22/23

21

3.  Aktiva tetap tidak mengalami penyusutan.Pengungkapan aktiva tetap

dalam laporan keuangan mengungkapkan bahwa dasar penilaian aktiva

tetapnya yaitu sebesar biaya perolehannya. Hal ini belum sesuai denganyang tertuang dalam PSAP No. 7 dikarenakan Pemerintah Kota

Tangerang Selatan mempunyai kebijakan tersendiri dalam perlakuan

akuntansi aset tetap.

B. SaranBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

 pada bab empat, tentang evaluasi perlakuan akuntansi aset tetap. maka penulis

memberi saran sebagai berikut:

1.  Sebaiknya aktiva tetap dilakukan penyusutan setiap periode akuntansi agar 

terlihat nilai aktiva tetap yang sebenarnya. Dan nilai penyusutan aktiva

tetap tersebut disajikan dalam laporan keuangan.

2.  Walaupun DPPKAD telah melaksanakan sistem informasi akuntansi asettetap yang telah memenuhi PSAP No. 7, sebaiknya DPPKAD tetap

mempertahankan dan meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi

aktiva tetap untuk kemudahan mengelola aktiva tetap.

Page 23: Jurnal Skripsdfdi

7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 23/23

DAFTAR PUSTAKA 

Abdul Hafiz Tanjung,  Akuntansi Pemerintahan Daerah, Penerbit

ALFABETA,Bandung,2011.

Bastian, Indra,  Akuntansi Sektor Publik ;Suatu Pengantar, Erlangga Jakarta,2004.

Halim, Abdul,  Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi Revisi, Salemba Empat

Jakarta, 2004.

Ikatan Akuntan Indonesia,Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta,2003.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Pernyataan Standar 

Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16, Jakarta, 2007.

Muhammad Gade,  Akuntansi Pemerintahan, Penerbit Fakultas Ekonomi

Universita Indonesia, Jakarta, 2003.

Mulyadi,Sistem Akuntansi,Edisi ke-3,Cetakan ketiga,Penerbit Salemba

Empat,Jakarta,2003.

Soemarso SR, Akuntansi Suatu Pengantar ,Penerbit Salemba Empat,Jakarta,2005.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,Edisi Revisi,PT RINEKA

CIPTA,Jakarta,2010.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan.

Peraturan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 Tahun 2007tentang Aset Tetap.

Peraturan Standar Akuntansi Pelaporan No. 7 Tahun 2005 tentang Aset Tetap.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Penyusutan.