jurnal

15
33 Magistra No. 73 Th. XXII September 2010 ISSN 0215-9511 Yulinda Erma Suryani : adalah dosen Psikologi KESULITAN BELAJAR Oleh : Yulinda Erma Suryani, S.Pd, M.Si. DEFINISI KESULITAN BELAJAR Secara harfiah kesulitan belajar merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “Learning Disabilityyang berarti ketidakmampuan belajar. Kata disability diterjemahkan kesulitan” untuk memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk belajar. Istilah lain learning disabilities adalah learning difficulties dan learning differences. Ketiga istilah tersebut memiliki nuansa pengertian yang berbeda. Di satu pihak, penggunaan istilah learning differences lebih bernada positif, namun di pihak lain istilah learning disabilities lebih menggambarkan kondisi faktualnya. Untuk menghindari bias dan perbedaan rujukan, maka digunakan istilah Kesulitan Belajar. Kesulitan belajar adalah ketidakmampuan belajar , istilah kata yakni disfungsi otak minimal ada yang lain lagi istilahnya yakni gannguan neurologist. Defenisi yang dikutip dari Hallahan, Kauffman, dan Lloyd (1985): Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih proses psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan , berpikir , berbicara, membaca, menulis, mengeja , atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gannguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi. Menurut Hammill (1981) kesulitan belajar adalah beragam bentuk kesulitan yang nyata dalam aktivitas mendengarkan, bercakap- cakap, membaca, menulis, menalar, dan/atau dalam berhitung. Gangguan tersebut berupa gangguan intrinsik yang diduga karena adanya disfungsi sistem saraf pusat. Kesulitan belajar bisa terjadi bersamaan dengan gangguan lain (misalnya gangguan sensoris, hambatan sosial, dan emosional) dan pengaruh lingkungan (misalnya perbedaan budaya atau proses pembelajaran yang tidak sesuai). Gangguan-gangguan eksternal tersebut tidak menjadi faktor penyebab kondisi kesulitan belajar, walaupun menjadi faktor yang memperburuk kondisi kesulitan belajar yang sudah ada. ACCALD (Association Committee for Children and Adult Learning Disabilities) dalam Lovitt, (1989) mengatakan bahwa kesulitan belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga bersumber dari masalah neurologis, yang mengganggu perkembangan kemampuan mengintegrasikan dan kemampuan bahasa verbal atau nonverbal. Individu berkesulitan belajar memiliki inteligensi tergolong rata-rata atau di atas rata-rata dan memiliki cukup kesempatan untuk belajar. Mereka tidak memiliki gangguan sistem sensoris. Sedangkan NJCLD (National Joint Committee of Learning Disabilities) dalam Lerner, (2000) berpendapat bahwa kesulitan belajar adalah istilah umum untuk berbagai jenis

Upload: mundziramining

Post on 03-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

jurnka

TRANSCRIPT

  • 33Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    Yulinda Erma Suryani : adalah dosen Psikologi

    KESULITAN BELAJAR

    Oleh : Yulinda Erma Suryani, S.Pd, M.Si.

    DEFINISI KESULITAN BELAJAR

    Secara harfiah kesulitan belajar merupakan

    terjemahandariBahasaInggrisLearning Disability

    yangberartiketidakmampuanbelajar.Katadisability

    diterjemahkan kesulitan untuk memberikan kesan

    optimisbahwaanaksebenarnyamasihmampuuntuk

    belajar. Istilah lain learning disabilities adalah

    learning difficulties danlearning differences.Ketiga

    istilah tersebut memiliki nuansa pengertian yang

    berbeda.Disatupihak,penggunaanistilahlearning

    differences lebihbernadapositif,namundipihaklain

    istilah learning disabilities lebih menggambarkan

    kondisi faktualnya. Untuk menghindari bias dan

    perbedaanrujukan,makadigunakanistilahKesulitan

    Belajar. Kesulitan belajar adalah ketidakmampuan

    belajar,istilahkatayaknidisfungsiotakminimalada

    yanglainlagiistilahnyayaknigannguanneurologist.

    DefenisiyangdikutipdariHallahan,Kauffman,

    danLloyd(1985):

    Kesulitan belajar khusus adalah suatu

    gangguandalamsatuataulebihprosespsikologisyang

    mencakuppemahamandanpenggunaanbahasaujaran

    atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin

    menampakkan diri dalam bentuk kesulitan

    mendengarkan , berpikir , berbicara, membaca,

    menulis,mengeja ,atauberhitung.Batasantersebut

    mencakup kondisi-kondisi seperti gannguan

    perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia

    perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup

    anak-anak yang memiliki problema belajar yang

    penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan

    dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik,

    hambatan karena tunagrahita, karena gangguan

    emosional, atau karena kemiskinan lingkungan,

    budaya, atau ekonomi. Menurut Hammill (1981)

    kesulitan belajar adalah beragam bentuk kesulitan

    yangnyatadalamaktivitasmendengarkan,bercakap-

    cakap,membaca,menulis,menalar,dan/ataudalam

    berhitung. Gangguan tersebut berupa gangguan

    intrinsik yangdidugakarenaadanyadisfungsisistem

    sarafpusat.Kesulitanbelajarbisaterjadibersamaan

    dengangangguanlain(misalnyagangguansensoris,

    hambatan sosial, dan emosional) dan pengaruh

    lingkungan(misalnyaperbedaanbudayaatauproses

    pembelajaranyangtidaksesuai).Gangguan-gangguan

    eksternal tersebut tidak menjadi faktor penyebab

    kondisi kesulitan belajar, walaupun menjadi faktor

    yang memperburuk kondisi kesulitan belajar yang

    sudahada.

    ACCALD (Association Committee for

    Children and Adult Learning Disabilities) dalam

    Lovitt, (1989) mengatakan bahwa kesulitan belajar

    khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga

    bersumberdarimasalahneurologis,yangmengganggu

    perkembangan kemampuan mengintegrasikan dan

    kemampuanbahasaverbalataunonverbal. Individu

    berkesulitan belajar memiliki inteligensi tergolong

    rata-rata atau di atas rata-rata dan memiliki cukup

    kesempatan untuk belajar. Mereka tidak memiliki

    gangguan sistem sensoris. Sedangkan NJCLD

    (National Joint Committee of Learning Disabilities)

    dalam Lerner, (2000) berpendapat bahwa kesulitan

    belajar adalah istilah umum untuk berbagai jenis

  • 34 Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    Kesulitan Belajar

    kesulitan dalam menyimak, berbicara, membaca,

    menulis, dan berhitung. Kondisi ini bukan karena

    kecacatan fisik atau mental, bukan juga karena

    pengaruhfaktorlingkungan,melainkankarenafaktor

    kesulitan dari dalam individu itu sendiri saat

    mempersepsi dan melakukan pemrosesan informasi

    terhadapobjekyangdiinderainya.Kesulitanbelajar

    adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan

    intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun

    memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam

    belajaryangberkaitandenganhambatandalamproses

    persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta

    pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi

    integrasi sensori motorik (Clement, dalamWeiner,

    2003). Berdasarkan pandangan Clement tersebut

    makapengertiankesulitanbelajaradalahkondisiyang

    merupakan sindrom multidimensional yang

    bermanifestasi sebagai kesulitan belajar spesifik

    (spesific learning disabilities),hiperaktivitas dan/atau

    distraktibilitas dan masalah emosional. Kelompok

    anak dengan Learning Dissability (LD) dicirikan

    dengan adanya gangguan-gangguan tertentu yang

    menyertainya. Menurut Cruickshank (1980)

    gangguan-gangguantersebutadalahgangguanlatar-

    figure,visual-motor,visual-perceptual,pendengaran,

    intersensory,berpikirkonseptualdanabstrak,bahasa,

    sosio-emosional,body image,dankonsepdiri.

    Dari beberapa definisi di atas dapat

    disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan

    beragam gangguan dalam menyimak, berbicara,

    membaca, menulis, dan berhitung karena faktor

    internalindividuitusendiri,yaitudisfungsiminimal

    otak.Kesulitanbelajarbukandisebabkanolehfaktor

    eksternalberupalingkungan,sosial,budaya,fasilitas

    belajar, dan lain-lain. Tidak seperti cacat fisik,

    kesulitanbelajartidakterlihatdenganjelasdansering

    disebuthidden handicap.Terkadangkesulitan ini

    tidakdisadariolehorangtuadanguru,akibatnyaanak

    yangmengalamikesulitanbelajarseringdiidentifikasi

    sebagaianakyangunderachiever,pemalas,atauaneh.

    Anak-anakinimungkinmengalamiperasaanfrustrasi,

    marah,depresi,cemas,danmerasatidakdiperlukan

    (Harwell,2001).

    FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

    Adabeberapapenyebabkesulitanbelajaryang

    terdapatpadaliteraturdanhasilriset(Harwell,2001),

    yaitu:

    1. Faktorketurunan/bawaan

    2. Gangguan semasa kehamilan, saat melahirkan

    atauprematur

    3. Kondisi janin yang tidak menerima cukup

    oksigenataunutrisidanatauibuyangmerokok,

    menggunakan obat-obatan (drugs), atau

    meminumalkoholselamamasakehamilan.

    4. Trauma pasca kelahiran, seperti demam yang

    sangat tinggi, trauma kepala, atau pernah

    tenggelam.

    5. Infeksitelingayangberulangpadamasabayidan

    balita.Anak dengan kesulitan belajar biasanya

    mempunyaisistemimunyanglemah.

    6. Awal masa kanak-kanak yang sering

    berhubungan dengan aluminium, arsenik,

    merkuri/raksa,danneurotoksinlainnya.

    Riset menunjukkan bahwa apa yang terjadi

    selama tahun-tahun awal kelahiran sampai umur 4

    tahunadalahmasa-masakritisyangpentingterhadap

    pembelajarankedepannya.Stimulasipadamasabayi

    dankondisibudayajugamempengaruhibelajaranak.

    Pada masa awal kelahiran samapi usia 3 tahun

    misalnya, anak mempelajari bahasa dengan cara

    mendengar lagu, berbicara kepadanya, atau

  • 35Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    Kesulitan Belajar

    membacakannya cerita. Pada beberpa kondisi,

    interaksi ini kurang dilakuan, yang bisa saja

    berkontribusi terhadap kurangnya kemampuan

    fonologi anak yang dapat membuat anak sulit

    membaca(Harwell,2001)

    Sementara Kirk & Ghallager (1986)

    menyebutkan faktor penyebab kesulitan belajar

    sebagaiberikut:

    1. Faktor Disfungsi Otak

    Penelitian mengenai disfungsi otak

    dimulaiolehAlfredStrauss diAmerikaSerikat

    pada akhir tahun 1930-an, yang menjelaskan

    hubungan kerusakan otak dengan bahasa,

    hiperaktivitas dan kerusakan perceptual.

    Penelitian berlanjut ke area neuropsychology

    yang menekankan adanya perbedaan pada

    hemisfer otak. MenurutWittrock dan Gordon,

    hemisfer kiri otak berhubungan dengan

    kemampuan sequential linguistic atau

    kemampuan verbal; hemisfer kanan otak

    berhubungan dengan tugas-tugas yang

    berhubungandengan auditori termasuk melodi,

    suarayangtidakberarti,tugasvisual-spasialdan

    aktivitasnonverbal.TemuanHarness,Epstein,

    danGordonmendukungpenemuan sebelumnya

    bahwa anak-anak dengan kesulitan belajar

    (learning difficulty) menampilkan kinerja yang

    lebihbaikdaripadakelompoknyaketikakegiatan

    yangmerekalakukanberhubungandenganotak

    kanan,danburukketikamelakukankegiatanyang

    berhubungan dengan otak kiri. Gaddes

    mengatakanbahwa15%darianakyangtermasuk

    underachiever,memilikidisfungsisystemsyaraf

    pusat(dalamKirk&Ghallager,1986).

    2. Faktor Genetik

    HallgrenmelakukanpenelitiandiSwedia

    dan menemukan bahwa, yang faktor herediter

    menentukan ketidakmampuan dalam membaca,

    menulisdanmengejadiantaraorang-orangyang

    didiagnosa disleksia. Penelitian lain dilakukan

    olehHermann(dalamKirk&Ghallager,1986)

    yangmenelitidisleksiapadakembaridentikdan

    kembar tidak identik yang menemukan bahwa

    frekwensi disleksia pada kembar identik lebih

    banyakdaripadakembar tidak identiksehingga

    ia menyimpulkan bahwa ketidakmampuan

    membaca,mengejadanmenulis adalahsesuatu

    yangditurunkan.

    3. Faktor Lingkungan dan Malnutrisi

    Kurangnyastimulasidarilingkungandan

    malnutrisi yang terjadi di usia awal kehidupan

    merupakanduahalyang salingberkaitanyang

    dapatmenyebabkanmunculnyakesulitanbelajar

    pada anak. Cruickshank dan Hallahan (dalam

    Kirk & Ghallager, 1986) menemukan bahwa

    meskipuntidakadahubunganyangjelasantara

    malnutrisidankesulitanbelajar,malnutrisiberat

    padausiaawalakanmempengaruhisistemsyaraf

    pusatdankemampuanbelajarsertaberkembang

    anak.

    4. Faktor Biokimia

    Pengaruh penggunaan obat atau bahan

    kimia lain terhadap kesulitan belajar masih

    menjadi kontroversi. Penelitian yang dilakukan

    olehAdelman dan Comfers (dalam Kirk &

    Ghallager, 1986) menemukan bahwa obat

    stimulandalamjangkapendekdapatmengurangi

    hiperaktivitas.Namunbeberapatahunkemudian

    penelitianLevy(dalamKirk&Ghallager,1986)

  • 36 Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    Kesulitan Belajar

    membuktikan hal yang sebaliknya. Penemuan

    kontroversialolehFeingoldmenyebutkanbahwa

    alergi, perasadan pewarnabuatanhiperkinesis

    pada anak yang kemudian akan menyebabkan

    kesulitanbelajar.Ialalumerekomendasikandiet

    salisilatdanbahanmakananbuatankepadaanak-

    anak yang mengalami kesulitan belajar. Pada

    sebagiananak,dietiniberhasilnamunadajuga

    yang tidak cukup berhasil. Beberapa ahli

    kemudian menyebutkan bahwa memang ada

    beberapa anakyang tidak cocokdenganbahan

    makanan. MulyonoAbdurrahman mengatakan

    bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh dua

    faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor

    Internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi

    neurologis,sedangkanpenyebabutamaproblema

    belajaradalahfaktoreksternal,yaituantaralain

    berupa strategi pembelajaran yang keliru,

    pengelolaan kegiatan belajar yang tidak

    membangkitkan motivasi belajar anak, dan

    pemberianulanganpenguatan.

    Hal-halyangdapatmempengaruhifaktor

    neurologisyakni :

    1. Faktorgenetik

    2. Lukapadaotak(kekuranganOksigen)

    3. FaktorBiokimia

    4. Pencemaran Lingkungan

    5. Giziyangtidakmemadai(Nutrisi)

    6. Pengaruh psikologis dan sosial yang

    merugikananak.

    KARAKTERISTIK KESULITAN BELAJAR

    Mencermatidefinisidanuraiandiatastampak

    bahwa kondisi kesulitan belajar memiliki beberapa

    karakteristikutama,yaitu:

    1. Gangguan Internal

    Penyebab kesulitan belajar berasal dari

    faktorinternal,yaituyangberasaldaridalamanak

    itu sendiri.Anak ini mengalami gangguan

    pemusatan perhatian, sehingga kemampuan

    perseptualnyaterhambat.Kemampuanperseptual

    yangterhambattersebutmeliputipersepsivisual

    (prosespemahamanterhadapobjekyangdilihat),

    persepsiauditoris (prosespemahamanterhadap

    objek yang didengar) maupun persepsi taktil-

    kinestetis (proses pemahaman terhadap objek

    yang diraba dan digerakkan). Faktor-faktor

    internal tersebut menjadi penyebab kesulitan

    belajar,bukanfaktoreksternal(yangberasaldari

    luar anak), seperti faktor lingkungan keluarga,

    budaya,fasilitas,danlain-lain.

    2. Kesenjangan antara Potensi dan Prestasi

    Anak berkesulitan belajar memiliki

    potensi kecerdasan/inteligensi normal, bahkan

    beberapadiantaranya di atas rata-rata.Namun

    demikian, pada kenyataannya mereka memiliki

    prestasi akademik yang rendah. Dengan

    demikian, mereka memiliki kesenjangan yang

    nyata antara potensi dan prestasi yang

    ditampilkannya.Kesenjanganinibiasanyaterjadi

    padakemampuanbelajarakademikyangspesifik,

    yaitu pada kemampuan membaca (disleksia),

    menulis(disgrafia),atauberhitung(diskalkulia).

  • 37Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    Kesulitan Belajar

    3. Tidak Adanya Gangguan Fisik dan/atauMental

    Anakberkesulitanbelajarmerupakananak

    yang tidak memiliki gangguan fisik dan/atau

    mental.

    Kondisikesulitanbelajarberbedadengan

    kondisimasalahbelajarberikutini:

    a. Tunagrahita(Mental Retardation)

    Anaktunagrahitamemilikiinteligensiantara

    50-70. Kondisi tersebut menghambat

    prestasi akademik dan adaptasi sosialnya

    yangbersifatmenetap.

    b. LambanBelajar(Slow Learner)

    Slow learner adalah anak yang memiliki

    keterbatasan potensi kecerdasan, sehingga

    prosesbelajarnyamenjadi lamban.Tingkat

    kecerdasanmerekasedikitdibawahrata-rata

    denganIQantara80-90.Kelambananbelajar

    merekameratapadasemuamatapelajaran.

    Slow learner disebut anak border line

    (ambang batas), yaitu berada di antara

    kategori kecerdasan rata-rata dan kategori

    mental retardation (tunagrahita)

    c. ProblemBelajar(Learning Problem)

    Anak denganproblem belajar (bermasalah

    dalambelajar)adalahanakyangmengalami

    hambatan belajar karena faktor eksternal.

    Faktor eksternal tersebut berupa kondisi

    lingkungan keluarga, fasilitas belajar di

    rumahataudisekolah,danlainsebagainya.

    Kondisiinibersifattemporer/sementaradan

    mempengaruhiprestasi belajar.

    Menurut Valett (dalam Sukadji, 2000)

    terdapat tujuh karakteristik yang ditemui pada

    anakdengankesulitanbelajar.Kesulitanbelajar

    disinidiartikansebagaihambatandalambelajar,

    bukankesulitanbelajarkhusus.

    1. Sejarahkegagalanakademikberulangkali

    Pola kegagalan dalam mencapai prestasi

    belajar ini terjadi berulang-ulang.

    Tampaknya memantapkan harapan untuk

    gagalsehinggamelemahkanusaha.

    2. Hambatan fisik/tubuh atau lingkungan

    berinteraksidengankesulitanbelajar

    Adanyakelainanfisik,misalnyapenglihatan

    yang kurang jelas atau pendengaran yang

    terganggu berkembang menjadi kesulitan

    belajaryangjauhdiluarjangkauankesulitan

    fisikawal.

    3. Kelainan motivasional

    Kegagalan berulang, penolakan guru dan

    teman-teman sebaya, tidak adanya

    reinforcement. Semua ini ataupun sendiri-

    sendiri cenderung merendahkan mutu

    tindakan, mengurangi minat untuk belajar,

    dan umumnya merendahkan motivasi atau

    memindahkanmotivasikekegiatan lain.

    4. Kecemasan yang samar-samar, mirip

    kecemasanyangmengambang

    Kegagalan yang berulang kali, yang

    mengembangkanharapanakangagaldalam

    bidangakademikdapatmenularkebidang-

    bidangpengalamanlain.Adanyaantisipasi

    terhadapkegagalanyangsegeradatang,yang

    tidak pasti dalam hal apa, menimbulkan

    kegelisahan, ketidaknyamanan, dan

    semacam keinginan untuk mengundurkan

    diri.Misalnyadalambentukmelamunatau

    tidak memperhatikan.

  • 38 Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    Kesulitan Belajar

    5. Perilaku berubah-ubah, dalam arti tidak

    konsistendantidakterduga

    Rapor hasil belajar anak dengan kesulitan

    belajar cenderung tidak konstan. Tidak

    jarang perbedaan angkanya menyolok

    dibandingkan dengan anak lain. Ini

    disebabkankarenanaikturunnyaminatdan

    perhatian mereka terhadap pelajaran.

    Ketidakstabilan dan perubahan yang tidak

    dapat diduga ini lebih merupakan isyarat

    pentingdarirendahnyaprestasiitusendiri.

    6. Penilaian yang keliru karena data tidak

    lengkap

    Kesulitan belajar dapat timbul karena

    pemberian label kepada seorang anak

    berdasarkan informasiyang tidak lengkap.

    Misalnyatanpadatayang lengkapseorang

    anak digolongkan keterbelakangan mental

    tetapiterlihatperilakuakademiknyatinggi,

    yang tidak sesuai dengan anak yang

    keterbelakangan mental.

    7. Pendidikandanpolaasuhyangdidapattidak

    memadai

    Terdapat anak-anak yang tipe, mutu,

    penguasaan, dan urutan pengalaman

    belajarnyatidakmendukungprosesbelajar.

    Kadang-kadang kesalahan tidak terdapat

    pada sistem pendidikan itu sendiri, tetapi

    padaketidakcocokanantarakegiatankelas

    dengan kebutuhan anak. Kadang-kadang

    pengalaman yang didapat dalam keluarga

    jugatidakmendukungkegiatanbelajar.

    KLASIFIKASI KESULITAN BELAJAR

    1. Kesulitan Belajar Perkembangan

    (Praakademik)

    Kesulitan yang bersifat perkembangan

    meliputi:

    a. GangguanPerkembanganMotorik(Gerak)

    Gangguan pada kemampuan melakukan

    gerak dan koordinasi alat gerak. Bentuk-

    bentuk gangguan perkembangan motorik

    meliputi;motorikkasar(gerakanmelimpah,

    gerakancanggung),motorikhalus(gerakan

    jarijemari),penghayatantubuh,pemahaman

    keruangandanlateralisasi(arah).

    b. Gangguan Perkembangan Sensorik

    (Penginderaan)

    Gangguan pada kemampuan menangkap

    rangsangdariluarmelaluialat-alat indera.

    Gangguan tersebut mencakup pada proses

    penglihatan, pendengaran, perabaan,

    penciuman,danpengecap.

    c. Gangguan Perkembangan Perseptual(Pemahamanatauapayangdiinderai)

    Gangguanpadakemampuanmengolahdan

    memahami rangsang dari proses

    penginderaan sehingga menjadi informasi

    yang bermakna. Bentuk-bentuk gangguan

    tersebut meliputi:

    Gangguan dalam PersepsiAuditoris,

    berupakesulitanmemahamiobjekyang

    didengarkan.

    Gangguan dalam Persepsi Visual,

    berupakesulitanmemahamiobjekyang

    dilihat.

    Gangguan dalam Persepsi Visual

    Motorik, berupa kesulitan memahami

    objekyangbergerakataudigerakkan.

  • 39Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    Kesulitan Belajar

    Gangguan Memori, berupa ingatan

    jangkapanjangdanpendek.

    GangguandalamPemahamanKonsep.

    GangguanSpasial,berupapemahaman

    konsepruang.

    d. GangguanPerkembanganPerilaku

    Gangguan pada kemampuan menata dan

    mengendalikan diri yang bersifat internal

    dari dalam diri anak. Gangguan tersebut

    meliputi:

    ADD(Attention Deficit Disorder)atau

    gangguanperhatian

    ADHD(Attention Deficit Hyperactivity

    Disorder)ataugangguanperhatianyang

    disertai hiperaktivitas.

    2. Kesulitan Belajar Akademik

    KesulitanBelajarakademikterdiriatas:

    a. Disleksia atau Kesulitan Membaca

    Disleksia atau kesulitan membaca adalah

    kesulitan untuk memaknai simbol, huruf,

    dan angka melalui persepsi visual dan

    auditoris. Hal ini akan berdampak pada

    kemampuanmembacapemahaman.Adapun

    bentuk-bentuk kesulitan membaca di

    antaranyaberupa:

    Penambahan(Addition)

    Menambahkanhurufpadasukukata

    Contoh : suruh disuruh; gula

    gulka; buku bukuku

    Penghilangan(Omission)

    Menghilangkanhurufpadasukukata

    Contoh : kelapa lapa; kompor

    kopor;kelaskela

    Pembalikankiri-kanan(Inversion)

    Membalikkan bentuk huruf, kata,

    ataupunangkadenganarahterbalikkiri-

    kanan.

    Contoh:bukuduku;palulupa;3

    ;4

    Pembalikanatas-bawah(ReversalI)

    Membalikkan bentuk huruf, kata,

    ataupun angka dengan arah terbalik

    atas-bawah.

    Contoh:mw;un;nanauaua;

    mamawawa;25;69

    Penggantian(Substitusi)

    Menggantihurufatauangka.

    Contoh : mega meja; nanas

    mamas; 3 8

    b. Disgrafia atau Kesulitan Menulis

    Disgrafiaadalahkesulitanyangmelibatkan

    proses menggambar simbol simbol bunyi

    menjadisimbolhurufatauangka.Kesulitan

    menulistersebutterjadipadabeberapatahap

    aktivitasmenulis,yaitu:

    Mengeja, yaitu aktivitasmemproduksi

    urutanhurufyang tepatdalamucapan

    atau tulisan dari suku kata/kata.

    Kemampuanyangdibutuhkanaktivitas

    mengejaantaralain(1)Decoding atau

    kemampuan menguraikan kode/simbol

    visual;(2)Ingatanauditorisdanvisual

    atau ingatan atas objek kode/simbol

    yang sudah diurai tadi; untuk (3)

    Divisualisasikandalambentuktulisan.

    MenulisPermulaan(Menuliscetakdan

    Menulis sambung) yaitu aktivitas

    membuat gambar simbol tertulis.

  • 40 Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    Kesulitan Belajar

    Sebagian anak berkesulitan belajar

    umumnya lebih mudah menuliskan-

    huruf- cetak yang terpisah-pisah

    daripada menulis-huruf-sambung.

    Tampaknya, rentang perhatian yang

    pendek menyulitkan mereka saat

    menulis-huruf-sambung. Dalam

    menulis-huruf-cetak,rentangperhatian

    yangdibutuhkanmerekarelatifpendek,

    karena mereka menulis per huruf.

    Sedangkansaatmenulishuruf-sambungrentang perhatian yang dibutuhkanrelatif lebih panjang, karena merekamenulisperkata.

    Kesulitan yang kerap muncul dalam

    prosesmenulispermulaanantaralain:

    1) Ketidakkonsistenan bentuk/

    ukuran/proporsihuruf

    2) Ketiadaanjaraktulisanantar-kata

    3) Ketidakjelasanbentukhuruf

    4) Ketidakkonsistenan posisi huruf

    padagaris

    Dalamdisgrafiaterdapatbentuk-bentuk

    kesulitan yang juga terjadi pada

    kesulitanmembaca, seperti:

    1) penambahanhuruf/sukukata

    2) penghilanganhuruf/sukukata

    3) pembalikanhurufkekanan-kiri

    4) pembalikanhurufkeatas-bawah

    5) penggantianhuruf/sukukata

    MenulisLanjutan/Ekspresif/Komposisi

    merupakan aktivitas menulis yang

    bertujuanmengungkapkanpikiranatau

    perasaandalambentuktulisan.Aktivitas

    ini membutuhkan kemampuan (1)

    berbahasa ujaran; (2) membaca; (3)

    mengeja; (4)menulispermulaan.

    c. Diskalkulia atau Kesulitan Berhitung

    Kesulitanberhitungadalahkesulitandalam

    menggunakanbahasasimboluntukberpikir,

    mencatat, dan mengkomunikasikan ide-ide

    yangberkaitandengankuantitasataujumlah.

    Kemampuan berhitung sendiri terdiri dari

    kemampuan yang bertingkat dari

    kemampuan dasar sampai kemampuan

    lanjut.Olehkarenaitu,kesulitanberhitung

    dapat dikelompokkan menurut tingkatan,

    yaitu kemampuan dasar berhitung,

    kemampuandalammenentukannilaitempat,

    kemampuan melakukan operasi

    penjumlahan dengan atau tanpa teknik

    menyimpan dan pengurangan dengan atau

    tanpa teknik meminjam, kemampuan

    memahami konsep perkalian dan

    pembagian. Untuk lebih jelasnya dapat

    dilihatpadauraiandibawah.

    Kemampuan dasar berhitung, terdiri

    atas:

    i. Mengelompokkan(classification),

    yaitu kemampuan mengelompok-

    kan objek sesuai warna, bentuk,

    maupun ukurannya. Objek yang

    sejenisdikelompokkandalamsuatu

    himpunan, misalnya himpunan

    kursi, himpunan kelereng merah,

    himpunanbolabesar,danlain-lain.

    Pada anak yang kesulitan

    mengklasifikasi, anak tersebut

    kesulitan menentukan bilangan

    ganjil dan genap, bilangan cacah,

    bilangan asli, bilangan pecahan,

    danseterusnya.

  • 41Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    ii. Membandingkan (comparation),

    yaitukemampuanmembandingkan

    ukuranataukuantitasdariduabuah

    objek. Misalnya:

    PenggarisA lebih panjang dari

    penggarisB

    BolaXlebihkecildariBolaY

    Bangku Merah lebih banyak dari

    BangkuBiru,danseterusnya.

    iii. Mengurutkan (seriation), yaitu

    kemampuan membandingkan

    ukuran atau kuantitas lebih dari

    dua buah objek. Pola

    pengurutannyasendiribisadimulai

    dariyangpalingminimalkeyang

    paling maksimal atau sebaliknya.

    Contohnya:

    Penggaris A paling pendek,

    Penggaris B agak panjang, dan

    PenggarisCpalingpanjang;

    BolaXpalingbesar,BolaYlebih

    kecil,danBolaZpalingkecil;

    Bangku Merah paling banyak,

    Bangku Biru lebih sedikit, dan

    BangkuHijaupalingsedikit;

    543atau20407080

    100;danseterusnya.

    iv. Menyimbolkan (simbolization),

    yaitukemampuanmembuatsimbol

    ataskuantitasyangberupaangka/

    bilangan(0-1-2-3-4-5-6-7-8-9)atau

    simbol tanda operasi dari sebuah

    proses berhitung seperti tanda +

    (penjumlahan),-(pengurangan),x

    (perkalian),atau(pembagian),(lebihdari),dan=

    (sama dengan) dan lain-lain.

    Penguasaan simbol-simbol tanda

    ini akan berguna saat anak

    melakukanoperasihitung.

    v. Konservasi, yaitu kemampuan

    memahami, mengingat, dan

    menggunakan suatu kaidah yang

    samadalamproses/operasihitung

    yang memiliki kesamaan. Bentuk

    konkret dari konservasi adalah

    penggunaan rumus atau kaidah

    suatuoperasihitung.Dalamsebuah

    operasihitungberlangsungproses

    yangserupauntukobjekkuantitas

    yang berbeda. Misalnya dengan

    memahami konsep penjumlahan

    anakakantahubahwa2+5adalah

    7 dan 4+9 adalah 13; karena

    meskipun jumlah angkanya

    berbeda tetapi pola hitungannya

    sama. Anak akan mengalami

    kesulitan saat menterjemahkan

    kalimat bahasa menjadi kalimat

    matematispadasoalcerita.

    Kemampuan dalam menentukan nilai

    tempat;

    Dalam berhitung/matematis,

    pemahaman akan nilai tempat adalah

    sesuatuyangpenting,karenabilangan

    ditentukan nilainya oleh urutan atau

    posisi suatu angka di antara angka

    lainnya. Dalam matematika, bilangan

    yang terletak di sebelah kiri nilainya

    lebih besar dari bilangan di sebelah

    kanan. Misalnya pada bilangan 15;

    angka 1 nilainya adalah 1 puluhan

    sedangkanangka5adalah5satuan.

    Kesulitan Belajar

  • 42 Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    Konsep nilai puluhan dan satuan

    melekatpadaposisi/tempatnyamasing-

    masing. Begitu juga nilai ratusan,

    ribuan, puluhribuan, dan seterusnya.

    Pemahaman mengenai konsep nilai

    tempat juga penting dalam operasi

    hitung. Pada operasi penjumlahan

    konsep ini akan mengarahkan

    penentuanberapanilaiyangdisimpan,

    sedangkanoperasipengurangankonsep

    nilai tempat akan mengarahkan

    penentuanberapanilaiyangdipinjam.

    Contoh:

    Menjumlah semua bilangan tanpa

    melihatmaknanilaitempat

    Kemampuan melakukan operasi

    penjumlahandenganatautanpa teknik

    menyimpan; dan pengurangan dengan

    atautanpateknikmeminjam.Anakyang

    tidak menguasai tahapan konservasi

    akan kesulitan melakukan operasi

    hitung.Anak yang belum menguasai

    konsep nilai tempat akan mengalami

    kesulitan dalam proses operasi hitung

    penjumlahan dengan menyimpan atau

    pengurangan dengan meminjam.

    Kemampuan memahami konsep

    perkalian dan pembagian Konsep

    perkalian merupakan lanjutan dari

    konsepoperasipenjumlahan.Perkalian

    padadasarnyaadalahpenjumlahanyang

    berulang(sebanyakangkapengalinya).

    Sedangkan konsep pembagian adalah

    lanjutan dari konsep operasi

    pengurangan.Pembagianpadadasarnya

    adalah pengurangan yang berulang

    (sebanyak angka pembaginya). Kedua

    konsep operasi hitung ini akan bisa

    dikuasai anak hanya bila anak telah

    menguasai konsep penjumlahan dan

    pengurangan.Padaanakyangkesulitan

    mengalikan atau membagi akan

    cenderung menebak-nebak jawaban

    atau tidak cermat melakukan proses

    penghitungan.

    Contoh:

    Perkaliandijadikanpenjumlahan=

    2x5=7

    Perkalianyangtidakcermat=2x5=8

    Pembagiandijadikanpengurangan=

    12:3=9

    Pembagianyangtidakcermat=12:3

    =6

    Danseterusnya.

    KemampuanMenjumlahdanMegurang

    Bilangan Bulat. Bilangan bulat terdiri

    dari bilangan positif dan negatif.

    Penjumlahan bilangan bulat positif

    denganbilanganbulatpositiflainpada

    umumnya tidakditemukankendala.

    Misal:10+3=13

    7+13=20

    Pada operasi pengurangan yang nilai

    pengurangnya lebih kecil, juga tidak

    ditemukan kendala.

    Misal:10-3=7

    17-8=9

    1725+42

    Menjumlah dengan tidak menghiraukan teknik menyimpan

    1725+312

    Menjumlah semua bilangan tanpa melihat makna nilai tempat

    atau

    Kesulitan Belajar

  • 43Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    Kesulitan-kesulitanyangdihadapipada

    operasipenjumlahandanpengurangan

    bilanganbulatyaitu:

    (1) Penjumlahan bilangan bulat positif

    dengan negatif

    Contoh:14+(-10)=....

    5+(-9)=....

    (2) Penjumlahan bilangan bulat negatif

    dengan positif

    Contoh:-7+9=....

    -8+3=....

    (3) Penjumlahan bilangan bulat negatif

    dengan negatif

    Contoh:-8+(-7)=....

    -9+(-12)=....

    (4) Pengurangan bilangan bulat positif

    dengan positif (bilangan pengurangan

    lebihbesar)

    Contoh:610=....

    812=....

    (5) Pengurangan bilangan bulat positif

    dengan negatif

    Contoh:7(-10)=....

    9(-3)=....

    (6) Pengurangan bilangan bulat negatif

    dengan positif

    Contoh:-48=....

    -59=....

    (7) Pengurangan bilangan bulat negatif

    dengan negatif

    Contoh:-3(-5)=....

    -7(-2)=....

    Dari uraian di atas, tampak bahwa

    kemampuan berhitung merupakan kemampuan

    yang sifatnya bertingkat. Dimulai dari tingkat

    yangpalingsederhana,yaitukemampuandasar

    (seperti klasifikasi, komparasi, seriasi, serta

    simbolisasidankonservasi)sampaikemampuan

    yangkompleks(yangsifatnyaoperasionalsepertinilai tempat, operasi hitung penjumlahan,pengurangan,perkalian,danpembagian).

    MenurutKirk&Gallagher(1986),kesulitan

    belajardapatdikelompokanmenjadiduakelompok

    besaryaitudevelopmental learning disabilitiesdan

    kesulitanbelajarakademis.Komponenutamapada

    developmental learning disabilities antara lain

    perhatian,memori,gangguanpersepsivisualdan

    motorik,berpikirdangangguanbahasa.Sedangkan

    kesulitan belajar akademis termasuk

    ketidakmampuan pada membaca, mengeja,

    menulis,danaritmatik.

    1. DevelopmentalLearningDisabilities

    a. Perhatian(attention disorder).

    Anak dengan attention disorder akan

    beresponpadaberbagaistimulusyang

    banyak.Anakiniselalubergerak,sering

    teralih perhatiannya, tidak dapat

    mempertahankanperhatianyangcukup

    lama untuk belajar dan tidak dapat

    mengarahkan perhatian secara utuh

    padasesuatuhal.

    b. MemoryDisorder

    Memory disorder adalah

    ketidakmampuanuntukmengingatapa

    yangtelahdilihatataudidengarataupun

    dialami.Anakdenganmasalahmemori

    visual dapat memiliki kesulitan dalam

    me-recall kata-kata yang ditampilkan

    Kesulitan Belajar

  • 44 Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    secaravisual.Halserupajugadialami

    olehanakdenganmasalahpadaingatan

    auditorinya yang mempengaruhiperkembanganbahasalisannya.

    c. Gangguanpersepsivisualdanmotorik

    Anak-anak dengan gangguan persepsi

    visual tidak dapat memahami rambu-

    rambulalulintas,tandapanah,kata-kata

    yang tertulis, dan symbol visual yang

    lain.merekatidakdapatmenangkaparti

    dari sebuah gambar atau angka atau

    memiliki pemahaman akan dirinya.

    Contohnyaseoranganakyangmemiliki

    penglihatannormalnamuntidakdapat

    mengenalitemansekelasnya.Diahanya

    mampu mengenal saat orang ybs

    berbicaraataumenyebutkannamanya.

    Pada anak dengan gangguan persepsi

    motorik,merekatidakdapatmemahami

    orientasi kanan-kiri, bahasa tubuh,

    visual closuredanorientasispasialserta

    pembelajaransecaramotorik.

    d. Thinkingdisorder

    Thinking disorder adalah kesulitan

    dalamoperasikognitifpadapemecahan

    masalah pembentukan konsep dan

    asosiasi. Thinking disorder

    berhubungan dekat dengan gangguan

    dalam berbahasa verbal. Dalam

    penelitian oleh Luick terhadap 237

    siswa dengan gangguan dalam

    berbahasa verbal yang parah,

    menemukan bahwa mereka

    memperlihatkan kemampuan yang

    normal dalam tes visual dan motorik

    namunberadadibawahrata-ratapada

    tes persepsi auditori, ekspresi verbal,

    memori auditori sekuensial dan

    grammatic closure.

    e. LanguageDisorder

    Merupakan kesulitan belajar yang

    paling umum dialami pada anak pra-

    sekolah. Biasanyaanak-anak ini tidak

    berbicara atauberespon denganbenar

    terhadap instruksi atau pernyataan

    verbal.

    2. AcademicLearningDisabilities

    Academic learning disabilitiesadalah

    kondisi yang menghambat proses belajar

    yaitu dalam membaca, mengeja, menulis,

    atau menghitung. Ketidakmampuan ini

    munculpadasaatanakmenampilkankinerja

    dibawahpotensiakademikmereka.

    ASSESMEN FORMAL DAN IDENTIFIKASIKESULITAN BELAJAR

    Identifikasi dalam hal ini merupakan proses

    untuk menemuk dan mengenali individu agar

    diperoleh informasi tentang jenis-jenis kesulitan

    belajar yang dialami. Untuk mengantisipasi

    kekeliruandalamklasifikasidanagardapatdiberikan

    layanan pendidikan pada anak berkesulitan belajar.

    Melaluiidentifikasiakandiperolehinformasitentang

    klasifikasikesulitanbelajaryangdialamianak.Dari

    klasifikasi tersebut dapat disusun perencanaan

    program dan tindakan pembelajaran yang sesuai.

    Pada umumnya karakteristik peserta didik dapat

    dikenali setelah 3 bulan pertama setelah mengikuti

    pembelajarandikelas.

    Kesulitan Belajar

  • 45Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    Harwell (2001) mengungkapkan bahwa

    sebaiknya assesmen dan identifikasi siswa

    berkesulitanbelajardilakukanolehteamyangterdiri

    dariberabagidisiplinilmu,yaitu:

    1. Psikologsekolah:memperolehinformasitentang

    kondisikeluarga,sosial,danbudaya,mengukur

    inteligensi dan perilakumelalui alat ukur yang

    terstandar, dan memperoleh gambaran tentang

    kelebihandankekurangansiswa.

    2. Guru kelas dan orang tua: memberi informasi

    tentangperkembangananak,keterampilanyang

    telah diperoleh anak, motivasinya, rentang

    perhatiannya, penerimaan sosial, dan

    penyesuaian emosional, yang dapat diperoleh

    dengan mengisi rating scale tentang perilaku

    anak.

    3.Ahlipendidikanuntukanakberkebutuhankhusus:

    melakukan penilaian akademik dengan

    menggunakan berbagai tes individual,

    mengobservasi siswa dalamsituasi belajar dan

    bermain, melihat hasil pekerjaan siswa, dan

    mendiskusikanperforma siswadengagurudan

    orangtua.

    4.Perawat sekolah : memperoleh data

    perkembangan kesehatan siswa. Perawat bisa

    meminta siswa untuk menunjukkan aktivitas

    motoriksederhana, melakukan tespendengaran

    dan penglihatan siswa, dan jika ada masalah

    kesehatan, perawat bisa mendiskusikannya ke

    dokter.

    5. Administratorsekolah:memfasilitasipertemuan

    denganpihakterkaitdanmenyediakandana.Dan

    terkadangjugamelibatkanpihaklainsepertiguru

    olahraga,terapiswicara,terapisokupasi,pekerja

    sosial,ataudokteranak.

    Ada beberapa aspek penilaian yang harus

    dilakukandalamassesmen,yaitu:

    1. Intelectual assesment. Penilaian kemampuan

    intelektual ini meliputi beberapa hal, yaitu (1)

    IQ yang bisa diukur dengan tes inteligensi

    terstandar;(2) Peserpsi visual untuk melihat

    interpretasi otak terhadap apa yang dilihatnya,

    dapat diketahui dengan tes Visual Motor

    Integration (VMI)untukanakusia3-18 tahun

    atauThe Bender Visual Motor Gestalt Test untuk

    usia 4-11 tahun; (4) PersepsiAuditori untuk

    melihatkemampuanprosesmenerimainformasi

    melalui stimulus auditori yang bisa dilakukan

    melaluiobservasikelasatautes-tesauditori;(5)

    Ingatanuntuk melihat kemampuan anakdalam

    mengingat informasi yang diterimanya, bisa

    diketahuimelalui subtesdigit spanWISCatau

    teslainnya.

    2. Academic assesment. Penilaian ini dilakukan

    untuk menilai kemampuan membaca/mengeja,

    menulis,danberhitungyangdapatdilihatmelalui

    testterstandar,observasikelasdansaatbermain

    atauhasilkerjanyasehari-hari.

    3. Language assessment. Penilaian ini dilakukan

    untukmengetahuikemampuanbahasaanakyang

    meliputi pengetahuan terhadap arti kata,

    pengetahuan untuk meletakkan kata dalam

    kalimat, dan kemampuan memanipulasi kata

    sehinggamemilikiartiyangbermakna.Penilaian

    dapat dilakukan dengan beberapa cara,

    diantaranyaadalahsebagaiberikut:

    a. Melihathasilkerjaanakdanbagaimana ia

    meresponhuruf,kata,dankalimat.

    b. Bahasa yang diucapkan, seberapa banyak

    kosakatanya,apakahkatayangdipilihnya

    sesuaiatautidak.

    Kesulitan Belajar

  • 46 Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    c. Mendengar,apakahanakdapatmendengar

    danmengikutipembicaraan.

    d. Observasi percakapannya dengan teman-

    temansebayanya,denganyanglebihmuda,

    dengan yang lebih tua.Apakah Ia bisa

    menyesuaikanbahasayangtepat.

    4. Health assesment. Penilaianinidilakukanuntuk

    mengetahuiriwayatkesehatansiswa.

    5. Behavior assesment. Penilaian perilaku ini

    dilakukanuntukmelihatdampakperilakuanak

    terhadapkeberhasilannyadisekolah.,yangdapat

    dilakukanmelaluiobservasi,wawancaradengan

    orangtua dan guru, penggunaan rating scale,

    penggunaan inventori keprbadian, dan tes

    proyektif. Ketika menilai perilaku siswa, ada

    beberapa hal penting yang harus diperhatikan,

    yaitu:

    Kemampuankomunikasisiswa

    Pengetahuanmerekaakankomunitasnya

    Kemampuan untuk mengarahkan diri (self

    directing)

    Kesadaranakankesehatandankeselamatan

    Kemampuanuntukmenjagadirisendiri

    Perkembangankemampuan sosial

    Kebiasaan kerja dan kesadaran akan

    pekerjaannnya

    Penggunaanwaktuluang

    PENANGAN KESULITAN BELAJAR

    Penangan yang diberikan pada kasus anak

    dengan kesulitan belajar tergantung pda hasil

    pemeriksaan yang komprehensif dari tim kerja.

    Penanganan yang diberikan pada anak dengan

    kesulitanbelajarmeliputi:

    1. Penatalaksana dibidang Medis

    a. TerapiObat

    Pengobatan yang diberikan adalah

    sesuaidengangangguanfisikataupsikiatrik

    yangdideritaolehanak,misalnya:

    Berbagai kondisi depresi dapat

    diberikan dengan obat golongan

    antidepresan

    GPPH diberikan obat golongan

    psikostimulansia, misalnya Ritalin,dll

    b. TerapiPerilaku

    Terapiperilakuyangseringdiberikan

    adalah modifikasi perilaku. Dalam halini

    anak akan mendapatkan penghargaan

    langsung jika dia dapat memenuhi suatu

    tugas atau tanggung jawab atau perilaku

    positif tertentu. Di lain pihak, ia akan

    mendapatkan peringatan jika jika ia

    memperlihatkanperilaku negative. Dengan

    adanya penghargaan dan peringatan

    langsung ini maka diharapkan anak dapat

    mengontrol perilaku negatif yang tidak

    dikehendaki, baik di sekolah maupun di

    rumah.

    c. PsikoterapiSuportif

    Dapat diberikan pada anak dan

    keluarganya. Tujuannya adalah untuk

    memberi pengertian dan pemahaman

    mengenaikesulitanyangada,sehinggadapat

    menimbulkan motivasi yang konsisten

    dalamusahauntukmemerangikesulitanini.

    Kesulitan Belajar

  • 47Magistra No. 73 Th. XXII September 2010ISSN 0215-9511

    d. PendekatanPsikososialLainnya

    Psikoedukasiorangtuadanguru

    Pelatihanketerampilansocialbagianak

    2. Penatalaksana di bidang Pendidikan

    Dalam hal ini terapi yang paling efektif

    adalahterapiremedial,yaitubimbinganlangsung

    olehguruyangterlatihdalammengatasikesulitan

    belajaranak.Gururemedialiniakanmenyusun

    suatumetodapengajaranyangsesuaibagisetiap

    anak. Mereka juga melatih anak untuk dapat

    belajarbaikdengan teknik-teknikpembelajaran

    tertentu (sesuai dengan jenis kesulitan belajar

    yangdihadapianak)yangsangatbermanfaatbagi

    anakdengankesulitanbelajar.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Anak

    Berkesulitan Belajar, Jakarta:DepdikbudRI.

    Devaraj, S, Roslan, S. (2006).Apa itu disleksia,

    panduan untuk ibu bapa, guru, dan kaunselor,

    dalamS.Amirin(penyunting).PTSProfesional,

    KualaLumpur.

    Frank,R.(2002).The secret life of dyslexic child, a

    practical guide for parents and educators.The

    PhilipLiefGroup,Inc,2002.,Inc,2002.

    Halahan, Daniel P. & Kaufman, James, M.

    1994.Exceptional Children - 9th Edition,

    Massachuset:Allyn&Bacon.

    Hallhan,D.F.,:Kauffman,J.M.;&Lloyd,J.W.,(

    1985)Introduction to Learning Disabilitis,New

    Jersey:Prentice-HallInc.

    Harwell,JoanM.2000.Information & Materials for

    LD,NewYork:TheCenterofAppliedResearch

    inEducation.

    Kirk, S.A, & Gallagher, J.J. (1986). Educating

    Exceptional Children 5thed.Boston:Houghton

    Mifflin Company.

    Lerner, Janet.2000. Learning Disabilities - 9th

    Edition, Boston:HoughtonMifflinCompany.

    Martin,C.A.,Colbert,K.K.1997.Parenting A Life

    Span Perspective.NewYork:McGraw-Hill.

    Menkes,J.H,Sarna,J.B,Maria,B.L.(2005).Learning

    disabilities, dalam: JH. Menkes, HB. Sarnat

    (penyunting). Child neurology, edisi ke-7.

    LippincottWilliamsandWilkins,Philadelphia.

    Peraturan MenteriPendidikan Nasional No22, 23,

    24 tahun 2006 tentang Standar Isi, Standar

    KompetensiLulusan,danPelaksanaan.

    Reid, G. (2004). Dyslexia: A complete guide for

    parents.JohnWileyandSons,Ltd,England.

    Sally,Shaywitz,Bennett(2006).Dyslexia,dalam:KF.

    Swaiman,S.Ashwal,DM.Ferreier(penyunting).

    Pediactric neurology principles and practice,

    volume1,edisike4,Mosby,Philadelphia

    Sunardi, dkk.1997. Menangani Kesulitan Belajar

    Membaca,Jakarta:DepdikbudRI.

    Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional.

    Vallet, Robert E.1969. Programming Learning

    Disabilities,California:FearonPublisher.

    Kesulitan Belajar