jurnal pendidikan matematika -...

27
Kadir, Ahmad Yani Pengaruh Alat Peraga Pembelajaran Dimensi-3 dan Dimensi-2 Terhadap Hasil Belajar Geometri Bangun Ruang Ditinjau dari Kemampuan Spasial Siswa MTS Rudy Kurniawan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Diana Rohati Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA 3 melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya Maulana Berteka-Teki, Bermain dan Bersenang-Senang dalam Matematika Nurhayati, Abdul Muin Penerapan Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) untuk Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Rahayu Kariadinata Upaya Mengembangkan Kemampuan Tilikan Ruang (Spatial Sense Ability) Siswa melalui Pembelajaran Geometri Berbasis Multimedia Asep Sapa’at Eksplorasi Berpikir Relasional: Kajian Berpikir Relasional Guru dan Siswa di Sekolah Dasar Vol. 7 No. 2 Desember 2012 Jurnal Pendidikan Matematika

Upload: others

Post on 30-Oct-2019

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Kadir, Ahmad Yani

Pengaruh Alat Peraga Pembelajaran Dimensi-3 dan Dimensi-2 Terhadap Hasil Belajar Geometri Bangun Ruang Ditinjau dari Kemampuan Spasial

Siswa MTS

Rudy Kurniawan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis

Diana Rohati

Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA 3 melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya

Maulana

Berteka-Teki, Bermain dan Bersenang-Senang dalam Matematika

Nurhayati, Abdul Muin

Penerapan Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) untuk Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa

Rahayu Kariadinata

Upaya Mengembangkan Kemampuan Tilikan Ruang (Spatial Sense Ability) Siswa melalui Pembelajaran Geometri Berbasis Multimedia

Asep Sapa’at

Eksplorasi Berpikir Relasional: Kajian Berpikir Relasional Guru dan Siswa di Sekolah Dasar

Vol. 7 No. 2 Desember 2012

Jurnal Pendidikan Matematika

Page 2: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

i

Terbit dua kali setahun (6 bulanan) pada bulan Juni dan Desember Dewan Redaksi

Pimpinan Redaksi Dr. Kadir, M.Pd. Penyunting Pelaksana Abdul Muin, S.Si., M.Pd. Gelar Dwirahayu, M.Pd. Lia Kurniawati, M.Pd. Gusni Satriawati, M.Pd. Mitra Bestari (Volume VII, Tahun 2012)

Prof. Dr. H. Djaali, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Prof. Dr. Santosa Murwani, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. H. E. T. Ruseffendi, SPd., MSc., Ph.D, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Ir. Bana G. Kartasasmita, M.Sc., Ph.D, Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Dr. Edi Tri Baskoro, Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Dr. Utari Soemarmo, , Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dr. Muliyardi, Universitas Negeri Padang (UNP) Prof. Dr. Hamzah Upu, M. Ed., Universitas Negeri Makasar (UNM) Penerbit Center for Mathematics Education Development (CeMED) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Alamat Penerbit Jurusan Pendidikan Matematika Gd. FITK Lt. 6 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Djuanda No. 95 Ciputat 15412

ISSN: 1907 - 7882 Vol. 7 No. 2 Desember 2012

Jurnal Pendidikan Matematika

Page 3: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

ii

DAFTAR ISI

Kadir, Ahmad Yani Pengaruh Alat Peraga Pembelajaran Dimensi-3 dan Dimensi-2 Terhadap Hasil Belajar Geometri Bangun Ruang Ditinjau dari Kemampuan Spasial Siswa MTS…………………………121–140 Rudy Kurniawan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis..............141–151 Diana Rohati Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA 3 melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya……………………………………………………152–178 Maulana Berteka-Teki, Bermain dan Bersenang-Senang dalam Matematika ……………………………….……………..179–187 Nurhayati, Abdul Muin Penerapan Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) untuk Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa…………188–204 Rahayu Kariadinata Upaya Mengembangkan Kemampuan Tilikan Ruang (Spatial Sense Ability) Siswa melalui Pembelajaran Geometri Berbasis Multimedia........................................................................205–215 Asep Sapa’at Eksplorasi Berpikir Relasional: Kajian Berpikir Relasional Guru dan Siswa di Sekolah Dasar…………………………………………………….216–233

ISSN: 1907 - 7882 Vol. 7 No. 2 Desember 2012

Jurnal Pendidikan Matematika

Page 4: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

iii

PANDUAN UNTUK PENULIS Jurnal Pendidikan Matematika ALGORITMA merupakan jurnal yang menerbitkan artikel-artikel hasil penelitian dan artikel-artikel hasil pemikiran (kajian kepustakaan) dalam bidang pendidikan matematika. Penulisan artikel harus mengacu pada ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan redaksi jurnal ALGORITMA. Artikel yang masuk ke redaksi akan direview oleh seorang editor, dan sedikitnya seorang mitra bestrai secara anonim. Artikel yang diterima (terpilih) akan diterbitkan dan menjadi hak milik CeMED. CeMED dapat menggunakan artikel tersebut untuk berbagai kepentingan ilmiah. Artikel yang dikirim merupakan artikel yang belum pernah diterbitkan. Penulis harus membuat penyataan bahwa artikel yang dikirim belum pernah diterbitkan dan tidak sedang dalam proses penerbitan. Pernyataan ini disertakan bersama artikel yang dikirimkan. Segala sesuatu yang menyangkut perijinan penggutipan atau penggunaan software computer untuk pembuatan naskah yang dilakukan oleh penulis berikut konsekuensi hukum yang mungkin timbul karenanya, menjadi tanggung jawab penuh penulis naskah tersebut. PENGIRIMAN NASKAH Naskah dikirim ke:

Redaksi Jurnal ALGORITMA Center for Mathematics Education Development Gedung FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lantai 6 Jln. Ir. Juanda No. 95 Ciputat 15142 email: [email protected]

Naskah dikirim dalam bentuk hard copy sebanyak tiga eksemplar dan dalam bentuk soft copy dalam CD. Penulis harus menjamin bahwa semua soft file dalam CD bebas dari virus computer. Naskah dilengkapi dengan surat pengantar dari penulis dengan dilampiri Curruculum Vitae dan pernyataan bahwa artikel belum pernah diterbitkan. PERSIAPAN NASKAH Struktur naskah yang ditulis terdiri dari Pendahuluan, tinjauan Literatur, Metode, Hasil, Pembahasan, dan Referensi (untuk keterangan lebih lanjut lihat format naskah). Naskah untuk jenis hasil penelitian ditulis dalam 20 – 25 halaman, sedangkan naskah untuk jenis hasil pemikiran (kajian literatur) ditulis dalam 10 – 15 halaman termasuk gambar dan tabel.

Format Naskah Naskah yang dikirim harus memenuhi format sebagai berikut:

Page 5: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

iv

1. Naskah ditulis dalam kertas berukuran A4 dengan margin kiri 3 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 2 cm.

2. Naskah ditulis menggunakan huruf Garamond dengan ukuran huruf 12 dan spasi 1,5.

Komponen dalam Naskah 1. Judul

Judul ditulis secara singkat dan jelas, terdiri tidak lebih dari 14 kata. 2. Nama Penulis

Nama penulis ditulis tanpa gelar. Apabila penulis lebih dari satu orang, maka urutan pertama adalah penulis utama, dan kemudian penulis berikutnya.

3. Alamat Penulis Alamat penulis adalah institusi dari penulis. Institusi penulis ditulis di bawah nama.

4. Alamat Korespondensi Alamat korespondensi adalah alamat yang dapat digunakan untuk

berkomunikasi antara redaksi dan penulis. Alamat ini berupa nomor telepon, faks, dan email. Untuk penulis yang lebih dari satu redaksi hanya akan berkomunikasi dengan penulis utama yang terdapat pada alamat korespondensi tersebut.

5. Abstrak Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia/Inggris dan tidak lebih dari 200 kata. Abstrak meliputi tujuan, metode, dan hasil, dengan beberapa penjelasan mengenai pembahasan temuan.

6. Key words Maksimum menggunakan enam buah kata kunci (key words)

7. PENDAHULUAN Pendahuluan berupa uraian mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, dan tujuan. Uraian pendahuluan ditulis secara essay tanpa menggunakan sub judul.

8. TINJAUAN LITERATUR Uraian mengenai hasil tinjauan literatur yang digunakan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan atau kajian (hasil pemikiran) yang diperoleh

9. METODE Menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian atau dalam melakukan kajian (hasil pemikiran)

10. HASIL Menggambarkan hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian atau kajian berdasarkan metode yang digunakan. Hasil dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Semua huruf dalam tabel atau grafik ditulis dengan menggunakan ukuran huruf 10. Judul tabel ditulis di atas tabel dan judul atau keterangan gambar ditulis di bawah gambar yang bersangkutan.

Page 6: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

v

11. PEMBAHASAN Uraian mengenai bahasan terhadap hasil/ temuan penelitian ataupun kajian yang telah dilakukan. Uraian ini juga membahas keterkaitan hasil penelitian yang diperoleh dengan hasil-hasil penelitian terdahulu atau sebelumnya.

12. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan penelitian/kajian dalam format essay. Rekomendasi ditulis dalam paragraph berikutnya sebagai implikasi (open problem) dari hasil penelitian atau kajian

13. REFERENSI Referensi dalam artikel ditulis sesuai dengan aturan yang berlaku. Semua referensi dalam daftar referensi harus diacu dalam teks artikel dan semua referensi dalam teks artikel harus dituliskan dalam daftar referensi. Penulisan referensi dalam teks mengikuti gaya penulisan “nama-tahun”, misalnya (Azhary, 2007) atau Budiman (2009). Referensi yang digunakan dapat berupa jurnal, buku, tesis atau disertasi, dan lain-lain. Daftar referensi harus mengikuti gaya penulisan sebagai berikut:

Artikel Jurnal Nama penulis (tahun). Judul Artikel. Nama Jurnal dan volumenya.

Contoh: Satriawati G (2008). Pembelajaran Pemecahan Masalah dalam meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematik.Algorit Vol 2:180-121.

Buku Nama penulis (tahun). Judul Buku. Edisi. Kota terbit: Penerbit.

Contoh: Sharma S (1996). Applied Multivariate Techniques. New York: John Wiley & Son

Tesis atau Disertasi Nama penulis. (tahun). Judul tesis atau Disertasi. Disertasi. Kota terbit:

Penerbit. Contoh: Nanang (2009). Studi Perbandingan kemampuan Pemahaman dan pemecahan Masalah Matematik pada Kelompok SIswa yang Pembelajarannya Menggunakan Pendekatan Kontekstual dan metakognitif serta Konvensional. Disertasi. Bandung: UPI (Tidak diterbitkan).

Page 7: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Pengaruh Alat Peraga Pembelajaran Dimensi-3 dan Dimensi-2 Terhadap Hasil Belajar Geometri

Bangun Ruang Ditinjau dari Kemampuan Spasial Siswa MTS

Kadir 1, Ahmad Yani 2

1Program Studi Pendidikan Matematika FITK UIN Jakarta 2Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kolaka Sulawesi Tenggara

ABSTRAK

The objectives of this research was to investigate: The Effec Of Learning Aids And Spatial Ability Toward Space Geometry Achievement. The study was conducted at the secondary High School of MTs Negeri Kolaka, Southeast Sulawesi Province. The sample of 48 carried out by multi stage random sampling technique. The results of the study are: (1) the students’ learning achievement treated with the three-dimensional aids are higher than those treated with the two-dimensional aids. (2) there was an in interaction effect between the learning the use of aids and spatial ability the students’ learning achievement of space geometry, (3) students’ learning achievemnet the high of the spatial ablity treated with the three-dimensional aids and the two-dimensional aids, and (4) students’ learning achievement the low of the spatial ability treated with the students’ learning achievement on geometry which was treated with the thee-dimensional aids and the two-dimensional aids. Based on the result of study, the researcher suggest to apply appropriate learning aids in learning process in order to increase the students’ achievement on space geometry.

Key words: learning aids, spatial ability, geometry achievement

PENDAHULUAN Peningkatan kualitas pendidikan menunjuk pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Suatu sistem pendidikan disebut bermutu dari segi proses, jika proses belajar mengajar berlangsung secara efektif dan siswa mengalami proses pembelajaran yang bermakna. Agar pembelajaran itu efektif dan bermakna perlu ditunjang oleh sumber daya yang memadai. Keefektifan dan kebermaknaan pembelajaran digambarkan oleh hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Dengan kata lain, makin efektif pembelajaran yang dilaksanakan, makin meningkat dan baik pula hasil belajar siswa.

Page 8: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Kadir,Yani

122 ALGORITMA Vol. VII No. 2– Desember 2012

Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas itu, salah satu yang harus ada adalah guru yang berkualitas. Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

Dalam pelaksanaan kompetensi pedagogik, guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya penguasaan dalam penggunaan media/ alat peraga pembelajaran. Berkaitan dengan penggunaan media/alat peraga pembelajaran, telah diatur oleh peraturan pemerintah menyatakan bahwa “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan-bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan” (PP NO. 19 Tahun 2005, pasal 42). Pembelajaran matematika memerlukan pengalaman melalui benda-benda nyata (konkret) yaitu alat peraga untuk membantu siswa memahami konsep abstrak. Namun demikian, penggunaan alat peraga pembelajaran seringkali diabaikan dengan berbagai macam alasan seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya tidak tersedia, atau alasan lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutama, bahwa sistem pembelajaran Matematika di sekolah menengah pertama (SMP) sampai saat ini dinilai cenderung text book oriented. "Pembelajaran sistem ini cenderung abstrak sehingga konsep akademik sulit dipahami dan hasilnya belum sesuai harapan", lebih lanjut mengatakan, kesenjangan lain di lapangan, guru dalam mengajar matematika kerap kurang memperhatikan kemampuan awal siswa. Guru tidak melakukan pengajaran bermakna dengan metode pengajaran yang kurang variatif dan terkesan membosankan akibatnya, motivasi belajar siswa sulit ditumbuhkan dan pola belajarnya cenderung menghafal (Latief, 2011).

Pemilihan salah satu metode pengajaran tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas, dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik

Page 9: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Pengaruh Alat Peraga Pembelajaran Dimensi-3 dan Dimensi-2

ALGORITMA Vol. VII No. 2 – Desember 2012 123

siswa. Munadi (2008: 186), mengatakan kebanyakan para guru, dosen atau pelatih yang menggunakan media tidak mendasarkan pilihan medianya pada memikiran logis dan ilmiah, melainkan lebih karena mengikuti perkembangan majunya teknologi atau karena mengikuti kebiasaan yang berkembang di lingkungan sekolah. Demikian pula dalam proses pembelajaran di kelas para pengajar membiasakan penggunaan media yang telah disediakan oleh pihak sekolah, sehingga tidak didasarkan pada kesesuaian dengan tujuan, materi dan karakteristik siswanya.

Salah satu karakteristik siswa adalah kecerdasan. Perbedaan kecerdasan tentu saja berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam menguasai materi pelajaran yang diterimanya. Kemampuan peserta didik dalam belajar didasari beberapa jenis kecerdasan yang ada, yang dikenal dengan multi kecerdasan, di mana salah satu multi kecerdasan itu adalah kemampuan spasial. Kemampuan spasial merupakan konsep abstrak yang meliputi persepsi spasial yang melibatkan hubungan spasial termasuk orientasi sampai pada kemampuan yang rumit yang melibatkan manipulasi serta rotasi mental. Dalam kemampuan spasial diperlukan adanya pemahaman kiri kanan, pemahaman perspektif, bentuk-bentuk geometris, menghubungkan konsep spasial dengan angka dan kemampuan dalam transformasi mental dari bayangan visual. Pemahaman tersebut juga diperlukan dalam belajar matematika. Pada anak usia sekolah kemampuan spasial ini sangat penting karena kemampuan spasial erat hubungannya dengan aspek kognitif secara umum.

Dalam konteks pembelajaran matematika, kemampuan spasial siswa dalam memahami materi sangat penting terutama berkaitan dengan materi geometri. Dalam kurikulum matematika SMP/MTs kelas VIII semester 2 yang membahas mengenai geometri bangun ruang sisi datar adalah mengenai kubus, balok, prisma yang berarti kita sedang mempelajari geometri bentuk, bangun ruang, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal dan sebagainya. Pada materi ini siswa dituntut untuk membayangkan sebuah bangun agar bisa memecahkan persoalan geometri. Sebagai contoh, ketika siswa menjumpai soal geometri ruang (dimensi 3) dimana siswa diminta untuk mencari panjang garis yang menghubungkan titik tengah 2 diagonal ruang suatu balok, jika tidak ada alat peraga atau media pembelajaran, tentu tidak semua siswa mampu menvisualisasikannya.

Page 10: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Kadir,Yani

124 ALGORITMA Vol. VII No. 2– Desember 2012

Dewasa ini kita mengenal adanya media pembelajaran/alat peraga yang bisa menvisualisasikan secara gamblang bagaimana wujud tiga dimensi beserta bagian-bagian yang ada di dalamnya. Misalnya bangun kubus atau balok atau prisma yang kita buat dari kertas karton. Namun kelemahan dari alat peraga ini, kita tidak akan mampu melihat titik sudut yang ada di dalam balok atau kubus tersebut. Dan ketika ada soal yang menghendaki menghitung luas bidang diagonal ruang, maka tidak banyak siswa yang mampu menvisualisasikannya jika menggunakan alat peraga ini kecuali jika kubus atau balok itu dalam keadaan terbuka. Alat peraga bangun ruang yang terbuat dari kaca, atau bahan seperti mika. sangat membantu siswa untuk bisa menvisualisasikan bidang diagonal ruang.

Proses pembelajaran matematika harus dapat menghubungkan antara ide abstrak matematika dengan situasi nyata yang dialami atau diamati oleh siswa. Untuk itulah diperlukan media pembelajaran yang sifatnya dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca. Media yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar secara efektif dan bermakna terjadi.

Berdasarkan pemetaan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar geometri bangun

ruang siswa yang diajar menggunakan alat peraga tiga dimensi dan siswa yang diajar menggunakan alat peraga dua dimensi?

2. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara penggunaan alat peraga pembelajaran dan kemampuan spasial terhadap hasil belajar geometri bangun ruang?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar geometri bangun ruang antara siswa yang diajar menggunakan alat peraga tiga dimensi dan menggunakan alat peraga dua dimensi untuk siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi?

4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar geometri bangun ruang antara siswa yang diajar menggunakan alat peraga tiga dimensi dan menggunakan alat peraga dua dimensi untuk kelopok siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah?

Page 11: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Pengaruh Alat Peraga Pembelajaran Dimensi-3 dan Dimensi-2

ALGORITMA Vol. VII No. 2 – Desember 2012 125

TINJAUAN LITERATUR

Hasil Belajar Geometri Geometri adalah cabang matematika yang berhubungan

dengan pengukuran, sifat, dan hubungan titik, garis, ruang, dan volume (Leech, 2007: 4). Sedangkan menurut Skinner (2009: 6) geometry is a greek word that literally means the “measurement was concerned with the measurement of the earth”. Hal ini berarti secara harfiah berarti pengukuran berkaitan dengan pengukuran bumi. Maksudnya mencakup mengukur segala sesuatu yang ada di bumi. Geometri kuno sebagian dimulai dari pengukuran praktis yang diperlukan untuk pertanian orang – orang Babylonia dan Mesir. Kemudian geometri orang Mesir dan Babyloni ini diperluas untuk perhitungan panjang ruas garis, luas dan volume. Penggunaan awal geometri (penyelidikan bumi dan ukurannya), sains tertua yang pada awalnya mengkaji ukuran panjang, luas, dan volume dari bangun-bangun tertentu). Copley (2000: 105), mendefinisikan geometri adalah bagian dari matematika yang meliputi bentuk, ukuran, posisi, arah dan gerakan, dan menggambarkan serta mengklasifikasikan bentuk-bentuk fisik yang ada dalam alam semesta. Sedangkan menurut Kaplan (2009: 39) definisi umum dari geometri adalah cabang matematika yang berhubungan dengan sifat, pengukuran, dan hubungan titik, garis, sudut, permukaan dan padatan.

Dalam pembelajaran matematika di sekolah, geometri lebih berkenaan dengan bangun-bangun geometri, garis dan sudut, kesebangunan, kekongruenan, transformasi, dan geometri analitis. Geometri merupakan bagian dari matematika yang mempelajari pola-pola visual, yang menghubungkan matematika dengan dunia nyata. Geometri juga dapat dipandang sebagai sistem matematika yang menyajikan fenomena bersifat abstrak, yang dalam pembelajarannya bertahap dimulai dengan benda-benda konkrit sebagai alat peraga sesuai dengan tahap perkembangan anak. Obyek geometri merupakan hal abstrak tidak dapat diraba, dipegang, atau diamati secara langsung melalui panca indera. Misalnya bila kita menunjuk sebuah persegi panjang kemudian menggambarkan atau membuatnya dengan menggunakan lidi atau kawat, sesungguhnya itu bukanlah persegi panjang yang dimaksudkan di dalam geometri tetapi sebuah model persegi panjang. Sedangkan persegi panjang sebenarnya hanya ada dalam alam pikir manusia.

Page 12: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Kadir,Yani

126 ALGORITMA Vol. VII No. 2– Desember 2012

Sebuah bangun ruang, dalam konteks geometri ruang adalah himpunan semua titik, garis, dan bidang dalam ruang berdimensi tiga yang terletak dalam bagian tertutup beserta seluruh permukaan yang membatasinya (Suwaji, 2008: 6). Dengan demikian, sesuai dengan pengertian tersebut, maka yang termasuk dalam bangun ruang seperti yang dipelajari di SMP kelas VIII semester 2 adalah kubus, balok, limas dan prisma. Bentuk bangun ruang ini sesuai dengan yang membentuknya adalah bidang-bidang datar, maka dapat dikatakan bangun ruang sisi datar.

Dua tokoh pendidikan matematika dari Belanda, yaitu Pierre Van Hiele dan isterinya, Diana Van Hiele Geldof, pada tahun-tahun 1957 sampai 1959 menulis disertasi tentang pengajaran geometri. Teori van Hiele menempatkan sebuah hirarki pemikiran yang merentang antara usia sekitar lima tahun sampai dewasa. Van Hiele menyimpulkan bahwa terdapat lima tahap pemahaman geometri itu adalah: visualisai, analisis, deduksi informal, deduksi dan ketepatan (rigor) (Van De Walle, 2008: 154).

Gambar 1: Teori Van Hiele tentang Berpikir Geometri.

Tahap berpikir Van Hiele dapat dimaknai berikut: Tahap 0: Visualisasi, tahap ini dikenal dengan tahap dasar. Hasil pemikiran pada level 0 adalah golongan-golongan atau kelompok-kelompok dari dari bentuk-bentuk yang terlihat. Tahap 1: Analisis, tahap ini juga dikenal dengan tahap deskriptif.Hasil pemikiran pada tingkat 1 adalah sifat-sifat dari bentuk. Tahap 2: Deduksi Informal, tahap ini dikenal dengan tahap abstrak. Hasil pemikiran pada level 2 adalah hubungan diantara sifat-sifat objek geometri. Tahap 3: Deduksi, tahap ini juga dikenal dengan tahap deduksi formal. Hasil pemikiran pada tingkat 3 berupa sistem-sistem deduktif dasar dari geometri

Page 13: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Pengaruh Alat Peraga Pembelajaran Dimensi-3 dan Dimensi-2

ALGORITMA Vol. VII No. 2 – Desember 2012 127

Tahap 4: Ketepatan (Rigor), Pada tahap ini siswa bernalar secara formal. Hasil pemikiran pada tingkat 4 berupa perbandingan dan perbedaan diantara berbagai sistem-sistem geometri dasar.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar geometri bangun ruang adalah tingkat penguasaan siswa setelah mengikuti proses kegiatan belajar mengajar matematika geometri bangun ruang sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran matematika SMP/MTs.

Alat Peraga Pembelajaran Menurut Jamzuri, alat peraga dapat dibagi menjadi dua

kelompok besar, alat peraga tiga dimensi dan alat perga dua dimensi. Alat peraga dua dimensi dibagi menjadi dua kelompok yang lebih kecil yaitu alat peraga dua dimensi pada bidang transparansi dan alat peraga dua dimensi pada bidang yang tidak transparan (UT, 2007).

Media tiga dimensi ialah sekelompok alat peraga tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensi (Santyasa, 2007: 13). Alat peraga tiga dimensi dapat diproduksi dengan mudah, tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar. Kelebihan-kelebihan: memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara konkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.

Media dua dimensi adalah sebutan alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar (Santyasa, 2007: 13). Alat peraga dua dimensi dikelompokan menjadi dua, yaitu: alat peraga dua dimensi yang tidak diproyeksikan dan alat peraga dua dimensi yang diproyeksikan. Kelompok alat peraga yang tidak diproyeksikan misalnya gambar di atas kertas, foto, carta dan poster, sedangkan kelompok alat peraga dua dimensi yang diproyeksikan pada bidang transparan misalnya slaid, film strip, film, dan lembaran transparan. Adapun manfaat alat peraga dua dimensi dalam proses pembelajaran adalah penyampaian dan penjelasan mengenai informasi, pesan dan sebagainya dengan tanpa banyak menggunakan bahasa-bahasa verbal, tetapi dapat lebih memberikan kesan.

Page 14: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Kadir,Yani

128 ALGORITMA Vol. VII No. 2– Desember 2012

Kemampuan Spasial Kemampuan spasial adalah kemampuan menggambarkan

bentuk, dimensi, koordinat, proporsi, gerakan dan geografis objek dalam pikiran dan termasuk mampu membayangkan jika objek itu dirotasikan, dipindahkan kebermacam arah, disamping mampu melihat benda-benda dalam tiga dimensi (Allan & Barbara, 2009: 62).

Menurut (Gardner, 1993: 9) kecerdasan spasial yang kadang-kadang disebut kecerdasan visual atau visual-spasial, adalah kemampuan untuk membentuk dan menggunakan model mental. Selanjutnya (Jasmine, 2007: 21) menyatakan bahwa orang yang memiliki kecerdasan visual-spasial cenderung berpikir dalam atau dengan gambar dan cenderung mudah belajar melalui sajian-sajian visual seperti film, gambar, video dan peragaan model dan slaid.

Sedangkan menurut Sugianto seperti dikutip (Zoelandari, 2010) mengatakan cerdas visual spasial adalah kemampuan memahami, memproses, dan berpikir dalam bentuk visual, yaitu anak dengan kecakapan ini mampu menerjemahkan bentuk gambaran dalam pikirannya ke dalam bentuk dua atau tiga dimensi.

Menurut Armstrong yang dikutip (Musfiroh, 2008: 43), menyatakan bahwa kecerdasan visual spasial atau kecerdasan gambar atau kecerdassan pandang-ruang didefinisikan sebagai kemampuan mempersepsi dunia visual-spasial secara akurat serta mentransformasikan persepsi visul-spasial tersebut dalam berbagai bentuk. Mempersepsi dalam hal ini yakni menangkap dan memahami sesuatu melalui panca indra, visual-spasial yakni sesuatu yang terkait dengan kemampuan mata khususnya warna dan ruang, serta mentransformasikan yakni mengalihbentukkan hal yang ditangkap mata ke dalam wujud lain. Hal ini berarti bahwa kemampuan visual-spasial merupakan kemampuan berfikir dalam bentuk visualisasi, gambar, dan bentuk tiga dimensi.

Perbedaan karakteristik kedua gaya kognitif kemampuan spasial tinggi dan gaya kognitif kemampuan spasial rendah tentunya menyebabkan perbedaan penerimaan informasi dalam proses pembelajaran. Berikut adalah perbedaan kecerdasan spasial tinggi dan kecerdasan spasial rendah (Musfiroh, 2008: 192).

Dalam kecerdasan visual-spasial diperlukan adanya pemahaman kiri-kanan, pemahaman perspektif, bentuk-bentuk geometris, menghubungkan konsep spasial dengan angka dan kemampuan dalam transformasi mental dari bayangan visual.

Page 15: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Pengaruh Alat Peraga Pembelajaran Dimensi-3 dan Dimensi-2

ALGORITMA Vol. VII No. 2 – Desember 2012 129

Tabel 1: Perbedaan Kecerdasan Spasial Tinggi dan Kecerdasan Spasial Rendah

Dimensi Keserdasan Spasial

tinggi

Karakteristik Kecerdasan Spasial

Dimensi Kecerdasan

Spasial Rendah

Tinggi Berpikir imajinatif Rendah Tinggi Kecepatan berpikir hal-hal yang abstrak Rendah

Tinggi Memecahkan informasi disertai dengan citra mental

Rendah

Tinggi Menganalisis objek visual Rendah Rendah Kemampuan berbicara Tinggi Tinggi Bertindak mempertimbangkan resiko Rendah Tinggi Kecepatan memecahkan masalah disertai

gambar, tabel, atau grafik Rendah

Rendah Ketergantungan pada orang lain Tinggi Tinggi Keikutsertaan rotasi mental dalam

memecahkan masalah Rendah

Tinggi Kemampuan mencipta sesuatu Rendah Tinggi Menciptakan sesuatu seni Rendah Tinggi Merekayasa bangunan Rendah Tinggi Gubahan musik Rendah

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa kemampuan

spasial dapat diperoleh anak secara bertahap, dimulai dari pengenalan objek melalui persepsi dan aktivitas anak di lingkungannya. Jadi kemampuan anak tak hanya mampu mengamati dunia spasial secara akurat, bahkan mampu membayangkan/menggambarkan bentuk-bentuk geometri dan juga mengkonstruksikan obyek ide di dalam pikiran mereka. Dengan demikian maka yang dimaksud dengan kecerdasan/kemampuan spasial dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk menvisualisasikan benda-benda dalam tiga dimensi ketika disajikan dalam dua dimensi.

Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian (La Timbu, 2009: 153), menemukan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan spasial dengan prestasi belajar matematika baik pada kemampuan spasial total, maupun kemampuan spasial topologi dan kemampuan spasial euclidis kecuali pada kemampuan spasial proyektif, ditemukan juga bahwa tidak ada hubungan yang positif dengan prestasi belajar matematika. Selanjutnya menyatakan bahwa tes kemampuan spasial proyektif yang digunakan dalam penelitiannya, lebih

Page 16: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Kadir,Yani

130 ALGORITMA Vol. VII No. 2– Desember 2012

mengukur kemampuan mengkoordinasikan sejumlah sudut pandang yang berbeda. Penelitian Tambunan menemukan bahwa kemampuan spasial proyektif kurang mempunyai kaitan dengan kemampuan yang diukur oleh tes matematika. Tes matematika yang digunakan pada penelitian ini, lebih menuntut kemampuan spasial topologi dan kemampuan spasial euclidis.

Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka teori di atas, maka penulis

mengajukan hipotesis sebagai berikut:

a. Hasil belajar geometri bangun ruang siswa yang diajar menggunakan alat peraga tiga dimensi lebih tinggi dari pada siswa yang diajar menggunakan alat peraga dua dimensi.

b. Terdapat pengaruh interaksi antara alat peraga pembelajaran dan kemampuan spasial terhadap hasil belajar geometri bangun ruang.

c. Hasil belajar geometri bangun ruang siswa yang diajar menggunakan alat peraga tiga dimensi lebih tinggi dari pada menggunakan alat peraga dua dimensi untuk kelompok siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi.

Hasil belajar geometri bangun ruang siswa yang diajar menggunakan alat peraga tiga dimensi lebih rendah dari pada menggunakan alat peraga dua dimensi untuk kelompok siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah

METODE Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan

desain treatment by level 2x2. Desain ini disesuaikan dengan data yang diharapkan yaitu perbedaan hasil belajar geometri bangun ruang sebagai akibat dari perlakuan yang diberikan. Rancangan treatment by level disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 2: Desain Treatment by Level

Kemampuan Spasial (B)

Alat Peraga (A)

Tiga Dimensi (A1) Dua Dimensi (A2)

Rendah (B1) A1B1 A2B1

Tinggi (B2) A1B2 A2B2

Keterangan: A1 = Kelompok siswa yang diajar menggunakan alat peraga tiga dimensi A2 = Kelompok siswa yang diajar menggunakan alat peraga dua dimensi

Page 17: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Pengaruh Alat Peraga Pembelajaran Dimensi-3 dan Dimensi-2

ALGORITMA Vol. VII No. 2 – Desember 2012 131

B1 = Kelompok siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah. B2 = Kelompok siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi. A1B1

= Kelompok siswa yang diajar menggunakan alat peraga tiga dimensi yang mempunyai kemampuan spasial rendah.

A1B2 = Kelompok siswa yang diajar menggunakan alat peraga tiga dimensi

yang mempunyai kemampuan spasial tinggi. A2B1

= Kelompok siswa yang diajar menggunakan alat peraga dua dimensi yang mempunyai kemampuan spasial rendah.

A2B2 = Kelompok siswa yang diajar menggunakan alat peraga dua dimensi

yang mempunyai kemampuan spasial tinggi.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri Kolaka yang berjumlah 350 siswa yang tersebar pada 10 (sepuluh ) kelas dengan karakteristik yang homogen. Pengambilan sampel penelitian ditentukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Komposisi subyek sebagai sampel penelitian berdasarkan pengelompokan kemampuan spasial dan jenis perlakuan dapat disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3: Komposisi Subyek Penelitian Menurut Jenis Perlakuan

Kemampuan Spasial

(B)

Alat Peraga (A)

Tiga Dimensi (A1)

Dua Dimensi (A2)

Jumlah

Rendah (B1) 12 12 24

Tinggi (B2) 12 12 24

Jumlah 24 24 48

Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

a. Hipotesis Pertama H0 : μ10 ≤ μ20 H1 : μ10 > μ20

b. Hipotesis kedua H0 : Interaksi A x B = 0 H1 : Interaksi A x B ≠ 0

c. Hipotesis ketiga H0 : μ11 ≤ μ21

H1 : μ11 > μ21

d. Hipotesis keempat H0 : μ12 ≥ μ22 H1 : μ12 < μ22

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data

Deskripsi data temuan penelitian berkaitan dengan hasil belajar geometri sebagai efek dari perlakuan penerapan alat peraga Dimensi-3 dan Dimensi-2 disajikan pada tabel 4:

Page 18: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Kadir,Yani

132 ALGORITMA Vol. VII No. 2– Desember 2012

Tabel 4: Hasil Belajar Geometri Menurut Alat Peraga Pembelajaran

Variabel Terikat Statistic Alat Peraga Pembelajaran

Dimensi-3 Dimensi-2

Hasil Belajar Geometri Ruang

Mean 75,71 72,21 Median 77,00 73,00 Variance 72,74 30,35 Std. Deviation 8,53 5,51 Minimum 60 60 Maximum 90 80 Skewness -,239 -,495 Kurtosis -,672 -,254

Dari hasil analisis seperti disajikan pada tabel diatas,

mengungkapkan bahwa rata-rata hasil belajar geometri kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga Dimensi-3 sebesar 75,71 dan standar deviasi sebesar 8,53. Sedangkan rata-rata hasil belajar geometri kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga Dimensi-2 sebesar 72,21 dan standar deviasi sebesar 5,51. Secara visual kecenderungan data hasil belajar geometri dengan penggunaan alat peraga Dimensi-3, disajikan pada grafik 4.1.

Sedangkan kecenderungan data hasil belajar geometri

dengan penggunaan alat peraga Dimensi-2, secara visual disajikan pada grafik 4.2. Deskripsi data temuan penelitian berkaitan dengan hasil belajar geometri sebagai efek dari kemampuan spatial siswa (spatial tinggi dan rendah) disajikan pada tabel 4

Page 19: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Pengaruh Alat Peraga Pembelajaran Dimensi-3 dan Dimensi-2

ALGORITMA Vol. VII No. 2 – Desember 2012 133

Tabel 5: Hasil Belajar Geometri Menurut Kemampuan Spatial

Variabel Terikat Statistic Kemampuan Spasial

Tinggi Rendah

Hasil Belajar Geometri Ruang

Mean 77,54 70,38

Median 77,00 70,00

Variance 40,433 42,245

Std. Deviation 6,359 6,500

Minimum 63 60

Maximum 90 80

Skewness ,084 ,043

Kurtosis ,496 -1,095

Dari hasil analisis seperti disajikan pada tabel diatas,

mengungkapkan bahwa rata-rata hasil belajar geometri siswa dengan kemampuan spatial tinggi sebesar 77,54 dan standar deviasi sebesar 6,36. Sedangkan rata-rata hasil belajar geometri kelompok siswa yang berkemampuan spatial rendah sebesar 70,00 dan standar deviasi sebesar 6,50. Secara visual kecenderungan data hasil belajar geometri siswa dengan kemampuan spatial tinggi disajikan pada grafik 4.3. Sedangkan kecenderungan data hasil belajar geometri siswa dengan kemampuan spatial rendah, secara visual disajikan pada grafik 4.4.

Deskripsi data hasil belajar geometri sebagai efek dari dari penggunaan alat peraga pembelajaran dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan spatial siswa disajikan sebagai berikut.

Page 20: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Kadir,Yani

134 ALGORITMA Vol. VII No. 2– Desember 2012

Tabel 6: Hasil Belajar Geometri Menurut Pengaruh Interaksi Alat

Peraga dan Kemampuan Spatial Siswa Alat Peraga

Pembelajaran Kemampua

n Spatial Mean Std. Deviation N

Dimensi-3 Tinggi 81,75 4,920 12 Rendah 69,67 6,946 12 Total 75,71 8,529 24

Dimensi-2 Tinggi 73,33 4,658 12 Rendah 71,08 6,244 12 Total 72,21 5,509 24

Total Tinggi 77,54 6,359 24 Rendah 70,38 6,500 24 Total 73,96 7,319 48

Hasil analisis seperti disajikan pada tabel diatas, menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar geometri siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga Dimensi-3 sebesar 81,73 lebih tinggi dari pada yang menggunakan alat peraga Dimensi-2 sebesar 73,33 untuk siswa dengan kemampuan spatial tinggi. Sedangkan untuk siswa yang memiliki kemampuan spatial rendah

Page 21: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Pengaruh Alat Peraga Pembelajaran Dimensi-3 dan Dimensi-2

ALGORITMA Vol. VII No. 2 – Desember 2012 135

ternyata hasil belajar geometri yang diajar dengan menggunakan alat peraga Dimensi-3 sebesar 69,67 lebih rendah dari pada yang menggunakan alat peraga Dimensi-2 yaitu sebesar 71,08.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis varians 2 jalan (two way of Anova), terlebih dahulu dilakukan pengujian kesamaan varians data ke kelompok perlakuan. Hipotesis yang akan diuji:

Ho: 112 = 12

2 =212 = 22

2 vs H1: Bukan Ho

Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:Hasil Belajar (HB) geometri

F df1 df2 Sig.

1,272 3 44 ,296

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

J

Dari hasil analisis seperti disajikan pada tabel diatas, diperoleh statistika uji F = 1,272, db1 = 2, db2 = 44, dan p-value = 0,296 > 0,05 atau Ho diterima. Dengan demikian data hasil belajar geometri ruang ke empat kelompok mempunyai varians sama (homogen).

Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis untuk menguji pengaruh faktor penggunaan alat peraga, dan interaksi alat peraga dan kemampuan spatial terhadap hasil belajar geometri. Hasil pengujian hipotesis disajikan pada tabel berikut.

Tabel 7:Analisis Varians Dua Jalan

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1053,417a 3 351,139 10,550 ,000 Intercept 262552,083 1 262552,083 7888,216 ,000 A 147,000 1 147,000 4,417 ,041 B 616,333 1 616,333 18,517 ,000 A * B 290,083 1 290,083 8,715 ,005 Error 1464,500 44 33,284 Total 265070,000 48 Corrected Total 2517,917 47

a. R Squared = ,418 (Adjusted R Squared = ,379)

Dari hasil pengujian hipotesis seperti disajikan pada tabel di atas, diperoleh: (1) Fo(A) = 4,417, p-value = 0,041 < 0,05, Ho dtolak atau hasil belajar geometri siswa yang diajar dengan alat peraga Dimensi-3 lebih tinggi dari pada Dimensi-2, dan (2) Fo(AB) = 8,715, p-value = 0,005 < 0,05, Ho ditolak atau terdapat pengaruh interaksi alat peraga pembelajaran dan kemampuan spatial terhadap hasil belajar geometri.

Page 22: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Kadir,Yani

136 ALGORITMA Vol. VII No. 2– Desember 2012

Selanjutnya dilakukan uji lanjut untuk mempelajari pengaruh sederhana dengan uji kontras (uji-t) seperti disajikan pada tabel 8.

Tabel 8: Contrast Tests

Contrast Value of Contrast

Std. Error t df

Sig. (2-tailed)

Hasil Belajar (HB) geometri

Assume equal variances

1 8,42 2,355 3,574 44 ,001

2 1,42 2,355 ,601 44 ,551

Does not assume equal variances

1 8,42 1,956 4,303 21,935 ,000

2 1,42 2,696 ,525 21,755 ,605

Dari hasil analisis perbedaan (kontras) sebagaimana

disajikan pada tabel diatas diperoleh harga statistik uji –t untuk kontras sebesar 3,57, p-value = 0,001 < 0,005, Ho ditolak atau hasil belajar geometri siswa yang diajar dengan alat peraga Dimensi-3 lebih tinggi dari pada alat peraga Dimensi-2 untuk siswa yang memiliki kemampua spatial tinggi. Selanjutnya untuk kontras 2, diperoleh, harga t = 0,601, p-value = 0,551 > 0,05, Ho terima atau tidak terdapat perbedaan hasil belajar geometri antara siswa yang diajar dengan alat peraga Dimensi-3 dan alat peraga Dimensi-2 untuk siswa yang memiliki kemampua spatial rendah.

Temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa hasil belajar geometri bangun ruang siswa yang diajar dengan alat peraga Dimensi-3 lebih tinggi dari pada Dimensi-2 menunjukkan bahwa alat peraga berdimensi-3 berpengaruh lebih efektif dibandingkan dengan alat peraga berdimensi-2. Capaian rata-rata hasil belajar geometri ruang yang diajar dengan menggunakan alat peraga Dimensi-3 sebesar 75,71 dan rata-rata hasil belajar geometri ruang siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga Dimensi-2 sebesar 72,21. Apabila capaian ini dibandingkan dengan kriteria ketuntasan ideal yaitu sebesar 75 maka kelompok siswa yang diajar dengan alat peraga Dimensi-3 sudah mencapai ketuntasan belajar sedangkan kelompok siswa yang dengan menggunakan alat peraga Dimensi-2 belum mencapai ketuntasan ideal tersebut.

Temuan di atas sesuai pendapat I wayan Santyasa (2007) bahwa alat peraga Dimensi-3 memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara konkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.

Page 23: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Pengaruh Alat Peraga Pembelajaran Dimensi-3 dan Dimensi-2

ALGORITMA Vol. VII No. 2 – Desember 2012 137

Selanjutnya temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa

bahwa rata-rata hasil belajar geometri siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga Dimensi-3 lebih tinggi dari pada yang menggunakan alat peraga Dimensi-2 untuk siswa yang memiliki kemampuan spatial tinggi. Sedangkan untuk siswa yang memiliki kemampuan spatial rendah ternyata hasil belajar geometri yang diajar dengan menggunakan alat peraga Dimensi-3 tidak berbeda secara signifikan dengan siswa yang menggunakan alat peraga Dimensi-2 mengandung makna bahwa alat peraga Dimensi-3 berpengaruh lebih efektif pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan spatial tinggi dibandingkan dengan kemampuan spatial rendah. Temuan ini serupa dengan temuan penelitian La

Timbu (2009) yang menemukan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan spasial dengan prestasi belajar matematika baik pada kemampuan spasial total, maupun kemampuan spasial topologi dan

kemampuan spasial euclidis kecuali pada kemampuan spasial proyektif. Temuan lain dari penelitian ini adalah bahwa faktor alat

peraga, kemampuan spatial dan interaksi antara alat peraga dan kemampuan spatial ternyata mampu memberikan menjelaskan 41,8 % variasi hasil belajar geometi ruang siswa. Hal ini mengandung makna bahwa pembelajaran dengan menggunaan alat peraga dalam pembelajaran geometri harus mempertimbangkan kemampuan spatial siswa. Selanjutnya interkasi antara berbagai media dan alat peraga pembelajaran dengan kemampuan spatial siswa akan memberikan pengaruh yang lebih efketif terhadap hasil belajar geometri. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian: 1. Hasil belajar geometri bangun ruang siswa yang diajar

menggunakan alat peraga tiga dimensi lebih tinggi daripada hasil belajar geometri bangun ruang. Ternyata alat peraga tiga dimensi memberikan pengaruh lebih efektif terhadap hasil belajar geometri bangun ruang dibandingkan alat peraga dua dimensi. Dengan mempertimbangkan karakteristik kemampuan spasial siswa dalam pembelajaran geometri akan lebih baik dan efektif hasil belajar geometrinya dari pada yang diajar menggunakan alat peraga dua dimensi.

2. Terdapat pengaruh interaksi antara alat peraga pembelajaran dan kemampuan spasial siswa terhadap hasil belajar geometri

Page 24: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Kadir,Yani

138 ALGORITMA Vol. VII No. 2– Desember 2012

bangun ruang. Dengan demikian penggunaan alat peraga tiga dimensi dan dua dimensi mempunyai pengaruh yang efektif terhadap hasil belajar geometri bangun ruang sangat bergantung pada tingkat kemampuan spatial siswa.

3. Hasil belajar geometri bangun yang diajar menggunakan alat peraga tiga dimensi lebih tinggi dari hasil belajar geometri bangun ruang yang diajar menggunakan alat peraga dua dimensi untuk siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi. Ternyata penggunaan alat peraga tiga dimensi memberikan pengaruh yang lebih efektif terhadap hasil belajar geometeri pada siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi.

4. Siswa yang diajar menggunakan alat peraga tiga dimensi dan siswa yang diajar menggunakan alat peraga dua dimensi, hasil belajarnya tidak berbeda khususnya siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah. Dengan demikian penggunaan alat peraga tiga dimensi untuk pengajaran geometri bangun ruang, dapat diterapkan untuk siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah.

Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang berorientasi pada upaya pemanfaatan hasil penelitian dalam bidang pengajaran geometri. 1. Alat peraga pembelajaran sebagai salah satu komponen

pengajaran agar lebih mendapatkan perhatian dari pendidik. Dalam merancang pembelajaran, guru perlu menyesuaikan dengan karakteristik isi materi pembelajaran dari aspek isi fakta, konsep, prosedur atau prinsip pembelajaran serta karakteristik siswa.

2. Alat peraga tiga dimensi memberikan hasil belajar yang lebih tinggi pada mata pelajaran matematika pokok bahasan geometri bangun ruang dibanding dengan alat peraga dua dimensi. Oleh karena itu guru disarankan di dalam kegitan pembelajaran perlu menggunakan alat peraga tiga dimensi dengan memperhatikan karakteristik siswa dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia.

3. Pengukuran kemampuan spatial siswa perlu dilakukan oleh pihak sekolah, sehingga sekolah mempunyai data yang memadai sebagai landasan merancang pembelajaran geometri dengan berbagai pendekatan, metode, dan media dengan mempertimbangkan kemampuan spatial yang dimiliki siswa.

Page 25: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Pengaruh Alat Peraga Pembelajaran Dimensi-3 dan Dimensi-2

ALGORITMA Vol. VII No. 2 – Desember 2012 139

4. Perlu dilakukan penelitian beberapa kombinasi alat peraga yang tidak saja ditinjau dari kemampuan spasial siswa tetapi diperluas pada variabel-variabel yang lain yang berkaitan dengan usaha peningkatan kualitas pembelajaran geometri.

REFERENSI Copley, V. Juanita(2000). The Young Child and mathematics.

Washington: National Association for the Education of Young Children.

Fujiati(2004). Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika. Makalah disajikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMP Jenjang Dasar, Departemen Pendidikan Nasional. Yogyakarta.

Gardner, Howard. 1993. Multiple Intelligences: The Theory in Practice: A Reader. New York: Basic Books.

Jamzuri(2007). Desain dan Pembuatan Alat Peraga IPA .Jakarta: Universitas Terbuka. http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=140:pepa4202-desain-dan-pembuatan-alat-peraga-ipa&catid=30:fkip&Itemid=72 (diakses 6 Maret 2011).

Jasmine, Julia (2007). Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk: Implementasi Multiple Intelligences, terjemahan Purwanto. Bandung: Nuansa.

Kaplan, Daniel P(2009). GMAT Math Foundations: Build your Foundations in Arithmetic, Algebra and Geometry. New York: Kaplan Publishing, Inc.

La Timbu(2009). Pengaruh Bentuk Penilaian (Assessment) terhadap Hasil Belajar Fisika dengan Memperhatikan Kecerdasan Spasial Siswa SMA. Tesis. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Leech, B. Coulter(2007). Geometry Great Thinkers: The History of Geometry. New York: The Rosen Publishing Group Inc.

Munadi, Yudhi(2008). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Pres.

Page 26: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Kadir,Yani

140 ALGORITMA Vol. VII No. 2– Desember 2012

Pease, Allan dan Barbara Pease(2009). Why Men Can Only Do One Thing at One Time and Women Can’t Stop Talking, terjemahan Nayluvar. Jakarta: PT Cahaya Insan Suci.

Santyasa, I Wayan(2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah Disajikan dalam Worh Shop Media Pembelajaran Bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan, Bali, Universitas Pendidikan Ganesha.

Skinner, Stephen(2009). Sacred Geometry: Diciphering the Code. New York: Sterling Publishing Co. Inc.

Suwaji, Untung Trisna(2008). Permasalahan Pembelajaran Geometri Ruang SMP dan Alternatif Permasalahannya. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Van De Walle, John A(2008). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan dan Pengajaran, terjemahan Suyono. Jakarta: Erlangga.

Zoelandari, Mita(2010). Jika Anak Berimajinasi Lewat Gambar. http://www.inspiredkidsmagazine.com/ArtikelEducation.php

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Page 27: Jurnal Pendidikan Matematika - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46141/3/7. Pengaruh... · Upa ya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar