jurnal pengembangan materi dilatasi

20
PENGEMBANGAN MATERI DILATASI MENGGUNAKAN POWERPOINT Dia Cahyawati Mahasiswa S1 FKIP Unsri E-mail: [email protected] Zulkardi Dosen S1 FKIP Unsri E-mail: [email protected] Haris Kurniawan Dosen S1 FKIP Unsri E-mail: [email protected] Abstrak Di zaman era globalisasi ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (TIK) semakin pesat dilihat dari kebutuhan dan kesempatan.Pada bidang matematika,misalnya.TIK mampu memberikan kesempatan kemampuan literasi bagi pendidik.Sudah tidak heran lagi siswa memakai gadget mahal dan mengotak- atik komputer dizaman era globalisasi ini .Untuk tidak diluar batas ,TIK mampu memberikan kesempatan untuk generasi muda.Kemampuan berkreasi sangatlah penting bagi pendidik kelak .Untuk dapat berkreasi,pendidik biasanya memulai dari sesuatu sederhana dan informal misalnya membuat animasi gambar bergerak ,membuat kreasi lagu dalam animasi yang mereka buat,dan lain hal.Namun, pembelajaran saat ini masih dirasakan konvensional dimana pengajar masih sering menyuruh pendidik menjawab soal,seperti soal dilatasi. Seringkali mereka selalu terpaku pada contoh soal yang akan mereka jawab sehingga kurang menarik, tidak menantang eksplorasi, kehilangan unsur inovasi dan kreasi. Bahkan, pengajarlah yang sering, selama ini, menjadi satu-satunya penjawab soal tanpa mengetahui kejelasan siswa untuk memahami soal tersebut, sehingga kurangnya umpan balik dan interaksi dalam proses. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan kreasi pendidik dengan

Upload: dia-cahyawati

Post on 04-Jul-2015

339 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal pengembangan materi dilatasi

PENGEMBANGAN MATERI DILATASI

MENGGUNAKAN POWERPOINT

Dia Cahyawati

Mahasiswa S1 FKIP Unsri

E-mail: [email protected]

Zulkardi

Dosen S1 FKIP Unsri

E-mail: [email protected]

Haris Kurniawan

Dosen S1 FKIP Unsri

E-mail: [email protected]

Abstrak

Di zaman era globalisasi ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (TIK)

semakin pesat dilihat dari kebutuhan dan kesempatan.Pada bidang

matematika,misalnya.TIK mampu memberikan kesempatan kemampuan literasi

bagi pendidik.Sudah tidak heran lagi siswa memakai gadget mahal dan mengotak-

atik komputer dizaman era globalisasi ini .Untuk tidak diluar batas ,TIK mampu

memberikan kesempatan untuk generasi muda.Kemampuan berkreasi sangatlah

penting bagi pendidik kelak .Untuk dapat berkreasi,pendidik biasanya memulai

dari sesuatu sederhana dan informal misalnya membuat animasi gambar bergerak

,membuat kreasi lagu dalam animasi yang mereka buat,dan lain hal.Namun,

pembelajaran saat ini masih dirasakan konvensional dimana pengajar masih sering

menyuruh pendidik menjawab soal,seperti soal dilatasi. Seringkali mereka selalu

terpaku pada contoh soal yang akan mereka jawab sehingga kurang menarik, tidak

menantang eksplorasi, kehilangan unsur inovasi dan kreasi. Bahkan, pengajarlah

yang sering, selama ini, menjadi satu-satunya penjawab soal tanpa mengetahui

kejelasan siswa untuk memahami soal tersebut, sehingga kurangnya umpan balik

dan interaksi dalam proses. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan kreasi pendidik dengan

Page 2: Jurnal pengembangan materi dilatasi

memanfaatkan TIK adalah dengan PowerPoint. PowerPoint adalah sebuah

program Komputer yang digunakan untuk persentasi dimana pendidik dapat

menulis point persentasi yang akan mereka paparkan dan dapat memberikan

manfaat bagi audiens yang terlibat dalam persentasi tersebut . Dipercaya bahwa

dengan memanfaatkan PowerPoint dapat memberikan audiens yang nyata dan

potensial untuk perbaikan kreasi pembelajar, inovasi, eksplorasi, dan kreasi yang

lebih baik, memberikan interaksi yang lebih dinamis, kemampuan literasi yang

lebih baik, bahkan perkembangan bekerja dalam tim.

Kata kunci: PowerPoint,Pengembangan materi dilatasi

Page 3: Jurnal pengembangan materi dilatasi

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Perubahan kurikulum

telah dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas). Dasar perubahan kurikulum adalah kompetensi sikap, sosial,

pengetahuan dan keterampilan. Kurikulum pasti diubah, karena akademik,

industri, dan sosial budaya terus berkembang (Nuh;Surat harian kompas, Selasa

(14/1/2014)).

Perkembangan itu terjadi karena manusia selalu dihadapkan pada tantangan alam,

situasi dan kondisi yang memacu daya kreativitasnya.Selalu terdapat dorongan

untuk membuat manusia melangkah ke arah kemajuan dan dorongan tersebut

adalah rasa ingin tahu (curiousity) (Mutansyir, 2002: 63).

Pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut telah menghadirkan

tantangan dan kesempatan bagi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dunia

pendidikan. Pendidikan saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang sangat

kompleks, salah satunya adalah peningkatan sumber daya manusia yang mampu

bersaing dan berkiprah di era globalisasi ini. Untuk itu, lembaga pendidikan

sebagai suatu institusi yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia

diharapkan mampu memberikan yang terbaik dengan melakukan terobosan

berikut upaya perbaikan dengan tujuan untuk peningkatan kualitas proses dan

produk pendidikan.Untuk membangun sistem pendidikan Indonesia yang

berkualitas diperlukan adanya dukungan seluruh komponen secara menyeluruh

dan berkesinambungan. Perkembangan global saat ini menuntut adanya

perkembangan dari segi kualitas sumber daya manusia (Nurkolis, 2002: 1). Dunia

pendidikan Indonesia telah mengalami banyak transformasi, mulai dari metode,

fokus, kurikulum, dan lainnya.

Page 4: Jurnal pengembangan materi dilatasi

Pembelajaran matematika,khususnya. Menurut Zulkardi (2002), masalah utama

yang sering dihadapi dalam pembelajaran matematika di sekolah yaitu matematika

dirasakan sulit oleh siswa karena banyak guru yang mengajarkan Matematika

dengan materi dan metode yang tidak menarik,dimana guru menerangkan

,sementara siswa hanya mencatat. Senada dengan pendapat di atas, Russefendi

(1989:15) mengemukakan bahwa pelajaran matematika pada umumnya

merupakan pelajaran yang tidak disenangi oleh anak-anak. Disamping kurangnya

kegemaran anak-anak terhadap matematika adapun hal yang mempengaruhi

keberhasilan pembelajaran matematika. Beberapa diantaranya adalah faktor-faktor

berikut yang satu sama lain saling berhubungan.

Pertama, dari faktor pengajar (guru). Banyak pengajar yang belum paham dengan

pembelajaran matematika yang menekankan pada aspek penguasaan kompetensi

akan keterampilan dan komponen lainnya serta kreativitas dan kearifan lokal

.Kurangnya kesempatan untuk berkreasi, kurangnya pemahaman dan kegiatan

pelatihan yang menunjang mungkin menjadi penyebab rendahnya mutu

pendidikan yang disebabkan oleh mutu guru sehingga mempengaruhi kualitas

pembelajaran matematika.

Kedua, dari faktor kemampuan siswa. Kualitas kemampuan siswa semakin tahun

semakin menurun, khususnya yang terlihat dalam tes PISA negara Indonesia

masih berada pada level yang paling bawah. Hasil dari PISA 2009 semakin

melengkapi rendahnya kemampuan siswa–siswa Indonesia dibandingkan dengan

negara-negara lain.Semakin jelas bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam

menyelesaikan soal-soal yang menuntut kemampuan untuk menelaah, memberi

alasan dan mengomunikasikannya secara efektif, serta memecahkan dan

menginterpretasikan permasalahan dalam berbagai situasi masih sangat kurang.

Dari 65 negara peserta PISA 2009, Indonesia menempati posisi ke 61 untuk PISA

Matematika.. Hal ini dipicu dalam pembelajaran di kelas, mereka lebih sering

cenderung untuk bersikap santai dan tidak tekun dalam belajar sehingga kualitas

pembelajaran menjadi kurang optimal. Kenyataan tersebut dapat dilihat pada

grafik berikut ini:

Page 5: Jurnal pengembangan materi dilatasi

Gambar 1.0 Rata-rata PISA Indonesia untuk Matematika, IPA, dan Bahasa

(Stacey, 2010)

Faktor ketiga adalah dari hal-hal di luar yang tadi disebutkan, misalnya

lingkungan, sumber belajar, staf pendukung pembelajaran, fasilitas dan lainnya.

Hal-hal ini tidak dapat dipungkiri ,dapat memberikan pengaruh terhadap

kesuksesan proses belajar mengajar. Sudah seharusnya hal-hal tersebut

mendukung secara positif kualitas pembelajaran sehingga kemampuan siswa

dapat meningkat. Akan tetapi, seiring hal-hal tersebut tidak optimal dalam

mendukung kesuksesan pembelajaran matematika sehingga perlu dicarikan

solusinya.

Seluruh komponen pembelajaran diharapkan harus dapat bekerja sama untuk

mencapai hasil efektif untuk peningkatan pembelajaran. Misalnya, seorang guru

harus memiliki kompetensi dasar dalam hal pengelolaan dan pengaturan untuk

menciptakan iklim belajar dan mengajar yang kondusif sehingga memungkinkan

dilaksanakannya kegiatan proses belajar mengajar yang sesuai dengan kompetensi

siswa masing-masing. Kompetensi dasar profesional ini tentunya harus ditunjang

dengan strategi khusus mengingat kondisi setiap kelas berbeda-beda. Ada kalanya,

suatu strategi tertentu di kelas A mungkin tidak bisa berlaku efektif sama jika

strategi tersebut diaplikasikan di kelas B. Itu berarti untuk memiliki kompetensi

ini seorang guru harus memiliki pengetahuan awal tentang hal-hal yang berkaitan

dengan pembelajaran seperti hakekat belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi

aktivitas belajar, ciri-ciri belajar dalam suatu bidang tertentu, minat dan sikap

pendidik, serta latar belakang pendidik.

Page 6: Jurnal pengembangan materi dilatasi

Berdasarkan penjelasan tersebut ,maka pembelajaran matematika dikelas yang

diharapkan adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (Mengamati ,

Menanya, Mencoba, Menalar, Menyaji, Mencipta) proses pembelajaran

melibatkan siswa dengan siswa ,siswa dengan guru,dan siswa dengan

media.Pemilihan media yang tepat akan sangat membantu proses pembelajaran

matematika dikelas.

Dari sekian banyak media pembelajaran yang bisa kita gunakan, rasanya belum

ada yang bisa mengalahkan kepopuleran Media Ms PowerPoint dalam hal

kesederhanaan dalam pembuatannya. Meski banyak yang menganggap bahwa

Media presentasi menggunakan Ms PowerPoint adalah sesuatu

yang biasa dan tidak terlalu menarik,dibanding dengan menggunakan Macromedia

Flash. Namun, dengan gaya penyajian yang „berbeda„, dengan memanfaatkan

berbagai fasilitas yang ada di Ms Powerpoint, ditambah dengan sedikit sentuhan

kreatifitas yang unik, akan membuat media presentasi yang biasa, menjadi luar

biasa.(Amiroh Adnan:2012)

PowerPoint memiliki karakteristik dan prinsip yang memungkinkan siswa dapat

berkembang secara optimum, seperti kebebasan siswa untuk menyampaikan

pendapatnya, adanya masalah kontekstual yang dapat mengaitkan konsep

matematika dengan kehidupan nyata, dan pembuatan model yang dapat

memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dilakukan sebelumnya, materi

pembelajaran berbasis PowerPoint masih langka. Oleh karena itu penulis tertarik

untuk mengembangkan materi ajar dilatasi dengan PowerPoint .Pertanyaan dalam

penulisan ini adalah : (1) Bagaimana materi ajar dilatasi yang valid dan praktis

dikembangkan melalui PowePoint? (2) Apa saja harapan dan pengaruh dari

pengembangan materi ajar dilatasi terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa?.

Penulisan ini bertujuan: (1) Menghasilkan materi ajar dilatasi yang valid dan

praktis yang dikembangkan melalui PowerPoint (2) Mengetahui harapan dan

pengaruh dari pengembangan materi ajar dilatasi terhadap hasil belajar dan

aktivitas siswa.

Page 7: Jurnal pengembangan materi dilatasi

2. PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 MEDIA PEMBELAJARAN

Kata “Media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

“medium”, secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Association for

Education and Communication Technology (AECT), mengartikan kata media

sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses informasi.

National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala

benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan

beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan

Heinich,dkk (1982) mengartikan istilah media sebagai “the term refer to anything

that carries information between a source and a receiver”.

Perlu dikemukakan pula bahwa kegiatan pembelajaran adalah suatu proses

komunikasi. Dengan kata lain, kegiatan belajar melalui media terjadi bila ada

komunikasi antar penerima pesan (P) dengan sumber (S) lewat media (M)

tersebut. Namun proses komunikasi itu sendiri baru terjadi setelah ada reaksi balik

(feedback). Berdasarkan uraian di atas maka secara singkat dapat dikemukakan

bahwa media pembelajaran itu merupakan wahana penyalur pesan atau informasi

belajar.

2.2.2 MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN

Manfaat media pembelajaran yaitu (1) Menyamakan Persepsi Siswa. Dengan

melihat objek yang sama dan konsisten maka siswa akan memiliki persepsi yang

sama.(2) Mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak. Misalnya pada materi

dilatasi ,mengambil suatu contoh yang mungkin dijumpai oleh siswa salah

satunya foto yang berukuran 3x4 dan 4x6 (3) Menghadirkan objek-objek yang

terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar. Misalnya guru

menjelaskan dengan menggunakan animasi gambar atau video melalui powerpoint

dan mengajak diskusi quiz yang menantang agar dapat menghargai prestasi suatu

anak dan dapat memotivasi anak dalam proses pengajaran (4) Memperlihatkan

Page 8: Jurnal pengembangan materi dilatasi

gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan teknik gerakan

lambat (slow motion) dalam media film bisa memperlihatkan tentang lintasan

peluru, melesatnya anak panah, atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian

juga gerakan-gerakan yang terlalu lambat seperti kedukan antara titik garis ,dan

bidang yang dihubungkan antara mediaPowerPoint dan geogebra.

2.2 METODE

Penulisan ini menggunakan pengembangan atau development untuk mengetahui

validalitas dalam kegiatan proses pengajaran dengan menggunakan media

PowerPoint.

Gambar 2.0 mengenai validalitas dan kepraktisan dalam menggunakan

PowerPoint

Mendefinisikan Suatu Masalah

Studi Kelayakan

Analisis Kebutuhan

Merancang Konsep

Merancang Isi

Memproduksi Sistem

Tes Uji coba Quiz dalam PowerPoint

Menggunakan dan Memberikan Manfaat

Page 9: Jurnal pengembangan materi dilatasi

2.3 PROSEDUR PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

Pengembangan media pembelajaran dilakukan dengan cara metode yang

sudah dipaparkan diatas.Berikut Penjelasannya :

2.3.1 Mendefinisikan Suatu Masalah

Proses pembelajaran matematika keseluruhan yang menggunakan buku

dan alat tulis lainnya dirasa kurang diserap dan dipahami siswa. Dengan

menggunakan peran multimedia, berupa PowerPoint pembelajaran interaktif

sebagai media pelengkap dan penunjang dalam penyampaian ilmu pendidikan

sesuai kurikulum yang diterapkan, dapat memuat berbagai pengenalan animasi

gambar dan menarik pengetahuan siswa.

Aplikasi multimedia ini diharapkan dapat mengatasi kebosanan para siswa

.Tidak hanya siswa saja aplikasi ini pun dapat mempermudah guru dalam

menjelaskan materi pelajaran melihat permasalahan-permasalahan penyediaan

akan sebuah media pembelajaan secara interaktif menjadi sangat penting sebab

kemudahan siswa dalam mendapatkan pembelajaran akan meningkatkan sumber

daya manusia yang kreatif, inovatif, dan berintelektualitas tinggi bagi bangsa

Indonesia di kemudian hari.

Dengan aplikasi multimedia yang menggabungkan gambar, teks, suara dan

animasi maka materi pembelajaran bisa disampaikan lebih menarik perhatian

anak-anak sehingga akan memberi kemudahan untuk mendapatkan pembelajaran.

Aplikasi multimedia pembelajaran untuk anak-anak akan dibuat lebih menarik

apabila memanfaatkan perkembangan multimedia yaitu salah satu yang

berkembang saat ini adalah PowerPoint.

2.3.2 Studi Kelayakan

Kembali pada mendefinisikan suatu masalah ,pembelajaran yang akan

diajarkan terlebih dahulu diperiksa apakah layak atau tidak digunakan dalam

proses pembelajaran.

Page 10: Jurnal pengembangan materi dilatasi

2.3.3 Merancang Konsep

Pengembangan suatu system dalam proses pembelajaran akan lebih mudah

apabila memiliki rancangan konsep, karena proses pembelajaran akan lebih

terarah dan terkoordinir. Hal ini sangat berguna untuk memberikan gambaran,

urutan proses mengajar, isi dari aplikasi multimedia pembelajaran yang akan

dibuat. Penulis disini menggunakan konsep multimedia pembelajaran yang

sederhana dan berurutan dengan pengguna adalah siswa.

2.3.4 Merancang Isi

Merancang isi merupakan sosialisasi dari merancang konsep atau implementasi

dari strategi kreatif.

Gambar 2.3.4 isi mengenai materi dilatasi

2.3.5 Memproduksi Sistem

Suatu pengajaran dijelaskan sesuai dengan konsep dan isi yang dibuat terlebih

dulu agar pengajaran yang akan diajarkan dapat menarik keingin tahuan siswa .

Page 11: Jurnal pengembangan materi dilatasi

Gambar 2.3.5 (1) dengan model pembelajaran melalui PMRI yang akan

diterapkan dalam media PowerPoint

PowerPoint adalah sebuah program Komputer yang digunakan untuk

persentasi dimana pendidik dapat menulis point persentasi yang akan mereka

paparkan dan dapat memberikan manfaat bagi audiens yang terlibat dalam

persentasi tersebut.

Dengan definisi tersebut sebelum pendidik memaparkan apa yang mereka

pahami terlebih dulu seorang pengajar mengarahkan kepada contoh yang

berorintasikan nonformal agar terciptanya proses Mengamati , Menanya,

Mencoba, Menalar, Menyaji, Mencipta dalam proses pembeljaran melalui

Page 12: Jurnal pengembangan materi dilatasi

Gambar 2.3.5 (2) mengenai materi dilatasi

Melalui gambar (2.3.5 (2)) hasil PowerPoint yang dipaparkan adalah

proses mengamati pada siswa ,dimana tidak ada tulisan .Persentasi yang

dipaparkan hanya sebuah masalah dan angka dalam materi dilatasi tersebut .

Secara tidak langsung siswa dapat mengetahui konsep dari dilatasi dan

menanyakan kebenaran dari dilatasi.Kemudian

Gambar 2.3.5 (3) mengenai materi dilatasi

Page 13: Jurnal pengembangan materi dilatasi

Melalui gambar (2.3.5 (3)) hasil PowerPoint yang dipaparkan adalah

proses mencoba pada siswa ,dimana siswa diminta untuk membuat ukuran 3x3

dengan 12 persegi dan dengan hasil potongan yang mereka buat bentuklah persegi

dengan ukuran besar .Secara tidak langsung siswa akan menyimpulkan sendiri

mengenai dilatasi dengan faktor skala k melalui bentukan persegi ukuran besar

tersebut dan setelah dari diskusi kembali menuju pada masalah formal .Seperti

Gambar 2.3.5 (4) mengenai materi dilatasi contoh formal

Melalui gambar (2.3.5 (4)) hasil PowerPoint yang dipaparkan adalah

proses menalar ,dimana siswa diminta mengerjakan sendiri sesuai penalaran

masing-masing .Dan pada akhirnya guru sebagai mediator mengarahkan jawaban

dari masing-masing siswa.

Dari persentasi yang dipaparkan ,guru mengajak siswa untuk

mengapresiasikan persentasi secara individu agar siswa juga dapat mengetahui

kemampuan kreasi yang dimiliki dari PowerPoint .Terlebih dulu untuk menguasai

materi ,siswa diminta berinovatif menguasai materi dengan soal dan Quiz yang

dibuat oleh guru melalui PowerPoint yang dikaitkan dengan software Microsoft

Visual Basic dan hasil jawaban siswa dinilai sendiri melalui PowerPoint .

Tidak asing lagi di era globalisasi saat ini siswa mungkin sudah

mempunyai facebook atau email ,dengan penggunaan TIK lah ,guru mengupload

PowerPoint agar dapat diupload oleh siswa supaya mereka dapat mengerjakan

Page 14: Jurnal pengembangan materi dilatasi

Quiz secara mandiri dan dapat berkreasi langsung melalui PowerPoint ,mengenai

animasi gambar ,suara,video,membuat quiz,bahkan berhubungan langsung dengan

geogebra (software dinamis yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam

pembelajaran matematika).

4.2 Tes Uji Coba Quiz melalui PowerPoint

Digunakan agar dapat menarik keingin tahuan siswa untuk belajar dan lebih

menumbuhkan rasa semangat siswa.Berikut petunjuk untuk membuat tes pada

PowerPoint :

Bukalah program aplikasi Power Point

Pada slide pertama tuliskan ucapan selamat datang dan sedikit informasi

tentang cara mengerjakan tes

Masih pada slide pertama, siapkan tombol yang bertuliskan “Start” /

“Mulai”

Buka slide baru, pada slide kedua dan seterusnya, buatlah soal dan pilihan

jawabannya.

Satu slide berisi satu soal, jadi jika tes terdiri dari 10 soal, maka kita akan

membuat soal dari slide ke 2 hingga slide ke 11.

Selanjutnya buatlah satu lagi slide untuk penutup dan jangan lupa siapkan

tombol untuk mengecek skor.

Setelah itu tekan Alt + F11 untuk memunculkan Jendela Macro

Setelah jendela macro terbuka, pilih Insert > Module, kemudian Copy-

Paste script berikut

Dim nilai As Integer

Dim konfirmasi As String

Sub mulai_kuis()

nilai = 0

ActivePresentation.SlideShowWindow.View.Next

End Sub

Page 15: Jurnal pengembangan materi dilatasi

Sub benar()

konfirmasi = MsgBox("Yakin dengan jawaban anda?", vbYesNo, " Cek

Jawaban!")

If konfirmasi = vbYes Then

nilai = nilai + 10

ActivePresentation.SlideShowWindow.View.Next

End If

End Sub

Sub salah()

konfirmasi = MsgBox("Yakin dengan jawaban anda?", vbYesNo, " Cek

Jawaban!")

If konfirmasi = vbYes Then

ActivePresentation.SlideShowWindow.View.Next

End If

End Sub

Sub cek_skor()

MsgBox (" skor anda adalah " & nilai)

konfirmasi = MsgBox(" Ingin Mengulangi kuis? ", vbYesNo)

If konfirmasi = vbYes Then

ActivePresentation.SlideShowWindow.View.First

End If

If konfirmasi = vbNo Then

ActivePresentation.SlideShowWindow.View.Next

End If

End Sub

Jika sudah, tutup jendela macro, kemudian

o Pada slide pertama : Kilik Tombol “Start” kemudian pilih Insert

> Action, klik Run Macro > mulai_kuis

o Pada slide ke 2 hingga slide ke 11 : setiap tombol jawaban (teks

juga bisa), berilah action dengan cara : Pilih tombol > Klik Menu

Page 16: Jurnal pengembangan materi dilatasi

Insert > Klik Icon Action > Run Macro > Pilih “Benar” untuk

jawaban benar dan “salah” untuk jawaban salah.

o Pada slide penutup : pilih tombol “Cek Jawaban” lalu klik Insert

> Action > Run Macro > cek_skor

Agar peserta tes tidak menekan tombol selain yang di sediakan, lebih baik

non aktifkan klik pada semua slide

Terakhir simpan file anda. Untuk PowerPoint (2007 dan 2010) simpan

dengan format PPTM (PowerPoint Macro – Enabled Presentation)

Berikut paparan hasilnya :

Page 17: Jurnal pengembangan materi dilatasi

4.3 Menggunakan dan memberikan manfaat

Setelah proses pembelajaran ,siswa akan bertanya mengenai animasi yang

dijelaskan pada PowerPoint dan quiz yang guru buat mengenai pertanyaan yang

berhubungan dengan materi yang diajarkan.Pada proses itulah guru memberikan

suatu evaluasi dan diskusi (Tanya jawab) antara siswa dengan siswa ,siswa

dengan guru dan siswa dengan media dengan media melalui PowerPoint yang

dihubungkan dengan software Microsoft Visual Basic .

Page 18: Jurnal pengembangan materi dilatasi

3. KESIMPULAN

Dalam era globalisasi dewasa ini, TIK berkembang dengan pesat di

berbagai bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Seiring dengan

perkembangan dan tuntutan jaman, seseorang dituntut untuk mampu dan memiliki

kualitas serta kemampuan kompetitif dalam hidupnya. Dalam bidang pendidikan,

tuntutan semacam ini membuat berbagai hal, tantangan sekaligus kesempatan

untuk berkembang dan berkreasi. Pembelajaran Matematika adalah salah satu

dalam bidang pendidikan yang menuntut hal seperti ini.Matematika sebagai ilmu

dasar memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan sains dan

teknologi, karena matematika merupakan salah satu sarana berpikir ilmiah yang

sangat diperlukan untuk menumbuh kembangkan daya nalar, cara berpikir logis,

sistematis dan kritis. Ini menunjukkan bahwa matematika sangat penting dan

dibutuhkan oleh semua manusia karena memiliki manfaat yang sangat besar

dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan Penulisan yang dibuat maka penulis dapat menyimpulkan :

1. Materi ajar dikategorikan valid dan praktis. Valid tergambar dari

PowerPoint interaktif pembelajaran dilatasi yang dibuat, diharapkan siswa

tertarik untuk belajar kembali dirumah. Sehingga proses belajar akan lebih

efektif dan efisien dan mempunyai nilai lebih menarik.

2. Materi ajar yang dikembangkan efektif meningkatkan aktivitas belajar

siswa, terlihat dari hasil PowerPoint yang dapat dimanfaatkan oleh siswa

agar lebih mudah dalam penalaran dan tidak menjadi momok menakutkan

dari istilah matematika itu sendiri dan guru untuk lebih mudah

menjelaskan materi di sekolah. Karena dengan PowerPoint siswa dapat

berkreasi, inovasi, eksplorasi, dan mengenai isi materi yang telah diringkas

dan tampilan yang membuat siswa tertarik untuk belajar .

3. Berdasarkan proses pengembangan diperoleh juga bahwa PowerPoint ini

menggunakan menu-menu navigasi yang sederhana dan menarik sehingga

pamakai tidak akan mengalami kesulitan dalam mengakses aplikasi.

Page 19: Jurnal pengembangan materi dilatasi

4. SARAN

Berdasarkan Penulisan yang dibuat ,maka Penulis menyarankan :

1. Bagi siswa dalam belajar menggunakan PowerPoint diharapkan dapat

meningkatkan keterlibatan dalam pembelajaran sehingga tidak menjadi

momok menakutkan dari istilah „matematika‟ serta termotivasi untuk

memperkaya pengalaman belajarnya.

2. Bagi guru matematika, dapat menggunakan PowerPoint yang telah dibuat

pada materi dilatasi, sebagai alternatif dalam memperkaya variasi

pembelajaran dan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran

matematika di sekolah

3. Bagi penulis lain, diharapkan supaya dapat mendesain materi ajar yang

lebih baik lagi sehingga aktivitas yang belum efektif dapat menjadi efektif.

Demikianlah kekurangan-kekuranganya dalam pembuatan ”

Pengembangan Materi dilatasi dengan PowerPoint”. Diharapkan agar temen-

temen dan pembaca sekalian dapat memberikan saran serta kritik yang

sifatnya membangun dalam upaya menyempurnakan media pembeljaran

Interaktif selanjutnya. Semoga PowerPoint Interaktif ini dapat berguna bagi

pendidikan dan kemajuan generasi muda selanjutnya.

Page 20: Jurnal pengembangan materi dilatasi

DAFTAR PUSTAKA

Amiroh Adnan.2012. Mengoptimalkan Bahan Ajar PowerPoint.

Tersedia: http://amiroh.web.id/10-item-pada-bahan-ajar-powerpoint/.(diakses

pada 26 Mei 2012)

Departemen Pendididikan Nasional. 2003. Kurikulum Berbasisi

Kompetensi.Jakarta: Diknas.

Heinich, Robert, Michael Molenda, James D. Russel, (1982) Instructional Media:

and the New Technology of Instruction, New York: Jonh Wily and Sons.

Mutansyir, R. 2002. Sejarah Perkembangan Ilmu. Yogyakarta: Liberty

Yogyakarta.

Nuh, Mohammad.‟ Kurikulum Berubah Sesuai Perkembangan Zaman‟.Harian

Kompas ,14 Januari 2014, Bambang Priyo Jatmiko.

Nurkolis. 2002. Sekolah Unggulan yang Tidak Unggul.

Tersedia:http://www.pendidikannetwork.com/.(diakses pada 31 Oktober 2003).

Russefendi, E.T.1989. Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid.

Bandung: Tarsito.

Stacey, Kaye. 2010. The PISA View of Mathematical Literacy in

Indonesia.Journal on Mathematics Education (IndoMS-JME). July, 2011, Volume

2.(online)

UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.

Vilanata.2012.Membuat Soal Pilihan Ganda.

Tersedia: http://id.4presentation.net/membuat-soal-pilihan-ganda/.(diakses pada

21 mei 2012)

Zulkardi. 2005. Pendidikan Matematika di Indonesia: Beberapa Permasalahan

dan Upaya Penyelesaiannya. Makalah disampaikan pada pengukuhan guru Besar

FKIP Universitas Sriwijaya.