jurnal gemeli - apec guideline
DESCRIPTION
Jurnal gemeli terjemahan guideline baruTRANSCRIPT
Kehamilan kembar telah mengalami peningkatan sekitar 76% sejak tahun 1980
sebagai hasil dari meningkatnya usia maternal, peningkatan dalam penggunaan agen induksi
untuk ovulasi, dan teknologi bantu reproduksi. Kehamilan ganda beresiko lebih tinggi dalam
komplikasi maternal dan fetal dengan morbiditas dan mortalitas perinatal sebanyak 3 hingga
4 kali dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Peningkatan angka morbiditas perinatal dan
maternal dan angka mortalitas dihubungkan dengan komplikasi dalam kehamilan termasuk
diabetes gestasional, preeklampsia, kelahiran prematur, ruptur membran prematur, abrupsio
plasenta, pielonefritis, persalinan prematur, IUGR, perdarahan post partum, anomali
kongenital, dan cerebral palsy. Untuk mengurangi resiko, pasien dengan kehamilan ganda
dianjurkan untuk lebih sering di monitoring dan follow up. (ACOG, 2014)
Patofisiologi
Kehamilan kembar dapat monozigotik, yaitu sebuah ovum fertil yang terbagi menjadi
2 fetus atau dizigotik, yaitu dua bagian ovum yang memisah. Di United State, dua pertiga
kehamilan gemeli adalah dizigotik dan sepertiganya adalah monozigotik (Cunningham et al
2010). Kehamilan dizigotik secara genetik berbeda, dikorionik diamniotik, dan dihubungkan
dengan penanganan infertilitas dan meningkatnya usia maternal. Kehamilan monozigot
identik secara genetik, dapat menjadi dikarionik diamniotik, monokorionik diamniotik, atau
monokorionik monoamniotik tergantung dari waktu kapan pemisahan ovum yang fertil
terjadi. Kehamilan monokorionik diamniotik memiliki resiko terjadinya twin- twin
transfusion syndrome dan kehamilan monokorionik monoamniotik memiliki resiko untuk
terjadinya tali pusat yang menyatu. ( Cunningham et al , 2010 )
Diagnosis
Dengan biasanya penggunaan USG dalam obstetri modern, diagnosis kehamilan
kembar sering dapat dibuat pada saat pemeriksaan USG yang pertama. Korionisitas dapat
terbentuk di semua kehamilan kembar dan paling efektif ditemukan pada pemeriksaan
sonogram pertama di awal kehamilan; Waktu yang optimal untuk pemeriksaan adalah di
akhir trimester 1 dan diawal trimester kedua. Indikasi ditemukannya kehamilan kembar
dikorionik termasuk dari terlihatnya dua plasental disk, dengan ketebalan membran > 2mm
atau memiliki 3-4 lapis, terlihatnya dua gelombang lambda (proyeksi triangular dari plasenta
diantara lapisan lapisan yang membagi membran ) dan kelamin yang berbeda.(Cunningham
et al 2010). Kehamilan kembar monokorionik sebaiknya dirujuk ke spesialis obstetri
ginekologi untuk konsultasi dan penanganannya.
Penanganan
Perawatan prenatal terhadap wanita dengan kehamilan kembar sebaiknya mengikuti
Pengangan Prenatal Rutin oleh APEC Guideline, dengan penanganan yang spesifik dan
panduan yang tertulis dibawah ini .
Frekuensi pemeriksaan
Kehamilan kembar dikorionik sebaiknya dilakukan pengecekan setiap 3-4 minggu
secara rutin dimulai dari usia kehamilan 16 minggu; dengan ketiadaan komplikasi kehamilan,
dilakukan pemeriksaan USG dengan interval 4-6 minggu dimulai dari usia kehamilan 18-20
minggu
Kehamilan kembar monokorionik sebaiknya dipantau dengan interval 2 minggu,
pemeriksaan USG dengan interval dua minggu dimulai dari usia kehamilan 16 minggu
dengan perhatian secara seksama akan tanda dari twin twin transfusion syndrome.
Diagnosis prenatal
Pada trimester pertama dan kedua pemeriksaan marker untuk aneuploidy dua kali
lebih tinggi daripada kehamilan kembar dibandingkan dengan kehamilan tunggal, yang
membuat sulitnya membedakan fetus mana yang mengalami abnormalitas analisis konsentrat,
namun, pemeriksaan serum dapat dilakukan untuk menguranginya. Pemeriksaan translusensi
nuchal setiap fetus merupakan sebuah alternatif yang dapat diterima terhadap pemeriksaan
aneuploidy pada kehamilan ganda. (D’Alton M.E., 2010)
Serum maternal alfa feto protein kadarnya dua kali lebih tinggi pada kehamilan
kembar dibandingkan dengan kehamilan tunggal . Level kadar yang lebih dari 4.0 Mosm
sebaiknya dilakukan penapisan untuk menilai adanya defek neural tube dan dinding ventral.
Sejak kehamilan kembar monokorionik memiliki resiko tinggi terjadinya anomali kongenital,
USG yang diarahkan pada organ target yang dicurigai perlu untuk dilakukan.
Pengobatan dan Penanganan Nutrisi
Wanita dengan kehamilan kembar memiliki tambahan dalam asupan kalori , protein ,
mineral vitamin dan asam lemak esensial. Konsumsi sumber energi secara umum sebaiknya
3000 kcal/hari.
Penambahan berat badan yang direkomendasikan dalam kehamilan kembar
didasarkan pada tabel dibawah ini (Luke B., 2001)
BMI Sebelum kehamilan Penambahan BB minggu
20 (satuan lbs)
Penambahan BB minggu
28 (satuan lbs)
Penambahan BB minggu
38 (satuan lbs)
≤19 25-35 37-51 50-66
20-24 20-30 30-46 40-56
25-29 20-25 28-37 38-47
≥30 15-20 23-28 31-36
Catatan : 1 lbs(pound) = 0,45 kg
Dengan meningkatnya resiko anemia berat oleh karena defisiensi Fe dan asam Folat,
suplementasi dengan 60-100mg/ hari elemen besi (ferous sulfat 325 mg/ hari) dan 1 mg/ hari
asam folat direkomendasikan pada anemia yang terdokumentasi memiliki cadangan Fe yang
potensial.
Pencegahan kelahiran prematur
Lima puluh persen kehamilan kembar dihubungkan dengan kelahiran dengan masa
gestasi kurang dari 37 minggu dengan angka rataan usia gestasional dalam kelahiran berkisar
pada 35.3 minggu. Transvaginal ultrasound dengan panjang cervikal kurang dari 25 mm
pada kehamilan 24 minggu dihubungkan dengan peningkatan resiko kelahiran prematur
sebelum usia kehamilan 32 minggu, namun, tidak ada bukti bahwa profilaksis servikal
cerclage, prohilactic pessary, hospitalisasi rutin, bed rest, outpatient uterine monitoring, atau
penggunaan jangka panjang agen tokolitik efektif dalam pencegahan kelahiran prematur atau
mempertahankan kehamilan pada kehamilan ganda dan sebaiknya tidak digunakan.
(ACOG,2014). Hampir mirip, penggunaan progesteron IM tidak mengurangi insiden
kelahiran prematur pada kehamilan kembar dan tidak direkomendasikan. (ACOG, 2014;
Rouse et al, 2007). Tidak terdapat aturan untuk penggunaan agen tokolitik apapun sebagai
profilaksis pada wanita dengan kehamilan ganda, termasuk penggunaan betamimetik untuk
indikasi ini. Dalam persiapan akut kelahiran prematur, penggunaan tertentu tokolitik dapat
diberikan dalam 48 jam untuk memungkinkan pemberian kortikosteroid dan persiapan ke
pusat pelayanan tersier (ACOG, 2014). Wanita dengan resiko kelahiran pada usia kehamilan
24 dan 34 minggu, sebaiknya mendapatkan setidaknya satu kali pemberian kortikosteroid
antenatal kecuali terdapat kontraindikasi pemberian (ACOG, 2014).
Preeklampsia
Insiden preeklampsia sebanyak 2.6 kali lebih tinggi pada kehamilan kembar
dibandingkan dengan pada kehamilan tunggal, sehingga setiap pemeriksaan harus termasuk
pemantauan untuk tanda dan gejala dari hipertensi. Jika preeklampsia atau HELLP sindrom
berkembang sebelum kehamilan matur, pertimbangkan untuk rujukan ke pusat pelayanan
tertier.
Rekomendasi
Untuk kehamilan kembar monokorionik, didasarkan pada resiko meningkatnya angka
kejadian twin-twin tranfusion syndrome, ultrasound serial untuk cairan dan pertumbuhan
janin sebaiknya dimulai tidak lebih dari usia kehamilan 16 minggu dan dapat diulangi
setiap dua minggu. Sebagai tambahan, USG dengan target dan konsultasi dengan Sp.OG
sebaiknya dilakukan. Pada kondisi apapun dimana dicurigai terjadinya hamil kembar
monokorionik monoamniotik, konsultasi ke Sp.OG harus dilakukan sesegera mungkin.
Untuk kehamilan dikorionik diamniotik tanpa komplikasi, serial ultrasound sebaiknya
dilakukan dengan interval 4-6 minggu dimulai di minggu 18-20 untuk menilai adanya
IUGR dan diskordansi pasangan kembar. Estimasi perbedaan berat fetal lebih dari 20
persen kemungkinan merupakan diskordansi dan membutuhkan manajemen tambahan
dan konsultasi dengan Sp.OG
Tidak terdapat aturan untuk penggunaan profilaksis agen tokolitik apapun pada wanita
dengan kehamilan ganda, termasuk penggunaan betamimetik untuk memperpanjang
kehamilan pada indikasi ini. Dalam persiapan akut kelahiran prematur, penggunaan
tertentu tokolitik dapat diberikan setelah 48 jam untuk melakukan pemberian
kortikosteroid dan persiapan ke pusat pelayanan tersier.(ACOG, 2014)
Wanita dengan resiko kelahiran pada usia kehamilan 24 dan 34 minggu, sebaiknya
mendapatkan setidaknya satu kali pemberian kortikosteroid antenatal kecuali terdapat
kontraindikasi pemberian. (ACOG, 2014)
Pencegahan, seperti profilaksis cerclage, profilaksis pessary, hospitalisasi rutin, dan bed
rest tidak terbukti mengurangi morbiditas dan mortalitas neonatal dan sebaiknya tidak
dilakukan pada wanita dengan kehamilan ganda.(ACOG, 2014)
Wanita dengan resiko kelahiran pada usia kehamilan 24 dan 34 minggu, sebaiknya
mendapatkan setidaknya satu kali pemberian kortikosteroid antenatal kecuali terdapat
kontraindikasi pemberian. (ACOG, 2014)
Magnesium sulfat mengurangi keparahan dan resiko serebral palsy pada infan yang
bertahan jika diberikan ketika usia kehamilan sebelum 32 minggu, tidak tergantung pada
jumlah fetus.
Wanita dengan riwayat SCTP, yang dinyatakan sebagai kandidat dalam persalinan
pervaginam bayi kembar, dapat dipertimbangkan sebagai calon dalam trial of labor
setelah seksio sesar.
Pemberian edukasi nutrisi untuk asupan 3000Kcal/ hari dan suplemen diet elemen fe 60-
100 mg/ hari (ferous sulfate 325 mg/ hari) dan aspan asam folat 1mg/ hari
Sejak beberapa penelitian telah menuliskan terjadinya peningkatan resiko stillbirth pada
pasangan janin kembar pada trimester ketiga, pemeriksaan antenatal sebaiknya dilakukan
pada kehamilan 32 minggu atau lebih awal untuk menilai adanya pertumbuhan diskordan
dan IUGR.
Persalinan
Didasarkan pada peningkatan resiko mortalitas perinatal, persalinan pada kehamian
38 minggu (tidak lebih dari 39 minggu) pada kembar diskorionik sebaiknya dilakukan
sebagaimana pada kehamilan tanpa komplikasi. Kembar monokorionik yang tidak
terdapat komplikasi sebaiknya dilahirkan pada minggu 37-38 . Rencana persalinan
sebaiknya disesuaikan dengan kehamilan yang memiliki komplikasi.
Beberapa faktor sebaiknya dipertimbangkan ketika memilih rute persalinan pada
pasien dengan kehamilan kembar termasuk usia gestasi, EFW, presentasi fetus, dan
ketersediaan kemampuan provider dalam persalinan brach. Untuk kembar dengan
presentasi kepala/ kepala, sangat beralasan untuk dilakukannya persalinan pervaginam.
Presentasi kepala/ bukan kepala rute persalinanya sebaiknya ditentukan oleh EFW dan
pengalaman provider. Jika bayi pertama presentasinya kepala, sangat beralasan untuk
menawarkan persalinan pervaginam.
Jika bayi kedua presentasinya bukan kepala, dapat dilakukan ekstraksi brach dengan
syarat:
@ Kehadiran penolong yang berpengalaman dan profesional dalam persalinan
@ EFW ≥ 1500 gram
@diskordansi EFW antar fetus < 20%
Presentasi bukan kepala/kepala atau bukan kepala/ bukan kepala sebaiknya dilahirkan
secara seksio sesaria
Keputusan untuk dilakukannya persalinan seksio sesaria didasarkan sesuai dengan
individu.
Indikator kualitas / Benchmark
Persalinan pada fasilitas yang sesuai
Kortikosteroid antenatal pada prematur jika persalinan kurang dari 34 minggu.
Kesimpulan
Kehamilan ganda beresiko lebih tinggi dalam komplikasi maternal dan fetal dengan
morbiditas dan mortalitas perinatal sebanyak 3 hingga 4 kali dibandingkan dengan kehamilan
tunggal. Untuk mengurangi resiko, pasien dengan kehamilan ganda dianjurkan untuk lebih
sering di monitoring dan follow up. Kehamilan kembar dapat didiagnosis pada trimester
pertama kehamilan melalui USG. Penanganan prenatal pada kehamilan kembar berdasarkan
panduan yang tertera dan bersifat spesifik sesuai dengan tidak adanya atau adanya komplikasi
kehamilan yang mengikuti. Kehamilan monokorionik diamniotik memiliki resiko terjadinya
twin- twin transfusion syndrome dan kehamilan monokorionik monoamniotik memiliki
resiko untuk terjadinya tali pusat yang menyatu.
Didasarkan pada peningkatan resiko mortalitas perinatal, persalinan pada kehamian 38
minggu (tidak lebih dari 39 minggu) pada kembar diskorionik sebaiknya dilakukan
sebagaimana pada kehamilan tanpa komplikasi. Kembar monokorionik yang tidak terdapat
komplikasi sebaiknya dilahirkan pada minggu 37-38 . Rencana persalinan sebaiknya
disesuaikan dengan kehamilan yang memiliki komplikasi. Beberapa faktor sebaiknya
dipertimbangkan ketika memilih rute persalinan pada pasien dengan kehamilan kembar
termasuk usia gestasi, EFW, presentasi fetus, dan ketersediaan kemampuan provider dalam
persalinan brach