jurnal reading

5
PENGGUNAAN LIQUID NITROGEN DAN ALBENDAZOL PADA KEBERHASILAN TERAPI CUTANEOUS LARVA MIGRANS ABSTRAK Tujuan : Untuk menentukan keberhasilan terapi kombinasi albendazol dengan liquid nitrogen pada terapi cutaneous larva migrans Desain : Penelitian quasi eksperimental Tempat dan Lama Penelitian : Rumah Sakit Abbasi Shaheed dan Rumah Sakit Aga Khan, Karachi dari bulan Desember 2008 sampai Desember 2010. Metodologi : Sebanyak 18 kasus Cutaneous Larva Migrans dikumpulkan dan dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok A diberikan Albendazol 400 mg perhari peroral dengan steroid topikal dan cetrizine 10 mg sehari satu kali pada malam hari peroral selama 7 hari. Kelompok B juga mendapatkan terapi Albendazol 400 mg sehari satu kali peroral diserai Cetrizine 10 mg satu hari sekali pada malam hari dan mereka juga diberikan liquid nitrogen satu kali untuk membekukan larva. Hasil : ditemukan bahwa pada kelompok A hanya 2 dari 9 (22%) memperlihatkan perkembangan dimana 78% nya harus diberikan Cryotherapy liquid nitrogen 3-7 hari setelah pemberian Albendazol untuk mencegah migrasi dari larva. Pada kelompok B perkembangan mencapai 100% dan seluruh pasien (9 pasien) telah berhasil diterapi. Kesimpulan : penggunaan liquid nitrogen disertai dengan terapi antihelmintes oral adalah terapi yang sangat efektif pada terapi Cutaneous Larva Migrans daripada hanya penggunaan Albendazol saja. Kata Kunci : Cutaneous Larva Migrans. Albendazole. Liquid Nitrogen.

Upload: rachmayasti-rachmat

Post on 02-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

xx

TRANSCRIPT

PENGGUNAAN LIQUID NITROGEN DAN ALBENDAZOL PADA KEBERHASILAN TERAPI CUTANEOUS LARVA MIGRANSABSTRAKTujuan : Untuk menentukan keberhasilan terapi kombinasi albendazol dengan liquid nitrogen pada terapi cutaneous larva migransDesain : Penelitian quasi eksperimentalTempat dan Lama Penelitian : Rumah Sakit Abbasi Shaheed dan Rumah Sakit Aga Khan, Karachi dari bulan Desember 2008 sampai Desember 2010.Metodologi : Sebanyak 18 kasus Cutaneous Larva Migrans dikumpulkan dan dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok A diberikan Albendazol 400 mg perhari peroral dengan steroid topikal dan cetrizine 10 mg sehari satu kali pada malam hari peroral selama 7 hari. Kelompok B juga mendapatkan terapi Albendazol 400 mg sehari satu kali peroral diserai Cetrizine 10 mg satu hari sekali pada malam hari dan mereka juga diberikan liquid nitrogen satu kali untuk membekukan larva.Hasil : ditemukan bahwa pada kelompok A hanya 2 dari 9 (22%) memperlihatkan perkembangan dimana 78% nya harus diberikan Cryotherapy liquid nitrogen 3-7 hari setelah pemberian Albendazol untuk mencegah migrasi dari larva. Pada kelompok B perkembangan mencapai 100% dan seluruh pasien (9 pasien) telah berhasil diterapi.Kesimpulan : penggunaan liquid nitrogen disertai dengan terapi antihelmintes oral adalah terapi yang sangat efektif pada terapi Cutaneous Larva Migrans daripada hanya penggunaan Albendazol saja.Kata Kunci: Cutaneous Larva Migrans. Albendazole. Liquid Nitrogen.

PENDAHULUANCutaneous Larva Migrans (CLM), yang dikenal sebagai creeping eruption adalah penyakit yang disebabkan migrasi dari larva cacing tambang pada kulit manusia. Penyebab paling sering yaitu Ancylostoma (A.) braziliense,1 A. caninum, A. ceylanicum, Uncinaria stenocephala and Bunostomum phlebotomum.2 Pasien memiliki lesi linear,serpiginosa, berkelok-kelok yang timbul di dalam kulit yang disertai dengan rasa gatal dan riwayat pajanan pada kulit. Superinfeksi bakteri timbul disebabkan oleh garukan. Penyakit ini biasa mengenai masyarakat pada tingkat sosial ekonomi yang rendah dan dapat menyebabkan angka morbiditas yang tinggi.Cacing tambang dewasa berada di usus halus dan telurnya terdapat di feses hewan. Telurnya menetas menjadi larva dalam lingkungan yang lembab dengan demikian dapat berada di dalam tanah, pasir sehingga dapat mengenai manusia yang menginjak langsung tanah atau pasir tersebut. Lesi dapat muncul di kaki, lengan, dan badan.Lokasi geografis Karachi adalah di selatan Pakistan sepanjang Lautan Arab. Iklim yang panas dan lembab di kota tersebut menjadikan Karachi tempat yang baik dalam penyebaran infeksi cacing tambang. Terapi berdasarkan obat-obatan oral (Albendazol dan Ivermectin) atau Thiabendazol topikal. Seluruh modalitas terapi ini telah digunakan sebagai variabel. Terapi kombinasi antara obat topikal dan sistemik ini terkadang dibutuhkan untuk keberhasilan pengobatan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan keberhasilan dari kombinasi terapi Albendazol dengan liquid nitrogen pada cutaneous larva migrans.METODOLOGI Penelitian tersebut merupakan penelitian quasi-eksperimental yang dilakukan oleh departemen dermatologi rumah sakit Abbasi Shaheed dan pasien rawat jalan rumah sakit universitas Aga Khan, Karachi selama 2 tahun dimulai pada bulan Desember 2008 sampai Desember 2010. Pasien yang secara klinis didiagnosis menderita cutaneous larva migrans diikutsertakan setelah persetujuan lisan dan setelah dijelaskan tentang penelitian tersebut. Semua pasien diikutsertakan pada penelitian tersebut terlepas dari usia dan jenis kelamin. Pasien yang pernah menerima terapi sebelumnya dan yang memiliki infeksi cacing tambang yang persisten merupakan kriteria eksklusi. Pasien-pasien tersebut terbagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok A dan B masing-masing terdiri dari 9 orang. Kelompok A diberikan Albendazol 400 mg/hari beserta steroid topikal dan Cetrizine oral sementara kelompok B diberikan cryotherapy dengan waktu saat pembekuan antara 30-60 detik serta terapi yang telah disebutkan sebelumnya. Respon klinis diamati oleh dokter yang sama selama follow up mingguan. Keberhasilan dikategorikan berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk gejala dan lesi berkurang : hilangnya seluruh tanda dan gejala yang berhubungan dengan lesi; baik (berkurang tetapi tanpa hilangnya secara sempurna seluruh tanda dan gejala yang berhubungan dengan penyakit) dan buruk (tidak ada perbaikan tanda dan gejala atau lesi yang rekuren walau dalam pengobatan). Pasien juga diinformasikan tentang efek samping. Hasil dideskripsikan dalam rata-rata, range, dan persentase.

HASIL18 pasien yang berpartisipasi dalam penelitian tersebut, 13 laki-laki dan 5 perempuan. Usia mereka berkisar 6 hingga 56 tahun dengan rata-rata dan mayoritas adalah pelajar yang aktif berolahraga pada sore hari di lapangan dan taman. Sisanya merupakan wiraswasta.Duasi penyakit yang dialami pasien, predileksi, dan efek samping dapat dilihat pada tabel 1. Durasi sakit pada kelompok A adalah 7-10 tahun sedangkan kelompok B 6-7 tahun. Predileksi yang paling banyak terkena pada kedua kelompok adalah di ekstremitas dan di tubuh. Efek samping yang muncul yaitu melepuh (2%) dan pigmentasi sementara(2%) pada kedua kelompok.Hanya 2 dari 9 pasien (22%) yang sembuh dengan terapi Albendazol saja sementara 9 dari 9 pasien (100%) sembuh dengan terapi kombinasi Albendazol dan cryotherapy.Tabel 1. Durasi penyakit dan efek samping pada kedua kelompokVariabel Kelompok AAlbendazol Kelompok BAlbendazol + Cryotherapy

Durasi 7-10 tahun6-7 tahun

Predileksi Ekstremitas, tubuh-

Efek samping Nil4(49%)

Melepuh Nil2(22%)

PigmentasiNil2(22%)

DISKUSIPenelitian ini telah membuktikan banyak aspek yang mempengaruhi pasien cutaneou larva migran pada pasien rawat jalan. Walaupun penyakit tersebut adalah penyakit self-limiting tetapi morbiditas yang tinggi memerlukan terapi adekuat. Berdasarkan guideline yang ditentukan Hospital of Tropical Disease, tiga terapi modalitas yang berbeda diberikan untuk pengobatan, yang pertama diberikan 10% krim Thiabendazol, kedua diberikan Albendazol 400mg/hari peroral dengan atau tanpa cryotherapy dan yang ketiga diberikan dosis tunggal ivermectin. Pada penelitian ini, ditemukan 2 dari 9 pasien (22%) yang diterapi albendazol dosis tunggal oral memberikan respon, sementara (77%) membutuhkan cryotherapy sebagai terapi tambahan dan diobati setelah satu kali pemberian cryotherapy. Pada kelompok B kesembilan pasien (100%) telah sembuh dengan terapi kombinasi yang membei kesan bahwa pengobatan kombinasi tersebut bekerja secara sinergis. Hal ini berbeda pada penelitian lain yang tidak menunjukan keberhasilan pemberian cryotherapy saja, pada 6 pasien terdapat 2 orang yang melaporkan terdapat lepuhan pada kulitnya.7 Pada penelitian lainnya 7 pasien diberikan terapi cyotherapy saja dan tidak melaporkan keberhasilan. Kemungkinan ketidakberhasilan cryotherapy tersebut dapat dikarenakan ketidakefektifan tehnik cryotherapy. Hasil yang lebih baik pda penelitian ini dapat dikarenakan penggunaan yang tepat hook panjang dengan pin point pray pada liquid nitrogen sepanjang terowongan yang dibentuk larva dan siklus beku yang lebih panjang yang dapat meminimalisir pigmentasi post inflamasi.Albendazol telah terbukti efektif sebagai terapi cutaneous larva migrans dengan efek samping minimal.8-11 Dosis tunggal Albendazol 400mg telah terbukti efektif.12-13 Dua penelitian terbaru pada 1114 dan 24 pasien yang diberikan terapi Albendazol 400mg sehari selama 7 hari dilaporkan sembuh dan tidak mengalami kekambuhan serta efek samping.14,15 Keterbatasan obat oral yaitu bersifat teratogenik dalam kehamilan.16,17 Pada penelitian lain, Ivermectin oral terbukti lebih efektif dibanding Albendazol oral.18Penelitian ini memberi informasi bahwa pentingnya terapi kombinasi dalam penatalaksanaan cutaneous larva migrans sebagai terapi yang menjanjikan. Keterbatasan yang sangat utama penelitian ini adalah jumlah sampel yang kecil dimana jumlah pasien tersebut adalah seluruh pasien yang datang berobat pada periode penelitian ini. Terapi kombinasi ini , yang digunakan dalam penelitian ini tidak sering digunakan dalam penelitian lain yang dilakukan untuk tujuan yang sama yang menambahkan pendekatan baru dalam pengaturan lokal.

KESIMPULANTerapi kombinasi Albendazol oral dan liquid nitrogen terbukti efektif pada penatalaksanaan cutaneous larva migrans.