jumat, 23 desember 2011 dahlan ingin kasus jorr tuntas · polisian, dan pengadilan tidak dapat...

1
Pernyataan Presiden Yudho- yono bahwa dirinya akan me- mimpin sendiri jihad melawan korupsi, menurut Petrus, patut dimaknai sebagai sebuah sikap yang bukan saja mengancam in- dependensi KPK, kejaksaan, dan kepolisian, tetapi juga mengan- dung maksud bahwa Presiden sesungguhnya tidak rela sejum- lah kasus besar ditangani KPK, kejaksaan, dan kepolisian. 5 P OLKAM JUMAT, 23 DESEMBER 2011 korupsi pembangunan JORR. Akan tetapi, kasus itu sudah dianggap selesai. Namun demi- kian, masih dimungkinkan ada- nya proses eksekusi yang belum rampung. Lebih lanjut, Darmono menje- laskan Kejagung sudah pernah melakukan pembahasan ber- sama pihak terkait berkenaan dengan pembangunan JORR ke- tika itu yang tidak sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah. “Untuk saat ini, pengelolaan proyek itu sepenuhnya diserah- kan pada Jasa Marga. Seharus- nya dengan putusan Mahkamah Agung, JORR diserahkan ke Jasa Marga, tetapi Jasa Marga harus menyelesaikan terkait dana yang digunakan untuk membangun JORR itu.” (P-3) [email protected] Kasus tersebut harus segera dituntaskan karena ada upaya pihak tertentu yang ingin mencaplok aset negara untuk kepentingan pribadi. kan kas perusahaan sekitar Rp500 miliar untuk melunasi utang tersebut. Oleh karena itu, ia meminta Jaksa Agung mem- bantu menyelamatkan aset-aset BUMN seperti jalan tol. “Ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengambil jalan tol, tapi saya akan memproteksi Jasa Marga sekuat tenaga,” ujarnya, di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (20/12). Sementara itu, Wakil Jaksa Agung Darmono menyatakan aparat kejaksaan tidak segan- segan untuk menangkap pihak yang hendak melakukan tinda- kan (perampokan) seperti yang dilontarkan Menteri BUMN. Dianggap selesai Ia menambahkan, sebelum- nya Kejagung pernah melaku- kan penyidikan terhadap kasus FARIO UNTUNG M ENTERI Badan Usaha Milik Ne- gara Dahlan Iskan mendatangi Kejak- saan Agung untuk menemui Jaksa Agung Basrief Arief guna mengomunikasikan kasus du- gaan korupsi jalan tol lingkar luar Jakarta (Jakarta outer ring road/JORR) dan harbour road. Ia berharap Kejagung dapat Dahlan Ingin Kasus JORR Tuntas menyelesaikan kasus yang di- duga merugikan uang negara ratusan miliar rupiah tersebut. “Iyalah, membicarakan (kasus JORR),” katanya saat tiba di Gedung Kejagung, Jakarta, ke- marin. Namun, Dahlan mengaku tidak membawa bukti apa pun. Dia menganggap kasus tersebut ialah persoalan kebijakan. “Jadi tidak perlu membawa bukti,” ujarnya. Mantan Dirut PLN tersebut melihat kasus itu bukan soal pe- nyimpangan, melainkan terkait pencaplokan. Menurutnya, PT Marga Nu- rindo Bhakti sampai tahun lalu masih merasa mempunyai hak atas jalan tol ruas Pondok Pinang-Jagorawi sepanjang 14 kilometer. “Ya, merasa miliknya saja,” kata dia. Sebelumnya, Dahlan meng- ungkap adanya tiga kali upaya pe rampokan terhadap aset jalan tol yang diperkirakan ber- nilai Rp2,4 triliun hingga Rp4,8 triliun itu. Perampokan pertama terjadi pada 1995 saat PT Marga Nurindo Bhakti meminjam kre- dit Rp2,5 triliun dari BNI untuk mengerjakan proyek jalan tol tersebut. Namun saat diaudit, dana yang digelontorkan hanya Rp1 triliun lebih. Upaya kedua, sambungnya, dilakukan bekerja sama dengan oknum di PT Hutama Karya dengan menerbitkan comercial paper (CP) palsu senilai Rp1,2 triliun secara bertahap dari 1994-1998, hingga akhirnya ke- luar putusan MA yang menye- rahkan pengelolaan JORR kepa- da Jasa Marga pada 1998. Jasa Marga juga mengguna- Di dalam acara itu, ia menye- butkan soal tuntutan peran dari para pejabat yang baru dilantik agar ikut membantu penyelesai- an perkara yang terus menum- puk di MA. “Saya berharap pen- distribusian perkara bisa sesuai kebutuhan,” katanya. Para pejabat yang baru dilan- tik itu ialah Nurhadi sebagai Sekretaris MA, menggantikan posisi Rum Nessa. Nurhadi se- belumnya menjabat Kepala Biro Hukum dan Humas MA, se- dangkan Rum Nessa akan men- duduki posisi sebagai hakim tinggi dan staf khusus MA. Selain Nurhadi, Harin me- lantik Aco Nur jadi Kepala Ba- dan Urusan Administrasi MA, Siti Nurjanah jadi Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Pelatihan MA, serta Soeroso jadi panitera MA. (Che/P-2) Pernyataan Presiden itu juga, sambungnya, bisa dimaknai sebagai terbangunnya sikap saling melindungi antara ekse- kutif, legislatif, dan yudikatif. “Hasilnya antara lain lahirnya deponering kasus Bibit-Chandra, kasus Bank Century, dan kasus IT di KPU,” ungkapnya. Selanjutnya di bidang politik, TPDI mencatat masih kentalnya budaya politik feodal, yakni parpol dijadikan instrumen uta- ma untuk melakukan transaksi jabatan publik dalam rangka memperbesar pundi-pundi para elite partai. “Partai politik telah menjadi kekuatan utama di DPR, baik dalam proses rekrutmen calon pejabat publik maupun ketika kader atau pimpinan partai terlibat dalam tindak pidana ko- rupsi,” ujar Petrus. (*/P-3) Penegak Hukum Terjebak Pragmatisme Cuma Ada 96 Calon Hakim Agung hukum di KPK, kejaksaan, ke- polisian, dan pengadilan tidak dapat menjaga dan menjun- jung independensi karena tidak mendapat jaminan dari sistem politik, political will, dan sistem hukum. “Tidak ada jaminan dan ru- ang yang memadai untuk ber- fungsinya independensi secara maksimal. Selain itu, mentalitas aparat penegak hukum yang masih menempatkan diri seba- gai subordinasi kekuasaan, semakin menyuburkan sikap pragmatisme dan perilaku KKN,” tegas Petrus. Kondisi tersebut, imbuhnya, diperparah dengan kegagalan KPK sebagai lembaga super- bodi. “KPK ternyata mulai terjebak dalam persoalan prag- matisme dan KKN itu sendiri,” paparnya. diserahkan kepada Komisi III DPR guna diuji kelayakan. “DPR akan memilihnya lagi menjadi lima hakim agung,” katanya. Ditambahkannya, lima calon tersebut akan mengisi posisi lima hakim agung yang memasuki pensiun pada perio- de Januari hingga Mei 2012. Di kesempatan terpisah, Ketua MA Harin Andi Tumpa meng- ingatkan para hakim agung agar meningkatkan kinerja mereka. Pasalnya, setiap tahun, perkara yang ditangani MA terus me- ningkat. “Jika pada 2006 perkara yang masuk hanya sekitar 6.000 per- kara, pada 2010 meningkat hingga sekitar 13 ribu perkara. Ini benar-benar menuntut kiner- ja para hakim agung,” jelasnya saat melantik tiga pejabat eselon I di lingkungan MA, kemarin. PELAKSANAAN hukum sepan- jang 2011 sungguh memilukan, terutama karena penyelenggara negara yang mengemban misi mewujudkan keadilan sosial di bidang hukum belum memberi- kan hasil nyata bagi rakyat. Belum terwujudnya keadilan sosial bukan saja karena para penyelenggara negara tidak konsisten menjalankan sumpah jabatan dan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, me- lainkan juga karena indepen- densi lembaga penegak hukum yang telah tergadaikan wabah pragmatisme. Demikian catatan hukum akhir tahun Tim Pembela De- mokrasi Indonesia (TPDI) yang disampaikan Koordinator TPDI Petrus Salestinus, di Jakarta, kemarin. Menurutnya, aparat penegak KOMISI Yudisial (KY) telah menerima 96 surat lamaran da- lam seleksi calon hakim agung. Hingga batas penutupan pada Rabu (21/12) lalu, dari 96 pela- mar, sebanyak 61 orang adalah hakim karier sedangkan 35 orang nonkarier. “KY masih menunggu doku- men pendaftaran bercap pos maksimal 21 Desember yang dikirim dari daerah mengguna- kan surat pos, ditunggu hingga dua hari ke depan,” kata juru bicara KY Asep Rahmat Fajar, kemarin. Ia menyebutkan, setelah pendaftaran ditutup, KY akan menggelar seleksi administra- si yang berdasarkan aturan se lambat-lambatnya 15 hari kerja setelah tanggal penutup- an pendaftaran. Nantinya, KY akan memilih 15 orang untuk Petrus Salestinus Koordinator TPDI MI/ROMMY P MI/M IRFAN JAKSA BELUM SIAP: Terdakwa kasus mafia pajak Gayus H Tambunan meninggalkan ruang sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kemarin. Sidang yang rencananya mengagendakan pembacaan tuntutan ini batal karena jaksa penuntut umum belum siap membuat berkas tuntutan.

Upload: dangduong

Post on 15-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pernyataan Presiden Yudho-yono bahwa dirinya akan me-mimpin sendiri jihad melawan korupsi, menurut Petrus, patut dimaknai sebagai sebuah sikap yang bukan saja mengancam in-dependensi KPK, kejaksaan, dan kepolisian, tetapi juga mengan-dung maksud bahwa Presiden sesungguhnya tidak rela sejum-lah kasus besar ditangani KPK, kejaksaan, dan kepolisian.

5POLKAMJUMAT, 23 DESEMBER 2011

korupsi pembangunan JORR. Akan tetapi, kasus itu sudah dianggap selesai. Namun demi-kian, masih dimungkinkan ada-nya proses eksekusi yang belum rampung.

Lebih lanjut, Darmono menje-laskan Kejagung sudah pernah melakukan pembahasan ber-sama pihak terkait berkenaan dengan pembangunan JORR ke-tika itu yang tidak sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah.

“Untuk saat ini, pengelolaan proyek itu sepenuhnya diserah-kan pada Jasa Marga. Seharus-nya dengan putusan Mahkamah Agung, JORR diserahkan ke Jasa Marga, tetapi Jasa Marga ha rus menyelesaikan terkait da na yang digunakan untuk mem bangun JORR itu.” (P-3)

[email protected]

Kasus tersebut harus segera dituntaskan karena ada upaya pihak tertentu yangingin mencaplok aset negara untuk kepentingan pribadi.

kan kas perusahaan sekitar Rp500 miliar untuk melunasi utang tersebut. Oleh karena itu, ia meminta Jaksa Agung mem-bantu menyelamatkan aset-aset BUMN seperti jalan tol.

“Ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengambil jalan tol, tapi saya akan memproteksi Jasa Marga sekuat tenaga,” ujarnya, di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (20/12).

Sementara itu, Wakil Jaksa Agung Darmono menyatakan aparat kejaksaan tidak segan-segan untuk menangkap pihak yang hendak melakukan tinda-kan (perampokan) seperti yang dilontarkan Menteri BUMN.

Dianggap selesaiIa menambahkan, sebelum-

nya Kejagung pernah melaku-kan penyidikan terhadap kasus

FARIO UNTUNG

MENTERI Badan Usaha Milik Ne-gara Dahlan Iskan mendatangi Kejak-

saan Agung untuk menemui Jaksa Agung Basrief Arief guna mengomunikasikan kasus du-gaan korupsi jalan tol lingkar luar Jakarta (Jakarta outer ring road/JORR) dan harbour road.

Ia berharap Kejagung dapat

Dahlan Ingin Kasus JORR Tuntasme nyelesaikan kasus yang di-du ga merugikan uang negara ra tusan miliar rupiah tersebut. “Iyalah, membicarakan (kasus JORR),” katanya saat tiba di Ge dung Kejagung, Jakarta, ke-ma rin.

Namun, Dahlan mengaku tidak membawa bukti apa pun. Dia menganggap kasus tersebut ialah persoalan kebijakan. “Jadi tidak perlu membawa bukti,” ujarnya.

Mantan Dirut PLN tersebut me lihat kasus itu bukan soal pe-nyimpangan, melainkan terkait pencaplokan.

Menurutnya, PT Marga Nu-rin do Bhakti sampai tahun la lu masih merasa mempunyai hak atas jalan tol ruas Pondok Pinang-Jagorawi sepanjang 14 kilometer. “Ya, merasa miliknya saja,” kata dia.

Sebelumnya, Dahlan meng-ung kap adanya tiga kali upaya pe rampokan terhadap aset ja lan tol yang diperkirakan ber-nilai Rp2,4 triliun hingga Rp4,8 triliun itu. Perampokan pertama terjadi pada 1995 saat PT Marga Nurindo Bhakti meminjam kre-dit Rp2,5 triliun dari BNI untuk mengerjakan proyek jalan tol tersebut. Namun saat diaudit, dana yang digelontorkan hanya Rp1 triliun lebih.

Upaya kedua, sambungnya, dilakukan bekerja sama dengan oknum di PT Hutama Karya dengan menerbitkan comercial paper (CP) palsu senilai Rp1,2 triliun secara bertahap dari 1994-1998, hingga akhirnya ke-luar putusan MA yang menye-rahkan pengelolaan JORR kepa-da Jasa Marga pada 1998.

Jasa Marga juga mengguna-

Di dalam acara itu, ia menye-butkan soal tuntutan peran dari para pejabat yang baru dilantik agar ikut membantu penyelesai-an perkara yang terus menum-puk di MA. “Saya berharap pen-distribusian perkara bisa sesuai kebutuhan,” katanya.

Para pejabat yang baru dilan-tik itu ialah Nurhadi sebagai Sekretaris MA, menggantikan posisi Rum Nessa. Nurhadi se-belumnya menjabat Kepala Biro Hukum dan Humas MA, se-dangkan Rum Nessa akan men-duduki posisi sebagai hakim tinggi dan staf khusus MA.

Selain Nurhadi, Harifi n me-lantik Aco Nur jadi Kepala Ba-dan Urusan Administrasi MA, Siti Nurjanah jadi Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Pelatihan MA, serta Soeroso jadi panitera MA. (Che/P-2)

Pernyataan Presiden itu juga, sambungnya, bisa dimaknai sebagai terbangunnya sikap sa ling melindungi antara ekse-kutif, legislatif, dan yudikatif. “Hasilnya antara lain lahirnya deponering kasus Bibit-Chandra, kasus Bank Century, dan kasus IT di KPU,” ungkapnya.

Selanjutnya di bidang politik, TPDI mencatat masih kentalnya budaya politik feodal, yakni parpol dijadikan instrumen uta-ma untuk melakukan transaksi jabatan publik dalam rangka memperbesar pundi-pundi para elite partai.

“Partai politik telah menjadi kekuatan utama di DPR, baik dalam proses rekrutmen calon pejabat publik maupun ketika kader atau pimpinan partai terlibat dalam tindak pidana ko-rupsi,” ujar Petrus. (*/P-3)

Penegak Hukum Terjebak Pragmatisme Cuma Ada 96 Calon Hakim Agunghukum di KPK, kejaksaan, ke-polisian, dan pengadilan tidak dapat menjaga dan menjun-jung independensi karena tidak mendapat jaminan dari sistem politik, political will, dan sistem hukum.

“Tidak ada jaminan dan ru-ang yang memadai untuk ber-fungsinya independensi secara maksimal. Selain itu, mentalitas aparat penegak hukum yang masih menempatkan diri seba-gai subordinasi kekuasaan, semakin menyuburkan sikap pragmatisme dan perilaku KKN,” tegas Petrus.

Kondisi tersebut, imbuhnya, diperparah dengan kegagalan KPK sebagai lembaga super-bodi. “KPK ternyata mulai terjebak dalam persoalan prag-matisme dan KKN itu sendiri,” pa parnya.

diserahkan kepada Komisi III DPR guna diuji kelayakan.

“DPR akan memilihnya lagi menjadi lima hakim agung,” katanya. Ditambahkannya, lima calon tersebut akan mengisi posisi lima hakim agung yang memasuki pensiun pada perio-de Januari hingga Mei 2012.

Di kesempatan terpisah, Ketua MA Harifi n Andi Tumpa meng-ingatkan para hakim agung agar meningkatkan kinerja mereka. Pa salnya, setiap tahun, perkara yang ditangani MA terus me-ningkat.

“Jika pada 2006 perkara yang masuk hanya sekitar 6.000 per-kara, pada 2010 meningkat hing ga sekitar 13 ribu perkara. Ini benar-benar menuntut kiner-ja para hakim agung,” jelasnya saat melantik tiga pejabat eselon I di lingkungan MA, kemarin.

PELAKSANAAN hukum sepan-jang 2011 sungguh memilukan, terutama karena penyelenggara negara yang mengemban misi mewujudkan keadilan sosial di bidang hukum belum memberi-kan hasil nyata bagi rakyat.

Belum terwujudnya keadilan sosial bukan saja karena para pe nyelenggara negara tidak kon sisten menjalankan sumpah jabatan dan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, me-lain kan juga karena indepen-densi lembaga penegak hukum yang telah tergadaikan wabah pragmatisme.

Demikian catatan hukum akhir tahun Tim Pembela De-mokrasi Indonesia (TPDI) yang disampaikan Koordinator TPDI Petrus Salestinus, di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, aparat penegak

KOMISI Yudisial (KY) telah me nerima 96 surat lamaran da-lam seleksi calon hakim agung. Hingga batas penutupan pada Rabu (21/12) lalu, dari 96 pela-mar, sebanyak 61 orang adalah ha kim karier sedangkan 35 orang nonkarier.

“KY masih menunggu doku-men pendaftaran bercap pos mak simal 21 Desember yang di kirim dari daerah mengguna-kan surat pos, ditunggu hingga dua hari ke depan,” kata juru bi cara KY Asep Rahmat Fajar, kemarin.

Ia menyebutkan, setelah pen daftaran ditutup, KY akan meng gelar seleksi administra-si yang berdasarkan aturan se lambat-lambatnya 15 hari ker ja setelah tanggal penutup-an pendaftaran. Nantinya, KY akan memilih 15 orang untuk

Petrus SalestinusKoordinator TPDI

MI/ROMMY P

MI/M IRFAN

JAKSA BELUM SIAP: Terdakwa kasus mafia pajak Gayus H Tambunan meninggalkan ruang sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kemarin. Sidang yang rencananya mengagendakan pembacaan tuntutan ini batal karena jaksa penuntut umum belum siap membuat berkas tuntutan.