jurnal mengembangkan kemampuan sosial...
TRANSCRIPT
JURNAL
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL DALAMKEMANDIRIAN MELALUI KEGIATAN OUTBOUND PADA ANAK
KELOMPOK A RA AT-TAQWA DESA SONOAGENG KECAMATANPRAMBON KABUPATEN NGANJUK
IMPROVING SOCIAL EMOCIONAL ABILITY IN INDEPENDENCE BYOUTBOND ACTIVITY AT A GROUP STUDENT RA AT-TAQWA
SONOAGENG VILLAGE PRAMBON DISTRICT NGANJUK REGENCY
Oleh:INING RULIANA
14.1.01.11.0191P
Dibimbing oleh :1. Intan Prastihastari Wijaya, M.Pd., M.Psi.
2. Widi Wulansari, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI2016
JURNAL
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL DALAMKEMANDIRIAN MELALUI KEGIATAN OUTBOUND PADA ANAK
KELOMPOK A RA AT-TAQWA DESA SONOAGENG KECAMATANPRAMBON KABUPATEN NGANJUK
IMPROVING SOCIAL EMOCIONAL ABILITY IN INDEPENDENCE BYOUTBOND ACTIVITY AT A GROUP STUDENT RA AT-TAQWA
SONOAGENG VILLAGE PRAMBON DISTRICT NGANJUK REGENCY
Oleh:INING RULIANA
14.1.01.11.0191P
Dibimbing oleh :1. Intan Prastihastari Wijaya, M.Pd., M.Psi.
2. Widi Wulansari, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI2016
JURNAL
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL DALAMKEMANDIRIAN MELALUI KEGIATAN OUTBOUND PADA ANAK
KELOMPOK A RA AT-TAQWA DESA SONOAGENG KECAMATANPRAMBON KABUPATEN NGANJUK
IMPROVING SOCIAL EMOCIONAL ABILITY IN INDEPENDENCE BYOUTBOND ACTIVITY AT A GROUP STUDENT RA AT-TAQWA
SONOAGENG VILLAGE PRAMBON DISTRICT NGANJUK REGENCY
Oleh:INING RULIANA
14.1.01.11.0191P
Dibimbing oleh :1. Intan Prastihastari Wijaya, M.Pd., M.Psi.
2. Widi Wulansari, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI2016
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
SURAT PERNYATAANARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2016
Yang bertanda tangan di bawah ini:Nama Lengkap : Ining Ruliana
NPM : 14.1.01.11.0191P
Telepun/HP : 081385222324
Alamat Surel (Email) : -
Judul Artikel : Mengembangkan Kemampuan Sosial Emosional Dalam
Kemandirian Melalui Kegiatan Outbound pada Anak
Kelompok A RA At-Taqwa Desa Sonoageng Kecamatan
Prambon Kabupaten Nganjuk
Fakultas – Program Studi : FKIP – PG-PAUD
Nama Perguruan Tinggi : Universitas Nusantara PGRI Kediri
Alamat Perguruan Tinggi : Jalan K. H. Achmad Dahlan No. 76 Mojoroto Kediri
Dengan ini menyatakan bahwa :
a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan
bebas plagiarisme;
b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,
saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mengetahui Kediri, 18 Juli 2016
Pembimbing I
Intan Prastihastari Wijaya, M.Pd., M.Psi.NIDN 0729078402
Pembimbing II
Widi Wulansari, M.Pd.NIDN 0724038803
Penulis,
Ining RulianaNPM 14.1.01.11.0191P
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
SURAT PERNYATAANARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2016
Yang bertanda tangan di bawah ini:Nama Lengkap : Ining Ruliana
NPM : 14.1.01.11.0191P
Telepun/HP : 081385222324
Alamat Surel (Email) : -
Judul Artikel : Mengembangkan Kemampuan Sosial Emosional Dalam
Kemandirian Melalui Kegiatan Outbound pada Anak
Kelompok A RA At-Taqwa Desa Sonoageng Kecamatan
Prambon Kabupaten Nganjuk
Fakultas – Program Studi : FKIP – PG-PAUD
Nama Perguruan Tinggi : Universitas Nusantara PGRI Kediri
Alamat Perguruan Tinggi : Jalan K. H. Achmad Dahlan No. 76 Mojoroto Kediri
Dengan ini menyatakan bahwa :
a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan
bebas plagiarisme;
b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,
saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mengetahui Kediri, 18 Juli 2016
Pembimbing I
Intan Prastihastari Wijaya, M.Pd., M.Psi.NIDN 0729078402
Pembimbing II
Widi Wulansari, M.Pd.NIDN 0724038803
Penulis,
Ining RulianaNPM 14.1.01.11.0191P
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
SURAT PERNYATAANARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2016
Yang bertanda tangan di bawah ini:Nama Lengkap : Ining Ruliana
NPM : 14.1.01.11.0191P
Telepun/HP : 081385222324
Alamat Surel (Email) : -
Judul Artikel : Mengembangkan Kemampuan Sosial Emosional Dalam
Kemandirian Melalui Kegiatan Outbound pada Anak
Kelompok A RA At-Taqwa Desa Sonoageng Kecamatan
Prambon Kabupaten Nganjuk
Fakultas – Program Studi : FKIP – PG-PAUD
Nama Perguruan Tinggi : Universitas Nusantara PGRI Kediri
Alamat Perguruan Tinggi : Jalan K. H. Achmad Dahlan No. 76 Mojoroto Kediri
Dengan ini menyatakan bahwa :
a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan
bebas plagiarisme;
b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,
saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mengetahui Kediri, 18 Juli 2016
Pembimbing I
Intan Prastihastari Wijaya, M.Pd., M.Psi.NIDN 0729078402
Pembimbing II
Widi Wulansari, M.Pd.NIDN 0724038803
Penulis,
Ining RulianaNPM 14.1.01.11.0191P
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL DALAMKEMANDIRIAN MELALUI KEGIATAN OUTBOUND PADA ANAK
KELOMPOK A RA AT-TAQWA DESA SONOAGENG KECAMATANPRAMBON KABUPATEN NGANJUK
Ining RulianaNPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
-Intan Prastihastari Wijaya, M.Pd., M.Psi1 dan Widi Wulansari, M.Pd.2
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa kemampuansosial emosional dalam kemandirian masih rendah, oleh karena itu peneliti berupaya mengembangkankemampuan sosial emosional dalam kemandirian melalui pembelajaran yang menarik danmenyenangkan yaitu melalui kegiatan outbound.
Permasalahan penelitian ini adalah: “ Apakah kegiatan outbound dapat mengembangkankemampuan sosial emosional dalam kemandirian pada anak kelompok A RA At-Taqwa DesaSonoageng Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk?”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyekpenelitian anak kelompok A RA At-Taqwa Desa Sonoageng Kecamatan Prambon KabupatenNganjuk. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, menggunakan instrumen berupa RKM, RKH,lembar observasi aktivitas anak didik, lembar observasi aktivitas guru dan kegiatan pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan perkembangan kemampuan sosial emosional dalamkemandirian melalui kegiatan outbound yakni prasiklus 29,41%, kemudian siklus I mencapai 47,06%,siklus II mencapai 58,82%, dan siklus III mencapai 82,35%. Berdasarkan data di atas dapat ditarikkesimpulan melalui kegiatan outbound dapat mengembangkan kemampuan sosial emosional dalamkemandirian pada anak kelompok A RA At-Taqwa Desa Sonoageng Kecamatan Prambon KabupatenNganjuk.
KATA KUNCI : kemampuan sosial emosional, kemandirian, metode outbound
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL DALAMKEMANDIRIAN MELALUI KEGIATAN OUTBOUND PADA ANAK
KELOMPOK A RA AT-TAQWA DESA SONOAGENG KECAMATANPRAMBON KABUPATEN NGANJUK
Ining RulianaNPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
-Intan Prastihastari Wijaya, M.Pd., M.Psi1 dan Widi Wulansari, M.Pd.2
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa kemampuansosial emosional dalam kemandirian masih rendah, oleh karena itu peneliti berupaya mengembangkankemampuan sosial emosional dalam kemandirian melalui pembelajaran yang menarik danmenyenangkan yaitu melalui kegiatan outbound.
Permasalahan penelitian ini adalah: “ Apakah kegiatan outbound dapat mengembangkankemampuan sosial emosional dalam kemandirian pada anak kelompok A RA At-Taqwa DesaSonoageng Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk?”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyekpenelitian anak kelompok A RA At-Taqwa Desa Sonoageng Kecamatan Prambon KabupatenNganjuk. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, menggunakan instrumen berupa RKM, RKH,lembar observasi aktivitas anak didik, lembar observasi aktivitas guru dan kegiatan pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan perkembangan kemampuan sosial emosional dalamkemandirian melalui kegiatan outbound yakni prasiklus 29,41%, kemudian siklus I mencapai 47,06%,siklus II mencapai 58,82%, dan siklus III mencapai 82,35%. Berdasarkan data di atas dapat ditarikkesimpulan melalui kegiatan outbound dapat mengembangkan kemampuan sosial emosional dalamkemandirian pada anak kelompok A RA At-Taqwa Desa Sonoageng Kecamatan Prambon KabupatenNganjuk.
KATA KUNCI : kemampuan sosial emosional, kemandirian, metode outbound
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL DALAMKEMANDIRIAN MELALUI KEGIATAN OUTBOUND PADA ANAK
KELOMPOK A RA AT-TAQWA DESA SONOAGENG KECAMATANPRAMBON KABUPATEN NGANJUK
Ining RulianaNPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
-Intan Prastihastari Wijaya, M.Pd., M.Psi1 dan Widi Wulansari, M.Pd.2
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa kemampuansosial emosional dalam kemandirian masih rendah, oleh karena itu peneliti berupaya mengembangkankemampuan sosial emosional dalam kemandirian melalui pembelajaran yang menarik danmenyenangkan yaitu melalui kegiatan outbound.
Permasalahan penelitian ini adalah: “ Apakah kegiatan outbound dapat mengembangkankemampuan sosial emosional dalam kemandirian pada anak kelompok A RA At-Taqwa DesaSonoageng Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk?”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyekpenelitian anak kelompok A RA At-Taqwa Desa Sonoageng Kecamatan Prambon KabupatenNganjuk. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, menggunakan instrumen berupa RKM, RKH,lembar observasi aktivitas anak didik, lembar observasi aktivitas guru dan kegiatan pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan perkembangan kemampuan sosial emosional dalamkemandirian melalui kegiatan outbound yakni prasiklus 29,41%, kemudian siklus I mencapai 47,06%,siklus II mencapai 58,82%, dan siklus III mencapai 82,35%. Berdasarkan data di atas dapat ditarikkesimpulan melalui kegiatan outbound dapat mengembangkan kemampuan sosial emosional dalamkemandirian pada anak kelompok A RA At-Taqwa Desa Sonoageng Kecamatan Prambon KabupatenNganjuk.
KATA KUNCI : kemampuan sosial emosional, kemandirian, metode outbound
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
I. LATAR BELAKANGRoudhotul Athfal (RA) merupakan
lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan anak usia
dini secara terprogam dan terencana
dengan tujuan untuk membantu anak
didik mengembangkan berbagai potensi
baik fisik maupan psikis yang meliputi
moral dan nilai-nilai agama, sosial
emosional,kognitif, bahasa, fisik
motorik, dan seni untuk siap memasuki
pendidikan dasar.
Perkembangan berbagai aspek
tersebut saling berkaitan dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Semua
aspek perlu dikembangkan secara
optimal dalam kegiatan pembelajaran
anak usia dini secara keseluruhan tidak
hanya berfokus pada salah satu aspek
perkembangan saja.
Kemandirian anak merupakan salah
satu aspek perkembangan sosial
emosional yang mempunyai peranan
penting, karena aspek kemandirian
dimaksudkan untuk membina anak agar
dapat menolong dirinya sendiri dalam
rangka kecakapan hidup (life skill) serta
memperoleh ketrampilan dasar yang
berguna untuk kelangsungan hidup anak.
Oleh karena itu, melalui pemberian
rangsangan, stimulasi dan bimbingan,
diharapkan akan meningkatkan
perkembangan perilaku dan sikap yang
baik, sehingga akan menjadi dasar utama
dalam pembentukan pribadi anak sesuai
dengan nilai-nilai yang ada di
masyarakat.
Kemandirian menurut Astiati
(dalam Wiyani,2014) merupakan
kemampuan atau ketrampilan yang
dimiliki anak untuk melakukan segala
sesuatunya sendiri, baik yang terkait
dengan aktivitas bantu diri maupun
aktivitas dalam kesehariannya tanpa
tergantung pada orang lain.
Anak yang kurang mandiri
cenderung selalu bergantung pada orang
lain dan selalu butuh bantuan orang lain.
Anak selalu mencari perlindungan dan
dukungan orang lain. Tanpa disadari
bahwa anak sedang merusak
kemampuan dan kepercayaannya sendiri
dalam mencapai segala kebutuhannya
sendiri.
Kemandirian menurut Subroto
(dalam Wiyani, 2014) adalah
kemampuan anak untuk melakukan
aktivitas sendiri atau mampu berdiri
sendiri dalam berbagai hal. Anak
mandiri adalah harapan bagi semua
pihak baik dari pihak sekolah maupun
pihak orangtua atau wali murid, hal ini
dikarenakan anak usia dini akan mampu
mengambil keputusan sendiri,
bertanggung jawab dan memiliki
kepercayaan diri.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
I. LATAR BELAKANGRoudhotul Athfal (RA) merupakan
lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan anak usia
dini secara terprogam dan terencana
dengan tujuan untuk membantu anak
didik mengembangkan berbagai potensi
baik fisik maupan psikis yang meliputi
moral dan nilai-nilai agama, sosial
emosional,kognitif, bahasa, fisik
motorik, dan seni untuk siap memasuki
pendidikan dasar.
Perkembangan berbagai aspek
tersebut saling berkaitan dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Semua
aspek perlu dikembangkan secara
optimal dalam kegiatan pembelajaran
anak usia dini secara keseluruhan tidak
hanya berfokus pada salah satu aspek
perkembangan saja.
Kemandirian anak merupakan salah
satu aspek perkembangan sosial
emosional yang mempunyai peranan
penting, karena aspek kemandirian
dimaksudkan untuk membina anak agar
dapat menolong dirinya sendiri dalam
rangka kecakapan hidup (life skill) serta
memperoleh ketrampilan dasar yang
berguna untuk kelangsungan hidup anak.
Oleh karena itu, melalui pemberian
rangsangan, stimulasi dan bimbingan,
diharapkan akan meningkatkan
perkembangan perilaku dan sikap yang
baik, sehingga akan menjadi dasar utama
dalam pembentukan pribadi anak sesuai
dengan nilai-nilai yang ada di
masyarakat.
Kemandirian menurut Astiati
(dalam Wiyani,2014) merupakan
kemampuan atau ketrampilan yang
dimiliki anak untuk melakukan segala
sesuatunya sendiri, baik yang terkait
dengan aktivitas bantu diri maupun
aktivitas dalam kesehariannya tanpa
tergantung pada orang lain.
Anak yang kurang mandiri
cenderung selalu bergantung pada orang
lain dan selalu butuh bantuan orang lain.
Anak selalu mencari perlindungan dan
dukungan orang lain. Tanpa disadari
bahwa anak sedang merusak
kemampuan dan kepercayaannya sendiri
dalam mencapai segala kebutuhannya
sendiri.
Kemandirian menurut Subroto
(dalam Wiyani, 2014) adalah
kemampuan anak untuk melakukan
aktivitas sendiri atau mampu berdiri
sendiri dalam berbagai hal. Anak
mandiri adalah harapan bagi semua
pihak baik dari pihak sekolah maupun
pihak orangtua atau wali murid, hal ini
dikarenakan anak usia dini akan mampu
mengambil keputusan sendiri,
bertanggung jawab dan memiliki
kepercayaan diri.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
I. LATAR BELAKANGRoudhotul Athfal (RA) merupakan
lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan anak usia
dini secara terprogam dan terencana
dengan tujuan untuk membantu anak
didik mengembangkan berbagai potensi
baik fisik maupan psikis yang meliputi
moral dan nilai-nilai agama, sosial
emosional,kognitif, bahasa, fisik
motorik, dan seni untuk siap memasuki
pendidikan dasar.
Perkembangan berbagai aspek
tersebut saling berkaitan dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Semua
aspek perlu dikembangkan secara
optimal dalam kegiatan pembelajaran
anak usia dini secara keseluruhan tidak
hanya berfokus pada salah satu aspek
perkembangan saja.
Kemandirian anak merupakan salah
satu aspek perkembangan sosial
emosional yang mempunyai peranan
penting, karena aspek kemandirian
dimaksudkan untuk membina anak agar
dapat menolong dirinya sendiri dalam
rangka kecakapan hidup (life skill) serta
memperoleh ketrampilan dasar yang
berguna untuk kelangsungan hidup anak.
Oleh karena itu, melalui pemberian
rangsangan, stimulasi dan bimbingan,
diharapkan akan meningkatkan
perkembangan perilaku dan sikap yang
baik, sehingga akan menjadi dasar utama
dalam pembentukan pribadi anak sesuai
dengan nilai-nilai yang ada di
masyarakat.
Kemandirian menurut Astiati
(dalam Wiyani,2014) merupakan
kemampuan atau ketrampilan yang
dimiliki anak untuk melakukan segala
sesuatunya sendiri, baik yang terkait
dengan aktivitas bantu diri maupun
aktivitas dalam kesehariannya tanpa
tergantung pada orang lain.
Anak yang kurang mandiri
cenderung selalu bergantung pada orang
lain dan selalu butuh bantuan orang lain.
Anak selalu mencari perlindungan dan
dukungan orang lain. Tanpa disadari
bahwa anak sedang merusak
kemampuan dan kepercayaannya sendiri
dalam mencapai segala kebutuhannya
sendiri.
Kemandirian menurut Subroto
(dalam Wiyani, 2014) adalah
kemampuan anak untuk melakukan
aktivitas sendiri atau mampu berdiri
sendiri dalam berbagai hal. Anak
mandiri adalah harapan bagi semua
pihak baik dari pihak sekolah maupun
pihak orangtua atau wali murid, hal ini
dikarenakan anak usia dini akan mampu
mengambil keputusan sendiri,
bertanggung jawab dan memiliki
kepercayaan diri.
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
RA At-Taqwa merupakan salah
satu pendidikan Islam yang berada di
Dusun Gading Desa Sonoageng
Kecamatan Prambon Kabupaten
Nganjuk yang memiliki dua rombongan
belajar yaitu kelompok A dan kelompok
B. Khususnya di kelompok A terdapat
17 anak didik yang memiliki
kemampuan hampir sama, karena pada
saat anak-anak masuk ke lembaga
pendidikan memiliki usia yang hampir
sama yakni antara 4-5 tahun. Namun
demikian, bila ditinjau dari kemandirian
anak didik belum sesuai harapan guru
maupun orangtua. Berdasarkan hasil
observasi menunjukkan bahwa
kemandirian anak, khususnya di
kelompok A masih kurang. Kondisi ini
diindikasikan bahwa anak dalam
mengerjakan tugas selalu minta bantuan
guru.
Berdasarkan hasil penilaian
perkembangan anak dari laporan
penilaian semester I diketahui bahwa
dari indikator kemandirian yaitu mampu
mengerjakan tugas sendiri, terdapat
hanya 2 anak didik yang mendapat
bintang 4, sedangkan ada 3 anak didik
yang mendapat nilai bintang 3,selain itu
ada 5 anak didik yang mendapat bintang
2, dan 7 anak mendapatbintang1. Dari
hasil penilaian, menunjukkan bahwa
indikator kemandirian yaitu mampu
mengerjakan tugas sendiri kurang baik,
hal ini dikarenakan kurang tepatnya guru
memilih metode yang sesuai, sehingga
kurang aktifnya anak secara langsung
dalam proses pembelajaran, oleh sebab
itu peneliti berupaya mencari cara untuk
menanamkan kemandirian agar nantinya
anak dapat menjadikan dirinya mampu
berdiri sendiri dan tidak bergantung pada
orang lain. Cara-cara yang dicari
diusahakan yang menarik agar
menyenangkan bagi anak dalam
melakukannya. Cara yang
menyenangkan merupakan cara yang
dapat membuat anak aktif berpartisipasi
dalam berbagai kesempatan aktivitas.
Salah satu aktivitas yang membuat anak
senang adalah bermain. Bermain dapat
dilakukan di dalam ruangan, dan dapat
juga dilakukan di luar ruangan.
Kegiatan bermain di luar ruangan
yang dapat digunakan untuk
membiasakan kemandirian anak adalah
melalui kegiatanoutbound, kegiatan
outbound dapat menstimulasi aspek fisik
hingga psikis anak dengan berbagai
kegiatan yang menyenangkan.
Sayangnya kegiatan outbound belum
familierdi kalangan dunia pendidikan
khususnya pendidikan anak usia dini,
orangtua cenderung mengawatirkan anak
jika jatuh atau kotor karena outbound
dilakukan di alam terbuka. Pengalaman
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
RA At-Taqwa merupakan salah
satu pendidikan Islam yang berada di
Dusun Gading Desa Sonoageng
Kecamatan Prambon Kabupaten
Nganjuk yang memiliki dua rombongan
belajar yaitu kelompok A dan kelompok
B. Khususnya di kelompok A terdapat
17 anak didik yang memiliki
kemampuan hampir sama, karena pada
saat anak-anak masuk ke lembaga
pendidikan memiliki usia yang hampir
sama yakni antara 4-5 tahun. Namun
demikian, bila ditinjau dari kemandirian
anak didik belum sesuai harapan guru
maupun orangtua. Berdasarkan hasil
observasi menunjukkan bahwa
kemandirian anak, khususnya di
kelompok A masih kurang. Kondisi ini
diindikasikan bahwa anak dalam
mengerjakan tugas selalu minta bantuan
guru.
Berdasarkan hasil penilaian
perkembangan anak dari laporan
penilaian semester I diketahui bahwa
dari indikator kemandirian yaitu mampu
mengerjakan tugas sendiri, terdapat
hanya 2 anak didik yang mendapat
bintang 4, sedangkan ada 3 anak didik
yang mendapat nilai bintang 3,selain itu
ada 5 anak didik yang mendapat bintang
2, dan 7 anak mendapatbintang1. Dari
hasil penilaian, menunjukkan bahwa
indikator kemandirian yaitu mampu
mengerjakan tugas sendiri kurang baik,
hal ini dikarenakan kurang tepatnya guru
memilih metode yang sesuai, sehingga
kurang aktifnya anak secara langsung
dalam proses pembelajaran, oleh sebab
itu peneliti berupaya mencari cara untuk
menanamkan kemandirian agar nantinya
anak dapat menjadikan dirinya mampu
berdiri sendiri dan tidak bergantung pada
orang lain. Cara-cara yang dicari
diusahakan yang menarik agar
menyenangkan bagi anak dalam
melakukannya. Cara yang
menyenangkan merupakan cara yang
dapat membuat anak aktif berpartisipasi
dalam berbagai kesempatan aktivitas.
Salah satu aktivitas yang membuat anak
senang adalah bermain. Bermain dapat
dilakukan di dalam ruangan, dan dapat
juga dilakukan di luar ruangan.
Kegiatan bermain di luar ruangan
yang dapat digunakan untuk
membiasakan kemandirian anak adalah
melalui kegiatanoutbound, kegiatan
outbound dapat menstimulasi aspek fisik
hingga psikis anak dengan berbagai
kegiatan yang menyenangkan.
Sayangnya kegiatan outbound belum
familierdi kalangan dunia pendidikan
khususnya pendidikan anak usia dini,
orangtua cenderung mengawatirkan anak
jika jatuh atau kotor karena outbound
dilakukan di alam terbuka. Pengalaman
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 1||
RA At-Taqwa merupakan salah
satu pendidikan Islam yang berada di
Dusun Gading Desa Sonoageng
Kecamatan Prambon Kabupaten
Nganjuk yang memiliki dua rombongan
belajar yaitu kelompok A dan kelompok
B. Khususnya di kelompok A terdapat
17 anak didik yang memiliki
kemampuan hampir sama, karena pada
saat anak-anak masuk ke lembaga
pendidikan memiliki usia yang hampir
sama yakni antara 4-5 tahun. Namun
demikian, bila ditinjau dari kemandirian
anak didik belum sesuai harapan guru
maupun orangtua. Berdasarkan hasil
observasi menunjukkan bahwa
kemandirian anak, khususnya di
kelompok A masih kurang. Kondisi ini
diindikasikan bahwa anak dalam
mengerjakan tugas selalu minta bantuan
guru.
Berdasarkan hasil penilaian
perkembangan anak dari laporan
penilaian semester I diketahui bahwa
dari indikator kemandirian yaitu mampu
mengerjakan tugas sendiri, terdapat
hanya 2 anak didik yang mendapat
bintang 4, sedangkan ada 3 anak didik
yang mendapat nilai bintang 3,selain itu
ada 5 anak didik yang mendapat bintang
2, dan 7 anak mendapatbintang1. Dari
hasil penilaian, menunjukkan bahwa
indikator kemandirian yaitu mampu
mengerjakan tugas sendiri kurang baik,
hal ini dikarenakan kurang tepatnya guru
memilih metode yang sesuai, sehingga
kurang aktifnya anak secara langsung
dalam proses pembelajaran, oleh sebab
itu peneliti berupaya mencari cara untuk
menanamkan kemandirian agar nantinya
anak dapat menjadikan dirinya mampu
berdiri sendiri dan tidak bergantung pada
orang lain. Cara-cara yang dicari
diusahakan yang menarik agar
menyenangkan bagi anak dalam
melakukannya. Cara yang
menyenangkan merupakan cara yang
dapat membuat anak aktif berpartisipasi
dalam berbagai kesempatan aktivitas.
Salah satu aktivitas yang membuat anak
senang adalah bermain. Bermain dapat
dilakukan di dalam ruangan, dan dapat
juga dilakukan di luar ruangan.
Kegiatan bermain di luar ruangan
yang dapat digunakan untuk
membiasakan kemandirian anak adalah
melalui kegiatanoutbound, kegiatan
outbound dapat menstimulasi aspek fisik
hingga psikis anak dengan berbagai
kegiatan yang menyenangkan.
Sayangnya kegiatan outbound belum
familierdi kalangan dunia pendidikan
khususnya pendidikan anak usia dini,
orangtua cenderung mengawatirkan anak
jika jatuh atau kotor karena outbound
dilakukan di alam terbuka. Pengalaman
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
berinteraksi sosial pada anak usia dini
melalui kegiatan outbound dapat
menentukan kemandirian anak di masa
depan dan anak akan memiliki pola
perilaku terhadap orang lain di masa
yang akan datang. Agar tercapainya
perkembangan kemandirian pada masa
anak-anak secara optimal, maka sarana
dalam kegiatan perkembangan outbound
mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kemandirian anak-anak.
Atas dasar uraian di atas, maka
peneliti ingin mengetahui sejauh mana
kegiatan outbound terhadap
perkembangan kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian dengan
memanfaatkan lingkungan di sekitar
anak. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Mengembangkan kemampuan
sosial emosional dalam kemandirian
melalui kegiatan outbound pada anakRA At-Taqwa Desa Sonoageng
Kecamatan Prambon KabupatenNganjuk”.
II. METODEPenelitian ini dilakukan di RA At-
Taqwa Desa Sonoageng Kecamatan
Prambon Kabupaten Nganjuk pada anak
kelompok A. Sedangkan waktu
pelaksanaan penelitian adalah pada
semester genap tahun pelajaran
2015/2016, yaitu dengan waktu efektif
selama + 4 bulan.
Subjek penelitian merupakan
komponen dalam sebuah penelitian,
karena subjek tersebut akan diperoleh
subjek penelitian yaitu responden atau
individu yang diteliti tanpa memerlukan
populasi sampel yang diwakili.
Dalam penelitian ini yang menjadi
subjek penelitian adalah anak-anak kelas
A RA At-Taqwa Kecamatan Prambon
Kabupaten Nganjuk tahun ajaran
2015/2016. RA ini memiliki 2 rombel
yaitu kelompok A dan B. Dalam
penelitian ini berfokus pada anak
kelompok A dengan anak didik
berjumlah 17 anak terdiri dari 10 anak
laki-laki dan 7 anak perempuan.
Pemilihan kelompok A ini didasarkan
pada pertimbangan bahwa setelah
dilakukan observasi ternyata anak-anak
di kelompok A tersebut kurang
merespon atau kurang antusias
mengikuti pembelajaran yang diajarkan
oleh guru sehingga perkembangan sosial
emosional dalam kemandirian anak
masing kurang. Berdasarkan kondisi ini,
diperlukan kegiatan pembelajaran yang
lebih menarik bagi anak agar anak lebih
antusias dalam belajar sehingga dapat
mengembangkan sosial emosional dalam
kemandirian.
III. HASIL DAN KESIMPULAN
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
berinteraksi sosial pada anak usia dini
melalui kegiatan outbound dapat
menentukan kemandirian anak di masa
depan dan anak akan memiliki pola
perilaku terhadap orang lain di masa
yang akan datang. Agar tercapainya
perkembangan kemandirian pada masa
anak-anak secara optimal, maka sarana
dalam kegiatan perkembangan outbound
mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kemandirian anak-anak.
Atas dasar uraian di atas, maka
peneliti ingin mengetahui sejauh mana
kegiatan outbound terhadap
perkembangan kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian dengan
memanfaatkan lingkungan di sekitar
anak. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Mengembangkan kemampuan
sosial emosional dalam kemandirian
melalui kegiatan outbound pada anakRA At-Taqwa Desa Sonoageng
Kecamatan Prambon KabupatenNganjuk”.
II. METODEPenelitian ini dilakukan di RA At-
Taqwa Desa Sonoageng Kecamatan
Prambon Kabupaten Nganjuk pada anak
kelompok A. Sedangkan waktu
pelaksanaan penelitian adalah pada
semester genap tahun pelajaran
2015/2016, yaitu dengan waktu efektif
selama + 4 bulan.
Subjek penelitian merupakan
komponen dalam sebuah penelitian,
karena subjek tersebut akan diperoleh
subjek penelitian yaitu responden atau
individu yang diteliti tanpa memerlukan
populasi sampel yang diwakili.
Dalam penelitian ini yang menjadi
subjek penelitian adalah anak-anak kelas
A RA At-Taqwa Kecamatan Prambon
Kabupaten Nganjuk tahun ajaran
2015/2016. RA ini memiliki 2 rombel
yaitu kelompok A dan B. Dalam
penelitian ini berfokus pada anak
kelompok A dengan anak didik
berjumlah 17 anak terdiri dari 10 anak
laki-laki dan 7 anak perempuan.
Pemilihan kelompok A ini didasarkan
pada pertimbangan bahwa setelah
dilakukan observasi ternyata anak-anak
di kelompok A tersebut kurang
merespon atau kurang antusias
mengikuti pembelajaran yang diajarkan
oleh guru sehingga perkembangan sosial
emosional dalam kemandirian anak
masing kurang. Berdasarkan kondisi ini,
diperlukan kegiatan pembelajaran yang
lebih menarik bagi anak agar anak lebih
antusias dalam belajar sehingga dapat
mengembangkan sosial emosional dalam
kemandirian.
III. HASIL DAN KESIMPULAN
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 2||
berinteraksi sosial pada anak usia dini
melalui kegiatan outbound dapat
menentukan kemandirian anak di masa
depan dan anak akan memiliki pola
perilaku terhadap orang lain di masa
yang akan datang. Agar tercapainya
perkembangan kemandirian pada masa
anak-anak secara optimal, maka sarana
dalam kegiatan perkembangan outbound
mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kemandirian anak-anak.
Atas dasar uraian di atas, maka
peneliti ingin mengetahui sejauh mana
kegiatan outbound terhadap
perkembangan kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian dengan
memanfaatkan lingkungan di sekitar
anak. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Mengembangkan kemampuan
sosial emosional dalam kemandirian
melalui kegiatan outbound pada anakRA At-Taqwa Desa Sonoageng
Kecamatan Prambon KabupatenNganjuk”.
II. METODEPenelitian ini dilakukan di RA At-
Taqwa Desa Sonoageng Kecamatan
Prambon Kabupaten Nganjuk pada anak
kelompok A. Sedangkan waktu
pelaksanaan penelitian adalah pada
semester genap tahun pelajaran
2015/2016, yaitu dengan waktu efektif
selama + 4 bulan.
Subjek penelitian merupakan
komponen dalam sebuah penelitian,
karena subjek tersebut akan diperoleh
subjek penelitian yaitu responden atau
individu yang diteliti tanpa memerlukan
populasi sampel yang diwakili.
Dalam penelitian ini yang menjadi
subjek penelitian adalah anak-anak kelas
A RA At-Taqwa Kecamatan Prambon
Kabupaten Nganjuk tahun ajaran
2015/2016. RA ini memiliki 2 rombel
yaitu kelompok A dan B. Dalam
penelitian ini berfokus pada anak
kelompok A dengan anak didik
berjumlah 17 anak terdiri dari 10 anak
laki-laki dan 7 anak perempuan.
Pemilihan kelompok A ini didasarkan
pada pertimbangan bahwa setelah
dilakukan observasi ternyata anak-anak
di kelompok A tersebut kurang
merespon atau kurang antusias
mengikuti pembelajaran yang diajarkan
oleh guru sehingga perkembangan sosial
emosional dalam kemandirian anak
masing kurang. Berdasarkan kondisi ini,
diperlukan kegiatan pembelajaran yang
lebih menarik bagi anak agar anak lebih
antusias dalam belajar sehingga dapat
mengembangkan sosial emosional dalam
kemandirian.
III. HASIL DAN KESIMPULAN
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
Hasil peningkatan kemampuan
sosial emosional dalam kemandirian
dapat dilihat dari prosentase ketuntasan
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian mulai dari Pra Tindakan,
siklus I, siklus II, dan siklus III pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.11Prosentase Ketuntasan
Kemampuan Sosial Emosionaldalam Kemandirian Pra TindakanSampai Dengan Tindakan SiklusIII Pada Anak Kelompok A RAAT-TAQWA Desa Sonoageng
Kecamatan Prambon KabupatenNganjuk
No. HasilPenilaian
PraTindakan
TindakanSiklus I
TindakanSiklus II
TindakanSiklus III
1. 41,18% 23,53% 17,65% -2. 29,41% 29,41% 23,53% 17,65%3. 17,65% 29,41% 23,53% 41,18%
4. 11,76% 17,65% 35,29% 41,18%Jumlah 100% 100% 100% 100%
Berdasarkan tabel 4.11 diatas
hasil yang dicapai pada siklus I yaitu
47,06%. Hasil presentase ini
dikategorikan belum mencapai
ketuntasan kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian. Hal ini
terjadi karena dalam kegiatan
pembelajaran belum sepenuhnya
berjalan dengan baik, disebabkan
karena anak masih beradaptasi dengan
pembelajaran dengan kegiatan
outbound, hanya sebagian anak yang
berperan aktif dalam pembelajaran.
Catatan yang belum teratasi pada siklus
I, telah dilakukan perbaikan pada siklus
II agar capaian hasil yang diperoleh
lebih baik.
Hasil penelitian perkembangan
anak pada siklus II, menunjukkan
prosentase 58,82%. Dari data tersebut
maka kegiatan pembelajaran
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian melalui kegiatan outbound
belum mencapai ketuntasan
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian tetapi ada peningkatan
dari siklus I. Pada pertemuan
berikutnya guru melanjutkan kegiatan
dengan membuat rencana perbaikan
pembelajaran.
Untuk mencapai hasil kriteria
ketuntasan minimal pada siklus III
peneliti merancang pembelajaran yang
lebih menantang guna untuk
meningkatkan kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian. Hal ini
dimaksudkan untuk membangkitkan
semangat anak. Karena dengan
bermain anak merasakan kesenangan
dan keinginan untuk mencoba. Adapun
hasil penelitian perkembangan
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian melalui kegiatan outbound
pada siklus III menunjukkan prosentase
82,35%. Maka kegiatan pembelajaran
kemampuan sosial emosional dalam
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
Hasil peningkatan kemampuan
sosial emosional dalam kemandirian
dapat dilihat dari prosentase ketuntasan
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian mulai dari Pra Tindakan,
siklus I, siklus II, dan siklus III pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.11Prosentase Ketuntasan
Kemampuan Sosial Emosionaldalam Kemandirian Pra TindakanSampai Dengan Tindakan SiklusIII Pada Anak Kelompok A RAAT-TAQWA Desa Sonoageng
Kecamatan Prambon KabupatenNganjuk
No. HasilPenilaian
PraTindakan
TindakanSiklus I
TindakanSiklus II
TindakanSiklus III
1. 41,18% 23,53% 17,65% -2. 29,41% 29,41% 23,53% 17,65%3. 17,65% 29,41% 23,53% 41,18%
4. 11,76% 17,65% 35,29% 41,18%Jumlah 100% 100% 100% 100%
Berdasarkan tabel 4.11 diatas
hasil yang dicapai pada siklus I yaitu
47,06%. Hasil presentase ini
dikategorikan belum mencapai
ketuntasan kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian. Hal ini
terjadi karena dalam kegiatan
pembelajaran belum sepenuhnya
berjalan dengan baik, disebabkan
karena anak masih beradaptasi dengan
pembelajaran dengan kegiatan
outbound, hanya sebagian anak yang
berperan aktif dalam pembelajaran.
Catatan yang belum teratasi pada siklus
I, telah dilakukan perbaikan pada siklus
II agar capaian hasil yang diperoleh
lebih baik.
Hasil penelitian perkembangan
anak pada siklus II, menunjukkan
prosentase 58,82%. Dari data tersebut
maka kegiatan pembelajaran
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian melalui kegiatan outbound
belum mencapai ketuntasan
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian tetapi ada peningkatan
dari siklus I. Pada pertemuan
berikutnya guru melanjutkan kegiatan
dengan membuat rencana perbaikan
pembelajaran.
Untuk mencapai hasil kriteria
ketuntasan minimal pada siklus III
peneliti merancang pembelajaran yang
lebih menantang guna untuk
meningkatkan kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian. Hal ini
dimaksudkan untuk membangkitkan
semangat anak. Karena dengan
bermain anak merasakan kesenangan
dan keinginan untuk mencoba. Adapun
hasil penelitian perkembangan
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian melalui kegiatan outbound
pada siklus III menunjukkan prosentase
82,35%. Maka kegiatan pembelajaran
kemampuan sosial emosional dalam
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 3||
Hasil peningkatan kemampuan
sosial emosional dalam kemandirian
dapat dilihat dari prosentase ketuntasan
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian mulai dari Pra Tindakan,
siklus I, siklus II, dan siklus III pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.11Prosentase Ketuntasan
Kemampuan Sosial Emosionaldalam Kemandirian Pra TindakanSampai Dengan Tindakan SiklusIII Pada Anak Kelompok A RAAT-TAQWA Desa Sonoageng
Kecamatan Prambon KabupatenNganjuk
No. HasilPenilaian
PraTindakan
TindakanSiklus I
TindakanSiklus II
TindakanSiklus III
1. 41,18% 23,53% 17,65% -2. 29,41% 29,41% 23,53% 17,65%3. 17,65% 29,41% 23,53% 41,18%
4. 11,76% 17,65% 35,29% 41,18%Jumlah 100% 100% 100% 100%
Berdasarkan tabel 4.11 diatas
hasil yang dicapai pada siklus I yaitu
47,06%. Hasil presentase ini
dikategorikan belum mencapai
ketuntasan kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian. Hal ini
terjadi karena dalam kegiatan
pembelajaran belum sepenuhnya
berjalan dengan baik, disebabkan
karena anak masih beradaptasi dengan
pembelajaran dengan kegiatan
outbound, hanya sebagian anak yang
berperan aktif dalam pembelajaran.
Catatan yang belum teratasi pada siklus
I, telah dilakukan perbaikan pada siklus
II agar capaian hasil yang diperoleh
lebih baik.
Hasil penelitian perkembangan
anak pada siklus II, menunjukkan
prosentase 58,82%. Dari data tersebut
maka kegiatan pembelajaran
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian melalui kegiatan outbound
belum mencapai ketuntasan
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian tetapi ada peningkatan
dari siklus I. Pada pertemuan
berikutnya guru melanjutkan kegiatan
dengan membuat rencana perbaikan
pembelajaran.
Untuk mencapai hasil kriteria
ketuntasan minimal pada siklus III
peneliti merancang pembelajaran yang
lebih menantang guna untuk
meningkatkan kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian. Hal ini
dimaksudkan untuk membangkitkan
semangat anak. Karena dengan
bermain anak merasakan kesenangan
dan keinginan untuk mencoba. Adapun
hasil penelitian perkembangan
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian melalui kegiatan outbound
pada siklus III menunjukkan prosentase
82,35%. Maka kegiatan pembelajaran
kemampuan sosial emosional dalam
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 4||
kemandirian melalui kegiatan outbound
telah mencapai ketuntasan kemampuan
sosial emosional dalam kemandirian.
Tabel 4.12Prosentase Ketuntasan Kemanpuan
Sosial Emosional dalamKemandirianmulai Tindakan Siklus
I Sampai Siklus III
No
Jumlah
AnakDidik
Prosentase KetuntasanBelajar
SiklusI
SiklusII
SiklusIII
1 17 47,06%
58,82%
82,35%
Berdasarkan data tabel 4.12
hasil prosentase ketuntasan
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian dengan jumlah peserta
didik 17 anak pada siklus I sebesar
47,06%, pada siklus II sebesar
58,82%, dan pada siklus III sebesar
82,35%.
Berdasarkan hasil analisis data
yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebelum dilakukan penelitian,
kemampuan sosial emosional
dalam kemandirian masih belum
berkembang, ini dapat terlihat
bahwa dari 17 anak, hanya
29,41% yang mencapai
ketuntasan kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian
sehingga perlu dilakukan
perbaikan dalam pembelajaran.
2. Untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan kemampuan
sosial emosional dalam
kemandirian, peneliti melakukan
tindakan berupa penerapan
kegiatan outbound.
3. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilaksanakan, kemampuan
anak dalam kegiatan outbound
dari siklus I, siklus II, siklus III
dapat dilihat bahwa hasil
observasi pada siklus I mencapai
47,06%, siklus II mencapai
58,82%, dan siklus III mencapai
82,35%.
4. Peningkatan prosentase
kemampuan sosial emosional
dalam kemandirianmelalui
kegiatan outbound meningkat dari
pra tindakan sebesar 29,41%,
siklus I sebesar 47,06% dengan
nilai peningkatan17,65%, siklus II
sebesar 58,82% dengan nilai
peningkatan antara siklus I dan
siklus II sebesar 11,76% dan
siklus III sebesar 82,35% dengan
nilai peningkatannya 23,53%,
dengan prosentase ketuntasan
kemampuan sosial emosional
dalam kemandirian mencapai
82,35% sehingga dari pra
tindakan sampai dengan siklus III
terjadi kenaikan 52,94%.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 4||
kemandirian melalui kegiatan outbound
telah mencapai ketuntasan kemampuan
sosial emosional dalam kemandirian.
Tabel 4.12Prosentase Ketuntasan Kemanpuan
Sosial Emosional dalamKemandirianmulai Tindakan Siklus
I Sampai Siklus III
No
Jumlah
AnakDidik
Prosentase KetuntasanBelajar
SiklusI
SiklusII
SiklusIII
1 17 47,06%
58,82%
82,35%
Berdasarkan data tabel 4.12
hasil prosentase ketuntasan
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian dengan jumlah peserta
didik 17 anak pada siklus I sebesar
47,06%, pada siklus II sebesar
58,82%, dan pada siklus III sebesar
82,35%.
Berdasarkan hasil analisis data
yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebelum dilakukan penelitian,
kemampuan sosial emosional
dalam kemandirian masih belum
berkembang, ini dapat terlihat
bahwa dari 17 anak, hanya
29,41% yang mencapai
ketuntasan kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian
sehingga perlu dilakukan
perbaikan dalam pembelajaran.
2. Untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan kemampuan
sosial emosional dalam
kemandirian, peneliti melakukan
tindakan berupa penerapan
kegiatan outbound.
3. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilaksanakan, kemampuan
anak dalam kegiatan outbound
dari siklus I, siklus II, siklus III
dapat dilihat bahwa hasil
observasi pada siklus I mencapai
47,06%, siklus II mencapai
58,82%, dan siklus III mencapai
82,35%.
4. Peningkatan prosentase
kemampuan sosial emosional
dalam kemandirianmelalui
kegiatan outbound meningkat dari
pra tindakan sebesar 29,41%,
siklus I sebesar 47,06% dengan
nilai peningkatan17,65%, siklus II
sebesar 58,82% dengan nilai
peningkatan antara siklus I dan
siklus II sebesar 11,76% dan
siklus III sebesar 82,35% dengan
nilai peningkatannya 23,53%,
dengan prosentase ketuntasan
kemampuan sosial emosional
dalam kemandirian mencapai
82,35% sehingga dari pra
tindakan sampai dengan siklus III
terjadi kenaikan 52,94%.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 4||
kemandirian melalui kegiatan outbound
telah mencapai ketuntasan kemampuan
sosial emosional dalam kemandirian.
Tabel 4.12Prosentase Ketuntasan Kemanpuan
Sosial Emosional dalamKemandirianmulai Tindakan Siklus
I Sampai Siklus III
No
Jumlah
AnakDidik
Prosentase KetuntasanBelajar
SiklusI
SiklusII
SiklusIII
1 17 47,06%
58,82%
82,35%
Berdasarkan data tabel 4.12
hasil prosentase ketuntasan
kemampuan sosial emosional dalam
kemandirian dengan jumlah peserta
didik 17 anak pada siklus I sebesar
47,06%, pada siklus II sebesar
58,82%, dan pada siklus III sebesar
82,35%.
Berdasarkan hasil analisis data
yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebelum dilakukan penelitian,
kemampuan sosial emosional
dalam kemandirian masih belum
berkembang, ini dapat terlihat
bahwa dari 17 anak, hanya
29,41% yang mencapai
ketuntasan kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian
sehingga perlu dilakukan
perbaikan dalam pembelajaran.
2. Untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan kemampuan
sosial emosional dalam
kemandirian, peneliti melakukan
tindakan berupa penerapan
kegiatan outbound.
3. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilaksanakan, kemampuan
anak dalam kegiatan outbound
dari siklus I, siklus II, siklus III
dapat dilihat bahwa hasil
observasi pada siklus I mencapai
47,06%, siklus II mencapai
58,82%, dan siklus III mencapai
82,35%.
4. Peningkatan prosentase
kemampuan sosial emosional
dalam kemandirianmelalui
kegiatan outbound meningkat dari
pra tindakan sebesar 29,41%,
siklus I sebesar 47,06% dengan
nilai peningkatan17,65%, siklus II
sebesar 58,82% dengan nilai
peningkatan antara siklus I dan
siklus II sebesar 11,76% dan
siklus III sebesar 82,35% dengan
nilai peningkatannya 23,53%,
dengan prosentase ketuntasan
kemampuan sosial emosional
dalam kemandirian mencapai
82,35% sehingga dari pra
tindakan sampai dengan siklus III
terjadi kenaikan 52,94%.
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 5||
Dengan melihat hasil dari
prosentase kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian melalui
kegiatan outbound menunjukkan
adanya perkembangan kemampuan
sosial emosional dalam kemandirian
yang dilakukan di RA At-Taqwa
Desa Sonoageng Kecamatan Prambon
Kabupaten Nganjuk dan hipotesis
diterima.
IV. DAFTAR PUSTAKAAnggreini, Ria. 2015. Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca PermulaanMelalui Penggunaan Media PapanFlanel pada Anak Kelompok B1 di TKABA Karangmojo XVII KarangmojoGunungkidul. Skripsi. Tidakdipublikasikan. Yogyakarta. FKIPUNY.
Dewi, Fika Rumpika. 2013. Tersedia:http://fikarumpikadewi.wordpres.com.2013/06/02/outbound-manageman-training-fun-games/, diunduh 30januari 2016.
Hamim, Nur dkk. 2012. Bahan AjarPendidikan dan Latihan ProfesiGuru. Sertifikasi Guru/ PengawasDalam Jabatan Kuota 2012.Surabaya: LPTK IAIN Sunan Ampel.
Husamah. 2015. Kamus Psikologi SuperLengkap. Yogyakarta: Andi Offset.
Kiranagroup. 2015. Tersedia:http/www.Kiranagroup.com/outbound/pengertian.outbound.html, diunduh30 Januari 2016.
Nugraha, Ali.&Yeni Rahmawati. 2011.Metode Pengembangan SosialEmosional. Jakarta UniversitasTerbuka.
Putra, Yasin Eka.2013.Pelaksaan Outboundsebagai Model Pembelajaran untukMelatih Kemandirian Siswa di SMPAlam Ar-Rodho Kota Semarang.Skripsi. Dipublikasikan . Semarang.FIS UNS. Diunduh 19 Desember2015.
Setiawan, Budi.2010. Tersedia:http://budisetiawan-budisetiawan.blogspot.co.id.2011/10/makalah.html?m=1, diunduh 30Januari 2016.
Sunarni, 2011. Upaya MeningkatkanKemandirian Melalui KegiatanOutbound diTK Pertiwi KaranganyarKecamatan Piupuh KabupatenSragen. Skripsi. Dipublikasikan.Surakarta. FKIP UMS, diunduh 22Desember 2015.
Susanta, Agustinus. 2010. OutboundProfesional. Yogyakarta : AndiOffset.
Tim Pusat Bahasa Indonesia. 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia. Jakarta:Pusat Bahasa.
Vebianti, Inovia Nurul. 2013.MeningkatkanKreativitas Anak Melalui PermainanKonstruktif pada Siswa Kelompok B2di RA Sunan Pandanaran. Skripsi.Tidak dipublikasikan. Yogyakarta.FIP UNY.
Widyawati, Susiana. 2012. UpayaMeningkatkan Kemandirian MelaluiKegiatan Outbound pada Anak UsiaDini Kelompok Bermain PelangiCeria Jirapan Masaran Sragen tahun2011/2012. Skripsi. Dipublikasikan.Surakarta. FKIP UMS, diunduh 20Desember 2015.
Wiyani, Novan Ardy. 2014. Mengelola &
Mengembangkan Kecerdasan Sosial
&Emosi Anak Usia Dini Panduan
bagi Orangtua & Pendidik PAUD.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 5||
Dengan melihat hasil dari
prosentase kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian melalui
kegiatan outbound menunjukkan
adanya perkembangan kemampuan
sosial emosional dalam kemandirian
yang dilakukan di RA At-Taqwa
Desa Sonoageng Kecamatan Prambon
Kabupaten Nganjuk dan hipotesis
diterima.
IV. DAFTAR PUSTAKAAnggreini, Ria. 2015. Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca PermulaanMelalui Penggunaan Media PapanFlanel pada Anak Kelompok B1 di TKABA Karangmojo XVII KarangmojoGunungkidul. Skripsi. Tidakdipublikasikan. Yogyakarta. FKIPUNY.
Dewi, Fika Rumpika. 2013. Tersedia:http://fikarumpikadewi.wordpres.com.2013/06/02/outbound-manageman-training-fun-games/, diunduh 30januari 2016.
Hamim, Nur dkk. 2012. Bahan AjarPendidikan dan Latihan ProfesiGuru. Sertifikasi Guru/ PengawasDalam Jabatan Kuota 2012.Surabaya: LPTK IAIN Sunan Ampel.
Husamah. 2015. Kamus Psikologi SuperLengkap. Yogyakarta: Andi Offset.
Kiranagroup. 2015. Tersedia:http/www.Kiranagroup.com/outbound/pengertian.outbound.html, diunduh30 Januari 2016.
Nugraha, Ali.&Yeni Rahmawati. 2011.Metode Pengembangan SosialEmosional. Jakarta UniversitasTerbuka.
Putra, Yasin Eka.2013.Pelaksaan Outboundsebagai Model Pembelajaran untukMelatih Kemandirian Siswa di SMPAlam Ar-Rodho Kota Semarang.Skripsi. Dipublikasikan . Semarang.FIS UNS. Diunduh 19 Desember2015.
Setiawan, Budi.2010. Tersedia:http://budisetiawan-budisetiawan.blogspot.co.id.2011/10/makalah.html?m=1, diunduh 30Januari 2016.
Sunarni, 2011. Upaya MeningkatkanKemandirian Melalui KegiatanOutbound diTK Pertiwi KaranganyarKecamatan Piupuh KabupatenSragen. Skripsi. Dipublikasikan.Surakarta. FKIP UMS, diunduh 22Desember 2015.
Susanta, Agustinus. 2010. OutboundProfesional. Yogyakarta : AndiOffset.
Tim Pusat Bahasa Indonesia. 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia. Jakarta:Pusat Bahasa.
Vebianti, Inovia Nurul. 2013.MeningkatkanKreativitas Anak Melalui PermainanKonstruktif pada Siswa Kelompok B2di RA Sunan Pandanaran. Skripsi.Tidak dipublikasikan. Yogyakarta.FIP UNY.
Widyawati, Susiana. 2012. UpayaMeningkatkan Kemandirian MelaluiKegiatan Outbound pada Anak UsiaDini Kelompok Bermain PelangiCeria Jirapan Masaran Sragen tahun2011/2012. Skripsi. Dipublikasikan.Surakarta. FKIP UMS, diunduh 20Desember 2015.
Wiyani, Novan Ardy. 2014. Mengelola &
Mengembangkan Kecerdasan Sosial
&Emosi Anak Usia Dini Panduan
bagi Orangtua & Pendidik PAUD.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
Ining Ruliana | NPM 14.1.01.11.0191PFKIP – Prodi PG-PAUD
simki.unpkediri.ac.id|| 5||
Dengan melihat hasil dari
prosentase kemampuan sosial
emosional dalam kemandirian melalui
kegiatan outbound menunjukkan
adanya perkembangan kemampuan
sosial emosional dalam kemandirian
yang dilakukan di RA At-Taqwa
Desa Sonoageng Kecamatan Prambon
Kabupaten Nganjuk dan hipotesis
diterima.
IV. DAFTAR PUSTAKAAnggreini, Ria. 2015. Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca PermulaanMelalui Penggunaan Media PapanFlanel pada Anak Kelompok B1 di TKABA Karangmojo XVII KarangmojoGunungkidul. Skripsi. Tidakdipublikasikan. Yogyakarta. FKIPUNY.
Dewi, Fika Rumpika. 2013. Tersedia:http://fikarumpikadewi.wordpres.com.2013/06/02/outbound-manageman-training-fun-games/, diunduh 30januari 2016.
Hamim, Nur dkk. 2012. Bahan AjarPendidikan dan Latihan ProfesiGuru. Sertifikasi Guru/ PengawasDalam Jabatan Kuota 2012.Surabaya: LPTK IAIN Sunan Ampel.
Husamah. 2015. Kamus Psikologi SuperLengkap. Yogyakarta: Andi Offset.
Kiranagroup. 2015. Tersedia:http/www.Kiranagroup.com/outbound/pengertian.outbound.html, diunduh30 Januari 2016.
Nugraha, Ali.&Yeni Rahmawati. 2011.Metode Pengembangan SosialEmosional. Jakarta UniversitasTerbuka.
Putra, Yasin Eka.2013.Pelaksaan Outboundsebagai Model Pembelajaran untukMelatih Kemandirian Siswa di SMPAlam Ar-Rodho Kota Semarang.Skripsi. Dipublikasikan . Semarang.FIS UNS. Diunduh 19 Desember2015.
Setiawan, Budi.2010. Tersedia:http://budisetiawan-budisetiawan.blogspot.co.id.2011/10/makalah.html?m=1, diunduh 30Januari 2016.
Sunarni, 2011. Upaya MeningkatkanKemandirian Melalui KegiatanOutbound diTK Pertiwi KaranganyarKecamatan Piupuh KabupatenSragen. Skripsi. Dipublikasikan.Surakarta. FKIP UMS, diunduh 22Desember 2015.
Susanta, Agustinus. 2010. OutboundProfesional. Yogyakarta : AndiOffset.
Tim Pusat Bahasa Indonesia. 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia. Jakarta:Pusat Bahasa.
Vebianti, Inovia Nurul. 2013.MeningkatkanKreativitas Anak Melalui PermainanKonstruktif pada Siswa Kelompok B2di RA Sunan Pandanaran. Skripsi.Tidak dipublikasikan. Yogyakarta.FIP UNY.
Widyawati, Susiana. 2012. UpayaMeningkatkan Kemandirian MelaluiKegiatan Outbound pada Anak UsiaDini Kelompok Bermain PelangiCeria Jirapan Masaran Sragen tahun2011/2012. Skripsi. Dipublikasikan.Surakarta. FKIP UMS, diunduh 20Desember 2015.
Wiyani, Novan Ardy. 2014. Mengelola &
Mengembangkan Kecerdasan Sosial
&Emosi Anak Usia Dini Panduan
bagi Orangtua & Pendidik PAUD.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 04 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA