jurnal reading ondansentron

29
JOURNAL READING Efek Ondansentron Intravena terhadap Tekanan Darah dan laju Nadi pada Anestesi Spinal untuk Seksio Sesarea Pembimbing : dr. Mukhlis Rudi P, dr, M.Kes.MBmd, Sp.An-KNA Disusun oleh : Molyna Ulfah G4A015076 Dinda Ika Putri G4A015077 STAF MEDIK FUNGSIONAL ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI

Upload: molyna-ulfah

Post on 13-Feb-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

efek ondansetron terhadap ttekanan darah dan laju nadi

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Reading Ondansentron

JOURNAL READING

Efek Ondansentron Intravena terhadap Tekanan Darah dan laju Nadi pada Anestesi Spinal untuk Seksio Sesarea

Pembimbing :

dr. Mukhlis Rudi P, dr, M.Kes.MBmd, Sp.An-KNA

Disusun oleh :

Molyna Ulfah G4A015076

Dinda Ika Putri G4A015077

STAF MEDIK FUNGSIONAL ANESTESIOLOGI DAN REANIMASIRSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO2015

Page 2: Jurnal Reading Ondansentron

LEMBAR PENGESAHAN

JOURNAL READING

Efek Ondansentron Intravena terhadap Tekanan Darah dan laju Nadi pada Anestesi Spinal untuk Seksio Sesarea

Disusun oleh :

Molyna Ulfah G4A015076

Dinda Ika Putri G4A015077

Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik di

bagian Anestesiologi

RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Telah disetujui,

Pada tanggal : Desember 2015

Mengetahui,

Dokter Pembimbing

dr. Mukhlis Rudi P, dr, M.Kes.MBmd, Sp.An-KNA

NIP. 197702062006041002

Page 3: Jurnal Reading Ondansentron

Efek Ondansentron Intravena terhadap Tekanan Darah dan laju Nadi pada

Anestesi Spinal untuk Seksio Sesarea

Annisa Isfandiary Ismandiya, Tinni Trihartini Maskoen, Ruli Herman Sitanggang

Pendahuluan

Teknik anestesi regio spinal merupakan teknik yang paling sering digunakan

untuk operasi seksio sesarea. Padahal anestesi spinal memiliki efek samping yang

dapat menjadi masalah serius, yakni hipotensi dan bradikardi. Secara retrospektif

dilaporkan bahwa angka kejadian hipotensi sebagai akibat anestesi spinal pada

seksio sesarea sebanyak 50 % hingga 60%. Hipotensi yang terjadi disebabkan

oleh penurunan resistensi pembuluh darah (venous return), sedangkan bradikardi

disebabkan oleh beberapa hal seperti persarafan parasimpatis yang lebih dominan,

peningkatan aktivitas baroreseptor, dan rangsangan pada BJR (Bezold Jarisch

Reflex).

Untuk itu perlu dilakukan beberapa intervensi yang tepat untuk mencegah

dan mengatasi hipotensi akibat anestesi spinal, antara lain peningkatan volume

intravaskular dengan pemberian cairan dan peningkatan preload dengan elevasi

kaki dan posisi kepala yang dibuat lebih rendah. Sementara itu khusus untuk

pasien obstetrik dilakukan trias rutin, yakni pemberian cairan dengan jumlah

tertentu, memposisikan uterus ke kiri (left lateral disposition) dan pemberian obat

vasopresor.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa serotonin (5-HT) adalah faktor

penting yang berhubungan dengan induksi BJR pada keadaan penurunan volume

darah. Oleh karena itu, hipotensi dan bradikardi akibat induksi BJR pada anestesi

spinal pasien obstetrik, dapat diblok dengan pemberian antagonis resptor 5 HT-3,

yakni ondansentron intravena.

Blokade simpatis dari anestesi spinal dapat menurunkan resistensi sistemik

pembuluh darah dan juga mengakibatkan pengumpulan atau pooling cairan di

perifer dan menyebabkan hipotensi. Mekanoreseptor di dinding jantung

mencetuskan BJR yang berhubungan dengan respons sistemik pada hipervolemia

ataupun hipovolemia. Respons yang akan terjadi pada hipovolemia menstimulasi

respons sensoris di jantung yang terletak di ventrikel kiri serta akan merangsang

Page 4: Jurnal Reading Ondansentron

BJR sehingga terjadi reflex bradikardia, vasodilatasi, dan juga hipotensi. Aktivasi

pada reseptor 5HT-3 yang merupakan protein G yang berpasangan yaitu ligand

gated fast ion channel menghasilkan peningkatan aktivitas nervus vagal eferen

yang sering kali mengakibatkan bradikardia. Hal ini dapat dicegah dengan inhibisi

5HT-3 menggunakan ondansetron sebagai suatu antagonis reseptor 5HT-3.

Ondansetron sebagai suatu antagonis reseptor 5HT-3 dapat mencegah

serotonin memengaruhi BJR, menekan dilatasi vena, mengembalikan aliran balik

vena ke jantung, serta mengurangi kejadian penurunan tekanan darah sistol serta

tekanan arteri rata-rata. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek pemberian

ondansetron intravena prainduksi terhadap tekanan darah dan laju nadi pada

seksio sesarea dengan anestesi spinal

Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode

pendekatan rancangan acak terkontrol tersamar ganda (double blind - randomized

clinical trial)

Variabel bebas dari penelitian ini adalah pemberian ondansentron dengan

skala pengukuran kategorik, sedangkan variabel terikat dari penelitian ini adalah

tekanan darah dan laju nadi dengan skala pengukuran numerik.

Subjek pada penelitian ini adalah wanita hamil dengan sectio secarea elektif

yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi subjek penelitian adalah memiliki

status fisik American Society of Anesthesiology (ASA) I – II dan tidak memiliki

kontraindikasi untuk dilakukan anestesi spinal. Kriteria eksklusi dari penelitian ini

antara lain, tinggi badan < 150 cm, kehamilan risiko tinggi, polihidramnion atau

oligohidramnion, gemelli, serta memiliki alergi terhadap obat – obatan yang

dipakai dalam penelitian ini.

Besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan tujuan penelitian

yakni menguji perbedaan dua rata-rata dengan tingkat kepercayaan 95% dan

dianggap bermakna bila p< 0,05. Jumlah sampel minimal pada penelitian ini

adalah 46 orang untuk dua kelompok yakni kelompok kontrol dan kelompok

ondansentron dengan masing – masing kelompok terdiri dari 23 orang.

Page 5: Jurnal Reading Ondansentron

Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Alokasi subjek

ke dalam salah satu kelompok menggunakan tabel bilangan random.

. Pada semua pasien kemudian dipasang jalur vena memakai kanula vena

no. 18G, alat pantau elektrokardiografi (EKG), tekanan darah noninvasif, dan

pulse oksimetri. Setelah itu dilakukan pencatatan pre-operasi meliputi, data – data

kesadaran, tekanan darah sistol dan diastol, tekanan darah rata-rata, laju nadi, laju

nafas, dan juga saturasi oksigen. Sebelum operasi semua pasien juga akan

mendapatkan prehidrasi cairan ringer laktat 20ml/KgBB selama 15 menit.

Lima menit sebelum anestesi spinal, pasien kelompok ondansentron

diberikan 8 mg ondansentron yang sudah diencerkan menjadi 10 ml yang

kemudian disuntikkan selama 1 menit. Sedangkan pada pasien kontrol diberikan

10 ml NaCl 0,9% dengan disuntikkan selama 1 menit.

Setelah itu anestesi spinal di lakukan dengan posisi duduk pada ruang antara

lumbal 3 dan lumbal 4. Dilakukan dengan pendekatan median dan bevel ke arah

sefalad menggunakan spinocain ukuran 27G. Obat anestesi lokal yang digunakan

adalah bupivacaine 0,5% hiperbarik sebanyak 12,5 mg yang disuntikkan selama

10 detik. Setelah anestesi spinal dilakukan pasien dibaringkan telentang dengan

punggung kanan diganjal satu bantal dan diberikan oksigen 2 -3 liter melalui

kanul nasal. Satu menit setelah penyuntikan obat anestesi, dilakukan pengukuran

level analgesia menggunakan metode pinprick dengan jarum nomor 22G, dicatat

setiap menit hingga mencapai level maksimal yang diharapkan. Jika setelah 15

menit blokade sensoris negative, maka anestesi spinal yang telah dilakukan

dianggap gagal dan pasien dikeluarkan dari penelitian.

Pengukuran dan pencatatan tekanan darah sistol dan diastol, tekanan darah

rata-rata, laju nadi, laju nafas, dan juga saturasi oksigen dilakukan satu kali

sebelum diberikan ondansentron dan NaCl 0,9%, satu kali setelah pemberian

ondansentron dan NaCl 0,9%, dan setelah penyuntikan obat anestesi lokal yang

dilakukan tiap 1 menit hingga 20 menit pertama, kemudian tiap 2,5 menit hingga

operasi selesai.

Setelah bayi lahir, pada semua pasien diberikan drip oksitosin 20IU dalam

500 ml NaCl 0,9% sebanyak 15 – 20 tetes per menit. Bila pasien mengalami

hipotensi (penurunan tekanan sistol hingga kurang dari 90 mmHg) pasien

Page 6: Jurnal Reading Ondansentron

diberikan suplemen efedrin bolus intravena 5 mg, dan bila terjadi bradikardi

pasien diterapi dengan sulphas atropine 0,5 mg intravena. Jumlah vasopresor yang

diberikan pada kedua kelompok dicatat.

Penelitian berakhir saat efek obat anestesi spinal sudah hilang ditandai

dengna anggota tubuh yang mulai dapat bergerak dan telah merasakan kembali

sensasi nyeri.

Uji chi square atau uji kolmogorov-smirnov dilakukan untuk

membandingkan perbedaan pada kedua kelompok data kategorik. Sementara itu,

untuk mengetahui perbedaan pada kedua kelompok data data kuantitatif

digunakna uji – t jika data berdistribusi normal, atau Mann-whitney jika data tidak

berdistribusi normal. Risiko keberhasilan dihitung menggunakan risiko relatif dan

95% CI dengan nilai kemaknaan ditentukan berdasarkan p < 0,05

Hasil

Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

bermakna secara statistika pada faktor usia, tinggi badan, serta berat badan, lama

operasi, perdarahan, tinggi blok, hidrasi, dan lama puasa. Hasil ini menunjukkan

bahwa kedua kelompok memiliki karakteristik yang seragam sebelum dilakukan

perlakuan.

Page 7: Jurnal Reading Ondansentron
Page 8: Jurnal Reading Ondansentron

Berdasar atas hasil uji statistika tekanan darah sistol dan rata-rata terdapat

perbedaan yang bermakna pada saat menit ke-2, 3, 4, 12, 13, dan menit ke-18

antara kelompok control dan kelompok ondansetron yang menyatakan bahwa

ondansetron memiliki nilai sistol lebih tinggi daripada kelompok kontrol, hal ini

sama pada hasil tekanan darah rata-rata (Gambar 1, Gambar 3). Berdasarkan hasil

uji statistika pada tekanan darah diastol dan laju nadi tidak terdapat perbedaan

yang bermakna (Gambar 2, Gambar 4).

Dari hasil penelitian ini juga didapatkan perbedaan bermakna secara

signifikan (p=0,005) antara kelompok kontrol dan kelompok ondansetron pada

pemakaian obat vasopresor efedrin. Penggunaan efedrin ratarata pada kelompok

kontrol maksimal 30 mg dan minimal 10 mg, sedangkan pada kelompok

ondansetron maksimal 10 mg dan minimal 0 mg.

Pembahasan

Data karakteristik subjek di antara kedua kelompok perlakuan, yaitu

kelompok kontrol dan kelompok ondansetron ternyata tidak menunjukkan

perbedaan yang bermakna dalam hal usia, tinggi badan, berat badan, lama operasi,

tinggi blok, dan cairan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel yang diambil

dalam penelitian ini relatif homogeny secara statistika (p>0,05) sehingga kedua

kelompok layak diperbandingkan.

Faktor-faktor yang memengaruhi derajat dan insidens hipotensi pada

anesthesia spinal juga diseragamkan, yaitu ketinggian blokade, jenis obat

anestesia lokal, tingkat penghambatan sensorik, usia, jenis kelamin, berat badan,

kondisi fisik, posisi pasien, dan manipulasi operasi. Walaupun pemberian cairan

Page 9: Jurnal Reading Ondansentron

rata-rata pada kelompok kontrol lebih banyak, tetapi tidak bermakna secara

statistika. Pemeriksaan tekanan darah dan juga laju nadi sebelum dilakukan

anesthesia spinal menunjukkan tidak berbeda bermakna secara statistika. Kedua

kelompok memiliki karakteristik hemodinamik yang sama.

Hasil menunjukkan bahwa penggunaan ondansetron sebelum anestesia

spinal dapat mengurangi penurunan sistol dan juga rata - rata dibanding dengan

kelompok yang tidak menggunakan ondansetron.

Gambar 5 Bagan

pembahasan

Hal ini sesuai dengan penelitian

pada tahun 2008 bahwa dari 71 sampel yang terbagi dua grup antara grup yang

mendapat ondansetron 8 mg dan plasebo, didapatkan bahwa pada grup

ondansetron mengalami penurunan tekanan darah sistol dan tekanan arteri rata-

rata lebih minimal dibanding dengan plasebo, tetapi ondansetron kurang

berpengaruh terhadap tekanan darah diastol dan juga penurunan laju nadi.

Page 10: Jurnal Reading Ondansentron

Blokade simpatis pada anestesia spinal menurunkan resistensi sistemik

pembuluh darah dan juga mengakibatkan pengumpulan cairan atau pooling cairan

pada perifer, sehingga menyebabkan penurunan preload dan mengaktivasi 5HT-3

untuk meningkatkan aktivitas vagal eferen dan Bezold Jarish Reflex di dinding

jantung, sehingga terjadi refleks bradikardia, vasodilatasi, serta hipotensi.

Ondansentron memutus jalur patofisiologis dengan menghambat aktivasi

5HT-3, sehingga bisa mengurangi penurunan tekanan darah sistol dan tekanan

darah rata-rata secara signifikan. Tekanan diastol tidak terpengaruh secara

signifikan karena resusitasi cairan pada tiap subjek sudah adekuat, sedangkan

pada derajat bradikardi hasilnya juga tidak signifikan karena terdapat efek

langsung dari blokade saraf simpatis sehingga lebih dominan saraf parasimpatis

dan menyebabkan bradikardi.

Penggunaan efedrin lebih banyak pada kelompok kontrol bila dibanding

dengan kelompok ondansetron. Efedrin akan diberikan jika tekanan darah arteri

rata-rata kurang dari 20% tekanan arteri rata-rata praspinal anestesia atau pada

tekanan sistol <90 mmHg. Hasill tersebut sesuai dengan penelitian tahun 2012

bahwa dari 52 sampel yang terbagi dalam 2 grup antara grup mendapat

ondansetron 4 mg dan plasebo pada seksio sesarea yang dilakukan anestesia

spinal, didapatkan bahwa pada grup ondansetron kejadian hipotensi lebih minimal

dibanding dengan plasebo dan penggunaan vasopressor lebih sedikit.

Page 11: Jurnal Reading Ondansentron

CRITICAL APPRAISAL

Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis tahap 2 fase 3, dimana

penelitian ini bertujuan mengevaluasi obat atau cara pengobatan baru. Baku emas

dari penelitian tahap ini adalah dengan menggunakan pendekatan randomised

controlled trial (uji klinis acak terkontrol).

CONSORT (Consolidated Standards of Reporting Trials) merupakan

checklist yang digunakan untuk menilai atau menelaah sebuah jurnal penelitian

(critical appraisal) dengan rancangan penelitian RCT (Randomised Controlled

Trial). CONSORT berisi sekumpulan daftar item yang esensial yang seharusnya

tercantum dalam jurnal penelitian RCT.

CONSORT 2010

Judul dan Abstrak

1. Judul dan Abstrak

a. Identifikasi sebagai Randomized Trials di Judul

Judul jurnal penelitian ini adalah efek ondansentron intravena

terhadap tekanan darah dan laju nadi pada anestesi spinal untuk seksio

sesarea, dan dalam judul tersebut tidak menyebutkan kata randomized

trial (Halaman 73)

b. Struktur Ringkasan Desain Penelitian, Metode, Hasil, dan Kesimpulan

Pada Abstrak

Abstrak pada jurnal penelitian ini memuat antara lain, ringkasan

latar belakang, tujuan penelitian, metode penelitian, dan kesimpulan

penelitian (Halaman 73)

Pendahuluan

2. Latar Belakang dan Tujuan

a. Latar Belakang Ilmiah dan Penjelasan Rasional

Penelitian ini memuat latar belakang ilmiah dari penelitian dengan

mencantumkan penjelasan yang rasional dari segi angka kejadian

hipotensi pada anestesi spinal, intervensi pencegahan hipotensi akibat

Page 12: Jurnal Reading Ondansentron

anestesi spinal dan mekanisme obat dalam mencegah hipotensi akibat

anestesi spinal (Halaman 74)

b. Hipotesis atau Tujuan Spesifik

Penelitian ini menyebutkan tujuan penelitiannya, yakni mengetahui

efek pemberian ondansetron intravena prainduksi terhadap tekanan darah

dan laju nadi pada seksio sesarea dengan anestesi spinal (Halaman 74)

Metode

3. Desain penelitian

a. Deskripsi Desain Penelitian Termasuk Alokasi

Desain penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan

pendekatan uji klinis rancangan acak terkontrol-tersamar ganda (double

blind-randomized controlled trial) dengan placebo-kontrol dan

randomisasi seimbang (1:1). Alokasi subjek ke dalam salah satu

kelompok menggunakan table bilangan random (Halaman 75)

b. Perubahan Penting Pada Metode Setelah Uji Pendahuluan

Tidak disebutkan pada jurnal penelitian ini mengenai uji

pendahuluan. Namun untuk menghindari perancu yang diketahui dapat

mempengaruhi hasil penelitian, dilakukan beberapa penyamaan teknik

dan penggunaan obat anestesi (Halaman 75 alinea 3 dan 4)

4. Partisipan

a. Kriteria Partisipan

Dalam jurnal penelitian ini disebutkan kriteria inklusi penelitian

adalah memiliki status fisik American Society of Anesthesiology (ASA) I

– II dan tidak memiliki kontraindikasi untuk dilakukan anestesi spinal.

Sedangkan kriteria eksklusi dari penelitian ini antara lain, tinggi badan <

150 cm, kehamilan risiko tinggi, polihidramnion atau oligohidramnion,

gemelli, serta memiliki alergi terhadap obat – obatan yang dipakai dalam

penelitian ini (Halaman 74)

b. Setting dan Lokasi

Dalam jurnal penelitian ini disebutkan penelitian dilakukan di

Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada periode Januari – Maret 2014

Page 13: Jurnal Reading Ondansentron

dengan subjek penelitian adalah wanita hamil dengan program seksio

sesarea elektif yang memenuhi criteria inklusi (Halaman 74)

5. Intervensi untuk Masing- Masing Kelompok

Dalam jurnal penelitian ini dijelaskan perlakuan untuk masing-masing

kelompok. Sebelum anestesi, kedua kelompok diberi perlakuan sama yakni,

pemasangan jalur vena dengan kanul vena no. 18G, pulse oxymetri, alat

pemantau EKG dan tekanan darah non-invasif, pencatatan data pre-anestesi,

dan pemberian cairan pre-rehidrasi yakni RL 20ml/KgBB selama 15 menit.

Lima menit sebelum anestesi spinal dilakukan, kelompok ondansentron

diberikan 8 mg ondansentron yang sudah diencerkan menjadi 10 ml yang

kemudian disuntikkan selama 1 menit. Sedangkan pada pasien kontrol

diberikan 10 ml NaCl 0,9% sebagai plasebo dengan disuntikkan selama 1

menit. Setelah itu anestesi spinal di lakukan dengan posisi duduk pada ruang

antara lumbal 3 dan lumbal 4. Dilakukan dengan pendekatan median dan

bevel ke arah sefalad menggunakan spinocain ukuran 27G. Obat anestesi

lokal yang digunakan adalah bupivacaine 0,5% hiperbarik sebanyak 12,5 mg

yang disuntikkan selama 10 detik. Setelah anestesi spinal dilakukan pasien

dibaringkan telentang dengan punggung kanan diganjal satu bantal dan

diberikan oksigen 2 -3 liter melalui kanul nasal. Setelah penyuntikan obat

anestesi, dilakukan pengukuran level analgesia. Setelah itu dilakukan

pencatatan tekanan darah sistol dan diastol, tekanan darah rata-rata, laju nadi,

laju nafas, dan juga saturasi oksigen tiap 1 menit hingga 20 menit pertama,

kemudian tiap 2,5 menit hingga operasi selesai.

Di luar perlakuan tersebut, setelah bayi lahir, pada semua pasien

diberikan drip oksitosin 20IU dalam 500 ml NaCl 0,9% sebanyak 15 – 20

tetes per menit. Bila pasien mengalami hipotensi (penurunan tekanan sistol

hingga kurang dari 90 mmHg) pasien diberikan suplemen efedrin bolus

intravena 5 mg, dan bila terjadi bradikardi pasien diterapi dengan sulphas

atropine 0,5 mg intravena. Jumlah vasopresor yang diberikan pada kedua

kelompok dicatat.

Page 14: Jurnal Reading Ondansentron

6. Outcomes

a. Penjelasan Pengukuran Outcomes secara Spesifik

Pengukuran dan pencatatan tekanan darah sistol dan diastol,

tekanan darah rata-rata, laju nadi, laju nafas, dan juga saturasi oksigen

dilakukan satu kali sebelum diberikan ondansentron dan NaCl 0,9%, satu

kali setelah pemberian ondansentron dan NaCl 0,9%, dan setelah

penyuntikan obat anestesi lokal yang dilakukan tiap 1 menit hingga 20

menit pertama, kemudian tiap 2,5 menit hingga operasi selesai.

b.

7. Besar Sampel

8. Randomisasi

a. ….

b. ….

9. Alokasi

10. Implementasi

11. Blinding

12. Metode statistic

a. Metode statistik yang digunakan untuk membandingkan kelompok untuk

hasil primer dan sekunder

Analisis statistik yang digunkan untuk membandingkan perbedaan kriteria

dalam dua kelompok perlakuan adalah chi-square untuk data kategorik

dan Kolmogorov-smirnov untuk data numerik, sedangkan untuk

membandingkan hasil pengukuran tekanan darah dan laju nadi pada dua

kelompok digunakan analisis statistik uji T pada data yang terdistribusi

normal dan uji mann-whitney pada data yang tidak terdistribusi normal.

b. Metode untuk analisis tambahan, seperti analisis subkelompok dan

analisis yang disesuaikan

Tidak terdapat analisis tambahan maupun analisis yang disesuaikan pada

penelitian ini.

Hasil

13. Alur partisipan (diagram sangat dianjurkan)

Page 15: Jurnal Reading Ondansentron

a. Untuk setiap kelompok, jumlah peserta yang secara acak diambil,

menerima pengobatan, dan yang dianalisis untuk hasil primer

Pada jurnal ini, hanya dijelaskan alur perlakuannya tanpa mencantumkan

jumlah partisipan dalam setiap alurnya.

b. Untuk setiap kelompok, kehilangan dan eksklusi setelah pengacakan,

disertai dengan alasannya

Jurnal ini menjelaskan kriteria-kriteria untuk mengeklusi partisipan,

namun tidak disebutkan jumlah dan waktunya.

14. Perekrutan

a. Tanggal-tanggal untuk menjelaskan periode perekrutan dan tindak lanjut

Jurnal ini tidaka mencantumkan tanggal-tanggal perekrutan maupun

perlakuan dan pengukuran.

b. Mengapa penelitian berakhir atau dihentikan

Penelitian ini berakhir sesuai protokol dan tidak dihentikan sebelum

selesai.

15. Data dasar

Terdapat tabel yang menunjukkan karakteristik demografi dan klinis dasar

untuk setiap kelompok

Jurnal ini mencantumkan tabel karakteristik dan demografi untuk setiap

kelompok perlakuan.

16. Jumlah yang dianalisis

Untuk setiap kelompok, jumlah peserta (denominator) yang termasuk dalam

setiap analisis dan apakah analisis itu dilakukan pada kelompok-kelompok

yang diambil sejak awal

Perubahan jumlah partisipan tidak dicantumkan dalam jurnal ini.

17. Hasil dan estimasi

a. Untuk setiap hasil primer dan sekunder, hasil untuk masing-masing

kelompok, dan ukuran dan presisi efeknya diperkirakan (seperti 95%

confidence interval)

Jurnal ini sudah mencantumkan estimasi hasil dan ukuran dan presisinya,

yaitu confidence interval sebesar 95%.

Page 16: Jurnal Reading Ondansentron

b. Untuk hasil biner, penyajian kedua ukuran efek relatif dan mutlak

dianjurkan

Efek relative dan efek mutlak dalam penelitian pada jurnal ini sudah

mutlak, yaitu efek pada tekanan darah dan laju nadi untuk efek mutlak,

serta efek pemberian cairan dan penggunan efedrin sebagai efek relatif.

18. Analisis tambahan

Hasil analisis lain yang dilakukan, termasuk analisis subkelompok dan analisis

yag disesuaikan, yang berbeda dengan eksplorasi yang sejak awal ditentukan

Dalam jurnal ini tidak terdapat analisis tambahan.

19. Kerugian

Semua kerugian yang penting atau efek yang tidak diinginkan dalam setiap

kelompok

Tidak terdapat kerugian dalam penelitian ini, karena hal-hal yang diperkirakan

membahayakan partisipan sudah dimasukkan dalam kriteria eksklusi.

Pembahasan

20. Keterbatasan

Keterbatasan penelitian, penanganan sumber bias potensial, ketidaktepatan,

dan, jika relevan, keberagaman analisis

Dalam jurnal ini dikatakan bahwa penelitian ini tidak memiliki keterbatasan,

karena metode yang digunakan sesuai serta sama dengan penelitian

sebelumnya, dengan jumlah sampel yang telah dihitung serta dilakukan

penarikan statistika yang benar, keadaan ini berlangsung selama tiga bulan

berdasar atas banyaknya sampel sehingga sampel tercukupi, kepustakaan

sudah lengkap, dan juga sesuai dengan penelitian ini.

21. Generalisasi

Kemampuan untuk digeneralisasikan (validitas eksternal, penerapan) dari

temuan percobaan

Pada jurnal ini tidak dijelaskan tentang validitas eksternal dan penerapannya

pada apopulasi.

22. Implementasi

Page 17: Jurnal Reading Ondansentron

Interpretasi konsisten dengan hasil, menyeimbangkan manfaat dan kerugian,

dan mempertimbangkan bukti lain yang relevan

Interpretasi hasil pada penelitian ini sudah konsisten dengan hasil yang

didapatkan. Bukti-bukti lain juda sudah dicantumkan, seperti hasil pada

penelitian sebelumnya.

Informasi lain

23. Nomor registrasi

Nomor pendaftaran dan nama registrasi penelitian

Nomor pendaftaran dan nama registrasi penelitian tidak dicantumkan dalam

jurnal ini.

24. Protokol

Dimana protokol penelitian lengkap dapat diakses, jika tersedia

Dalam jurnal ini dicantumkan alamat korespondensi yang bias digunakan

untuk mengakses protokol lengkap penelitian.

25. Pendanaan

Sumber pendanaan dan dukungan lainnya (seperti pasokan obat-obatan), peran

penyandang dana.

Sumber pendanaan penelitian tidak dicantumkan dalam jurnal ini.

Page 18: Jurnal Reading Ondansentron

Daftar Pustaka

1. Velde MVD. Spinal anesthesia in obstetric patient: prevention and treatment of hypotension. Acta Anaesth Belg. 2006;57:383–6.

2. Morgan G, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical anesthesiology. Edisi ke-4. New York: McGraw Hill Company; 2006.

3. Sahoo T, Sendasgupta C, Goswami A, Hazra A. Reduction in spinal-induced hypotension with ondansetron in parturients undergoing caesarean section: a double-blind randomised, plasebocontrolled study. Int J Obstet Anesthesia. 2012;2(1):24–8.

4. Efek Ondansetron Intravena terhadap Tekanan Darah dan Laju Nadi pada Anestesi Spinal untuk Seksio Sesarea JAP, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2015 80 Jurnal Anestesi Perioperatif

5. Denryter M, Lim P, Ponik J. Ondansetron given intravenously to attenuate hypotension and bradicardia during spinal anesthesia in cesarean delivery. Literature Review Oakland University. 2012:212–30

6. Siddik S, Nasr VG, Taha SK, Zbeide RA, Shehade JMA. A randomized trial comparing colloid preload to colload during spinal anesthesia for elective cesarean delivery. Anesth Analg. 2009;109:1219–24.

7. Owczuk R, Wenski W, Polak-Krzeminska A. Ondansetron given intravenously attenuates arterial blood pressure drop due to spinal anesthesia: a double-blind, plasebo-controlled study. Reg Anesth Pain Med. 2008;33:332–9.

8. Ye JH, Ponnudurai R, Schaefer R. Ondansetron: a selective 5-HT3 receptor antagonist and its applications in CNS-related disorders. CNS Drug Rev. 2001;7:199–213.

9. Green N, Brull SJ. Physiology of spinal anesthesia. Edisi ke-4. Baltimore: William Wilkins; 1993.

10. Brown D. Spinal, epidural and caudal anesthesia. Dalam: Miller R., penyunting. Millers anesthesia. Edisi ke-7. Philadelphia: Churchill Livingstone; 2009. hlm. 1653–84.

11. Bernard C. Complication of regional anesthesia. Dalam: Mulroy M, Bernard CM, Mc Donald SB, Salinas FV, penyunting. A practical approach to regional anesthesia. Edisi ke-4. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 2009. hlm. 24–38.