jurnal reading (tb)

6
Analisa Gambar Semua data gambar radiologi dari 58 orang pasien secara langsung di hubungkan ke pengarsipan gambar dan sistem komunikasi (M-View; Marotec Medical System, Seoul, Korea) yang mana dapat memungkinkan untuk memperlihatkan semua data gampar pada layar monitor (empat monitor, 2048 x 2560 gambar matriks, 10 bite viewable gray scale dan 145,9-ft-lambert luminescence). Radiografi awal pada dada para siswa dengan diagnosa TB baru di tinjau secara independen oleh dua ahli radiologi yang memiliki 21 dan delapan tahun pengalaman, masing-masing dibidang radiologi dada, dan perbedaan dalam temuan yang diamati diselesaikan melalui konsensus. Para pengamat akan menilai adanya kelainan parenkim paru- paru termasuk nodul, konsolidasi, dan gigi berlubang. Ada atau tidak adanya efusi pleura dan pembesaran kelenjar getah bening dari mediastinum atau hilus juga dicatat.Nodule (nodul besar ≤ 3 cm diameter ≥ 10 mm; nodul kecil diameter < 10 mm) dianggap muncul apabila ada gambaran bulat gelap, walaupun terlihat jelas ataupun kurang. Konsolidasi didefinisikan sebagai peningkatan homogenitas dalam parenkim paru yang tampak putih sehingga tepi pembuluh dan dinding saluran napas menjadi tampak kabur. Sebuah rongga dapat didiagnosa ketika udara yang mengisi ruang terlihat sebagai konsolidasi paru, massa atau nodul. Distribusi (zona atas atau bawah) dan lateralitas (unilateral atau bilateral) dari lesi paru juga dianalisa.

Upload: mustafa-holidi

Post on 31-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Analisa Gambar

Semua data gambar radiologi dari 58 orang pasien secara langsung di hubungkan ke

pengarsipan gambar dan sistem komunikasi (M-View; Marotec Medical System, Seoul,

Korea) yang mana dapat memungkinkan untuk memperlihatkan semua data gampar pada

layar monitor (empat monitor, 2048 x 2560 gambar matriks, 10 bite viewable gray scale dan

145,9-ft-lambert luminescence).

Radiografi awal pada dada para siswa dengan diagnosa TB baru di tinjau secara

independen oleh dua ahli radiologi yang memiliki 21 dan delapan tahun pengalaman,

masing-masing dibidang radiologi dada, dan perbedaan dalam temuan yang diamati

diselesaikan melalui konsensus.

Para pengamat akan menilai adanya kelainan parenkim paru-paru termasuk nodul,

konsolidasi, dan gigi berlubang. Ada atau tidak adanya efusi pleura dan pembesaran kelenjar

getah bening dari mediastinum atau hilus juga dicatat.Nodule (nodul besar ≤ 3 cm diameter ≥

10 mm; nodul kecil diameter < 10 mm) dianggap muncul apabila ada gambaran bulat gelap,

walaupun terlihat jelas ataupun kurang. Konsolidasi didefinisikan sebagai peningkatan

homogenitas dalam parenkim paru yang tampak putih sehingga tepi pembuluh dan dinding

saluran napas menjadi tampak kabur. Sebuah rongga dapat didiagnosa ketika udara yang

mengisi ruang terlihat sebagai konsolidasi paru, massa atau nodul.

Distribusi (zona atas atau bawah) dan lateralitas (unilateral atau bilateral) dari lesi

paru juga dianalisa. Lesi dianggap di zona paru bagian atas jika cephalad ke hila paru dan di

zona paru bagian bawah jika caudad ke hila paru.

Setelah analisa dari radiograpi dada ditemukan, temuan tersebut dianggap khas /

tipikal dari definisi sebelumnya yaitu reaktivasi TB paru oleh infeksi jika lesi dari

konsolidasi, nodul, atau rongga terdapat di zona paru bagian atas.

Kehadiran limfadenopati hilar secara bersamaan, sebuah lesi pada bagian bawah paru,

atau efusi pleura terlihat. Gambaran radiograpi dengan lesi berongga atau segmental atau

lobar konsolidasi pada zona paru bagian bawah juga dianggap tidak khas / atipikal.

Analisa Statistik

Analisa statistik menggunakan commercially software yang tersedia (SPSS 15,0; SPAA,

Chicago, IL). Persetujuan antara dua ahli radiografi untuk membuktikan penemuan dari

masing-masing ahli radiografi telah teruji menggunakan k statistik. Suatu k-value 0-0.20

diindikasikan slight agreement; 0.21-0.40, fair agreement; 0.41-0.60, moderate agreement;

0.61-0.80, substantial agreement; dan 0.81-1.00, almost perfect agreement.

Hasil

Dua orang pengamat hampir mendapat persetujuan sempurna untuk identifikasi dari

pembesaran kelenjar limfa mediastinal (k=1,00), pembesaran kelenjar limfa hilar (k=1,00),

efusi pleura (k=1,00), nodul besar (k=0,965), rongga (k=0,894) dan konsolidasi (k=0,813).

Terdapat persetujuan substansial antara kedua ahli radiologi untuk identifikasi nodul kecil

(k=0,742).

Dari 58 orang pasien berdasarkan gambaran radiografi dada, 3 orang memiliki

gambaran radiografi yang normal. Tabel 1 menggambarkan temuan gambaran radiografi

yang abnormal pada 55 orang pasien. Lesi berongga terlihat pada 25 (45%) pasien. Pleural

efusi tidak diobservasi pada beberapa pasien, begitu juga dengan pembesaran kelenjar limfa

mediastinal. Pembesaran Kelenjar limfa hilar terlihat pada hanya satu orang pasien (2%).

Table 1. Penemuan radiografi abnormal pada TB paru primer pada pasien yang

sebelumnya sehat (n = 55)

Variabel Jumlah

Nodul kecil (D < 10 mm)

Nodul besar (10 mm ≤ D < 30 mm)

Kavitas (rongga)

Konsolidasi

Pembesaran kelenjar limfe hilar

Pembesaran kelenjar limfe Mediastinal

Efusi pleura

53 (96%)

28 (51%)

25 (45%)

14 (25%)

1 (2%)

0

0

Catatan : D = diameter

Gambar 1. TB paru primer pada anak laki-laki usia 18 tahun dengan temuan gambaran

radiografi yang khas. Hasil radiografi dada menunjukkan bercak konsolidasi, nodul-nodul

dan rongga-rongga (tanda panah) pada kedua zona paru bagian bawah.

Gambar 2. Tuberkulosis paru pada anak laki-laki usia 18 tahun dengan temun radiografi yang

khas. Radiografi dada menunjukkan nodul berongga (tanda panah) dengan beberapa nodul

kecil (panah atas) pada zona paru kiri bagian atas.

Gambar 3. Tuberkulosis paru pada seorang anak laki-laki usia 18 tahun dengan temuan tidak

khas pada gambaran radiografi. Hasil radiografi dada menunjukkan konsolidasi berongga

(tanda panah) dan nodul-nodul pada paru kanan zona bagian bawah. Lesi diklasifikasikan

tidak khas karena lokasi lesi pada bagian bawah paru tanpa keterlibatan dari zona paru bagian

atas.

Lesi dengan predominan pada zona atas paru telah diobservasi pada 27 orang pasien

(49%) dan lesi dengan predominan pada zona bawah paru telah diobservasi pada 18 orang

pasien (33%). Sedangkan 10 orang pasien (18%) memiliki lesi pada kedua zona yaitu atas

dan bawah. Keterlibatan bilateral dari lesi paru telah diobservasi pada 13 (24%) pasien.

Secara keseluruhan, 37 orang siswa (67%) memiliki gambaran khas / tipikal dari reaktivasi

TB (gambar 1 dan 2), dan 18 orang (33%) memiliki gambaran yang tidak khas dari lesi TB,

berdasarkan pada hasil temuan radiografi dada (gambar 3).