jurnal imiah jumarlin thamrin

100
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pertumbuhan ekonomi suatu perusahaan, baik perusahaan perseorangan, perseroan terbatas, maupun persekutuan komanditer tengah dihadapkan pada era globalisasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat. Dalam kondisi yang kompetitif ini mendorong para pelaku usaha untuk dapat bertahan dan terus berkembang salah satu cara yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh perusahaan adalah mempertahankan konsumen yang telah ada dan terus menggarap konsumen- konsumen baru serta memaksimalkan kinerja perusahaan dan mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut perusahaan melakukan cara-cara seperti, promosi penjualan secara besar-besaran, meningkatkan pelayanan dalam penjualan, modifikasi produk kearah yang lebih baik, meningkatkan 1

Upload: hafry-candra

Post on 11-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Jurnal Ilmiah

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini pertumbuhan ekonomi suatu perusahaan, baik perusahaan

perseorangan, perseroan terbatas, maupun persekutuan komanditer tengah

dihadapkan pada era globalisasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat.

Dalam kondisi yang kompetitif ini mendorong para pelaku usaha untuk dapat

bertahan dan terus berkembang salah satu cara yang perlu diperhatikan dan

dilakukan oleh perusahaan adalah mempertahankan konsumen yang telah ada

dan terus menggarap konsumen-konsumen baru serta memaksimalkan kinerja

perusahaan dan mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan.

Untuk mencapai hal tersebut perusahaan melakukan cara-cara seperti, promosi

penjualan secara besar-besaran, meningkatkan pelayanan dalam penjualan,

modifikasi produk kearah yang lebih baik, meningkatkan mutu produk,

menetapkan harga yang menarik dan pemberian secara kredit.

Pemberian penjualan secara kredit sudah menjadi kebijakan perusahaan

untuk memperebutkan perhatian calon konsumen, hingga sampai sekarang

kebijakan ini telah banyak diminati oleh perusahaan lain. Perusahaan dalam

malakukan pemberian penjualan secara kredit kepada konsumen, banyak

mendapatkan keuntungan kerena dapat meningkatkan volume penjualan dan

dapat memperluas segmentasi pasar.

1

Page 2: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Pemberian secara kredit umumnya dilakukan karena pemberian secara

tunai saat ini cenderung sukar dilakukan mengingat persaingan antar perusahaan

semakin tinggi, serta produk yang ditawarkan makin bervariasi baik dalam jenis,

merek serta mutunya. Selain itu, dengan mudahnya pemberian secara kredit ini

konsumen akan merasa lebih ringan untuk memiliki suatu barang karena jika

dibeli secara tunai mungkin terasa sangat berat atau tidak terjangkau oleh daya

belinya.

Oleh sebab itu, sebelum perusahaan memutuskan menyetujui permintaan

kredit pada para calon konsumen, perusahaan perlu mengadakan evaluasi resiko

kredit dari calon konsumennya. Dalam penilaian pemberian kredit ini perusahaan

perlu mempertimbangkan resiko yang ada dimana penilaian resiko tersebut

adalah dengan memperhatikan 5 (lima) C yaitu: character, capacity, capital,

collateral, dan conditions.

Character yang dimaksud disini adalah mengenai sifat dasar pribadi yang

dimiliki oleh calon konsumen dalam berusaha mengembalikan kewajiban-

kewajibannya. Capacity berkaitan dengan kemampuan calon konsumen dan

kesanggupannya dalam mengembalikan kredit yang telah diberikan oleh

perusahaan. Capital, merupakan aset/modal yang dimiliki oleh calon konsumen

sebagai jaminan kepada pihak perusahaan untuk mendapatkan fasilitas kredit.

Collateral, setiap aktiva atau barang-barang yang diserahkan calon konsumen

sebagai jaminan atas kredit yang diperoleh dari perusahaan, dimana nilai barang

tersebut harus lebih besar dari pada nilai kredit yang didapatkan. Condition,

2

Page 3: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

keadaan atau kondisi perekonomian dan lain-lain yang pada umumnya ada

hubungannya dengan jenis usaha yang dilakukan.

Kebijakan pemberian kredit mencakup : standar kredit yaitu jumlah

maksimum kredit yang diberikan kepada calon debitur, biaya pengumpulan

piutang yaitu besarnya biaya yang ditanggung oleh pihak perusahaan sebagai

akibat keterlambatan pembayaran piutang, dan pemberian potongan yaitu

besarnya potongan kredit yang diberikan kepada konsumen. Salah satu tujuan

dari kebijakan pemberian secara kredit ini adalah untuk menarik konsumen

dalam jumlah yang banyak dengan cara memberikan standar kredit yang mudah

serta pemberian potongan kredit kepada konsumen sehingga volume penjualan

akan meningkat. Selanjutnya peningkatan volume penjualan mengakibatkan

piutang yang meningkat pula, hal ini menyebabkan beban investasi pada piutang

yang semakin besar yang harus ditanggung oleh pihak perusahaan, sehingga

pengeluaran lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang.

PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari merupakan salah satu perusahaan

swasta yang bergerak dibidang perdagangan sepeda motor merek Yamaha.

Dalam usaha meningkatkan volume penjualannya maka perusahaan PT Hasjrat

Abadi Cabang Kendari selain menjual secara tunai juga menjual secara kredit,

dimana pemberian secara kredit merupakan transaksi yang paling besar yang

terjadi pada PT. Hasjrat Abadi cabang kendari dibandingkan pemberian secara

tunai.

3

Page 4: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Dalam mendukung usaha pemberian kredit tersebut diperlukan adanya

pendistribusian wewenang dalam suatu bentuk pengawasan sistem perjanjian jual

beli kredit yang didalamnya tercantum jenis barang, harga (setelah termasuk

beban bunga atas penjualan angsuran), uang muka serta jadwal dan besarnya

angsuran serta sanksi bila konsumen lalai dalam pembayaran angsuran kredit.

Hal ini dimaksudkan agar konsumen mengetahui dan memenuhi kewajibannya

mengenai prosedur pembayaran angsuran kredit yang diberikan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kebijakan Pemberian Kredit

Terhadap Penjualan Sepeda Motor Yamaha Pada PT. Hasjrat Abadi Cabang

Kendari.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah kebijakan pemberian kredit yang meliputi standar

kredit, biaya pengumpulan piutang dan pemberian potongan secara simultan dan

parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penjualan sepeda motor

Yamaha pada PT. Hasjrat Abadi cabang kendari.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

kebijakan pemberian kredit yang meliputi standar kredit, biaya pengumpulan

pitang, dan pemberian potongan terhadap penjualan sepeda motor Yamaha pada

PT. Hasjrat Abadi cabang kendari.

4

Page 5: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam bidang penelitian, diharapkan dapat dijadikan acuan dan informasi

bagi peneliti selanjutnya dalam mengkaji masalah serupa atau

mengembangkannya.

2. Bagi perusahaan, sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam

menerapkan dan menganalisa kebijakan pemberian kredit yang telah

dilaksanakan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya

pada:

1. Motor Yamaha yang dikreditkan selama 2 tahun atau 24 bulan (2008-2009).

2. Kebijakan pemberian kredit yaitu standar kredit, biaya pengumpulan piutang,

dan pemberian potongan.

5

Page 6: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dialukan oleh Devi Engsiani Muliasari (2003) dengan

judul “Analisa Kebijakan Penjualan Kredit Terhadap Penjualan Pada PT.

Bosowa Berlian Motor Cabang Kendari yang mempunyai tujuan untuk

mengetahui dampak kebijaksanaan penjualan kredit yang mencakup standar

kredit, biaya pengumpulan piutang dan pemberian potongan terhadap penjualan

pada PT. Bosowa Berlian Motor Cabang Kendari.

Dari hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa secara simultan

kebijaksanaan penjualan kredit yang meliputi standar kredit, biaya pengumpulan

piutang dan pemberian potongan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

penjualan pada PT. Bosowa Berlian Motor Cabang Kendari.

Adapun persamaan dari penelitian ini adalah peralatan analisis yang

digunakan yakni analisis regresilinear berganda. Perbedaan pada penelitian ini

adalah objek penelitian.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Rahma Yanti (2008) dengan

judul “Penilaian Kelayakan Pemberian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk Cabang Kendari (Studi Kasus PT. Rabam Sultra Jaya). Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui penilaian kelayakan pemberian kredit PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Kendari pada PT. Rabam Sultra Jaya

yang diukur dengan 5 C dan Rasio Finansial.

6

Page 7: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Dari hasil analisis penelitian bahwa PT. Rabam Sultra Jaya layak

diberikan kredit oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Kendari

karena telah memenuhi semua kriteria unsur penilaian kredit 5 C yang telah

ditetapkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Kendari dan

rasio financial PT. Rabam Sultra Jaya menunjukkan angka rasio yang sangat baik

dan layak untuk diberikan kredit.

Adapun persamaan dengan penelitian ini adalah terletak pada ruang

lingkup kajian yakni mengenai kebijakan pemberian kredit. Perbedaan penelitian

ini adalah terletak pada obyek penelitian dan alat analisis yang digunakan.

2.2 Pengertian Kredit

Kata kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti

kepercayaan “truth atau faith”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kredit

memiliki arti khusus yaitu memberikan peminjaman uang yang pembayarannya

akan dilakukan dikemudian hari dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan

perjanjian.

Menurut O.P Simorakir dalam Budi Untung (2000:1), kredit adalah

pemberian prestasi (misalnya uang, atau barang) dengan balas prestasi

(kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Dari pengertian

diatas menunjukkan bahwa waktu merupakan faktor utama yang memisahkan

prestasi dan kontraprestasi. Kredit berfungsi kooperatif antara si pemberi kredit

dan si penerima kredit atau antara kreditur dan debitur. Mereka menarik

keuntungan dan menanggung resiko. Kredit dalam arti luas yaitu didasarkan atas

7

Page 8: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

adanya unsur-unsur kepercayaan, resiko, dan pertukaran ekonomi dimasa

mendatang.

Muchdarsyah Sinungun (1991:3), kredit adalah suatu pemberian prestasi

oleh suatu pihak lain dalam prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa

tertentu yang akan datang disertai dengan suatu kontrak prestasi berupa bunga.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan “Kredit adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga”.

Berdasarkan beberapa pengertian kredit diatas maka dapat disimpulkan

bahwa kredit adalah suatu perjanjian antara kreditur dan debitur, dimana

pinjaman kredit tersebut dapat berupa uang atau barang yang waktu

pengembaliannya didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati yang

didalamnya termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan.

2.3 Tujuan, Fungsi ,Jenis-Jenis dan Unsur-Unsur Kredit

2.3.1 Tujuan Kredit

Tujuan kebijaksanaan kredit pada dasarnya untuk mencapai atau untuk

mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat

Kartadinata (1990:167), yakni:

8

Page 9: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

a. Untuk meningkatkan penjualan, Perusahaan yang menjual barangnya

dengan kredit akan mampu menjual lebih banyak barang dibandingkan

dengan perusahaan yang lebih banyak menuntut pembayaran dengan tunai.

b. Untuk meningkatkan laba, Penjualan yang lebih tinggi dapat

diharapkan akan memberikan laba yang lebih besar bagi perusahaan.

c. Untuk memenuhi syarat persaingan, Bilamana perusahaan-perusahaan

sejenis lainnya menjual barang-barangnya dengan kredit,perusahaan pun

harus menempuh kebijaksanaan yang serupa untuk dapat bersaing dengan

mereka. Kalau tidak, para langganan akan melakukan pembelian-pembelian

pada perusahaan-perusahaan yang menentukan syarat-syarat pembayaran

yang lebih ringan.

Menurut Muchdarsyah Sinungun (1997:173) menguraikan sebagai berikut:

a. Profitability, yaitu tujuan untuk mendapatkan hasil yang tinggi dari

penberian kredit berupa keuntungan yang diambil dari pungutan bunga.

b. Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus

benar-benar terjamin sehingga tanpa hambatan yang berarti.

Jadi, pada dasarnya tujuan kredit adalah :

a. Bagi Kreditur, memudahkan untuk memperoleh pinjaman kredit baik

uang maupun barang untuk guna memperluas usahanya dan memperbaiki

taraf hidupnya dimasa mendatang.

9

Page 10: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

b. Bagi debitur, untuk meningkatkan volume penjualannya dan

meningkatkan keuntungan serta menjaga posisi perusahaan dalam persaingan

pasar.

2.3.2 Fungsi Kredit

Salah satu fungsi dari pemberian kredit yakni untuk merangsang kedua

belah pihak untuk pencapaian kebutuhan dalam bidang usaha maupun kebutuhan

sehari-hari. Pihak yang mendapatkan kredit harus dapat menunjukkan prestasi

yang lebih tinggi pada kemajuan usahanya sedangkan bagi pihak yang memberi

kredit harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari

modal yang dijadikan objek kredit.

Menurut Budi Untung (2000:4), kredit mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Meningkatkan daya guna uang

b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

c. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang

d. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

e. Meningkatkan kegairahan usaha

f. Meningkatkan pemerataan pendapatan

g. Meningkatkan hubungan internasional

2.3.3 Jenis-Jenis Kredit

Pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak Bank atau perusahaan kepada

masyarakat didasarkan atas jenis kegiatan usaha dan kebutuhan akan kebutuhan

jenis kreditnya.

10

Page 11: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Menurut Kasmir (2002:76-79) menyatakan bahwa jenis-jenis kredit yang

disalurkan oleh bank dan dilihat dari berbagai segi mencakup:

1. Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit Investasi, yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk

keperluan perluasan usaha atau membangun proyek baru dimana masa

pemakaiannya untuk suatu periode yang relative lebih lama.

b. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan

meningkatkan produksi dalam operasionalnya

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit produktif, Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau

produksi atau investasi

b. Kredit konsumtif, Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau

dipakai secara pribadi

c. Kredit perdagangan, Merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan

perdagangan dan biasannya untuk membeli barang dagangan yang

pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

3. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit jangka pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka eaktu

kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasannya digunakan

untuk keperluan modal kerja

11

Page 12: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

b. Kredit jangka menengah, jangka waktu kreditnya berkisar antara 1

tahun dengan 3 tahun kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja

c. Kredit jangka panjang, merupakan jenis kredit yang masa

pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun.

4. Dilihat dari segi jaminan

a. Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu

jaminan tertentu. Jaminan dapat berbentuk barang berwujud atau tidak

berwujud.

b. Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan

barang atau orang tertentu, biasannya diberikan dengan melihat prospek

usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur selama barhubungan

dengan bank yang bersangkutan.

5. Dilihat dari segi sektor usaha

a. Kredit pertanian, merupakan jenis kredit yang dibiayai untuk sector

perkebunan atau pertanian rakyat.

b. Kredit peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu

yang relative pendek misalnya peternakan ayam dan untuk kredit jangka

panjang seperti kambing dan sapi.

c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik

industri kecil maupun industri besar.

12

Page 13: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

d. Kredit pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambvang yang

dibiayainya, biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas,

minyak atau tambang timah.

e. Kredit pendidikan, merupakan kredit untuk membangun sarana dan

prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para

mahasiswa yang sedang belajar.

f. Kredit profesi, diberikan kepada kalangan profesional seperti dosen,

dokter dan pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau

pembelian perumahan.

h. Dan sektor-sektor usaha lainnya

2.3.4 Unsur-Unsur Kredit

Mudarajat Kuncoro dan Suharjono (2000:39), menggambarkan unsur-unsur

yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang

diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima

kembali di masa tertentu atau dimasa yang akan datang.

2. Kesepakatan, unsur kesepakatan antara kreditur dan debitur dituangkan dalam

suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan

kewajiabnnya masing-masing.

13

Page 14: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

3. Jangka waktu, setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu

tertentu dimana masa jangka waktu ini mencakup masa pengambilan kredit

yang telah disepakati.

4. Resiko, resiko diakibatkan oleh dua hal yaitu :

a. Resiko kerugian yang diakibatkan oleh nasabah sendiri sengaja tidak

mau membayar kreditnya padahal ia mampu untuk membayar.

b. Resiko yang diakibatkan oleh terjadinya musibah seperti bencana

alam, kebakaran dan sebagainya.

5. Balas jasa, akibat dari pemberian fasilitas kredit tentu mengharapkan suatu

keuntungan dalam jumlah tertentu.

Intisari dari kredit adalah unsur kepercayaan. Unsur lainnya adalah

mempunyai pertimbangan tolong menolong. Selanjutnya dalam meneliti kelayakan

kredit menurut Kartadinata (1990:169), suatu perusahaan akan memperhatikan :

a. Character, berkenaan dengan kemungkinan bahwa langganan akan

mau atau berusaha untuk memnuhi kewajiaban-kewajibannya. Hal ini sangat

penting karena transaksi kredit mencakup janji untuk membayar.

b. Capacity, berkaitan dengan penilaian akan kemampuan langganan. Ini

tercermin dalam riwayatnya dimasa lampau ditunjang oleh pengamatan

lahiriah atau observasi secara fisik atas perusahaan dan cara-cara usahanya.

c. Capital, diukur oleh posisi keuangan perusahaan sebagaimana

diperlihatkan oleh analisa rasio yang terutama ditekankan pada aktiva materiil

perusahaan.

14

Page 15: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

d. Colleteral, diwakili oleh aktiva yang ditawarkan oleh langganan

sebagai jaminan kredit yang diberikan kepadanya.

e. Conditions, berkaitan dengan pengaruh trend perekonomian dan

perkembangan lainnya dalam bidang ekonomi yang mungkin mempengaruhi

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya.

2.4 Pengertian Penjualan Kredit

Pengertian penjualan menurut Hadori Yunus dan Harnanto (1999:109)

penjualan kredit atau angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan

perjanjian dimana pembayaran dapat dilaksanakan secara bertahap yaitu :

a. Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, penjual menerima

pembayaran pertama sebagian dari harga penjualan (di berikan down

payment).

b. Sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran.

Pengertian penjualan kredit atau angsuran menurut Fischer, Taylor dan Leer

dalam Arifin (1997:111) adalah suatu jenis penjualan yang cara

pembayarannya dapat di lakukan secara bertahap dalam jumlah tertentu

selama jangka waktu tertentu.

Turut pula memberikan batasan tentang pengertian penjulan kredit yakni

Utoyo Widayat dan Sugito Wibowo (1993:2) yaitu penjualan barang dagangan

atau jasa yang di laksanakan dengan perjanjian dimana pembayaran dilakukan

secara bertahap atau berangsur. Biasanya pada saat barang atau jasa diserahkan

15

Page 16: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

kepada pembeli, penjual menerima uang muka (down paymen), sebagai

pembayaran pertama dan sisanya diangsur dalam beberapa kali angsuran.

Dari pengertian beberapa para ahli diatas maka dapat di simpulkan bahwa

penjualan kredit adalah pembayaran yang dilakukan secara bertahap (angsuran),

besarnya angsuran dan lamanya jangka waktu kredit di tuangkan dalam suatu

perjanjian.

2.5 Kebijakan Pemberian Kredit Terhadap Penjualan

Tujuan dari pengelolaan kredit adalah untuk memaksimalkan keseluruhan

profitabilitas perdagangan. Abdullah (2005:138) mengemukakan bahwa

kebijakan penjualan produk secara kredit yang selanjutnya disebut kebijakan

kredit merupakan rangkaian keputusan yang ditempuh perusahaan (manajer

keuangan) yang akan mempengaruhi investasi dalam piutang. Walaupun kondisi

eksternal perusahaan khususnya kondisi ekonomi makro mempunyai pengaruh

kuat terhadap tingkat piutang, namun tingkat piutang juga dipengaruhi oleh

kebijakan kredit perusahaan.

Sartono (1997:542) menyatakan bahwa untuk menentukan kebijakan

kredit yang optimal, manajer keuangan harus mempertimbangkan beberapa

variabel penting yang berkaitan dengan piutang yang meliputi: (1) Standar kredit,

(2) Persyaratan kredit, dan (3) usaha pengumpulan piutang.

Untuk mengetahui masing-masing variabel kebijakan pemberian kredit

kredit terhadap penjualan akan dijelaskan sebagai berikut :

2.5.1 Standar Kredit

16

Page 17: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Standar kredit adalah salah satu kriteria yang dipakai perusahaan untuk

menyeleksi para langganan yang akan diberi kredit dan berapa jumlah yang harus

diberikan. Hal ini menyangkut kebiasaan langganan dalam membayar kembali,

kemungkinan langganan tidak membayar kredit yang diberikan, dan rata-rata

jangka waktu pembayaran para langganan. Standar kredit adalah Kriteria

minimum yang harus dipenuhi oleh seorang langganan sebelum dapat diberikan

kredit ( Syamsuddin, 1998:256 ).

Dengan demikian terdapat berbagai faktor yang harus dipertimbangkan

baik internal maupun eksternal sebelum perusahaan menetapkan standar kredit.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi : reputasi pelanggan

sehubungan dengan penyelesaian hutang-hutangnya, kemampuan keuangan

debitur, referensi-referensi kredit dan kondisi piutang perusahaan.

Taswan (2003:181) mengemukakan batas maksimum pemberian kredit

yaitu merupakan batas maksimum penyediaan dana yang diperkenankan untuk

dilakukan oleh perusahaan kepada peminjam arau sekelompok peminjam

tertentu. Jangka waktu pengumpulan piutang adalah jangka waktu dari saat

terjadinya piutang sampai dengan pembayaran kembali piutang tersebut.

Semakin lama jangka waktu pengumpulan piutang berarti semakin besar

investasi pada piutang dan biaya yang timbul juga semakin besar.

(Sartono,1997:542-543).

2.5.2 Persyaratan kredit

17

Page 18: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Persyaratan kredit atau credit term adalah kondisi yang disyaratkan untuk

pembayaran kembali piutang dari langganan. Kondisi tersebut meliputi lama

waktu pemberian kredit dan potongan tunai serta persyaratan khusus lainnya

seperti penanggalan musim (seasonal dating).

Penanggalan musiman adalah syarat kredit yang mendorong pembeli

produk-produk musiman untuk mengambil barang sebelum masa sibuk, namun

dapat menangguhkan pembayarannya hingga setelah masa sibuk (Horne &

Wachhowicz, diterjemahkan oleh Heru Sutojo, 1997:262). Dalam periode

penjualan tidak aktif perusahaan terkadang menual kepada pelanggan tanpa

meminta pembayaran untuk beberapa waktu mendatan, dan ini mampu menarik

perhatian pelanggan untuk membeli produk secara kredit, akan tetapi perlu dibuat

perbandingan antara keuntungan dari penjualan tambahan dengan tingkat

pengembalian investasi tambahan piutang untuk menentukan apakah persyaratan

penanggalan sudah sesuai sehingga dapat meningkatkan penjualan.

Contoh persyaratan kredit, 6/10, net 60 berarti bahwa langganan

mempunyai tenggang waktu pembayaran utang kepada perusahaan selama 60

hari dan apabila pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari maka akan

mendapatkan potongan tunai sebesar 6%.

Persyaratan kredit ini juga dapat mempengaruhi tingkat penjualan

sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan apakah sebaiknya

memperpanjang periode pemberian kredit atau tidak (Sartono, 1997:544-545).

Semakin lama periode kredit yang diberikan kepada pelanggan, maka akan

18

Page 19: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

meningkatkan permintaan terhjadap produk, karena pelanggan tertarik dengan

lamanya tingkat pengembalian kredit. Dengan meningkatnya permintaan

terhadap produk artinya peningkatan terhadap penjualan.

Disamping persyaratan kredit, seringkali perusahaan juga memberikan

potongan tunai untuk meningkatkan penjualannya. Potongan tunai ini diberikan

apabila langganan membayar kembali dalam periode tertentu. Potongan tunai

diberikan agar mempercepat pengumpulan piutang, dengan demikian akan

memperkecil biaya yang terjadi akibat adanya piutang tersebut. dengan asumsi

bahwa dengan pemberian potongan tunia itu akan dapat meningkatkan penjualan

tetapi piutang tak tertagih tidak berubah (Sartono, 1997:546).

Dalam pemberian kredit biasanya pembayarannya mempunyai

persyaratan sebagai berikut:

1. Pembayaran uang muka (down payment) pembayaran ini

dilakukan secara tunai yang jumlahnya sebesar persentase tertentu dari harga

jual aktiva tetap atau barang dagangan atau sebesar jumlah rupiah yang

ditentukan.

2. Pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran,

besarnya pembayaran angsuran ini telah ditentukan sebelumnya atau dapat

juga ditentukan besar kecilnya tergantung pada lamanya jangka waktu

angsuran. (Arifin, 1997:112 & 125).

2.5.3 Usaha Pengumpulan Piutang

19

Page 20: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Salah satu variabel utama dalam pengumpulan piutang adalah besarnya

jumlah uang yang digunakan dalam prosedur penagihan. Semakin besar biaya

yang digunakan pada pengumpulan piutang, maka semakin kecil kemungkinan

piutang tak tertagih dan semakin sedikit periode penagihan. Piutang akan

memberikan keuntungan apabila piutang sudah tertagih (Horne & Wachowicz,

terjemahkan oleh Heru Sutojo, 1997: 263).

Menurut Sartono (1997:548), usaha pengumpulan piutang yang agresif

harus dihindarkan karena akan mengurangi penjualan dan keuntungan dimasa

yang akan datang karena mereka akan berpindah keperusahaan yang

kebijakannya lebih mudah. Keuntungan yang diperoleh dari kebijakan penagihan

adalah pada waktu pengumpulan piutang selalu memperhitungkan antara biaya

aktivitas pengumpulan piutang dengan pendapatan yang diperoleh, jangan

sampai aktivitas pengumpulan piutang melebihi pendapatan yang diperoleh

karena adanya usaha tersebut.

2.6 Masalah Bunga Pada Pemberian Kredit

Dalam perjanjian pemberian kredit, biasanya pemberi kredit disamping

memperhitungkan laba juga memperhitungkan beban bunga terhadap jumlah

harga dalam kontrak yang belum dibiayai oleh pembeli. Menurut Hadori Yunus

dan Harnanto (1999:131) beban bunga biasanya dibayar bersama-sama dengan

pembayaran kredit atas harga menurut kontrak yang kebijakan pembayaran

bunga secara periodik pada umumnya dilakukan dalam bentuk:

20

Page 21: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

a. Bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak selama jangka waktu kredit.

Cara semacam ini sering disebut long end interest.

b. Bunga diperhitungkan dari setiap angsuran yang harus dibayar yang dihitung

sejak tanggal perjanjian yang ditanda tangani sampai tanggal jatuh tempo

setiap kredit yang bersangkutan. Cara ini sering disebut short end interest.

c. Pembayarn kredit periodik dilakukan dalam jumlah yang sama, dimana

didalamnya termasuk angsuran pokok dan bunga yang diperhitungkan dari

saldo harga kontrak selama jangka waktu perjanjian, cara ini lebih dikenal

dengan metode annuited.

d. Bunga secara periodik diperhitungkan berdasarkan dari (sisa) harga kontrak

2.7 Perjanjian (Kontrak) Kredit

Untuk melindungi kepentingan pihak perusahaan dari kemungkinan tidak

ditepatinya kewajiban pihak pembeli, maka terdapat beberapa bentuk perjanjian

(kontrak) kredit sebagai berikut :

a. Perjanjian bersyarat dimana barang barang telah diserahkan, tetapi hak atas

barang-barang masih berada ditangan perusahaan sampai seluruhnya

pembayaran sudah lunas.

b. Pada saat perjanjian ditanda tangani dan pembayaran pertama telah

dilakukan, hak milik dapat diserahkan kepada pembeli, tapi dengan

21

Page 22: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

menggadaikan sebagian harga penjualan yang belum dibayar kepada pihak

perusahaan.

c. Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu

badan “trust” (trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah

pembayaran lunas oleh pembeli baru trustee menyerahkan hak atas barang-

barang itu kepada pembeli.perjanjian semacam ini dilakukan dengan akte

kepercayaan.

d. Beli sewa (lease-purchase), dimana barang-barang yang telah diserahkan

kepada pembeli.pembayaran kredit dianggap sewa sampai harga kontrek

telah dibayar lunas baru sesudah itu hak milik berpindah kepada pembeli

(Hadori Yunus & Harnanto,1999:109).

2.8 Manajemen Piutang

Manajemen piutang merupakan bagian penting dalam manajemen

keuangan karena berkaitan dengan pencapaian profit perusahaan. Abdullah

(2005:137) mengemukakan suatu perusahaan dalam upaya mempertahankan dan

meningkatkan omset penjualan maka pada umumnya perusahaan melakukan

penjualan secara kredit,oleh karena itu akan menimbulkan piutang.

Apabila perusahaan melakukan kebijakan pemberian kredit akan

berpengaruh terhadap meningkatnya penjualan,akan tetapi dilain pihk

22

Page 23: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

menimbulkan beban biaya karena lunaknya syarat kredit, termasuk biaya bad

debt. Dilain pihak ketatnya kebijakan pemberian kredit akan cenderung

memperkecil volume penjualan walaupun tidak terbebani biaya karena

persyaratan pemberian kredit yang memberatkan pembeli maupun pelanggan.

Oleh karena itu perusahaan dihadapkan dengan permasalahan bagaimana

menghasilkan kebijakan pemberian kredit yang menguntungkan dan sesuai

dengan tujuan perusahaan.

Menurut Bambang Riyanto (2001:85),dalam keadaan normal dan dimana

penjualannya pada umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai

tingkat likuiditas yang lebih tinggi daripada inventory, karena perputaran dari

piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja. Manajemen piutang merupakan

hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit.

Manajemen piutang terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang,

pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang, dan evaluasi terhadap politik

kredit yang dijalankan oleh perusahaan.

Piutang meliputi semua tagihan dalam bentuk terhadap perorangan, badan

usaha atau pihak tertagih lainnya, ( Niswonger and Fees Worren yang dikutip

oleh Hyginus Rusminarto, 1992:253 ).

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang adalah

sebagai berikut:

1. Volume penjualan kredit

23

Page 24: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan

memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya

volume penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu harus

menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang.

2. Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat dan lunak.

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa

perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan

profitabilitas.

3. Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal

bagi kredit yang akan diberikan kepada para langgananya. Makin tinggi batas

maksimal bagi masing-masing langganan berarti makin besar pula dana yang

diinvestasikan dalam piutang.

4. Kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang

Perusahaan dapat menjalankan kebiasaan dalam mengumpulkan piutang

secara aktif dan pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara

aktif dalam pengumpulan piutang akan mempunyai pengeluaran uang yang

lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang tersebut

dibandingkan dengan perusahaan lain yang menjalankan kebijaksanaan secara

pasif.

5. Kebiasaan membayar para langganan

24

Page 25: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Ada sebagian langganan yng mempunyai kebiasaan untuk membayar

dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount, dan ada

sebagian lagi yang tidak menggunakan kesempatan tersebut.

2.9 Pengukuran Efektivitas dan Efisiensi Piutang

2.9.1 Tingkat Perputaran Piutang (Receivables Turnover)

Piutang sebagai element dari modal kerja selalu dalam keadaan berputar.

Menurut Bambang Riyanto (2001:90) periode perputaran atau periode terikatnya

modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin

lunak atau makin lama syarat pembayaran, berarti makin lama modal terikat pada

piutang, yang ini berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu

adalah semakin rendah. Tingkat perputaran piutang (receivables turnover) dapat

diketahui dengan mebagi jumlah credit sales selama periode tertentu dengan

jumlah rata-rata piutang (average receivables).

Net credit sales

Receivables turnover =

Average receivables

2.9.2 Analisis Umur Piutang

Periode terikatnya modal dalam piutang atau rata-rata pengumpulan

piutang dapat dihitung dengan membagi tahun dalam hari dengan turnovernya.

Hari rata-rata pengumpulan piutang (avarage collection period) dapat dihitung

dengan cara sebagai berikut : (1 tahun = 360 hari) (Bambang Riyanto, 2001:90)

25

Page 26: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

360

Hari rata-rata pengumpulan piutang =

Receivables Turnover

Hari rata-rata pengumpulan piutang dapat pula dihitung dengan :

360 x Average receivables

=

Net Credit Sales

Rata–rata umur piutang melihat beberapa lama yang diperlukan untuk melunasi

piutang (merubah piutang menjadi kas). Semakin lama rata-rata piutang berarti

semakin besar dana yang tertanam pada piutang.

2.10 Kerangka Pemikiran

Pada hakekatnya semua tujuan perusahaan itu sama yaitu untuk

mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan cara yang semaksimal

mungkin.keuntungan ini dapat diperoleh melalui pemberian penjualan secara

tunai maupun secara kredit dikarenakan kompetisi antara perusahaan pada masa

sekarang ini semakin tinggi,maka produk yang dipamerkan atau ditawarkan

kepada calon konsumen pun semakin beragam baik dari mutu,jenis dan merknya.

26

Page 27: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Sekarang ini konsep pemberian penjualan secara kredit menjadi trend

bagi pihak perusahaan dan ternyata lebih diminati oleh perusahaan,bahkan tidak

jarang persentase pemberian penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan lebih

tinggi dibanding dengan volume pemberian penjualan secara tunai. Pemberian

penjualan secara kredit umumnya dilakukan untuk mempermudah konsumen

untuk membeli suatu barang secara tunai mungkin terasa berat atau daya beli

masyarakat tidak terjangkau.

Oleh karena itu, PT Hasjrat Abadi Cabang Kendari menempuh suatu

kebijakan dengan mekakukan pemberian penjualan secara kredit sebagai salah

satu alternatif untuk meningkatkan volume penjualan dan tingkat profit yang

diharapkan. Kebijakan pemberian penjualan secara kredit mencakup : standar

kredit, biaya pengumpulan piutang,dan pemberian potongan. Di mana ketiga

faktor tersebut sangat mempengaruhi perusahaan dalam menentukan diberi-

tidaknya kepada seorang calon konsumen dalam memenuhi kewajiban-

kewajibannya. Selanjutnya dengan kebijakan yang ditempuh, perusahaan

mengharapkan dapat mengendalikan piutangnya agar perusahaan tidak

mengalami kerugian, sehingga dengan demikian sasaran untuk meminimumkan

piutangnya dapat tercapai.

27

Page 28: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Skema I Kerangka Pikir

28

PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari

Laba/Profit Pemberian Penjualan

Credit/Kredit Cash/Tunai

Page 29: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

2.11 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir, maka dirumuskan hipotesis penelitian bahwa

kebijakan pemberian kredit yang meliputi standar kredit, biaya pengumpulan

piutang, dan pemberian potongan secara simultan dan parsial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap penjualan.

29

Kebijakan Pemberian Kredit:1. Standar Kredit2. By. Pengumpulan Piutang3. Pemberian Potongan

Penjualan Sepeda Motor

Analisis Regresi Linear Berganda

Kesimpulan dan Rekomendasi

“Apakah Kebijakan Pemberian Kredit Berpengaruh Signifikan

Terhadap Penjualan”

Page 30: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah PT. Hasjrat Abadi

Cabang Kendari

3.2 Jenis dan Sumbar Data

30

Page 31: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu

data yang diperoleh langsung dari pihak perusahaan yang berupa data penjualan

produk serta kebijakan kredit yang dilakukan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

6. Wawancara, yaitu suatu bentuk pengumpulan data yang penulis gunakan

dengan cara mengadakan tanya jawab secara lansung kepada pengguna sepeda

motor Yamaha.

7. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung pada

obyek penelitian dan melakukan pencatatan data yang dibutuhkan secara

langsung, cermat dan sistematis pada data-data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini.

3.4 Metode Pengolahan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diolah dengan cara sebagai

berikut :

1. Editing, yaitu menghipun data-data yang diperlukan yang bersumber dari

perusahaan.

2. Tabulasi, yaitu memasukkan data kedalam tabel, untuk selanjutnya menjadi

bahan analisis.

3. Sortir, yaitu menyortir atau melihat data-data yang telah dikumpulkan untuk

digunakan dalam penelitian.

4. Interpretasi, yaitu menjelaskan atau menguraikan data-data berdasarkan

variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

31

Page 32: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

3.5 Metode Analisis

Untuk menjawab permasalahan akan digunakan analisis regresi linear

berganda dengan model sebagai berikut :

Yi = 0 + i Xi + …. + nXn + ei ( Furqon 1999:70)

Dimana : Yi = Variabel dependent

0 = Konstanta ( intercept)

I … n = Koefesien regresi

Xi … Xn = Variabel independent

ei = epsilon / galat prediksi

Persaman regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X + E

Dimana : Y = Penjualan (Rupiah)

X1 = Standar kredit (Rupiah)

X2 = Biaya pengumpulan piutang (Rupiah)

X3 = Pemberian potongan (Rupiah)

3.6 Prosedur Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa kebijaksanaan penjualan

kredit yang meliputi standar kredit, biaya pengumpulan piutang dan potongan

secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penjualan

dilakukan dengan menggunakan uji F, untuk menguji signifikansi pengaruh

variabel-variabel bebas secara simultan terhadap variabel tergantung. Hipotesis

32

Page 33: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama

dengan nol, atau :

Ho : b1.23 = b2.13 = b3.12 = 0

Artinya : standar kredit, biaya pengumpulan piutang dan potongan

secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap penjualan pada PT. Hasjrat

Abadi Cabang Kendari. Hipotesis alternatifnya (H1) tidak semua parameter

secara simultan sama dengan nol, atau :

H1 : b1.23 = b2.13 = b3.12 0

Artinya : standar kredit, biaya pengumpulan piutang dan potongan

secara simultan mempunyai pengaruh terhadap penjualan pada PT. Hasjrat Abadi

Cabang Kendari.

Untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung

dengan Ftabel jika Fhitung < Ftabel artinya Ho diterima dan H1 di tolak. Dan

sebaliknya jika Fhitung > Ftabel artinya Ho ditolak dan H1 diterima.

Pengujian mengenai pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap

variabel tergantung secara parsial dilakukan dengan penggunaan uji t. hipotesis

nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol,

atau :

Ho : bi = 0

Artinya : standar kredit, biaya pengumpulan piutang dan potongan

secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap penjualan. Hipotesis

33

Page 34: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

alternatifnya (H1) parameter secara parsial suatu variabel tidak sama dengan nol,

atau :

Ho : bi 0

Artinya : standar kredit, biaya pengumpulan piutang dan potongan secara

parsial mempunyai pengaruh terhadap penjualan.

Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan thitung dengan

ttabel. Perbandingan ini dimaksudkan untuk menentukan apakah hipotesis nol

diterima atau tidak. Jika thitung < ttabel artinya Ho diterima dan H1 di tolak, artinya

standar kredit, beaya pengumpulan piutang dan potongan secara parsial tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penjualan pada PT Hasjrat Abadi

Cabang Kendari. jika thitung > ttabel artinya Ho ditolak dan H1 diterima,artinya

standar kredit, biaya pengumpulan piutang dan potongan secara parsial

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penjualan pada PT Hasjrat Abadi

Cabang Kendari.

3.7 Definisi Operasional

1. Kebijakan pemberian kredit adalah kebijakan (pengambilan keputusan) yang

dilakukan oleh PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari dalam memasarkan

produk sepeda motor secara kredit kepada konsumen yang memenuhi syarat

dan sebagai konsekuensinya akan menimbulkan piutang.

2. Standar kredit adalah besarnya kriteria minimum uang muka yang harus

dipenuhi oleh seorang langganan sebelum dapat diberikan kredit.

34

Page 35: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

3. Biaya pengumpulan piutang adalah suatu perkiraan yang menunjukan jumlah

penunggak yang berhutang pada perusahaan sebagai akibat dari penjualan

barang dan jasa secara kredit.

4. Pemberian potongan adalah besarnya Discount yang diberikan pada

konsumen yang diukur dengan satuan rupiah.

5. Piutang meliputi semua tagihan dalam bentuk terhadap perorangan, badan

usaha atau pihak tertagih lainnya.

6. Penjualan adalah kegiatan mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh

penjual untuk mengajak orang lain untuk bersedia membeli barang atau jasa

lainnya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Hasjrat Abadi berdiri pada tahun 1980 yang berkedudukan di

Jakarta. Perusahaan inipertama-tama bergerak dibidang penjualan sembako,

35

Page 36: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

namun seiring dengan perkembangan ekonomi yang berdampak pada

permodalan memadai, maka perusahaan ini beralih status dari penjualan sembako

kekategori penjualan besar, yang bergerak dibidang pemasaran otomotif dan

mesin-mesin serta barang dagangan umum.

Pemasaran dibidang ototmotif, yakni meliputi kenderaan roda 4

(empat) merek toyota dan roda 2 (dua) merek Yamaha. Di bidang mesin-mesin,

meliputi perdagangan hand tractor roda 2 (dua) dan roda 4 (empat) merek

Yanmar, mesin penggerak merek Yanmar, mesin merek tempel merek Yamaha.

Sedangkan di bidang barang dagangan umum meliputi perdagangan

elektronik (televisi, lemari es, AC, mesin cuci, DVD), merek samsung dan

Uchida, ban untuk kenderaan roda 2 (dua) dan 4 (empat) merek intirub dan

Dunlop, oli kenderaan roda 2 (dua) dan 4 (empat) merek Penzoil dan Evalube

serta spare part merek Yamaha, Yamaha, Toyota, Yanmar. Selain itu PT. Hasjrat

Abadi juga memasarkan produk cat merek Dana paint dan Dana gloss serta

keramik merek Masterina.

Perusahaan ini telah melakukan ekspansi hampir diseluruh Indonesia

bagian timur, dimana telah mempunya kantor cabang dan perwakilan termasuk

Sulawesi Tenggara yang jumlahnya sebanyak 42 kantor.

Khusus di Sulawesi Tenggara, kantor cabangnya dibuka pada tanggal 1

Mei 2001 dan berada di Kota Madya Kendari yang beralamat dijalan Ahmad

Yani nomor 62 Kelurahan Bende Kecamatan Baruga dengan memperkerjakan

36

Page 37: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

tenaga kerja sebanyak 63 orang sanpai sekarang, kantor cabang Kendari telah

mempunyai 9 (sembilan) kantor perwakilan, yakni kantor perwakilan Konawe,

Konawe Selatan, Konawa Utara, Kolaka, Kolaka Utara, Buton, Muna, Bombana,

dan Wakatobi serta memilki dua Outlet, yakni outlet Mandonga dan Outlet Pasar

Baru.

4.1.2 Strutur Organisasi

Perusahaan dapat dikatakan sebagai suatu sistem dari berbagai fungsi-

fungsi yang saling berhubungan atau saling berkaitan satu sama lain. Fungsi-

fungsi yang ada dalam perusahaan dituntut untuk salaing bekerja sama demi

kelancaran produktivitas perusahaan. Untuk mendorong kerja sama yang baik,

maka dibutuhkan suatu struktur organisasi yang jelas.

Struktur organisasi mengambarkan pendelegasian wewenang dan

tanggung jawab dari masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan sehingga

kegiatan usaha dapat berjalan dengan lancar sekaligus menciptakan kondisi yang

lebih sehat. Adapun struktur organisasi PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari dapat

dilihat pada skema berikut ini :

37

Page 38: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Berikut ini diuraikan secara singkat pembagian wewenang dan

tanggung jawab dari masing-masing fungsi manajemen tersebut :

a. Kepala Cabang

Adalah pimpinan perusahaan yang bertanggung jawab atas kelancaran

jalannya seluruh kegiatan perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan

38

Page 39: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

dan berwenang untuk mengkoordinasi, mangawasi, menciptakan pembagian

tugas kepada kepala bagian dan seksi-seksinya.

b. Kepala Bagian Penjualan

Bertanggung jawab penuh terhadap transaksi penjualan yang terjadi di

perusahaan serta mengawasi dan menangani masalah-masalah yang

menyangkut penjualan atas persetujuan pimpinan.

Bagian ini membawahi:

1 Bagian Yamaha/unit, bertanggung jawab atas kelancaran transaksi

penjualan kendaraan bermotor.

2 Bagian parts/ban bertanggung jawab atas kelancaran transaksi

penjualan spare parts kenderaan bermotor dan ban mobil

3 Bagian mesin/elektronik bertanggung jawab atas kelancaran transaksi

penjualan alat-alat pertanian dan barang-barang elektronik.

4 Bagian administrasi sales, bertanggung jawab atas pelaksanaan

administrasi penjualan baik penjualan secara tunai maupun penjualan

secara kredit.

5 Bagian survey, bertanggung jawab atas kelayakan pemberian kredit

kepada calon pembeli.

c. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan

Bertanggung jawab atas pencatatan setiap transaksi, mengolah data transaksi

dan menyusun laporan keuangan perusahaan.

Bagian ini membawahi

39

Page 40: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

1. Bagian keuangan, bertanggung jawab atas pencatatan setiap

transaksi, mengolah data transaksi dan menyusun laporan keuangan

perusahaan periodik.

2. Bagian pembukuan, malaksanakan pencatatan yang terkait

dengan pembayaran langsung dari kasir.

3. Bagaian umum dan personalia, bertanggung jawab atas

urusan-urusan yang bersifat umum yang sehubungan dengan kelancaran

kerja operasional, antara lain menyangkut keamanan dan ketentraman

kerja dalam perusahaan. Personalia bertanggung jawab atas rekruitmen

atas tenaga kerja dan mengurus permasalahan yang berhubungan dengan

ketenagakerjaan yang bekerja pada perusahaan.

4. Bagian kasir, bertanggung jawab atas penerimaan uang yang

berasal dari bagian penjualan atas hasil penjualan tunai maupun dari

bagian penagihan atas hasil tagihan piutang penjualan angsuran serta

bertanggung jawab atas pengeluaran uang untuk pembelian tunai,

pelunasan hutang dan biaya operasional perusahaan.

5. Bagian administrasi penagihan, bertanggung jawab atas

untuk melakukan penagihan piutang atas penjualan angsuran kepada

debitur berdasarkan syarat pembayaran yang telah disepakati dan

menyerahkan hasil penagihannya kepada bagian kasir. Bagian ini

melakukan koordinasi dengan bagian penjualan untuk memperoleh data

menyangkut pelanggan yang melakukan pembelian secara kredit.

40

Page 41: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

6. Bagian pajak, membuat laporan pajak, menerbitkan semua

faktur komersil ke buku register pajak sesuia produk serta menerbitkan

faktur pajak standar untuk debitur yang tidak mempunyai NPWP.

7. Bagian pembukuan umum, memberikan informasi konduite

debitur yang akan mengambil barang dengan cara memasukkan saldo

hutang, total yang sudah jatuh tempo dan pembayaran terakhir tentang

calon debitur yang akan mengambil barang.

8. Bagian administrasi umum, bertugas untuk melakukan

pencatatan atas transaksi yang terjadi dalam perusahaan.

9. Bagian audit, bertugas untuk mengaudit laporan keuangan

perusahaan.

10. Bagian hukum, bertanggung jawab untuk megatasi hal-hal

yang berhubungan dengan hukum yang berlaku.

11. Bagian sekretariat, bertugas mencatat semua surat masuk dan

surat keluar.

12. Bagian ekspedisi umum, bertanggung jawab atas pengiriman

barang dagangan dari suplier maupun dari pengirim barang dagangan

kelangganan.

13. Bagian gudang, melakukan pencatatan atas keluarnya barang.

4.1.3 Sistem Dan Prosedur Penjualan Angsuran

Pada saat calon pembeli akan melakukan pembelian secara kredit, akan

diterima oleh bagian penjualan untuk mengetahui produk yang ditawarkan oleh

41

Page 42: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

perusahaan bail mengenai jenis, harga, cara, dan syarat pembayaran. Setelah

calon pembeli menentukan produk yang akan dibelinya dan harga jual telah

disepakati bersama, selanjutnya pembeli mengisi formulir permohonan kredit

jika akan membeli secara angsuran. Berdasarkan kredit yang diajukan oleh calon

pembeli selanjutnya badian survey melakukan penelitian lapangan untuk

menentukan apakah calon pembeli memenuhi syarat untuk diberikan kredit. Jika

permohonan kredit tersebut disetujui maka pembeli akan berhubungan dengan

bagian administrasi sales untuk membuat perjanjian penjualan angsuran yang

didalamnya mengatur syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak,

baik mengenai syarat pembayaran, maupun hal-hal yang mengikat pada waktu

masa angsuran sampai saat pemilikan oleh pihak pembeli.

Perkembangan jumlah unit motor yang terjual setiap bulan berbeda-beda.

Adapun perkembangannya dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel. 4.1 Perkembangan Jumlah Unit Motor yang Terjual pada PT. Hasjrat

Abadi Cabang Kendari Tahun 2008 – 2009

Tahun Bulan Jumlah Motor(Unit)

Perkembangan( % )

2008 Januari 134 0,00Februari 139 3,73Maret 150 7,91April 123 -18Mei 181 47,15

42

Page 43: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Juni 155 -14,36Juli 200 29,03

Agustus 173 -13,5September 223 28,90Oktober 152 -31,83

November 254 67,10Desember 250 -1,57

2009 Januari 370 48Februari 352 -4,86Maret 379 7,67April 325 -14,24Mei 366 12,61Juni 390 6,55Juli 480 23,08

Agustus 511 6,46September 434 -15,07Oktober 514 18,43

November 445 -13,42Desember 418 -6,07

Jumlah 7118 183,42Rata-rata 297 7,64

Sumber PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari (data diolah)

4.1.4 Kebijakan Dalam Menetapkan Biaya Pengumpulan Piutang

PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari dalam menetapkan besarnya biaya

pengumpulan piutang dihitung berdasarkan jarak tempat tinggal konsumen

dengan kantor. Dalam hal ini PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari membagi ke

dalam dua kelompok yaitu: Kelompok pertama didalam kota sebesar Rp.

100.000,sedangkan kelompok kedua diluar kota sebesar Rp. 200.000. Perusahaan

hanya melakukan satu kali kunjungan penagihan untuk masing-masing nasabah.

4.1.5 Kebijakan Dalam Pemberian Potongan

43

Page 44: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari dalam memberikan diskon atau

potongan berdasarkan program promosi yang diberikan dalam menarik minat

calon konsumen. Khusus untuk pembelian secara tunai dinerikan potongan

sebesar Rp. 60.000 per unit untuk semua type motor. Sedangkan untuk

pembelian secara kredit mendapatkan diskon uang muka sebesar Rp. 200.000

sampai Rp. 500.000 untuk pembelian type motor tertentu,yaitu Vega R DB, Vega

ZR, dan New Jupiter Z CW.

4.1.6 Kebijakan Dalam Menetapkan Uang Muka

Pada tahun 2008-2009, Penetapan uang muka pada PT. Hasjrat Abadi

Cabang Kendari mengalami peningkatan yakni uang muka mulai dari Rp.

2.000.000 sampai Rp. 5.500.000. Sedangkan khusus untuk type Scorpio Z CW

dan V-ixion uang muka mulai dari Rp. 5.000.000 sampai Rp. 7.000.000.

4.1.7 Kebijakan Dalam Menetapkan Jangka Waktu Kredit

Dalam menetapkan jangka waktu angsuran bagi konsumen, Perusahaan

menetapkan waktu angsuran selama 12 bulan (1 tahun) perusahaan juga

memberikan waktu angsuran selama 24 bulan (2 tahun) dan maksimal 36 bulan

(3 tahun). Namun dalam pemilihan waktu angsuran konsumen lebih banyak

memilih waktu angsuran selama 24 bulan (2 tahun). Hal ini dilakukan

perusahaan untuk lebih meringankan konsumen yang akan memperoleh kredit

kendaraan.

44

Page 45: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

4.1.8 Kebijakan Dalam Menetapkan Bunga

PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari tahun 2008-2009, dalam menetapkan

besarnya bunga yang akan diberikan kepada calon konsumen ditentukan oleh

lamanya jangka waktu kredit yang dipilih oleh konsumen, dimana semakin lama

jangka waktu kredit maka bunga akan semakin besar dan sebaliknya. Besarnya

bunga bervariasi untuk setiap type kendaraan yaitu mulai dari 22,60% sampai

24,42%.

4.1.9 Kebijakan Dalam Menetapkan Sanksi

Sanksi yang diterapkan oleh PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari

diberlakukan bagi konsumen apabila ridak membayar tunggakannya selama

sebulan setelah adannya kunjungan oleh pihak perusahaan, maka pihak

perusahaan akan menarik kendaraan tersebut dari tangan pemilik (konsumen)

namun sebelum penarikan dilakukan,pihak perusahaan akan mengirimkan surat

pemberitahuan tunggakannya sebanyak tiga kali berturut-turut. Keputusan ini

dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan dorongan bagi konsumen untuk

melunasi angsurannya.

4.2 Deskripsi Variabel Penelitian

4.2.1 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penjualan sepeda motor

Yamaha yang diterima PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari dari penjualan

kredit.Perkembangan penjualan PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari setiap bulan

tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut:

45

Page 46: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Tabel 4.2 Perkembangan Penjualan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari

Tahun 2008-2009.

Tahun Bulan Penjualan(Rp)

Perkembangan( % )

2008 Januari 685.597.500 0,00Februari 761.775.000 11,11Maret 1.386.430.500 82April 868.423.500 -37,36Mei 1.142.662.500 31,56Juni 807.481.500 -29,33Juli 1.401.666.000 73,58

Agustus 990.307.500 -29,34September 914.130.000 -7,69Oktober 1.538.785.500 68,33

46

Page 47: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

November 1.587.385.500 3,16Desember 1.493.079.000 -5,94

2009 Januari 944.601.000 -36,73Februari 1.584.492.000 67,74Maret 1.736.847.000 9,61April 1.828.260.000 5,26Mei 1.432.137.000 -21,67Juni 1.828.267.000 27,66Juli 1.584.492.000 -13,33

Agustus 2.148.205.500 35,58September 2.102.499.000 -2,13Oktober 1.843.495.500 -12,32

November 2.300.560.500 24,79Desember 2.346.267.000 1,99

Jumlah 35.257.847.500Rata-rata 1.469.076.979 3,44

Sumber PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.2 selama tahun 2008 bulan januari penjualan

perusahaan sebesar Rp. 685.597.500, meningkat 11,11% menjadi Rp.

761.775.000, kenaikan tersebut disebabkan karena meningkatnya permintaan

konsumen hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah unit kendaraan yang

terjual. Pada bulan Maret penjualan meningkat 82% dengan nilai Rp.

1.386.430.500, peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan

konsumen terhadap kendaraan khususnya type VEGA ZR.Pada bulan April

menurun 37,36% menjadi Rp. 868.423.500, penurunan ini disebabkan oleh faktor

tambang emas Bombana yang akibatnya banyaknya konsumen yang melakukan

pembelian secara Tunai. Pada bulan Mei penjualan meningkat 31,56% sebesar

Rp. 1.142.662.500, hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah unit

kendaraan yang terjual terutama type new Jupiter Z. Bulan juni terjadi penurunan

47

Page 48: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

penjualan 29,33% sebesar Rp. 807.481.500. Selanjutnya bulan juli terjadi

peningkatan penjualan 73,58% sebesar Rp. 1.401.666.000. Pada bulan Agustus

dan September penjualan kembali menurun 29,34% dan 7,69% masing-masing

sebesar Rp. 990.307.500 dan Rp. 914.130.000, hal ini disebabkan oleh kurangnya

stock unit motor dari kantor pusat. Adapun pada bulan Oktober dan November

penjualan masing-masing meningkat 68,33% dan 3,16% menjadi Rp.

1.587.385.500 dan Rp. 1.587.385.500, hal ini disebabkan meningkatnya jumlah

unit kendaraan yang terjual terutama type Vixion. Selanjutnya pada bulan

Desember penjualan kembali menurun 5,94% menjadi Rp. 1.493.079.000. Pada

tahun 2009 bulan januari diawali dengan penurunan penjualan 36,73% sebesar

Rp. 944.601.000, hal ini disebabkan penjualan yang tertunda pada bulan yang

sebelumnya. Selanjutnya pada bulan Februari, Maret, April terjadi peningkatan

penjualan 67,74%, 9,61%, 5,26, sebesar Rp. 1.584.492.000, Rp. 1.736.847.000,

dan Rp. 1.828.260.000, hal ini disebabkan oleh naiknya unit kendaraan yang

terjual akibat kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan diantaranya

memberikan promosi yang gencar. Pada bulan Mei terjadi penurunan 21,67%

sebesar Rp. 1.432.137.000.Pada bulan juni penjualan kembali meningkat 27,66%

sebesar Rp. 1.828.267.000. Bulan Juli terjadi penurunan penjualan 13,33 sebesar

Rp. 1.584.492.000 disebabkan meningkatnya harga kendaraan. Pada bulan

Agustus terjadi peningkatan penjualan 35,58% sebesar Rp. 2.148.205.500 hal ini

disebabkan pemberian subsidi uang muka. Bulan September dan Oktober terjadi

penurunan penjualan 2,13% dan 12,32% menjadi Rp. 2.102.499.000 dan Rp.

48

Page 49: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

1.843.495.000. Selanjutnya bulan November dan Desember terjadi peningkatan

24,79% dan 1,99% menjadi sebesar Rp. 2.300.560.500 dan Rp. 2.346.267.000

peningkatan penjualan ini akibat meningkatnya daya beli konsumen.

4.2.2 Variabel Bebas

A. Standar Kredit (X1)

Standar kredit adalah jumlah maksimum kredit yang diberikan kepada

calon debitur yang diukur dalam satuan rupiah. Perkembangan standar kredit PT.

Hasjrat Abadi Cabang Kendari setiap bulan selama tahun 2008-2009 dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Perkembangan Standar kredit pada PT. Hasjrat Abadi Cabang

Kendari Tahun 2008-2009.

Tahun Bulan Standar Kredit(Rp)

Perkembangan( % )

2008 Januari 225.000.000 0,00Februari 375.000.000 66,67Maret 455.000.000 21,33April 285.000.000 -37,36Mei 250.000.000 -12,28Juni 265.000.000 6Juli 460.000.000 73,58

Agustus 325.000.000 -29,35September 300.000.000 -7,69Oktober 605.000.000 101,67

November 505.000.000 -16,53Desember 490.000.000 -2,97

49

Page 50: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

2009 Januari 310.000.000 -36,73Februari 690.000.000 122,59Maret 570.000.000 -17,39April 600.000.000 5,26Mei 705.000.000 17,5Juni 600.000.000 -14,89Juli 520.000.000 -13,33

Agustus 470.000.000 -9,62September 505.000.000 7,45Oktober 520.000.000 2,97

November 755.000.000 45,19Desember 770.000.000 1,99

Jumlah 11.555.000.000Rata-rata 481458333,3 14,23

Sumber PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.3 nampak bahwa selama tahun 2008 bulan januari

standar kredit perusahaan sebesar Rp. 225.000.000 meningkat 66,67% dan

21,33% menjadi Rp. 375.000.000 dan Rp. 455.000.000, hal ini disebabkan

meningkatnya penjualan. Pada bulan April, Mei, standar kredit perusahaan

menurun 37,36%,12,28% menjadi Rp. 285.000.000, Rp. 250.000.000, hal ini

disebabkan menurunnya penjualan. Pada bulan Juni dan Juli terjadi peningkatan

penjualan 6% dan 73,58% sebesar Rp. 265.000.000 dan Rp. 460.000.000.

Selanjutnya pada bulan Agustus dan September terjadi penurunan 29,35% dan

7,69% menjadi sebesar Rp. 325.000.000 dan Rp. 300.000.000. Pada bulan

Oktober terjadi peningkatan penjualan 101,67% sebesar Rp. 605.000.000 hal ini

disebabkan karena perusahaan memberikan standar kredit yang longgar kepada

konsumen. Pada bulan November hingga awal Januari tahun 2009 terjadi

penurunan masing-masing 16,53%, 2,97%, 36,73%, menjadi sebesar Rp.

50

Page 51: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

505.000.000, Rp. 490.000.000, Rp. 310.000.000 penurunan ini disebabkan

menurunnya penjualan. Selanjutnya pada bulan Februari standar kredit

perusahaan meningkat 122,59% sebesar Rp. 690.000.000.Pada bulan Maret

standar kredit perusahaan kembali menurun 17,39% sebesar Rp. 570.000.000,

hal ini disebabkan menurunnya penjualan. Selanjutnya pada bulan April dan Mei

standar kredit kembali meningkat 5,26% dan 17,5% masing-masing sebesar Rp.

600.000.000 dan Rp. 705.000.000, hal ini disebabkan promosi yang besar-

besaran tentang type jenis motor Yamaha yang baru. Selanjutnya pada bulan

Juni, Juli, dan Agustus terjadi penurunan standar kredit 14,89%, 13,33%, 9,62%

masing-masing sebesar Rp. 600.000.000, Rp. 520.000.000, Rp. 470.000.000, hal

ini disebabkan kurangnya stock barang yang tersedia digudang.Selanjutnya pada

bulan September hingga akhir tahun 2009 standar kredit kembali mengalami

peningkatan masing-masing 7,45%, 2,97%, 45,19%, 1,99% masing-masing

sebesar Rp. 505.000.000, Rp. 520.000.000, Rp. 755.000.000, Rp. 770.000.000,

hal ini disebabkan meningkatnya penjualan karena pihak perusahaan

memberikan standar kredit yang mudah kepada konsumen.

B. Biaya Pengumpulan Piutang (X2)

Biaya pengumpulan piutang adalah besarnya kerugian piutang yang

ditanggung oleh PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari sebagai akibat keterlambatan

pembayaran yang dilakukan oleh konsumen yang diukur dalam satuan rupiah.

Perkembangan biaya pengumpulan piutang PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari

setiap bulan dapat dilihat pada tabel berikut:

51

Page 52: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Tabel 4.4 Perkembangan Biaya Pengumpulan piutang pada PT. Hasjrat Abadi

Cabang Kendari Tahun 2008-2009

Tahun Bulan Biaya Pengumpulan

Piutang(Rp)

Perkembangan( % )

2008 Januari 780.000 0,00Februari 540.000 -30,77Maret 600.000 11,11April 660.000 10Mei 450.000 -31,82Juni 480.000 6,67Juli 360.000 -25

Agustus 600.000 66,67September 480.000 -20Oktober 360.000 -25

November 660.000 83,33

52

Page 53: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Desember 540.000 -18,182009 Januari 720.000 33,33

Februari 600.000 -16,67Maret 960.000 60April 840.000 -12,5Mei 780.000 -7,14Juni 540.000 -30,77Juli 420.000 -22,22

Agustus 900.000 114,29September 880.000 -2,22Oktober 960.000 9,09

November 540.000 -43,75Desember 475.000 -12,03

Jumlah 15.125.000Rata-rata 630.208,333 4,08

Sumber PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari (data diolah)

Januari tahun 2008 biaya pengumpulan piutang perusahaan sebesar Rp.

780.000 menurun 30,77% menjadi Rp. 540.000, hal ini disebabkan menurunnya

jumlah konsumen yang menunggak. Pada bulan Maret dan April biaya

pengumpulan piutang kembali meningkat sebesar 11,11% dan 10% menjadi Rp.

600.000, dan Rp. 660.000. Selanjutnya pada bulan Mei kembali menurun

31,82% sebesar Rp. 450.000 dan bulan Juni kembali meningkat 6,67% sebesar

Rp. 480.000, hal ini disebabkan meningkatnya jumlah konsumen yang

menunggak. Selanjutnya pada bulan Juli biaya pengumpulan piutang kembali

menurun 25% sebesar Rp. 360.000 dan pada bulan Agustus kembali meningkat

66,67% , menjadi Rp. 600.000. Kembali terjadi penurunan pada bulan September

dan Oktober 20% dan 25% sebesar Rp. 480.000 dan Rp. 360.000. Selanjutnya

bulan November terjadi peningkatan 83,33% sebesar Rp. 660.000, hal ini masih

dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah konsumen yang menunggak sehingga

53

Page 54: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

perusahaan lebih sering melakukan aktivitas penagihan, Desember akhir tahun

kembali terjadi penurunan 18,18% sebesar Rp. 540.000. Awal Januari tahun

2009 biaya pengumpulan piutang meningkat 33,33% sebesar Rp. 720.000 dan

bulan Februari kembali menurun 16,67% sebesar Rp. 600.000 disebabkan

menurunnya jumlah konsumen yang menunggak. Bulan Maret biaya

pengumpulan piutang meningkat 60% sebesar Rp. 960.000, selanjutnya pada

bulan April hingga Juli kembali menurun masing-masing sebesar 12,5%, 7,14%,

30,77%, dan 22,22% masing-masing sebesar Rp. 840.000, Rp. 780.000, Rp.

540.000, dan Rp. 420.000, hal ini disebabkan menurunnya jumlah konsumen

yang menunggak. pada bulan Agustus biaya pengumpulan piutang kembali

meningkat 114,29% sebesar Rp. 900.000, dan Bulan September menurun 2,22%

sebesar Rp. 880.000, Selanjutnya bulan Oktober biaya pengumpulan piutang

kembali meningkat 9.09% sebesar Rp. 960.000, kemudian November hingga

Desember akhir tahun biaya pengumpulan piutang kembali menurun 43,75% dan

12,03% masing-masing sebesar Rp. 540.000 dan Rp. 475.000, hal ini disebabkan

karena menurunnya jumlah konsumen yang menunggak.

C. Pemberian Potongan (X3)

Pemberian potongan adalah jumlah potongan yang diberikan kepada

langganan yang diukur dalam satuan rupiah. Perkembangan pemberian potongan

PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari dapat dilihat pada tabel berikut :

54

Page 55: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Tabel 4.5 Perkembangan Pemberian Potongan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang

Kendari Tahun 2008-2009

Tahun Bulan Pemberian Potongan

(Rp)

Perkembangan( % )

2008 Januari 2.868.800 0,00Februari 2.999.200 4,54Maret 3.300.500 10,04April 3.157.000 -4,35Mei 3.300.500 4,54Juni 2.999.200 -9,13Juli 3.416.520 13,91

Agustus 3.235.010 -5,31September 3.157.000 -2,41Oktober 3.443.000 9,06

November 3.504.165 1,78Desember 3.424.000 -2,29

2009 Januari 3.176.520 -7,23Februari 3.444.000 8,42

55

Page 56: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Maret 3.504.165 1,75April 3.530.500 0,75Mei 3.416.520 -3,23Juni 3.656.520 7,02Juli 3.504.165 -4,17

Agustus 4.039.200 15,27September 3.656.520 -9,47Oktober 3.656.520 0

November 4.039.200 10,46Desember 4.225.500 4,61

Jumlah 82.654.225Rata-rata 3.443.926 0,86

Sumber PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari (data diolah)

Berdasarkan tabel diatas dapat di inteprestasikan bahwa selama tahun

2008 bulan Januari hingga Maret meningkat 4,54% dan 10,04% masing-masing

sebesar Rp. 2.868.800, Rp. 2.999.200, dan Rp. 3.300.500, hal ini disebabkan oleh

meningkatnya penjualan. Bulan April pemberian potongan menurun sebesar

4,35% menjadi Rp. 3.157.000 dan pada bulan Mei pemberian potongan kembali

meningkat sebesar 4,54% menjadi Rp. 3.300.500 peningkatan ini disebabkan

oleh penjualan kembali meningkat. Selajutnya untuk bulan Juni pemberian

potongan menurun sebesar 9,13% menjadi Rp. 2.999.200. Selanjutnya pada

bulan Juli pemberian potongan kembali meningkat sebesar 13,91% menjadi Rp.

3.416.520 dan pada bulan Agustus dan September pemberian potongan menurun

sebesar 5,31% dan 2,41% masing-masing sebesar Rp. 3.235.010 dan Rp.

3.157.000 hal ini disebabkan karena menurunnya jumlah penjualan terutama

Type Jupiter Z dan Vega ZR. Kemudian pada bulan Oktober dan November

pemberian potongan kembali meningkat menjadi 9,06% dan 1,78%, masing-

56

Page 57: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

masing sebesar Rp. 3.443.000 dan Rp. 3.504.165, peningkatan ini dilakukan

perusahaan untuk menarik konsumen dalam jumlah yang banyak. Selanjutnya

pada bulan Desember dan awal bulan Januari 2009 pemberian potongan kembali

menurun masing-masing sebesar 2,29% dan 7,23% menjadi Rp. 3.424.000 dan

Rp. 3.176.520. Pada bulan Februari hingga April pemberian potongan meningkat

8,42%, 1,75% dan 0,75% masing-masing dengan nilai potongan sebesar Rp.

3.444.000, Rp. 3.504.165, Rp. 3.530.500 peningkatan ini disebabkan oleh

meningkatnya jumlah penjualan terutama sepeda motor Type V – IXION.

Selajutnya pada bulan Mei pemberian potongan menurun sebesar 3,23% menjadi

Rp. 3.416.520. Pada bulan Juni pemberian potongan meningkat sebesar 7,02%

menjadi Rp. 3.656.520. Selajutnya bulan Juli pemberian potongan menurun

sebesar 4,17% menjadi Rp. 3.504.165. Pada bulan Agustus pemberian potongan

meningkat sebesar 15,27% menjadi Rp. 4.039.200. Kemudian pada bulan

September pemberian potongan menurun sebesar 9,47% menjadi Rp. 3.656.520.

Selanjutnya pada bulan Oktober pemberian potongan tidak mengalami perubahan

yakni tetap dengan nilai Rp. 3.656.520. Namun pada bulan November dan

Desember pemberian potongan meningkat sebesar 10,46% dan 4,61% menjadi

Rp. 4.039.200 dan Rp. 4.225.500.

4.3 Analisa Pengaruh Kebijakan Pemberian Kredit Terhadap Penjualan

Kebijakan pemberian kredit adalah pengambilan keputusan yang diambil

oleh PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari dalam melakukan pemberian kredit.

Kebijakan pemberian kredit mencakup standar kredit, biaya pengumpulan

57

Page 58: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

piutang, dan pemberian potongan. Pada bab III dikemukakan bahwa untuk

menganalisis dampak kebijakan pemberian kredit terhadap penjualan digunakan

metode analisis regresi linear berganda, dimana hasil ringkasannya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel Koefisien Regresi t Hitung t SignifikanX1X2X3

,221,117,774

2,8302,3089,857

,010,032,000

Konstanta (B0) = -3055324448 Dengan Nilai T Signifikan 0,000R Square = 0,950R = 0,970Fhitung = 125,936Fsignifikan = 0,000Standar Error = 119527544

N = 24α = 0,05Ftabel = 3,10Ttabel = 2,086

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dapat dikemukakan

persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = -3055324448 + 0,221X1 + 0,117X2 + 0,774X3

Berdasarkan persamaan berikut nampak dapatndijelaskan sebagai berikut:

a. Variabel standar kredit (X1)

58

Page 59: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Standar kredit mempunyai nilai positif artinya setiap kenaikan standar

kredit akan meningkatkan penjualan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari

karena jika standar kredit meningkat maka penjualan akan meningkat yang

berarti peningkatan piutang pula. Koefisisen regresi standar kredit sebesar

0,221 artinnya setiap penambahan Rp. 1,00 standar kredit akan meningkatkan

penjualan sebesar Rp. 0,221.

b. Variabel biaya pengumpulan piutang (X2)

Biaya pengumpulan piutang mempunyai nilai yang positif artinya setiap

kenaikan variabel biaya pengumpulan piutang akan meningkatkan penjualan

pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari, sebagaimana dikatakan bahwa jika

penjualan meningkat maka piutang akan meningkat pula sehingga perusahaan

harus menanggung beban investasi pada piutang yanag makin besar dan

perusahaan mempunyai pengeluaran yang lebih besar untuk mendanai

aktivitas tersebut. Koefisien regresi biaya pengumpulan piutang sebesar

0,117 artinya bahwa setiap penambahan Rp. 1,00 biaya pengumpulan piutang

akan meningkatkan penjualan sebesar Rp. 0,117.

c. Variabel Pemberian Potongan (X3)

Pemberian potongan mempunyai nilai positif artinya setiap kenaikan

variabel pemberian potongan menyebabkan peningkatan penjualan pada PT.

Hasjrat Abadi Cabang Kendari karena jika perusahaan memberikan potongan

yang lebih besar maka hal ini akan menarik konsumen dalam jumlah yang

banyak sehingga penjualan meningkat. Koefisien regresi pemberian potongan

59

Page 60: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

sebesar 0,774 artinya bahwa setiap penambahan Rp. 1,00 pemberian

potongan akan meningkatkan penjualan sebesar Rp. 0,774.

4.3.1 Pengujian Hipotesis

4.3.1.1 Uji F

Pengujian hipotesis Analisis Kebijakan Pemberian Kredit yang meliputi

standar kredit, biaya pengumpulan piutang, dan pemberian potongan terhadap

penjualan secara simultan dapat dilakukan dengan mengunakan uji F. Berdasarkan

analisis regresi linear berganda diperoleh Fhitung = 125,936 > Ftabel = 3,10 dengan

tingkat signifikansi 5% atau P = 0,00 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa secara

simultan kebijakan pemberian kredit yang meliputi standar kredit, biaya

pengumpulan piutang, dan pemberian potongan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap penjualan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari. Sedangkan besarnya

koefisien determinasi adalah 0,950, yang berarti bahwa variasi naik turunnya

penjualan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari sebesar 95,0% ditentukan oleh

variabel standar kredit, biaya pengumpulan piutang, dan pemberian potongan

sedangkan sisanya 5% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini.

4.3.1.2 Uji t

Pengujian hipotesis mengenai Analisis Kebijakan Pemberian Kredit yang

meliputi standar kredit, biaya pengumpulan piutang, dan pemberian potongan

terhadap penjualan secara parsial dapat dilakukan dengan mengunakan uji t.

Berdasarkan analisis regresi linear berganda yang ringkasannya pada tabel 4.6, maka:

60

Page 61: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

a. Variabel standar kredit (X1)

thitung = 2,830 > ttabel = 2,086 dengan tingkat signifikansi 0,010 < 0,05, maka H0

ditolak, berarti variabel standar kredit secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap penjualan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.

b. Variabel biaya pengumpulan piutang (X2)

thitung = 2,308 > ttabel = 2,086 dengan tingkat signifikansi 0,032 < 0,05, maka

H0 ditolak, berarti variabel biaya pengumpulan piutang secara parsial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap penjualan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang

Kendari.

c. Variabel pemberian potongan (X3)

thitung = 9,857 > ttabel 2,086 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0

ditolak, berarti variabel biaya pemberian potongan secara parsial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap penjualan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang

Kendari.

4.4 Pembahasan

PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari merupakan salah satu badan usaha

swasta daerah yang bidang usaha utamanya adalah dealer motor untuk merek

Yamaha. Dalam kegiatan usahanya, jenis motor yang dipasarkan adalah VEGA

ZR, New Jupiter Z, Mio, Vixion, dan lain-lain.Untuk lebih menarik minat calon

konsumen,maka dalam melakukan penjualannya PT. Hasjrat Abadi Cabang

61

Page 62: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Kendari 70% Penjualannya dilakukan secara kredit dengan tetap memperhatikan

tingkat bunga.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa ada

pengaruh peningkatan variabel kebijakan pemberian kredit yang mencakup :

standar kredit, biaya pengumpulan piutang,dan pemberian potongan dengan

peningkatan penjualan PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari periode yang

dianalisis yaitu tahun 2008-2009. Adapun ringkasan variabel penelitian dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Variabel Penelitian (dalam rupiah)

Tahun 2008 2009 Perkembangan

Penjualan (Y) 13.577.724.000 21.680.123.500 59,67 %

Standar Kredit (X1) 4.540.000.000 7.015.000.000 54,52 %

Biaya Pengumpulan Piutang (X2)

6.510.000 8.615.000 32,33 %

Pemberian Potongan (X3) 38.804.895 43.849.330 13 %

Dari tabel diatas nampak bahwa selama tahun 2008-2009 penjualan

perusahaan sebasar Rp 13.577.724.000 meningkat 59,67% menjadi Rp

21.680.123.500, kemudian standar kredit perusahaan sebesar Rp 4.540.000.000

meningkat 54,52% menjadi Rp 7.015.000.000, biaya pengumpulan piutang

62

Page 63: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

sebesar Rp 6.510.000 meningkat 32,33% menjadi Rp 8.615.000 dan pemberian

potongan sebesar Rp 38.804.895 meningkat 13% menjadi Rp 43.849.330.

secara simultan hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa variabel kebijakan

pemberian kredit yang meliputi standar kredit, biaya pengumpulan piutang dan

pemberian potongan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penjualan

pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari. Hal ini diperkuat dengan hasil

penelitian yang menunjukan bahwa peningkatan variabel standar kredit

meningkatkan penjualan PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari. Peningkatan

variabel biaya pengumpulan piutang meningkatkan penjualan PT. Hasjrat Abadi

Cabang Kendari. Peningkatan variabel pemberian potongan meningkatkan

penjualan PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.

adapun faktor-faktor yang menyebabkan adanya peningkatan variabel kebijakan

pemberian kredit adalah :

1. Standar Kredit

Jika perusahaan memberikan standar kredit yang mudah di jangkau

oleh konsumen maka dalam hal ini perusahaan menginginkan penjualan

meningkat, sehingga jumlah piutang perusahaan akan meningkat pula.

2. Jumlah konsumen yang menunggak

Jika jumlah konsumen yang menunggak meningkat maka secara

otomatis biaya pengumpulan piutang akan meningkat karena meningkatnya

aktifitas pengumpulan piutang perusahaan yang di sebabkan tingginya resiko

tertanamnya piutang perusahaan.

63

Page 64: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

3. Meningkatnya jumlah konsumen perusahaan

Jika jumlah konsumen perusahaan meningkat maka jumlah potongan

akan meningkat pula, hal ini di lakukan untuk menarik konsumen yang lebih

banyak lagi.

Besarnya koefisien determinasi adalah 0,950 yang berarti bahwa variasi

pemberian kredit (Y) 95,0% yang di tentukan oleh variabel standar kredit

(X1), biaya pengumpulan piutang (X2) dan pemberian potongan (X3) sehingga

pengaruh variabel lain yang tidak di jelaskan dalam model sebesar 5,0%.

Secara parsial hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa varibel

standar kredit signifikan terhadap penjualan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang

Kendari. dalam hal ini perusahaan sudah dapat menentukan standar kredit

yang efektif kepda setiap nasabah jika telah memenuhi syarat 5C ( Character,

Capacity, capital, Collateral, Conditions). dan untuk menilai keseriusan dari

calon basabah maka pihak perusahaan menetapkan pembayaran uang muka

terhadap kendaraan yang di beli secara kredit, dimana besarnya uang muka

tergantung dari tipe kendaraan yang di beli. dengan demikian maka dapat di

katakan bahwa peningkatan standar kredit berpengaruh pada peningkatan

penjualan.

Variabel biaya pengumpulan piutang signifikan terhadap penjualan

PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari. dalam hal ini perusahaan dalam

mengerluarkan biaya pemgumpulan piutang sudah sesuai dengan

peningkataan penjualan yang di terima sebagai akibat adanya penjualan kredit.

64

Page 65: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

Variabel pemberian potongan signifikan terhadap penjualan pada PT.

Hasjrat Abadi Cabang Kendari. Dalam hal ini perusahaan sudah dapat

menentukan pemberian potongan yang efektif kepada konsumen.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang di perolah, maka

dapat disimpulkan bahwa :

1. Secara simultan kebijakan pemberian kredit yang meliputi standar kredit

(X1), biaya pengumpulan piutang (X2), dan pemberian potongan (X3)

menpunyai pengaruh yang signifikan terhadap penjualan

2. Secara parsial variabel pemberian potongan (X3) yang paling dominan

berpengaruh terhadap penjualan, kemudian standar kredit (X1), biaya

pengumpulan piutang (X2) berpengaruh terhadap penjualan.

65

Page 66: Jurnal Imiah Jumarlin Thamrin

6.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh maka dapat

di ajukan saran bahwa perlunya perusahaan mempertahankan kebijakan

pemberian kredit yang telah di tetapkan karena hal ini sangat penting bagi

peningkatan penjualan sepeda motor Yamaha yang diterima secara kredit

pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.

66