jurnal reading ondansentron
DESCRIPTION
efek ondansetron terhadap ttekanan darah dan laju nadiTRANSCRIPT
JOURNAL READING
Efek Ondansentron Intravena terhadap Tekanan Darah dan laju Nadi pada Anestesi Spinal untuk Seksio Sesarea
Pembimbing :
dr. Mukhlis Rudi P, dr, M.Kes.MBmd, Sp.An-KNA
Disusun oleh :
Molyna Ulfah G4A015076
Dinda Ika Putri G4A015077
STAF MEDIK FUNGSIONAL ANESTESIOLOGI DAN REANIMASIRSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO2015
LEMBAR PENGESAHAN
JOURNAL READING
Efek Ondansentron Intravena terhadap Tekanan Darah dan laju Nadi pada Anestesi Spinal untuk Seksio Sesarea
Disusun oleh :
Molyna Ulfah G4A015076
Dinda Ika Putri G4A015077
Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik di
bagian Anestesiologi
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Telah disetujui,
Pada tanggal : Desember 2015
Mengetahui,
Dokter Pembimbing
dr. Mukhlis Rudi P, dr, M.Kes.MBmd, Sp.An-KNA
NIP. 197702062006041002
Efek Ondansentron Intravena terhadap Tekanan Darah dan laju Nadi pada
Anestesi Spinal untuk Seksio Sesarea
Annisa Isfandiary Ismandiya, Tinni Trihartini Maskoen, Ruli Herman Sitanggang
Pendahuluan
Teknik anestesi regio spinal merupakan teknik yang paling sering digunakan
untuk operasi seksio sesarea. Padahal anestesi spinal memiliki efek samping yang
dapat menjadi masalah serius, yakni hipotensi dan bradikardi. Secara retrospektif
dilaporkan bahwa angka kejadian hipotensi sebagai akibat anestesi spinal pada
seksio sesarea sebanyak 50 % hingga 60%. Hipotensi yang terjadi disebabkan
oleh penurunan resistensi pembuluh darah (venous return), sedangkan bradikardi
disebabkan oleh beberapa hal seperti persarafan parasimpatis yang lebih dominan,
peningkatan aktivitas baroreseptor, dan rangsangan pada BJR (Bezold Jarisch
Reflex).
Untuk itu perlu dilakukan beberapa intervensi yang tepat untuk mencegah
dan mengatasi hipotensi akibat anestesi spinal, antara lain peningkatan volume
intravaskular dengan pemberian cairan dan peningkatan preload dengan elevasi
kaki dan posisi kepala yang dibuat lebih rendah. Sementara itu khusus untuk
pasien obstetrik dilakukan trias rutin, yakni pemberian cairan dengan jumlah
tertentu, memposisikan uterus ke kiri (left lateral disposition) dan pemberian obat
vasopresor.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa serotonin (5-HT) adalah faktor
penting yang berhubungan dengan induksi BJR pada keadaan penurunan volume
darah. Oleh karena itu, hipotensi dan bradikardi akibat induksi BJR pada anestesi
spinal pasien obstetrik, dapat diblok dengan pemberian antagonis resptor 5 HT-3,
yakni ondansentron intravena.
Blokade simpatis dari anestesi spinal dapat menurunkan resistensi sistemik
pembuluh darah dan juga mengakibatkan pengumpulan atau pooling cairan di
perifer dan menyebabkan hipotensi. Mekanoreseptor di dinding jantung
mencetuskan BJR yang berhubungan dengan respons sistemik pada hipervolemia
ataupun hipovolemia. Respons yang akan terjadi pada hipovolemia menstimulasi
respons sensoris di jantung yang terletak di ventrikel kiri serta akan merangsang
BJR sehingga terjadi reflex bradikardia, vasodilatasi, dan juga hipotensi. Aktivasi
pada reseptor 5HT-3 yang merupakan protein G yang berpasangan yaitu ligand
gated fast ion channel menghasilkan peningkatan aktivitas nervus vagal eferen
yang sering kali mengakibatkan bradikardia. Hal ini dapat dicegah dengan inhibisi
5HT-3 menggunakan ondansetron sebagai suatu antagonis reseptor 5HT-3.
Ondansetron sebagai suatu antagonis reseptor 5HT-3 dapat mencegah
serotonin memengaruhi BJR, menekan dilatasi vena, mengembalikan aliran balik
vena ke jantung, serta mengurangi kejadian penurunan tekanan darah sistol serta
tekanan arteri rata-rata. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek pemberian
ondansetron intravena prainduksi terhadap tekanan darah dan laju nadi pada
seksio sesarea dengan anestesi spinal
Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode
pendekatan rancangan acak terkontrol tersamar ganda (double blind - randomized
clinical trial)
Variabel bebas dari penelitian ini adalah pemberian ondansentron dengan
skala pengukuran kategorik, sedangkan variabel terikat dari penelitian ini adalah
tekanan darah dan laju nadi dengan skala pengukuran numerik.
Subjek pada penelitian ini adalah wanita hamil dengan sectio secarea elektif
yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi subjek penelitian adalah memiliki
status fisik American Society of Anesthesiology (ASA) I – II dan tidak memiliki
kontraindikasi untuk dilakukan anestesi spinal. Kriteria eksklusi dari penelitian ini
antara lain, tinggi badan < 150 cm, kehamilan risiko tinggi, polihidramnion atau
oligohidramnion, gemelli, serta memiliki alergi terhadap obat – obatan yang
dipakai dalam penelitian ini.
Besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan tujuan penelitian
yakni menguji perbedaan dua rata-rata dengan tingkat kepercayaan 95% dan
dianggap bermakna bila p< 0,05. Jumlah sampel minimal pada penelitian ini
adalah 46 orang untuk dua kelompok yakni kelompok kontrol dan kelompok
ondansentron dengan masing – masing kelompok terdiri dari 23 orang.
Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Alokasi subjek
ke dalam salah satu kelompok menggunakan tabel bilangan random.
. Pada semua pasien kemudian dipasang jalur vena memakai kanula vena
no. 18G, alat pantau elektrokardiografi (EKG), tekanan darah noninvasif, dan
pulse oksimetri. Setelah itu dilakukan pencatatan pre-operasi meliputi, data – data
kesadaran, tekanan darah sistol dan diastol, tekanan darah rata-rata, laju nadi, laju
nafas, dan juga saturasi oksigen. Sebelum operasi semua pasien juga akan
mendapatkan prehidrasi cairan ringer laktat 20ml/KgBB selama 15 menit.
Lima menit sebelum anestesi spinal, pasien kelompok ondansentron
diberikan 8 mg ondansentron yang sudah diencerkan menjadi 10 ml yang
kemudian disuntikkan selama 1 menit. Sedangkan pada pasien kontrol diberikan
10 ml NaCl 0,9% dengan disuntikkan selama 1 menit.
Setelah itu anestesi spinal di lakukan dengan posisi duduk pada ruang antara
lumbal 3 dan lumbal 4. Dilakukan dengan pendekatan median dan bevel ke arah
sefalad menggunakan spinocain ukuran 27G. Obat anestesi lokal yang digunakan
adalah bupivacaine 0,5% hiperbarik sebanyak 12,5 mg yang disuntikkan selama
10 detik. Setelah anestesi spinal dilakukan pasien dibaringkan telentang dengan
punggung kanan diganjal satu bantal dan diberikan oksigen 2 -3 liter melalui
kanul nasal. Satu menit setelah penyuntikan obat anestesi, dilakukan pengukuran
level analgesia menggunakan metode pinprick dengan jarum nomor 22G, dicatat
setiap menit hingga mencapai level maksimal yang diharapkan. Jika setelah 15
menit blokade sensoris negative, maka anestesi spinal yang telah dilakukan
dianggap gagal dan pasien dikeluarkan dari penelitian.
Pengukuran dan pencatatan tekanan darah sistol dan diastol, tekanan darah
rata-rata, laju nadi, laju nafas, dan juga saturasi oksigen dilakukan satu kali
sebelum diberikan ondansentron dan NaCl 0,9%, satu kali setelah pemberian
ondansentron dan NaCl 0,9%, dan setelah penyuntikan obat anestesi lokal yang
dilakukan tiap 1 menit hingga 20 menit pertama, kemudian tiap 2,5 menit hingga
operasi selesai.
Setelah bayi lahir, pada semua pasien diberikan drip oksitosin 20IU dalam
500 ml NaCl 0,9% sebanyak 15 – 20 tetes per menit. Bila pasien mengalami
hipotensi (penurunan tekanan sistol hingga kurang dari 90 mmHg) pasien
diberikan suplemen efedrin bolus intravena 5 mg, dan bila terjadi bradikardi
pasien diterapi dengan sulphas atropine 0,5 mg intravena. Jumlah vasopresor yang
diberikan pada kedua kelompok dicatat.
Penelitian berakhir saat efek obat anestesi spinal sudah hilang ditandai
dengna anggota tubuh yang mulai dapat bergerak dan telah merasakan kembali
sensasi nyeri.
Uji chi square atau uji kolmogorov-smirnov dilakukan untuk
membandingkan perbedaan pada kedua kelompok data kategorik. Sementara itu,
untuk mengetahui perbedaan pada kedua kelompok data data kuantitatif
digunakna uji – t jika data berdistribusi normal, atau Mann-whitney jika data tidak
berdistribusi normal. Risiko keberhasilan dihitung menggunakan risiko relatif dan
95% CI dengan nilai kemaknaan ditentukan berdasarkan p < 0,05
Hasil
Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
bermakna secara statistika pada faktor usia, tinggi badan, serta berat badan, lama
operasi, perdarahan, tinggi blok, hidrasi, dan lama puasa. Hasil ini menunjukkan
bahwa kedua kelompok memiliki karakteristik yang seragam sebelum dilakukan
perlakuan.
Berdasar atas hasil uji statistika tekanan darah sistol dan rata-rata terdapat
perbedaan yang bermakna pada saat menit ke-2, 3, 4, 12, 13, dan menit ke-18
antara kelompok control dan kelompok ondansetron yang menyatakan bahwa
ondansetron memiliki nilai sistol lebih tinggi daripada kelompok kontrol, hal ini
sama pada hasil tekanan darah rata-rata (Gambar 1, Gambar 3). Berdasarkan hasil
uji statistika pada tekanan darah diastol dan laju nadi tidak terdapat perbedaan
yang bermakna (Gambar 2, Gambar 4).
Dari hasil penelitian ini juga didapatkan perbedaan bermakna secara
signifikan (p=0,005) antara kelompok kontrol dan kelompok ondansetron pada
pemakaian obat vasopresor efedrin. Penggunaan efedrin ratarata pada kelompok
kontrol maksimal 30 mg dan minimal 10 mg, sedangkan pada kelompok
ondansetron maksimal 10 mg dan minimal 0 mg.
Pembahasan
Data karakteristik subjek di antara kedua kelompok perlakuan, yaitu
kelompok kontrol dan kelompok ondansetron ternyata tidak menunjukkan
perbedaan yang bermakna dalam hal usia, tinggi badan, berat badan, lama operasi,
tinggi blok, dan cairan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel yang diambil
dalam penelitian ini relatif homogeny secara statistika (p>0,05) sehingga kedua
kelompok layak diperbandingkan.
Faktor-faktor yang memengaruhi derajat dan insidens hipotensi pada
anesthesia spinal juga diseragamkan, yaitu ketinggian blokade, jenis obat
anestesia lokal, tingkat penghambatan sensorik, usia, jenis kelamin, berat badan,
kondisi fisik, posisi pasien, dan manipulasi operasi. Walaupun pemberian cairan
rata-rata pada kelompok kontrol lebih banyak, tetapi tidak bermakna secara
statistika. Pemeriksaan tekanan darah dan juga laju nadi sebelum dilakukan
anesthesia spinal menunjukkan tidak berbeda bermakna secara statistika. Kedua
kelompok memiliki karakteristik hemodinamik yang sama.
Hasil menunjukkan bahwa penggunaan ondansetron sebelum anestesia
spinal dapat mengurangi penurunan sistol dan juga rata - rata dibanding dengan
kelompok yang tidak menggunakan ondansetron.
Gambar 5 Bagan
pembahasan
Hal ini sesuai dengan penelitian
pada tahun 2008 bahwa dari 71 sampel yang terbagi dua grup antara grup yang
mendapat ondansetron 8 mg dan plasebo, didapatkan bahwa pada grup
ondansetron mengalami penurunan tekanan darah sistol dan tekanan arteri rata-
rata lebih minimal dibanding dengan plasebo, tetapi ondansetron kurang
berpengaruh terhadap tekanan darah diastol dan juga penurunan laju nadi.
Blokade simpatis pada anestesia spinal menurunkan resistensi sistemik
pembuluh darah dan juga mengakibatkan pengumpulan cairan atau pooling cairan
pada perifer, sehingga menyebabkan penurunan preload dan mengaktivasi 5HT-3
untuk meningkatkan aktivitas vagal eferen dan Bezold Jarish Reflex di dinding
jantung, sehingga terjadi refleks bradikardia, vasodilatasi, serta hipotensi.
Ondansentron memutus jalur patofisiologis dengan menghambat aktivasi
5HT-3, sehingga bisa mengurangi penurunan tekanan darah sistol dan tekanan
darah rata-rata secara signifikan. Tekanan diastol tidak terpengaruh secara
signifikan karena resusitasi cairan pada tiap subjek sudah adekuat, sedangkan
pada derajat bradikardi hasilnya juga tidak signifikan karena terdapat efek
langsung dari blokade saraf simpatis sehingga lebih dominan saraf parasimpatis
dan menyebabkan bradikardi.
Penggunaan efedrin lebih banyak pada kelompok kontrol bila dibanding
dengan kelompok ondansetron. Efedrin akan diberikan jika tekanan darah arteri
rata-rata kurang dari 20% tekanan arteri rata-rata praspinal anestesia atau pada
tekanan sistol <90 mmHg. Hasill tersebut sesuai dengan penelitian tahun 2012
bahwa dari 52 sampel yang terbagi dalam 2 grup antara grup mendapat
ondansetron 4 mg dan plasebo pada seksio sesarea yang dilakukan anestesia
spinal, didapatkan bahwa pada grup ondansetron kejadian hipotensi lebih minimal
dibanding dengan plasebo dan penggunaan vasopressor lebih sedikit.
CRITICAL APPRAISAL
Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis tahap 2 fase 3, dimana
penelitian ini bertujuan mengevaluasi obat atau cara pengobatan baru. Baku emas
dari penelitian tahap ini adalah dengan menggunakan pendekatan randomised
controlled trial (uji klinis acak terkontrol).
CONSORT (Consolidated Standards of Reporting Trials) merupakan
checklist yang digunakan untuk menilai atau menelaah sebuah jurnal penelitian
(critical appraisal) dengan rancangan penelitian RCT (Randomised Controlled
Trial). CONSORT berisi sekumpulan daftar item yang esensial yang seharusnya
tercantum dalam jurnal penelitian RCT.
CONSORT 2010
Judul dan Abstrak
1. Judul dan Abstrak
a. Identifikasi sebagai Randomized Trials di Judul
Judul jurnal penelitian ini adalah efek ondansentron intravena
terhadap tekanan darah dan laju nadi pada anestesi spinal untuk seksio
sesarea, dan dalam judul tersebut tidak menyebutkan kata randomized
trial (Halaman 73)
b. Struktur Ringkasan Desain Penelitian, Metode, Hasil, dan Kesimpulan
Pada Abstrak
Abstrak pada jurnal penelitian ini memuat antara lain, ringkasan
latar belakang, tujuan penelitian, metode penelitian, dan kesimpulan
penelitian (Halaman 73)
Pendahuluan
2. Latar Belakang dan Tujuan
a. Latar Belakang Ilmiah dan Penjelasan Rasional
Penelitian ini memuat latar belakang ilmiah dari penelitian dengan
mencantumkan penjelasan yang rasional dari segi angka kejadian
hipotensi pada anestesi spinal, intervensi pencegahan hipotensi akibat
anestesi spinal dan mekanisme obat dalam mencegah hipotensi akibat
anestesi spinal (Halaman 74)
b. Hipotesis atau Tujuan Spesifik
Penelitian ini menyebutkan tujuan penelitiannya, yakni mengetahui
efek pemberian ondansetron intravena prainduksi terhadap tekanan darah
dan laju nadi pada seksio sesarea dengan anestesi spinal (Halaman 74)
Metode
3. Desain penelitian
a. Deskripsi Desain Penelitian Termasuk Alokasi
Desain penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan
pendekatan uji klinis rancangan acak terkontrol-tersamar ganda (double
blind-randomized controlled trial) dengan placebo-kontrol dan
randomisasi seimbang (1:1). Alokasi subjek ke dalam salah satu
kelompok menggunakan table bilangan random (Halaman 75)
b. Perubahan Penting Pada Metode Setelah Uji Pendahuluan
Tidak disebutkan pada jurnal penelitian ini mengenai uji
pendahuluan. Namun untuk menghindari perancu yang diketahui dapat
mempengaruhi hasil penelitian, dilakukan beberapa penyamaan teknik
dan penggunaan obat anestesi (Halaman 75 alinea 3 dan 4)
4. Partisipan
a. Kriteria Partisipan
Dalam jurnal penelitian ini disebutkan kriteria inklusi penelitian
adalah memiliki status fisik American Society of Anesthesiology (ASA) I
– II dan tidak memiliki kontraindikasi untuk dilakukan anestesi spinal.
Sedangkan kriteria eksklusi dari penelitian ini antara lain, tinggi badan <
150 cm, kehamilan risiko tinggi, polihidramnion atau oligohidramnion,
gemelli, serta memiliki alergi terhadap obat – obatan yang dipakai dalam
penelitian ini (Halaman 74)
b. Setting dan Lokasi
Dalam jurnal penelitian ini disebutkan penelitian dilakukan di
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada periode Januari – Maret 2014
dengan subjek penelitian adalah wanita hamil dengan program seksio
sesarea elektif yang memenuhi criteria inklusi (Halaman 74)
5. Intervensi untuk Masing- Masing Kelompok
Dalam jurnal penelitian ini dijelaskan perlakuan untuk masing-masing
kelompok. Sebelum anestesi, kedua kelompok diberi perlakuan sama yakni,
pemasangan jalur vena dengan kanul vena no. 18G, pulse oxymetri, alat
pemantau EKG dan tekanan darah non-invasif, pencatatan data pre-anestesi,
dan pemberian cairan pre-rehidrasi yakni RL 20ml/KgBB selama 15 menit.
Lima menit sebelum anestesi spinal dilakukan, kelompok ondansentron
diberikan 8 mg ondansentron yang sudah diencerkan menjadi 10 ml yang
kemudian disuntikkan selama 1 menit. Sedangkan pada pasien kontrol
diberikan 10 ml NaCl 0,9% sebagai plasebo dengan disuntikkan selama 1
menit. Setelah itu anestesi spinal di lakukan dengan posisi duduk pada ruang
antara lumbal 3 dan lumbal 4. Dilakukan dengan pendekatan median dan
bevel ke arah sefalad menggunakan spinocain ukuran 27G. Obat anestesi
lokal yang digunakan adalah bupivacaine 0,5% hiperbarik sebanyak 12,5 mg
yang disuntikkan selama 10 detik. Setelah anestesi spinal dilakukan pasien
dibaringkan telentang dengan punggung kanan diganjal satu bantal dan
diberikan oksigen 2 -3 liter melalui kanul nasal. Setelah penyuntikan obat
anestesi, dilakukan pengukuran level analgesia. Setelah itu dilakukan
pencatatan tekanan darah sistol dan diastol, tekanan darah rata-rata, laju nadi,
laju nafas, dan juga saturasi oksigen tiap 1 menit hingga 20 menit pertama,
kemudian tiap 2,5 menit hingga operasi selesai.
Di luar perlakuan tersebut, setelah bayi lahir, pada semua pasien
diberikan drip oksitosin 20IU dalam 500 ml NaCl 0,9% sebanyak 15 – 20
tetes per menit. Bila pasien mengalami hipotensi (penurunan tekanan sistol
hingga kurang dari 90 mmHg) pasien diberikan suplemen efedrin bolus
intravena 5 mg, dan bila terjadi bradikardi pasien diterapi dengan sulphas
atropine 0,5 mg intravena. Jumlah vasopresor yang diberikan pada kedua
kelompok dicatat.
6. Outcomes
a. Penjelasan Pengukuran Outcomes secara Spesifik
Pengukuran dan pencatatan tekanan darah sistol dan diastol,
tekanan darah rata-rata, laju nadi, laju nafas, dan juga saturasi oksigen
dilakukan satu kali sebelum diberikan ondansentron dan NaCl 0,9%, satu
kali setelah pemberian ondansentron dan NaCl 0,9%, dan setelah
penyuntikan obat anestesi lokal yang dilakukan tiap 1 menit hingga 20
menit pertama, kemudian tiap 2,5 menit hingga operasi selesai.
b.
7. Besar Sampel
8. Randomisasi
a. ….
b. ….
9. Alokasi
10. Implementasi
11. Blinding
12. Metode statistic
a. Metode statistik yang digunakan untuk membandingkan kelompok untuk
hasil primer dan sekunder
Analisis statistik yang digunkan untuk membandingkan perbedaan kriteria
dalam dua kelompok perlakuan adalah chi-square untuk data kategorik
dan Kolmogorov-smirnov untuk data numerik, sedangkan untuk
membandingkan hasil pengukuran tekanan darah dan laju nadi pada dua
kelompok digunakan analisis statistik uji T pada data yang terdistribusi
normal dan uji mann-whitney pada data yang tidak terdistribusi normal.
b. Metode untuk analisis tambahan, seperti analisis subkelompok dan
analisis yang disesuaikan
Tidak terdapat analisis tambahan maupun analisis yang disesuaikan pada
penelitian ini.
Hasil
13. Alur partisipan (diagram sangat dianjurkan)
a. Untuk setiap kelompok, jumlah peserta yang secara acak diambil,
menerima pengobatan, dan yang dianalisis untuk hasil primer
Pada jurnal ini, hanya dijelaskan alur perlakuannya tanpa mencantumkan
jumlah partisipan dalam setiap alurnya.
b. Untuk setiap kelompok, kehilangan dan eksklusi setelah pengacakan,
disertai dengan alasannya
Jurnal ini menjelaskan kriteria-kriteria untuk mengeklusi partisipan,
namun tidak disebutkan jumlah dan waktunya.
14. Perekrutan
a. Tanggal-tanggal untuk menjelaskan periode perekrutan dan tindak lanjut
Jurnal ini tidaka mencantumkan tanggal-tanggal perekrutan maupun
perlakuan dan pengukuran.
b. Mengapa penelitian berakhir atau dihentikan
Penelitian ini berakhir sesuai protokol dan tidak dihentikan sebelum
selesai.
15. Data dasar
Terdapat tabel yang menunjukkan karakteristik demografi dan klinis dasar
untuk setiap kelompok
Jurnal ini mencantumkan tabel karakteristik dan demografi untuk setiap
kelompok perlakuan.
16. Jumlah yang dianalisis
Untuk setiap kelompok, jumlah peserta (denominator) yang termasuk dalam
setiap analisis dan apakah analisis itu dilakukan pada kelompok-kelompok
yang diambil sejak awal
Perubahan jumlah partisipan tidak dicantumkan dalam jurnal ini.
17. Hasil dan estimasi
a. Untuk setiap hasil primer dan sekunder, hasil untuk masing-masing
kelompok, dan ukuran dan presisi efeknya diperkirakan (seperti 95%
confidence interval)
Jurnal ini sudah mencantumkan estimasi hasil dan ukuran dan presisinya,
yaitu confidence interval sebesar 95%.
b. Untuk hasil biner, penyajian kedua ukuran efek relatif dan mutlak
dianjurkan
Efek relative dan efek mutlak dalam penelitian pada jurnal ini sudah
mutlak, yaitu efek pada tekanan darah dan laju nadi untuk efek mutlak,
serta efek pemberian cairan dan penggunan efedrin sebagai efek relatif.
18. Analisis tambahan
Hasil analisis lain yang dilakukan, termasuk analisis subkelompok dan analisis
yag disesuaikan, yang berbeda dengan eksplorasi yang sejak awal ditentukan
Dalam jurnal ini tidak terdapat analisis tambahan.
19. Kerugian
Semua kerugian yang penting atau efek yang tidak diinginkan dalam setiap
kelompok
Tidak terdapat kerugian dalam penelitian ini, karena hal-hal yang diperkirakan
membahayakan partisipan sudah dimasukkan dalam kriteria eksklusi.
Pembahasan
20. Keterbatasan
Keterbatasan penelitian, penanganan sumber bias potensial, ketidaktepatan,
dan, jika relevan, keberagaman analisis
Dalam jurnal ini dikatakan bahwa penelitian ini tidak memiliki keterbatasan,
karena metode yang digunakan sesuai serta sama dengan penelitian
sebelumnya, dengan jumlah sampel yang telah dihitung serta dilakukan
penarikan statistika yang benar, keadaan ini berlangsung selama tiga bulan
berdasar atas banyaknya sampel sehingga sampel tercukupi, kepustakaan
sudah lengkap, dan juga sesuai dengan penelitian ini.
21. Generalisasi
Kemampuan untuk digeneralisasikan (validitas eksternal, penerapan) dari
temuan percobaan
Pada jurnal ini tidak dijelaskan tentang validitas eksternal dan penerapannya
pada apopulasi.
22. Implementasi
Interpretasi konsisten dengan hasil, menyeimbangkan manfaat dan kerugian,
dan mempertimbangkan bukti lain yang relevan
Interpretasi hasil pada penelitian ini sudah konsisten dengan hasil yang
didapatkan. Bukti-bukti lain juda sudah dicantumkan, seperti hasil pada
penelitian sebelumnya.
Informasi lain
23. Nomor registrasi
Nomor pendaftaran dan nama registrasi penelitian
Nomor pendaftaran dan nama registrasi penelitian tidak dicantumkan dalam
jurnal ini.
24. Protokol
Dimana protokol penelitian lengkap dapat diakses, jika tersedia
Dalam jurnal ini dicantumkan alamat korespondensi yang bias digunakan
untuk mengakses protokol lengkap penelitian.
25. Pendanaan
Sumber pendanaan dan dukungan lainnya (seperti pasokan obat-obatan), peran
penyandang dana.
Sumber pendanaan penelitian tidak dicantumkan dalam jurnal ini.
Daftar Pustaka
1. Velde MVD. Spinal anesthesia in obstetric patient: prevention and treatment of hypotension. Acta Anaesth Belg. 2006;57:383–6.
2. Morgan G, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical anesthesiology. Edisi ke-4. New York: McGraw Hill Company; 2006.
3. Sahoo T, Sendasgupta C, Goswami A, Hazra A. Reduction in spinal-induced hypotension with ondansetron in parturients undergoing caesarean section: a double-blind randomised, plasebocontrolled study. Int J Obstet Anesthesia. 2012;2(1):24–8.
4. Efek Ondansetron Intravena terhadap Tekanan Darah dan Laju Nadi pada Anestesi Spinal untuk Seksio Sesarea JAP, Volume 3 Nomor 2, Agustus 2015 80 Jurnal Anestesi Perioperatif
5. Denryter M, Lim P, Ponik J. Ondansetron given intravenously to attenuate hypotension and bradicardia during spinal anesthesia in cesarean delivery. Literature Review Oakland University. 2012:212–30
6. Siddik S, Nasr VG, Taha SK, Zbeide RA, Shehade JMA. A randomized trial comparing colloid preload to colload during spinal anesthesia for elective cesarean delivery. Anesth Analg. 2009;109:1219–24.
7. Owczuk R, Wenski W, Polak-Krzeminska A. Ondansetron given intravenously attenuates arterial blood pressure drop due to spinal anesthesia: a double-blind, plasebo-controlled study. Reg Anesth Pain Med. 2008;33:332–9.
8. Ye JH, Ponnudurai R, Schaefer R. Ondansetron: a selective 5-HT3 receptor antagonist and its applications in CNS-related disorders. CNS Drug Rev. 2001;7:199–213.
9. Green N, Brull SJ. Physiology of spinal anesthesia. Edisi ke-4. Baltimore: William Wilkins; 1993.
10. Brown D. Spinal, epidural and caudal anesthesia. Dalam: Miller R., penyunting. Millers anesthesia. Edisi ke-7. Philadelphia: Churchill Livingstone; 2009. hlm. 1653–84.
11. Bernard C. Complication of regional anesthesia. Dalam: Mulroy M, Bernard CM, Mc Donald SB, Salinas FV, penyunting. A practical approach to regional anesthesia. Edisi ke-4. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 2009. hlm. 24–38.