jurnal ilmiah motor tanpa persetujuan tertulis …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur...

16
i JURNAL ILMIAH AKIBAT HUKUM PENGALIHAN OBJEK JAMINAN KREDIT SEPEDA MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS DARI KREDITUR (Studi di Kantor FIF Group Mataram) Program Studi Ilmu Hukum Oleh : Muh Alimuddin D1A015170 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2019

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

i

JURNAL ILMIAH

AKIBAT HUKUM PENGALIHAN OBJEK JAMINAN KREDIT SEPEDA MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS DARI KREDITUR

(Studi di Kantor FIF Group Mataram)

Program Studi Ilmu Hukum

Oleh :

Muh Alimuddin

D1A015170

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

2019

Page 2: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

ii

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH

AKIBAT HUKUM PENGALIHAN OBJEK JAMINAN KREDIT SEPEDA MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS DARI KREDITUR

(Studi di Kantor FIF Group Mataram)

Program Studi Ilmu Hukum

Oleh :

Muh Alimuddin

D1A015170

Menyetujui,

Pembimbing Pertama,

Dr. Aris Munandar, SH., M. Hum NIP. 196106101987031001

Page 3: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

iii

AKIBAT HUKUM PENGALIHAN OBJEK JAMINAN KREDIT SEPEDA MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS DARI KREDITUR

(Studi di Kantor FIF Group Mataram)

Muh Alimuddin D1A015170

FAKULTAS HUKUM UNRAM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akibat hukum pengalihan objek jaminan kredit sepeda motor tanpa persetujuan tertulis dari kreditur, faktor – faktor penyebabnya, dan perlindungan hukum bagi pihak ketiga pada PT FIF Group Mataram. Jenis penelitian adalah normatif empiris dengan menggunakan metode pendekatan perundang – undangan, konseptual, dan sosiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat hukum pengalihan objek jaminan kredit tanpa persetujuan tertulis dari kreditur yaitu kreditur berhak mengeksekusi objek jaminan kredit serta dapat dituntut melakukan tidak pidana penggelapan. Faktor – faktor penyebabnya yaitu penghasilan tidak tetap, kebutuhan mendesak, pemutusan hubungan kerja, itikad buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan apapun.

Kata Kunci : Akibat Hukum, Faktor – faktor, Perlindungan Hukum

LEGAL QONSEQUENCES AGAINST TRANSFER OF FIDUCIARY OBJECT ON CREDIT AGREEMENT WITHOUT WRITTEN PREMISSION FROM

CREDITOR (Study at FIF Group Mataram)

ABSTRACT

The purpose of this study is to find out the legal qonsequences in transfer of

fiduciary object on motorcycle without written permission from creditor, to find out the factors caused it, and to find out the legal protection for the third parties who got fidusiary object (motorcycle) from debtor without written permission from creditor. This research is empirical-legal research wich is using statute approach, conceptual approach, and sociological approach. The result showed that the legal consequences for transfer of fiduciary object without written permission from creditor is that the creditor can execute the object of fiduciary and also debtor could be sued because they are doing criminal embezzlement. The factors are debtors did not have a permanent job, had an urgent nececcity, work termination, natural disasterbad faiths, motorcycle mafia, complicated procedure, and using another identity in agreement. Third parties do not have any legal protection from creditor. Keywords : Legal Consequences, Fators, Legal Protection.

Page 4: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

iv

I. PENDAHULUAN

Salah satu perusahaan pembiayaan yang terkenal di Indonesia adalah PT.

Federal International Finance (FIF). PT. Federal International Finance adalah

lembaga pembiayaan yang melaksanakan fungsinya untuk pemberian kredit melalui

perjanjian pembiayaan konsumen. Hadirnya PT Federal Internastional Finance ini

mencoba untuk memberikan kesempatan kepada orang-orang atau pengusaha yang

memiliki keterbatasan modal untuk keperluan pribadi atau menjalankan usahanya

dengan cara membiayai pembelian barang-barang berupa benda bergerak , seperti

sepeda motor, mobil dan sebagainya. Dalam praktik pelaksanaan perjanjian

pembiayaan konsumen oleh lembaga pembiayaan, walaupun masyarakat merasa

sangat terbantu dengan adanya lembaga pembiayaan ini, akan tetapi masih terdapat

permasalahan - permasalahan yang sering terjadi, salah satunya yaitu pengalihan

objek jaminan kredit dalam hal ini sepeda motor yaitu pihak debitur mengalihkan

objek jaminan kreditnya kepada orang lain tanpa sepengetahuan pihak perusahaan

pembiayaan yaitu PT. Federal International Finance Group Mataram.

Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan tiga masalah yang akan

dibahas dalam penulisan ini yaitu : 1) Bagaimana akibat hukum jika terjadi

pengalihan objek jaminan kredit sepeda motor motor tanpa tersetujuan tertulis dari

Kreditur pada PT Federal Internasional Finance Group Mataram? 2) Apakah faktor-

faktor penyebab terjadinya pengalihan objek jaminan kredit sepeda motor pada PT

Federal Internasional Finance Group Mataram ? 3) Bagaimana perlindungan hukum

Page 5: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

v

terhadap pihak ketiga dalam pengalihan objek jaminan kredit sepeda motor tanpa

persetujuan tertulis kreditur ?.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk

mengetahui akibat hukum apabila terjadi pengalihan objek jaminan kredit sepeda

motor tanpa persetujuan tertulis dari kreditur pada PT Federal Internasional Finance

Group Mataram, Untuk mengetahui fakror-faktor penyebab terjadinya pengalihan

objek jaminan kredit sepeda motor pada PT Federal Internasional Finance Group

Mataram, dan Untuk menjelaskan bagaimana perlindungan hukum terhadap pihak

ketiga dalam pengalihan objek jaminan kredit tanpa persetujuan tertulis dari kreditur.

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan ini adalah memberikan informasi

kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan yang hendak melakukan

perjanjian dengan PT. Federal Internasional Finance Group Mataram, dan

Memberikan tambahan pengetahuan terutama bagi masyarakat atau pihak-pihak yang

berkepentingan yang memiliki pengetahuan yang kurang mengenai perjanjian

pembiayaan pada PT Federal Internasional Finance Group Mataram. Jenis penelitian

yang digunakan adalah penelitian normatif empiris yaitu penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui bagaimana penerapan hukum didalam praktek kehidupan

masyarakat.1 Metode pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan perundang –

undangan (satute Aproach ), pendekatan konseptual (conceptual approach), dan

pendekatan sosiologis (sociological approach). Sumber dan Jenis data yang

1 Fokky Fuad, Pemikiran Ulang atas Metodologi Penelitian Hukum,

https://uai.ac.id/2011/04/13/Pemikiran-ulang-atas-metodologi-penelitian-hukum/. diakses pada hari jumat 26 oktober 2018

Page 6: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

vi

digunakan ada dua yaitu data kepustakaan merupakan data yang diperoleh dari buku-

buku teks, karya ilmiah, jurnal-jurnal hukum, ensiklopedia, internet, dan sumber-

sumber lain. Data kepustakaan terdiri dari data primer yaitu data bahan hukum yang

bersifat mengikat, seperti Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Peraturan Presiden

RI Nomor 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, Keputusan Menteri Keuangan

No.1251/KMK/.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga

Pembiayaan. Data sekunder yaitu bahan hukum yang berupa semua publikasi hukum

yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi hukum meliputi, buku-

buku teks, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan hakim.2 Bahan

hukum tersier adalah bahan hukum yang merupakan pendukung bahan hukum primer

dan sekunder seperti kamus, indeks normatif dan lainnya. Selain data kepustakaan

digunakan juga data lapangan yaitu data yang diperoleh langsung dalam penelitian

lapangan dan keterangan yang berkaitan langsung dengan objek penelitian. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara : pertama, studi

dokumen yaitu dengan cara mempelajari buku-buku, hasil penelitian, dan artikel-

artikel yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Kedua, dengan cara

melakukan wawancara dengan responden dan informan. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang dimana adanya data

yang telah akurat kebenarannya diolah secara sistematis sehingga menghasilkan

perbandingan antara teori dan prakteknya, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan

dengan model deduktif yaitu dari hal yang bersifat umum ke hal yang bersifat khusus.

2 Peter Mahmud Marzuki., Penelitian Hukum, Prenada Media Group, Surabaya, 2016, hlm. 181

Page 7: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

vii

II. PEMBAHASAN

Akibat Hukum Pengalihan Objek Jaminan Kredit Sepeda Motor Tanpa Persetujuan Tertulis Dari Kreditur

Pada setiap perjanjian yang dibuat secara sah akan menimbulkan hak dan

kewajiban bagi para pihak yang membuatnya. Dalam perjanjian dikenal sebuah asas

yaitu asas “Pacta sun servanda” yang bermakna bahwa perjanjian yang dibuat secara

sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Oleh karenanya

para pihak berkewajiban untuk melaksanakan apa yang telah disepakati dalam

perjanjian (prestasi). Prestasi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi atau

dilakukan oleh debitor dalam setiap perikatan, baik perikatan itu bersumber dari

perjanjian maupun undang-undang.

Pasal 1234 KUHPerdata menentukan bahwa wujud dari prestasi, yaitu

memberi sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu. Prestasi sebagaimana

dimaksud dalam pasal tersebut sering kali tidak dapat dilakukan oleh debitor

sebagaimana mestinya. Ketidakmampuan debitor untuk melakukan prestasinya dapat

disebabkan karena dua hal, yaitu : a). Karena kesalahan si debitor, baik dilakukan

dengan sengaja maupun karena kelalaian dari debitor. Hal demikian disebut dengan

wanprestasi; b) Karena keadaan memaksa, yaitu diluar kemampuan debitor, disebut

overmacht.

Dalam Pasal 4 Undang-Undang Jaminan Fidusia dikatakan bahwa debitor dan

kreditor dalam perjanjian fidusia berkewajiban untuk memenuhi prestasi. Wanprestasi

adalah tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebabagaimana yang

ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara kreditor dan debitor. Jadi dapat

Page 8: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

viii

dikatakan bahwa apabila debitor atau kreditor tidak memenuhi kewajiban melakukan

prestasi, ia dikatakan melakukan wanprestasi.3 Perbuatan wanprestasi yang sering

dilakukan oleh debitor PT. FIF Group Mataram adalah melakukan sesuatu yang

dilarang didalam perjanjian yaitu mengalihkan atau menjual objek jaminan kredit

kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari pihak kreditur yakni PT. FIF

Group Mataram. Hal yang demikian tentunya akan mengakibatkan kerugian bagi

pihak PT. FIF Group Mataram dikarenakan debitur telah melanggar perjanjian

dengan melakukan apa yang dilarang.

Dalam Pasal 4 Ayat (3) Perjanjian Pembiayaan Konsumen pada PT. FIF

Group Mataram mengatakan bahwa debitur dilarang mengalihkan dengan cara

apapun, baik seluruhnya ataupun sebagian barang/manfaat barang kepada pihak lain

kecuali dengan persetujuan tertulis dari kreditur sebelumnya. Pelanggaran terhadap

pasal ini dapat menyebabkan debitor dikenakan tuntutan pidana penggelapan

sebagaimana diatur dalam pasal 372 KUHP yang berbunyi :4 “Barang siapa memiliki

dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau

sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan

karena kejahatan diancam karena penggelapan”5

Apabila debitur tidak melaksanakan kewajiban/wanprestasi, kreditur dapat

menarik atau mencabut benda Jaminan Fidusia untuk dijual guna menutupi utang

3 Salim H.S., (I) Op.Cit hlm. 180 4 Hasil wawancara dengan pak Dadeh Head Collection 2 PT FIF Group Mataram , 10

November 2018, Kantor FIF Group Mataram 5 R. Soesilo, Kitab Undang – undang Hukum Pidana (KUHP) & Kitab Undang – Undang

Hukum Acara Pidana, Putaka Buana, Siduarjo, 2014, hlm. 118

Page 9: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

ix

debitor. Tindakan tersebut sudah lazim dilakukan oleh pihak kreditur ketika debitur

tidak melaksanakan kewajibannya dan hal demikian bukan merupakan perbuatan

hukum yang bertentangan dengan undang-undang jaminan fidusia bahkan merupakan

kewajiban debitur untuk menyerahkan benda jaminan fidusia untuk dijual.6

Menurut Undang-Undang Jaminan Fidusia dalam Pasal 23 Ayat (2) yang

berbunyi: “Pemberi fidusia dilarang mengalihkan, menggadaikan atau menyewakan

kepada pihak lain Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia yang tidak merupakan

benda persediaan, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari penerima

fidusia”. Fokus dalam pembahasan ini adalah pada kata mengalihkan dalam pasal

tersebut dimana yang dimaksud dengan mengalihkan dalam penelitian ini adalah si

debitur menjual objek dari perjanjian pembiayaan dalam hal ini sepeda motor.

Apabila debitur melakukan pengalihan/penjual terhadap objek jaminan fidusia yang

bukan merupakan benda persediaan kepada pihak ketiga maka akibat hukum yang

ditimbulkan berupa perbuatan wanprestasi sebagaimana diatur dalam perjanjian

permbiayaan serta dikategorikan melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam

Pasal 36 Undang-Undang Jaminan Fidusia. Yang menyatakan bahwa : “Pemberi

fidusia yang mengalihkan, menggadaikan atau menyewakan benda yang menjadi

objek jaminan fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (2) yang

dilakukan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari penerima fidusia, dipidana

dengan pidana penjara paling lambat 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp.

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)”.

6 D.Y. Witanto. SH. Hukum Jaminan Fidusia Dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen

(Aspek Perikatan, Pendaftaran dan Eksekusi), Mandar Maju, Bandung, 2015, hlm.179

Page 10: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

x

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pengalihan Objek jaminan kredit Sepeda Motor Pada PT FIF Group Mataram

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan tiga orang

responden dalam hal ini nasabah yang selanjutnya disebut debitur PT FIF, ternyata

terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya pengalihan Objek

jaminan kredit tanpa persetujuan tertulis dari kreditur pada PT FIF Group Mataram,

faktor-faktor tersebut yaitu : 1) Faktor Penghasilan Tidak Tetap. Faktor ini biasanya

berupa kemunduran (penurunan) usaha konsumen. Faktor ini merupakan sebab yang

umunya menimbulkan debitur mengalihkan objek jaminan kredit. Usaha atau

pekerjaan yang ditekuni oleh debitur mengalami kesulitan, sehingga hal tersebut

kemudian berdampak terhadap kondisi keuangan si debitur yang kemudian berujung

pada keitdak mampuan debitur untuk membayar angsuran dan bunga atas

kendaraanya tiap bulan. 2) Faktor Kebutuhan Mendesak. Kebutuhan manusia sebagai

makhluk sosial tidak pernah ada habisnya, setiap manusia memiliki kebutuhan yang

beraneka ragam yang mau tidak mau harus dipenuhi terutama kebutuhan pokok yang

bersangkutan langsung dengan hidupnya sendiri dan juga keluarga. Si debitur

memiliki anak yang akan melanjutkan studinya ke perguruan tinggi dan diharuskan

untuk membayar uang pendaftaran, SPP, dan biaya-biaya lainnya agar bisa terdaftar

menjadi mahasiswa pada perguruan tinggi yang bersangkutan. Pembayaran atas

biaya-biaya tersebut diatas bersifat sangat mendesak akan tetapi kondisi ekonomi

debitur tidak memungkinkan untuk mendapatkan uang dengan cepat. Oleh karena itu,

si debitur memilih alternatif untuk menjual kendaraan yang belum selesai masa

Page 11: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

xi

angsurannya itu kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari kreditur. 3) Faktor

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah

pengakhiran hubungan kerja yang disebabkan karena suatu hal yang mengakibatkan

berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha/majikan.

Umumnya, Pemutusan Hubungan Kerja ini dikenakan kepada orang -orang yang

bekerja di sektor swasta ataupun di perusahaan. Terjadinya pemutusan hubungan

kerja ini dapat terjadi dikarenakan oleh dua hal yaitu: 1) kesalahan dari perusahaan itu

sendiri misalnya suatu perusahaan mengalami kepailitan sehingga menyebabkan

perusahaan tersebut tidak mampu lagi untuk membayara gaji para karyawannya dan

tepaksa harus memecat sebagian atau bahkan semua karyawannya. 2) dikarenakan

oleh kesalahan pribadi si karyawan misalnya tidak disiplin dalam bekerja, tidak

melaksanakan tugasnya dengan benar, malas-malasan dan sebagainnya.

Perlindungan Hukum Terhadap Pihak Ketiga Dalam Pengalihan Objek jaminan kredit Sepeda Motor Tanpa persetujuan kreditur

perlindungan hukum terhadap pihak keitga dalam pengalihan objek jaminan

kredit ini dapat kita lihat dalam ketentuan Pasal 5 UUPK sebagaimana telah

dipaparkan pada halaman terdahulu yang menyatakan bahwa “salah satu kewajiban

yang harus dilaksanakan oleh konsumen dalam transaksi jual beli barang dan/atau

jasa adalah memiliki itikad baik”. Hal yang sama juga diatur dalam pasal 1338 yang

menyatakan bahwa perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik.

Itikad baik dalam hukum romawi mengacu pada tiga bentuk perilaku para pihak

dalam kontrak. Pertama, para pihak harus memegang teguh janji atau perkataannya.

Page 12: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

xii

Kedua, para pihak tidak boleh mengambil keuntungan dengan tindakan yang

menyesatkan terhadap salah satu pihak. Ketiga, para pihak mematuhi kewajibannya

dan berperilaku sebagai orang terhormat dan jujur walaupun kewajiban itu tidak

secara tegas diperjanjikan.7 Secara umum pemahaman atas pengertian “itikad baik”

terdiri dari dua pengertian:8 1) Arti yang obyektif : bahwa perjanjian yang dibuat itu

mesti dilaksanakan dengan mengindahkan norma kepatutan dan kesusilaan. 2) Arti

yang subyektif yaitu pengertian itikad baik yang terletak dalam sikap batin seseorang.

Pihak ketiga dalam kedudukannya sebagai penerima pengalihan kredit haruslah

memiliki itikad baik sebelum memutuskan untuk membeli objek jaminan kredit

tersebut. Hal ini bertujuan untuk melindungi kepentingan para pihak dari berbagai

resiko yang mungkin muncul dikemudian hari. Wujud dari itikad baik ini adalah

menggali informasi mendalam yang berkaitan dengan motor yang akan dibeli apakah

ada cacat atau tidak, menanyakan apakah surat – suratnya seperti STNK dan BPKB

lengkap atau tidak, menanyakan apakah perbuatan demikian dibolehkan menurut

hukum atau tidak dan informasi – informasi lain yang berkaitan dengan barang yang

akan dibeli. Akan tetapi dalam praktek yang terjadi, itikad baik ini tidak dilakukan

oleh pihak ketiga. Hal ini menyebabkan ia tidak mendapatkan kepastian hukum dan

perlindungan hukum dari pihak Kreditur yakni PT FIF Group Mataram.9

Dalam pasal 24 Undang-Undang Jaminan Fidusia yang menyatakan bahwa

“penerima fidusia tidak menanggung kewajiban atas akibat tindakan atau kelalaian

7 Ery Agus Priyono, Peranan Asas Itikad Baik Dalam Kontrak Baku (Upaya Menjaga

Keseimbangan bagi Para Pihak), Diponegoro Private Law, Vol.1 No.1 November 2017, hlm. 20 8 Ibid hlm.21

9 Hasil wawancara dengan pak Dadeh Head Collection 2 PT FIF Group Mataram , 10 Desember 2018, Kantor FIF Group Mataram

Page 13: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

xiii

pemberi fidusia baik yang timbul dari hubungan kontraktual atau yang timbul dari

perbuatan melanggar hukum sehubungan dengan penggunaan dan pengalihan benda

yang menjadi objek jaminana fidusia”.

Penjelasan diatas menunjukkan bahwa jika debitur melakukan pengalihan

kredit tanpa persetujuan tertulis dari kreditur, maka yang dirugikan bukan hanya PT

FIF selaku kreditur saja, melainkan juga pihak debitur. Oleh karena itu menurut

penjelasan yang penulis dapatkan dari pak Dadeh mengatakan bahwa :10 “Yang perlu

dilakukan oleh seorang debitur yang ingin melakukan pengalihan kredit yaitu datang

ke kantor FIF bersama dengan calon debitur yang akan menerima pengalihan kredit,

lalu setelah itu pihak PT FIF akan melakukan analisis kelayakan atau kemampuan

debitur baru secara ekonomi berdasarkan prinsip 5 C. Jika prinsip 5 C dan syarat –

syarat administrative lainnya sudah terpenuhi, maka Pihak kreditur akan

menggantikan identitas debitur yang lama dengan debitur yang baru pada kontrak

perjanjiannya”

10 Hasil wawancara dengan pak Dadeh Head Collection 2 PT FIF Group Mataram , 10

Desember 2018, Kantor FIF Group Mataram

Page 14: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

xiv

III. PENUTUP

Kesimpulan

Akibat hukum yang ditimbulkan apabila debitor mengalihkan objek jaminan

kredit yaitu sepeda motor kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari pihak PT.

Federal International Finance Group Mataram yaitu : 1) Pihak kreditur berhak untuk

melakukan eksekusi terhadap objek jaminan kredit berdasarkan kekuatan eksekutorial

yang ada pada sertifikat jaminan fidusia. 2) Pihak kreditur dapat menuntut debitur

dengan tuntutan pidana penggelapan sebagaimana diatur dalam pasal 372 KUHP Jo

pasal 36 Undang – Undang Jaminan Fidusia

Faktor-faktor penyebab pengalihan objek jaminan kredit tanpa persetujuan

kreditur yaitu : a) faktor penghasilan tidak tetap yaitu ketidakpastian penghasilan dari

debitur yang berujung pada ketidakmampuan debitor untuk membayar angsuran. b)

kebutuhan yang sifatnya sangat mendesak untuk dipenuhi seperti untuk membayar

SPP dan sebagainya. c) Pemutusan hubungan kerja yang menyebabkan debitor

kehilangan pekerjaannya. d) Itikad buruk dari debitor. e) Musibah atau bencana alam.

f) Permainan mafia motor. g) Prosedur yang lama. h) Menggunakan identitas orang

lain.

Pihak ketiga selaku penerima pengalihan kredit tanpa persetujuan tertulis dari

kreditur sama sekali tidak mendapatkan perlindungan hukum karena transaksi jual

beli yang dilakukan tidak dilandasi dengan itikad baik.

Page 15: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

xv

Saran

Maraknya kasus oper kredit yang terjadi pada lembaga-lembaga pembiayaan

khususnya pada PT Federal International Finance Mataram maka diharapkan pihak

pembiayaan untuk selalu memperhatikan dan menerapkan prinsip kehati-hatian

(prudential banking) dan melakukan analisis kredit secara cermat, teliti dan

mendalam dari berbagai aspek berdasarkan prinsip-prinsip pemeberian kredit yang

berlaku secara universal.

Untuk menghindari atau mengantisipasi terjadinya pengalihan kredit secara tanpa

persetujuan tertulis dari kreditur, begitupula debitur penerima over credit untuk

mencari informasi yang seluas-luasnya kepada pihak PT FIF mengenai kondisi kredit

debitur lama dan menghindari pengalihan kredit diluar ketentuan PT FIF guna

menghindari terjadinya berbagai masalah yang berkaitan dengan Objek jaminan

kredit.

Page 16: JURNAL ILMIAH MOTOR TANPA PERSETUJUAN TERTULIS …buruk, musibah, permainan mafia motor, prosedur yang lama, dan penggunaan identitas orang lain. Pihak ketiga tidak mendapat perlindungan

xvi

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku Salim H.S., 2008, Perkembangan Hukum Kontrak Di Luar KUH Perdata, PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

R Soesio, 2014, Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP) Dan Kitab Undang – Undang- Hukum Acara Pidana, Pustaka Buana, Siduarjo.

D.Y. Witanto, 2015, Hukum Jaminan Fidusia Dalam Perjanjian Pembiayaan

Konsumen (Aspek Perikatan, Pendaftaran, dan Eksekusi), Mandar Maju, Bandung

Peter Mahmud Marzuki., 2016, Penelitian Hukum, Prenadamedia Group,

Surabaya.

Ery Agus Priyono, 2017, Peranan Asas Itikad Baik Dalam Kontrak Baku (Upaya Menjaga Keseimbangan bagi Para Pihak), Diponegoro.

B. Internet

Fokky Fuad, Pemikiran Ulang atas Metodologi Penelitian Hukum, https://uai.ac.id/2011/04/13/Pemikiran-ulang-atas-metodologi penelitian-hukum/. diakses pada hari jumat 26 oktober 2018