jurnal

Upload: alber-met

Post on 11-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    SIMULASI ALIRAN LALU LINTAS PADA SEGMEN PENYEMPITAN

    GEOMETRIK (BOTTLENECK) DENGAN MENGGUNAKAN

    VISSIM 5.40

    (Studi Kasus pada Jalan T.Nyak Arief Km 6 Lamnyong, Banda Aceh)

    Zianul Furqan, ST

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik

    Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

    ABSTRAK

    Pertumbuhan lalu lintas di masa yang akan datang tentu akan memerlukan perencanaan dan

    pengendalian arus lalu lintas pada jaringan jalan sehingga diharapkan mampu melayani

    arus lalu lintas. Hambatan lalu lintas yang terdapat pada ruas Jl. T. Nyak Arief Km 6 adalah

    penyempitan jalan (bottleneck). Penyempitan jalan adalah suatu bagian jalan dengan kondisi

    kapasitas jalan sesudahnya lebih kecil dari bagian masuk (sebelumnya). Penyempitan ruas

    jalan akan menimbulkan hambatan dalam lalu lintas, yaitu terjadinya penurunan kecepatan,

    menambah waktu perjalanan dan timbulnya antrian kenderaan. Akan tetapi pengaruh

    penyempitan jalan tidak berarti sama sekali apabila arus lalu-lintas (demand) lebih kecil

    dari pada daya tampung atau kapasitas jalan (supply) pada daerah penyempitan sehingga

    arus lalu lintas dapat terlewatkan dengan mudah tanpa ada hambatan. Tujuan dari tugas

    akhir ini adalah untuk memvisualisasikan aliran lalu lintas pada lokasi tinjauan dan

    menentukan tolak ukur aliran lalu lintas Measurement Of Effectiveness (MOEs) dengan

    menggunakan VISSIM 5.40. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data yang diamati

    pada hari Rabu 23 Mei 2012 dan Kamis 24 Mei 2012, data yang dikumpulkan adalah data

    geometrik jalan, volume lalu lintas kemudian diolah untuk mendapatkan kecepatan, headway

    dan waktu perjalanan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah volume puncak terjadi

    pada hari Kamis 24 Mei 2012 pukul 07.30-08.30 WIB. Pada kondisi normal (free flow)

    didapat volume sebesar 1660 smp/jam, kecepatan 45,04 km/jam dan headway 1,157 detik,

    pada kondisi penyempitan (bottleneck) didapat volume sebesar 1592 smp/jam, kecepatan

    11,11 km/jam dan headway 2,573 detik dan waktu perjalanan 165 detik. Dari hasil di

    lapangan maka akan disimulasikan ke dalam software VISSIM 5.40 yang menghasilkan

    ouput volume lalu lintas 1455 smp/jam, kecepatan 9,59 km/jam dan waktu perjalanan 155,6

    detik. Validasi dilakukan dengan membandingkan data observasi di lapangan dengan hasil

    simulasi diperoleh volume lalu lintas 12 %, kecepatan 14 % dan waktu perjalanan 6 %.

    Ketiga parameter tersebut memperlihatkan bahwa hasil validasi dibawah 15%. Maka

    Measurement Of Effectiveness (MOEs) hasil simulasi VISSIM 5.40 dapat diterima dan

    mewakili kondisi aliran lalu lintas di lapangan.

    PENDAHULUAN

    Penelitian ini untuk menyelidiki dan memvisualisasikan aliran lalu lintas pada penyempitan

    geometrik (bottleneck) dan menentukan tolak ukur aliran lalu lintas Measurement Of

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    Effectiveness (MOEs) dengan menggunakan software simulasi lalu lintas VISSIM 5.40.

    Simulasi dilakukan dengan mengkalibrasi parameter lapangan dan menggunakan random

    seed simulasi agar membentuk aliran lalu lintas untuk dapat mewakili kondisi di lapangan.

    Hasil yang dicapai berupa visualisasi aliran lalu lintas berupa video file ataupun VISSIM 5.40

    file. Selain itu parameter tolak ukur aliran lalu lintas juga ditentukan berdasarkan kalibrasi

    parameter dan skenario penggandaan random seed. Adapun rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah parameter kecepatan, volume dan waktu perjalanan kenderaan yang

    diakibatkan oleh penyempitan geometrik (bottleneck) pada lokasi tinjauan.

    Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kamera perekam digital (handy

    cam) yang secara otomatis dapat merekam aktifitas aliran lalu lintas pada ruas jalan tersebut.

    Pengambilan data dilakukan pada hari Rabu dan Kamis, masing-masing pada waktu pagi

    pukul 07.30-08.30 WIB dan sore pukul 17.30-18.30. Pada jam-jam tersebut diperkirakan

    terjadinya peak hour (jam puncak). Pengambilan data geometrik pada segmen Jalan T.Nyak

    Arief dilakukan dengan pengukuran langsung di lapangan. Data yang didapat dikumpulkan

    kemudian disimulasikan dengan software VISSIM 5.40 guna mendapatkan hasil dari

    penelitian ini.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Karakteristik Lalu Lintas

    Karakteristik dasar arus lalu lintas adalah arus, kecepatan, dan kerapatan.

    Karakteristik ini dapat diamati dengan cara makroskopik atau mikroskopik. Pada tingkat

    mikroskopik analisis dilakukan secara individu sedangkan pada tingkat makroskopik analisis

    dilakukan secara kelompok (Soedirdjo, 2002: 24). Tabel 2.1 menggambarkan kerangka dasar

    dari karakteristik lalu lintas.

    Tabel 2.1 Kerangka Dasar Karakteristik Lalu Lintas

    Karakteristik Lalu Lintas Mikroskopik Makroskopik

    Arus Waktu Antara (Time Headway) Tingkat Arus

    Kecepatan Kecepatan Individu Kecepatan Rata-rata

    Kerapatan Jarak Antara(Distance Headway) Tingkat Kerapatan

    Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga, 1990

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    Parameter karakteristik arus lalu lintas

    Terdapat 8 (delapan) variabel atau ukuran dasar yang digunakan untuk menjelaskan

    karakteristik arus lalu lintas. Tiga variabel utama (makroskopis) adalah kecepatan (v), volume

    (q), dan kerapatan/density (k). Tiga variabel lain (mikroskopis) yang digunakan dalam

    analisis arus lalu lintas adalah time headway (h), spacing (s), dan lane occupancy (R). Serta

    dua parameter lain yang berhubungan dengan spacing dan headway yaitu, clearance (c) dan

    gap (g) (Khisty, 2003).

    Volume Lalu-lintas (Flow)

    Volume lalu lintas diartikan sebagai jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik di jalan per

    lajur atau jalur dalam interval waktu tertentu (Roger dkk, 2004:106). Satuan volume

    dinyatakan dalam kendaraan persatuan waktu (jam/hari).

    Kecepatan dan Waktu tempuh

    Menurut Rojer dkk (2004 : 106), kecepatan dan waktu pergerakan berbanding terbalik,

    seperti diuraikan dalam persamaan berikut:

    S = d

    t ............................ (2.1)

    Dimana :

    S = Kecepatan, MPH atau Km/jam

    d = jarak yang di tempuh, mil, ft atau m

    t = Waktu tempuh, jam atau detik

    Time Headway (waktu antara)

    Time headway adalah selisih waktu antar kendaraan yang beriringan yang melewati suatu

    titik tertentu dalam satu lajur (Salter, 1974). Karena time headway pada kenyataannya terdiri

    dari dua jenis waktu yaitu waktu okupansi (occupancy time) dan waktu antara (time gap).

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    Up stream

    Cross section Bottleneck Down stream

    Cross section

    Ekivalen Mobil Penumpang

    Tabel 2.2 Faktor Ekivalen Mobil Penumpang

    Tipe Jalan

    Arus Lalu lintas per

    jalur

    EMP

    (kend/jam) HV MC

    Dua Lajur satu arah (2/1) 0 1,3 0,4

    Empat lajur terbagi (4/2 D) > 1050 1,2 0,25

    Tiga lajur satu arah (3/1) 0 1,3 0,4

    Enam lajur terbagi (6/2 D) >1100 1,2 0,25

    Sumber: MKJI : Hal 5-38, Tabel A-3 : 1

    Penyempitan Jalan (Bottleneck) Sistem Transportasi

    Bottleneck merupakan suatu kondisi dimana jalan mengalami penyempitan sehingga

    kapasitas jalan menjadi lebih kecil dari bagian sebelum (upstream) dan sesudahnya

    (downstream) (Budiarto, 1998).

    Menurut Brilion, dkk. yang dikutip kembali dari Sugiarto (2012:15) menyebutkan bahwa

    bottleneck dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

    1. Systematic Bottleneck

    Systematic Bottleneck merupakan kondisi dimana terjadinya penyempitan geometrik

    jalan, yaitu dari keadaan dalam kondisi normal tiba-tiba terjadi penyempitan ruas

    jalan.

    Gambar 2.1 Systematic bottleneck

    Sumber : Sugiarto (2012:15)

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    2. Unsystematic Bottleneck

    Unsystematic Bottleneck disebut juga virtual bottleneck yaitu merupakan kondisi

    dimana terjadinya pengurangan kapasitas jalan akibat adanya hambatan samping

    seperti: adanya kecelakaan yang mengakibatkan sebagian lebar jalan ditutup, parkir di

    badan jalan, pedagang kaki lima, dll.

    Gambar 2.2 Unsystematic bottleneck (virtual bottleneck)

    Sumber : Sugiarto (2012:15)

    Software VISSIM 5.40

    Definisi VISSIM 5.40

    Menurut PTV-AG (2011), VISSIM adalah multi-moda lalu lintas perangkat lunak

    aliran mikroskopis simulasi. Hal ini dikembangkan oleh PTV (Planung Transportasi Verkehr

    AG) di Karlsruhe, Jerman. Nama ini berasal dari "Verkehr Stdten - SIMulationsmodell"

    (bahasa Jerman untuk "Lalu lintas di kota - model simulasi"). VISSIM dimulai pada tahun

    1992 dan saat ini pemimpin pasar global. VISSIM model simulasi telah dipilih untuk

    mengkalibrasi kondisi lalu lintas.

    Kemampuan VISSIM 5.40

    Menurut PTV-AG (2011), VISSIM menyediakan kemampuan animasi dengan

    perangkat tambahan besar dalam 3-D. Simulasi jenis kendaraan (yaitu dari mobil penumpang,

    truk, kereta api ringan dan kereta api berat). Selain itu, klip video dapat direkam dalam

    program, dengan kemampuan untuk secara dinamis mengubah pandangan dan perspektif.

    Elemen visual lainnya, seperti pohon, bangunan, fasilitas transit dan rambu lalu lintas, dapat

    dimasukkan ke dalam animasi 3-D.

    Up stream

    cross section Virtual

    Bottleneck

    Downstream

    cross section

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    Input Data, Simulasi dan Kalibrasi VISSIM 5.40

    Menurut PTV-AG (2011), tahap pengumpulan data adalah tugas yang paling penting dalam

    penelitian ini. Mikroskopis simulasi model VISSIM memiliki persyaratan rumit input data

    dan memiliki parameter model banyak. Untuk membangun model VISSIM simulasi untuk

    jaringan ini dan untuk mengkalibrasi lalu lintas lokal, dua jenis data yang diperlukan yaitu :

    tipe pertama adalah input data dasar yang digunakan untuk jaringan coding dari model

    simulasi dan tipe kedua adalah data observasi digunakan untuk kalibrasi parameter model

    simulasi. Input data dasar termasuk data geometri jaringan, data volume lalu lintas dan

    karakteristik kendaraan, tuntutan perjalanan, komposisi kendaraan, tanda berhenti dan lalu

    lintas sistem kontrol.

    Parameter Kalibrasi VISSIM 5.40

    Menurut PTV-AG (2011), model parameter yang berhubungan dengan atribut fisik dari

    pengembangan model VISSIM. Mendefinisikan langkah kalibrasi dalam mikro-simulasi

    pemodelan. Ini kalibrasi awal dilakukan untuk mengidentifikasi nilai-nilai untuk penyesuaian

    Gambar 2.3 : Tingkat karakteristik lalu-lintas model

    Sumber : PTV-Vision 2008

    VISUM

    VISSIM

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    kapasitas parameter yang menyebabkan model untuk mereproduksi terbaik kapasitas lalu

    lintas diamati/kondisi lalu lintas di lapangan.

    METODE PENELITIAN

    Survey Pendahuluan

    Survei pendahuluan ini untuk mengetahui gambaran umum dari lokasi penelitian dan untuk

    menentukan perumusan dan identifikasi masalah.

    Kegiatan ini meliputi :

    Survei Pendahuluan dan Penentuan

    Lokasi Penelitian

    Studi Literatur

    Data Primer

    Geometrik

    VolumeLalu lintas

    Kecepatan

    Headway

    Waktu Perjalanan

    Data Sekunder

    Peta Jaringan Jalan Kota Banda Aceh

    Peta Lokasi Penelitian

    Input Data Simulasi

    Geometrik

    Data Traffic

    Parameter Kalibrasi

    Penggandaan Random Seed

    Evaluasi dan Penentuan MOEs

    Volume Lalu Lintas

    Kecepatan

    Waktu Perjalanan

    Hasil

    Video Visualisasi

    Final Parameter MOEs

    Kesimpulan dan Saran

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    1. Menentukan metode yang didasarkan pada kemampuan data yang digunakan

    2. Mengamati kondisi di lapangan serta menaksir keadaan yang berkaitan dengan mutu

    data yang diambil, meliputi :

    a. Lebar lajur

    b. Lebar bahu jalan

    c. Jumlah lajur

    d. Karakteristik lalu lintas

    e. Volume lalu lintas

    f. Kecepatan lalu lintas

    g. Komposisi kendaraan yang lewat

    h. Kondisi geometrik

    Metode Pengumpulan Data

    Data pada penelitian ini dibagi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer

    adalah data yang didapatkan dengan cara observasi atau pengamatan langsung di lokasi

    penelitian yang meliputi data volume lalu-lintas dan kondisi geometrik.

    Volume lalu lintas

    Pengambilan data volume lalu lintas dilakukan menggunakan alat bantu handycam. Data

    yang diperoleh dari rekaman video diekstrak secara manual dengan menggunakan Timer Free

    Application Software (TFAS).

    Gambar 3.1 Contoh Pengkodean Lajur Dengan Menggunakan TFAS.

    L1

    1

    L2

    2

    L3

    Segmen Bottleneck

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    Kecepatan

    Kecepatan yang diamati pada studi kasus ini untuk jalan per satu arah adalah

    kecepatan setempat.

    Headway

    Membuat satu pias sebagai tanda setiap kendaraan yang melintasi dapat dikodekan, untuk

    mendapatkan selisih waktu antara kendaraan.

    Waktu Perjalanan (Travel Time)

    Survei waktu perjalanan untuk mengukur waktu perjalanan dan waktu bergerak rata-rata yang

    diperlukan untuk melintasi rute atau segmen jalan. Untuk melaksanakan survei yaitu dengan

    metode bergerak dimana pengamat ada didalam kendaraan yang berjalan didalam arus lalu

    lintas.

    Gambar 3.2 Contoh Pengkodean Pias Dengan Menggunakan TFAS.

    Pias 1

    Pias 2

    Jarak > 50 m

    Gambar 3.3 Contoh Pengkodean Pias Dengan Menggunakan TFAS.

    Pias 1

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    Analisis Data

    Pada saat data diekstrak, data tersebut diberi kode dan software secara otomatis mencatat ke

    dalam file notepad sehingga diperoleh data kedatangan kendaraan dan waktu kedatangan

    seperti yang terlihat pada gambar 3.4.

    Kemudian, file notepad diintegrasikan kedalam Ms. Excel 2007 untuk menganalisis

    data primer seperti arus, dan waktu kedatangan. Data primer tersebut dianalisis menggunakan

    pivot table yang telah tersedia didalam Ms. Excel 2007. Selanjutnya total kendaraan dan

    waktu kendaraan untuk semua pengamatan di lajur 1, 2 dan 3, direkap berdasarkan lamanya

    pengamatan dilapangan selama setiap jam puncak.

    Penggunaan Software VISSIM 5.40

    Coding of network (Pengkodean pada jaringan)

    Gambar 3.4 Contoh Output Parameter Dari TFAS

    L1 L2 L3

    Gambar 3.5 Pengkodean pada jaringan

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    Link and Connector (ruas-penghubung)

    Traffic Compositions (Komposisi Lalu-lintas)

    Vehicle Inputs (Data Kendaraan

    Gambar 3.6 Ilustrasi link dan konektor

    Gambar 3.7 Pengaturan komposisi lalu lintas

    Gambar 3.8 Pengaturan data kendaraan

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    Menjalankan Model Simulasi

    Sebagai tahap awal parameter kalibrasi dalam model VISSIM dipilih, termasuk mobil

    dan perubahan jalur. Berikut ini parameter untuk menjalankan model simulasi :

    1. Pengaturan Lalu lintas

    2. Periode/lama waktu simulasi

    3. Waktu memulai

    4. Tanggal mulai

    5. Revolusi simulasi

    6. Random seed

    7. Berhenti/selesai

    Kalibrasi dan Validasi Parameter

    Kalibrasi adalah proses dimana komponen simulasi model yang disempurnakan dan

    disesuaikan sehingga model simulasi secara akurat mewakili bidang yang diamati pada

    kondisi lalu lintas. Kalibrasi yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah kalibrasi

    parameter dan validasi faktor random simulasi dengan penggandaan random seed. Sedangkan

    validasi adalah perbandingan parameter MOEs yang diperoleh dari lapangan terhadap hasil

    simulasi dengan menggunakan VISSIM 5.40. Hasil yang dicapai diharapkan lebih kecil dari

    15% seperti yang direkomendasikan oleh (Collins, 2009 : 61).

    Gambar 3.9 Pengaturan Simulasi

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil

    Geometrik

    Dari dua bagian tersebut yang disurvei adalah arah yang menuju ke Darussalam, secara rinci

    data ruas jalan tersebut adalah sebagai berikut :

    A. Kondisi Normal:

    1. Terdiri dari 6 lajur, 2 arah.

    2. Lebar masing-masing lajur : 3,2 m

    3. Pemisah arah dibatasi oleh Median

    4. Pemisah lajur berupa marka garis lurus terputus-putus

    5. Kondisi perkerasan dalam keadaan baik

    B. Kondisi Menyempit:

    1. Terdiri dari 2 lajur, 2 arah

    2. Lebar lajur : 3,65 m

    3. Pemisah arah berupa marka garis lurus

    4. Kondisi perkerasan dalam keadaan baik.

    A

    A

    B

    B

    C

    C3,2 m

    3,65 m

    3,65 m

    Median

    3,2 m

    3,2 m

    3,2 m

    3,2 m

    3,2 m

    Gambar 4.1 Geometrik eksisting

    Keterangan :

    A-A : Potongan melintang jalan normal

    B-B : Potongan melintang Jalan Menyempit

    C-C : Potongan melintang Pertemuan antara Jalan Normal dan Menyempit

    Arah Ke

    Pusat Kota

    Banda Aceh

    Arah Ke

    Darussalam

    (Unsyiah)

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    Volume Lalu lintas

    Tabel 4.1 Rekap Volume Lalu Lintas (Pagi)

    No Hari/Tanggal Waktu

    Total Volume (smp/jam)

    free flow bottleneck

    1 Rabu/24 Mei 2012 07.30-08.30 WIB 1521 1512

    2 Kamis/25 Mei 2012 07.30-08.30 WIB 1660 1592

    Tabel 4.2 Rekap Volume Lalu Lintas (Sore)

    No Hari/Tanggal Waktu

    Total Volume (smp/jam)

    free flow bottleneck

    1 Rabu/24 Mei 2012 17.30-18.30 WIB 969 959

    2 Kamis/25 Mei 2012 17.30-18.30 WIB 916 898

    Kecepatan

    Tabel 4.3 Rekap kecepatan kendaraan

    No Hari/Tanggal

    Kecepatan (km/jam)

    Pagi Sore

    Free flow Bottleneck Free flow Bottleneck

    1 Rabu/23 Mei 2012 42,65 25,59 40,65 25,23

    2 Kamis/24 Mei 2012 45,04 11,11 42,50 22,87

    Headway

    Tabel 4.4 Rekap headway kendaraan

    No Hari/Tanggal Headway(s)

    Pagi Sore

    Free flow Bottleneck Free flow Bottleneck

    1 Rabu/23 Mei 2012 1,050 2,301 1,193 2,568

    2 Kamis/24 Mei 2012 1,157 2,573 1,707 2,709

    Waktu Perjalanan

    Tabel 4.5 Rekap waktu perjalanan

    No Hari/Tanggal Jarak (m)

    Waktu Perjalanan (travel time)

    s Rata-rata

    1 Rabu/24 Mei 2012 409,3

    100 120 131 117

    2 Kamis/25 Mei 2012 169 162 166 165

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    Simulasi VISSIM 5.40

    Tabel 4.6 Rekap simulasi VISSIM 5.40 pada kondisi normal

    No Simulasi

    Jarak Random Seed Rata-

    rata (m) 1 2 3 4 5

    1 Volume (smp/jam)

    409,3

    1451 1438 1460 1471 1457 1455,40

    2 Kecepatan (km/jam) 8,28 9,54 10,67 9,55 9,88 9,57

    3 Waktu perjalanan (s) 177,9 155,9 138,1 154,3 149,1 155,06

    Grafik 4.1 Fluktuasi antara volume lalu lintas terhadap modifikasi random seed

    Grafik 4.2 Fluktuasi antara kecepatan terhadap modifikasi random seed

    Grafik 4.3 Fluktuasi antara Waktu perjalanan terhadap modifikasi random seed

    y = -5x3 + 44,07x2 - 107,9x + 1519,R = 0,975

    1420

    1440

    1460

    1480

    0 1 2 3 4 5 6

    Vo

    lum

    e

    Random seed

    y = 0,116x3 - 1,337x2 + 4,806x + 4,606R = 0,817

    0

    4

    8

    12

    0 1 2 3 4 5 6

    Ke

    cep

    aata

    n

    Random seed

    y = -2,133x3 + 24,02x2 - 85,23x + 242,4R = 0,877

    0

    60

    120

    180

    240

    0 1 2 3 4 5 6

    Wak

    tu P

    erj

    alan

    an

    Random seed

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    Tabel 4.7 Rekap simulasi VISSIM 5.40 Kondisi Penyempitan (bottleneck)

    No Simulasi

    Jarak Random Seed Rata-

    rata (m) 1 2 3 4 5

    1 Volume (smp/jam)

    400,1

    1466 1427 1447 1453 1444 1447,40

    2 Kecepatan (km/jam) 9,12 10,54 11,77 10,26 10,74 10,49

    3 Waktu perjalanan (s) 157,9 136,6 122,3 140,3 134,1 138,24

    Grafik 4.4 Fluktuasi antara volume lalu lintas terhadap modifikasi random seed

    Grafik 4.5 Fluktuasi antara kecepatan terhadap modifikasi random seed

    Grafik 4.6 Fluktuasi antara waktu perjalanan terhadap modifikasi random seed

    y = -6,166x3 + 58,78x2 - 167,0x + 1579,R = 0,908

    1420

    1430

    1440

    1450

    1460

    1470

    0 1 2 3 4 5

    Vo

    lum

    e

    Random Seed

    y = 0,181x3 - 1,965x2 + 6,563x + 4,236R = 0,791

    0

    3

    6

    9

    12

    15

    0 1 2 3 4 5

    Ke

    cep

    atan

    Random Seed

    y = -2,6x3 + 27,86x2 - 92,53x + 226,3R = 0,856

    0

    40

    80

    120

    160

    200

    0 1 2 3 4 5

    Wak

    tu p

    erj

    alan

    an

    Random Seed

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    Grafik 4.1 dan 4.4 menunjukan bahwa fluktuasi volume lalu lintas terhadap random

    seed masih belum stabil maka perlukan melakukan random seed 5 kali lagi, maka total

    random seed sebanyak 10 kali untuk mendapatkan hasil yang akurat. Grafik 4.2, 4.3, 4.5, dan

    4.6 menunjukkan masing-masing fluktuasi kecepatan dan waktu perjalanan terhadap random

    seed mendekati hasil stabil maka random seed cukup dengan 5 kali.

    Perbandingan survei lapangan dan simulasi

    Tabel 4.8 Rekap Perbandingan data lapangan dan simulasi < 15%

    No Parameter Kondisi Arus Bebas Kondisi Bottleneck Deviasi

    (%) Lapangan Simulasi Lapangan Simulasi

    1 Volume (smp/jam) 1660 1455 1592 1447 12 9

    2 Kecepatan (km/jam) 45,04 44,7 11,11 9,56 1 14

    3 Waktu perjalanan (s) 165 155,06 165 155,06 6 6

    Dari hasil survei lalu lintas yang dilakukan dilapangan dan kemudian disimulasikan

    dengan software VISSIM 5.40 maka didapatkan persamaan hasil yang berupa parameter-

    parameter volume lalu lintas, kecepatan, dan waktu perjalanan dengan asumsi tingkat error

    sebesar < 15%.

    Pembahasan

    Berdasarkan kondisi eksisting saat ini dari pusat Kota Banda Aceh menuju ke Darussalam,

    pada kondisi normal ruas jalan 6/2 D dengan lebar geometrik 9,60 meter per jalur dan pada

    kondisi penyempitan ruas jalan menjadi 2/2 UD dengan lebar geometrik 3,65 meter per jalur.

    Gambar 4.2 Visualisasi Aliran Lalu lintas 3D pada bottleneck

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    Data ouput yang dihasilkan VISSIM 5.40 setelah melakukan 5 kali random seed adalah

    volume lalu lintas didapat 1455,40 smp/jam, kecepatan 9,57 km/jam dan waktu perjalanan

    155,06 detik. Dari garik 4.1 fuktuasi antara volume lalu lintas terhadap penggandaan random

    seed menggambarkan grafik tersebut belum menunjukkan konsistensi terhadap 5 kali random

    seed, sedangkan pada grafik 4.2 dan 4.3 menggambarkan konsistensi terhadap kecepatan dan

    waktu perjalanan terhadap penggandaan random seed. Validasi dilakukan dengan

    membandingkan data observasi di lapangan dengan hasil simulasi diperoleh volume lalu

    lintas 12 %, kecepatan 14 % dan waktu perjalanan 6 %. Ketiga parameter tersebut

    memperlihatkan bahwa hasil validasi dibawah 15%. Maka Measurement Of Effectiveness

    (MOEs) hasil simulasi VISSIM 5.40 dapat diterima dan mewakili kondisi aliran lalu lintas di

    lapangan.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan dan

    saran sesuai dengan keadaan pada segmen penyempitan geometrik (bottleneck) Jl. T. Nyak

    Arief km 6 lamyong, Banda Aceh.

    Kesimpulan

    1. Dari dua hari pengamatan, diantaranya hari Rabu tanggal 23 Mei 2012 dan Kamis tanggal

    24 Mei 2012, volume puncak terjadi pada hari Kamis tanggal 24 Mei 2012 dengan

    volume lalu lintas tertinggi 1660 smp/jam pada arus normal dan 1592 smp/jam pada

    kondisi penyempitan (bottleneck) pada pukul 07.30-08.30 WIB. Terjadi penurunan

    volume lalu lintas sebesar 4 % karena terjadinya penurunan kapasitas jalan pada Jalan

    T.Nyak Arief.

    2. Hasil simulasi dengan menggunakan VISSIM 5.40 maka didapat volume lalu lintas

    (Flow) 1455 smp/jam, kecepatan (Speed) 9,56 km/jam dan waktu perjalanan (travel time)

    155,06 s. Maka hasil yang didapat dengan menggunakan VISSIM 5.40 kemudian

    melakukan validasi dengan membandingkan data observasi di lapangan dengan hasil

    simulasi diperoleh volume lalu lintas 12 %, kecepatan 14 % dan waktu perjalanan 6 %.

    Ketiga parameter tersebut memperlihatkan bahwa hasil validasi dibawah 15%. Maka

    Measurement Of Effectiveness (MOEs) hasil simulasi VISSIM 5.40 dapat diterima.

    3. Berdasarkan hasil yang didapat maka visualisasi aliran lalu lintas dengan menggunakan

    VISSIM 5.40 dapat mewakili kondisi aliran lalu lintas di lapangan.

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    Saran

    1. Simulasi lalu lintas dengan menggunakan software VISSIM 5.40 sebaiknya melakukan

    random seed sebanyak 10 kali, karena terjadi fluktuasi yang belum stabil pada volume

    lalu lintas terhadap random seed dan untuk mendapatkan Measurement Of Effectiveness

    (MOEs) dan kemudian melakukan hasil validasi yang akurat.

    2. Dari hasil simulasi pada penyempitan geometrik (bottleneck) maka menjadi acuan untuk

    melakukan simulasi di gangguan lalu lintas lainnya seperti U-turn dan pada simpang.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Alamsyah, A. 2008. Rekayasa Lalu lintas, Penerbit Universitas Muhammadiyah

    Malang.

    2. Anonim, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). 1997. Jakarta: Direktorat

    Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum.

    3. Budiarto Arief., 1998, Pengaruh Bottleneck Terhadap Karakteristik Lalu-lintas,

    Tesis Magister, Rekayasa Transportasi, Program Studi Teknik Sipil, Institut

    Teknologi Bandung, Bandung.

    4. Collins, P, 2009. Paramics Microsimulation Modelling-RTA Manual, New South

    Wales Government. USA

    5. Khisty, C.Jotin., Lall, B.Kent., 2003. Transportation Engineering, Third Edition,

    Pearson Education Inc., Upper Saddle River, New Jersey. USA

    6. KIM, H, 2010. A Part of Traffic Engineering Lecture Notes, Asian Institute Of

    Technology. Bangkok

    7. Law, Averiil M. And Kelton, W. David, Simulation Modeling And Analysis, 2nd

    edition McGraw-Hill International Editions, 1991.

    8. May, A.D., 1990, Traffic Flow Fundamentals, Prentice Hall International Inc, New

    Jersey, USA.

    9. Munawar, A., 2004, Manajemen Lalulintas Perkotaan, Penerbit Beta Offset,

    Jogjakarta.

    9. VISSIM User Manualversion 5.40. PTV Planung Transport Verkehr AG,

    Karlsruhe, Germany, 2011.

    10. Roess, Roger P., Prassas, Elena S., and McShane, William R., 2004, Traffic

    Engineering, Third Edition, Pearson Education Inc., Upper Saddle River, New

    Jersey. USA

  • Jurnal Transportasi & Simulasi VISSIM 5.40

    Teknik Sipil 17/10/2012

    11. Salter, R.J. 1974, Highway Traffic Analysis and Design. The Macmillan Press LTD.

    London

    12. Sugiarto, 2012, Traffic Breakdown Mechanism of Hidden Bottleneck on An Arterial

    Road, Case Studies of U-Turn And on Street Parking In Aceh Province of Indonesia,

    Thesis. Asian Institute Of Technology. Bangkok

    13. Soedirdjo, T. L. 2002, Rekayasa Lalu lintas. Proyek Peningkatan Penelitian

    Pendidikan Tinggi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan

    Nasional.