jumat, 30 juli 2010 | media indonesia membudayakan filedi bumi, masyarakat harus ... madu hutan...
TRANSCRIPT
PARA pelajar Indonesia kembali berhasil mengukir prestasi di olimpiade tingkat internasional. Kali ini tim Indonesia meraih satu med-ali emas baik di olimpiade kimia maupun olimpiade matematika tingkat dunia.
Tadi malam, tim olimpiade kimia Indonesia disambut Direktur Pembinaan SMA Kemendiknas Sungkowo serta tim matematika Indo-nesia oleh Sesditjen Mana-jemen Pendidikan Dasar dan Menengah Bambang Indriyanto di Bandara In-ternasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
Di bidang kimia, dari em-pat siswa Indonesia yang mengikuti Olimpiade Kimia Internasional atau Interna-tional Chemistry Olimpiad ke-42, di Tokyo, Jepang, 19-28 Juli, diperoleh satu medali emas, satu perak, dan dua perunggu.
Peraih satu medali emas, yakni Manoel Manuputty (SMA Penabur Serpong). Satu medali perak oleh Ali-matun Nashira, SMAN 1 Yog yakarta, serta 2 perung-gu diraih Stephen Haniel Yu-wono (SMAN 1 Purwokerto, Jateng) dan Agung Hartoko (SMA Taruna Nusantara Magelang, Jateng)
M e n u r u t S u n g k o w o , prestasi i tu merupakan prestasi siswa Indonesia yang terbaik selama meng-ikuti kompetisi kimia inter-nasional.
‘’Ini prestasi terbaik ka-rena semua peserta kita da-pat medali. Apalagi peserta kali ini diikuti 267 peserta dari 68 negara,’’ ujar Sung-kowo saat dihubungi Media Indonesia, tadi malam ketika menjemput tim olimpiade.
Di bidang matematika, tim Indonesia juga meraih satu emas di Olimpiade Matematika Internasional (IMC), di Korea Selatan, 25-29 Juli. Satu emas itu diraih Peter Tirtowijoyo (SMPK Petra 1 Surabaya).
Selain itu, tim Indonesia merebut satu medali perak, yakni Christa Lorenzia Soe-santo (SMP Tirta Mertha BPK Penabur, Jakarta), satu medali perunggu oleh Gus-nadi Wiyoga (SMPN 8, Yog-yakarta), dan penghargaan (merit) oleh Ahmad Widardi (SMP Semesta Semarang, Jateng).
Mereka juga meraih pe-runggu kategori kelompok pada ajang yang diikuti 26 negara itu.
Sementara itu, peraih medali emas Olimpiade Fisika Internasional ke-41 di Kroasia, Mohammad Sho-hibul Maromi (SMAN 1 Pamekasan, Jatim), kemarin, disambut ribuan siswa seti-ba di Pamekasan. Maromi juga diarak dengan mobil keliling kota didampingi Bupati Pamekasan Kholilur-rahman. (Dik/MG/H-2)
DOK PRIBADI
Indonesia Raih2 Emasdi Dua Olimpiade
12 | Humaniora JUMAT, 30 JULI 2010 | MEDIA INDONESIA
Sungkowo Direktur Pembinaan SMAKemendiknas
Ini prestasi terbaik karena semua peserta kita dapat medali.’’
UNTUK mengurangi beban lingkungan yang sudah menjadi ‘penyakit kronis’ di Bumi, masyarakat harus
mulai menggunakan produk ramah ling-kungan, baik untuk dikonsumsi maupun dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
WWF Indonesia telah memu-lai mempromosikan produk-produk ramah lingkungan sejak lima tahun lalu. Kam-panye yang diberi tema Green and fair products itu mengajak masyarakat mulai mengolah produk-produk konsumsi dan rumah tangga yang ramah lingkungan.
Menurut CEO WWF Indonesia Efransjah, saat ini masyarakat harus sudah memikirkan ba-gaimana mengolah sumber daya alam yang lestari se-hingga membantu tercapainya konservasi kawasan.
‘’Inisiatif Green and fair pro-ducts merupakan upaya sinergi dimensi ekologi dan sosial untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan,’’ jelasnya pada acara peluncuran kampanye Green and fair products, di Ja-karta, kemarin.
Selain itu, lanjut Efran-sjah, masyarakat perlu dido-rong untuk mengonsumsi produk ramah lingkungan dan memperjuangkan nilai keadilan lingkungan.
Ada 8 produk yang diang-gap WWF Indonesia sebagai produk ramah lingkungan, yakni kopi robusta Kuyu-ngarang, madu hutan Tesso Nilo, minyak kayu putih Wallabi, beras Adan Tana Tam, madu hutan Gunung Mutis, kerajinan patung badak Ujung Kulon, produk olahan aloe vera (lidah buaya) dari Sebangau, dan kerajinan manik Buaka, Kalimantan Barat. Seluruh produk itu merupakan buatan masyarakat yang tinggal di seki-tar delapan taman nasional.
‘’Produk-produk itu merupakan hasil olah an dan kerajinan masyarakat asli yang ting-gal di situ. Mereka memproduksi dan memasarkan ke rumah-rumah dan pasar terdekat,’’ jelasnya.
MembudayakanProduk Ramah Lingkungan
Mengonsumsi produk ramah lingkungan harus ditingkatkan agar nilai keadilan lingkungan tercapai.
Siswantini Suryandari
Nilai ekonomisGreen and fair products merupakan
program inisiatif WWF Indonesia yang dirintis sejak lima tahun lalu. Direktur
Pemasaran dan Komunikasi WWF Indonesia Devi Suradji menam-bahkan, WWF hanya mem-berikan dana dan penyuluhan
berkelanjutan, sampai akhirnya masyarakat bisa mandiri.
Para akt ivis WWF mengajar i masyarakat yang sebagian besar ting-gal di kawasan konservasi bagaimana menjaga alam sekaligus menikmati nilai ekonomis yang bersumber dari alam. Contohnya ibu-ibu di kawasan Taman Nasional Wasur, Merauke, selalu memetik daun kayu putih pada Juni-November kemudian mengolah mereka menjadi minyak kayu putih. Dalam praktik, mereka diajari untuk tidak memetik semua daun, tidak menebang pohon, dan memanen daun kayu putih secara bergilir. Produk yang dihasilkan dijual ke
Yayasan Taman Nasional Wa-sur. Hal sama juga dilakukan pada produk-produk yang bisa dikonsumsi seperti beras
organik, lidah buaya, kopi, atau madu hutan.
‘’Masyarakat yang kami bina sudah mulai memahami bagaimana menjaga hutan tetap lestari, tetapi mereka tetap
memiliki pendapatan dari penjualan produk-produk ramah lingkungan,’’
imbuh Devy yang memberikan apresiasi kepada masyarakat
penjaga taman nasional, yang sangat menjunjung
kearifan lokal untuk ke-lestarian lingkungan.
Ketua Aliansi Perem-puan untuk Pemba-ngunan Berkelanjutan Dewi Motik Pramono yang ikut hadir dalam acara itu menyambut baik adanya gerakan mengonsumsi produk-produk ramah ling-kungan.
‘’Masyarakat harus terus diingatkan pen-t ingnya pelestarian lingkungan. Semua itu dimulai dari diri sendiri
dan lingkungan,’’ jelas Dewi Motik.
Dia mendukung peman-faatan sampah di sekitar ru-
mah untuk dijadikan kompos sehingga tidak ada lagi sampah
menumpuk. ‘’Mulai bersikap bijak pula
dalam membeli barang. Jangan beli barang-barang yang memang
tidak diperlukan,’’ pesan Dewi Motik. (*/H-1)