jurnal iptek - std-bali.ac.id · edisi ini diawali dengan artikel yang berjudul “solusi penataan...

14

Upload: vuongkhuong

Post on 19-Jul-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JURNAL IPTEKSTD BALI

VOLUME I NOMOR 1 NOVEMBER 2013

PENGANTAR REDAKSI

Jurnal Ipteks STD Bali Volume 1 Nomor 1 November 2013 merupakan edisi pertama yangbertemakan “Pendidikan Seni, Desain Interior, Desain Grafis, Arsitektur dan TeknologiInfomasi”.

Edisi ini diawali dengan artikel yang berjudul “Solusi Penataan Ruang dan Bangunan padaKawasan Permukiman Pinggir Jalan Raya di Kecamatan Ubud” oleh Ni Made Emmi NutrisiaDewi, S.T., M.T. Artikel kedua dari Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST., MA., Dipl.LMP dengan judul ““PPaaddmmaassaannaa,, Bangunan Suci Hindu, Sthana Tuhan Yang Maha Esa,Simbolis Alam Semesta”. Artikel ketiga “Variasi Struktur Bangunan Tradisional Bale Daja DiKabupaten Gianyar” oleh I Wayan Juliatmika, S.T., M.T. Artikel keempat dengan judul“Perencanaan Perkotaan yang Berkonsep Ecodesign dan Sustainable dengan PengolahanRuang Terbuka Hijau” ditulis oleh Pradhana Agusta Putra, S.T. Sementara itu artikel kelimaberjudul “Pertimbangan Antropometri pada Desain Interior” oleh I Gusti Agung Haryawan,S.Sn. Ditutup dengan artikel keenam “Sejarah Desain Modern Zaman Poros Hingga RevolusiIndustri” oleh Marcia Eman, M.Ds.

Redaksi sangat bersyukur kepada Tuhan karena edisi kelima ini bisa terbit dengan lancar dantepat waktu. Redaksi mengucapkan terima kasih kepada New Media atas motivasi danmasukkannya untuk kesempurnaan jurnal ini serta seluruh civitas akademika New Media ataskekompakan dan semangatnya.

Terakhir, kritik dan saran guna kesempurnaan selanjutnya sangat kami harapkan dan kepadasemua yang telah membantu penerbitan jurnal ini dan para pembaca yang budiman, kamiucapkan terimakasih.

Redaksi

Alamat RedaksiSekolah Tinggi desain Bali

Jl. Tukad Batanghari No. 29 Renon – DenpasarTelp. (0361) 259459, 7448456 Fax: (0361) 701806, 259459

website: http://www.std-bali.ac.id

JURNAL IPTEKSTD BALI

VOLUME I NOMOR 1 NOVEMBER 2013

PENGANTAR REDAKSI

Jurnal Ipteks STD Bali Volume 1 Nomor 1 November 2013 merupakan edisi pertama yangbertemakan “Pendidikan Seni, Desain Interior, Desain Grafis, Arsitektur dan TeknologiInfomasi”.

Edisi ini diawali dengan artikel yang berjudul “Solusi Penataan Ruang dan Bangunan padaKawasan Permukiman Pinggir Jalan Raya di Kecamatan Ubud” oleh Ni Made Emmi NutrisiaDewi, S.T., M.T. Artikel kedua dari Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST., MA., Dipl.LMP dengan judul ““PPaaddmmaassaannaa,, Bangunan Suci Hindu, Sthana Tuhan Yang Maha Esa,Simbolis Alam Semesta”. Artikel ketiga “Variasi Struktur Bangunan Tradisional Bale Daja DiKabupaten Gianyar” oleh I Wayan Juliatmika, S.T., M.T. Artikel keempat dengan judul“Perencanaan Perkotaan yang Berkonsep Ecodesign dan Sustainable dengan PengolahanRuang Terbuka Hijau” ditulis oleh Pradhana Agusta Putra, S.T. Sementara itu artikel kelimaberjudul “Pertimbangan Antropometri pada Desain Interior” oleh I Gusti Agung Haryawan,S.Sn. Ditutup dengan artikel keenam “Sejarah Desain Modern Zaman Poros Hingga RevolusiIndustri” oleh Marcia Eman, M.Ds.

Redaksi sangat bersyukur kepada Tuhan karena edisi kelima ini bisa terbit dengan lancar dantepat waktu. Redaksi mengucapkan terima kasih kepada New Media atas motivasi danmasukkannya untuk kesempurnaan jurnal ini serta seluruh civitas akademika New Media ataskekompakan dan semangatnya.

Terakhir, kritik dan saran guna kesempurnaan selanjutnya sangat kami harapkan dan kepadasemua yang telah membantu penerbitan jurnal ini dan para pembaca yang budiman, kamiucapkan terimakasih.

Redaksi

Alamat RedaksiSekolah Tinggi desain Bali

Jl. Tukad Batanghari No. 29 Renon – DenpasarTelp. (0361) 259459, 7448456 Fax: (0361) 701806, 259459

website: http://www.std-bali.ac.id

JURNAL IPTEKSTD BALI

VOLUME I NOMOR 1 NOVEMBER 2013

PENGANTAR REDAKSI

Jurnal Ipteks STD Bali Volume 1 Nomor 1 November 2013 merupakan edisi pertama yangbertemakan “Pendidikan Seni, Desain Interior, Desain Grafis, Arsitektur dan TeknologiInfomasi”.

Edisi ini diawali dengan artikel yang berjudul “Solusi Penataan Ruang dan Bangunan padaKawasan Permukiman Pinggir Jalan Raya di Kecamatan Ubud” oleh Ni Made Emmi NutrisiaDewi, S.T., M.T. Artikel kedua dari Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST., MA., Dipl.LMP dengan judul ““PPaaddmmaassaannaa,, Bangunan Suci Hindu, Sthana Tuhan Yang Maha Esa,Simbolis Alam Semesta”. Artikel ketiga “Variasi Struktur Bangunan Tradisional Bale Daja DiKabupaten Gianyar” oleh I Wayan Juliatmika, S.T., M.T. Artikel keempat dengan judul“Perencanaan Perkotaan yang Berkonsep Ecodesign dan Sustainable dengan PengolahanRuang Terbuka Hijau” ditulis oleh Pradhana Agusta Putra, S.T. Sementara itu artikel kelimaberjudul “Pertimbangan Antropometri pada Desain Interior” oleh I Gusti Agung Haryawan,S.Sn. Ditutup dengan artikel keenam “Sejarah Desain Modern Zaman Poros Hingga RevolusiIndustri” oleh Marcia Eman, M.Ds.

Redaksi sangat bersyukur kepada Tuhan karena edisi kelima ini bisa terbit dengan lancar dantepat waktu. Redaksi mengucapkan terima kasih kepada New Media atas motivasi danmasukkannya untuk kesempurnaan jurnal ini serta seluruh civitas akademika New Media ataskekompakan dan semangatnya.

Terakhir, kritik dan saran guna kesempurnaan selanjutnya sangat kami harapkan dan kepadasemua yang telah membantu penerbitan jurnal ini dan para pembaca yang budiman, kamiucapkan terimakasih.

Redaksi

Alamat RedaksiSekolah Tinggi desain Bali

Jl. Tukad Batanghari No. 29 Renon – DenpasarTelp. (0361) 259459, 7448456 Fax: (0361) 701806, 259459

website: http://www.std-bali.ac.id

JURNAL IPTEKSTD BALI

VOLUME I NOMOR 1 NOVEMBER 2013

Pelindung dan Penanggung Jawab :Nyoman Suteja, Ak. Kadek Sudrajat, S.Kom

Penasehat :Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST, MA, Dipl.LMP

Ketua Dewan Redaksi :Inten Pertiwi, S.I.P.

Mitra Bestari :Prof. Dr. Shane Greive (Architect and Urban Specialist, Curtin University of Technology)

Dewan Editor :Inten Pertiwi, S.I.P

Redaktur Pelaksana :Arygia Pebrisa

Rudy Dharmawan KadekPutu Astri Lestari, S.E., Ak

Desain Cover :Aditya Wisnu Ramadhan

Alamat Redaksi : STD BaliJl. Tukad Batanghari No. 29 Renon – Denpasar

Telp. (0361) 259459, 7448456 Fax: (0361) 701806, 259459website: http://www.std-bali.ac.id

JURNAL IPTEKS STD Bali yang terbit pertama kali November Tahun 2013 adalah wahana informasi di bidang ilmu pengetahuan, teknologiinformasi, seni,desain grafis, desain interior, desain komunikasi visual dan arsitektur. Artikel berupa hasil penelitian, tulisan ilimah populer,studi kepustakaan, review buku maupun tulisan ilmiah terkait lainnya. Dewan Redaksi menerima artikel terpilih untuk dimuat, denganfrekuensi terbit secara berkala 2 (dua) kali setahun yaitu Mei dan November. Naskah yang dimuat merupakan pandangan dari penulis danDewan Redaksi hanya menyunting naskah sesuai format dan aturan yang berlaku tanpa mengubah substansi naskah.

JURNAL IPTEKSTD BALI

VOLUME I NOMOR 1 NOVEMBER 2013

PETUNJUK PENGIRIMAN NASKAHTATA TULIS NASKAH :1. Kategori naskah ilmiah hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah populer

(aplikasi, ulasan, opini) dan diskusi.2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris diketik pada kertas ukuran A-4, spasi

Single, dengan batas atas, bawah, kanan dan kiri masing-masing 2,5 cm dari tepi kertas.3. Batas panjang naskah/artikel maksimum 20 halaman dan untuk naskah diskusi maksimum 5 halaman.4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, huruf Times New Romans

16 pt, ditengah-tengah kertas. Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulisnaskah yang dibahas ditulis sebagai catatan kaki).

5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis danalamat email dibawah nama.

6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar katakunci (keyword) diletakkan setelah abstrak.

7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 150 kata, dicetak miring, 1 spasi.Abstrak tidak perlu untuk naskah diskusi.

8. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf capital, huruf Times New Romans 12 pt9. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas. Tulisan dalam gambar, grafik, dan tabel

tidak boleh lebih kecil dari 6 point (tinggi huruf rata-rata 1,6 mm).10. Nomor dan judul untuk gambar, grafik, tabel dan foto ditulis di tengah-tengah kertas dengan huruf

kapital di awal kata. Untuk nomor dan judul tabel diletakkan di atas tabel, sedangkan untuk nomor danjudul gambar, grafik dan foto diletakkan di bawah gambar, grafik dan foto yang bersangkutan.

11. Untuk segala bentuk kutipan, pada akhir kutipan diberi nomor kutipan sesuai dengan catatan kaki yangberisi referensi kutipan (nama, judul, kota, penerbit, tahun dan halaman yang dikutip). Rumus-rumushendaknya ditulis sederhana mungkin untuk menghindari kesalahan pengetikan. Ukuran huruf dalamrumus paling kecil 6 point (tinggi huruf ratarata 1,6 mm).

12. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasidiletakkan sebelum daftar pustaka.

13. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 1,5 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannyaharus jelas dan lengkap dengan susunan : nama pengarang. tahun. judul. kota: penerbit. Judul dicetakmiring.

KETERANGAN UMUM :1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dalam program pengolahan kata M.S. Word.dan naskah

bisa dikirimkan via email atau dalam bentuk CD ke alamat redaksi.2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.3. Redaksi berhak menolak atau pengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria

yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulisnaskah untuk ditanggapi.

JURNAL IPTEKSTD BALI

VOLUME I NOMOR 1 NOVEMBER 2013

DAFTAR ISI

Solusi Penataan Ruang dan Bangunan pada Kawasan PermukimanPinggir Jalan Raya di Kecamatan UbudNI MADE EMMI NUTRISIA DEWI, S.T., M.T.

1 – 7

PPaaddmmaassaannaa,, Bangunan Suci Hindu, Sthana Tuhan Yang Maha Esa,Simbolis Alam SemestaDR. NGAKAN KETUT ACWIN DWIJENDRA, ST., MA.,DIPL. LMP

8 – 21

Variasi Struktur Bangunan Tradisional Bale Daja Di KabupatenGianyarI WAYAN JULIATMIKA, S.T., M.T.

22 – 32

Perencanaan Perkotaan yang Berkonsep Ecodesign dan Sustainabledengan Pengolahan Ruang Terbuka HijauPRADHANA AGUSTA PUTRA, S.T

33 – 41

Pertimbangan Antropometri pada Desain InteriorI GUSTI AGUNG HARYAWAN, S.SN.

42 – 44

Sejarah Desain Modern Zaman Poros Hingga Revolusi IndustriMARCIA EMAN, M.DS.

45 – 47

JURNAL IPTEKSTD BALI

VOLUME I NOMOR 1 NOVEMBER 2013

DAFTAR ISI

Solusi Penataan Ruang dan Bangunan pada Kawasan PermukimanPinggir Jalan Raya di Kecamatan UbudNI MADE EMMI NUTRISIA DEWI, S.T., M.T.

1 – 7

PPaaddmmaassaannaa,, Bangunan Suci Hindu, Sthana Tuhan Yang Maha Esa,Simbolis Alam SemestaDR. NGAKAN KETUT ACWIN DWIJENDRA, ST., MA.,DIPL. LMP

8 – 21

Variasi Struktur Bangunan Tradisional Bale Daja Di KabupatenGianyarI WAYAN JULIATMIKA, S.T., M.T.

22 – 32

Perencanaan Perkotaan yang Berkonsep Ecodesign dan Sustainabledengan Pengolahan Ruang Terbuka HijauPRADHANA AGUSTA PUTRA, S.T

33 – 41

Pertimbangan Antropometri pada Desain InteriorI GUSTI AGUNG HARYAWAN, S.SN.

42 – 44

Sejarah Desain Modern Zaman Poros Hingga Revolusi IndustriMARCIA EMAN, M.DS.

45 – 47

JURNAL IPTEKSTD BALI

VOLUME I NOMOR 1 NOVEMBER 2013

DAFTAR ISI

Solusi Penataan Ruang dan Bangunan pada Kawasan PermukimanPinggir Jalan Raya di Kecamatan UbudNI MADE EMMI NUTRISIA DEWI, S.T., M.T.

1 – 7

PPaaddmmaassaannaa,, Bangunan Suci Hindu, Sthana Tuhan Yang Maha Esa,Simbolis Alam SemestaDR. NGAKAN KETUT ACWIN DWIJENDRA, ST., MA.,DIPL. LMP

8 – 21

Variasi Struktur Bangunan Tradisional Bale Daja Di KabupatenGianyarI WAYAN JULIATMIKA, S.T., M.T.

22 – 32

Perencanaan Perkotaan yang Berkonsep Ecodesign dan Sustainabledengan Pengolahan Ruang Terbuka HijauPRADHANA AGUSTA PUTRA, S.T

33 – 41

Pertimbangan Antropometri pada Desain InteriorI GUSTI AGUNG HARYAWAN, S.SN.

42 – 44

Sejarah Desain Modern Zaman Poros Hingga Revolusi IndustriMARCIA EMAN, M.DS.

45 – 47

Jurnal STD Bali Volume I No. 1 Tahun 2013

SOLUSI PENATAAN RUANG DAN BANGUNANPADA KAWASAN PERMUKIMAN PINGGIR JALAN RAYA

DI KECAMATAN UBUD

Oleh:Ni Made Emmi Nutrisia Dewi, S.T., M.T.

Ketua Program Studi Desain Interior, Sekolah Tinggi Desain BaliE-mail : [email protected]

AbstrakKecamatan Ubud merupakan wilayah yang memiliki perkembangan pariwisata yang pesat.

Hal ini sangat mempengaruhi pemanfaatan ruang, khususnya pada pinggir jalan raya. Banyak terjadialih fungsi lahan dan kurang tertatanya bangunan di sepanjang jalan raya. Tujuan dari artikel ini yaituuntuk memperoleh solusi dalam mengatasi penataan ruang dan bangunan yang kurang tepat. Metodepengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, kepustakaan, observasi lapangan dandokumentasi. Adapun hal-hal yang dibahas yaitu pemanfaatan ruang dahulu dan saat ini serta solusidan saran untuk memperbaikinya kearah yang lebih baik. Terdapat dua solusi yang memungkinkanuntuk dilaksanakan yaitu mengadakan penghijauan di pinggir jalan raya serta pembuatan lahan parkirbaru. Dalam menerapkan beberapa solusi tersebut harus terjadi kesepakatan terlebih dahulu antarapemerintah dan masyarakat yang bersangkutan.Kata kunci : Pemanfaatan, solusi, penataan, ruang, bangunan.

AbstractUbud sub district is an area that has a rapid development of tourism. This greatly affects theutilization of space, especially on the edge of the highway. Many land conversion occurs and many ofless well-organized of building along the highway. The purpose of this article is to obtain a solutionin dealing with the arrangement of space and buildings that are less precise. The methods of datacollection that have been used were interviews, literature, field observation and documentation. As forthe things discussed were the use of former and current space, the solutions and suggestions toimprove the space for the better. There are two possible solutions that can be implemented which areto conduct roadside greening and creating new parking spaces. In implementing all of the solutionsmust occur prior agreement between the government and the people concerned.Keywords: Utilization, solutions, structuring, space, buildings.

1. PENDAHULUANTerdapat berbagai faktor yangmenyebabkan perubahan danperkembangan suatu wilayah. Salahsatu faktor tersebut yaitu faktor sosial,budaya dan ekonomi. Masuknya arusglobalisasi dan budaya luar saat ini,menyebabkan terjadi perubahan padakehidupan masyarakat lokal. Perubahantersebut berupa yang pada awalkehidupannya masih bersifat tradisionalberubah menuju ke arah modern. Dari

hal tersebut berdampak juga terhadapperkembangan keruangan suatuwilayah, khususnya dalam hal penataanruangnya.Perkembangan keruangan suatu wilayahyang pesat dapat dilihat di KecamatanUbud, Kabupaten Gianyar. KecamatanUbud merupakan daerah yang memilikipotensi kekayaan dalam bidang senibudaya dan hasil kerajinan serta dikenaljuga sebagai daerah pariwisata denganpanorama alam yang indah. Maka

Jurnal STD Bali Volume I No. 1 Tahun 2013

““PPAADDMMAASSAANNAA”” BANGUNAN SUCI HINDU,STHANA TUHAN YANG MAHA ESA, SIMBOLIS ALAM

SEMESTA

Oleh:Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST., MA., Dipl. LMP

Ketua STD BaliEmail : [email protected]

AA.. PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

Padmasana merupakan bangunansuci untuk mensthanakan Tuhan YangMaha Esa (Ida Sanghyang Widihi)sebagai simbolis dan gambaran darimakrokosmos atau alam semesta ini(buana agung). Bangunan suci ini dapatkita jumpai hampir di seluruh bangunansuci Hindu di Bali maupun di luar Bali,bahkan bangunan suci ini ditempatkansebagai bangunan suci utama.

Namun, bangunan suci ini masihbanyak menyimpan misteri simblolisdan filosofis yang belum diketahui danperlu dikupas lebih mendalam. Artikelini akan mencoba menguraikan lebihrinci tentang sejarah, makna, simbol,bentuk, fungsi, tipologi dan ornamentbangunannya melalui data dari berbagaisumber literatur dengan tujuanmelengkapi pengetahuan khasanahbudaya Bali dan memberikan informasibagi semua pemerhati budaya danarsitektur khususnya para generasimuda Bali.

BB.. SSEEJJAARRAAHH PPAADDMMAASSAANNAA

Padmasana sebagai gambaran darijagat raya, dari sudut sejarah dapatdilihat dari Lontar "DwijendraTattwa", menyebutkan bahwabangunan suci berbentuk Padmasanadikembangkan oleh DanghyangDwijendra, atau nama lain beliau

adalah Danghyang Nirartha atauPedanda Sakti Wawu Rauh. Beliaudatang ke Bali pada Tahun 1489 Mpada periode pemerintahan DalemWaturenggong di Gelgel (1460-1550M) dengan tujuan untukmenyempurnakan kehidupan agama diBali (Sugiwa, 1991).

Sebelum kedatangan beliau, agamaHindu di Bali telah berkembang denganbaik dimana ajaran itu telah diterimadari para maha rsi yang datang ke Balisejak abad ke-8, seperti RsiMarkandeya, Mpu Kuturan, DanghyangSiddimantra, Danghyang ManikAngkeran, Mpu Jiwaya, Mpu Gnijaya,Mpu Sumeru, Mpu Ghana, dan MpuBharadah.Lebih lanjut lontar Dwijendra Tatwamenceritakan bahwa pada saat beliaumemasuki Pulau Bali, beliau masuk kedalam mulut naga besar dan didalamnya beliau melihat ada bungateratai yang sedang mekar tetapi sayangsarinya tidak ada.

Hal ini menggambarkan bahwa nagatersebut adalah Naga Anantabhoga yangmerupakan simbol dari Pulau Bali,dimana Agama Hindu sudahberkembang di Bali dengan baik tetapipemujaan hanya ditujukan kepadadewa-dewa sebagai manifestasi IdaSanghyang Widhi, dewa-dewa inilahyang disimbolkan sebagai daun bungateratai yang mekar tanpa sari. SehinggaDanghyang Nirartha menganjurkan

Jurnal STD Bali Volume I No. 1 Tahun 2013

penduduk Bali menambah bentukpelinggih berupa Padmasanamenyempurnakan simbol yangmewujudkan Tuhan (Hyang Widhi)secara lengkap, baik ditinjau darisegi konsep horisontal maupunvertikal. Sehingga pembangunanpelinggih berbentuk padmasana dapatmenjernihkan kekaburan yang terjadisecara fisik bangunan pelinggihpemujaan untuk Tuhan Yang Maha Esa(Ida Sanghyang Widhi) dan sampaisekarang, bangunan suci padmasanadapat dijumpati di seluruh pura di Balimaupun luar Bali sebagai bangunanpelinggih utama.

CC.. MMAAKKNNAA DDAANN SSIIMMBBOOLLIISSPPAADDMMAASSAANNAA

Padmasana berasal dari BahasaKawi yang terdiri dari dua kata yaitu:"Padma" artinya bunga teratai, ataubatin, atau pusat. "Asana" artinya sikapduduk, atau tuntunan, atau nasehat, atauperintah (Prof. Drs. Wojowasito, 1977).Padmasana berarti tempat duduk dariteratai merah sebagai sthana suci TuhanYang Maha Esa (Titib I Made,2001:106). Berdasarkan dua pendapattersebut bahwa bunga teratai adalahsimbol dari tempat duduk dari dewa-dewa dan Tuhan Yang Maha Esasehingga Padmasana tidak lain dari

gambaran alam semesta (makrokosmos)yang merupakan sthana dari Ida SangHyang Widhi Wasa (Tuhan Yang MahaEsa).

Dalam Lontar Padma Bhuana, MpuKuturan menyatakan bahwa Balisebagai Padma Bhuwana. Bunga teratai(padma) dijadikan simbol alam semestasthana Tuhan Yang Maha Esa yangsebenarnya. Lebih lanjut, dalam LontarDasa Nama Bunga menyebutkan bahwabunga teratai adalah rajanya bunga(Raja Kesuma) karena bunga terataiini hidup di tiga alam yaitu akarnyanancap di lumpur, batangnya di airsedangkan daun dan bunganya berada diatas air (udara). Karena hidupnya di tigaalam ini bunga padma adalah simbol TriLoka/Tri Bhuwana Stana Hyang WidhiWasa dan bunga daunnya yang berlapis-lapis sebagai perlambang dari sembilanarah penjuru anginnya alam semesta(Wiana I Ketut, 2004:69).

Posisi Padmasana, adalah sikapduduk bersila dengan kedua telapakkaki dilipat keatas, sehingga tampakseperti posisi yang berbentuk lingkaran.Mungkin ini tidak sesuai dengan apayang kita lihat di lapangan, bahkan padabagian puncak Padmasana tampakberbentuk Singhasana yaitu berbentukkursi persegi empat. Hal ini akanterjawab kalau kita memperhatikan“Pesimpen Pancadatu” atau“pedagingan” yang ditanamkan baikdi dasar, di madya maupun di puncakdari Padmasana (Cudamani, 1998: 10).

Disini akan tampak bahwa isi“pedagingan pesimpen” itu terutamapedagingan puncak yang berbentuk“padma terbuat dari mas” diletakkanpaling atas di atas Singhasana yangberbentuk sebagai kursi persegi empatini. Karena padma mas itu ditanam,meskipun terletak di puncak, benda itutidak terlihat dari luar. Rupanyapedagingan berbentuk padma dari masinilah yang memberi nama bangunan itu

Gambar 1. Tampak Depan Bangunan SuciPadmasana

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2005

Jurnal STD Bali Volume I No. 1 Tahun 2013

VARIASI STRUKTUR BANGUNAN TRADISIONALBALE DAJA DI KABUPATEN GIANYAR

oleh:I Wayan Juliatmika, S.T., M.T.

Dosen Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain Balie-mail: [email protected]

AbstractBale daja is a part of national cultural heritage especially in arsitektural field. Along with thedevelopment of periods, it is very rare to see bale daja that still aplicates the elements ofBalinese traditional architecture as whole. Bale daja building which is seen at this time isinclined to be so varied and most of it has had deviation occurs against the traditionalarchitectural rules. The constuctions nowdays are inclined to adopt the modern technology butstill look as proper as the traditional building is used to be. These kind of reality should begiven ettention, in which if term like these continue it could apprehensived that’s bale daja`sconstruction with Balinese traditional rules will came to extinction. Research of concerningvariation of structure at bale daja in Gianyar Regency use the descriptive method andkomparasi. After conducted by a process analyse the, result obtained agree the hypothesizing ofearly mentioning the existence of variation of structure element at bale daja in GianyarRegency. Although vary, but constantly within context "traditional" so that remain to can addthe traditional architecture heritage of Bali. For that, for society and also government toconduct the conservation to bale daja to be remain to preserve the architecture heritage of baledaja as part of world heritage architecture.

Keyword: varying, structure elements, bale daja, regency of Gianyar.

AbstrakBale daja merupakan bagian dari warisan budaya nasional khususnya pada bidang arsitektur.Seiring perkembangan jaman, sangat jarang ditemui bale daja yang masih menerapkan elemenarsitektur tradisional Bali secara utuh. Bangunan bale daja yang dapat dijumpai saat inicenderung sangat bervariasi dan sebagian besar telah mengalami beberapa penyimpanganterhadap pakem-pakem arsitektur tradisional. Bangunan yang ada cenderung mengadopsiteknologi modern namun tetap berpenampilan selayaknya bangunan tradisional. Kenyataanseperti ini patut diberikan perhatian. Jika keadaan seperti ini terus berlanjut maka dikhawatirkanbangunan bale daja dengan pakem tradisional Bali akan mengalami kepunahan. Penelitianmengenai variasi struktur pada bangunan bale daja di Kabupaten Gianyar menggunakan metodedeskriptif dan komparasi. Setelah dilakukan proses analisis, hasil yang diperoleh membenarkanhipotesa awal yang menyebutkan adanya variasi struktur pada bangunan bale daja di KabupatenGianyar. Walaupun bervariasi, namun tetap berada pada konteks “tradisional” sehingga tetapdapat menambah warisan arsitektur tradisional Bali. Untuk itu, bagi masyarakat maupunpemerintah yang akan melakukan konservasi terhadap bale daja agar tetap melestarikan warisanarsitektur bale daja sebagai bagian dari warisan arsitektur dunia.

Kata Kunci: variasi, elemen struktur, bale daja, Kabupaten Gianyar.

Jurnal STD Bali Volume I No. 1 Tahun 2013

PENDAHULUAN

Perkembangan manusia dari satuperiode ke periode lainnya akanmenciptakan sebuah tradisi yangmerupakan kebiasaan turun temurundalam suatu masyarakat yangmerupakan kesadaran kolektif dengansifatnya yang luas, meliputi segalakompleks kehidupan, termasukkedalamnya arsitektur tradisional.Arsitektur tradisional dapat disebutsebagai hasil dari suatu prosespengalaman hidup suatu bangsa yangcukup panjang dalam upayanyamenghadapi kehidupan sehari-hari, sertaketerkaitannya dengan ketersediaannyamaterial setempat. Keadaan alam sepertiiklim, dan geografi membentukmasyarakat yang menciptakan karyaarsitekturnya sendiri. Kata“Tradisional” merupakan format yangjelas bagi masyarakat untukmenciptakan karya arsitektur, karenabentuk tradisional tercipta dari usahatrial and error yang dilakukansebelumnya dan hasilnya sekarangdianggap yang terbaik dari usaha yangsebelumnya.1 Dalam arsitektur Bali,bangunan dapat digolongkan menjaditiga golongan, yaitu bangunan“parhyangan” untuk kegiatan ritual,bangunan “pawongan” untuk kegiatankemanusiaan, serta bangunan“palemahan” untuk pelayanan umum.

Dalam sebuah pekarangantradisional terdapat beberapa bangunan,seperti bale daja, bale dangin, baledauh, bale sumanggen, paon, danjineng. Perletakan bangunan bangunantersebut juga telah diatur dalamarsitektur tradisional Bali.2 Pada prosespembuatan rumah, bale daja merupakan

1 Dinas PU Propinsi Bali. Rumusan ArsitekturBali. 1984:11.

2 Susila Patra, Made. Hubungan Bangunandengan Hiasan dalam Rumah Tinggal AdatiBali: ITB-Bandung.1985:45.

bangunan yang paling awal didirikanyang disebut sebagai paturon. Jaraknyaadalah delapan tapak kaki dan mauripangandang dari tembok penyengkeryang paling utara, kemudian baru dapatditentukan letak-letak bangunan yanglainnya sesuai dengan aturan yang telahtertulis pada Asta Kosala-Kosali. Baledaja sebagai salah satu unsur penyusunsebuah pekarangan tradisional tentunyamemiliki aturan-aturan arsitekturtradisional yang melekat baik padatampilan, struktur, maupun ornamenyang dapat memberikan suatu identitastersendiri. Bale daja dapat memberikanidentitas kepada pemiliknya.3

Seiring perkembangan zaman,sangat jarang ditemui bale daja yangmasih menerapkan elemen arsitekturtradisional Bali secara utuh. Bangunanbale daja yang dapat dijumpai saat inisebagian besar telah mengalamibeberapa penyimpangan terhadappakem-pakem arsitektur tradisionalkhususnya pada sistem struktur yangdigunakan. Bangunan yang adacenderung mengadopsi teknologimodern namun tetap berpenampilanselayaknya bangunan tradisional.Keadaan ini diperparah lagi olehperkembangan pariwisata yang sangatpesat sehingga banyak bermunculanbangunan-bangunan serupa namundengan fungsi dan karakteristik yangberbeda. Kenyataan seperti ini patutdiberikan perhatian, dimana jikakeadaan seperti ini terus berlanjut dapatdikhawatirkan bangunan bale dajadengan pakem tradisional Bali akanmengalami kepunahan. Karenanya perluditelusuri keberadaan bale daja yang

3 Gelebet, I Nyoman, dkk. ArsitekturTradisional Daerah Bali. DepartemenPendidikan dan Kebudayaan ProyekInventarisasi dan Dokumentasi KebudayaanDaerah Bali. 1981/1982:36.

Jurnal STD Bali Volume I No. 1 Tahun 2013

PERENCANAAN PERKOTAAN YANG BERKONSEPECODESIGN DAN SUSTAINABLE DENGAN PENGOLAHAN

RUANG TERBUKA HIJAU

Pradhana Agusta Putra, S.T.Dosen D3 Desain Interior

Sekolah Tinggi Desain BaliEmail : [email protected]

Abstrak

Isu Pemanasan Global menjadi isu yang sangat aktual dan perlu mendapat perhatian, karenamenyangkut permasalahan lingkungan yang merupakan bagian penting dalam kelangsungan hidupmanusia dan pelestarian sumberdaya alam hayati terutama di daerah perkotaan dan kaitannya dengankehidupan kota yang berkelanjutan. Wilayah perkotaan mempunyai fungsi masing-masing yakni :kawasan budidaya dan kawasan lindung. Kawasan lindung didaerah perkotaan diantaranya adalahRuang Terbuka Hijau (RTH). Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sangat penting artinya dalamsuatu kota, karena berperan dalam menjaga keseimbangan fungsi kota itu sendiri karena RTHberfungsi sebagai paru-paru kota kaitannya dengan perencanaan kota yang bersifat ecodesign.

RTH di perkotaan sangat sulit dmaksimalkan, karena pengalih fungsian lahan terbuka menjadi lahanterbangun yang terus terjadi seiring dengan pertambahan penduduk yang tentunya diikuti denganbertambahnya pengadaan sarana dan sarana perkotaan, yang terus mengurangi keberadaan ruangterbuka kota. Hal ini menjadi fenomena pembangunan perkotaan (urban development), baik dalampertumbuhan maupun perkembangannya. Isu-isu tersebut akhirnya melahirkan berbagai konsep barudalam perencanaan perkotaan, desain spatial kota hingga keberlanjutan kota tersebut, untukmengedepankan manusia yang tinggal didalamnya dengan konsep perkotaan yang bertema ecodesign.

Kata Kunci : Perencanaan Perkotaan, Isu Pemanaan Global, ecodesign, dan Kota yangberkelanjutan

Abstract

Global Warming issue which happened in a whole country, is an important issue which need a specialconcern based in realisation urban living area, which had a strong relationship with human welfareand our living ecosistem in order to make a sustainable urban living. This part of urban living hasintegrated function in every each area, they are “cultural concervation area” and also “green livingarea”. This green living area in urban living has a great context with an urban green and open spacearea (RTH). This urban green and open space area is very important landscape in urban structure,because it has a special fuction in order to make a balance walfare living in urban human racesystem. The urban green and open space area also had a function to be “a city lung” which mean itprovide more oxygen to urban livingwhich corespodent with ecodesign in urban planning.

Now days, in order to keep that spatial need of urban green and open space area is so difficult to holdin urban area. In order to create a great civilisation in urban living and more infrastructure needs,those urban green and open space area was so difficult to realize and became a phenomenom in nowera of urban development. Those issues in urban development has create a newer concept in urbanplanning and urban design, in order to make a sustainable city to create a better human walfare witha concept called ecodesign.

Keywords : Urban development, Global Warming issue, ecodesign, and Sustainable City

Jurnal STD Bali Volume I No. 1 Tahun 2013

PERTIMBANGAN ANTROPOMETRI PADA DESAININTERIOR

oleh:I Gusti Agung Haryawan, S.Sn.

Dosen Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain BaliE-mail : [email protected]

Abstrak

Pengukuran antropometri sangat diperlukan dalam merancang sebuah desain, desainyang dirancang seharusnya mengacu pada tuntutan pemakai, fungsi dari desain itu sendiri dandata antropometrinya. Pengukuran data antropometri perlu diukur secara mendetail denganpengukuran dimensi structural atau dimensi statis yang mengukur dimensi tubuh pada saatdiam. Pengukuran dimensi fungsional atau dimensi dinamik yang mengukur dimensi tubuh padasaat bergerak atau sedang melakukan aktifitas kerja. Pada perancangan desain interior lebihbanyak mempergunakan dimensi fungsional.

Hasil dari data antropometri ini nantinya akan berguna bagi perancangan desain interioratau desain produk lainnya, serta dapat mengubah sikap kerja yang tidak baik saatmempergunakan desain tersebut, sehingga pemakai merasakan kenyamanan, keamanan dankesehatan fisik dalam beraktifitas.Kata Kunci : Antropometri, Desain Interior

1. Pendahuluan

Pada abad ke-19 dan awal abadke-20, antropometri adalahpseudosains yang digunakanterutama untuk mengklasifikasikanpotensi kejahatan melalui sketsakarakteristik wajah. Sekarang ini,antropometri memiliki banyakkegunaan dan fungsi praktis seperti:untuk menilai status gizi, memantaupertumbuhan anak-anak, untukmendesain keperluan orang cacatmaupun lansia dan membantu untukmendesain peralatan perkantoran danpabrik-pabrik serta berbagai aspekkehidupan sehari-hari.

Setiap desain, baik yangsederhana maupun yang komplekharus berpedoman denganantropometri pemakainya. Dalammenentukan stasiun kerja khususnyafasilitas-fasilitas desain interiorsangat perlu diperhatikan masalah

desain dan dimensinya sesuai dengancivitasnya, sehingga diharapkanterciptanya keamanan, kesehatan dankeselamatannya.

Antropometri adalah cabang dariilmu ergonomi yang berkaitandengan pengukuran dimensi dankarakteristik tertentu dari tubuhmanusia seperti: volume, titik berat,dimensi dan massa (Cormick andSanders,1993). Antropometrimerupakan system pengukuran sifatfisik tubuh manusia, terutamamengenai dimensi ukuran dan bentuktubuh manusia (Bhattacharjee andMcGlothin,1996).

Pada dasarnya antropometrimenyangkut ukuran fisik atau fungsidari tubuh manusia termasuk ukuranlinier, berat, volume dan ruanggerak. Data antropometri sangatbermanfaat dalam perancanganperalatan kerja atau fasilitas-fasilitaskerja lainnya.

Jurnal STD Bali Volume I No. 1 Tahun 2013

SEJARAH DESAIN MODERN LECTURE “ZAMANPOROS HINGGA REVOLUSI INDUSTRI”

Oleh:Marcia Eman, M.Ds

Dosen Desain Komunikasi VisualSekolah Tinggi Desain Bali

e-mail: [email protected]

Waktu Poros & Falsafah YunaniKuno : Teori Waktu Poros

Sering menjadi pertanyaan, kenapabahasan tentang sejarah desain modernselalu bertitik tolak dari kebudayaanbarat. Padahal kebudayaan timur telahmencapai kebudayaan tinggi di masalalu. Untuk menjawab pertanyaan ini,maka kita perlu menyimak Teori WaktuPoros dari Prof. Karl Jaspers dalambukunya “Vom Urspurg und Ziel derGeschichte.” (1955). Teori Karl Jaspersmengajak kita melihat sejarahkebudayaan dalam konteks yang lebihluas, terutama dilihat dari struktursejarah dunia, juga untuk memahamikedudukan sains dan teknologi secaraumum dan khususnya terkait denganposisi desain. Untuk itu Karl Jaspermengelompokkan sejarah kebudayaan,yang akhirnya melahirkan metodeberfikir yang menghasilkan desainmodern. Inti dari pemikiran KarlJaspers adalah tahapan kebudayaandalam sejarah manusia yangdikelompokkan dalam beberapaperiode. Periode terpenting dalam teoriKarl Jaspers adalah Zaman Poros(Achsenzeit). Pada masa ini menurutJaspers terjadi terobosan sejarah yangmenjadi dasar dan memungkinkanterjadinya lompatan kebudayaanmenuju ke arah kebudayaan yangberdasarkan sains dan teknologi, dan

kemudian mendominasi arahkebudayaan umat manusia abad ke-20.

Teori Karl Jaspers

Periode Pertama, sejarahkemanusiaan dimulai dari asal usulperadaban manusia yang satu. Teori inimasih bersifat sementara karena belumterbutkti secara ilmiah. Periode Keduamenurut Karl Jasper adalah munculnyaperadaban bangsa-bangsa dengankebudayaan tinggi di Mesir Purba (3000SM), di India (3000 SM), Cina(2000SM). Pada periode iniberkembang organisasi pada berbagaisistem kehidupan, pengaturan aliran danpenggunaan air sungai.

Periode ketiga merupakan ZamanPoros. Periode sejarah zaman inimenjadi titik sentral sejarah umatmanusia mendapat bentuk peradabanseperti sekarang. Yang terpenting padazaman ini adalah peletakan dasar-dasarrohani dan intelektualitas dengantingkat kearifan yang tinggi, sehingganilai-nilainya masih menjadi dasarberpikir hingga kini. Bangsa-bangsaporos adalah Cina India Persia/IranYahudi Yunani Mesir Inti kebudayaan2Zaman Poros adalah Agama Nasrani-Kebudayaan Barat; Hindu & Buddha-India; Agama Islam-Timur Tengah;Kepercayaan Confusius-Cina.

Solusi Penataan Ruang dan Bangunan pada Kawasan PermukimanPinggir Jalan Raya di Kecamatan Ubud

NI MADE EMMI NUTRISIA DEWI, S.T., M.T.

PPaaddmmaassaannaa,, Bangunan Suci Hindu, Sthana Tuhan Yang Maha Esa,Simbolis Alam Semesta DR. NGAKAN KETUT ACWIN

DWIJENDRA, ST., MA., DIPL. LMP

Variasi Struktur Bangunan Tradisional Bale Daja Di KabupatenGianyar

I WAYAN JULIATMIKA, S.T., M.T.

Perencanaan Perkotaan yang Berkonsep Ecodesign dan Sustainabledengan Pengolahan Ruang Terbuka HijauPRADHANA AGUSTA PUTRA, S.T

Pertimbangan Antropometri pada Desain InteriorI GUSTI AGUNG HARYAWAN, S.SN.

Sejarah Desain Modern Zaman Poros Hingga Revolusi IndustriMARCIA EMAN, M.DS.