jurnal - partner thyrsitor

17
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar belakang, gambar dan saran tidak boelh copy 1.2 Tujuan 1. Untuk mempelajari karakteristik dan prinsip kerja SCR. 2. Untuk mempelajari penggunaan SCR sebagai penyearah. 3. Untuk mempelajari penggunaan SCR sebagai switching. 4. Untuk mengetahui aplikasi dari SCR. 5. Untuk mengetahui cara kerja dari aplikasi contoh pada SCR. BAB II DASAR TEORI Thyristor adalah komponen semikonduktor dengan sedikitnya tiga sambungan PN. Kata thyristor digunakan sebagai istilah umum untuk semua jenis komponen yang menyesuaikan dengan definisi ini. Operasi thyristor sama dengan operasi dari saklar. Seperti saklar, mekanis thyristor mempunyai dua keadaan : ON (menghantarkan) dan OFF (tidak menghantarkan). Tidak ada daerah linier antara dua keadaan seperti yang ada pada transistor. Penyearah Silikon Terkontrol (silicon-controlled rectifier) dan triac adalah alat thyristor yang paling sering digunakan. Alat tersebut adalah kuda kerja dari elektronika industri. Thyristor digunakan pada elektronika

Upload: russell-ongdrus-voc

Post on 02-Dec-2015

119 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal - Partner Thyrsitor

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang, gambar dan saran tidak boelh copy

1.2 Tujuan

1. Untuk mempelajari karakteristik dan prinsip kerja SCR.

2. Untuk mempelajari penggunaan SCR sebagai penyearah.

3. Untuk mempelajari penggunaan SCR sebagai switching.

4. Untuk mengetahui aplikasi dari SCR.

5. Untuk mengetahui cara kerja dari aplikasi contoh pada SCR.

BAB II

DASAR TEORI

Thyristor adalah komponen semikonduktor dengan sedikitnya tiga sambungan PN. Kata thyristor

digunakan sebagai istilah umum untuk semua jenis komponen yang menyesuaikan dengan definisi ini.

Operasi thyristor sama dengan operasi dari saklar. Seperti saklar, mekanis thyristor mempunyai dua

keadaan : ON (menghantarkan) dan OFF (tidak menghantarkan). Tidak ada daerah linier antara dua

keadaan seperti yang ada pada transistor.

Penyearah Silikon Terkontrol (silicon-controlled rectifier) dan triac adalah alat thyristor yang

paling sering digunakan. Alat tersebut adalah kuda kerja dari elektronika industri. Thyristor digunakan

pada elektronika daya untuk mengontrol kecepatan dan frekuensi, penyearahan dan pengubahan daya.

Aplikasi umum termasuk pengendali motor, pengendali manipulasi robot dan kontrol panas serta cahaya.

Silicon-controlled rectifier adalah alat semikonduktor empat lapis (PNPN) yang menggunakan

tiga kaki – anoda,katoda,dan gerbang – untuk operasinya. Tidak seperti pada transistor, operasi SCR tidak

dapat memperkuat sinyal. SCR tepat digunakan sebagai saklar solid-state dan dikategorikan menurut

jumlah arus yang dapat beroperasi. SCR arus rendah dapat bekerja dengan anoda kurang dari 1 A. SCR

arus tinggi dapat menangani arus beban ribuan Ampere. Sebagian besar SCR mempunyai perlengkapan

untuk penyerapan berbagai jenis panas untuk mendisipasi panas internal.

Page 2: Jurnal - Partner Thyrsitor

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

Symbol skematis untuk SCR mirip dengan symbol penyearah dioda. Pada kenyataannya, SCR

mirip dengan dioda karena SCR mnghantarkan hanya pada satu arah. Dengan perkataan lain SCR harus

diberi bias maju dari anoda ke katoda untuk konduksi arus. Tidak seperti pada dioda, ujung gerbang yang

digunakan berfungsi untuk menghidupkan alat.

Operasi SCR sama dengan operasi dioda standar kecuali bahwa SCR memerlukan tegangan positif

pada gerbang untuk meghidupkan saklar. Rangkaian crowbar dari gambar 2.1 dirancang untuk sengaja

terhubung singkat dan memutuskan sekering input jika tegangan suplai melampaui tegangan maksimum

yang ada. Rangkaian tersebut digunakan pada alat khusus yang dapat rusak jika tegangan input menjadi

terlalu tinggi.

Gambar 2.1 Rangkaian Crowbar SCR

Rangkaian SCR umumnya membuka pada tegangan input yang benar dan tidak berpengaruh pada

operasi. Jika tegangan input naik di atas 9 volt , dioda zener akan dihantarkan. Hal ini menghasilkan

penurunan tegangan pada R yang cukup untuk membuat gerbang SCR menjadi konduksi. Sekering akan

putus, membuka lin suplai dan dengan cara demikian rangkaian yang berikutnya akan terlindungi.

Masalah SCR turn off tidak terjadi pada rangkaian ac. SCR secara otomatis akan menutup (OFF)

selama siklus ketika tegangan ac pada SCR mencapai nol. Karena dicapai tegangan nol, arus anoda turun

di bawah harga arus bertahan. SCR off selama seluruh siklus ac negatif sebab SCR diberi bias terbalik.

SCR dapat digunakan untuk penghubungan arus pada beban yang dihubungkan pada sumber ac.

Karena SCR adalah penyearah, maka hanya dapat menghantarkan setengah dari gelombang input ac. Oleh

karena itu,output maksimum yang diberikan adalah 50%; bentuknya adalah bentuk gelombang dc yang

berdenyut setengah gelombang.

Ketika SCR dihubungkan pada sumber tegangan ac, SCR dapat juga digunakan untuk merubah

atau mengatur jumlah daya yang diberikan pada beban. Pada dasarnya SCR melakukan fungsi yang sama

seperti rheostat, tetapi SCR jauh lebih efisien.

Rangkaian trigger menghidupkan SCR pada titik yang sudah ditentukan sebelumnya selama tiap

siklus penuh ac. Pada penyetelah setengah daya dari knot kontrol, terjadi pulsa trigger gerbang pada titik

tengah dari setengah siklus positif. Rangkaian anoda-katoda menghantarkan untuk sisa siklus yang

mensuplai hanya setengah tegangan maksimum dan setengah arus beban. SCR mempunyai kemampuan

untuk dihidupkan setiap waktu selama siklus setengah positif dari gelombang AC yang di berikan. Jumlah

waktu SCR menghantar selama tiap siklus setengah positif menentukan daya yang diberikan pada beban.

Rangkaian trigger digunakan untuk mensuplai pulsa trigger dari arus ke gerbang. Arus pulsa tersebut

ditentukan waktunya oleh penyetelan knop pengatur-manual.

Untuk penyetelan knop penuh pengontrol, pulsa trigger diberikan dekat start dari siklus setengah

positif. Rangkaian anoda ke katoda kemudian menghantar selama tegangan dan arus

Page 3: Jurnal - Partner Thyrsitor

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

maksimum yang mensuplai siklus setengah gelombang ke beban. Keuntungan utama dari system ini

adalah terlihat tidak ada daya yang dibuang yang diubah menjadi panas. Panas dibangkitkan ketika arus

dikontrol oleh tahanan, tidak ketika diswitch. SCR juga dapat penuh ON atau penuh OFF. SCR tidak

pernah menghambat arus hanya sebagian jalan.

SCR memerlukan pergeseran fase supaya mempunyai output yang variable. Ini berarti

penggeseran fase dari tegangan diberikan pada gerbang berhubungan dengan tegangan yang diberikan

pada anoda. UJT dikembangkan untuk mengerjakan pekerjaan rangkaian SCR dalam penggeseran fase.

Transformator dan penyearah jembatan digunakan untuk menyediakan arus searah tegangan rendah yang

diperlukan untuk mengoperasikan UJT. UJT bertahan OFF sampai kapasitor C1 mengisi pada level

tegangan yang sudah ditentukan sebelumnya. Apabila level tersebut tercapai, UJTberubah menjadi ON

dan mengosongkan kapasitor melalui tahanan R2. Pengosongan tersebut menghasilkan pulsa arus melalui

R2. Pengosongan tersebut menghasilkan pulsa arus melalui R2, yang mengtrigger gerbang-gerbang SCR.

Waktu pengisian kapasitor dan kecepatan pulsa UJT dikontrol oleh tahana variabel R1. Pulsa yang

dihasilkan oleh UJT akan terjadi lebih awal atau lebih akhir dari pemisahan ac tergantung pada

penyetelan R1. Kalau R1 turun, C1 mengisi lebih cepat, UJT menyala (hidup) lebih awal dan daya beban

meingkat. Rangkaian SCR dari gambar 2.2 dapat digunakan untuk “start lunak” dari motor induksi tiga

fase. Dua SCR dihubungkanb secara paralel untuk memperoleh kontrol gelombang penuh. Dalam tema

hubungan ini, SCR pertama mengontrol tegangan apabila tegangan positif dengan bentuk gelombang

sinus dan SCR yang lain mengontrol tegangan apabila tegangan negatif.

Gambar 2.2 SCR terbalik paralel

Kontrol arus dan kecepatan dicapai dengan pemberian trigger dan penyelaan SCR pada waktu

yang berbeda selama setengah siklus. Jika pulsa gerbang diberikan awal pada setengah siklus, outputnya

tinggi. Jika pulsa gerbang diberikan terlambat pada setengah siklus, hanya sebagian kecil dari bentuk

gelombang dilewatkan dan outputnya rendah. (Petruzella,Frank D, 1996)

Thyristor (atau rectifier yang dikendalikan silicon) adalah perangkat tiga termal yang dapat

digunakan untuk pensaklaran dan pengendalian daya ac. Thyristor dapat berubah dengan sangat cepat dari

kondisi menghantar ke kondisi tidak-menghantar. Dalam kondisi ‘mati’, thyristor memiliki arus bocor

yang dapat diabaikan, sementara dalam kondisi ‘hidup’ perangkat ini memiliki resistansi yang sangat

rendah, ini mengakibatkan hilangnya daya yang sangat kecil pada thyristor bahkan ketika level daya yang

cukup besar sedang dikendalikan. Apabila berada dalam kondisi menghantar, thyristor akan tetap

menghantar, thyristor akan tetap menghantar (yaitu disaklarkan ke kondisi ‘hidup’) hingga arus maju

berhenti mengalir ke dalam perangkat tersebut.

Dalam aplikasi-aplikasi dc, hal ini mengharuskan penghentian (atau pemutusan) catu sebelum

perangkat dapat dikembalikan kepada kondisi tidak menghantar (reset). Ketika perangkat ini digunakan

dengan sebuah sumber bolak balik, perangkat akan secara otomatis kembali di-reset setiap kali sumber

Page 4: Jurnal - Partner Thyrsitor

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

berganti arah. Perangkat ini kemudian akan diaktifkan kembali pada setengah-siklus berikutnya yang

memiliki polaritas yang sesuai untuk memungkinkan penghantaran.

Gambar 2.3 Beberapa kemasan dioda yang umum digunakan

Sebagaimana dioda silikon konvensional, thyristor memiliki sambungan anoda dan katoda;

kontrol diterapkan dengan menggunakan sebuah terminal gerbang. Perangkat tersebut dipicu ke dalam

kondisi menghantar (kondisi ‘hidup’) dengan jalan memberikan pulsa arus kepada terminal ini. Pemicu

thyristor yang efektif membutuhkan suatu pulsa pemicu gerbang yang memiliki waktu kenaikan (rise

time) yang cepat yang diperoleh dari sumber dengan resistansi rendah. Pemicuan dapat menjadi kacau

apabila arus gerbang tidak mencukupi atau ketika arus gerbang berubah secara lambat.

Triac adalah pengembangan dari thyristor yang ketika dipicu, akan menghantar baik pada

setengah-siklus positif maupun negatif dai tegangan yang diberikan. Triac memiliki tiga terminal dikenal

sebagai terminal utama satu ( MT1), terminal utama dua (MT2) dan gerbang (G). Triac dapat dipicu baik

oleh tegangan positif maupun negatif yang dicatu di antara G dan MT1 dengan masing-masing tegangan

positif dan negatif pada MT2. Triac oleh karenanya menyediakan kontrol gelombang penuh dan

menawarkan kinerja yang lebih unggul dalam aplikasi-aplikasi kontrol daya ac jika dibandingkan dengan

thyristor yang hanya dapat menyediakan kontrol setengah gelombang.

Untuk menyederhanakan desain rangkaian pemicu, triac seringkali digunakan bersama-sama

dengan diac (ekuivalen dengan sebuah dioda dua arah). Sebuah diac yang tipikal menghantar dengan

sangat baik ketika tegangan yang diberikan melampaui sekitar 30V pada arah manapun. Setelah

memasuki kondisi menghantar, resistansi diac jatuh hingga mencapai nilai yang sangat rendah sehingga

arus yang relatif besar akan mengalir. (Tooley,Michael. 2002)

Sebuah thyristor adalah sebuah empat sisi berbahan semikonduktor yang menggunakan masukan

internal untuk menghasilkan aksi. Tidak seperti transistor bipolar atau FET, yang dapat dioperasikan

sebagai fungsi lain seperti sebagai amplifier linier atau sebagai switching, thyristor hanya dapat

dioperasikan sebagai switching. Kegunaan utama dari komponen ini adalah dalam mengontrol jumlah

besar arus pada motor, , system pencahayaan, dan perangkat lainnya. Secara kebetulan, kata “ thyristor”

adalah dari Yunani dan artinya “ pintu”.

Sebuah perubahan pada beberapa titik pada perulangan adalah diamplifikasikan dan dikembalikan

ke poin awal dengan fase yang sama. Untuk proses instan, jika basis Q2 meningkat, maka kolektor Q2 juga

meningkat. Gaya ini lebih berbasis melalui Q1. Produksi sebuah Q1 dalam jumlah yang besar ke kolektor,

dimana Q2 menjadi basis lebih sulit.

Di sisi lain, jika sesuatu yang menyebabkan basis Q2 sering mengalami penurunan, maka kolektor

Q2 akan meningkat. Ini mereduksi basis jumlah Q1. Pada bagiannya, ada kurang dari Q1 dengan jumlah

kolektor, yang mengurangi basis Q2 bahkan lebih besar. Regenerasi ini berlangsung hingga kedua

Page 5: Jurnal - Partner Thyrsitor

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

transistor digunakan hingga terputus. Pada saat itu, perlakuan rangkaian akan berfungsi sebagai switch

buka.

Rangkaian tersebut dapat digunakan pada dua keadaan terbuka dan tertutup. Jika tertutup,

rangkaian akan tetap tertutup hingga sesuatu yang menyebabkan alirannya menurun. Jika terbuka,

rangkaian akan tetap terbuka hingga sesuatu juga menyebabkan alirannya meningkat. Salah satu cara

untuk menutup rangkaian adalah dengan menggunakan triggering, mengaplikasikan sebuah tegangan bias

maju ataupun basis.

Cara lain untuk menutup sebuah selot adalah dengan breakover. Iniberarti menggunkana sebuah

bantuan tegangan yang cukup VCC untuk merusak baik dioda kolektor. Sekali keruskan dimulai, arus

kelaur dari satu kolektor dan menarik basis yang lain. Efek ini adalah sama dengan jika basis memperoleh

trigger. Walaupun kerusakan mulai dengan kerusakan saru dari dioda-dioda kolektor, ini berakhir pada

keuda transistor dalam keadaan saturasi. Bagaimana kita membuka selot yang ideal? satu cara adalah

dengan mengurangi arus beban menjadi nol. Paksaan pada transistor untuk keluar dari saturasi dan

kembali ke keadaan terbuka. (Malvino,A. Paul . 1973)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Komponen

3.1.1 Peralatan dan Fungsi

1. PSA Adjust

Fungsi : Sebagai sumber tegangan yang akan dialirkan ke rangkaian

2. Multimeter

Fungsi : Sebagai alat yang digunakan untuk melihat LED masih bagus atau tidak

3.Saklar

Fungsi : memutus dan menyambungkan arus yang mengalir

4. Protoboard

Fungsi : sebagai tempat untuk merangkai rangkaian sementara.

5. Penjepit buaya

Fungsi : untuk menghubungkan komponen dengan komponen yang lain

6. Kabel penghubung

Fungsi : untuk menghubungkan komponen ke peralatan

7. Cok sambung

Fungsi : untuk menghubungkan peralatan dengan arus listrik

Page 6: Jurnal - Partner Thyrsitor

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

3.1.2 Komponen dan Fungsi

1. SCR

Fungsi : untuk penyaklaran pada arus yang benar

2. LED

Fungsi : sebagai lampu indikator

3. Resistor (470 Ω, 1K dan 500 Ω)

Fungsi : untuk menghambat arus yang mengalir pada rangkaian

3.2 Prosedur Percobaan

1. Disiapkan peralatan.

2. Dipasang rangkaian SCR seperti pada gambar berikut ini

3. Dihubungkan saklar 1 ke rangkaian, kutub negatif pada gate dan kutub positif ke resistor

500W.

4. Dihubungkan saklar 2 ke rangkaian, kutub positif pada gate dan kutub negatif ke Katoda.

5. Dihubungkan kutub positif PSA dengan tegangan 12V ke resistor 470 Ω dan ground PSA ke

Katoda.

6. Diatur saklar 1 dengan keadaan ON dan saklar 2 dengan keadaan ON.

7. Diamati keadaan LED.

Page 7: Jurnal - Partner Thyrsitor

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

8. Diatur saklar 1 dengan keadaan ON dan saklar 2 dengan keadaan OFF.

9. Diamati keadaan LED.

10. Diatur saklar 1 dengan keadaan OFF dan saklar 2 dengan keadaan ON.

11. Diamati keadaan LED.

12. Diatur saklar 1 dengan keadaan OFF dan saklar 2 dengan keadaan OFF.

13. Diamati keadaan LED.

14. Dicatat hasil untuk setiap pengamatan pada tabel data percobaan.

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Gambar Percobaan

4.2. Data Percobaan

Saklar

Page 8: Jurnal - Partner Thyrsitor

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

LED KeteranganS1 S2

ON ON Mati Jika S1hidupdan S2hidupmaka

LED akanmati

ON OFF Hidup Jika S1hidupdan S2matimaka LED

hidup

OFF ON Mati Jika S1matidan S2hidupmaka LED

mati

OFF OFF Mati Jika S1matidan S2matimaka LED

mati

Medan, 01 April 2013

Asisten, Praktikan,

(LasminiSihombing) (Russell)

4.3 Analisa Data

1. Berdasarkan data dan analisa yang kamu lakukan maka buatlah kesimpulan dari masing-masing

aplikasi SCR, apakah hasil percobaannya sesuai dengan teori ?

Page 9: Jurnal - Partner Thyrsitor

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

Berdasarkan data dan analisa yang kami lakukan, SCR dapat digunakan sebagai penyearah dan

dapat digunakan sebagai switching dengan menggunakan saklar sebagai penyambung dan

pemutus arus. Hasil percobaan yang dilakukan sesuai dengan teori karena, saat salah satu saklar

dalam keadaan ON, maka arus akan melewati gate tempat masuknya arus dan ketika kedua saklar

dimatikan, maka tidak ada arus yang mengalir sehingga LED tidak menyala.

2. Berilah beberapa contoh rangkaian yang menggunakan SCR dan SCR sebagai apa.

Contoh rangkaian yang menggunakan SCR:

- Rangkaian SCR sebagai pendeteksi kebocoran gas

- Rangkaian SCR Sebagai Saklar Pengaman Elektronik

3. Rancanglah suatu rangkaian yang menggunakan komponen SCR!

Rancangan rangkaian yang menggunakan komponen SCR:

4. Aplikasi dari SCR.

Aplikasi dari SCR terdapat pada saklar, penyerah, pengatur tegangan AC/ DC, pengunci di dalam

rangkaian sensor tanpa cahaya.

BAB V

Page 10: Jurnal - Partner Thyrsitor

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Karakteristik dan prinsip kerja SCR adalah arus yang melalui anoda A ke katoda K relative sangat

kecil selama tegangan diantaranya belum melawati VBO (Break Over Voltage). Setelah arus

terlewati maka tegangan antara Anoda ke Katoda akan turun hingga mencapai harga VH (Hold

Voltage). Dioda akan tetap menghantar selama arus yang melewatinya tidak kurang dari nilai IH.

2. Penggunaan SCR sebagai penyearah sebagaimana dioda silikon konvensional, SCR memiliki

sambungan anoda dan katoda; kontrol diterapkan dengan menggunakan sebuah terminal gerbang.

Perangkat tersebut dipicu ke dalam kondisi menghantar (kondisi ‘hidup’) dengan jalan

memberikan pulsa arus kepada terminal ini. Pemicu SCR yang efektif membutuhkan suatu pulsa

pemicu gerbang yang memiliki waktu kenaikan (rise time) yang cepat yag diperoleh dari sumber

dengan resistansi rendah. Pemicu dapat menjadi kacau apabila arus gerbang tidak mencukupi atau

ketika arus gerbang berubah secara lambat.

3. Penggunaan SCR sebagai switching yaitu SCR yang dihubungkan dengan menggunakan 2 saklar

yang masing – masing kutub positif saklar dihubungkan ke gate SCR sehingga apabila salah satu

saklar dimatikan, lampu LED akan tetap menyala karena masih ada arus yang mengalir ke gate

melalui saklar yang lain. Oleh karena itu, SCR dapat digunakan sebagai switching seperti halnya

transistor.

4. Aplikasi dari SCR salah satunya yaitu alarm anti maling.

5. Cara kerja dari aplikasi di atas adalah sebagai berikut: Prinsip kerja dari alarm ini menggunakan

sebuah komponen yang peka terhadap cahaya. Jadi, jika si pencuri menutup jalur cahaya yang

diterima oleh komponen tersebut, maka komponen tersebut akan mempengaruhi komponen yang

lain sehingga rangkaian akan menghasilkan bunyi yang dapat menandakan terdapat pencuri

sehingga pencuri dapat dideteksi dan segera dilakukan tindakan selanjutnya. Komponen peka

cahaya yang saya pakai adalah LDR (Light Dependent Resistor). Komponen ini akan mempunyai

hambatan besar jika cahaya yang diterimanya menjadi redup atau tidak terkena cahaya. Jadi, jika

terdapat pencuri yang menghalangi cahaya yang diterima oleh LDR, maka LDR akan menjadi

pemicu untuk menghidupkan alarm. Alarm yang saya pakai memakai jasa buzzer untuk

menghasilkan suara. Rangkaian alarm pencuri sederhana ini dapat digunakan di tempat-tempat

yang ingin terbebas dari pencuri, misalnya di rumah. Alarm diletakkan di tempat yang terkena

cahaya dan di tempat strategis yang menjadi jalan pencuri dalam menjalankan aksinya untuk

masuk ke dalam rumah. Sehingga jika pencuri lewat dapat menutup cahaya yang diterima

rangkaian sehingga alarm akan berbunyi. Atau alarm bisa juga diletakkan di belakang pintu

bagian dalam, jadi bila pintu terbuka maka cahaya yang diterima oleh rangkaian akan terhalang

oleh daun pintu yang terbuka tersebut sehingga alarm akan berbunyi.

Page 11: Jurnal - Partner Thyrsitor

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Malvino, A.Paul. 1973. ELECTRONIC PRINCIPLES.Third Edition.United State of America: McGraw

Hill.

Pages : 652 – 654

Petruzella, Frank D. 1996. ELEKTRONIK INDUSTRI. Edisi Kedua.Yogyakarta : ANDI.

Page 12: Jurnal - Partner Thyrsitor

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

Halaman : 263 – 269

Tooley,Michael. 2003. RANGKAIAN ELEKTRONIK PRINSIP DAN RANGKAIAN. Edisi Kedua.

Jakarta: Erlangga.

Halaman : 87 – 89

Medan, 01 April 2013

Asisten, Praktikan,

( Lasmini Sihombing ) (Russell)