jurnal skripsdfdi
DESCRIPTION
dfdTRANSCRIPT
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 1/23
EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI
ASET TETAP PSAP NO. 07PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAANKEUANGAN DAN ASET DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN
Jurnal Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana dari Universitas Pamulang
Oleh:
Dian Sudaryati
NIM : 2008120010
PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2013
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 2/23
1
EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI
ASET TETAP PSAP NO. 07PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAANKEUANGAN DAN ASET DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN
Dian Sudaryati
Ekonomi Akuntansi Universitas Pamulang
Jl. Surya Kencana No. 1, Tangerang Selatan
ABSTRAK
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan/ pemerintah
yang digunakan dalam operasi perusahaan/ pemerintahan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Dalam Perlakuan
Standar Akuntansi Pelaporan yang mengatur tentang perlakuan aset tetap adalahPSAP No. 7.
Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kota Tangerang Selatan. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi aset tetap yang diterapkan di Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan
dengan perlakuan akuntansi berdasarkan PSAP No. 7. Dalam melakukan
penelitian ini penulis mendasarkan pada analisis yang dibuat berdasarkan literatur
yang relevan dengan topik penelitian serta data yang diperoleh dari tempat
penelitian.
Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi, wawancara, studi
kepustakaan, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan tipe penelitiankualitatif deskriptif dengan metode evaluasi. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh
melalui pengamatan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kota Tangerang Selatan dan data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui
dokumen atau arsip yang berkaitan dengan penulisan berupa laporan keuangan.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset DaerahKota Tangerang
Selatan mengukur aset tetap yang dimiliki berdasarkan nilai perolehan. Aset tetap
diukur berdasarkan nilai perolehan dan disajikan pada neraca sebesar nilai awal
pada saat pencatatan (nilai perolehan tidak dikurangi akumulasi penyusutan). Hal
ini didasari oleh kebijakan dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan sehingga nilai
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 3/23
2
yang diperoleh sebesar nilai awal saat pencatatan. Dan untuk mencapai keandalan
laporan keuangan, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kota Tangerang Selatan harus membuat catatan terkait dengan aset tetap.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Otonomi daerah menurut UU NO.32 TH 2004 tentang pemerintahan daerah
adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempatsesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kebijakan Otonomidaerah dilaksanakan dengan cara memberikan kewenangan yang luas, nyata dan
bertanggung jawab kepada pemerintah daerah secara proposional yang
diwujudkan dengan pengaturan,pembagian dan pemanfaatan sumber daya
nasional yang berkeadilan,serta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Aset
tetap merupakan suatu bagian utama aset daerah dan karenanya mempunyai nilai
yang signifikan dalam penyajian posisi keuangan.Dalam menentukan apakah
suatu pos memenuhi kriteria pertama untuk pengakuan, suatu daerah harus
memenuhi tingkat kepastian aliran manfaat keekonomian masa yang akan datang
berdasarkan bukti yang tersedia pada waktu pengakuan awal. Berdasarkan hal
diatas, penulis tertarik untuk melakukan evaluasi perlakuan akuntansi aset tetap
PSAP No. 07 pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset DaerahKota Tangerang Selatan.
Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi terhadap aset-asettetap
apakah sudah megacu pada PSAP No. 7 atau belum.
b. Untuk mengetahui seberapa besar manfaat aset tetap terhadap perkembangan
ekonomi masyarakat setempat.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
terkait diantaranya sebagai berikut: (1) Bagi Penulis, Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah kajian-kajian teoritis dan menambah wawasan
pengetahuan di bidang keuangan daerah terutama yang berkaitan dengan
pengelolaan aset tetap daerah. Selanjutnya guna memenuhi satu syarat untuk
menempuh sidang comprehensive Sarjana Strata-I (SI) program studi akuntansi
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 4/23
3
pada fakultas ekonomi universitas pamulang. (2) Bagi Perguruan Tinggi, Sebagai
penambah informasi-informasi baru khususnya pengelola keuangan daerah. (3)
Bagi Pihak DPPKAD Kota Tangerang Selatan, sebagai informasi dan bahanevaluasi guna mengetahui dimana harus melakukan perubahan dalam upaya
melakukan perbaikan secara terus menerus untuk mengoptimalkan pengelolaan
aset-aset tetap daerah.
Pembatasan MasalahUntuk lebih mengarahkan pembahasan agar tidak terjadi kesimpangsiuran
dalam pemecahan masalah, maka diperlukan adanya pembatasan masalah yang
lebih terarah dan sesuai dengan ruang lingkup pembahasan. Ruang lingkup
penelitian hanya dibatasi pada: “EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI
ASET TETAP PSAP NO.07 PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN “.
Perumusan MasalahBerdasarkan identifikasi masalah yang penulis kemukakan diatas maka
dalam penelitian ini terdapat beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana perlakuan Akuntansi Aset Tetap menurut PSAP No. 07 di Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan?
2. Bagaimana evaluasi terhadap aset tetap di Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan?
LANDASAN TEORI
Pengertian Akuntansi Pemerintahan
Dari pengertian beberapa ahli mengenai akuntansi publik dapat dikatakan
bahwa akuntansi adalah suatu sistem atau teknik dari suatu pencatatan,
penggolongan dan peringkasan, pelaporan dan menganalisa data keuangan yang
dilakukan dengan cara tertentu dan ukuran moneter yang dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan ekonomi atau perusahaan. Berdasarkan pengertian diatas
dapat dirumuskan pengertian akuntansi pemerintahan adalah akuntansi yang
digunakan dalam suatu organisasi pemerintahan/lembaga yang tidak bertujuanuntuk mencari laba, dan merupakan suatu bagian dari disiplin ilmu akuntansi
sebagai yang utuh.
Kerangka Konseptual Standar Akuntansi PemerintahanMenurut buku Akuntansi Pemerintahan Daerah karangan Abdul Hafiz
Tanjung, Standar Akuntansi Pemerintahan terdiri dari kerangka konseptual dan 12
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), yaitu :
PSAP 01 Tentang Penyajian Laporan Keuangan
PSAP 02 Tentang Laporan Realisasi Anggaran
PSAP 03 Tentang Laporan Arus Kas
PSAP 04 Tentang Catatan Atas Laporan Keuangan
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 5/23
4
PSAP 05 Tentang Akuntansi Persediaan
PSAP 06 Tentang Akuntansi Investasi
PSAP 07 Tentang Akuntansi Aset TetapPSAP 08 Tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
PSAP 09 Tentang Akuntansi Kewajiban
PSAP 10 Tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang tidak dilanjutkan.
PSAP 11 Tentang Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAP 12 Laporan Operasional
Kerangka konseptual merumuskan konsep yang mendasari penyusunan
dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan. Kerangka konseptual juga
berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat masalah akuntansi yang belum
dinyatakan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan, akan tetapi bila terjadi
pertentangan antara kerangka konseptual dengan standar, maka ketentuan standar diunggulkan relatif terhadap kerangka konseptual.
Tujuan Kerangka KonseptualKerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintahan bertujuan untuk
memberikan acuan bagi :
a. Penyusun standar akuntansi pemerintahan dalam melaksanakan tugasnya.
b. Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang
belum diatur dalam standar.
c. Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.
d. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan
pada lapporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Lingkungan Akuntansi Pemerintah
Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap
karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya. Ciri-ciri penting
lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan
akuntansi dan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan
1) Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan2) Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatanantar pemerintah
3) Pengaruh proses politik
4) Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah
b. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian
1) Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan sebagai
alat pengendalian.
2) Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan.
3) Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian
4) Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena digunakan
dalam kegiatan operasional pemerintah .
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 6/23
5
Pengguna Laporan KeuanganTerdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan
pemerintah, namun tidak terbatas pada :1) Masyarakat
2) Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa.
3) Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan
pinjaman .
4) Pemerintah
Definisi Aset TetapDari beberapa pengertian dapat ditarik kesimpulan bahwa aktiva/ aset tetap
adalah aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan/ pemerintah yang digunakan
dalam operasi perusahaan/ pemerintahan, tidak dimaksudkan untuk dijual dan
mempunyaimasamanfaatlebihdarisatutahun.
Klasifikasi Aset TetapDalam PSAP 07, aset tetap di neraca diklasifikasikan menjadi enam akun
sebagaimana dirinci dalam penjelasan berikut ini:
1) Tanah
2) Peralatan dan Mesin
3) Gedung dan Bangunan
4) Jalan, Irigasi dan Jaringan
5) Aset Tetap Lainnya
6) Konstruksi dalalm pengerjaan
Pengakuan Aset Tetap
Sesuai dengan klasifikasi Aset Tetap, suatu aset dapat diakui sebagai aset
tetap apabila berwujud dan memenuhi kriteria:
1) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
2) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
3)Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
4) Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Pengukuran Aset TetapAset tetap yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah harus dinilai atau
diukur untuk dapat dilaporkan dalam neraca. Menurut SAP, aset tetap yang
diperoleh atau dibangun secara swakelola dinilai dengan biaya perolehan. Secara
umum, yang dimaksud dengan biaya perolehan adalah jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap sampai dengan aset tetap tersebut dalam
kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan. Hal ini dapat diimplementasikan
pada aset tetap yang dibeli atau dibangun secara swakelola. Aset tetap yang tidak
diketahui harga perolehannya disajikan dengan nilai wajar. Nilai wajar adalah
nilai tukar aset tetap dengan kondisi yang sejenis di pasaran pada saat penilaian.
Aset tetap yang berasal dari hibah, yang tidak diketahui harga perolehannya,
pemerintah dapat menggunakan nilai wajar pada saat perolehan. Komponen
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 7/23
6
biaya yang dapat dimasukkan sebagai biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari:
1) harga beli,
2) bea impor,3) biaya persiapan tempat,
4) biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat
(handling cost ),
5) biaya pemasangan (instalation cost ),
6) biaya profesional seperti arsitek dan insinyur, serta
7) biaya konstruksi (biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya
tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan,
tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan
dengan pembangunan aset tetap tersebut).
Yang tidak termasuk komponen biaya aset tetap adalah:1) Biaya administrasi dan biaya umum lainnya sepanjang biaya tersebut tidak
dapat diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aset atau membawa
aset ke kondisi kerjanya.
2) Biaya permulaan ( start-up cost ) dan pra-produksi serupa kecuali biaya tersebut
perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya.
PenyusutanSemua jenis aktiva tetap, kecuali tanah akan makin berkurang
kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu.
Beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah
pemakaian, keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang
diminta dan keterbelakangan teknologi. Berkurangnya kapasitas berarti
berkurangnya nilai aktiva tetap yang bersangkutan. Hal ini perlu dicatat dan
dilaporkan.
Pengakuan adanya penurunan nilai aktiva tetap berwujud disebut
penyusutan (depreciation). Penyusutan dapat dihitung tiap-tiap bulan atau ditunda
sampai dengan akhir tahun.
Metode Penyusutan Nilai sisa adalah taksiran harga pasar aktiva tetap pada akhir masa
manfaat. Dalam hal demikian, nilai yang dapat disusutkan adalah harga perolehandikurangi nilai sisa. Taksiran manfaat mencerminkan besarnya kapasitas/manfaat
aktiva tetap selama dapat dipakai. Taksiran ini dapat dinyatakan dalam lamanya
jangka waktu pemakaian (umur berguna atau masa manfaat). Ada beberapa cara
untuk menghitung penyusutan, yaitu metode garis lurus, saldo menurun, jumlah
angka-angka tahun dan unit produksi.
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 8/23
7
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian dilakukan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kota Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Raya Witanaharja
Komplek Sasmita Jaya, Tangerang Selatan. Waktu yang dibutuhkan dalam
melakukan penelitian ini selama dua bulan, yaitu pada awal bulan Januari sampai
dengan akhir bulan Maret 2013.
Jenis PenelitianAdapun kegiatan penelitian ini menggunakan tipe penelitian Kualitatif
dengan metode analisis kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu kegiatan
menganalisis dan membandingkan antara PSAP No.7 dengan Perlakuan akuntansi
aset tetap di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Jenis dan Sumber Data1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Data kualitatif, yaitu data dari perusahaan dalam bentuk informasi baik lisan
maupun tulisan seperti sejarah berdirinya obojek penelitian, struktur
organisasi yang disertai uraian tugasnya, serta data-data lain yang sifatnya
kualitatif yang dibutuhkan dalam rangka penulisan.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka seperti besarnya nilaiaktiva tetap yang diakui oleh DPPKAD dalam laporan keuangan, serta data-
data lain yang dibutuhkan dalam rangka penulisan.
2. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan penulis, yaitu:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan atau wawancara
langsung dengan pihak DPPKAD.
b. Data Sekunder, yaitu data data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen
atau arsip-arsip DPPKAD yang berkaitan dengan penulisan berupa laporan
keuangan serta catatan-catatan mengenai pengakuan dan pengukuran aktiva
tetap.
Metode Pengumpulan DataSuharsimi Arikunto (2010)mendefinisikan Teknik mengumpulkan data
yaitu bagaimana peneliti menentukan metode setepat-tepatnya untuk memperoleh
data, kemudian disusul dengan cara menyusun alat pembantunya, yaitu instrumen.
Dalam metode pengumpulan data ada beberapa cara yang dapat
digunakan, tetapi tidak semua cara dapat diterapkan dalam setiap jenis
penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2010) ada beberapa metode, yaitu :
1.Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung kepada objek yang diteliti dan usaha
pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan
pengujian kembali atas data yang akan dikumpulkan.
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 9/23
8
2. Interview/Wawancara
interview adalah sebuah dialog (interview)yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara(interviwed).
3. Studi Kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca
dan memahami buku, literature, catatan perkuliahan, artikel, data dari
internet dan prosedur pengendalian internal yang relevan dengan
permasalahan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, dan sebagainya. Dalam penelitian ini penulismenggunakan metode dokumentasi sebagai pendukung untuk memperoleh
data yang dibutuhkan mengenai DPPKAD, seperti sejarah, struktur
organisasi, dan data-data yang lain.
Metode Analisis Data
Untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi aset daerah maka
penulis menggunakan metode analisis kualitatif yang bersifat deskriptif Yaitu
dengan cara membandingkan antara PSAP No. 7 dengan perlakuan akuntansi
aset tetap yang diperlakukan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kota Tangerang Selatan. Untuk menjawab rumusan masalah,
maka metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif
kualitatif. Dengan metode analisis deskriptif kualitatif, data yang diperoleh
dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan mengkaji, memaparkan, menelaah,
dan menjelaskan data-data yang diperoleh pada DPPKAD untuk mendapatkan
gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang proses pengakuan dan
pengukuran Aset tetap hingga tersaji ke dalam laporan keuangan. Setelah
mendapatkan gambaran penuh tentang proses pengakuan dan pengukuran aset
tetap, langkah berikutnya adalah menganalisis perlakuan pengakuan dan
pengukuran aset tetap pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah dengan membandingkan antara proses pengakuan dan pengukuran asettetap pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dengan
ketentuan yang berlaku dalam Perlakuan Standar Akuntansi Pelaporan, yaitu
Pernyataan PSAP No.7 tentang aset tetap.
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 10/23
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Tangerang Selatan terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008
tentang Organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Tangerang
Selatan. Pembentukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
sebagai salah satu lembaga teknis daerah yang dilatarbelakangi oleh perubahan
pengelolaan keuangan daerah, yaitu Kepala Daerah diwajibkan menyusun
laporan pertanggungjawaban keuangan daerah yang terdiri dari laporan Realisasi
APBD, Neraca daerah, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan.
Konsekuensi logis dari perubahan pertanggungjawaban tersebut maka dibentuklahorgansiasi BPKD yang telah dirubah namanya menjadi Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah guna terintegrasinya pengelolaan
keuangan yang meliputi pencatatan dan pertanggungjawaban penerimaan kas dan
pengeluraan kas, serta aset/barang daerah.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Tangerang Selatan berdiri pada tahun 2008 dipimpin oleh Bp.Ir. H. Uus Kusnadi,
M.Si. Fungsi dan Tugas Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
a. Sekretariat
b. Bidang Pendapatan
c. Bidang Akuntansi
d. Bidang Anggaran, Verifikasi dan Pembiayaan
e. Bidang Aset dan Investasi
Visi dan Misi DPPKAD
Visi merupakan kondisi masa depan yang hendak diwujudkan dengan
mempertimbangkan kondisi organisasi saat ini dan tantangan yang dihadapi
dimasa depan. Visi organsiasi mengacu pada Visi Kota Tangerang Selatan yakni
Kota Entrepreneur. Adapun visi Dinas, Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kota Tangerang Selatan adalah:“Menjadi instansi yang handal, sistematis dan akuntabel dalam pengelolaan
pendapatan, keuangan dan aset daerah”
Misi merupakan jalan pilihan untuk menuju ke masa depan dan
menjelaskan keberadaan suatu organsiasi serta menentukan batas dan maksud
aktivitas yang akan dilaksnakan. Dalam mewujudkan visi tersebut, maka Badan
Pengelola Keuangan Daerah menjabarkannya melalui misi sebagai berikut:
a. Meningkatkan pengelolaan pendapatan daerah
b. Mengembangkan pengelolaan anggaran belanja daerah
c. Meningkatkan pengelolaan aset daerah
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 11/23
10
Tujuan DPPKADTujuan dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kota Tangerang Selatan adalah :d. Meningkatkan pendapatan daerah.
e. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan disiplin aparatur
dalam pelaksnaan tugas
f. Meningkatkan koordinasi dengan mitra kerja, baik antar SKPD dan
lembaga lain yang saling bekerjasama
g. memantapkan pelaksanaan anggaran dan pertanggunjawaban keuangan
daerah yang akuntabel dan transparan
h. Meningkatkan pelayanan adminstrasi yang akuntabel guna mendukung
pencapaian sasaran kinerja.
Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka berikut ini diperoleh
hasil penelitian sebagai berikut :
a. Definisi Aset Tetap menurut DPPKAD
Aset tetap adalahAset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam
kegiatan Pemerintah Kota Tangerang Selatan atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.
b. Klasifikasi Aset Tetap menurut DPPKAD
Klasifikasi aset tetap menurut DPPKAD terdiri dari tanah, peralatandan mesin, gedung dan bangunan, jalan,irigasi,dan jaringan, aset tetap
lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.
c. Pengakuan Aset Tetap di DPPKAD
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan
memenuhi kriteria:
1) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
2) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
3) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
4) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan dalam
operasi normal Pemerintahan Kota Tangerang Selatan.
Jurnal pengakuan aset dari belanja modal adalah sebagai berikut:
Aset tetap (modal) XXXXX
Diinvestasikan dalam aset tetap XXXXXd. Pencatatan
Untuk pencatatan aset tetap adalah Aset tetap dicatat pada saat potensi
manfaat ekonomi masa depan diperoleh Pemerintah Kota Tangerang
Selatan atau pada saat hak kepemilikannya dan penguasaannya
berpindah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
andal.
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 12/23
11
e. Pengukuran
Aset tetap disajikan sebesar biaya perolehannya. Apabila penilaian aset
tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidakmemungkinkan makanilai aset tetap didasarkan pada nilaiwajarnya pada saat perolehan.
f. Penilaian
Aset tetap dinilai berdasarkan nilai wajar pada saat perolehan.Apabila
penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan
tidakmemungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada
nilaiwajarnya pada saat perolehan.
g. Pelaporan
Disajikan di neraca sebagai aset nonlancar sebesar harga perolehannya
atau nilai wajarnya bila tidak ada harga perolehannya.
Pengukuran setelah pengakuan awal tidak memperhitungkan adanya
penyusutan terhadap gedung dan bangunan. Kebijakan dari Pemerintah
Kota Tangerang Selatan yaitu nilai harga satuan untuk gedung dan
bangunan yang kurang dari dua puluh juta rupiah, maka tidak dilaporkan
sebagai aset tetap.
Pengukuran setelah pengakuan awal tidak memperhitungkan adanya
penyusutan terhadap peralatan dan mesin.Kebijakan dari Pemerintah Kota
Tangerang Selatan yaitu nilai harga satuan untuk peralatan dan mesin yang
kurang dari satu juta rupiah, maka tidak dilaporkan sebagai aset tetap.
Pembahasan Menurut PSAP No. 7a. Definisi Aset Tetap
Definisi aset tetap menurut PSAP No. 7 yaitu Aset tetap adalah aset berwujud
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Definisi
aset tetap pada DPPKAD telah sesuai dengan PSAP No. 7.
b. Klasifikasi Aset Tetap
Klasifikasi aset tetap menurut PSAP No. 7 terdiri dari Tanah, Peralatan dan
Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya,
dan Konstruksi dalam Pengerjaan. Hal ini telah sesuai dengan dengan
pengakuan aset yang terjadi di DPPKAD.
c. Pengakuan Aset Tetap
Pengakuan aset tetap menurut PSAP No. 7 yaitu suatu aset harusberwujud dan
memenuhi kriteria:
1) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
2) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
3) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
4) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakanHal ini telah sesuai dengan pengakuan yang dilakukan oleh DPPKAD.
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 13/23
12
d. Pencatatan
Aset tetap dicatat apabila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak
kepemilikannnya atau pada saat penguasaannya berpindah.Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pencatatan aset tetap di
DPPKAD sudah sesuai dengan PSAP No. 7.
e. Pengukuran
Aset tetap diukur dengan biaya perolehan apabila tidak memungkinkan
maka didasarkan pada nilai wajar saat perolehan.
Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran aset tetap
di DPPKAD sudah sesuai dengan PSAP No. 7.
f. Penilaian
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset
tetap didasarkan pada nilai wajar saat perolehan.Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian aset tetap di
DPPKAD sudah sesuai dengan PSAP No. 7.
g. Pelaporan
Aset tetap Disajikan sebesar harga perolehannya.Nilai penyusutan untuk
masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dan
diinvestasikan dalam aset tetap.
Aset bersejarah tidak disajikan di neraca tetapi cukup diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan (CALK).
Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau melewati
satu periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut
dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai aset tersebut selesai
dan siap dipakai.
Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaporan aset tetap di
DPPKAD belum sesuai dengan PSAP No. 07 dikarenakan tidak adanya nilai
penyusutan dalam perlakuan aset tetap. Hal ini terjadi karena ada kebijakan
tersendiri dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengenai perlakuan ase
tetap.
Selanjutnya penulis menganalisa perlakuan akuntansi DPPKAD yang
tidak sesuai dengan yang tertuang di PSAP No. 07 dan sekaligus memberikan
solusi berupa perlakuan akuntansi yang sesuai dengan PSAP No. 07.
h. Gedung dan BangunanPengakuan nilai DPPKAD setelah pengakuan awal tidak sesuai dengan
yang diwajibkan dalam PSAP No. 7. DPPKAD tidak melakukan penyusutan
terhadap gedung dan bangunan yang dimiliki. Dalam melakukan estimasi masa
manfaat gedung dan bangunan, penulis mengambil acuan berdasarkan pada UU
No. 36 th 2008 pasal 11:6 (2008:18) karena DPPKAD tidak pernah
mengestimasi masa manfaat gedung dan bangunan. Berdasarkan pada
peraturan pajak tersebut, gedung dan bangunan DPPKAD dikategorikan
sebagai bangunan permanen dengan masa manfaat selama 20 th serta tarif
penyusutan sebesar 5% (metode garis lurus). Tabel dibawah ini
memperlihatkan bahwa seharusnya nilai gedung dan bangunan Rp
376.961.291.153,6. Jumlah akun beban depresiasi selama th 2008-2009 yang
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 14/23
13
belum diakui sebesar Rp 61.328.122.341,9 dikompensasikan pada ekuitas
DPPKAD.
Tabel 4.1
Perhitungan depresiasi gedung dan bangunan DPPKAD
Untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2011
Th Hrg perolehan Tarif Beban DepresiasiAkumulasi
Depresiasi Nilai buku
2008 445.718.047.622,5 5% 16.756.317.579,7 16.756.317.579,7 428.961.730.042,8
2009 445.718.047.622,5 5% 22.285.902.381,1 39.042.219.960,8 406.675.827.661,7
2010 445.718.047.622,5 5% 22.285.902.381,1 61.328.122.341,9 384.389.925.280,6
2011 445.718.047.622,5 5% 7.428.634.127,0 68.756.756.468,9 376.961.291.153,6
Note : Tabel ini adalah hasil perhitungan menurut penulis
Dan berikut ini adalah informasi terkait gedung dan bangunan yang
harus diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan :
1. Pengukuran nilai bruto gedung dan bangunan DPPKAD yaitu harga
perolehan gedung dan bangunan.
2. Metode penyusutan yang digunakan yaitu metode garis lurus.
3. Umur manfaat dan tarif penyusutan yang digunakan yaitu selama 20 th
dan sebesar 5%.
4. Rekonsiliasi jumlah tercatat gedung dan bangunan pada awal dan akhir
periode yang menunjukkan penambahan dan pelepasan karena selama
kurum waktuk Januari 2011-Desember 2011 tidak ada penambahan dan pelepasan gedung dan bangunan DPPKAD. Dibawah ini
memperlihatkan ayat jurnal penyesuaian (AJE) yang digunakan untuk
memperbaiki perlakuan akuntansi gedung dan bangunan DPPKAD.
Berikut ini adalah ayat jurnal penyesuaian untuk perlakuan
akuntansi gedung dan bangunan di DPPKAD.
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 15/23
14
Tabel 4.2
AJE untuk perlakuan akuntasi gedung dan bangunan DPPKAD Untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2011
Um
ur m
an
f a
a
t d
ata
r
if penyusutan gedung dan bangunan di dapatkan dari peraturan pajak yaitu UU No. 36 th 2008 pasal11:6.
Note : Tabel ini adalah hasil perhitungan menurut penulis
Berikut ini adalah contoh neraca menurut penulis berdasarkan PSAP No. 7Tabel 4.3
NERACA DPPKAD berdasarkan PSAP No. 7.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
NERACA
PER 31 DESEMBER 2011(dalam jutaan rupiah) No Uraian 2011
1 ASET
2 ASET LANCAR
3 Kas dan setara kas 430.893.508.304,00
4 Kas di Bendahara umum daerah 429.803.498.729,00
5 Kas di Bendahara Pengeluaran 1.090.009.575,006 Kas di Bendahara Penerimaan 0
7 Investasi Jangka Pendek 0
8 Piutang 23.252.776.127,68
9 Piutang Pajak 493.793.367,00
10 Piutang Retribusi 9.450.287,00
11 Piutang PAD lainnya 177.768.101,00
12 Piutang Transfer 21.281.429.016,83
13 Bagian Lancar TGR 23.325.000,00
14 Piutang Lain-lain 0
15 Belanja Dibayar Di Muka 1.267.010.355,85
DPPKAD PSAP No. 7 AJE
Tidak melakukan
penjurnalan
(DPPKAD)tidak mengestimasi masa
manfaat dan
juga tidak
pernahmelakukan
penyusutan pada gedung
dan bangunan
Bebandepresiasi 7.428.634.127Akm.Depresiasi 7.428.634.127
Setiap th PSAP No. 7 mewajibkanadanya penyusutan untuk gedung dan bangunan yang dimiliki.
Beban depresiasi 7.428.634.127Akm.Depresiasi 7.428.634.127
Untuk membukukan depresiasi gedung dan bangunan pada bulan Januari 2011-Desember 2011.
Ekuitas DPPKAD 61.328.122.341,9
Akm.Depresiasi 61.328.122.341,9
Karena selama ini periode sebelumnyaDPPKAD tidak pernah melakukan
depresiasi terhadap gedung dan bangunanmaka ekuitas DPPKAD di debet sebesar
akm depresiasi gedung dan bangunan mulai januari 2008-Desember 2010.
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 16/23
15
Lanjutan Tabel 4.3
16 Persediaan 20.728.914.668,38
17 JUMLAH ASET LANCAR 474.875.199.100,06
18 INVESTASI JANGKA PANJANG
19 Investasi Non Permanen 0
20 Investasi Permanen 0
21 JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 0
22 ASET TETAP
23 Tanah 921.688.543.629,41
24 Peralatan dan Mesin 224.201.764.797,00
25 Gedung dan Bangunan 445.718.047.622,50
26 Jalan, Irigasi dan Jaringan 512.516.699.798,16
27 Aset Tetap Lainnya 13.799.009.780,00
28 Konstruksi Dalam Pengerjaan 15.112.380.588,34
29 Akumulasi Penyusutan (7.428.634.127,00)
30 Jumlah Aset Tetap 2.125.607.812.088,41DANA CADANGAN
31 Dana Cadangan 0
32 JUMLAH DANA CADANGAN 0
33 ASET LAINNYA
34 Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0
35 Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0
36 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0
37 Aset Tidak Berwujud 9.461.924.600,00
38 Aset Lain-lain 7.737.746.000,00
39 JUMLAH ASET LAINNYA 17.199.670.600,00
40 JUMLAH ASET 2.617.682.681.788,47
41 KEWAJIBAN42 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
43 Utang Perhitungan Pihak Ketiga 123.969.101,00
44 Utang Transfer 1.208.532.800,00
45 Utang Bunga 0
46 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0
47 Pendapatan Diterima Di Muka 0
48 Utang Jangka Pendek Lainnya 21.023.573.522,00
49 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 22.366.075.423,00
50 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
51 Utang Dalam Negeri 0
47 Utang Luar Negeri 0
48 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0
49 JUMLAH KEWAJIBAN 22.356.075.423,00
50 EKUITAS
51 EKUITAS DANA LANCAR
47 Akumulasi SILPA 430.765.124.802,00
48 Cadangan Piutang 23.252.776.127,68
49 Cadangan Persediaan 20.728.914.668,38
50 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek
(22.227.766.322,00)
51 Pendapatan Yang ditangguhkan 74.401,00
47 JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 452.519.123.677,06
48 EKUITAS DANA INVESTASI
49 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 17/23
16
Lanjutan Tabel 4.3
50 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 2.125.607.812.088,41
51 Diinvestasikan dalam Aset lainnya (tidak termasuk dana
cadangan)
17.199.670.600,00
52 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang
jangka panjang
53 JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI 2.150.236.116.815,41
54 EKUITAS DANA CADANGAN
55 Diinvestasikan dalam dana cadangan 0
56 JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN 0
57 JUMLAH EKUITAS 2.602.755.240.492,47
58 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2.617.682.681.788,47[
Perubahan format neracaPerubahan pertama tentu saja adalah
disajikannya neraca sebagai bagian dari laporan keuangan DPPKAD.
Melalui neraca, pengguna laporan keuangan DPPKAD dapatmengetahui proporsi kewajiban dengan aset atau ekuitas entitas.
Sehingga pada akhirnya, dapat memberikan informasi megenai posisi
keuangan DPPKAD.
Informasi keuangan ini membantu DPPKAD dalam mengambil
keputusan untuk melakukan permohonan utang karena DPPKAD dapat
selalu memantau perbandingan aset dan kewajibannya. Apabila
kewajiban lebih besar daripada aset maka DPPKAD dapat memutuskan
untuk tidak melakukan permohonan utang sebab tidak ada lagi aset
yang dapat dijaminkan andai kata DPPKAD gagal melunasi utang.
Begitu pula sebaliknya jika aset lebih besar daripada kewajiban maka
DPPKAD dapat melakukan permohonan utang. Nilai buku gedung dan bangunan mengalami penurunan cukup
tajam yakni 15% (Rp 68.756.756.468,9). Penurunan ini disebabkan
karena neraca berdasarkan PSAP No.7 telah memperhitungkan
depresiasi pada gedung dan bangunan. Perbedaan informasi nilai yang
disajikan cukup material yakni adanya penurunan terhadap aset tidak
lancar tersebut. Setelah dilakukan penyusutan sebesar 30%. Penurunan
nilai tersebut mencapai 15% dari total aset DPPKAD sebelum
diterapkannya PSAP No.7. Penurunan tersebut mempengaruhi laporan
keuangan DPPKAD.
Berdasarkan pada rekomendari format neraaca meurut PSAP
No. 7 yang disusun, nilai gedung dan bangunan DPPKAD telah
disusutkan sehingga aset tidak lancar tersebut mencerminkan kondisi
yang sesungguhnya, yaitu telah mengalami penurunan umur masa
manfaat setelah dipakai beberapa lama oleh DPPKAD.
a. Peralatandan Mesin
Pengakuan nilai DPPKAD setelah pengakuan awal tidak sesuai
dengan yang diwajibkan dalam PSAP No. 7. DPPKAD tidak
melakukan penyusutan terhadap peralatan dan mesin yang dimiliki.
Dalam melakukan estimasi masa manfaat peralatan dan mesin, penulis
mengambil acuan berdasarkan pada UU No. 36 th 2008 pasal 11:6
(2008:18) karena DPPKAD tidak pernah mengestimasi masa manfaat
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 18/23
17
peralatan dan mesin. Berdasarkan pada peraturan pajak tersebut,
peralatan dan mesin DPPKAD dikategorikan sebagai peralatan
permanen dengan masa manfaat selama 8 th serta tarif penyusutansebesar 12,5% (metode garis lurus).
Tabel dibawah ini memperlihatkan bahwa seharusnya nilai
peralatan dan mesin.
Tabel 4.4
Perhitungan depresiasi peralatan dan mesin DPPKAD
Untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2011Th Hrg perolehan Tarif Beban Depresiasi Akumulasi
Depresiasi Nilai buku
2008 224.201.764.797 12,5% 8.407.566.179,8 8.407.566.179,8 215.794.198.617,2
2009 224.201.764.797 12,5% 28.025.220.599,6 36.432.786.779,4 187.768.978.017,6
2010 224.201.764.797 12,5% 28.025.220.599,6 64.458.007.379 159.743.757.418,02011 224.201.764.797 12,5% 3.736.695.711,6 68.194.703.090,6 156.007.061.706,4
Note : Tabel ini adalah hasil perhitungan menurut penulis
Dan berikut ini adalah informasi terkait peralatan dan mesin
yang harus diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan :
1. Pengukuran nilai bruto peralatan dan mesin DPPKAD yaitu harga
perolehan peralatan dan mesin.
2. Metode penyusutan yang digunakan yaitu metode garis lurus.
3. Umur manfaat dan tarif penyusutan yang digunakan yaitu selama 8
th dan sebesar 12,5%.
4. Rekonsiliasi jumlah tercatat gedung dan bangunan pada awal dan
akhir periode yang menunjukkan penambahan dan pelepasankarena selama kurum waktuk Januari 2011-Desember 2011 tidak
ada penambahan dan pelepasan peralatan dan mesin DPPKAD.Dibawah ini memperlihatkan ayat jurnal penyesuaian (AJE) yang
digunakan untuk memperbaiki perlakuan akuntansi peralatan dan
mesin DPPKAD.
Berikut ini adalah ayat jurnal penyesuaian untuk perlakuan
akuntansi peralatan dan mesin.
Tabel 4.5
AJE untuk perlakuan akuntasi peralatan dan mesin DPPKAD
Untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2011
DPPKAD PSAP No. 7 AJETidak melakukan penjurnalan
(DPPKAD) tidak mengestimasi masa
manfaat dan juga tidak pernah melakukan
penyusutan padagedung dan bangunan
Beban depresiasi3.736.695.711,6
Akm.Depresiasi3.736.695.711,6
Setiap th PSAP No. 7
mewajibkan adanya penyusutan untuk peralatandan mesin yang dimiliki.
Beban depresiasi 3.736.695.711,6Akm.Depresiasi 3.736.695.711,6
Untuk membukukan depresiasi peralatan dan mesin
pada bulan Januari 2011-Desember 2011.
Ekuitas DPPKAD 64.458.007.379Akm.Depresiasi 64.458.007.379
Karena selama ini periode sebelumnya DPPKADtidak pernah melakukan depresiasi terhadap gedung
dan bangunan maka ekuitas DPPKAD di debetsebesar akm depresiasi peralatan dan mesin mulai januari 2008-Desember 2010.
Umur manfaat dan tarif penyusutan gedung dan bangunan di dapatkan dari peraturan pajak yaitu UU No. 36
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 19/23
18
th 2008 pasal 11:6.
Contoh neraca menurut penulis berdasarkan PSAP No. 7
Tabel 4.6 NERACA DPPKAD berdasarkan PSAP No. 7.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
NERACA
PER 31 DESEMBER 2011
(dalam jutaan rupiah) No Uraian 2011
1 ASET
2 ASET LANCAR
3 Kas dan setara kas 430.893.508.304,00
4 Kas di Bendahara umum daerah 429.803.498.729,00
5 Kas di Bendahara Pengeluaran 1.090.009.575,006 Kas di Bendahara Penerimaan 0
7 Investasi Jangka Pendek 0
8 Piutang 23.252.776.127,68
9 Piutang Pajak 493.793.367,00
10 Piutang Retribusi 9.450.287,00
11 Piutang PAD lainnya 177.768.101,00
12 Piutang Transfer 21.281.429.016,83
13 Bagian Lancar TGR 23.325.000,00
14 Piutang Lain-lain 0
15 Belanja Dibayar Di Muka 1.267.010.355,85
16 Persediaan 20.728.914.668,38
Lanjutan Tabel 4.6
17 JUMLAH ASET LANCAR 474.875.199.100,06
18 INVESTASI JANGKA PANJANG
19 Investasi Non Permanen 0
20 Investasi Permanen 0
21 JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 0
22 ASET TETAP
23 Tanah 921.688.543.629,41
24 Peralatan dan Mesin 224.201.764.797,00
25 Gedung dan Bangunan 445.718.047.622,50
26 Jalan, Irigasi dan Jaringan 512.516.699.798,16
27 Aset Tetap Lainnya 13.799.009.780,00
28 Konstruksi Dalam Pengerjaan 15.112.380.588,3429 Akumulasi Penyusutan (3.736.695.711,60)
30 Jumlah Aset Tetap 2.129.299.750.503,81
DANA CADANGAN
31 Dana Cadangan 0
32 JUMLAH DANA CADANGAN 0
33 ASET LAINNYA
34 Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0
35 Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0
36 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0
37 Aset Tidak Berwujud 9.461.924.600,00
38 Aset Lain-lain 7.737.746.000,00
39 JUMLAH ASET LAINNYA 17.199.670.600,00
40 JUMLAH ASET 2.621.374.620.203,87
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 20/23
19
41 KEWAJIBAN
42 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
43 Utang Perhitungan Pihak Ketiga 123.969.101,0044 Utang Transfer 1.208.532.800,00
45 Utang Bunga 0
46 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0
47 Pendapatan Diterima Di Muka 0
48 Utang Jangka Pendek Lainnya 21.023.573.522,00
49 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 22.366.075.423,00
50 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
51 Utang Dalam Negeri 0
47 Utang Luar Negeri 0
48 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0
49 JUMLAH KEWAJIBAN 22.356.075.423,00
50 EKUITAS
51 EKUITAS DANA LANCAR 47 Akumulasi SILPA 430.765.124.802,00
48 Cadangan Piutang 23.252.776.127,68
49 Cadangan Persediaan 20.728.914.668,38
50 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang
jangka pendek
(22.227.766.322,00)
51 Pendapatan Yang ditangguhkan 74.401,00
47 JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 452.519.123.677,06
48 EKUITAS DANA INVESTASI
49 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka
50 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 2.129.299.750.503,81
Lanjutan Tabel 4.651 Diinvestasikan dalam Aset lainnya (tidak termasuk dana
cadangan)17.199.670.600,00
52 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang
jangka panjang
53 JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI 2.150.236.116.815,41
54 EKUITAS DANA CADANGAN
55 Diinvestasikan dalam dana cadangan 0
56 JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN 0
57 JUMLAH EKUITAS 2.602.755.240.492,47
58 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2.621.374.620.203,87
Perubahan format neracaPerubahan pertama tentu saja adalahdisajikannya neraca sebagai bagian dari laporan keuangan DPPKAD.
Melalui neraca, pengguna laporan keuangan DPPKAD dapat mengetahui
proporsi kewajiban dengan aset atau ekuitas entitas. Sehingga pada
akhirnya, dapat memberikan informasi megenai posisi keuangan
DPPKAD.
Informasi keuangan ini membantu DPPKAD dalam mengambil
keputusan untuk melakukan permohonan utang karena DPPKAD dapat
selalu memantau perbandingan aset dan kewajibannya. Apabila kewajiban
lebih besar daripada aset maka DPPKAD dapat memutuskan untuk tidak
melakukan permohonan utang sebab tidak ada lagi aset yang dapat
dijaminkan andai kata DPPKAD gagalmelunasi utang. Begitu pula
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 21/23
20
sebaliknya jika aset lebih besar daripada kewajiban maka DPPKAD dapat
melakukan permohonan utang.
Nilai buku gedung dan banguna mengalami penurunan 33% (Rp68194703090,6). Penurunan ini disebabkan karena neraca berdasarkan
PSAP No.7 telah memperhitungkan depresiasi pada peralatan dan mesin.
Perbedaan informasi nilai yang disajikan cukup material yakni adanya
penurunan terhadap aset tidak lancar tersebut. Setelah dilakukan
penyusutan sebesar 12,5%. Penurunan nilai tersebut mencapai 3,19% dari
total aset tetap DPPKAD sebelum diterapkannya PSAP No. 7. Penurunan
tersebut mempengaruhi laporan keuangan DPPKAD.
Berdasarkan pada rekomendasi format neraca menurut PSAP No. 7
yang disusun, nilai peralatan dan mesin DPPKAD telah disusutkan
sehingga aset tidak lancar tersebut mencerminkan kondisi yang
sesungguhnya, yaitu telah mengalami penurunan umur masa manfaatsetelah dipakai beberapa lama oleh DPPKAD.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini yang merupakan bab terakhir berisikan kesimpulan dari
bab-bab sebelumnya, serta saran untuk memberikan saran-saran yang kiranya
dapat bermanfaat bagi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah
Kota Tangerang Selatan baik saat ini maupun masa yang akan datang. Yang pada
khususnya mengenai perlakuan akuntansi aset tetap yang telah diterapkan oleh
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Tangerang
Selatan.
A. KesimpulanBerdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah diuraikan
pada bab empat, tentang evaluasi perlakuan akuntansi aset tetap. maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Definisi aset tetap, klasifikasi aset tetap, pengakuan, pencatatan, penilaian,
pengukuran aset tetap pada DPPKAD telah sesuai dengan yang tertuang
pada PSAP No. 7.
2. Masalah yang penting dalam pengakuan awal aktiva tetap adalah masalah pengukuran atau penilaian aktiva tetap pada saat pencatatan aktiva tetap
yang bersangkutan. DPPKAD menerapkan harga perolehan (historical
cost) sebagai dasar dalam mengukur aktiva tetapnya. Perlakuan ini telah
sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Pengakuan awal aktiva tetap
yang diperoleh DPPKAD dengan cara pembelian, membangun sendiri
atau pihak ketiga dan hibah/sumbangan (donasi) secara umum telah sesuai
dengan standar akuntansi keuangan.Pengeluaran setelah perolehan aktiva
tetap, Pengeluaran-pengeluaran rutin selama pengunaan aktiva tetap pada
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah seperti
rehabilitasi, renovasi, restorasi dan reparasi menurut standar akuntansi
keuangan harus diperlakukan sebagai pengeluaran modal.
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 22/23
21
3. Aktiva tetap tidak mengalami penyusutan.Pengungkapan aktiva tetap
dalam laporan keuangan mengungkapkan bahwa dasar penilaian aktiva
tetapnya yaitu sebesar biaya perolehannya. Hal ini belum sesuai denganyang tertuang dalam PSAP No. 7 dikarenakan Pemerintah Kota
Tangerang Selatan mempunyai kebijakan tersendiri dalam perlakuan
akuntansi aset tetap.
B. SaranBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab empat, tentang evaluasi perlakuan akuntansi aset tetap. maka penulis
memberi saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya aktiva tetap dilakukan penyusutan setiap periode akuntansi agar
terlihat nilai aktiva tetap yang sebenarnya. Dan nilai penyusutan aktiva
tetap tersebut disajikan dalam laporan keuangan.
2. Walaupun DPPKAD telah melaksanakan sistem informasi akuntansi asettetap yang telah memenuhi PSAP No. 7, sebaiknya DPPKAD tetap
mempertahankan dan meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi
aktiva tetap untuk kemudahan mengelola aktiva tetap.
7/15/2019 Jurnal Skripsdfdi
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-skripsdfdi 23/23
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hafiz Tanjung, Akuntansi Pemerintahan Daerah, Penerbit
ALFABETA,Bandung,2011.
Bastian, Indra, Akuntansi Sektor Publik ;Suatu Pengantar, Erlangga Jakarta,2004.
Halim, Abdul, Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi Revisi, Salemba Empat
Jakarta, 2004.
Ikatan Akuntan Indonesia,Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta,2003.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16, Jakarta, 2007.
Muhammad Gade, Akuntansi Pemerintahan, Penerbit Fakultas Ekonomi
Universita Indonesia, Jakarta, 2003.
Mulyadi,Sistem Akuntansi,Edisi ke-3,Cetakan ketiga,Penerbit Salemba
Empat,Jakarta,2003.
Soemarso SR, Akuntansi Suatu Pengantar ,Penerbit Salemba Empat,Jakarta,2005.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,Edisi Revisi,PT RINEKA
CIPTA,Jakarta,2010.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Peraturan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 Tahun 2007tentang Aset Tetap.
Peraturan Standar Akuntansi Pelaporan No. 7 Tahun 2005 tentang Aset Tetap.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Penyusutan.