jurnal reading poliomyelitis_4 jan 2013

16
Oleh : Diyah Herawati (01.207.5471)

Upload: diyahherawati

Post on 10-Aug-2015

105 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

Oleh : Diyah Herawati (01.207.5471)

Page 2: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

Adalah suatu infeksi virus yang menular dan dapat mengakibatkan kelumpuhan otot-otot dengan distribusi dan tingkat yang bervariasi serta bersifat permanen.

Page 3: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

ETIOLOGI: virus polio

- Termasuk RNA virus, golongan Enterovirus, famili Picornaviridae

- 3 jenis: tipe 1 (Brunhilde), tipe 2 (Lansing), tipe 3 (Leon)

Satu-satunya pejamu adalah manusia Epidemi yang luas dan ganas biasanya

disebabkan oleh virus tipe 1

Page 4: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

Penyebaran primer adalah melalui fekal-oral, dengan mengontaminasi air dan makanan.

Kadang-kadang ditransmisikan melalui rute oral-oral (napas)

Page 5: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

EPIDEMIOLOGI

- 10% kasus terjadi pada usia < 2 tahun- 70% di bawah 10 tahun- Puncak kejadian pada usia 5 – 14 tahun- lebih banyak pada anak laki-laki

Saat ini sudah jarang karena keberhasilan imunisasi polio

Page 6: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

PATOGENESIS

Virus berkembangbiak di GIT feces menyebar kemana-mana masuk ke mulut berkembang pertama kali di dinding faring atau saluran cerna bagian bawah kelenjar limfe lokal dan regional darah di jaringan saraf (cornu anterior medulla spinalis) monoparalisis (sifatnya flaccid)

Transmisi virus: fekal-oral atau orofaringeal-oral• Terjadi baik dengan kontak langsung antar

manusia, atau secara tidak langsung kontak dengan tinja atau airliur yang terinfeksi atau dengan air atau sampah yang terkontaminasi.

Page 7: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

FAKTOR RISIKO

Tidak diimunisasi Inokulasi virus yang lebih besar Bepergian ke daerah yang mengalami

wabah Usia sangat tua atau sangat muda Trauma mulut, hidung dan

tenggorokan yang baru terjadi (tonsilektomi atau bedah mulut)

Page 8: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

MANIFESTASI KLINIS:

Masa inkubasi : 9-12 hari, tetapi kadang-kadang 3-

35 hari

1. Infeksi asymptomatic2. Infeksi abortif3.Poliomyelitis non-paralitik4.Poliomyelitis paralitik

Page 9: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

1. Infeksi asymptomatic- Tanpa gejala, hanya diketahui dengan

menemukan virus di tinja atau tingginya titer antibody

2. Infeksi abortif- Tidak dijumpai gejala khas poliomyelitis- Timbul mendadak dan berlangsung 1-3

hari dengan gejala “minor illness” seperti demam (bisa sampai 39,5°C, malaise, nyeri kepala, nyeri tenggorok, anoreksia, muntah, nyeri otot, sakit perut serta kadang-kadang disertai diare.

Page 10: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

3. Poliomyelitis Non-Paralitik

- Gejala klinis awal (1-2 hari) sama dengan gejala pada infeksi abortif.

- Selanjutnya suhu menjadi normal, kemudian naik kembali disertai dengan gejala nyeri kepala, mual, muntah yang lebih berat, serta ditemukan kekakuan otot belakang leher, punggung dan tungkai, Kernig sign (+), Brudzinsky (+), tripod, head drop, reflek tendo biasanya normal.

Page 11: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

4. Poliomyelitis Paralitik

Gambaran klinis sama seperti poliomyelitis non-paralitik disertai kelemahan pada satu atau beberapa kumpulan otot skelet atau kranial.

Gejala ini bisa menghilang selama beberapa hari dan kemudian timbul kembali disertai kelumpuhan (paralisis) berupa flaccid paralysis yang biasanya unilateral. Paling sering terkena adalah tungkai. Dapat disertai kelumpuhan VU, atonia usus, dan kadang-kadang ileus paralitik. Pada keadaan berat dapat terjadi kelumpuhan otot pernapasan.

Page 12: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

....Poliomyelitis ParalitikSecara klinis dibedakan atas 4 bentuk sesuai

tingginya lesi : Bentuk spinal

Kelemahan otot leher, perut, punggung, diafragma, ekstremitas (terbanyak ekstremitas bawah), refleks tendo menurun sampai menghilang.

Bentuk bulbarkelemahan motorik satu/lebih saraf kranial dengan atau tanpa gangguan pusat vital (pernapasan, sirkulasi).

Bentuk bulbospinalGejala campuran antara bentuk spinal dan bulbar.

Bentuk ensefalitikKesadaran menurun, tremor, kadang kadang kejang

Page 13: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

Pemeriksaan Laborat: swab tenggorok (minggu I penyakit), dari tinja (sampai beberapa minggu)

Tes netralisasi dengan menggunakan serum pada fase akut dan konvalesen. Positif bila terjadi kenaikan titer 4x/lebih

Analisis dari CSF pasien. Pada permulaan, lebih banyak terlihat PMN kemudian segera berubah menjadi limfosit yang lebih dominan. Seteleah 10-14 hari jumlah sel akan normal kembali.

Page 14: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

Belum ada pengobatan spesifik. Infeksi abortif istirahat beberapa

hari s.d. temperatur normal. Dapat diberikan analgetik. Jangan melakukan aktivitas selama 2 minggu.

P. Non-paralitik analgetik, pembalut hangat selama 15-30 menit tiap 2-4 jam, foot board (papan penahan telapak kaki), fisioterapi 3-4 hari setelah demam hilang.

P. Paralitik rawat inap ok/ dapat terjadi paralisis pernapasan, fisioterapi pasif. Jika terjadi paralisis VU dapat diberikan stimulan parasimpatetik seperti bethanechol 5-10mg oral atau 2,5-5mg/SK

Page 15: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013

Vaksin Dua bentuk vaksin digunakan

di seluruh dunia untuk melawan polio.

1. Dimulai pada tahun 1952 oleh Jonas Salk Salk vaccine, atau vaksin poliovirus inaktif (diberikan secara injeksi)

2. Albert Sabin mengembangkan dalam bentuk vaksin polio oral

Page 16: Jurnal Reading Poliomyelitis_4 Jan 2013