jurnal - analisis kegagalan gas lpg

14
Jurnal Riset Industri Vol. VI No. 1, 2012, Hal. 61-74 61 ANALISA KEGAGALAN TABUNG GAS LPG KAPASITAS 3 KG (FAILURE ANALYSIS LPG GAS CYLINDER CAPACITY 3 KG) 1 Tarmizi , Sri Mulyati Latifah 1 Balai Besar Logam dan Mesin [email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dari kebocoran tabung gas LPG kapasitas 3 kg yang terjadi di daerah lasan (circumferensial welding). Untuk itu dilakukan pengkajian kualitas dan performance di daerah lasan pada badan tabung secara metalurgi, dengan melakukan pengujian komposisi kimia dan pengujian mekanik yaitu: uji tarik, uji bending, uji kekerasan, dan metallografi. Sifat mekanik dari tabung pada dasarnya dipengaruhi oleh komposisi kimia dan struktur mikro. Dari hasil uji komposisi kimia, badan tabung mempunyai nilai CE < 0,40%, sehingga mempunyai kemampuan untuk dilas. Tetapi nilai sensitivitas retaknya (P ) mendekati nilai kritis (2,3%) sehingga nilai kekuatan tarik dan keuletannya cm pada sambungan las relatif turun yang menyebabkan adanya retakan dari hasil uji bending. Perbedaan perubahan nilai kekerasan rata-rata yang sangat besar yaitu dengan adanya kenaikan antara weld metal dengan fusion line sebesar 11,60% (25,11 HV) dan terjadi penurunan antara fusion line dengan HAZ sebesar 0,56% (1,21 HV). Perbedaan yang sangat besar inilah yang memicu terjadinya retak saat pengujian bending pada face bend, dimana lokasi retakan ada di fusion line. Kebocoran yang terjadi di daerah lasan (circumferensial welding) disebabkan oleh penipisan dinding tabung akibat proses joggling sehingga pada saat pengelasan arus yang digunakan akan terlalu besar dan akan menyebabkan terjadinya cacat burn through di daerah akar las, sehingga mengubah dimensi ketebalan dinding tabung yaitu dengan adanya cacat yang menyerupai takikan. Hal ini merupakan inisiasi terjadinya retak yang merambat menembus dinding tabung sehingga terjadi kebocoran. Kata kunci : tabung gas, proses joggling, kebocoran ABSTRACT This research was conducted to determine the cause of leakage of LPG gas cylinder with 3 kg capacity of which occurred in the weld area (circumferensial welding). For that, the assessment of quality and performance was conducted in the area of the weld on the tube body by metallurgy, the chemical composition testing, and mechanical testing, namely : tensile test, bending test, hardness, the macro-structure and micro-structure. Which affect the mechanical properties of these cylinder is the chemical composition and microstructure, chemical composition of the test results have CE values < 0,40%, so it has the ability to weld. But the sensitivity of crack (PCM) approaches a critical value (2.3%) so that the value of tensile strength and ductile on the welded joints are relatively down induced cracks from bending test results. Differences in changes in the average hardness value is very large ie with the increase among weld metal fusion line amounting to 11.60% (25.11 HV) and a decline between the fusion line with HAZ 0.56% (1.21 HV). A very big difference is what triggered the crack during bending tests on the location of the bend face cracks in the fusion line. Leaks that occur in the weld area (circumferensial welding) is caused by thinning of the walls of the cylinder due joggling process so that when the welding current used will be too large which will cause burn-through defects in the weld root, thus changing the dimensions of the cylinder wall thickness in the presence of defects that resembles a notch. Which is the initiation of cracks that propagate through the cylinder wall resulting in leakage. Keywords : gas cylinder, joggling process, leakage Negara Indonesia mempunyai cadangan PENDAHULUAN bahan bakar minyak tanah yang relatif sedikit dibandingkan bahan bakar gas yang Pemerintah Indonesia telah melimpah ruah. Seiring dengan kenaikan melakukan program konversi bahan bakar harga minyak dunia, pemerintah Indonesia minyak tanah ke bahan bakar LPG dimulai dengan program konversi bahan sejak tahun 2007. Hal ini dikarenakan

Upload: hindragunawan

Post on 09-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Faillure Analysis

TRANSCRIPT

Jurnal Riset Industri Vol. VI No. 1, 2012, Hal. 61-74

61

ANALISA KEGAGALAN TABUNG GAS LPG KAPASITAS 3 KG

(FAILURE ANALYSIS LPG GAS CYLINDER CAPACITY 3 KG)

1Tarmizi , Sri Mulyati Latifah1

Balai Besar Logam dan [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dari kebocoran tabung gas LPG kapasitas 3 kg yang terjadi di daerah lasan (circumferensial welding). Untuk itu dilakukan pengkajian kualitas dan performance di daerah lasan pada badan tabung secara metalurgi, dengan melakukan pengujian komposisi kimia dan pengujian mekanik yaitu: uji tarik, uji bending, uji kekerasan, dan metallografi.Sifat mekanik dari tabung pada dasarnya dipengaruhi oleh komposisi kimia dan struktur mikro. Dari hasil uji komposisi kimia, badan tabung mempunyai nilai CE < 0,40%, sehingga mempunyai kemampuan untuk dilas. Tetapi nilai sensitivitas retaknya (P ) mendekati nilai kritis (2,3%) sehingga nilai kekuatan tarik dan keuletannya cm

pada sambungan las relatif turun yang menyebabkan adanya retakan dari hasil uji bending. Perbedaan perubahan nilai kekerasan rata-rata yang sangat besar yaitu dengan adanya kenaikan antara weld metal dengan fusion line sebesar 11,60% (25,11 HV) dan terjadi penurunan antara fusion line dengan HAZ sebesar 0,56% (1,21 HV). Perbedaan yang sangat besar inilah yang memicu terjadinya retak saat pengujian bending pada face bend, dimana lokasi retakan ada di fusion line.Kebocoran yang terjadi di daerah lasan (circumferensial welding) disebabkan oleh penipisan dinding tabung akibat proses joggling sehingga pada saat pengelasan arus yang digunakan akan terlalu besar dan akan menyebabkan terjadinya cacat burn through di daerah akar las, sehingga mengubah dimensi ketebalan dinding tabung yaitu dengan adanya cacat yang menyerupai takikan. Hal ini merupakan inisiasi terjadinya retak yang merambat menembus dinding tabung sehingga terjadi kebocoran.

Kata kunci : tabung gas, proses joggling, kebocoran

ABSTRACTThis research was conducted to determine the cause of leakage of LPG gas cylinder with 3 kg capacity of which occurred in the weld area (circumferensial welding). For that, the assessment of quality and performance was conducted in the area of the weld on the tube body by metallurgy, the chemical composition testing, and mechanical testing, namely : tensile test, bending test, hardness, the macro-structure and micro-structure.Which affect the mechanical properties of these cylinder is the chemical composition and microstructure, chemical composition of the test results have CE values < 0,40%, so it has the ability to weld. But the sensitivity of crack (PCM) approaches a critical value (2.3%) so that the value of tensile strength and ductile on the welded joints are relatively down induced cracks from bending test results. Differences in changes in the average hardness value is very large ie with the increase among weld metal fusion line amounting to 11.60% (25.11 HV) and a decline between the fusion line with HAZ 0.56% (1.21 HV). A very big difference is what triggered the crack during bending tests on the location of the bend face cracks in the fusion line.Leaks that occur in the weld area (circumferensial welding) is caused by thinning of the walls of the cylinder due joggling process so that when the welding current used will be too large which will cause burn-through defects in the weld root, thus changing the dimensions of the cylinder wall thickness in the presence of defects that resembles a notch. Which is the initiation of cracks that propagate through the cylinder wall resulting in leakage.

Keywords : gas cylinder, joggling process, leakage

Negara Indonesia mempunyai cadangan PENDAHULUANbahan bakar minyak tanah yang relatif sedikit dibandingkan bahan bakar gas yang Pemer in tah Indones ia te lah melimpah ruah. Seiring dengan kenaikan melakukan program konversi bahan bakar harga minyak dunia, pemerintah Indonesia minyak tanah ke bahan bakar LPG dimulai dengan program konvers i bahan sejak tahun 2007. Hal ini dikarenakan

62

bakar te rsebu t d ipe rcepa t , yang welding) secara metalurgi, dengan pelaksanaan pekerjaannya dilakukan oleh melakukan pengujian mekanik yaitu: uji tarik Pertamina. Hal ini berdampak pada (tensile testing), uji bending (bend testing), kebutuhan pengadaan tabung gas LPG 3 kg uji kekerasan (hardness testing), struktur yang meningkat dengan drastis yang tidak makro (macro-structure) dan struktur mikro diimbangi dengan pengadaan (supply) (micro-structure). tabung gas LPG 3 kg yang sesuai dengan Analisa kegagalan adalah langkah standar. Sementara itu kontrol kualitas pada yang di lakukan untuk mengetahui tabung gas LPG 3 kg secara umum kurang penyebab terjadinya kegagalan pada suatu diperhatikan sehinggga banyak kejadian komponen (logam) atau kontruksi. Analisa produk tabung gas LPG 3 kg mengalami kegagalan dilakukan dengan tujuan untuk :kerusakan (failure) seperti bocor (leak) dan

- Mengetahui penyebab kegagalan.meledak (burst).

- Mencegah kegagalan yang sama Dengan semakin berkembangnya

supaya tidak terjadi dimasa datang.pola kehidupan masyarakat dewasa ini,

- Dapat menjelaskan mekanisme maka masyarakat konsumen menuntut kegaga lan dan member ikan adanya penyediaan tabung gas LPG yang rekomendasi untuk menyelesaikan lebih aman dan terjaminnya perlindungan permasalahan.konsumen. Karena yang menjad i

- S e b a g a i d a s a r u n t u k permasalahan yaitu kualitas dan kinerja tabung gas LPG 3 kg yang kurang menyempurnakan desain proses memenuhi standar dan keselamatan bagi dari suatu komponen.konsumen. Terutama disebabkan dengan Faktor-faktor penyebab kegagalan adalah: beredarnya tabung gas LPG ilegal yang 1. Pemilihan material yang salah; t idak memenuhi Standar Nasional

2. Kesalahan dalam desain; Indonesia (SNI 1452:2007) ICS 23.020.30

3. Kesalahan proses fabrikasi; Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang 4. Kesalahan operasional; berakibat pada keselamatan kosumen.5. Kesalahan dalam maintenance, Penelitian ini dilakukan pada tabung 6. Kesa lahan da lam kont ro l gas LPG 3 kg berupa kajian kualitas tabung

kualitas; dari segi bahan baku material dan kinerja 7. Lingkungan dan penggunaaan.tabung gas LPG 3 kg. Dengan melakukan

pengujian tabung gas LPG 3 kg yang sudah Mekanika Retakan (Fracture Mechanics)digunakan namun tabung mengalami

kebocoran di daerah lasan. Dari data di Mekanika retakan adalah suatu lapangan kebocoran terjadapat pada

m e t o d e u n t u k m e n g a n a l i s a daerah lasan (circumferential welding) yaitu patahan/retakan secara matematik yang sambungan lasan antara badan tabung dapat menentukan besarnya beban yang bagian atas (top tube) dengan tabung mengakibatkan patah. Tegangan lokal di bagian bawah (bottom tube). Kebocoran dekat sebuah retakan atau takikan t e r s e b u t a k i b a t a d a n y a c a c a t bergantung dari tegangan yang bekerja (σ) (diskontinuitas) yang merupakan salah satu dan akar panjang retakan .Hubungan dari proses manufaktur yaitu proses antara tegangan yang bekerja dengan akar pengelasan. Cacat yang terjadi secara panjang retakan disebut faktor intensitas kasat mata di bagian luar badan tabung gas tegangan, K , factor intensitas tegangan ILPG 3 kg terlihat adanya korosi pada daerah dalam kondisi kritis disebut K Tahap kritis IC. lasan, sedangkan pada bagian dalam badan biasanya ditentukan oleh tegangan yang tabung gas LPG 3 kg tampak adanya diperlukan untuk pertumbuhan retak mikro diskontinuitas las berupa sambungan las sehingga terjadi perpatahan.yang tidak sempurna.

Untuk itu dilakukan pengkajian karakteristik di daerah lasan (circumferential

Analisa Kegagalan Tabung Gas LPG ..... ( Tarmizi )

63

Konsentrasi Tegangan dilas jika logam tersebut setelah dilas menghasilkan suatu ikatan logam yang

Umumnya kegagalan bermula akibat kontinyu disebut dengan mampu las

adanya konsentrasi tegangan, seperti (weldability). Dimana baik sifat maupun

adanya takikan (notch) atau retakan (crack). letaknya dapat memenuhi persyaratan yang Efek takikan akan menyebabkan ketidak telah ditentukan. kontinyuan secara geometris yang Kepekaan baja terhadap retak lasan berakibat pada tegangan tak merata dapat diperkirakan secara kasar dengan disekitar diskontinuitas tersebut. Pada menggunakan nilai kesataran karbon

(Carbon Equivalent). Jika nilai Carbon beberapa daerah disekitar takikan tegangan Equivalen (CE) ≤ 0,45% maka baja akan lebih tinggi dari pada tegangan rata-d i k a t a k a n m a m p u d i l a s t a n p a rata yang jauh letaknya dari takikan menggunakan tindakan pencegahan (diskontinuitas). Takikan akan menaikkan khusus, seper t i pemansan awal , tegangan (stress raiser) secara lokal diujung pemanasan akhir atau menggunakan takikan. Parameter yang meningkatkan elektroda hydrogen rendah. Rumus nilai tegangan lokal disebut faktor konsentrasi C a r b o n E q u i v a l e n b e r d a s a r k a n tegangan (stress concentration factor, K ). tInternational Institute of Welding (IIW) dan Besar faktor konsentrasi tegangan sangat standar ASME-IX 2007 QW-403.26 bahwa

dipengaruhi oleh bentuk takikan. Semakin nilai CE adalah sebagai berikut :

tajam takikan maka akan besar nilai

konsentrasi tegangannya, seperti terlihat

pada Gambar 1 dibawah ini. Efek takikan

mempunyai dampak yang penting terhadap Untuk nilai sensitivitas retak atau perubahan pada proses patahan. Efek

derajat keretakan material (Critical Material p o k o k k e h a d i r a n t a k i k a n b u k a n

Parameter, P ) dimana nilai sensitivitas cmmenimbulkan konsentrsasi tegangan saja retak untuk pipa baja (pipe steel) Pcm ≤

akan tetapi menghasilkan keadaan [7, ]0,15%. Rumus nilai sensitivitas retak tegangan triaksial pada takikan (notch).

(P ) berdasarkan persamaan di bawah ini cm

adalah :

Proses Pembuatan Tabung Gas LPG 3 kg

Tabung baja LPG adalah tabung bertekanan yang dibuat dari plat baja karbon canai panas, digunakan untuk menyimpan gas LPG (liquefied petroleum gas) dengan kapasitas pengisian 3 kg (7,3 liter) dan memiliki tekanan rancang bangun

2minimum 18,6 kg/cm .

Bahan baku yang digunakan untuk badan tabung gas LPG 3 kg sesuai dengan

Gambar 1. Pengaruh takikan dan SNI 07-3018-2006, “Baja lembaran pelat

distribusi tegangandan gulungan canai panas untuk tabung gas (Bj TG)” atau JIS G 3116 SG 30 (SG 295).

Metalurgi Las

Suatu logam dengan proses las dan untuk pemakaian tertentu dikatakan dapat

Jurnal Riset Industri Vol. VI No. 1, 2012, Hal. 61-74

64

Analisa Kegagalan Tabung Gas LPG ..... ( Tarmizi )

Proses yang berhubungan dengan tabung antara tabung atas dan pembuatan tabung gas LPG 3 kg yaitu t a b u n g b a w a h d e n g a n dengan teknik pembentukan logam prinsip menggunakan proses SAW, dengan dasarnya yaitu melakukan perubahan sambungan berbentuk las tumpang. bentuk dengan cara memberikan gaya luar Proses pengelasan dilakukan dua sehingga terjadi deformasi plastis pada

putaran dalam waktu 4 menit. benda kerja. Proses pembuatan tabung gas

2. Checking secara visual dan dimensi.LPG berdasarkan temperatur termasuk 3. Repair adalah perbaikan jika ada proses cold working.

yang rusak atau cacat.Proses yang berhubugan dengan pembuatan tabung LPG 3 kg yaitu:

Pengujian Tabung LPG 3 kgShearing, Blanking, Notching, Pierching, Bending, Deep Drawing, Edge Trimming, Pengujian tabung baja LPG 3kg Welding, Jogling, Turning, Treading and dilakukan setelah produk finishing setiap marking. 500 buah tabung diambil 1 buah tabung

untuk mendapatkan pengujian berupa:

1. Uji ketahanan pecah dengan Tabung Bagian Atas (top tube)menggunakan tekanan air

Bahan tabung baja LPG 3 kg sesuai minimum 110 kg/cm2, pecahnya dengan spesifikasi standar JIS G 3116-2000 tabung t idak boleh pada kelas (SG 295), “steel sheets, plates, and

sambungan las atau pada strip for gas cylinders” yaitu baja lembaran

daerah pengaruh panas (HAZ).khusus untuk tabung gas. Grade dan simbol 2. Uji tarik pengelasan sesuai yang digunakan adalah SG 295 ketebalan

dengan SNI 07-0408-1989.yang diizinkan adalah 1,6 mm sampai 3. U j i b e n g k o k / l e n g k u n g dengan 6,0 mm. Ketebalan rata-rata bahan

badan tabung adalah 2,2 mm. Dengan pengelasan sesuai dengan SNI Dimensi baja lembaran tersebut adalah 380 07-0410-1989.x 760 x 2,2 mm. Uji X-ray pada pengelasan sesuai

dengan SNI 05-3563-1994 “Bejana tekan”, I-A, Bab BL “Persyaratan bejana tekan yang

Tabung Bagian Bawah (bottom tube)difabrikasi dengan pengelasan”, BL-51B.

Bahan badan tabung baja LPG 3kg sesuai dengan spesifikasi standar JIS G 3116-2000 kelas (SG 295) “steel sheets, METODA PENELITIANplates, and strip for gas cylinder “, yaitu baja lembaran khusus untuk tabung gas. Dengan Dalam peneli t ian ini di lakukan dimensi baja lembaran tersebut adalah 380 serangkaian pemeriksaan dan pengujian x 760 x 2,2 mm. Proses produksi untuk seperti yang ditampilkan pada Gambar 2, tabung bagian bawah (bottom tube) yang d imu la i dengan melakukan dilakukan setelah proses shearing dan pengamatan visual pada tabung gas LPG 3 blanking sama dengan pada tabung bagian kg yang mengalami kebocoran kemudian atas. dilanjutkan dengan pengambilan sampel uji

komposisi kimia, uji mekanik (uji tarik dan uji lengkung sambungan lasan) dan uji

Bottom and Top Tube Assymbling meta logra f i . Kemud ian d i lakukan pengamatan metalografi dengan mikroskop Proses penggabungan yang dilakukan optik dan pengujian tarik dan lengkung antara tabung bagian bawah dan bagian pada material tabung yang mengalami atas (bottom and top tube assymbling) kebocoran. Pengambilan dan pembuatan dilakukan dengan proses sebagai berikut:sampel uji mekanik sesuai dengan standar 1. Circumferential welding yaitu ASME Section IX.pengelasan badan silinder

Stud i L ite ra tur

UJ I KO M PO SO SI SI KI M IA

P EN GU JIA N L A BO RA TO R IUM

Ta b un g Ga s B oco r

-

T AB UN G LP G

3 kG

U JI ME TALO G R AFI

U JI M EKAN IK

D ata & P em baha sa n

An alisa Pros es

K esim p ula n & Sara n

P e me ri ksaa n V isu a l

65

bahan badan tabung gas LPG 3 kg dan pada sambungan lasan badan tabung bagian atas dengan tabung bagian bawah.

3) Uji bending dilakukan pada sambungan lasan antara badan tabung bagian atas dengan tabung baian bawah.

4) Pengujian kekerasan dilakukan pada badan tabung gas dan pada sambungan las bagian atas tabung dengan bagian bawah tabung (top tube and bottom tube) terutama di daerah weld metal, HAZ dan base metal.

5) Pengujian struktur makro untuk mengetahui daerah sambungan las secara makro.

6) Pengujian struktur mikro untuk Gambar 2. Diagram alir penelitianmengetahui fasa-fasa yang

Dari diagram skema proses tersebut terbentuk dari suatu material di dapat dijelaskan langkah-langkah penelitian daerah weld metal, HAZ dan yang dilakukan adalah: base metal.1. Persiapan tabung gas LPG 3 kg yang

PENGAMATAN VISUALbocor yang didapat dari agen penjualan LPG.

Tabung gas LPG 3 kg atau disebut 2. Studi literaur dilakukan untuk tabung bertekanan yang terbuat dari plat mendapatkan gambaran yang baja karbon canai panas berfungsi untuk menyeluruh proses pembuatan menyimpan gas LPG (liquefied petroleum tabung gas LPG 3 kg yaitu proses gas) dengan kapasitas pengisian 3 kg (7,3

forming dan welding dengan liter) dan memiliki tekanan rancang bangun

membandingkan hasil produk 2minimum 18,6 kg/cm . Sebelum penelitian, dengan s tandar yang te lah dilakukan pengamatan pada tabung gas ditetapkan. LPG 3 kg yang bocor. Tabung yang diteliti

3. Identifikasi masalah dilakukan dan diuji adalah tabung yang sudah dengan: dipergunakan dan mengalami kebocoran, - Mengidentifikasi secara visual. seperti terlihat pada Gambar 3.- P r e p a r a s i s a m p e l u n t u k

pengujian.4. Pengujian laboratorium dilakukan

untuk mengidentifikasi kerusakan yang te r jad i dan penyebab kerusakan tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah:1) Pengujian spectrometer untuk

m e n g e t a h u i k a n d u n g a n komposisi kimia material tabung.

2) Uji tarik dilakukan pada material Gambar 3. Foto tabung LPG 3 kg yang bocor,arah panah menunjukkan lokasi kebocoran.

Jurnal Riset Industri Vol. VI No. 1, 2012, Hal. 61-74

66

Gambar 5. Lokasi terjadinya kebocoran

Produksi tabung gas LPG 3 kg Sebelum pengujian struktur makro berdasarkan SNI 1452 2007 dengan dilakukan pengamatan secara visual spesifikasi tabung terdapat pada bagian terhadap tabung yang bocor. Dari pegangan tangan tabung. Untuk tabung pengamatan terhadap tabung secara yang bocor diproduksi bulan 03 tahun 2009 visual. Pada bagian luarnya secara visual dengan masa umur pakai sampai bulan 03 adanya kerusakan berupa kebocoran di tahun 2014. Kedua tabung tersebut derah lasan, sedangkan pada bagian dalam mempunyai masa uji ulang pada tahun I, II, tabung adanya cacat lasan akibat proses III dan IV, seperti terlihat pada Gambar 4. las (welding) tidak sempurna sepanjang 1/5

bagian keliling tabung, seperti terlihat pada Spesifikasi tabung gas LPG 3 kg yaitu: Gambar 6. § Diproduksi untuk PERTAMINA

§ K o d e N a m a p e r u s a h a a n pembuat tabung dan nomor seri produksi LPG.

§ WC (water capacity) : 7,30 liter, § TW (tube weight) : 5,00 kg,

2§ TP (test pressure) : 31 kg/ cm§ Produksi :03Tahun

2009Gambar 6. Lokasi kebocoran pada bagian

dalam

Adapun lokasi pengambilan sampel untuk makro struktru seperti terlihat pada Gambar 7. Pengamatan struktur makro dilakukan pada daerah lasan yang bocor dengan pembesaran 7X.

Gambar 4. Spesifikasi tabung LPG yang bocor

Pada tabung yang bocor sebelumnya sudah digunakan untuk pengisian gas LPG 3 kg. Namun umur pakainya kurang dari setahun sudah mengalami kebocoran di daerah lasan yang menggunakan las cincin

Gambar 7. Lokasi pengambilan sampel (welded circumferential joint) dengan sistem metalografitumpang (joggle offset) pada komponen

bagian bawah tabung (bottom tube). Kebocoran tersebut yang secara visual Dari hasil uji makro struktur seperti dapat terilihat dengan jelas seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8 ditunjukan pada Gambar 5 di bawah ini. menunjukkan terjadinya pelelehan logam

las di daerah akar las (melt through) sehingga terbentuk takikan seperti yang ditandai lingkaran merah, hal ini bisa terjadi jika arus yang digunakan terlalu besar atau kecepatan pengelasan yang terlalu lambat, atau bisa saja arus dan kecepatan sudah sesuai dengan WPS (welding procedure specification) karena parameter las yang digunakan konstan dan tidak semua produk mengalami cacat. Dari hasil makro struktur

Analisa Kegagalan Tabung Gas LPG ..... ( Tarmizi )

67

dapat dilihat bahwa terjadi penipisan tabung yang tidak cacat karena tidak ada dinding tabung akibat proses joggling takikan konsentrasi tegangan yang terjadi terutama didaerah kampuh las dimana hampir seragam/homogen kesemua arah terjadinya cacat tersebut terlihat perbedaan yang mengakibatkan adanya daerah ketebalan yang sangat mencolok antara elastis. Saat tabung diberi beban daerah ujung lasan dan daerah cacat. (digunakan) tabung tersebut mengalami Dengan terjadinya penipisan dinding tegangan triaksial, yaitu tegangan yang tersebut maka parameter las yang terjadi pada arah sumbu X, Y dan Z adalah digunakan walaupun sudah sesuai dengan tegangan tarik, dan pada sumbu Z adalah WPS mengakibatkan terjadinya cacat tegangan tekan (arah tebal tabung) sebagai karena dinding yang tipis tersebut menerima reaksi dari adanya tegangan tarik. Akibat parameter las lebih besar dari yang adanya tegangan tekan pada sumbu X seharusnya. menimbulkan penipisin dinding tabung

sedangkan pada sumbu Y dan Z yang mengalami tegangan tarik yang akan menimbulkan perpanjangan pada material tabung tersebut.

Efek konsentrasi tegangan pada saat tabung digunakan (diberi beban) di daerah ujung takikan akan terjadi konsentrasi tegangan yang melebihi kekuatan luluhnya, sehingga didaerah

HNO 1:3 7X3 sekitar takikan akan lansung muncul daerah Gambar 8. Struktur makro lokasi kebocoran plastis. Dan mengakibatkan timbulnya

tegangan tarik triaksial pada arah sumbu Dari hasil pengukuran ketebalan X, Y dan Z adalah tegangan tarik, hal ini

menunjukkan terjadinya penipisan didaerah sangat berbahaya karena menimbulkan

kampuh sistem tumpang (joggle offset) hasil tabung berperilaku getas (patah getas).

pengukuran dapat dilihat pada Gambar 9.artinya tabung tersebut memiliki laju regangan yang sangat tinggi (laju perambatan retak sangat tinggi) dan pengeresan regangan yang juga tinggi.

Berdasarkann analisa Mekanika Retakan (Fracture Mechanics) takikan akan menjadi retak awal dan dapat merambat hingga menembus dinding tabung dengan ketebalan dinding tabung Gambar 9. Penipisan dinding tabung2,2 mm. Dari hasil perhitungan panjang retak kritis, a = 10,7 mm, karena retak kritis cK a r e n a a d a n y a c a c a t y a n g melebihi tebal bejana yaitu 2,2 mm, retak menyerupai takikan akan menjadi akan menembus dinding tabung berupa konsent ras i tegangan yang t idak kebocoran baru kemudian pecah. Kondisi homogen/menaikkan tegangan secara ini disebut “bocor sebelum pecah/rusak” lokal di ujung takikan yaitu adanya faktor atau “leak before break”.konsentrasi tegangan. Faktor konsentrasi

tegangan sangat dipengaruhi oleh bentuk Kegagalan tabung akibat adanya takikan, jika takikan semakin tajam maka bocor jika dilihat dari perancangan design semakin besar nilai faktor konsentrasi tabung telah memenuhi kriteria “bocor tegangannya . E fek tak ikan akan sebelum pecah/rusak” atau “leak before menyebabkan ketidak kontinyuan secara break”, karena a >> t. Artinya jika ada c

geometris (any geometril discontinuities) retakan/takikan maka tabung tidak pada bahan/komponen. langsung pecah atau meledak, tetapi

Efek konsentrasi tegangan pada retakan merambat menembus tebal

Jurnal Riset Industri Vol. VI No. 1, 2012, Hal. 61-74

68

Tabel 1. Hasil uji komposisi kimiadinding tabung dan tidak sempat pecah. Yang terjadi hanya kebocoran karena tabung dirancang bocor dahulu sebelum meledak.

Tak i kan yang t e r j ad i pada sambungan las mempengaruhi juga terhadap tebal minimum yang diizinkan berdasarkan standar SNI 1452-2007 untuk tabung gas LPG 3 kg. Ketebalan minimum terbesar dinding tabung yang diizinkan adalah 1,97 mm, dengan ketebalan tabung ≥ 1,97 mm maka tabung dalam keadan aman untuk dipegunakan. Tetapi dengan adanya takikan maka tebal dinding tabung akan berkurang, dari hasil analisa perhitungan, maka tebal yang paling m i n i m u m d i i z i n k a n m a s i h a m a n dipergunakan adalah 1,57 mm.

Dari data di lapangan didapatkan tebal dinding tabung yang bocor sebesar 2,2 mm, tapi akibat adanya takikan dengan tebal/panjang retakan 0,9 mm, maka di Dari pengujian komposisi kimia daerah takikan tersebut tebal dinding y a n g d i t u n j u k k a n p a d a t a b e l 1 tabung menjadi 1,3 mm. Karena ketebalan memperlihatkan bahwa kedua bahan badan dinding tabung menjadi 1,3 mm sehingga tabung masuk dalam rentang persyaratan ketebalan tabung tersebut berada dalam material baja berdasarkan JIS G 3116 SG keadaan yang sangat kritis yaitu berada 295 dan dan SNI 07-3018-2006. Dan bahan pada ketebalan yang paling minimum sekali badan tabung tersebut ditinjau dari unsur yang diizinkan berdasarkan SNI yaitu 1,57 kandungan karbon termasuk dalam mm dan berdasarkan standar JIS G 3116 klasifikasi baja karbon rendah (low carbon SG 295:2000 ketabalan minimumnya 1,6 steel).mm. Artinya adanya takikan/retak yang

Untuk melihat kemampuan las merupakan awal dari kebocoran sehingga

(weldability) bahan badan tabung gas LPG jadi penyebab tebal dinding tabung menjadi

3 kg mengacu pada nilai kesetaraan karbon berubah ketebalannya yang tidak sesuai

(Carbon Equivalen) berdasarkan rumus dari lagi dengan standar SNI 1452. 2007 dan JIS

International Institute of Welding (IIW) dan G3116 SG 295: 2000.

standar ASME–IX 2007 QW-403.26. Dari hasil analisa perhitungan tebal Dimana nilai CE dari hasil pengujian

yang diizinkan berdasarkan SNI dan JIS spectrometri pada tabung yang bocor yaitu jika t ≤ t (1,3 ≤ 1,57) maka minimum (0,348%). Tabung tersebut mempunyai ketebalan dinding tabung sangat berbahaya kemampuan untuk dilasnya baik karena dan riskan terhadap kebocoran dan nilai CE < 0,40%.rusak/pecah juga terhadap kemungkinan- Dari hasil pengujian komposisi kimia kemungkinan lainnya. dapat dihitung nilai sensitivitas retak lasan

(P . Nilai sensitivitas retak (P ) pada cm cm

tabung yang bocor (0,242 %) nilainya lebih Hasil Uji Komposisi Kimia

tinggi yang akan memicu terjadi retak Hasil pengujian komposisi kimia

(crack) pada lasan. Sehingga tabung yang pada tabung gas LPG 3 kg dari hasil

bocor akan lebih sensitif terhadap retak pengujian spektrometri yang kesesuaian

lasan. Namun tabung tersebut berada dengan SNI 07-3018-2006 dan JIS G 3116 -

pada nilai sensitivitas retak (Pcm) yang 2000 SG 295 adalah sebagai berikut :

Unsur Komposisi (%) JIS G 3116

C 0,193 0,20 max

Si 0,0341 0,35 maxMn 0,893 1,00 maxP 0,0145 0,040 maxS 0.0038 0,040 maxCr 0,0219 ---Mo 0,0010 ---Ni 0,0123 ---Al 0,0306 ---

Co 0,0078 ---Cu 0,0122 ---V 0,0017 ---W 0,0017 ---Ti - ---Nb - ---B - ---

Fe 98,8CE 0,348 0,40 maxPcm 0,242 0,23 max

Analisa Kegagalan Tabung Gas LPG ..... ( Tarmizi )

69

Parameter Uji Rumus Hasil

Tebal Awal, T0 (mm)

T01 2,24

T02 2,26

T03 2,24

T0range 2,24

Lebar Awal, W0 (mm)

W01 6,01

W02 5,99

W03 6,01

W0range 6,00

Luas Penampang Awal, A0

(mm2)A0 13,44

Tebal Akhir, T i (mm) Ti 1,84

Lebar Akhir, W i (mm) W i 4,53

Luas Penampang Akhir,A i

(mm2)Ai 8,34

Susut Penampang Akhir, % (A0-Ai)/A0x100% 37,95

Panjang Ukur Awal, Lo (mm) L0 25

Panjang Ukur Akhir, Li (mm) Li 27,20

Regangan, (%) (Li-L0)/L0x100% 8,8

Beban Tarik Maksimum, Fmax

(kgf)Fmax 890.4

Kuat Tarik,s u (kgf/mm2) s u 66,25

Beban Luluh, (kgf) F 0,2% 792,8

Kuat Luluh, s y (kgf/mm 2) s 0,2% 58,99

Parameter uji

Material Uji

Tarik 1 Tarik 2JIS

G3116

Kuat Tarik, kg/mm 2 42,00 37,80

44,00

Sampel Uji Sifat tampak

Root Bend 1 Bagus

Root Bend 2 Bagus

Face Bend 1 Retak, 22,5 mm

Face Bend 2 Retak, 23,60 mm

mendekati nilai kritisnya maksimal yaitu Pengujian Kekerasan0,23 % max, akibatnya mempengaruhi Pengujian kekerasan menggunakan terhadap sifat mekanik hasil lasan yaitu nilai Micro Hardness Vickers dengan beban 100 kekuatan tarik dan keuletan (ductility) akan gf dengan waktu penekanan 10 detik. semakin rendah/kecil. Pengujian ini dilakukan dari arah pusat

lasan (weld metal) ke arah kiri menuju base Pengujian Tarik

metal, distribusi penjejakan kekerasan pada Hasil pengujian uji tarik material tabung yang bocor seperti terlihat pada

tabung gas LPG 3 kg dapat dilihat pada Gambar 10.Tabel 2 dan Tabel 3 di bawah ini, dan perbandingan kedua material tabung gas LPG 3 kg dengan standar JIS G 3116 SG 295- 2000.

Tabel 2. Hasil uji tarik material tabung

Gambar 10. Distribusi lokasi uji kekerasan

Tabel 5. Grafik uji kekerasan

Berdasaran data grafik kekerasan Gambar 10 dan Tabel 5 untuk tabung yang

Tabel 3. Hasil uji tarik lasan bocor perubahan yang terjadi antara nilai kekerasan rata-rata material badan tabung terhadap nilai kekerasan rata-rata pada sambungan las cukup signifikan. Dengan kenaikan kekerasan rata-rata pada daerah sambungan las sebesar 8,462% (18,31% HV) terhadap kekerasan rata-rata material Pengujian Bendingbadan tabung (210,65 HV). Kenaikan Hasil pengujian bending sesuai kekerasan yang paling terbesar berada dengan ASME Section IX, seperti pada antara fusion line dengan weld metal Tabel 4, dibawah ini.sebesar 11.60% (25,11 HV).

Jika dilihat dari grafik di atas ada Tabel 4. Hasil uji bending lasanperbedaan perubahan nilai kekerasan rata-rata yang sangat besar yaitu dengan adanya kenaikan antara weld metal dengan fusion line sebesar 11,60% (25,11 HV) dan terjadi penurunan antara fusion

Jurnal Riset Industri Vol. VI No. 1, 2012, Hal. 61-74

70

line dengan HAZ sebesar 0,56% (1,21 HV). nilai kekuatan tarik yang dihasilkan lebih Perbedaan yang sangat besar inilah yang rendah dan tidak masuk dalam persyaratan memicu terjadinya retak/crack saat standar ASME IX QW-153 bahwa kekuatan pengujian bending pada face bend yang tarik minimal yang diizinkan kurang dari 5% lokasi retakan ada di fusion line. Karena kekuatan tarik minimum bahannya. Hal ini perubahan nilai kekerasan yang cukup dikarenakan bahwa pengujian kekerasan t inggi akan menurunkan keuletan, mengabaikan aspek-sapek takikan ataupun sehinggga terjadi retakan di daerah aspek lainnya dan pengujiannya terlokalisir. tersebut. Dengan panjang retakan pada Sedangkan pengujian tarik dilakukan face bend sebesar 22,50 mm dan 23,60 mm. terhadap seluruh penampang spesimen

sehingga jika ada takikan/efek konsentrasi Jika perubahan nilai kekerasan rata-tegangan akan mempengaruhi nilai rata pada daerah weld metal, fusion line, kekuatannya. Selain itu yang mepengaruhi HAZ, recrystallized zone dan base metal n i la i kekuatan adalah kandungan relatif kecil akan meningkatkan keuletan komposisis kimia.daerah sambungan lasan tabung tersebut

walaupun tidak signifikan pada daerah Hasil uji struktur makro pada tabung tertentu. Tetapi jika perubahan nilai yang bocor akibat adanya cacat yang kekerasan rata-rata pada daerah weld menyerupai takikan di daerah sambungan metal, fusion line, HAZ, recrystallized zone las meningkatkan kecenderungan tabung dan base metal tinggi dan terjadi perbedaan berperilaku getas (patah getas) dengan yang fluktuatif sangat tajam dengan daerah cara:la innya, maka keuletan (duct i t i ty) 1. Menghasi lkan konsentras i sambungan lasan tabung tersebut akan tegangan setempat yang tinggi.turun dengan terjadinya retakan (crack) saat

2. Menghasilkan tegangan tarik di uji bending.triaksial.Hubungan antara nilai sensitivitas retak

(P ) dengan niali kekuatan tarik pada 3. Menghasi lkan pengerasan cm

daerah sambungan lasan adalah jika nilai regangan setempat dan retakan yang sensitivitas retaknya tinggi maka kekuatan tinggi.sambungan las akan turun. Karena tabung 4. Menghasilkan laju regangan di tersebut mempunyai nilai sensitivitas yang

daerah takikan yang tinggi.mendekati nilai kritis, maka hasil dari

Cacat yang menyerupai takikan kekuatan tariknya relatif lebih rendah merupakan cacat geometri akibat dari dibandingkan dengan kekuatan tarik kesalahan fabrikasi yang tidak sesuai materialnya sendiri. Sehingga lokasi dengan prosedur las yang mana terjadi patahan hasil uji tarik kedua tabung tersebut penipisan dinding tabung sehingga terjadi di HAZ yang nilai kekuatannya relatif parameter las yang digunakan akan rendah. Dari hasil uji bending karena nilai menjadi lebih besar sehingga terjadinya sensitivitas retak (P ) tinggi, maka keuletan cm

cacat las pada akar las. Jenis cacatnya daerah sambungan lasan akan turun, yang yang terjadi pada tabung bocor dapat diindikasikan dengan adanya retakan pada diindikasikan dari jenis cacatnya yaitu sambungan lasan.lelehan akar las (burn through) yang terjadi

Ni lai kekerasan badan tabung akibat logam dasar yang mencair tetapi

(material) tidak jauh berbeda dan nilainya tidak terisi oleh logam pengisi.

relatif sama, namun nilai kekerasan setelah proses pengelasan mempunyai perbedaan yang signifikan di daerah lasan. Analisa Mekanika Retakan

Hubungan nilai kekerasan dengan kekuatan tarik pada sambungan las tabung Dari data Tabung gas LPG 3 kg yang yang bocor adalah jika nilai kekerasannya b o c o r d a p a t d i a n a l i s a d e n g a n tinggi maka kekuatannya akan naik. Tetapi menggunakan kriteria “bocor sebelum

Analisa Kegagalan Tabung Gas LPG ..... ( Tarmizi )

71

=

pecah” atau “leak before break”. Tabung Untuk mencari nilai K secara Ic

gas LPG 3 kg yang terbuat dari dari bahan spesif ik pada tabung yang bocor baja karbon rendah (low carbon) tebal menggunakan rumus sebagai berikut :

1/2dinding tabung 2,2 mm tegangan luluh 58,99 K = n (E. σ . ε )Ic y f 2kg, tekanan saat dipakai 25,8 kg/cm . Retak Dimana : n = Koefesien pengerasan

yang terdapat dalam bahan berbentuk semi regangan, E = Modulus Young, σ .= y

eliptik arah bidang utama retak, tegak lurus Kekuatan luluh, ε = Regangan sebenarnya f

pada tegangan melingkar. Retak yang saat patah.terdapat pada sambungan las yang berupa takikan panjang retakannya 0,9 mm. Besar retak kritis yang menimbulkan kebocoran pada tabung gas dapat dihitung dengan ktiteria “leak before break”. Berdasarkan

2data Tabel 2 bahawa A 13,44 mm dan A o f2 2

8,34 mm , kekuatan tarik 66,25 kg/mm dan 2

kekuatan luluh 58,99 kg/mm dan modulus 2

elastisitas untuk baja 21000 kg/mm

Gambar 12. Geometri retak yang terjadi pada Besar faktor intensitas tegangan ditentukan posisi tabung sedang digunakandengan rumus :

U n t u k m e n d a p a t n i l a i n menggunakan teknik literasi berdasarkan rumus:

Dimana : a = Kedalamam retak, σ = Tegangan nominal, Q = parameter bentuk retak, dengan rasio a/2c, bisa dilihat dari

Maka nilai n dapat ditentukan nilainya gambar hubungan antara Q dengan rasio adalah 0,1bentuk retak a/2c. 1/2K = n (E. σ . ε ) Ic y f

1/2K = 0,1 (21000 x 589.9 x 0,478)Ic

= 24, 31 Mpa σ = 152, 45 MPa, berdasarkan persamaan Dimana : P = Tekanan pada tabung, D =

2K .Diameter dalam tabung, t = Tebal dinding I

tabung. Dimana σ/σ = 0,26 dan 2c = 3 maka Q = 1,6 o

maka besar panjang retak kritis (a ) yang c

menimbulakan kebocoran/perpatahan pada tabung adalah:

a =c

a = 10,7 mm.c

Jadi retak kritis (a ) 10,7 mm c

melebihi tebal tabung 2,2 mm, dengan Gambar 11. Parameter bentuk retak Q untuk

demikian retak akan menembus dinding retak permukaan dan retak dalam eliptik.

tabung berupa kebocoran baru kemudian

Jurnal Riset Industri Vol. VI No. 1, 2012, Hal. 61-74

72

pecah. Kondisi ini disebut “bocor sebelum t = 2,5 = 1,92 mmpecah/rusak” atau “leak before break”.

t min = 1,92 + 0,05 = 1,97 mm Analisa Ketebalan Bahan yang Diizinkan

Berdasarkan SNIKetebalan minimum dinding tabung Tak i kan yang t e r j ad i pada

yang diizinkan adalah 1,97 mm, untuk bisa sambungan las mempengaruhi juga dipergunakan, jika ketebalan tabung ≥ 1,97 terhadap tebal minimum yang diizinkan mm maka tabung dalam keadan aman dan berdasarkan standar SNI 1452 2007 untuk memenuhi standar SNI. Tetapi dengan tabung gas LPG 3 kg. Tebal dinding tabung adanya takikan maka tebal dinding tabung kontruksi 2 bagian berdasarkan perhitungan akan berkurang, dengan menggunakan rumus (AS 2469-1998) adalah sebagai rumus persamaan di atas maka tebal yang berikut adalah:paling minimum yang diizinkan dan masih

aman dipergunakan akibat adanya takikan.

Dimana untuk tabung gas LPG 3 kg

berdasarkan JIS G 3116 SG 295 maka

tegangan luluh minimal adalah 295 MPa,

dengan diameter luar tabung 261,92 mm, 2

dengan tekanan uji 31 kg/cm . Diketahui Do

= 261,92 mm, Ph = 3,1 MPa, f = 265,5

MPa, maka t dapat ditentukan :t minimum = t + CA, Dimana : t adalah tebal

minimum badan tabung (mm) diambil nilai

terbesar hasil perhitungan, Di adalah

diameter dalam tabung (mm), Do adalah t =

diameter luar tabung (mm), Rm adalah kuat t = 1,52 mmtarik minimum (MPa), Ph adalah tekanan uji

(MPa), f adalah tegangan maksimal yang t minimum = 1,52 + 0,05 = 1,57 mmdiperbolehkan, diambil 90% dari nilai yield

strength material tabung yang digunakan, Dari hasil perhitungan berdasarkan

bila nilai f dari yielg strength lebih besar dari SNI ketebalan yang paling minimum untuk

60% nilai tensile strength (Rm), maka nilai f tabung yang masih diizinkan adalah 1,57

yang digunakan adalah 60% Rm, CA adalah mm. Dengan panjang takikan 0,9 mm

corrosion allowance sebesar 0,01 mm sehingga ketebalan menjadi 2,2 - 0,9 = 1.3

pertahun dengan perhitungan umur pakai 5 mm, berati tabung dalam keadaan kritis dan

tahun. tidak sesuai dengan standar SNI.Dari data didapatkan bahan untuk

tabung gas PLG 3 kg berdasarkan standar KESIMPULAN DAN SARANJIS G 3116 SG 295 kekuatan tarik minimum

adalah 440 MPa, diameter dalam tabung Kesimpulan

adalah 260 mm. Berapa tebal minimum Dari hasil penelitian dan pengujian badan tabung yang terbesar diambil. terhadap tabung gas LPG 3 kg yang tidak Diketahui : Rm = kekuatan tarik minimum

bocor maupun tabung yang bocor dapat 440 MPa, Do = diameter luar tabung 260

ditarik suatu kesimpulan yaitu :mm, maka t minimum didapatkan :

Analisa Kegagalan Tabung Gas LPG ..... ( Tarmizi )

73

1. Persyaratan spesikasi bahan badan JIS Handbook, “Ferrous Materials & tabung secara umum memenuhi Metallurgy I”, Japanese Standards standard JIS G3116SG 295. Association, (2000), 674-678

JIS Handbook, “Ferrous Materials & 2. Dari hasil uji komposisi kimia tabung Metallurgy II”, Japanese Standards yang bocor mempunyai nilai CE < Association, (1979), pp 495-501. 0,40%, sehingga mempunyai

Suratman, Rochim, “Panduan Proses kemampuan untuk dilas, tetapi nilai Perlakuan Panas” ITB, Bandung, sensitivitas retaknya (P ) mendekati cm

(1994), pp 38-41. nilai kritis (2,3%) sehingga nilai Suratman, Rochim, “Panduan Proses kekuatan tarik dan keuletannya pada

Perlakuan Panas” ITB, Bandung, sambungan las menjadi turun.(1994), pp 38-41.

3. Kegagalan terjadi akibat adanya ASM Metal Handbook, “Atlas of

penipisan dinding tabung didaerah Microstructures of Industrial Alloys”,

kampuh las setelah proses joggling thVolume 7, 8 Edition, Materials Park,

sehingga parameter las yang Ohio 44073, (1972), pp 18.

digunakan menjadi lebih besar yang SNI 05-3563-1994, “Bejana Tekan”,

mengakibatkan cacat burn through Badan Standarisasi Nasional, pp

yang menyerupai takikan yang 149, 191.

merupakan inisiasi terjadinya retak SNI 07-3018-2006, “Baja Lembaran,

yang merambat menembus dinding Pelat dan Gulungan Canai Panas

tabung sehingga terjadi kebocoran.untuk Tabung Gas (Bj TG)”, ICS

4. Kebocoran tabung tersebut akibat 77.140.10, Badan Standarisasi kesalahan fabrikasi dan bukan Nasional, pp 2-3.kesalahan dari rancangan (design) SNI 1452:2007, “Tabung Baja LPG”, ICS karena tabung sudah dirancang 23.020.30, Badan Standarisasi dalam kondisi “leak before break”. Nasional.

ASM Handbook, Volume 6, “Welding Brazing and Soldering”, (1993), 602-Saran625, 1084.

1. Perlu pengawasan yang ketat pada ASTM, Volume 03.01, Meta ls ,

saat p roses fo rming sebab “Mechanical Testing“, E 8M-04,

parameter las yang digunakan Standard Test Methods for Tension

konstan dan otomatis sehingga Testing of Metallic Materials [metric],

apabila terjadi perbedaan ketebalan (2004), 1-3.

akan menyebabkan cacat las.Khan, Ibrahim Md., “Welding Science

2. Perlu pengawasan yang ketat pada and Technology” , New Age saat pengujian hidrostatik test sebab Internasional Publisher, New Delhi, cacat tersebut sebenarnya sudah (2007), pp 105-106, 108, 180-183, dapat terdeteksi pada saat uji Dieter, G.E., “Mechanical Metallurgy”, SI tersebut sehingga tidak akan Metric Edition, McGraw-Hill Book beredar di pasaran. Company (UK), Limited, Toronto,

(1988), 60-65, 262-271, 353-361.DAFTAR PUSTAKA

Kou, Sindo, “Welding Metallurgy”, ASME IX, “Welding and Brazing Second Edition, John Wiley & Son, Qualifications”, ASME Boiler & Inc., (2003), 170-172.Pressure Vessel Code, New York,

(2007), 4-10,

Jurnal Riset Industri Vol. VI No. 1, 2012, Hal. 61-74

74

Easterling, Kenneth, “Introduction to the SNI 07-3018-2006, “Baja Lembaran, Physical Metallurgy of Welding”, Pelat dan Gulungan Canai Panas Butterworths & Co. Ltd., London, untuk Tabung Gas (Bj TG)”, ICS (1983), 104-105, 156-181. 77.140.10, Badan Standarisasi

A S M H a n d b o o k , V o l u m e 9 , Nasional, pp 2-3.“ M e t a l l o g r a p h y a n d SNI 07-0408-1989, “Cara Uji Tarik Microstructures”, Formerly Ninth Logam”, Badan Standarisasi Edition, Metals Handbook, USA, Nasional.(1985). SNI 07-0410-1989, “Cara Uji Lengkung

ASM Metals Handbook Ninth Edition, Tekan”, ICS 77.040.10, Dewan Volume 11, “Failure Analysis and Standarisasi Nasional.Prevention”, Metals park, Ohio, Shimadzu Micro Hardness Tester, 1986. pp 49, 51. “Vickers Hardness Number Table”,

Krauss, George., “Steels: Heat Shimadzu, Corporation Kyoto Treatment and Process ing Japan.Principles”, ASM International, Kusharyanto, “Pengantar Analisa Material Park, Ohio 440073, Kegagalan Logam”. Jurusan (1990), pp 130-133. Teknik Metalurg i , UNJANI,

Suratman, Rochim, “Panduan Proses Bandung, 2007.Perlakuan Panas” ITB, Bandung, ASM, “Handbook of Residual Stress and (1994), pp 38-41. Deformation of Steel” ASM

ASM Metal Handbook, “Atlas of International, Material Park, Ohio, Microstructures of Industrial 2002 (#06700G), pp 1/1, 1/13,

th 1/15.Alloys”, Volume 7, 8 Edition, Materials Park, Ohio 44073, (1972), pp 18.

SNI 05-3563-1994, “Bejana Tekan”, Badan Standarisasi Nasional, pp 149, 191.

Analisa Kegagalan Tabung Gas LPG ..... ( Tarmizi )