jurnal daun jambu bji.pdf

11
PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERI AIR PERASAN DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) DENGAN AIR PERASAN DAUN SIRIH (Piper betle Lynn) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB GASTROENTERITIS AKUT (Escherichia coli) SECARA IN VITRO Mona Agustina, Fanny Rahardja, Rita Tjokropranoto Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia Abstrak Gastroenteritis akut merupakan peradangan lambung dan usus ditandai gejala diare dengan atau tanpa muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Gastroenteritis paling sering disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Insidensinya cukup tinggi di Indonesia.Air perasan daun jambu biji dan daun sirih diduga dapat menjadi alternatif pengobatan. Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efek antibakteri dari air perasan daun jambu biji dan air perasan daun sirih terhadap bakteri Escherichia coli. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik, dengan menanamkan suspensi bakteri yang telah diidentifikasi dengan metode disc diffusion pada Mueller Hinton agar ,kemudian tanam cakram yang telah di rendam dalam air perasan daun jambu biji dan air perasan daun sirih dalam berbagai konsentrasi dilakukan secara duplo. Pengukuran zona inhibisi dilakukan dengan jangka sorong dalam mm. Analisis data menggunakan metode statistik one way anova dan tabel LSD dengan data dinyatakan berbeda nyata bila p<0.05 yang kemudian dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa air perasan daun jambu biji dan air perasan daun sirih efektif dalam menurunkan jumlah bakteri Escherichia coli dengan rata-rata zona inhibisi semakin besar mengikuti peningkatan kansentrasi. Berdasarkan statistik yang digunakan anova one way dan uji t tidak berpasangan, didapatkan hasil sangat signifikan dengan nilai p=o.oooo. Kesimpulan penelitian : Bakteri Escherichia coli bersifat sensitif terhadap air perasan daun jambu biji dan air perasan daun sirih dan aktivitas air perasan daun jambu biji dan daun sirih terhadap Escherichia coli semakin meningkat seiring peningkatan konsentrasi. Kata kunci : daun jambu biji, daun sirih, Eschrichia coli, efek antibakteri, gastroenteritis akut ANTIBACTERIAL EFFECT COMPARISON JUICE of GUAVA SEEDS LEAVES JUICE (Psidium guajava) AND PIPER BETLE LEAVES JUICE (Piper betle Lynn) OF BACTERIA GASTROENTERITIS ACUTE CAUSE IN VITRO Abstract Acute gastroenteritis is an inflammation of the stomach and intestines marked symptoms of diarrhea with or without vomiting, and often accompanied by an increase in body temperature. Gastroenteritis is most often caused by the bacterium Escherichia coli. Incidence is high in Indonesia.Air squeezed guava leaves and betel leaf could be expected to be an alternative treatment. The purpose and objective of this study was to compare the antibacterial effect of the juice of guava leaves and the juice of betel leaves to the bacteria Escherichia coli.

Upload: risti-ardhila

Post on 11-Aug-2015

858 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal daun jambu bji.pdf

PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERI AIR PERASAN DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) DENGAN AIR PERASAN DAUN SIRIH (Piper betle Lynn) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB

GASTROENTERITIS AKUT (Escherichia coli) SECARA IN VITRO

Mona Agustina, Fanny Rahardja, Rita Tjokropranoto

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,

Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

Abstrak

Gastroenteritis akut merupakan peradangan lambung dan usus ditandai gejala diare dengan

atau tanpa muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Gastroenteritis paling sering

disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Insidensinya cukup tinggi di Indonesia.Air perasan daun

jambu biji dan daun sirih diduga dapat menjadi alternatif pengobatan.

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efek antibakteri dari air

perasan daun jambu biji dan air perasan daun sirih terhadap bakteri Escherichia coli.

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik, dengan menanamkan suspensi bakteri yang

telah diidentifikasi dengan metode disc diffusion pada Mueller Hinton agar ,kemudian tanam

cakram yang telah di rendam dalam air perasan daun jambu biji dan air perasan daun sirih dalam

berbagai konsentrasi dilakukan secara duplo. Pengukuran zona inhibisi dilakukan dengan jangka

sorong dalam mm. Analisis data menggunakan metode statistik one way anova dan tabel LSD

dengan data dinyatakan berbeda nyata bila p<0.05 yang kemudian dilanjutkan dengan uji t tidak

berpasangan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa air perasan daun jambu biji dan air perasan daun sirih

efektif dalam menurunkan jumlah bakteri Escherichia coli dengan rata-rata zona inhibisi semakin

besar mengikuti peningkatan kansentrasi. Berdasarkan statistik yang digunakan anova one way

dan uji t tidak berpasangan, didapatkan hasil sangat signifikan dengan nilai p=o.oooo.

Kesimpulan penelitian : Bakteri Escherichia coli bersifat sensitif terhadap air perasan daun jambu

biji dan air perasan daun sirih dan aktivitas air perasan daun jambu biji dan daun sirih terhadap

Escherichia coli semakin meningkat seiring peningkatan konsentrasi.

Kata kunci : daun jambu biji, daun sirih, Eschrichia coli, efek antibakteri, gastroenteritis akut

ANTIBACTERIAL EFFECT COMPARISON JUICE of GUAVA SEEDS

LEAVES JUICE (Psidium guajava) AND PIPER BETLE LEAVES JUICE

(Piper betle Lynn) OF BACTERIA GASTROENTERITIS ACUTE CAUSE IN

VITRO

Abstract

Acute gastroenteritis is an inflammation of the stomach and intestines marked symptoms of diarrhea with

or without vomiting, and often accompanied by an increase in body temperature. Gastroenteritis is most often

caused by the bacterium Escherichia coli. Incidence is high in Indonesia.Air squeezed guava leaves and betel

leaf could be expected to be an alternative treatment.

The purpose and objective of this study was to compare the antibacterial effect of the juice of guava leaves

and the juice of betel leaves to the bacteria Escherichia coli.

Page 2: jurnal daun jambu bji.pdf

Laboratory experimental research is, by implanting a suspension of bacteria that have been identified by

the disc diffusion method on Mueller Hinton agar, then planting discs that have been soaked in the juice of

guava leaves and the juice of betel leaves in various concentrations performed in duplicate. Inhibition zone

measurement performed with calipers and then processing the data using statistical analysis methods one

way ANOVA and LSD table with the data is significantly different when p <0.05 followed by unpaired t test.

These results indicate that the juice of guava leaves and the juice of betel leaves are effective in lowering

the number of bacteria Escherichia coli with an average zone of inhibition greater following the increase

kansentrasi. Based on the statistics used one-way ANOVA and unpaired t test, showed highly significant

with p = o.oooo.

Conclusions of the study: Escherichia coli bacteria are sensitive to the juice of guava leaves and the juice

of betel leaf juice and water activities of guava leaves and betel leaf against Escherichia coli increases with

increasing concentration.

Key word : Psidum guajava leave, Piper betle leave, Eschrichia coli, antibacterial effect, gastroenteritis

acute

Pendahuluan

Gastroenteritis akut merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai dengan

gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh.

Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali,

dan bentuk feses yang cair, dapat disertai dengan darah atau lendir. 17

Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama yang menjadi masalah

kesehatan masyasakat di Indonesia karena memiliki insidensi dan mortalitas yang tinggi.

Diperkirakan terdapat antara 20-50 kejadian diare per 100 penduduk setahunnya. Kematian

terutama disebabkan karena penderita mengalami dehidrasi berat. Antara 70-80% penderita

terdapat pada mereka dibawah 5 tahun. Data Departemen Kesehatan menunjukan, diare menjadi

penyakit pembunuh kedua bayi dibawah 5 tahun atau balita di Indonesia, setelah radang paru ata

pneumonia .8

Etiologi gastroenteritis akut menurut World Gastroenterology Organisation global guideslines 2005

dibagi 4 : bakteri, virus, parasit dan non-infeksi. Bakteri yang paling sering menyebabkan diare

akut ini adalah : Escherichia coli pathogen, Shigella sp., Salmonella sp.,Vibrio cholera, Pseudomonas sp.,

Staphylococcus aureus, Streptococcus sp., Klabsiella sp. . Virus : rotavirus, adenovirus, Norwalk virus,

CMV. Parasit: Entamoeba histolitica, Giardia lamblia. Cacing:Ascaris lumbricoides, cacing tambang.

Fungus:kandida/moniliasis. Selain itu, dapat disebabkan oleh non-infeksi : imunodefisiensi

(hipogamaglobulinemia), terapi obat antibiotik, kemoterapi, antasida.1

Pengobatan gastroenteritis akut dengan menggunakan obat antidiare dapat menimbulkan

beberapa efek samping yang cukup berat yaitu: mulut kering, mual muntah, impaksi feses(tidak

dapat buang air besar), konstipasi, alergi, fecalith dll. Oleh karena itu, sekarang sedang banyak

dikembangkan obat-obatan herbal yang dapat dijadikan pengobatan alternatif untuk mengatasi

diare. Beberapa diantaranya adalah daun jambu biji dan daun sirih.9

Daun jambu biji memiliki kandungan kimia : tanin, eugenol, seperti minyak atsiri, asam

ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin, polifenol dan vitamin.

Page 3: jurnal daun jambu bji.pdf

Kandungan eugenol ini lah yang mempunyai efek antiseptik/antibakteri. Daun jambu biji ini juga

sudah teruji secara klinis bermanfaat sebagai antidiare.9

Daun sirih memiliki kandungan kimia : minyak atsiri, hydroxychavicol, chavicol, chavibetol,

allylpyrocatechol, cineole, caryophyllene, cadinene, estragol, terpennena, phenyl propane, tannin,

diastase, gula, pati dan eugenol. Kandungan eugenol pada daun sirih ini diduga mempunyai efek

antiseptic/antibakteri yang dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk diare. Memang belum

ada uji klinis mengenai efek antidiare dari daun sirih. Oleh karena itu dibutuhkan pengujian

terhadap efek daun sirih tersebut. 7

Bahan dan Cara

Penelitian ini menggunakan metode cakram kertas pada Mueller hinton agar bersifat

experimental laboratorik. Metode yang digunakan adalah “disc diffusion” dengan melakukan

pengamatan zona inhibisi yang ditimbulkan oleh ekstrak daun jambu biji dan ekstrak daun sirih

serta kombinasi keduanya dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Pengukuran

zona hambat ditentukan dengan jangka sorong.

Alat-alat yang di gunakan meliputi oese, Bunzen, Mikroskop cahaya, Object glass dan cover

glass, Cawan petri steril, Spreader, Neraca analitis, Tabung erlenmayer, Otoklaf dan oven, Pisau,

Penjepit kayu, Jangka sorong, Incubator 37 C, Cakram kosong steril, Kapas, Pinset, Kain kassa

steril, Mikropipet 0-20 ul, 100- 1000 ul, Tip pipet steril

Bahan-bahan yang digunakan, meliputi air perasan daun jambu biji, air perasan daun sirih,

alkohol 70%, larutan NaCl 0.9% steril, Nutrien agar, Mueller hinton broth, Mueller hinton agar,

tabung gula-gula, standar 0,5 Mcfarland BaCl2 + H2SO4 0,1M, air suling steril (akuades steril),

reagen untuk Pewarnaan Gram (crystal violet, lugol, aseton alcohol, safranin, minyak emersi,

mikroorganisme uji : Escherichia coli pathogen.

Persiapan bakteri uji dimulai dari identifikasi ulang kuman biakan laboratorium yang berasal

dari feses pasien yang dirawat di Rumah Sakit Immanuel, Bandung. Mikroorganisme tersebut

diidentifikasi ulang dengan cara makroskopis yaitu dengan mengamati koloni kuman yang

tumbuh pada media pembiakan kemudian dengan cara mikroskopis yaitu dengan Pewarnaan

gram untuk melihat bentuk dan sifatnya di bawah mikroskop dan tes biokimiawi.

Daun jambu biji dan daun sirih hijau masing-masing ditimbang sebanyak 40 gram yang

diperoleh dari pasar tradisional dengan ukuran rata-rata sama, dicuci dan diletakkan dalam cawan

Petri steril. Daun jambu biji dan daun sirh yang telah dicuci kemudian dihaluskan dengan ulekan

yang telah disiram alkohol 70% dan dibilas dengan akuades steril. Hasil yang telah dihaluskan

kemudian direbus dalam 100 ml aquadest sampai mendidih kemudian diletakkan dalam suatu

kain perasan steril dan diperas lalu ditampung dalam gelas steril.

NA sebanyak 0,135 gram dilarutkan ke dalam 135 ml akuades steril, dipanaskan sampai

mendidih, disterilisasi dengan otoklaf pada 121oC dalam 15 menit, tunggu sampai cairan bersuhu

45-50oC, dituang ke dalam cawan Petri dan dibiarkan mengeras.

Page 4: jurnal daun jambu bji.pdf

Sebanyak 0,135 gram serbuk MHA dilarutkan ke dalam 135 ml akuades steril yang dimasukkan

ke dalam tabung Erlenmeyer, disumbat dengan kapas berlemak dan dipanaskan hingga larut. Lalu

dibungkus tabung Erlenmeyer dengan alumunium foil dan disterilkan dalam otoklaf selama 15

menit pada suhu 121oC

Setelah teridentifikasi, Escherichia coli dibuat suspensi dari koloni yang tumbuh pada medium

pembiakan. Kekeruhan suspensi dibuat dengan standar 0,5 McFarland. Metode ini dikerjakan

dengan menggunakan Barium Sulfat sebagai standar turbiditas. Pembuatan suspensi dilakukan

dengan cara mengambil 1 sampai 2 koloni Escherichia coli yang dimasukkan ke dalam larutan NaCl

0,9%. Kemudian, kekeruhan suspensi tersebut dibandingkan dengan larutan standar 0,5 McFarland

secara berdampingan dengan latar belakang garis-garis bewarna hitam menggunakan mata tanpa

bantuan alat. Bila kekeruhan suspensi tersebut tidak cocok dengan turbiditas larutan standar maka

dapat ditambahkan koloni Escherichia coli pada suspensi atau mengencerkan suspensi tersebut

dengan menambahkan NaCl 0,9%.

Koloni Esherichia coli diinokulasikan pada MHA dengan metode spread-plate menggunakan

spreader hingga merata. Lalu ditanam cakram yang masing-masing ditetesi 10 µl air perasan daun

jambu biji, daun sirih dan campuran keduanya dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.

Hasil yang didapatkan adalah adanya zona hambat disekitar cakram dan diukur diameter

terpanjang secara horizontal maupun vertikal dengan menggunakan jangka sorong lalu diambil

rata-ratanya.

Pengamatan dilakukan setelah inkubasi selama 24 jam. Pengamatan dilakukan terhadap zona

inhibisi dari Esherichia coli oleh cakram yang masing-masing ditetesi 10 µl air perasan daun jambu

biji, 10ul air perasan daun sirih dan 10ul gabungan keduanya. Zona inhibisi diukur menggunakan

jangka sorong. Hasil pengamatan dicatat dalam bentuk tabel.

Hasil dan Pembahasan

Pengamatan uji aktivitas air perasan daun jambu biji dan daun sirih dilakukan dengan cara

melakukan uji MIC (Minimum Inhibitory Concentration) dan MBC (Minimum Bactericidal

Concentration) sebanyak masing-masing 10 tabung atau pengenceran untuk masing-masing set

dengan hasil yang dapat dilihat pada table 4.1.

Tabel 4.1 Kadar air perasan daun jambu biji dan daun sirih tiap tabung dan hasil pem.

mikroskopis MIC

Tabung Daun Jambu Biji (%) Pem.

mikroskopis Daun Sirih (%)

Pem.

mikroskopis

1 800 - 800 -

2 400 - 400 -

3 200 - 200 -

Page 5: jurnal daun jambu bji.pdf

4 100 - 100 -

5 50 - 50 -

6 25 - 25 -

7 12,5 - 12,5 -

8 6,25 + 6,25 +

9 3,125 ++ 3,125 ++

10 1.5625 +++ 1,5625 +++

Tabel 4.2 Hasil pengamatan zona inhibisi air perasan daun jambu biji

konsentrasi percobaan

rata-rata (mm) 1 (mm) 2 (mm) 3 (mm) 4(mm)

800% 24.5 24.4 23.9 24.7 24.375

400% 21.5 22 21.8 21.6 21.725

200% 18.5 18.7 19 18.8 18.75

100% 14.5 15.2 14.8 14.9 14.85

50% 12.5 12.7 12.3 12 12.375

25% 10.5 10.6 10.9 10.4 10.6

12.50% 10 9.6 9.8 10.1 9.875

6.25% 7 7.4 7.5 6.9 7.2

3.13% - - - - -

1.56% - - - - -

kontrol positif 29 29 29 29 29

Tabel 4.3 ANOVA Satu Arah pada Zona Inhibisi yang Dibentuk oleh Cakram yang

Mengandung Air Perasan Daun Jambu Biji

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1742.202 8 217.775 3479.250 .000

Within Groups 1.690 27 .063

Total 1743.892 35

Pada hasil uji ANOVA diperoleh p=0.000, hal ini menunjukan adanya perbedaan rerata zona

inhibisi yang sangat bermakna antara kelompok perlakuan. Untuk mengetahui kelompok mana

yang berbeda dilakukan uji Post hoc LSD.

Page 6: jurnal daun jambu bji.pdf

Tabel 4.4 Hasil pengamatan zona inhibisi air perasan daun sirih

konsentrasi percobaan

rata-rata (mm) 1 (mm) 2 (mm) 3 (mm) 4(mm)

800% 24 23.5 23.8 24.1 23.85

400% 19 19.5 20 19.7 19.55

200% 16.5 17 16.8 17.1 16.85

100% 15.5 15.2 15 15.5 15.3

50% 14 13.7 13.5 14 13.8

25% 11.5 11.7 11.2 10.8 11.3

12.50% 9 8.6 8.8 9 8.85

6.25% 6 6.5 6.3 6.5 6.325

3.13% - - - - -

1.56% - - - - -

kontrol

positif

28.5 28.5 28.5 28.5 28.5

Tabel 4.5 ANOVA Satu Arah pada Zona Inhibisi yang Dibentuk oleh Cakram yang

Mengandung Air Perasan Daun Sirih

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1613.336 8 201.667 2659.344 .000

Within Groups 2.048 27 .076

Total 1615.383 35

Pada hasil uji ANOVA diperoleh p=0.000, hal ini menunjukan adanya perbedaan rerata zona

inhibisi yang sangat bermakna antara kelompok perlakuan. Untuk mengetahui kelompok mana

yang berbeda dilakukan uji Post hoc LSD.

Tabel 4.6 Uji Post Hoc HSD pada Zona Inhibisi yang dibentuk oleh Air Perasan daun Jambu Biji

terhadap bakteri Escherichia coli

Kelompok

800%

(1)

400%

(2)

200%

(3)

100%

(4)

50%

(5)

25%

(6)

12,5%

(7)

6,25%

(8)

KP

800% (1) ** ** ** ** ** ** ** **

400% (2) ** ** ** ** ** ** **

200% (3) ** ** ** ** ** **

Page 7: jurnal daun jambu bji.pdf

100 % (4) ** ** ** ** **

50% (5) ** ** ** **

25% (6) ** ** **

12,5% (7) ** **

6,25% (8) **

KP

Keterangan:

TB = Tidak bermakna

* = Bermakna

** = Sangat bermakna

Hasil uji Post hoc LSD pada tabel 4.6 didapatkan zona inhibisi kelompok 1 sampai kelompok 8

dibandingkan zona inhibisi kelompok 9 didapatkan hasil dengan p=0.000, ini menunjukan hasil

yang sangat signifikan.

Tabel 4.7 Uji Post Hoc HSD pada Zona Inhibisi yang dibentuk oleh Air Perasan Daun Sirih

terhadap bakteri Escherichia coli

Kelompok

800%

(1)

400%

(2)

200%

(3)

100%

(4)

50%

(5)

25%

(6)

12,5%

(7)

6,25%

(8)

KP

800% (1) ** ** ** ** ** ** ** **

400% (2) ** ** ** ** ** ** **

200% (3) ** ** ** ** ** **

100 % (4) ** ** ** ** **

50% (5) ** ** ** **

25% (6) ** ** **

12,5% (7) ** **

6,25% (8) **

KP

Keterangan:

Page 8: jurnal daun jambu bji.pdf

TB = Tidak bermakna

* = Bermakna

** = Sangat bermakna

Hasil uji Post hoc LSD pada tabel 4.7 didapatkan zona inhibisi kelompok 1 sampai kelompok 8

dibandingkan zona inhibisi kelompok 9 didapatkan hasil dengan p=0.000, ini menunjukan hasil

yang sangat signifikan.

Tabel 4.8 Uji t Tidak Berpasangan

Levene's

Test for

Equality

of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed

)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Differenc

e

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lowe

r

Uppe

r

DASIRJA

M

Equal

variance

s

assumed

.66

8

.41

7

-

.30

1

70 .764 -.492 1.6328 -

3.7482 2.7649

Equal

variance

s not

assumed

-

.30

1

69.89

8 .764 -.492 1.6328

-

3.7483 2.7650

Hasil uji t tidak berpasangan pada tabel 4.8 menunjukan hasil non signifikan yang berarti, tidak

ada perbedaan yang berarti antara efek antibakteri air perasan daun jambu biji dan air perasan

daun sirih.

Pembahasan

Hasil pada tabel 4.1 menunjukan hasil pemeriksaan secara mikroskopik pada setiap tabung

MIC. Pada tabung dengan konsentrasi air perasan daun jambu biji maupun air perasan daun sirih

menunjukan pemeriksaan mikroskopik yang negatif atau tidak ditemukan bakteri pada

Page 9: jurnal daun jambu bji.pdf

konsentrasi 800% hingga 12.5%. sedangkan pada konsentrasi 6.25% hingga 1.56% dengan

pemeriksaan mikroskopis ditemukan masih terdapat bakteri batang gram negatif.

Hasil pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa bakteri Escherichia coli sensitif terhadap air perasan daun

jambu biji. Hasil pada table 4.4 menunjukan bahwa bakteri Escherichia coli sensitif terhadap air

perasan daun sirih. Didukung oleh Laura Piddock (1989) yang menyatakan bahwa kriteria suatu

antibiotik secara umum dinyatakan sebagai sensitif, jika zona inhibisi yang terbentuk >30-35 mm

dan resisten jika zona inhibisi yang tebentuk <15-20 mm (Laura Piddock, 1989).

Sensifitas air perasan daun jambu biji dan daun sirih terhadap bakteri Escherichia coli

disebabkan karena adanya zat-zat aktif yang terkandung dalam daun jambu biji maupun daun

sirih yaitu minyak atsiri dan tannin yang menyebabkan permeabilitas membran sel bakteri menjadi

meningkat sehingga bakteri akan lisis.

Senyawa aktif dari daun jambu biji yang memiliki efek antimikroba yaitu minyak atsiri dan

tannin melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau inaktivasi fungsi

materi genetik.Minyak atsiri dan tannin akan menyebabkan peningkatan permeabilitas membran

sel bakteri sehingga bakteri akan lisis. Sedangkan pada daun sirih senyawa aktif yang memiliki

efek antimikroba yaitu eugenol, katekin dan tannin. Efek antibakteri katekin dengan cara

mendenaturasi protein dari bakteri. Protein yang mengalami denaturasi akan kehilangan aktivitas

fisiologis sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perubahan struktur protein pada dinding sel

bakteri akan meningkatkan permeabilitas sel sehingga pertumbuhan sel akan terhambat dan

kemudian sel menjadi rusak. Sedangkan efek antibakteri tannin dengan cara menghambat enzim

ekstraseluler mikroba, mengambil alih substrat yang dibutuhkan pada pertumbuhan mikroba atau

bekerja secara langsung pada metabolisme melalui penghambatan fosforilasi oksidasi.

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, bakteri Escherichia coli sensitif terhadap air perasan

daun jambu biji dan daun sirih, tapi dalam penggunaannya daun jambu lebih banyak dipakai

karena memiliki efek lain nya selain efek antibakteri yakni efek antispamolitik

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan simpulan sebagai berikut:

- Air perasan daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli

- Air perasan daun sirih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli

- Air perasan daun sirih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli sama

dengan air perasan daun jambu biji.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran sebagai berikut :

- Dicoba dilakukan percobaan yang lebih lanjut apakah interaksi keduanya menghasilkan

efek bakterisidal ataukah bakteriostatik.

Page 10: jurnal daun jambu bji.pdf

- Perlu dilakukan percobaan lebih lanjut untuk mengetahui efek lain nya dari kandungan

lain dalam daun jambu biji dan daun sirih.

- Perlu dilakukan percobaan bagaimana efek kombinasi antara air perasan daun sirih dan

air perasan daun jambu biji dalam menghambat pertumbuhan bakteri lain atau jamur.

Saran untuk masyarakat luas:

1. Penggunaan air perasan daun jambu biji dan daun sirih untuk memgobati gastroenteritis

akut.

2. Penggunaan air perasan masih kurang relevan pada konsentrasi 800%

Daftar pustaka

1. Wenny Anggraini. 2008. jurnal.dikti.go.id/jurnal/detil/id/19. 15 desember 2011

2. Fs Anton. Juli. 13. 2010.

http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=GASTROENTERITIS+AKUT .15

Maret 2012

3. Baker, B.1997. The John Hopkins Microbioloy Newsletter.

http://pathology5.pathology.jhmi.edu/micro/v16n05.htm. 26 Februari 2012

4. Bambang Mursito & Heru Prihmantoro. 2004. Tanaman Hias Berkhasiat Obat. Jakarta:

Penebar Swadaya

5. Brooks G. F., Butel J. S., Morse S. A. 2001. Medical Microbiology. 22nd ed. USA: Appleton &

Lange. P. 219, 225 – 227.

6. Anonym. http://acta.fa.itb.ac.id/pdf_dir/issue_29_1_3.pdf 17 desember 2011

7. Daherlin. April. 9. 2011. http://daherlin.wordpress.com/2011/04/09/kandungan-dan-

manfaat-daun-sirih/ . 12 Desember 2011

8. Departemen Kesehatan. 2010. Situasi Diare di Indonesia.

http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Diare_Final(1).pdf. 13 Desember 2011

9. Dalimarta, S., 2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, 71, Trubus Agrowijaya,

Indonesia.

10. Fraser S. L. 2012. Enterobacter Infections. http://emedicine.medscape.com/article/216845-

overview. 24 juli 2012

11. Hidayat, Aziz Alimul. A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta:

Salemba Medika

12. Kiat. Sehat. 2010.http://www.obatherbalalami.com/2010/07/lagikhasiat-daun-sirih-

merah.html. 20 Desember 2011

13. Madappa T. 2011. Escherichia coli Infection.

http://emedicine.medscape.com/article/217485-overview#a0101. 13 Desember2011

14. Netty. Febryanti. Sugiarto. 2008. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126141-FAR.058-

08-Uji%20antidiare-Literatur.pdf .16 Maret 2012

Page 11: jurnal daun jambu bji.pdf

15. Rini Damayanti Moeljanto. 2003. Khasiat & Manfaat Daun Sirih, Obat Mujarab dari Masa

ke Masa. Jakarta:Agromedia Pustaka

16. Sumanti, R., 2003, Uji Aktivitas Antifungi Infusa Daun Jambu biji (Psidium guajava Linn.)

terhadap Candida albicans serta Profil KLT, Skripsi, Fakultas Farmasi, UAD, Yogyakarta.

17. Suratun. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta:

TIM

18. Todar K. 2012. Pathogenic E. coli. http://textbookofbacteriology.net/e.coli.html, 29 maret

2012.

19. Tortora, G.J., Funke, B.R. & Case, C.L. 2004. Microbiology: an introduction. 8th ed. San

Fransisco: pearson Eduction

20. Yuniarti, P., 1991, Pengaruh Antibakteri Dekok Daun Jambu biji (Psidium guajava Linn.)

terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, Skripsi, Fakultas rmasi, UGM,

Yogyakarta.