jurnal manajemen 5

7
74 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 2 Juni 2010 Asmaripa Ainy, dkk: Implementasi Kebijakan Jaminan Sosial Kesehatan IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN SUMATERA SELATAN SEMESTA DI PUSKESMAS SE-KOTA PALEMBANG TAHUN 2009 IMPLEMENTATION OF SOUTH SUMATERA UNIVERSAL SOCIAL HEALTH INSURANCE POLICY (JAMSOSKES) AT COMMUNITY HEALTH CENTERS IN PALEMBANG IN YEAR 2009 Asmaripa Ainy, Misnaniarti Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya Palembang ABSTRACT Background and objective: Universal Social Health Insurance of South Sumatera (Jamsoskes) is an effort undertaken by the Government of South Sumatera to improve the accessibility of health services for the people in South Sumatera, held since 22 January 2009. The aim of this study was to analyze the implementation of Jamsoskes policy in the community health centers in Palembang during the year 2009. Methods: This was a policy analysis research with qualitative and quantitative approaches. Data were obtained in Health Office of South Sumatera Province, Health Office of Palembang City, 38 community health centers in Palembang and users of Jamsoskes. Qualitative data were collected through: in-depth interviews and FGDs, then quantitative data were collected through review of documents related to Jamsoskes. Content analysis was used to analyze qualitative data and quantitative data were analyzed by univariate statistics. Results: Results showed that: 1) Implementation of Jamsoskes has been according to district regulation of South Sumatera Province Number 2/2009 and Governor Regulation Number 23/ 2009; 2) Source of funds were contribution from budget of South Sumatera Province and Palembang City; 3) Organizing consist of the provincial coordination team, the city coordination team, the service managers team, and verification officers. 4) The utilization of Jamsoskes in 38 community health centers was 408.830 people and the total of referral 9.089 people. 5) Several problems in implementation of Jamsoskes i.e. on aspect of membership administration, services administration, and financial administration. There were incomplete identities in membership administration, in services administration aspect, medical diagnosis’ or treatments sometimes were not appropriate, whereas in the financial administration, the claims cost were not in accordance with district regulation. During the year 2009 the difference between billing and approval of claims in 38 community health centers at total of Rp21.037.000,00 Conclusion: Health financing policy in Palembang City through Jamsoskes program was not optimal, as seen from several problems: membership, services, and financial administration. Recommendation for Health Office of South Sumatera Province to build membership database and not use Jamkesmas verificator for Jamsoskes verificator in order to reduce work overload. Health Office of Palembang City need to disseminate routinely of data verification to community health centers and also to verificators. Community health centers need to intensify provisia of information to society about prerequirements to get Jamsoskes service. Keywords: healthcare financing, social health insurance, community health centers ABSTRAK Latar belakang dan tujuan: Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Sumatera Selatan yang diselenggarakan sejak 22 Januari 2009. Masyarakat lebih mengenal Jamsoskes dengan istilah “Berobat Gratis”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji penerapan kebijakan Jamsoskes di Puskesmas se-Kota Palembang selama tahun 2009. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analisis kebijakan retrospektif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Kesehatan Kota Palembang beserta 38 Puskesmas yang ada di wilayah kerjanya, dan masyarakat pengguna Jamsoskes. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan FGD, sedangkan data kuantitatif didapatkan melalui telaah dokumen yang terkait pelaksanaan Jamsoskes. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan statistik univariat dan analisis data kualitatif menggunakan content analysis. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pelaksanaan Jamsoskes di Kota Palembang telah diatur melalui Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan No. 2/2009 dan Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan No. 23/2009; 2) Sumber dana adalah kontribusi APBD Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang; 3) Pengorganisasian terdiri dari tim koordinasi provinsi, tim koordinasi kota, tim pengelola pelayanan, dan tim pelaksana verifikasi. 4) Total kunjungan pasien Jamsoskes di Puskesmas se-Kota Palembang adalah 408.830 orang dan total rujukan sejumlah 9.089 orang. 5) Beberapa kendala dalam pelaksanaan Jamsoskes di Puskesmas Kota Palembang yaitu pada aspek administrasi kepesertaan, administrasi pelayanan, dan administrasi keuangan. Pada administrasi kepesertaan disebabkan identitas peserta tidak lengkap, dalam administrasi pelayanan disebabkan diagnosis dan tindakan medis tidak sesuai, sedangkan dalam administrasi keuangan disebabkan biaya klaim tidak sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda). Selama tahun 2009 terdapat selisih antara pengajuan dan penyetujuan klaim Jamsoskes di 38 Puskesmas di Kota Palembang sebesar total Rp 21.037.000,00. Kesimpulan: Kebijakan pembiayaan kesehatan pada masyarakat di Kota Palembang melalui program Jamsoskes di Puskesmas belum berjalan dengan optimal, terlihat dengan masih adanya beberapa kendala yang meliputi: administrasi kepesertaan, pelayanan, dan keuangan. Rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan untuk membangun database kepesertaan demi kelancaran pelayanan Jamsoskes dan mempekerjakan tenaga verifikator Jamsoskes yang bukan JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN VOLUME 13 No. 02 Juni 2010 Halaman 74 - 80 Artikel Penelitian

Upload: sutisna-tizz

Post on 03-Jan-2016

98 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal manajemen 5

74 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 2 Juni 2010

Asmaripa Ainy, dkk: Implementasi Kebijakan Jaminan Sosial Kesehatan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAMINAN SOSIAL KESEHATANSUMATERA SELATAN SEMESTA DI PUSKESMAS SE-KOTA PALEMBANG

TAHUN 2009

IMPLEMENTATION OF SOUTH SUMATERA UNIVERSAL SOCIAL HEALTH INSURANCE POLICY(JAMSOSKES) AT COMMUNITY HEALTH CENTERS IN PALEMBANG IN YEAR 2009

Asmaripa Ainy, MisnaniartiBagian Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sriwijaya Palembang

ABSTRACTBackground and objective: Universal Social Health Insuranceof South Sumatera (Jamsoskes) is an effort undertaken by theGovernment of South Sumatera to improve the accessibility ofhealth services for the people in South Sumatera, held since22 January 2009. The aim of this study was to analyze theimplementation of Jamsoskes policy in the community healthcenters in Palembang during the year 2009.Methods: This was a policy analysis research with qualitativeand quantitative approaches. Data were obtained in HealthOffice of South Sumatera Province, Health Office of PalembangCity, 38 community health centers in Palembang and users ofJamsoskes. Qualitative data were collected through: in-depthinterviews and FGDs, then quantitative data were collectedthrough review of documents related to Jamsoskes. Contentanalysis was used to analyze qualitative data and quantitativedata were analyzed by univariate statistics.Results: Results showed that: 1) Implementation of Jamsoskeshas been according to district regulation of South SumateraProvince Number 2/2009 and Governor Regulation Number 23/2009; 2) Source of funds were contribution from budget ofSouth Sumatera Province and Palembang City; 3) Organizingconsist of the provincial coordination team, the city coordinationteam, the service managers team, and verification officers. 4)The utilization of Jamsoskes in 38 community health centerswas 408.830 people and the total of referral 9.089 people. 5)Several problems in implementation of Jamsoskes i.e. on aspectof membership administration, services administration, andfinancial administration. There were incomplete identities inmembership administration, in services administration aspect,medical diagnosis’ or treatments sometimes were not appropriate,whereas in the financial administration, the claims cost werenot in accordance with district regulation. During the year 2009the difference between billing and approval of claims in 38community health centers at total of Rp21.037.000,00Conclusion: Health financing policy in Palembang City throughJamsoskes program was not optimal, as seen from severalproblems: membership, services, and financial administration.Recommendation for Health Office of South Sumatera Provinceto build membership database and not use Jamkesmasverificator for Jamsoskes verificator in order to reduce workoverload. Health Office of Palembang City need to disseminateroutinely of data verification to community health centers andalso to verificators. Community health centers need to intensifyprovisia of information to society about prerequirements to getJamsoskes service.

Keywords: healthcare financing, social health insurance,community health centers

ABSTRAKLatar belakang dan tujuan: Jamsoskes Sumatera SelatanSemesta adalah suatu upaya yang dilakukan oleh PemerintahProvinsi Sumatera Selatan untuk meningkatkan aksesibilitaspelayanan kesehatan bagi masyarakat Sumatera Selatan yangdiselenggarakan sejak 22 Januari 2009. Masyarakat lebihmengenal Jamsoskes dengan istilah “Berobat Gratis”. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengkaji penerapan kebijakanJamsoskes di Puskesmas se-Kota Palembang selama tahun2009.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analisis kebijakanretrospektif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif .Pengumpulan data dilakukan di Dinas Kesehatan ProvinsiSumatera Selatan, Dinas Kesehatan Kota Palembang beserta38 Puskesmas yang ada di wilayah kerjanya, dan masyarakatpengguna Jamsoskes. Data kualitatif dikumpulkan melaluiwawancara mendalam dan FGD, sedangkan data kuantitatifdidapatkan melalui telaah dokumen yang terkait pelaksanaanJamsoskes. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan statistikunivariat dan analisis data kualitatif menggunakan contentanalysis.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) PelaksanaanJamsoskes di Kota Palembang telah diatur melalui PeraturanDaerah Provinsi Sumatera Selatan No. 2/2009 dan PeraturanGubernur Provinsi Sumatera Selatan No. 23/2009; 2) Sumberdana adalah kontribusi APBD Provinsi Sumatera Selatan danKota Palembang; 3) Pengorganisasian terdiri dari tim koordinasiprovinsi, tim koordinasi kota, tim pengelola pelayanan, dan timpelaksana verifikasi. 4) Total kunjungan pasien Jamsoskes diPuskesmas se-Kota Palembang adalah 408.830 orang dan totalrujukan sejumlah 9.089 orang. 5) Beberapa kendala dalampelaksanaan Jamsoskes di Puskesmas Kota Palembang yaitupada aspek administrasi kepesertaan, administrasi pelayanan,dan administrasi keuangan. Pada administrasi kepesertaandisebabkan identitas peserta tidak lengkap, dalam administrasipelayanan disebabkan diagnosis dan tindakan medis tidaksesuai, sedangkan dalam administrasi keuangan disebabkanbiaya klaim tidak sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda).Selama tahun 2009 terdapat selisih antara pengajuan danpenyetujuan klaim Jamsoskes di 38 Puskesmas di KotaPalembang sebesar total Rp 21.037.000,00.Kesimpulan: Kebijakan pembiayaan kesehatan padamasyarakat di Kota Palembang melalui program Jamsoskes diPuskesmas belum berjalan dengan optimal, terlihat denganmasih adanya beberapa kendala yang meliputi: administrasikepesertaan, pelayanan, dan keuangan. Rekomendasi kepadaDinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan untuk membangundatabase kepesertaan demi kelancaran pelayanan Jamsoskesdan mempekerjakan tenaga verifikator Jamsoskes yang bukan

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATANVOLUME 13 No. 02 Juni 2010 Halaman 74 - 80

Artikel Penelitian

Page 2: jurnal manajemen 5

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 2 Juni 2010 75

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

verif ikator Jamkesmas untuk menghindari kelebihan bebankerja; kepada Dinas Kesehatan Kota Palembang untukmengadakan sosialisasi secara kontinu mengenai verifikasidata Jamsoskes ke pihak Puskesmas dan petugas pelaksanaverifikasi. Kepada Puskesmas agar megintensifkan pemberianinformasi kepada masyarakat mengenai persyaratan untukmendapatkan pelayanan kesehatan melalui Jamsoskes.

Kata Kunci: pembiayaan kesehatan, jaminan sosial kesehatan,puskesmas

PENGANTARPeningkatan biaya pemeliharaan kesehatan

menyulitkan akses masyarakat terhadap pelayanankesehatan yang dibutuhkannya. Keadaan ini terjaditerutama pada pembiayaan pelayanan kesehatanyang harus ditanggung sendiri dalam sistem tunai.Kenaikan biaya kesehatan dapat terjadi akibatpenerapan teknologi canggih, supply induceddemand dalam pelayanan kesehatan, polapembayaran tunai langsung ke pemberi pelayanankesehatan, pola penyakit kronik dan degeneratif,serta inflasi.1 Peningkatan biaya dapat mengancamakses dan mutu pelayanan kesehatan sehinggaharus dicari solusi untuk mengatasinya. Alternatifsolusi masalah pembiayaan kesehatan dapatdilakukan melalui pendanaan masyarakat secaragotong-royong melalui jaminan sosial kesehatan.Selaras dengan amanat Undang-Undang RepublikIndonesia No. 40/2004 yang mengatur tentangSistem Jaminan Sosial Nasional.2

Provinsi Sumatera Selatan telah mengeluarkanprogram jaminan pemeliharaan kesehatan baru yangdikenal dengan istilah Jaminan Sosial KesehatanSumatera Selatan Semesta (Jamsoskes SumateraSelatan Semesta) yang diluncurkan pada 22 Januari2009. Di kalangan masyarakat, program tersebutlebih dikenal dengan istilah “Berobat Gratis”. Dasarpemikiran tentang Program Jamsoskes ini adalahbahwa pelayanan kesehatan terhadap masyarakatmenjadi tanggung jawab yang dilaksanakan olehpemerintah daerah sehingga pemerintah daerah(Provinsi/Kabupaten/Kota) berkewajiban untukmemberikan kontribusi pada Jamsoskes.

Kota Palembang adalah salah satu wilayah diSumatera Selatan yang masyarakatnya dijamindengan Jamsoskes. Pelayanan Jamsoskesmerupakan pelayanan berjenjang yang diawali dipelayanan kesehatan tingkat dasar yaituPuskesmas. Terdapat 38 Puskesmas di wilayahKota Palembang yang melayani pasien Jamsoskes.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapankebijakan Jamsoskes di Puskesmas se-KotaPalembang di tahun 2009.

BAHAN DAN CARA PENELITIANMetode analisis yang digunakan adalah analisis

kebijakan retrospektif dengan pendekatan kualitatifdan kuantitatif.3 Data yang dihimpun berupa dataprimer maupun sekunder. Data primer pada penelitiankualitatif didapatkan melalui wawancara mendalamdan diskusi kelompok terarah (DKT), sedangkan datasekunder pada penelitian kuantitatif didapatkanmelalui telaah dokumen yang terkait denganprogram Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta.Informan pada penelitian kualitatif adalah sebanyak18 orang yaitu: 1) Pengelola Jamsoskes ProvinsiSumatera Selatan 1 orang, 2) Pengelola JamsoskesKota Palembang 1 orang, 3) Kepala Puskesmas 2orang, 4) Petugas verifikasi 2 orang, dan 5) Pasienpengguna Jamsoskes 12 orang. Analisis datakualitatif menggunakan analisis isi dan analisis datakuantitatif menggunakan analisis statistik univariat.Selanjutnya output adalah berupa rekomendasikebijakan atas penerapan Jamsoskes di Puskesmasse-Kota Palembang.4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Pedoman pelaksanaan Jamsoskes di

PuskesmasProgram Jamsoskes diatur pelaksanaannya

dalam sebuah pedoman yang merupakan lampiranSK Gubernur Sumatera Selatan No. 284/20095 yangdikuatkan dengan Peraturan Daerah ProvinsiSumatera Selatan No. 2/20096, dan PeraturanGubernur Provinsi Sumatera Selatan No. 23/2009.7

Pedoman Jamsoskes mencakup dasardibentuknya program, penyelenggaraan, tatalaksana kepesertaan, tata laksana pelayanankesehatan, tata laksana pendanaan,pengorganisasian, serta pemantauan dan evaluasiprogram. Dari wawancara dengan pihak DinasKesehatan Provinsi Sumatera Selatan dan pihakDinas Kesehatan Kota Palembang, juga disebutkanbahwa pedoman tersebut ada, terdokumentasi dantelah disosialisasikan kepada setiap penyelenggarapelayanan kesehatan (PPK) yang memberikanpelayanan kesehatan pada program JamsoskesSumatera Selatan Semesta. Berikut kutipanwawancara yang dimaksud.

“Pedoman ada dari Gubernur...”(Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan)

“Jamsoskes mengacu pada petunjukpelaksanaan Jamkesmas yang dikeluarkanDepkes, kita juga melihat bagaimanapengalaman berobat gratis pada kabupatenMuba. Pedoman tersebut kita sinkronkan...”(Dinas Kesehatan Kota Palembang)

Page 3: jurnal manajemen 5

76 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 2 Juni 2010

Asmaripa Ainy, dkk: Implementasi Kebijakan Jaminan Sosial Kesehatan

Dalam pedoman tersebut dinyatakan bahwasetiap warga Sumatera Selatan yang memiliki KTP/Kartu Keluarga (KK) Provinsi Sumatera Selatan dantidak mempunyai jaminan kesehatan secara otomatismenjadi peserta dan berhak mendapatkan pelayanankesehatan Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta.Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pesertamerupakan pelayanan kesehatan berjenjang yangdiawali dengan pelayanan dasar di t ingkatPuskesmas dan jaringannya (Pustu, Pusling, danPuskesmas terapung).

Adapun alur registrasi peserta JamsoskesSumatera Selatan Semesta dapat dilihat padaGambar 1.3

Data penduduk yang belum mempunyai jaminan kesehatan

Ditetapkan melaluiSK Walikota Palembang

Entri database kepesertaan oleh tim pengelola program di kota Palembang

Tim pengelola kota Palembang

programPemberi Pelayanan Kesehatan dasar dan rujukan

Gambar 1. Alur registrasi kepesertaan Jamsoskes diKota Palembang

Prosedur pelayanan peserta programJamsoskes Sumatera Selatan Semesta diawalidengan peserta yang telah terdaftar berkunjung kePuskesmas dan jaringannya dengan menunjukkanKTP Kota Palembang. Selanjutnya peserta tersebutakan dirujuk jika membutuhkan pelayanankesehatan rujukan kecuali kasus darurat. Alurpelayanan Jamsoskes Sumatera Selatan Semestadapat dilihat pada Gambar 2.3

Puskesmas RS Daerah:- RSD Bari- RSI Siti Khadijah

- RS Muhammadiyah

Dinas Kesehatan kota Palembang

RS Provinsi:- RSMH- RS Ernaldi Bahar- RSK Mata- RSK Paru

Dinas Kesehatan Provinsi Selatan

SumateraRS Pusat-RS Ciptomangunkusumo

-RS Jantung Harapan Kita

Gambar 2. Alur pelayanan JamsoskesSumatera Selatan Semesta

B. PendanaanPendanaan Jamsoskes bagi warga kota

Palembang adalah sharing dana APBD ProvinsiSumatera Selatan dan APBD Kota Palembang yangmengacu pada sistem pembiayaan Jamkesmas.Pengelolaan keuangan Jamsoskes langsungditangani tim pengelola Jamsoskes ProvinsiSumatera Selatan dan Kota Palembang dan bukanmelalui pihak ketiga.

Pembayaran klaim dana Puskesmas harusdipertanggungjawabkan dengan dilakukannyaverifikasi oleh tim pelaksana verifikasi di Puskesmasmaupun Dinas Kesehatan Kota/Provinsi. Data dariDinas Kesehatan Kota Palembang menunjukkanbahwa klaim dana dari 38 Puskesmas se-KotaPalembang terhitung dari bulan Januari sampaiDesember 2009 mencapai Rp1.622.523.000,00 dandisetujui sebesar Rp1.601.486.000,00. Dengandemikian, terdapat sel isih klaim sebesarRp21.037.000,00. Berikut grafik yang menunjukkanadanya selisih klaim Jamsoskes di 38 Puskesmasdi Kota Palembang selama tahun 2009.

Gambar 3. Selisih klaim pasien Jamsoskes di Puskesmas Se-Kota Palembang

Page 4: jurnal manajemen 5

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 2 Juni 2010 77

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

C. Pengorganisasian dalam PenyelenggaraanJamsoskesSesuai dengan pedoman pelaksanaan program

Jamsoskes Sumatera Selatan Semesta, telahdisebutkan bahwa pengorganisasian dalampenyelenggaraan program Jamsoskes SumateraSelatan Semesta terdiri dari Tim Koordinasi ProvinsiSumatera Selatan dan Tim Koordinasi KotaPalembang, Tim Pengelola Program di TingkatProvinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang,serta Tim Pelaksana Verifikasi di Puskesmasmaupun Dinas kesehatan Provinsi dan Kota. TimKoordinasi provinsi dibentuk oleh Gubernur SumateraSelatan sedangkan Tim Koordinasi Kabupaten/Kotadibentuk oleh Walikota Palembang. Tugas darit im koordinasi prov insi maupun kota adalah1) menetapkan arah kebijakan koordinasi dansinkronisasi program Jamsoskes, 2) melakukanpembinaan dan pengendalian program JamsoskesSumatera Selatan Semesta.

Tugas dari tim pengelola provinsi maupun kotaadalah melaksanakan pengelolaan program yangmeliputi kegiatan-kegiatan: manajemen kepesertaan,pelayanan, keuangan, perencanaan dan SDM,informasi, hukum dan organisasi serta telaah hasilverif ikasi. Tim pelaksana verif ikasi bertugasmelaksanakan verifikasi terhadap administrasikepesertaan, administrasi pelayanan, danadministrasi pembiayaan/keuangan sepertidikuatkan dengan hasil wawancara berikut:

“Sebagai ketua tim Jamsoskes SumateraSelatan Semesta adalah Gubernur. Nanti bisadilihat dalam pedoman pelaksanaan terdapatdua tim yakni tim koordinasi dan satu lagitim pengelola...” (Dinas Kesehatan ProvinsiSumatera Selatan)

“...ada SK tentang orang-orang yang terlibatdalam pengelolaan program Jamsoskes.”

(Dinas Kesehatan Kota Palembang)

Pernyataan tersebut didukung oleh SK GubernurSumatera Selatan No. 284/KPTS/DINKES/2009mengenai perubahan atas Keputusan Gubernur No.852/KPTS/DINKES/2008 tentang pembentukan timkoordinasi dan tim pengelola program JamsoskesSumatera Selatan Semesta dan SK WalikotaPalembang No. 061/20098 tentang pembentukan timkoordinasi dan tim pengelola program JamsoskesSemesta Kota Palembang. Mengenai verifikator jugadiatur dalam kedua SK tersebut dan verifikatorJamsoskes juga merupakan verifikator pada programJamkesmas sesuai dengan perjanjian (MoU) antaraGubernur Sumatera Selatan dan Menteri KesehatanRepublik Indonesia. Hal tersebut seperti dilihat padahasil wawancara berikut ini.

“Ada Mou dengan Depkes, kita dapatmenggunakan verifikator Jamkesmaskarena Jamsoskes pelayanannya juga kelasIII. Dari kita sendiri sudah ada insentiftambahan.” (Dinas Kesehatan ProvinsiSumatera Selatan)

“Pelaksana verifikasi ada di Puskesmas danjuga di Dinas Kesehatan Kota Palembang.Mereka bertugas mengecek kebenaran datapengguna Jamsoskes”. (Dinas KesehatanKota Palembang)

“Verifikator Jamsoskes adalah jugaverifikator Jamkesmas”. (Petugas Verifikasi)

D. Pemanfaatan Jamsoskes di PuskesmasSesuai dengan data di Dinas Kesehatan Kota

Palembang tercatat sejumlah 716.513 jiwa yangbelum memiliki jaminan kesehatan dan secaraotomatis menjadi peserta Jamsoskes Semesta kotaPalembang. Baik pihak Provinsi Sumatera Selatan,Dinas kesehatan Kota Palembang maupunPuskesmas menyebutkan bahwa tidak ada targetuntuk jumlah peserta Jamsoskes karena pesertadiharapkan semua warga Kota Palembang yangbelum memiliki jaminan kesehatan lainnya sehinggasiapapun yang dapat memenuhi persyaratan akandilayani dalam program tersebut. Berikut hasilwawancara yang telah didapatkan.

“Sebenarnya kita tidak ada target untukJamsoskes. Kita tahunya dari outputmasyarakat. Atau bila jumlah kunjungansudah menurun berarti derajat kesehatanmasyarakat sudah baik. Kita sudahmenghimbau bahwa semua masyarakatdijamin kesehatannya...” (Dinas KesehatanProvinsi Sumatera Selatan)

“Kita tidak punya target sebetulnya. Yangpenting kita melayani dengan baik. Yang jelassemua masyarakat terlayani.. .” (DinasKesehatan Kota Palembang)

“ Setiap masyarakat yang datang kePuskesmas menggunakan Jamsoskes akankami layani sesuai dengan ketentuan yangada. Tidak ada target mengenai jumlah pasienyang harus dilayani.” (Kepala Puskesmas)

Sejalan dengan pendapat Azwar9, jaminankesehatan adalah instrumen sosial untuk menjaminseseorang agar dapat memenuhi kebutuhanpemeliharaan kesehatan tanpa mempertimbangkankeadaan ekonomi orang tersebut pada saatkebutuhan akan pelayanan kesehatan muncul.

Disahkannya UU RI no. 40/2004 tentang SJSN2,memberi landasan hukum terhadap kepastianperlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia. Jaminan kesehatan diselenggarakandengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh

Page 5: jurnal manajemen 5

78 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 2 Juni 2010

Asmaripa Ainy, dkk: Implementasi Kebijakan Jaminan Sosial Kesehatan

manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungandalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

Berdasarkan data yang dihimpun di 38Puskesmas di wilayah Kota Palembang dan DinasKesehatan kota Palembang, total kunjungan pasienJamsoskes di Puskesmas se-Kota Palembangadalah 408.830 orang dan total rujukan sejumlah9.089 orang. Berikut gambaran kunjungan penggunaJamsoskes tersebut.

Tim pengelola program berpendapat bahwaprogram Jamsoskes Sumatera Selatan Semestasejauh ini telah dilakukan sebaik mungkin sesuaidengan pedoman pelaksanaan maupun petunjukteknis yang telah ditetapkan masing-masing PPK.Walaupun dalam kenyataannya terdapat berbagaikendala yang dialami dalam pelaksanaannya, sepertiyang diungkapkan dari hasil wawancara berikut.

“Dalam perjalanannya kita belum memilikikartu khusus seperti Askes. Kita masihmendata untuk melihat berapa banyakmasyarakat yang belum mendapatkanjaminan kesehatan. Tapi kita berupayamenerbitkan kartu tersebut.” (DinasKesehatan Provinsi Sumatera Selatan)

“Kendalanya pada sosialisasi yang belummenyeluruh mengenai syarat-syaratkepesertaan dan masalah kelengkapanadministrasi. Sebenarnya ada dua masalahdalam pemanfaatan Jamsoskes ini: identitasseperti KTP, KK dan kedua dia mau mengikutipelayanan yang berjenjang.” (DinasKesehatan Kota Palembang)

“Kelemahan kita pada database. Kalau adadatabase, tidak perlu surat pengantar Lurahbahwa layak mendapatkan pelayananJamsoskes”. (Kepala Puskesmas)

“Kendalanya ada pada saat klaim, kalausekarang sudah jauh lebih berkurang kecualidi rumah sakit. Kendala yang dimaksudadanya ketidaklengkapan persyaratan daripeserta, ketidaksesuaian diagnosa atautindakan medis, serta klaim tidak sesuaiPerda” (Petugas Verifikasi)

Dalam administrasi kepesertaan, verifikatormelakukan pengecekan dan penilaian terhadapkeabsahan peserta yaitu penggunaan KTP atau KKoleh pasien. Kendala dalam administrasikepesertaan dipengaruhi oleh dobel nama atau duakali berobat pada hari yang sama, identitas atau datatidak lengkap, pasien tidak didukung KTP/KK/suratketerangan domisili, dan pasien dari luar ProvinsiSumatera Selatan memiliki karcis tetapi pasien tidakterdaftar.

Dalam administrasi pelayanan, verifikatormelakukan pengecekan dan penilaian kebenaranadministrasi pelayanan medik dengan melihatdiagnosis. Kendala dalam administrasi pelayananadalah tindakan medis tidak sesuai dengandiagnosis, diagnosis tidak jelas, tidak ada diagnosis,ataupun tindakan medis yang diragukan.

Dalam administrasi pembiayaan dilakukanpengecekan dan penilaian terhadap total pembiayaandalam rekapitulasi yang diajukan, selanjutnya

Gambar 4. Jumlah Kunjungan Pasien dan Pasien Rujukan Jamsoskesdi Puskesmas Se-Kota Palembang

Makray

uGan

dusPe

mbina

I Ulu OPI

4 Ulu

7 Ulu

Kerta

pati

Keram

asan

Nagasw

idak

Taman

Bacaa

nPla

juKa

mpus

Pakjo

Pada

ng Se

lasa

Sei Ba

ung

Merdeka 23 Ili

rAri

odilla

hDe

mpoTal

ang R

atuBa

suki R

ahmat

Sekip

Boom

Baru

Kente

nSa

boking

king

5 Ilir

II Ilir

Bukit

Sang

kalKa

lidon

iSei

Selin

cahMult

iwahan

aSak

oPu

nti Ka

yuSos

ialSu

karam

eTal

ang B

etutu

Terap

ung

Laki-laki

45.000

40.000

35.000

30.000

25.000

20.000

15.000

10.000

5.000

0

Perempuan Rujukan

Page 6: jurnal manajemen 5

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 2 Juni 2010 79

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

dibandingkan dengan tarif. Kendala dalamadministrasi pembiayaan adalah tidak ada karcisretribusi, tidak ada karcis tindakan, tindakan tidakdapat diklaim dalam program Jamsoskes karenatindakan tidak ada dalam Perda tarif dan bukanmerupakan tindakan terapi (misalnya tindik danmembersihkan karang gigi), biaya tindakan tidaksesuai tarif Perda, serta tindakan hanya berupapemberian obat.

Telah dilakukan diskusi kelompok terarah (DKT)pada masyarakat pengguna Jamsoskes Semestakota Palembang. Diskusi dilakukan pada duakelompok masyarakat yang ditemui saat berobat diPuskesmas. Masing-masing kelompok terdiri darienam orang. Kelompok pertama adalah pasien diPuskesmas Makrayu dan yang kedua adalah pasiendi Puskesmas Terapung.

Kedua kelompok DKT tersebut menyatakanbahwa pelayanan melalui program JamsoskesSemesta Kota Palembang telah diberikan denganbaik. Hanya saja, masyarakat merasakan bahwapersyaratan administrasi yang harus dilengkapi agakmerepotkan jika dibandingkan dengan programjaminan kesehatan lainnya seperti Askes danJamkesmas. Pada program Jamsoskes ini tidakdiberikannya kartu sebagai tanda kepesertaan.Padahal dengan adanya kartu tersebut akan lebihmemudahkan dalam mendapatkan pelayanankesehatan apalagi untuk kasus gawat darurat.Masyarakat berharap agar program Jamsoskes atauberobat gratis ini dapat terselenggara tidak cumasementara karena menurut mereka, program inisangat membantu masyarakat dalam meningkatkankesehatan diri sehingga akses terhadap pelayanankesehatan diharapkan juga meningkat. Perluasanakses pelayanan kesehatan memegang perananpenting dalam meningkatkan derajat kesehatanmasyarakat.10

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Pelaksanaan program Jamsoskes SumateraSelatan Semesta dimulai pada 22 Januari 2009.Dengan dasar hukum UU RI No. 40/2004 mengenaiSistem Jaminan Sosial Nasional serta PeraturanDaerah Provinsi Sumatera Selatan No. 2/2009 danPeraturan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan No.23/2009 mengenai Pedoman PenyelenggaraanJaminan Sosial Kesehatan (Jamsoskes) SumateraSelatan Semesta. Jumlah dana yang dimanfaatkanoleh pasien Jamsoskes di Puskesmas se-KotaPalembang di tahun 2009 mencapai

Rp1.601.486.000,00. Dengan jumlah penggunaJamsoskes sebanyak 408.830 orang dan totalrujukan sejumlah 9.089 orang.

Kebijakan pembiayaan kesehatan padamasyarakat di Kota Palembang melalui programJamsoskes di Puskesmas belum berjalan denganoptimal, terlihat dengan masih adanya beberapakendala yang meliputi: administrasi kepesertaan,pelayanan, dan pembiayaan/ keuangan.

SaranKepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Selatan untuk membangun database kepesertaandemi kelancaran pelayanan Jamsoskes danmempekerjakan tenaga verifikator Jamsoskes yangbukan verifikator Jamkesmas untuk menghindarikelebihan beban kerja;

Kepada Dinas Kesehatan Kota Palembanguntuk mengadakan sosialisasi secara kontinumengenai verifikasi data Jamsoskes ke pihakPuskesmas dan petugas pelaksana verifikasi.

Kepada Puskesmas agar mengintensifkanpemberian informasi kepada masyarakat mengenaipersyaratan untuk mendapatkan pelayanankesehatan melalui Jamsoskes.

KEPUSTAKAAN1. JPKM-online. Pembiayaan dan Jaminan

Kesehatan. Tersedia di http://www.jpkm-online.net/. Diakses pada tanggal 1 Mei 2009.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan SosialNasional, Jakarta. 2004.

3. Dunn, William, N. Pengantar Analisis KebijakanPublik. Diterjemahkan oleh Samodra Wibawa,dkk. Gadjah Mada Press. Yogyakarta. 2000.

4. Sundari, S. Menerjemahkan Hasil PenelitianKedalam Kebijakan dan Pelayanan Kesehatan.Buletin Penelitian Kesehatan, 2007;35(4):148-55.

5. Surat keputusan Gubernur Sumatera SelatanNomor 284 Tahun 2009. Perubahan atasKeputusan Gubernur Nomor 852/KPTS/DINKES/2008 Tentang Pembentukan TimKoordinasi dan Tim Pengelola ProgramJamsoskes Sumatera Selatan Semesta.

6. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera SelatanNomor 2 Tahun 2009 Tentang PenyelenggaraanJamsoskes Sumatera Selatan Semesta.Sumatera Selatan, 2009.

7. Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor23 Tahun 2009 Tentang PenyelenggaraanJamsoskes Sumatera Selatan Semesta.Sumatera Selatan, 2009.

Page 7: jurnal manajemen 5

80 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 2 Juni 2010

Asmaripa Ainy, dkk: Implementasi Kebijakan Jaminan Sosial Kesehatan

8. Surat Keputusan Walikota Palembang Nomor061 Tahun 2009 Tentang Pembentukan TimKoordinasi dan Tim Pengelola ProgramJamsoskes Semesta Kota Palembang. 2009.

9. Azwar, A. Materi Pelatihan Program Jaminan MutuPelayanan Kesehatan. Bagian Ilmu KedokteranKomunitas Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, 2005.

10. Mukti, AG. Mencari Alternatif Model SistemPembiayaan Kesehatan Berbasis AsuransiKesehatan Sosial di Era Desentralisasi. JurnalManajemen Pelayanan Kesehatan. UGM,Yogyakarta, 2003;06(02):45-50.