jurnal daun jambu bji.pdf
TRANSCRIPT
PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERI AIR PERASAN DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) DENGAN AIR PERASAN DAUN SIRIH (Piper betle Lynn) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB
GASTROENTERITIS AKUT (Escherichia coli) SECARA IN VITRO
Mona Agustina, Fanny Rahardja, Rita Tjokropranoto
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
Abstrak
Gastroenteritis akut merupakan peradangan lambung dan usus ditandai gejala diare dengan
atau tanpa muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Gastroenteritis paling sering
disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Insidensinya cukup tinggi di Indonesia.Air perasan daun
jambu biji dan daun sirih diduga dapat menjadi alternatif pengobatan.
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efek antibakteri dari air
perasan daun jambu biji dan air perasan daun sirih terhadap bakteri Escherichia coli.
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik, dengan menanamkan suspensi bakteri yang
telah diidentifikasi dengan metode disc diffusion pada Mueller Hinton agar ,kemudian tanam
cakram yang telah di rendam dalam air perasan daun jambu biji dan air perasan daun sirih dalam
berbagai konsentrasi dilakukan secara duplo. Pengukuran zona inhibisi dilakukan dengan jangka
sorong dalam mm. Analisis data menggunakan metode statistik one way anova dan tabel LSD
dengan data dinyatakan berbeda nyata bila p<0.05 yang kemudian dilanjutkan dengan uji t tidak
berpasangan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa air perasan daun jambu biji dan air perasan daun sirih
efektif dalam menurunkan jumlah bakteri Escherichia coli dengan rata-rata zona inhibisi semakin
besar mengikuti peningkatan kansentrasi. Berdasarkan statistik yang digunakan anova one way
dan uji t tidak berpasangan, didapatkan hasil sangat signifikan dengan nilai p=o.oooo.
Kesimpulan penelitian : Bakteri Escherichia coli bersifat sensitif terhadap air perasan daun jambu
biji dan air perasan daun sirih dan aktivitas air perasan daun jambu biji dan daun sirih terhadap
Escherichia coli semakin meningkat seiring peningkatan konsentrasi.
Kata kunci : daun jambu biji, daun sirih, Eschrichia coli, efek antibakteri, gastroenteritis akut
ANTIBACTERIAL EFFECT COMPARISON JUICE of GUAVA SEEDS
LEAVES JUICE (Psidium guajava) AND PIPER BETLE LEAVES JUICE
(Piper betle Lynn) OF BACTERIA GASTROENTERITIS ACUTE CAUSE IN
VITRO
Abstract
Acute gastroenteritis is an inflammation of the stomach and intestines marked symptoms of diarrhea with
or without vomiting, and often accompanied by an increase in body temperature. Gastroenteritis is most often
caused by the bacterium Escherichia coli. Incidence is high in Indonesia.Air squeezed guava leaves and betel
leaf could be expected to be an alternative treatment.
The purpose and objective of this study was to compare the antibacterial effect of the juice of guava leaves
and the juice of betel leaves to the bacteria Escherichia coli.
Laboratory experimental research is, by implanting a suspension of bacteria that have been identified by
the disc diffusion method on Mueller Hinton agar, then planting discs that have been soaked in the juice of
guava leaves and the juice of betel leaves in various concentrations performed in duplicate. Inhibition zone
measurement performed with calipers and then processing the data using statistical analysis methods one
way ANOVA and LSD table with the data is significantly different when p <0.05 followed by unpaired t test.
These results indicate that the juice of guava leaves and the juice of betel leaves are effective in lowering
the number of bacteria Escherichia coli with an average zone of inhibition greater following the increase
kansentrasi. Based on the statistics used one-way ANOVA and unpaired t test, showed highly significant
with p = o.oooo.
Conclusions of the study: Escherichia coli bacteria are sensitive to the juice of guava leaves and the juice
of betel leaf juice and water activities of guava leaves and betel leaf against Escherichia coli increases with
increasing concentration.
Key word : Psidum guajava leave, Piper betle leave, Eschrichia coli, antibacterial effect, gastroenteritis
acute
Pendahuluan
Gastroenteritis akut merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai dengan
gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh.
Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali,
dan bentuk feses yang cair, dapat disertai dengan darah atau lendir. 17
Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama yang menjadi masalah
kesehatan masyasakat di Indonesia karena memiliki insidensi dan mortalitas yang tinggi.
Diperkirakan terdapat antara 20-50 kejadian diare per 100 penduduk setahunnya. Kematian
terutama disebabkan karena penderita mengalami dehidrasi berat. Antara 70-80% penderita
terdapat pada mereka dibawah 5 tahun. Data Departemen Kesehatan menunjukan, diare menjadi
penyakit pembunuh kedua bayi dibawah 5 tahun atau balita di Indonesia, setelah radang paru ata
pneumonia .8
Etiologi gastroenteritis akut menurut World Gastroenterology Organisation global guideslines 2005
dibagi 4 : bakteri, virus, parasit dan non-infeksi. Bakteri yang paling sering menyebabkan diare
akut ini adalah : Escherichia coli pathogen, Shigella sp., Salmonella sp.,Vibrio cholera, Pseudomonas sp.,
Staphylococcus aureus, Streptococcus sp., Klabsiella sp. . Virus : rotavirus, adenovirus, Norwalk virus,
CMV. Parasit: Entamoeba histolitica, Giardia lamblia. Cacing:Ascaris lumbricoides, cacing tambang.
Fungus:kandida/moniliasis. Selain itu, dapat disebabkan oleh non-infeksi : imunodefisiensi
(hipogamaglobulinemia), terapi obat antibiotik, kemoterapi, antasida.1
Pengobatan gastroenteritis akut dengan menggunakan obat antidiare dapat menimbulkan
beberapa efek samping yang cukup berat yaitu: mulut kering, mual muntah, impaksi feses(tidak
dapat buang air besar), konstipasi, alergi, fecalith dll. Oleh karena itu, sekarang sedang banyak
dikembangkan obat-obatan herbal yang dapat dijadikan pengobatan alternatif untuk mengatasi
diare. Beberapa diantaranya adalah daun jambu biji dan daun sirih.9
Daun jambu biji memiliki kandungan kimia : tanin, eugenol, seperti minyak atsiri, asam
ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin, polifenol dan vitamin.
Kandungan eugenol ini lah yang mempunyai efek antiseptik/antibakteri. Daun jambu biji ini juga
sudah teruji secara klinis bermanfaat sebagai antidiare.9
Daun sirih memiliki kandungan kimia : minyak atsiri, hydroxychavicol, chavicol, chavibetol,
allylpyrocatechol, cineole, caryophyllene, cadinene, estragol, terpennena, phenyl propane, tannin,
diastase, gula, pati dan eugenol. Kandungan eugenol pada daun sirih ini diduga mempunyai efek
antiseptic/antibakteri yang dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk diare. Memang belum
ada uji klinis mengenai efek antidiare dari daun sirih. Oleh karena itu dibutuhkan pengujian
terhadap efek daun sirih tersebut. 7
Bahan dan Cara
Penelitian ini menggunakan metode cakram kertas pada Mueller hinton agar bersifat
experimental laboratorik. Metode yang digunakan adalah “disc diffusion” dengan melakukan
pengamatan zona inhibisi yang ditimbulkan oleh ekstrak daun jambu biji dan ekstrak daun sirih
serta kombinasi keduanya dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Pengukuran
zona hambat ditentukan dengan jangka sorong.
Alat-alat yang di gunakan meliputi oese, Bunzen, Mikroskop cahaya, Object glass dan cover
glass, Cawan petri steril, Spreader, Neraca analitis, Tabung erlenmayer, Otoklaf dan oven, Pisau,
Penjepit kayu, Jangka sorong, Incubator 37 C, Cakram kosong steril, Kapas, Pinset, Kain kassa
steril, Mikropipet 0-20 ul, 100- 1000 ul, Tip pipet steril
Bahan-bahan yang digunakan, meliputi air perasan daun jambu biji, air perasan daun sirih,
alkohol 70%, larutan NaCl 0.9% steril, Nutrien agar, Mueller hinton broth, Mueller hinton agar,
tabung gula-gula, standar 0,5 Mcfarland BaCl2 + H2SO4 0,1M, air suling steril (akuades steril),
reagen untuk Pewarnaan Gram (crystal violet, lugol, aseton alcohol, safranin, minyak emersi,
mikroorganisme uji : Escherichia coli pathogen.
Persiapan bakteri uji dimulai dari identifikasi ulang kuman biakan laboratorium yang berasal
dari feses pasien yang dirawat di Rumah Sakit Immanuel, Bandung. Mikroorganisme tersebut
diidentifikasi ulang dengan cara makroskopis yaitu dengan mengamati koloni kuman yang
tumbuh pada media pembiakan kemudian dengan cara mikroskopis yaitu dengan Pewarnaan
gram untuk melihat bentuk dan sifatnya di bawah mikroskop dan tes biokimiawi.
Daun jambu biji dan daun sirih hijau masing-masing ditimbang sebanyak 40 gram yang
diperoleh dari pasar tradisional dengan ukuran rata-rata sama, dicuci dan diletakkan dalam cawan
Petri steril. Daun jambu biji dan daun sirh yang telah dicuci kemudian dihaluskan dengan ulekan
yang telah disiram alkohol 70% dan dibilas dengan akuades steril. Hasil yang telah dihaluskan
kemudian direbus dalam 100 ml aquadest sampai mendidih kemudian diletakkan dalam suatu
kain perasan steril dan diperas lalu ditampung dalam gelas steril.
NA sebanyak 0,135 gram dilarutkan ke dalam 135 ml akuades steril, dipanaskan sampai
mendidih, disterilisasi dengan otoklaf pada 121oC dalam 15 menit, tunggu sampai cairan bersuhu
45-50oC, dituang ke dalam cawan Petri dan dibiarkan mengeras.
Sebanyak 0,135 gram serbuk MHA dilarutkan ke dalam 135 ml akuades steril yang dimasukkan
ke dalam tabung Erlenmeyer, disumbat dengan kapas berlemak dan dipanaskan hingga larut. Lalu
dibungkus tabung Erlenmeyer dengan alumunium foil dan disterilkan dalam otoklaf selama 15
menit pada suhu 121oC
Setelah teridentifikasi, Escherichia coli dibuat suspensi dari koloni yang tumbuh pada medium
pembiakan. Kekeruhan suspensi dibuat dengan standar 0,5 McFarland. Metode ini dikerjakan
dengan menggunakan Barium Sulfat sebagai standar turbiditas. Pembuatan suspensi dilakukan
dengan cara mengambil 1 sampai 2 koloni Escherichia coli yang dimasukkan ke dalam larutan NaCl
0,9%. Kemudian, kekeruhan suspensi tersebut dibandingkan dengan larutan standar 0,5 McFarland
secara berdampingan dengan latar belakang garis-garis bewarna hitam menggunakan mata tanpa
bantuan alat. Bila kekeruhan suspensi tersebut tidak cocok dengan turbiditas larutan standar maka
dapat ditambahkan koloni Escherichia coli pada suspensi atau mengencerkan suspensi tersebut
dengan menambahkan NaCl 0,9%.
Koloni Esherichia coli diinokulasikan pada MHA dengan metode spread-plate menggunakan
spreader hingga merata. Lalu ditanam cakram yang masing-masing ditetesi 10 µl air perasan daun
jambu biji, daun sirih dan campuran keduanya dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
Hasil yang didapatkan adalah adanya zona hambat disekitar cakram dan diukur diameter
terpanjang secara horizontal maupun vertikal dengan menggunakan jangka sorong lalu diambil
rata-ratanya.
Pengamatan dilakukan setelah inkubasi selama 24 jam. Pengamatan dilakukan terhadap zona
inhibisi dari Esherichia coli oleh cakram yang masing-masing ditetesi 10 µl air perasan daun jambu
biji, 10ul air perasan daun sirih dan 10ul gabungan keduanya. Zona inhibisi diukur menggunakan
jangka sorong. Hasil pengamatan dicatat dalam bentuk tabel.
Hasil dan Pembahasan
Pengamatan uji aktivitas air perasan daun jambu biji dan daun sirih dilakukan dengan cara
melakukan uji MIC (Minimum Inhibitory Concentration) dan MBC (Minimum Bactericidal
Concentration) sebanyak masing-masing 10 tabung atau pengenceran untuk masing-masing set
dengan hasil yang dapat dilihat pada table 4.1.
Tabel 4.1 Kadar air perasan daun jambu biji dan daun sirih tiap tabung dan hasil pem.
mikroskopis MIC
Tabung Daun Jambu Biji (%) Pem.
mikroskopis Daun Sirih (%)
Pem.
mikroskopis
1 800 - 800 -
2 400 - 400 -
3 200 - 200 -
4 100 - 100 -
5 50 - 50 -
6 25 - 25 -
7 12,5 - 12,5 -
8 6,25 + 6,25 +
9 3,125 ++ 3,125 ++
10 1.5625 +++ 1,5625 +++
Tabel 4.2 Hasil pengamatan zona inhibisi air perasan daun jambu biji
konsentrasi percobaan
rata-rata (mm) 1 (mm) 2 (mm) 3 (mm) 4(mm)
800% 24.5 24.4 23.9 24.7 24.375
400% 21.5 22 21.8 21.6 21.725
200% 18.5 18.7 19 18.8 18.75
100% 14.5 15.2 14.8 14.9 14.85
50% 12.5 12.7 12.3 12 12.375
25% 10.5 10.6 10.9 10.4 10.6
12.50% 10 9.6 9.8 10.1 9.875
6.25% 7 7.4 7.5 6.9 7.2
3.13% - - - - -
1.56% - - - - -
kontrol positif 29 29 29 29 29
Tabel 4.3 ANOVA Satu Arah pada Zona Inhibisi yang Dibentuk oleh Cakram yang
Mengandung Air Perasan Daun Jambu Biji
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1742.202 8 217.775 3479.250 .000
Within Groups 1.690 27 .063
Total 1743.892 35
Pada hasil uji ANOVA diperoleh p=0.000, hal ini menunjukan adanya perbedaan rerata zona
inhibisi yang sangat bermakna antara kelompok perlakuan. Untuk mengetahui kelompok mana
yang berbeda dilakukan uji Post hoc LSD.
Tabel 4.4 Hasil pengamatan zona inhibisi air perasan daun sirih
konsentrasi percobaan
rata-rata (mm) 1 (mm) 2 (mm) 3 (mm) 4(mm)
800% 24 23.5 23.8 24.1 23.85
400% 19 19.5 20 19.7 19.55
200% 16.5 17 16.8 17.1 16.85
100% 15.5 15.2 15 15.5 15.3
50% 14 13.7 13.5 14 13.8
25% 11.5 11.7 11.2 10.8 11.3
12.50% 9 8.6 8.8 9 8.85
6.25% 6 6.5 6.3 6.5 6.325
3.13% - - - - -
1.56% - - - - -
kontrol
positif
28.5 28.5 28.5 28.5 28.5
Tabel 4.5 ANOVA Satu Arah pada Zona Inhibisi yang Dibentuk oleh Cakram yang
Mengandung Air Perasan Daun Sirih
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1613.336 8 201.667 2659.344 .000
Within Groups 2.048 27 .076
Total 1615.383 35
Pada hasil uji ANOVA diperoleh p=0.000, hal ini menunjukan adanya perbedaan rerata zona
inhibisi yang sangat bermakna antara kelompok perlakuan. Untuk mengetahui kelompok mana
yang berbeda dilakukan uji Post hoc LSD.
Tabel 4.6 Uji Post Hoc HSD pada Zona Inhibisi yang dibentuk oleh Air Perasan daun Jambu Biji
terhadap bakteri Escherichia coli
Kelompok
800%
(1)
400%
(2)
200%
(3)
100%
(4)
50%
(5)
25%
(6)
12,5%
(7)
6,25%
(8)
KP
800% (1) ** ** ** ** ** ** ** **
400% (2) ** ** ** ** ** ** **
200% (3) ** ** ** ** ** **
100 % (4) ** ** ** ** **
50% (5) ** ** ** **
25% (6) ** ** **
12,5% (7) ** **
6,25% (8) **
KP
Keterangan:
TB = Tidak bermakna
* = Bermakna
** = Sangat bermakna
Hasil uji Post hoc LSD pada tabel 4.6 didapatkan zona inhibisi kelompok 1 sampai kelompok 8
dibandingkan zona inhibisi kelompok 9 didapatkan hasil dengan p=0.000, ini menunjukan hasil
yang sangat signifikan.
Tabel 4.7 Uji Post Hoc HSD pada Zona Inhibisi yang dibentuk oleh Air Perasan Daun Sirih
terhadap bakteri Escherichia coli
Kelompok
800%
(1)
400%
(2)
200%
(3)
100%
(4)
50%
(5)
25%
(6)
12,5%
(7)
6,25%
(8)
KP
800% (1) ** ** ** ** ** ** ** **
400% (2) ** ** ** ** ** ** **
200% (3) ** ** ** ** ** **
100 % (4) ** ** ** ** **
50% (5) ** ** ** **
25% (6) ** ** **
12,5% (7) ** **
6,25% (8) **
KP
Keterangan:
TB = Tidak bermakna
* = Bermakna
** = Sangat bermakna
Hasil uji Post hoc LSD pada tabel 4.7 didapatkan zona inhibisi kelompok 1 sampai kelompok 8
dibandingkan zona inhibisi kelompok 9 didapatkan hasil dengan p=0.000, ini menunjukan hasil
yang sangat signifikan.
Tabel 4.8 Uji t Tidak Berpasangan
Levene's
Test for
Equality
of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Differenc
e
Std. Error
Differenc
e
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lowe
r
Uppe
r
DASIRJA
M
Equal
variance
s
assumed
.66
8
.41
7
-
.30
1
70 .764 -.492 1.6328 -
3.7482 2.7649
Equal
variance
s not
assumed
-
.30
1
69.89
8 .764 -.492 1.6328
-
3.7483 2.7650
Hasil uji t tidak berpasangan pada tabel 4.8 menunjukan hasil non signifikan yang berarti, tidak
ada perbedaan yang berarti antara efek antibakteri air perasan daun jambu biji dan air perasan
daun sirih.
Pembahasan
Hasil pada tabel 4.1 menunjukan hasil pemeriksaan secara mikroskopik pada setiap tabung
MIC. Pada tabung dengan konsentrasi air perasan daun jambu biji maupun air perasan daun sirih
menunjukan pemeriksaan mikroskopik yang negatif atau tidak ditemukan bakteri pada
konsentrasi 800% hingga 12.5%. sedangkan pada konsentrasi 6.25% hingga 1.56% dengan
pemeriksaan mikroskopis ditemukan masih terdapat bakteri batang gram negatif.
Hasil pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa bakteri Escherichia coli sensitif terhadap air perasan daun
jambu biji. Hasil pada table 4.4 menunjukan bahwa bakteri Escherichia coli sensitif terhadap air
perasan daun sirih. Didukung oleh Laura Piddock (1989) yang menyatakan bahwa kriteria suatu
antibiotik secara umum dinyatakan sebagai sensitif, jika zona inhibisi yang terbentuk >30-35 mm
dan resisten jika zona inhibisi yang tebentuk <15-20 mm (Laura Piddock, 1989).
Sensifitas air perasan daun jambu biji dan daun sirih terhadap bakteri Escherichia coli
disebabkan karena adanya zat-zat aktif yang terkandung dalam daun jambu biji maupun daun
sirih yaitu minyak atsiri dan tannin yang menyebabkan permeabilitas membran sel bakteri menjadi
meningkat sehingga bakteri akan lisis.
Senyawa aktif dari daun jambu biji yang memiliki efek antimikroba yaitu minyak atsiri dan
tannin melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau inaktivasi fungsi
materi genetik.Minyak atsiri dan tannin akan menyebabkan peningkatan permeabilitas membran
sel bakteri sehingga bakteri akan lisis. Sedangkan pada daun sirih senyawa aktif yang memiliki
efek antimikroba yaitu eugenol, katekin dan tannin. Efek antibakteri katekin dengan cara
mendenaturasi protein dari bakteri. Protein yang mengalami denaturasi akan kehilangan aktivitas
fisiologis sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perubahan struktur protein pada dinding sel
bakteri akan meningkatkan permeabilitas sel sehingga pertumbuhan sel akan terhambat dan
kemudian sel menjadi rusak. Sedangkan efek antibakteri tannin dengan cara menghambat enzim
ekstraseluler mikroba, mengambil alih substrat yang dibutuhkan pada pertumbuhan mikroba atau
bekerja secara langsung pada metabolisme melalui penghambatan fosforilasi oksidasi.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, bakteri Escherichia coli sensitif terhadap air perasan
daun jambu biji dan daun sirih, tapi dalam penggunaannya daun jambu lebih banyak dipakai
karena memiliki efek lain nya selain efek antibakteri yakni efek antispamolitik
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan simpulan sebagai berikut:
- Air perasan daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli
- Air perasan daun sirih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli
- Air perasan daun sirih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli sama
dengan air perasan daun jambu biji.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran sebagai berikut :
- Dicoba dilakukan percobaan yang lebih lanjut apakah interaksi keduanya menghasilkan
efek bakterisidal ataukah bakteriostatik.
- Perlu dilakukan percobaan lebih lanjut untuk mengetahui efek lain nya dari kandungan
lain dalam daun jambu biji dan daun sirih.
- Perlu dilakukan percobaan bagaimana efek kombinasi antara air perasan daun sirih dan
air perasan daun jambu biji dalam menghambat pertumbuhan bakteri lain atau jamur.
Saran untuk masyarakat luas:
1. Penggunaan air perasan daun jambu biji dan daun sirih untuk memgobati gastroenteritis
akut.
2. Penggunaan air perasan masih kurang relevan pada konsentrasi 800%
Daftar pustaka
1. Wenny Anggraini. 2008. jurnal.dikti.go.id/jurnal/detil/id/19. 15 desember 2011
2. Fs Anton. Juli. 13. 2010.
http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=GASTROENTERITIS+AKUT .15
Maret 2012
3. Baker, B.1997. The John Hopkins Microbioloy Newsletter.
http://pathology5.pathology.jhmi.edu/micro/v16n05.htm. 26 Februari 2012
4. Bambang Mursito & Heru Prihmantoro. 2004. Tanaman Hias Berkhasiat Obat. Jakarta:
Penebar Swadaya
5. Brooks G. F., Butel J. S., Morse S. A. 2001. Medical Microbiology. 22nd ed. USA: Appleton &
Lange. P. 219, 225 – 227.
6. Anonym. http://acta.fa.itb.ac.id/pdf_dir/issue_29_1_3.pdf 17 desember 2011
7. Daherlin. April. 9. 2011. http://daherlin.wordpress.com/2011/04/09/kandungan-dan-
manfaat-daun-sirih/ . 12 Desember 2011
8. Departemen Kesehatan. 2010. Situasi Diare di Indonesia.
http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Diare_Final(1).pdf. 13 Desember 2011
9. Dalimarta, S., 2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, 71, Trubus Agrowijaya,
Indonesia.
10. Fraser S. L. 2012. Enterobacter Infections. http://emedicine.medscape.com/article/216845-
overview. 24 juli 2012
11. Hidayat, Aziz Alimul. A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta:
Salemba Medika
12. Kiat. Sehat. 2010.http://www.obatherbalalami.com/2010/07/lagikhasiat-daun-sirih-
merah.html. 20 Desember 2011
13. Madappa T. 2011. Escherichia coli Infection.
http://emedicine.medscape.com/article/217485-overview#a0101. 13 Desember2011
14. Netty. Febryanti. Sugiarto. 2008. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126141-FAR.058-
08-Uji%20antidiare-Literatur.pdf .16 Maret 2012
15. Rini Damayanti Moeljanto. 2003. Khasiat & Manfaat Daun Sirih, Obat Mujarab dari Masa
ke Masa. Jakarta:Agromedia Pustaka
16. Sumanti, R., 2003, Uji Aktivitas Antifungi Infusa Daun Jambu biji (Psidium guajava Linn.)
terhadap Candida albicans serta Profil KLT, Skripsi, Fakultas Farmasi, UAD, Yogyakarta.
17. Suratun. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta:
TIM
18. Todar K. 2012. Pathogenic E. coli. http://textbookofbacteriology.net/e.coli.html, 29 maret
2012.
19. Tortora, G.J., Funke, B.R. & Case, C.L. 2004. Microbiology: an introduction. 8th ed. San
Fransisco: pearson Eduction
20. Yuniarti, P., 1991, Pengaruh Antibakteri Dekok Daun Jambu biji (Psidium guajava Linn.)
terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, Skripsi, Fakultas rmasi, UGM,
Yogyakarta.