jurnal hpt_budi

Upload: abd-wahid

Post on 06-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Konservari musuh alami kelapa sawit

TRANSCRIPT

  • Morfologi & Populasi Ulat Api Darna spp.Pada Perkebunan Kelapa Sawit

    1

    MORFOLOGI DAN POPULASI ULAT API Darna spp. (Lepidoptera;Limacodidae) PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

    PT. AGRO NUSA ABADI DI KABUPATEN MOROWALI

    Oleh:Djarbudi1)

    ABSTRAK

    Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi stadia telur, larva,pupa dan imago; dan kepadatan populasi hama ulat api Darna spp. pada perkebunankelapa sawit. Penelitian di laksanakan pada bulan September 2011 s/d Desember 2011,yang bertempat di di perkebunan PT. Agro Nusa Abadi (ANA) di Desa MolinoKecamatan Petasia Timur Kabupaten Morowali, dan dilanjutkan di Laboratorium JurusanHama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Untad.

    Penelitian ini menggunakan metode survei dengan mengamati secara berkalakepadatan populasi ulat api (Darna spp) pada perkebunan kelapa sawit. Pohon contoh (pc)atau tanaman sampel dipilih secara sengaja (teknik purposive sampling) pada Blok/lokasipenelitian yang terserang ulat api Darna spp. Sampel pengamatan ditentukan secara acaksebanyak 5 (lima) blok berdasarkan penarikan sepanjang garis diagonal kemudian padamasing-masing blok pengamatan seluas 1 Ha ditentukan 5 (lima) pohon contoh (pc)secara purposive sampling sebagai sampel pengamatan. Jumlah sampel pengamatan padapenelitian ini adalah 25 pohon kelapa sawit (5 x 5 pohon).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hama ulat api Darna spp. dalamperkembangannya terdiri atas 4 (empat) stadia, yaitu stadium telur, larva, pupa danimago/ngengat. Telur berbentuk bulat kecil dengan warna kuning kecoklatan, rata-ratapanjang telur 1,31 mm dengan lebar 0,89 mm. Larva muda Darna spp. berwarna hijaukekuningan dengan panjang badan 1,65 mm dan lebar 2,85 mm, sedangkan larva dewasaberwarna coklat muda dengan panjang 10,03 mm dan lebar 4,29 mm. Pupa bentuknyaagak lonjong berwarna coklat tua dengan panjang 6,52 mm dan lebar 5,16 mm. Imagoatau ngengat ulat api Darna spp. berwarna kecoklatan dan aktif pada malam hari denganrata-rata panjang 8,04 mm dan lebar 9,88 mm.

    Kepadatan populasi ulat api Darna spp. pada perkebunan kelapa sawit PT. AgroNusa Abadi di Desa Molino, tergolong tinggi yaitu sebesar 72,96 ekor/pelepah, dimanapopulasi tertinggi diperoleh pada pengamatan blok I sebesar 83,87 ekor/pelepahsedangkan populasi terendah pada pengamatan blok V yaitu sebesar 61,60 ekor/pelepah.

    1 Stambuk E 211 06 009, Jurusan HPT Fakultas Pertanian Untad

  • Morfologi & Populasi Ulat Api Darna spp.Pada Perkebunan Kelapa Sawit

    2

    I. PENDAHULUAN

    Kelapa sawit (Elaeis quinensis Jack.) merupakan tanaman dengan nilai

    ekonomi yang cukup tinggi karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak

    nabati. Bagi Indonesia, kelapa sawit memiliki arti penting karena mampu menciptakan

    kesempatan kerja bagi masyarakat dan sebagai sumber perolehan devisa Negara.

    Sampai saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit (CPO)

    terbesar nomor dua di dunia setelah Malaysia (Fauzi, dkk., 2002). Selain minyak

    kelapa sawit, limbahnya yang berupa serat perasan buah, tandan buah kering dan

    lumpur minyak sawit dapat dijadikan sebagai sumber pakan ternak (Aritonang, 1986).

    Dengan demikian komoditi ini mampu menciptakan kesempatan kerja yang luas bagi

    masyarakat sekitarnya (Suyatno, 1994).

    Kelapa sawit memegang peranan yang cukup tinggi dalam perekonomian

    Indonesia, karena komoditi ini mempunyai prospek yang cukup cerah sebagai sumber

    devisa. Minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak

    dipakai di seluruh dunia sehingga secara terus-menerus mampu menjaga stabilitas

    harga jual (Setyawibawa, 1992).

    Salah satu serangga hama utama tanaman sawit yang menyebabkan kehilangan

    produksi hingga 70% adalah ulat api Darna spp. (Lepidoptera; Limacodidae). "Ulat

    jenis Setothosea asigna, Setora nitens, dan Darna spp. adalah kelompok ulat pemakan

    daun sawit. Kehilangan produksi sawit bisa mencapai 90% bila serangan hama ini

    berlanjut setahun pasca-serangan. Serangan ulat api Darna spp. dapat menghabiskan

    daun kelapa sawit dengan cepat. Setelah serangan berat, tanaman tidak dapat

    menghasilkan tandan selama 2-3 tahun ke depan (Anonim, 2001a).

    Di Indonesia informasi mengenai ulat api Darna spp. sangat penting untuk

    diketahui, sebab serangga tersebut menjadi masalah dalam budidaya tanaman kelapa

    sawit khususnya pada kawasan perkebunan sawit PT. Agro Nusa Abadi (ANA) di

    Desa Molino Kecamatan Petasia Timur Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi

    Tengah, sehingga perlu dilakukan kajian tentang kepadatan populasi dan morfologi

    ulat api Darna spp. pada ekosistem perkebunan sawit tersebut.

    Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi stadia telur,

    larva, pupa dan imago; dan kepadatan populasi hama ulat api Darna spp. pada

  • Morfologi & Populasi Ulat Api Darna spp.Pada Perkebunan Kelapa Sawit

    3

    perkebunan kelapa sawit PT. Agro Nusa Abadi (ANA) Desa Molino Kecamatan

    Petasia Timur Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil dari penelitian

    ini di harapkan dapat berguna sebagai bahan informasi dasar guna menentukan

    tindakan pengendalian yang tepat dan efisien.

    II. BAHAN DAN METODE

    1. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d Desember 2011,

    berlokasi di perkebunan kelapa sawit PT. Agro Nusa Abadi (ANA) Desa Molino

    Kecamatan Petasia Timur Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, dan

    dilanjutkan di Laboratorium HPT Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.

    2. Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian dilaksanakan dengan metode survai eksploratif di lapangan dan

    eksperimental di laboratorium. Survai dilakukan dengan mengamati secara berkala

    kepadatan populasi ulat api (Darna spp) pada perkebunan kelapa sawit. Pohon contoh

    (pc) dipilih secara sengaja (teknik purposive sampling) pada Blok sampel yang

    terserang ulat api Darna spp. Lokasi sampel pengamatan ditentukan berdasarkan

    adanya serangan ulat api Darna spp. pada perkebunan kelapa sawit PT. Agro Nusa

    Abadi pada areal Afdeling II seluas 25 Ha.

    a. Tahap Persiapan dan Pengambilan Sampel

    Kepadatan Populasi

    Penentuan lokasi pengambilan sampel pada perkebunan kelapa sawit yang

    terserang Darna spp. ditentukan secara acak yaitu sebanyak 5 blok pengamatan.

    Penentuan blok pengamatan berdasarkan penarikan sepanjang garis diagonal

    kemudian pada masing-masing blok pengamatan seluas 1 Ha ditentukan 5 (lima)

    pohon contoh (pc) secara purposive sampling sebagai sampel pengamatan. Secara

    keseluruhan jumlah sampel pengamatan pada penelitian ini adalah 25 pohon kelapa

    sawit (5 x 5 pohon).

  • Morfologi & Populasi Ulat Api Darna spp.Pada Perkebunan Kelapa Sawit

    4

    Untuk memperoleh data pengamatan maka pada setiap pohon contoh diambil

    secara acak sebanyak 1 (satu) pelepah daun kelapa sawit pada bagian sektor tengah

    (daun nomor 8 20) selanjutnya dari daun pelepah tersebut diambil secara acak

    sebanyak 10 helaian daun kelapa sawit. Pohon kelapa sawit yang telah terpilih sebagai

    pohon contoh (pc) pada masing-masing blok pengamatan ditandai dengan

    menggunakan label yang dipatok disisi pohon kelapa sawit. Pada pengamatan periode

    berikutnya sampel pohon kelapa sawit dipilih kembali secara purposive sampling

    sesuai cara di atas pada masing-masing blok pengamatan sampai penelitian selesai.

    Morfologi Darna sp.

    Sampel pengamatan berupa stadium telur, larva muda, larva tua dan pupa

    Darna spp., diambil dari perkebunan kelapa sawit dengan cara mengunakan alat

    berupa eggrek untuk menurunkan pelapah daun tersebut, kemudian spesimen

    dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam wadah pengumpul berupa toples plastik yang

    berukuran tinggi 20 cm dan berdiameter 14 cm. Selanjutnya masing-masing

    fase/stadium ulat api dipisahkan, lalu dimasukkan ke dalam tabung film yang berisi

    alkohol 70%. Spesimen yang telah diperoleh dibawah ke Laboratorium Ilmu Hama

    dan Penyakit Tumbuhan untuk dilakukan pengamatan morfologi.

    b. Pengamatan

    Kepadatan Populasi

    Helaian daun kelapa sawit yang telah terpilih secara acak diamati dengan

    seksama banyaknya larva Darna spp. yang terdapat pada setiap helaian daun kelapa

    sawit, selanjutnya dihitung dan dicatat jumlah larva Darna spp. pada setiap helaian

    daun kelapa sawit.

    Morfologi

    Pengamatan terhadap morfologi Darna spp. dilakukan terhadap stadium telur,

    larva, pupa dan imago. Pada masing-masing stadium diamati ukuran panjang, lebar

    dan warna. Pengukuran terhadap panjang dan lebar setiap sampel dilakukan dengan

    menggunakan alat ukur Scanning Mirror Stereoscope di Laboratorium HPT.

    Selanjutnya data pengamatan yang diperoleh dianalisis secara Deskriptif.

  • Morfologi & Populasi Ulat Api Darna spp.Pada Perkebunan Kelapa Sawit

    5

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Morfologi Ulat Api Darna spp.

    Data yang diperoleh dari hasil pengamatan variabel pengukuran morfologi ulat

    api Darna spp. pada setiap blok pengamatan dan pohon contoh (pc) disajikan pada

    Tabel 1. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut terlihat bahwa rata-rata ukuran

    panjang dan lebar dari stadium telur sampai dengan stadium imago tampak bervariasi.

    Selengkapnya rata-rata hasil pengukuran morfologi panjang dan lebar stadium telur,

    larva , pupa, dan imago ulat api Darna spp. disajikan pada Tabel 1.

    Tabel 1. Rata-rata Hasil Pengukuran Morfologi Panjang dan Lebar Stadium Telur,Larva, Pupa, dan Imago Ulat Api Darna spp.

    Stadia nsa

    mpel Panjang (mm) Lebar (mm)

    Rata-rata Kisaran Stdev

    Rata-rata Kisaran Stdev

    Telur 10 1,31 116-1,44 0,11 0,89 0,80-0,98 0,06Larva Muda 10 1,65 1,20-1,89 0,24 2,85 0,47-0,99 0,16Larva Dewasa 10 10,03 6,81-11,60 1,63 4,29 3,60-4,91 0,38

    pupa 10 6,52 5,76-6,82 0,38 5,16 4,69-5,41 0,22Imago 10 8,04 7,75-8,35 0,20 9,88 8,82-10,40 0,54

    Berdasarkan data pengukuran pada Tabel 1 terlihat bahwa pada stadium telur

    Darna spp. rata-rata hasil pengukuran panjang adalah 1,31 mm dengan kisaran 1,16-

    1,44 mm dan standar deviasi 0,11, sedangkan rata-rata hasil pengukuran lebar telur

    adalah 0,89 mm dengan kisaran 0,8-0,98 mm dan standar deviasi 0,06. Pada stadium

    larva muda Darna spp. rata-rata hasil pengukuran panjang adalah 1,65 mm dengan

    kisaran 1,2-1,89 mm dan standar deviasi 0,24, sedangkan rata-rata hasil pengukuran

    lebar larva muda adalah 2,85 mm dengan kisaran 0,47-0,99 mm dan standar deviasi

    0,16. Pada larva dewasa Darna spp. rata-rata hasil pengukuran panjang larva adalah

    10,03 mm dengan kisaran 6,81-11,60 mm dan standar deviasi 1,63 sedangkan rata-

    rata hasil pengukuran lebar larva dewasa adalah 4,29 mm dengan kisaran 3,60-4,91

    mm dan standar deviasi 0,38. Pada stadium pupa Darna spp. rata-rata hasil

    pengukuran panjang pupa adalah 6,52 mm dengan kisaran 5,76-6,82 mm dan standar

    deviasi 0,38 sedangkan rata-rata hasil pengukuran lebar adalah 5,16 mm dengan

    kisaran 4,69-5,41 mm dan standar deviasi 0,22.

  • Morfologi & Populasi Ulat Api Darna spp.Pada Perkebunan Kelapa Sawit

    6

    Pada rata-rata hasil pengukuran panjang imago Darna spp adalah 8,04 mm

    dengan kisaran 7,75-8,35 mm dan standar deviasi 0,20, sedangkan rata-rata hasil

    pengukuran lebar 9,88 mm dengan kisaran 8,82-10,40 mm dan standar deviasi 0,54.

    Imago atau ngengat ulat api Darna spp. berwarna kecoklatan dan aktif pada malam

    hari dengan rata-rata panjang 8,04 mm dan lebar 9,88 mm. Menurut Pardede dkk.,

    (1998) bahwa ngengat berwarna coklat dan pada sayap belakang terdapat tiga garis

    coklat hitam. Selanjutnya Tjoa Tjien Mo (1953) menjelaskan bahwa ngengat betina

    warnanya merah sawo tua, pada sayap depan tampak dekat ujungnya sebuah garis

    hitam melintang dan sebelah kedalam tampak pula garis-garis hitam yang bengkok,

    begitu pula dengan bagian pangkalnya. Antenanya halus seperti benang. Jarak antar

    Gambar 1. Telur, Pupa dan Larva hama Ulat api Darna spp.

    Gambar 2. Imago hama Ulat api Darna spp.(tampak bagian atas & sisi samping)

  • Morfologi & Populasi Ulat Api Darna spp.Pada Perkebunan Kelapa Sawit

    7

    sayap sekitar 18-24 mm. Sedangkan ngengat jantan warnanya lebih tua dari ngengat

    betina, begitu pula dengan gambaran sayap depannya, dimana terdapat empat atau

    lima buah garis hitam melintang yang tampak jelas. Bentuk antena bersisir lebar

    seperti bulu ayam, dan jarak antar sayap sekitar 14-20 mm.

    Imago (ngengat) berwarna coklat gelap dengan rentan sayap sekitar 18 mm.

    Ngengat aktif pada malam hari, sedangkan siang hari suka hinggap di daun-daun

    yang sudah kering.

    Ulat Darna spp. Hanya mengikis daun kelapa sawit sebelah bawah dan

    meninggalkan epidermis daun bagian atas. Larva memakan semua helaian daun dan

    tinggal lidihnya saja. Serangan larva ini bisanya dimulai dari pelepah daun yang

    paling tua pada bagian bawah dan mengarah kearah pelepah daun yang lebih muda

    atau lebih atas, pada serangan berat semua helaian daun pada tajuk kelapa sawit habis

    dimakan larva dan hanya tersisa tangkai pelepah beserta lidihnya saja.

    3.2 Kepadatan Populasi Ulat Api Darna spp. Pada Daun Kelapa Sawit.

    Salah satu hama utama tanaman sawit yang menyebabkan kehilangan produksi

    hingga 70% adalah ulat api Darna spp. adalah kelompok ulat pemakan daun sawit.

    Serangga ulat api Darna spp. dapat menghabiskan daun kelapa sawit dengan cepat.

    Setelah serangan berat, tanaman tidak dapat menghasilkan tandan selama 2-3 tahun ke

    depan.

    Berdasarkan pengamatan secara visual menunjukkan bahwa Ulat Darna spp.

    hanya memakan daun kelapa sawit sebelah bawah dan meninggalkan epidermis daun

    bagian atas. Akibat dari serangan tersebut, helaian daun akan mati mengering,

    warnanya berubah menjadi kemerah-merahan dan akhirnya pelepah daun

    Gambar 3. Daun kelapa sawit bekas dimakan Ulat api Darna spp.

  • Morfologi & Populasi Ulat Api Darna spp.Pada Perkebunan Kelapa Sawit

    8

    menggantung ke bawah. Serangan dimulai pada pelapah daun tua atau daun paling

    bawah mengarah ke pelepah yang lebih muda. Hama ulat api Darna spp. biasa juga

    disebut ulat matahari, hal ini disebabkan karna kalau kulit kita tersentuh durinya akan

    terasa seperti tersentuh api dan sangat panas.

    Rata-rata kepadatan populasi ulat api Darna spp. yang dijumpai selama

    periode pengamatan berdasarkan blok pengamatan dan tanaman sampel atau pohon

    contoh disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3 berikut ini.

    Tabel 2. Rata-rata Kepadatan Populasi Larva Ulat Api Darna spp. SelamaPengamatan Berdasarkan Blok Pengamatan pada Perkebunan Kelapa SawitPT Agro Nusa Abadi (PT. ANA).

    BlokPengamatan

    Rata-rata kepadatan populasi larva(ekor/helaian daun) selama 3 kali pengamatan Total Rata-rata

    1 2 3I 8,88 7,56 8,72 25,16 8,39II 6,78 7,74 8,04 22,56 7,52III 5,56 7,80 7,48 20,84 6,95IV 7,70 7,28 7,42 22,40 7,47V 6, 28 5,26 6,98 18,52 6,17

    Total 35,20 35,64 38,64 109,48Rata-rata 7,04 7,13 7,73 7,30

    Stdev 1,29 1,06 0,67

    Hasil pengamatan kepadatan populasi ulat api Darna spp. berdasarkan blok

    pengamatan cenderung berfluktuasi sesuai periode/waktu pengamatan (Tabel 2). Pada

    Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata kepadatan populasi ulat api yang tertinggi

    diperoleh pada pengamatan blok I sebesar 8,39 ekor, dimana dari tiga kali pengamatan

    yang dilakukan, blok pengamatan I memperoleh populasi yang tertinggi terutama pada

    pengamatan bulan ke-1 dan ke-3 berturut-turut sebesar 8,88 ekor dan 8,72 ekor. Pada

    pengamatan bulan ke-2 rata-rata populasi yang tertinggi diperoleh pada blok III

    sebesar 7,80 ekor.

    Sebaliknya rata-rata kepadatan populasi ulat api yang terendah diperoleh pada

    pengamatan blok V sebesar 6,17 ekor, dimana dari tiga kali pengamatan yang

    dilakukan, blok pengamatan V memperoleh populasi yang terendah terutama pada

    pengamatan bulan ke-2 dan ke-3 berturut-turut sebesar 5,26 ekor dan 6,98 ekor. Pada

    pengamatan bulan ke-1 rata-rata populasi yang terendah diperoleh pada blok III

    sebesar 5,56 ekor.

  • Morfologi & Populasi Ulat Api Darna spp.Pada Perkebunan Kelapa Sawit

    9

    Tabel 3. Rata-rata Kepadatan Populasi Larva Ulat Api Darna spp. SelamaPengamatan Berdasarkan Pohon Contoh pada Perkebunan Kelapa Sawit PTAgro Nusa Abadi (PT. ANA).

    Pohon Contoh(Pc)

    Rata-rata kepadatan populasi larva(ekor/helaian daun) selama 3 kali pengamatan Total Rata-rata1 2 3

    1 7,30 7,28 7,78 22,36 7,452 6,78 6,74 8,92 22,44 7,483 7,26 7,22 7,48 21,96 7,324 7,12 7,60 7,38 22,10 7,375 6,74 6,80 7,08 20,62 6,87

    Total 35,20 35,64 38,64 109,48Rata-rata 7,04 7,13 7,73 7,30Stdev 0,26 0,36 0,71

    Selanjutnya hasil pengamatan kepadatan populasi ulat api Darna spp.

    berdasarkan pohon contoh (pc) pada perkebunan kelapa sawit di PT. Agro Nusa Abadi

    Desa Molino fluktuasinya cenderung berkurang sesuai periode/waktu pengamatan

    (lihat Tabel 3). Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata kepadatan populasi ulat

    api yang tertinggi diperoleh pada pengamatan pc 2, lalu diikuti oleh pc 1 dan pc 4

    masing-masing sebesar 7,48 ekor, 7,45 ekor dan 7,37 ekor, hal ini terlihat jelas dimana

    dari tiga kali pengamatan yang dilakukan, pc2 memperoleh populasi yang tertinggi

    pada pengamatan bulan ke-3, sedangkan pada pengamatan bulan ke-1 dan ke-2

    tampak bahwa kepadatan populasi ulat api cenderung merata atau seragam pada setiap

    pohon contoh (pc) sehingga fluktuasinya cenderung berkurang.

    Sebaliknya rata-rata kepadatan populasi ulat api yang terendah diperoleh pada

    pohon contoh (pc) 5 sebesar 6,87 ekor, dimana dari tiga kali pengamatan yang

    dilakukan, pc 5 memperoleh populasi yang terendah terutama pada pengamatan bulan

    ke-1 dan ke-3 berturut-turut sebesar 6,74 ekor dan 7,08 ekor. Pada pengamatan bulan

    ke-2 rata-rata populasi yang terendah diperoleh pada pc 2 sebesar 6,74 ekor, walaupun

    sebenarnya pengamatan kepadatan populasi ulat api pada bulan ke-1 dan ke-2

    tampaknya cenderung merata atau seragam pada setiap pohon contoh (pc) sehingga

    fluktuasinya cenderung berkurang.

    Berdasarkan data hasil pengamatan kepadatan populasi ulat api Darna spp.

    per pelepah daun kelapa sawit (Tabel 4), menunjukkan bahwa rata-rata kepadatan

    populasi ulat api adalah sebesar 72,96 ekor/pelepah, dimana populasi yang tertinggi

  • Morfologi & Populasi Ulat Api Darna spp.Pada Perkebunan Kelapa Sawit

    10

    diperoleh pada pengamatan blok I sebesar 83,87 ekor/pelepah sedangkan kepadatan

    populasi yang terendah pada pengamatan blok V yaitu sebesar 61,60 ekor/pelepah.

    Secara umum dapat dijelaskan bahwa tingkat kepadatan populasi ulat api per pelepah

    daun pada perkebunan kelapa sawit PT Agro Nusa Abadi (PT. ANA) cenderung lebih

    tinggi dibandingkan dengan standar kepadatan populasi ulat api yang ditetapkan oleh

    perusahaan tersebut yaitu sebesar 25-38 ekor/pelepah.

    Tabel 4. Rata-rata Kepadatan Populasi Larva Ulat Api Darna spp. Pada Setiap Blokper pelepah daun pada Perkebunan Kelapa Sawit PT Agro Nusa Abadi (PT.ANA).

    BlokPengamatan

    Kepadatan populasi larva(ekor/pelepah daun) Total Rata-rata Stdev

    1 2 3 4 5

    I 82,67 106,67 75,67 75,33 79,00 419,33 83,87 13,086II 82,00 72,67 80,00 72,33 69,00 376,00 75,20 5,531III 66,33 65,00 64,33 76,67 75,00 347,33 69,47 5,886IV 84,00 69,00 76,67 75,67 68,00 373,33 74,67 6,494V 57,67 60,67 69,33 68,33 52,00 308,00 61,60 7,308

    Total 372,67 374,00 366,00 368,33 343,00 1824,00Rata-rata 74,53 74,80 73,20 73,67 68,60 72,96Stdev 11,866 18,368 6,283 3,391 10,310 10,545

    Berdasarkan data pengamatan di atas, rata-rata kepadatan populasi ulat api

    Darna spp. berdasarkan blok pengamatan (Tabel 2) dan pohon contoh (Tabel 3)

    tampaknya cenderung bervariasi pada setiap periode pengamatan. Ini menunjukkan

    bahwa kepadatan populasi serangga/ulat api sangat dipengaruhi faktor lingkungan

    disekitarnya (biotik dan abiotik) selain faktor fenologi tanaman dan serangga/ulat api

    itu sendiri. Selanjutnya kepadatan populasi ulat api Darna spp. berdasarkan pohon

    contoh (pc) cenderung merata atau seragam dibandingkan dengan pengamatan

    berdasarkan blok contoh. Walaupun demikian fluktuasi kepadatan populasi mulai

    tampak jelas pada waktu memasuki pengamatan terakhir yaitu bulan ke-3 terutama

    pada pohon contoh 2. Hal ini diduga karena ketersediaan makanan dalam hal ini

    kondisi tanaman yaitu daun kelapa sawit cenderung lebih baik dibandingkan dengan

    pohon contoh yang lain yang merupakan factor penentu bagi kelangsungan hidup

    suatu jenis serangga. Menurut Untung (1996) bahwa keadaan fisik tanaman (faktor

    fenologi tanaman) merupakan salah satu faktor yang turut menentukan dalam

  • Morfologi & Populasi Ulat Api Darna spp.Pada Perkebunan Kelapa Sawit

    11

    perkembangan populasi serangga hama terutama dalam hal peletakkan telur, sebagai

    tempat makan dan berlindung. Karinda dan Wirioatmodjo (1979), menyatakan bahwa

    naik turunnya fluktuasi populasi serangga sejalan dengan makanan yang tersedia.

    Perkembangan populasi larva juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain

    faktor cuaca. Sunjaya (1970) mengemukakan bahwa faktor cuaca yang berpengaruh

    terhadap fluktuasi populasi adalah curah hujan, suhu harian dan kelembaban nisbi.

    Hasil pengamatan rata-rata kepadatan populasi ulat api Darna spp. per pelepah

    (Tabel 4) pada perkebunan kelapa sawit PT Agro Nusa Abadi (PT. ANA) adalah

    sebesar 72,96 ekor/pelepah, dimana populasi yang tertinggi diperoleh pada

    pengamatan blok I sebesar 83,87 ekor/pelepah sedangkan kepadatan populasi yang

    terendah pada pengamatan blok V yaitu sebesar 61,60 ekor/pelepah. Hasil ini ternyata

    jauh lebih lebih tinggi dibandingkan dengan standar kepadatan populasi ulat api yang

    ditetapkan oleh perusahaan tersebut yaitu sebesar 25-38 ekor/pelepah, sedangkan oleh

    Prawirosukarto (2003) padat populasi kritis ulat api jenis Darna trima sekitar 20-30

    ulat/pelepah (Tabel 5). Kondisi ini menunjukkan bahwa pada saat penelitian dilakukan

    tingkat kepadatan populasi ulat api Darna spp. telah melewati level ambang ekonomi,

    sehingga seyogyanya sudah harus dilakukan upaya pengendalian terutama teknik

    pengendalian dengan menggunakan bioinsektisida (antara lain Bacillus thuringiensis,

    Beauveria bassiana) seperti yang selama ini dilakukan pada perusahaan kelapa sawit

    tersebut.

    Tabel 5. Padat Populasi Kritis Beberapa Jenis Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit(UPDKS) (Prawirosukarto, dkk., 2003).

  • Morfologi & Populasi Ulat Api Darna spp.Pada Perkebunan Kelapa Sawit

    12

    IV. KESIMPULAN

    Dari hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

    1. Hama ulat api Darna spp. dalam perkembangannya terdiri atas 4 (empat) stadia,

    yaitu stadium telur, larva, pupa dan imago/ngengat. Telur berbentuk bulat kecil

    berwarna kuning kecoklatan, panjang 1,31 mm dengan lebar 0,89 mm. Larva

    muda Darna spp. berwarna hijau kekuningan, panjang 1,65 mm dan lebar 2,85

    mm, sedangkan larva dewasa berwarna coklat muda dengan panjang 10,03 mm

    dan lebar 4,29 mm. Pupa bentuknya agak lonjong berwarna coklat tua, panjang

    6,52 mm dan lebar 5,16 mm. Imago atau ngengat ulat api Darna spp. berwarna

    kecoklatan, panjang 8,04 mm dan lebar 9,88 mm

    2. Perkembangan atau fluktuasi populasi hama sangat dipengaruhi oleh yaitu faktor-

    faktor yang ada di dalam tubuh serangga itu sendiri seperti fisiologis dan faktor

    ekologis yaitu faktor hubungan luar dengan hama tersebut antara lain faktor

    makanan, iklim, musuh alami dan faktor kegiatan manusia.

    3. Kepadatan populasi ulat api Darna spp. pada perkebunan kelapa sawit PT Agro

    Nusa Abadi (PT. ANA) di Desa Molino Kec. Petasia Timur Kab. Morowali,

    tergolong tinggi yaitu sebesar 72,96 ekor/pelepah, dimana populasi tertinggi

    diperoleh pada pengamatan blok I sebesar 83,87 ekor/pelepah sedangkan populasi

    terendah pada pengamatan blok V yaitu sebesar 61,60 ekor/pelepah.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 2001a. Pengendalian Biologi Kurang Diminati. Kompas Iptek Online.http://www.kompas.com/kompas-cetak/0110/26/iptek/peng10.htm.Dikunjungi Jumat 27 Mei 2005.

    Anonim, 2001b. Moths Of Borneo; Family Limacodidae. Copyright SouthdeneSdn. Bhd. All rights reserved. http://www.mothsofborneo.com/part-1/limacodidae/limacodidae-42.ph. Dikunjungi Jumat, 27 Mei 2005.

    Aritonang, D., 1986. Perkebunan Kelapa Sawit Sumber Pakan Ternak DiIndonesia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

    Bintoro, 1985. Kelapa Sawit (Elaeis quinensis Jack). Fakultas Pertanian, UniversitasHasanuddin. Ujung Pandang.

  • Morfologi & Populasi Ulat Api Darna spp.Pada Perkebunan Kelapa Sawit

    13

    Fauzi, Y., Y.E. Widyastuti, I. Setyawibawa dan R. Hartono, 2002. BudidayaPemanfaatan Hasil dan Limbah; Analisis Usaha dan Pemasaran. Cetakan keXIV. Penebar Swadaya, Jakarta.

    Kalshoven, L.G.E., 1981. The Pest of Crop in Indonesia Resived and Translated byVan der Lan. PT. Ichtiar Baru Vanhauven, Jakarta.

    Karinda dan B. Wirioatmodjo, 1979. Pengendalian Hayati Serangga PenggangguTanaman Di Indonesia. Dalam Prosiding Kongres Entomologi I Tanggal 9-11Januari 1979. Perhimpunan Entomologi Indonesia, Jakarta.

    Pardede, dkk, 1998. Pedoman Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Perkebunan,Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian Deptan. Bogor.

    PT. Agro Nusa Abadi (PT. ANA) 2011. Laporan Hasil Pemantauan/MonitoringHama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit dan Evaluasi Pengendalian HamaUlat api Darna spp. Pada Perkebunan Kelapa Sawit, Ungkaya. PT. ANAPetasia Timur-Morowali.

    Setyawibawa, 1992. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.Prawirosukarto,S., Y.P Roerrha, U.Condro, dan Susanto. 2003. Pengenalan dan

    Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit. Pusat PenelitianKelapa Sawit. Medan, Sumut.

    Sunjaya, P.I., 1970. Dasar-dasar Ekologi Serangga. Bagian Ilmu Hama TanamanPertanian. Institut Pertanian, Bogor.

    Suyatno, 1994. Kelapa Sawit, Upaya Peningkatan Produktivitas. Penerbit Kanisius.Yogyakarta.

    Tjoa Tjien Mo, 1953. Memberantas Hama Kelapa dan Kopra. Noordhaff-Kolff.Jakarta. Hal. 110-121.