jurnal
DESCRIPTION
jhjjyubnjjhTRANSCRIPT
![Page 1: jurnal](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012316/55cf8fef550346703ba16ea2/html5/thumbnails/1.jpg)
ANALISA KOMPOSIT MATRIK EPOXY DIPERKUAT SERAT BAMBU DAN SERBUK POHON KELAPA
Eko Rizqi Purwanto¹, Agus Wibowo², dan Rusnoto²
1. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti Tegal2. Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti Tegal
Jl. Halmahera KM 1 Gedung FT Tegal Email : [email protected]
Abstrak
Komposit adalah perpaduan dua material atau lebih yang berbeda fasa, yang menghasilkan material baru dengan sifat yang lebih baik dari pada komponen penyusunnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat mekanik komposit matriks Epoxy dengan penambahan fraksi berat serat bambu dan serbuk pohon kelapa.
Pembuatan komposit dilakukan dengan cara hand lay up, dimana panjang serat bambu dan serbuk pohon kelapa 10 cm, dengan arah serat sejajar. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik, pengujian bending dan pengujian impak yang dilakukan tiga kali pengulangan per variasi spesimen. Penelitian ini menggunakan serat bambu dan serbuk pohon kelapa dengan variasi fraksi berat sebesar 0%, 5%, 15% dan 25%. Spesimen pengujian tarik sesuai standar ASTM D 638 tipe III, spesimen pengujian bending sesuai standar ASTM D 790 dan spesimen uji impak sesuai standar ISO 179.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan uji tarik tertinggi komposit matriks Epoxy dengan penambahan fraksi berat serat bambu dan serbuk pohon kelapa dimiliki oleh komposit dengan variasi penambahan serat dan serbuk sebesar 5% yaitu 388,20 Kgf/cm2 untuk nilai kuat tarik sedangkan yang terendah dimiliki oleh komposit tanpa serat dan serbuk yaitu 250,35 Kgf/cm2, kekuatan bending tertinggi dimiliki oleh komposit tanpa serat yaitu 77,21 Kgf/cm2 untuk nilai kuat bending sedangkan yang terendah dimiliki oleh komposit dengan variasi serat sebesar 25% yaitu 39,02 Kgf/cm2 untuk nilai kuat bending, kekuatan impak tertinggi dimiliki oleh komposit dengan variasi serat dan serbuk sebesar 25% yaitu 3,65 J/cm2 untuk harga impak, sedangkan yang terendah dimiliki oleh komposit dengan variasi sebesar 15% yaitu 2,20 J/cm2untuk harga impak.
Kata Kunci : Komposit,Epoxy,Serat bambu,Serbuk pohon Kelapa,Uji Tarik, Uji Bending, Uji impak
PENDAHULUAN
Komposit adalah perpaduan dua
material atau lebih yang berbeda fasa,
yang menghasilkan material baru dengan
sifat yang lebih baik daripada komponen
penyusunnya. Bahan komposit
mempunyai ciri-ciri dan komposisi yang
berbeda-beda untuk menghasilkan suatu
bahan yang mempunyai sifat dan ciri
tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri
konstituen asalnya ( Agarwal dan
Broutman : 1990).
Munculnya peraturan pemerintah
dan berkembangnya kesadaran
![Page 2: jurnal](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012316/55cf8fef550346703ba16ea2/html5/thumbnails/2.jpg)
masyarakat untuk melestarikan
lingkungan hidup telah memicu
pergeseran paradigma untuk mendesain
material yang ramah lingkungan.
Pemakaian material komposit dengan
matriks termoset dan termoplastik yang
menggunakan serat atau serbuk pertanian
sebagai sistem penguatan
(reinforcements), yang berasal dari
sumber daya alam yang terbaharui, dapat
memberikan manfaat positif, yaitu dari
sisi pelestarian lingkungan, terutama
dalam kaitannya dengan kemudahan
mekanisme pembuangan material ke
alam setelah habis masa pakainya
(ultimate disposability), dan pemanfaatan
bahan baku yang tersedia berlimpah di
alam (sustainability resources) (Seto
Roseno : 2003)
Pada penelitian ini dilakukan
pembuatan komposit ramah lingkungan
menggunakan bahan hayati yang
bersumber dari alam. Dalam penelitian
ini pembuatan komposit dari resin epoxy
karena telah dikenal luas penggunaannya
pada bidang elektronik dan otomotif.
Untuk meningkatkan sifat mekanik dan
biodegraditas, dilakukan penambahan
serat dan serbuk yang bersumber dari
alam. Penggunaan serat bambu dan
serbuk pohon kelapa sebagai penguat
komposit epoxy dapat menggantikan
serat dan serbuk sintetis. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan untuk
memanfaatkan limbah serat bambu dan
serbuk pohon kelapa yang ada menjadi
bahan yang berguna komersial dan
sebagai alternative bahan penguat pada
komposit
Pengujian Tarik komposit
Pengujian tarik adalah salah satu
uji stress-strain mekanik yang bertujuan
mengetahui kekuatan material terhadap
gaya tarik. Dalam pengujiannya, material
uji ditarik sampai putus. Uji tarik adalah
cara pengujian bahan yang paling
mendasar. Pengujian tarik sangat
sederhana, tidak mahal dan sudah
mengalami standarisasi di seluruh dunia.
Dengan menarik suatu material itu
bertambah panjang. Hasil dan pengujian
ini adalah tegangan dan regangan dapat
dirumuskan berikut :
a) Tegangan (Yield)
Secara singkat tegangan yaitu
nilai beban dibagi dengan luas
penampang. Perhitungan untuk
menentukan tegangan pada hasil
pengujian tarik dapat dihitung dengan
rumus berikut.
σ max ¿ PA
Atauσ max ¿ PBxt
...
(1)
Dimana :
σ max = Tegangan maksimum
(Kgf/cm2)
![Page 3: jurnal](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012316/55cf8fef550346703ba16ea2/html5/thumbnails/3.jpg)
P = Beban (Kgf)
A =Luas penampang spesimen
(mm2)
B = Lebar spesimen (mm)
t = Tebal spesimen (mm)
b) Regangan (Strain) (e)
Perbandingan antara
pertambahan panjang (Δl) dengan
panjang mula-mula disebut regangan.
(e)= ((Lu – Lo)/ Lo) x 100% ...
(2)
Dimana :
Lu = panjang sesudah patah
Lo = panjang mula-mula
Pengujian Bending Komposit
Pengujian suatu bahan
dimaksudkan untuk memperoleh
kepastian mengenai sifat-sifat dan
kekuatan bahan tersebut. Melalui
pengujian yang teliti akan diketahui
apakah bahan tersebut dapat digunakan
untuk suatu konstruksi tertentu.
Pengujian bending (bengkok) static
merupakan salah satu pengujian yang
dipakai sejak lama karena dapat
dilakukan terhadap batang uji berbentuk
sederhana. Pengujian bengkok dapat
dilakukan terhadap bahan getas dan
untuk bahan liat dimaksudkan agar dapat
menentukan adanya cacat dan retakan
pada permukaan material. Pengujian
bengkok pada bahan keras dan getas
adalah cara terbaik untuk menentukan
kekuatan dan kegetasan.Pada material
yang homogen dapat dilakukan pengujian
dengan batang sederhana dengan dua titik
dudukan dan pembebanan pada tengah-
tengah batang uji (three point bending),
maka tegangan maksimum dapat dihitung
dengan Persamaan berikut (ASTM D
790) :
σ= 3 PL
2b d2
.................................(3)
Dimana:
σ = Kekuatan bending (Mpa)
P = Beban (N)
L = Panjang span (mm)
b = lebar batang uji (mm)
d = tebal batang uji (mm)
Pengujian Impak Komposit
Ketangguhan komposit dapat diketahui dengan menggunakan uji impak (impact test). Uji ini bertujuan untuk mengukur ketangguhan atau kemampuan suatu bahan dalam menyerap energi sebelum patah (toughness).Pengujian impak mengacu pada standar ISO 179 (Plastic-Determination of Charpy Impact Properties).
Kekuatanimpak= Wb i× hi
.....(4)
![Page 4: jurnal](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012316/55cf8fef550346703ba16ea2/html5/thumbnails/4.jpg)
80 mm
30o
20 mm
180 mm
10 mm
10 mm
180 mm
20 mm
2mm10mm
55 mm
10mm
45o
Dengan:
W = energi terserap benda uji (J/mm²)
bi = lebar benda uji impak (mm)
hi = tebal benda uji impak (mm)
2. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini bahan yang
digunakan yaitu serat Bambu dan serbuk
pohon kelapa sebagai bahan penguat
komposit dan resin epoxy sebagai bahan
matriks dengan campuran hardener
sebagai katalis. Penelitian ini akan
mencari pengaruh penambahan serat
Bambu dan serbuk pohon kelapa
terhadap sifat mekanik komposit matriks
epoxy dengan memvariasikan fraksi
berat sebesar 0%, 5 %, 15% dan 25%.
Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruhnya akan dilakukan pengujian
mekanik yang meliputi pengujian tarik,
pengujian bending dan pengujian impak.
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan alat dan bahan sebagai
berikut :
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain :
a) Timbangan digital
Timbangan digunakan untuk
menimbang berat matriks, serat dan
serbuk yang dicampurkan sesuai
dengan fraksi beratnya. Selain itu juga
untuk menguji hasil komposit apakah
sesuai dengan fraksi berat yang
ditentukan.
b) Cetakan
Cetakan komposit terbuat dari plat
yang berbentuk segi panjang dengan
masing-masing panjang 23 cm dan
lebar 13 cm.
c) Gelas ukur
Gelas ukur digunakan untuk menakar
matriks sesuai dengan hasil
perhitungan fraksi berat.
d) Jangka sorong
Jangka sorong digunakan untuk
mengukur panjang, lebar dan tebal
spesimen. Adapun dimensi spesimen
uji pada penelitian ini ditunjukkan
pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.1 Spesimen uji tarik (ASTM 638)
Gambar 2.2 Spesimen uji bending (ASTM D 790)
![Page 5: jurnal](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012316/55cf8fef550346703ba16ea2/html5/thumbnails/5.jpg)
Gambar 2.3 Spesimen uji impak (ISO 179)
e) Gergaji Besi
Gergaji besi digunakan untuk
memotong hasil komposit untuk
dibentuk menjadi spesimen uji yang
telah ditentukan standar ukurannya.
f) Mesin Vacum
Mesin vacum digunakan untuk
menyerap udara pada saat
pembuatan komposit agar
gelembung udara tidak terjebak di
dalamnya.
g) Oven
Oven digunakan untuk mempercepat
pembentukan komposit agar cepat
kering.
h) Alat Uji Sifat Mekanik
Alat uji yang digunakan untuk
mengetahui sifat mekanik komposit
polimer yang digunakan ada dua
macam yaitu :
1) Alat uji tarik dan bending
Alat atau mesin yang digunakan
dalam penelitian ini untuk
mengetahui nilai kuat tarik dan
nilai kuat bending yaitu Universal
Testing Machine. Pengujian
mengacu pada standar ASTM D
638 (Standard Test Method for
Tensile Properties of Plastics)
untuk uji tarik dan standar ASTM
D 790-02 (Standard Test Methods
for Flexural Properties of
Unreinforced and Reinforced
Plastics and Electrical Insulating
Materials) untuk uji bending.
2) Alat uji impak
Alat uji impak yang digunakan
dalam penelitian ini adalah mesin
uji impak jenis Charpy. Pengujian
impak mengacu pada standar ISO
179 (Plastic-Determination of
Charpy Impact Properties).
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain :
a) Larutan NaOH
Larutan ini digunakan untuk
merendam bambu dalam
proses pembuatan serat.
b) Serat Bambu Apus
Serat bambu Apus digunakan
sebagai penguat komposit.
c) Serbuk Pohon Kelapa
Serbuk pohon kelapa
digunakan sebagai penguat
komposit.
d) Resin Epoxy dan Hardener
Resin Epoxy dan Hardener
digunakan sebagai matriks
dalam komposit didapat dari
PT. Justus Kimia Raya
Semarang.
Untuk komposisi pencampuran resin
Epoxy, Hardener dan serat
menggunakaan fraksi berat pada
masing- masing variasi penambahan.
Komposisi penambahan fraksi berat
![Page 6: jurnal](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012316/55cf8fef550346703ba16ea2/html5/thumbnails/6.jpg)
masing-masing penyusun ditunjukkan
pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Komposisi penyusun dalam komposit
N
o
.
Fraksi
berat
Berat
Epoxy
Berat
Harden
er
Berat
Serat
Berat
Serbuk
1 0% 154 154 0 0
2 5% 146,3 146,3 7,7 7,7
3 15% 130,9 130,9 23,1 23,1
4 25% 115,5 115,5 38,5 38,5
3. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
3.1 Data Analisa Kekuatan Tarik
Komposit
Pengujian tarik komposit matriks
Epoxy serat Bambu dan serbuk pohon
kelapa dengan menggunakan mesin uji
tarik SHIMADZU UH 1000 KNI untuk
menguji 4 spesimen tarik komposit untuk
masing-masing fraksi berat.
Spesimen komposit matriks Epoxy yang
tidak ditambahkan serat atau dengan
variasi 0% telah diuji tarik dan di
dapatkan nilai-nilai sifat mekaniknya.
Data yang didapat akan dijadikan
pembanding untuk komposit matriks
Epoxy yang telah ditambahkan serat dan
serbuk atau mempunyai variasi yang
telah ditentukan.
Spesimen dengan variasi
penambahan serat dan serbuk sebesar
5%, 15% dan 25% juga telah diuji tarik.
Data hasil pengujian tarik untuk masing-
masing variasi penambahan serat
ditunjukkan pada tabel 3.1 di bawah ini.
Epoxy + serat + serbuk
0%
Epoxy + serat + serbuk
5%
Epoxy + serat + serbuk
15%
Epoxy + serat + serbuk
25%
220.00230.00240.00250.00260.00270.00280.00290.00300.00
250.350000000001
294.88
256.64 258.45
X � Kuat Tarik (Kgf/cm2)
Gambar 3.1 Grafik hasil uji tarik komposit
Dari Gambar Grafik 3.1. diatas terjadi
kenaikan kuat tarik yaitu pada
penambahan fraksi berat 5% sebesar
294,88 Kgf/cm². Sedangkan pada 0%,
15%, 25% berturut-turut adalah 250,35
Kgf/cm², 256,64 Kgf/cm² dan 258,45
Kgf/cm². Dari hasil uji tarik tersebut
komposit matriks Epoxy yang telah
ditambahkan serat dan serbuk memiliki
nilai kuat tarik yang lebih tinggi
dibandingkan dengan komposit matriks
Epoxy tanpa serat (0%), kuat tarik paling
optimal sebesar 294,88 Kgf/cm2 . Hal ini
dikarenakan serat dan serbuk yang
![Page 7: jurnal](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012316/55cf8fef550346703ba16ea2/html5/thumbnails/7.jpg)
digunakan sebagai alternatif penguat
cukup bekerja dengan baik dalam
mendistribusikan dan menahan beban
serta menghasilkan kuat tarik yang
optimal.
3.2 Data Analisa Kekuatan Bending
komposit
Pengujian bending komposit
matriks Epoxy serat bambu dan serbuk
pohon kelapa dengan menggunakan
mesin uji bending SHIMADZU UH 1000
KNI untuk menguji 4 spesimen bending
komposit untuk masing-masing fraksi
berat. Untuk data hasil komposit matriks
Epoxy tanpa serat bambu dan serbuk
pohon kelapa (0%) telah ditunjukkan di
dalam Tabel 4.1, sedangkan untuk
komposit matriks Epoxy dengan variasi
penambahan serat bambu dan serbuk
pohon kelapa sebesar 5%, 15% dan 25%
ditunjukkan pada Grafik di bawah ini.
Epoxy + serat + serbuk
0%
Epoxy + serat + serbuk
5%
Epoxy + serat + serbuk
15%
Epoxy + serat + serbuk
25%
01020304050607080
67.26
42.2946.55
39.02
X � Kuat bending (Mpa)
Gambar 3.2 Grafik hasil uji bending komposit
Dari Gambar Grafik 3.2. diatas dengan
penambahan fraksi berat serat dan serbuk
tidak memberikan pengaruh yang
signifikan pada kuat bending. Dimana
pada (0%) menjadi paling tinggi yaitu
sebesar 67,26 Mpa2 . Sedangkan pada
variasi 5%, 15% dan 25% berturut-turut
adalah 42,29 Mpa², 46,55 Mpa² dan
39,02 Mpa². Dari hasil uji bending
tersebut komposit matriks Epoxy yang
telah ditambahkan serat dan serbuk
memiliki nilai yang lebih rendah
dibandingkan dengan komposit matriks
Epoxy tanpa serat dan serbuk (0%), hal
ini dikarenakan ikatan molekul pada
komposit matriks Epoxy tanpa serat dan
serbuk lebih kuat dibandingkan komposit
matriks Epoxy yang telah ditambahkan
serat bambu dan serbuk pohon kelapa.
Faktor tidak melekatnya antara serat
bambu dan serbuk pohon kelapa dengan
matriks juga mempengaruhi nilai yang
dihasilkan pada uji bending ini karena
pada bagian tengah komposit cenderung
rapuh.
3.3 Data Analisa Kekuatan Impak
Komposit
Pengujian bending komposit
matriks Epoxy serat bambu dan serbuk
pohon kelapa dengan menggunakan
mesin uji impak Hung Ta HT-8041 untuk
![Page 8: jurnal](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012316/55cf8fef550346703ba16ea2/html5/thumbnails/8.jpg)
menguji 4 spesimen impak komposit
untuk masing-masing fraksi berat. Untuk
data hasil uji impak komposit matriks
Epoxy dengan variasi penambahan serat
dan serbuk sebesar 0%, 5%, 15% dan
25% ditunjukkan pada Grafik di bawah
ini.
Epoxy + serat dan
serbuk 0%
Epoxy + serat dan
serbuk 5%
Epoxy + serat dan
serbuk 15%
Epoxy + serat dan
serbuk 25%
00.5
11.5
22.5
33.5
4
3.18 3.29
2.2
3.65
X �Harga Impak (J/cm2)
Gambar 3.3 Grafik hasil uji impak
Dari Gambar Grafik 3.3. diatas terjadi
kenaikan harga impak yaitu pada
penambahan fraksi berat 25% yaitu
sebesar 3,65 J/cm². Sedangkan pada 0%,
5%, 15% berurut-turut adalah 3,18 J/cm²,
3,29 J/cm² dan 2,20 J/cm². Dari hasil uji
impak tersebut komposit matriks Epoxy
yang telah ditambahkan serat dan serbuk
memiliki nilai harga impak yang lebih
tinggi dibandingkan dengan komposit
matriks Epoxy tanpa serat dan serbuk
(0%), harga impak paling optimal sebesar
3,65 J/cm² . Hal ini dikarenakan kekuatan
komposit yang merata disetiap tempat
dan distribusi serat dan serbuk yang
merata dalam variasi penambahan 25%
sehingga energi yang diserap optimal.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pengujian
Tarik, pengujian bending dan impak
yang telah dilakukan pada bahan
komposit resin epoxy dengan penguat
serat bambu dan serbuk pohon kelapa,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kekuatan tarik dari bahan komposit
epoxy dengan penguat serat bambu
dan serbuk pohon kelapa cenderung
meningkat yaitu pada penambahan
fraksi berat 5% sebesar 294,88
Kgf/cm². Sedangkan pada 0%, 15%,
25% berturut-turut adalah 250,35
Kgf/cm², 256,64 Kgf/cm² dan
258,45 Kgf/cm².
2. Dengan penambahan fraksi berat
serat dan serbuk tidak memberikan
pengaruh yang signifikan pada kuat
bending. Dimana pada (0%) menjadi
paling tinggi yaitu sebesar 67,26
Mpa2 . Sedangkan pada variasi 5%,
15% dan 25% berturut-turut adalah
42,29 Mpa², 46,55 Mpa² dan 39,02
Mpa².
3. Hasil pengujian impak nilai terbaik
terdapat pada bahan komposit
dengan komposisi serat dan serbuk
25% yaitu sebesar 3,65 J/cm² dan
nilai harga impak terendah dari
![Page 9: jurnal](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012316/55cf8fef550346703ba16ea2/html5/thumbnails/9.jpg)
pengujian impak dengan komposisi
serat 15% yaitu 2,20 J/cm².
DAFTAR PUSTAKA
ASTM International. 1994. Standard Test
Method for Tensile Properties of
Plastics. D 638 Annual Book of
ASTM Standars. American Society
for Testing and Materials,
Philadelphia, United States of
America.
ASTM International. 2002. Standard Test
Method for Flexural Properties of
Unreinforced and Reinforced
Plastics and Electrical Insulating
Materials, D 790-02 Annual Book
of ASTM Standars. American
Society for Testing and Materials,
Philadelphia, United States of
America.
Bilangapax. Adalah Indonesia : EPOXY.
Diakses dari
http://bilangapax.blogspot.com/2
011/02/epoxy.html?, 18 Januari
2014.
Calister, William D. 2007. Jr. Material
Science and Engineering An
Introduction, Edisi 8, John Wiley
& Sons Inc, New York, United
States of America.
Carli, Widyanto S.A, Haryanto I., 2012.
Analisis Kekuatan Tarik Dan
Lentur Komposit Serat Gelas
Jenis Woven Dengan Matriks
Epoxy Dan Polyester Berlapis
Simetri Dengan Metoda
Manufaktur Hand Lay-Up.
Jurnal, Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Politeknik Negeri
Semarang, Semarang.
Dieter, G.E., 1992. Metalurgi Mekanik ,
Jilid I dan II, terjemahan Sriati
Djaprie, Erlangga, Jakarta.
Gibson, Ronald F., 1994. Principles Of
Composite Material Mechanics.
McGraw-Hill, Inc., Michigan,
United States of America.
I Gusti Ketut Puja. 2010. Studi Sifat
Impak Ketahanan Aus Dan
Koefesien Gesek Bahan
Komposit Arang Limbah Serbuk
Gergaji KayuGlugu Dengan
Matriks Epoxy. Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin, Vol. 4, No.2.
Oktober 2010, Fakultas Teknik,
Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
ISO. Plastics-Determination of Charpy
Impact Properties, ISO 179
Second Edition, International
Standard, Switzerland, 2010.
Mallick, P.K. ( 2007). Fiber-reinforced
composites : materials,
manufacturing, and design 3rd
ed. CRC Press Taylor & Francis
Group.
![Page 10: jurnal](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012316/55cf8fef550346703ba16ea2/html5/thumbnails/10.jpg)
Material12-its. Uji Impak. Diakses dari
http://material12-
its.blogspot.com/2011/08/uji-
impak.html, 10 Februari 2014.
Mohammad Machbubi. 2010. Pengaruh
Fraksi Berat Serbuk Serat Aren
Terhadap Sifat Fisik dan
Kekuatan Bending Komposit
Semen-Serbuk Serat Aren
(Arenga Pinata). Skripsi, Jurusan
Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Nugroho, P.A et. all. 2010. Analisa Sifat
Mekanik Komposit Serat Tebu
Dengan Matriks Resin Epoxy.
Jurnal, Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas
Pancasakti, Tegal.
Rihayat T, Suryani. 2010. Pembuatan
Polimer Komposit Ramah
Lingkungan Untuk Aplikasi
Industri Otomotif Dan
Elektronik. Jurnal, Jurusan
Teknik Kimia, Politeknik Negeri
Lhokseumawe. Aceh.
Rimbun Turnip. Penggunaan Komposit
Epoksi Berpenguat Serat Kevlar
Sebagai Bahan Alternatif
Mengatasi Kebocoran Pipa.
Skripsi, Jurusan Teknik
Metalurgi dan Material, Fakultas
Teknik, Universitas Indonesia,
Depok, 2010.
Sukarja, Heribertus. 2013. Pengaruh
Penambahan Clay Terhadap
Sifat Mekanik Komposit Hibrid
Epoksi/ Serat Gelas. Jurnal
Angkasa, Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas
Proklamasi 45, Yogyakarta.
Widiartha, I.G et. all. 2012. Study
Kekuatan Bending dan Struktur
Mikro Komposit Polyethylene
yang Diperkuat oleh Hybrid
Serat Sisal dan Karun Goni.
Jurnal ISSN : 2088-088X,
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Mataram,
Mataram.
Wikipedia. Epoksi. Diakses dari
http://id.wikipedia.org/wiki/
Epoksi, 18 Januari 2014.
Wiyono T, Kuncoro, 2011. Kekuatan
Tarik dan Bending Komposit
Serat Limbah Kain Tekstil
(Singsin) Dengan Menggunakan
Perekat Resin Polyester. Jurnal
Politeknosains, Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.